PENDAHULUAN
A. Nama Kegiatan
Kegiatan ini dinamakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Angkatan I
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IAIN Curup.
B. Landasan Konseptual
Kuliah Kerja Nyata merupakan kegiatan instrakulikuler yang memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan bekerja bersama dengan
masyarakat. KKN yang dilakukan oleh mahasiswa bukan berarti mengajar
masyarakat tentang sesuatu yang terbaik untuk mereka, tetapi melakukan
pemberdayaan sebagai sebuah proses pencarian (research) yang dilakukan bersama-
sama untuk mencari jalan terbaik dalam penyelesaian persoalan yang mereka
hadapi. Mahasiwa melakukan tugas pendampingan terhadap apa yang dibutuhkan
oleh masyarakat dalam menghadapi problem sosial yang ada ditengah- tengah
mereka.
Selama ini, kegiatan KKN diprogramkan sebagai proses pembelajaran hidup
bermasyarakat (Pengabdian), karena Perguruan Tinggi dipadang sebagai menara
gading dan ilmunya kurang membumi. Dalam kondisi demikian ini, orientasi
program KKN lebih berkisar pada; (1). Pelayanan masyarakat, sehingga tidak
mampu membangkitkan semangat dan menyadarkan masyarakat untuk melakukan
perubahan atas permasalahan yang mereka hadapi, (2). Pelayanan untuk
menyelesaikan berbagai pekerjaan di kantor pemerintah desa, (3). Konsep kegiatan
yang diajukan bersiat monolitis atau sepihak serta bersifat top down , karena
mahasiswa menggali dan menyelesaikan masalah sendiri untuk masalah, (4).
Mahasiswa menempatkan diri sebagi problem solver dalam menjawab berbagai
permasalahan sosial, (5). Masyarakat dijadikan sebagai objek kegiatan, (6).
1
Kegiatan bersifat formalitas yang cenderung kearah seremonial akademik semata,
dan (7). Hasil kegiatan hanya berwujud laporan kegiatan, bukan laporan riset
akademik.
Di samping berdasarkan pengalaman dan hasil evaluasi pelaksanaan KKN
selama ini, baik yang dilakukan di perguruan tinggi agama Islam maupun
perguruan tinggi umum dapat disimpulkan bahwa; (1). KKN cenderung berorientasi
pada pembangunan fisik, (2). KKN mengawang – awang, tidak realistis , tidak
pernah membumi (program yang dibuat tidak berdasarkan kebutuhan masyarakat),
(3). KKN sering pindah lokasi, sehingga tidak pernah ada evaluasi indikator
keberhasilan dan perubahan sosial, (4). KKN dianggap sebagai program yang bisa
menyelesaikan semua persoalan, (5). Kurang memiliki kemmampuan meteodologi
yang memadai, (6). Kurang mampu memberi aspek pembelajaran bagi mahasiswa,
(7). Kurang mampu memberi aspek penyadaran bagi masyarakat.
Berdasarkan pengalam dan evaluasi pelaksanaan KKN selama ini, maka
paradigma KKN perlu dilakukan versifikasi (Pengayaan Paradigma) salah satu
diantaranya menggunakan orientasi transformatif.
Melihat hasil evaluasi tersebut, maka diperlukan bangunan paradigma baru
sebagai sebuah tawaran, yaitu penguatan aspek epistimologis dan metodologis
dalam kegiatan KKN tersebut. Pendekatan Participatory Action Research
(PAR)dengan mengkombinasikan teknik Participatory Rural Appraisal (PRA)
sebagai alternatif untuk memberikan bobot akademik atas pelaksanaan kegiatan
KKN. Sebab, pada dasarnya kegiatan KKN adalah proses pembelajaran Mahasiswa
bersama masyarakat untuk melakukan aksi transformasi sosial. Penguatan aspek
metodologis ini diharapkan agar KKN bukan sekedar kegiatan ceremonial akademi
semata, tetapi benar- benar bahwa mahasiswa mampu melaksanakan pemberdayaan
masyarakat (Community Empowering) dengan baik.
Dengan menggunakan pendekatan tersebut KKN diharapka agar lebih
berorientasi pada; (1). Kebutuhan masyarakat (berbasi realitas), (2). Penguatan
aspek metodologis oleh dosen pembimbing maupun mahasiswa secara sistematik,
(3). Dipahami sebagai proses belajar dan bekerja bersama masyarakat, (4). Lebih
mengarah kepada perubahan sosial , keagamaan masyarakat, (5). Menyatukan
ketiga aspek tridarma Pergutuan Tinggi yaitu : pendidikan, Penelitian,
Pemberdayaan masyarakat. (6). Bersifat Bottom Up yakni menggali potensi dan
problem secara partisipatif, (7). Memfungsikan mahasiswa sebagai fasilitator
2
(Fasilitasi Pertemuan) katalisator (Sumber Ide Perubahan) dan Dinamisator
(Penggerak masyarakat) dalam menjawab permasalahan sosial yang dihadapi, (8).
Masyarakat dijadikan subjek bukan objek, (9). Menjawab kebutuhan masyarakat,
mengembangkan ilm dan mempengaruhi perubahan, dan (10) Hasilnya, berupa
analisa- analisa kritis sosial keagamaan dan dapat dipertanggung jawabkan secara
akademik.
Perlunya konsep alternatif untuk melakukan perubahan paradigma Kuliah Kerja
Nyata (KKN) yang selama ini berjalan berdasarkan argumentasi sebagi berikut; (1).
KKN adalah upaya sistematis, terpadu dan berkelanjutan yang bukan semata- mata
kegiatan insidental, sporadis dan sektoral, (2). KKN ditempatkan dalam perpektif
pemberdayaan masyarakat (terutama memberikan perhatian kaum Dhuafa) menuju
transformasi sosial, (3). KKN proses pembelajaran masyarakat dalam mengatasi
masalah, (4). KKN sebagai pemenuhan kebutuhan praktis masyarakat, produksi
ilmu pengetahuan umat dan proses perubahan sosial keagamaan, (5). KKN sebagai
sarana membangkitkan kesadaran kritis secara kolektif, (6). KKN sebagai media
refleksi dan penddidikan keberagaman masyarakat.
C. Landasan Filosofis
1. Keterpaduan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi;
2. Pencapaian tiga manfaat KKN dilaksanakan untuk mencapai pengembangan
kepribadian mahasiswa (personality development), dan pemerdayaan masyarakat
(community development), dan pengembangan institusi (institusional
development) yang berdasarkan pada integritas, etos kerja yang tinggi serta
mempuyai sifat-sifat gotong royong.
3. Empati Partisipatif.
4. Pendekatan interdisipliner dan lintas sektoral yang dilaksanakan secara
komprehensif;
5. Pemerdayaan
6. Komprehensif-Komprehensif dan berdimensi luas;
7. Realistis-Pragmatis
D. Landasan yuridis
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
2. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 Perguruan Tinggi;
3. Peraturan Presiden RI Nomor 24 tahun 2018 tentang Institut Agama Islam
Curup;
3
4. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 55 Tahun 2014 Tentang penelitian dan
pengabdian masyarakat pada perguruan tinggi keagamaan;
5. Keputusan Menteri Agama RI Nomor: 02 Tahun 2019 Tentang STATUTA
Institut Agama Islam Curup;
6. Keputusan menteri agama RI Nomor B.II/3/15447 Tanggal 18 April 2018
Tentang Pengangkatan Rektor IAIN Curup periode 2018-2022;
7. DIPA IAIN Curup Tahun 2019
8. Surat Keputusan Rektor tentang panitia KKN Angkatan I IAIN Curup Nomor
252 Tahun 2019.
E. Visi
Mewujudkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis realitas, untuk mendampingi,
mengorganisir dan menggerakkan masyarakatyang berorientasi transformatif dalam
bidang sosial agama dan pemberdayaan masyarakat.
F. Misi
1. Terwujudnya praktik kehidupan beragama yang mencerahkan
2. Terwujudnya kesadaran bersama masyarakat untuk melakukan aksi perubahan
sosial bersama menuju kemandirian dan pembebasan.
G. Tujuan
1. Mengupayakan terwujudnya praktik keberagamaan yang mampu memberikan
pencerahan terhadap praktik kehidupan sosial keagamaan masyarakat.
2. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat dan memecahkan problem sosial bersama masyarakat
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sosial, pencerahan,
pembebasan dan kemandirian.
3. Mengubah cara pandang, pola pikir dan sikap, prilaku dan cara kerja yang lebih
baik bagi mahasiswa maupun masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan
yang ada dimasyarakat.
H. Sasaran
1. Mahasiswa
2. Dosen
3. Masyarakat
4. IAIN Curup
5. Pemerintah Daerah
I. Manfaat
4
1. Mahasiswa
a) Mahasiswa Dapat belajar dari kehidupan masyarakat dan bekerja bersama
mereka untuk melakukan perubahan sosial.
b) Dapat memberi motivasi, inovasi dan dinamisasi dalam pemberdayaan
masyarakat.
c) Dapat belajar membantu masyarakat dalam meningkatkan pengetahuaan
agama bagi pengembangan motivasi beramal, berusaha sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
d) Mendewasakan keperibadian dan keluasan mahasiswa dalam melihat
persoalan nyata yang ada pada masyarakat.
2. Masyarakat
a) Dapat menindaklanjutkan dan mengembangkan amal/usaha yang telah
dilakukan bersama-sama mahasiswa.
b) Adanya perubahan sikap dan perilaku positif, serta masyarakat yang
menunjang upaya untuk menunju kemandirian masyarakat.
3. IAIN Curup
a) Mampu memecahkan permasalahan yang terjadi di masyarakat dengan
pemanfaatan dan pengembangan pengetahuaan keagamaan.
b) Memperoleh pemasukan atau data dari berbagai aspek pelaksanaan KKN
dilapangan, guna untuk penyempurnaan atau penyesuaian materi kurikulum
pendidikan.
c) Mendekatkan keberadaan IAIN Curup kepada masyarakat luas.
4. Pemerintah Daerah
a) Mampu memanfaatkan kegiataan KKN dalam menunjang program
pembangunan daerah, guna mempercepat kemandirian daerah.
b) Mampu memanfaatkan data yang disusun oleh mahasiswa KKN , sebagai
bahan masukan bagi perencanaan program pembangunan daerah.
J. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan KKNIAIN CurupAngkatan I tahun 2019 di lokasi Desa Air Meles Atas
Kecamatan Selepu Rejang Kabupaten Rejang Lebong terhitung sejak Tanggal 06
Juli 2019 sampai 06 Semptember 2019.
K. Profil Kelompok
Adapun profil kelompok 42 KKNIAIN Curup 2019Desa Air Meles Atas
Kecamatan Selepu Rejang Kabupaten Rejang Lebong yaitu sebagai berikut:
5
1. Nama : ARIAN SAPUTRA
TTL : Palembang, 06 juni 1998
Alamat : Prumnas tl.Kelapa blok 7
Jurusan : Fakulta Tarbiyah Ilmu Kependidikan
Prodi : Pendidikan Agama Islam
2. Nama : SEPTY PRATIWI
TTL : Curup, 29 September 1998
Alamat : Air Bang
Jurusan : Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Prodi : Perbankan Syari’ah
3. Nama : ERIKA JULIAN SABELA
TTL : Limaupit, 27 Juli 1998
Alamat : Limaupit
Jurusan : Fakulta Tarbiyah Ilmu Kependidikan
Prodi : Pendidikan Agama Islam
4. Nama : DARFI HANI
TTL : Ujung Tanjung, 31 Juli 1998
Alamat : Muning Agung
Jurusan : Fakulta Tarbiyah Ilmu Kependidikan
Prodi : Pendidikan Agama Islam
5. Nama : MUHAMAD OKTO PUTRA
TTL : Durianmas, 11 Oktober 1996
Alamat : Durianmas
Jurusan : Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Prodi : Perbankan Syari’ah
6. Nama : FITRI PERMATA SARI
TTL : Curup, 9 Februari 1998
Alamat : Air Meles Bawah
Jurusan : Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Prodi : Perbankan Syari’ah
7. Nama : SRI RIZKI OKTARI
TTL :Lubuk Linggau, 25 Oktober 1998
Alamat : Talang Rimbo Lama
Jurusan : Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
6
Prodi :Perbankan Syari’ah
8. Nama : DIAN OCTA SYAFITRI
TTL : Curup, 1 Oktober 1997
Alamat : Dwi Tunggal
Jurusan : Fakulta Tarbiyah Ilmu Kependidikan
Prodi :Pendidikan Agama Islam
9. Nama : DIAH PUSPITA LOKA
TTL : Pagar Agung, 26 Januari 1999
Alamat : Pagar Agung
Jurusan : Fakulta Tarbiyah Ilmu Kependidikan
Prodi : Pendidikan Agama Islam
7
BAB II
KONDISI OBJEKTIF LOKASI PRA DAN PASCA KPM
A. Sejarah Singkat Desa Air Meles Atas
Pada tahun 1970 Air Meles Atas pada awalnya beinduk ke Air Meles
Bawahdan sebelum resmi mejadi Air Meles Atas.Saatmasih meginduk ke Air
Meles Bawah kadesnya bernama Rajiman. Air Meles Berasal dari kata ‘’air
meleleh, mendidih, meresep, merembes” dan pada tahun 1982 Air Meles Atas
pisah dari Air Meles Bawah kades pertamanya Ronandi, pada tahun 1988
didirikan pesantren Ar-rahmah, masuk periode kedua 1993-2001 kades nya
bernama Supardi, dan pada tahun 2001-2013 kadus ketiga yaitu Syamsul
Bahrun, dan pada tahun 2002-2006 Air Meles Atas membangun masjid pertama
yaitu masjid Mustaqim, dan pada tahun 2007-2013 Syamsul Bahrun menjadi
kepala desa dan yang terakhir Air Meles Atas yang menjadi kepala desa yaitu
pak Wahyono dan sekarang diganti Plt. pak Arif mulyadi.
B. Letak Geografis Desa Air Meles Atas
Tabel 1. Batas-batas wilayah Desa Air Meles Atas,, Kecamatan Selupu
Rejang.
Arah Mata angin Batasan Daerah
Utara Talang Ulu, Cawang Baru, Simpang
Nangka, kampung Baru, dan Suban
Ayam
Selatan Talang Rimbo Lama dan Hutan Lindung
Barat Suban Ayam, Air Bang, Air Meles
Bawah, Air Merah, dan Talang Rimbo
Lama
Timur Hutan Wisata, Bukit Kaba,dan Hutan
Lindung
Sumber :
8
Desa Air Meles Atas Jumlah
Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Penduduk
1 II III VI V VI (Jiwa)
Jumlah
Penduduk 394 506 409 361 322 400 2.456 jiwa
(Jiwa)
Jumlah 741 kk
KK
Adapun demografis Desa Air Meles Atas dapat dilihat dari beberapa aspek
sebagai berikut:
1. Aspek pemanfaatan Luas Wilayah
No Wilayah Jumlah (Ha)
1. Luas Wilayah 2.33550 Ha
2. Perkebunan 1.985.00 Ha
3. Persawahan 139,00 Ha
4. Pemukiman 0,0 Ha
5. Lahan yang belum digarap 0,0 Ha
9
4. Aspek Pendidikan
Dilihat dari tingkat pendidikan warga Desa Sumber Air Meles Atas dapat
dirincihkan
No Pendidikan Jumlah (Jiwa)
1. Tamatan SD 559
2. Tamatan SMP 74
3. Tamatan SMA 216
4. Tamatan S1 58
Dilihat dari data lulusan masyarakat Air Meles Atas sudah mayoritas
sekolah bahkan sudah mencapai ketingkat perguruan tinggi. Sehingga
menunjukan bahwa sudah banyak mengetahui pengetahuan dan Ilmu agama
yang cukup.
Adapun Sarana Penunjang Pendidikan yang ada di Desa Air Meles Atas,
yaitu:
1 PNS 13
2 Pedagang 4
3 Petani 1335
4 Buruh 120
Total 1666
10
6. Aspek Usia
Menurut data yang ada di Desa Air Meles Atas, jumlah penduduk dilihat
dari tingkat usianya dan jenis kelamin, tergambar dalam keadaan sebagi
berikut:
No Jenis Usia
Kelamin
0-5 6-17 18-25 26-str
1. Laki- Laki 159 321 180 887
2. Perempuan 120 268 108 216
Sumber : Data Potensi Desa Air Meles Atas
7. Culture Masyarakat Desa Air Meles Atas
Penduduk Desa Air Meles Atas adalah Mayoritas suku Jawa, tetapi juga
ada beberapa suku yang terdapat di Desa ini karena ini dapat dilihat dari tutur
kata (dialeg) serta kebiasaan masyarakat sehari- harinya. Suku Jawa pada
umumnya adalah pendatang yang secara turun menurun tinggal dan menetap
di Desa Air Meles Atas dan begitupun dengan suku yang lainnya adalah
pendatang dari berbagai daerah.
Walaupun terdiri dari berbagai suku , masyarakat Desa Air Meles Atas
tetap menjunjung tinggi rasa solidaritas, kebersamaan dan persatuan serta
kekeluargaan yang sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan –
kegiatan gotong royong dalam rangkaian kegiatan sosial kemasyarakatan di
Desa, misalnya memperingati hari Sedekah Bumi, Hajatan atau perayaan
pernikahan, khitanan dan kegiatan sosial masyarakat lainnya.
8. Perkumpulan dan Organisasi Kemasyarakatan
Sebelum kedatangan peserta KKNIAIN Curup di Desa Air Meles Atas
sendiri telah terbentuk berbagai perkumpulan dan organisasi kemasyarakatan.
Misalnya saja majelis taklim Anak-anak, pengajian ibu-ibu, RISMA , Karang
Taruna, Perkumpulan Alat Tarup dan Tenda, serta kelompok- kelompok tani
dan organisasi kepemudaan yang telah aktif menjalankan kegiatan- kegiatan
yang rutin.
Namun demikian, organisasi sosial kemasyarakatan yang ada di Desa Air
Meles Atas ini masih sangat membutuhkan pemberdayaan dan pembidaan
dari berbagai elemen , sehingga dapat tertata rapi, tersusun sesuai dengan
tugas pokok dan kegiatannya masing- masing.
11
Dalam hal ini peserta KKNIAIN Curup mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam hal pembinaan dan pemberdayaan organisasi kemasyarakatan
yang ada, sehingga dapat berjalan sebagai mestinya.
9. Organisasi Pemerintahan Desa
Desa Air Meles Atas memiliki Pemerintahan Desa yang dijabat dan
dijalankan oleh aparat Desa setempat berdasarkan UU nomor 06 tahun 2014
BAB V penyelenggaraan Pemerintah Desa. Pemerintahan Desa bertujuan
melaksanakan segala sesuatu yang menyangkut ketertiban administrasi
sebagai upaya untuk menjalankan pelayanan kepemerintahan kepada
masyarakat Desa.
Adapun susunan pemerintahan Desa Air Meles Atas untuk periode 2013
s/d 2019, adalah sebagai berikut:
12
4. Anggota SUYUD NURJANI
5. Anggota SULAIMAN
Dengan susunan Anggota BMA Desa Air Meles Atas untuk periode
2013 s/d 2019, adalah sebagai berikut:
No Jabatan Anggota BMA Dijabat Oleh
1. Ketua Pandi
2. Anggota Sutris
3. Anggota Barlian
4. Anggota
14
BAB III
INVENTARISASI MASALAH DI DESA LOKASI KPM
A. Inventarisasi Masalah
Inventarisasi masalah merupakan hasil dari observasi yang dimaksudkan
pada pemberian kesempatan bagi mahasiswa KKN untuk mengenai lokasi Desa
Air Meles Atas. Dari hasil observasi dan wawancara dengan beberapa toko
masyarakat Imam dan Kepala Desa Air Meles Atas dan warga masyarakat yang
disusun oleh seluruh peserta kelompok 42 KKNIAIN Curup Angkatan I tahun
2019 yang dimulai pada tanggal 06 Juli sampai dengan 06 September 2018,
maka terinventaris masalah – masalah sebagai berikut:
Ada beberapa permasalahan dalam bidang keagamaan di Desa Air Meles
Atas, antara lain:
1. Bidang Agama
Dalam bidang keagamaan khususnya Masjid sudah dikatakan berjalan,
namun kebanyakan masyarakat di Desa Air Meles Atas ini banyak yang
melakukan kesibukan masing- masing, apalagi rutinitas masyarakat di Desa
ini mayoritas sebagai petani, yang terkadang menjadi kendala dalam
kurangya keaktifan Masjid.
2. Masyarakat
Masyarakat di Desa Air Meles Atas ini , dikatakan mudah untuk
bersosialisasi, walaupun masyarakat disibukan dengan kegiatan mereka
masing- masing, seperti nderes dan berkebun tetapipara pemuda- pemudinya
muda untuk disatukan dalam hal organisasi Desa.
3. Pendidikan
Dengan adanya kedatangan Mahasiswa KKNIAIN Curup Angkatan I,
antusias anak- anak belajar, khususnya SD, sangat bersemangat dalam
mengikuti bimbingan belajar, yang mana dalam bimbingan belajar ini ,
perlu lebih ekstra dalam memberikan bidang mata pelajaran yang akan di
ajarkan, karena pengetahuan dan cara pemikiran anak- anak sangat berbeda
dalam daya tangkapnya.
B. Program Kerja Pokok
Setelah melakukanobservasi dan membuat inventarisasi masalah dilokasi
KKN maka diadakan musyawarah kelompok untuk membentuk program kerja
KKN. Program ini dibuat sebagai sandaran kegiatan – kegiatan yang mungkin
15
untuk dilaksanakan. Namun dalam pelaksanaanya tetap memperhatikan kondisi
yang ada atau yang dibutuhkan masyarakat setempat, sehingga bisa terjadi
perubahan- perubahan waktu dalam pelaksanaan program kerja yang
dimusyawarahkan.
Adapun program kerja yang peserta musyawarah adalah sebagai berikut:
1. Garapan Pokok
Garapan Pokok Merupakan garapan utama dalam kegiatan KKN, baik
garapan fisik maupun non fisik. Adapun garapan pokok program kerja
KPM di Desa Air Meles Atas adalah sebagai berikut:
a. Non Fisik
1) Observasi Lapangan
- Mengetahui seluk beluk Desa Air Meles Atas
2) Lokakarya
- Memberitahu dan menjelaskan program kerja dan yang dibahas
didalamnya.
3) Mengajar TPQ
4) Kutbah Jumat
5) Pelatihan wudhu dan sholat
6) Kegiatan perlombaan
- Peringatan 17 Agustus
b. Fisik
1) Gotong royong membersihkan TPU
2) Membersihkan masjid
3) Membuat jadwal petugas piket
4) Pengajian ibu-ibu
5) Pengajian RISMA
6) Pengajian Bapak-Bapak.
2. Program Kerja Penunjang
Garapan penunjang yaitu pembangunan yaitu pembangunan lintas
sektoral, baik fisik maupun non fisik. Dari hasil observasi yang dilakukan
didapatkan penyusunan program kerja penunjang , adapun garapan
penunjang:
A. Non Fisik
a. Mengadakan bimbingan belajar
16
1) Bimbel bahasa Inggris
2) Bimbel matematika
3) Bimbel agama
b. Membantu mengajar di SD
c. Membantu mengajar di pasantren
d. Membantu kegiatan dibalai desa
B. Fisik
a. Jumat bersih
b. Senam
c. Pembersihan Sekretariat KKN
d. ikut kepanitiaan qurban
e. posyandu
f. pembuatan papan merk
g. pertemuan karang taruna
C. Ikut Serta
a. Kepanitiaan
b. Kemasyarakatan
c. Keorganisasian
D. Kegiatan Partisipasi
Kegiatan partisipasi maksudnya adalah peserta KKN ikut serta dalam
berbagai acara dimasyarakat, misalnya seperti acara dimasyarakat,
misalnya seperti acara do’a, acara pesta/ pernikahan dan Kematian, rapat-
rapat dan sebagainnya.
17
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
Programkerja yangdilaksanakan selama Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan I
Tahun 2019 oleh seluruh anggota kelompok 42 di Desa Air Meles Atas Kabupaten
Rejang Lebong disesuaikan dengan inventaris masalah yang diperoleh hasil observasi
dan wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh agama. Dalam
pelaksanaan program kerja tersebut Mahasiswa KKN banyak dibantu oleh Kontribusi
dan bantuan baik tenaga dan pikiran dari pemuda-pemudi, Perangkat Kelurahan serta
masyarakat Kelurahan setempat. Meskipun dalam pelaksanaan program kerja kelompok
42 ditemui beberapa kendala umum maupun khusus, ini dapat diatasi dengan rasa
persatuan dan kekompakan tim peserta KKN kelompok 42 sehingga program kerja
dapat terlaksana dengan baik.
Dari hasil Observasi dan wawancara dengan penduduk di Desa Air Meles Atas,
tepatnya di Dusun 5 oleh Peserta KKN Kelompok 42 AngkatanI tahun 2019 yang
telah melaksanakan observasi dari tanggal 06 Juli sampai dengan 03 Agustus, maka
dihasilkan inventarisasi masalah yang terdapat di Desa Air Meles Atas sebagai berikut:
Desa : Desa Air Meles Atas
Kec : Selupu Rejang
INVENTARISASI MASALAH DI LOKASI KKN
KELOMPOK 42
DESA AIR MELES ATAS
KECAMATAN SELUPU REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG
Drs.Arif Mulyadi
20
BAB V
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
Tabel 2
22
Desa Air MelesAtas,
September 2019
Dosen Pembimbing Lapangan Ketua Kelompok
Mengetahui
Lurah/Kepala Desa
Drs.Arif Mulyadi
23
B. Faktor - Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Kerja.
1. Tingginya minat anak – anak untuk belajar
2. Besarnya minat warga untuk memperoleh pengetahuan baru
3. Tingginya keinginan remaja untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan
4. Adanya dukungan perangkat desa dalam pengadaan berbagai program kerja
5. Besarnya dukungan pengurus masjid berkaitan dengan beberapa kegiatan
keagamaan.
6. Banyaknya kesempatan yang diberikan warga untuk melaksanakan program
kerja dan berbagai pengetahuan
7. Kekompakan pemuda dan pemudi yang sangat tinggi
C. Hambatan- hambatan dalam pelaksanaan program kerja
1. Sarana dan prasarana yang kurang memadai
2. Kurangnya tenaga pengajar
3. Kurangnya narasumber untuk mengisi kultum
4. Sebagian besar warga sibuk dengan bekerja di kebun, sehingga tidak sempat
untuk hadir dalam beberapa kegiatan.
24
BAB VI
EVALUASI PROGRAM KERJA
25
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Program kerja yang direncanakan, alhamdulillah telah terealisasi dengan baik
dalam jangka waktu 63 hari, terhitung sejak 06 Juli sampai dengan 06
September 2019 , meskipun dalam pelaksanaan peserta KKN kelompok 42
menghadapi berbagai kendala. Namun, berbagai kendala tersebut dapat diatasi
sehingga terjalin kerjasama yang baik antara peserta KKN kelompok 42dengan
masyarakat.
2. Begitu besar respon positif dari perangkat desa, tokoh agama serta masyarakat
Desa Air Meles Atas semua Dusun khususnya Dusun IV, V dan VI terhadap
program kerja KKN Kelompok 42
3. Terjalinnya suasana yang akrab antara peserta KKN dengan pemuda –pemudi
Desa Air Meles Atas.
B. Saran
Sangat diharapkan program kerja yang telah dilaksanakan oleh peserta KKN
Kelompok 42 dapat diteruskan dan ditindak lanjuti oleh berbagai pihak, baik
perangkat desa, tokoh agama, maupun pemuda pemudi pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Karena tanpa adanya tindak lanjut dari program-
program tersebut maka dukungan dan partisipasi selama KKN menjadi tidak
berarti.
26
27