DI KOTA SURABAYA
Dosen Pengampu :
Dr. Anita Ratnasari R., S. T., M. T.
Dr. Ir. Jawoto Sih Setyono, M. D. P.
Mohammad Muktiali, S. E., M. Si., M. T.
Wido Prananing Tyas, S. T., M. D. P., Ph. D .
Disusun Oleh :
Kelas B - Kelompok B 2.1.2
1.3. TUJUAN
Tujuan penulisan ini untuk menganalisis pendapatan alternatif dan kreatif
yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya sebagai sumber pembiayaan
pembangunan daerah.
BAB II
SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN
NON KONVENSIONAL
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab sebelumnya telah diuraikan beberapa sumber pembiayaan alternatif
Kota Surabaya dalam melaksanakan program-program pembangunannya. Oleh karena
itu, pada bab ini akan diuraikan terkait mekanisme dan keterlibatan masyarakat pada
sumber-sumber pembiayaan alternatif yang ada.
3.2. CSR
Mekanisme atau alur pelaksanaan sumber pembiayaan CSR di Kota
Surabaya diawali dengan pembuatan surat usulan CSR beserta detailnya kepada
Wali Kota Surabaya. Berdasarkan disposisi dari wali kota, selanjutnya akan
dilakukan pengkajian terhadap usulan CSR oleh organisasi perangkat daerah
(OPD) terkait. Hal itu bertujuan untuk memastikan CSR yang ditawarkan tepat
sasaran dan menjawab kebutuhan masyarakat. Kemudian, dibuat Naskah
Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) sebagai dasar pelaksanaan program CSR.
Pada sumber pembiayaan CSR masyarakat Kota Surabaya yaitu pemilik usaha
dapat berpartisipasi dalam penyediaan maupun pengembangan infrastruktur
daerahnya.
3.3. BOT
Model pembiayaan BOT melibatkan masyarakat yaitu pihak-pihak swasta
dalam mendanai maupun melaksanaan program-program pemerintah daerah.
BOT dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya dalam proyek pembangunan
kembali Pasar Turi Surabaya. Pada intinya mekanisme BOT adalah pihak
swasta yang pada proyek pembangunan kembali Pasar Turi adalah PT. Gala
Bumiperkasa membangun kembali pasar dan fasilitas-fasilitasnya di lahan milik
Pemerintah Kota Surabaya. Selain itu PT. Gala Bumiperkasa juga berhak
mengelola dan mendayagunakan aset yang ada dalam jangka waktu 25 tahun.
Selama jangka waktu tersebut pihak PT. Gala Bumiperkasa selaku investor akan
mendapat keuntungan melalui pendayagunaan gedung tersebut sedangkan
Pemerintah Kota Surabaya akan mendapat kontribusi dalam periode tahunan.
Setelah jangka waktu 25 tahun berakhir, tanah dan bangunan tersebut akan
diserahkan kembali kepada Pemerintah Kota Pada dasarnya BOT membantu
Pemerintah Kota Surabaya dalam mendanai dan menyelesaikan program besar
yang memerlukan dana besar melalui pelibatan pihak swasta, di mana pihak
swasta juga mendapatkan keuntungan dari kerjasama tersebut.
Sesuai dengan pola perjanjian Build Operate and Transfer (BOT), bahwa
pihak investor akan membangun Pasar Turi. Masa pelaksanaan pembangunan
Pasar Turi Surabaya ditentukan selama 24 (dua puluh empat) bulan terhitung
sejak tanggal Berita Acara Peyerahan Obyek ditandatangani para pihak,
termasuk kegiatan perencanaan dan perizinan, kemudian berkaitan dengan hak-
hak pihak pertama dan pihak kedua.
Keuntungan yang akan didapatkan oleh Pemerintah Kota Surabaya
selama masa konsesi berlangsung sebagaimana tercantum dalam Pasal
10 tentang pembayaran kontribusi, Pemerintah Kota Surabaya akan
mendapatkan kontribusi dalam periode tahunan selambat-lambatnya pada
tanggal 15 Desember setiap tahunnya. Selain itu, keuntungan diakhir
perjanjian yaitu menerima seluruh aset yang meliputi tanah dan
bangunan beserta seluruh fasilitaas yang melekat pada aset dalam
keadaan layak fungsi dan terpelihara. Sebagaimana kewajiban dari pihak
investor untuk menjaga dan merawat bangunan tersebut.Sistem kerja sama
ini, pihak pemegang hak atas tanah yaitu Pemerintah Kota Surabaya
memberikan hak eksklusif kepada pihak Investor untuk membangun,
memiliki dan menikmati segala hasil dan keuntungan dari bangunan
gedung yang dibangun, namun terbatas selama jangka waktu tertentu
yang telah dijanjikan dalam perjanjian diantara para pihak, menurut
kesepakatan 25 tahun. Pengalihan hak atas tanah dari pemegang
hak atas tanah kepada investor hanya untuk sementara waktu.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan data dan pembahasan yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan
bahwa Kota Surabaya memiliki beberapa sumber pembiayaan alternatif, seperti sistem
swadaya masyarakat, CSR, dan BOT. Sumber-sumber pembiayaan alternatif tersebut
mampu membiayai program-program maupun pembangunan di Kota Surabaya. Mulai
dari program-program kecil seperti Surabaya Green and Clean sampai program besar
seperti revitalisasi Pasar Turi yang ludes terbakar. Hal ini menunjukan Pemerintah
Kota Surabaya memiliki inovasi untuk mendanai kegiatan pembangunan di
daerahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Pengertian CSR, Manfaat &Fungsi CSR, Serta Contoh CSR
Perusahaan. Dalam ilmu-ekonomi-id.com. Diakses pada Senin, 23 Maret
2020.
Anonim. 2020. Bersama Membangun Surabaya. Dalam kompas.com. Diakses pada
Senin, 23 Maret 2020.
Artiningsih, A; Putri, N C; Muktiali, M; Ma’arif, S. 2019. Skema Pembiayaan
Pembangunan Infrastruktur Non-Konvensional di Kota Semarang. Jurnal
Riptek Vol. 13(2): 92.
Asdhiana, Made. 2011. Bangunan Bersejarah Disukai Wisatawan. Dalam kompas.com.
Badan Pusat Statistik. 2018. Jumlah Penduduk Jawa Timur Menurut Kabupaten/Kota.
Dalam databoks.katadata.co.id. Diakses pada Minggu, 22 Maret 2020.
Budi Santoso. 2008. Aspek Hukum Pembiayaan Proyek Infrastruktur Model BOT
(Build Operate and Transfer). Solo: Genta Press.
Cekindo. Tanpa Tahun. Upaya Surabaya Menarik Investor Asing. Dalam
cekindo.com. Diakses pada Minggu, 22 Maret 2020.
Inggar, Yovita. 2019. Anggaran dan Sumber Pembiayaan Non Konvensional. Dalam
kompasiana.com. Di akses pada Senin, 23 Maret 2020.
Kompas. 2020. Bersama Membangun Surabaya. Dalam biz.kompas.com. Diakses
pada Senin, 23 Maret 2020.
Kurnia, Dadang. 2018. Risma Ungkap Kontribusi UKM Terhadap PAD Surabaya. Dalam
republika.co.id.
Kurnia, Dadang. 2019. Sampah Botol Plastik Suroboyo Bus Laku Terjual Rp 150 Juta.
Dalam republika.co.id.