Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNITAS

UPAYA PENANGANANAN MASALAH FAKIR MISKIN


MELALUI PEMBENTUKAN KELOMPOK USAHA BERSAMA
DI DESA SUKALUYU KECAMATAN SUKALUYU
KABUPATEN CIANJUR

Pembimbing:

Arini Dwi Deswanti, S. Kesos, M. Kesos

Oleh:

Muhammad Rifqi Nadika Putra


NRP. 19.04.015

PROGRAM STUDI PEKERJAAN SOSIAL


PROGRAM SARJANA TERAPAN

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL


BANDUNG 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : UPAYA PENANGANAN MASALAH FAKIR
MISKIN MELALUI PEMBENTUKAN
KELOMPOK USAHA BERSAMA DI DESA
SUKALUYU KECAMATAN SUKALUYU
KABUPATEN CIANJUR
Nama Mahasiswa : Muhammad Rifqi Nadika Putra
NRP 19.04.015
Program : Program Studi Pekerjaan Sosial Program
Sarjana Terapan

Pembimbing:

Arini Dwi Deswanti, S. Kesos, M. Kesos

Mengatahui:
Ketua Program Studi Pekerjaan Sosial
Program Sarjana Terapan
Poltekesos Bandung
Dr. AEP RUSMANA, M.Si.
UPAYA PENANGANAN MASALAH FAKIR MISKIN MELALUI
MUHAMMAD RIFQI NADIKA
PEMBENTUKAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DI DESA SUKALUYU
PUTRA KECAMATAN SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR
NRP. 19.04.015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya, praktikan dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Komunitas yang
berjudul “Upaya penanganan masalah fakir miskin melalui pembentukan
kelompok usaha bersama di desa Sukaluyu Kecamatan Sukaluyu Kabupaten
Cianjur” tepat pada waktunya. Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan
Praktikum Komunitas dimulai dari tanggal 31 Oktober hingga 9 Desember 2022.
Praktikan mendapatkan banyak pengalaman maupun pengetahuan khususnya
dalam bidang pekerjaan sosial selama melaksanakan Praktikum Komunitas ini.
Atas terselesaikannya Laporan Praktikum Komunitas, praktikan mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaannya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, berikut diantaranya:

1. Dr. Marjuki, M. Sc selaku Direktur Politeknik Kesejahteraan Sosial


(POLTEKESOS) Bandung yang mendampingi dan memberi arahan pada
mahasiswa sehingga praktikum berjalan lancar.
2. Dr. Aep Rusmana, S.Sos, M.Si selaku Kepala Program Pendidikan Sarjana
Terapan Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung yang sudah
memberikan arahan dan masukan demi kelancaran praktikum institusi.
3. Dr. Pribowo, M.Pd selaku Kepala Laboraturium Pekerjaan Sosial
Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung yang telah membantu
memperlancar kegiatan praktikum institusi.
4. Arini Dwi Deswanti, S. Kesos, M. Kesos selaku dosen pembimbing yang
telah sabar memberikan bimbingan, dukungan serta masukan kepada
pratikan selama praktikum komunitas ini berlangsung dan berhasil
menyelesaikan laporan ini.
5. H. Uher Suherman, S.H Selaku Kepala Desa Sukaluyu Kecamatan
Sukaluyu Kabupaten Cianjur
6. Asep Setiawan selaku Kasi Kesra sekaligus pendamping lapangan selama
praktikum komunitas di Desa Sukaluyu yang telah meluangkan waktu nya
serta membantu kegiatan praktikan.
7. Seluruh perangkat Desa Sukaluyu yang telah memberikan dukungan serta
semangat selama praktikum komunitas berlangsung.
8. Seluruh masyarakat Desa Sukaluyu yang hangat menyambut kedatangan
praktikan selama kegiatan praktikum komunitas berlangsung.
9. Kepada kedua orang tua, adik dan kakak praktikan yang terus memberikan
dukungan baik secara moril maupun materil kepada praktikan selama
praktikum komunitas ini berlangsung.
10. Kepada rekan-rekan kelompok Desa Sukaluyu yang saling memberikan
semangat serta saling menguatkan satu sama lain selama praktikum
komunitas berlangsung

Bandung, 10 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung Program
Studi Pekerjaan Sosial Program Sarjana Terapan mencetak sarjana terapan
pekerjaan sosial yang selain memiliki kemampuan dalam melakukan
analisis masalah sosial, analisis sumber daya sosial, intervensi
kesejahteraan sosial, juga memiliki kemampuan dalam melakukan
penyuluhan sosial dan pemberdayaan masyarakat dengan menerapkan
teknologi pekerjaan sosial. Untuk itu mahasiswa dibekali kompetensi yang
meliputi pengetahuan, nilai, keterampilan serta teknologi pekerjaan sosial.
Selain itu, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensinya melalui pembelajaran praktik secara langsung (learning by
doing) dengan melaksanakan kegiatan Praktikum (internship).
Praktikum mahasiswa Program Studi Pekerjaan Sosial Program
Sarjana Terapan Poltekesos Bandung dilakukan secara bertahap mulai dari
praktikum untuk membangun kompetensi dasar praktik yaitu praktikum
laboratorium, sampai dengan praktikum untuk membangun kompetensi
praktik pekerjaan sosial yaitu praktikum institusi; dan praktikum
komunitas.
Praktikum komunitas adalah praktik pekerjaan sosial yang
berfokus pada upaya peningkatan kemampuan mahasiswa dalam
melakukan penyuluhan sosial dan pemberdayaan organisasi dan
masyarakat lokal. Praktikum ini merupakan kegiatan kurikuler yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa Poltekesos pada semester VII. Praktik ini
dijadikan sebagai media pembelajaran untuk menerapkan berbagai
pengetahuan, nilai, dan keterampilan dan teknologi yang diperoleh
mahasiswa dari berbagai mata kuliah ke dalam kehidupan nyata yang
menjadi arena praktik pekerjaan sosial. Pembelajaran praktik langsung
dalam kehidupan masyarakat ini diharapkan dapat mengasah sensitifitas
dan kepekaan mahasiswa dalam menangani permasalahan sosial serta
mampu mengembangkan dan mendayagunakan potensi dan sumber yang
ada di sekitar masyarakat.
Dalam Praktikum komunitas, mahasiswa diarahkan mampu
memanfaatkan penyuluhan sosial sebagai pemantik atau penyulut
berkembangnya kesadaran (concious raising) melalui kampanye-
kampanye yang melahirkan pengubahan pengetahuan, sikap dan perilaku
khalayak sasaran (membangun kepercayaan stakeholder dan shareholder)
agar termotivasi untuk melakukan upaya pemberdayaan.
Dalam upaya pemberdayaan masyarakat, mahasiswa diarahkan
mampu: (a) memetakan potensi dan sumber atau aset komunitas
(community asset) yang akan dikembangkan untuk meningkatkan
keberdayaan masyarakat (b) memetakan dan meminta komitmen para
pihak (stakeholder engagement) yang diharapkan dapat memberikan
kontribusi dan dukungan sosial dalam upaya pemberdayaan (c) mendorong
masyarakat (insiatif lokal) sebagai pelaku utama dalam merencanakan
upaya pemberdayaan, (d) melaksanakan upaya perubahan untuk
meningkatkan keberdayaan masyarakat dengan mengoptimalkan
partisipasi dan pendayagunaan sumberdaya lokal, (e) menjalin kemitraan
dan kolaborasi dengan para pihak untuk mengoptimalkan upaya
pemberdayaan, serta (f) melakukan monitoring dan evaluasi secara
partisipatif untuk mengetahui keberhasilan upaya pemberdayaan
masyarakat yang telah dilakukan. Mahasiswa juga diharapkan mampu
mengidentifikasi dan mengembangkan organisasi lokal sebagai media
untuk menyalurkan aspirasi dan partisipasi masyarakat dalam upaya
pemberdayaan masyarakat. Di samping itu, mahasiswa juga diarahkan
untuk mampu mengidentifikasi dan mengkaji kebijakan-kebijakan sosial
yang relevan mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat lokal dalam
rangka mencari peluang-peluang untuk mengembangkan kebijakan dan
regulasi yang mendukung upaya pemberdayaan masyarakat.

1.2 Fokus Praktikum


Fokus Praktikum Komunitas adalah penerapan teknologi praktik
pekerjaan sosial dalam pengubahan organisasi, masyarakat, dan kebijakan
melalui upaya penyuluhan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
1.3 Tujuan Praktikum
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum praktikum komunitas adalah meningkatkan
kompetensi mahasiswa dalam melakukan penyuluhan sosial dan
merancang upaya pemberdayaan masyarakat.

1.2.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus praktikum komunitas adalah agar
mahasiswa memiliki:
1) Kemampuan untuk menerapkan konsep dan teori-teori
praktik pekerjaan sosial komunitas dalam kegiatan
penyuluhan sosial dan pemberdayaan masyarakat
2) Kemampuan untuk mengaplikasikan prinsip dan etika
pekerjaan sosial dan keterampilan dalam kegiatan
penyuluhan sosial dan pemberdayaan masyarakat
3) Kemampuan berkomunikasi dan mengembangkan relasi
pertolongan dengan target group dan interest group
4) Kemampuan melakukan inisiasi sosial dengan melibatkan
masyarakat
5) Kemampuan melakukan pemetaan dan asesmen partisipatif
dan non partisipatif untuk mengidentifikasi dan menganalisis
potensi dan sumber (asset komunitas), para pihak
(stakeholder), organisasi local serta kebijakan sosial yang
relevan
6) Kemampuan merumuskan perencanaan intervensi secara
partisipatif
7) Kemampuan menerapkan rencana intervensi secara
partisipasi serta menjalin kemitraan
8) Kemampuan melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil
intervensi secara partisipatif
9) Kemampuan melakukan terminasi dan rujukan
10) Kemampuan melakukan pencatatan dan pelaporan

1.4 Manfaat Praktikum


Manfaat praktikum komunitas bagi mahasiswa dan lembaga
Poltekesos Bandung adalah sebagai berikut:

1.3.1 Manfaat Praktikum Komunitas bagi mahasiswa antara lain:


1) Mahasiswa memiliki pengalaman praktik pemberdayaan
masyarakat untuk merintis pengembangan karier
professional sebagai pekerja sosial.
2) Mahasiswa memiliki kesempatan untuk berkontribusi
dalam penyuluhan sosial dan meningkatkan keberdayaan
masyarakat.
3) Mahasiswa lebih memahami dan peka terhadap isu-isu
penting yang berkaitan dengan penyuluhan sosial dan
keberdayaan masyarakat.

1.3.2 Manfaat Praktikum Komunitas bagi Poltekesos Bandung


antara lain:
1) Meningkatnya kualitas kurikulum Program Studi
Pekerjaan Sosial Program Sarjana Terapan Poltekesos
Bandung.
2) Meningkatnya kemampuan Sumber Daya Manusia
(SDM) Pekerjaan Sosial dalam pelaksanaan supervisi
praktik pekerjaan sosial.
3) Memperoleh kesempatan untuk mempromosikan
profesi dan pendidikan pekerjaan sosial Masyarakat
dan Pemerintah Lokal.
1.3.3 Manfaat praktikum komunitas bagi masyarakat dan pemerintah lokal
antara lain:
1) Meningkatnya kesadaran dan berkembangnya inisiatif masyarakat
untuk menangani permasalahan sosial dan pemenuhan kebutuhan
masyarakat dalam rangka meningkatkan keberdayaan masyarakat
serta menggunakan penyuluhan sosial sebagai strategi yang efektif
untuk melakukan upaya pemberdayaan.
2) Meningkatnya kegiatan penyuluhan sosial dan upaya keberdayaan
masyarakat dalam menangani permasalahan sosial dan pemenuhan
kebutuhan serta mengembangkan dan mendayagunakan potensi
dan sumber yang ada.
3) Mendapat masukan tentang peluang-peluang pemanfaatan sistem
sumber penyedia pelayanan (mitra kerja) yang dapat diajak untuk
bermitra dan berkolaborasi serta diakses untuk menangani
permasalahan sosial dan pemenuhan kebutuhan masyarakat.
4) Meningkatnya peranan organisasi lokal sebagai media kegiatan
penyuluhan sosial dan pemberdayaan masyarakat.
5) Mendapat masukan tentang peluang-peluang pengembangan
kebijakan ditingkat lokal sebagai regulator untuk mendukung
upaya pemberdayaan masyarakat.

1.5 Waktu dan Lokasi


Praktikum Komunitas akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai
berikut:
Pra lapangan : 20 Oktober - 28 Oktober 2022
Lapangan : 31 Oktober - 9 Desember 2022
Ujian Lisan : 19 Desember - 20 Desember 2022
Lokasi Praktikum di Desa Sukaluyu Kecamatan Sukaluyu
Kabupaten Cianjur.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan Praktikum


Dalam Penyusunan laporan terdapat sistematika penulisan
yang menjadi acuan praktikan dalam tahap penyusunan. Sitematika
tersebut adalah sebagai berikut:
1. BAB I: PENDAHULUAN memuat tentang latar belakang, fokus
praktikum tujuan praktikum, manfaat praktikum, waktu praktikum
(bimbingan pra lapangan, lapangan, proses penyusunan laporan
dan ujian lisan), serta sistematika penulisan laporan praktikum.
2. BAB II: KAJIAN PUSTAKA memuat tentang konsep tentang
masyarakat, organisasi, kebijakan dan program, isustrategis yang
diangkat, konsep tentang penyuluhan sosial dan pemberdayaan
masyarakat serta konsep tentang praktik pekerjaan sosial
komunitas (definisi, tahapan, strategi, teknik, prinsip-prisip,
keterampilan, dan peranan pekerjaan sosial)
3. BAB III: PROFIL MASYARAKAT memuat tentang kondisi
Geografi (nama desa, sejarah desa,batas wilayah administrasi desa,
topografidan penggunaan lahan desa, peta adminstrasi desa, dll),
Kondisi Demografi (populasi berdasarkan wilayah, jenis kelamin,
kelompok usia, Pendidikan, mata pencaharian, agama, suku
bangsa, dll, dan Kondisi Pemerintahan Desa (Program yang ada di
masyarakat baik yg dilaksanakan pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat), serta Kondisi Sosiografi (kehidupan kerjasama,
komunikasi antar anggota masyarakat, keeratan hubungan antar
anggota masyarakat, dll. Selain itu adakah konflik yang terjadi
antar masyarakat, serta bagaimana penyelesaian konflik tersebut).
4. BAB IV: PELAKSANAAN PROGRAM memuat tentang tahap
inisiasi sosial (proses dan hasil), tahap pengorganisasian (proses
dan hasil) , tahap asesmen awal dan lanjutan , (tahap rencana
intervensi (proses dan hasil), tahap intervensi (proses dan hasil) ,
tahap evaluasi (proses dan hasil) serta tahap terminasi dan rujukan
(proses dan hasil)
5. BAB V: REFLEKSI PELAKSANAAN PRAKTIKUM memuat
tentang pencapaian tujuan dan manfaat praktikum bagi praktikan,
faktor pendukung dan penghambat kegiatan praktikum , serta
usulan dan masukan untuk praktik pekerjaan sosial intervensi
makro
6. BAB VI: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI memuat
tentang Kesimpulan kegiatan Praktikum Komunitas dan
Rekomendasi Kegiatan.
7. BAB VII: DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN memuat tentang
daftar Pustaka dan Lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Tentang Masyarakat dan Organisasi

2.2.1 Definisi Masyarakat

Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama, dimana


hidup bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam suatu tatanan
pergaulan dan keadaan ini akan tercipta apabila manusia melakukan
hubungan. lver dan Page dalam Soekanto (2017: 21) memaparkan
bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara, dari
wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan,
dan pengawasan tingkah laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia.
Linton dalam Soekanto (2017:21) mengemukakan pengertian
mengenai masyarakat yaitu : Masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga
mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas – batas yang dirumuskan
dengan jelas.
Selo Soemardjan dalam Soekanto (2017: 21) mendefinisikan
bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan.
Jika dilihat dari pengertian yang telah dikemukakan oleh para
ahli seperti diatas bahwa masyarakat adalah sekelompok orang atau
manusia yang telah hidup bersama cukup lama dan saling berinteraksi
membentuk suatu kesatuan sosial. Masyarakat ini mempunyai
kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai
kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta
kebiasaan-kebiasaan manusia.
2.2.2 Ciri-ciri Masyarakat

Masyarakat mempunyai ciri – ciri tersendiri, Soekanto (2017: 22)


menyatakan bahwa ciri-ciri masyarakat terdiri dari :
1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Secara teoritis
jumlah dari manusia tersebut lebih dari dua orang.
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Sehingga timbul sistem
komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar
manusia dalam kelompok tersebut.
3. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sehingga menimbulkan
suatu kebudayaan akibat perasaan keterikataan antar masyarakat.
4. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.

Dapat disimpulkan bahwa ciri – ciri dari masyarakat adalah orang –


orang yang hidup bersama dalam waktu yang lama yang menimbulkan
komunikasi, merasa menjadi bagian di dalamnya sehingga hal tersebut
menjadikan mereka sebagai satu kesatuan yang utuh, serta terdapat nilai dan
norma dan menghasilkan kebudayaan.

2.2.3 Tipe-tipe Masyarakat


Masyarakat modern dibedakan menjadi masyarakat perdesaan dan
masyarakat perkotaan. Soekanto (2017: 133) mengemukakan karakteristik
masyarakat perdesaan dan perkotaan sebagai berikut :
a) Masyarakat Perkotaan
Masyarakat perkotaan merupakan masayarakat yang tidak
menentu jumlah penduduknya. Masyarakat perkotaan sering
ditekan dengan pengertian “Kota” terletak pada sifat dan ciri
kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Menurut
Soejono Soekanto masyarakat perkotaan memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Jumlah penduduknya tidak menentu.

b. Bersifat individualistis.
c. Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas
batasannya dan lebih sulit mencari
pekerjaan
d. Interaksi lebih disebabkan faktor
kepentingan dari pada faktor probadi
e. Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan
hidup yang dikaitkan dengan masalah
prestise.
f. Kehidupan keagamaan lebih longgar.
Banyak migran yang berasal dari daerah dan
berakibat negatif di kota, yaitu
pengangguran, naiknya kriminalitas,
persoalan rumah, dan lain sebagainya

b) Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Pedesaan merupakan masyarakat yang
memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat serta sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
Masyarakat pedesaan identik dengan istilah gotong royong yang
merupakan kerjasama untuk mencapai kepentingan- kepentingan
mereka. Karakteristik masyarakat perdesaan menurut Soejono
Soekanto:
a. Warga memiliki hubungan yang lebih erat.
b. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar
kekeluargaan.
c. Umumnya mata pencaharian utama dari pertanian.
d. Golongan orang tua memegang peranan penting.
e. Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan
rakyat bersifat informal.
f. Kehidupan keagamaan lebih kental.
g. Banyak berurbaniasasi ke kota karena ada faktor yang
menarik di kota.
2.2.4 Aset Komunitas
Menurut Isbandi Rukminto Adi (2008) aset komunitas dalam
pengembangan masyarakat terbagi dalam enam aset, diantaranya
yaitu:
1. Modal Fisik (physical capital)
Modal fisik merupakan salah satu modal dasar yang
terdapat dalam setiap masyarakat, baik itu masyarakat yang hidup
secara tradisional maupun masyarakat yang modern. Modal fisik,
yaitu berupa bangunan (rumah, pertokoan, perkantoran, dan lain-
lain) dan infrastruktur (jalan raya, jembatan, jalan kereta api,
jaringan telepon, dan lain-lain).
2. Modal Finansial (financial capital)
Selain modal fisik, modal lain yang cukup banyak
diperhitungkan dalam menentukan kesejahteraan suatu komunitas
adalah modal finansial. Modal finansial adalah dukungan keuangan
yang dimiliki suatu komunitas yang dapat digunakan untuk
membiayai proses pembangunan yang diadakan dalam komunitas
tersebut.
3. Modal Lingkungan (environmental capital)
Modal lain yang juga mempunyai nilai penting dalam suatu
perencanaan partisipatif adalah adanya modal lingkungan yang
dapat diakses dan dimanfaatkan masyarakat. Modal lingkungan
juga dapat berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi, serta mempunyai nilai yang tinggi dalam
upaya pelestarian alam dan juga kenyamanan hidup.
4. Modal Teknologi (technological capital)
Keberadaan teknologi dalam suatu komunitas tidaklah
selalu berarti teknologi yang canggih dan kompleks seperti apa
yang dikembangkan diberbagai negara yang sudah berkembang,
yang melibatkan berbagai perangkat komputer serta mesin yang
modern. Modal teknologi yang dimaksud disini terkait dengan
ketersediaan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk
masyarakat.
5. Modal Manusia (human capital)
Kekuatan masyarakat yang menjadi titik tolak
berkembangnya suatu negara tidak dapat diragukan lagi terkait
dengan unsur manusia yang menjadi modal dasar pembangunan
mereka. Modal manusia berbicara mengenai sumber daya menusia
yang berkualitas sehingga dapat menguasai teknologi yang
bermanfaat bagi masyarakat, baik itu teknologi yang sederhana
maupun teknologi yang canggih.
6. Modal Sosial (social capital)
Modal sosial yang dimaksud disini adalah norma dan
aturan yang mengikat warga masyarakat yang berada di dalamnya,
dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust)
dan jaringan (networking) antar warga masyarakat ataupun
kelompok masyarakat.
2.2. Tinjauan Tentang Organisasi, Kebijakan, dan Program
2.2.1 Definisi Organisasi
Menurut Hasibuan (2011:120) memberikan pengertian organisasi
sebagai berikut: Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal,
berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama
dalam mencapai tujuan tertentu.
Menurut Robbins (1994: 4) Organisasi adalah kesatuan sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Menurut Scott (dalam Budihardjo, 2014:18), organisasi dipandang
sebagai kumpulan manusia yang memiliki kepentingan bersama demi
kelangsungan hidup organisasi sebab itu mereka melibatkan diri pada
kegiatan-kegiatan bersama dalam organisasi dan membentuk suatu struktur
informal.

2.2.2 Ciri-ciri Organisasi


Ciri-ciri organisasi dikemukakan Ferland yang dikutip oleh Handayaningrat
(1984:3) sebagai berikut :

1. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal

2. Adanya kegiatan yang berbeda-beda tetapi satu sama lain saling berkaitan
(interdependent part) yang merupakan kesatuan usaha / kegiatan

3. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan usahanya / tenaganya

4. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan

5. Adanya suatu tujuan

Anda mungkin juga menyukai