Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

PELAKSANAN PRAKTIKUM

Praktikum III merupakan praktek pekerjaan sosial berbasis Masyarakat yang

diselenggarakan oleh Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung pada mahasiswa

semester akhir, adapun pelaksanaanya terdiri dari berbagai macam tahapan dan

menggunakan berbagai macam metode praktik pekerjaan sosial berbasis makro

atau intervensi komunitas. Tahapan pelaksanaan Praktikum III di mulai dari tahap

inisiasi sosial hingga terminasi dan rujukan. Dalam bab ini dipaparkan urutan

tahap pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut: Inisiasi sosial,

Pengorganisasian sosial, Asesmen sosial, Perumusan Rencana Intervensi,

Pelaksanaan Intervensi, Evaluasi Program, Terminasi dan Rujukan.

4.1 Inisiasi Sosial

Inisiasi sosial merupakan kegiatan yang bertujuan agar praktikan dapat

mengetahui dan memahami karakteristik masyarakat serta dapat diterima di dalam

komunitas atau masyarakat dengan cara bergabung dalam organisasi lokal. Tujuan

lain dari inisiasi sosial adalah melatih mental setiap peserta praktikum supaya

dapat menjadi pribadi yang lebih tangguh dan dapat diterima di dalam komunitas

atau masyarakat khususnya di Desa Nagrak, Kecamatan Pacet, Kabupaten

Bandung. Ditahap inisiasi sosial praktikan membangun relasi dengan seluruh

unsur ataupun elemen yang ada di Desa, diantaranya dengan aparat pemerintahan

Desa Nagrak, Ketua Dusun, Ketua RW / RT, Kepala BPD, tokoh masyarakat,

tokoh agama, Karang Taruna, posyandu, Ketua MUI, Kader PKK, Kader DSM,

68
69

serta masyarakat Desa Nagrak. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 13-21

Februari 2020.

Teknik yang digunakan dalam melakukan inisiasi sosial meliputi

Community Involvement (CI), pertemuan warga, wawancara, observasi, studi

dokumentasi, dan home visit. Berikut kegiatan yang telah dilakukan praktikan

pada tahap inisiasi sosial adalah sebagai berikut :

4.1.1 Proses Inisiasi Sosial

Pada tahapan inisiaasi sosial praktikan melakukan beberapa kegiatan

diantaranya sebagai berikut:

4.1.1.1. Kunjungan / Penjajakan ke Kantor Desa

Kunjungan pertama sekaligus penjajakan praktikum yang dilaksanakan pada

hari jumat tanggal 7 Februari 2020 bertempat di kantor Desa Nagrak, Kecamatan

Pacet, Kabupaten Bandung. Praktikan disambut baik oleh seluruh staff dan aparat

pemerintahan desa Nagrak. Praktikan bertemu langsung dengan Kepala Desa,

Sekretaris Desa, Kepala urusan (Kaur) Umum, Kepala Pusat Kesejahteraan Sosial

(Puskesos), serta staff/aparat pemerintahan lain yang ada di Desa Nagrak. Tujuan

dari kegiatan penjajakan yaitu untuk bersilaturahmi dan memperkenalkan diri

sekaligus mensosialisasikan dan memberikan gambaran tentang kegiatan

praktikum yang akan dilaksanakan selama 2,5 bulan kedepan sesuai dengan

matriks kerja yang telah direncakanakan praktikan. Praktikan mendatangi

langsung kantor Desa Nagrak, praktikan langsung disambut oleh Kaur Umum dan

diarahkan untuk masuk kedalam menemui Kepala Desa.


70

Praktikan memperkenalkan diri masing – masing serta menjelaskan maksud

dan tujuan praktikan dalam melaksanakan praktikum III berbasis masyarakat.

Kepala Desa Nagrak serta seluruh aparat desa menyambut baik maksud dan

kedatangan praktikan untuk berpraktik di Desa Nagrak. Praktikan juga langsung

diarahkan oleh kepala desa untuk mengetahui batas – batas wilayah desa Nagrak.

Praktikan ditemani oleh kaur umum desa untuk menjelajahi batas – batas Desa

Nagrak. Praktikan sekaligus memastikan tempat tinggal yang akan di tempati

praktikan selama 2,5 bulan kedepan selain memperkenalkan diri dan menjelajahi

batas desa.

Dalam tahap ini praktikan menggunakan teknik small talk agar terjalin relasi

dan kepercayaan dari pihak desa untuk mendapatkan dukungan serta izin dari desa

dalam melaksanakan tahapan kegiatan praktikum. Praktikan juga melakukan

teknik wawancara dan studi dokumentasi untuk memperoleh data - data yang

berkaitan dengan masalah sosial secara umum yang ada di Desa Nagrak,

Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung.

Gambar 4.1 Penjajakan Praktikan disambut Kepala Desa

Selanjutnya praktikan melakukan kunjungan kedua yaitu kegiatan

penerimaan dari pemerintahan desa terhadap kedatangan praktikan Poltekesos


71

Bandung dilaksanakan di aula Desa Nagrak pada hari rabu tanggal 12 Februari

2020. Kegiatan ini merupakan perkenalan mahasiswa dengan aparatur desa,

perangkat desa dan tokoh masyarakat yang ada di Desa Nagrak. Kegiatan ini juga

selain memperkenalkan diri, praktikan juga menjelaskan mengenai kegiatan yang

meliputi maksud tujuan praktikum III, fungsi praktikan melakukan praktikum di

Desa Nagrak kepada aparatur desa, perangkat desa dan tokoh masyarakat yang

ada di Desa Nagrak yang hadir dalam kegiatan ini.

Gambar 4.2 Penerimaan Praktikan oleh Desa Nagrak

Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah untuk membangun kepercayaan dan

menjalin relasi yang baik kepada aparat Desa Nagrak, perangkat desa dan tokoh

masyarakat, dengan terciptanya relasi yang baik diharapkan akan memudahkan

praktikan dalam melakukan kegiatan selama Praktikum III berlangsung di Desa

Nagrak. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 65 peserta yang terdiri dari Kepala

Desa Nagrak, Sekretaris Desa Nagrak, Ketua BPD Desa Nagrak, Ketua Puskesos

Desa Nagrak, Kepala Dusun, Ketua RT/RW, Karang Taruna Desa Nagrak, Kader

PKK Desa Nagrak, serta Kader DSM Desa Nagrak.

4.1.1.2. Community Involvement


72

Community Involvement (CI) dalam kegiatan masyarakat dilakukan oleh

praktikan di tengah-tengah waktu kegiatan praktikum. Tujuan dari CI adalah

membangun akses kepercayaan terhadap masyarakat Desa Nagrak. Berikut adalah

kegiatan yang dilakukan praktikan dalam tahap Community Involvement :

1. Berkumpul Bersama Masyarakat

Merupakan kegiatan yang melibatkan diri dalam kegiatan

kemasyarakatan baik formal maupun nonformal. Kegiatan yang dilaksanakan

praktikan diantaranya melakukan kunjungan ke Posyandu dan Posbindu,

melakukan kunjungan ke rumah Kepala Dusun, melakukan kunjungan ke rumah

RT/RW, mengikuti kegiatan penguatan kapasitas kader PKK, mengikuti kegiatan

pencarian sumber mata air untuk penduduk Desa Nagrak, mengikuti kegiatan

serah terima jabatan Karang Taruna, menghadiri pengajian di Kantor Desa,

mengikuti kegiatan rapat bersama LPM, BPD, Babinsa dan Aparat Desa terkait

persiapan Milangkala Desa Nagrak. Kegiatan tersebut ditujukan untuk menjalin

relasi dengan masyarakat Desa Nagrak.

Gambar 4.3 Community Involvement


Selain berkumpul dengan pemuda dan Karang Taruna di Desa Nagrak,

praktikan juga berkumpul dengan aparat Desa Nagrak, dan Kader Posyandu dan
73

masyarakat secara umum dalam setiap kegiatan masyarakat. Pada tahap ini

praktikan dapat menjalin relasi dan memperoleh dukungan dari berbagai lapisan

masyarakat, sehingga dapat mengetahui kondisi lingkungan, permasalahan,

kebutuhan, dan potensi serta menggali isu-isu masalah sosial lainnya yang ada di

Desa Nagrak.

2. Mengikuti Kegiatan Mingguan

Di Desa Nagrak memiliki kegiatan pengajian yang rutin dilakukan setiap

malam jumat di Kantor Desa Nagrak. Desa Nagrak juga memiliki kegiatan

mingguan Jumsih (Jum’at Bersih) RW 16 dan Kerja bakti hari minggu yang

dilakukan di setiap RW masing-masing yang ada di Desa Nagrak.

Gambar 4.4 Kegiatan Jumsih RW 16 Gambar 4.5 Kegiatan pengajian

Kepala Desa Nagrak juga memiliki kegiatan mingguan yaitu melaksanakan

upacara SD keliling yang ada di Desa. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan

rasa kecintaan anak – anak terhadap Desa Nagrak dan Tanah Air. Melalui

kegiatan tersebut, praktikan berhasil menjalin relasi yang baik dengan beberapa

tokoh masyarakat dan aparat Desa Nagrak.


74

Gambar 4.6 Upacara SD keliling

3. Pemetaan Sosial

Kegiatan membangun kontak awal yang telah dilakukan, selanjutnya

praktikan melakukan kegiatan pemetaan sosial. Pemetaan sosial ini dilakukan

untuk mengetahui gambaran tentang Desa Nagrak secara menyeluruh. Kegiatan

pemetaan sosial yang dilakukan praktikan dengan cara :

1) Transectwalk

Praktikan melakukan kegiatan transectwalk didampingi oleh pendamping

lapangan Bapak Atep Ondi yang juga bertugas selaku aparat Desa Nagrak yaitu

Kepala urusan umum Desa Nagrak. Tujuannya adalah untuk mengetahui batas-

batas setiap dusun di Desa Nagrak yang terdiri dari empat dusun dan

penyebaran RT dan RW di setiap dusunnya serta mengetahui potensi sumber

atau fasilitas apa saja yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kegiatan

dilanjutkan dengan pengumpulan data dan informasi terkait gambaran umum

Desa Nagrak. Kegiatan tersebut dilakukan melalui wawancara terhadap kepala

dusun, ketua RT, ketua RW, tokoh masyarakat dan perangkat Desa Nagrak

serta studi dokumentasi dari pihak puskesos dan perangkat desa.

Selain mengetahui wilayah Desa Nagrak yang terbagi ke dalam empat

dusun, pada setiap kesempatannya praktikan memperkenalkan diri pada setiap

pertemuan yang dilakukan dengan kepala dusun, ketua RW, serta ketua RT
75

yang dikunjungi. Dapat diketahui bahwa hampir seluruh masyarakat Desa

Nagrak memiliki kegiatan di pagi hari sampai sore hari dan memiliki waktu

luang selepas pukul 17.00 sore ataupun selepas sholat isya dikarenakan

mayoritas pekerjaan dari masyarakat Desa Nagrak adalah petani dan pekerja

pabrik serta ada beberapa RW yaitu RW 11 dan 13 perumahan yang

masyarakatnya bekerja sebagai pegawai negeri sipil ataupun pegawai kantoran

ada pula yang bekerja sebagai karyawan swasta atau buruh pabrik. Hal ini

menjadi acuan bagi praktikan dalam mempertimbangkan waktu pelaksanaan

kegiatan-kegiatan praktikum kedepan.

Gambar 4.7 Transectwalk pencarian sumber mata air

4.1.2 Hasil Inisiasi Sosial

Berdasarkan kegiatan inisiasi sosial yang telah dilakukan praktikan,

menghasilkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Terbangunnya trust building dan dukungan antara praktikan dengan aparat

desa, tokoh masyarakat, dan juga masyarakat Desa Nagrak.

2. Terjalinnya relasi yang baik antara praktikan dengan aparat desa, tokoh

masyarakat, dan juga masyarakat Desa Nagrak.


76

3. Diketahuinya kegiatan-kegiatan yang ada di Desa Nagrak seperti Posyandu,

posbindu, pengajian dan lain sebagainya.

4. Diketahuinya gambaran tentang isu komunitas yang ada di Desa Nagrak.

5. Sepakatnya masyarakat untuk bekerja bersama praktikan dalam melakukan

pemecahan masalah tentang isu komunitas yang ada di Desa Nagrak .

4.2 Pengorganisasian Sosial

Pengorganisasian sosial merupakan proses dimana praktikan

mengidentifikasi struktur pengelompokan sosial dan mengidentifikasi organisasi-

organisasi sosial lokal, melibatkan komunitas dan organisasi yang potensial untuk

menggerakan masyarakat secara terpadu dan terkoordinasi dalam upaya

pengembangan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial,

mencegah dan menangani permasalahan sosial di masyarakat. Dengan melibatkan

masyarakat sebagai tim kerja dalam menganalisis masalah serta pemecahan

masalahnya.

4.2.1 Proses Pengorganisasian Sosial

Pengorganisasian sosial yaitu adanya perlibatan warga masyarakat, sehingga

mereka secara bersama menyadari akan adanya masalah kebutuhan dan kekuatan

untuk di intervensi dan mengorganisasikan diri untuk menghadapi perubahan

yang akan dilakukan. Proses pelaksanaan pengorganisasian sosial ini berlangsung

dari tanggal 13 Februari sampai dengan 21 Februari 2020 menggunakan media

home visit dan Forum Group Discussion (FGD).


77

Gambar 4.8 Kegiatan Pengorganisasian Sosial

Kunjungan ke tokoh masyarakat dilakukan praktikan mulai dari tanggal 13-

21 Februari 2020. Kegiatan ini dilakukan di beberapa tempat, seperti rumah

perangkat desa, sekolah, dan pesantren. Tokoh masyarakat yang dimaksud

meliputi kepala desa, kepala dusun, ketua puskesos, LPM, BPD, tokoh agama,

Ketua RT, Ketua RW, kelompok tani dan beberapa anggota organisasi sosial yang

ada di Desa Nagrak seperti Karang Taruna, PKK, Desa Siaga, Bumdes, Polindes,

Tagana, serta Dunia Usaha.

Kegiatan ini ditujukan agar terbangun relasi yang baik antara praktikan

dengan tokoh masyarakat ataupun organisasi sosial lokal di Desa Nagrak. Tokoh

masyarakat merupakan stakeholder Desa Nagrak yang dapat dijadikan sistem

sumber saat proses pelaksanaan praktik pekerjaan sosial makro, mulai dari tahap

pengorganisasian sosial sampai dengan tahap intervensi sosial. Kunjungan

tersebut dilakukan agar dapat memperbesar penerimaan dan kepercayaan warga

masyarakat kepada praktikan. Selain itu, praktikan juga memanfaatkan waktu

luang untuk bersilaturahmi ke masyarakat sekitar sekaligus observasi terhadap

PMKS dan PSKS yang ada di Desa Nagrak.

4.2.2 Hasil Pengorganisasian Sosial


78

Berdasarkan kegiatan pengorganisasian sosial yang telah dilakukan, dapat

menghasilkan beberapa hal, sebagai berikut :

1. Terbangunnya kesadaran masyarakat, perangkat desa, tokoh masyarakat,

dan ketua RW dan RT untuk bersama-sama melakukan perubahan bagi

Desa Nagrak dengan cara memecahkan permasalahan yang ada serta

menjadikan Desa Nagrak menjadi lebih baik.

2. Terwujudnya relasi yang baik antara praktikan dengan masyarakat untuk

memperoleh kepercayaan dan dukungan dari masyarakat kepada praktikan

sehingga kegiatan-kegiatan selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik dan

benar serta mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar

3. Tersampaikannya maksud, tujuan, dan proses praktikum III yang dilakukan

oleh praktikan selama 2,5 bulan kepada masyarakat. Hal tersebut bertujuan

agar masyarakat memahami kegiatan yang akan dilakukan oleh praktikan.

4. Praktikan mengetahui isu-isu permasalahan sosial yang ada di Desa Nagrak

melalui diskusi dalam rembug dusun.

4.3 Asesmen Sosial

Asesmen merupakan tahapan yang penting dalam rangkaian pengembangan

masyarakat atau organisasi. Tahapan asesmen ini dilakukan dengan kegiatan

menilai, menelaah dan memahamai permasalahan secara mendalam, detail dan

seksama mengenai permasalahan, kebutuhan dan kekuatan serta potensi yang

dimiliki suatu wilayah.

4.3.1 Asesmen Awal


79

Asesmen awal adalah proses mengidentifikasi isu permasalahan.

Kebutuhan, potensi atau kekuatan yang dimiliki pada komunitas yang menjadi

data awal untuk tahapan selanjutnya. Proses dan hasil dari tahapan asesmen awal

dapat dilihat sebagai berikut :

1. Proses Asesmen Awal

Proses asesmen yang dilakukan oleh praktikan yaitu menggunakan

metode non partisipatif dan partisipatif. Asesmen dilakukan untuk mengetahui

prioritas masalah, kebutuhan dari pemerlu pelayanan serta menemukan sistem

sumber dan kekuatan masyarakat Desa Nagrak yang dapat digunakan sebagai

solusi dalam pemecahan masalah serta pemenuhan kebutuhan. Tahap ini

dilakukan pada tanggal 26-27 Februari 2020 dengan tujuan mencari interest

group dan target grup serta identifikasi permasalahan yang ada di Desa Nagrak.

Asesmen awal dilaksanakan melalui rembug dusun (community meeting)

dengan teknik Method Participation of Assesment (MPA) dan Forum Group

Discussion (FGD) bersama perangkat desa, ketua dusun, ketua RW, ketua RT,

ibu PKK, Kader posyandu, ketua BPD, ketua LPM, ketua MUI, Karang

Taruna, kader DSM, serta tokoh masyarakat lainnya. Kegiatan tersebut bertempat

di gedung pertemuan Desa Nagrak.

Proses rembug dusun dimulai dari praktikan mengarahkan warga untuk lebih

fokus pada permasalahan kesejahteraan sosial dengan panduan Peraturan Menteri

Sosial Nomor 8 tahun 2012 tentang PMKS dan PSKS selain itu tujuan

dilaksanakannya rembug dusun sendiri adalah merumuskan berbagai permasalahan

yang ada di Desa Nagrak yang dirasakan oleh masyarakat perlu untuk dicarikan solusi

pemecahannya. Adapun tahapan praktikan dalam melaksanakan rembug dusun adalah:


80

1) Pembukaan

2) Menyayikan lagu Indonesia raya

3) Sambutan ketua kelompok, dan kepala desa

4) Pengenalan PMKS dan PSKS

5) Menggali/ menemukan permasalahan, dan kebutuhan masyarakat

Desa Nagrak

Setelah menjelaskan tentang PMKS dan PSKS dilanjutkan

dengan penggalian masalah dan kebutuhan masyarakat di Desa

Nagrak melalui Method Participation of Assesment (MPA).

Masyarakat yang hadir dibagi sesuai wilayah dusun masing-masing,

kemudian praktikan mengarahkan kelompok untuk

mengidentifikasikan jenis PMKS dan masalah sosial lainnya yang

dirasa oleh masyarakat perlu segera ditangani. Setelah itu masyarakat

menyerahkan hasil diskusi untuk di tempel pada kertas plano yang

telah disediakan

Gambar 4.9 proses MPA

6) Diskusi untuk menyepakati isu maslah yang akan di intervensi


81

Praktikan selanjutnya melakukan diskusi dengan warga

mengenai penentuan prioritas isu permasalahan yang akan

diintervensi oleh praktikan.

7) Penutup

Acara kemudian ditutup dengan doa dan foto bersama dengan

para tamu undangan.

Setelah mendapatkan hasil PMKS, PSKS dan masalah sosial

lainnya dari hasil rembug dusun selanjutnya praktikan melakukan

verifikasi dan validasi data. Teknik yang digunakan dengan

melakukan home visit ke RT, RW dan kepada masyarakat yang

menjadi fokus masalah praktikan.

2. Hasil Asesmen Awal

Sebelum melakukan asesmen lanjutan praktikan mengidentifikasi

kebutuhan masyarakat fakir miskin, mengidentifikasi potensi dan sistem

sumber yang ada di Desa Nagrak. Sebagai langkah awal dalam menganalisis

masalah fakir miskin.

Masalah sosial berdasarkan hasil MPA dan pendataan, menghasilkan

beberapa permasalahan PMKS dan juga PSKS yang ada di Desa Nagrak. Pada

saat penentuan prioritas masalah ini, telah disepakati bersama dengan

masyarakat yang hadir pada saat acara rembug warga pada tanggal 26-27

Februari 2020 bertempat di Aula Desa Nagrak, dilanjutkan dengan Lokakarya

pertama pada tanggal 6 Maret 2020 praktikan mempaparkan hasil pendataan

yang telah dilakukan, sehingga terdapat sebanyak 11 jenis Penyandang


82

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data PMKS Desa Nagrak Tahun 2020

No Jenis Permasalahan Sosial Frek/ Urutan Prioritas


(PMKS) Jumlah Masalah
1. Fakir Miskin 16 1
2. Lanjut Usia Terlantar 5 8
3. Disabilitas 8 7
4. Anak dengan Kedisabilitasan 14 2
5. Perempuan Rawan Sosial 14 3
Ekonomi
6. Anak Terlantar 2 11
7. Pemulung 3 10
8. NAPZA 2 12
9. Balita Terlantar 3 13
10 Anak Jalanan 1 14
11. Keluarga Bermasalah Sosial 1 15
Psikologi
12 Kenakalan Remaja 13 4
13 Putus Sekolah 3 9
14 Pernikahan Dini 12 5
15 Lingkungan 11 6
Keterangan Frekuensi/ Jumlah = Jumlah peserta yang menulis
Tabel 4.1 merupakan hasil rembug warga dan pendataan dari praktikan PMKS di

Desa Nagrak berdasarkan suara terbanyak yaitu Fakir Miskin, Penyandang Disabilitas,

PRSE dan seterusnya. Permasalahan NAPZA, Kebersihan Lingkungan, dan Kenakalan

Remaja menjadi isu masalah yang menjadi salah prioritas dengan jumlah jiwa masih

tersembunyi atau tidak diketahui. Masing-masing praktikan ditugaskan oleh Lembaga

Poltekesos Bandung untuk menangani satu permasalahan yang ada di lokasi praktikum,

sehingga jumlah permasalahan merupakan salah satu faktor penentu pemilihan masalah.

Dalam hal ini praktikan menangani permasalahan fakir miskin. Selain itu, terdapat

beberapa hal yang dihasilkan dari proses asesmen yang dilakukan oleh praktikan tidak

hanya seputar permasalahan namun diperoleh informasi terkait dengan PSKS adapun

informasi yang diperoleh sebagai berikut:


83

1. Teridentidikasinya Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) melalui

studi dokumentasi data PMKS Desa, observasi permasalahan.

2. Praktikan melakukan wawancara dengan berbagai pihak, Puskesos, perangkat

desa, kader PKK, Ketua RW, Ketua RT dalam rangka verifikasi data.

3. Mengulas gambaran tentang persebaran PMKS di Desa Nagrak selanjutnya

praktikan akan menjelaskan PSKS (Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ) di

wilayah Desa Nagrak yang dapat dimanfaatkan sebagai sistem sumber untuk

menangani PMKS maupun masalah lainnya yang menjadi isu komunitas.

4. Mengetahui beberapa PSKS (Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ) di

wilayah Desa Nagrak yang aktif maupun pasif yang langsung maupun tidak

langsung memberi kontribusi yang dapat dimanfaatkan sebagi sumber untuk

menyelesaikan pemasalahan yang ada di Desa Nagrak.

Terdapat 6 (enam) PSKS (Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ) di wilayah

Desa Nagrak.Berikut ini matriks persebaran PSKS yang terdapat di Wilayah Desa

Nagrak :

Matriks 4.2 Data PSKS Desa Nagrak Kecamatan Pacet Tahun 2020
No Jenis PSKS Bentuk Kegiatan
1. Karang Taruna Organisasi Pasif, berjalan hanya saat ada
kemasyarakatan kegiatan dari desa
kepemudaan
2. Wanita Pemimpin Kader posyandu Menggerakan anggota keluarga
Kesejahteraan dan kader dan masyarakat untuk rutin
Sosial (WPKS) Pemberdayaan mengikuti posyandu bagi yang
Kesejahteraan memiliki bayi/balita
Keluarga (PKK)
3. Wahana Pemberdayaan Pasif, kegiatan hanya posyandu,
Kesejahteraan Kesejahteraan posbindu dan arisan yang
Sosial Berbasis Keluarga (PKK) terdapat di beberapa PKK unit,
Masyarakat BumDes
(WKSBM)
84

4. Dunia Usaha Keripik Sunda Memberikan kontribusi kepada


(Piksun), Pabrik masyarakat desa sebagai donatur
Bata merah, baik berupa dana maupun
Pabrik Benang, fasilitas publik.
Industri
anyaman,
Industri Keset.
5. LKS Lembaga Berkontribusi dalam
Kesejahteraan perencanaan program desa,
Sosial lokal pelaksanan program desa, serta
seperti LPM, menampung kelompok tani.
dan BPD
Pondok
pesantren
6. Pekerja Sosial 5 Orang Aktif dalam penanganan
Masyarakat Anggota kesejahteraan sosial di Nagrak

Berdasarkan matriks 4.1 dapat diketahui beberapa Potensi Sumber Kesejahteraan

Sosial (PSKS) di Desa Nagrak yang seharusnya menjadi sistem sumber untuk membantu

menyelesaikan masalah namun masih harus dikembangkan dan dioptimalkan, seperti

Karang Taruna yang memiliki banyak kegiatan yang dapat menggerakkan masyarakat

agar lebih produktif, Namun pada realitanya organisasi tersebut vakum kegiatan

dikarenakan beberapa penyebab internal dan eksternal. Kurang aktifnya kegiatan Karang

taruna membuat masyarakat yang memiliki berbagai kreativitas tidak memiliki wadah

untuk menyalurkan kreativitas. Jika potensi yang dimiliki masyarakat digali, dapat

memberikan kemajuan bagi desa dan kesejahteraan bagi masyarakat itu sendiri.

Gambar 4.10 Asesmen PSKS : Karang Taruna


85

Praktikan memilih dan menentukan target group atau fokus permasalahan

6 Permasalahan Sosial / PMKS serta 1 PSKS yaitu fakir miskin, perempuan rawan

sosial ekonomi, disabilitas, Kenakalan Remaja, Permasalahan Lingkungan /

sampah, pernikahan dini dan Karang Taruna yang tidak aktif berdasarkan prioritas

masalah dan pilihan interest group yang ada di Desa Nagrak. Adapun alasan

paraktikan memilih target group adalah sebagai berikut:

1. Karena keenam PMKS tersebut merupakan masalah terbanyak yang ada

di Desa Nagrak.

2. Karena keenam PMKS tersebut diambil berdasarkan empat aspek yaitu

masalah utama atau akar masalah, yang dirasa paling urgensi diantara yang

lainnya, kepentingan umum ataupun bersama dan berdasarkan sumber

serta potensi yang ada untuk bisa menangani masalah di Desa Nagrak

berdasarkan hasil rembug warga.

3. Dari ke 6 prioritas masalah yang teridentifikasi, praktikan dalam hal ini

mengambil fokus “Fakir Miskin” untuk ditangani khusunya di Dusun 2

dengan mempertimbangkan kedaruratan masalah dan sistem sumber yang

dimiliki.

4.3.2 Asesmen Lanjutan

4.3.2.1 Proses Asesmen Lanjutan

Pelaksanaan asesmen lanjutan diawali dengan pembentukan Tim Kerja

Masyarakat (TKM). Adapun teknik yang digunakan adalah Focus Group

Discution (FGD) yang dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2020. Dari kegiatan

tersebut terbentuklah TKM yang terdiri dari 5 orang sebagai penggerak


86

program penanggulangan fakir miskin di dusun 2 Desa Nagrak. Asesmen

dilakukan untuk melihat dan menggali permasalahan-permasalahan yang

dialami oleh keluarga miskin di Desa Nagrak khusunya di dusun 2.

Tim Kerja Masyarakat (TKM) berjumlah tujuh orang. Sebelum d

4.3.2.2 Hasil Asesmen Lanjutan

1. Permasalahan Fakir Miskin di Desa Nagrak

Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan oleh

praktikan selama di lapangan, praktikan memperoleh gejala masalah dari

keluarga miskin yang ada di Desa Nagrak Kecamatan Pacet yaitu sebagai

berikut:

1) Lahan tadah hujan sehingga penghasilan petani tidak dapat berkembang

2) Kurang memiliki keterampilan dalam pengelolaan tanah/ lahan kosong

3) Kurangnya lapangan pekerjaan

4) Gaya hidup dalam pemenuhan kebutuhan yang tidak sesuai

5) Kurang pengetahuan tentang sumber daya alam yang dapat diolah

menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi.


87

6) Sulitnya memperoleh modal usaha

Permasalahan tersebut perlu mendapatkan perhatian dari seluruh pihak,

baik itu keluarga fakir miskin, masyarakat pada umumnya, maupun

pemerintah. Oleh karena itu perlu ada satu wadah yang bisa merespon

masalah fakir miskin sehingga fakir miskin yang ada di Desa Nagrak dapat

mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan dengan

baik.

2. Fakir Miskin Berdasarkan Persebarannya di Desa Nagrak

Fakir miskin yang ada di Desa Nagrak sangat banyak dengan wilayah

yang terdiri dari 4 dusun, 17 RW dan 73 RT. Untuk melihat penyebaran

keluarga fakir miskin yang ada, berikut ini merupakan table pesebaran fakir

miskin di Desa Nagrak dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Pesebaran Keuarga Miskin di Desa Nagrak


No Dusun Jumlah (KK)
1 01 189
2 02 234
3 03 190
4 04 120
Total 733
Sumber: Data Puskesos 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keluarga miskin yang

terdapat di Desa Nagrak terdiri dari 733KK yang tersebar di 4 dusun yang

masing-masing dusun terdiri 4-5 RW. Jumlah keluarga miskin terbanyak dari

ke 4 dusun diatas adalah dusun 2 dengan jumlah 234KK.

3. Akibat Permasalahan Keluarga Miskin

1) Pengangguran
88

Pengangguran menjadi dampak pertama dari masalah kemiskinan.

Masyarakat Desa Nagrak sebagaian besar berprofesi sebagai buruh tani

musiman karena lahan pertanian hanya bisa di tanami ketika musim hujan

saja. Rendahnya keterampilan dan kurangnya pengetahuan dalam

pemanfaatan lahan ketika musim kemarau menjadi hambatan masyarakat

dalam bekerja. Sehingga masyarakat yang terkena dampaknya bekerja

serabutan dengan penghasilan yang seadanya.

2) Sulit memenuhi kebutuhan

Dampak selanjutnya semakin tinggi tuntutan dan pemenuhan hidup

semakin tinggi pula keinginan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

tersebut. Selain itu pendapatan yang sedikit mengakibatkan masyarakat

mencari jalan pintas untuk berhutang.

3) Putus sekolah

Meskipun fasilitas pemerintah sangat cukup memadai dalam sektor

pendidikan namun masyarakat masih memiliki kendal dalam memenuhi

kebutuhan tersebut sehingga anak menjadi korban untuk tidak dapat

melanjutkan pendidikan sesuai tahap perkembangan.

4) Kurang Sosialisasi tentang BumDes.

Adanya BumDes di Desa Nagrak sepenuhnya sudah siap dalam

melayani masyarakat, namun kurang mengenalnya warga terhadap

BumDes sehingga perlu adanya sosialisasi pada msyarakat tentang

Standar Oprasional Pelaksanaan (SOP) terkait BumDes. Diharapakn


89

selain masyarakat terlayani, desa pun memperoleh pemasukan dari segi

pemanfaatan adanya BumDes.

Setelah mengetahui faktor penyebab keluarga miskin yang ditarik

dari wawancara dan observasi yang telah praktikan lakukan bahwa

keluarga muskun mengalami kurangnya pendapatan, kurangnya

keterampilan, dan pengetahuan tentang BumDes. Maka keluarga miskin

dapat menambah pendapatnnya dengan berwirausaha. Usaha tersebut

dirasa baik untuk memberdayakan keluarga fakir miskin yang ada di Desa

Nagrak.

4.4 Perumusan Rencana Intervensi

Perumusan rencana intervensi adalah rangkaian kegiatan yang

dilakukan guna mengidentifikasi dan memilih alternatif pemecahan maslah

berbaik dari sejumlah alternative yang ada untuk mencapai tujuan

intervensi atau upaya perubahan.

4.4.1 Proses Rencana Intervensi

Perencanaan intervensi dilakukan dengan melibatkan TKM dan

masyarakat Desa Nagrak khususnya dusun 2 untuk menentukan langkah-

langkah yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah fakir miskin

sebagai perubahan yang diinginkan. Perencanaan intervensi ini dilakuakn

melalui ToP yaitu Technology of Partisipatory yang merupakan salah satu

teknik intervensi makro dalam bekerja dengan masyarakat dengan tujuan

agar masyarakat dapat menentukan langkah-langkah kegiatan perencanaan

untuk memecahkan masalah yang dihadapi.


90

4.4.1.1 Penyusunan Rencana dan Pertemuan Tim Kerja

Setelah dilakukan pemilihan tim kerja praktikan melakukan

pertemuan kembali dengan tim kerja dan masyarakat untuk membentuk

struktur organisasi kepengurusan program penanganan fakir miskin.

Adapun tahapannya sebagai berikut.

4.4.1.2 Tahapan Kerja

1. Tahapan persiapan

Pada tanggal 10 Maret 2020 melakukan pembentukan grup melalui

WhatsApp. Melakukan kesepakatan pertemuan dengan tim kerja dan

sepakat melaksanakan pertemuan pertama pada:

Hari dan Tanggal : Jumat, 13 Maret 2020

Waktu : Pukul, 13.30 WIB

Tempat : Rumah Ketua RW 3

2. Tahapan pelaksanaan

Pada tanggal 10 Maret 2020 mulai pukul 13.30 WIB yang

dilaksanakan di rumah ketua RW 3. Adapun kegiatan diawali dengan

pembukaan dari praktikan dan menyampaikan maksud dan tujuan

diadakannya pertemuan ini. Kemudian praktikan sebagai fasilitator

memandu jalannya pertemuan yang difokuskan membahas rencana

tindak lanjut pemecahan masalah atau program untuk permasalahan fakir

miskin.
91

Gambar 4.13 pertemuan pertama dengan TKM

Pada kesempatan ini, praktikan memberikan kesempatan kepada

TKM untuk membuat kepengurusan hingga terbentuklah koordinator

serta struktur kepengurusan sesuai kesepakatan yang telah di tentukan

oleh seluruh TKM. Adapun kepengurusannya sebagai berikut:

Nama Kelompok : Harapan Bunda

Pembina : Bapak Suparman

Penanggung Jawab : Ketua Dusun 2

Ketua Koordinator : Ibu Irma

Sekertaris : Ibu Lilis

Bendahara : Ibu Rahma

Anggota :

1. Ibu Lina

2. Ibu Wati

3. Bp. Heri

4. Bp. Atep

5. Bp. Ayep

6. Ibu Dewi

Setelah pembentukan Koordinator TKM mengidentifikasi


92

permasalahan dan penentuan alternatif pemecahan masalah yang dapat di

selesaikan. Dari hasil asesmen permasalahan fakir miskin berakibat

pengangguran, putus sekolah, kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan

dasar, terlilit hutang, kurang sosialisasi tentang BumDes, dilihat dari hasil

asesmen maka dipilihlah program pemanfaatan lahan dalam pembuatan

“Warung Hidup”.

4.4.2 Hasil Rencana Intervensi

Hasil dari rencana intervensi adalah terbentuknya program bersama

dengan TKM yang menyeluruh dapat menjadi solusi dari permasalahan

fakir miskin di Desa Nagrak. Berdasarkan kegiatan perencanaan sosial

yang telah praktikan lakukan bersama dengan TKM, menghasilkan

beberapa hal yaitu sebagai berikut:

1. Nama Program

“Pemberdayaan keluarga fakir miskin melalui pelatihan dan

pemanfaatan lahan kosong menjadi warung hidup di Dusun 2/

Cilebak Desa Nagrak”

2. Tujuan Program

1) Masyarakat miskin di Desa Nagrak dapat meningkatkan

penghasilannya melalui program pelatihan dan pemanfaatan

lahan.

2) Meningkatkan keteampilan dari masyarakat miskin di Desa

Nagrak untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan

pemanfaatan lahan.
93

3) Mengurangi jumlah pengangguran dari masyarakat mikin

4) Masyarakat miskin dapat memenuhi kebutuhan pokok yang sehat

5) Mewujudkan kemandirian usaja ekonomi keluarga miskin.

3. Sasaran

Sasaran dari praktikan adalah warga miskin di Dusun 2 atau

wilayah Cilebak yang terdiri dari RW 2, RW 6, RW 8, RW 14 dan

RW 15. Praktikan mengambil wilayah ini sebagai wilayah kerja,

karena melihat jumlah keluarga miskin di dusun ini paling tinggi

yaitu 234 KK.

4. Sumber Dana

Sumber dana atau modal awal dari kegiatan ini berasal dari

TKM sendiri yang dimana TKM bersama-sama menghitung berapa

modal dana apa saja yang dibutuhkan untuk membuat Warung

Hidup. Selain itu apabila program sudah berjalan akan dianggarkan

pada dana desa ditahun anggaran selanjutnya melalui BumDes.

5. Jadwal Kegiatan

Hasil diskusi yang dilakukan bersama dengan TKM maka dibuat

jadwal kegiatan dari menghubungi narasumber sampai dengan

monitoring evaluasi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Jadwal Kegiataan Pembuatan Warung Hidup


N Jenis Kegiatam Waktu Pelaksana
o
1 Pembersihan lahan kosong 15 Maret Praktikan, TKM, Warga setiap RW
2020
2 Pelatihan pemilihan bibit dan 23 Maret Narasumber, Praktikan, TKM, anggota
pengelolahan lahan kosong 2020 kelompok
3 Sosialisasi SOP BumDes 23 Maret Narasumber, Praktikan, TKM, anggota
kelompok
94

4 Penanaman dan pengelolaan 27 Maret Praktikan, TKM, anggota kelompok


lahan kosong 2020
5 Pendampingan sosial 27 Maret- Praktikan, TKM, Kelompok Harapan
15 April Bunda 3, 15, 6.
2020
Sumber : Praktikum III STKS Bandung tahun 2020

6. Kelayakan Program

Analisis kelayakan program dilakukan dengan mengukur

semaksimal mungkin perencanaan tersebut dengan menggunakan analisis

SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats). Analisis kelayakan

program tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Analisis SWOT Program Pemberdayaan Masyarakat Miskin


melalui pemanfaatan lahan kosong di Dusun 2/ Cilebak Desa
Nagrak.
Kekuatan : Kelemahan :
a. Adanya usaha dan kemauan Susah meyakinkan keluarga miskin
dari keluarga miskin bahwa kegiatan ini dapat
membantu mereka apabila dapat
b. Menciptakan lapangan berjalan sesuai rencana
pekerjaan
c. Sumber daya pertanian
d. Pembelajaran keluarga miskin
e. Pemberdayaan berkelanjutan
Peluang : Ancaman :
Dengan persediaan panangan pada a. Pengelolaan tanah ketika
musim kemarau yang akan dating musim kemarau dating
dan penanaman jenis tanaman yang
mudah tumbuh dan dimafaatkan b. Pemasaran hasil pertanian
untuk penghidupan sehari-hari c. Menurunnya motivasi
sehingga mengajarkan masyarakat anggota.
miskin hidup sehat dan hemat
Sumber : Praktikum III STKS Bandung tahun 2020

Berdasarkan data SWOT diatas, dapat dilihat bahwa dari sisi internal fakir

miskin lebih banyak faktor kekuatan yang muncul dibandingkan dengan faktor

kelemahan, hal ini karena masyarakat fakir miskin di Desa Nagrak masih banyak

yang tergolong usia produktif yakni masih kuat dalam segi fisik dan kesehatan
95

yang baik, dan minat mereka untuk mengikuti kegiatan pelatihan ini terlihat

sangat antusias karena mereka langsung menyiapkan sendiri tempat dan peralatan

yang diperlukan dengan cara menyumbangkan peralatan yang diperlukan dari

masing-masing individu. Selain itu kekompakan kelompok menjadi salah satu

penguat motivasi setiap individu untuk menjalankan program tersebut terlebih

dukungan dari pihak-pihak yang dapat memfasilitasi program.

7. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari pelaksanaan program

“Pemberdayaan keluarga fakir miskin melalui pelatihan dan

pemanfaatan lahan kosong menjadi warung hidup di Dusun Cilebak

Desa Nagrak” adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan pendapatan keluarga miskin di Desa Nagrak

2) Memanfaatkan potensi dan sumber yang ada di Desa Nagrak

3) Menambah keterampilan masyarakat miskin di Desa Nagrak

Anda mungkin juga menyukai