Anda di halaman 1dari 20

Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

Pasal 1 : UMUM
1.1. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor wajib memberitahukan kepada Direksi/
Pengawas, mengenai jadwal pematokan dan pekerjaan persiapan.
1.2. Kontraktor wajib menyiapkan rencana jadwal pelaksanaan, buku tamu dan buku catatan
harian dilapangan.
1.3. Demi kelancaran dan baiknya pelaksanaan pekerjaan, maka tenaga pelaksana yang diberi
tugas oleh Pemborong di lapangan, harus memilliki kualifikasi dan pengalaman yang
cukup dibidangnya. Direksi/Pengawas berhak menolak petugas pelaksana yang
.dianggap tidak/kurang berpengalaman
Dalam hal ini Kontraktor harus segera menyediakan seorang petugas sebagai pengganti
pelaksana tersebut dengan personil yang lebih cakap/berkualitas cukup baik, dan diterima
oleh Direksi atau Pengawas.
1.4. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Kontrak, Gambar Rencana, RKS dan Risalah
Aanwijzing serta ketentuan-ketentuan yang dibuat selama pelaksanaan, yang telah
disetujui oleh Direksi (Pemimpin Proyek, Pengelola Teknik Proyek dan Konsultan
Pengawas serta Kontraktor Pelaksana).
1.5. Segala penyimpangan yang dilakukan oleh Pihak Kontraktor, tanpa seijin Direksi, harus
dibongkar dan disesuaikan dengan rencana semula. Segala biaya akibat kelalaian tersebut
adalah menjadi tanggungan Pemborong.
1.6. Setiap perintah Direksi, kepada Pemborong yang menyimpang harus disampaikan secara
tertulis dengan sepengetahuan Pemberi Tugas.
1.7. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan harus diadakan pekerjaan tambah kurang, maka
hal ini harus dengan ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitemen.
1.8. Selain instalasi listrik instalasi air dan atap (baja/Baja ringan), sebagian atau seluruh
pekerjaan tidak boleh diborongkan kepada Pihak Ketiga (Sub Kontraktor) dengan alasan
apapun, kecuali dengan persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Anggaran. Semua
hasil pekerjaan dari Pihak Ketiga tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor yang
menandatangani Kontrak.
1.9. Selama tidak bertentangan dengan RKS ini, peraturan-peraturan lain yang juga berlaku
adalah sebagai berikut.
Algemene Vooewarden Voor de Uitvoering bij Aanneming van Openbare Werken 1941
(AV.41) yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9 tanggal
18 Mei 1941, dan tambahan Lembaran Negara Nomor : 14571. Terjemahan AV diatas:
syarat-syarat umum untuk pelaksanaan bangunan umum yang dilelangkan atau disingkat
dalam Bahasa Indonesia : SU.41
Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan pada penyelenggaraan bangunan
di Indonesia atau disingkat :PUBB 1956 NI.3.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961 NI.5)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971.
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL NI.6)
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
Peraturan-peraturan lain yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.

Page 1
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis dari Direksi/Pengawas


selama pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 2 : PEKERJAAN PERSIAPAN


2.1 Selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Perintah Kerja ditanda tangani/
dikeluarkan, Kontraktor harus sudah mulai dengan kegiatan nyata dilapangan.
2.2 Pemborong wajib membuat papan nama proyek dan dipasang pada lokasi pekerjaan,
dilengkapi dengan tulisan warna hitam diatas dasar warna putih dan cukup jelas untuk
dibaca, memakai papan tebal 2 cm seperti contoh dibawah ini :
PEMILIK KEGIATAN :____________________________
TAHUN ANGGARAN :____________________________
KEGIATAN/PEKERJAAN :____________________________
WAKTU PELAKSANAAN :____________________________
KONTRAKTOR :____________________________
KONSULTAN PERENCANA :____________________________
KONSULTAN PENGAWAS :____________________________
2.3 Los kerja, perancah dan Direksi Keet
2.3.1. Pemborong wajib membangun los kerja termasuk Direksi Keet sebagai berikut :
 Satu ruang Direksi ukuran 3,5 x 4,50 M
 Satu ruang untuk tempat penyimpanan bahan-bahan bangunan/alat (gudang)
 Sebuah wc darurat untuk para pekerja
2.3.2. Bangunan los kerja dibangun dengan bahan-bahan :
 Dinding tripleks
 Rangka kayu kelas II
 Atap seng BJLS 0.20
2.3.3. Diruang Direksi Keet dilengkapi dengan :
 Satu meja tulis berlaci dapat dikunci
 Empat buah kursi kerja dan kursi tamu
 Panil untuk menempel gambar-gamba kerja
2.3.4. Biaya pembuatan Direksi Keet/los kerja ini tidak boleh dimasukkan dalam
penawaran
2.3.5. Pemborong harus mengurus dan memelihara bangunan tersebut bersama alat-
alat untuk inventarisnya, serta selalu menyediakan air bersih untuk para pekerja,
juga obat-obatan P3K.
2.3.6. Bangunan yang dibuat harus dijaga sedemikian rupa agar bahan-bahan
bangunan tersebut dapat dipakai dengan baik, serta keamanannya terjamin dan
selalu terhindar dari hujan, angin dan panas matahari secara langsung.

Page 2
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

2.3.7. Tempat/letak dari bangunan los kerja dan Direksi Keet tersebut akan ditetapkan
oleh Direksi/Pengawas lapangan.
2.3.8. Steigers (perancah) untuk keperluan pelaksanaan harus cukup kuat dan aman
agar tidak sampai terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan.
2.4 Rencana Kerja
2.4.1 Kontraktor harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan dengan Network
Planning/Barchart paling lambat lima hari sebelum dimulainya pelaksanaan,
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
2.4.2 Rencana Kerja yang telah disetujui Direksi Lapangan harus di pasang di Kantor
Lapangan dan menjadi rencana kerja yang resmi dan mengikat yang akan dipakai
oleh Direksi Lapangan sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan keterlambatan prestasi pekerjaan Kontaktor.
2.5 Laporan Harian, Mingguan dan Pemotretan
2.5.1 Kontraktor diwajibkan membuat dan menyampaikan laporan dalam rangkap
empat :
A. Laporan Harian, adalah laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat
perincian tentang
 Kapasitas/banyaknya tenaga kerja
 Pemasukan bahan bangunan
 Kegiatan pelaksanaan pada hari itu
 Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan lain – lain)
 Catatan maupun peringatan dari Direksi Lapangan
B. Laporan Mingguan
Adalah Laporan berkala mingguan yang berisikan garis – garis besar dari
apa saja yang telah dicantumkan dalam laporan harian, misal jumlah atau
prestasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja minggu
berikutnya.
Pada dasarnya bentuk dan isi laporan mingguan akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan.
Laporan Harian dan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
Laporan berkala Bulanan dibuat oleh Konsultan Pengawas yang ditujukan
untuk Direksi lapangan lainnya dan Kontraktor.
2.5.2 Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka Kontraktor
harus mengadakan pemotretan bagian – bagian pekerjaan/bangunan yang sedang
dalam pelaksanaan.
Kualitas dan arah pemotretan foto tersebut harus dicetak minimal 5 set)
ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun tahapan pada angsuran
pembayaran.
Foto/gambar harus dicetak di atas kertas bromida mengkilap dan berukuran 3 R.

2.6 Kesejahteraan Pekerja


2.6.1 Kontraktor harus menyediakan obat-obatan/PPPK di tempat pekerjaan/lokasi
kegiatan.

Page 3
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

2.6.2 Kontraktor bertanggungjawab sepenuhnya atas segala kecelakaan yang mungkin


terjadi serta atas biaya pengobatannya dan jaminan sosial lainnya bagi para
pekerja tersebut.
2.6.3 Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup dan membuat MCK darurat
tertutup di lokasi Kegiatan untuk para pekerja.

2.7 Pemeriksaan Bahan Bangunan


2.7.1 Sebelum semua bahan bangunan yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini tersedia, terlebih dahulu Kontraktor harus mengajukan contoh –
contoh untuk diperiksa serta mendapatkan persetujuan dari Direksi lapangan,
dalam hal ini umumnya Konsultan Pengawas diberi wewenang sepenuhnya. Cara
pemeriksaan bahan akan ditentukan kemudian.
2.7.2 Jika terjadi perbedaan pendapat dengan Kontraktor, maka Direksi Lapangan akan
menurut pemeriksaan lebih lanjut pada salah laboratorium penyelidikan bahan
bangunan, dimana contohnya diambil dari bahan yang dipersilisihkan. Ongkos –
ongkos yang dikeluarkan sehubungan dengan perselisihan ini menjadi tanggungan
Kontraktor.
2.7.3 Pengadaan air bersih untuk keperluan pelaksanaan proyek menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
2.8 Gambar Kerja dan Revisi / Perbaikan
2.8.1 Kontraktor diwajibkan membuat gambar – gambar kerja yang belum ada karena
satu dan lain hal, perlu gambar demi kelancaran pelaksanaan. Sebelum
dilaksanakan gambar tersebut harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan
terlebih dahulu.
2.8.2 Apabila selama pelaksanaan diadakan perubahan dari gambar kerja sebelumnya
Direksi Kontraktor dan pengawas diwajibkan membuat gambar revisi/perbaikan
di atas kutipan/cetak biru dengan tinta berwarna yang menyolok sebagai bahan
pembuatan as built drawing oleh pihak Kontraktor gambar revisi tersebut harus
dikirimkan pula pada pihak Direksi lainnya.

Pasal 3 : PERSIAPAN LOKASI DAN PEMATOKAN


3.1. Pembersihan lokasi :
3.1.1. Pembersihan lokasi termasuk pembersihan tanaman/pemotongan rumput,Pohon,
menutup lubang dan membuang tanah humus dan tanah yang mengandung
bahan organis (top soil)
3.1.2. Pohon-pohon di lokasi pekerjaan yang tidak terkena bangunan atau tidak
mengganggu bangunan nantinya tidak perlu dipotong.
3.2. Pemagaran sementara :
3.2.1. Pemagaran sementara untuk sekeliling daerah kerja proyek apabila dianggap
perlu untuk menghindari segala gangguan terhadap aktifitas pelaksanaan
pekerjaan bagi para pekerja yang terlibat dalam pekerjaan ini.

Page 4
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

3.2.2. Segala biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pagar sementara ini tidak
termasuk dalam anggaran proyek ini
3.3. Pengukuran :
3.3.1. Pengukuran titik duga (peil ± 0,00) adalah ditentukan bersama-sama antara
Direksi dan Kontraktor dengan penyesuaian terhadap gambar kerja.
3.3.2. Apabila tidak dinyatakan lain (peil ± 0,00) adalah 70 cm diatas permukaan
tanah tertinggi dan merupakan titik patokan sementara.

3.4. Pematokan dan Pemasangan Papan Bouwplank :


3.4.1. Patok-patok dibuat cukup kokoh dari kayu/balok ukuran 5/7 cm sedangkan
papan bouwplank dibuat dari papan kayu klas II ukuran 2/20 cm pada bagian
atas papan tersebut harus diserut dan waterpass.
3.4.2. Jarak patok dengan galian pada asnya adalah 1,50 m sedangkan jarak dari as ke
as patok maximal 2,00 m.
3.4.3. Semua titik-titik sumbu bangunan harus diabadikan dengan cat menie dan paku
ukuran 7 cm pada papan bouwplank
3.4.4. Kontraktor berkewajiban menjaga semua patok, tanda-tanda yang penting dan
harus selalu dalam keadaan baik seperti pada keadaan semula
3.5. Jalan Sementara (Temporary Road)
Pembuatan jalan sementara untuk keluar masuk ke lokasi pekerjaan dan untuk keluar
masuknya kendaraan pengangkut bahan-bahan, alat-alat ke lokasi pekerjaan disiapkan
oleh Kontraktor, biaya pembuatan jalan sementara ini tidak termasuk dalam anggaran
proyek ini.
3.6. Penyaluran air hujan :
Kontraktor/Pemborong harus menyiapkan saluran penyalur air hujan sementara sehingga
air hujan tidak mengganggu aktifitas pelaksanaan pekerjaan. Biaya pembuatan saluran air
hujan ini tidak termasuk dalam anggaran proyek ini.

1. Pelaksanaan Ukuran – Ukuran

1. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ukuran –


ukuran yang telah ditetapkan dalam rencana kerja dan syarat – syarat serta gambar –
gambar kerja
2. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi Lapangan bila akan memulai suatu
bagian pekerjaan sehingga Direksi Lapangan dapat memeriksan kebenaran ukurannya.
3. Kontraktor juga harus mencocokan ukuran – ukran satu dengan lainnya dan segera
memberitahukan keada Direksi lapangan apabila terjadi perbedaan
4. Tempat bangunan yang benarnya ditetapkan oleh Kontraktor dengan persetujuan Direksi
Lapangan. Dalam gambar uizet Kontraktor harus mempergunakan alat ukur waterpass
atau theodolith.

Page 5
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

2. Hal – hal yang erat hubungannya dengan Estetika

Penempatan hal – hal yang erat hubungannya dengan estetika harus mendapat persetujuan
Direksi Lapangan dan perencanaan sebelum dilaksanakan.

3. Mesin – Mesin, Alat Bantu, Alat sementara dan Pesawat Ukur

1. Kontraktor harus mengusahakan agar ditempat pekerjaan tersedia cukup


mesin – mesin, alat – alat bantu dan alat sementara untuk melaksanakan pekerjaan
sebagai syarat pelaksanaan yang sempurna terutama mesin las listrik untuk pekerjaan
penyambungan pipa.
2. Bila sewaktu – waktu diperlukan oleh Direksi Lapangan, Kontraktor harus dapat
menyediakan alat – alat dan pesawat ukur serta tenaga bantu yang diperlukan untuk
memeriksa kebenaran pengukuran / letak bangunan.

4. Kecelakaan dan Kesulitan

1. Kecelakaan – kecelakaan yang timbul selama melaksanakan pekerjaan berlangsung


menjadi beban dan tanggungjawab Kontraktor
2. Sehubungan dengan diatas, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak PPPK
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dengan isinya menurut kebutuhan dan
penempatan kotak PPPK ini ditempat yang mudah dicapai/diambil bila diperlukan.
3. Terhadap kecelakaan – kecelakaan yang terdiri akibat malapetaka alam di luar dugaan
jangkauan manusia, segala biaya/ongkos pengobatan menjadi beban pemberi tugas
sebagai claim (tuntutan) terhadap yang dinayakan sebagai Force Mejeure.
4. Kebakaran yang timbul diluar kekuasaan Kontraktor (sabotase) menjadi beban pemberi
tugas sebagai claim (tuntutan)
5. Untuk mencegah hal diatas, Kontraktor diwajibkan menyediakan alat – alat pemadam
pembakaran CH2 dan CO2 yang portable (seperti Yamato atau sejenisnya), pasir dalam
bak kayu, karung, galah – galah dan ember.
5. Sejauh tidak disebutkan dalam uraian dan syarat – syarat ini, maka semua ketentuan
umum lainnya yang dinyatakan dalam peraturan – peraturan yang dikeluarkan oleh
jawatan/ Instansi cq. Undang – undang Keselamatan Kerja dan lain sebagainya termasuk
selama semua perubahan/tambahan hingga kita tetap berlaku.

5. Personalia Kontraktor

1. Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar kegiatan ini kepada
wakil ataupun pelaksana Kontraktor
2. Bilamana diketahui pelaksana Kontraktor atau wakilnya dan pembantunya berhalangan
atau sakit maka Kontraktor harus menunjuk dan menempatkan penggantinya sampai
orang yang berhalangan tersebut masuk kerja kambali
3. Tenaga ahli bertanggungjawab penuh terhadap penyelenggaraan/ pelaksanaan pekerjaan
pembangunan, dalam hal ini harus melakukan pengontrolan ke lapangan setiap hari,
minimal menerima laporan bila berhalangan datang.
4. Kontraktor harus membuat Bagan Organisasi lengkap dimana dijelaskan tentang
penunjukkan dan penempatan tenaga – tenaga ahli di atas lengkap dengan nama dan
tugasnya masing – masing sehingga bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan.

Page 6
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

Pasal 4 : PEKERJAAN GALIAN TANAH


4.1. Apabila ada lapisan tanah humus atau hambatan-hambatan lainnya harus dikeluarkan
dari permukaan tanah yang terkena bangunan
4.2. Galian tanah :
4.2.1. Yang termasuk dalam pekerjaan galian tanah ini adalah :
Semua kebutuhan yang ada hubungannya dengan pekerjaan membuat lubang di
tanah untuk perbaikan tanah dasar, pembuatan pondasi menerus dan Foot plat dll.
4.2.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan galian :
 Sebelum galian tanah (Pondasi) dimulai tanah harus diratakan terlebih dahulu
dengan jalan dipotong/digali sedalam minimal 40 cm dan diurug dengan sirtu
atau tanah putih setinggi minimal 60 cm dari muka tanah asli atau 100 cm
dari dasar galian.
 Galian tanah untuk semua lubang pondasi baru boleh dimulai setelah papan
bouwplank dengan tanda as ke as selesai diperiksa dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
 Lubang dasar galian minimal 20 cm lebih besar dari dasar pasangan pondasi
dan tanah galian dibuang keluar bouwplank.
 Kedalaman galian dilakukan sesuai dengan gambar, dan minimal sampai
pada lapisan tanah yang keras, baik untuk galian pondasi maupun untuk
saluran pembuangan air hujan
 Bila lubang galian didalamnya terdapat banyak air genangan karena hujan,
maka sebelum pasangan pondasi dimulai terlebih dahulu air tersebut harus
disedot/dikuras/dikeringkan
 Bila Pemborong melakukan penggalian yang melebihi dari ukuran yang
telah ditetapkan, pemborong harus menutupi kelebihan dengan urug pasir
yang dipadatkan dengan disiram air setiap ketinggian 15 cm sampai padat
dan keras.
 Tanah hasil galian harus dibuang keluar lokasi pekerjaan agar tidak menjadi
sumber pencemaran bagi lingkungan sekitarnya

Pasal 5 : PEKERJAAN URUGAN


5.1. Yang termasuk dalam pekerjaan urugan ini adalah :
Semua kebutuhan pekerjaan penimbunan/urugan, pemadatan dan perataan kembali, baik
dengan sirtu maupun dengan pasir atau tanah putih sampai mencapai suatu permukaan
baru yang diinginkan.
5.2. Persyaratan pekerjaan urugan adalah sebagai berikut :
- Urugan tanah peninggian lantai dan pematangan/perbaikan tanah dasar menggunakan
sirtu atau tanah putih yang baik dan tidak mengandung bahan organik, sampai
mencapai ketinggian yang diinginkan.

Page 7
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

- Urugan sirtu atau tanah putih dilakukan lapis demi lapis setiap 20 cm, disiram dengan
air dan dipadatkan sampai rata dan padat
- Di bawah pondasi harus diurug dengan pasir urug dengan ketebalan setelah padat
minimal 10 cm sesuai dengan gambar kerja.
- Urug pasir dibawah lantai disiram dengan air sampai padat supaya tidak ada lagi
rongga-rongga yang terbuka.
- Pasir untuk urugan dipakai adalah pasir yang bersih tidak mengandungg bahan
organik

Pasal 6 : PEKERJAAN PONDASI


6.1. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Pondasi menerus dari batu karang
6.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan pondasi :
6.2.1. Semua pekerjaan pasangan pondasi boleh dikerjakan bila galian tanah sudah
diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
6.2.2. Sebelum pekerjaan pondasi dimulai lubang-lubang galian harus kering dan bersih,
6.2.3. Pondasi menerus
 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diurug dengan pasir setebal
minimal 5 cm kemudian dengan batu kosong/aanstamping dari batu
karang/gunung/kali setebal 20 cm lebar disesuaikan dengan gambar detail.
 Batu karang /gunung yang dipakai tidak keropos dan sebelum dipasang harus
dibersihkan dari kotoran dan tanah yang mengandung bahan organis.
 Pasangan pondasi batu karang ini dibuat dengan adukan spesies 1pc : 4psr
 Setinggi 20 cm dibawah sloof pasangan pondasi dibuat dengan adukan 1pc :
3psr dan diberi angker double untuk mengikat sloof dengan pondasi dengan
jarak tiap 1,5 m menggunakan besi beton 12 Ø mm
 Semua bidang permukaan pondasi bagian luar diatas tanah yang kelihatan
harus diplester/diberaben dengan adukan 1pc : 5psr kemudian diaci dengan
saus semen sampai kedalaman minimal 15 cm dibawah permukaan tanah asli.
 Pasir yang dipakai adalah pasir lokal bebas kotoran dan tanah yang
mengandung bahan organis.
6.2.4. Pondasi footplat
Pondasi foot plat dibuat dari campuran pc : psr : krl hingga mencapai mutu K.250
bentuk dan ukuran serta penulangan sesuai gambar rencana sebelum pondasi foot
plat di cor lapisan dasar harus diurug dengan pasir dengan ketebalan minimum 10
cm setelah padat selanjutnya dicor lantai kerja dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5
kerikil tebal 5 cm.

Page 8
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

Pasal 7 : PEKERJAAN BETON


7.1 Beton Bertulang
7.1.1 Lingkup Pekerjaan
Melengkapi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari Arsitek dalam uraian syarat-
syarat pelaksanaan.
7.1.2 Pedoman Pelaksanaan
- Campuran Beton menggunakan Ready mix
- Untuk pondasi Foot Plat, kolom dan balok beton (sloof) digunakan beton cor
dengan adukan PC : pasir dan krikil hingga mencapai mutu K 250
- Pada pertemuan pekerjaan beton bertulang, beton bangunan baru dengan
bangunan lama agar tulangan sloof, dan lantai bangunan baru dikaitkan
dengan tulangan sloof, bangunan lama.
- Pada pertemuan beton lama dengan beton baru usahakan permukaan beton
lama supaya kasar dan disikat agar bagian-bagian yang remuk akibat
bobokan terlepas dan bersih dari noda dan karatan
- Pada saat pengecoran beton bertulang pada permukaan beton lama dilapisi
dengan bahan Addetiv perekat beton supaya coran beton yang baru dengan
beton lama betul-betul monolith.
- Pada pekerjaan perbaikan beton bertulang bangunan lama, pada beton
tersebut ditambahkan stek-stek tulangan pengikat 08-20 agar coran beton
perbaikan betul-betul monolith dengan beton lama.
- Untuk menjamin agar beton baru dan lama mempunyai ikatan yang baik dan
menjadi satu kesatuan maka pada campuran beton yang baru harus
ditambahkan bahan tambahan (Addmixture) setara Additon atau bahan
tambahan lain yang sejenis.
- Campuran bahan tambahan agar disesuaikan dengan brosur yang
direncanakan atau dibuat oleh produsen dan dengan persetujuan Pengawas
Lapangan.
- Standar dan Pedoman:
 Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1991
 SNI 1726 tahun 2001
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-2)
 Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8)
 ASTM-C150 “Specification for Congrete Anggregate”
 Peraturan Pembangunan Daerah Setempat.

Page 9
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

 Peraturan Pembangunan Nasional 1978


 American Siceity for Testing and Material (ASTM)
 Amerika Concrete Institute (ACI)
 Petunjuk-petunjuk dan peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
oleh Pengawas.
Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Kontraktor di “Site”.

7.1.3 Kwalitas Beton :


- Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah 250
(tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15
cm pada usia 28 hari). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI)
1971, PBI 1991, SNI 1726 tahun 2001 atau aturan beton yang terakhir.
Mutu beton K-175 pada umumnya digunakan untuk struktur sekunder seperti
kolom-kolom praktis dan bagian-bagian lain yang tidak memikul beban,
kecuali ditentukan lain. Sedangkan beton rabat bawah lantai digunakan
Benton K-125
- Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
kwalitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan desain
tempat atau dengan mengadakan trial-mixes di laboratorium yang
ditunjukkan oleh konsultan pengawas.
- Tes selama pekerjaan :
Buat minimal 3 kubus 15 x 15 x 15 cm setiap sekoup pekerjaan antara lain:
Sloof, kolom beton dan ring balok, atau dari pengecoran setiap hari pilih
yang paling menentukan dari setiap mutu beton yang berbeda dan dari setiap
perencanaan campuran yang dicor.
Buat dan simpan kubus-kubus menurut ASTM C 31
Test satu kubus pada hari ke 7 dan suku kubus pada hari ke 28 gagal.
Jika test kubus pada hari ke 28 berhasil, test kubus cadangan untuk
menghasilkan ketentuan rata-rata dari kedua kubus pada hari ke 28.
Sediakan fasilitas pada lokasi proyek untuk menyimpan contoh-contoh yang
diperlukan oleh badan penguji.
- Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
buat dengan disahkan oleh pengawas dan Laporan tersebut harus dilengkapi
dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai
sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium harus dengan
persetujuan pengawas.
- Selama pelaksanaan harus ada pengujian slup. Minimum 5 cm dan
maksimum 13 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
Contoh :

Page 10
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (begesting).


Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu rata atau pelat baja.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut
ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 60 cm dengan
ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa
untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan yang dibawahnya. Setelah
atasnya diratakan, maka dibiarkan ½ menit lalu cetakan diangkat perlahan-
lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).
- Pengujian kubus percobaan harus dilakukan dilaboratorium yang disetujui
Pengawas.
- Peraturan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah ketentuan
bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65 % kekuatan bahwa hasilnya tidak
boleh kurang dari 65 % kekuatan yang diminta pada 28 hari, tanpa additives.
Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang
diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara
seperti yang ditetapkan pada PBI 1971, PBI 1991, SNI 1726 tahun 2001 atau
aturan beton yang terakhir dengan tidak menambah beban biaya bagi pemberi
tugas.
- Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen-komponen beton.
- Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
7.1.4 Keahlian dan Pertukangan :
Kontrakator harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi.
Khususnya untuk pekerjaan beton bertulang langsung di atas tanah harus
dibuatkan lantai kerja dari beton ringan dengan campuran 1 semen : 3 pasir : 5
koral, kerikil.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya. Semua pekerjaan yang
dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang berlaku.
Apabila pengawas dipandang perlu, Kontraktor dapat meminta nasihat-nasihat
dari tenaga ahli yang ditunjukkan Pengawas atas beban Kontraktor.
7.1.5 Persyaratakatan Bahan :
- Portland Semen :
Digunakan Porland Semen jenis II menurut BI – 82 atau type I menurut
ASTM dan memenuhi S.400 menurut standar Portland Semen yang
digariskan oleh Assosiasi Semen Indonesia atau setara dengan Semen
Bosowa.
Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Pengawas. Pertimbangan Pengawas hanya
dapat dilakukan dalam keadaan:
Tidak adanya persediaan dipasar dari merk yang tersebut diatas.

Page 11
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

Kontraktor memberikan jaminan dengan kata-kata teknis bahwa mutu semen


penggantinya adalah dengan kualitas yang setaraf dengan mutu semen
tersebut di atas.

 Agregat :
» Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971, Peraturan
Beton Indonesia 1991, SNI 1726 tahun 2001 atau aturan beton yang
terakhir. Agregat kasar harus berupa batu pecah-pecah yang
mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan
padat (tidak keropos) kadar lumpur dari agregat beton tidak boleh
melebihi dari 5 % berat kering.
» Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 3,0 dan tidak
lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
» Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
» Untuk bagian dimana pembesian cukup berat (cukup rumit) digunakan
koral gundu
» Jenis pasir dari kerikil dipakai pasir dari Takari dan kerikil dipakai batu
pecah crusher.
 Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan.
Apabila dipandang perlu Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya
air yang dipakai dipabrik dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
 Besi Beton
» Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Kecuali ditentukan lain pada gambar
besi beton yang digunakan untuk diameter lebih kecil atau sama dengan
12 mm dipakai U-24, dan diameter lebih besar dari pada 12 m dipakai
U-32 (sesuai gambar).
» Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan
untuk mengatur jarak tulang/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan
pada tempatnya.
» Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara
periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress-
strain) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi atau 1 truck, yang
mana yang tercapai lebih dahulu. Pengetesan dilakukan pada
laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.

Page 12
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

7.1.6 Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama cara mencampur
dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat diperlukan
penggunaan admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu,
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas
mengenai hal tersebut. Untuk Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data
bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan utamanya, cara-cara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
 Penyimpanan :
» Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
» Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah
diturunkan dan sisimpan dalam gudang yang kering terlindung dari
pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah.
Semen masih harus dalam keadaan fress (belum mulai mengeras).
Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh
melebihi dari 5 % berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan
semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa
kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
» Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunkan
bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya minyak dan lain-lain).
» Agrerates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup berpisah menurut
jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk
menghindari bercampurnya dengan tanah.
7.1.7 Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan :
Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan sepanjang tidak
ditentukan lain dalam gambar harus mengikuti pasal 5.8 dan 6.5 PBI 1971,
Peraturan Beton Indonesia 1991, SNI 1726 tahun 2001 atau aturan beton yang
terakhir.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh
Pengawas.
7.1.8 Pengganti Besi :
» Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera dalam gambar.
» Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada maka :

Page 13
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

a. Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi


pembesian yang tertera dalam gambar. Secepatnya hal ini diberitahukan
pada perencanaan Konstruksi untuk sekedar informasi.
b. Dalam hal di mana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau
penyempurnaan pembesian yang ada maka :
» Kontraktor menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian
yang tertera dalam gambar.
Secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk
sekedar informasi.
» Jika hal tersebut di atas akan diminta oleh Kontraktor sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan dari perencana Konstruksi.
» Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut hanya dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana
Konstruksi. Mengajukan usul dalam rangka tersebut di atas adalah
merupakan juga kaharusan dari Kontraktor.
c. Jika Kontraktor tidak mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
» Harus ada persetujuan dari pengawas
» Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas).
» Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau daerah over lapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.
7.1.9 Perawatan Beton :
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan
cepat.
- Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
- Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
7.1.10 Tanggung Jawab Kontraktor :
» Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi
yang diberikan. Adanya atau kehadiran pengawas selaku wakil pemberi
tugas atau perencanaan yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/meneger
atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh di atas.
7.1.11 Perbaikan Permukaan Beton :
» Penambahan pada daerah tidak sempurna, keropos dengan campuran semen
adukan semen (cement motar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh
dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengatahuan Pengawas.

Page 14
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

» Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan


permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Pengawas, maka harus
dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
Kontraktor.
» Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak, ada gelembung udara, keropos, bertulang, tonjolan dan yang
lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.
7.1.12 Bagian-bagian yang Tertanam dalam Beton :
» Bagian angker dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang.
» Diperhatikan juga tempat kelos-kelos penggantung untuk kusen instalasi
dan plafond.
Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton elektronik yang ukuran, rencana
dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal dan
elektrikal.
» Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.
» Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarai x dan y 150
cm. Dipasang pada saat pengecoran beton dan penggantung harus dikaitkan
pada tulangan pelat atau balok.

7.1.13 Pembersihan :
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun, pembersihan haus
dilakukan secara baik dan teratur.
7.1.14 Contoh yang harus disediakan :
» Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memberikan contoh
material : split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Pengawas.
» Contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor kelapangan.
» Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
yang telah disetujui sebangsal Pengawas.
7.1.15 Dinding-dinding Bata :
» Setiap diding bata yang bertemu dengan kolom harus diadakan
panjangkaran dengan jarak antara 75 cm, panjang minimum 30 cm dan
berdiameter 8 mm.
» Tiap luas dinding bata yang lebih besar dari 12 cm persegi harus diberi
kolom praktis dan ring sehingga merupakan bingkai minimum ukuran 12 x
12 cm dengan tulangan memanjang 4 diameter 10 mm dan tulangan
sengkang diameter 6 mm jarak 20 cm.

Page 15
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

» Pada tiap-tiap pertemuan sudut dinding bata juga harus diberi kolom
praktis seperti di atas.

7.1.16 Sparing Conduit dan Pipa-pipa :


» Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
» Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar
pelaksanaan atau shop drawings dari pemasok peralatan M & E bila tidak
ada dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta
persetujuan dari Pengawas.
» Bilamana sparing (pipa. Conduit) berpotongan dengan tulangan besi, maka
besi tidak boleh dilekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Pengawas.
» Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengeceran
dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
» Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.
» Semua perbaikan akibat pemasangan finishing peralatan M & E menjadi
tanggungjawab Kontraktor.
Setiap lubang-lubang yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut harus diinjeksi
dengan bahan groyting yang bersifat kedap air.

7.2 Beton Struktur Sekunder


7.2.1 Lingkup Pekerjaan
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan
hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring balok
untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan
pekerjaan bagesting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur,
sesuai yang ditunjukkan didalam gambar.
7.2.2 Standar.
Pengendalian pekerjaan ini hrus sesuai dengan ;
- Peraturan-peraturan/standar yang biasa dipakai
- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Inodnesia 1971, NI-2
- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Inodnesia 1991
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5
- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8
- Peraturan pembangunan Daerah Setempat
- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan pemborong Pekerjaan Jerman
(DIN)

Page 16
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

- American Society for Testing and material (ASTM)


- American Concrete Institure (ACI)

7.3 Bahan/Produksi
7.3.1 Persyaratan Bahan :
» Sement Portland :
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merek
dan atas persetujuan Perencana/MK dan harus memenuhi MI-8. Semen yang
telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
bebas dari kelembaban, bebas dari hari dengan lantai terangkat dari tanah dan
ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
» Pasir Beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971, PBI 1991, SNI 1726 tahun
2001 atau aturan yang terbaru.
» Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971, PBI 1991, SNI 1726
tahun 2001 atau aturan yang terbaru Penyimpanan/ penimbunan pasir, koral
beton harus dipisahkan satu dengan yang ain, sehingga dapat dijamin kedua
bahan tersebut tidak tercantum untuk mendapatkan perbandingan adukan
beton yang tepat.
» Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak
beton, Apabila dipandang perlu Perencana/MK dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
» Besi Beton :
Digunakan mutu U 24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971), Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1991, SNI
1726 tahun 2001 atau aturan beton yang terakhir. Bila dipandang perlu
Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton kelaboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
» Sebelum, pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material misalnya : besi, koral, pasir. PC untuk mendapatkan
persetujuan persetujuan dari perencana/MK.

Page 17
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

» Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana/MK, akan dipakai sebagai


standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site.

7.3.2 Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.


» Bahan harus didatangkan ketempat dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
» Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang
masih tersegel dan berkabel pabriknya.
» Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, dan
tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang lebih ditentukan
pabrik.
» Tempat penyimpanan harus cukup, bahan yang ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
» Kontraktor bertanggung jawab terhadao kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban
Kontraktor.
7.4 Pelaksanaan
7.4.1 Mutu Beton :
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-225 dan
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971, PBI 1991, SNI
1726 tahun 2001 atau aturan yang terbaru.
7.4.2 Pembesian :
- Pembuatan tulang-tulang untuk batang yang lurus atau yang dibengkokan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai PBI 1971, PBI 1991, SNI 1726 tahun 2001 atau aturan yang terbaru.
- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan
gambar kontruksi.
- Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas tidak berubah tempat
selama pengecoran dan harus bebas tidak berubah tempat selama pengecoran
dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut
beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI 1971, PBI 1991, SNI 1726 tahun
2001 atau aturan yang terbaru
- Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
pengawas.

7.4.3 Cara Pengadukan :


- Cara Pengadukan harus menggunakan beton molen
- Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh pengawas.

Page 18
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

- Selama pengaduan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan


memeriksa slup, minimum 5 cm maksimum 10 cm.

7.4.4 Pengecoran Beton :


- Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian. Pemeriksaaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas perstujuan perencana dalam
Pengawasan.
- Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split
yang dapat memperlemah konstruksi.
- Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempata perhentian tersebut harus disetujui oleh Perencana
Pengawasan.
7.4.5 Pekerjaan Acuan/Bekisting :
- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
- Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama
pengeceran dilakukan.
- Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas kotoran-kotoran
(tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum
pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
- Kontraktor hanya memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir
dan Semen Portland) kepada Perencana Pengawasan, untuk mendapat
persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
- Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan
yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai
persyaratan.
- Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak dispuh
seng, diameter pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971), PBI 1991, SNI 1726 tahun
2001 atau aturan beton yang terakhir
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
- Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
7.4.6 Pekerjaan pembongkaran Acuan/Bekisting :

Page 19
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana

Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari


Perencana/MK.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan dari Perencana/MK.
7.4.7 Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan ;
- Beton yang telah dicor dihindari dari benturan benda keras selama 3x24 jam
setelah pengecoran.
- Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain.
- Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memeperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya memperbaiki
menjadi tanggungjawab Kontraktor.
- Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus-menerus selama 1 minggu atau lebih (sesuai ketentuan
dalam PBI 1971).

Pasal 8 : PEKERJAAN LAIN-LAIN


8.1. Bagian-bagian bangunan yang rusak akibat dari pekerjaan-pekerjaan bongkar, biaya
perbaikannya ditanggung sepenuhnya oleh kontraktor.
8.2. Kontraktor berkewajiban menanam pohon yang bermanfaat diseluruh lokasi
pekerjaan dan membersihkan kembali lokasi pekerjaan.
8.3. Sebelum Kontraktor mengadakan Penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya,
seluruh lokasi disekitar tempat pekerjaan harus sudah bersih dari segala sisa-sisa
bangunan.
8.4. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam RKS ini diharapkan agar Kontraktor
terlebih dahulu berkonsultasi dengan Direksi/Pengawas Lapangan.

Page 20

Anda mungkin juga menyukai