Anda di halaman 1dari 13

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA

KAMPUNG DERET

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jakarta sebagai kota Megapolitan yang hampir seluruh kebutuhannya
terpenuhi tidak bisa menjadi jaminan Kota Jakarta lepas dari permasalahan. Masalah
yang paling banyak dilihat di Jakarta adalah masalah kepadatan penduduk. Kondisi
Kota Jakarta yang sangat pesat bisa dilihat dari banyaknya rumah-rumah yang
berstatus padat penduduk dan kumuh sekalipun letaknya berada di tengah Kota
Jakarta namun, permukiman padat penduduk masih tetap ada sampai saat ini.
Pemerintah DKI Jakarta ingin menata kembali dan atau melakukan peremajaan
kepada permukiman padat penduduk serta permukiman kumuh. Program kampung
deret merupakan salah satu cara untuk menertibkan permukiman padat penduduk dan
permukiman kumuh yang ada di Kota Jakarta. Pembangunan Kampung Deret
diharapkan membuat kampung menjadi lebih tertata baik secara fisik maupun
kehidupan sosial.
Program yang dicanangkan oleh pemerintah tentang kampung deret ini tidak
langsung diterima oleh masyarakat, dikarenakan kurangnya rasa percaya masyarakat
kepada pemerintah sehingga pemerintah harus melakukan pendekatan sosial dengan
cara mendatangi langsung lokasi sebanyak lebih kurang 100 kali. Hingga akhirnya
masyarakat menerima serta percaya pada program kampung deret tersebut.
Pada kesempatan kali ini tim memilih lokasi penelitian di Kampung Deret
Petogogan. Kampung Deret Petogogan merupakan salah satu wilayah yang termasuk
dalam program penataan permukiman kumuh oleh Pemda DKI Jakarta. Kampung
Deret Petogogan terdapat di RW 05 Kelurahan Petogogan Kecamatan Kebayoran
Baru Kota Jakarta Selatan.
Pada awalnya, wilayah Kampung Deret merupakan daerah permukiman PNS
(Pegawai Negeri Sipil) yang berasal dari luar Jakarta dimana, daerah ini dikenal
dengan sebutan Bedeng Paseka dan wilayah tersebut merupakan tanah pemberian

STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

dari pemerintah kepada para PNS Kota Jakarta, yang berstatus sebagai hak pakai saja.
Seiring berjalannya waktu tanah tersebut tidak hanya dipakai oleh para PNS saja
melainkan oleh orang lain yang menyewa ataupun mengontrak disana dengan jangka
waktu yang lama. Banyaknya penduduk yang bermukim di wilayah Bedeng Paseka
menyebabkan wilayah tersebut menjadi wilayah berstatus padat penduduk.
Pada tahun 2013 pemerintah DKI Jakarta memberi kesempatan untuk
membangun kampung yang awalnya kumuh menjadi lebih tertata. Kampung Deret
Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan telah diresmikan
pada tanggal 3 April 2014. Beberapa waktu setelah Kampung Deret diresmikan,
warga mulai aktif berperan dalam menata kampungnya sendiri.
Setelah melakukan Prasurvei terhadap kampung deret, ternyata masih banyak
kendala yang melanda penghuni kampung deret seperti, akses jalan masih sempit
yang hanya bisa dilewati oleh satu mobil. Selain itu persediaan air bersih juga
menjadi kendala. Kondisi air PDAM yang masuk ke kampung deret ternyata tidak
layak konsumsi karena air yang dialirkan ke rumah warga dalam kondisi keruh, tidak
bisa digunakan untuk mandi, menyebabkan gatal-gatal dan tidak bisa diminum.
Maksud dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi, mengetahui potensi dan
masalah sebelum dan sesudah dibangunnya kampung deret dengan harapan hasil
penelitian ini bisa dijadikan bahan penelitian untuk penelitian di masa yang akan
datang.

1.2 TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan dari studi ini adalah mengidentifikasi potensi dan masalah di wilayah
Kampung Deret, Kelurahan Petogogan Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
dan menyusun rekomendasi konsep penanganan dan pengembangan kampung deret.
Sasaran yang akan dicapai adalah :
Menyusun sejarah Kampung Deret dari proses gagasan hingga terbentuknya.
Mengidentifikasi kondisi permukiman sebelum dan sesudah dibangunnya
kampung deret.
Mengidentifikasi kondisi sosial budaya, komunitas (masyarakat) kampung deret.
STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

Mengidentifikasi potensi dan masalah sebelum dan sesudah dibangunnya


Kampung Deret di lihat dari segi kependudukan, perekonomian, sarana prasarana
dan kelembagaan.
Menyusun rekomendasi terkait permasalahan yang ada.

1.3 RUANG LINGKUP PENELITIAN


Ruang lingkup penelitian dalam studi ini terdiri dari ruang lingkup wilayah
dan ruang lingkup substansi.

1.3.1 RUANG LINGKUP WILAYAH PENELITIAN


Lokasi penelitian ini dilakukan di RW.05 yang terdiri dari 12 RT secara
administrasi masuk dalam wilayah Kelurahan Petogogan, Kecamatan Kebayoran
Baru Jakarta Selatan. Akan tetapi tim peneliti lebih fokus meneliti RT.08, RT.010,
RT.011 dan RT.012 yang merupakan lokasi dari Kampung Deret. Untuk lebih
memperjelas pelaksanaan kegiatan studi dan pengamatan ini, maka diperlukan ruang
lingkup studi yang dapat menjelaskan tentang batasan-batasan dalam melaksanakan
penelitian.
Batas-batas wilayah penelitian sebagai berikut:

Sebelah Utara

: berbatasan dengan Kelurahan Rawa Barat

Sebelah Selatan

: berbatasan dengan Kelurahan Pela Mampang

SebelahTimur

: berbatasan dengan Kelurahan Melawai

Sebelah Barat

: berbatasan dengan Kelurahan Pela Mampang

STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

1.3.2 RUANG LINGKUP SUBSTANSI


Selain batasan wilayah, penelitian ini pun terbatas pada lingkup substansi,
adapun ruang lingkup substansi pada penelitian ini adalah:
Sejarah sebelum dan sesudah terjadinya kampung deret.
Kondisi permukiman sebelum dan sesudah terbangunnya kampung deret, meliputi
fisik bangunan rumah, kondisi jalan, kondisi lingkungan permukiman warga
Kondisi sosial budaya, meliputi kegiatan sehari-hari seperti pengajian, kerja bakti.
Kegiatan sosial budaya seperti adat istiadat (acara nikahan, meninggal, lahiran)
masyarakat dan ragam bahasa atau variasi bahasa Kampung Deret.
Aspek perekonomian, meliputi perdagangan dan jasa seperti warung-warung,
ruko-ruko, pasar dan industri rumah tangga
Aspek kependudukan, meliputi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,
jumlah penduduk berdasarkan umur, jumlah penduduk berdasarkan pendidikan,
jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan dan jumlah penduduk berdasarkan
agama.
Aspek sarana prasarana meliputi sarana pendidikan, peribadatan, kesehatan dan
perekonomian. Prasarana meliputi jaringan jalan, air, listrik dan sanitasi.
Aspek kelembagaan meliputi pengajian, arisan, serta karang taruna.

1.4 METODOLOGI PENELITIAN


Dalam studi ini metodologi yang digunakan adalah metodologi kualitatif
dimana tim peneliti disini mengamati langsung ke lapangan dan masuk dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat kemudian mendalami, mengidentifikasi, serta
mengangkat permasalahan yang ada di Kampung Deret Kelurahan Petogogan
Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

1.4.1 TAHAPAN PENELITIAN


1.4.1.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini kami melakukan beberapa metode dalam proses
pengumpulan data, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

Survei Awal
Survei awal dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan sebelum
melaksanakan live in, agar mendapatkan susunan rencana studi yang tepat,
serta mewawancarai pihak-pihak terkait untuk mendapatkan informasi awal.
Survei awal dilaksanakan pada 1 lokasi, yaitu di Kampung Deret Kelurahan
Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Survey
Survey merupakan kegiatan yang di lakukan untuk mendapatkan data
primer dan atau data sekunder. Survey dapat langsung dilakukan pada lokasi
penelitian atau pun pada instansi pemerintah seperti Kelurahan dan
Kecamatan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
a) Live In
Live in merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan
pendekatan sosial terhadap masyarakat sekitar lokasi penelitian atau
menetap pada lokasi penelitian, hal ini dilakukan agar tim peneliti
mengetahui kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat.
b) Observasi (Pengamatan)
Observasi (pengamatan) merupakan cara mengamati lokasi penelitian
secara langsung untuk mengetahui kegiatan sosial yang berada di dalam
lingkungan masyarakat, diantaranya: ekonomi, sosial dan agama, serta
fasilitas sosial di wilayah studi.
c) Dokumentasi
Dokumentasi

adalah

kegiatan

khusus

berupa

pengumpulan,

pengolahan, penyimpanan, penemuan kembali dan penyerahan dokumen


informasi dalam bentuk film dan foto tentang kegiatan komunitas di
wilayah studi. Dokumentasi disini menggunakan alat-alat pendukung
seperti kamera dan handycam. Pengambilan gambar diambil sebagai
pendukung data di wilayah studi.

STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

d) Wawancara
Wawancara adalah mengadakan tanya jawab langsung kepada instansi
terkait maupun masyarakat setempat. Bentuk wawancara yang digunakan
adalah wawancara berstruktur, artinya untuk keperluan wawancara
terlebih dahulu disusun daftar pertanyaan dengan maksud agar pertanyaan
yang diajukan terarah dan wawancara berlangsung dengan lancar.
Wawancara ditujukan kepada beberapa pihak yang berwenang untuk
memberikan data atau keterangan yang diberikan. Adapun yang menjadi
sasaran informan yang akan diwawancarai seperti masyarakat setempat,
warga yang dituakan, serta lembaga lainnya.

1.4.1.2 Metode Analisis


Metode analisis merupakan metode yang digunakan untuk menjabarkan
permasalahan yang ada untuk mendapatkan pemahaman yang tepat serta arti dari
seluruh permasalahan. Hasil dari analisis dapat dijadikan sebagai kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan. Kondisi fisik lokasi studi digambarkan dengan membuat
Mental Map. Selain itu tim peneliti menggunakan metode analisis alur sejarah
bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan masalah yang ada sebelum dan sesudah
terbangunnya Kampung Deret. Metoda tersebut didapatkan dengan cara melakukan
wawancara langsung kepada masyarakat Kampung Deret.
a) Alur Sejarah
Alur sejarah merupakan proses terjadinya atau terbentuknya suatu
daerah yang didapatkan dengan cara wawancara langsung dan disusun
secara berurutan menurut waktu kejadiannya.
b) Mental Map
Merupakan pengetahuan seseorang dalam mengamati lingkungan
sekitar.

STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

1.4.2

KEBUTUHAN DATA

1. Data Primer
Data primer merupakan data yang di dapat langsung dari sumbernya, tidak
melalui perantara dan data tersebut bukan merupakan data hasil olahan. Jenis data
primer dan sumbernya dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Table 1.1 Jenis data dan Sumber Data Kampung Deret Kelurahan Petogogan Kecamatan
Kebayoran Baru Jakarta Selatan
No
1
2

Data yang di cari


Sejarah sebelum dan sesudah
dibangunnya Kampung Deret.
Kegiatan masyarakat:
Kegiatan
sehari-hari
seperti
pengajian,
senam, arisan.
Sosial budaya seperti:
kerja bakti, silaturrahmi
Kependudukan :
Jumlah penduduk ratarata di setiap RT
Perekonomian :
Perdagangan, jasa dan
industri
di
RW.05
seperti
:
warungwarung,
ruko-ruko,
pasar
dan
industri
rumah tangga.
Rata-rata
mata
pencaharian warga
Rata-rata
pendapatan
warga
Kegiatan organisasi penduduk :
PKK
Karang
taruna
:
kegiatan karang taruna.
Permukiman :
Kondisi
lingkungan,
fisik bangunan sebelum
dan
sesudah
terbangunnya kampung
deret

Teknik
Wawancara

Sumber
Warga, sesepuh dan Pak RW

Wawancara

Warga, Pak RT dan Pak RW

Wawancara

Warga, sesepuh, Pak RT dan Pak


RW

Wawancara

Warga, sesepuh Pak RT dan Pak


RW

Wawancara

Warga, sesepuh, Pak RT dan Pak


RW

Wawancara
Observasi

Warga, sesepuh, Pak RT dan Pak


RW

Sumber: Tim Peneliti 2014

2. Data sekunder
Pengumpulan data sekunder yang dilakukan oleh tim peneliti dalam studi ini
diperoleh dari data yang sudah ada dan tersedia di instansi yang berwenang, seperti
STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

10

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

data kependudukan, data kegiatan-kegiatan sosial, dan data-data lain yang diperlukan.
Jenis data sekunder dan sumbernya dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Table 1.2 Jenis data dan Sumber Data Kampung Deret Kelurahan Petogogan Kecamatan
Kebayoran Baru Jakarta Selatan
No
1

Data yang di cari


Kependudukan Tahun 2010-2014:
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
Jumlah penduduk berdasarkan umur
Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan
Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan
Jumlah penduduk berasarkan agama
Perekonomian Tahun 2010-2014:
Perdagangan dan jasa (warung, ruko)
Pasar
Industri rumah tangga
Sarana dan Prasarana:
Sarana pendidikan
Sarana peribadatan
Sarana kesehatan
Jaringan jalan
Listrik
Sanitasi

Sumber
Kelurahan

Kelurahan

Kelurahan

Sumber: Tim Peneliti 2014

STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

11

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

1.5 KERANGKA BERFIKIR


Proses

Input

LATAR BELAKANG
Kampung Deret
merupakan salah satu
cara pemerintah untuk
menata, membenahi,
memperbaiki kampungkampung di daerah
Jakarta, baik dari kondisi
fisik maupun kondisi
sosial.

TEMA
Permukiman
Kampung
Deret

LOKASI
PENELITIAN
Kampung Deret RT.
08, 010, 011 da 012
RW. 05, kelurahan
Petogogan,
kecamatan
Kebayoran Baru
Jakarta Selatan.

TINJAUAN TEORI
Peraturan
Gubernur
DKI
Jakarta Nomor 64 tahun 2013
tentang bantuan perbaikan
rumah di permukimn kumuh
melalui penataan kampung.

STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

GAMBARAN UMUM
a. Sejarah
b. Penduduk
c. Permukiman
d. Ekonomi
e. Sosial Budaya
f. Kelembagaan
g. Sarana
Prasarana

Analisis Potensi
dan Masalah

12

Output

TEKNIK
PENGUMPULAN
DATA
a. Prasurvey
b. Survey
Live in
Observasi
Dokumentasi
Wawancara
Mental Map

Kesimpulan

Penanganan

POTRET KEHIDUPAN SEBELUM DAN SESUDAH TERBANGUNNYA


KAMPUNG DERET

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN


BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I ini akan membahas latar belakang, tujuan dan sasaran, ruang
lingkup studi yang dibagi menjadi dua yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang
lingkup substansi, metodologi penelitian, kerangka berpikir, sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Pada bab II akan membahas mengenai pengertian-pengertian atau istilah
yang terkait dalam studi ini dan teori-teori yang berkaitan dengan studi ini agar
menjadi lebih jelas dan detail dalam menganalisis masalah yang ada di studi ini.
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bab III ini menjelaskan gambaran secara umum tentang lokasi
wilayah studi kami yaitu Kampung Deret di Kelurahan Petogogan, Kecamatan
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Gambaran umum disini antara lain berupa
sejarah kampung, profil kampung, kegiatan sosial dan budaya, dan yang lainnya
mengenai lokasi studi kami.
BAB IV ANALISIS
Pada bab IV ini kami akan menganalisis.di wilayah studi kami
berdasarkan potensi dan masalah serta pengaruh yang ada. Analisis yang akan
kami

lakukan tentunya didukung dengan adanya beberapa metode seperti

wawancara, observasi, dan literatur yang berhubungan dengan lokasi studi kami.
BAB V PENANGANAN DAN PENGEMBANGAN
Pada bab V ini akan menjelaskan mengenai usulan penanganan yang akan
tim peneliti buat untuk mengatasi masalah-masalah dan potensi yang sudah ada
ditangani agar lebih efektif.
BAB VI KESIMPULAN
Pada bab yang terakhir ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil studi
yang dilakukan di wilayah kampung deret.

STUDIO INTEGRAL KOMUNITAS

13

Anda mungkin juga menyukai