TENTANG
PEMBIMBING:
Oleh:
NRP: 20.04.156
Pembimbing:
Mengetahui:
Ketua Program Studi Pekerjaan Sosial
Program Sarjana Terapan
Poltekesos Bandung,
Praktikan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung Program Studi Pekerjaan
Sosial Program Sarjana Terapan mencetak sarjana terapan pekerjaan sosial yang selain
memiliki kemampuan dalam melakukan analisis masalah sosial, analisis sumber daya
sosial, intervensi kesejahteraan sosial, juga memiliki kemampuan dalam melakukan
penyuluhan sosial dan pemberdayaan masyarakat dengan menerapkan teknologi
pekerjaan sosial. Untuk itu mahasiswa dibekali kompetensi yang meliputi pengetahuan,
nilai, keterampilan serta teknologi pekerjaan sosial. Selain itu, mahasiswa diberikan
kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya melalui pembelajaran praktik
secara langsung (learning by doing) dengan melaksanakan kegiatan Praktikum
(internship).
Praktikum komunitas adalah praktik pekerjaan sosial yang berfokus pada upaya
peningkatan kemampuan mahasiswa dalam melakukan penyuluhan sosial dan
pemberdayaan organisasi dan masyarakat lokal. Praktikum ini merupakan kegiatan
kurikurer yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Poltekesos pada semester VII.
Praktik ini dijadikan sebagai media pembelajaran untuk menerapkan berbagai
pengetahuan, nilai, dan keterampilan dan teknologi yang diperoleh mahasiswa dari
berbagai mata kuliah ke dalam kehidupan nyata yang menjadi arena praktik pekerjaan
sosial. Pembelajaran praktik langsung dalam kehidupan masyarakat ini diharapkan
dapat mengasah sensitifitas dan kepekaan mahasiswa dalam menangani permasalahan
sosial serta mampu mengembangkan dan mendayagunakan potensi dan sumber yang
ada di sekitar masyarakat.
1. Tujuan Umum
3) Mahasiswa lebih memahami dan peka terhadap isu – isu penting yang
berkaitan dengan penyuluhan sosial dan keberdayaan Masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini memuat tentang Berisi latar belakang, fokus praktik, tujuan
praktikum, manfaat praktikum, waktu praktikum, sistem praktikum serta sistematika
penulisan laporan praktikum.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian konsep tentang masyarakat, organisasi serta kebijakan dan program
(sesuai arena praktikum); konsep tentang isu strategis yang diangkat (sesuai fokus
praktikum); konsep tentang penyuluhan sosial dan pemberdayaan masyarakat (sesuai
dengan kebutuhan target group/target population yang ditangani); konsep tentang
Praktik Pekerjaan Sosial Komunitas (definisi, model-model pemberdayaan masyarakat;
proses, strategi, taktik, dan teknik; pengetahuan, prinsip-prinsip danketerampilan; serta
peranpekerjasosial).
3. Membentuk tim (team building) Tim merupakan kelompok yang terdiri dari
banyak orang yang memiliki kemauan, semangat, dorongan masingmasing,
akan tetapi memiliki kesatuan arah yang sama. Masing-masing anggota
komunitas memiliki keunikan tersendiri serta kekuatan yang berbeda-beda.
Perbedaan ini disatukan oleh arah dan tujuan bersama.
2.4.1 Prinsip
3. Pemberdayaan.
2.4.2 Etika
1) Kearifan Lokal.
2) Kesetaraan.
3) Penghargaan.
4) Sinergitas.
2.5.1 Metode
No Strategi Taktik-Taktik
1. Kolaborasi (Collaboration) Sistem 1) Implementasi
sasaran setuju (atau diyakinkan untuk 2) Capacity Building
setuju) dengan sistem kegiatan, bahwa (1) Partisipasi, yang melibatkan
perubahan dibutuhkan dan didukung anggota.
pengalokasian sumber
2. Kampanye (Campaign) Sistem sasaran 1) Edukasi, berinteraksi
mau berkomunikasi dengan sistem dengan sistem sasaran
kegiatan, tetapi hanya sedikit 2) Persuasi
kesepakatan akan perlunya perubahan, (1) Cooptation/ bergabung
atau sistem sasaran mendukung (2) Lobbying/melobi
perubahan, tetapi tidak 3) Meminta bantuan media
mengalokasikan sumber masa (mass media appeal)
3. Kontes (Contest) Sistem sasaran 1) Tawar-menawar dan perundingan
menentang perubahan dan atau 2) Aksi komunitas
menentang pengalokasian sumber dan (1) Legal (ex.demonstrasi )
tidak membuka komunikasi mengapa (2) Ilegal (ex.kegiatan yang
mereka menentang melawan aturan resmi
/tindakan anarkhis)
3) Aksi penuntutan perkara
(class action/ ctive lawsuit)
Sumber Pedoman Praktikum Komunitas 2023
2.5.3 Teknik
Tabel 2.2 Teknik
No Tahapan Teknik
1. Dialog 1) Community Involvement (CI)
2) Percakapan Sosial
3) Home Visit
4) Community Meeting (Pertemuan Warga) baik
informal maupun formal
2. Asesmen 1) Social Mapping
partisipatif 2) Sustainable Livelihood Asset (SLA)
3) Management Stakeholder
4) Method Participatory Assessment (MPA)
5) Participatory Rural Appraisal (PRA) seperti
transect walk, penelusuran Sejarah, dll
6) Community Meeting Forum (CMF) yaitu
diskusi terfokus
7) Diagram venn
Asesmen non- 1) Neighborhood Survey Study
partisipatif 2) Wawancara
3) Observasi
4) Studi Dokumentasi
3. Teknik 1) Diskusi Technology of Participation (TOP)
Perencanaan 2) Logical Frame Work Analysis (LFA)
Parisipatif 3) PEKA
4. Teknik Evaluasi 1) Evaluasi Partisipatif (diskusi terfokus, google
form, dll)
2) Wawancara Mendalam
3) Pengungkapan Pengalaman Perubahan
Sumber Pedoman Praktikum Komunitas 2023
1. Team Building
Kegiatan ini dilakukan pada hari Senin, 30 Oktober 2023 pada tahap persiapan
guna menjelaskan pengarahan terkait pelaksanaan praktikum komunitasini dan
berkenalan dengan Dosen Pembimbing yaitu ibu Dra. Nenden Rainy Sundary,
MP. Selain menjelaskan terkait pelaksanaan praktikum, supervisor memberi
arahan untuk membuat table catatan harian. Supervisor memberikan motivasi
kepada praktikan agar tetap semangat ketika melewati rngkaian kegiatan selama
praktikum komunitas ini.
3. Peninjauan Lokasi
4. Pembekalan
Tahap pasca lapangan dimulai pada tanggal 9-20 Desember 2023 dengan
kegiatan:
2. Ujian praktikum dilakukan pada tanggal 19 dan 20 Desember 2023. Aspek yang
dinilai dalam ujian lisan praktikum yaitu aspek pengetahuan, aspek sikap, dan
keterampilan.
BAB III
Desa Ciuyah merupakan suatu wilayah yang menjadi satu kesatuan dengan Desa
Cisarua sekarang. Pada tahun 1984 berdasarkan pada ketentuan luas wilayah dan jumlah
penduduk maka Pemerintah Kabupaten Sumedang mengeluarkan kebijakan pemekaran
wilayah bagi Desa Ciuyah menjadi dua desa yaitu Desa Cisarua dan Desa Ciuyah.
Desa Ciuyah sebagian besar penduduknya bermata pencaharian bertani. Daerah
ini terdapat sumber mata air asin dan penduduk sering menggunakan air asin tersebut
untuk sarana irigasi sawahnya. Sehingga hal tersebutlah yang mendasari penamaan
daerah tersebut dengan sebutan CIUYAH, yang dimana CI berasal dari kata CAI yang
berarti Air dan UYAH yang berarti Asin. Jadi CIUYAH dapat diartikan sebagai Desa
yang memiiki sumber air asin.
Tabel 3. 1 Daftar Kepala Desa
Sedangkan keadaan orbísítas dan jarak tempuh Desa Ciuyah dengan kota
Kecamatan Cisarua, kota Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat relatif mudah
untuk dijangkau oleh masyarakat Desa. Keterbatasan angkutan menuju ke Ibu kota
Kabupaten, Propinsi dan Kecamatan tidak menjadi masalah mengingat alat transportasi
sudah semakin meningkat. Ini terbukti gerak perekonomian dan perdagangan
masyarakat Desa sudah semakin meningkat.
Dalam meraih visi Desa Ciuyah seperti yang sudah dijabarkan diatas
dengan mempertimbangkan potensi dan hambatan baik internal maupun
eksternal, maka disusunlah Misi Desa Ciuyah diantaranya:
1. Hidup Berkelompok
2. Melahirkan Kebudayaan
Ketika manusia membentuk kelompok, mereka selalu berusaha mencari
jalan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan berupaya menyatukan
pikiran dan pengalaman bersama agar terbentuk suatu rumusan yang dapat
menjadi pedoman tingkah laku mereka, yakni kebudayaan. Selanjutnya, budaya
itu dipelihara dan diwariskan ke generasi-generasi berikutnya.
3. Mengalami Perubahan
Beragam latar belakang yang menyatukan tiap-tiap individu menjadi suatu
masyarakat, membuat manusia mengalami perubahan. Perubahan ini dianggap
sebagai upaya masyarakat menyesuaikan diri dengan keadaan zaman. Sebagai
contoh, masyarakat beralih menggunakan surat elektronik untuk menggantikan
surat kertas, ketika menerima pengaruh perkembangan teknologi.
4. Berinteraksi
Interaksi adalah hal yang mendasar dari terbentuknya masyarakat. Interaksi
ditempuh untuk mencapai keinginan, baik pribadi maupun kolektif. Dengan
berinteraksi, masyarakat membentuk suatu entitas sosial yang hidup.
5. Terdapat Kepemimpinan
Masyarakat cenderung mengikuti peraturan yang diberlakukan di
wilayahnya. Contohnya, dalam lingkup keluarga, kepala keluarga mempunyai
wewenang tertinggi untuk mengayomi keluarganya. Istri dan anak patuh kepada
ayah atau suaminya. Hal itu menunjukkan bahwa dalam masyarakat, ada peran
pemimpin yang membantu menyatukan individu-individu.
6. Startifikasi Sosial
Stratifikasi sosial menempatkan seseorang pada kedudukan dan perannya di
dalam masyarakat. Ketidakseimbangan hak dan kewajiban masing-masing
individu atau kelompok menimbulkan adanya penggolongan masyarakat dalam
kelas-kelas tertentu. Dalam kehidupan bermasyarakat, stratifikasi sosial didasari
atas kasta sosial, usia, suku, pendidikan, dan beberapa aspek lain yang memicu
keberagaman.
Netting, Kettner dan McMurtry (2004) ada lima fungsi masyarakat yang
meliputi:
2. Lingkungan hidup
3. Mata Peencaharian
5. Statifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
8. Solidaritas sosial
Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE/
mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir,
terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin.1Menurut
Sudiman dalam Ngaisyah, stunting pada anak balita merupakan salah satu indikator
status gizi kronis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan sosial
ekonomi secara keseluruhan di masa lampau dan pada 2 tahun awal kehidupan
anak dapat memberikan dampak yang sulit diperbaiki. Salah satu faktor sosial
ekonomi yang mempengaruhi stunting yaitu status ekonomi orang tua dan
ketahanan pangan keluarga.
Status ekonomi orang tua dapat dilihat berdasarkan pendapatan orang tua.
Pendapatan keluarga merupakan pendapatan total keluarga yang diperoleh dari
berbagai sumber, yaitu hasil kepala keluarga, hasil istri, hasil pemberian, hasil
pinjaman, dan hasil usaha sampingan per bulan.3 Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Ngaisyah pada tahun 2015 menunjukkan bahwa pada kelompok
stunting lebih banyak pendapatannya adalah dibawah UMR yakni sebanyak 67
responden (35,8%) , sedangkan yang memiliki pendapatan diatas UMR hanya
sedikit yakni sebanyak 45 orang (22%).2 Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh
Lestari et all. tahun 2014 menunjukkan bahwa pendapatan keluarga yang rendah
merupakan factor resiko kejadian stunting pada balita 6-24 bulan, Anak dengan
pendapatan keluarga yang rendah memiliki resikomenjadi stunting sebesar 8,5 kali
dibandingkan pada anak dengan pendapatan tinggi. Rendahnya tingkat pendapatan
secara tidak langsung akan menyebabkan terjadinya stunting hal ini dikarenankan
menurunnya daya beli pangan baik secara kuantitas maupun kualitas atau
terjadinya ketidaktahanan pangan dalam keluarga.
Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan
Negara. Hak anak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh seseorang
termasuk anak yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir.
Anak adalah generasi penerus bangsa, baik buruknya masa depan bangsa
tergantung pula pada kondisi anak saat ini. Maka penting bagi kita mengetahui hak-
hak anak dan kewajiban anak. Berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak (KHA), hak-
hak anak secara umum dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori hak- hak
anak, antara lain :
1. Hak untuk kelangsungan hidup (The right to Survival); yaitu hak-hak untuk
melestarikan dan mempertahankan hidup (The Right of Live) dan hak untuk
memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan yangsebaik-
baiknya.
2. Hak perlindungan (Protection Right) yaitu hak-hak dalamkonvensi hak
anak yang meliputi hak perlindungan dan diskriminasi, tindak kekerasan
dan ketelantaran bagi anak yang tidak mempunyai keluarga bagi anak-anak
pengungsi.
3. Hak untuk tumbuh kembang (Development Rights) yaitu hak-hak anak
dalam Konvensi Hak-Hak Anak meliputi segala bentuk pendidikan (formal
dan nonformal) dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi
perkembangan fisik, mental, spiritual, moral, dan sosial anak (the rights of
standart of living)
4. Hak untuk berpartisipasi (Participation Rights), yaitu hak-hak anak yang
meliputi hak anak untuk menyatakan pendapat dalam segala hal yang
mempengaruhi anak (the rights of a child to express her/his views freely in
all matters affecting the child). Hak untuk berpartisipasi juga
merupakanhak anak mengenai identitas budaya mendasar bagi anak, masa
kanak-kanak dan pengembangan keterlibatannya di dalam masyarakat luas.
3.5.3 Kebijakan Dan Pelayanan Bagi Anak Stunting
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dan pelayanan bagi anak stunting adalah
sebagai berikut:
A.Kebijakan
Berbagai kebijakan dan regulasi telah dikeluar kan pemerintah dalam rangka
penanggulangan stunting. Adapun kebijakan/regulasi tersebut, di antaranya yaitu :
11. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Gizi Dalam Rangka Seribu
Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000 HPK), 2013.
12. Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK).
B. Pelayanan Sosial Bagi Anak Stunting
Adapun beberapa Pelayanan yang perlu di berikan kepada anak yang di diagnosa stunting
sebagai berikut:
Kekurangan gizi dalam waktu lama it u terjadi sejak janin dalam kandungan
sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena
rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan
buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.
Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik
pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak
memberikan asupan gizi yang cukup dan baik. Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi,
bahkan di masa kehamilan, dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan
tubuh dan otak anak
Untuk mencegahnya, perbanyak makan makanan bergizi yang berasal dari buah
dan sayur lokal sejak dalam kandungan. Kemudian diperlukan pula kecukupan gizi
remaja perempuan agar ketika dia mengandung ketika dewasa tidak kekurangan gizi.
Selain itu butuh perhatian pada lingkungan untuk menciptakan akses sanitasi dan air
bersih.
3.5.5 Dampak Masalah Anak Stunting
Dampak buruk stunting yang menghantui hingga usia tua membuat kondisi ini
sangat penting untuk dicegah. Gizi yang baik dan tubuh yang sehat merupakan kunci
dari pencegahan stunting. Berikut hal-hal yang harus diingat untuk mencegah stunting:
1. Mengonsumsi makanan dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan
selama hamil dan selama menyusui.
2. Memberikan nutrisi yang baik kepada Si Kecil, seperti memberikan ASI
eksklusif dan nutrisi penting lainnya seiring pertambahan usi
3. Rutin memeriksakan kehamilan serta pertumbuhan dan perkembangan anak
setelah lahir.
4. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan sebelum
makan, serta memiliki sanitasi yang bersih di lingkungan rumah.
5. Rutin memeriksakan kondisi bayi saat di dalam kandungan.
3.6 Penyuluhan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
3.6.1 Penyuluhan Sosial
Penyuluhan sosial sebagai gerak awal dan gerak dasar kegiatan
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Sosial
terutama oleh penyuluh sosial, baik penyuluh sosial fungsional maupun penyuluh sosial
masyarakat. Penyuluhan sosial merupakan elemen penting dalam penyelengaraan
kesejahteraan sosial dilakukan agar proses penyelengaraan kesejahteraan sosial berjalan
efektif dan memiliki dampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang panjang dan
berkelanjutan.
Pertimbangan teknis dan fungsional dalam rangka membangun pra-kondisi bagi
pengimplementasian kebijakan, program dan kegiatan di lingkup kesejahteraan sosial
secara berjenjang, terpadu dan konsisten pada tataran pelaksanaan maupun pemangku
kepentingan lainnya. Penyuluhan sosial merupakan sebuah entry point atau langkah
awal dari serangkaian proses yang terintegrasi secara komprehensif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dengan kata lain, Penyuluhan Sosial berperan
besar dalam memantik momentum bagi pencapaian keberhasilan program-program
yang diusung unit teknis sejak pada tingkat Kementerian Sosial hingga pelaksana dan
pemangku kepentingan di tingkat Daerah.
4) Prinsip Berkelanjutan
Program pemberdayaan perlu dirancang agar berkelanjutan. Di awal,
pendamping memang memiliki peran yang lebih dominan, namun secara
perlahan peran mereka akan makin berkurang. Sebab masyarakat-lah yang
diharap mampu mengelola kegiatannya sendiri.
2. Tujuan Pemberdayaan
Menurut Mardikanto dalam Dedeh Maryani dan Ruth Roselin E. Nainggolan
(2019: 8-10), tujuan dari pemberdayaan masyarakat yaitu:
1) Perbaikan kelembagaan (Better Institution)
Dengan memperbaiki kegiatan yang dilakukan, diharapkan dapat
memperbaiki kelembagaan. Kelembagaan yang baik akan mendorong
masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan.
2) Perbaikan Usaha (Better Busines)
Perbaikan kelembagaan diharap akan memperbaiki bisnis yang
dilakukan sehingga mampu memberikan manfaat kepada anggota lembaga
tersebut dan masyarakat yang ada di sekitarnya.
3) Perbaikan Pendapatan (Better Income)
Perbaikan bisnis diharap dapat memperbaiki pendapatan seluruh
anggota lembaga, termasuk masyarakat.
4) Perbaikan Lingukangan (Better Environment)
Perbaikan pendapatan diharap dapat memperbaiki lingkungan fisik dan
sosial karena kerusakan lingkungan kerap disebabkan oleh kemiskinan atau
pendapatan yang terbatas.
5) Perbiakan Kehidupan (Better Living)
Pendapatan dan lingkungan yang baik akan memperbaiki standar
kehidupan masyarakat. Ini dapat dilihat dari tingkat kesehatan, pendidikan, dan
daya beli.
6) Perbaikan Masyarakat (Better Community)
Jika setiap keluarga mempunyai kehidupan yang baik, akan tercipta
kehidupan masyarakat yang lebih baik pula
3.7 Kajian Praktik Tentang pekerjaan Sosial Makro
3.7.1 Pengertian Pekerjaan Sosial Makro
Pekerjaan sosial makro atau pekerjaan sosial komunitas merupakan bentuk dari
praktik yang dikemas sebagai bentuk intervensi profesional yang diarahkan untuk
membawa perubahan terencana (planned change) dalam organisasi dan komunitas.
Menurut Netting (2004:3) “praktik pekerjaan sosial makro ini didasari oleh berbagai
model dan pendekatan, serta beroperasi sejalan denganpengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan pekerjaan sosial”. Praktik pekerjaan sosial makro ini didasari oleh
berbagai model dan pendekatan, serta beroperasi sejalan dengan pengetahuan, nilai-
nilai dan keterampilan pekerjaan sosial. Netting (2004) menyatakan bahwa pekerjaan
sosial makro atau pekerjaan sosial komunitas merupakan bentuk dari praktik yang
dikemas sebagai bentuk intervensi profesional yang diarahkan untuk membawa
perubahan terencana (planned change) dalam organisasi dan komunitas.
3.7.2 Tujuan Pekerjaan Sosial Makro
Menurut Netting (2004:7) tujuan dari pekerjaan sosial makro adalah “untuk
menciptakan dan mengembangkan suatu penyesuaian yang efektif antara
sumbersumber kesejahteraan sosial dengan kebutuhan-kebutuhan”. Selain itu terdapat
pula tujuan khusus di dalam pekerjaan sosial makro diantaranya:
2. Home Visit
MPA adalah suatu teknik dalam menjaring ide, kebutuhan, serta masalah
yang dirasakan oleh warga. MPA bertujuan untuk pengembangan masyarakat
dengan memfasilitasi masyarakat untuk menemukenali masalah, menemukenali
potensi, menganalisis masalah dan potensi, serta pemilihan solusi pemecahan
masalah dengan mempertimbangkan sistem sumber yang ada di sekitar warga itu
sendiri. Langkah-langkah penerapan teknik Methodology Participatory Assessment
(MPA) ini adalah sebagai berikut:
7. Tecnology of Partisipation
Rubin (1993) menyebutkan bahwa Technology of Partisipation (ToP)
adalah tehnik perencanaan pengembangan masyarakat secara partisipatif, sehingga
seluruh pihak memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan ide dan
menolong setiap orang untuk mampu mengapresiasikan ide orang lain. Teknik ini
digunakan untuk mengundang partisipasi kelompok sasaran secara optimal untuk
merumuskan tujuan, merencanakan kegiatan dan mempersiapkan tim kerja
masyarakat (TKM) yang akan berfungsi penuh sebagai penggerak utama atas
semua kegiatan di masyarakat. Berikut ini adalah kegiatan yang terangkum dalam
tiga tahap utama dalam mengaplikasikan Technology of Partisipation (ToP) yaitu:
1) Tahap Diskusi
Diskusi merupakan serangkaian pertanyaan yang memandu kelompok di
dalam proses dialog. Langkah ini bersifat memfasilitasi pembicaraan dan
diskusi dalam kelompok sehingga kelompok tersebut dapat memperdalam
wawasan dan kreativitas mengenai pokok-pokok bahasan atau pengalaman.
2) Tahap Lokakarya
Lokakarya merupakan cara untuk memfasilitasi pemikiran-pemikiran di
dalam kelompok tentang pokok-pokok bahasan tertentu menjadi suatu
keputusan dan tindakan-tindakan yang sifatnya terfokus. Langkah ini
merupakan cara yang efektif untuk membangun konsesus di dalam kelompok
serta menjadikannya sebagai cara pemecahan dan merupakan tindakan bersama.
Tahap ini mendiskusikan rencana pemecahan masalah yang paling cocok untuk
digunakan.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTIKUM KOMUNITAS
Pelaksanaan kegiatan praktikum komunitas dilaksanakan mulai dari tanggal 31
Oktober – 9 Desember 2023. Adapun dalam pelaksanaan kegiatan praktikum
komunitas diawali dengan kegiatan penerimaan mahasiswa Poltekesos Bandung di
Pendopo Kabupaten Sumedang pada tanggal 31 Oktober 2023 dan dihadiri oleh Bapak
Bupati Sumedang, Direktur Poltekesos Bandung, Dosen supervisor, dan jajarannya,
serta seluruh mahasiswa praktikan Poltekesos Bandung. Hasil yang diperoleh dari
kegiatan tersebut adalah mahasiswa secara sah untuk dapat melaksanakan kegiatan
praktikum komunitas di masing – masing desa yang telah ditentukan.
4.1 Tahap Dialog Untuk Membangun Relasi
Pelaksanaan Praktikum Komunitas
Tanggal 31 Oktober – 4 November
Tempat Desa Ciuyah
Sasaran Tokoh Masyarakat, Perangkat Desa, RT/RW,PKK, dan Masyarakat
Desa Ciuyah.
Tujuan Untuk membangun relasi dan membangun Kepercayaan Terhadap
Masyarakat melalui komunikasi antara praktikan dengan pemerintah
dan masyarakat Desa Ciuyah, selain itu praktikan dapat berbaur agar
keberadaan praktikan dapat diterima di masyarakat. Tujuan lainnya
agar masyarakat mengetahui maksud dan tujuan pelaksanaan
praktikum komunitas sehingga tidak terjadi kesalahpahaman
Teknik Home visit, Wawancara observasi, studi dokumentasi, Community
Involvment,dan Transecwalk.
Proses Pada tahapan inisiasi sosial ini praktikan melaksanakan beberapa
Pelaksanaan Praktikum Komunitas
4. Home Visit
desa. Dengan adanya serah terima ini praktikan merasa lebih aman
dan lebih diterima kehadirannya sebab yang menyerahkan adalah
bapak Bupati Sumedang langsung.
3. Transect walk
Kegiatan transect walk yang dilakukan oleh praktikan
diantaranya memberikan hasil yaitu praktikan dapat memahami
karakteristik wilayah Desa Ciuyah, mengetahui sarana dan
prasarana maupun fasilitas umum yang ada di wilayah Desa
Ciuyah, dapat memetakan secara umum bagaimana
wilayah serta potensi yang ada, dan praktikan dapat menjalin
relasi serta memperkenalkan diri kepada ketua RW/RT, tokoh
adat, tokoh pemuda, dan orang-orang penting lainnya.
4. Home Visit
Terjalinnya relasi yang baik antara praktikan dengan aparat
desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat Desa Ciuyah.
5. Community involvement
Kegiatan Community Involvement yang dilakukan oleh
praktikan memberikan hasil diantaranya yaitu praktikan
menjadi tahu dan saling mengenal dengan tokoh-tokoh
masyarakat, dapat diterima dengan baik serta membangun
hubungan yang baik dengan masyarakat dan dapat membangun
trust dengan tokohtokoh masyarakat. Selain itu, praktikan juga
mendapatkan informasi awal mengenai permasalahan yang ada
di wilayah Desa Ciuyah serta dapat melakukan observasi dan
melihat potensi wilayah.
2. Studi Dokumentasi
Tahap intervensi adalah tahap paling utama dalam menangani masalah yang ada
dalam komunitas khususnya pemberdayaan. Intervensi sosial dapat diartikan sebagai
sebagai cara atau strategi memberikan bantuan kepada masyarakat (individu, Kelompok,
dan Komunitas). Intervensi sosial merupakan metode yang digunakan dalam praktik di
lapangan pada bidang pekerjaan sosial dan kesejahteraan sosial.
Waktu : 23 November-1 Desember 2023
Tempat : Desa Ciuyah
Sasaran : Aparat Desa, dan Masyarakat Desa Ciuyah dan Ibu Hamil
Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan Sosial di Desa Ciuyah dengan
menumbuhkan rasa kepedulian terhadap sesame Masyarakat.
Tahapan terminasi adalah tahap akhir dari intervensi yang dilakukan dimana
praktikan melakukan pemutusan kontrak atau pemutusan hubungan dalam proses
pertolongan. Praktikan mengucapkan banyak terima kasih kepada warga desa serta
aparat desa yang telah mendukung dan bersedia untuk bekerja sama selama proses
praktikum berlangsung. Pihak yang terlibat dalam proses terminasi adalah praktikan
dengan aparat desa bahwa praktikum telah berakhir. Pada tahap pengakhiran yang
dilakukan oleh praktikan bersama pihak Desa Ciuyah memberikan Peta Sosial Mapping.
4.4.2 Tahap Rujukan
Setelah praktikan selesai dengan praktikum di Desa Ciuyah, ada beberapa rujukan
yang dimana masih banyak yang harus di pantau dalam organisasi internal maupun
eksternal. Seperti halnya kelanjutan dari Para kader Posyandu untuk menjadga dan
merawat kolam lele yang sudah dibuat di Desa Ciuyah agar nantinya bisa di manfaatkan
bagi anak yang terindikasi stunting yang adadi Desa Ciuyah.
4.5.2 Permasalahan
Adapun rencana intervensi atau rencana program yang akan dilaksanakan untuk
mengatasi permaslahan teras hijau yaitu program bernama “Optimalisasi Pemanfaatan
Teras Hejo” Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan teras hejo dengan
peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan juga pembagian bibit sayuran kepada
masyarakat setempat
.Melalui kegiatan ini, dampak yang dirasakan adalah bertambahnya pengetahuan dan
keterampilan Masyarakat dalam menanam, merawat dan mengembangkan teras hijau. Selain
itu, selama proses pelaksanaan pelatihan peserta menjadi sadar akan peranan mereka sebagai
Masyarakat yang bisa memanfaatkan pekarangan yang memiliki peranan penting dalam
mengembangkan dan memberdayakan masyarakat. Salah satu cara untuk memberdayakan
masyarakat adalah dengan mensosialisasikan pentingnya memiliki teras hijau di pekarangan
rumah dan mengedukasi masyarakat mengenai praktik menanam yang baik.
BAB V
REFLEKSI PELAKSANAAN PRAKTIKUM
5.1 Penccapaian Tujuan dan Manfaat Praktikum
Pelaksanaan praktikum Komunitas Praktik Pekerjaan Sosial Intervensi Makro
dengan pengembangan masyarakat di Desa Ciuyah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten
Sumedang dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober 2023 sampai 08 Desember 2023.
Selama proses kegiatan praktikum di Desa Ciuyah praktikan melaksanakan berbagai
tahapan kegiatan yang berkaitan dengan proses pertolongan dalam praktik pekerjaan
sosial makro untuk pengembangan masyarakat desa. Semua kegiatan yang dilakukan
praktikan dilakukan bersama- sama dengan masyarakat dengan tujuan untuk memberikan
perubahan ke arah yang lebih baik. Praktikum Komunitas ini menjadi kesempatan bagi
praktikan untuk menerapkan teori yang didapatkan di bangku perkuliahan,
diimplementasikan dikehidupan masyarakat yang nyata. Banyak pelajaran yang dapat
diambil selama pelaksanaan kegiatan Praktikum Komunitas Praktik Pekerjaan Sosial.
Intervensi Makro dengan pengembangan masyarakat di Desa Ciuyah. Praktikan
belajar beradaptasi dengan masyarakat yang belum praktikan ketahui pada awalnya,
belajar untuk menggerakan masyarakat, bagaimana bekerjasama dengan masyarakat dan
lebih memaknai juga memahami tentang praktik pekerjaan sosial komunitas.
Masyarakat Desa Ciuyah sendiri dapat menerima keberadaan praktikan dengan
sangat baik, serta dapat bekerjasama guna memberikan perubahan bagi masyarakat agar
bersama-sama peduli akan lingkungan. Kegiatan yang telah dilaksanakan menjadi sebuah
refleksi bahwa kegiatan praktikum ini memberi manfaat, khususnya pada praktikan.
Praktikan menerapkan metode dan teknik yang telah direncanakan seperti penerapan
metode pengembangan masyarakat lokal. Pelaksanaan praktikum yang dimulai dari tahap
inisiasi sosial sampai tahap terminasi dan rujukan sosial tentunya tidak terlepas dari
berbagai macam faktor. Namun, tidak semua kegiatan yang dilaksanakan praktikan
dapat berjalan dengan baik. Praktikan menemui hambatan-hambatan yang dialami dalam
perjalanan praktikum yang dilakukan
5.2 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
5.2.1 Faktor Pendukung
1. Penerimaan yang baik dari pihak desa dan warga masyarakat Desa Ciuyah.
Hal ini menjadi faktor pendukung paling besar bagi praktikan, sebab tanpa
adanya penerimaan yang baik tentunya program intervensi tidak akan
dapat berjalan dengan baik.
2. Kerjasama yang baik dari masyarakat desa membantu terselenggaranya
kegiatan praktikum dengan baik dan lancar.
3. Dukungan yang diberikan masyarakat sangat membantu dalam
pelaksanaan praktikum. Tanpa adanya dukungan yang diberikan oleh
masyarakat, praktikan tidak dapat menjalankan kegiatan praktikum.
5.2.2 Faktor Penghambat
Pertemuan RT 01 RW 04
Pembahasan Intervensi Pertemuan RW 05
Pengajian TPQ
CM dengan Dinas
Peertanian Mengenai Teras Pelaksanaan MPA Ketua KWT
Hejo