Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KELUARAN KEGIATAN
SATKER OP SDA NT. II
TAHUN ANGGARAN 2023

Unit Pengelola Bendungan

Tahun Anggaran 2023

1
KERANGKA ACUAN KERJA
FASILITASI KEGIATAN UNIT PENGELOLAAN BENDUNGAN
KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN SDA IV
SATKER OPERASI DAN PEMELIHARAAN SDA
TAHUN ANGGARAN 2023

Kementerian Negara/Lembaga : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Unit Eselon II : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Program : Pengelolaan Sumber Daya Air

Hasil Outcome : Meningkatnya Pengelolaan Bendungan

Kegiatan : Fasilitasi Kegiatan Unit Pengelola Bendungan

Indikator Kinerja Kegiatan : Terlaksanya Kegiatan Unit Pengelola Bendungan

Jenis Keluaran (Output) : Laporan Fasilitasi Kegiatan Unit Pengelola


Bendungan
Volume Keluaran (Output) : 1 (satu)

Satuan Ukur Keluaran (Output) : Laporan

A. Latar Belakang
1. Gambaran Umum
Provinsi Nusa Tenggara Timur termasuk daerah kering yang sangat dipengaruhi
oleh letak geografisnya. Daerah ini termasuk daerah arid dengan tinggi curah hujan
tahunan rerata sekitar 1.200 - 1.400 mm. Periode musim hujan sekitar 100 hari per
tahun, dan terjadinya hujan pada bulan yang tidak tetap, yaitu antara bulan November
sampai bulan Maret (Departemen Pekerjaan Umum, Puslitbang Pengairan, 1994). Hal
tersebut sangat berpengaruh pada jadwal musim tanam dan kebutuhan air minum
manusia dan ternak. Untuk mengatasi hal tersebut di atas maka pembangunan
bendungan sangat diperlukan dalam rangka memenuhi ketersediaan dan kebutuhan air
baku berupa air minum dan irigasi bagi masyarakat. Bendungan disamping memiliki
manfaat yang besar, juga menyimpan potensi bahaya yang besar. Bendungan yang
runtuh akan menimbulkan banjir bandang yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa,
harta benda serta kerusakan lingkungan yang sangat parah di daerah hilir.
Dalam rangka meminimalisasi resiko bencana dan optimalisasi fungsi
bendungan, maka Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

2
melalui Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air, Kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan SDA IV Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II pada Tahun Anggaran
2023 melakukan fasilitasi kegiatan unit pengelola bendungan. Unit pengelola bendungan
adalah unit yang merupakan bagian dari Pengelola bendungan yang ditetapkan oleh
Pemilik bendungan untuk melaksanakan pengelolaan bendungan beserta waduknya.
Salah satu peran penting unit pengelola bendungan yang harus dilakukan dalam
menjaga kelestarian fungsi dan keamanan bendungan adalah inspeksi atau pemeriksaan
visual terhadap bendungan/embung. Kegiatan ini, telah diatur didalam SNI No.1731-
1989-F tentang Pedoman Keamanan Bendungan dan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 72/PRT/1997 tentang Keamanan Bendungan. Pemantauan visual bendungan
secara rutin dan teratur oleh pemilik atau pengelola bendungan akan mampu
menangkap sedini mungkin tanda-tanda kelainan pada bendungan, sehingga dapat
sedini mungkin melakukan perbaikan yang diperlukan atau tindakan pencegahan kondisi
yang lebih buruk.
Pemantauan visual yaitu pemeriksaan berkala yang dilakukan secara visual
pada obyek pemeriksaan yang berada dipermukaan tanah dan air, seperti permukaan
bendungan, bangunan pelengkap, tebing tumpuan dan tebing waduk, instrumentasi,
peralatan hidromekanikal dan lain sebagainya untuk bendungan urugan dan bendungan
beton. Pemeriksaan ini, dilakukan terhadap bendungan urugan dan embung irigasi yang
masuk dalam kategori bendungan yang telah di bangun di Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
Menyadari pentingnya kegiatan unit pengelola bendungan, maka pemerintah
dalam hal ini Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Wilayah Sungai Nusa
Tenggara II dalam tahun anggaran 2023 menyiapkan dana untuk fasilitasi kegiatan unit
pengelola bendungan.

2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang No.11 Tahun 1974 tentang Pengairan
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 Tentang Bendungan.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai.
g. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan
Sumber Daya Air.

3
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.12 Tahun 2008 tentang Dewan Sumber
Daya Air.
i. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.70 tahun 2012, tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 tahun 2010, tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 2/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis
Nasional Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010 – 2014.
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 4/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen
Mutu Departemen Pekerjaan Umum.
l. Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air No. 153/KPTS/D/2008 Tentang
Pembentukan Tim Pengelola Sistem Informasi Sumber Daya Air.
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 08/PRT/M/2015
tentang Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi.
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 09/PRT/M/2015
tentang Penggunaan Sumber Daya Air.
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10/PRT/M/2015
tentang Rencana Dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan.
p. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 12/PRT/M/2015
tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.
q. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 14/PRT/M/2015
tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi.
r. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 17/PRT/M/2015
tentang Komisi Irigasi.
s. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 23/PRT/M/2015
tentang Pengelolaan Aset Irigasi.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud pelaksanaan kegiatan ini yaitu :
1. Monitoring (Pemantauan) bendungan.
a. Pemantauan kondisi bendungan dan prasarana lingkungan sekitarnya.
b. Melakukan inspeksi/pemeriksaan secara visual, pengukuran dengan memakai
peralatan atau instrument dan uji operasi peralatan untuk mendapat data perilaku
bendungan dengan tujuan mengetahui sedini mungkin problem yang sedang
berkembang sebelum menjadi ancaman bagi keamanan bendungan.
2. Pemeriksaan Lapangan berupa pemeriksaan visual terhadap tubuh bendungan,
bagian hulu bendungan, bagian hilir bendungan, intake, spillway (saluran
pemasukan, saluran tengah, kolom olak), terowongan pengelak, rumah operasi

4
pintu, waduk (daerah tampungan), instrumentasi bendungan (terlampiran pada
lampiran dalam Form Pemeriksaan)
3. Koordinasi dengan Tim Pemantau Bendungan Pusat ( Central Dam Monitoring Unit )
pada Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan, Direktorat Jenderal Sumber Daya
Air.
Tujuan pelaksanaan kegiatan ini yaitu :
1. Mengetahui kondisi bendungan serta hasil pencatatan peralatan instrumen yang
terpasang.
2. Mengetahui kondisi bagian hulu bendungan, bagian hilir bendungan, intake,
spliway,saluaran pemasukan, saluaran tengah dan kolam olak, terewongan
peneglak, rumah operasi pintu, waduk (daerah Tampungan) dan instrumen
bendungan.
3. Membuat laporan hasil monitoring kondisi bendungan.

C. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan ini tersebar di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu Kabupaten
Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu, Kabupaten Rote Ndao,
Kabupaten Alor, Kabupaten Sikka, Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Sumba Tengah.

Tabel 1. Daftar Lokasi Bendungan Fasilitasi Kegiatan Unit Pengelola Bendungan


Nama Lokasi
No
Bendungan Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kel.
1. Tilong Kupang Kupang Tengah Oelnasi
2. Oeltua Kupang Taebenu Oeltua
3 Raknamo Kupang Amabi Oefeto Raknamo
4 Rotiklot Belu Kakuluk Mesak Fatuketi
5 Haekrit Belu Tasifeto Timur Manleten
6 Haliwen Belu Tasifeto Timur Umaklaran
7 Benkoko Timor Tengah Utara Insana Tengah Letmafo Induk
8 Danau Tua Rote Ndao Rote Barat Laut Lalukoen
9 Kapalangga Rote Ndao Rote Barat Daya Temas
10 Manubulu Rote Ndao Rote Tengah Maubesi
11 Matasio Rote Ndao Rote Timur Matasio
12 Karinga Sumba Timur Pahungalodu Palanggai
13 Lokojange Sumba Tengah Umbu Ratu Nggay Barat Umbu Pabal Selatan
14 Waerita Sikka Waigete Hoder Waebleler
15 Napunggete Sikka Waiblama Ilin Medo

5
16 Padang Panjang Alor Alor Timur Padang Panjang
17 Napunggete Sikka Waiblama Ilin Medo

Gambar 1. Peta Lokasi Bendungan

C. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan meliputi :
1. Operasional Waduk
1. Mengumpulkan data hidrologi ( curah hujan, debit air, elevasi waduk, debit outflow,
dll) dalam rangka membuat Rencana Operasi Waduk (ROW) / tahunan.
2. Mengumpulkan data kebutuhan air dari para penerima manfaat (irigasi, air minum, air
industri, PLTA, dll).
3. Membuat kesepakatan dalam TKP SDA untuk menetapkan ROW.
4. Memonitor ROW vs Aktual dan membicarakan dalam TKPSDA bila ada
penyimpangan.
5. Menyimpan semua data hasil terkait rencana operasi waduk.

6
6. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi rencana operasi waduk kepada Kepala
BBWS/BWS

2. Kegiatan Pemeliharaan
1. Melakukan pemeriksaan visual kondisi bendungan dan membuat catatan
sesuai dengan format yang ada.
2. Melakukan pemeriksaan kondisi bagian-bagian bendungan (terowongan,
spillway, bangunan inkate, dll).
3. Membuat usulan perbaikan/ penggantian peralatan dan atau bagian bendungan.
4. Menyimpan semua data hasil kegiatan diatas.
5. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi rencana operasi waduk kepada Kepala
BBWS/BWS
3. Kegiatan Pemantauan Instrumentasi
1. Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi peralatan instrumentasi (jumlah dan
kondisi alat)
2. Melakukan pemeriksaan kondisi bagian peralatan (pisometer, inclinometer,
settlement meter, sismograf, V-Notch, patok geser, dll).
3. Membuat usulan perbaikan/ penggantian peralatan dan atau bagian bendungan.

4. Menyimpan semua data hasil kegiatan diatas.


5. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi rencana operasi waduk kepada Kepala
BBWS/BWS.

D. Penerima Manfaat
Penerima manfaat secara langsung adalah seluruh pemangku kepentingan sumber
daya air dalam Wilayah NTT dan seluruh masyarakat yang membutuhkan informasi terkait
pengelolaan bendungan di wilayah kerja Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II.

E. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kurun waktu pencapaian keluaran kegiatan ini adalah 12 (dua belas) bulan pada tahun
anggaran 2023.

F. Nama Organisasi dan Pejabat Pembuat Komitmen


Penanggung jawab Kegiatan Fasilitasi Unit Pengelola Bendungan adalah Pejabat
Pembuat Komitmen Operasi dan Pemeliharaan SDA IV Satuan Operasi dan Pemeliharaan
Sumber Daya Air Nusa Tenggara II.

G. Kualifikasi Tenaga Ahli

7
Dalam mendukung kegiatan ini diperlukan tenaga pendukung dengan kualifikasi
sebagai berikut:
1. Tenaga Ahli Sumber Daya Air, Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) minimal pengalaman 3
tahun bidang bendungan dan mempunyai sertifikat keahlian Sumber Daya Air tingkat
Muda (1 Orang).
2. Tenaga Pengelola Data UPB, Minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) minimal pengalaman 1
tahun di bidang bendungan dan mempunyai sertifikat keahlian Sumber Daya Air tingkat
Muda (5 Orang).
3. Tenaga Pengelola Data UPB, Minimal Sarjana Geomatika/Geofisika (S1) minimal
pengalaman 1 tahun di bidang bendungan (2 Orang).
4. Tenaga IT UPB, Minimal Sarjana Informatika/Ilmu Komputer (S1) minimal pengalaman 1
tahun (2 Orang).
5. Tenaga Asisten Pengelola Data UPB, Minimal Diploma 3 (D3) (3 Orang)

H. Biaya Yang Diperlukan


Mengingat sedang dilaksanakannya pekerjaan remedial pada 8 bendungan serta Persiapan
Operasi dan Pemeliharaan (POP) pada 3 bendungan yang akan selesai pada tahun 2022
maka perlu dipersiapakan pembiayaan terkait Operasi dan Pemeliharaan pada masing-
masing bendungan berupa biaya pemeliharaan jaringan ( honor petugas OP), pemeliharaan
bangunan dan gedung, pemeliharaan perlatan dan mesin, serta biaya perjalanan dinas.
Belanja perjalanan dinas Kupang – Jakarta dalam rangka koordinasi dan monitoring evaluasi
13 bendungan.
Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan biaya sebesar Rp. 14.506.000.000,- (Empat
Belas Milyar Lima Ratus Enam Juta Ribu Rupiah) yang teralokasi dalam DIPA 2023 Satuan
Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Nusa Tenggara II dan bersumber dari APBN Murni.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk melaksanakan kegiatan dimaksud dalam DIPA
2023 Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA Nusa Tenggara II.

Mengetahui,
Kepala Satuan Kerja
Operasi dan Pemeliharaan SDA NT II

lfred F. Lukas, ATP, M.Si


8 NIP. 19640517 198503 1 013

Anda mungkin juga menyukai