Anda di halaman 1dari 30

Penawaran Administrasi dan Teknis CV.

GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

E. URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM


KERJA
E.1. Landasan Pendekatan

Landasan pendekatan pelaksanaan pekerjaan Study Pemutakhiran Data dan


Inventarisasi Sumber Daya Air di Provinsi Sumatera Utara (Wilayah Sungai
Kualuh Barumun) adalah keterkaitannya Norma Standard Pedoman dan
Manual (NSPM) yang berlaku pada bidang pekerjaan umum, Standar Nasional
Indonesia dan peraturan serta standard lain yang berkaitan dengan
pemuktahiran data dan inventarisasi sumber air. Standar dan pedoman yang
digunakan dapat juga menggunakan standar dan pedoman lain yang terkait dan
berlaku. Konsultan wajib memiliki dan memahami seluruh standar dan pedoman
tersebut dan menjadikan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.. Peraturan
perundangan yang dimaksud diantaranya :

a. Undang-undang No. 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan


b. Undang-undang No. 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
c. Undang-Undang No. 4 tahun 2011 Tetang Informasi Geospasial
d. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai
e. Permen PUPR No 04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan
Wilayah Sungai
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.28/PRT/M/2015 Tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis
Sempadan Danau
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.10/PRT/M/2015 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA.
h. Permen PUPR No 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan
Sumber Air dan Bangunan Pengairan
i. Permen PUPR No 25/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan Data dan
Informasi Geospasial Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan perumahan
Rakyat
j.
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

E.2. Metodologi Pengumpulan Data


a. Pengumpulan data Sekunder.
Pengumpulan data yang dilakukan berupa data-data sekunder yang
diperoleh secara instansional berupa study literatur serta kajian-kajian
yang telah dilaksanakan sebelumnya menyangkut pelaksanaan pekerjaan
diwilayah studi. Pengumpulan data sekunder ini dimaksudkan untuk
mempelajari hasil-hasil kajian sebelumnya menyangkut wilayah study
untuk mendapatkan akar-akar permasalahan yang terjadi sehingga
memudahkan pelaksanaan pengorganisasian permasalahan. Cakupan
kegiatan pengumpulan data sekunder ini yaitu:

Kegiatan pengumpulan data sekunder antara lain:


a. Pengumpulan data karakteristik sungai, embung / danau, antara lain:
 Data fisik sungai, embung / danau, antara lain lokasi / posisi
sungai, embung / danau, aliran inflow dan outflow Sungai, embung
danau, volume tampungan danau, data tipe sungai, embung danau
berdasar kejadian dan sumber airnya, luas danau dan luas daerah
tangkapan air , serta elevasi muka air danau.
 Data tutupan lahan dan kecenderungan perubahan penutup lahan
di sekitar sungai, embung/danau.
b. Data-data infrastruktur atau rencana pembangunan yang berkaitan
dengan Daerah Aliran Sungai yang berada di WS Kualuh Barumun
c. Rencana tata ruang provinsi, kabupaten, dan pola pengembangan
sumber daya air di Kabupaten/Kota sekitar WS Kualuh Barumun.
d. Peta Dasar dari BIG
e. Peta Citra Satelit
f. Data curah Hujan pada Satuan Wilayah Sungai Kualuh Barumun 10
tahun terakhir.
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

Identifikasi Pengelompoka Akibat dan


Masalah n Masalah Dampak Studi

Organisasi
Masalah

Penyusunan Alternatif Masalah


Rencana Pemecahan Prioritas
Kerja Masalah

Setelah hal ini dilaksanakan maka dilanjutkan dengan mempersiapkan


pelaksanaan pengambilan data primer.

b. Melaksanakan Survey Lapangan Pengambilan Data Primer.


Data Primer yang akan diambil adalah :
1. Melakukan inventarisasi data teknis sungai yang dikombinasikan
dengan digitasi dari peta citra satelit. Data teknis sungai yang akan
diambil adalah :
o Luas DAS
o Panjang sungai
o Lebar sungai
o Kemiringan rata-rata (hulu, tengah dan hilir)
o Debit ketersediaan
o Banjir yang pernah terjadi
2. Melakukan inventarisasi data teknis embung/ danau dan bangunan
eksisting di sungai yang dikombinasikan dengan digitasi dari peta citra
satelit
Data teknis embung/ danau yang akan diambil adalah :
o Luas genangan
o Sumber air
o Koordinat
o Pemanfaatan
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

3. Melakukan inventarisasi kegiatan Rehabilitasi Prasarana Sungai dan


kegiatan Pemeliharaan Sungai dan Prasarana Sungai yang
dikombinasikan dengan koordinasi dengan instansi terkait;

4. Melakukan inspeksi / walkthrough kondisi bangunan sungai dibagi


sesuai dengan jenis bangunan yang diberi kodefikasi dan kondisi yang
dibagi pada 5 kondisi yaitu Sangat Baik, Baik, Rusak ringan, Rusak
Sedang dan Rusak Berat
5. melakukan pengecekan terhadap keberadaan anak-anak sungai hingga
orde 3 dengan memastikan adanya anak-anak sungai yang terdapat
pada peta rupa bumi ataupun dari peta citra sehingga didapat nama
anak sungai yang diperoleh dari peta ataupun berdasarkan informasi
masyarakat.
6. Melakukan identifikasi kegiatan pemanfaatan sumber air seperti galian
C dan pemanfaatan air permukaan yang memuat lokasi berupa
koordinat, nama perusahaan pemanfaat, debit pengambilan/ volume
deposit material.
7. Pengukuran paluh sungai dilakukan dengan alat ukur Total Station dan
Alat ukur Waterpass. Pengukuran ini dilakukan sesuai kebutuhan
pengukuran debit dengan alat current meter dan dikhususkan
pengukuran tersebut pada daerah daerah pertemuan sungai,
pertemuan drainase ke sungai dan bangunan pengambilan.
8. Pengukuran elevasi bangunan penting seperti bendung, bangunan –
bangunan ditulis pada peta.
9. Melakukan survei dengan menggunakan foto/ video visual udara
(drone) untuk mendapatkan gambaran kondisi sungai dan embung/
reservoir;
Pengukuran dengan menggunakan alat ukur topografi digunakan untuk
pengukuran prasarana sungai, embung/ danau terpilih atau daerah
rawan kerusakan tebing, sedangkan untuk data teknis sungai dilakukan
walktrough ataupun survei menggunakan drone.
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

Metodologi pengambilan data primer dilapangan dapat dilakukan dengan


beberapa cara yaitu :
1. Wawancara ; yaitu melakukan tanya jawab dengan
penduduk/masyarakat yang berdiam diwilayah study tentang
kondisi genangan, perkiraan dampak kerugian, jumlah KK yang
terkena dampak, kondisi kesehatan masyarakat dan lain-lain.
2. Pengamatan Langsung ; yaitu melakukan investigasi dan inventory
tentang kondisi eksisting wilayah sungai, serta permasalahan yang
terjadi pada wilayah studi.
3. Penggunaan Alat ; yaitu melakukan survey pengambilan data
topografi menggunakan total station untuk mendapatkan
penampang sungai pada titik-titik tertentu yang dianggap dapat
mewakili kondisi sungai sebagai data teknis dan sebagai dasar
perhitungan kapasitas tampungan sungai pada saat banjir.

E.3. Metodologi Analisis dan Design

Analisis teknis dilakukan setelah seluruh data skunder dan data primer telah
terkumpul dan telah disetujui oleh Direksi. Analisis teknis yang harus dilakukan
antara lain:
1. Analisis ketersediaan air dan debit banjir di setiap sungai-sungai utama
hingga orde 1 dan orde 2 yang dianggap prioritas; Analisis hidrologi
menghitung ketersediaan debit air menggunakan data debit AWLR
ataupun menggunakan analisis ketersediaan air metode F.J. Mock atau
NRECA dengan peluang kejadian 50%, 80% dan 90%. Jika
memungkinkan, dapat melakukan analisis perbandingan DAS untuk
mendapatkan debit minimum dan debit banjir.
2. Menyusun database teknis sungai dan embung/ reservoir meliputi nama,
panjang, dimensi, luas genangan, pemanfaatan air, ketersediaan air,
debit banjir, kondisi prasarana, dll;

3. Membuat peta informatif sungai, embung/ reservoir berbasis sistem


informasi geografis;
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

4. Analisis penyusunan usulan prioritas Program Pembangunan dan


Pengelolaan, Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai pada Wilayah
Sungai Kualuh Barumun;

5. Analisis potensi daya rusak air dan konservasi sumber daya air
(sungai,embung/danau) ;

- Analisis Hidrologi
1. Pengumpulan Data Curah Hujan
Data curah hujan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah data-
data curah hujan harian minimal 10 (sepuluh) tahun terakhir dari stasiun
pengamatan terdekat.
Dari data-data tersebut yang dianalisa adalah curah hujan harian
maksimum setiap harinya untuk mendapatkan Intensity Duration
Frequency Curve.

2. Analisa Curah Hujan Rencana


Curah hujan rencana digunakan untuk menghitung debit banjir untuk
setiap periode ulang yang diinginkan. Dalam hal ini akan dianalisis adalah
curah hujan rencana untuk periode ulang 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun, 10
tahun, 25 tahun dan 50 tahun. Metode yang digunakan adalah Distribusi
Gumbel (extreme value type I), sebagai berikut :

Dengan ;
Rrt = Curah hujan rencana (mm/hari)
Rt = Curah hujan harian maximum rata-rata (mm/hari)
K = Faktor Frekwensi
S = Standard Deviasi

n
  Ri  Rt  2
i 1
Sn 1 
n1
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

Dimana :
n = Jumlah tahun
i = tahun ke I
Ri = Curah hujan harian
Rt = Curah hujan rata-rata.

Frekuensi faktor K
6   T 
K   0.5772  ln  ln  
   T  1  

atau
  T 
K   0.7797  0.5772  ln  ln  
  T  1  

Dimana
T = Periode ulang ( tahun )

3. Intensitas Curah Hujan Rencana


Intensitas curah hujan rencana adalah besarnya intensitas curah hujan
maksimum (biasanya dalam mm/jam) yang mungkin terjadi pada periode
ulang tertentu. Besarnya intensitas hujan ini biasanya didapat dengan
menggunakan curah hujan harian serta lamanya (durasi) dari curah hujan
tersebut. Untuk ini digunakan rumus Mononobe :

m
R 24  24 
I   
24  t 

dimana :
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
t = lamanya curah hujan (jam)
m = tetapan diambil 2/3
R24= curah hujan maximum dalam 24 jam (mm)

4. Klasifikasi Run Off (Koefisien Limpasan)


Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

Koefisien run off ditentukan berdasarkan tata guna lahan dari Rencana
Umum Tata Ruang Kota. Besarnya koefisien run off tersebut untuk
berbagai jenis tata guna lahan. Tabel I menyajikan tata guna lahan untuk
berbagai koefisien run off

Tabel I
Tata Guna Lahan untuk Berbagai Koefisien Run Off

TATA GUNA LAHAN KOEFISIEN


RUN OFF
Daerah Komersial / Perdagangan 0.75 - 0.95
Daerah Industri 0.50 - 0.90
Daerah Pemukiman dengan
Kepadatan :
 Rendah < 20 rumah / ha
0.25 - 0.40
 Sedang 20 - 40 rumah / ha
0.40 - 0.60
 Tinggi > 40 rumah / ha
0.60 - 0.75
Daerah Pertanian
0.45 - 0.55
Daerah Perkebunan
0.20 - 0.30
Daerah Kosong, Datar dan Kemiringan
 < 20 %
0.50 - 0.10
 (2-7) %
0.10 - 0.15

Pada catchment area (daerah tangkapan hujan) yang terdiri dari


berbagai jenis tata guna lahan maka koefisien run off yang
diperhitungkan adalah koefisien run off rata-rata dengan rumus
sebagai berikut :

A 1 * C1  A 2 * C 2 .....An * Cn
C
A 1  A 2 .....An

dengan
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

C  Koefisien run off rata-rata


A = Luas catchment area

- Debit Banjir
Besarnya debit banjir (debit run off) diperhitungkan dengan menggunakan
rumus metode rasional, dimana :
Q = 0.00278 C.I.A
dimana :
Q = Debit banjir rencana (m3/dt)
C = Koefisien run off
I = Intensitas hujan untuk waktu konstan dalam mm/jam
A= Luas catchment area (ha)

Debit maksimum terjadi apabila lama hujan sama dengan lama waktu
yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh dititik terjauh pada daerah
tangkapan (catchment area) untuk mencapai titik peninjauan dimana
besarnya debit akan dihitung, atau disebut juga waktu konsenterasi.
Waktu konsenterasi tersebut terdiri dari 2 bagian :
1. Waktu pelimpasan/waktu konsenterasi awal (ti), yaitu waktu yang
diperlukan oleh air hujan yang menjadi air permukaan untuk
mengalir/melimpas dari titik terjauh di daerah tangkapan sampai ke
titik inlet pada saluran.
2. Waktu pengaliran (td), yaitu waktu yang dibutuhkan untuk air dari inlet
sampai ketitik yang ditinjau di tempat limpasan yang akan dihitung.
Waktu limpasan sangat tergantung pada ciri-ciri daerah aliran, yaitu jenis
permukaan, jarak yang harus ditempuh, kemiringan dan faktor-faktor lain.
Untuk daerah tangkapan yang besar dengan pola drainase yang
kompleks, aliran air dari tempat yang terjauh akan datang terlambat untuk
ikut menambah besarnya limpasan di inlet. Untuk daerah tangkapan yang
kecil dengan pola drainase sederhana, lama waktu konsenterasi awal
bisa sama dengan lama waktu pengaliran dari tempat terjauh.
Maka waktu konsenterasi pada suatu daerah aliran adalah :
tc = ti + td
harga ti secara garis besar dapat dipergunakan patokan sebagai berikut :
· Pada kota-kota besar ti = 15 - 30 menit
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

· Pada kota-kota kecil ti = 20 - 30 menit


Waktu konsenterasi dapat juga ditentukan dengan menggunakan rumus
empiris dari KIRPICH sebagai berikut :

0.77
 L 
td  0.0195 *  
 S

Dimana :
td = Waktu pengaliran (menit)
L = Panjang saluran (meter)
S = Kemiringan saluran

Besarnya L dan S di perhitungkan dari peta topografi yang meliputi


seluruh daerah tangkapan atau saluran yang ditinjau, maka :
te = td + (15 - 30) menit

2. Koefisien Kekasaran MANNING


Koefisien kekasaran MANNING sangat tergantung pada jenis material
yang digunakan pada saluran/drainase. Dibawah ini diberikan beberapa
harga koefisien kekasaran MANNING (n) dari berbagai jenis material :

Tabel II
Koefisien Kekasaran Manning
Material Saluran Koef. Kekasaran
Manning
Plesteran halus 0.010 - 0.013
Plesteran kasar 0.011 - 0.015
Beton cor ekspose 0.013 - 0.016
Beton Pracetak 0.011 - 0.015
Pasangan bata, disiar 0.015 - 0.020
Pasangan bata, disiar 0.012 - 0.018
Pasangan bata, kosong 0.017 - 0.024
Pasangan batu gronjong 0.020 - 0.035
Saluran tanah, bersih 0.022 - 0.033
Saluran tanah dan 0.300 - 0.800
timbunan
Sumber : Open Channel Hydraulics, oleh : Ven Te Chow
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

Ketersediaan air adalah jumlah air (debit) yang diperkirakan terus menerus ada
di suatu lokasi (bendung atau bangunan air lainya) di sungai dengan jumlah
tertentu dan dalam jangka waktu (periode) tertentu. Air yang tersedia tersebut
dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti air baku yang meliputi air
domestik (air minum dan rumah tangga), non domestik (perdagangan,
perkantoran), industri, pemeliharaan sungai, peternakan, perikanan, irigasi dan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (Triatmodjo, 2013).

Debit aliran sungai adalah jumlah air yang mengalir melalui tampang lintang
sungai tiap satuan waktu, yang biasanya dinyatakan dalam meter kubik per detik
(m3/detik) (Triatmodjo, 2013:107). Debit aliran sungai merupakan informasi
penting yang diperlukan dalam pemanfaatan sumber daya air, sehingga
dibutuhkan ketersediaan data debit aliran sungai jangka waktu panjang. Data
tersebut bisa didapat dari hasil pencatatan alat ukur pencatat muka air yang
biasa dinamakan AWLR (Automatic Water Level Recorder). Apabila pada titik
yang ditinjau tidak tersedia seri data debit jangka panjang, dapat dilakukan
model simulasi hujan-aliran untuk mensimulasi data hujan menjadi data debit
aliran sungai (Hadisusanto, 2010).

Di Indonesia model simulasi hujan-aliran yang sering digunakan adalah model


DR. FJ Mock, model NRECA dan model Tanki (Tank model). Metode DR FJ
Mock paling sering digunakan terutama di daerah dengan intensitas tinggi
sampai sedang seperti daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali.
Sedangkan metode NRECA banyak dilakukan di daerah dengan curah hujan
rendah seperti di daerah Nusa Tenggara. Sedangkan metode Tanki jarang
digunakan karena dibutuhkan data yang sangat komplek/detail terutama
mengenai jenis tanah dan vegetasinya (Hadisusanto, 2010).

Pengumpulan Data
a. Data debit yang dipergunakan merupakan data debit bulanan (m3/dt) di
wilayah study selama 10 tahun.
b. Data curah hujan yang dipergunakan adalah data pencatatan curah hujan
bulanan (mm) selama 10 tahun.
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

c. Peta dasar yang digunakan adalah peta dasar terbaru dari Badan
Informasi Geospasial (BIG).
d. Data klimatologi yang digunakan merupakan data pencatatan bulanan
yang terdiri dari suhu udara (⁰C), kelembaban udara (%), kecepatan
angin (km/hari) dan lama penyinaran matahari (%) selama 10 tahun pada
Stasiun Klimatologi pada wilayah studi.
e. Luas DAS (Daerah Aliran Sungai) yang merupakan daerah yang dibatasi
oleh punggung-punggung gunung atau bukit, apabila air hujan jatuh di
daerah tersebut maka air akan mengalir menuju sungai utama pada titik
yang ditinjau. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) ditentukan dengan
menggunakan Peta Rupabumi Digital Indonesia.
f. Uji Konsistensi dilakukan terhadap data curah hujan yang terkumpul dari
tiap stasiun hujan. Metode yangdigunakan adalah metode RAPS
(Rescaled Adjusted Partial Sums) dengan menggunakan persamaan (1)
dan (2) atau dengan metode lain.

Dengan :
Sk* = nilai komulatif penyimpangan terhadap nilai rata-rata
k = 1, 2, .., n
Yi = nilai data Y ke i
Ȳ = nilai Y rata-rata
n = jumlah data Y

Sk** = Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS)


Dy = deviasi standar seri data Y

Analsisi Curah Hujan


Berdasarkan letak stasiun hujan yang penyebarannya tidak merata, dalam
analisis hujan wilayah digunakan metode Polygon Thiessen yangdihitung
menggunakan persamaan (3).
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

Dengan:
P = hujan rata-rata
P1, P2...Pn = hujan di stasiun 1, 2, 3, .., n
A1, A2...An = luas daerah yang mewakili stasiun 1, 2, 3, .., n

Analisis Evaporasi
Berdasarkan ketersediaan data klimatologi, dipilih metode Penman Modifikasi
dalam perhitungan evapotranspirasi menggunakan persamaan (4).
*
ETo = C x ETo * (4)
Dengan:
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/hari)
C = faktor koreksi
ETo** = evaporasi (mm/hari)

Analisis Simulasi Mock


Data debit bulanan sungai dan data hujan yang tersedia dalam rentang waktu
tertentu, dianalisis dengan Model Mock untuk mensimulasi data hujan menjadi
data debit aliran sungai menggunakan persamaan (5) sampai (8) dan kalibrasi
terhadap data debit yang tersedia.

Aliran dasar (BF) = Infiltrasi (I) – perubahan volume aliran air (ΔVn) (5)
Aliran permukaan (DRO) = Kelebihan air (WS) - Infiltrasi (I) (6)
Aliran (RO) = Aliran dasar (BF) + Aliran permukaan (DRO) (7)
Debit sungai = (Aliran x Luas DAS)/1 bulan dalam detik (8)

Analisis Debit Andalan


Metode yang digunakan dalam analisis debit andalan adalah metode tahun
dasar perencanaan dengan cara menghitung debit tahunan dan selanjutnya
debit andalan didasarkan pada debit tahunan tersebut. Untuk menentukan debit
andalan digunakan persamaan (9).
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

Dengan :
P = peluang %
m = nomor urut data
n = jumlah data

Analisis Hujan Andalan


Metode yang digunakan dalam analisis hujan andalan adalah metode tahun
dasar perencanaan dengan cara menghitung hujan tahunan dan selanjutnya
hujan andalan didasarkan pada hujan andalan digunakan persamaan (9).

Analisis Hujan Efektif


Besarnya curah hujan efektif diambil sebesar 50 %, 80% dan 90% dari curah
hujan andalan 80 % (R80) menggunakan persamaan (10).

Re = k x 1/h x (R80) (10)

Dengan:
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
R80 = curah hujan yang kemungkinan terpenuhi
sebesar 80% (mm)
k = persentase
h = jumlah hari

Analisis Debit Air Masuk (Inflow)


Debit air masuk (inflow) terdiri dari debit aliran sungai dan hujan yang jatuh di
permukaan sungai. Debit aliran sungai yang dimaksud adalah hasil simulasi
Mock yang sudah dikalibrasi dengan data debit. Sedangkan hujan yang jatuh di
permukaan embung dikalikan dengan luas permukaan embung.

E.4. Metodologi Penggambaran Teknis dan Pelaporan


Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

Gambar dan Peta-peta Informasi Geospasial Tematik yang akan dihasilkan:


 Peta inventarisasi SDA
 Peta Inventarisasi potensi daya rusak air dan konservasi sumber daya air
(sungai,embung/danau)

Metode penyusunan laporan dan penyerahannya dilaksanakan secara bertahap


berdasarkan ceklist produk laporan yang harus disediakan konsultan sehingga
proggres pekerjaan dapat dipantau berdasarkan penyerakan produk oleh
konsultan yaitu :
1. Penyerahan laporan pendahuluan berisi rencana konsultan yang berisi
antara lain : latar belakang, gambaran umum wilayah studi, metodologi
dan pendekatan, rencana kerja serta hasil pengumpulan data sekunder.
2. Laporan Bulanan diserahkan setiap bulan berisi progres kemajuan setiap
bulan, pekerjaan yang sudah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan
dan rencana kegiatan selanjutnya.
3. Laporan Interim/Antara berisi hasil pencapaian pekerjaan saat
pertengahan masa kontrak, yang memuat hasil pengumpulan data dan
kompilasi data.
4. Konsep Laporan Akhir berisi hasil seluruh pekerjaan pengumpulan data,
kompilasi dan analisis data yang mencakup data sumber daya air dan
database SDA.
5. Laporan Akhir berisi penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir
6. Laporan Inventarisasi dan Survei Lapangan berisi laporan hasil
inventarisasi data teknis sungai, embung/danau, kegiatan rehabilitasi dan
pemeliharaan yang pernah dilakukan, keberadaan anak-anak sungai,
pemanfaatan sumber air untuk galian C baik berstatus legal maupun
ilegal serta kondisi bangunan sungai dengan 5 kriteria (Sangat Baik, Baik,
Rusak ringan, Rusak Sedang dan Rusak Berat).
7. Laporan hasil pengukuran berisi kriteria sungai diwilayah studi (sungai
alami, sungai berkembang dan sungai perkotaan), hasil pengukuran
bangunan air, penampang sungai, elevasi genangan, palung sungai,
foto/video visual udara (drone) gambaran kondisi sungai dan embung/
reservoir, dimensi infrastruktur sarana dan prasarana sungai,
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

8. Laporan hidrologi berisi hasil pengumpulan data curah hujan dan debit
pada wilayah studi serta analisis ketersediaan air pada wilayah studi.
9. Laporan Potensi Daya Rusak Air dan Konservasi SDA
(sungai,embung/danau) berisi kemungkinan kerusakan akibat sumber
daya air akibat eksploitasi berlebihan diluar daya dukung lingkungan dan
kegiatan yang dapat dilakukan untuk konservasi sumber daya air.
10. Laporan database SDA berisi informasi data teknis sungai,
embung/danau antara lain : nama, kodefikasi dan panjang sungai, Lokasi
(Desa/ Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten), koordinat, lebar
penampang sungai rata-rata, luas tampungan embung/danau,
Pemanfaatan Sungai, Embung/ Danau (pengambilan air, pengambilan
material sungai), Infrastuktur Eksisting (jenis bangunan, kepemilikan aset,
kondisi), Debit Banjir, Debit Ketersediaan dan Luas Genangan Banjir.
11. Peta inventarisasi dan informasi geospasial terpadu (IGT) sungai,
embung/ danau yang terintegrasi dengan peta citra satelit resolusi
sedang/ tinggi keluaran BIG dan terintegrasi dengan peta Rupa Bumi
Indonesia yang dilengkapi dengan data-data sesuai database yang telah
dibuat.
12. Album foto dokumentasi berisi seluruh dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan mulai dari pendahuluan hingga laporan akhir pekerjaan.

Pelaksanaan penggambaran teknis peta dengan memakai software berbasis


GIS sedangkan grafik dan tabel serta pelaporan menggunakan MS-Word dan
MS-Excel.
Penawaran Administrasi dan Teknis CV. GUNUNG AGUNG SEJAHTERA

SKEMA METODOLOGI PELAKSANAAN

Persiapan Pelaksanaan Pengumpulan Data Inventarisasi Data Kompilasi/Analisis Data Peny. Database Produk Pekerjaan
Primer dan Sekunder

Kunjungan /orientasi Tabulasi Data Kompilasi Data Data teknis sungai, Laporan Pendahuluan
Kelengkapan Administrasi
Lapangan embung/danau
Persiapan Peralatan
Persiapan Format Survey Laporan Bulanan
Pemanfaatan sungai
Pengambilan data Tabulasi Database Catchment Area
Mobilisasi Personil
sekunder Analisa Hidrologi
Analisa ketersediaan air Laporan Antara
Infrastruktur eksisting
Pengambilan data Primer Draft Laporan Akhir
Pre-Award Meeting
Debit Banjir
Laporan Akhir

Debit Ketersediaan Laporan inventarisasi

Laporan Pengukuran

Laporan Hidrologi

Laporan Potensi Daya


rusak air dan konservasi
SDA

Laporan Database SDA

Peta Inventarisasi dan


IGT

Album Foto
Dokumentasi

Soft copy Pekerjaan


E.5. Program Kerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan Study Pemutakhiran Data dan Inventarisasi
Sumber Air Provinsi Sumatera Utara (Wilayah Sungai Kualuh Barumun)
ini dibuat tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan. Untuk pelaksanaan
Pekerjaan ini pelaksanaan pekerjaan dibagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu :
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pengumpulan Data dan survey lapangan(Primer dan Sekunder)
c. Tahap Inventarisasi, Kompilasi dan Analisis Data
d. Tahap Penyusunan database
e. Tahap Pembuatan Produk pekerjaan

E.5.1. Tahap Persiapan

Pekerjaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam tahap persiapan ini


menyangkut berbagai hal, seperti administrasi, personil, peralatan,
persiapan format survey dan data-data pendahuluan yang berhubungan
dengan pekerjaan. Secara garis besar hal yang perlu disiapkan sebelum
dilaksanakannya ini antara lain :
1. Pengurusan Administrasi
2. Pengumpulan Data/literatur
3. Persiapan Personil dan Peralatan
4. Studi Kepustakaan dan Diskusi
5. Pembuatan Rencana Kerja
6. Persiapan Format Survey dan Quesioner (jika perlu)
7. Mobilisasi Personil dan Peralatan

E.5.1.1. Pengurusan Administrasi

Pengurusan administrasi diperlukan agar pelaksanaan pekerjaan tidak


terkendala dengan proses administrasi. Dalam pengurusan administrasi ini
yang dilakukan mencakup pengurusan surat menyurat yang ada kaitannya
dengan pekerjaan ini antara lain : pengurusan permohonan surat jalan tim
masuk lokasi pekerjaan, surat tugas personil, dan surat-surat lain yang
dianggap perlu.
E.5.1.2. Pengumpulan Data/Literatur

Dalam kegiatan pengumpulan data pada tahap persiapan ini ialah


pengumpulan data-data informasi tentang kondisi wilayah studi yang dalam
hal ini wilayah sungai Kualuh Barumun. Hal ini diperlukan sebagai
gambaran untuk menyusun rencana kerja selanjutnya. Data-data sekunder
tersebut antara lain :
 Peta dasar dan peta topografi
 Data curah hujan stasiun terdekat
 Data statistik
 Standar, Peraturan, kriteria teknis, dan petunjuk teknis
 Data-data sekunder lainnya yang dapat menunjang kelancaran
pekerjaan.

E.5.1.3. Persiapan Personil dan Peralatan

Personil dan peralatan sangat menentukan dalam keberhasilan suatu


pekerjaan. Yang dimaksudkan dalam personil ini mencakup tenaga ahli
dan tenaga pendukung. Tenaga ahli dan tenaga pendukung yang harus
dipersiapkan untuk menangani ini disesuaikan dengan kondisi dan luas
daerah survei. Dalam pelaksanaan penanganan pekerjaan ini dipimpin oleh
seorang team leader yang dibantu masing-masing tenaga ahli dan surveyor
yang secara lengkap disajikan pada daftar personil pelaksana pekerjaan.
Sedangkan jenis dan jumlah peralatan yang akan digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan ini disesuaikan dengan kondisi lapangan, luas
daerah survei, jumlah personil pendukung, jenis pekerjaan/kegiatan yang
dilaksanakan.

E.5.1.4. Studi Kepustakaan dan Diskusi

Pemahaman yang baik tentang suatu permasalahan dan koordinasi


terhadap semua unsur-unsur yang terkait akan menghasilkan perencanaan
yang terpadu dan terarah dalam arti kata tidak ada pekerjaan yang
tumpang tindih. Kegiatan studi dan diskusi ini dimaksudkan untuk
pemahaman terhadap objek dengan jalan mempelajari data-data yang
terkumpul kemudian dibahas bersama-sama dengan masing-masing
tenaga ahli yang hasil pembahasan tersebut kemudian didiskusikan
dengan tim teknis. Diskusi yang diajukan pada pekerjaan ini yaitu diskusi
sesudah dibuatnya laporan pendahuluan, Laporan Antara dan konsep
laporan akhir.

E.5.1.5. Pembuatan Rencana Kerja

Setiap pekerjaan beserta hasilnya akan dibuat dalam bentuk laporan.


Laporan persiapan dan rencana kerja dibuat berdasarkan hasil
pembahasan team leader dengan tenaga ahli yang dibantu oleh personil
pendukung dimana dapat memberikan masukan-masukan hasil diskusi
dengan tim teknis yang isinya meliputi ; Struktur organisasi, personil
pelaksana, Rencana Jadwal Waktu Kerja (Time Schedule) pelaksanaan
pekerjaan.

E.5.1.6. Persiapan Format Survey dan Pembuatan Questioner

Perencanaan yang baik akan diperoleh jika data-data yang disajikan benar
dan akurat. Penyajian data yang benar hanya bisa didapatkan dengan
mempersiapkan materi / format pengambilan data yang tepat. Untuk itu
sebelum dilaksanakannya survey pengambilan data secara primer maka
diperlukan penyusunan format data survey dan materi questioner yang
tepat disesuaikan dengan kebutuhan study.

E.5.1.7. Mobilisasi Personil dan Peralatan.

Tanpa ada mobilisasi dan koordinasi terhadap personil dan peralatan,


pelaksanaan akan lamban dan tidak efisien. Dalam pelaksanaan Pekerjaan
ini pengaturan dan pergerakan mobilisasi personil dan peralatan akan
didasarkan dengan program kerja/jadwal waktu pelaksanaan yang telah
disusun. Hal ini dilakukan karena setiap jenis kegiatan pelaksanaannya
tidak dilakukan bersama-sama.
E.5.2. Tahap Pengumpulan Data dan Survey Lapangan.

Data yang harus dikumpulkan adalah sebagai berikut :


1) dokumen studi-studi terkait yang ada;
2) data teknis sungai, embung/danau;
3) data kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan yang pernah dilakukan;
4) data keberadaan anak-anak sungai;
5) data pemanfaatan sumber air untuk galian C;
6) data kondisi bangunan sungai;
7) data dimensi bangunan air, infrastruktur prasarana dan sarana sungai;
8) data penampang sungai, elevasi genangan, palung sungai
9) data hidrologi dan klimatologi;
10) data potensi daya rusak air;
11) data daerah pengaliran sungai dan tata guna lahan;

E.5.2.1. Orientasi Lapangan.

Kegiatan ini merupakan awal pelaksanaan pekerjaan lapangan yang


meliputi :
 Mengenal dan mengamati kondisi dan situasi wilayah studi dan
sekitarnya.
 Mengadakan pengamatan pendahuluan secara visual dan wawancara
dengan penduduk setempat.

E.5.2.2. Survey Hidrologi

Pekerjaan penelitian hidrologi ini untuk mengumpulkan data curah hujan,


debit serta klimatologi dari stasiun iklim terdekat guna dianalisa dan
dievaluasi sesuai dengan kebutuhan studi yaitu debit ketersediaan air.

Dalam tahap lapangan untuk bidang hidrologi adalah pengambilan


(penentuan) faktor-faktor hidrologi yang berkaitan dengan kondisi di
lapangan seperti menentukan faktor-faktor :

 land use
 treatment
 hydrologic condition
 hydrologic soil group
Data lapangan tersebut akan sangat menentukan hasil perhitungan
hidrologi dan menentukan status daerah survey menurut sifat dan level
banjir akibat hujan. Data-data tersebut dapat diperoleh dilokasi survey dan
juga dapat diperoleh pada stasiun klimatologi :

 Data curah hujan terakhir selama minimal 10 tahun berturut-turut.


 Data iklim terakhir selama 5 tahun berturut-turut.
 Peta land use
 Catatan-catatan dari hasil peninjauan dari daerah mengenai kondisi
hidrologi serta banjir.
 Hasil studi lainnya yang diadakan oleh daerah.
 Diskusi dengan orang-orang daerah yang mengetahui lebih banyak
tentang lokasi studi.
Juga perlu diadakan pengumpulan data informasi banjir (tinggi, lama dan
luasnya daerah genangan serta saat terjadinya) baik melalui pengamatan
langsung dengan memperhatikan tanda-tanda banjir maupun melalui
wawancara dengan penduduk setempat. Catatan-catatan serta hasil
pengukuran tersebut dapat dipakai untuk kalibrasi dalam perhitungan
model matematis hidrologi.

E.5.2.5. Penentuan Lokasi dan Batasan Study

Penentuan lokasi sasaran studi ini akan didasarkan kepada kondisi existing
wilayah sungai, dan daerah-daerah genangan yang masih ada serta
koordinasi dengan tim teknis pekerjaan. Untuk mendapatkan existing
wilayah studi dilakukan orientasi pendahuluan dan pengumpulan data-data
sekunder ke instansi-instansi terkait.

E.5.3. Tahap Inventarisasi, Kompilasi dan Analisis Data

E.5.3.1. Inventarisasi Data

Inventarisasi data dilakukan untuk memperoleh data teknis sungai,


embung/danau, kegiatan rehabilitasi dan pemeliharaan yang pernah
dilakukan, keberadaan anak-anak sungai, pemanfaatan sumber air untuk
galian C baik berstatus legal maupun ilegal serta kondisi bangunan sungai
dengan 5 kriteria (Sangat Baik, Baik, Rusak ringan, Rusak Sedang dan
Rusak Berat). Selanjutnya dilakukan inventarisasi potensi Daya Rusak Air
dan Konservasi SDA (sungai,embung/danau) berisi kemungkinan kerusakan
akibat sumber daya air akibat eksploitasi berlebihan diluar daya dukung
lingkungan dan kegiatan yang dapat dilakukan untuk konservasi sumber
daya air. Selanjutnya dilakukan pengukuran berdasarkan kriteria sungai
diwilayah studi (sungai alami, sungai berkembang dan sungai perkotaan),
pengukuran bangunan air, penampang sungai, elevasi genangan, palung
sungai, foto/video visual udara (drone) gambaran kondisi sungai dan
embung/ reservoir, dimensi infrastruktur sarana dan prasarana sungai.

E.5.3.2. Kompilasi dan Analisis Data.

Proses analisa pendahuluan langsung dilakukan dilapangan. Hal ini


dimaksud agar gambaran awal lokasi studi langsung dapat dilihat.
Selanjutnya dilakukan kompilasi terhadap semua data hasil inventarisasi
dan pengukuran lapangan. Selanjutnya analisis dilakukan di studio/kantor
yang terdiri dari :
 Analisa data curah hujan untuk mendapatkan debit banjir
maksimum berdasarkan cathment area
 Analisa evapotranspirasi, keseimbangan air, aliran dan
penyimpanan air tanah..
 Analisis ketersediaan air dengan simulasi Mock.

E.5.4. Tahap Penyusunan database

Penyusunan database Sumber Daya Air dilakukan untuk menghimpun


seluruh informasi data teknis sungai, embung/danau antara lain : nama,
kodefikasi dan panjang sungai, Lokasi (Desa/ Kelurahan, Kecamatan
dan Kabupaten), koordinat, lebar penampang sungai rata-rata, luas
tampungan embung/danau, Pemanfaatan Sungai, Embung/ Danau
(pengambilan air, pengambilan material sungai), Infrastuktur Eksisting
(jenis bangunan, kepemilikan aset, kondisi), Debit Banjir, Debit
Ketersediaan dan Luas Genangan Banjir.
E.5.3.3 Menyusun Album Gambar
Album gambar meliputi penggambaran peta wilayah dan situasi serta
detail saluran yang dilaksanakan meliputi:
1) Daftar isi dan nomenklatur;
2) Peta wilayah studi;
3) Peta situasi sistem jaringan drainase;
4) Peta catchmen area masing-masing sub sistem drainase;
5) Peta daerah genangan eksisting;
6) Gambar longitudinal section (profil memanjang drainase)
7) Gambar cross section (potongan melintang drainase);
8) Gambar konstruksi rencana drainase;
9) Gambar bangunan pelengkap drainase
10) Detail konstruksi dan penulangan

E.5.5. Penyusunan Laporan

1) Laporan Pendahuluan
Laporan pendahuluan berisi pembahasan rencana kerja dan alur
pikir dari seluruh kegiatan. Selain itu laporan ini juga memuat
metode pengerjaan seperti tahapan dan jenis analisis dan gambaran
umum wilayah studi serta data sekunder yang telah diperoleh. Laporan
ini diserahkan paling lambat 15 (lima belas) hari kalender setelah SPMK.
2) Laporan Bulanan
Laporan Bulanan diserahkan setiap bulan berisi progres kemajuan setiap
bulan, pekerjaan yang sudah dilaksanakan, yang sedang dilaksanakan
dan rencana kegiatan selanjutnya. Laporan ini diserahkan setiap akhir
bulan.
3) Laporan Interim/Antara
Laporan Interim/Antara berisi hasil pencapaian pekerjaan saat
pertengahan masa kontrak, yang memuat hasil pengumpulan data dan
kompilasi data. Laporan ini diserahkan pada akhir bulan kedua.
4) Konsep Laporan Akhir
Konsep Laporan Akhir berisi hasil seluruh pekerjaan pengumpulan data,
kompilasi dan analisis data yang mencakup data sumber daya air dan
database SDA. Laporan ini diserahkan pada akhir bulan ketiga.
5) Laporan Akhir
Laporan Akhir berisi materi final megenai seluruh tahapan pekerjaan
mulai pengumpulan data primer dan sekunder, inventarisasi dan analisis
dan database SDA. Laporan Akhir diserahkan paling lambat 120
(Seratus dua puluh) hari kalender setelah SPMK.
6) Laporan Inventarisasi dan Survei Lapangan, Laporan hasil pengukuran,
Laporan Hidrologi, Laporan Potensi daya rusak air dan laporan database
SDA diserahkan secara bertahap sesuai progres pekerjaan dan paling
lambat diserahkan pada akhir bulan ke empat.
7) Peta inventarisasi dan informasi geospasial terpadu (IGT) sungai,
embung/ danau yang terintegrasi dengan peta citra satelit diserahkan
paling lambat 120 (Seratus dua puluh) hari kalender setelah SPMK.

Diagram Alur rencana kerja yang disusun oleh konsultan dapat dilihat pada
lembar berikut:
DIAGRAM ALUR
Study Pemutakhiran Data dan Inventarisasi Sumber Air
di Provinsi Sumatera Utara (Wilayah Sungai Kualuh Barumun)

Mulai

Pre-Award Meeting
(Konsultan& Direksi Teknis)

Mobilisasi Konsultan

Orientasi Lapangan Pembuatan Laporan

Survei Pengumpulan data

Laporan:
Pendahuluan

Institusi/kelembagaan Inventarisasi/investigasi Pengukuran penampang


sungai
Ekspose

Tabulasi Data Laporan Survei

Tidak Data
mencukupi Laporan Antara

Ya

Kompilasi dan Analisa Data


Analisa Hidrologi
Analisa Debit Ekspose
Analisa Ketersediaan Air
Analisis Database Sungai

Penyusunan Database dan Peta IGT Draft Laporan Akhir

Ekspose
Tidak
Diskusi dan
asistensi
Ya
Laporan Akhir
Penyusunan Produk Laporan Peta IGT
Database SDA

Penyerahan Produk

Selesai
E.6. Organisasi dan Personil

Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN

Team Leader

Tenaga Administrasi

Ahli Geodesi Ahli SDA

Ass. Ahli Geodesi Chief Surveyor Ass. Ahli SDA

Surveyor Draftman Operator Komputer Tenaga Lokal

Kualifikasi Personil Pelaksana Pekerjaan serta tugas/tanggungjawabnya

1. Team Leader/Ketua Tim (1 orang)


Minimal Sarjana Teknik Sipil / Pengairan (S1) lulusan Perguruan Tinggi Negeri
atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Wajib memiliki Sertifikat
Keahlian Ahli Muda Sumber Daya Air (SDA) yang dikeluarkan oleh Lembaga/
Asosiasi terkait Berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidang Perencanaan Sumber Daya Air didukung
referensi dari pengguna jasa.
Tugas dan tanggung jawab Team Leader/Ketua Tim adalah:
 Bertanggung jawab atas penyiapan pekerjaan secara keseluruhan hingga
penyerahan akhir pekerjaan :
 Mengkoordinir team kerja tenaga ahli
 Menyusun jadwal pekerjaan sesuai target tahapan pelaporan
 Mengadakan rapat dan koordinasi dengan instansi terkait
 Mengkoordinir pengumpulan data-data : curah hujan dan data-data
klimatologi
 Mengkoordinasikan kepada tenaga ahli untuk penyusunan database SDA.
 Mengkoordinasikan kepada tenaga ahli untuk menganalisis ketersediaan
air.

2. Ahli SDA
Minimal Sarjana Teknik Sipil / Pengairan (S1) lulusan Perguruan Tinggi Negeri
atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Wajib memiliki Sertifikat
Keahlian Ahli Muda Sumber Daya Air (SDA) yang dikeluarkan oleh Lembaga/
Asosiasi terkait Berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidang Perencanaan Sumber Daya Air didukung
referensi dari pengguna jasa.
Tugas dan tanggung jawab Ahli SDA adalah:
 Bertanggung jawab kepada ketua tim
 Menganalisis data curah hujan, debit dan data klimatologi.
 Menganalisis simulasi ketersediaan air dengan simulasi F.J. Mock
 Menyusun laporan pekerjaan.
 Menyusunan database SDA.

3. Ahli Geodesi (1 orang)


Minimal Sarjana Geodesi/Geografi (S1) lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Wajib memiliki Sertifikat
Keahlian Ahli Muda Geodesi yang dikeluarkan oleh Lembaga/ Asosiasi terkait
Berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan pekerjaan
di bidang penyusunan database dan peta berbasis GIS didukung referensi dari
pengguna jasa.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Geodesi adalah :
 Mengkoordinir Chief surveyor/surveyor dalam pengumpulan data primer
seperti pengukuran dan inventarisasi data sungai dan SDA.
 Mengkoordinir pengolahan dan perhitungan data ukur untuk mendapatkan
titik koordinat yang mempunyai elevasi dan jarak.
 Mengkoordinir draftman dalam penggambaran semua data2 yang didapat
dari pengukuran dan inventarisasi.
 Bersama-sama tenaga ahli lainnya melakukan analisa dan penyusunan
laporan

Selain tenaga ahli tersebut diatas terdapat tenaga sub ahli dan pendukung yang
bertugas mendukung kegiatan tenaga ahli profesional, terdiri dari :
1. Asisten Ahli SDA
Sarjana Teknik Sipil bidang hidro / Pengairan (S1) lulusan Perguruan Tinggi
Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi. Memiliki
Kemampuan dalam Melakukan Survei Pengukuran dan Inventarisasi
Bangunan Air Berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam
bidang perencanaan sumber daya air

2. Asisten Ahli Geodesi


Diploma III/ Sarjana Geodesi/ Geografi/ Planologi (D-III/S1) lulusan Perguruan
Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi. Memiliki
Kemampuan dalam Melakukan Survei Pengukuran dan Inventarisasi
Bangunan Air Berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam
bidang GIS

3. Chief Surveyor
Minimal Diploma III atau Sarjana Geodesi/ Teknik Sipil lulusan Perguruan
Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi Memiliki
Kemampuan dalam Melakukan Survei Pengukuran dan Inventarisasi
Bangunan Air Berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tahun) tahun dalam
bidang pengukuran
4. Surveyor (6 orang),
Minimal Lulusan STM Survey atau Diploma III Geodesi/ Teknik Sipil Memilik
keahlian dalam melakukan survei pengukuran dan inventarisasi bangunan air
Berpengalaman dalam menangani survey bangunan keairan sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun untuk lulusan STM Survey dan 2 (dua) tahun untuk
lulusan D-III

5. Draftman AutoCad/GIS (1 orang),


Minimal Lulusan Diploma III Teknik Sipil Memilik keahlian dalam melakukan
pembuatan gambar dengan format Digitalisasi AutoCAD. Dan pembuatan peta
GIS Berpengalaman dalam menangani gambar-gambar bangunan keairan
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.

6. Operator Komputer/Administrasi
Minimal Diploma III Semua Jurusan Memilki keahlian komputer, yang
mendukung dalam penyusunan dokumen. Berpengalaman minimal 3 (tiga)
tahun dalam melaksanakan tugas sebagai Operator Komputer.

7. Tenaga Lokal Survey sebanyak 6 orang


Mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk membantu pekerjaan survey
inventarisasi.

Anda mungkin juga menyukai