Anda di halaman 1dari 17

PROFIL PENGELOLAAN SANITASI

DI KOTA KENDARI

PUSPA AL ADWIA

C1B122015

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Penelitian ini merupakan hasil kerja keras dan dedikasi penulis dalam
mengeksplorasi dan menganalisis profil sanitasi Kota Kendari. Kami
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan dan kontribusi dalam penyelesaian penelitian ini.

Pertama-tama, kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota


Kendari, Badan Pusat Statistik, dan lembaga terkait lainnya yang telah
memberikan data dan informasi yang sangat berharga dalam mendukung
penelitian ini.

Tak lupa, apresiasi yang tinggi kami sampaikan kepada masyarakat Kota
Kendari yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Kontribusi mereka
memberikan perspektif yang berharga dalam pemahaman lebih dalam terhadap
realitas sanitasi di wilayah ini.

Akhir kata, kami menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
perbaikan di masa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat memberikan
sumbangan positif untuk pengembangan dan peningkatan kualitas sanitasi
di Kota Kendari.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

DAFTAR IS1 ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ iii

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

1.3.Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

1.4.Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 8

2.1.Pengertian Sanitasi…………………………………………..……............ 8

2.2. Profil Sanitasi……………………………………………………….…….8

2.3. Kondisi Umum Kota Kendari…………………………….………………9

2.4. Kondisi Pengelolaan Sanitasi Kota Kendari……………….……………..9

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 12

3.1. Lokasi Penelitian ................................................................................ 12

3.2. Jenis Penelitian ................................................................................... 12

3.3. Informan Penelitian ............................................................................ 15

3.4. Jenis Dan Sumber Data ...................................................................... 15

3.4.1. Jenis Data....................................................................................... 18

3.4.2. Sumber Data ................................................................................. 18

4.1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 18


4.2.. Teknik Analisis Data .......................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanitasi di Indonesia didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair


domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat,
baik di tingkat rumah tangga maupun di lingkungan perumahan. Sanitasi terbagi
dalam 3 (tiga) subsektor, yaitu: i) air limbah; ii) persampahan; dan iii) drainase
tersier. (Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS, 2010).

Pemenuhan akses layanan sanitasi yang layak bagi masyarakat dilakukan


melalui pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang berupa
pengelolaan air limbah, persampahan, dan drainase lingkungan. Pembangunan
infrastruktur air limbah melalui kolaborasi multistakeholder telah berkontribusi
bagi peningkatan cakupan pelayanan air limbah secara nasional sebesar 11,21%
dari baseline 66,23% (BPS, 2014 diolah Bappenas) menjadi 77,44% (BPS, 2019
diolah Bappenas) di akhir tahun 2019. Selaras dengan pembangunan infrastruktur
air limbah, akses persampahan perkotaan juga mengalami peningkatan dari
baseline 46,40% (BPS, 2013 diolah Bappenas) menjadi 60,63% (BPS, 2016
diolah Bappenas). Selain itu, capaian penanganan drainase lingkungan juga telah
mencapai 100% dari target luas genangan yang tertangani sebesar 4.655 hektar
(Renstra PUPR Tahun 2020-2024).

Sanitasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan layanan


yang terkait dengan pengentasan kemiskinan, dalam pengembangan kebijakan,
perencanaan serta penganggaran. Prioritas dalam peningkatan kualitas lingkungan
adalah pengelolaan sanitasi, baik sanitasi dalam kedudukan sebagai
salah satu kegiatan

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kota Kendari
berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2019 berjumlah 340.796 jiwa, dengan
rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,20% per tahun. Pertumbuhan
penduduk yang terus meningkat dan didukung dengan peningkatan di sektor
pembangunan perekonomian telah memicu terjadinya perubahan terhadap kualitas
lingkungan di Kota Kendari. Salah satu permasalahan lingkungan yang akan
dihadapi yaitu peningkatan jumlah timbulan sampah, air limbah domestik.Selama
ini sarana pembuangan limbah domestik black water (air limbah yang berasal dari
jamban/WC) yang ada di masyarakat berupa pemakaian tangki septik yang tidak
kedap air sehingga dapat mencemari air tanah disekitarnya, bahkan untuk air
limbah rumah tangga yang berupa grey water (limbah non kasus yang berasal dari
aktivitas memasak dan mencuci di rumah pemukiman) cenderung langsung
dibuang begitu saja ke saluran drainase atau langsung ke badan air penerima
seperti Sungai Wanggu, Sungai Kadia,Sungai Mandonga, Sungai Lasolo dan
beberapa Sungai-sungai yang bermuara di Teluk Kendari, sehingga
menyebabkanKota Kendari sangat rentan terjadi genangan dan banjir. Profil
sanitasi ini akan memberikan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan
pelayanan sanitasi terutama sarana pengelolaan air limbah domestik,
pembangunan tempat pengelolaan sampah, dan pembangunan drainase
lingkungan di Kota Kendari.

1.2. Rumusan Masalah

1. Sejauh mana pembangunan tempat pengelolaan sampah telah berjalan, dan


apakah sudah memadai untuk menangani peningkatan jumlah timbulan sampah?

2. Apa dampak dari sarana pembuangan limbah domestik, seperti tangki septik
yang tidak kedap air, terhadap kualitas air tanah di sekitarnya?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini melibatkan pemahaman mendalam terhadap profil sanitasi


Kota Kendari dengan fokus pada:

1. Mengevaluasi tingkat pencapaian cakupan pelayanan sanitasi, khususnya dalam


pengelolaan air limbah domestik.

2. Menilai progres pembangunan tempat pengelolaan sampah dan apakah


infrastruktur yang ada cukup untuk menangani peningkatan jumlah sampah.
3. Mengkaji kondisi pembangunan drainase lingkungan di Kota Kendari, serta
sejauh mana infrastruktur ini dapat mengurangi risiko genangan dan banjir.

4. Menyelidiki dampak dari sarana pembuangan limbah domestik terhadap


kualitas air tanah, terutama yang berasal dari tangki septik yang tidak kedap air.

5. Menganalisis partisipasi masyarakat dalam mendukung upaya pengelolaan


sanitasi, terutama dalam hal pemilahan sampah dan penggunaan sarana sanitasi.

Dengan tujuan ini, penelitian bertujuan memberikan gambaran komprehensif


tentang status sanitasi Kota Kendari dan memberikan rekomendasi untuk
peningkatan keberlanjutan dan efisiensi dalam pengelolaan sanitasi di
wilayah tersebut.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a). menyediakan informasi strategis kepada pemerintah, lembaga terkait, dan


pemangku kepentingan lainnya untuk merumuskan kebijakan yang lebih efektif
dalam pengelolaan sanitasi di Kota Kendari.

b). Memberikan dasar bagi perbaikan dan pengembangan infrastruktur sanitasi,


termasuk pengelolaan air limbah, tempat pengelolaan sampah, dan sistem
drainase, untuk meningkatkan kualitas layanan sanitasi.

2. Manfaat Teoritis

a). Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dampak lingkungan dari sarana
pembuangan limbah domestik, penelitian ini dapat membantu merancang solusi
untuk meningkatkan kualitas air tanah dan mengurangi risiko pencemaran.

b). Menyoroti peran dan partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan sanitasi,
memberikan dasar untuk program edukasi dan kampanye yang bertujuan
meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN SANITASI

Sanitasi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh manusia dalam mewujudkan
serta menjamin suatu kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, tanah, air,
dan udara) yang memenuhi syarat dalam kesehatan.Menurut World Health
Organization (WHO) arti dari sanitasi salah satu bentuk pengendalian seluruh
faktor lingkungan fisik manusia yang dapat menimbulkan akibat yang buruk
terhadap kehidupan manusia, baik dalam bentuk fisik maupun mental. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian dari sanitasi adalah
suatu bentuk dalam membina dan menciptakan sebuah keadaan yang baik pada
bidang kesehatan, terlebih lagi dalam kesehatan masyarakat. Menurut Perpres No
185 Tahun 2014 tentang Percepatan PenyediaanAir Minum dan sinitasi (PPAMS)
sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnyakondisi
yang memenuhi persyaratan kesehatan melalui pembangunan sanitasi.

Pembangunan sanitasi adalah upaya peningkatan kualitas dan perluasan


pelayanan persampahan rumah tangga, air limbah domestik, dan pengolahan
drainase lingkungan secara terpadu dan berkelanjutan melalui peningkatan
perencanaan, kelembagaan, pelaksana dan pengawasan yang baik.

1. Sampah

Berdasarkan Permen PU No. 3 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan prasarana


dan sarana persampahan dalam penanganan sampah rumah tangga dan sampah
sejenis sampah rumah tangga, menekankan bahwa pengurangan sampah mulai
dari sumber merupakan tanggung jawab dari semua pihak baik pemerintah
maupun masyarakat. Kondisi yang ada saat ini, pemilahan dan pengurangan
sampah sejak dari sumbernya (rumah tangga) masih kurang memadai, sehingga
berbagai gerakan perlu ditingkatkan melalui peranan tokoh masyarakat,
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) ataupun pemerintah. (Petunjuk Teknis
TPS 3R, 2017)
2. Air Limbah

Limbah adalah suatu benda yang saat itu dianggap tidak berguna lagi,
kehadirannya tidak diinginkan dan tidak disenangi, harus segera disingkirkan,
merupakan benda buangan yang timbul dari lingkungan masyarakat normal.
Bentuk limbah adalah: padat, cair dan gas. (Kementerian Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2016).

Air limbah domestik adalah air yang telah dipergunakan dan berasal dari rumah
tangga atau permukiman. Sumber air limbah domestik dari rumah tangga adalah
sebagai berikut: 1) WC/kakus/jamban. Air limbah domestik yang berasal dari
sumber ini sering disebut dengan istilah black water; 2) Kamar
mandi, tempat cuci, dan tempat memasak (dapur). Air limbah domestik yang
berasal dari sumber ini sering disebut dengan istilah grey water. Air limbah
domestik perlu ditampung dan diolah di suatu tempat. Pengolahan dapat
dilakukan dengan menggabungkan ke-2 sumber air limbah tersebut. Pengolahan
air limbah domestik sangat diperlukan karena dapat mencemari sebelum dibuang
ke lingkungan atau badan air penerima. Badan air penerima seperti air tanah,
drainase, sungai, dan air laut. Pengolahan air limbah domestik rumah tangga dapat
dilakukan dengan berbagai sistem. Salah satu diantaranya menggunakan sistem
setempat. Pengolahan air limbah domestik sistem setempat dapat diartikan bahwa
pengolahan air limbah dilakukan pada lahan yang tersedia di rumah tangga
penghasil sumber air limbah tersebut. Teknologi yang digunakan untuk sistem
setempat individu umumnya berupa tangki septik. (Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik, 2016).

3. Drainase

Sampah yang diproduksi oleh permukiman, daerah perkantoran dan


perdagangan, dan fasilitas umum (fasum) dan fasilitasi sosial (fasos) di perkotaan
dan perdesaan, tidak semua dapat terangkut ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA)
atau tereduksi dengan kegiatan 3R dan komposting ataupun di timbun/dibakar.
Kondisi lapangan mengindikasikan bahwa masih ada sebagian dari prosentase
sampah tersebut yang dibuang ke perairan, baik saluran, sungai, danau dan
pantai/laut.Dari hasil penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, didapatkan
jumlah prosentase sampah yang cukup besar yang dibuang ke sungai dan saluran-
saluran drainase, yang secara signifikan juga menyebabkan kegagalan fungsi
sarana prasarana drainase dan pengendalian banjir karena dapat mengurangi
kapasitas saluran serta mengganggu operasional fungsi pintu air dan instalasi
pompa banjir. Sudah diusahakan berbagai hal untuk mencegah sampah masuk ke
saluran tetapi masih saja ada sampah yang masuk, oleh karena itu dibutuhkan
trash rack agar sampah tidak mengganggu operasional sarana dan prasarana yang
ada. (Panduan Pengelolaan Drainase Secara Terpadu, 2013).

2.2. PROFIL SANITASI

Profil sanitasi menggambarkan secara jelas tentang kondisi eksisting sanitasi


di wilayah daerah (sampah rumah tangga, air limbah domestik, dan drainase
lingkungan), yang meliputi profil teknis, profil pendanaan maupun profil
program/kegiatan. (Pedoman Penyusunan Roadmap Sanitasi Provinsi, 2013)

Untuk profil pengelolaan persampahan terdiri dari: peraturan tentang pengelolaan


sampah, infrastruktur eksisting pengelolaan sampah yang meliputi TPA/TPA
regional, TPS, pengangkutan sampah ke TPA, 3R (Reuse, Reduce, Recycle),
Perencanaan pembangunan persampahan, serta Pendanaan pengelolaan
persampahan.

Profil pengelolaan air limbah yaitu: Peraturan tentang pengelolaan air limbah,
Infrastruktur eksisting pengelolaan air limbah yang meliputi Sistem off-site
(Sewer dan IPAL terpusat/kawasan), sistem on-site (pengolahan rumah tangga,
pengolahan komunal, dan BABS, IPLT/Kolam pengelolaan), pengangkutan,
Perencanaan pembangunan air limbah, Pendanaan APBD untuk air limbah.

Profil pengelolaan drainase yaitu: Peraturan tentang drainase, Infrastruktur


eksisting pengelolaan drainase, Daerah genangan, Perencanaan pembangunan
drainase, serta Pendanaan APBD untuk pengelolaan drainase.
2.3. Kondisi Umum Kota Kendari

Jumlah penduduk Kota Kendari pada tahun 2019 mencapai 392.830 jiwa,
kepadatan penduduk 14 ha/jiwa. Jumlah kepala keluarga yaitu 93.280 KK. Luas
administrasi kota Kendari 30.089 ha dengan 11 kecamatan dan 65 kelurahan.
(Kota Kendari Dalam Angka 2020).

2.4. Kondisi Pengelolaan Sanitasi Kota Kendari

Dalam upaya mewujudkan pembangunan sanitasi yang layak bagi


kebutuhan masyarakat di wilayah Kota Kendari dan yang akan dibangun dengan
mempertimbangkan aspek penilaian antara lain aspek regulasi, aspek infrastruktur
terbangun, aspek perencanaan, serta aspek pendanaan. Kondisi pengelolaan
sanitasi di kota Kendari saat ini yaitu:

1. Profil Pengelolaan Persampahan

a. Aspek Regulasi: Kota Kendari telah memiliki Peraturan Daerah Pengelolaan


Sampah Nomor 4 Tahun

2015 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2012
tentang Retribusi Jasa Umum yang didalamnya memuat tentang retribusi sampah.
Selain perda, Kota Kendari juga memiliki Peraturan Walikota Nomor 21 Tahun
2009 tentang Kawasan Tertib Sampah dan Jadwal Waktu Pembuangan Sampah,
serta Peraturan Walikota Nomor 18 Tahun 2011 tentang Tarif Retribusi Pelayanan
Persampahan/ Kebersihan.

b. Aspek Infrastruktur Terbangun:

Kota Kendari memiliki satu Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) yang
dinamakan TPAS Wisata Bougenville yang terletak di Kecamatan Puuwatu
dengan luas 12 ha. Luas lahan yang terpakai hingga tahun 2020 yaitu 9 ha dengan
sisa umur TPA yaitu 2,9 tahun. Kapasitas TPA perhari yaitu 2419,32 m3/hari
dengan volume sampah yang masuk ke TPA perhari yaitu 911,83 m3, dengan
timbulan sampah perhari sebanyak 1.080,28 m3.
c. Aspek Perencanaan: Kota Kendari telah mencantumkan perencanaan
pengelolaan persampahan dalam RPJMD, Renstra OPD, dan dokumen Masterplan
Persampahan.

d. Aspek Pendanaan: penganggaran kegiatan pengelolaan persampahan kota


Kendari tahun 2020 sebesar 1,10% dari dana APBD Kota Kendari dengan rincian
pendanaan bentuk investasi baru sebesar 14,46% dari penganggaran kegiatan dan
pendanaan OP persampahan sebesar 85,54% dari penganggaran kegiatan.

2. Profil PengelolaanAir Limbah

a. Aspek Regulasi: Kota Kendari memiliki Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun


2016 tentang Pengelolaan Air

Limbah Domestik dan Peraturan Walikota Nomor 18 tahun 2018 tentang


Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat, sedangkan
untuk peraturan terkait restribusi berada di Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2012
tentang Retribusi Jasa Umum.

b. Aspek Infrastruktur Terbangun:

Sistem IPAL di Kota Kendari di Kelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat


dengan jumlah jiwa yang terlayani sebanyak 300 jiwa.

Infrastruktur eksisting yang digunakan oleh masyarakat kota Kendari pada


umumnya adalah on-site dengan sistem penampungan awal (jamban sehat). Yang
memiliki jamban sehat sebanyak 65.322 KK dengan jumlah penduduk yang
terlayani jamban sehat sebesar 326.610 jiwa.

c. Aspek Perencanaan: Kota Kendari telah mencantumkan perencanaan


pengelolaan air limbah dalam RPJMD, Renstra OPD, dan dokumen Masterplan
Air Limbah.

d. Aspek Pendanaan: penganggaran kegiatan pengelolaan air limbah kota Kendari


tahun 2020 sebesar Rp. 0,5% dari dana APBD Kota Kendari dengan rincian
pendanaan bentuk investasi baru sebesar 91,54% dari penganggaran kegiatan dan
pendanaan OP air limbah sebesar 8,46% dari penganggaran kegiatan.

3. Profil Pengelolaan Drainase

a. Aspek Regulasi: kota Kendari belum memiliki Peraturan Daerah dan Peraturan
Walikota yang berkaitan

dengan pengelolaan drainase perkotaan.

b. AspekAspekInfrastrukturTerbangun:

Akibat dari kekurangan pembangunan drainase dan pengelolaan yang kurang baik
akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi pembangunan dan
perkembangan daerah, terutama akan menimbulkan banjir dan daerah-daerah
rawan genangan ketika musim penghujan.

Infrastruktur drainase yang terbangun di wilayah Kota Kendari sepanjang


1.201.486 m (sekitar 25,23% dari panjang kebutuhan ideal), dengan luas daerah
terbangun sebesar 15.871 ha.

c. Aspek Perencanaan: aspek perencanaan drainase Kota Kendari, terdapat


masterplan drainase dan pengelolaan drainase tercantum dalam RPJMD dan
Renstra OPD.

d. Aspek Pendanaan: penganggaran kegiatan perencanaan drainase kota Kendari


tahun 2020 sebesar 2,7% dari dana APBD Kota Kendari yang diperuntukan
pendanaan bentuk investasi baru.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota kendari pada tahun 2020. Pendekatan


penelitian yang digunakan yaitu pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi. Untuk teknik penentuan informan menggunakan teknik Purposive
Sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis model interaktif
menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.

3.2. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif dengan


pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memberikan
gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena Priyono, 2016).
Metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian eksperimen dan
survey. Data penelitian kuantitatif berupa angka-angka yang objektif, terukur,
rasional, dan sistematis yang berasal dari instrumen penelitian. (Sugiyono, 2013).

3.3. Informan Penelitian

Informan penelitian merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai


informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Adapun informan dalam
penelitian ini melalui wawancara pada beberapa Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) terkait dan observasi yaitu mengumpulkan data melalui pengamatan
langsung dilapangan.
3.4. Jenis Dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Adapun jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1.) Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan jenis data yang sifatnya angka-angka yang dapat
dihitung secara matematis. Data ini di gunakan untuk menunjukan jumlah
persentase, pengelolaan sanitasi di kota kendari.

2.) Data Kualitatif

Data Kualitatif merupakan jenis data yang sifatnya tertulis maupun lisan
dalam rangkaian kata-kata atau kalimat. Tujuan penelitian kualitatif adalah bukan
hanya untuk mencari sebab akibat sesuatu, tetapi juga berupaya memahami situasi
tertentu. Prosedur penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis maupun lisan dari orang atau perilaku yang bisa diamati.

3.4.2. Sumber Data

1.Data Primer

Data primer adalah data yang bersumber dari pengamatan langsung ke lokasi
penelitian, dengan cara observasi dan wawancara pada beberapa Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait dan observasi yaitu mengumpulkan data melalui
pengamatan langsung dilapangan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data pendukung yang diperoleh melalui dokumentasi


yang bersumber dari buku-buku, hasil penelitian maupun jurnal-jurnal, serta
dokumen-dokumen lainnya, yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
4.1. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun tehnik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi, yang digambarkan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan


peneliti turun lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan tempat, ruang,
pelaku, kegiatan benda-benda, waktu peristiwa, tujuan dan perasaan.

2. Wawancara

Wawancara adalah interaksi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi
saling berhadapan salah seorang, si wawancara meminta informasi atau ungkapan
kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan keyakinannya.

Wawancara merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan


dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data dengan dialog tanya
jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu proses pencacatan penyusunan dan


penyimpanan cacatan lapangan. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar dari
seseorang. Selain itu juga menggunakan kamera untuk mengambil gambar dalam
proses penelitian, hal ini dilakukan untuk menunjang analisis data dan penulisan.

4.1. Tehnik Analisis Data

Data Tehnik dalam menganalisisdata-data hasil penelitian sehingga mampu


menjawab masalah penelitian yang akan diteliti. Oleh karena itu peneliti dalam
penelitian ini akan menggunakan tehnik analisis data sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Setelah data hasil penelitian terkumpul maka peneliti akan melakukan proses
pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data
kasar yang diperoleh dari lapangan penelitian. Penelitianakan dilakukan dengan
membagi data ke dalam beberapa kategori, sehingga data biasa lebih terpusat dan
terpilah dengan baik, yaitu data-data mengenai profil pengelolaan sanitasi di kota
kendari.

2. Penyajian Data

Penyajian data membuat peneliti menarasikan suatu kondisi profil pengelolaan


sanitasi di kota kendari.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah selanjutnya dalam menganalisis data kualitatif adalah penarikan


kesimpulan dan verifikasi, setiap kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara dan akan berubah apabila ditemukan bukti-bukti kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Upaya penarikan
kesimpulan yang dilakukan peneliti secara terus-menerus selama berada
dilapangan. Setelah pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti penjelasan-
penjelasan.

Kesimpulan-kesimpulan itu kemudian diverifikasi selama penelitian


berlangsung dengan cara memikir ulangdan meninjau kembali catatan

lapangan sehingga terbentuk penegasan kesimpulan.


DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri,


2013. Pedoman Penyusunan Roadmap Sanitasi Provinsi. Jakarta

Badan Pusat Statistik Kota Kendari. 2020. Kota Kendari Dalam Angka 2020. CV.
Primatama. Kendari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
2020. Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umumdan Perumahan Rakyat
Tahun 2020-2024. Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat


Pengembangan Penyehatan LingkunganPerumahan. 2018. Pedoman Standar
Operasional Prosedur (SOP) UPTD Pengelola Air Limbah Domestik.Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2017. Petunjuk Teknis


TPS 3R. Jakarta.Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya,
2016. Buku 2 Sistem Pengelolaan Air LimbahDomestik - Setempat Tangki Septik
Dengan Up-Flow Filter.

Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2013.


Panduan Pengelolaan Drainase SecaraTerpadu Berwawasan Lingkungan
(Ecodrain). Jakarta.

___________, 2008. Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah.Priyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif. Zifatama Publishing.
Surabaya.

Sugiyono, 2013. Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV. Alfabeta.
BandungTim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), 2010. Buku Referensi Opsi
Sistem dan Teknologi Sanitasi. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai