1. Dasar Hukum
Dasar hukum untuk melaksanakan kegiatan adalah :
a. Undang-Undang No 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
b. Undang-Undang No 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagai mana telah diubah
dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
c. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang Perikatan);
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 121 Tahun 2015 tentang
Pengusahaan Sumber Daya Air
e. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang
– Undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang
Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi;
f. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Perubahan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
g. Peraturan LKPP No.12 Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Melalui Panyedia
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri
i. Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai
j. Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan
Pengairan
k. Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
09/PRT/M/2015 tentang Penggunaan SDA
l. Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
10/PRT/M/2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Pengaturan Air dan Tata
Pengairan
m. Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
13/PRT/M/2015 tentang Penanggulangan Darurat Bencana Akibat Daya Rusak Air
n. Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
o. Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
18/PRT/M/2015 tentang Iuran Eksploitasi dan Pemeliharaan Bangunan Pengairan
p. Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Unit Pelaksanaan Teknis Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
q. Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
37/PRT/M/2015 tentang Izin Penggunaan Air/Sumber Air
r. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.18/SE/M/2021
tentang Pedoman Opreasional Tertib Penyelenggaraan Persiapan Pemilihan Untuk
Pengadaan Jasa Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
s. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.16/SE/M/2022
tentang Susunan Tenaga Ahli Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan Konstruksi Di
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
2. Latar Belakang
Salah satu daerah yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan yaitu Pantai wangel.
Pantai Wangel selain memiliki potensi wisata juga merupakan daerah nelayan/perikanan yang
cukup terkenal. Jumlah penduduk yang kian bertambah. Dengan perkembangan penduduk ini,
maka berbagai kegiatan dialihkan ke daerah pantai. Kondisi daerah pantainya memiliki
potensi untuk wisata alam. Potensi pengembangan lahan pantai Wangel baik pada perairan
pantai maupun pada perairan lepas pantai belum terlihat adanya pemanfaatan secara khusus.
Sejalan dengan makin berkembangnya daerah ini berbagai permasalahan mulai timbul, antara
lain penempatan lahan permukiman, bangunan pemerintah/swasta, rumah ibadah, dan lainnya
semakin dekat dengan garis pantai sehingga terancam oleh gelombang laut dan erosi pantai.
Terjadinya erosi pantai selain disebabkan adanya perubahan garis pantai akibat erosi juga
disebabkan pemukiman yang ada terlalu dekat dengan pantai dimana sempadan pantai sebagai
daerah penyangga (buffer zone) belum direncanakan sehingga pada saat musim gelombang,
permukiman tersebut berada dalam jangkauan limpasan gelombang laut (wave run-up).
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut diperlukan suatu bangunan pengaman pantai
yang tepat meliputi penataan permukiman di daerah pantai tersebut dan memfungsikan
sempadan pantai serta bangunan pengaman pantai yang sesuai untuk daerah pantai ini.
5. Lokasi Kegiatan
Lokasi Kegiatan berada di pantai Desa Wangel, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku
6. Sumber Pendanaan
untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan total biaya sebesar Rp.1.000.000.000,-
(Satu Milyar Rupiah) termasuk PPn yang dananya bersumber dari Rupiah Murni pada
TA. 2024.
Tabel 1. Rencana Pembiayaan Dan Penyerapan
(dalam ribu rupiah,-)
Kategori Kegiatan Biaya (Rp.)
Supervisi Pembangunan Pengaman Pantai 1.000.000,000
Kab.Kepulauan Aru; Maluku; Kab. (Terbilang : Satu Milyar Rupiah)
Kepulauan Aru; 1 Dokumen; 1 Dokumen;
NF; K; SYC
8. Data Dasar
Data dasar yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah data program Tahun
Anggaran 2024.
9. Standar Teknis
Standar untuk perencanaan adalah standar perencanaan/Kriteria perencanaan Kementerian
Pekerjaan Umum, Standar Kementerian Pekerjaan Umum dan Peraturan-peraturan lain
yang telah ditetapkan secara Nasional.
10. Studi-Studi Terdahulu
Konsultan diminta untuk mengumpulkan studi-studi terdahulu yang berhubungan dengan
kegiatan ini.
12. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan adalah laporan pelaksanaan kegiatan Supervisi Pembangunan
Pengaman Pantai Kab.Kepulauan Aru; Maluku; Kab. Kepulauan Aru; 1 Dokumen; 1
Dokumen; NF; K; SYC, antara lain :
a. Laporan Review Desain
b. Laporan Pendahuluan
c. Laporan Bulanan
d. Laporan Akhir
e. Shop Drawing dan As Build Drawing
f. Album Foto Kegiatan
13. Peralatan Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen
PPK menyiapkan ruang asistensi dan diskusi, PPK akan mengangkat petugas atau
wakilnya yang bertindak sebagai Direksi, Pengawas atau pendamping.
Tenaga Pendukung
a. Surveyor
Surveyor memiliki persyaratan Sarjana (S1) /Diploma (D3) Teknik Sipil/Pengairan
berpengalaman minimum 5 (lima) tahun sebagai surveyor. Surveyor adalah seseorang
yang melakukan pemeriksaan atau mengawasi dan mengamati suatu pekerjaan
lainnya. Surveyor menjadi objek utama dalam hal menjalankan tugasnya yaitu:
1) Membantu Kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran topografi
lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran data-data lapangan.
2) Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan sehingga
dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan
pencegahannya,
3) Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili kuantitas untuk
pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran terakhir.
4) Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk memastikan
pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar dan menjamin data yang
diperoleh akurat sesuai dengan kondisi lapangan untuk keperluan peninjauan
desain atau detail desain.
5) Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi sesuai dengan gambar
rencana.
6) Melakukan pelaksanaan survei lapangan dan penyelidikan Dan pengukuran
tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan
7) Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek
c. Operator komputer
Draftman Cad/Cam Operator memiliki persyaratan Sarjana (S1) /Diploma (D3)
Teknik Sipil/Pengairan berpengalaman minimum 3 (tiga). Operator komputer
merupakan seorang operator yang memiliki tugas khusus terkait dengan semua
peralatan yang terdapat di dalam sistem komputerisasi. Berikut beberapa tugas dari
operator komputer :
1) Memeriksa dan menggunakan komputer dan peralatan pendukung lainnya.
2) Mengetahui bagaimana memeriksa dan mencoba komputer sebagai mana
mestinya dipergunakan.
3) Menonfungsikan jika ada perlatan yang tidak digunakan.
4) Mampu membuat catatan terkait dengan program pelaksanaan dan juga jadwal
kegiatan untuk menggunakan komputer.
5) Membuat file backup beserta dengan pengawasan terhadap file tersebut.
6) Memperhatikan kebersihan dan juga kerapihan dari ruangan komputer.
18. Pelaporan
Laporan yang harus disiapkan oleh konsultan supervisi dalam pelaporan progres pekerjaan
di lapangan wajib menyusun laporan sebagai berikut:
a. Laporan Review desain
Laporan ini berupa kajian review desain yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
di lapangan apabila terdapat perubahan pekerjaan dan perubahan desain awal. Data
yang diperoleh merupakan survey lapangan dan hasil analisa. laporan ini dilengkapi
dengan foto-foto pengambilan sampel atau kegiatan lapangan.
Laporan pendahuluan, sedikitnya memuat :
1) Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh
2) Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya
3) Jadwal kegiatan penyedia jasa
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan,
sebanyak 5 (lima) buku laporan.
b. Laporan Bulanan
Laporan bulanan sedikitnya memuat :
a. Kegiatan yang telah dilaksankan pada tiap bulan
b. Rencana kerja bulan berikutnya
c. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung untuk bulan berikutnya
d. jadwal kegiatan penyedia jasa dilengkapi dengan realisasi pada bulan tersebut
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir bulan setiap tanggal 25,
sebanyak 5 (lima) buku laporan setiap bulannya.
c. Laporan Akhir
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya akhir bulan ke-10 (Sepuluh) sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
d. Album Gambar
Gambar yang disiapkan oleh konsultan supervisi meliputi:
- Album gambar A3 (Shop drawing), gambar yang disiapkan oleh kontraktor
pelaksana berdasarkan pengukuran awal pekerjaan (MC-0) dan harus diserahkan
selambat-lambatnya akhir bulan ke-1 (satu) sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5
(lima) buku album;
- Album gambar A3 (Asbuilt drawing), gambar yang disiapkan oleh kontraktor
pelaksana berdasarkan hasil akhir pekerjaan (MC-100) dan harus diserahkan
selambat-lambatnya akhir bulan ke-10 (Sepuluh) sejak SPMK diterbitkan sebanyak
5 (lima) buku album