DI KOTA KENDARI
PUSPA AL ADWIA
C1B122015
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Penelitian ini merupakan hasil kerja keras dan dedikasi penulis dalam
mengeksplorasi dan menganalisis profil sanitasi Kota Kendari. Kami
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan dan kontribusi dalam penyelesaian penelitian ini.
Tak lupa, apresiasi yang tinggi kami sampaikan kepada masyarakat Kota
Kendari yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Kontribusi mereka
memberikan perspektif yang berharga dalam pemahaman lebih dalam terhadap
realitas sanitasi di wilayah ini.
Akhir kata, kami menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat memberikan
sumbangan positif untuk pengembangan dan peningkatan kualitas sanitasi
di Kota Kendari.
DAFTAR ISI
2.1.Pengertian Sanitasi…………………………………………..……............ 8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kota Kendari
berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2019 berjumlah 340.796 jiwa, dengan
rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,20% per tahun. Pertumbuhan
penduduk yang terus meningkat dan didukung dengan peningkatan di sektor
pembangunan perekonomian telah memicu terjadinya perubahan terhadap kualitas
lingkungan di Kota Kendari. Salah satu permasalahan lingkungan yang akan
dihadapi yaitu peningkatan jumlah timbulan sampah, air limbah domestik.Selama
ini sarana pembuangan limbah domestik black water (air limbah yang berasal dari
jamban/WC) yang ada di masyarakat berupa pemakaian tangki septik yang tidak
kedap air sehingga dapat mencemari air tanah disekitarnya, bahkan untuk air
limbah rumah tangga yang berupa grey water (limbah non kasus yang berasal dari
aktivitas memasak dan mencuci di rumah pemukiman) cenderung langsung
dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke badan air penerima
seperti Sungai Wanggu, Sungai Kadia,Sungai Mandonga, Sungai Lasolo dan
beberapa Sungai-sungai yang bermuara di Teluk Kendari, sehingga
menyebabkanKota Kendari sangat rentan terjadi genangan dan banjir. Profil
sanitasi ini akan memberikan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan
pelayanan sanitasi terutama sarana pengelolaan air limbah domestik,
pembangunan tempat pengelolaan sampah, dan pembangunan drainase
lingkungan di Kota Kendari.
2. Apa dampak dari sarana pembuangan limbah domestik, seperti tangki septik
yang tidak kedap air, terhadap kualitas air tanah di sekitarnya?
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
a). Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dampak lingkungan dari sarana
pembuangan limbah domestik, penelitian ini dapat membantu merancang solusi
untuk meningkatkan kualitas air tanah dan mengurangi risiko pencemaran.
b). Menyoroti peran dan partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan sanitasi,
memberikan dasar untuk program edukasi dan kampanye yang bertujuan
meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sanitasi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia dalam mewujudkan
serta menjamin suatu kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, tanah, air,
dan udara) yang memenuhi syarat dalam kesehatan.Menurut World Health
Organization (WHO) arti dari sanitasi salah satu bentuk pengendalian seluruh
faktor lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan akibat yang buruk
terhadap kehidupan manusia, baik dalam bentuk fisik maupun mental. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian dari sanitasi adalah
suatu bentuk dalam membina dan menciptakan sebuah keadaan yang baik pada
bidang kesehatan, terlebih lagi dalam kesehatan masyarakat. Menurut Perpres No
185 Tahun 2014 tentang Percepatan PenyediaanAir Minum dan sinitasi (PPAMS)
sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnyakondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan melalui pembangunan sanitasi.
1. Sampah
Limbah adalah suatu benda yang saat itu dianggap tidak berguna lagi,
kehadirannya tidak diinginkan dan tidak disenangi, harus segera disingkirkan,
merupakan benda buangan yang timbul dari lingkungan masyarakat normal.
Bentuk limbah adalah: padat, cair dan gas. (Kementerian Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2016).
Air limbah domestik adalah air yang telah dipergunakan dan berasal dari rumah
tangga atau permukiman. Sumber air limbah domestik dari rumah tangga adalah
sebagai berikut: 1) WC/kakus/jamban. Air limbah domestik yang berasal dari
sumber ini sering disebut dengan istilah black water; 2) Kamar
mandi, tempat cuci, dan tempat memasak (dapur). Air limbah domestik yang
berasal dari sumber ini sering disebut dengan istilah grey water. Air limbah
domestik perlu ditampung dan diolah di suatu tempat. Pengolahan dapat
dilakukan dengan menggabungkan ke-2 sumber air limbah tersebut. Pengolahan
air limbah domestik sangat diperlukan karena dapat mencemari sebelum dibuang
ke lingkungan atau badan air penerima. Badan air penerima seperti air tanah,
drainase, sungai, dan air laut. Pengolahan air limbah domestik rumah tangga dapat
dilakukan dengan berbagai sistem. Salah satu diantaranya menggunakan sistem
setempat. Pengolahan air limbah domestik sistem setempat dapat diartikan bahwa
pengolahan air limbah dilakukan pada lahan yang tersedia di rumah tangga
penghasil sumber air limbah tersebut. Teknologi yang digunakan untuk sistem
setempat individu umumnya berupa tangki septik. (Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik, 2016).
3. Drainase
Profil pengelolaan air limbah yaitu: Peraturan tentang pengelolaan air limbah,
Infrastruktur eksisting pengelolaan air limbah yang meliputi Sistem off-site
(Sewer dan IPAL terpusat/kawasan), sistem on-site (pengolahan rumah tangga,
pengolahan komunal, dan BABS, IPLT/Kolam pengelolaan), pengangkutan,
Perencanaan pembangunan air limbah, Pendanaan APBD untuk air limbah.
Jumlah penduduk Kota Kendari pada tahun 2019 mencapai 392.830 jiwa,
kepadatan penduduk 14 ha/jiwa. Jumlah kepala keluarga yaitu 93.280 KK. Luas
administrasi kota Kendari 30.089 ha dengan 11 kecamatan dan 65 kelurahan.
(Kota Kendari Dalam Angka 2020).
2015 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2012
tentang Retribusi Jasa Umum yang didalamnya memuat tentang retribusi sampah.
Selain perda, Kota Kendari juga memiliki Peraturan Walikota Nomor 21 Tahun
2009 tentang Kawasan Tertib Sampah dan Jadwal Waktu Pembuangan Sampah,
serta Peraturan Walikota Nomor 18 Tahun 2011 tentang Tarif Retribusi Pelayanan
Persampahan/ Kebersihan.
Kota Kendari memiliki satu Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) yang
dinamakan TPAS Wisata Bougenville yang terletak di Kecamatan Puuwatu
dengan luas 12 ha. Luas lahan yang terpakai hingga tahun 2020 yaitu 9 ha dengan
sisa umur TPA yaitu 2,9 tahun. Kapasitas TPA perhari yaitu 2419,32 m3/hari
dengan volume sampah yang masuk ke TPA perhari yaitu 911,83 m3, dengan
timbulan sampah perhari sebanyak 1.080,28 m3.
c. Aspek Perencanaan: Kota Kendari telah mencantumkan perencanaan
pengelolaan persampahan dalam RPJMD, Renstra OPD, dan dokumen Masterplan
Persampahan.
a. Aspek Regulasi: kota Kendari belum memiliki Peraturan Daerah dan Peraturan
Walikota yang berkaitan
b. AspekAspekInfrastrukturTerbangun:
Akibat dari kekurangan pembangunan drainase dan pengelolaan yang kurang baik
akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi pembangunan dan
perkembangan daerah, terutama akan menimbulkan banjir dan daerah-daerah
rawan genangan ketika musim penghujan.
METODE PENELITIAN
Adapun jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Data kuantitatif merupakan jenis data yang sifatnya angka-angka yang dapat
dihitung secara matematis. Data ini di gunakan untuk menunjukan jumlah
persentase, pengelolaan sanitasi di kota kendari.
Data Kualitatif merupakan jenis data yang sifatnya tertulis maupun lisan
dalam rangkaian kata-kata atau kalimat. Tujuan penelitian kualitatif adalah bukan
hanya untuk mencari sebab akibat sesuatu, tetapi juga berupaya memahami situasi
tertentu. Prosedur penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis maupun lisan dari orang atau perilaku yang bisa diamati.
1.Data Primer
Data primer adalah data yang bersumber dari pengamatan langsung ke lokasi
penelitian, dengan cara observasi dan wawancara pada beberapa Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait dan observasi yaitu mengumpulkan data melalui
pengamatan langsung dilapangan.
2. Data Sekunder
Adapun tehnik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi, yang digambarkan sebagai berikut:
1. Observasi
2. Wawancara
Wawancara adalah interaksi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi
saling berhadapan salah seorang, si wawancara meminta informasi atau ungkapan
kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan keyakinannya.
3. Dokumentasi
1. Reduksi Data
Setelah data hasil penelitian terkumpul maka peneliti akan melakukan proses
pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data
kasar yang diperoleh dari lapangan penelitian. Penelitianakan dilakukan dengan
membagi data ke dalam beberapa kategori, sehingga data biasa lebih terpusat dan
terpilah dengan baik, yaitu data-data mengenai profil pengelolaan sanitasi di kota
kendari.
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan
Badan Pusat Statistik Kota Kendari. 2020. Kota Kendari Dalam Angka 2020. CV.
Primatama. Kendari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
2020. Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umumdan Perumahan Rakyat
Tahun 2020-2024. Jakarta.
Sugiyono, 2013. Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV. Alfabeta.
BandungTim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), 2010. Buku Referensi Opsi
Sistem dan Teknologi Sanitasi. Jakarta