Anda di halaman 1dari 9

Pekerjaan

Pemeliharaan Berkala Bangunan Pengaman


Pantai Di Kabupaten Sikka dan Kabupaten
Flores Timur

Tahun Anggaran 2023


Kementerian Negera / Lembaga: Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Unit Eselon I / II : Direktorat Jenderal Sumber Daya

Program : Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasaran

Sumber Daya Air

Hasil (Outcome) : Sarana/Prasarana Pengaman Pantai yang berfungsi

dengan baik

Kegiatan : Bangunan Pengaman Pantai yang dioperasi dan

dipelihara

Indikator Kinerja Kegiatan : Pemeliharaan Bangunan Pengaman Pantai yang

tidak menimbulkan dampak bagi masyarakat sekitar

Jenis Keluaran (Output) : Jumlah Panjang Pengaman Pantai (KM) dan

bangunan lainnya yang di OP

Volume Keluaran (Output) :

Satuan Ukur Keluaran (Output): 642 M

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
1) Peraturan Menteri PUPR Nomor: 04/PRT/M/2015 Tentang Penetapan WS;
2) Peraturan Menteri PUPR Nomor: 10/PRT/M/2015 Tentang Rencana Dan Rencana
Teknis Tata Pengaturan Air Dan Tata Pengairan;
3) Peraturan Menteri PUPR Nomor: 27/PRT/M/2015 Tentang Bendungan;
4) Peraturan Menteri PUPR Nomor: 34/PRT/M/2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
5) Peraturan Menteri PU Nomor. 09 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengaman Pantai;
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 32/PRT/M/2007 Tentang Pedoman
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi;
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 33/PRT/M/2007 Tentang Pedoman
Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A;
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 17/PRT/M2011 Tentang Pedoman
Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2010 Tentang Pedoman
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut;
10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 16/PRT/M/2011 Tentang Pedoman
Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak;
11) Surat Edaran Menteri PUPR Nomor: 01/SE/D/2013 Tentang Operasi dan Pemeliharaan
Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai;
12) Surat Edaran Menteri PUPR Nomor: 05/SE/D/2016 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta
Pemeliharaan Sungai;
13) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 02/SE/M/2011 Tentang Pedoman
Penilaian Kinerja Jaringan Reklamasi Rawa;
14) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 70 tahun 2012, tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 54 tahun 2010, tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Instansi Pemerintah;
15) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah dan dilaksanakan Sendiri;
16) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 2/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis
Nasional Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010 – 2014;
17) Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Nomor: 153/KPTS/D/2008 Tentang
Pembentukan Tim Pengelola Sistem Informasi Sumber Daya Air;
18) Peraturan Menteri Keuangan, Nomor: 112/PMK.02/2012 tanggal 3 Juli 2012 tentang
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga;
19) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: No. 37/PMK.02/2012 Tanggal 6 Maret 2012
Tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013;
20) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: No. 32/PMK.02/2013 Tanggal 6 Pebruari 2013
Tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2013;
21) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
22) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum;
23) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3.
2. Gambaran Umum
Nusa Tenggara Timur merupakan Provinsi kepulauan yang terdiri atas 1.192
pulau. Terdapat 3 (tiga) pulau besar, yakni: P. Flores, P. Timor dan P. Sumba. Secara
Astronomis, Provinsi ini terletak di antara 80 – 120 Lintang Selatan dan 1180 – 1250 Bujur
Timur, dengan luas daratan 47.349,90 km2 (4,73 juta Ha). Jumlah penyebaran penduduk
sebanyak 4,534 juta jiwa dimana ± 75 % penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Berdasarkan beberapa referensi dan hasil studi merilis bahwa kondisi topografis di NTT
tergolong kasar atau relative berbukit-bukit dengan klasifikasi kemiringan berkisar 20 – 60
% merupakan daerah perbukitan dan 0 – 20 % adalah dataran. Kondisi iklim di wilayah ini
adalah tropis kering (semi arid). Fenomena ini disebabkan oleh tiupan angin yang cukup
kencang, dan berganti arah setiap enam bulan (Bulan April - Oktober) bertiup angin Timur
yang kering, sedangkan pada bulan November – Maret bertiup angin Barat disertai
perubahan cuaca dan pergantian musim. Curah hujan tahunan di Prov. NTT rata-rata
berkisar 1.200 mm dengan interval waktu hujan 3 – 4 bulan (Bulan Desember–Maret).
Intensitas curah hujan ini mengakibatkan sering terjadinya banjir di beberapa daerah dalam
wilayah sungai (WS). Selanjutnya dalam kurun waktu 8 - 9 bulan mengalami keterbatasan
akan ketersediaan air, baik air permukaan, air tanah (alamia maupun artifiasial). Fenomena
ini dipengaruhi oleh adanya perubahan iklim (climate changes) sering kali mengakibatkan
kekeringan yang berdampak pada kegagalan panen, kekurangan air baku/minum di semua
wilayah Prov. NTT.
Potensi lahan pertanian yang ada seluas 1,6 juta ha, terdiri dari lahan kering 1,35
juta ha dan lahan basah 0,25 juta ha. Musim hujan terjadi pada bulan Desember-Maret
dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 1.200 mm, dimana curah hujan yang
berpotensi menjadi aliran permukaan sebesar 29,30% setara 16,67 milyar m 3 (528,60
m3/detik). Base flow andalan dari 194 sungai sebesar 122,50 m 3/detik setara 3,863 milyar
m3. Pada kondisi normal, memberi konsekuensi terhadap impor beras tahunan sebesar 140
ribu ton, setara dengan kebutuhan air (irigasi dan non irigasi) sebesar 140 ribu ton x 8 m 3
air= 1,12 juta m3 (36,53 m3/detik). Dengan demikian kebutuhan air NTT sebesar 4,2 juta x
1,2 m3 x 8m = 5,08 milyar m3 (159,82 m3/detik). Defisit air saat ini sebesar 159,82 m3/detik
- 122,50 m3/detik = 37,32 m3/detik setara 1,2 milyar m3/tahun.
Pulau Flores merupakan salah satu Pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gugusan Pulau ini merupakan bagian dari wilayah kerja Balai Wilayah Sungai Nusa
Tenggara II. Korelasinya adalah terdapat Wilayah Sungai (WS) Pulau Flores yang
merupakan Wilayah Sungai Strategis Nasional berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor
11A/PRT/M/2006 Tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai. Dengan demikian,
maka jika meneropong lebih jauh Wilayah Sungai Flores yang meliputi Daerah Aliran
Sungai (DAS) merupakan Wilayah Sungai Strategis Nasional di Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
Bicara soal pengembangan sumber daya air (SDA) di Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT), selalu dihadapkan pada persoalan utama, yakni kurangnya sarana dan
prasarana pendukung (infrastruktur) di bidang keairan khususnya pembangunan dan
pemeliharaan Bendung yang mendukung sektor pertanian dan sektor strategis lainnya. Pada
galibnya, ditemukan persoalan yang paling krusial dalam keutamaan persoalan ditingkat
pengelolaan yakni: Pertama adalah infrastruktur yang terbangun “kurang disertai” dengan
kegiatan yang memadai pada tahapan akhir pembangunan atau pasca konstruksi yakni
“OPERASI DAN PEMELIHARAAN (O & P)” yang kurang optimal. Kedua; Wadah atau
system Kelembagaan yang partisipatif (P3A) pada tingkat pengguna (masyarakat tani)
umumnya belum berjalan secara formal dan efektif, yang mengakibatkan jumlah biaya O &
P semakin meningkat. Ketiga; Sebagian besar masyarakat pemakai merasa memiliki” akan
sarana dan prasarana yang terbangun (bangunan air). Kondisi ini akan berkorelasi positif
pada ketidakharmonisan fungsi maupun umur rencana bangunan dan pada akhirnya
mengalami kerusakan yang lebih serius.
Dengan demikian maka fenomena ini perlu didorong kearah yang positif agar
keberlanjutan infrastruktur sumberdaya air dapat terjamin sesuai dengan tujuan dan
rencananya. Dengan demikian maka kondisi ini akan berkorelasi positif pada
ketidakharmonisan fungsi maupun umur rencana bangunan dan pada akhirnya mengalami
kerusakan yang lebih serius.
Konsep dasar “pengelolaan” sumber daya air dan infrastruktur keairan merupakan
bagian yang dilakukan setelah pasca konstruksi. Dalam hal ini adalah kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan serta rehabilitasi potensi yang ada. Persoalan dan kendala dalam
pengembangan sumber daya air dan pembangunan infrastruktur di atas merupakan suatu
potret ke depan akan perlunya kegiatan diakhir konstruksi, khususnya di Pulau Flores.
Penyajian ini selanjutnya memberikan pula gambaran mengenai kegiatan OPERASI DAN
PEMELIHARAAN SDA II di wilayah ini (Pulau Flores) yang pada hakikatnya sangat
diperlukan guna keberlanjutan dalam pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA) umumnya dan
kelestarian infrastruktur SDA khususnya. Sejalan dengan upaya, tujuan dilakukan operasi
dan pemeliharaan Infrastruktur SDA tersebut diatas maka calon lokasi Pantai yang
rencananya akan dikerjakan yakni Pantai di Kab. Sikka dan Kab. Flores Timur.
B. RUANG LINGKUP
a. Nama paket pekerjaan: Pemeliharaan Berkala Berkala Bangunan Pengamanan Pantai
Di Kab. Sikka dan Flores Timur
b. Uraian singkat dan lingkup pekerjaan:
 Pekerjaan Persiapan
 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
 Pekerjaan Sarana / Prasarana Pantai
c. Sejalan dengan upaya, tujuan dilakukan Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur SDA
tersebut di atas maka calon lokasi sungai yang rencananya akan dikerjakan adalah :
Pantai Taman Kota Larantuka Kab. Flores Timur dan Pantai Paga Kab. Sikka.
d. Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk pelaksanaan pekerjaan,
yaitu:
No Jenis Kapasitas Jumlah
1 Excavator Min. 0.91 m3 1 unit
2 Vibrator Roller Min. 6 ton 1 unit
3 Dump Truck Min. 3 ton 3 unit
4 Hand Stamper Min. 5 HP 1 unit
5 Water Tank Truck Min. 5000 liter 1 unit
6 Water Tank Min. 4000 Liter 1 unit

e. Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan,


yaitu:
Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Kecil

Pendidikan Sertifikat Jumlah


Pengalaman
No Jabatan Kompetensi Orang
Kerja
Kerja
1 Pelaksana 2 tahun S1 Sipil SKT 1
Pelaksana
Bendungan /
Pelaksana
Bangunan
Irigasi /
Pelaksana
Jaringan
Irigasi
2 Ahli K3 Konstruksi / 0 tahun D3 Sipil Sertifikat 1
Ahli Keselamatan
Petugas
Konstruksi / Petugas
Keselamatan Keselamatan
Konstruksi
Konstruksi
atau setifikat
Ahli K3
konstruksi
/Ahli
Keselamatan
Konstruksi

f. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Kecil, serta
disyaratkan sub bidang klasifikasi/layanan : Jasa Pelaksanaan Konstruksi Air, Dam, dan
Prasarana SDA lainnya (SIOO1)/ Konstruksi Bangunan Prasarana Sumber Daya Air
(BS010) [sesuai dengan sub bidang klasifikasi/layanan SBU yang dibutuhkan] [Diisi
sesuai ketentuan IKP 30.12.b]

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat secara langsung adalah masyarakat pemakai dalam hal ini adalah
masyarakat yang berada di sekitar Pantai bersangkutan serta penerima manfaat secara tidak
langsung adalah seluruh masyarakat di Prov. NTT.

C. STRATEGI PENCANPAIAN KELUARAN


Lokasi alternatif untuk kegiatan Pemeliharaan Berkala Bangunan Pengamanan Pantai Di
Kab. Sikka dan Flores Timur ini adalah: Pantai Taman Kota Larantuka dan Pantai Paga pada
kabupaten Sikka dan kabupaten Flores Timur.
1. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan dilakukan melalui Pihak Kedua (Kontraktual) dengan syarat-
syarat dan spesifikasinya melaksanakan RK3K (Rencana Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Kontrak) diatur dalam dokumen kontrak.
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan

Waktu Pelaksanaan
No Uraian Kegiatan Bulan
MAR APRIL MEI JUNI JULI AGUST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR
I PEMELIHARAAN BERKALA BERSIFAT PERAWATAN
II PEMELIHARAAN BERKALA BERSIFAT PERBAIKAN
III PEMELIHARAAN BERKALA BERSIFAT PENGGANTIAN
NB:
Waktu Pelaksanaan
Waktu Pemeliharaan

Waktu Pelaksanaan selama 180 hari kalender

D. WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pelaksanaan kegiatan dimulai dari bulan Maret sampai dengan bulan September TA. 2023
atau selama 6 bulan (180 hari kalender). Kepastian pelaksanaan kegiatan akan disesuaikan
dengan waktu awal kontrak pekerjaan dimaksud.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan biaya untuk Belanja Pemeliharaan Jaringan sebesar
Rp. 2.410.570.000,- (Dua Milyar Empat Ratus Sepuluh Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Ribu
Rupiah) dan Rincian detail terlampir dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
yang akan dialokasi dalam DIPA Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan SDA II pada
Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA Nusa Tenggara II yang bersumber dari dana APBN
murni.
F. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja Pemeliharaan Berkala Bangunan Pengaman Pantai di
Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur ini dibuat untuk melengkapi usulan DIPA
TA. 2023 Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan SDA II pada Satker Operasi dan
Pemeliharaan SDA Nusa Tenggara II.

Kupang, 14 Desember 2022

Kepala Satuan Kerja


Operasi dan Pemeliharaan SDA
Nusa Tenggara II

Djoniur Silvester Doga, ST


Nip. 197007212008121001

Anda mungkin juga menyukai