Anda di halaman 1dari 41

Proposal Mitigasi Bahaya Banjir Bandang di Kawasan Wisata Sembahe dan

Sekitarnya.

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara dengan curah hujan yang tinggi yang dilalui
garis khatulistiwa sehingga memiliki iklim tropis dan dipengaruhi oleh angin
muson barat dan muson timur dimana musim yang ada hanyalah dua yaitu
musim kemarau dan juga musim penghujan.

Dahulu, musim hujan dan musim kemarau terjadi secara beraturan, yaitu masing-
masing selama enam bulan dan waktunya adalah tetap, yaitu April- Oktober
untuk musim kemarau, dan Oktober- April untuk musim hujan. Namun karena
perubahan alam yang semakin tidak menentu membuat kedua musim ini menjadi
berubah serta tidak menentu. Terkadang kita jumpai musim kemarau lebih
panjang daripada musim hujan, atau sebaliknya. Waktu terjadinya pun sekarang
lebih sulit diprediksi. Hal ini jelas karena pengaruh dari kondisi alam yang rusak
akibat kerusakan lingkungan yang menyebabkan perubahan iklim.

Fenomena La Nina di awal musim hujan perlu diwaspadai bersama. Potensi


bahaya hidrometeorologi yang berpeluang besar terjadi di wilayah Indonesia.
Informasi prakiraan cuaca dan dampak La Nina sekarang dapat dengan mudah
diakses sehingga sejak dini semua pihak dapat melakukan upaya
pencegahan. Pemerintah daerah dan masyarakat patut waspada dan siap siaga
terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir dan banjir bandang.
Catatan historis terkait dampak La Nina umumnya 40 persen curah hujan yang
terjadi di atas batas normal.

Banjir bandang adalah salah satu bencana alam yang mengerikan. Tidak seperti
banjir yang hanya berupa meluapnya air sehingga menggenangi pemukiman,
namun banjir bandang merupakan banjir yang datangnya tiba-tiba disertai
dengan aliran air atau arus air yang sangat deras yang disertai dengan material
penyerta berupa zat padat seperti kayu, pasir, batu dan lumpur sehingga bisa
menyeret apa saja yang dilewatinya. Banjir bandang adalah bencana alam yang
sangat merugikan, bukan hanya merugikan secara material saja, namun juga
seringkali menimbulkan korban jiwa dan dampak pasca banjir yang berupa
kerusakan lingkungan serta meninggalkan timbunan lumpur dan sampah yang
sangat banyak.

Salah satu kejadian banjir bandang yang baru terjadi yaitu kejadian banjir
bandang di Kawasan Wisata Pemandian Sembahe, Deli Serdang. Kejadian banjir
bandang ini terjadi pada tanggal 30 April 2023 yang lalu pada sore hari ± jam 15
WIB. Air yang datang dari hulu sungai dengan ketinggian 4 meter secara tiba-tiba
tersebut dengan volume yang besar membuat warga disepanjang sungai serta

wisatawan yang berada dilokasi pemandian menjadi panik menyelamatkan diri


dan harta bendanya. Sekalipun tidak ada korban jiwa namun tak urung 1 (satu)
unit mobil jenis MPV hanyut dibawa banjir dan ditemukan sudah menjadi barang
rongsokan.
Sebelumnya pada Tahun 2016 tepatnya tanggal 15 Mei 2016 juga terjadi Banjir
Bandang di kawasan wisata Air Terjun 2 Warna Desa Durin Srunggun yang juga
merupakan hulu dari sungai yang mengalir menuju kawasan wisata pemandian
Sembahe. Pada Kejadian ini terdapat korban tewas 17 orang, 4 orang hilang dan
puluhan lainnya luka-luka.

Sebelumnya juga pada tahun 2015, pada lokasi wisata pemandian sembahe juga
terjadi banjir bandang dengan ketinggian 1 meter, yang juga membuat panik
pengunjung kawasan wisata.

Pada Februari 2012 juga pernah terjadi banjir bandang di Durin Srunggun yang
merupakan hulu dari Sembahe yang mengambil korban jiwa sebanyak 3 orang.

Dari informasi yang diperoleh dari masyarakat sekitar, kejadian banjir bandang di
Kawasan Wisata Pemandian Sembahe sudah sering terjadi, sekalipun ketinggian
air yang melintas bervariasi tergantung intensitas curah hujan yang terjadi pada
hulu sungai yang berada di kawasan Gunung Sibayak Kabupaten Karo.

Secara umum, banjir bandang yang terjadi dapat disebabkan beberapa hal yaitu:

 Kondisi Klimatologi berupa Intensitas dan Frekwensi Curah Hujan yang


tinggi
 Kondisi Topografi/Kemiringan Lahan yang Curam ( > 45%)
 Kondisi Geologi berupa Jenis dan Tekstur Tanah serta Kedalaman
Regolith
 Kondisi Pemanfaatan Lahan oleh masyarakat sekitar

B. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Kondisi Eksisting

1. Kondisi Klimatologi
Berdasarkan data BMKG, curah hujan yang terjadi pada bulan April – Mei 2023
tergolong intensitas menengah 100 - 150 mm/dasarian demikian juga perkiraan
pada kisaran bulan Mei hingga Juni 2023, intensitas hujan klasifikasi menengah
pada lokasi kawasan sekitar study memiliki peluang terjadi sebesar > 60%. Dan

ini menunjukkan bahwasanya pada kondisi normal, intensitas curah hujan yang
terjadi relative normal.

Namun berdasarkan informasi dari masyarakat yang berdiam dilokasi


bahwasanya ketika hari kejadian tersebut, Intensitas hujan yang terjadi relative
tinggi dan dengan waktu lebih dari 2 jam yang terjadi secara merata pada
kawasan hulu sungai yaitu di kawasan Gunung Sibayak wilayah Brastagi
kabupaten karo. Hal ini dapat dilihat bahwa pada saat kejadian di wisata
sembahe, wilayah pabrik aqua di Brastagi juga terjadi limpahan air dari
perbukitan yang menggenangi jalan lintas Medan – Brastagi. Kondisi ini bisa
disebabkan pengaruh La Nina yang menyebabkan kondisi ekstrim pada cuaca di
lokasi kejadian terjadi secara tiba-tiba.

2. Kondisi Topografi / Kemiringan Lahan Yang Curam ( > 450)


Kawasan hulu dari sungai Sei Bekimus yang melintasi pemandian wisata
Sembahe berada di kawasan perbukitan dan pegunungan Sibayak Kabupaten
Karo dengan elevasi 1.400 mdpl dan merupakan Kawasan Hutan Suaka Alam.
Kawasan perbukitan ini dikenal dengan tebing curam dimana kemiringan lahan >
450 yang dipenuhi vegetasi berupa pepohonan tinggi sehingga rawan terjadi
pergerakan tanah ketika terjadi intensitas hujan yang tinggi yang menyebabkan
pori-pori tanah menjadi jenuh dan berat yang menyebabkan longsor. Longsoran-
longsoran ini kemudian membentuk sumbatan (obstacle) berupa batu, lumpur
dan kayu-kayu yang menghambat aliran air pada anak-anak sungai (alur) secara
alami. Kemudian ketika intensitas curah hujan tinggi dan volume air yang
terbendung semakin besar maka obstacle yang terbentuk menjadi jebol sehingga
menyebabkan bandang yang meluncur deras ke hilir sungai.
Dari salah satu peta citra satelit terlihat bahwasanya hulu aliran sungai Sei
Bekimus yang merupakan sungai pemandian di Sembahe memiliki Daerah Aliran
Sungai (DAS) yang dimulai dari lereng gunung Sibayak. DAS yang terbentuk
dibagi atas 3 anak sungai yaitu Lau Kimus, Lau Cirembak 2 dan Lau Mentar.
Ketika kejadian pada tanggal 30 April 2023, ketiga anak sungai memberikan
sumbangsih yang sama berupa debit air yang tinggi dan keruh disertai material
transport berupa lumpur, pasir dan balok kayu menuju ke pemandian wisata

Sembahe.

Lau Kimus, debit normal eksisting kecil, ketika terjadi Lau Cirembak 2, debit normal eksisting kecil,
bandang pada tanggal 30 April 2023, ikut meluap ketika terjadi bandang pada tanggal 30 April
dengan membawa material lumpur dan kayu 2023, ikut meluap dengan membawa
menyebabkan dinding tebing eksisting ikut longsor material lumpur dan kayu juga
Lau Mentar, debit normal eksisting sedang, ketika Sei Bekimus merupakan hilir dari sungai Lau
terjadi bandang pada tanggal 30 April 2023, ikut Kimus, Lau Cirembak 2 dan Lau Mentar, debit
meluap dengan membawa material lumpur dan normal eksisting sedang, ketika terjadi bandang
kayu juga, dan debit banjir terbesar berasal dari pada tanggal 30 April 2023, mengantarkan
Lau Mentar yang menenjang Kawasan Wisata bandang yang terjadi menuju Kawasan Wisata
Pemandian Sembahe Pemandian Sembahe. Tipikal sungai yang
berada di Durin Srunggun ini memiliki tebing
terjal dengan kedalaman > 85 m dengan lebar

3. Kondisi Geologi, Jenis dan Tekstur Tanah

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Medan, Sumatera (Cameron, dkk., P3G,


1982), daerah perbukitan dan pegunungan Sibayak tersusun oleh andesit, dasit
dan piroklastika dari Satuan Sibayak (Qvba). Batuan ini umumnya keras,
kompak, tidak poros, dan tidak mudah lapuk sehingga tanah pelapukannya relatif
tipis. Berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Potensi Terjadi Gerakan Tanah di
Provinsi Sumatera Utara (Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi), Kawasan ini berada pada zona potensi gerakan tanah
Menengah-Tinggi. Artinya daerah yang mempunyai potensi menengah hingga
tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika
curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan
lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Selain
itu gerakan tanah lama dapat aktif kembali akibat dari pergeseran-pergeseran
tanah yang terjadi.
4. Kondisi Pemanfaatan Lahan
Kondisi pemanfaatan lahan oleh masyarakat dikawasan hulu sungai sangat
memberikan dampak bagi kemungkinan terciptanya longsor dan banjir bandang.
Penanaman tumbuhan produksi berupa kebun dan ladang yang umurnya
bulanan akan memberikan resiko terbukanya tutupan lahan yang dapat
mengurangi penyerapan akar tanaman dalam menahan limpasan air hujan.
Penanaman tanaman yang memiliki akar yang kuat dan dalam disekitar daerah
aliran sungai dapat mencegah terjadinya longsor dan banjir bandang. Dengan
demikian diperlukan pemetaan tumbuhan/ tanaman masyarakat disepanjang
aliran yang dapat mempengaruhi kemampuan lahan dalam bertahan dari
terjadinya longsoran.

C. Usulan

Penanganan Mitigasi Bencana


Usulan penanganan mitigasi bencana yang diajukan khusus untuk penanganan
pra bencana. Dilihat dari rekam jejak kejadian bencana banjir bandang di
kawasan wisata pemandian sembahe dan sekitarnya dapat diketahui
bahwasanya banjir bandang yang terjadi dikawasan ini selalu berulang dengan
periode ulang yang tidak dapat diperkirakan karena kondisi alam dan perubahan
iklim yang tidak menentu. Penanganan yang dilakukan pada pra bencana
diharapkan dapat mengurangi dampak resiko yang terjadi terutama kerugian
material dan korban jiwa.

Mitigasi pra bencana yang dapat dilakukan diantaranya :

 Kegiatan Susur Sungai.

Kegiatan susur sungai dapat diagendakan menjadi kegiatan rutin Badan


Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Deli Serdang dengan
menugaskan personil yang ahli dan terlatih dalam penyusuran sungai yang
diperlengkapi peralatan pendukung untuk keamanan personil. Kegiatan susur
sungai ini dilakukan dengan melakukan penyisiran aliran sungai pada sisi tebing
sungai untuk mendeteksi longsoran-longsoran kecil serta sumbatan-sumbatan
pada alur / aliran sungai yang dapat menimbulkan terjadinya Longsoran dan
Banjir Bandang. Longsoran / Sumbatan yang terjadi di inventarisir dan dipetakan
berdasarkan koordinat titik untuk selanjutnya dilakukan penghilangan longsoran
atau sumbatan yang terjadi. Kegiatan susur sungai ini dapat diagendakan dan
kegiatannya menjadi lebih intensif terutama ketika terjadi musim penghujan.

 Pemasangan Peralatan Early Warning System (EWS).

Peralatan Early Warning System digunakan untuk pendeteksi dini terjadinya


banjir bandang sehingga dapat memberikan waktu kepada masyarakat dan
wisatawan yang berada di kawasan wisata pemandian untuk dapat menghindar
dan waspada terhadap banjir yang akan terjadi. Peralatan EWS diletakkan pada
suatu bangunan yang dibangun pada hulu aliran sungai, sehingga ketika muka
air mengalami kenaikan yang signifikan pada air sungai langsung memberikan
sinyal kepada alat pemancar yang menyampaikan sinyal kepada peralatan
penerima dan selanjutnya dapat diketahui oleh masyarakat. Daya dari peralatan
ini dapat diperoleh dari penggunaan solar panel (tenaga surya) dan peralatan ini
dapat diletakkan pada titik tertentu yang mudah diakses dan aman dari
gangguan.

 Pembuatan Bangunan Peredam Banjir (SNI 3432;2020).

Bangunan peredam banjir ini berupa bangunan berbentuk bendungan yang


menahan besarnya limpasan air banjir yang terjadi untuk sementara yang
selanjutnya energi banjir yang terjadi direkayasa untuk dinormalkan dan debit
banjir yang terjadi di release secara bertahap.

Dalam perencanaan, dimensi bendung menggunakan debit rencana berdasarkan


perhitungan debit sesaat (beberapa jam atau hari) dengan periode ulang banjir
selama 100 tahun.

Bangunan peredam banjir ini direncanakan terdiri atas bangunan-bangunan :

- Pondasi bangunan
- Mercu bendung
- Pintu Penguras
- Bangunan pelimpah
- Bangunan peredam/pengolak
- Sayap bendung
- Bangunan penangkap material kayu
- Dinding penahan tanah
- Jalan akses dan pelataran penumpukan material hanyutan.

Bangunan ini direncanakan berada di lokasi aliran sungai antara Desa Durin
Srunggun dengan pemandian alam Villa Maripro Sembahe. Lokasi ini dipilih
karena alur sungai bagian hulu memiliki tebing sungai yang tinggi dan kondisi
slope dasar sungai sudah relative kecil dan perbedaan elevasi lokasi dengan
kawasan pemandian tidak lagi terlalu besar yang diharapkan kecepatan aliran air
yang direlease tidak lagi memiliki dampak merusak lintasan yang dilaluinya.

Lokasi Rencana
Bangunan
 Pembuatan Bangunan Pos/Stasiun Pengukur Debit.

Bangunan pos/stasiun pengukur debit ini digunakan untuk mendapatkan data


ketinggian muka air sungai ketika terjadi banjir sehingga dapat diwaspadai dan
diantisipasi perkiraan dampak yang akan terjadi ke wilayah sekitarnya. Bangunan
ini dapat diletakkan di dalam bendungan ataupun pada titik-titik tertentu yang
mudah dijangkau seperti di sekitar jembatan.
Bangunan ini terdiri dari bangunan rumah sebagai pos/ stasiun yang dilengkapi
dengan papan ukur ketinggian yang dihubungkan dengan bandul/pelampung
untuk pembaca ketinggian banjir.

Lokasi Rencana
Bangunan
Lokasi Rencana
Bangunan
 Pembuatan Saluran Pengalih.

Ketika debit banjir yang terjadi melebihi debit banjir rencana, untuk menghindari
luapan banjir yang dapat menyebabkan kerusakan bangunan bendung atau
saluran dan pemukiman disekitarnya, dapat dilakukan desain saluran pengalih.
Saluran pengalih ini berupa saluran yang berfungsi mengalihkan limpahan debit
air yang diperkirakan tidak dapat ditampung oleh saluran atau bangunan yang
ada ke saluran lain yang direncanakan dengan dampak resiko lebih kecil
(contohnya alur-alur alami disekitar aliran sungai yang pembuangannya bukan ke
kawasan permukiman). Ketika peristiwa banjir bandang 30 April 2023, titik
limpasan air terjadi juga diluar kawasan wisata pemandian Sembahe yaitu di
wilayah permukiman Bandar Baru Kecamatan Sibolangit. Pada titik ini, limpasan
air yang terjadi menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah penduduk dan
saluran pembuangan yang berada disisi jalan nasional. Akibat kejadian ini
menyebabkan gangguan kepada lalu lintas pengguna jalan akibat air yang turun
dari perbukitan melintas diatas badan jalan.
Lokasi Rencana
Saluran Bandar Baru

 Pembuatan Tanggul.

Tanggul adalah bangunan yang berada di daerah sempadan sungai yang


berfungsi sebagai penahan aliran air ketika banjir supaya tidak melimpas guna
melindungi dataran/kawasan yang dilindungi. Konstruksi tanggul dapat berupa
tanah alami atau pun dari material batu, pasir atau beton yang direncanakan
sedemikian rupa dengan kemiringan tertentu sehingga kokoh dan mampu
menahan desakan akibat ketinggian muka air seperti urugan tanah, geotube,
pasangan batu, konstruksi bronjong, tembok kantilever ataupun sheet pile.

Lokasi tanggul direncanakan berada di titik-titik kritis yang dilalui aliran sungai
untuk mengamankan fasilitas umum ataupun bangunan-bangunan milik publik.

Konstruksi Beton Bertulang Konstruksi Bronjong

Konstruksi Susunan Batu Konstruksi Geotube Pasir

 Penyusunan Study-study terkait Mitigasi Pra Bencana.

Study terkait mitigasi pra bencana di kawasan rawan bencana jarang dilakukan.
Hal ini sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi dampak yang lebih luas
terutama meminimalisir kerugian material dan korban jiwa di kawasan rawan
bencana banjir bandang. Selain study, sosialisasi kepada masyarakat terkait
pemanfaatan lahan disekitar bantaran sungai melalui pengenalan dan pemilihan
jenis tanaman yang baik digunakan untuk mengurangi terjadinya longsoran
sangat perlu dilaksanakan. Selain itu sosialisasi dan pelatihan kepada pelaku
usaha wisata disekitar kawasan wisata pemandian sembahe terkait tata cara
(SOP) menghadapi bencana banjir bandang dan peralatan pengaman (Safety
Tools) minimal yang harus dimiliki pelaku usaha harus menjadi program rutin dari
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Deli Serdang.

Study-studi yang diperlukan diantaranya :

1. Jasa Konsultansi Penyusunan Peta Resiko Banjir pada Kawasan Rawan


Bencana Banjir Bandang Pemandian Wisata Sembahe Kecamatan
Sibolangit
2.

D. Analisa Hidrologi dan Hidrolika

1. Pemandian Alam Sembahe

Analisis hidrologi dilakukan dengan menggunakan data curah hujan maksimum


yang diperoleh dari Stasiun Tiga Panah dan Pancur Batu. Kemudian dilakukan
perhitungan curah hujan kawasan dengan mengunakan Metode Rerata/ Aljabar.

Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum Stasiun Tiga Panah (mm)

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2012 30 14 48 24 15 30 36 45 15 40 50 20
2013 20 40 40 28 6 48 8 18 10 39 30 48
2014 36 6 8 42 48 62 27 29 40 40 72 28
2015 54 17 38 47 56 27 21 44 48 113 38 35
2016 62 24 24 47 60 89 28 10 35 41 53 40
2017 49 62 52 68 43 20 - 51 45 55 73 45
2018 28 51 45 51 41 29 19 33 32 29 47 67
2019 30 39 43 28 63 36 39 22 49 38 27 77
2020 37 30 66 12 23 48 62 71 34 37 110 43
2021 40 15 36 56 50 29 54 45 25 45 30 30
Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum Stasiun Pancur Batu (mm)

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2012 25 26 57 66 51 19 104 64 55 47 46 93
2013 69 40 79 56 100 67 50 90 80 140 38 90
2014 22 35 51 71 62 47 56 105 59 89 65 33
2015 87 23 36 14 162 32 40 65 108 147 109 169
2016 63 127 19 26 82 42 29 35 136 115 48 66
2017 39 23 37 55 123 70 48 50 141 72 88 65
2018 67 4 123 47 30 72 68 23 83 82 63 79
2019 73 59 43 39 100 98 72 70 79 76 76 146
2020 42 57 29 171 88 48 45 43 76 61 90 112
2021 110 42 34 108 37 82 27 99 49 95 65 48

Tabel Data Curah Hujan Harian Maksumum Rerata (mm)

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
2012 27.5 20.0 52.5 45.0 33.0 24.5 70.0 54.5 35.0 43.5 48.0 56.5
2013 44.5 40.0 59.5 42.0 53.0 57.5 29.0 54.0 45.0 89.5 34.0 69.0
2014 29.0 20.5 29.5 56.5 55.0 54.5 41.5 67.0 49.5 64.5 68.5 30.5
2015 70.5 20.0 37.0 30.5 109.0 29.5 30.5 54.5 78.0 130.0 73.5 102.0
2016 62.5 75.5 21.5 36.5 71.0 65.5 28.5 22.5 85.5 78.0 50.5 53.0
2017 44.0 42.5 44.5 61.5 83.0 45.0 48.0 50.5 93.0 63.5 80.5 55.0
2018 47.5 27.5 84.0 49.0 35.5 50.5 43.5 28.0 57.5 55.5 55.0 73.0
2019 51.5 49.0 43.0 33.5 81.5 67.0 55.5 46.0 64.0 57.0 51.5 111.5
2020 39.5 43.5 47.5 91.5 55.5 48.0 53.5 57.0 55.0 49.0 100.0 77.5
2021 75.0 28.5 35.0 82.0 43.5 55.5 40.5 72.0 37.0 70.0 47.5 39.0

Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum


Dihitung rata-rata curah hujan harian maksimum 10 tahun dari Stasiun
Tigapanah dan Pancur Batu tahun 2012-2021 dengan hasil sebagai berikut.
Tabel Data Curah Hujan Harian Maksimum

Tahun Rmax
2012 70.0
2013 89.5
2014 68.5
2015 130.0
2016 85.5
2017 93.0
2018 84.0
2019 111.5
2020 100.0
2021 82.0

Analisis Frekuensi Curah Hujan Periodik


Pada analisis frekuensi curah hujan, digunakan beberapa metode yaitu metode
distribusi normal, distribusi log normal, distribusi gumbel, dan distribusi log
pearson III. Pada kajian ini dihitung curah hujan rencana dengan periode ulang 2,
5, 10, 25, 50, dan 100 tahun. Adapun perhitungan curah hujan rencana periodik
dapat dilihat sebagai berikut:

a) Metode Distribusi Normal


Perhitungan curah hujan periodik dengan metode distribusi normal dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel Perhitungan Metode Distribusi Normal

Curah Hujan
2
No Tahun (mm) ( X i−X ) ( X i−X )
Xi
1 2012 70.00 -21.40 457.96
2 2013 89.50 -1.90 3.61
3 2014 68.50 -22.90 524.41
4 2015 130.00 38.60 1489.96
5 2016 85.50 -5.90 34.81
6 2017 93.00 1.60 2.56
7 2018 84.00 -7.40 54.76
8 2019 111.50 20.10 404.01
9 2020 100.00 8.60 73.96
10 2021 82.00 -9.40 88.36
Jumlah 914.00 3134.40
Rata-rata 91.40

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dihitung standar deviasi dengan rumus


sebagai berikut.


2
Σ( X i−X )
SX= =18.66
n−1

Untuk menghitung besar curah hujan yang diharapkan akan berulang tiap T
tahun, digunakan rumus berikut.

X T = X+ K T . S X

Perhitungan dan hasil besar curah hujan rencana secara lengkap disajikan pada
tabel berikut.

Tabel Curah Hujan Rencana Metode Distribusi Normal

Periode Besarnya variabel Besarnya curah


Ulang reduksi Gauss hujan rencana
(T) X KT SX X T = X+ K T . S X
2 91.40 0.000 18.66 91.40
5 91.40 0.840 18.66 107.08
10 91.40 1.280 18.66 115.29
25 91.40 1.708 18.66 123.27
50 91.40 2.050 18.66 129.66
100 91.40 2.330 18.66 134.88

b) Metode Distribusi Log Normal


Perhitungan curah hujan periodik dengan metode distribusi log normal dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel Perhitungan Metode Distribusi Log Normal

Curah Hujan
No Tahun (mm) Log Xi
Xi
1 2012 70.00 1.85
2 2013 89.50 1.95
3 2014 68.50 1.84
4 2015 130.00 2.11
5 2016 85.50 1.93
6 2017 93.00 1.97
7 2018 84.00 1.92
8 2019 111.50 2.05
9 2020 100.00 2.00
10 2021 82.00 1.91
Jumlah 914.00
Rata-rata 1.95

Besarnya hujan rencana dengan kala ulang T tahun dengan metode distribusi log
normal dapat dihitung dengan rumus berikut:
Log XT = log X + K T . Slog X

Perhitungan dan hasil besar curah hujan rencana secara lengkap disajikan pada
tabel berikut:
Tabel Curah Hujan Rencana Metode Distribusi Log Normal

Periode Besarnya variabel Besarnya curah


Log XT = log X +
ulang reduksi Gauss hujan rencana
K T . Slog X
T KT XT
2 0,000 1.953 89.79
5 0,840 2.025 105.89
10 1,280 2.062 115.45
25 1,708 2.099 125.57
50 2,050 2.128 134.29
100 2,330 2.152 141.88

c) Metode Distribusi Gumbel


Perhitungan curah hujan periodik dengan metode distribusi gumbel dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel Perhitungan Metode Distribusi Gumbel

Curah Hujan
2
No Tahun (mm) ( X i−X ) ( X i−X )
Xi
1 2012 70.00 91.40 -21.40
2 2013 89.50 91.40 -1.90
3 2014 68.50 91.40 -22.90
4 2015 130.00 91.40 38.60
5 2016 85.50 91.40 -5.90
6 2017 93.00 91.40 1.60
7 2018 84.00 91.40 -7.40
8 2019 111.50 91.40 20.10
9 2020 100.00 91.40 8.60
10 2021 82.00 91.40 -9.40
Jumlah 914 3134.40

Rata-rata 91,4

Besarnya hujan rencana dengan kala ulang T tahun dengan metode distribusi
gumbel dapat dihitung dengan rumus berikut:

X T = X+ K . S X

Y t −Y n
X T = X+ . SX
Sn

dengan:

XT = hujan rencana dengan periode ulang T

X= nilai rata-rata dari hujan (X)

Y t−Y n
K= faktor frekuensi Gumbel: K=
Sn

Yt= reduced variate

Sn= reduced standard deviation

Yn= reduced mean

Untuk jumlah data curah hujan 10, ditentukan besarnya reduced mean (Yn) dan
reduced standard deviation (Sn) sebagai berikut:

Tabel Nilai Reduced Mean dan Reduced Standard Deviation

No Variabel Nilai
1 Sn 0,94
2 Yn 0,4952

Nilai Yt dengan berbagai kala ulang T dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Nilai Reduced Variated, Yt


Periode Ulang, T
Reduced Variate, Yt
(Tahun)
2 0,3668
5 1,5004
10 2,251
25 3,1993
50 3,9028
100 4,6012

Untuk perhitungan dan hasil curah hujan rencana metode distribusi gumbel dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel Curah Hujan Rencana Metode Distribusi Gumbel

Reduce XT (mm)
Periode Reduce Standar Reduced Y t −Y n
d X T = X+ . SX
Ulang T, d Mean, Deviasi Standard Sn
Variate,
(Tahun) Yn ,S Deviation, Sn
Y

2 0.3668 0.4952 18.66 0.94 88.85


5 1.5004 0.4952 18.66 0.94 111.36
10 2.2510 0.4952 18.66 0.94 126.26
25 3.1993 0.4952 18.66 0.94 145.08
50 3.9028 0.4952 18.66 0.94 159.05
100 4.6012 0.4952 18.66 0.94 172.92

d) Metode Distribusi Log Pearson III


Perhitungan curah hujan periodik dengan metode distribusi log pearson III dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel Perhitungan Metode Distribusi Log Pearson III

Curah Hujan
(Log Xi -
No Tahun (mm) Log Xi
log X )2
Xi
1 2012 70.00 1.85 -0.0012646
2 2013 89.50 1.95 0.0000000
3 2014 68.50 1.84 -0.0016242
4 2015 130.00 2.11 0.0041505
5 2016 85.50 1.93 -0.0000096
6 2017 93.00 1.97 0.0000035
7 2018 84.00 1.92 -0.0000243
8 2019 111.50 2.05 0.0008316
9 2020 100.00 2.00 0.0001023
10 2021 82.00 1.91 -0.0000613
Jumlah 18,61 0.00210

Rata-rata 1.95

Berdasarkan tabel tersebut dapat dihitung standar deviasi dengan menggunakan


rumus berikut.


n

Slog X = ∑ (log Xi−log X)2 = 0.085


i=1
=¿
n−1

Untuk menghitung besar curah hujan dengan periode ulang T tahun dapat
dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut.
 Menentukan koefisien kepencengan (Cs atau G) untuk mengetahui nilai KT
dengan menggunakan rumus:
n
n × ∑ (log Xi−log X)
3

i=0
G= 3
(n−1)×(n−2) × S
Didapat nilai G adalah sebesar 0,5
 Besar curah hujan rencana dengan kala ulang T tahun dengan Metode Distribusi
Probabilitas Log Pearson III dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Log XT = log X + K T . Slog X
Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Curah Hujan Rencana Metode Distribusi Log Pearson III

Nilai K Besarnya curah hujan


Periode
berdasarka rencana
ulang Log XT = log X + K T .
n Koef.
T Slog X
Kepenceng XT
an (G)
2 -0.0830 1.946 88.34
5 0.8080 2.022 105.23
10 1.3230 2.066 116.43
25 1.9100 2.116 130.65
50 2.3110 2.150 141.35
100 2.6860 2.182 152.16

Berikut merupakan rekapitulasi hasil analisis distribusi dari keempat metode.

XT (mm)
T
Normal Log Normal Log Pearson III Gumbel
2 91.40 89.79 88.34 88.85
5 107.08 105.89 105.23 111.36
10 115.29 115.45 116.43 126.26
25 123.27 125.57 130.65 145.08
50 129.66 134.29 141.35 159.05
100 134.88 141.88 152.16 172.92

Uji Kecocokan
Hasil dari setiap metode perlu diuji dengan pengukuran dispersi. Setiap jenis
distribusi memiliki 5 parameter statistik yang terdiri dari; rata-rata, standar
deviasi, koefisien variasi, koefisien kepencengan, dan koefisien kurtosis yang
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
a) Nilai Rata-rata (mean):

X=
∑ Xi
n
b) Standar Deviasi:


2
Σ ( Xi – X )
SX =
n−1
c) Koefisien Variasi :
Sx
C v=
X
d) Koefisien Kepencengan:
n
n× ∑ ( Xi – X )
3

i=0
C s=
( n−1 ) × ( n−2 ) × S x 3
e) Koefisien Kurtosis :

n
n × ∑ ( Xi – X )
4

i=0
C k=
( n−1 ) × ( n−2 ) × S x 4

Dalam perhitungannya dibutuhkan beberapa parameter yang disajikan pada


tabel berikut.

Tabel Parameter yang Diperlukan dalam Pengukuran Dispersi Statistik

Curah
Hujan 2 3 4
No. Tahun (Xi - X ) ( Xi− X) (Xi− X) (Xi− X)
(mm)
Xi
1 2012 70 -21.40 457.96 -9800.34 209727.36
2 2013 90 -1.90 3.61 -6.86 13.03
3 2014 69 -22.90 524.41 -12008.99 275005.85
4 2015 130 38.60 1489.96 57512.46 2219980.80
5 2016 86 -5.90 34.81 -205.38 1211.74
6 2017 93 1.60 2.56 4.10 6.55
7 2018 84 -7.40 54.76 -405.22 2998.66
8 2019 111.5 20.10 404.01 8120.60 163224.08
9 2020 100 8.60 73.96 636.06 5470.08
10 2021 82 -9.40 88.36 -830.58 7807.49
Jumlah 914,00 3134.40 43015.83 2885445.64
Rata-rata 91,40

Sehingga dapat dihitung parameter statistik distribusi curah hujan yang disajikan
pada tabel berikut.

Tabel Perhitungan Parameter Statistik Distribusi Curah Hujan

No Uraian Parameter Nilai


1 Hujan rata-rata 91,4
2 Standar Deviasi 18,66
3 Koefisien Kepencengan, Cs 0,9192
4 Koefisien Kurtosis, Ck 4,7202
5 Koefisien Variasi, Cv 0,2042

Sedangkan perhitungan statistik logaritma dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Parameter yang Diperlukan dalam Pengukuran Dispersi Logaritmik

Curah
Hujan
No. Tahun Log Xi X)2 Xi−log (log
(log Xi−log (log X)3 Xi−log X) 4
(mm)
Xi
1 2012 70 1.8451 0.011694 -0.001265 0.000137
2 2013 90 1.9518 0.000002 0.000000 0.000000
3 2014 69 1.8357 0.013817 -0.001624 0.000191
4 2015 130 2.1139 0.025826 0.004150 0.000667
5 2016 86 1.9320 0.000452 -0.000010 0.000000
6 2017 93 1.9685 0.000232 0.000004 0.000000
7 2018 84 1.9243 0.000839 -0.000024 0.000001
8 2019 111.5 2.0473 0.008843 0.000832 0.000078
9 2020 100 2.0000 0.002187 0.000102 0.000005
10 2021 82 1.9138 0.001554 -0.000061 0.000002
Jumlah 914,00 0.065447 0.002104 0.001081
Rata-rata 91,40

Sehingga dapat dihitung parameter statistik distribusi curah hujan yang disajikan
pada tabel berikut.

Tabel Perhitungan Parameter Logaritmik Distirbusi Curah Hujan

No Uraian Parameter Nilai


1 Hujan rata-rata 1,95
2 Standar Deviasi 0,09
3 Koefisien Kepencengan, Cs 0,4241
4 Koefisien Kurtosis, Ck 4,0561
5 Koefisien Varasi, Cv 0,0437

Adapun hasil perbandingan nilai parameter statistik tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel Hasil Distirbusi Statistik

Jenis
No Syarat Perhitungan Kesimpulan
Distribusi
Tidak
Cs = 0 Cs = 0,9192 memenuhi
1 Normal
Ck = 5,4 Ck = 4,7202 Tidak
memenuhi
2 Log 3
Cs = C v + 3C v = 0,13 Cs = 0,4241 Tidak
Normal
8 6 4
Ck = C v + 6 C v +15 C v + memenuhi
2
16 C v + 3 = 3,03 Ck = 4,0561 Tidak
memenuhi

Log
Cs = 0,4241 Memenuhi
3 Pearson Selain dari nilai yang lain
Ck = 4,0561 Memenuhi
III
Tidak
Cs = 1,14 Cs = 0,9192 memenuhi
4 Gumbel
Ck = 5,4 Ck = 4,7202 Tidak
memenuhi

Uji Distribusi Probabilitas

Metode Chi-Kuadrat

Kelas Interval Ef Of Of - Ef (Of - Ef)2/Ef


1 >105,23 2 2 0 0
2 90,95-105,23 2 2 0 0
3 86,66-90,95 2 1 -1 0.5
4 84,56-86,66 2 1 -1 0.5
5 <84,56 2 4 2 2
2
Σ   10 10 X 3

Distribusi Probabilitas Nilai X2 terhitung X2cr Keterangan


Log Pearson Type III 3 5.991 Diterima

Curah Hujan Jam-jaman

Tabel Curah Hujan Jam-jaman

No. Jam Ke- RT Rt Hujan jam-jaman


Periode ulang (Tahun)
2 5 10 25 50 100
1 1 0.55 0.55 48.62 57.91 64.07 71.90 77.79 83.73
2 2 0.35 0.14 12.64 15.05 16.65 18.69 20.22 21.76
3 3 0.26 0.10 8.86 10.56 11.68 13.11 14.18 15.27
4 4 0.22 0.08 7.06 8.41 9.30 10.44 11.29 12.15
5 5 0.19 0.07 5.96 7.10 7.85 8.81 9.54 10.26
6 6 0.17 0.06 5.21 6.20 6.87 7.70 8.33 8.97
Curah hujan rancangan 1.0 88.34 105.23 116.43 130.65 141.35 152.16

Pengukuran debit sesaat (observasi)

Pengukuran debit sesaat dilakukan dengan mengukur kecepatan sungai di lokasi


Pemandian Alam Sembahe menggunakan alat current meter dan mengukur profil
penampang sungai pada saat kondisi muka air normal. Hasil pengukuran debit
sesaat dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Hasil pengukuran debit sesaat

Pias v (m/s) a (m2) q (m3/s)


0-1 0.50 1.43 0.71
1-2 0.45 1.46 0.65
2-3 0.45 1.44 0.65
3-4 0.50 0.70 0.35
3
Total, Q (m /s) 2.37

Dari hasil pengukuran debit sesaat diperoleh informasi bahwa debit saat kondisi
normal pada sungai sebesar 2,37 m3/s.

Debit Banjir

Analisis debit banjir menggunakan metode Nakayasu dengan periode ulang 100
tahun. Luas catchment area dari titik pengamatan di Pemandian Alam Sembahe
adalah 28,29 km2, panjang sungai utama adalah 16,9 km dan runoff coefficient
sebesar 0,08.
Tabel Nilai runoff coefficient

Parameter A (Ha) C Ai x Ci
Belukar 175.00 0.20 35.00
Hutan Lahan Kering Primer 1013.00 0.02 20.26
Hutan Lahan Kering Sekunder 43.00 0.03 1.29
Pemukiman 3.25 0.75 2.44
Pertanian Lahan Kering 1585.00 0.10 158.50
Tanah Terbuka 9.98 0.20 2.00
∑ 2829.23   219.48
∑(Ai x Ci)/A 0.08

Persamaan umum Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu adalah sebagai berikut:

C . A . R0
Q p=
3,6(0,3T p +T 0,3 )

Parameter-parameter perhitungan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS)

Meliputi:

1. Luas Daerah Aliran Sungai (A) = 28,29 km2


2. Panjang Sungai Utama = 16,9 Km
3. Koefisien Karakteristik Fisik DAS (α) = 2
4. Runn Off Coefficient (C) = 0,08

Parameter-parameter Hidrograf

1. Waktu konsentrasi (Tg)


Dengan L > 15 Km, maka Tg = 0,4 + 0,058 L
Tg = 1,38 Jam
2. Satuan Waktu Hujan
Tr = 0,75 Tg
= 0,75 × 1,38 jam
= 1,04 jam
3. Tenggang waktu (Tp)
Tp = Tg+0,8 Tr
= 1,38 jam + 0,8 (1,04 jam)
= 2,21 jam
4. Waktu penurunan debit, dari debit puncak sampai dengan menjadi 0,3
Qmaks (T0,3)
T0,3 = α Tg
= 2. 1,38 jam
= 2,21 jam
5. Debit Puncak (Qp)
C . A . R0
Q p= =0,1781 m3/s
3,6(0,3T p +T 0,3 )

Durasi waktu yang diperlukan


1. Waktu lengkung naik (0 < t ≤ Tp)
Persamaan lengkung hidrograf unit satuan yang digunakan adalah:

( )
2,4
t
Q a=Q p
Tp
2. Waktu lengkung turun
 Untuk Tp < t < T0,3 , maka:
t −T p
( )
T 0,3
Q=Q p × 0,3
 Untuk T0,3 < t < 1,5 T0,3 , maka:
t −T p +0,5 ×T 0,3
( )
1,5 ×T 0,3
Q=Q p × 0,3
 Untuk t > 1,5 T0,3 , maka:
t −T p +1,5×T 0,3
( )
 Q=Q p × 0,3
2× T 0,3

Tabel Hitungan HSS Metode Nakayasu

t Q awal V awal
(jam) (m3/d) (m3)
0 0 0.00
1 0.0266 95.78
2 0.1404 505.51
2.21 0.1781 133.58
3 0.1261 359.42
4 0.0815 293.51
4.97 0.0534 186.35
5 0.0530 5.96
6 0.0396 142.53
7 0.0296 106.57
8 0.0221 79.68
9 0.0165 59.57
9.11 0.0160 6.31
10 0.0132 42.33
11 0.0106 38.21
12 0.0085 30.72
13 0.0069 24.70
14 0.0055 19.86
15 0.0044 15.97
16 0.0036 12.84
17 0.0029 10.33
18 0.0023 8.30
19 0.0019 6.68
20 0.0015 5.37
21 0.0012 4.32
22 0.0010 3.47
23 0.0008 2.79
24 0.0006 2.24
Jumlah (m3)   2202.893482

Hasil perhitungan debit banjir kala ulang 100 tahun disajikan pada tabel berikut.

Tabel Debit Banjir Periode Ulang 100 Tahun

Debit Unit Hidrograf (m3/s) akibat hujan Debit


Base
Waktu Hidrograf Limpasan
1 2 3 4 5 6 Flow
(jam) Satuan Total
(m3/s)
(m3/s/mm) 83.73 21.76 15.27 12.15 10.26 8.97 (m3/s)

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.37 2.37
1.00 0.03 2.23 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.37 4.60
2.00 0.14 11.76 3.06 0.00 0.00 0.00 0.00 2.37 17.18
2.21 0.18 14.91 3.88 2.72 0.00 0.00 0.00 2.37 23.88
3.00 0.13 10.56 2.74 1.93 1.53 0.00 0.00 2.37 19.13
4.00 0.08 6.83 1.77 1.24 0.99 0.84 0.00 2.37 14.04
4.97 0.05 4.47 1.16 0.82 0.65 0.55 0.48 2.37 10.50
5.00 0.05 4.43 1.15 0.81 0.64 0.54 0.48 2.37 10.43
6.00 0.04 3.32 0.86 0.60 0.48 0.41 0.36 2.37 8.39
7.00 0.03 2.48 0.64 0.45 0.36 0.30 0.27 2.37 6.87
8.00 0.02 1.85 0.48 0.34 0.27 0.23 0.20 2.37 5.74
9.00 0.02 1.39 0.36 0.25 0.20 0.17 0.15 2.37 4.89
9.11 0.02 1.34 0.35 0.24 0.19 0.16 0.14 2.37 4.81
10.00 0.01 1.11 0.29 0.20 0.16 0.14 0.12 2.37 4.38
11.00 0.01 0.89 0.23 0.16 0.13 0.11 0.10 2.37 3.98
12.00 0.01 0.71 0.19 0.13 0.10 0.09 0.08 2.37 3.67
13.00 0.01 0.57 0.15 0.10 0.08 0.07 0.06 2.37 3.41
14.00 0.01 0.46 0.12 0.08 0.07 0.06 0.05 2.37 3.21
15.00 0.00 0.37 0.10 0.07 0.05 0.05 0.04 2.37 3.05
16.00 0.00 0.30 0.08 0.05 0.04 0.04 0.03 2.37 2.91
17.00 0.00 0.24 0.06 0.04 0.03 0.03 0.03 2.37 2.81
18.00 0.00 0.19 0.05 0.04 0.03 0.02 0.02 2.37 2.72
19.00 0.00 0.16 0.04 0.03 0.02 0.02 0.02 2.37 2.65
20.00 0.00 0.12 0.03 0.02 0.02 0.02 0.01 2.37 2.60
21.00 0.00 0.10 0.03 0.02 0.01 0.01 0.01 2.37 2.55
22.00 0.00 0.08 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 2.37 2.52
23.00 0.00 0.06 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 2.37 2.49
24.00 0.00 0.05 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 2.37 2.46

30

25

20
Debit (m3/dtk)

15

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu (jam)

Gambar Grafik debit banjir kala ulang 100 tahun

Dari hasil analisis debit banjir menggunakan Metode Nakayasu, diperoleh besar
debit banjir kala ulang 100 tahun pada lokasi Pemandian Alam Sembahe sebesar
23,88 m3/s.

2. Lokasi Rencana Bendungan

Debit Banjir

Analisis debit banjir menggunakan metode Nakayasu dengan periode ulang 100
tahun. Luas catchment area dari titik pengamatan di rencana lokasi bendungan
adalah 14,78 km2, panjang sungai utama adalah 10,5 km dan runoff coefficient
sebesar 0,05.

Tabel Nilai runoff coefficient

Parameter A (Ha) C Ai x Ci
Belukar 158.00 0.20 31.60
Hutan Lahan Kering Primer 1013.00 0.02 20.26
Hutan Lahan Kering Sekunder 41.30 0.03 1.24
Pertanian Lahan Kering 266.00 0.10 26.60
∑ 1478.3   79.70
∑(Ai x Ci)/A 0.05

Persamaan umum Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu adalah sebagai berikut:

C . A . R0
Q p=
3,6(0,3T p +T 0,3 )

Parameter-parameter perhitungan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS)

Meliputi:

 Luas Daerah Aliran Sungai (A) = 14,78 km2


 Panjang Sungai Utama = 10,5 Km
 Koefisien Karakteristik Fisik DAS (α) = 2
 Runn Off Coefficient (C) = 0,05

Parameter-parameter Hidrograf

6. Waktu konsentrasi (Tg)


Dengan L < 15 Km, maka Tg = 0,21L0,7
Tg = 1,09 Jam
7. Satuan Waktu Hujan
Tr = 0,75 Tg
= 0,75 × 1,38 jam
= 0.82 jam
8. Tenggang waktu (Tp)
Tp = Tg+0,8 Tr
= 1,38 jam + 0,8 (1,04 jam)
= 1,78 jam
9. Waktu penurunan debit, dari debit puncak sampai dengan menjadi 0,3
Qmaks (T0,3)
T0,3 = α Tg
= 2. 1,38 jam
= 2,18 jam
10. Debit Puncak (Qp)
C . A . R0
Q p= =0,0820 m3/s
3,6(0,3T p +T 0,3 )

Durasi waktu yang diperlukan


3. Waktu lengkung naik (0 < t ≤ Tp)
Persamaan lengkung hidrograf unit satuan yang digunakan adalah:

( )
2,4
t
Q a=Q p
Tp
4. Waktu lengkung turun
 Untuk Tp < t < T0,3 , maka:
t −T p
( )
T 0,3
Q=Q p × 0,3
 Untuk T0,3 < t < 1,5 T0,3 , maka:
t −T p +0,5 ×T 0,3
( )
1,5 ×T 0,3
Q=Q p × 0,3
 Untuk t > 1,5 T0,3 , maka:
t −T p +1,5×T 0,3
( )
 Q=Q p × 0,3
2× T 0,3

Tabel Hitungan HSS Metode Nakayasu

t Q awal V awal
(jam) (m3/d) (m3)
0 0 0.00
1 0.0216 77.83
1.74 0.0820 219.10
3 0.0409 185.18
3.92 0.0246 81.50
5 0.0165 64.20
6 0.0114 41.14
7 0.0079 28.46
7.19 0.0074 4.99
8 0.0059 17.23
9 0.0045 16.09
10 0.0034 12.21
11 0.0026 9.26
12 0.0020 7.02
13 0.0015 5.33
14 0.0011 4.04
15 0.0009 3.07
16 0.0006 2.33
17 0.0005 1.76
18 0.0004 1.34
19 0.0003 1.01
20 0.0002 0.77
21 0.0002 0.58
22 0.0001 0.44
Jumlah (m3)   784.8802575
Hasil perhitungan debit banjir kala ulang 100 tahun disajikan pada tabel berikut.

Tabel Debit Banjir Periode Ulang 100 Tahun

Debit Unit Hidrograf (m3/s) akibat hujan Debit


Base
Waktu Hidrograf Limpasan
1 2 3 4 5 6 Flow
(jam) Satuan Total
(m3/s)
(m3/s/mm) 83.73 21.76 15.27 12.15 10.26 8.97 (m3/s)

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 2.00
1.00 0.02 1.81 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 3.81
1.74 0.08 6.86 1.78 1.25 0.00 0.00 0.00 2.00 11.90
3.00 0.04 3.43 0.89 0.62 0.50 0.00 0.00 2.00 7.44
3.92 0.02 2.06 0.54 0.38 0.30 0.25 0.22 2.00 5.74
5.00 0.02 1.38 0.36 0.25 0.20 0.17 0.15 2.00 4.51
6.00 0.01 0.96 0.25 0.17 0.14 0.12 0.10 2.00 3.74
7.00 0.01 0.66 0.17 0.12 0.10 0.08 0.07 2.00 3.20
7.19 0.01 0.62 0.16 0.11 0.09 0.08 0.07 2.00 3.12
8.00 0.01 0.49 0.13 0.09 0.07 0.06 0.05 2.00 2.90
9.00 0.00 0.37 0.10 0.07 0.05 0.05 0.04 2.00 2.68
10.00 0.00 0.28 0.07 0.05 0.04 0.03 0.03 2.00 2.52
11.00 0.00 0.22 0.06 0.04 0.03 0.03 0.02 2.00 2.39
12.00 0.00 0.16 0.04 0.03 0.02 0.02 0.02 2.00 2.30
13.00 0.00 0.12 0.03 0.02 0.02 0.02 0.01 2.00 2.23
14.00 0.00 0.09 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 2.00 2.17
15.00 0.00 0.07 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 2.00 2.13
16.00 0.00 0.05 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 2.00 2.10
17.00 0.00 0.04 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 2.00 2.07
18.00 0.00 0.03 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 2.00 2.06
19.00 0.00 0.02 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 2.04
20.00 0.00 0.02 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 2.03
21.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 2.02
22.00 0.00 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 2.02
14
12
10
Debit (m3/dtk)

8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu (jam)

Gambar Grafik debit banjir kala ulang 100 tahun

Dari hasil analisis debit banjir menggunakan Metode Nakayasu, diperoleh besar
debit banjir kala ulang 100 tahun pada lokasi rencana bendungan sebesar 11,9
m3/s.

RENCANA DIMENSI BENDUNGAN

Bendungan direncanakan untuk menampung debit sementara ketika terjadi


banjir. Penampungan debit dilakukan untuk mengurangi debit yang mengalir ke
hiril pada jam-jam puncak banjir dengan tetap menyisakan debit sebesar 2,5
m3/det untuk mengalir ke hilir.

QLimpasan Total Q setelah ada Q banjir Vol. Banjir Tertapung


Waktu (jam)
(m3/s) bendungan (m3/det) Tertampung (m3/s) (m3)

0.00 2.00 2.00 0.00 0.00


1.00 3.81 2.5 1.31 4716.89
1.74 11.90 2.5 9.40 33836.36
3.00 7.44 2.5 4.94 17773.28
3.92 5.74 2.5 3.24 11669.70
5.00 4.51 2.5 2.01 7249.27
6.00 3.74 2.5 1.24 4459.99
7.00 3.20 2.5 0.70 2530.46
7.19 3.12 2.5 0.62 2240.91
8.00 2.90 2.5 0.40 1428.42
9.00 2.68 2.5 0.18 648.84
10.00 2.52 2.5 0.02 57.51
11.00 2.39 2.39 0.00 0.00
12.00 2.30 2.30 0.00 0.00
13.00 2.23 2.23 0.00 0.00
14.00 2.17 2.17 0.00 0.00
15.00 2.13 2.13 0.00 0.00
16.00 2.10 2.10 0.00 0.00
17.00 2.07 2.07 0.00 0.00
18.00 2.06 2.06 0.00 0.00
19.00 2.04 2.04 0.00 0.00
20.00 2.03 2.03 0.00 0.00
21.00 2.02 2.02 0.00 0.00
22.00 2.02 2.02 0.00 0.00
Total 86,611.64

14

12

10
Debit (m3/dtk)

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Waktu (jam)

Debit Banjir HSS Nakayasu Debit setelah ada bendungan

Volume tampungan bendungan yang diperlukan untuk mereduksi banjir sesuai dengan
rencana adalah sebesar 86611,64 m3. Untuk itu direncanakan bendungan dengan tinggi
8 meter, lebar 50 meter, dan luas tampungan rerata = Vol : Tinggi = 86.611,64 : 8 =
10826,45 m2 = 1,08 ha.

Anda mungkin juga menyukai