Anda di halaman 1dari 58

BAB III

DESKRIPSI HASIL STUDI LAPANGAN

A. Deskripsi Proses Praktikum

1. Tahap Persiapan

a. Pembekalan Praktikum

Pembekalan Praktikum I yang dilakukan di ruang auditorium

dengan tujuan untuk memberikan arahan dan kejelasan mengenai

pedoman dan kegiatan Praktikum I STKS Bandung. Arahan dan

dukungan moril diberikan oleh Drs. Bambang Sugeng, M.P, selaku

Ketua Program Pendidikan Diploma IV Pekejaan Sosial STKS

Bandung, Drs. Suradi, M.Si, selaku Kepala Laboratorium Pekerjaan

Sosial STKS Bandung dan juga dari pihak dinas sosial kota Bandung

selaku stageholder pemegang kekuasaan terkait data PMKS yang

nantinya akan didata oleh mahasiswa Praktikum 1 STKS Bandung.

b. Berkoordinasi dengan dosen pembimbing dan menyusun jadwal

bimbingan dengan dosen pembimbing praktikum;

c. Bimbingan pra-praktek selama 2 minggu sebelum pelaksanaan

praktikum dan penugasan yang diberikan oleh Bapak Suradi selaku

dosen pembimbing. Pada bimbingan ini, praktikan mendapatkan

pengarahan tentang kegiatan praktikum dan persiapan perlengkapan

yang diperlukan dalam melaksanakan praktikum;

1) Bimbingan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 26 Januari

2017, oleh Drs. Ajat Sudrajat, M.P. di ruang Dikti STKS Bandung.

Pada Bimbingan ini Praktikan dituntut untuk melakukan pemilihan

61
62

ketua kelompok, selanjutnya dosen pembimbing melakukan

perkenalan dan memberikan pengantar secara umum praktikum 1

STKS Bandung. Kemudian pemberian Tugas Kajian literatur, dan

juga matriks rencana kegiatan.

2) Bimbingan kedua dilaksanakan pada hari selasa 31 Januari 2017,

dilakukan oleh Bapak Drs. Ajat Sudrajat, M.P. di ruang dikti STKS

Bandung. Pada bimbingan Kedua ini praktikan melakukan

perkenalan dengan pembimbing dan mendiskusikan jadwal

bimbingan, teknis dan teknik-teknik, membuat matriks kerja, print

pedoman praktikum, penentuan PMKS yang sesuai dengan

kriteria.

3) Bimbingan ketiga pada hari jumat, 03 Februari 2017 oleh Bapak

Drs. Ajat Sudrajat, MP di ruang SP lama di bawah STKS Bandung.

Pada bimbingan ketiga ini dibahas mengenai keikutsertaan

praktikkum dalam rembug warga, teknis perkenalan dengan tokoh

masyarakat, revisi matriks, format buku harian dan buku catatan

proses, memanage kegiatan yang diperlukan.

4) Bimbingan keempat dilakukan pada Hari Rabu, tanggal 8 Februari

2017 oleh Bapak Drs. Ajat Sudrajat, MP di Lab Bahasa STKS

Bandung. Pada bimbingan ini praktikan diberi arahan tentang

lokasi posko penginapan, cara pendekatan dengaan tokoh

masyarakat, data yang terupdate di kelurahan, revisi matriks dan

rencana bimbingan selanjutnya.


63

d. Penjajakan lokasi praktikum oleh praktikan. Pada penjajakan ini,

praktikan berkunjung ke Kelurahan Pasir Impun untuk melakukan

perkenalan awal.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan Praktikum I oleh praktikan di Kelurahan Pasir Impun

dimulai pada tanggal 15 Pebruari – 19 Mei 2017 Proses dan kegiatan

yang dilakukan oleh praktikan sebagai berikut :

1) Pembukaan dan Penerimaan Penerimaan Mahasiswa Praktikum 1 di

Kecamatan Mandalajati

Acara pembukaan dan penerimaan ini dilakukan di

Kecamatan Mandalajati pada tanggal 16 Februari 2017 maka

praktikan dari kelurahan lain di wilayah Kecamatan Mandalajati

juga mengikuti kegiatan ini yaitu, Kelurahan Pasir Impun, Kelurahan

Sindang Jaya, Kelurahan Karang Pamulang, dan Kelurahan Jati

Handap berkumpul di Kantor kecamatan Mandalajati untuk

menghadiri penyerahan mahasiswa STKS dari pihak STKS yang

diwakili oleh Ibu Marwanti sebagai liaison untuk kecamatan

Mandalajati kepada pihak kecamatan yang diwakili oleh Sekretaris

Camat.

Setelah itu sekretaris camat meyerahkan kepada lurah

masing-masing Kelurahan yang akan menjadi lokasi praktikum

mahasiswan STKS Bandung sebagai tanda bahwa Kecamatan

Mandalajati menyepakati dan bersedia bekerja sama dengan


64

praktikan dalam proses Praktikum I. Setelah acara tersebut selesai,

praktikan dikembalikan pada pihak kelurahan masing-masing yang

sebelumnya sudah diberi pengarahan oleh pihak STKS dan pihak

Kecamatan Mandalajati.

2) Pertemuan dengan aparat kelurahan

Setelah acara penerimaan di kantor kecamatan telah selesai

praktikan yang bertugas di Kelurahan Pasir Impun yang berjumlah

tujuh orang mendapatkan Lurah Pasir Impun yaitu Sakim S.Sos yang

memberikan arahan praktikan untuk langsung berkumpul kembali di

kantor Kelurahan Pasir Impun untuk melakukan perkenalan dengan

aparat kelurahan.

3) Sosialisasi Mahasiswa Praktikan di Kelurahan Pasir Impun.

Pada tanggal 17 Pebruari 2017, Praktikan diundang untuk

pertamakalinya di acara Sertifikasi tanah yang dilakukan oleh BPN.

Hal ini dimanfaatkan oleh praktikan untuk dilakukan sosialisasi

terkait tugas-tugas praktikan yang nantinya dilakukan saat kegiatan

Praktikum di wialyah Kelurahan Pasir Impun. Kegiatan ini dihadiri

oleh perwakilan RW beserta POKMAS (Kelompok Masyarakat)

yang nantinya akan menyampaikan informasi kepada warga.

4) Pendekatan dengan Aparatur Kelurahan

Praktikan melakukan pendekatan dengan aparatur kelurahan

setiap pagi praktikan absen ke kelurahan sekaligus membicarakan

tentang situasi dan kondisi Kelurahan Pasir Impun, yang praktikan


65

dapatkan dari pendekatan ini adalah data profil Kelurahan Pasir

Impun, peta wilayah, nama dan alamat RT/RW Kelurahan Pasir

Impun.

Praktikan juga ikut serta dalam kegiatan GPS di wilayah

kelurahan serta praktikan melakukan kegiatan transectwalk untuk

menelusuri wilayah Pasir Impun agar dapat mengetahui lokasi RW-

RW serta batas wilayahnya. Kegiatan ini pun sangat membantu

praktikan dimana praktikan dapat melihat cakupan wilayah masing-

masing RW sehingga memudahkan praktikan dalam melakukan

pengenalan populasi yang ada di Kelurahan Pasir Impun sekaligus

pendataan dan observasi wilayah kelurahan Pasir Impun.

5) Sosialisai PMKS dan PSKS serta tujuan Praktikum I Mahasiswa

STKS Bandung

Selanjutnya Mahasiswa praktikan melakukan Sosialisasi

PMKS dan PSKS di Aula Kelurahan. PMKSnya adalah ibu-ibu PKK

dan Garda PPKS. Garda PPKS inilah yang nantinya banyak

membantu praktikan dalam berbagai kegiatan mahasiswa.

Begitupun sebaliknya, saat garda membutuhkan bantuan mahasiswa

maka mahasiswa juga menyempatkan untuk membantu ibu-ibu

garda PPKS.

Kegiatan ini juga berguna bagi tugas yang diberikan oleh

dinas sosial kepada Garda PPKS Kelurahan Pasir Impun Kecamatan

Mandalajati. Beberapa tugas yang nantinya akan diemban oleh garda


66

adalah melakukan pendataan terkait bantuan-bantuan yang diberikan

kepada warga yang membutuhkan.

6) Membangun relasi profesional dengan populasi kelompok sasaran

(population target group) dan lingkungan sosialnya.

1) Home Visit

Home Visit atau kunjungan rumah dilakukan praktikan untuk

menyampaikan tujuan praktikum I serta membangun relasi yang

baik dengan warga. Selain untuk kepentingan relasi Profesional,

kegiatan ini juga berguna untuk sosialisasi dan menerangkan

bahwa praktikan sedang melakukan kegiatan Praktikum I selama

3 bulan dari bulan Februari sampai bulan Mei 2017. Beberapa

kunjungan yang dilakukan adalah mengunjungi para tokoh

masyarakat yaitu khususnya berkunjung ke rumah tiap RW untuk

meminta ijin pendataan ke tiap RT, guna kelancaran proses

praktikum I mahasiswa STKS Bandung.

2) Community Involvement

Community involvement atau melebur dan menyatu dalam

kehidupan masyarakat, hal ini dilakukan agar praktikan dapat

menjalin relasi yang baik dengan masyarakat. Dalam hal ini,

praktikan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat sehingga

dapat menyatu dan diakui keberadaannya oleh masyarakat

setempat. Praktikan mulai mengikuti berbagai kegiatan di

Kelurahan Pasir Impun, baik formal maupun non formal seperti


67

ikut serta dalam kegiatan kegiatan pemilihan ketua LPM

dikelurahan, mengikuti sosialisasi yang ada di kelurahan, dan

mengikuti kegiatan Posyandu. Kegiatan posyandu pun didakan

menurut jadwal yang telah disepakati oleh warga dan ketua RW

yang berwenang.

3) Community Meeting

Community Meeting dilakukan oleh semua anggota kelompok

dengan mengundang Ketua RT dan tokoh masyarakat untuk

menggali asset komunitas yang ada di RW tersebut. Selain itu

mensosialisasikan PMKS pada saat community meeting agar

dapat mengetahui PMKS di RW tersebut.

a. Melakukan asesmen terhadap Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS), meliputi: Pengertian masalah,

Karakteristik masalah, Indikator masalah, Besaran dan

kedalaman masalah, Latar belakang/asal usul masalah, Faktor

penyebab masalah, Dampak masalah.

b. Melakukan asesmen terhadap Potensi dan Sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS), meliputi: Sejarah Organisasi,

Kepengurusan dan keanggotaan, Kepemimpinan,

Administrasi dan keuangan, Kemampuan sumber daya

manusia, Program/kegiatan, Hasil kegiatan, Keberlangsungan

organisasi.
68

c. Melakukan asesmen terhadap kebijakan dan program/kegiatan

penanganan masalah kesejahteraan sosial di lokasi praktikum,

meliputi: Kebijakan dan program/kegiatan, Implementasi

kebijakan dan program/kegiatan, Masalah kebijakan dan

program/kegiatan.

3. Tahap Pengakhiran

1) Menyusun rekapitulasi hasil pendataan PMKS dan PSKS, laporan

kelompok, dan bahan presentasi lokakarya hasil praktikum 1 di

Kelurahan Pasir Impun. Kegiatan penyusunan rekapitulasi hasil

pendataan PMKS dan PSKS dilakukan tanggal 1-10 April 2017.

Sementara untuk penyusunan laporan dilakukan pada tanggal 26

April-12 Mei 2017.

2) Mempresentasikan hasil kegiatan praktikum1 di kantor Kelurahan

Pasir Impun melalui kegiatan lokakarya tanggal 17 Mei 2017 serta

diakhiri dengan perpisahan. Lokakarya ini dihadiri oleh berbagai

elemen masyarakat, mulai dari ketua RW, ibu PKK dan Garda, serta

dari pihak Kecamatan Mandalajati seperti LPM Kecamatan,

kemudian Kasie Kesos Kecamatan, TKSK, Perwakilan Jaga lembur

dan Satpol PP Kecamatan Mandalajati Kota Bandung.


69

B. Deskripsi Lokasi Praktikum

1. Kondisi Geografis

a. Letak Wilayah

Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati merupakan

salah satu bagian dari wilayah Timur Kota Bandung yang memiliki

luas lahan sebesar 112 Ha. Kelurahan Pasir Impun berasal dari dua

Wilayah Kelurahan serta Kecamatan yang berbeda yaitu sebagian

wilayah dari Kelurahan Karang Pamulang Kecamatan Cicadas, dan

sebagian wilayah dari Kelurahan Sindangjaya Kecamatan

Arcamanik.

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 6 tahun 2006

menjadi Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota

Bandung yang berdiri pada tanggal 9 April 2007 meliputi 11 RW

dan 57 RT.

Beberapa wilayah Kelurahan Pasir Impun di lalui sungai

yaitu Sungai Cisanggarung, setiap lima tahun sekali beberapa

wilayah Kelurahan Pasir Impun mengalami banjir hal ini

disebabkan tidak kuatnya penahan debit air sungai yang ada

akibatnya air meluap dan meratakan bangunan rumah warga yang

tinggal di bantaran sungai.

b. Batas Wilayah

Secara administratif Kelurahan Pasir Impun dibatasi oleh:

1) Bagian Selatan : Jl. A. H. Nasution


70

2) Bagian Utara : Desa Cikadut Kec. Cimenyan Kab.

Bandung

3) Bagian Timur : Jl. Arcamanik Sindang Jaya

4) Bagian Barat : Jl. Pasir Impun

Gambar 3.1 Peta Kelurahan Pasir Impun


Kecamatan Mandalajati Kota Bandung

Gambar 3.1 peta Kelurahan Pasir Impun Kecamatan

mandalajati Kota Bandung dapat diketahui bahwa wilayah kelurahan

pasir impun dipisahkan oleh sebuah sungai, yaitu sungai Cisanggarung

yang membentang dari utara ke selatan wilayah kelurahan Pasir Impun.

Kemudian luas wilayah setiap RW juga sangat bervariasi ada yang

sempit sampai sangat luas.


71

c. Luas Wilayah

Kelurahan Pasir Impun merupakan salah satu dari empat

kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Mandalajati Kota Bandung

dengan luas wilayah yakni 112 Ha. Wilayah 112 Ha terdapat pembagian

penggunaan area tanah yaitu Tanah Sawah, Tanah Kering, dan Fasilitas

umum/Tanah Negara/Pemerintahan.

Pembagian area tanah tersebut masing-masing memiliki luas

tersendiri. Pembagian penggunaan area tanah di Kelurahan Pasir Impun

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Penggunaan Area Tanah di Kelurahan Pasir Impun


Kecamatan Mandalajati Kota Bandung

No Penggunaan Luas (Ha)


1 Tanah Sawah 15,00
2 Tanah Kering (Daratan) 92,90
3 Fasilitas Umum/ Tanah Negara 4,10
/Pemerintah
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun

d. Ketinggian dan Suhu

Ditinjau dari sudut ketinggian tanah, Kelurahan Pasir Impun

berada pada ketinggian 500 meter diatas permukaan laut. Suhu

maksimum dan minimum di Kelurahan Pasir Impun berkisar 21o C

sedangkan dilihat dari segi curah hujan berkisar 5 mm/th dan jumlah

hari sebesar 45 hari dengan curah hujan yang terbanyak.

e. Administrasi Pemerintahan
72

1) Instansi Pemerintah Wilayah Kelurahan Pasir Impun Kecamatan

Mandalajati, berikut InstansiPemerintah yang berada di wilayah

Kelurahan Pasir Impun terdiri dari :

a) Instansi Vertikal berjumlah 1 unit yakni :

Kantor Rehabilitasi Narkoba yang berada di wilayah

Kelurahan Pasir Impun ini adalah sebagai tempat

penanggulangan pengguna Narkoba, dibawah Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

b) Instansi BUMN/BUMD berjumlah 1 unit yakni :

Kantor Kebersihan Cabang Kecamatan (Kabercam) berada

di sebelah utara wilayah Kelurahan Pasir Impun yang

bertempat di bekas pembuangan sampah Pasir Impun.

2) Kelembagaan Kelurahan.

Kelurahan Pasir Impun memiliki aparatur

pemerintahan yang bertanggung jawab dalam menjalankan

pemerintahan sekaligus saling berkoordinasi untuk

melaksanakan tugasnya dan menciptakan pelayanan yang baik

bagi kebutuhan administrasi warga Kelurahan Pasir Impun.

Aparatur tersebut diantaranya terdapat Lurah, Sekretaris, Kasi

Pemerintahan, Kasi Ek-bang Lingkungan Hidup dll. Untuk lebih

jelasnya mengenai komposisi aparatur Kelurahan Pasir Impun

dapat dilihat pada Tabel berikut.


73

Tabel 3.2 Komposisi Karyawan Kelurahan Pasir Impun


KecamatanMandalajati Kota Bandung Tahun 2017

No Nama Gol. Jabatan


Sakim, S.Sos, M.Si
1. III/d Lurah
NIP.19640704 198312 1 001
Ani Susilawati, S.Pd. M.M.
2. III/d Sekretaris
NIP. 19631128 198703 2 006
Aam Amalia Kasi
3. III/b
NIP. 19680406 199003 1 007 Pemerintahan
Yuyun Karwati, S.Pd. Kasi.Ek-Bang
4. III/d
NIP. 19610705 198303 2 015 Lingkungan Hidup
Lina Yulinar, S.IP. Kasi Kesejahteraan
5. III/b
NIP. 19800713 201103 2 004 Sosial
Sumarno, S.Pd. Kasi
6. III/b
NIP. 19631119 198803 1 005 Pelayanan
Asep Kusnandar
7. II/b Pelaksana
NIP. 19720106 200801 1 007
Sumber : Profil Kelurahan Pasir Impun 2017

Tabel 3.2 memberikan informasi bahwa terdapat tujuh orang

pegawai negeri terdata di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati

Kota Bandung, dengan posisi dan jabatan sebagai Lurah, Sekretaris, Kasi

Pemerintahan, Kasi Ek-Bang Lingkunan Hidup, Kasi Kesejahteraan

Sosial, Kasi Pelayanan dan juga sebagai Pelaksana.

f. Pembagian Wilayah

Kelurahan Pasir Impun terdiri dari 11 RW dan 57 RT yang

mempunyai komposisi RT yang berbeda pada setiap RW nya,

komposisi tersebut membuat Kelurahan Pasir Impun menjadi unik,

karena karena komposisi tersebut haruslah dipahami pejabat yang

berwenang seperti ketua RT dan RW dalam merumuskan kebijakan-

kebijakannya yang berkaitan dengan wilaya yang dipimpin.

Komposisi tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:


74

Tabel 3.3 Jumlah RW dan RT di Kelurahan Pasir Impun


Kecamatan Mandalajati Kota Bandung

No Jumlah RW Jumlah RT
1 RW 01 5 RT
2 RW 02 6 RT
3 RW 03 5 RT
4 RW 04 7 RT
5 RW 05 7 RT
6 RW 06 4 RT
7 RW 07 5 RT
8 RW 08 5 RT
9 RW 09 5 RT
10 RW 10 4 RT
11 RW 11 4 RT
Jumlah 11 RW 57 RT
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun

Berdasarkan Tabel 3.3 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

jumlah RT paling banyak yakni di RW 04 dan RW 05 dengan jumlah

masing-masing 7 RT. Sementara, jumlah RT paling sedikit terdapat

pada RW 06, RW 10, RW 11 dengan masing-masing berjumlah 4

RT.

g. Kondisi Tanah

Secara geografis Kelurahan Pasir Impun memiliki bentuk

wilayah yang datar dan berombak. Kondisi tanah di Kelurahan Pasir

Impun ini dikarenakan posisinya yang berada pada dataran tinggi.

2. Kondisi Demografi

Penduduk Kelurahan Pasir Impun memiliki jumlah penduduk

10.685 jiwa pada tahun 2017, terdiri dari 5.470 jiwa laki-laki dan 5.276
75

jiwa perempuan. Dilihat dari jumlah penduduk, laki-laki lebih banyak

menempati kelurahan Pasir Impun daripada perempuan. Jumlah kepala

keluarga di Kelurahan Pasir Impun saat ini mencapai 3.021 Kepala

Keluarga.

Berdasarkan data kependudukan dari Kelurahan Pasir Impun pada

tahun 2017 yang dilihat dari pertumbuhan penduduk sebesar 95 jiwa per

hektar dan dilihat dari pertumbuhan penduduk, intensitas populasinya

akan terus bertambah dari waktu ke waktu karena kelahiran dan

perpindahan penduduk. Kenaikan jumlah penduduk ini sangat

diharapkan mampu menambah tenaga pekerja yang ada di Kelurahan

Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung. Semakin banyak

penduduk maka kemajuan suatu daerah diharapkan dapat berkembang

dengan banyaknya penduduk yang berusia usia produktif. Berikut

adalah jumlah penduduk Kelurahan Pasir Impun berdasarkan jenis

kelamin:

Tabel 3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis


Kelamin Kelurahan Pasir Impun Kecamatan
Mandalajati Kota Bandung

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)


1 Laki-laki 5.438 51
2 Perempuan 5.247 49
Jumlah 10.685 100
Sumber : Profil Kelurahan Pasir Impun Tahun 2016

a. Usia

Jumlah warga terbesar Kelurahan Pasir Impun terdapat pada

kisaran umur 20 – 24 tahun yakni tergolong usia pra-dewasa atau dapat


76

dikatakan sebagai usia produktif dengan jumlah 975 atau sebanyak

9,15% dari jumlah warga yang ada. Sedangkan yang terendah jumlah

warganya terdapat pada kisaran umur 60-64 tahun yakni tergolong pada

usia Lansia. Berikut pembagian penduduk menurut usia.

Tabel 3.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia


di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan
Mandalajati Kota Bandung

No Umur Jumlah Persentase


1 0 – 4 Tahun 892 8,37
2 5 – 9 Tahun 930 8,73
3 10 – 1 Tahun 922 8,65
4 15 – 19 Tahun 910 8,54
5 20 – 24 Tahun 975 9,15
6 25 – 29 Tahun 801 7,52
7 30 – 34 Tahun 916 8,59
8 35 – 39 Tahun 861 8,08
9 40 – 44 Tahun 855 8,02
10 45 – 49 Tahun 672 6,31
11 50 – 54 Tahun 770 7,22
12 55 – 59 Tahun 413 3,88
13 60 – 64 Tahun 361 3,39
14 65Tahun Keatas 380 3,57
Jumlah 10.658 100,00
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun 2016

b. Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah penduduk Kelurahan

Pasir Impun belum bersekolah sebanyak 1.183 orang. Tidak tamat SD

sebanyak 486 orang. Belum tamat SD sebanyak 1.271 orang. Sementara

yang sudah menamatkan SD sebanyak 2.155 orang. Kemudian jumlah

penduduk yang tamat SLTP sebanyak 1.822 orang. Selanjutnya jumlah


77

penduduk yang tamat SMA sebanyak 2.854 orang. Untuk lulusan

Sarjana Muda (D3) sebanyak 450 orang. Kemudian jumlah Sarjana (S1)

di Kelurahan Pasir Impun sebanyak 409 orang dan jumlah Pasca Sarjana

(S2) sebanyak 55 orang.

Melalui data jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan,

dapat disimpulkan bahwa jumlah terbanyak terdapat di tamatan SMA

sebanyak 2.854 orang, dan jumlah terkecil berada pada Pasca Sarjana

(S2) sebanyak 55 orang. Dengan melihat data Tabel ini dapat

disimpulkan bahwa di Kelurahan Pasir Impun tingkat pendidikannya

masih tergolong rendah.

Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat akan berdampak pada

sulit untuk mengakses berbagai sistem sumber yang ada, selain itu

masyarakat dengan pendidikan rendah berpotensi menjadi

pengangguran dan sulit mencari pekerjaan akibat minimnya skill dan

pengetahuan yang dipunyai. Berikut jumlah merupakan jumlah

penduduk Kelurahan Pasir Impun berdasarkan tingkat pendidikan:

Tabel 3.6 Tingkat Pendidikan Penduduk


Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung

No Pendidikan Laki- Perempuan Jumlah Persentase


laki
1. Tidak/Belum 669 514 1.183 11,00
Sekolah
2. Tidak Tamat 281 205 486 5,00
SD
3. Belum Tamat 704 567 1.271 12,00
SD
4. Tamat SD 1.151 1.004 2.155 20,20
5. Tamat SLTP 978 844 1.822 17,10
6. Tamat SLTA 1.502 1.352 2.854 27,00
78

No Pendidikan Laki- Perempuan Jumlah Persentase


laki
7. Sarjana Muda 253 197 450 4,20
(D3)
8. Sarjana (S1) 237 172 409 4,00
9. Pasca Sarjana 36 19 55 0,50
(S2)
Jumlah 5.811 4.874 10.685 100,00
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun Tahun 2016

c. Mata Pencaharian

Jumlah warga di Kelurahan Pasir Impun yang bermata

pencaharian sebagai buruh menempati urutan pertama yakni dengan

jumlah 1.998 atau 56,57% dari presentase profesi lain, kemudian jumlah

terbanyak kedua adalah Pedagang yakni 461 dengan presentase 13,05%.

Berdasarkan data pada Tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa

mayoritas pekerjaan warga di Kelurahan Pasir Impun adalah buruh, baik

buruh perusahaan maupun buruh harian lepas yang tentunya memiliki

penghasilan yang masih relatif kurang untuk pemenuhan kehidupan

sehari-hari seperti sandang, pangan dan papan. Hal ini belum ditambah

jika orang tersebut memiliki tanggungan hidup seperti istri, anak yang

masih sekolah dan juga orang tua yang sudah tidak produktif maka

beban hidup masyarakat semakin berat.

Tabel 3.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


Pokok Kelurahan Pasir Impun Kecamatan
Mandalajati Kota Bandung

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


1 Pegawai Negeri Sipil 149 4,22
2 Dokter 7 0,20
3 Perawat 3 0,08
4 Bidan 2 0,06
79

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


5 TNI 20 0,57
6 POLRI 25 0,71
7 Guru / PNS / Swasta 426 12,06
8 Dosen / PNS / Yayasan 37 1,05
9 Pensiunan 201 5,69
10 Buruh 1.998 56,57
11 Petani 83 2,35
12 Supir 120 3,40
13 Pedagang 461 13,05
Jumlah 3.532 100,00
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun tahun 2016

d. Agama

Penduduk di Kelurahan Pasir Impun mayoritas beragama Islam

yakni dengan jumlah 10.469 jiwa atau dengan presentase 97,98%

hampir keseluruhan dari jumlah warga yang ada di Kelurahan Pasir

Impun kemudian jumlah terbanyak kedua adalah Kristen Protestan

yakni 166 jiwa dengan presentase 1,52% dan terakhir Kristen Khatolik

yakni 57 jiwa. Berikut ini Tabel jumlah penduduk di Kelurahan Pasir

Impun berdasarkan Agama yang dianut dan jenis kelamin pada

keseluruhan penganut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama


di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan
Mandalajati Kota Bandung

No Agama Laki- Perempuan Jumlah Persentase


laki (%)
1 Islam 5914 4.555 10.469 98,00
2 Kristen 144 22 166 1,50
Protestan
3 Kristen 27 30 57 0,50
Katolik
Jumlah 6135 4.607 10.685 100,00
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun Tahun 2016
80

e. Tingkat Pendapatan Warga

Secara garis besar persebaran pendapatan di Kelurahan Pasir

Impun kurang merata. Golongan ekonomi menengah keatas berada di

kompleks perumahan elit di RW 08. Sedangkan golongan ekonomi

menengah kebawah tersebar di hampir semua RW yang ada di

Kelurahan Pasir Impun. Hal ini disebabkan karena beragamnya

pekerjaan yang di miliki warga dimasing-masing RW tersebut.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

praktikan kepada warga Kelurahan Pasir Impun yang tersebar di 11

Rukun Warga, ternyata pendapatan rata-rata warga Kelurahan Pasir

Impun berkisar antara Rp. 800.000 hingga puluhan juta rupiah per

bulan.

Pendapatan tersebut diperoleh dari berbagai profesi yang ditekuni

oleh para warga, dari jenis pekerjaan yang paling rendah seperti buruh

sampai jenis pekerjaan yang tinggi seperti Dokter, PNS, Pengusaha dan

lain sebagainya. Pendapatan tersebut belum termasuk pendapatan

warga yang tidak bekerja/pengangguran.

Sebagian besar warga Kelurahan Pasir Impun bekerja sebagai

Buruh baik Buruh Harian Lepas (BHL) maupun Buruh Perusahaan,

kemudian ada juga warga yang bekerja sebagai Pedagang. Selain itu

juga ada warga yang bekerja di sektor pemerintahan seperti PNS dan

TNI/POLRI. Terdapat pula warga yang bekerja di sektor informal

seperti Supir dan lain sebagainya.


81

f. Kondisi Perumahan

Bangunan perumahan di Kelurahan Pasir Impun yang termasuk

dalam bangunan Perumahan Permanen berjumlah 2.069 buah,

sedangkan bangunan Semi Permanen berjumlah 371 buah dan bangunan

yang Tidak Permanen sebanyak 56 buah. Secara umum kondisi

bangunan rumah warga Permanen di Kelurahan Pasir Impun yakni

beratapkan genting, dinding tembok, lantai keramik, sedangkan kondisi

bangunan rumah warga yang tidak permanen umunya beratapkan seng,

dindingnya triplek atau dus, lantainya dari semen dan bahkan ada juga

yang lantai dasarnya masih tanah.

Posisi rumah mengikuti kontur tanah dan disesuaikan dengan

pola lahan yang ada karena kontur tanah di Kelurahan Pasir Impun

berbukit maka tak jarang kita bisa menemukan rumah yang letaknya

berada di tepi bukit. Sebagian besar rumah warga berjarak sangat dekat

dengan rumah lainnya. Namun, walaupun rumah berdekatan suasana

individualisasi masih saja terasa apalagi di kawasan perumahan elit

seperti di RW 08. Antara RW atau RT yang satu dengan yang lain

dibatasi dan dipisahkan oleh jalan besar dan gang.

Masing-masing RW sudah mempunyai fasilitas yang juga

berfungsi sebagai tanda batas wilayah lingkungan RW yang berupa

jalan-jalan gang yang terbuat dari semen/ beton hasil swadaya warga

masyarakat. Untuk Sanitasi di lingkungan Kelurahan Pasir Impun

secara umum sudah cukup baik karena masyarakat memiliki kesadaran


82

untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menganggap bahwa salah

satu yang penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat harus

memiliki sanitasi yang baik, masih ada beberapa masyarakat yang tidak

memiliki MCK masih menggunakan sungai sebagai tempat

pembuangan.

g. Kondisi Sosiografi

1) Gambaran Sistem Nilai Budaya

Warga Kelurahan Pasir Impun sebagian besar adalah suku

Sunda akan tetapi ada juga sebagian kecil warga pendatang yang

berasal dari suku lain seperti Jawa, Madura dan yang lain

sebagainya.

Warga Kelurahan Pasir Impun sangat baik memperlakukan

pendatang, contohnya ketika praktikan pertama kali melakukan

penjajakan di Kelurahan Pasir Impun. Praktikan diterima dengan

sangat baik, para kader di Kelurahan Pasir Impun cukup kooperatif

dalam memberikan informasi dan mendampingi Praktikan dalam

melakukan tugas. Warga Kelurahan Pasir Impun dalam

kesehariannya masih sangat memegang teguh nilai-nilai adat

sekaligus dibarengi dengan nilai keagamaan dan juga nilai

kebersamaan yang dapat dilihat dari partisipasi warga dilingkungan

RT/RW dalam setiap kegiatan kerja bakti, ronda dan sebagainya.

Rasa cinta terhadap kesenian daerah juga sangat kental, hal

ini terbukti Kelurahan Pasir Impun selalu membuat acara kesenian


83

setiap bulan yang mengharuskan setiap RW mengirimkan

perwakilannya dan menampilkan kesenian tradisional daerah.

Dalam segi keagamaan, warga Kelurahan Pasir Impun sangat taat

terhadap melaksanakan perintah agama, misalnya sholat lima waktu,

karena hampir semua warga Kelurahan Pasir Impun beragama islam

maka nilai agama yang lebih dikedepankan adalah nilai islam.

2) Kehidupan Interaksi Sosial Masyarakat

Warga di Kelurahan Pasir Impun dalam melakukan interaksi

sosial sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama serta nilai-nilai

kearifan lokal yang dimiliki mereka, seperti nilai-nilai kekerabatan

atau kekeluargaan, gotong royong, dan hubungan antara satu dengan

yang lainnya masih sangat erat.

Warga masyarakat di Kelurahan Pasir Impun selalu

bergotong royong bersama-sama dalam melakukan suatu kegiatan

misalnya dalam kerjabakti, pembuatan dan perbaikan jalan, pos

kamling, dan pembangunan masjid, yang lebih sering terasa

kebersamaan antar warga adalah pada saat kerja bakti setiap jumat

yang dilakukan di masing-masing RW, masyarakat sangat antusias

dan saling membantu.

Kegiatan juga beberapa kegiatan kesenian yang diadakan

oleh kelurahan yang fungsinya untuk meningkatkan kesatuan dan

keeratan diantara masyarakat Kelurahan Pasir Impun. Hal lain yang

bisa dilihat adalah dalam kehidupan sosial yang mengedepankan


84

kegotong-royongan adalah bila ada permasalahan atau perselisihan

antara warga masyarakat akan langsung bersama-sama

menyelesaikannya secara adat dan kekeluargaan, sehingga akar atau

benih perselisihan dan permasalahan sosial itu tidak sampai

berlanjut menjadi persoalan yang serius.

Masyarakat Kelurahan Pasir Impun sangat memegang teguh

norma-norma dan adat-istiadat budaya Sunda serta nilai-nilai

agama, kekeluargaan dan kebersamaan. Kedekatan hubungan

diantara mereka sangat tampak dan jelas. Hal ini dapat praktikan

lihat pada sebagian besar warga yang masih berhubungan saudara,

seperti ciri-ciri yang ada pada masyarakat tradisional yaitu dimana

hampir seluruh warga yang tinggal menetap di sebuah lokasi adalah

keluarga atau saudara antara satu dengan yang lainnya.

Masyarakat di Kelurahan Pasir Impun juga melakukan

aktivitas-aktivitas secara bersama, misalnya ada pengajian rutin

setiap bulan di setiap RW maupun RT. Hal ini dilakukan dengan

tujuan untuk tetap menjaga persatuan dan keeratan hubungan antar

anggota masyarakat. Selain itu juga terdapat kegiatan posyandu

untuk memeriksakan kesehatan balita, ibu hamil, serta lansia.

3) Sistem Pengelompokan Masyarakat

Kelurahan Pasir Impun hampir semua masyarakatnya

terutama ibu-ibu kader dari setiap RT/RW mempunyai kegiatan

yang berfungsi meningkatkan keakraban antar masyarakat. Kegiatan


85

tersebut terbentuk dari kelompok-kelompok masyarakat tertentu

yang terkoordinasi dengan baik dan mempunyai tujuan yang

disepakati bersama demi memperkuat tali silaturahmi antara warga

meningkatkan kualitas hubungan persaudaraan warga di Kelurahan

Pasir Impun Kecamatan Mandalajati. Berikut kelompok-kelompok

yang ada di Kelurahan Pasir Impun:

a) Kelompok Ibu-ibu PKK

Para kader dari masing-masing RT/RW yang ada

dikelurahan Pasir Impun setiap bulan melakukan acara

silahturami antar kader sekaligus mengadakan peninjauan

terhadap kegiatan Tim PKK yang sudah dibahas dan disepakati

sebelumnya.

b) Kelompok Ibu-ibu Pengajian

Kelurahan Pasir Impun memiliki jumlah Rukun Warga

(Rukun Warga) yaitu 11 RW. Masing-masing RW tersebut

mempunyai kelompok pengajian yang selalu mengadakan

pengajian rutin setiap minggunya dengan mekanisme

pelaksanaannya di gilir setiap RT sedangkan dimasing-masing

RT juga mengadakan pengajian, mekanismenya tetap sama

yakni digilir setiap minggu dirumah salah satu warga di RT

tersebut.
86

Kelompok ibu-ibu pengajian juga sangat erat hubungan

sosialnya karena menurut mereka dengan adanya kelompok ini,

agama yang mereka anut akan semakin berkembang dan kuat.

c) Kelompok Ibu-ibu Posyandu

Setiap RW di Kelurahan Pasir Impun mempunyai

posyandu yang aktif dan tertib, maksud dari posyandu tertib

adalah selalu rutin diadakan dan tepat waktu yakni sebulan

sekali, bukan hanya itu anggaran dana untuk pelaksanaan

posyandu pun jika dari kelurahan belum keluar maka ibu-ibu

kader penyelenggara posyandu berinisiatif mencari dana sendiri

sehingga dapat dikatakan posyandu di masing-masing RW tetap

terselenggara walaupun tanpa mengandalkan dana dari

pemerintah.

h. Sarana dan Prasarana Umum

Sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang aktivitas

masyrakat. Sarana dan prasarana merupakan perlengapan publik yang

dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja. Kelurahan Pasir Impun

memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang cukup lengkap bagi

masyarakatnya.

Sarana pemerintah ini juga turut di rawat oleh warga dan

masyarakat sekitar, seperti pemeliharaan, dan penjagaan keaamanan

dan ketertiban sarana dan prasarana Kelurahan.


87

Sarana tersebut terdiri dari sarana pendidikan, kesehatan ibadah

dll. Jumlah tersebut akan terinci pada Tabel berikut ini:

Tabel 3.9 Sarana Pendidikan Kelurahan Pasir Impun Kecamatan


Mandalajati Kota Bandung
Jumlah
No Sekolah Bangunan Murid / Guru /
Fisik Mahasiswa Dosen
1 TK / RA 5 148 14
2 SD 1 235 26
3 SLTP 2 0 0
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun Tahun 2016

Data Tabel 3.9 menunjukkan bahwa untuk bangunan fisik sekolah

di Kelurahan Pasir Impun masih kurang yakni hanya 8 buah yang terdiri

dari bangunan TK/RA 5 buah, sekolah dasar 1 buah dan bangunan

sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) 2 buah.

Tabel 3.10 Sarana Kesehatan Kelurahan Pasir Impun


Kecamatan Mandalajati Kota Bandung

No Prasarana Jumlah
1 Rumah Bersalin/BKIA 1
2 Dokter Umum 3
3 Dokter Spesialis Lainnya 2
4 Dokter Hewan 1
5 Klinik/Balai Pengobatan 1
6 Apotik 1
7 Toko Obat 2
8 Posyandu 11
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun Tahun 2016

Data pada Tabel 3.10 prasarana kesehatan yang paling banyak

terdapat di Kelurahan Pasir Impun adalah Posyandu yakni tersebar di

setiap RW yang ada. Kemudian prasarana yang kedua terbanyak yang


88

ada di Kelurahan Pasir Impun adalah dokter, yang terdiri dari dokter

spesialis.

Tabel 3.11 Prasarana Keluarga Berencana Kelurahan Pasir Impun


Kecamatan Mandalajati Kota Bandung

No Uraian Jumlah
1 Jumlah PUS 2.071
2 Jumlah PUS Masuk KB 1.688
Jumlah Akseptor KB :
3 Pil 256
4 IUD 340
5 Kondom 253
6 Suntik 979
7 MOP 1
8 MOW 62
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun Tahun 2016

Tabel 3.11 menunjukkan bahwa di Kelurahan Pasir Impun jumlah

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah sebanyak 2.071, dari jumlah

tersebut 1.688 pasangan masuk program Keluarga Berencana (KB).

Dari program KB tersebut sebagian pasangan usia subur menggunakan

alat kontrasepsi suntikyang sebanyak 979 pasangan kemudian

kontrasepsi IUD, PIL, Kondom dan lain sebagainya.

Sarana ibadah di Kelurahan Pasir Impun terdapat 23 sarana

ibadah yang terdiri dari 17 masjid dan 6 mushola atau surau. 17 masjid

tersebut tersebar di seluruh RW ataupun RT yang ada di Kelurahan.

Sarana ini aktif digunakan oleh warga di masing-masing RT ataupun

RW. Selain prasarana ibadah di Kelurahan Pasir Impun juga terdapat

sarana hiburan yang berupa taman yang masyarakat menyebutnya

dengan taman abdi negara. Taman ini digunakan oleh masyarakat untuk
89

sekedar berolahraga dan juga berjualan setiap hari minggu. Rinciannya

terdapat di Tabel berikut:

Tabel 3.12
Sarana Ibadah Kelurahan Pasir Impun Kecamatan
Mandalajati Kota Bandung

No Keterangan Jumlah
1 Masjid 17
2 Mushola 6
Jumlah 23
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun Tahun 2016

Kemudian terdapat Prasarana olahraga di Kelurahan Pasir Impun

yang paling banyak adalah tenis meja, kemudian yang kedua olahraga

voli dan sepak bola 1 dapat digambarkan bahwa olahraga tenis meja

menjadi olahraga favorit di Kelurahan Pasir Impun. Berikut rincian

prasarana olahraga yang terdata oleh kelurahan di Kelurahan Pasir

Impun.

Tabel 3.13
Prasarana Olahraga Kelurahan Pasir Impun Kecamatan
Mandalajati Kota Bandung

No Lapangan Jumlah

1 Sepak bola 1
2 Tenis Meja 11
3 Voli 3
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun Tahun 2016

Selain itu untuk prasarana transportasi di Kelurahan Pasir Impun

terdapat satu jalan provinsi berukuran 150 meter dan jalan

kelurahan/desa yang memiliki panjang sekitar 3 kilometer. Berikut


90

rincian prasarana transportasi di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan

Mandalajati.

Tabel 3.14
Prasarana Transportasi Kelurahan Pasir Impun Kecamatan
Mandalajati Kota Bandung

No Keterangan Jumlah
1 Jalan Provinsi 1
2 Jalan Kota 2
Jumlah 3
Sumber: Profil Kelurahan Pasir Impun Tahun 2016

Tabel 3.14 dapat disimpulkan bahwa terdapat jalan provinsi

sebanyak satu buah yaitu jalan yang mengubungkan Kota Bandung dan

Kabupaten Bandung. Jalan ini juga merupakan jalan utama lalu lintas

saat pulang maupun pergi ke tempat kerja.

Kebanyakan atau mayoritas penduduk Kabupaten Bandung

bekerja di daerah Kota Bandung sehingga terjadi kepadatan lalu lintas

saat jam pergi bekerja maupun pulang bekerja. Selain bagi pekerja,

jalan ini juga digunakan oleh para pelajar yang tersebar di Kabupaten

Bandung maupun di Kota Bandung, tentu akan sangat padat jika saat-

saat jam pulang maupun pergi ke sekolah.

Selanjutnya ada dua jalan Kota yang juga menghubungkan dari

Kelurahan Pasir Impun ke Kota Bandung maupun ke Kabupaten

Bandung. Jalan ini juga sangat padat saat jam-jam sibuk, sampai sering

terjadi kemacetan yang lumayan panjang ketika jam-jam tersebut.


91

Jalan provinsi dan kota menjadi sangat vital karena menjadi jalan

perekonomian yang menghubungkan antara Kota Bandung dan

Kabupaten Bandung.

C. Deskripsi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) serta


Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) di Kelurahan Pasir
Impun, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung.

1. Deskripsi Empiris Korban Bencana Banjir Kelurahan Pasir


Impun, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung.

Praktikan melakukan pendataan dengan berbagai pihak yang

telah berkesepakatan untuk membantu seperti Ibu garda PPKS, Ibu

PKK, Ketua RT, Ketua RW, Tokoh masyarakat serta pendamping

lapangan yang juga menjabat sebagai PSM. Berdasarkan hasil

pendataan dengan pihak RW, RT, Kader PKK, dan melakukan home

visit langsung bersama Garda PPKS ke beberapa rumah di Kelurahan

Pasir Impun Kecamatan Mandalajati, diperoleh daftar masyarakat serta

persebarannya yang menjadi Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS) yang yang dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.15 Jumlah PMKS Kelurahan Pasir Impun


Kecamatan Mandalajati Kota Bandung Tahun 2017

No Jenis PMKS Jumlah


L P Jiwa KK
1 Fakir Miskin 312 98 0 410
2 Perempuan Rawan Sosial 0 106 106 0
Ekonomi
3 Anak dengan disabilitas 3 4 7 0
(ADK)

a. Fisik 2 1 0
b. Mental 1 3 0
92

No Jenis PMKS Jumlah


L P Jiwa KK
4 Penyandang disabilitas 10 7 17 0
(ODK)
a. Fisik 8 0 0
b. Mental 2 7 0
5 Korban Bencana Alam 75 37 0 112
6 Pemulung 4 1 5

7 Lansia Terlantar 3 5 8 0

8 Anak Terlantar 2 6 7 0

9 Keluarga Bermasalah 0 2 2 0
Sosial Psikologis
10 Bekas Warga Binaan 2 0 2 0
Lembaga
Pemasyarakatan
11 Anak Balita Terlantar 1 2 3 0
12 Korban Tindak 1 0 1 0
Kekerasan
Sumber : Pendataan Mahasiswa Praktikum I STKS Bandung Tahun 2017

Tabel 3.15 merupakan hasil pendataan praktikan yang

melakukan pendataan didasari oleh konsep atau teori yang telah

dipelajari dan mengimplementasikan ilmu yang berupa konsep/teori,

metode, keterampilan serta pengetahuan yang telah didapatkan pada

proses perkuliahan ke dalam proses pendataan PMKS sehingga

praktikan dapat melakukan pendataan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) ini berdasarkan pendataan yang

dilakukan disetiap RT dan RW di Kelurahan Pasir Impun.

Berdasarkan Tabel 3.15 menunjukkan bahwa prioritas masalah

terbanyak yang menjadi permasalahan sosial di Kelurahan Pasir Impun

adalah fakir miskin dengan jumlah 410 KK. Urutan pertama apabila
93

diurutkan, masalah yang terbanyak pertama yaitu Fakir Miskin (410

KK), kedua Korban Bencana Alam (112 KK), ketiga Perempuan Rawan

Sosial Ekonomi (106 jiwa), keempat Penyandang Disabilitas (17 jiwa),

kelima Lanjut Usia Terlantar (8 jiwa) dan Anak Terlantar (7 jiwa),

keenam Anak dengan Kedisabiltasan (7 jiwa), ketujuh Pemulung (5

jiwa). Dari Tabel 3.15 dapat dirinci penyandang masalah kesejahteraan

sosial bencana alam banjir berjumlah 112 KK yang ada di kelurahan

Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung menurut RT dan

RW nya adalah sebagai berikut.

Tabel 3.16 Data Persebaran PMKS Korban Bencana Alam


Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Tahun 2017

RT JUMLAH (KK)
NO RW
01 02 03 04 05 06
1 01 21 21
2 02 46 46
3 10 10 10
4 11 24 11 35
Total 112
Sumber: Pendataan Mahasiswa Praktikum I STKS Bandung Tahun 2017

Tabel 3.16 menunjukkan bahwa sebagian besar korban bencana

alam banjir yang berada di Kelurahan Pasir Impun berada pada RW 02 yaitu

berjumlah 46 KK, kemudian korban yang paling sedikit ada di RW 10 yang

berjumlah 10 KK, Untuk di RW 01 terdapat korban bencana alam sebanyak

21 KK dan terakhir di RW 11 terdapat 35 KK korban bencana alam banjir.

Praktikan memilih mewawancarai beberapa PMKS terkait bencana

banjir yang terjadi di Pasir Impun, metode yang diambil dalam pemilihan

PMKS adalah menurut rekomendasi dari beberapa pihak terkait yang sudah
94

mengetahui seluk beluk dari Kelurahan Pasir Impun seperti Ibu PKK, Garda

PPKS dan PSM. Praktikan mengambil skala prioritas PMKS sebanyak 2

orang dan Praktikan mewawancarai 10 orang PMKS yang mewakili setiap

RW di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung

bersama pihak terkait agar proses wawancara berjalan dengan lancar. Berikut

adalah nama-nama inisal dari PMKS Korban bencana alam banjir yang

mewakili setiap RW di Kelurahan Pasir Impun.

Tabel 3.17 Data PMKS Korban Bencana Alam


Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung

No Nama L/P Usia Pekerjaan Tanggungan Pendidikan


1 “D” L 48 Wiraswasta 4 DIPLOMA
2 “NR” L 65 Wiraswasta 3 SLTP
3 “A” L 47 Buruh 3 SMP
4 “K” L 47 Buruh 3 SD
5 “AS” L 40 BHL 3 SLTP
6 “WH” L 38 BHL 4 SLTP
7 “HS” L 38 BHL 5 SLTP
8 “N” P 60 IRT 1 SD
9 “TS” L 49 Karyawan 3 SLTA
10 “ASY” L 51 Wiraswasta 4 SLTP
Sumber : Pendataan Mahasiswa Praktikum I STKS Bandung Tahun 2017

2. Deskripsi Empiris Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial


(PSKS) Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota
Bandung.

Berdasarkan Permensos No. 8 Tahun 2012, terdapat 12 PSKS.

Sedangkan di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati kota

Bandung hanya terdapat terdapat 9 PSKS, Data tersebut dapat dilihat

pada Tabel 3.18 berikut ini:


95

Tabel 3.18 Jumlah Persebaran PSKS Kelurahan Pasir Impun


Kecamatan Mandalajati Kota Bandung Tahun 2017

No Nama PSKS Jumlah Lokasi


1. Pekerja Sosial 2 orang RW 7
Profesional
2. Pekerja Sosial 1 orang RW 3
Masyarakat
3. Tenaga
Kesejahteraan
1 orang Kecamatan
Sosial Kecamatan
(TKSK)
4. Lembaga 7 lembaga, terdiri RW 3, RW 7,
Kesejahteraan dari LPM, PLI- Tersebar di
Sosial PPA, Posyandu, setiap RW,
Pos KB, BKB. Kelurahan
BKR, PKK.

5. Karang Taruna 10 unit RW 1, RW 2,


RW 3, RW 4,
RW 6, RW 7,
RW 9, RW 10,
RW 11 dan
Kelurahan
6. Wanita Pemimpin 102 orang kader Tersebar di
Kesejahteraan Posyandu, PKK, setiap RW dan
Sosial BKB, BKR, dan Kelurahan
Garda PPKS
7. Wahana 19 kelompok Tersebar di
Kesejahteraan pengajian setiap RW dan
Sosial Keluarga Kelurahan
Berbasis
Masyarakat
(WKSBM)
8. Taruna Siaga 2 unit yakni RW RW 1 dan RW
Bencana Siaga 11
9. Dunia Usaha 97 unit RW1, RW 2,
RW 3, RW 5,
RW 6, RW 7,
RW 8, RW 9,
RW 10, RW 11

Sumber : Pendataan Mahasiswa Praktikum 1 STKS Bandung Tahun 2017


96

a. Pekerja Sosial Profesional

Pekerjaan sosial merupakan kegiatan profesional untuk

membantu individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat

guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan mereka dalam

berfungsi sosial serta menciptakan kondisi masyarakat yang

memungkinkan mereka mencapai tujuan.

Pekerja sosial profesional harus bisa menciptakan kondisi

masyarakat yang baik dan teratur dalam menjaga setiap keberfungsian

sosial setiap elemen yang menjadi para pemeran berbagai peran yang

ada di dalam masyarakat. menciptakan kondisi masyarakat yang

kondusif dengan relasi-relasi yang ada didalamnya untuk bisa

memberikan keterikatan di antara para pemegang peran tersebut.

Terdapat 2 Pekerja Sosial Profesional di Kelurahan Pasir Impun.

Keduanya merupakan lulusan Kampus Sekolah Tinggi Sekolah Tinggi

Kesejahteraan Sosial dan telah tersertifikasi sebagai pekerja sosial

profesional.

Tabel 3.19 Data Pekerja Sosial Profesional di Kelurahan Pasir


Impun Kecamatan Mandalajati Tahun 2017

No Nama Usia Pendidikan Alamat Pekerjaan

1. Nita 23 D-IV RW 7 Guru


Annisa tahun Pekerjaan
Sosial
2. Ressa 24 D-IV RW 7 Sakti
Gunawan tahun Pekerjaan Peksos
Rusmana Sosial
97

Sumber: Pendataan Mahasiswa Praktikum I STKS Bandung Tahun 2017

b. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

Pekerja Sosial Masyarakat yang terdapat di wilayah Kelurahan

Pasir Impun bergerak dalam beberapa bidang khususnya bidang

kesejahteraan sosial. Pekerja Sosial Masyarakat di Kelurahan Pasir

Impun bertugas untuk melakukan pendataan terkait PMKS, yang mana

tugas ini dikoordinir oleh TKSK yang ada di kecamatan. Kelurahan

Pasir Impun memiliki seorang Pekerja Sosial Masyarakat bernama Ibu

Imas Siti Romlah yang bertempat tinggal di RW 3. Pekerja Sosial

Masyarakat di Kelurahan Pasir Impun saat ini berstatus non-aktif

karena tugasnya digantikan oleh Garda PPKS yang tersebar di setiap

RW.

c. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan atau biasa disingkat

dengan TKSK adalah seseorang yang bertugas dan memiliki fungsi

dalam kesejahteraan sosial di masyarakat. Syarat menjadi TKSK selain

pada batasan usia, mulai sekarang terdapat pada batasan pendidikan,

minimal lulusan sarjana yang berhak untuk menjadi TKSK karena

harapannya TKSK tidak hanya pandai di lapangan saja melainkan juga

harus memiliki pengetahuan yang memadai. Selain itu, TKSK dipilih

jika sebelumnya aktif menjadi PSM atau aktif di karang taruna.

Kelurahan Pasir Impun merupakan bagian dari Kecamatan

Mandalajati, berhubung TKSK di kecamatan hanya ada satu yaitu


98

Bapak Yoga Musadadyang tinggal di Kelurahan Jatihandap maka 4

kelurahan yang ada di Kecamatan Mandalajati termasuk Kelurahan

Pasir Impun adalah jangkauan TKSK tersebut. Kegiatan yang

dilakukan oleh TKSK antara lain :

1) Mengendalikan seluruh Kegiatan pelayanan Kesejahteraan

Sosial di tingkat kecamatan yang dilakukan oleh potensi dan

sumber kesejahteraan sosial (PSKS) lainnya, seperti Pekerja

sosial masyarakat (PSM), Karang Taruna, Satuan Bakti Pekerja

Sosial, Organisasi Sosial, dan WKSBM.

2) Mengkoordinasikan seluruh proses kegiatan pelayanan

kesejahteraan di tingkat kecamatan dengan pihak-pihak terkait.

3) Menyusun direktori dan road map tentang penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS) dan Potensi dan sumber

kesejahteraan sosial (PSKS) dari para penyelenggara pelayanan

kesejahteraan sosial yang ada disetiap desa/kelurahan dan

selanjutnya digunakan sebagai sumber data kecamatan untuk

acuan pengambilan keputusan Dinas Sosial Kota.

4) Memberikan advokasi kepada penyelenggara kesejahteraan

sosial baik diminta maupun tidak diminta.

5) Melakukan monitoring, evaluasi serta membuat laporan secara

periodik kepada Dinas Sosial Kabupaten/Kota sesuai ruang

lingkup wilayah tugasnya dan memberikan rekomendasi untuk

menentukan kebijakan lanjutan.


99

6) Memonitoring bencana dan pendampingan Program Simpanan

Keluarga Sejahtera (PSKS).

d. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS)

Lembaga Kesejahteraan Sosial adalah organisasi sosial atau

perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan

sosial yang dibentuk masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun

yang tidak berbadan hukum. Ada 7 Lembaga Kesejahteraan Sosial yang

terdapat di wilayah Kelurahan Pasir Impun, LKS tersebut adalah

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Pos Pelayanan Terpadu

(POSYANDU), POS Keluarga Berencana (POS KB), Pembinaan

Kesejahteraan Keluarga (PKK), Bina Keluarga Balita (BKB), Bina

keluarga Remaja (BKR), Pusat Layanan Informasi Perlindungan

Perempuan dan Anak (PLI-PPA) dijabarkan ke dalam Tabel berikut :

Tabel 3.20
Lembaga Kesejahteraan Sosial Kelurahan Pasir Impun
Kecamatan Mandalajati Tahun 2017

No Nama LKS Bidang Jenis Usaha Kesejahteraan


Sosial
1. LPM Kesejahteraan - Melaksanakan berbagai
kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan
baik fisik, sosial, ekonomi
maupun budaya
- Membuat berbagai program
terpadu berbasis masyarakat
- Melakukan Perbaikan
sarana dan prasarana
- Melaksanakan Program
P2KP sebagai usaha
mengentaskan kemiskinan
100

2. Posyandu Kesehatan - Mengadakan pendataan


bayi dan balita.
- Mengadakan penimbangan
bayi dan balita.
- Mengadakan pemeriksaan
ibu hamil.
- Mengadakan imunisasi
- Mengadakan pemeriksaan
kesehatan Lansia
3. Pos KB Kesehatan Mengadakan pelayanan KB
4. PKK Kesejahteraan - Melaksanakan kegiatan
pembinaan terkait dengan
kesejahteraan keluarga.
- Mengadakan penyuluhan-
penyuluhan dalam berbagai
bidang
- Membantu masyarakat
dalam menjalankan usaha
(UMKM)
5. BKB Kesejahteraan Membina keluarga yang
memiliki balita
No Nama LKS Bidang Jenis Usaha kesejahteraan
Sosial
6. BKR Kesejahteraan Membina keluarga yang
memiliki remaja
7. PLI-PPA Rehabilitasi Merehabilitasi dan
melindungi korban
kekerasan terhadap
perempuan dan anak
Sumber: Pendataan Mahasiswa Praktikum I STKS Bandung Tahun 2017

e. Karang Taruna

Karang Taruna adalah salah satu organisasi kepemudaan di

Indonesia. Karang taruna adalah organisasi pemuda - pemudi yang

bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan kualitas kinerja dari semua anggota, ada baiknya

menyiapkan sebuah program kerja untuk mencapai tujuan

mensejahterakan potensi masyarakat. Kesejahteraan bukan hanya dari

segi finansial, melainkan bisa dengan cara membantu mengembangkan


101

potensi setiap individu pada bidang-bidang tertentu agar yang

bersangkutan mampu mengoptimalkan potensinya.

Menurut Perda Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2013 tentang

Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK), Karang Taruna

mempunyai tugas pokok:

1) menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama

yang dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif,

rehabilitatif, maupun pengembangan potensi generasi muda di

lingkungannya; dan

2) secara bersama-sama dengan Lurah dan masyarakat lainnya

menyelenggarakan pembinaan generasi muda dan kesejahteraan

sosial.

Karang Taruna di Kelurahan Pasir Impun dalam kategori cukup

maju dikarenakan dukungan dari pemerintah kota melalui dana PIPPK.

Kepengurusan karang taruna baru, yang diresmikan pada

tanggal 26 Maret 2017 membuat semangat baru bagi karang taruna

untuk melaksanakan program-program kerja yang telah dirancang.

Program karang taruna Kelurahan Pasir Impun yang melibatkan

praktikan diantaranya adalah Kegiatan Beauty Class (sebagai

peringatan hari kartini), Kegiatan Bhakti Sosial (pemberian sembako

kepada warga miskin serta anak terlantar), dan Kegiatan pengecekan

gula darah gratis bagi Warga Pasir Impun. Berikut pengurus inti Karang
102

Taruna aktif yang ada di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan

Mandalajati Kota Bandung :

Tabel 3.21 Pengurus Karang Taruna Kelurahan Pasir Impun


Kecamatan Mandalajati Kota Bandung Tahun 2017

Jabatan Nama

Aries Wiyanto, S.Sos.I


MPKT
Melvin Harisman
Ketua Irwan Mochamad Bashir, Amd
Wakil Ketua Hasni Reza Kamila
Sekretaris Riri Kharina
Wakil Sekretaris Mia Rosmalinda
Bendahara Gini Rosdiani, SE
SumbeSumber: Pendataan Mahasiswa Praktikum I STKS Bandung Tahun 2017

f. Wahana Kesejahteraan Sosial Keluarga Berbasis Masyarakat (WKSBM)

Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia

Nomor : 42/HUK/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberdayaan

Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat.

Wahana Kesejahteraan Sosial Keluarga Berbasis Masyarakat

adalah sistem kerja sama antar keperangkatan pelayanan sosial di akar

rumput/masyarakat dalam bentuk usaha kelompok dan lembaga

maupun jaringan pendukungnya (misalnya: Kelompok Usaha

Ekonomis Produktif, Kelompok Pengajian, Gabungan Kelompok Tani,

RT, RW, Dasa Wisma dan lain-lain), baik yang tumbuh melalui proses

alamiah dan tradisional maupun lembaga yang sengaja dibentuk dan

dikembangkan oleh masyarakat pada tingkat lokal, sehingga dapat

menumbuhkan sinergi lokal dalam pelaksanaan tugas di bidang usaha


103

kesejahteraan sosial. Berikut adalah nama-nama kelompok pengajian

yang termasuk Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat di

Kelurahan Pasir Impun sebagai berikut:.

Tabel 3.22
Data Kelompok Pengajian Kelurahan Pasir Impun
Kecamatan Mandalajati Tahun 2017

No Nama Majelis Ta’Lim Jumlah Lokasi


Anggota
1 Majlis Ta’lim Sukawangi 103 RW 01
2 Majlis Ta’lim Al-Barokah 42 RW 02
3 Majlis Ta’lim Al-Musyawaroh 50 RW 03
4 Majlis Ta’lim Al-Amanah 33 RW 03
No Nama Majelis Ta’Lim Jumlah Lokasi
Anggota
5 Majlis Ta’lim Al-Inayah 12 RW 04
6 Majlis Ta’lim Baiturohman 42 RW 04
7 Majlis Ta’lim At-Taqwa 60 RW 04
8 Majlis Ta’lim Al-Ikhlas 45 RW 04
9 Majlis Ta’lim Al Jannah 30 RW 04
10 Majlis Ta’lim Ruyadul Jannah 40 RW 05
11 Majlis Ta’lim Al-Fathonah 14 RW 06
12 Majlis Ta’lim At-Taufiq 40 RW 07
13 Majlis Ta’lim Al-Muhajirin 16 RW 08
14 Majlis Ta’lim Atq Taqwa 60 RW 09
15 Majlis Ta’lim Darul Ihsan 30 RW 10
16 Majlis Ta’lim Hayatulfatta 35 RW 10
17 Majlis Ta’lim Al-Ghorib 20 RW 11
18 Majlis Ta’lim At-Toyib 33 RW 11
19 Majlis Ta’lim Al-Rohman 27 RW 11
Sumber : Pendataan Mahasiswa Praktikum 1 STKS Bandung
Tahun 2017
104

g. Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS)

Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS) adalah Wanita

atau wanita tokoh masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk

memimpin dan melaksanakan kegiatan usaha kesejahteraan sosial.

Berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan, Wanita Pemimpin

Kesejahteraan Sosial (WPKS) di Kelurahan Pasir Impun berjumlah 102

orang yang merupakan Ibu-ibu kader PKK, Posyandu, BKB, BKR,

Pos KB, dan Garda PPKS yang tersebar diseluruh wilayah Kelurahan

Pasir Impun. Namun kebanyakan dari mereka melakukan pekerjaan

secara double-job yakni satu orang kader dapat menjadi beberapa kader

organisasi.

Kegiatan yang dilakukan antara lain pelaksanaan posyandu

rutin, pendataan PMKS, dan terlibat secara langsung dalam berbagai

usaha kesejahteraan sosial seperti membantu masyarakat yang

mengalami masalah seperti kesehatan, pendidikan, dan sosial.

h. Taruna Siaga Bencana (TAGANA)

Organisasi sosial yang bergerak dalam bidang penanggulangan

bencana alam dan bencana sosial yang berbasiskan masyarakat.

Pembentukan TAGANA merupakan suatu upaya untuk

memberdayakan dan mendayagunakan generasi muda dalam berbagai

aspek penanggulangan bencana, khususnya yang berbasis masyarakat.

Kelurahan Pasir Impun sebetulnya tidak memiliki organisasi

induk seperti TAGANA, namun memiliki organisasi cabang bernama


105

RW Siaga. Tujuan RW Siaga ini hampir sama dengan TAGANA yakni

penanggulangan bencana alam berbasis masyarakat. Letak Kelurahan

Pasir Impun dipisahkan oleh Sungai Cisanggarung yang sewaktu-waktu

dapat meluap dan banjir. Hal ini pernah terjadi di tahun 2010 dan 2015

yang menyebabkan banyak kerugian yang dirasakan warga Pasir

Impun.

RW Siaga hanya terdapat di beberapa RW yang terkena dampak

parah dari bencana banjir. Lokasinya terletak di RW 1 dan RW 11.

Namun saat ini RW Siaga berstatus non-aktif, karena wadah ini hanya

akan berjalan apabila ada bencana alam.

i. Dunia Usaha

Dunia Usaha dapat diartikan sebagai suatu lingkup yang di

dalamnya terdapat kegiatan produksi, distribusi dan upaya-upaya lain

yang diarahkan pada pemuasan maksimal keinginan dan kebutuhan

manusia. Hal ini menunjukkan bahwa dalam lingkup dunia usaha yang

manajemuk serta saling berinteraksi misalnya usaha pertanian, logam

mulia, makelar, transportasi dan sebagainya.

Dunia usaha yang ada di Kelurahan Pasir Impun merupakan

perdagangan seperti home industry, peternakan, supermarket, dan

koperasi.Home industry yang beraneka ragam terdapat di RW 02, RW

08, RW 10. Home industry tersebut berupa konveksi, bengkel, warung,

toko, industri kerajinan dan lain-lain.


106

Tabel 3.23 Dunia Usaha di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan


Mandalajati Kota Bandung Tahun 2017

No Uraian Jumlah
1 Industri Makanan 16
2 Industri Kerajinan 5
3 Industri Pakaian 9
4 Industri Air Galon 2
5 Koperasi 5
6. Mini Market 6
7 Toko Sparepart 1
8 Toko Sembako 5
9 Toko Eceran 1
10 Toko Kelontong 7
11 Toko Material 1
12 Toko Eceran 2
13 Toko Grosiran 2
14 Toko Mebel 2
15 Toko Aksesoris 1
16 Peternakan 2
17 Percetakan 1
18 Salon 3
19 Warung 18
20 Bengkel 3
22 Pom Bensin Mini 1
Jumlah 93
Sumber : Pendataan Mahasiswa Praktikum 1 STKS Bandung
Tahun 2017

D. Deskripsi Kebijakan dan Program Penanganan Masalah


Kesejahteraan Sosial di Kelurahan Pasir Impun, Kecamatan
Mandalajati Kota Bandung.

1. Deskripsi Empiris Kebijakan dan Program Penanganan Masalah


Kesejahteraan Sosial oleh Pemerintah

a. Program Keluarga Harapan (PKH)

PKH diselenggarakan oleh Kementerian Sosial yang

dibentuk untuk membantu masyarakat untuk harapan hidup yang


107

lebih baik. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemerintah berupa

uang yang disesuaikan dengan kriteria keluarga miskin yang di

dalam keluarga tersebut ada ibu hamil, ibu menyusui, anak sekolah

dan yang terbaru untuk para lanjut usia (lansia).

PKH dimulai di Kelurahan Pasir Impun sejak 2007 hingga

sekarang. Berbagai bentuk dana yang diterima oleh para penerima

manfaat PKH berbeda-beda sesuai dengan bentuk kebutuhan dan

tanggungannya. Mekanismenya PKH sebagai berikut, daftar nama

penerima PKH yang ditentukan oleh pemerintah dan uangnya

dicairkan di kantor pos dan masyarakat penerima PKH yang sudah

mencairkan dananya melaporkan ke kelurahan. PKH sangat

membantu dan bermanfaat bagi masyarakat Kelurahan Pasir Impun

yang benar-benar membutuhkan.

Masyarakat Kelurahan Pasir Impun merasa cukup terbantu

dengan adanya program PKH meski beberapa masyarakat merasa

tidak puas dengan bantuan PKH dikarenakan banyaknya sasaran

yang tidak tepat dan pihak RT maupun RW hanya memberikan

penjelasan serta pengertian tentang PKH yang hanya diterima

sebagian masyarakat yang telah terdaftar namanya, hal tersebut

membuat banyak warga yang protes ke pihak RT dan RW.

b. Program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial merupakan salah

satu program yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial


108

(Kemensos). Bentuk yang diberikan oleh BPJS adalah berupa

kartu. Dana yang diterima sebesar Rp. 200.000 per bulan.

Mekanisme pelaksanaan BPJS termasuk jenis-jenis diatas seperti

sasaran yang ditentukan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung

berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) kemudian Dinsos

membuat kartu BPJS lalu dikirim ke kantor pos dan kantor pos

mengirimkanya ke masyarakat yang akan menerima manfaat.

Jadwal pencairan dana bisa dilihat dikelurahan. Program ini

dinilai cukup membantu masyarakat yang kurang mampu sehingga

beban dalam peningakatan kesehatan terpenuhi. Adapun kendala

yang menghambat keefektifan program ini adalah protes dari

masyarakat karena pembagian penerima yang tidak merata dan

tidak tepat sasaran sehingga banyak masyarakat masih mengeluh

dengan program bantuan yang diberikan oleh pemerintah.

Rencana adanya BPJS agar memperbaiki kesejahteraan

masyarakat dan memandirikan masyarakat. Harapannya dari

kelurahan dan masyarakat agar dapat memprioritaskan lansia yang

miskin bukan usia-usia yang masih produktif agar sesuai dengan

data-data penerima bantuan BPJS.

c. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Penerima Bantuan Iuran

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Penerima Bantuan

Iuran merupakan salah satu program pemerintah yang berasal dari

pemerintah pusat yang dilakukan oleh Kelurahan Pasir Impun yang


109

ditargetkan untuk masyarakat yang benar-benar dibawah garis

kemiskinan atau tidak mampu menggunakan kartu BPJS-PBI

untuk berobat atau untuk mengakses pelayanan kesehatan ke

rumah sakit yang menyediakan pelayanan BPJS-PBI agar

mendapatkan pembebasan biaya. Dalam BPJS-IPB yang bersubdi

pun membantu para lanjut usia terlantar yang termasuk dalam

warga miskin juga memperoleh BPJS-PBI.

Pemerintah harus memperhatikan dimana iuran yang

diberikan kepada masyarakat miskin tidak mudah tetapi

masyarakat harus mengantri berjam-jam hanya untuk memperoleh

pengobatan secara gratis, karena rata-rata penerima bantuan BPJS-

PBI adalah lanjut usia maka perlunya perhatian dari segi

aksesibilitas pelayanan yang mudah dan cepat. Dengan adanya

bantuan ini, pengguna pelayanan cukup merasakan manfaatnya

karena dapat membantu kebutuhan kesehatan terutama ketika sakit.

d. Kartu Indonesia Sehat

Kartu Indonesia Sehat merupakan program jaminan

kesehatan yang diperuntukkan bagi kalangan masyarakat yang

kurang mamu atau miskin yang bersubsidi yang iuran atau biaya

kesehatan ditanggung oleh pemerintah, sedangkan BPJS adalah

suatu lembaga atau badan yang mengelola jaminan tersebut.

Masyarakat Kemenjamin Kelurahan Pasir Impun menggunakan

KIS untuk berobat di Puskesmas, klinik dan rumah sakit, program


110

ini cukup membantu masyarakat yang berada pada garis ekonomi

yang lemah sehingga harapanya semakin lebih banyak program

kesehatan yang dapat menjamin kesehatan warga masyarakat

kelurahan.

Meskipun masih banyak kekurangn dalam penyebaran KIS

karena ada masyarakat yang pindah, tidak terdaftar atau meninggal

dunia sehingga KIS untuk penerima manfaat terkadang menjadi

tidak tepat sasaran.

e. Surat Keterangan Tidak Mampu

Surat Keterangan Tidak Mampu diselenggarakan oleh

pemerintah, SKTM merupakan salah satu syarat bagi masyarakat

agar dapat dengan mudah mengakses Bantuan Walikota Khusus

Pendidikan dan ketiadaan BPJS dari masyarakat yang sakit, dapat

membawa SKTM untuk berobat. Bentuknya dapat berupa surat

keterangan dari RT dan RW, serta sasarannya adalah masyarakat

miskin. Program ini dimulai di Kelurahan Pasir Impun sejak tahun

2007. Mekanisme pelaksanaan SKTM yaitu berdasarkan surat

pengantar RT atau RW, dipastikan benar-benar miskin lalu

kelurahan menyampaikan ke pihak yang dituju masyarakat, ada

KK dan KTP sebagai bukti bahwa yang bersangkutan benar-benar

warga Kelurahan Pasir Impun.

Bagi pemegang SKTM yang memiliki sakit parah wajib

memperbaharui kartunya 1 bulan sekali dan yang tidak terlalu sakit


111

harus membaharuhi kartunya 3 bulan sekali. SKTM sangat

membantu masyarakat di Kelurahan Pasir Impun. Harapannya agar

program ini terus berlanjut dan diharapkan sosialisasi tentang

kriteria yang lebih mendalam.

f. Kartu Keluarga Sejahtera

Kartu Keluarga Sejahtera merupakan salah satu bentuk

bantuan sosial dari pemerintah kepada masyarakat kurang mampu

atau miskin sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah untuk

mempercepat pengurangan kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Kartu Keluarga Sejahtera menyediakan kepada keluarga

miskin sebagai penerima bantuan sejumlah uang Rp

200.000,00/bulan untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari,

tetapi masyarakat masih merasa belum cukup karena dengan uang

Rp 200.000,00/bulan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari karena harga bahan-bahan pokok yang cukup mahal,

maka dengan uang segitu dirasa kurang cukup. Harapannya dana

yang diberikan pemerintah dapat ditambah sehingga keluarga yang

miskin dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.

g. Bantuan Pangan Non Tunai

Program BPNT penanggulangan kemiskinan dan

perlindungan sosial dibidang pangan yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Pusat berupa bantuan pangan bersubsidi beras dan gula

kepada keluarga yang miskin dan yang rentan miskin. BPNT


112

merupakan kelanjutan dari Program Keluarga Harapan (PKH)

yang sedang berjalan di Kelurahan Pasir Impun, yang

memungkinkan keluarga miskin sebagai penerima manfaat untuk

membeli bahan pangan atau sembako dengan menggunakan Kartu

Keluarga Sejahtera (KKS).

Bantuan Pangan Non Tunai mulai hadir di Kelurahan sejak

tahun 2017 dengan bentuk pembagian Kartu Keluarga Sejahtera

(KKS) yang isinya berupa uang Rp 110.000, sebagai alat

pembayaran. Sebagain masyarakat Kelurahan Pasir Impun telah

menerima BPNT dalam bentuk 10 kilogram (kg) beras bersubsidi

sebanyak 2 kilogram (kg). Bantuan tersebut tidak dapat dicairkan

dalam bentuk uang. Beberapa warga masyarakat merasa kurang

puas dengan bantuan tersebut dikerenakan akses pelayanan dalam

mengambil pangan harus di tempat yang telah di tentukan seperti

(e-Waroeng).

Sebagain masyarakat masih mengeluh dengan akses

pelayanan pengambilan bantuan dikarenakan, pangan hanya

tersedia di tempat yang telah ditentukan oleh RT atau RW (e-

Waroeng). Meski program BPNT masih baru di Kelurahan Pasir

Impun namun diharapkan dapat meminimalisir keluarga miskin

yang ada di kelurahan dalam memenuhi kebutuhan pokok bahan-

bahan pangan.
113

h. Kartu Indonesia Pintar

Kartu Indonesia Pintar merupakan salah satu program

unggulan yang diluncurkan oleh pemerintah yang ditujukan kepada

keluarga miskin dan rentan miskin yang ingin menyekolahkan

anaknya yang berusia 6-18 tahun secara gratis.

Program KIP mulai diterapkan di Kelurahan Pasir Impun

sejak tahun 2015 dengan menjamin semua anak-anak usia sekolah

dari keluarga miskin da rentan miskin terdaftar sebagai penerima

bantuan KIP. Meskipun KIP telam membantu sebagain anak-anak

yang ingin sekolah dari tingkat SD/SMP/SMA/SMK dan MA

tetapi beberapa warga masyarakat yang mengeluh dan

mengembalikan KIP oleh penerima karena terjadi tidak tepat

sasaran dan bagi keluarga miskin yang memiliki banyak

tanggungan (anak) tidak semunya mendapatkan KIP .

Akibat dari data yang tidak akurat antara penerima KIP

dengan jumlah sebenarnya yang ada di Kelurahan Pasir Impun.

Pengembalian (KIP) yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan

Pasir Impun terjadi karena penerima tidak dikenal, sudah pindah

dan ada yang sudah tamat sekolah..

2. Deskripsi Empiris Program Penanganan Masalah Kesejahteraan


Sosial oleh Masyarakat/Orsos

Korban bencana alam banjir yang ada di Kelurahan Pasir Impun

Kecamatan Mandalajati Kota Bandung dapat diintervensi atau

ditangani oleh berbagai program-program yang dibuat oleh kelurahan


114

atau oleh masyarakat Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati

Kota Bandung. Program-program yang didapat oleh korban bencana

alam banjir tersebut diantaranya adalah :

a. Gerakan Pungut Sampah

Gerakan Pungut Sampah ini merupakan kegiatan yang

dikoordinir oleh Ibu-ibu PKK kelurhan. Kegiatan ini bertujuan

untuk membersihkan berbagai macam sampah yang ada di setiap

RW secara bergantian atau bergiliran. Jadwal GPS sudah

ditentukan sebelumnya dengan kesepakatan anggota Ibu-ibu PKK

dan juga RW terkait. Dalam seminggu kegiatan berjalan dihari

Senin, Rabu dan Jum’at.

Kegiatan ini selain bertujuan untuk membersihkan sampah

yang ada di setiap RW juga berfungsi untuk meningkatkan

keakraban dan kekuatan sosial yang ada di setiap RW. Kegiatan ini

secara tidak langsung merupakan sarana bagi warga untuk saling

berinteraksi dan membangun kepercayaan pada masing-masing

individu.

b. Jum’at Bersih

Kegiatan Juma’at Bersih atau biasa disebut JUMSIH juga

rutin dilakukan oleh warga Kelurahan Pasir Impun. Kegiatan ini

hampir sama dengan GPS, namun bedanya pihak yang berwenang

dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah ketua RW yang ada disetiap


115

RW. Ketua RW akan mengumumkan setiap kegiatan yang akan

dilakukan menggunakan pengeras suara yang ada di masjid.

Jum’at Bersih dilakukan setiap hari Jum’at dengan peserta

dari warga yang tidak bekerja di hari tersebut dan juga ibu-ibu yang

ada di RW tersebut. Kegiatan ini juga berfungsi sebagai penumbuh

semangat untuk mencintai lingkungan sekitar dan untuk kebiasaan

membuang sampah pada tempatnya demi terciptanya lingkungan

yang bersih, asri, dan sehat. Korban bencana alam juga terbantu

dengan kegiatan ini, karena yang harus menjaga lingkungan bukan

hanya warga terdampak.

c. Gorong-gorong Bersih

Gorong-gorong Bersih merupakan Program yang berupa

pembersihan gorong-gorong dari sampah. Anggota GOBER adalah

orang-orang yang mendaftar untuk menjadi anggotanya melalui

kelurahan terkait. GOBER secara rutin membersihkan Gorong-

gorong yang ada di Kelurahan Pasir Impun agar tidak terjadi

tersumbatnya saluran air yang dapat menyebabkan banjir dan juga

masalah lain yang diakibatkan oleh tersumbatnya gorong-gorong.

d. Kerja Bakti Pembersihan Sungai

Bukan hanya GPS dan JUMSIH, ada kegiatan lain yang

berfungsi untuk membersihkan lingkungan yaitu kegiatan kerja

bakti pembersihan sungai. Kegiatan ini tidak rutin dilakukan,

biasanya sekali dalam sebulan atau dua minggu sekali menurut


116

kebutuhan. Beberapa RW yang menerapkan kegiatan ini adalah

RW yang sangat rawan terkena dampak dari Bencana alam banjir

seperti RW 1, RW 2, RW 10 dan RW 11.

Sistem yang tidak menentu dalam pelaksanaan kegiatan

Kerja bakti pembersihan sungai ini tidak menjadi halangan bagi

warga yang rentan terkena bencana alam banjir untuk melakukan

pembersihan sungai secara mandiri. Pembersihan ini biasanya

berupa pemungutan sampah yang ada di sungai, Pemotongan

rumput atau tumbuhan lain yang dapat menghambat aliran sungai

serta melakukan pengecekan terhadap sungai.

e. Pengajian Secara Rutin.

Setiap RW mempunyai kelompok pengajian tersendiri untuk

menghimpun anggota menurut kesukaan terhadap tipe pengajian

yang mereka sukai. Pengajian ini pun bermacam-macam, mulai

dari kelompok pengajian maghrib mengaji yang dihadiri oleh para

laki-laki dewasa dengan kegiatan membaca Al- Qur’an secara

bersamaan, Ada lagi kelompok kesenian pengajian islami yang

menekankan kesenian islami dalam melaksanakan kegiatannya

seperti menyanyikan dan memainkan musik islami, ada lagi

kelompok yang rutin mengikuti kegiatan sholawat, dan terkahir

adalah kelompok ibu-ibu yang rajin mengikuti majelis ceramah

agama untuk meingkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap

Tuhan.
117

Kegiatan pengajian sangat berguna bagi korban bencana

alam banjir agar kehidupannya senantiasa termotivasi dan tidak

mudah putus asa terhadap berbagai cobaan yang datang termasuk

ketika terjadi banjir.

f. Tanggap Darurat Bencana.

Tanggap bencana yang dilakukan oleh warga di Kelurahan

Pasir Impun Kecamatan Mandalajati adalah masih bersifat

swadaya atau otodidak. Tak ada kegiatan terstruktur untuk kegiatan

tanggap bencana, namun hal ini dapat digunakan dalam

penanganan bencana alam banjir di Kelurahan Pasir Impun

walaupun tidak secara efektif karena tidak terkoordinir.

Kegiatan tanggap darurat bencana ini dilakukan oleh RW

siaga, yaitu kelompok yang dibentuk agar dapat secara aktif peduli

dengan bencana banjir yang terjadi di wilayah Pasir Impun. Bukan

hanya RW siaga namun tanggap darurat bencana ini juga dibantu

oleh karang taruna dan warga sekitar yang mau dan mampu

membantu korban saat terjadinya bencana alam.

g. Bhakti Sosial.

Bhakti Sosial merupakan kegiatan yang bersifat amal yang

bertujuan untuk meringankan beban dan tanggungan warga yang

terkena masalah atau sebagai penyandang masalah sosial. Kegiatan

bhakti sosial ini biasanya diadakan dalam keadaan insidentil

maupun berkala.
118

Dilaksanakan dalam keadaan insidentil ketika terjadi

peristiwa atau kejadian yang membutuhkan penanganan segera

seperti bencana alam dan kejadian tak terduga lain. Dilakukan

secara berkala saat event-event tertentu seperti pada saat bulan

Ramadhan dan hari raya idul fitri dan peringatan hari besar lain.

Anda mungkin juga menyukai