PENDAHULUAN
tingkat urbanisasi. Tingkat urbanisasi yang tinggi berakibat pada ruang fisik
kota, yang mulanya lahan kosong dan diperuntukkan ruang terbuka hijau
golongan ekonomi atas dan masyarakat miskin mulai kembali mencari lahan
sekitar untuk menjadi tempat tinggal. Wilayah yang berdekatan dengan Tebet,
baru mereka, berdasarkan data BPS wilayah Jakarta Timur menempati urutan
1
2
Jakarta Timur mencapai 2.687.027 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak
0.37% per tahun. Kepadatan penduduk yang cukup tinggi menjadikan banyak
Kampung Pulo.
2. Atap rumah di pemukiman kumuh biasanya dari bahan yang sama dengan
dinding
3
5. Prasarana jalan yang sangat terbatas kalaupun ada berupa gang-gang sempit
yang berliku-liku
diambil bagian yang diberi warna biru pada gambar karena lokasi tersebut yang
mengalami kerusakan lebih besar dan berada di bagian lebih depan sehingga
kota saat ini. Keseharian mereka penuh dengan berbagai aktivitas namun mereka
selalu memiliki waktu untuk berkumpul. Hal ini yang menarik karena dari kota
yang begitu sibuk dan masyarakat saat ini bersifat individu akan tetapi itu tidak
pendatang baru, sikap gotong royong dan saling menolong menjadi penunjang
kehidupan warganya.
yaitu teori yang berpegang pada proses kreatif yang mencakup pembentukan
struktur konseptual, baik untuk menata maupun untuk menjelaskan hasil suatu
pengamatan. Teori positif ini disadur dari buku Arsitektur dan Perilaku Manusia
yang ditulis oleh Joyce Marcella Laurens. Pengamatan yang dilakukan pada
1.2 Permasalahan
Melayu, Jakarta Timur. Nama Kampung Pulo berasal dari bentuk dataran ini
ketika air sungai Ciliwung meningkat ada yang berbentuk pulau kecil. Dataran
rendah, sehingga kualitas lingkungan semakin menurun. Saat ini semua kawasan
hunian dituntut untuk menjadi hunian yang berkelanjutan, dengan luas area ± 8
Kampung Pulo-Jakarta Timur saat ini maka pemukiman tersebut tidak dapat
diketahui sebanyak 10.022 jiwa dengan luas area ± 8 Ha, maka didapat
kepadatan per-Ha sekitar 1.317 jiwa/Ha. Kampung Pulo menjadi kawasan yang
amat padat setiap tahunnya karena ada saja pendatang baru yang tinggal di sana.
Kampung Pulo yang ada di dataran rendah akan terkena banjir, namun warga
tetap memilih untuk tinggal di Kampung Pulo. Keinginan warga yang ingin terus
tinggal di Kampung Pulo tidak ditunjang dengan sikap mereka yang merawat
jorok.
yang cukup strategis, di sekitar kawasan ini sudah cukup tersedia sarana dan
ibu dan anak Hermina, pasar Meester (Jatinegara), stasiun Jatinegara, terminal
Kampung Melayu, berbagai tempat ibadah, dan sekolah juga telah tersedia di
Kunci utama kenyamanan warga tinggal yaitu dari segi ekonomi, banyak
warga yang bekerja sebagai pelayan toko atau pedagang di pasar Meester, ada
juga yang membuka industri kecil di rumah mereka. Segi ekonomi inilah yang
penduduk meningkat.
berkelanjutan. Namun karena kondisi saat ini yang padat dan kumuh maka
cocok dibangun untuk kawasan Kampung Pulo ini. Kebutuhan ruang yang
merasa nyaman dan dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal baru-
nya.
karena ruang yang terlalu sempit, maka dengan peremajaan pemukiman tersebut
Pacione (2001) bahwa ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi seseorang mampu
Selain ketiga kriteria tersebut ada pula perubahan siklus kehidupan dan
yang baru.
yaitu aksesbilitas, pekerjaan, dan perubahan siklus kehidupan, maka yang perlu
ditingkatkan dari peremajaan Kampung Pulo adalah pemenuhan akan ruang dan
status kepemilikkan.
tinggalnya.
Status kepemilikkan hunian dapat terbagi menjadi dua (2), yaitu status
hak milik dan status sewa. Akan tetapi di dalam penelitian ini tidak akan dibahas
Tujuan pokok tersebut dirinci dalam beberapa tujuan khusus sebagai berikut:
1. Memperbaiki sebagian hidden city Jakarta yang setiap saat banjir terjadi
Duri.
prasarana di sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN
lokasi ini memiliki nilai potensial yang tinggi, kehidupan warga di Kampung
Meester Jatinegara tetapi di lain sisi warga Kampung Pulo menyimpan perhatian
kota Jakarta yang cukup pesat dalam pembangunan tetapi di balik wajah kota
dan permukiman yang menjadi kumuh maka ada beberapa cara untuk
kawasan hunian baru maka perlu adanya adaptasi terhadap kebutuhan ruang
warga dan terhadap perilaku warga sehari-hari agar warga merasa homey.
11
berpikir.
data, dan proses penarikan kesimpulan yang nantinya akan menghasilkan sebuah
desain.
permukiman padat dan kumuh yang dikaitkan dengan proyek ini yaitu
susun.
Analisa Manusia
karena nantinya mereka yang akan menempati hunian tersebut, maka ruang-
Analisa Lingkungan
12
Pencapaian ke tapak diambil dari skala jalan yang lebih besar sering dilewati dan
ekonomi di sekitar tapak berpengaruh terhadap target market agar tidak salah
orientasi massa dan zoning dalam tapak, sirkulasi sekitar tapak berpengaruh
pada entrance tapak, utilitas kota berkaitan dengan perletakan sanitasi. Analisa
akan dipakai.
Zoning dan orientasi dalam bangunan untuk mendukung dalam merancang area
privat, publik dan servis dalam rumah susun, sirkulasi tapak mendukung pada
perletakan pola jalan, pola hijau, pola penyebaran fasilitas, pola tipe hunian.
Hasil dari seluruh analisa tersebut akan berupa Block Plan. Menganalisa struktur
Konsep ini akan dituangkan dalam skematik desain untuk memperjelas alur
DAFTAR PUSTAKA
bertingkat yang dijadikan pedoman dalam proses penyusunan karya tulis ini.
1.8 Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian dilakukan studi literatur terhadap penelitian sebelumnya untuk mendapatkan hasil yang lebih
maksimal.
No. 1 2 3 4 5
‘Kampung Kota Sebagai ‘Kebijakan Perumahan dan ‘Kampung’s ‘An Application of ‘Collective Spatial Strategies
Sebuah Titik Tolak Dalam Permukiman Bagi Masyarakat Architectural Evolution: the AHP to Urban in Urban
JUDUL Membentuk Urbanitas dan Urban’ A ‘futuristic becoming’ Residential Kampung
Ruang Kota based on community Upgrading in Communal
Berkelanjutan’ participatory design’ Jakarta’ Toilet’
Jurnal Rekayasa Vol. 13 Jurnal Ekonomi Journal International Journal of Asian Asian Journal of Environment-
No. 3, Desember 2009 dan UIA2011 TOKYO Architecture and BehaviourStudies,
JURNAL Manajemen Academic Program Building Volume 3, number 7, January
Dinamika Engineering/March 2012
Vol. 16, 1 2002/259
Agung Cahyo Nugroho Etty Soesilowati Ilya F. Maharika et al. Maruhum Batubara Yandi Andri Yatmo et al.
PENULIS et al.
Cara-cara membangun tanpa
Kampung Kota : menggusur (no Menciptakan desain Meneliti Mengungkapkan pola spasial
PEMBAHASAN Fenomena Perkotaan di displacement), peningkatan mutu sebuah kampung yang pengembangan dan pola aktivitas sehari – hari
Indonesia kawasan (slum dan squatter berkelanjutan di masa perumahan seperti yang berhubungan dengan
improvement), KIP (kampoeng yang akan datang. apa yang cocok di toilet komunal
improvement program); MIP Jakarta
(market
improvement program); Prokasih
(program kali bersih; (REI)
melalui pola 1:3:6
LOKASI Bandar Lampung Semarang Kampung Kricak, Jakarta Semper, Jakarta Barat
PENELITIAN Jogjakarta
No. 1 2 3 4 5
Pertumbuhan penduduk Kampung Kepadatan tinggi di kampung
yang terus meningkat Kricak merupakan perkotaan, dengan keterbatasan
tanpa disertai ketersediaan Tumbuhnya pemukiman kumuh kampung yang Ketidak teraturan ruang dan sumber daya tetapi
PERMASALAH- lahan tempat tinggal dan liar warganya permukiman di DKI terus dituntut untuk memenuhi
AN berpenghasilan rendah, Jakarta kebutuhan penghuninya.
dan dipinggirkan.
Kajian literatur dan
analisis komparatif
METODE terhadap Studi lapangan dan Penyebaran Studi ekspolari dengan metode
PENELITIAN teori kampung kota, Metode Naturalistik literatur, peneliti kuesioner, studi kualitatif, studi literatur dan
pandangan urbanitas barat mengamati lingkungan literatur dan lapangan
serta pandangan urbanitas Kampung Kricak lapangan.
di Asia
Kampung
TEORI New Urbanism People Centered Development Asia Urbanism Improvement Collective Spatial Strategy
dikemukakan oleh Korten (1992) Program (KIP)
HASIL Kampung Kota sebagai Kebijakan penanganan Suatu alternatif desain Pendekatan alternatif Menghasilkan suatu MCK
BAHASAN titik tolak dalam pemukiman kumuh, perbedaan kampung di perkotaan untuk penanganan yang memperhatikan keadaan
menemukan urbanitas kultur mempengaruhi pemukiman kumuh sosial warganya, sehingga
baru di Asia terutama di keterlibatan warga dalam di Jakarta MCK dapat dirawat dengan
Indonesia sehingga dapat meremajakan kembali baik
menjadi kunci dalam pemukiman kumuh di Semarang
membina perkotaan yang
lebih baik
Sumber: Hasil olahan peneliti
Dari semua jurnal tersebut didapat berbagai macam cara untuk menemukan hasil penelitian, metode yang paling cocok digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan studi literatur, studi lapangan (mengamati secara langsung keseharian warga Kampung Pulo), yang