Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM DISTRIBUSI INFORMASI

ANALISIS HASIL WAWANCARA

RT DAN RW DESA TEGALWARU

Disusun Oleh:

Kelompok Betawi

Anggi Anggarani J0301201007

Vitri Puspitasari J0301201036

Tsalsa Gusmyarni Fasya J0301201072

Vino Bintang Akbar J0301201120

Aleisa Dian Mutia J0301201243

Faqih Thariqullah J0301201283

Kelas A Praktikum 2

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN DIGITAL

SEKOLAH VOKASI

IPB UNIVERSITY

BOGOR

2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kampus Desa merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa di Perguruan
Tinggi S1 Terapan IPB University, yang dikembangkan melalui community outreach
untuk mendukung pendidikan masyarakat yang terkait dengan kehidupan masyarakat.
Pelaksanaan Village Campus ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat
wilayah Bogor. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan empati dan kepedulian terhadap
berbagai masalah nyata yang dihadapi masyarakat dan pembangunan berkelanjutan yang
diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan. Mewujudkan kepentingan umum yang
sejalan dengan masyarakat yang sebenar-benarnya. Selain itu, kegiatan Kampus Desa
diharapkan dapat menghasilkan pribadi-pribadi yang tangguh, berprestasi, dan berakhlak
mulia, serta yang masuk ke masyarakat dengan jiwa kepemimpinan dapat menjadi pribadi
yang luar biasa.
Pengabdian Masyarakat merupakan kegiatan yang memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk belajar dan bekerja bersama-sama dengan masyarakat dengan
memberikan edukasi penyuluhan. Dalam hal ini, diperankan sebagai problem solver,
motivator, fasilitator, dan dinamisator dalam proses penyelesaian masalah dan
pembangunan/ pengembangan masyarakat. Melalui pembaruan konsep tersebut,
mengedukasi masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang ada di desa. Melalui
analisis lingkungan serta wawancara kepada masyarakat untuk menemukan permasalahan
yang dominan di desa. Intelektual muda diharapkan mampu mengembangkan diri sebagai
agen atau pemimpin perubahan yang secara cerdas dan tepat menyelesaikan masalah
yang dihadapi masyarakatnya. Dengan kata lain, melalui Kampus Desa ini, dapat
membantu pembangunan dalam masyarakat/ pemberdayaan masyarakat melalui edukasi
beserta solusi-solusi alternatif yang diberikan. Terletak di Jl. Manunggal, Tegalwaru,
Kec. Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16620.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah yang dikaji
pada laporan ini adalah :
1) Bagaimana keadaan potensi lingkungan dan masyarakat Desa Tegal Waru?
2) Apa saja kendala dalam program Desa Tegal Waru dan juga UMKM yang belum
terlaksana?
3) Apa saja solusi yang ada untuk mengatasi kendala yang terjadi di Desa Tegal Waru?

C. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas, tujuan penulisan laporan Analisis
Permasalahan Di Desa Tegal Waru adalah sebagai berikut :
1) Menjelaskan bagaimana kondisi dan potensi lingkungan serta masyarakat di Desa Tegal
Waru.
2) Menjelaskan Apa saja kendala dalam program Desa Tegal Waru dan juga UMKM yang
belum terlaksana.
3) Apa saja solusi yang ada untuk mengatasi kendala yang terjadi di Desa Tegal Waru.

BAB II
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu
Penelitian dan pengumpulan data ini dilakukan secara offline atau turun lapang.
Penelitian dan pengumpulan data ini akan dilakukan selama 6 minggu sampai dengan
selesai atau disesuaikan dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

B. Data dan Instrumen


Data dan instrumen merupakan bahan penunjang dalam proses melengkapi
informasi terkait rumusan masalah serca tertuju untuk mencapai tujuan, jenis data dan
instrumen yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.
Data primer digunakan untuk mendukung isi tugas akhir ini berupa observasi dan diskusi
dari data data yang dibutuhkan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung.
Data ini diperoleh melalui website atau halaman di internet yang berkaitan dengan judul
yang dibahas dalam laporan tugas akhir dan pendukung lainnya seperti media social.

3. Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data. Instrumen
yang digunakan dalam pengumpulan data tersebut yaitu berupa daftar pertanyaan.
Instrumen tersebut didukung oleh alat penunjang berupa buku catatan,
handphone,kamera, dan laptop.

C. Teknik pengumpulan Data


Teknik penelitian diartikan sebagai suatu cara nyata dalam penelitian terutama
dalam kegiatan pengumpulan data. Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dalam suatu penelitian. Dalam pengumpulan data,
peneliti melakukan serangkaian aktivitas observasi terhadap data lapangan melalui
wawancara/interview alat pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan.
Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang paling strategis dalam
suatu penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan data dan
bersumber pada data tersebut peneliti dapat melakukan analisis yang pada akhirnya
peneliti akan menemukan substansi yang dipermasalahkan dalam rumusan masalah
penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian akan banyak
mengalami kesulitan dalam penelitian dan tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang diperlukan dalam penelitian.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan
berbagai cara. Dilihat dari sumber data maka pengumpulan data dapat dilakukan pada
sumber data primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain, dokumen ataupun sumber lain.
Berdasarkan sumbernya, data dapat dibedakan menjadi data primer dan sekunder. Data
primer merupakan informasi yang dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari
sumbernya.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisis Kondisi Lingkungan
Tegalwaru merupakan desa UMKM yang ada di kabupaten bogor, tepatnya di
daerah Ciampea. Desa ini ini memiliki banyak UMKM mulai dari tas, tanaman herbal,
peternakan, perikanan, makanan dan sektor lainnya. Kondisi lingkungan di desa ini cukup
asri dengan jalanan desa yang sangat baik. Didukung dengan keadaan desa dan juga
masyarakat membuat desa ini menjadi desa UMKM yang maju. Pada tingkat terkecil
yaitu RT banyak sekali yang perlu dibenahi terkait dengan kondisi lingkungan. Beberapa
warga setempat masih belum memiliki toilet sendiri, sehingga ada di beberapa titik yang
kurang terjaga kebersihannya. Lalu kondisi irigasi pada tingkat kecil ini juga sedikit
terganggu, karena warga setempat kurang mahir dalam proses irigasi yang ada di tempat
itu. Terkait kondisi warga dan juga pemuda di sektor RT ini berjalan dengan sangat baik.
Pada sektor yang lebih besar yaitu RW keadaan lingkungan lebih baik karena dengan
adanya bantuan dari desa terkait dengan jalanan dan juga pembangunan yang ada pada
tingkat RW ini juga berjalan dengan lancar.

B. Analisis Permasalahan Ekonomi dan UMKM


Desa Tegal Waru berlokasi di Jl. Manunggal, Tegalwaru, Kec. Ciampea,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16620 memiliki jumlah penduduk 12.123 jiwa dan
Sebagian besar profesi sebagai wirausaha. Desa Tegal Waru terdiri dari 6 RW dan 38 RT,
dan masing-masing RW memiliki spesifikasi usaha masyarakat. Dari hasil wawancara
yang sudah dipaparkan oleh Pak RW 04 bernama Sadi mengatakan bahwa terdapat
beberapa program menarik yang sudah dilakukan oleh warga desa Tegal Waru sebagai
desa yang terkenal dengan desa UMKM. Beliau menyebutkan bidang UMKMnya yaitu
antara lain seperti pengrajin pandai besi, pesanan golok ukir, lalu juga ada yang
menggarap lahan salah satu pelakunya tersebut untuk merak jadikan lahan tanaman obat.
Permasalahan ekonomi pada tingkat RT 1 dan RW 4 di desa Tegalwaru ini
menjadi yang mendominasi. Dengan adanya Covid-19 selama 2 tahun lalu membuat
perekonomian warga setempat sedikit menurun apalagi sebagian besar dari mereka
adalah pelaku usaha kecil atau UMKM. Dampak yang ditimbulkan oleh adanya pandemi
ini yaitu seperti aspek penjualan, aspek laba usaha, aspek permodalan, aspek jumlah
karyawan, dan aspek kemampuan pembayaran angsuran bank. Hampir semua pelaku
UMKM (terutama pelaku usaha mikro) mengalami kendala dalam melaksanakan
kewajibannya terhadap kebutuhan hari-harinya.
Menurut Bapak Sadi dan Bapak Amir ada banyak dampak pandemi Covid-19.
Salah satunya adalah penurunan pemasukan ekonomi di setiap pelaku UMKM yang mana
membuat sebagian warga menjadi resah. Ketidakmampuan beberapa pelaku usaha juga
untuk mempertahankan eksistensi dan juga brand awareness di tengah penjualan melalui
media sosial dan juga pasar digital menjadi permasalahan utama yang terjadi di tingkat
RT dan RW ini, karena Sebagian warga desa Tegalwaru yaitu pengrajin UMKM tas
sebesar 70%, dan sebagian besar dari mereka belum juga mempunyai merek dagangnya
sendiri.

BAB IV
SOLUSI

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama kurang lebih 2 tahun ini, telah
memberikan sekali dampak terhadap aspek-aspek dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Begitu juga yang dirasakan oleh warga di Desa Tegal Waru, Kec. Ciampea,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang terkenal sebagai Desa UMKM-nya. Permasalahan
umum yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di Desa Tegal Waru adalah penurunan
laba, kurangnya modal, hingga bingung memasarkan produk UMKM mereka.
Solusi yang dapat dilakukan untuk beberapa permasalahan tersebut adalah
mengenalkan dan mendorong para pelaku UMKM di Desa Tegal Waru dengan platform
online. Beralih berjualan secara online merupakan solusi yang terbaik untuk para pelaku
UMKM tetap bisa bertahan selama pandemi. Solusi tersebut dapat diwujudkan dengan
mengadakan pelatihan tentang pengenalan apa itu platform online, cara branding produk
UMKM, cara membuat kemasan, cara mengirim produk dengan aman sampai ke tangan
pembeli dan cara memasarkan produk mereka secara online.
Para pelaku UMKM di Desa Tegal Waru juga masih banyak yang belum memiliki
brand mereka sendiri, dan solusi yang dapat wujudkan dari permasalahan ini adalah
dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya memiliki brand sendiri, cara
membuat logo dan company profile, dan melakukan legalisasi usaha.
Solusi lain yang bisa diwujudkan melalui para aparatur desa adalah membuat
sebuah sentra berjualan, seperti toko oleh-oleh yang berisi produk dari UMKM yang ada
di Desa Tegal Waru. Tempat tersebut juga sekaligus dapat dijadikan ajang promosi
produk UMKM Desa Tegal Waru. Solusi lainnya juga adalah mengadakan sebuah
kegiatan bazar ketika sedang ada acara-acara besar untuk mengenalkan lebih luas lagi
produk UMKM Desa Tegal Waru kepada pendatang yang mengunjungi Desa Tegal Waru.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat beberapa aspek yang disebabkan oleh pandemi salah satunya yaitu terhadap
sektor UMKM. Dampak yang ditimbulkan oleh adanya pandemi ini yaitu seperti
aspek penjualan, aspek laba usaha, aspek permodalan, aspek jumlah karyawan, dan
aspek kemampuan pembayaran angsuran bank.
2. Ada beberapa dampak yang dirasakan oleh sebagian besar UMKM yang ada di Desa
Tegal Waru seperti, penurunan pemasukan ekonomi di setiap pelaku UMKM. Hal ini
membuat keresahan warga akan pemenuhan biaya hidup di setiap harinya.
3. Solusi yang dapat dilakukan untuk beberapa permasalahan yang ada di Desa Tegal
Waru adalah mengenalkan dan mendorong para pelaku UMKM di Desa Tegal Waru
dengan platform online. Solusi tersebut dapat diwujudkan dengan mengadakan
pelatihan tentang pengenalan apa itu platform online, cara branding produk UMKM,
cara membuat kemasan, cara mengirim produk dengan aman sampai ke tangan
pembeli dan cara memasarkan produk mereka secara online.
B. Saran
Berdasarkan wawancara yang telah dilaksanakan, kami memiliki saran berikut:
1. Para pelaku UMKM di Desa Tegal Waru diharapkan untuk menerapkan strategi atau
solusi yang telah disampaikan. Perumusan strategi pemasaran perlu dilakukan secara
berkala untuk mendapatkan gambaran pasar yang dinamis. UMKM juga diharapkan
dapat beradaptasi dengan baik dalam berbagai kondisi pasar.
2. Pemerintah harus memformulasikan kebijakan yang ideal untuk pelaku UMKM agar
ekonomi mereka dapat kembali pulih. Pemerintah juga harus mengadakan pelatihan
agar pelaku UMKM paham dengan adanya perubahan pemasaran menjadi pemasaran
online, sehingga materi yang diberikan kaitannya untuk meningkatkan pemasaran
secara digital agar pelaku UMKM tetap bertahan di tengah pandemi covid-19.

Anda mungkin juga menyukai