I
PENDAHULUAN
Kota Ambon memiliki kekayaan sumberdaya alam pesisir dan laut yang besar
dan beragam, seperti sumberdaya ikan, mangrove, terumbu karang dan lamun.
Sumberdaya alam pesisir dan laut ini sangat vital bagi pembangunan ekonomi Kota
Ambon bahkan Provinsi Maluku, sehingga pemanfaatannya harus lebih berperan
dan berdayaguna, tidak hanya bagi peningkatan hasil secara kuantitas, tetapi secara
kualitas dapat meningkatkan serta menghasilkan nilai tambah. Karena itu dengan
potensi sumberdaya pesisir dan laut yang dimiliki, Kota Ambon harus mampu
menciptakan strategi pembangunan yang terpadu dan berkelanjutan sehingga
mampu menciptakan peluang dan menarik investasi.
1.2. TUJUAN
Batas Administrasi
Kota Ambon
a. Administrasi
Kota Ambon termasuk pulau kecil yang terletak pada 3 0-40 dan 1280-1270.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 luas wilayah Kota Ambon
seluruhnya 377 Km2 dan berdasarkan hasil Survey Tata Guna Tanah tahun 1980
luas daratan Kota Ambon tercatat 359,45 km2. Sesuai Perda Kota Ambon Nomor 2
Tahun 2006, Kota Ambon memiliki lima kecamatan dengan luas masing-masing:
Kecamatan Nusaniwe 8.834,30 Ha, Kecamatan Sirimau 8.681,32 Ha, Kecamatan
Teluk Ambon 9.368,00 Ha, Kecamatan Teluk Ambon Baguala 4.011,00 Ha dan
Kecamatan Leitimur Selatan dengan luas 5.050 Ha.
Jumlah penduduk Kota Ambon tahun 2015 sebesar 395.423 jiwa yang
tersebar pada 5 Kecamatan dengan 23 Negeri, 7 Desa, 20 Kelurahan dan 23
Dusun. Penduduk masih terkonsentrasi di Kecamatan Sirimau dengan tingkat
kepadatan penduduk sebesar 1 926,01 jiwa per Km 2. Sementara itu Kecamatan
b. Kondisi Perairan
a. Ekosistem Mangrove
b. Lamun
c. Terumbu Karang
d. Algae
e. Ikan
Jenis-jenis ikan pelagis yang umumnya dijumpai di perairan ini adalah ikan-
ikan yang tergolong dalam kelompok jenis sumberdaya ikan pelagis kecil seperti
ikan puri putih (Stolephorus indicus), puri merah (Stolephorus heterolobus), make
(Sardinella spp), lompa (Thrisina baelama), buarao (Selaroides sp) dan lema/tatari
(Rastrelliger kanagurta), sementara jenis-jenis ikan pelagis besar seperti cakalang
(Katsuwonus pelamis) dan tatihu (Thunnus albacares) tidak dijumpai diperairan ini.
Wilayah perairan Selatan Kota Ambon adalah perairan dengan sifat oseanis
seluas 241,1 km2. Jenis-jenis sumberdaya ikan pelagis yang terdapat di wilayah
perairan ini termasuk dalam kategori kelompok pelagis kecil dan kelompok pelagis
besar. Jenis-jenis ikan pelagis kecil yang dominan yang ditemukan di wilayah
perairan ini adalah ikan momar/layang (Decapterus spp.), kemudian diikuti oleh ikan
kawalinya/selar (Selar crumenopthalmus) dan komu/tongkol (Auxis thazard), ikan
terbang (Cypsilurus spp) dan ikan tola (Elagatis spp), selain itu jenis pelagis kecil
bukan-ikan (non-ikan) yang dijumpai adalah cumi-cumi (Loligo spp). Sumberdaya
ikan pelagis besar yang umumnya terdapat di perairan Selatan Ambon adalah
cakalang dan tatihu atau tuna.
Kondisi perairan Teluk Ambon Dalam yang kurang bahkan tidak memiliki
ekosistem terumbu karang merupakan salah satu faktor pembatas hadirnya spesies-
spesies ikan karang atau ikan hias. Perairan karang di Teluk Ambon Luar seluas
394,71 hektar. Pada sisi utara teluk, perairan karang membujur dari Desa Hatiwe
Besar hingga perairan pantai Desa Laha, sedangkan pada sisi Selatan teluk
perairan karang mulai dari Air Salobar hingga Tanjung Nusanive. Pada kawasan
jenis perairan TAL, dijumpai 155 spesies ikan karang yang berasal dari 80 genera
dan 35 famili.
f. Fauna Bentos
f.1. Moluska
Sumberdaya fauna benthos yang ada pada wilayah perairan pantai kota
Ambon terlihat sangat bervariasi. Jumlah spesies maupun nilai kepadatan pada
setiap lokasi terlihat bervariasi berdasarkan luas serta heterogenitas ekosistem
pantainya. Pada ekosistem pantai bersubstrat keras cenderung memiliki kekayaan
spesies yang tinggi dibandingkan dengan pantai bersubstrat lunak. Sedangkan nilai
kepadatan organisme di dalamnya sangat tergantung pada makanan, kehadiran
predator, tipe substrat yang disenangi serta pengaruh aktivitas manusia di
sekitarnya.
f.2. Krustasea
g.1. Paus
Wilayah perairan dengan laut dalam seperti Maluku merupakan rute migrasi
yang sangat penting bagi paus dari Samudera Pasifik di bagian Utara ke Samudera
Indonesia di bagian Selatan dan/atau sebaliknya. Perairan pesisir dan laut Kota
Ambon dilalui oleh sekitar 6 jenis paus yaitu : Megaptera novaeangliae (Humpback
whale), Balaenoplera physalis (Fin whale), Balaenoplera borealis (Sei whale),
Balaenoptera musculus (Blue whale), Physeter catodon (Sperm whale), dan Orcinus
orca (Killer whale).
Semua jenis paus yang hadir di wilayah perairan Kota Ambon termasuk
hewan laut yang dilindungi, baik secara Nasional maupun Internasional. Secara
Nasional, jenis-jenis paus tersebut merupakan mamalia laut yang dilindungi
berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999 (Noerdjito dan Maryanto,
2001). Oleh karena itu, kehadirannya pada wilayah perairan Kota Ambon sebagai
ruang migrasi maupun untuk kepentingan berbagai aktivitas hidup perlu ditata untuk
kemudian dikelola secara baik.
g.2. Lumba-Lumba
Salah satu jenis mamalia laut yang cukup penting dan umumnya hadir pada
wilayah perairan pesisir yang relatif dangkal adalah Dugong dugong
(Dugong/Duyung). Berdasarkan laporan masyarakat yang bermukim di pesisir Kota
Ambon, insiden tertangkapnya Dugong oleh nelayan. Hasil survei menunjukan,
Dugong hadir mulai dari perairan pesisir sekitar Negei Rutong-Leahari hingga Negeri
Hutumuri (Dusun Toisapu) dan sebagian dari Teluk Baguala. Akan tetapi laporan
masyarakat menunjukan Dugong dapat bermingrasi dan memasuki Teluk Ambon
Bagian Luar, dimana jenis mamlia laut ini seringkali tampak di pesisir Negeri Laha-
Tawiri. Selain itu, masyarakat yang bermukim di pesisir Teluk Ambon Bagian Dalam
melaporkan bahwa Dugong pernah tampak atau hadir di bagian perairan Kota
Ambon ini sebelum era tahun 1980-an.
h. Reptilia Laut
h.1. Penyu
Jenis ular laut yang ditemukan di wilayah perairan pesisir dan laut Kota
Ambon adalah adalah Cerberus rhynchops dan Laticauda colubrina. Berkaitan
dengan habitat hidupnya, maka kedua jenis ular laut ini bisa ditemukan di hampir
semua wilayah perairan pesisir dan laut Kota Ambon, terutama di wilayah perairan
pesisir dengan ekosistem terumbu karang.
HATCHERY KOLAM
BUDIDAYA
Rencana Pengembangan
No Kecamatan Lokasi Ket
System
(Desa/Dusun) Jenis Budidaya
Budidaya
1 2 3 4 5 6
Desa Soya, Desa
Kilang, Kel. Kar Hatchery, Kolam Air
1. Kec. Sirimau Ikan mas,ikan nila
Panjang, Desa Budidaya Tawar
Batumerah
Rumput Laut
Long Line Air Laut
(Hipnea, Gracilaria)
Tawiri Rumput Laut
Rakit Terapung Air Laut
Kec. Teluk Air Manis (Hipnea, Gracilaria)
2.
Ambon Hatchery, Kolam Air
Ikan mas,ikan nila
Budidaya Tawar
Hatchery, Kolam Air
Laha Ikan mas, ikan nila
Budidaya Tawar
Baronang, Kerapu,
Poka Rumah Tiga KJA Air Laut
Bubara
Hatchery, Kolam Air
Desa Wayame Ikan mas,ikan nila
Budidaya Tawar
Baronang, Kerapu,
Waiheru KJA Air Laut
Bubara
Baronang, Kerapu,
Lateri KJA Air Laut
Bubara
3. Kec. Baguala
Baronang, Kerapu,
Negeri Lama KJA Air Laut
Bubara
Baronang, Kerapu,
Hunut KJA Air Laut
Bubara
Baronang, Kerapu,
KJA Air Laut
Kec. Leitimur Bubara
4. Hutumuri
Selatan Rumput Laut
Rakit Terapung Air Laut
(Hipnea, Gracilaria)
Rumput Laut
Rakit Terapung Air Laut
Kec. (Hipnea, Gracilaria)
5. Seri
Nusaniwe Hatchery, Kolam Air
Ikan mas,ikan nila
Budidaya Tawar
Sesuai data sampai bulan Desember 2015, Kelompok pembudidaya air laut di
Kota Ambon seluruhnya berjumlah 73 kelompok
1. Kerapu/ Bubara 40
2. Rumpu Laut 33
Jumlah 73
40
30
20
10
0
Kerapu/ Bubara Rumput Laut
150
100
50
0
Sirimau Baguala Teluk Ambon Nusaniwe
Jumlah Pembudidaya RL
120
100
80
60
40
20
0
Leitimur Selatan Baguala Teluk Ambon Nusaniwe
Rumah Tangga Perikanan Tahun 2015 untuk budidaya air laut mengalami
penurunan dari tahun 2013 dan 2014 hal ini disebakan karena regenerasi usaha
yang tidak dijalankan oleh pembudidaya selain itu pengaruh kondisi perairan, pakan
ikan, pemasaran serta kurangnya motivasi usaha dari pembudidaya.
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
2013 2014 2015
Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) merupakan sebuah konsep bagaimana
memelihara ikan, agar ikan yang kita pelihara nantinya memiliki kualitas yang baik
dan meningkatkan daya saing produk, yaitu bebas kontaminasi bahan kimia maupun
biologi dan aman untuk dikonsumsi. Disamping itu konsep CBIB juga menolong kita
Kelompok budidaya di Kota Ambon untuk budidaya air laut yang menerima
sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) Tahun 2015 berjumlah 3 kelompok
yang tersebar hanya pada 2 kecamatan yakni Kecamatan Teluk Ambon dan
Kecamatan Baguala.
Tabel 3. Kelompok budidaya air laut yang menerima sertifikat CBIB
Jenis Jumlah
No Budidaya Ket
budidaya kelompok
- Kel. Mona (Lateri)
- Kerapu
Budidaya Keramba - Kel. Heru
1 - Bubara 3
Jaring Apung (KJA) (Waiheru)
- Baronang
- Kel. Waiheru Sejati
10 Rumput Laut
5
0
2013 2014 2015
Benih ikan yang ditebar pada lokasi-lokasi budidaya tercatat untuk Maret
Tahun 2015 diketahui bahwa terbanyak yakni Ikan Kuwe sebanyak 7.000 ekor,
kemudian ikan kerapu 9.000 ekor diikuti dengan ikan baronang sebesar 1.500 ekor
dan untuk budidaya rumput laut tersebar anakan sebesar 200 anakan, dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 5. Jumlah Benih Ikan dan Rumput Laut di Kota Ambon Maret Tahun 2015
JUMLAH
NO BENIH IKAN
(Ekor/ Anakan)
1. Ikan Kerapu 9.000
2. Ikan Kuwe 7.000
3. Ikan Baronang 1.500
4. Rumput Laut 200
Luas lahan budidaya air tawar belum dapat diidentifikasi besaran luasnya
tetapi baru dapat diketahui besar luas lahan budidaya air tawar yang dimanfaatkan
sebesar 3.139 m2. Pemanfaatan luasan lahan budidaya air tawar hanya pada jenis
ikan nila dan jenis ikan mas.
Telaga Pange,
1. Teluk Ambon Air Ali, Rumah Ikan Mas, Ikan Nila 6
Tiga, Poka
2. Nusaniwe Seri Ikan Mas, Ikan Nila 9
Jumlah 15
Lokasi budidaya air tawar/ kolam di Kota Ambon, memiliki kelompok
pembudidaya berjumlah 15 Pokdakan tersebar hanya pada 2 kecamatan yakni
Kecamatan Teluk Ambon dan Kecamatan Nusaniwe (Tabel 6).
50
40
30
20
10
0
Nusaniwe Teluk Ambon
Rumah Tangga Perikanan (RTP) budidaya air tawar/ kolam untuk Tahun 2015
berjumlah 22 RTP (Grafik 8).
Grafik 8. RTP Budidaya Air Tawar/ Kolam
40
30
20
10
0
2013 2014 2014
Kelompok budidaya di Kota Ambon untuk budidaya air tawar/ kolam yang
menerima sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) sampai Tahun 2015
berjumlah 2 kelompok yang tersebar hanya pada Kecamatan Teluk Ambon dan
Kecamatan Teluk Ambon. (Tabel. 7)
Tabel 7. Kelompok budidaya air tawar/ kolam yang menerima sertifikat CBIB
Jenis Jumlah
No Budidaya Ket
budidaya kelompok
- Kel. Lorsa (Air Ali)
- Ikan Mas
1. Budidaya Air Tawar 2 - Kel. Panca Tunggal
- Ikan Nila
(Poka)
Komoditi budidaya air tawar di Kota Ambon Tahun 2015 ; ikan mas dan ikan
nila mengalami penurunan disebabkan karena tidak ada kepastian pasar sehingga
keinginan dan motivasi usaha menurun (Grafik 9)
4.00
3.00
Ikan Mas
2.00
Ikan Nila
1.00
0.00
2013 2014 2015
Benih ikan yang ditebar pada lokasi-lokasi budidaya tercatat untuk maret
Tahun 2015 diketahui bahwa terbanyak yakni Ikan Nila sebanyak 5.000 ekor dan
Ikan Mas sebanyak 4.000 ekor, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
JUMLAH
NO BENIH IKAN
(Ekor/ Anakan)
1. Ikan Mas 4.000
2. Ikan Nila 5.000
Wilayah Peluang
Kelimpahan Stock Potensi Lestari Pemanfaatan
Ekologis Pemanfaatan
(Ton/bulan) (Ton/ bulan) (Ton/bulan)
Perairan (Ton/bulan)
Teluk Ambon
0 0 8,8 0
DAlam
Teluk Ambon
47,4 23,7 13,1 12,2
Luar
Teluk Baguala 12,7 6,4 7,1 0,8
Selatan Kota
180,1 90,0 13,6 79,8
Ambon
Total Kota
240,2 120.1 42,6 92,8
Ambon
Potensi Sumberdaya Ikan Karang Kategori Konsumsi (Ton/Ha) dan Ikan Hias (Individu/Ha
di Perairan Kota Ambon Tahun 2016
Wilayah Peluang
Kategori Jumlah Potensi
Ekologis Potensi Pemanfaatan Pemanfaatan
Ikan Spesies Lestari
Perairan
Ikan
Teluk Ambon 65 9.0 4.0 1.0 3.5
konsumsi
Luar
Ikan hias 90 33.361 16.188 3.551 13.621
Ikan
Teluk 26 5.3 2.5 1.0 1.6
konsumsi
Baguala
Ikan hias 44 21.034 11.620 2.572 9.042
Ikan
Selatan Kota 60 9.8 4.85 1.54 3.60
konsumsi
Ambon
Ikan hias 84 21.503 10.755 2.441 8.032
Ikan
Total Kota 151 24,1 11.35 3.54 8.7
konsumsi
Ambon
Ikan hias 193 75.898 38.563 8.564 30.698
250
200
150
100
50
0
Bermesin Tanpa Tanpa
Ketinting Mesin (B) Mesin (K)
Pole Line P. Seine PS. Mini Long Boat Perahu Perahu Perahu Kole-Kole Lain-Lain
Semang Semamng Semang
Pole
Purse PS P. GN GN H.
Kec and Redi Payang Jala Bubu Panah Tanggu Bagan
Seine Mini Tonda Hanyut Dasar Line
Line
Sirimau 9 12 9 20 19 10 0 8 0 0 0 0 0 0
Leitimur
2 11 0 57 67 82 0 189 0 7 0 13 0 7
Selatan
Teluk
9 25 0 42 33 42 0 275 0 0 0 0 0 0
Ambon
Baguala 6 7 0 3 60 27 10 110 5 0 0 0 0 4
Nusaniwe 1 34 8 169 55 90 0 277 0 0 0 46 47 0
Jumlah 27 89 17 291 234 251 10 859 5 7 0 59 47 11
300
250
200
Sirimau
150 Leitimur Selatan
Teluk Ambon
100 Baguala
Nusaniwe
50
Pole
Purse PS P. GN GN H.
Kecamatan & Redi Payang Jala Bubu Panah Tanggu Bagan Lain2
Seine Mini Tonda Hanyut Dasar Line
Line
Sirimau 184 32 76 15 34 5 0 8 0 5 0 0 0 0 0
Leitimur
55 107 0 77 61 107 0 214 0 10 0 43 42 42 0
Selatan
Teluk
213 345 0 66 51 31 0 271 0 0 0 0 0 0 0
Ambon
Baguala 161 15 0 35 130 68 85 130 20 0 0 0 26 26 0
Total 632 798 142 416 391 423 85 1101 20 15 0 102 109 68 0
Produksi tangkapan perikanan Kota Ambon selama kurun waktu 2010 – 2015
berfluktuasi, dapal dilihat pada table 14 dan grafik 12.
Total per
2.045061148 14.208333333 14.420398010 72.324011572 29.045643154 190.641247834 40.816326531 363.5010216
Harga
1. ANTAR PULAU
2. EKSPORT
Pengiriman ke luar negeri diantaranya AMERIKA SERIKAT, JEPANG, KOREA,
SINGAPURA DAN HONGKONG
Jumlah Kelompok
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
Ikan Surimi Tuna Pengolah Abon Difersifik Pengolah
Asap Loin an RL Ikan asi Tuna /
Pemasar
an n
Lainnya
Jumlah Kelompok 47 2 4 1 4 1 20
4000
3500
3000 IKAN ASAP
2500
2000 SURIMI
1500
1000 RUMPUT LAUT
500
0 ABON IKAN
DIFERSIFIKASI
SURIMI 6
DIFERSIFIKASI 12
15%
Mutiara
34%
Ikan Hias
Kerajinan Sisik Ikan
Kerajinan Kulit Kerang
32%
Kerajinan Lainnya
17%
2%