Oleh :
Yuliana Sukmawati
132013042
Oleh :
Yuliana Sukmawati
132013042
KATA PENGANTAR
Penulis
Yuliana Sukmawati
132013042
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .............................................................. 1
ii
3. Uraian Materi ........................................................... 18
4. Rangkuman .............................................................. 20
5. Tugas (Teknik Sosiodrama) ..................................... 22
6. Tes ............................................................................ 31
Kegiatan 3 : Peran Lingkungan Sosial
1. Tujuan ...................................................................... 33
2. Proses BimbinganKelompok ................................... 34
3. Uraian Materi ........................................................... 36
4. Rangkuman .............................................................. 39
5. Tugas (Teknik Sosiodrama) ..................................... 41
6. Tes ............................................................................ 48
Kegiatan 4 : Seks Bebas Remaja
1. Tujuan ...................................................................... 50
2. Proses BimbinganKelompok ................................... 51
3. Uraian Materi ........................................................... 54
4. Rangkuman .............................................................. 58
5. Tugas (Teknik Sosiodrama) ..................................... 64
6. Tes ............................................................................ 71
Kegiatan 5 : Pola Asuh Terhadap Seks Bebas
1. Tujuan ...................................................................... 73
2. Proses BimbinganKelompok ................................... 74
3. Uraian Materi ........................................................... 77
iii
4. Rangkuman .............................................................. 80
5. Tugas (Teknik Sosiodrama) ..................................... 82
6. Tes ............................................................................ 91
iv
PETA KEDUDUKAN MODUL
Pengenalan :
Mengenal keragaman
sumber norma yang Pengenalan:
berlaku di masyarakat. Mempelajari keragaman
interaksi sosial.
Akomodasi :
Menghargai keragaman
sumber norma sebagai Akomodasi :
rujukan pengambilan Menyadari nilai-nilai
keputusan. persahabatan dan
keharmonisan dalam konteks
keragaman interaksi sosial.
Tindakan :
Berperilaku atas Tindakan:
dasar keputusan yang Berinteraksi dengan orang lain
mempertimbangkan atas dasar kesamaan
v
aspek-aspek etis. (equality).
I. Pendahuluan
Bimbingan kelompok merupakan bantuan yang
diberikan kepada kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas
2-10 peserta agar mereka mampu melakukan pencegahan
masalah, pemeliharaan nilai-nilai, dan pengembangan
keterampilan-keterampilan hidup yang dibutuhkan.
Bimbingan kelompok harus dirancang sebelumnya dan
sesuai dengan kebutuhan yang nyata dari anggota kelompok.
Teknik bimbingan kelompok yang dapat digunakan guru di
SMA antara lain diskusi kelompok, bermain peran, home
room, sosiodrama, dan teknik lain yang relevan. Topik
bahasan dapat ditetapkan berdasarkan kesepakatan anggota
kelompok atau dirumuskan sebelumnya oleh guru
berdasarkan pemahaman atas data tertentu.
Topik bimbingan bersifat umum, seperti : perilaku
remaja, pergaulan sosial, persahabatan, penanganan konflik,
bahkan dalam mengelola stres. Layanan bimbingan
kelompok dilaksanakan oleh guru di tingkat SMA terutama
untuk peserta didik yang kurang paham tentang perilaku seks
bebas. Peserta didik perlu juga dikenalkan tentang perilaku
remaja, dan pencegahan terhadap perilaku seks bebas.
1
Peserta didik di tingkat SMA adalah masa remaja
dianggap sebagai masa topan badai dan stress (Storm and
Stress). Pernyataan ini sudah dikemukakan jauh pada masa
lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja
yaitu Stanley Hall, sampai sekarang pernyataan itu masih
banyak digunakan.
Karena remaja telah memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasibnya sendiri, jika remaja terarah dengan
baik maka ia akan menjadi seorang individu yang
memiliki rasa tanggungjawab, tetapi jika tidak terbimbing
maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan
yang baik.
Perilaku remaja terdiri dari perilaku kognitif,
sosioemosional, dan seksual.Perilaku kognitif merupakan
suatu perilaku remaja yang ditandai dengan bagaimana pola
berpikir dari remaja itu.Sedangkan perilaku sosioemosional
merupakan suatu perilaku yang erat kaitannya dengan emosi
remaja dan bagaimana remaja berinteraksi dengan kehidupan
sosialnya. Perilaku seksual adalah suatu perilaku yang
berkaitan erat dengan bagaimana remaja tersebut berpacaran.
Perilaku-perilaku tersebut tentunya berkaitan erat dengan
2
masa pubertas, yang mana masa tersebut merupakan masa
tumbuh kembang yang dialami oleh semua remaja.
Bimbingan yang diberikan oleh keluarga dilakukan
dengan memberitahukan batasan-batasan norma yang yang
berlaku di agama ataupun di masyarakat, pemberitahuan
tentang norma tersebut diharapkan agar remaja dapat
berperilaku sesuai dengan norma yang ada. Sedangkan
bimbingan yang dilakukan di sekolah dengan cara
memberikan pelajaran tentang moral, norma dan masa
remaja yang mengarah ke pencegahan seksual. Peran dari
guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik agar memperoleh
informasi secara benar, lengkap, dan menarik sehingga
peserta didik pun akan memperoleh manfaat yaitu
mengetahui dampak perilaku seks bebas sedini mungkin,
maka masa depan mereka juga akan terencana dengan baik.
A. Standar Kompetensi
Standar kompetensi yang ingin dicapai dari
pengembangan modul ini adalah agar peserta didik memiliki
tingkat pemahaman yang lebih mengenai perilaku seks bebas
di kalangan remaja.
3
B. Deskripsi
C. Waktu
Waktu yang dibutuhkan pada setiap kegiatansekitar 45
menit.
D. Prasyarat
Prasyarat pembelajaran menggunakan modul ini yaitu
harus sesuai dengan alur pembelajaran yang telah disusun
4
yaitu pengembangan 1, lalu pengembangan 2, pengembangan
3 dan terakhir pada pengembangan 4, pengembangan 5.
F. Tujuan Akhir
5
G. Cek Penguasaan Standar Kompetensi
6
KEGIATAN 1
Sumber :
ieskamaulitas.blogspot.co.id
7
Tujuan dari Bimbingan kelompok untuk membahas topik-
topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual
(sedang hangat diperbincangkan). Melalui dinamika
kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu
mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi,
wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah
laku yang lebih efektif.
Teknik yang digunakan dalam modul ini adalah teknik
sosiodrama, yang dimana merupakan suatu cara untuk
membantu dalam memecahkan masalah peserta didik melalui
drama. Masalah yang didramakan pun berupa masalah-
masalah sosial, dan metode yang digunakan adalah dengan
bermain peran. Dalam sosiodrama, individu akan
memerankan suatu peran tertentu dari suatu situasi masalah
sosial.
B. Pemimpin Kelompok dan Anggota Kelompok
Pemimpin kelompok mampu membentuk kelompok
dan mengarahkan, sehingga terjadi dinamika kelompok
dalam suasana interaksi antar anggota kelompok yang bebas,
terbuka, saling mendukung, dan memberikan rasa nyaman
agar mencapai tujuan bersama kelompok.
8
Anggota kelompok berperan sebagai seorang yang
mendengar, memahami, dan merespon dengan tepat dan
positif; berpikir dan berpendapat; merasa, berempati dan
bersikap; berpartisipasi dalam kegiatan bersama.
C. Proses Bimbingan Kelompok
Sumber :
https://www.emaze.com
1. Tahap Pembentukan
a. Menciptakan suasana saling mengenal, hangat, dan
rileks.
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat bimbingan kelompok
secara singkat.
c. Menjelaskan peran masing-masing anggota dan
pembimbing pada prosesbimbingan kelompok yang
akan dilaksanakan.
9
d. Menjelaskan aturan kelompok dan mendorong anggota
untuk berperan penuh dalam kegiatan kelompok.
e. Memotivasi anggota untuk saling mengungkapkan diri
secara terbuka.
f. Memotivasi anggota untuk mengungkapkan harapannya
dan membantu merumuskan tujuan bersama.
2. Tahap Transisi
a. Melakukan kegiatan selingan berupa permainan
kelompok.
b. Mereview tujuan dan kesepakatan bersama.
c. Memotivasi anggota untuk terlibat aktif dan mengambil
manfaat dalam tahap inti.
d. Mengingatkan anggota bahwa kegiatan akan segera
memasuki tahap inti.
3. Tahap Kegiatan
a. Pemimpin kelompok mengemukakan topik bahasan
yang telah dipersiapkan.
b. Menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
c. Melakukan tanya jawab tentang topik yang
dikemukakan oleh pemimpin kelompok.
d. Pembahasan topik secara tuntas.
e. Melakukan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama.
10
f. Menegaskan komitmen anggota kelompok (apa yang
segera dilakukan berkenaan dengan topik yang telah
dibahas)
4. Tahap Pengakhiran
a. Menjelaskan bahwa kegiatan Bimbingan Kelompok
akan diakhiri.
b. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai
kemajuan yang dicapainya masing-masing.
c. Pembahasan kegiatan lanjutan
d. Pesan serta tanggapan anggota kelompok
e. Ucapan terima kasih
f. Berdoa
11
12
KEGIATAN 2
PROBLEMATIKA REMAJA
Sumber : https://student.unud.ac.id
A. Tujuan :
1. Remaja dapat menjelaskan arti dari penyesuaian diri
dan mampu menunjukkan proses penyesuaian diri
dengan lingkungan sosialnya.
2. Remaja dapat menyebutkan gaya remaja berpacaran
yang sehat dan bertanggung jawab untuk dirinya
sendiri.
3. Remaja dapat menyebutkan faktor penyebab adanya
seks bebas dikalangan remaja masa kini.
13
B. Proses Bimbingan Kelompok :
1. Tahap Pembentukan
a. Menciptakan suasana saling mengenal, hangat, dan
rileks.
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat bimbingan kelompok
secara singkat.
c. Menjelaskan peran masing-masing anggota dan
pembimbing pada proses bimbingan kelompok yang
akan dilaksanakan.
d. Menjelaskan aturan kelompok dan mendorong anggota
untuk berperan penuh dalam kegiatan kelompok.
e. Memotivasi anggota untuk saling mengungkapkan diri
secara terbuka.
f. Memotivasi anggota untuk mengungkapkan harapannya
dan membantu merumuskan tujuan bersama.
2. Tahap Transisi
a. Mereview tujuan dan kesepakatan bersama.
b. Memotivasi anggota untuk terlibat aktif dan mengambil
manfaat dalam tahap inti.
14
c. Mengingatkan anggota bahwa kegiatan akan segera
memasuki tahap inti.
3. Tahap Kegiatan
a. Pemimpin kelompok mengemukakan topik bahasan
yang telah dipersiapkan.
b. Menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
c. Melakukan tanya jawab tentang topik yang
dikemukakan oleh pemimpin kelompok
d. Pembahasan topik secara tuntas.
e. Melakukan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama.
f. Menegaskan komitmen anggota kelompok (apa yang
segera dilakukan berkenaan dengan topik yang telah
dibahas)
4. Tahap Pengakhiran
a. Bahwa kegiatan Bimbingan Kelompok akan diakhiri.
b. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai
kemajuan yang dicapainya masing-masing.
c. Pembahasan kegiatan lanjutan
d. Pesan serta tanggapan anggota kelompok
e. Ucapan terima kasih
f. Berdoa
15
C. Uraian Materi :
Remaja memasuki status sosial yang baru, karena pada
masa remaja terjadi perubahan fisik yang pesat sehingga
menyerupai orang dewasa, maka remaja sering diharapkan
bersikap dan berperilaku seperti orang dewasa. Remaja
menunjukkan taraf kemandirian yang semakin tinggi dan
berkurang dalam hal bergantung pada orang tuanya, meski
demikian remaja masih membutuhkan dukungan dari orang
tuanya.
Remaja makin menjalin relasi yang intim dengan
lingkungan sosialnya, oleh karena itu remaja kurang
memiliki waktu bersama dengan orang tuanya. Kelompok
sosial yang baru ini merupakan tempat aman bagi mereka.
Pengaruh kelompok bagi remaja amat kuat, bahkan melebihi
pengaruh kelurga, dalam hal ini karakter teman sebaya dan
kualitas pertemanan sangat berpengaruh pada perkembangan
remaja.
Teman sebaya yang bersifat positif memberi
kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih anggota
kelompok dalam bersikap dan berperilaku secara positif
dalam meningkatkan hubungan sosial. Namun kelompok
sebaya yang bersifat negatif akan mengakibatkan kelakuan
16
kelompok yang berlebihan dan energi kelompok sebaya
dicurahkan dalam kegiatan-kegiatan yang mengganggu
lingkungan bahkan merugikan dirinya sendiri, contohnya
melakukan hubungan seks bebas sebagai salah satu bentuk
pencurahan kasih sayang.
Tidak sedikit dari remaja dalam kelompok sebaya
mengenal yang namanya pacaran. Pacaran adalah aktivitas
antara dua orang berusia remaja sampai dengan dewasa
dengan tujuan untuk saling mengenal secara lebih baik satu
dengan yang lainnya. Sisi positif dari pacaran, yaitu: 1)
berpacaran meningkatkan percaya diri remaja dan posisinya
di antara teman sebaya; 2) berpacaran mengajarkan pada
remaja segi pentingnya mempercayai dan bersikap jujur; dan
3) berpacaran menyediakan sarana belajar keterampilan
berkomunikasi secara sehat dengan pasangannya. Sedangkan
sisi negatif dari pacaran, yaitu : 1) Ada beberapa peserta
didik perempuan hamil setelah melakukan pacaran; 2)
beberapa orang memperoleh kepercayaan dari remaja
perempuan tetapi kemudian bertindak buruk dalam pacaran;
3) adapun beberapa pasangan mengalami patah hati dan
mulai berputus asa karenanya.
17
Remaja yang berpacaran cenderung diterima oleh
sebaya dan diamati lebih menarik secara jasmaniah. Pacaran
dan relasi romantis di usia yang sangat awal biasanya
dikaitkan dengan beberapa masalah berikut : 1) prestasi
belajar rendah; 2) kurang berpartisipasi secaara aktif dalam
pembelajaran; 3) kenakalan remaja; 4) masalah berkaitan
dengan bersekolah. hal yang menarik remaja suka menonton
tayangan televisi sangat cenderung mulai berpacaran lebih
awal dan berpacaran dengan lebih dari seorang.
D. Rangkuman :
Sebenarnya tidak pernah ada larangan bagi seorang
remaja untuk berteman dan bersosialisasi dengan siapapun.
Namun dengan prinsip kebebasan dan kesetaraan, kamu
boleh berteman dengan siapa saja. Tapi apakah itu berarti
kamu harussangat terbuka untuk berteman dengan siapapun
dan tidak membatasi diri?
Kenyataannya, banyak dari remaja yang terjerumus ke
dalam perilaku negatif, bahkan perilaku yang merusak,
karena mereka juga memiliki teman yang berperilaku negatif.
Mereka tidak menyadari bahwa dengan meniru dan
mengikuti perilaku negatif tersebut, mereka akan kehilangan
18
waktu dan kesempatan yang sangat berharga untuk
mengembangkan diri ke arah yang positif.
19
Lampiran : Skenario Sosiodrama
SOSIODRAMA
“Problematika Remaja”
20
Bapak : Nak, bapak tidak punya uang lagi hanya
ini yang bapak punya untuk makan kita
besok pun bapak masih usahakan.
21
Anggun : Handphone kamu bagus banget, aku mau
minta bapakku untuk membelikannya
untukku dihari ulangtahun ku nanti.
22
Dirumah, Anggun menunjukkan kepada Bapaknya
tanggal ulangtahunnya yang dimana ia sangat ingin dibelikan
handphone sebagus miliki Lina.
23
marah.Namun untuk sementara waktu Anggun tinggal
dirumah sahabatnya Wulan.
24
Wulan : Itu loh cowok-cowok yang tadi pagi aku
ceritain sama kamu. Kamu mau kan ikut
sama aku buat ketemu mereka?
25
Wulan : Udah-udah ngga usah dibahas, lagian
jangan samain dong semua cewek mau
ngelakuin seks bebas.
26
Doni : Udah nggun terima aja, kamu juga kan
jomblo. Udah terima aja tuh si Derry buat jadi
pacar kamu.
27
Kembali Anggun meninggalkan rumah, dan bapaknya
pun mengejar Anggun. Hingga pada akhirnya bapak Anggun
ditabrak mobil, kondisinya cukup parah dan dilarikan ke
rumah sakit.
28
E. Tes
29
30
KEGIATAN 3
Sumber : http://neilcl.blogspot.co.id
A. Tujuan :
1. Remaja dapat menyebutkan tingkat peranan orang
dewasa dalam proses pembentukan kepribadian yang
positif.
2. Remaja dapat menunjukkan tingkat kepercayaan diri
dalam menangkal hal-hal yang negatif dan yang dapat
merugikan dirinya sendiri.
3. Remaja mampu menyebutkan pengaruh teman sebaya
dalam perkembangan seorang remaja.
4. Remaja mampu menemukan pengaruh dari teman sebaya
yang menyimpang dikalangan remaja
31
5. Remaja dapat menyebutkan dampak yang akan diperoleh
dari pergaulan yang buruk serta dapat merugikan diri
sendiri.
B. Proses Bimbingan Kelompok
1. Tahap Pembentukan
a. Menciptakan suasana saling mengenal, hangat, dan
rileks.
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat bimbingan kelompok
secara singkat.
c. Menjelaskan peran masing-masing anggota dan
pembimbing pada proses bimbingan kelompok yang
akan dilaksanakan.
d. Menjelaskan aturan kelompok dan mendorong anggota
untuk berperan penuh dalam kegiatan kelompok.
e. Memotivasi anggota untuk saling mengungkapkan diri
secara terbuka.
f. Memotivasi anggota untuk mengungkapkan
harapannya dan membantu merumuskan tujuan
bersama.
32
2. Tahap Transisi
a. Mereview tujuan dan kesepakatan bersama.
b. Memotivasi anggota untuk terlibat aktif dan
mengambil manfaat dalam tahap inti.
c. Mengingatkan anggota bahwa kegiatan akan segera
memasuki tahap inti.
3. Tahap Kegiatan
a. Pemimpin kelompok mengemukakan topik bahasan
yang telah dipersiapkan.
b. Menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
c. Melakukan tanya jawab tentang topik yang
dikemukakan oleh pemimpin kelompok
d. Pembahasan topik secara tuntas.
e. Melakukan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama.
f. Menegaskan komitmen anggota kelompok (apa yang
segera dilakukan berkenaan dengan topik yang telah
dibahas)
4. Tahap Pengakhiran
a. Bahwa kegiatan Bimbingan Kelompok akan diakhiri.
b. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai
kemajuan yang dicapainya masing-masing.
c. Pembahasan kegiatan lanjutan
33
d. Pesan serta tanggapan anggota kelompok
e. Ucapan terima kasih
f. Berdoa
C. Uraian Materi :
Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia
baik individu ataupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-
hari, komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia.
Komunikasi antara orang tua dan anak adalah salah satu
bentuk dari mendidik anak, maka komunikasi yang
berlangsung dalam keluarga bernilai pendidikan. Keluarga
berperan penting dalam pengembangan pribadi seorang
remaja. Pengasuhan orang tua yang penuh kasih sayang dan
pendidikan tentang kehidupan, baik agama maupun sosial
budaya merupakan faktor yang efektif mempersiapkan
remaja menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.
Pembentukan pribadi yang positif tidak terlepas dari pola
asuh remaja yang diterapkan orang tua di dalam keluarga.
34
kelompok baru yang ada dalam lingkungan sekitarnya.
Remaja pun rela menganut kebiasaan-kebiasaan yang berlaku
dalam suatu kelompok remaja.
35
dengan teman sebayanya melalui keputusannya dalam
memilih sekolah dan lingkungan sekitarnya.
36
remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari
hubungan seks bebas di kalangan remaja.
D.Rangkuman :
Sesungguhnya terdapat hubungan antara dunia
pergaulan orang tua dengan remaja serta teman sebayanya.
Orang tua mampu menunjukkan cara bagaimana bergaul
dengan teman sebayanya yang positif, namun jika orang tua
tidak memberikan ruang bagi terbentuknya kemandirian
remaja, maka akan terlibat dalam pergaulan yang salah yaitu
bergaul dengan remaja yang negatif.
37
Lampiran : Skenario Sosiodrama
SOSIODRAMA
“Peran Lingkungan Sosial”
Pemain dalam sosiodrama :
38
Andri : Beres.
39
Andri : Setuju banget sih, sampe ketemu nanti
malem deh yaa.
40
ayahmu itubenar kamu harus lebih fokus
dengan sekolahmu. Terlalu banyak main pun akan
membuatmu lupa dengan tanggung jawabmu nak.
41
Andri : Balapan ya?
42
tak tega melihat anaknya yang hanya duduk dikursi roda
dimasa remajanya ini. Selain itu teman-temannya pun tak
kunjung datang untuk menjenguk Andri yang selama ini
membutuhkan dukungan-dukungan untuk dia bisa cepat
sembuh dan bisa berjalan kembali seperti biasanya.
43
Andri : Yah, maafin andri ya. andri belum bisa
menjadi anak yang bisa dibanggakan buat
ayah sama ibu. Maafin Andri ya yah
44
E. Tes
1. Apakah dampak dari pergaulan yang buruk?
2. Pelajaran hidup seperti apa yang dapat dipetik dari
sosiodrama “Peran Lingkungan Sosial?”
3. Apa komentar anda mengenai sosiodrama “Peran
Lingkungan Sosial?”
4. Bagaimana bentuk refleksi diri setelah mengikuti
Bimbingan Kelompok ini?
a. Apa yang akan anda lakukan jika mengalami
kejadian seperti yang dialami Andri?
b. Bagaimana komentar anda tentang tokoh seorang
Andri?
c. Nasihat apa yang dapat anda berikan bila
menemukan sosok seorang Andri?
45
46
PENGEMBANGAN 4
Sumber : http://hizbut-tahrir.or.id/
A. Tujuan :
1. Remaja dapat menjelaskan pengertian perilaku seks
bebas.
2. Remaja dapat menguraikan penyebab terjadinya
perilaku seks bebas dikalangan remaja.
3. Remaja dapat menyebutkan dampak dari seks bebas.
4. Remaja dapat menunjukkan cara melindungi diri
sendiri dari perilaku seks bebas.
47
B. Proses Bimbingan Kelompok :
1. Tahap Pembentukan
a. Menciptakan suasana saling mengenal, hangat, dan
rileks.
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat bimbingan kelompok
secara singkat.
c. Menjelaskan peran masing-masing anggota dan
pembimbing pada proses bimbingan kelompok yang akan
dilaksanakan.
d. Menjelaskan aturan kelompok dan mendorong anggota
untuk berperan penuh dalam kegiatan kelompok.
e. Memotivasi anggota untuk saling mengungkapkan diri
secara terbuka.
f. Memotivasi anggota untuk mengungkapkan harapannya
dan membantu merumuskan tujuan bersama.
2. Tahap Transisi
a. Mereview tujuan dan kesepakatan bersama.
b. Memotivasi anggota untuk terlibat aktif dan mengambil
manfaat dalam tahap inti.
48
c. Mengingatkan anggota bahwa kegiatan akan segera
memasuki tahap inti.
3. Tahap Kegiatan
a. Pemimpin kelompok mengemukakan topik bahasan
yang telah dipersiapkan.
b. Menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
c. Melakukan tanya jawab tentang topik yang
dikemukakan oleh pemimpin kelompok
d. Pembahasan topik secara tuntas.
e. Melakukan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama.
f. Menegaskan komitmen anggota kelompok (apa yang
segera dilakukan berkenaan dengan topik yang telah
dibahas)
4. Tahap Pengakhiran
a. Bahwa kegiatan Bimbingan Kelompok akan diakhiri.
b. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai
kemajuan yang dicapainya masing-masing.
c. Pembahasan kegiatan lanjutan
d. Pesan serta tanggapan anggota kelompok
e. Ucapan terima kasih
f. Berdoa
49
C. Uraian Materi :
50
emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang
benar.
Awal mula seorang remaja terjerumus dalam
pergaulan bebas adalah salah bergaul dan mudah terpengaruh
oleh temannya yang membawa pengaruh negatif.
Kebanyakan remaja ini ingin di puji dan di katakan gaul oleh
teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang
berkelanjutan. Berikut Beberapa faktor yang mendorong para
remaja untuk melakukan seks bebas adalah sebagai berikut:
1. Kehidupan iman yang rapuh.
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan
pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan
ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh
situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks
bebas karna kurangnya keimanan dalam dirinya. Jika
pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan
diluar agama tentu juga sangat minim.
2. Kurangnya perhatian orang tua.
Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang
remaja. Perhatian orang tua sangat diperlukan, karena orang
tualah yang paling dekat dengannya. Bimbingan orang tua
sangat berpengaruh pada tingkah laku, namun apabila orang
51
tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka
seorang remaja tersebut akan mudah terjerumus dalam
kebiasaan berseks bebas.
3. Kurangnya pengetahuan tentang seks bebas.
Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah
bentuk penyaluran kasih sayang dalam sebuah hubungan
berpacaran, tidak sedikit dari remaja merasa kegiatan pacaran
mereka tidak efektif apabila tidak melakukan hubungan seks
bebas.
4. Rasa ingin tahu tentang sesuatu yang berbau seksual.
Pada usia remaja rasa keingintahuannya begitu besar
terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan
bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang
tidak terbatas masuknya. Maka rasa penasaran tersebut
semakin mendorong remaja untuk lebih jauh lagi melakukan
berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa
hal tersebut sangat berbahaya untuk dirinya sendiri.
5. Salah bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para
remaja. Apabila seorang remaja salah dalam memilih teman
maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih
masa depan, maka siapapun yang ingin masa depannya cerah
52
ditengah bekapan arus globalisasi, maka ia harus pandai
dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan rusak masa
depannya jika bergaul dengan orang-orang yang
membenarkan kemaksiatan.
Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan
bebas.Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi
semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya
pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan
ketidak stabilan emosi remaja.Hal tersebut menyebabkan
perilaku yang tidak terkendali.
Ada beberapa dampak yang ditimbulkan dari perilaku
seks bebas di kalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit
menular seksual. Seperti kita ketahui bahwa banyak dampak
buruk dari seks bebas dan cenderung bersifat negatif seperti
halnya, seks bebas dapat berakibat fatal bagi kesehatan kita.
Tidak kurang dari belasan ribu remaja yang sudah terjerumus
dalam seks bebas. Seks bebas dapat terjadi karena pengaruh
dari lingkungan luar dan salah pilihnya seseorang terhadap
lingkungan tempatnya bergaul. Seks bebas sangat berdampak
buruk bagi para remaja, dampak dari seks bebas adalah hamil
di luar nikah, aborsi, dapat mencorengkan nama baik orang
tua, diri sendiri, guru serta nama baik sekolah. Padahal seks
53
bebas bukanlah segalanya, dimana mereka hanya mendapat
kenikmatan semata, sedang mereka tidak memikirkan akibat
yang harus mereka tanggung seumur hidup. Hal ini jelas
sangat berbahaya bagi remaja yang terjerumus di dalam seks
bebas.
Berikut beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan
seks bebas:
2. Mengakibatkan kehamilan.
54
mengakibatkan kesusahan dan malapetaka bagi remaja
bahkan keturunannya.
4. Penyebaran Penyakit.
55
Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya
kemampuan intelektual, tetapi juga mengembangkan
kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya
diri, mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan
yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga diri,
mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu
mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang
lain.
Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja
bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ
reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, Dengan
demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan
melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja
saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek saja terhadap
perkembangan anak-anaknya.
2. Memperbaiki Cara Berkomunikasi.
56
terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian
secara mendalam.
3. Pacaran sehat.
Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan seks, karena
tidak sedikit mereka yang melakukan seks bebas bersama
kekasihnya. Disitulah kita tanamkan budaya pacaran sehat
tanpa seks. Berpacarn sehat itu seperti: tidak berhubungan
seks, pacar sebagai pemberi motivas
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
mengantisipasi adanya pergaulan bebas khususnya di
kalangan remaja. Selain itu, kita juga harus mewaspadai
hubungan dengan lawan jenis apakah hubungan ini mengarah
pada seks bebas atau tidak.
Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda
pada pola hidup seks bebas, jika terus-menerus mengalami
godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu
suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya. Godaan
semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang
benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.Saat ini
untuk menekankan jumlah pelaku seks bebasterutama di
kalangan remajabukan hanya membentengi diri mereka
dengan unsur agama yang kuat, namun juga dibentengi
57
dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam
memilih teman-temannya.Karena ada kecenderungan remaja
lebih terbuka kepada teman dekatnya dibandingkan dengan
orang tua sendiri.Selain itu, sudah saatnya di kalangan
remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan
reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks
secara vulgar.’
Dampak seks bebas bagi remaja tentunya dapat merugikan
diri sendiri, keluarga, maupun pihak sekolah. Berikut
dampak dari perilaku seks bebas
58
D. Rangkuman :
Kapan seks bebas dapat terjadi atau dilakukan? Pada
saat para anak-anak laki atau perempuan mulai mengalami
perubahan bentuk badan atau memasuki frase remaja. Seks
bebas juga terjadi ketika adanya iman yang rapuh, kurangnya
kasih sayang serta perhatian dari orang tua, kurangnya
pemahaman tentang seks bebas, rasa ingin tahu yang berbau
seksualtanpa memikirkan resiko yang nantinya dihadapi,
serta salah bergaul dengan teman-teman yang berdampak
negatif untuk dirinya sendiri. Apalagi jika teman-temanya
mengatakan bahwa seks terasa nikmat, di tambah lagi adanya
segala informasi yang tidak terbatas.
59
Lampiran : Skenario Sosiodrama
SOSIODRAMA
“SEKS BEBAS”
Pemain dalam sosiodrama :
Leni sebagai pemeran utama
Ibu sebagai ibu dari pemeran utama
Roy sebagai kekasih Leni
Budhe sebagai tante dari pemeran utama
Kiki sebagai teman dari pemeran utama
Dona sebagai perantara dalam proses perubahan
Ada seorang gadis yang bernama Leni, ia sosok
seorang gadis yang ceria dan memiliki banyak teman selain
itu ia dilahirkan dari keluarga yang sangat berkecukupan,
ibunya seorang wanita karir namun kurang memiliki waktu
lebih bersama dengan Leni.
Ibu : Leni, ibu berangkat mau pergi dulu ya ada
urusan diluar kota dan untuk sementara
waktu kamu tinggal sama budhe dulu ya,
uang jajan kamu sudah ibu titipkan sama
budhe.
60
Leni : Iya bu, hati-hati dijalan
Ketika Leni tidak mendapatkan perhatian dan kasih
sayang dari orang tuanya, Leni rela melakukan apapun untuk
kekasihnya supaya ia tidak ditinggalkan.
Budhe : Jadi, kamu habis jalan sama pacar kamu
yang berandalan itu? Asal kamu tahu ya,
ibumu menitipkanmu sama budhe karena dia
percaya sama budhe buat bisa jagain kamu.
Kalau kamu bandel kaya gini, budhe yang
disalahkan olehibumu.
Leni : Budhe berisik banget sih, kaya ngga
pernah muda aja
Budhe : Kalau kamu mau nginep disini, kamu
harus ikutin semua aturan dirumah ini.
Leni : Iya iya bawel banget si budhe.
Saat libur tiba, Roy mengajak Leni untuk ke tempat
villa keluarganya, Leni merasa Roy adalah laki-laki yang
baik hingga akhirnya mereka melakukan sesuatu yang
seharusnya tidak dilakukan. Beberapa bulan kemudian, Leni
merasa berat badannya semakin bertambah dan tidak datang
bulan. Hingga akhirnya ia berinisiatif untuk menggunakan
tes kehamilan.
61
Leni pergi kerumah Kiki untuk menceritakan apa yang
terjadi dengannya.
Leni : Ki, aku hamil ki. Aku ngga tau harus
gimana lagi dan ngga tahu harus cerita
sama siapa.
Kiki : Anak siapa yang ada dikandungan kamu Len?
Leni : Ini anaknya Roy
Kiki : Roy, terus dia tanggung jawab ngga sama
kamu dan anak dalam perutmu?
Leni : Aku ngga tahu, aku belum cerita sama dia
soal ini. Aku takut ki, aku takut dimarahin
sama ibuku
Kiki : Sekarang kamu temui Roy dan ceritakan
apa yang sudah terjadi, jika dia tidak
tanggung jawab kita laporkan saja dia ke
polisi.
Leni : Iya ki, kamu temenin aku ketemu Roy yaa
Kiki : Iya, sekarang kita ketemu sama Roy ya.
Akhirnya Leni dan Kiki pergi menemui Roy
untuk meminta pertanggung jawaban
dengannya.
Leni : Roy, aku hamil
62
Roy : Hamil, ko bisa sih? Kita gugurkan saja ya
kandungannya, aku belum siap punya anak Len
Kiki : Digugurin? Ini anak kamu, anak kamu
sama Leni. Apa kamu tega mau gugurin anak
kalian, dosa kalian makinbesar kalau kalian
menghilangkan anak kalian sendiri.
Leni : Sebenarnya aku juga belum siap untuk
menikah dan punya anak, tapi ini anak
kamu. Apa kamu tega menggugurkan anak ini?
Pokoknya aku ngga mau kalau anak ini
digugurkan roy, ini anak kita.
Kiki : Roy, kalau kamu tidak tanggung jawab akan
kami laporkan kamu ke polisi.
Roy : Oke oke, aku akan tanggung jawab dan akan
menikahimu. Kita besarkan anak kita sama-
sama ya.
Leni dan Roy pun menikah dengan usia yang masih
sangat muda dan mereka pun hidup dengan sederhana dan
tidak memiliki penghasilan tetap. Namun pertengakaran yang
terjadi dalam rumah tangga mereka tak kunjung habis, saling
curiga satu sama lainpun terjadi diantara mereka.
63
Leni : Apakah ini nasib kita setelah selama ini
melakukan banyak dosa? Rumah tangga kita
hancur roy, dan kamu mencoba selingkuh
dibelakang aku. Aku lihat kamu pergi
boncengan dengan wanita lain.
Roy : Selingkuh, aku ngga pernah selingkuh dari
kamu. Aku coba cari kerja biar kamu dan anak
kita bisa makan. Aku ngojek pake motor temen
aku dan ini semua buat kamu dan kebutuhan
anak kita Leni.
Leni : Jangan bohongi aku roy
Roy : Aku tidak berbohong, aku sedang berusaha
untuk mencukupi kebutuhan kita sehari-hari,
karena aku sadar aku belum bisa jadi ayah yang
baik buat anak kita.
Leni : Kamu ayah yang baik Roy, kita sama-sama
kerja ya biar kebutuhan kita semua terpenuhi.
Pertengakaran yang terjadi diantara mereka karena
kurangnya komunikasi yang baik, sehingga mereka mudah
berselisih paham. Hingga akhirnya Leni mengajak Roy untuk
mengikuti beberapa kegiatan untuk menguatkan kembali
iman yang ada pada diri mereka.
64
Dona : Sepertinya kegiatan hari ini kita mendatangkan
pasangan baru, bisakah pasangan ini
memperkenalkan diri?
Leni : Nama saya Leni, dan ini suami saya Roy
Dona : Baik, selamat bergabung dikegiatan kami ini
semoga kegiatan yang kita lakukan bersama
dapat bermanfaat untuk kita semua, selain itu
juga agar iman yang sudah tertanam dalam diri
kita semakin kuat dan kita pun semakin jauh
untuk melakukan dosa.
Dalam kegiatan keimanan ini semua orangnya sangat
bersahabat dan mereka merasa sangat diterima, Leni dan Roy
merasa kegiatan ini berdampak positif yang dimana untuk
menguatkan iman kita agar tidak mudah terjerumus dalam
dosa.
Leni : Aku ngga mau melakukan dosa-dosa lagi Roy,
aku ngga mau terus-menerus terjerumus dalam
dosa, dosa yang kita lakukan dulu sampai kita
harus menikah di usia muda seperti ini.
Roy : Aku juga Len, dosa yang udah kita lakuin
selama ini memang banyak banget. Kita sama-
sama besarin anak kita dengan penuh kasih
65
sayang ya, kita didik anak kita supaya tidak
jatuh dalam dosa seperti kita.
Dengan usia yang masih relatif muda, akhirnya Leni dan
Roy mencoba untuk mempertanggung jawabkan perbuatan
mereka sewaktu dulu, mereka mencoba untuk mendidik anak
mereka dengan penuh kasih sayang dan berusaha untuk
selalu memperhatikan anak mereka agar tidak terjerumus
dalam dosa seperti orang tuanya.
66
E. TES
67
Salah satu bentuk dari dampak Seks Bebas dikalangan
remaja :
68
PENGEMBANGAN 5
POLA ASUH TERHADAP SEKS BEBAS
http://www.satujam.com
A. Tujuan :
1. Remaja dapat menguraikan komunikasi yang lebih efektif
dengan orang tuanya agar terbentuk menjadi remaja yang
positif.
2. Remaja dapat menjalankan media sosialnya dengan baik
dan positif.
3. Remaja dapatmenunjukkan hasil pengawasan dari orang
tua mengenai kemajuan teknologi yang baik dan positif.
69
B. Proses Bimbingan Kelompok :
1. Tahap Pembentukan
a. Menciptakan suasana saling mengenal, hangat, dan
rileks.
b. Menjelaskan tujuan dan manfaat bimbingan kelompok
secara singkat.
c. Menjelaskan peran masing-masing anggota dan
pembimbing pada proses bimbingan kelompok yang
akan dilaksanakan.
d. Menjelaskan aturan kelompok dan mendorong anggota
untuk berperan penuh dalam kegiatan kelompok.
e. Memotivasi anggota untuk saling mengungkapkan diri
secara terbuka.
f. Memotivasi anggota untuk mengungkapkan harapannya
dan membantu merumuskan tujuan bersama.
2. Tahap Transisi
a. Mereview tujuan dan kesepakatan bersama.
b. Memotivasi anggota untuk terlibat aktif dan mengambil
manfaat dalam tahap inti.
70
c. Mengingatkan anggota bahwa kegiatan akan segera
memasuki tahap inti.
3. Tahap Kegiatan
a. Pemimpin kelompok mengemukakan topik bahasan
yang telah dipersiapkan.
b. Menjelaskan pentingnya topik yang akan dibahas.
c. Melakukan tanya jawab tentang topik yang
dikemukakan oleh pemimpin kelompok
d. Pembahasan topik secara tuntas.
e. Melakukan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama.
f. Menegaskan komitmen anggota kelompok (apa yang
segera dilakukan berkenaan dengan topik yang telah
dibahas)
4. Tahap Pengakhiran
a. Bahwa kegiatan Bimbingan Kelompok akan diakhiri.
b. Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai
kemajuan yang dicapainya masing-masing.
c. Pembahasan kegiatan lanjutan.
d. Pesan serta tanggapan anggota kelompok.
e. Ucapan terima kasih.
f. Berdoa
71
C. Uraian Materi :
Keluarga berperan penting dalam
mengembangkan pribadi remaja, pengasuhan orang tua yang
penuh kasih sayang dan pendidikan tentang kehidupan, baik
agama maupun sosial budaya merupakan faktor kondusif
dalam mempersiapkan remaja menjadi pribadi dan anggota
masyarakat yang baik dan sehat. Pembentukan pribadi
remaja yang positif tidak terlepas dari pola asuh yang
diterapkan orang tua didalam keluarga.
Komunikasi dalam keluarga mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep
diri, aktualisasi diri, untuk memperoleh kebahagiaan , untuk
menghindarkan diri dari tekanan dan ketegangan, bahkan
mampu menghindari diri dari perilaku yang dapat merugikan
dirinya sendiri.
Kehadiran keluarga sebagai komunitas
masyarakat kecil, memiliki arti yang sangat penting dalam
membangun komunitas masyarakat yang lebih luas. Oleh
karena itu, kehidupan keluarga yang harmonis perlu
dibangun atas dasar sistem interaksi yang kondusif.
Banyak anak yang disiplin dalam kehidupannya karena
mencontoh perilaku orang tuanya, hal ini mereka dasari dari
72
mencontoh dan melihat. Sikap saling menghargai antara
orang tua dan anak akan memberi nilai lebih pada keluarga
dan lingkungannya serta komunikasi yang efektif akan
menjadi jembatan yang bernilai lebih antara orang tua dan
anak-anaknya.
Salah satu kebebasan anak di usia remaja pada saat
sekarang adalah penggunaan media sosial yang berbasis
internet baik berupa facebook, line up, whatsapp, instagram,
path dan sebagainya yang dapat dengan mudah diakses
melalui handphone, laptop, notebook maupun warnet yang
sudah tersebar. Dengan segala dampak positif dan negatifnya
media sosial pada saat ini sudah menyatu dengan anak usia
remaja dalam kehidupan sehari harinya. Media sosial yang
berbasis internet telah menyediakan dunia tanpa
batas(borderless). Bagi remaja semua informasi dapat
diakses, mulai dari informasi yang dibutuhkan untuk ilmu
pengetahuan maupun informasi yang tidak ada hubungannya
dengan ilmu pengetahuan bahkan informasi yang dilarang
untuk diakses.
Berbagai dampak negatif dalam penggunaan media
sosial yang tanpa kontrol / filter tersebut berujung pada
berbagai bentuk kenakalan remaja bahkan tindakan kriminal
73
yang menunjukan adanya kemerosotan moral remaja,
sehingga dibutuhkan kontrol dan pengawasan dari
lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat. Orang tua sebagai lingkungan terdekat dalam
keluarga memegang peranan penting dalam memberikan
pengawasan terhadap remaja dalam penggunaan media
sosial.
74
sebelum anak menggunakan media sosial.Meletakan pondasi
agama dan akhlak yang kuat kepada remaja merupakan sikap
keteladanan orang tua yang mampu menciptakan filter bagi
remaja dalam memilih dan memilah mana yang boleh dan
tidak boleh diakses dalam penggunaan media sosial.
D. Rangkuman :
Seiring dengan semakin meningkatnya akses internet,
tidak terkecuali pada anak dan remaja. Media sosial
merupakan salah satu aplikasi yang banyak digunakan, yang
seharusnya berada dalam pengawasan orang tua. Keuntungan
yang dapat diperoleh remaja dari media sosial antara lain
sebagai sarana komunikasi dengan teman dan keluarga,
meningkatkan kreativitas dengan berbagi ide atau seni lain
serta berhubungan dengan orang lain dengan minat yang
sama di berbagai kesempatan untuk berpartisipasi pada
kegiatan.
Hanya saja, perlu dipertimbangkan kerugian remaja
dalam memanfaatkan media sosial untuk berbagi hal negatif,
risiko bertemu dengan orang asing yang membuat mereka
merasa takut atau tidak nyaman, melihat tayangan iklan yang
tidak sesuai usia, melakukan aktivitas yang tidak jelas,
75
hingga membuka kemungkinan tindakan pelecehan di dunia
maya atau dikenal dengan istilah cyberbullying. Media sosial
merupakan bagian dari perkembangan internet yang masih
sangat sulit untuk dibendung. Hindari sikap acuh dari orang
tua, lalu tetapkan aturan dan pengawasan agar remaja tetap
aman dalam menggunakan media sosial.
76
Lampiran : Sknenario Sosiodrama
SOSIODRAMA
“POLA ASUH KELUARGA”
Pemain dalam sosiodrama :
Dewi dan Galih sebagai semeran utama
Ayah dan Ibu sebagai orang tua pemeran utama
Detta sebagai sahabat dari dewi (Pemeran utama)
Bobby dan Alif sebagai sahabat dari galih (Pemeran Utama)
77
Ayah : Nanti malah ayah harus bertemu dengan klien,
lain waktu saja kita pergi bersama untuk makan
malam ya.
Galih : Kenapa sih, ayah dan ibu selalu ngga
pernah punya waktu buat kita. Aku dan Dewi
kan hanya minta waktu kalian untuk pergi
makan malam saja.
Ibu : Galih, ayah dan ibu bekerja juga untuk kalian
mulai dari mencukupi kebutuhan kalian, sekolah
kalian juga. Kalau semuanya bisa terpenuhi kan
kalian juga yang seneng.
Ayah : Sudah ya, ayah dan ibu sudah terlambat pergi
kerja nanti kita bicarakan lagi.
Dewi : Mereka sibuk banget ya kak, kadang-kadang
Dewi merasa kesepian kak kalau ngga ada ibu
dan ayah dirumah.
Galih : Iya, kakak juga. Yaudah ngga papa kan kita
masih bisa main sama temen-temen.
Setibanya mereka disekolah, mereka bercanda gurau
bersama teman-teman mereka. Namun untuk pergaulan
remaja masa kini lebih mengutamakan smartphonenya
dibandingkan dengan interaksi sosial secara langsung. Akibat
78
dari rasa kesepian yang dialami Dewi, ia selalu
melampiaskannya dengan menggunakan smartphonenya
tanpa memperdulikan lingkungan sosialnya.
Detta : Dewi, kamu kok main handphone terus sih kita
lagi makan. Makan dulu dong, handphonenya
diletakin dulu kali.
Dewi : Iya Det, bawel banget sih. Aku lagi seru main
facebook nih.
Detta : Di facebooknya kamu itu apaan sih, sampe asik
banget gitu
Dewi : Aku lagi kenalan nih sama laki-laki ganteng.
Detta : Hah, laki-laki siapa? Kamu kenal dimana?
Dewi : Namanya Ucok, dia lucu banget loh makanya
chattingan sama dia seru banget nih.
Detta : Ucok? Siapa tuh? Kok aku baru denger
namanya yaa.
Dewi : Ya ampun Detta, aku aja baru kenal ketemu
aja juga belum.
Detta : Ya udah aku ngga mau ganggu orang yang lagi
kasmaran lah.
Ketika Dewi dan Ucok masih asik dengan chattingan
mereka, Galih bertemu dengan teman-teman sekolahnya
79
yang bernama Bobby dan Alif. Bobby dan Alif
memperkenalkan situs-situs yang memang seharusnya tidak
dipergunakan anak-anak dikalangan remaja.
Bobby : Hei Galih, kamu lagi ngapain?
Galih : Ngga lagi ngapa-ngapin Bob, lagi suntuk aja
nih bosen banget aku dirumah soalnya ngga ada
siapa-siapa selain Dewi dan bibi.
Bobby : Bosen? Sama aku juga, tapi aku selalu punya
solusinya biar kita itu ngga gampang bosen.
Iya ngga Lif?
Galih : Solusi? Solusi apaan Lif?
Alif : Jadi gini lih, aku sama bobby selalu pergi ke
warnet buat nonton film.
Galih : Film? Film apaan bob? Ikutan dong, aku bosen
banget dirumah.
Bobby : Yakin nih mau ikut?
Galih : Iya, dari pada aku dirumah terus, kan suntuk.
Bobby : Oke lif, kita ajak aja si Galih biar ngga
wawasannya makin luas.
Setibanya mereka di warnet, mereka asik membuka
situs-situs porno, yang dimana situs-situs tersebut tidak
diperbolehkan anak-anak seusia mereka membukanya,
80
karena akan berdampak negatif untuk diri mereka dimasa
sekarang dan dimasa depan.
Bobby : Gimana lih masih suntuk ngga?
Galih : Kalian tahu dari mana sih situs-situs kaya gitu?
Alif : Rahasia
Galih : Besok-besok kalau kalian mau ke warnet lagi
aku diajakin dong, aku yang bayar per jamnya
deh.
Alif : Serius? Kalau kaya gitu, besok kita ajakin si
Galih terus aja Bob biar dia juga ngga suntuk
terus dirumah.
Bobby : Siap
Dewi dan Galih terus asik dengan dunianya mereka
masing-masing, Dewi sibuk berkenalan dengan teman
barunya yang ia temukan di media sosial, sedangkan Galih
semakin asik dengan dunianya dalam membuka situs-situs
yang sangat dilarang. Orang tua mereka semakin sibuk dan
semakin kurang perhatian untuk anak-anak mereka.
Suatu hari, Dewi diajak bertemu dengan Ucok yang
dimana adalah seorang anak laki-laki yang sama sekali tidak
dikenalinya. Dan akhirnya mereka bertemu untuk
berbincang-bincang secara langsung.
81
Ucok : Dewi, apakah besok kamu sibuk?
Dewi : Seperti besok aku tidak sibuk Ucok.
Memangnya ada apa?
Ucok : Besok aku ingin mengajakmu bertemu, apakah
kamu mau?
Dewi : Bertemu denganmu? Boleh saja, jemput aku
sepulang sekolah ya.
Ucok : Okey, sampai berjumpa besok sepulang
sekolah ya.
Setibanya pulang sekolah, Dewi sudah menunggu Ucok
di sekitaran sekolahnya, namun yang terjadi Ucok mengajak
kedua temannya untuk bertemu dengannya. Dewi merasa
bahwa lelaki yang ia kenal di media sosial itu tidak sesuai
dengan foto yang ada di profil facebook.
Ucok dan teman-temannya menghampiri Dewi dan
memaksanya untuk masuk ke dalam sebuah mobil, ternyata
Ucok yang selama ini dia kenal adalah sosok seorang
penculik, Dewi dikurung dan di perkosa sehingga ia mulai
depresi karena orang tuanya belum bisa menemukan Dewi.
Setelah kabar Dewi menghilang, orang tuanya
melaporkan ke pihak yang berwajib. Tak lama kemudian,
pihak yang berwajib pun mampu menemukan Dewi dalam
82
keadaan yang sangat tidak baik. Ketika kejadian itu, ia
dibawa ke seorang konselor agar Dewi bisa berangsur
membaik secara perlahan-lahan.
Namun hal serupa terjadi pada Galih, ia menjadi
seorang anak yang kecanduan film porno dan lupa
bagaimana tanggung jawab dari seorang pelajar. Orang tua
Galih mendapatkannya disebuah warnet, yang dimana ia
masih asik dengan dunianya sendiri.
Ayah : Galih, apa yang sedang kamu lakukan disini?
Galih : Ayah! Ayah ngapain disini?
Ayah : Seharusnya kamu yang jawab pertanyaan ayah.
Kamu sedang apa disini?
(Ayahnya telah mengetahui bahwa Galih sedang menonton
film porno yang selama ini ia tonton)
Ayah : Sekarang kamu ikut ayah pulang!
Galih : Ayah apaan sih, aku masih pengen disini. Ayah
aja sana yang pulang, ayah aja sana yang kerja.
Ayah sama ibu ngga pernah dirumah, aku sama
Dewi kesepian yah danayah ngga pernah tahu
apa yang aku dan Dewi rasain.
83
Ayah : Ayah dan ibu kerja siang dan malam juga
untuk kamu dan Dewi. Buat biaya hidup
kalian,sekolah kalian juga.
Galih : Aku tahu itu yah, tapi apa ngga ada sedikit
waktu yang bisa kalian kasih buat aku dan
Dewi? Uang yang selama ini kalian cari ngga
akan ada gunanya buat kami kalau kalian
egois kaya gini.
Galih pergi meninggalkan ayahnya diwarnet sendirian,
ayahnya bingung harus berbuat apa ia merasa bahwa saat ini
keluarganya telah hancur. Anak-anaknya tak bisa
mendapatkan kasih sayang sepenuhnya dari orang tua mereka
sendiri.
Dalam keadaan sangat marah, Galih menjalankan motornya
dengan sangat kencang hingga akhirnya ia tertabrak mobil
dan nyawanya tak bisa diselamatkan.
Keluarga mereka menjadi hancur karena kurang adanya pola
asuh yang baik dan kurangnya komunikasi. Kurangnya pola
asuh dan komunikasi yang baik didalam keluarga akan
membawa pengaruh yang buruk untuk para remaja. Remaja
sangat membutuhkan orang dewasa agar bisa terbentuk
menjadi remaja yang baik dan memiliki aktifitas-aktifitas
84
yang berdampak positif untuk dirinya dimasa sekarang
maupun dimasa depan.
85
E. Tes :
1. Apakah dampak negatif dari media sosial?
2. Pelajaran hidup seperti apa yang dapat dipetik dari
sosiodrama “Pola Asuh Keluarga”
3. Apa komentar anda mengenai sosiodrama “Pola Asuh
Keluarga?”
4. Bagaimana bentuk refleksi diri setelah mengikuti
Bimbingan Kelompok ini?
a. Apa yang akan anda lakukan jika mengalami kejadian
seperti yang dialami Dewi?
b. Apa yang akan anda lakukan jika mengalami kejadian
seperti yang dialami Galih?
c. Bagaimana komentar anda tentang tokoh seorang Galih
dan Dewi?
d. Nasihat apa yang dapat anda berikan bila menemukan
sosok seorang Galih dan Dewi?
86
DAFTAR PUSTAKA
Dariyo,A.2004.PsikologiPerkembanganRemaja.Bogor.Ghalia
Indonesia
87