Anda di halaman 1dari 58

BAB IV

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Bab IV pelaksanaan praktikum dalam laporan ini memuat tentang

pelaksanaan kegiatan praktikum mahasiswa POLTEKESOS Bandung yang

melakukan praktik pekerjaan sosial makro di Desa Babakan Kecamatan Kertajati

Kabupaten Majalengka. Pelaksanaan praktikum III terdiri dari enam (6) tahapan

yaitu dari tahap inisiasi, pengorganisasian sosial, asesmen, perumusan rencana

intervensi, pelaksanaan intervensi, evaluasi, serta tahap terminasi. Tahap-tahap ini

dilaksanakan praktikan selama satu setengah bulan yaitu dilaksanakan dari tanggal

12 Februari 2020 sampai tanggal 26 Maret 2020 dan dalam pelaksanaannya

praktikan dituntut untuk mampu melaksanakan serta menyelesaikannya dengan

baik. Pada sub bab berikutnya dipaparkan mengenai tahapan pelaksanaan

praktikum yang dilakukan oleh praktikan.

4.1. Insiasi Sosial

Inisiasi sosial adalah kegiatan yang dilakukan agar praktikan dapat diterima

di dalam komunitas atau masyarakat untuk membangun kepercayaan masyarakat

sehingga masyarakat nantinya dapat diajak untuk bekerjasama untuk membangun

kesepakatan bersama masyarakat dan stakeholders dalam rangka

mengidentifikasi masalah, kebutuhan dan kekuatan. Inisiasi sosial merupakan

tahap awal pada proses kegiatan praktikum III praktik pekerjaan sosial makro.

4.1.1. Proses Inisisasi Sosial

Dalam proses Inisisasi Sosial memuat mengenai tujuan pelaksanaan inisisasi

sosial, sasaran inisisasi sosial, waktu pelaksanaan inisiasi sosial, teknik yang
digunakan, peran praktikan sebagai pekerja sosial dalam inisisasi sosial, dan

langkah-langkah inisiasi sosial. Dalam sub bab berikutnya akan dijabarkan

mengenai proses inisiasi sosial yang telah dilakukan oleh praktikan.

4.1.1.1.Tujuan Inisiasi Sosial

Inisisasi sosial ini bertujuan untuk membangun relasi dan komunikasi

antara praktikan dengan aparat pemerintah desa dan masyarakat Desa Babakan

sebagai rekan kerja praktikan nantinya dalam menggali potensi dan sumber serta

isu komunitas yang ada di Desa Babakan. Diharapkan melalui kegiatan inisiasi

sosial praktikan dapat berbaur langsung dengan masyarakat setempat agar

keberadaan praktikan dapat diterima sepenuhnya oleh masyarakat Desa Babakan

sehingga nantinya kegiatan Praktikum III ini dapat mendapatkan dukungan dari

semua lapisan masyarakat. Hal ini dikarenakan kepercayaan merupakan hal

yang paling utama yang harus dilakukan bila memasuki lingkungan masyarakat

khususnya yang baru pada suatu wilayah, agar dalam proses selanjutnya selalu

mendapatkan bantuan, dukungan dan bantuan dari masyarakat dan stake holder

setempat.

Tujuan yang lainnya adalah agar masyarakat mengetahui keberadaan

praktikan, maksud dan tujuan praktikum III POLTEKESOS Bandung,

sehingga tidak terjadi miss komunikasi antara praktikan dan masyarakat.

4.1.1.2.Sasaran Inisiasi Sosial

Sasaran dalam pelaksanaan inisisasi sosial adalah Pemerintah daerah

Majalengka, dan Kecamatan Kertajati, Tokoh masyarakat Desa Babakan seperti

Kepala Desa beserta, sekertaris Desa, para Kepala Urusan dan semua jajaran
aparat Desa, kader-kader PKK, Karang Taruna, Ketua RT, Ketua RW, Kepala

Dusun, Tokoh Agama, dan warga Desa Babakan.

4.1.1.3.Waktu Pelaksanaan Inisiasi Sosial

Pelaksanaan Inisiasi Sosial dilakukakn selama kurun waktu 1 minggu yaitu

dimulai pada Tanggal 12 Februari 2020 sampai dengan tanggal 19 Febuari 2020.

Pada kenyataannya proses barbaur di masyarakat selalu berlangsung selama

praktikan berada di Masyarakat Desa Babakan.

4.1.1.4.Teknik dalam Inisiasi Sosial

Teknik yang digunanakan dalam inisiasi sosial adalah Transectwalk atau

penulusuran desa, Visiting/Home Visit yaitu kunjungan ke aparat desa, maupun

masyarakat, dan Community Involvement atau berbaur dengan masyarakat melalui

berbagai kegiatan yang ada di masyarakat.

4.1.1.5.Peran Pekerja Sosial dalam Inisiasi Sosial

Peran Pekerja Sosial yang digunakan dalam kegiatan inisiasi sosial

adalah peran fasilitatif dimana peran fasilitatif ini bertujuan untuk

menstimulasi atau mendukung pengembangan masyarakat. Peran fasilitatif

yang dilaksanakan oleh praktikan antara lain adalah animasi sosial,

komunikasi personal dan pemanfaatan keterampilan dan sumber-sumber.

4.1.1.6.Langkah-langkah Inisisasi Sosial

Proses inisiasi sosial dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain

sebagai berikut:

1. Penerimaan Praktikan POLTEKESOS Bandung di Kantor Bupati Kabupaten

Majalengka.
Penerimaan dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2020 pukul 10.00

WIB. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten

Majalengka, Dinas Sosial Kabupaten Sumedang, Perwakilan dari pihak

lembaga POLTEKESOS Bandung. Pihak lembaga POLTEKESOS Bandung

memperkenalkan para praktikan yang akan melaksanakan Praktikum III di

enam kecamatan di Kabupaten Majalengka yaitu kecamatan Kertajati,

Kecamatan Jatitujuh, Kecamatn Jatiwangi, Kecamatan Palasah, Kecamatan

Malausma, dan Kecamatan Lemah Sugih. Pihak lembaga POLTEKOSES

Bandung juga menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan praktikum

III yang akan dilaksanakan.

Kegiatan ini disambut baik oleh Sekretaris Daerah beserta aparat

pemerintah lainnya. Beliau juga menginformasikan kepada praktikan

mengenai kondisi desa dan kecamatan yang ada di Kabupaten Majalengka,

baik mata pencaharian penduduk pada umumnya, batas-batas dan luas

wilayah, potensi dan sumber yang ada, maupun permasalahan-

permasalahan sosial yang ada serta beberapa program untuk mengatasi

permasalahan sosial yang ada di Kabupaten Majalengka.

Gambar 4.1 Penerimaan Praktikan di Kab Majalengka


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds. Babakan
2. Penerimaan Praktikan POLTEKESOS Bandung di Kecamatan Kertajati

Penerimaan praktikan di Kecamatan Kertajati dilakukan di Aula

Kecamatan Kertajati pada tanggal 12 Februari pukul 13.00WIB, kegiatan

penerimaan dipimpin oleh Bapak Camat Kecamatan Kertajati. Dihadiri oleh

perwakilan Dosen POLTEKESOS Bandung, Kepala Desa masing-masing

Desa yaitu Desa Pakubereum, Desa Kertawinangun, Desa Sukawana, Desa

Babakan, Desa Kertajati, Desa Sukamulya, Desa Bantarjati dan Desa

Pasiripis. Dihadiri pula oleh seluruh Mahasiswa Praktikan Kecamatan

Kertajati.

Pihak lembaga POLTEKESOS Bandung memperkenalkan para

praktikan POLTEKESOS Bandung yang akan melaksanakan Praktikum III di

Kecamatan Kertajati dan menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan

praktikum III yang akan dilaksanakan.

Gambar 4.2 Penerimaan Praktikan di Kec Kertajati


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds. Babakan

Camat Kecamatan Kertajati menerima keberadaan praktikan

POLTEKESOS Bandung dalam melaksanakan praktikum di delapan desa di

Kecamatan Cisitu. Camat juga menjelaskan mengenai kondisi delapan desa


yang akan digunakan praktikan. Dalam penerimaan tersebut Camat juga

berharap keberadaan POLTEKESOS Bandung dapat membantu dalam

meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat, dan membawa inovasi-

inovasi program.

3. Penerimaan Mahasiswa POLTEKESOS Bandung di Desa Babakan

Kegiatan Penerimaan praktikan di Desa Babakan dilakukan secara

nonformal, yaitu Praktikan mengunjungi Balai Desa untuk bertemu dengan

Kepala Desa dan Sekretaris Desa untuk menjelaskan maksud dan tujuan

praktikum, meminta izin praktikum, serta penjelasan renacana kerja/matriks

selama melaksanakan praktikum. Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal

13 Februari 2020 pada pukul 09.00 WIB

Gambar 4.3 Penerimaan Praktikan di Ds Kertajati


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

4. Transectwalk

Transectwalk dilakukan dengan mengelilingi wilayah Desa Babkan

sembari melihat kondisi geografis dan sosiografis Desa Babakan. Tahap

awal pelaksanaan transectwalk dilakukan dengan mencari informasi

mengenai wilayah Desa Babakan sehingga pada saat melakukan kegiatan

ini dapat lebih mudah untuk dilaksanakan.


Gambar 4.4 Transectwalk Dusun Blok Desa
Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds. Babakan

Proses inisiasi sosial berlangsung sejak tanggal 12 - 19 Febuari 2020.

Kegiatan dalam proses inisiasi sosial meliputi transeckwalk dengan tujuan

untuk mengenali wilayah Desa Babakan. Transeckwalk dilakukan praktikan

didampingi oleh kepala dusun dan aparat Desa, transeckwalk dilakukan di

semua Dusun yang ada di Desa Babakan, yaitu Dusun Blok Desa, Dusun

Sukamaju, Dusun Sukamelang, dan Dusun Sukamanah. Terlihat dari hasil

Transectwalk wilayah di Desa Babakan terdiri dari perumahan,

persawahan, kebun-kebun, sungai, jurang, dan hutan.

5. Home Visit

Home Visit dilakukan guna mensosialisasikan teknis, tujuan dan

kegiatan praktikum III yang dilaksanakan oleh mahasiswa

POLTEKESOS Bandung selama kurang lebih 72 hari atau dua bulan

lebih 12 hari. Home Visit yang dilakukan berupa Home Visit ke rumah

kepala desa beserta perangkat desa, Home Visit ke rumah ketua RW dan RT

dan Home Visit ke rumah ketua PKK, serta kepala dusun. Adapun kegiatan

Home Visit adalah sebagai berikut:

1) Home Visit ke rumah aparat pemerintah Desa


Selain berkoordinasi di kantor, praktikan juga berkoordinasi dengan

aparat pemerintah desa dengan melakukan home visit ke rumah kepala

desa, sekretaris desa, kaur pemerintahan, dan kaur kesra Desa Babakan.

Hal ini dilakukan untuk menjalin silaturahmi yang lebih erat diantara

praktikan dengan aparat pemerintah desa.

2) Home Visit ke Ketua-ketua RT/RW Desa Babakan

Pada hari ketiga minggu pertama praktikan bersama kelompok

mengunjungi rumah seluruh RT dan RW yang ada di Desa Babakan

untuk memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuan dari

kegiatan praktikum ini. Selain itu juga untuk menggali isu masalah

sosial, kebutuhan-kebutuhan pemerlu pelayanan kesejateraan sosial

serta potensi dan sumber yang ada di RT/RW tersebut.

Gambar 4.5 Kegiatan Home Visit di rumah Ketua RT


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

3) Home Visit ke rumah tokoh agama dan tokoh masyarakat

Selain mengunjungi rumah aparat pemerintah desa maupun ketua-ketua

RT dan RW, praktikan juga melakukan Home Visit ke rumah tokoh

masyarakat lainnya yaitu ketua PKK Desa Cilopang. Home Visit ini

bertujuan untuk perkenalan sehubungan dengan kedatangan praktikan


POLTEKESOS Bandung untuk melakukan praktikum di Desa

Babakan dan meminta kesediaan masyarakat untuk ikut berpartisipasi

dan mendukung kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan oleh

praktikan selama praktikum berlangsung. Dengan adanya Home Visit

seperti ini, praktikan dan warga saling mengenal serta mendapatkan

penerimaan dan hubungan yang baik dengan masyarakat. Dengan begitu

masyarakat lebih mudah diajak untuk bekerja sama karena adanya

kepercayaan dari masyarakat terhadap praktikan.

4) Home Visit ke Rumah Warga

Praktikan melakukan home visit seperti ke rumah tetangga yang dekat

dengan posko praktikan dan beberapa warung yang sering digunakan

warga untuk santai sore. Hal ini dilakukan agar praktikan lebih dekat

dengan masyarakat sekitar. Praktikan juga mendapat beberapa undangan

pesta pernikahan, tahlilan, ngaliwet dan ulang tahun. Undangan ini juga

membuat praktikan merasa diterima di tengah-tengah masyarakat.

6. Melakukan Kegiatan bersama Masyarakat (Community Involvement)

Salah satu teknik yang dilakukan praktikan dalam membangun

kepercayaan dengan masyarakat yakni dengan community involvement,

dimana praktikan ikut terlibat dalam setiap aktivitas atau kegiatan

masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang diikuti praktikan bersama masyarakat

antara lain :

a. Kunjungan ke Kantor Desa


Praktikan melakukan pendekatan dan koordinasi dengan aparat

pemerintah desa seperti dengan melakukan kunjungan rutin setiap

hari ke kantor desa. Hal ini dimaksud agar praktikan dapat

menggali informasi dari aparat pemerintah tentang kegiatan-kegiatan

yang dilakukan dalam upaya pembangunan desa serta apa yang

menjadi kendala bagi dalam pelaksanaannya. Selain itu juga untuk

mengumpulkan data-data mengenai profil desa, karakteristik desa,

permasalahan sosial serta potensi dan sumber yang ada di Desa

Babakan. Selain untuk mendapatkan informasi dari aparat pemerintahan

desa, kegiatan ini dilakukan juga untuk membangun silaturahmi dan

kepercayaan dari aparat desa selama praktikan melakukan praktikum III

di Desa Babakan.

Gambar 4.6 Kegiatan Kunjungan ke Balai Desa


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

b. Mengikuti Kegiatan Posyandu

Praktikan mengikuti kegiatan Posyandu di setiap Dusun yang ada di

Desa Babakan yang dilaksanakan sekali dalam sebulan yaitu di setiap

tanggal 8,11, dan 14 awal bulan. Kegiatan posyandu ini dimanfaatkan

oleh praktikan untuk menciptakan relasi yang baik dengan kader-


kader posyandu sekaligus menggali informasi permasalahan sosial

yang ada di Desa Babakan.

Gambar 4.6 Kegiatan Poyandu


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

c. Mengikuti Kegiatan Pengajian Ibu-ibu

Praktikan melakukan kegiatan pengajian bersama warga Desa Babakan

di Masjid setempat. Pengajian dilkasanakn satu minggu sekal setiap hari

Rabu pukul 13.00-16.00 WIB. Pengajian tersebut dilaksanakan guna

mempererat silaturrahmi antara praktikan dengan masyarakat

setempat dan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

d. Mengikuti Kegiatan Senam bersama Masyarakat

Salah satu kegiatan yang dilakukan praktikan bersama masyarakat

adalah senam bersama. Kegiatan ini dilakukan setiap minggu sore

oleh mahasiswa bersama masyarakat bertempat di Lapangan Balai Desa

Babakan. Kegiatan ini diharapkan mampu membangun relasi yang baik

antara praktikan dan masyarakat setempat.


Gambar 4.7 Kegiatan Senam Bersama Masryarakat
Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

e. Mengikuti Kegiatan Jum’at Bersih

Praktikan mengikuti kegiatan Jum’at Bersih (Jumsih) setiap Jumat pagi

pukul 07.00 WIB. Kegiatan ini aktif dilaksanakan oleh warga di masing-

masing dusun untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mempererat tali

silahturahmi antar sesama warga Desa Babakan. Praktikan mengikuti

kegiatan ini secara bergantingan sehingga setiap dusun praktikan selalu

berpartisipasi dalam kegiatan Jumsih tersebut.

Gambar 4.8 Kegiatan Jumat Bersih


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

f. Mengikti Penanaman Pohon


Kegiatan yang diselenggarakan oleh Desa Babakan untuk melakukan

penghijauan di sepanjang Jalan Desa. Kegiatan penanaman pohon ini

dilakukan oleh aparat Desa, Kadus, dan karang Teruna. Praktikan turut

serta dalam kegiatan ini untuk menjalin relasi yang baik dengan aparat

desa, Kadus, Karang Taruna dan warga Desa Babakan.

Gambar 4.9 Kegiatan penanaman pohon


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

g. Mengikuti Kegiatan Penggalangan Dana

Kegiatan penggalangan Dana diprakarsai oleh Desa Babakan bersama

dengan Karang Taruna. Kegiatan penggalangan dana dilakukan untuk

mengumpulkan dana guna perbaikan jalan Desa Babakan. Praktikan

mengikuti kegiatan penggalangan dana ini dengan tujuan agar lebih dekat

dengan aparat desa dan karang taruna.


Gambar 4.10 Kegiatan Penggalangan Dana
Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

h. Mengikuti Kegiatan Gebyar Paud

Praktikan bersama-sama dengan Tim Penggeral PKK Desa Babakan

menghadiri kegiatan Gebyar Paud tingkat Kecamatan yang dilaksanakan

di Desa Pakubereum. Kegiatan ini dilakukan untuk menjalin relasi yang

baik dengan TP PKK dan masyarakat secara umum.

Gambar 4.11 Kegiatan Gebyar Paud


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

i. Membuat Acara Belajar dengan anak-anak

Selama melaksanakan Praktikum di Desa Babakan, praktikan mengamati

bahwasannya di Desa Babakan banyak sekali terdapat abak kecil.

Praktikan berinisiatif untuk mengadakan kegiatan belajar bersama di


Posko Praktikan, kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu pukul

10.00 WIB. Anak-anak bersama sama menggambar dan mewarnai di

posko praktikan.

Gambar 4.12 Kegiatan Balajar dengan Anak-anak


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

4.1.2. Hasil Inisisasi Sosial

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan antara praktikan dengan

masyarakat Desa Babakan pada tahapan ini, makaa dapat dilihat hasil dari

pelaksanaan pada tahapan ini, yakni sebagai berikut :

1. Praktikan berhasail menyampaikan secara langsung maksud dan tujuan

dilakukan praktikum III di Desa Babakan baik pada aparatur desa maupun

dengan masyarakat secara umum yang tinggal di wilayah Desa Babakan

tersebut.

2. Praktikan mendapatkan penerimaan oleh masyarakat, dan dukungan yang

diberikan dari pihak aparatur desa Babakan, maupun dari masyarakat setempat

untuk pelaksanaan kegiatan praktikum III yang dilakukan di Desa Babakan.

3. Praktikan mampu menciptakan dan membangun relasi dengan aparatur Desa

Babakan, dan juga tiap-tiap masyarakat Desa Babakan tersebut.


4. Praktikan mampu membangun kepercayaan dengan masyarakat Desa

Babakan.

5. Praktikan memperoleh informasi-informasi terkait kebiasaan masyarakat, adat

budaya dari masayarakat setempat, serta praktikan memperoleh informasi

mengenai kondisi yang dihadapi maupun karakteristik mengenai keadaan yang

ada di Desa Babakan.

6. Praktikan memperoleh beberapa isu permasalahan yang berkaitan dengan

kesejahteraan sosial baik dari permasalahan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan

Sosial (PPKS) dan permasalahan lain. Hal ini akan diorganisasikan kedalam

kelompok-kelompok masalah dalam tahap pengorganisasian sosial.

4.2. Pengorganisasian Sosial

Pengorganisasian sosial merupakan proses dimana praktikan

mengidentifikasi struktur pengelompokan sosial dan mengidentifikasi organisasi-

organisasi sosial lokal, melibatkan komunitas dan organisasi yang potensial untuk

menggerakan masyarakat secara terpadu dan terkoordinasi dalam upaya

pengembangan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial,

mencegah dan menangani permasalahan sosial di masyarakat. Dengan melibatkan

masyarakat sebagai tim kerja dalam menganalisis masalah serta pemecahan

masalahnya.

Dalam tahap pengorganisasian sosial praktikan melakukan pertemuan

dengan beberapa pihak pada saat tahapan inisiasi sosial dan pengorganisasian

sosial untuk menemukan beberapa isu permasalahan yang sementara oleh

praktikan diorganisasikan menjadi beberapa kelompok isu permasalahan.


4.2.1. Proses Pengorganisasian Sosial

Dalam proses pengorganisasia sosial memuat mengenai tujuan pelaksanaan

pengorganisasia sosial, sasaran pengorganisasia sosial, waktu pelaksanaan

pengorganisasia sosial, teknik yang digunakan, dan langkah-langkah

pengorganisasian sosial. Dalam sub bab berikutnya akan dijabarkan mengenai

proses inisiasi sosial yang telah dilakukan oleh praktikan.

4.2.1.1.Tujuan Pengorganisasian Sosial

Pengorganisasian Sosial yaitu adanya perlibatan warga masyarakat, sehingga

mereka secara bersama menyadari akan adanya masalah kebutuhan dan kekuatan untuk di

intervensi dan mengorganisasikan diri untuk menghadapi perubahan yang akan dilakukan.

Pengorganisasian sosial ini bertujuan untuk melibatkan warga masyarakat

dalam rangka membangun kesadaran baik masyarakat maupun kelompok-

kelompok masyaarakat mengenai kelompok maupun organisasi yang dapat

dimanfaatkan dan dikembangkan di dalam masyarakat. Selain itu juga bertujuan

untuk mengorganisasikan isu permasalahan secara sementara.

4.2.1.2.Sasaran Pengorganisasian Sosial

Tokoh masyarakat, Ketua RW, RT, Karang Taruna, TP PKK, Kelompok

Tani, LPM dan warga yang ada dilingkungan masyarakat Desa Babakan.

4.2.1.3.Waktu Pelaksanaan Pengorganisasian Sosial

Pengorganisasian sosial dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2020 sampai

27 Februri 2020. Dalam proses pelaksanaannya pengorganisasian sosial berjalan

beriringan dengan proses inisisasi sosial.

4.2.1.4.Teknik dalam Pengorganisasian Sosial


Pengorganisasian sosial dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan

Community Meeting (CM) baik formal maupun informal.

4.2.1.5.Langlah-langkah Pengorganisasian Sosial

Proses dalam tahap pengorganisasian sosial yang dilakukan praktikan yaitu

memberikan penyadaran kepada masyarakat akan adanya permasalahan,

kebutuhan, dan kekuatan masyarakat sehingga masyarakat secara kolektif

menyadari akan adanya masalah, kebutuhan, dan potensi komunitas untuk di

intervensi. Dalam tahap pengorganisasian sosial praktikan mengunjungi kantor

desa dan beberapa organisasi-organisasi masyarakat di Desa Babakan.

Kunjungan dimulai dengan mengunjungi ke ketua TP PKK Desa Babakan.

Kunjungan ini bertujuan untuk mengenal organisasi PKK dari peran dan

kegiatannya dalam masyarakat. Kelompok PKK Desa Babakan yang kegiatan

rutin yang dilaksanakan adalah posyandu penimbangan berat badan balita dan

lanjut usia, pemberian vitamin dan makanan tambahan, pemeriksaan kesehatan.

Kunjungan selanjutnya pengusaha perkebunan jambu kristal yang berada di

Dusun Sukamanah. Pengusaha perkebunan jambu kristal ini dimiliki secara

pribadi, perkebunan ini menyerap tenaga kerja dari dusun Sukamana. Rencanya

hasil dari perkebunan jambu akristal akan dimanfaatkan oleh pihak Dusun untuk

dibuat suatu produk dan dijual ke BUMDES. Selain itu juga praktikan melakukan

kunjungan ke pengusaha rajut di Dusun Sukamelang, Pengusaha rajut lokal ini

sudah mengeksport hasilnya ke luar negeri. Pengusaha rajut ini menyerao banyak

tenaga kerja yang ada di Dusun Sukamelang.


Selanjutnya praktikan melakukan kunjungan ke Kelompo Tani dan ke

Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) Desa Babakan. Gapoktan terdiri dari 17

anggota yan terdiri dari petani baik pemilik maupun pekerja. Gapoktan diberi

nama Tani PERKASA. Kelompok tani di Desa Babakan terdapat empat (13)

yaitu Kelompok Tani Bolok Sugitamu 1&2, Kelompok Tani Blok Siramaning,

Kelompok Tani Blok Ragasuta, Kelompok Tani Blok Payem, Kelompok Tani

Blok Tinggar 1&2, Kelompok Tani Blok Tambak Burung 1&2, Kelompok Tani

Blok Coborelang, Kelompok Tani Blok Penganyoman, Kelompok Tani Blok

Sigra, Kelompok Tani Blok Kopo. Semua kelompok tani di Desa Babakan

bergerak pada pertanian padi, bantuan yang sering didapatkan oleh kelompok tani

berupa bibit padi, rontogan pembuat pupuk organik, pompa air, traktor, dan power

thresher (mesin perontok padi).

Kunjungan ke Yayasan Insan Cerdas Mandiri, Yayasan Insan Cerdas

Mandiri berada di Dusun Sukamanah, Yayasan ini merupakan Yayasan swasta

yang bergerak dalam bidang pendidikan, YICM saat ini mempunyai Taman

Kanak-kanak, Nadrasah Dinniyah untuk anak-anak belajar mengaji, dan

melakukan kegiatan PKBM.

Melakukan kunjungan terhada Karang Taruna, kunjungan dilakukan

dirumah Ketua Karang Taruna, pada saat mengunjungi karang tarune praktikan

melakukan small talk dan FGD mengenai berbagai isu permsalahan yang

dirasakan ada di Desa Babakan. Praktikan juga melakukan kunjungan kepada

ketua LPM. Dalam kunjungan tersebut praktikan melakukan diskusi dengan ketua

LPM mengenai kondisi Desa Babakan.


Pada kunjungan tersebut dan ditambah hasil dari tahap inisiasi sosial

didapatkan beberapa isu permasalahan dan kemudian oleh praktikan diorganisir

kedalam kelompok isu permasalahan yang dapat dilihat di poin hasil. Pada tahap

ini didapatkan dua jenis isu permasalahan yang telah diorganisir praktikan secara

sementara.

4.2.2. Hasil Pengorganisasian Sosial

Pengorganisasian yang dilakukan oleh praktikan selama lebih dari satu minggu

memberikan beberapa hasil sebagai awal untuk melakukan proses pertolongan

pada masyarakat yang memiliki permasalahan kesejahteraan sosial, beberapa hasil

yang dicapai adalah sebagai berikut:

1. Terbangunnya kesadaran masyarakat, perangkat desa, tokoh masyarakat, dan ketua

RW dan RT untuk bersama-sama melakukan perubahan bagi Desa Babakan dengan

cara memecahkan permasalahan yang ada serta menjadikan Desa Babakan menjadi

lebih baik.

2. Terwujudnya relasi yang baik antara praktikan dengan masyarakat untuk memperoleh

kepercayaan dan dukungan dari masyarakat kepada praktikan sehingga kegiatan-

kegiatan selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik dan benar serta mendapatkan

dukungan dari masyarakat sekitar

3. Praktikan mengetahui isu-isu permasalahan sosial yang ada di Desa Babakan melalui

diskusi dalam pertemuan yang dilakukan

4. Praktikan mengetahui berbaai profil organsasi lokal yang ada di Desa babakan.

5. Praktikan mendapatkan berbagai informasi mengenai profil Desa Babakan

4.3. Asesmen Sosial


Asesmen merupakan tahapan yang penting dalam rangkaian pengembangan

masyarakat atau organisasi. Tahapan asesmen ini dilakukan dengan kegiatan

menilai, menelaah dan memahamai permasalahan secara mendalam, detail dan

seksama mengenai permasalahan, kebutuhan dan kekuatan serta potensi yang

dimiliki suatu wilayah. Asesmen dalam hal ini terdiri dari dua bagian yaitu

asemen awal dan asesmen lanjutan. Pada sub bab berikutnya akan dipaparkan

mengenai asemne awal dan asesmen lanjutan yang dilakukan.

4.3.1. Asesmen Awal

Asesmen awal adalah proses mengidentifikasi isu permasalahan.

Kebutuhan, potensi atau kekuatan yang dimiliki pada komunitas yang menjadi

data awal untuk tahapan selanjutnya. Proses asesmen yang dilakukan oleh

praktikan yaitu menggunakan metode non partisipatif dan partisipatif. Asesmen

dilakukan untuk mengetahui prioritas masalah, kebutuhan dari pemerlu pelayanan

serta menemukan sistem sumber dan kekuatan masyarakat Desa Babakan yang

dapat digunakan sebagai solusi dalam pemecahan masalah serta pemenuhan

kebutuhan. Pada sub bab sekanjutnya akan dipaparkan mengenai proses dan hasil

dari tahapan asesmen awal.

4.3.1.1. Proses Asesmen Awal

Asesmen awal dilaksanakan melalui rembug desa (community meeting)

dengan teknik Method Participation of Assesment (MPA) dan Forum Group

Discussion (FGD) bersama perangkat desa, ketua dusun, ketua RW, ketua RT, ibu

PKK, Kader posyandu, ketua BPD, ketua LPM, ketua MUI, Karang Taruna, serta

tokoh masyarakat lainnya. Kegiatan tersebut bertempat di Balai Desa Babakan.


Proses rembug Desa dimulai dari praktikan mengarahkan warga untuk lebih fokus

pada permasalahan kesejahteraan sosial dengan panduan Peraturan Menteri Sosial Nomor

8 tahun 2012 tentang PMKS dan PSKS selain itu tujuan dilaksanakannya rembug desa

sendiri adalah merumuskan berbagai permasalahan yang ada di Desa Babakan yang

dirasakan oleh masyarakat perlu untuk dicarikan solusi pemecahannya. Adapun tahapan

praktikan dalam melaksanakan rembug dusun adalah:

1. Pembukaan

2. Menyayikan lagu Indonesia raya

3. Sambutan ketua kelompok, dan kepala desa

4. Pengenalan PMKS dan PSKS. Praktikan memaparkan mengenai PMKS dan PSKS

sesuai dengan permensos No.8 tahun 2012, serta beberapa program penanganan

permasalahn tersebut. Setelah pemaparan selesai kemudian praktikan mebuka sesi

untuk tanya jawab.

Gambar 4.12 Kegiatan Balajar dengan Anak-anak


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

5. Menggali/ menemukan permasalahan, dan kebutuhan masyarakat Desa Babakan

(proses MPA). Setelah menjelaskan tentang PMKS dan PSKS dilanjutkan dengan

penggalian masalah dan potensi masyarakat di Desa Babakan melalui Method

Participation of Assesment (MPA). Masyarakat yang hadir diarahkan untuk

mengidentifikasikan jenis PMKS dan masalah sosial lainnya yang dirasa oleh

masyarakat perlu segera ditangani yanng ditulis melalui meta card. Setelah itu
masyarakat menyerahkan hasil diskusi untuk di tempel pada kertas plano yang telah

disediakan

Gambar 4.12 Kegiatan Balajar dengan Anak-anak


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

6. Diskusi untuk menyepakati isu maslah yang akan di intervensi. Praktikan selanjutnya

melakukan diskusi dengan warga mengenai penentuan prioritas isu permasalahan

yan akan diintervensi oleh praktikan. Setelah sesi diskusi ini selesai kemudian

praktikan mennayakan kepada peserta rembug warga yang berminta untuk

menyeleseikan permasalahan yang ditemukan, pada sesi ini praktikan menemukan

interest group dalam menangani permasalahan yang ditemukan.

Gambar 4.12 Kegiatan Balajar dengan Anak-anak


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

7. Penutup

Acara kemudian ditutup dengan doa dan foto bersama dengan para tamu undangan.
Setelah mendapatkan hasil PMKS, PSKS dan masalah sosial lainnya dari hasil

rembug Desa selanjutnya praktikan melakukan verifikasi dan validasi data. Teknik yang

digunakan dengan melakukan home visit ke RT, RW, kaur kesra, pendamping PKH, e-

waroeng BPNT dan kepada masyarakat yang menjadi fokus masalah praktikan.

4.3.1.2. Hasil Asesmen Awal

Proses asesmen awal melalui Community meeting, FGD, dan verivikasi

memberikan beberaoa hasil berupa informsai mengenai PMKS dan PSKS serta

didapatkannya interest group dalam menangani PMKS yang ada. Masalah sosial

berdasarkan hasil MPA dan verivikasi, menghasilkan beberapa permasalahan PMKS dan

juga PSKS yang ada di Desa Babakan. Pada saat penentuan prioritas masalah ini, telah

disepakati bersama dengan masyarakat yang hadir pada saat acara rembug warga pada

tanggal 29 Februari 2020 bertempat di Balai Desa Babakan, terdapat sebanyak 5 jenis

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), yaitu Fakir Miskin, Anak

Terlantar, Penyandang Disabilitas, PRSE, Lansia Terlantar . Permasalahan sampah,

kenakalan remaja, pengangguran, anak putus sekolah, pernikahan dini, dan kurang

aktifnya pos ronda menjadi isu masalah yang menjadi salah prioritas dengan jumlah

jiwa masih tersembunyi atau tidak diketahui.

Masing-masing praktikan ditugaskan oleh Lembaga Poltekesos Bandung untuk

menangani satu permasalahan yang ada di lokasi praktikum, sehingga jumlah

permasalahan merupakan salah satu faktor penentu pemilihan masalah. Dalam hal ini

praktikan menangani permasalahan fakir miskin. Selain itu, terdapat beberapa hal yang

dihasilkan dari proses asesmen yang dilakukan oleh praktikan tidak hanya seputar

permasalahan namun diperoleh informasi terkait dengan PSKS adapun informasi yang

diperoleh yaitu terdapat 9 (sembilan) PSKS (Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ) di


wilayah Desa Babakan. Berikut ini matriks persebaran PSKS yang terdapat di Wilayah

Desa Babakan :

Tabel 4.2 Data PSKS Desa Babakan Kecamatan Kertajati Tahun 2020
No Jenis PSKS Bentuk Kegiatan
1. Karang Taruna Organisasi Kepengurusan baru, berjalan hanya
kemasyarakatan saat ada kegiatan dari desa
kepemudaan
2. Wanita Pemimpin Kader posyandu Menggerakan anggota keluarga dan
Kesejahteraan dan kader masyarakat untuk rutin mengikuti
Sosial (WPKS) Pemberdayaan posyandu bagi yang memiliki
Kesejahteraan bayi/balita
Keluarga (PKK)
3. Wahana Pemberdayaan Kepengurusan baru, kegiatan
Kesejahteraan Kesejahteraan posyandu.
Sosial Berbasis Keluarga (PKK)
Masyarakat
(WKSBM)
4. Dunia Usaha Pabrik Batu Bata, Memberikan kontribusi kepada
Pabrik Rajut, masyarakat desa sebagai donatur
Perkebunan Tebu, baik berupa dana maupun fasilitas
Perkebunan publik, dan menyerap tenaga kerja.
Jambu Kristal,
Penggilingan Padi
5. LKS Lembaga Berkontribusi dalam perencanaan
Kesejahteraan program desa, pelaksanan program
Sosial lokal desa, pelaksana program
seperti LPM, kesejahteraan sosial, penghubung
BPD, Kelompok masyarakat untuk mengakses
Tan, bantuai pemerintah.
GAPOKTAN,
YICM
6. Pekerja Sosial 1 Orang, yaitu Aktif dalam penanganan
Masyarakat Kaur Kesra Desa kesejahteraan sosial di Babakan
Babakan
7 Taruna Siaga TAGANA di Aktif dalam penanganan Bencana
Bencana Tingkat Desa dan di Babakan, dan menjadi relawan
Kecamatan penanganan Bencana di Indonesia.
8 Tenaga 1 orang Kegiatannya pendataan terhadap
Kesejahteraan berkedudukan di PMKS di Kecamatan Kertajati
Sosial Kecamatan Kecamatan
9 Keluarga Pionir Keluarga di Desa Pemberian Nasehat kepada
Babakan masyarakat yang membutuhkan,
memberikan donasi kepada
masyarakat
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui beberapa Potensi Sumber Kesejahteraan

Sosial (PSKS) di Desa Babkan yang seyogyanya menjadi sistem sumber untuk membantu

menyelesaikan masalah namun masih harus dikembangkan dan dioptimalkan, seperti

Karang Taruna yang memiliki banyak kegiatan yang dapat menggerakkan masyarakat

agar lebih produktif. Pada Kenyataanya PSKS tersebut masih kurang optimal dalam

pelaksanaan kegiatannya.

Setelah mengetahui PMKS, dan permsalahan sosial lainnya Desa Babakan dan

juga Kondisi PSKS Desa Babakan, maka praktikan memilih dan menentukan target

group atau fokus permasalahan 3 Permasalahan Sosial / PMKS yaitu fakir miskin,

perempuan rawan sosial ekonomi, lansia terlantar, 2 Permasalahan Sosial lainnya yaitu

permasalahan sampah dan kenakalan remaja, serta 2 PSKS yaitu PKK, dan Karang

Taruna. Adapun alasan paraktikan memilih target group adalah sebagai berikut:

1. Karena ketujuh fokus permasalahan tersebut merupakan masalah terbanyak yang ada

di Desa Babakan.

2. Karena ketujuh fokus permasalahan tersebut diambil berdasarkan empat aspek yaitu

masalah utama atau akar masalah, yang dirasa paling urgensi diantara yang lainnya,

kepentingan umum ataupun bersama dan berdasarkan sumber serta potensi yang ada

untuk bisa menangani masalah di Desa Babakan berdasarkan hasil rembug warga.

3. Dari ketujuh fokus permasalahan yang teridentifikasi, praktikan dalam hal ini

mengambil fokus “Fakir Miskin” untuk ditangani khusunya di Dusun Sukamelang

dengan mempertimbangkan jumlah, kedaruratan masalah dan sistem sumber yang

dimiliki.

Kegiatan penggalian informasi mengenai fakir miskin di Desa Babakan dengan

mengunjungi kaur kesra, Pendamping PKH, Pengelola e-waroeng BPNT, dan

mengunjumhi target group di Desa Babakan diperoleh hasil yaitu persebaran fakir miskin
di Desa Babakan tersebar di seluruh Dusun yaitu Dusun Blok Desa, Dusun Sukamaju,

Dusun Sukamelang, dan Dusun Sukamanah. Jumlah persebaran fakir miskin paling

banyak terdapat di Dusun Sukamelang, hal ini dikarenakan Dusun sukamlenag memiliki

penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan Dusun lainnya.

Praktikan juga memperoleh Informasi bahwasannya tidak semua fakir miskin

mendapatkan bantuan dari pemerintah, yaitu berupa bantuan PKH dan BPNT, program

BPNT paling banyak terdapat di Dusun Sukamelang, bagitu pula dengan program PKH

peserta PKH paling banyak berada di Dusun Sukamelang. Adanya kondisi tidak

tercovernya semua fakir miskin yang ada di Desa Babakan oleh bantuan pemerintah

menunjukan adanya bebrapa fakir miskin yang perlu untuk dibantu dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Berikut ini adalah tabel persebaran fakir miskin Desa Babakan dan

akses keluarga miskin terhadap bantuan pemerintah berupa program Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Tabel 4.2 Data perseberan FM dan Akses terhadap Program


No Dusun Jumlah Jumlah Pnerima
Fakir Program
Miskin BPN PKH
T
1 Blok Desa (RW 01,02) 97 43 44
2 Sukamaju (RW 03) 50 56 11
3 Sukamelang (RW 04,05,06) 170 101 66
4 Sukamanah (RW 07) 92 39 40
Total 409 239 161
Setelah mendapatkan informasi mengenai persebaran fakir miskin, lokasi

interest group dan juga ketersediaan sumber, makan praktikan memfokuskan

penanganan fakir miskin di dusun Sukamaleng. Dusun Sukamelang merupakan

dusun terpadat dengan jumlah fakir miskin paling banyak, fakir miskin di Dusun

Sukamelang bermata pencaharian sebagai buruh tani, buruh harian lepas, bahkan

ada juga yang pengangguran. Seluruh interest group yang didapatkan pada saat

comminity meeting berasal dari dusun sukamelang, hal ini menunjukan adanya
pasrtisipasi warga dusun Sukamelang dalam menyelesaikan permasalahan fakir

miskin yang ada. dusun Sukamelang pula yag memilki luas wilayah paling leuas

diabndingkan dengan Dusun lainnya, serta di Dusun Sukamelang banyak terdapat

Dunia usaha, yaitu pabrik batu bata, perkebunan jambu kristal, dan pembuatan

baju rajut.

4.3.2. Asesmen Lanjutan

Asesmen lanjutan adalah proses penggalian dan pendalaman permasalahan

yang ditangani berupa penggalian sebab masalah, merumuskan perubahan yang

diperlukan, dan menganalisis sumber-sumber yang relevan dengan fokus masalah

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) tersebut. Selanjutnya

praktikan melakukan asesmen lanjutan terhadap masalah Fakir Miskin di Desa

Babakan khususnya di Dusun Sukamelang.

4.3.2.1. Proses Asesmen Lanjutan

Pelaksanaan asesmen lanjutan digunakan untuk mengidentifikasi

permasalahan yang dirasakan masyarakat mengenai masalah fakir miskin dari

penggalian sebab masalah, merumuskan perubahan yang diperlukan, dan

menganalisis sumber-sumber yang relevan dengan fokus masalah pemulung.

Sasaran dalam asesmen lanjutan ini yaitu para fakir miskin di Dusun Sukamelang,

Intersert Group berjumlah 3 orang yang ditemukan pada saat community meeting

dan tokoh masyarakat. Teknik yang digunakan dalam asesmen lanjutan yaitu

wawancara, observasi, focus group discussion (FGD), home visit, dan studi

dokumentasi.
Proses asesmen lanjutan salah satunya adalah dengan melaksanakan

diskusi atau focus group discussion (FGD) bersama dengan perwakilan target

group, iterest group, dan tokoh masyarakat. Diskusi difokuskan untuk

pembahasan mengenai sebab dan akibta permasalahan fakir miskin di Dusun

Sukamelang, Potensi yang ada di Dusun Sukamelang yang bisa untuk mengatsi

fakir miskin dan juga tokoh masyarakat di Dusun Sukamelang.

Gambar 4.12 Kegiatan Balajar dengan Anak-anak


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

4.3.2.2. Hasil Asesmen Lanjutan

Asesmen lanjutan ini menghasilkan beberapa informasi dan data yang

berkaitan dengan fokus masalah yang diambil oleh praktikan yaitu fokus

fakir miskin. Data yang diperoleh berupa gambaran fakir miskin di Desa Babakan,

faktor penyebab, akibat, kebutuhan dan potensi dalam penanganan fakir miskin di

Desa Babakan Khususnya Dusun Sukamelang.

4.3.2.2.1. Fakir Miskin di Desa Babakan

Fakir miskin di Desa Babakan berjumlah 409 KK, dengan populasi terbanyak di

Dusun Sekamelang yaitu sejumlah 170 KK. Fakir miskin di Desa Babakan memiliki mata

pencaharian sebagai buruh tani, buruh bangunan/ buruh harian lepas, pedagang dan juga

pengangguran. Sebagian besar fakir miskin disini hanya bekerja sebagai buruh tani

atau petani garap. Pekerjaan sebagai petani masih sangat tidak mencukup, untuk

dapat memenuhi semua kebutuhannya.


Di Desa Babkan masryarakatnya rata-rata menikah pada usia muda.

Pernikahan ini dilakukan untuk mengurangi beban keluarga yang hidup dalam

kondisi kemiskinan. Ketika seorang wanita sudah tidak bersekolah lagi/putus

sekolah dan sudah memiliki pacar, maka mereka pun segera dinikahkan untuk

menghindari terjadinya perbuatan yang tidak diinginkan sekaligus untuk

mengurangi tanggungan keluarga. Selain itu beberapa fakir miskin baik yang

mereka sudah memperoleh bantuan ataupun belum memperolah bantuan banyak

yang terlibat hutang oleh rentenir/bank emok. Saat mereka memiliki uang hasil

panen makan uangnya dipakai untuk membayar rentenir.

4.3.2.2.2. Faktor Penyebab Fakir Miskin

Fakir miskin yang ada di Desa Babakan disebabkan oleh beberapa fakir penyebab

yang saling terkait satu sama lain, beberapa faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya lapangan pekerjaan

Lapangan pekerjaan Di Desa Babakan terbatas hanya berkisar seputar pertanian,

adanya banyak dunia usaha di Desa Babakan belum bisa menyerap pengangguran

yang ada di Desa Babkan. Bekerja sebagai petanipun masih dianggap sebagai

pengangguran semi terbuka, hal ini dikarenakan mereka hanya saat menanam dan

memanen, sedangkan sehari-harinya hanya sebentar saja ke sawah untuk merawat

tanamannya, sehingga pada siang hari hingga malam harinya mereka tidak bekerja.

2. Ketimpangan antara pendapatan dengan biaya hidup

Penghasilan dari hasil bekerja sebagai buruh tidak mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan hidup, biaya hidup semakin mahal sedangkan penghasilan sedikit itupun

harus dikurangi untuk membayar hutang. Jumlah tanggungan keluarga berkisar


antara 2-6 orang sedangkan tulang punggung keluarga hanya satu orang suami saja

dan isri tidak bekerja.

3. Terlilit hutang

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa keluarga fakir miskin dan

pendamping kaur Kesra Desa Babakan banyak sekali warga Desa Babakan

yang terlibat dengan rentenir. Sehingga apabila keluarga miskin tersebut

mendapat bantuan sosial seperti PKH maka ketika uang tersebut cair akan

disisihkan untuk membayar ke rentenir.

4. Tergantikannya tenaga manusia oleh teknologi mesin dalam bidang pertanian

Di desa Babakan banyak terdapat buruh tani yang kehilangan pekerjaanya

dikarenakan sawah garapannya sudah menggunakan teknologi mesin. Ketika tanah

garapan digarap dengan menggunakan mesin maka tenaga buruh yang dibutuhkan

hanya sedikit saja untuk mengoprasionalkan alat modern.

5. Tidak bisa mengakses sistem sumber

Beberapa program dari pemeritah pusat maupun dari swasta/masyarat untuk

mengatasi permasalahan fakir miskin, namun fakir miskin di Desa Babakan tidak

mengakses program tersebut. Sebagai cintoh program PIP yang menjamin

pendidikan anak hingga SMA, namun karena ketidaktahuan maka kartu tersebut

tidak digunakan dan mereka memilih untuk berhenti sekolah dan bekerja, begitupula

dengan program KIS, dan program PKBM yang diadakan oleh Yayasan Insan

Cerdas mandiri.

6. Sumber Daya Manusia Rendah

Tingkat pendidikan yang rendah pada fakir miskin di Desa Babakan ini rata-

rata hanya sebatas SD dan SMP serta tidak adanya keahlian/keterampilan


dalam bidang tertentu sehingga menyebabkan mereka sulit mencari pekerjaan

yang layak karena mengingat pendidikan mereka hanya sebatas tingkat

SD/SMP bahkan itupun tidak tamat sehingga penghasilan yang diterima

sehari-hari kurang dapat memenuhi kebutuhan keluarga.

4.3.2.2.3. Akibat/Dampak Fakir Miskin

Adapun akibat dari permasalahan yang timbul tersebut antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menopang kehidupan

keluarga. Disebabkan oleh lapangan pekerjaan yang sedikit maka fakir miskin

di Desa Babakan terbatas dalam memperolah pekerjaan.

2. Fakir miskin kurang mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena

penghasilan sehari-hari yang diterima tidak sebanding dengan pengeluaran

yang dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan keluarga.

3. Penghasilan habis untuk membayar hutang, fakir miskin di Desa Babakan

menghutang pada bank emok untuk kehidupan sehari-harinya sehingga

mereka pada saat panen harus membayar pada bank emok.

4. Pengangguran, banyak petani miskin di Desa Babakn yang terpaksa harus

kehilangan pekerjaannya karena tenaganya sudah tergantikan oleh tenaga

mesin. Mereka menganggur tidak memilki penghasilan sedangkan biaya

hidup harus selalu dipenuhi, maka mereka akan mencari jalan lain dengan

meminjam pada rentenir.

5. Munculnya anak putus sekolah dan pernikahan dini menjadi akibat tidak

aksesnya fakir miskin terhadap program pemerintah dalam bidang


pendidikan. Adanya bentuan dari pemerintah untuk sekolah tidak diakses oleh

masyarakat sehingga mereka tidak menyekolahkan anaknya, lukus SMP atau

SMA anak mereka dinikahkan inilah yang menimbulkan pernikahan dini.

Adapula program PKBM dari Yayasan Insan Cerdas mandiri, tetapi tidak

diakses pula oleh masyarakat karena keterbatasan informasi.

6. Fakir miskin memiliki penghasilan yang rendah dan minim karena tingkat

pendidikan rendah hanya sebatas SD/SMP serta tidak adanya keterampilan

kerja yang menopang mereka untuk memiliki pekerjaan yang layak sehingga

rata-rata suami dari keluarga miskin pekerjaannya adalah serabutan dengan

penghasilan sedikit dan istri tidak bekerja

4.3.2.2.4. Kebutuhan

Kebutuhan ini disusun berdasarkan sebab dan akibat permasalahan fakir

miskin. Berikut ini adalah kebutuhan yang diperlukan dalam menangani

permsalahan fakir miskin yang ada di Desa Babakan

1. Perlunya lapangan kerja alternatif untuk peningkatan ekonomi fakir miskin.

Para fakir miskin yang didominasi oleh buruh tani perlu diberikan lapangan

pekerjaan baru untuk mendapatkan tamnahan penghasilan sehingga dapat

memenuhi kebuthan hidup keluarganya.

2. Adanya usaha ekonomi bagi masyarakat fakir miskin untuk menambah

penghasilan, dengan adanya usaha ekonomi ini para istri fakir miskin dapat

bekerja untuk membantu suaminya dalam mencari nafkah materi.


3. Perlunya pelatihan ketrampilan bagi masyarakat miskin, pelatihan

ketrampilan ini perlu diadakan sehingga para fakir miskin dapat bekerja

ataupun dapat memiliki usaha untuk memperolah penghasilan.

4. PKBM, program PKBM ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan fakir

miskin akan akses pendidikan. Adanya program PKBM ini dapat membantu

anak-anak putus sekolah bahkan orang tua pun bisa mengikutinya hingga

mereka mempunyai ijazah agar kebih dipertimbangkan ketika mencari

pekerjaan.

4.3.2.2.5. Potensi dan sumber Untuk menangani Fakir Miskin

Berikut ini adalah potensi dan sumber yang dapat dimanfaatkan untuk

menangani permasalahan fakir miskn yang ada di Desa Babakan:

1. Wilayah luas, wilayah Desa Babakan memilki wilayah yang cukup luas

dengan sebagian besar lahan digunakan untuk pertanian, dengan adanya luas

wilayah ini semakin banyak sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan.

Wilayah yang paling luas di Desa babakan adalah wilayah Dusun

Sukamelang di dusun Sukamelang banyak terdapat sawah, dan perkebunan.

2. Banyak lahan tidak terpakai, di Desa Babakan khususnya Dusun Sukamelang

banyak lahan milik perusahaan yang digarap oleh warga sekitar, namun selam

beberapa tahun ini lahan tersebut tidak digarap lagi, lahan ini bisa

dimanfaatkan kembali oleh masyarakat untuk bertani.

3. BUMDES, Badan Usaha milik desa ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

Desa babakan khususnya fakir miskin. Bumdes ini memiliki program untuk

membuat produk khas Desa Babkan, BUMDES juga telah bermitra dengan
dinas UMKM untuk mengadakan pelatihan dan memasarkan produk. Selain

itu BUMDES juga memiliki program untuk pertanian berupa penyediaan

bibit dan pupuk untuk usaha bersama dengan BUMDES dengan sistem bagi

hasil. Begitupula BUMDES juga memilki program untuk pertanian dengan

penyediaan bibit dan pakan untuk peternakan ayam, bebek dll. Kendalanya

adalah program tersebut sampai saat ini belum bisa dilaksanakan dikarenakan

BUMDES ini baru berdiri 3 bulan yang lalu.

4. Kelompok tani dan GAPOKTAN, pada saat ini kelompok tani dan

GAPOKTAN bermanfaat bagi para petani miskin di Desa Babakan dalam

penyediaan bibit. Kelompok tani secara rutin mengajukan berbagai peralatan

dan juga bahan-bahan pertanian kepada dinas pertanian, bantuan yang

didapatkan berupa alat pertanian seperti traktor, power threser, bahan pupuk

organik, dan juga bibit padi.

5. Karang Taruna, Karang Taruna dapat dijadikan sistem suber dalam

menangani permasalahan fakir miskin, dalam hal ini Karang Taruna

merupakan salah satu PSKS yang bertugas untuk melakukan pendataan

terhadap PMKS termasuk fakir miskin, selain itu anggota Karang Taruna

Desa Babakan memilki ketrampilan dalam pembuatan proposal pengajuan

dana maupun proposal kegiatan.

6. Dunia usaha, dunia usaha dapat dijadikan seabagai sistem sumber dalam

penanganan permasalahan fakir miskin, yaitu dapat menyerap tenaga kerja

dan juga memberikan donatur terhadap kegiatan yang ada di masyarakat.


7. Yayasan Insan Cerdas mandiri, Yayasan yang bergerak dalam bidang

pendidikan ini melaksanakan kegiatan PKBM yang diperuntukan untuk

seluruh warga Desa Babakan yang ingin melanjutkan sekolah baik tingakt

SD, SMP, maupun SMA secara gratis.

4.4. Perumusan Rencana Intervensi

Perumusan rencana intervensi adalah suatu rangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk memilih berbagai alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang

ada dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Perumusan rencana ini

memuat tentang gambaran proses dan hasil dari nama program, tujuan umum dan

khusus, bentuk-bentuk kegiatan, sistem partisipasi dan perannya, strategi, taktik

dan teknik, langkah-langkah dan penjadwalan, peralatan, dan rancangan evaluasi,

dan rancangan biaya beserta sumbernya.

Tahapan perumusan intervensi dilakukan dengan Interest Group untuk

mengidentifikasi solusi-solusi penyelesaian permasalahan fakir miskin di dusun

sukamelang Desa Babakan.

4.4.1. Proses Perumusan Rencana Intervensi

Perumusan intervensi dilakukan dengan berbekal hasil asesmen dengan

beberapa pihak dan dirasa data yang terkumpul cukup, sehingga dilaksanakan

perumusan rencana intervensi yang dimuali pada Tanggal 14 Mret 2020 dengan

rangkaian kegiatan sebagai berikut:

1. Pemfokusan masalah fakir miskin di Desa Babakan.

Rangkaian kegiatan pertama yang dilakukan dalan diskusi dengan interest

group dan tokoh masyarakat adalah merview kembali hasil asesmen praktikan
dengan beberapa pihak melalui community meeting dan FGD di rumah salah

sati interest group di Dusun Sukamelang pada tanggal 14 Maret 2020. ,

kemudian praktikan memfasilitasi kepada interest grup dan tokoh masyarakat

menyampaikan ide dan gagasannya terkait masalah fakir miskin dan

alternative pemecahan masalah, Setiap pihak memiliki gagasan solutif masing-

masing, sehingga memunculkan berbagai alternatif-alternatif solusi dan

rencana intervensi. Selanjutnya proses generalisasi penyebab masalah, potensi,

sumber, dan alternative pemecahan masalah untuk menciptakan rencana

pemecahan masalah yang disepakati. Pada akhir pertemuan ini menghasilkan

rencana program yaitu pemanfaatan lahan mati dan juga menetapkan interest

group sebagai Tim Kerja Masyarakat (TKM).

2. Pembentukan Tim Kerja Masyarakat (TKM)

Pembentukan TKM terdiri dari interest group, pembentukan ini dilakukan

pada saat akhir sesi dari FGD yang dilakukan bersama dengan interest group

dan Tokoh Masyarkat pada tanggal 14 Maret 2020. TKM terdiri dari 3 orang

yang semuanya berasal dari Dusun Sukamelang.

3. Melakukan kordinasi dengan Dunia Usaha, anggota BUMDES, dan Kelompok

Tani Tinggar 2 Dusun Sukamelang

Koordinasi ini dilakukan oleh praktikan dengan tujuan mengkomunikasikan

adanya rencana untuk pemanfaatan lahan di Dusun Sukamelang. Tujuan dari

koordinasi ini diantaranya yaitu mengetahui program dari BUMDES, maupun

Kelompok Tani yang sekiranya dapat mendukung program pemanfaatan

lahan, meminta dukungan dari Dunia Usaha di Dusun Sukamelang untuk


program pemanfaatan lahan, dan mengundang perwakilan kelompok tani,

BUMDES dan pemilik dunia usaha untuk hadir dalam rembug warga

communtiy meeting pembahasan rencana program bersama dengen TKM, pada

keesokan harinya tanggal 15 Maret 2020 pukul 18.30 di Posko Praktikan.

4. Perumusan Rencana Pemecahan Masalah Fakir Miskin

Perumusan rencana pemecahan masalah dilaksanakan dengan TKM dimana

praktikan sebagai fasilitator dan menggunakan Technology of Partisipatory

(ToP) didalam ToP dibahas mengenai alternative penanganan masalah dalam

bentuk rencana program lengkap dengan tujuan, sasaran, teknik, langkah-

langkah dan waktu pelaksanaan yang akan dilaksanakan pada tahapan

selanjutnya. Langkah-langkah pelaksanaan ToP adalah sebagai berikut:

a. Praktikan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan bersama pihak

terkait. Pertmuan kali ini adalah membahas rencana program pemanfaatan

lahan untuk mengatasi permasalahan fakir miskin

b. Praktikan menyampaikan dan menjelaskan hasil Asesement Lanjutan

mengenai permasalahan Fakir Miskin dan juga menjelaskan bahwa ada

inisiatif dari TKM dan tokoh masyarakat untuk mengadakan program

Pemanfaatan lahan. Penjelasan ini perlu diberukan dikarenakan dalam ToP

ini terdapat peserta baru yaitu dari bendahara BUMDES, Ketua Kelompok

Tani, dan pemilik usaha rajut.

c. Praktikan memfasilitasi dan berdiskusi dengan pihak terkait untuk

menyampaikan keberhasilan dari rencana pemanfaatan lahan mati menjadi


lahan pertanian bagi masyarakat miskin. TKM menyampaikan alasan

mengapa memilih alternatif program pemanfaatan lahan mati

d. Praktikan memfasilitasi dan berdiskusi dengan pihak terkait untuk

menyampaikan realitas berupa hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan

baik itu dari segi perizinan lahan, bibit apa yang akan ditanam, sumber

bibit dan pupuk.

e. Praktikan menyampaikan sub-sub rencana kegiatan, penentuan waktu dan

tempat pelaksanaan, biaya awal, dan juga sasaran program

f. Praktikan memfasilitasi pihak terkait dalam pembentukan TKM guna

membantu dalam melaksanakan kegiatan. Pembentukan TKM dalam hal

ini adalah struktur TKM yag sebelumnya telah terbentuk dari interest

group.

Gambar 4.12 Kegiatan Balajar dengan Anak-anak


Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

5. Penilaian Komitmen TKM dalam menjalankan hasil perumusan rencana

pemecahan masalah. Pada akhir proses ToP Praktikan memfasilitasi TKM

untuk membuat janji hati. Dalam hal ini tidak hanya TKM yang mebuliskan

janji hati melainkan perwakilan BUMDES, Kelompok Tani dan Dunia usaha

pun melakukan janji hati.

4.4.2. Hasil Perumusan Rencana Intervensi


Dari berbagai proses perumusan Intervensi menghasilkan beberapa hal

sebagai rencana intervensi yang akan dilakukan. Pada sub bab berikut ini akan

memaparkan secara detai hasil yang didapatkan dari proses perumusan rencana

Intervensi penanganan Fakir Miskin.

4.4.2.1. Hasil Pemfokusan Masalah Fakir Miskin di Desa Babakan

Hasil dari pemfokusan masalah fakir miskin di Desa Babakan adalah

interset group dan tokoh masyarakat sepakat bahwa mayoritas fakir miskin adalah

buruh tani. Buruh tani memerlukan tambahan penghasilan untuk memenihi

kebutuhan hidupnya, untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu adanya pekerjaan,

dengan memanfaatkan lahan kosong di Dusun Sukamelang interest group dan

tokoh masyarakat memiliki rencana untuk memanfaatkan lahan kosong tersebut

sebagai ladang pertanian untuk para buruh tani miskin. Rencana program ini akan

disasarkan pada buruh tani miskin Dusun Sukamelang. Lahan kosong di Dusun

Sukamelang merupakan lahan investasi milik suatu perusahaan yang tidak

digarap. Lahan tersebut ada tiga lokasi di Dusun Sukamelang yang masing-masing

luasnya satu hektare.

4.4.2.2. Hasil Pembentukan TKM

Pembentukan TKM yang dilakukan pada saat akhir sesi dari FGD yang

dilakukan bersama dengan interest group dan Tokoh Masyarkat. Menghasilkan

TKM dalam mengangani Permasalahan Fakir Miskin di Dusun Sukamelang yaitu

terdisi dari 3 orang yang diambil dari interset group.

4.4.2.3. Hasil Koordinasi dengan BUMDES, Kelompok Tani, dan Dunia

Usaha
Hasil dari koordinasi dengan BUMDES adalah BUMDES memiliki

program pemberdayaan untuk setiap dusun, jika memang pegolahan lahan

dilaksanakan BUMDES bisa saja menyediakan bibit dan pupuk dengan sistem

bagi hasil, BUMDES juga sudah bekerjasama dengan Dinas UMKM, dan

Kelompok UMKM Majalengka, tujuan dari kerjasama ini adalah agar bisa

mendapatkan pelatihan dari Dinas maupun dari BLK, dan kerjasama dengan

Kelompok UMKM untuk pemasaran produk. Koordinasi dengan Kelompok Tani

Tinggar 2 menghasilkan informasi bahwa Kelompok Tani biasanya mendapatkan

bantuan berupa bibit pupuk organik secara rutin. Kelompok Tani Tinggar 2 juga

memilki alat pertanian berupa traktor, power theser, pompa air, dan pompa

semprot. Koordinasi dengan usaha rajut dusun Sukamelang adalah pemilik usaha

mendukung adanya rencana pengolahan lahan. Selain itu koordinasi dengan ketiga

pihak tesebut adalah bersedianya mereka datang ke acara rembug warga bersama

dengan TKM untuk melakukan perencanaan program secara lebih detail. Pada

saat rembug warga pemilik usaha rajut, Bapak Memen selaku bendahara

BUMDES, Ketua Kelompok Tani Tinggar 2 Bapak Dapar datang dalam rembug

warga bersama dengan TKM dan praktikan.

4.4.2.4. Hasil Perumusan Rencana Pemecahan Masalah

Hasil dari Perumusan rencana pemecahan masalah dituangkan dalam bentuk

rencana program untuk mengentaskan permasalahan fakir miskin di Desa

Babakan Dusun sukamelang. Secara garis besar hasil dari perumusan rencana

pemecahan masalahan adalah sebagai berikut:

Tanaman yang Ditanam : Kacang Hijau


Perizinan Lahan : Izin ke pihak Desa dan juga perusahaan pemilik

Luas Lahan yang Digarap : 1 ha digarap oleh 10 orang

Kebutuhan untuk penanaman : 1. Lahan sawah digemburkan

2. Bibit

3. Sumber air

4. Pupuk

Dibawah ini adalah rencana program pengentasan fakir miskin melalui

program pemanfaatan lahan tidak terpakai untuk ladang pertanian kajang hijau di

Dusun Sukamelang. Rencana program ini berisi nama program, tujuan, sasaran,

lokasi pelaksanaan, rincian kegiatan, anggaran bdana dan sumbernya, peralatan

dan bahan yang dibutuhkan, dan rencana evaluasi. Hal-hal mengenai rencana

pelaksanaan program akan dipaparkan secara rinci pada poin berikut ini:

1. Nama Program

Program pengetasan fakir miskin di Dusun Sukamelang Desa Babakan dengan

pemanfaatan lahan tidak terpakai untuk ladang pertanian kacang hijau adalah

“Pelatihan dan Pemanfaatan Lahan Tidak Terpakai untuk Ladang Pertanian

Kacang Hijau”

2. Tujuan Program

a. Meningkatkan produktivitas lahan persawahan yang ada

b. Meningkatkan ketempilan dari Buruh Tani miskin di Dusun Sukamelang Desa

Babakan

c. Petani miskin di Dusun Sukamelang Babakan dapat meningkatkan

penghasilannya melalui program pelatihan dan pemanfaatan lahan.

d. Masyarakat miskin dapat memenuhi kebutuhan pokok yang sehat


3. Sasaran Program

Program pelatihan dan pemanfaatan lahan ini diperuntukan bagi Buruh Tani

miskin di Dusun Sukamelang Desa Babakan sejumlah 10 orang, yaitu 3 orang

dari RW 4, 3 orang dari RW 5, dan 4 orang dari RW 6

4. Lokasi Pelaksanaan

Program pelatihan dan pemanfaatan lahan dilakukan di Persawahan Tinggar

seluas 1 ha milik PT. Metropitan Land Tbk (metland)

5. Rincian Kegiatan

Dalam proses pelaksanaanya Program Pelatihan dan Pemanfaatan lahan perlu

adanya rincian kegiatan yang akan dilakukan, sehingga kegiatan yang

dilakukan terencana secara sistematis. Berikut ini adalah rincian kegiatan

program pelatihan dan pemanfaatan lahan tidak terpakai untuk ladanf

pertanian kacang hijau di Dusun Sukamelang Desa Babakan

Tabel 4.2 Data PSKS Desa Babakan Kecamatan Kertajati Tahun 2020
No Rincian Kegiatan Waktu Pelaksana
1 Pelatihan pembuatan proposal untuk 1-3 hari TKM, praktikan dan
pengajuan penggunaan lahan dan Karang Taruna
pencarian dana
2 Pengajuan proposal permohonan 3 hari TKM, Pihak Desa
penggunaan lahan kepada pihak Desa didampingi oleh
Babakan dan dan PT. Metland Praktikan
3 Koordinasi dengan RW Dusun 3 hari TKM dan Praktikan
Sukamelang untuk perekrutan buruh
tani miskin yang akan mengolah
lahan
4 Pencarian anggaran untuk pembelian 7 hari TKM Praktikan
bibit dan pembelian pupuk
5 Pelatihan pengolahan lahan, 1 hari Kelompok Tani,
penanaman, perawatan, pemanenan, TKM, Praktikan
perlakuan pasca panen
6 Sosialisasi Program BUMDES 1 hari BUMDES, TKM,
Praktikan
7 Pengukuran lahan yang akan 2 hari Aparat Desa, TKM,
digunakan target sasaran, dan
Praktikan
8 Pembersihan lahan yang akan 5 hari Target Sasaran,
digunakan didampingi TKM,
Praktikan
9 Pengolahan Lahan 7 Hari Target sasaran
didampingi TKM dan
Praktikan
10 Penanaman 7 Hari Target sasaran
didampingi TKM dan
Praktikan
11 Pengelolaan dan perawatan tanaman 90 hari Target sasaran,
dengan didampingi
oleh TKM dan
Praktikan
12 Pemanenan 3 hari Target sasaran,
dengan didampingi
oleh TKM dan
Praktikan
13 Penjemuran dan pembukaan kulit 7 hari Target sasaran,
dengan didampingi
oleh TKM dan
Praktikan
14 Distribusi/penjualan 3 hari Target sasaran,
dengan didampingi
oleh TKM dan
Praktikan

6. Anggaran Dana

Anggaran kegiatan berisi dana yang diperlukan dalam program pelatihan dan

pengolahan lahan tidak terpakai menjadi ladang pertanian kacang Hijau dusun

Sukamelang Desa Babakan. Berikut ini adalah tabel dana yang diperlukan:

Tabel 4.2 Data PSKS Desa Babakan Kecamatan Kertajati Tahun 2020
No Kegiatan Item Harga Jumlah Total
(RP) (RP)
1 Pelatihan pembuatan proposal Snack 2000 10 20.000
untuk pengajuan penggunaan
lahan dan pencarian dana
2 Pembuatan proposal pengajuan Print 15.000 3 45.000
lahan dan proposal pencarian
dana
3 Pelatihan informal oleh Snack 3000 16 48.000
kelompok tani mengenai
pengolahan lahan
4 Sosialisasi Program BUMDES Snack 3000 16 48.000
5 Pengukuran lahan yang akan Snack 3000 20 60.000
digunakan
6 Pembelian Bibit Bibit 25.000 15 375.000
kacang /kg Kg
hijau
sampeong
7Pengelolaan dan perawatan Pupuk Za 200.000
tanaman
Jumlah Total (RP) 796.000

Dana total yang diperlukan adalah 796.000 suber dana untuk memperoleh

dana ini adalah dengan mengajukan kepada dunia usaha (sirkelir) dan juga

kekurangannya akan ditanggung oleh iuran TKM (sebagai dana pinjaman).

7. Peralatan dan Bahan yang diperlukan

Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam hal ini menyangkut alat dan

bahan yang diperlukan dari tahapan pembuatan proposal, pengolahan lahan,

penanaman, perawatan hingga, pemanenan. Berikut ini adalah tabel alat dan

bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan rencana program berserta dengan

sumber perolehannya.

Tabel 4.2 Data PSKS Desa Babakan Kecamatan Kertajati Tahun 2020
No Alat dan Bahan Jumlah Sumber perolehan
1 Laptop 1 Milik pribadi karang
taruna
2 Sabit 10 Milik pribadi target group
3 Cangkul 5 Milik pribadi target group
4 Sapu lidi 10 Milik pribadi target group
5 Traktor 1 Meminja kelompok tani
6 Ember 20 Milik pribadi target group
7 Terpal 3 Meminjam kelompok tani
8 Bibit kacang hijau sampeong Kg 15 Pembelian
9 Pupuk Za Kg Pembelian

8. Analisis Kelayakan Program


Analisis kelayakan program menggunakan analisis SWOT (strengths,

weakness, threats, opportunity), yaitu dengan mengidentifikasikan kekuatan

internal program, kelemanan internal program, identifikasi peluang dari

luar/eksternal program, serta melihat anca,an dari luar terhadap keberhasilan

program. Tujuan dari analisis kelayakan program ini adalah untuk melihat

apakah program pelatihan dan pemanfaatan lahan sebagai ladang pertanian

kacang hijau di DusunSukamelang Desa Babakan dapat untuk dilaksanakan.

Kekuatan/Strengths : Kelemahan/Weakness :
1. Memanfaatkan lahan tidak 1. Penanaman bergantian dengan
terpakai secara gratis penanaman padi
2. Pelatihan budidaya mampu 2. Memerlukan lahan yang luas
dilakukan oleh kelompok tani
setempat yang pernah
mendapatkan pelatihan dan
sempat menanam
3. Modal tidak terlalu besar
4. Ketersediaan alsintan gratis
5. Penenanam dan perawatan
mudah serta waktu menunggu
panen singkat 2-3 bulan
6. Hasil penen melimpah 1ha
menghasilkan 1,08 ton
7. Dapat tumbuh meski musim
kemarau dan tahan hama
Peluang/Opportunity : Ancaman/ Threat :
1. Harga Kacang Hijau dipasaran Dikarenakan produksi kacang hiaju
tinggi dan stabil di Indonesia remdah dan belum
2. Banyak perusahaan maupun mampu untuk mencukupu
usaha rumahan yang mengolah kebutuhan pacsar domestik maka
kacang hijau, seperti es, ancaman yang akan timbul adalah
minuman sari kacang hijau, adanya import kacang hijau dari
bakpao, bakpia, isian berbagai negara lain
macam kue basah, rempeyek,
kecambah, bubur dll
3. Produksi kacang hijau di
Indonesia masih rendah

Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan maka program

pelatihan dan pemanfaatan lahan tidak terpakai menjadi ladang pertanian

kacang hijau layak untuk dilaksanakan, berdasarkan identifikasi kekuatan dan


peluang yang lebih banyak dari pada kelemahan dan ancaman program.

Kelemahan dan juga ancaman terhadap program dapat diatasi dengan

melakukan budidaya tanaman kacang hijau dengan baik, sehingga hasilnya

tetap melimpah dengan kualitas yang bagus.

9. Pembentukan Struktur TKM

Hasil yang dicapai dalam pembentukan struktur TKM ini adalah TKM yang

telah terbentuk masing-masing anggotanya memiliki kedudukan masing-

masing yaitu:

a. Koordinator TKM :Bpk. Yayan

b. Sektetaris TKM :Bpk Pendi

c. Bendahara TKM :Bpk Ade Eman

Setiap kedudukan memilki tugas dan perannya masing-masing yang saling

bekerjasama demi keberlangsungan dan kelancaran program. Tugas dan peran

setipa kedudukan adalah sebagai berikut:

a. Koordinator TKM, betugas dan bertanggung jawab sebagai koordinator

dalam setiap pelaksanaan kegiatan serta mengkoordinasi setiap

anggotanya agar dapat bertanggungjawab menjalankan tugas dan

fungsinya masing-masing. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak

terkait.

b. Sekretaris TKM, berperan untuk Sekretaris, bertugas dan

bertanggungjawab dalam administratif seperti surat menyurat, pembuatan

proposal, serta pencatatan hasil rapat atau kegiatan yang telah dilakukan.
c. Bendahara TKM, bertugas dan bertanggung jawab dalam pengelolaan

keuangan dan pencatatan keuangan selama dilaksanakannya kegiatan.

10. Rencana Evaluasi

Evaluasi akan dilakukan dalam dua hal yaitu evaluasi proses dan evaluasi

hasil. Evaluasi proses dilakukan dengan melihat apakah ada hambatan atapun

ancaman selama pelaksanaan program. Evaluasi hasil akan dilihat melalui

ketercapain tujuan intervensi. Pelaksanaan hasil perumusan rencana

pemecahan masalah.

4.4.2.5.Hasil Penilaian Komitmen TKM

Hasil Janji Hati yang dilakukan oleh TKM, Ketua Kelompok Tani Tinggar 2,

Bendahara BUMDES, dan Dunia Usaha Pada akhir proses ToP adalah sebagai

berikut:

1. TKM berkomitmen untuk melaksanakan program, memberikan semangat dan

dukungan pada Target Group

2. TKM akan membuat proposal bersama dengan Karang Taruna

3. TKM berkomitmen untuk mencari dana dan meminjamkan uangnya untuk

pembelian bibit dan pupuk

4. Dunia usaha berkoitmen untuk mendukung program dan memberikan bantuan

uang

5. Kelompok Tani berkomitmen untuk meminjamkan mesin pertanian yang

diperlukan

6. Kelompok Tani berkoitmen untuk memberikan pelatihan mengenai

pengolahan lahan hingga pasca panen


7. BUMDES berkomitmen untuk menganggarkan dana untuk keberlangsungan

program pada tahun selanjutnya

8. BUMDES berkomitmen untuk melakukan sosialisasi mengenai program

pemberdayaan berupa pengolahan hasil bumi di Desa Babakan untuk dibuat

produk dan dipasarkan di Kios BUMDES yang pelaksanaanya tahun depan.

4.5. Pelaksanaan Intervensi

Pelaksanaan Intervensi dalam hal ini Praktikan tidak melakukan kegiatan

bersama masyarakat namun dengan cara membuat prencanaan sosial (social

planning) lengkap dengan skenarionya yaitu apa kegiatannya, siapa yang terlibat

dengan perannya, waktu pelaksanaan, dan langkah-langkah pelaksanaan.

Dalam pelaksanaan Intervensi ini perlu keterlibatan berbagai pihak yaitu

TKM yang berperan sebagai pelaksana kegiatan dan memfasilitasi berbagai

pertemuan maupun kegiatan untuk target group. TKM juga berperan dalam

memberikan motivasi,dukungan moral maupun materil demi terlaksananya

program. Keterlibatan Pihak Desa dalam hal ini adalah perizinan penggunaan

lahan dan sebagai penghubung TKM dengan pihak Perusahaan Metland untuk

memperoleh izin penggunaan lahan. Pihak desa juga terlibat pada saat

pengukuran lahan yag akan dipakai, untuk menghindari adanya sengketa.

Kelompok tani juga berperan penting dalam pelaksanaan program yaitu sebagai

sumber yang memberikan pelatihan dan pendampingan selama budidaya.

Kelompok Tani juga berperan dalam memberikan pinjaman alat pertanian mesin

maupun non mesin berupa traktor dan terpal untuk kelancaran budidaya kacang

hijau. Keterlibatan dunia usaha Desa Babakan dalam pelaksanaan program ini
juga penting karena dengan adanya dunia usaha dapat memberikan bantuan

materil untuk modal awal pelaksanaan kegiatan. Karang Taruna yang

memberikan pelatihan dan membantu dalam proses pembuatan proposal juga

memiliki andil dalam pelaksanaan program. Keterlibatan BUMDES dalam

program ini meskipun tidak terlihat kebermanfaatannya secara langsung namun

tetap berdapampak baik bagi keberlanjutan program, dimana BUMDES akan

menganggarkan modal untuk program pelatihan dan pemanfaatan lahan ini di

anggaran BUMDES pada tahun selanjutnya, tentunya hal ini bisa memberikan

semangat bagi para TKM maupun target group, serta para buruh tani miskin di

Desa Babakan untuk melakukan program yang sama pada periode selanjutnya.

Program Pemberdayaan dari BUMDES di Tahun depan berupa berupa

pengolahan hasil bumi di Desa Babakan untuk dibuat produk dan dipasarkan di

Kios BUMDES juga dapat memberikan semangat pada target group agar

sebagian hasil panennya dapat diolah sendiri dengan mendapatkan pelatihan dari

BLK maupun dari dinas UMKM untuk selanjutnya dipasarkan di BUMDES, atau

melalui BUMDES untuk dipasarkan di berbagai outlet yang sudah tergabung

dalam kelompok UMKM di Majalengka.

Dalam social planning ini dipaparkan skenario pelaksanaan program

pelatihan dan pemanfaatan lahan tidak terpakai manjadi ladang petanian kacang

hijau di Dusun Sukamelang Desa Babakan yang memuat tentang kegiatan apa

yang dilakukan, sumber daya manusia yang berpartisipasi dan perannya, jadwal

pelaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan. Pelaksanaan program pelatihan

dan pemanfaatan lahan tidak terpakai manjadi ladang petanian kacang hijau di
Dusun Sukamelang Desa Babakan dilaksanaka pada awal Bulan Mei, waktu ini

dipilih agar lahan selesai dipanen padi, dan semua pihak yang terlibat telah selesai

masa panennya. Berikut ini akan dimuat dalam tabel mengenai skenario

pelaksanaan program Pelatihan dan Pemanfaatan lahan tidak terpakai menjad

ladang pertanian kacang hijau.

Tabel 4.2 Data PSKS Desa Babakan Kecamatan Kertajati Tahun 2020
NO Nama Kegiatan Partisipan dan Waktu Langkah-langkah
Peranya
1 Pelatihan 1. TKM 7-9 1. Sekretaris TKM
pembuatan sebagai Mei mendatangi Sekretaris
proposal untuk pelaksana 2020 Karang Taruna
pengajuan 2. Karang 2. Sekretaris TKM dan
penggunaan lahan Taruna Sekretaris Karang
dan pencarian dana sebagai Taruna bersama-sama
pemberi membuat Proposal
pelatihan pengajuan lahan dan
proposal pencarian dana
2 Pengajuan proposal 1. TKM 10-12 1. Koordinaror TKM
permohonan sebagai Mei dengan membawa
penggunaan lahan pelaksana 2020 proposal mendatangi
kepada pihak Desa 2. Pihak Desa sekretaris Desa untuk
Babakan dan dan sebagai mengungkapkan
PT. Metland sasaran dan maksud dari program
penghubung 2. Sekretaris Desa
ke pihak menghubungkan TKM
perusahaan dengan perusahaan
Metland
3 Koordinasi dengan 1. TKM 13-15 1. Koordinator TKM
RW Dusun sebagai Mei mendatangi rumah RW
Sukamelang untuk pelaksana 2020 untuk menjelaskan
perekrutan buruh 2. Ketua RW adanya program
tani miskin yang sebagai pelatihan dan
akan mengolah sasaran pemanfaatan lahan
lahan untuk ladamg pertanian
kacang hijau
2. Koordinator TKM
meminta ketua RW
untuk
merekomendasikan
warganya yang bekerja
sebagai buruh tani
miskin yang mau untuk
mengelola lahan
pertanian kacang hijau
dengan lahan, bibit, dan
pupuk sudah disediakan.
RW 04, 05
merekomendasikan
masing masing 3 orang,
dan RW 06 4 orang.
3. Ketua RW melakukan
pemilihan terhadap
warganya
4. Ketua RW
merekomendasikan
nama-nama warganya
kepada TKM
4 Pencarian anggaran 1. TKM sebagai 16-22 1. Bendahara TKM
untuk pembelian pelaksana Mei dengan Membawa
bibit dan kegiatan 2020 Proposal mendatangi
pembelian pupuk 2. Dunia Usaha dunia Usaha yang ada di
sebagai Desa Babakan yaitu
sasaran yang dunia usaha batu bata,
akan usaha rajut, usaha
memberikan perkebunana tebu, dan
sumbangan usaha perkebunan
dana jambu kristal untuk
menjelaskan adanya
program
2. Bendahara TKM
mendatangi terlebih
dahulu usaha rajut yang
pada saat ToP ikut
hadir.
3. Bendahara TKM
meminta dukungan
kepada dunia usaha
berupa pemberian uang
untuk modal awal
4. Dunia usaha
memberikan uang
dukungan
5. TKM melakukan iuran
bersama untuk menutup
jika ada kekurangan
dana
5 Pelatihan 1. Kelompok 23 Mei 1. TKM mengadakan
pengolahan lahan, Tani sebagai 2020 pertemuan dengan
penanaman, pemberi target group hasil
perawatan, pelatihan rekomendasi ketua RW
pemanenan, 2. TKM untuk menjelaskan
perlakuan pasca sebagai program
panen fasilitator 2. Koordinator TKM
3. Target koordinasi dengan
Group Ketua Kelompok Tani
sebagai Tinggar 2 untuk
target pelaksanaan pelatihan
pelatihan 3. Target group
dikumpulkan kembali
untuk mengikuti
pelatihan dari kelompok
Tani mengenai
budidaya tanaman
kacang hijau
6 Sosialisasi 1. BUMDES 24 Mei 1. Koordinator TKM
Program BUMDES sebagai 2020 Koordinasi dengan
pemateri BUMDES untuk waktu
2. TKM pelaksanaan sosialisasi
sebagai 2. TKM memfasilitasi
fasilitator pertemuan target group
3. Target dengan BUMDES untuk
Group sosialisasi program
sebagai BUMDES
target
sosialisasi
7 Pengukuran lahan 1. Aparat Desa 25-26 1. Koordinator TKM
yang akan sebagai Mei meminta bantuan pihak
digunakan pelaksana 2020 Desa untuk melakukan
kegiatan pengukuran lahan
2. Kelompok 2. Pihak Desa, Kepala
Tani sebagai dusun, TKM, Kelompok
pelaksana Tani dan target group
kegiatan melkukan pengukuran
3. TKM lahan
fasilitator
4. Target
group
sebagai
sasaran
8 Pembersihan lahan 1. Target 27-31 1. Target group
yang akan Sasaran Mei menyiapkan alat yang
digunakan sebagai 2020 diperlukan berupa sabit
pelaksana hari dan cangkul
kegiatan 2. Target group mulai
2. TKM membersihkan lahan
sebagai 3. TKM mendampingi
pendamping proses pemberihan
lahan
9 Pengolahan Lahan 1. Target 1-7 Juni 1. TKM meminjam traktor
group 2020 kepada kelompok tani
sebagai Tinggar 2
pelaksana 2. Target group mulai
kegiatan membajak sawah
2. TKM 3. TKM dan ketua
sebagai kelompok tani ikut
pendamping mendampingi
10 Penanaman 1. Target 8-14 1. Target Group
group Juni didampingi oleh
sebagai 2020 Kelompok Tani
pelaksana melakukan penanaman
kegiatan bibit kacang hijau di
2. TKM lahan yang telah
sebagai disiapkan
pendamping 2. TKM ikut mendampingi
3. Kelompok proses penanaman
tani sebagai
pendamping
11 Pengelolaan dan 1. Target 15 Juni- Target group melakukan
perawatan tanaman group 15 Agst perawatan tanaman dengan
sebagai 2020 memberi pupuk
pelaksana
kegiatan
2. TKM
sebagai
pendamping
12 Pemanenan 1. Target 16-18 1. Target group
group Agst menyiapkan alat yang
sebagai 2020 diperlukan untuk
pelaksana memanen berupa ember
kegiatan dan gunting
2. TKM 2. Target group
sebagai malakukan pemanenan
pendamping
13 Penjemuran dan 1. Target 19-25 1. Terget group
pembukaan kulit group Agst mengambil terpal di
sebagai 2020 kelompok Tani Tinggar
pelaksana 2
kegiatan 2. Targer group
2. TKM melakukan penjemuran
sebagai biji kacang hijau
pendamping
14 Distribusi TKM sebagai 26-28 TKM menghubungkan
/penjualan pelaksana Agst target gropup dengan
kegiatan 2020 Tengkulak kacang hijau

4.6. Evaluasi

Dalam hal ini evaluasi dilihat dari ketercapaian tujuan intervensi melalui

analisis analisis terhadap keadaan sebelum dan sesudah pelaksanaan intervensi

dan juga dengan melakukan analisis terhadap SWOT yang telah dilakukan
sebelumnya. Dalam sub bab berikut ini akan dipaparkan mengenai evaluasi

terhadap pelaksanaan intervensi.

4.6.1. Ketercapaian Tujuan Intervensi

Ketercapaian tujuan intervensi dilihat dari keadaan yang akan terjadi pada

target kegiatan sebelum dan sesudah pelaksanaan Intervensi. Dalam tabel berikut

ini dijabarkan mengenai keadaan sebelum dan sesudah intervensi yang akan

dilaksanakan.

No Kegiatan Keadaan Sebelum Keadaan Setelah


Intervensi Intervensi
(1) (2) (3) (4)
1 Pelatihan 1. Kurangnya 1. TKM mengetahui
pembuatan proposal pengetahuan dan dan mampu untuk
pengajuan izin pemahaman TKM membuat proposal
penggunaan lahan tentang pembuatan 2. Lahan bisa diakses
dan prposal proposal agar lebih produktif
pencarian dana 2. Lahan tidak diakses
untuk digunakan
2 Koordinasi dengan Belum ada target Adanya target group
ketua RW untuk group yang dari dusun
perekrutan buruh menggarap lahan Sukamelang untuk
tani miskin untuk menggarap lahan
menggarap lahan
3 Pencarian Belum ada modal Adanya modal awal
dana/modal awal ke untuk pengoahan untuk melaksanakan
dunia usaha lahan menjadi ladang program.
pertanian kacang hijau
4 Pelatihan budidaya Target group belum Target group
kacang hijau memiliki pengetahuan mengetahui dan
dan belum mampu mampu melakukan
melakukan budidaya budidaya kacang hijau
kacang hijau
5 Sosialisasi Program TKM dan Target TKM dan Target
BUMDES Group belum Group memiliki
memiliki pengetahuan pengetahuan tentang
tentang program program BUMDES
BUMDES dan suatu saat dapat
untuk mengaksesnya
6 Pengolahan lahan 1. Lahan tidak 1. Lahan lebih
untuk budidaya produktif produktif
kacang hijau 2. Setelah masa panen 2. Setelah masa panen
berakhit target berakhit target
group menganggur group memiliki
3. Target group tidak kegiatan yaitu
memilki penghasilan menggarap ladang
lain selain menjadi kacang hijau
buruh tani. 3. Target group
memilki penghasilan
tambahan untuk
memenuhi
kebutuhan hidup
keluarga.

4.6.2. Hasil Analisis SWOT

Hasil analisis SWOT yang dilakukan pada poin sebelumnya menghasilkan

suatu kesimpulan bahwasannya program pelatihan dan pemanfaatan lahan tidak

terpakai untuk ladang pertanian kacang hijau layak untuk dilaksanakan jika dilihat

dari identifikasi kekuatan dan peluang yang lebih banyak dari pada kelemahan dan

ancaman program. Strategi yang perlu dilakukan dengan menggunakan

kekuatan/strengths untuk memanfaatkan peluang adalah dengan memanfaatkan

potensi lahan dengan baik dan efisien dan selalu mencari ilmu tentang

pertanian/budidaya kacang hijau. Strategi yang dilakukan untuk meminimalisir

kekurangan untuk bisa memanfaatkan peluang yang ada adalah dengan

menggunakan benih kacang hijau yang berkualitas sehingga hasil panenya banyak

dan harga jual tinggi. Strategi yang dilakukan dengan memanfaatkan peluang

untuk menghindari ancaman adalah dengan melakukan peningkaan produktivitas

pertanian kacang hijau. Strategi yang perlu dilakukan untuk meminimalisisr

kekurangan dan menghindari ancaman adalah dengan melakukan kegiatan

pertanian/budidaya kacang hijau sesuai dengan anjuran.

4.7. Terminasi
Terminasi merupakan proses pengakhiran praktik pekerjaan sosial makro

dengan pihak Tim Kerja Masyarakat (TKM) dan desa. Pengakhiran dengan TKM

dilaksanakan pada tanggal 24 dan 26 Maret 2020. Tahapan terminasi dengan

pihak Desa dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2020 Praktikan melakukan

tahapan terminasi dengan pihak aparatur Desa Babakan bertempat di Kantor Desa

Babakan. Praktikan menyampaikan hasil dari kegiatan yang telah dilakukan di

Desa Babakan dan berpamitan pulang ke Bandung.

Pada tahapan terminasi kepada TKM praktikan memberi arahan kepada

TKM untuk mengkondisikan rencana program kegiatan yang akan dilaksanakan,

praktikan membrikan leafleat langkah-langkah pelaksanaan program Pelatihan

dan Pemanfaatan lahan tidak terpakai menjadi lahan pertanian kacanh hijau pada

TKM. Berikut ini adalah leaflet yang diberikan pada TKM.


Gambar 4.12 Kegiatan Balajar dengan Anak-anak
Sumber : Dokumentasi Praktikum III Ds Babakan

Anda mungkin juga menyukai