Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

KELUARAN KEGIATAN
P
PAAD
DAAK
KEEG
GIIA
ATTA
ANNO
OPP SSD
DAA--IIII SSA
ATTK
KEER
ROOP
P SSD
DAAN
NTT.. IIII
TTA
AHHU
UNNA
ANNG
GGGA
ARRA
ANN 22002222

Pekerjaan
Pemeliharaan Berkala Bangunan
Pengaman Pantai di Kab.
Manggarai Barat

Tahun Anggaran 2022


KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )
KELUARAN KEGIATAN
P
PAAD
DAAK
KEEG
GIIA
ATTA
ANNO
OPP SSD
DAA--IIII SSA
ATTK
KEER
ROOP
P SSD
DAAN
NTT.. IIII
TTA
AHHU
UNNA
ANNG
GGGA
ARRA
ANN 22002222

Kementerian Negera / Lembaga : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I / II : Direktorat Jenderal Sumber Daya
Program : Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasaran Sumber Daya Air
Hasil (Outcome) : Sarana/Prasarana Pengaman Pantai yang berfungsi dengan baik
Kegiatan : Penagaman Pantai yang dioperasi dan dipelihara
Indikator Kinerja Kegiatan : Distribusi Aliran Air Laut yang tidak menimbulkan dampak bagi
masyarakat sekitar serta lingkungan
Jenis Keluaran (Output) : Jumlah panjang Pantai (KM) dan Bangunan Air lainnya yang di OP
Volume Keluaran (Output) : 0,69 Km (Nol koma Enam Sembilan) Km
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Km

A. LATAR BELAKANG

1. DASAR HUKUM
1) Peraturan Menteri PUPR Nomor 04/PRT/M/2015 Tentang Penetapan WS
2) Peraturan Menteri PUPR Nomor 10/PRT/M/2015 Tentang Rencana Dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air
Dan Tata Pengairan
3) Peraturan Menteri PUPR Nomor 27/PRT/M/2015 Tentang Bendungan
4) Peraturan Menteri PUPR Nomor 34/PRT/M/2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
5) Peraturan Menteri PU Nomor. 09 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengaman Pantai)
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 32/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Operasi danPemeliharaan
Jaringan Irigasi;
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 33/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Pemberdayaan
P3A/GP3A/IP3A;
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 17/PRT/M2011 Tentang Pedoman Penetapan Garis Sempadan
Jaringan Irigasi;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Reklamasi Rawa Pasang Surut;
10 ) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 16/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Irigasi Tambak;
11 ) Surat Edaran Menteri PUPR Nomor : 01/SE/D/2013 Tentang Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai
Serta Pemeliharaan Sungai
12 ) Surat Edaran Menteri PUPR Nomor : 05/SE/D/2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Operasi
dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta Pemeliharaan Sungai
13 ) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/SE/M/2011 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Jaringan
Reklamasi Rawa;
14 ) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 70 tahun 2012, tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor : 54 tahun 2010, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang /
Jasa Instansi Pemerintah.
15 ) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Departemen Pekerjaan Umum Yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan dilaksanakan Sendiri.
16 ) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 2/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Nasional Kementerian
Pekerjaan Umum Tahun 2010 – 2014.
17 ) Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Nomor : 153/KPTS/D/2008 Tentang Pembentukan Tim
Pengelola Sistem Informasi Sumber Daya Air.
18 ) Peraturan Menteri Keuangan, Nomor : 112/PMK.02/2012 tanggal 3 Juli 2012 tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
19 ) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : No. 37/PMK.02/2012 Tanggal 6 Maret 2012 Tentang Standar Biaya
Tahun Anggaran 2013.
20 ) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : No. 32/PMK.02/2013 Tanggal 6 Pebruari 2013 Tentang Tata Cara Revisi
Anggaran Tahun Anggaran 2013
21) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
22 ) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum
23 ) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3;

2 GAMBARAN UMUM
Nusa Tenggara Timur merupakan Provinsi kepulauan yang terdiri atas 1.192 pulau. Terdapat 3 (tiga) pulau besar,
yakni : P. Flores, P. Timor dan P. Sumba. Secara Astronomis, Provinsi ini terletak di antara 80 – 120 Lintang Selatan
dan 1180 – 1250 Bujur Timur, dengan luas daratan 47.349,90 Km2 (4,73 juta Ha). Jumlah penyebaran penduduk
sebanyak 4,534 juta jiwa dimana ± 75 % penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.
Berdasarkan beberapa referensi dan hasil studi merilis bahwa kondisi topografis di NTT tergolong kasar atau relativ
berbukit-bukit dengan klasifikasi kemiringan berkisar 20 – 60 % merupakan daerah perbukitan dan 0 – 20 % adalah
dataran. Kondisi iklim di wilayah ini adalah tropis kering (semi arid). Fenomena ini disebabkan oleh tiupan angin yang
cukup kencang, dan berganti arah setiap enam bulan (Bulan April – Oktober) bertiup angin Timur yang kering,
sedangkan pada bulan November – Maret bertiup angin Barat disertai perubahan cuaca dan pergantian musim.
Curah hujan tahunan di Prov. NTT rata-rata berkisar 1.200 mm dengan interval waktu hujan 3 – 4 bulan (Bulan
Desember–Maret). Intensitas curah hujan ini mengakibatkan sering terjadinya banjir di beberapa daerah dalam wilayah
sungai (WS). Selanjutnya dalam kurun waktu 8 - 9 bulan mengalami keterbatasan akan ketersediaan air, baik air
permukaan, air tanah (alamia maupun artifiasial). Fenomena ini dipengaruhi oleh adanya perubahan iklim (climate
changes) sering kali mengakibatkan kekeringan yang berdampak pada kegagalan panen, kekurangan air baku/minum
di semua wilayah Prov. NTT.
Potensi lahan pertanian yang ada seluas 1,6 juta ha, terdiri dari lahan kering 1,35 juta ha dan lahan basah 0,25 juta ha.
Musim hujan terjadi pada bulan Desember-Maret dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 1.200mm, dimana
curah hujan yang berpotensi menjadi aliran permukaan sebesar 29,30% setara 16,67 milyar m3 (528,60 m3/detik).
Base flow andalan dari 194 sungai sebesar 122,50 m3/detik setara 3,863 milyar m3. Pada kondisi normal, memberi
konsekuensi terhadap impor beras tahunan sebesar 140 ribu ton, setara dengan kebutuhan air (irigasi dan non irigasi)
sebesar 140 ribu ton x 8 m3 air = 1,12 juta m3 (36,53 m3/detik). Dengan demikian kebutuhan air NTT sebesar 4,2 juta x
1.2 m3 x 8m = 5,05 milyar m3 (159,82m3/detik). Defisit air saat ini sebesar 159,82 m3/detik-122,50 m3/detik = 37,32
m3/detik setara 1,2 milyar m3/tahun.
Pulau Flores merupakan salah satu Pulau di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Gugusan Pulau ini merupakan bagian dari
wilayah kerja Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II. Korelasinya adalah terdapat Wilayah Sungai (WS) P.Flores
yang merupakan Wilayah Sungai Strategis Nasional berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor 11A/PRT/M/2006
Tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai. Dengan demikian, maka jika meneropong lebih jauh Wilayah Sungai
Flores yang meliputi Daerah Aliran Sungai (DAS) P.Flores yang merupakan Wilayah Sungai Strategis Nasional di
Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Bicara soal pengembangan sumber daya air (SDA) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), selalu dihadapkan pada
persoalan utama, yakni kurangnya sarana dan prasarana pendukung (infrastruktur) di bidang keairan khususnya
pembangunan dan pemeliharaan sungai yang mendukung sektor pertanian dan sektor strategis lainnya. Pada
galibnya, ditemukan persoalan yang paling krusial dalam keutamaan persoalan ditingkat pengelolaan yakni : Pertama
adalah infrastruktur yang terbangun “kurang disertai” dengan kegiatan yang memadai pada tahapan akhir
pembangunan atau pasca konstruksi. yakni “OPERASI DAN PEMELIHARAAN (O & P)” yang kurang optimal.
Kedua; Wadah atau system Kelembagaan yang partisipatif (P3A) pada tingkat pengguna (masyarakat tani) umumnya
belum berjalan secara formal dan efektif, yang mengakibatkan jumlah biaya O & P semakin meningkat. Ketiga;
Sebagian besar masyarakat pemakai “tidak merasa memiliki” akan sarana dan prasarana yang terbangun
(bangunan air). Kondisi ini akan berkorelasi positif pada ketidakharmonisan fungsi maupun umur rencana bangunan
dan pada akhirnya mengalami kerusakan yang lebih serius. Dengan demikian maka fenomena ini perlu didorong
kearah yang positif agar keberlanjutan infrastruktur sumberdaya air dapat terjamin sesuai dengan tujuan dan
rencananya. Dengan demikian maka kondisi ini akan berkorelasi positif pada ketidakharmonisan fungsi maupun umur
rencana bangunan dan pada akhirnya mengalami kerusakan yang lebih serius.

Konsep dasar “pengelolaan” sumberdaya air dan infrastruktur keairan merupakan bagian yang dilakukan setelah pasca
konstruksi. Dalam hal ini adalah kegiatan Operasi dan Pemeliharaan serta rehabilitasi potensi yang ada. Persoalan dan
kendala dalam pengembangan sumber daya air dan pembangunan infrastruktur di atas merupakan suatu potret ke
depan akan perlunya kegiatan diakhir konstruksi, khususnya di Pulau Timor dan kepulauan. Penyajian ini selanjutnya
memberikan pula gambaran mengenai kegiatan OPERASI DAN PEMELIHARAAN SDA di wilayah ini (WS.Flores,)
yang pada hakikatnya sangat diperlukan guna keberlanjutan dalam pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA) umumnya
dan kelestarian infrastruktur SDA khususnya.

Sejalan dengan upaya, tujuan dilakukan Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur SDA tersebut di atas maka calon
lokasi Pantai yang yang rencananya akan dikerjakan adalah : (Lokasi Pantai Komodo Kab. Manggarai Barat)

B RUANG LINGKUP :
a. Nama paket pekerjaan: Pemeliharaan Berkala Bangunan Pengamanan Pantai di Kabupaten
Manggarai Barat
b. Uraian singkat dan lingkup pekerjaan:
1. PEKERJAAN PERSIAPAN :
2. PEKERJAAN BENDUNG DAN KELENGKAPANNYA :
3. PEKERJAAN SARANA/PRASARANA PANTAI:

c. Sejalan dengan upaya, tujuan dilakukan Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur SDA tersebut di atas maka calon
lokasi Pantai yang rencananya akan dikerjakan adalah : Pantai Komodo Manggarai Barat

d. Memiliki Kemampuan Menyediakan Peralatan Utama Untuk Pelaksanaan Pekerjaan, Yaitu:

No Jenis Kapasitas Jumlah


1 Exavator 0,91 M3 1 unit
2 Vibrator Roller 6 Ton 1 unit
3 Dump truk 3 -4 Ton 3 Unit
4 Hand Stamper 5 HP 1 Unit
5 Water Tank Truck 5000 Liter 1 Unit
6 Water Tank 4000 liter 1 Unit

e. Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan, yaitu:


a. Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Kecil
No Jabatan Pengelaman SKA/SKT Jumlah
Orang
1 Pelaksana 2 Tahun SKT Pelaksana 1
Bendungan / Pelaksana
Bangunan Irigasi / PelaksanaJaringan
Irigasi
2 Ahli K3 Konstruksi/ 0 Tahun SKA Ahli K3 Konstruksi / Sertifikat 1
Petugas Keselamatan Petugas
Konstruksi RKK Keselamatan Konstruksi

f. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha Kecil [Kecil/Menengah/ Besar],
serta disyaratkan sub bidang klasifikasi/layanan Jasa Pelaksanaan Konstruksi Air, Dam, dan
Prasarana SDA lainnya (SIOOI [sesuai dengan sub bidang klasifikasi/layanan SBU
yang dibutuhkan] [Diisi sesuai ketentuan IKP 30.12.b]
C PENERIMA MANFAAT :
Penerima manfaat secara langsung adalah masyarakat pemakai dalam hal ini adalah masyrakat yang berada di sekitar
Sungai bersangkutan serta penerima manfaat secara tidak langsung adalah seluruh masyarakat di Provinsi NTT.

D STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


Lokasi alternative untuk kegiatan Pemeliharaan Berkala Bangunan Pengaman Pantai di Kab. Manggarai Barat ini
adalah : (Lokasi Pantai Komodo) Prov. NTT.

1. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan Kegiatan dilakukan melalui Pihak Kedua (Kontraktual) dengan syarat-syarat dan spesifikasinya
melaksanakan RK3K ( Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak ) diatur dalam dokumen kontrak.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Tahapan pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :

Waktu Pelaksanaan selama 180 hari kalender

E WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pelaksanaan kegiatan dimulai dari bulan Februari sampai dengan Agustus TA. 2022 atau selama 6 bulan (180 hari
kalender). Kepastian pelaksanaan kegiatan akan disesuaikan dengan waktu awal kontrak pekerjaan dimaksud.

F BIAYA YANG DIPERLUKAN


Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan biaya sebesar Rp. 1.272.350.000,- (Satu Milyar Dua Ratus Tujuh Puluh Dua
Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) dengan detail rincian biaya terlampir dalam perhitungan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) yang akan dialokasi dalam DIPA Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan SDA II pada Satker
Operasi dan Pemeliharaan SDA Nusa Tenggara II yang bersumber dari dana APBN murni..

G PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja Pemeliharaan Berkala Bangunan Pengaman Pantai di Kab. Manggarai Barat ini
adalah (Lokasi Pantai Komodo) Prov. NTT.dibuat untuk melengkapi usulan DIPA 2022 Kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan SDA II pada Satker Operasi dan Pemeliharaan SDA Nusa Tenggara II.

Kupang. . 03 Nopember 2021


Mengetahui/Menyetujui Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan SDA II
Kepala Satuan Kerja OP SDA NT II Pejabat Pembuat Komitmen

Alfred F. Lukas, ATP., M.Si. Djoniur Silvester Doga, ST


NIP. 19640517 198503 1 013 NIP. 19700721 200812 1 001

Anda mungkin juga menyukai