Pasal 1 : UMUM
1.1. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor wajib memberitahukan kepada Direksi/
Pengawas, mengenai jadwal pematokan dan pekerjaan persiapan.
1.2. Kontraktor wajib menyiapkan rencana jadwal pelaksanaan, buku tamu dan buku catatan
harian dilapangan.
1.3. Demi kelancaran dan baiknya pelaksanaan pekerjaan, maka tenaga pelaksana yang diberi
tugas oleh Pemborong di lapangan, harus memilliki kualifikasi dan pengalaman yang
cukup dibidangnya. Direksi/Pengawas berhak menolak petugas pelaksana yang
.dianggap tidak/kurang berpengalaman
Dalam hal ini Kontraktor harus segera menyediakan seorang petugas sebagai pengganti
pelaksana tersebut dengan personil yang lebih cakap/berkualitas cukup baik, dan diterima
oleh Direksi atau Pengawas.
1.4. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Kontrak, Gambar Rencana, RKS dan Risalah
Aanwijzing serta ketentuan-ketentuan yang dibuat selama pelaksanaan, yang telah
disetujui oleh Direksi (Pemimpin Proyek, Pengelola Teknik Proyek dan Konsultan
Pengawas serta Kontraktor Pelaksana).
1.5. Segala penyimpangan yang dilakukan oleh Pihak Kontraktor, tanpa seijin Direksi, harus
dibongkar dan disesuaikan dengan rencana semula. Segala biaya akibat kelalaian tersebut
adalah menjadi tanggungan Pemborong.
1.6. Setiap perintah Direksi, kepada Pemborong yang menyimpang harus disampaikan secara
tertulis dengan sepengetahuan Pemberi Tugas.
1.7. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan harus diadakan pekerjaan tambah kurang, maka
hal ini harus dengan ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitemen.
1.8. Selain instalasi listrik instalasi air dan atap (baja/Baja ringan), sebagian atau seluruh
pekerjaan tidak boleh diborongkan kepada Pihak Ketiga (Sub Kontraktor) dengan alasan
apapun, kecuali dengan persetujuan terlebih dahulu dari Pengguna Anggaran. Semua
hasil pekerjaan dari Pihak Ketiga tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor yang
menandatangani Kontrak.
1.9. Selama tidak bertentangan dengan RKS ini, peraturan-peraturan lain yang juga berlaku
adalah sebagai berikut.
Algemene Vooewarden Voor de Uitvoering bij Aanneming van Openbare Werken 1941
(AV.41) yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9 tanggal
18 Mei 1941, dan tambahan Lembaran Negara Nomor : 14571. Terjemahan AV diatas:
syarat-syarat umum untuk pelaksanaan bangunan umum yang dilelangkan atau disingkat
dalam Bahasa Indonesia : SU.41
Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan pada penyelenggaraan bangunan
di Indonesia atau disingkat :PUBB 1956 NI.3.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961 NI.5)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971.
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL NI.6)
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
Peraturan-peraturan lain yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
Page 1
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Page 2
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
2.3.7. Tempat/letak dari bangunan los kerja dan Direksi Keet tersebut akan ditetapkan
oleh Direksi/Pengawas lapangan.
2.3.8. Steigers (perancah) untuk keperluan pelaksanaan harus cukup kuat dan aman
agar tidak sampai terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan.
2.4 Rencana Kerja
2.4.1 Kontraktor harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan dengan Network
Planning/Barchart paling lambat lima hari sebelum dimulainya pelaksanaan,
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
2.4.2 Rencana Kerja yang telah disetujui Direksi Lapangan harus di pasang di Kantor
Lapangan dan menjadi rencana kerja yang resmi dan mengikat yang akan dipakai
oleh Direksi Lapangan sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan keterlambatan prestasi pekerjaan Kontaktor.
2.5 Laporan Harian, Mingguan dan Pemotretan
2.5.1 Kontraktor diwajibkan membuat dan menyampaikan laporan dalam rangkap
empat :
A. Laporan Harian, adalah laporan yang diisi hari demi hari kerja yang memuat
perincian tentang
Kapasitas/banyaknya tenaga kerja
Pemasukan bahan bangunan
Kegiatan pelaksanaan pada hari itu
Catatan kejadian lainnya (curah hujan dan lain – lain)
Catatan maupun peringatan dari Direksi Lapangan
B. Laporan Mingguan
Adalah Laporan berkala mingguan yang berisikan garis – garis besar dari
apa saja yang telah dicantumkan dalam laporan harian, misal jumlah atau
prestasi pekerjaan yang telah dikerjakan maupun rencana kerja minggu
berikutnya.
Pada dasarnya bentuk dan isi laporan mingguan akan ditentukan oleh Direksi
Lapangan.
Laporan Harian dan Mingguan dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
Laporan berkala Bulanan dibuat oleh Konsultan Pengawas yang ditujukan
untuk Direksi lapangan lainnya dan Kontraktor.
2.5.2 Untuk melengkapi laporan maupun dokumentasi secara visual, maka Kontraktor
harus mengadakan pemotretan bagian – bagian pekerjaan/bangunan yang sedang
dalam pelaksanaan.
Kualitas dan arah pemotretan foto tersebut harus dicetak minimal 5 set)
ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan maupun tahapan pada angsuran
pembayaran.
Foto/gambar harus dicetak di atas kertas bromida mengkilap dan berukuran 3 R.
Page 3
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Page 4
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
3.2.2. Segala biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pagar sementara ini tidak
termasuk dalam anggaran proyek ini
3.3. Pengukuran :
3.3.1. Pengukuran titik duga (peil ± 0,00) adalah ditentukan bersama-sama antara
Direksi dan Kontraktor dengan penyesuaian terhadap gambar kerja.
3.3.2. Apabila tidak dinyatakan lain (peil ± 0,00) adalah 70 cm diatas permukaan
tanah tertinggi dan merupakan titik patokan sementara.
Page 5
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Penempatan hal – hal yang erat hubungannya dengan estetika harus mendapat persetujuan
Direksi Lapangan dan perencanaan sebelum dilaksanakan.
5. Personalia Kontraktor
1. Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar kegiatan ini kepada
wakil ataupun pelaksana Kontraktor
2. Bilamana diketahui pelaksana Kontraktor atau wakilnya dan pembantunya berhalangan
atau sakit maka Kontraktor harus menunjuk dan menempatkan penggantinya sampai
orang yang berhalangan tersebut masuk kerja kambali
3. Tenaga ahli bertanggungjawab penuh terhadap penyelenggaraan/ pelaksanaan pekerjaan
pembangunan, dalam hal ini harus melakukan pengontrolan ke lapangan setiap hari,
minimal menerima laporan bila berhalangan datang.
4. Kontraktor harus membuat Bagan Organisasi lengkap dimana dijelaskan tentang
penunjukkan dan penempatan tenaga – tenaga ahli di atas lengkap dengan nama dan
tugasnya masing – masing sehingga bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan.
Page 6
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Page 7
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
- Urugan sirtu atau tanah putih dilakukan lapis demi lapis setiap 20 cm, disiram dengan
air dan dipadatkan sampai rata dan padat
- Di bawah pondasi harus diurug dengan pasir urug dengan ketebalan setelah padat
minimal 10 cm sesuai dengan gambar kerja.
- Urug pasir dibawah lantai disiram dengan air sampai padat supaya tidak ada lagi
rongga-rongga yang terbuka.
- Pasir untuk urugan dipakai adalah pasir yang bersih tidak mengandungg bahan
organik
Page 8
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Page 9
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Page 10
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Page 11
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Agregat :
» Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971, Peraturan
Beton Indonesia 1991, SNI 1726 tahun 2001 atau aturan beton yang
terakhir. Agregat kasar harus berupa batu pecah-pecah yang
mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan
padat (tidak keropos) kadar lumpur dari agregat beton tidak boleh
melebihi dari 5 % berat kering.
» Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 3,0 dan tidak
lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
» Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
» Untuk bagian dimana pembesian cukup berat (cukup rumit) digunakan
koral gundu
» Jenis pasir dari kerikil dipakai pasir dari Takari dan kerikil dipakai batu
pecah crusher.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan.
Apabila dipandang perlu Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya
air yang dipakai dipabrik dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
Besi Beton
» Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Kecuali ditentukan lain pada gambar
besi beton yang digunakan untuk diameter lebih kecil atau sama dengan
12 mm dipakai U-24, dan diameter lebih besar dari pada 12 m dipakai
U-32 (sesuai gambar).
» Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan
untuk mengatur jarak tulang/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan
pada tempatnya.
» Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara
periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress-
strain) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi atau 1 truck, yang
mana yang tercapai lebih dahulu. Pengetesan dilakukan pada
laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.
Page 12
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
7.1.6 Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama cara mencampur
dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat diperlukan
penggunaan admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu,
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas
mengenai hal tersebut. Untuk Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data
bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan utamanya, cara-cara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
Penyimpanan :
» Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
» Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah
diturunkan dan sisimpan dalam gudang yang kering terlindung dari
pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah.
Semen masih harus dalam keadaan fress (belum mulai mengeras).
Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh
melebihi dari 5 % berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan
semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa
kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.
» Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunkan
bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya minyak dan lain-lain).
» Agrerates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup berpisah menurut
jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk
menghindari bercampurnya dengan tanah.
7.1.7 Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan :
Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan sepanjang tidak
ditentukan lain dalam gambar harus mengikuti pasal 5.8 dan 6.5 PBI 1971,
Peraturan Beton Indonesia 1991, SNI 1726 tahun 2001 atau aturan beton yang
terakhir.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh
Pengawas.
7.1.8 Pengganti Besi :
» Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera dalam gambar.
» Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada maka :
Page 13
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Page 14
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
7.1.13 Pembersihan :
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun, pembersihan haus
dilakukan secara baik dan teratur.
7.1.14 Contoh yang harus disediakan :
» Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memberikan contoh
material : split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Pengawas.
» Contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor kelapangan.
» Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
yang telah disetujui sebangsal Pengawas.
7.1.15 Dinding-dinding Bata :
» Setiap diding bata yang bertemu dengan kolom harus diadakan
panjangkaran dengan jarak antara 75 cm, panjang minimum 30 cm dan
berdiameter 8 mm.
» Tiap luas dinding bata yang lebih besar dari 12 cm persegi harus diberi
kolom praktis dan ring sehingga merupakan bingkai minimum ukuran 12 x
12 cm dengan tulangan memanjang 4 diameter 10 mm dan tulangan
sengkang diameter 6 mm jarak 20 cm.
Page 15
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
» Pada tiap-tiap pertemuan sudut dinding bata juga harus diberi kolom
praktis seperti di atas.
Page 16
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
7.3 Bahan/Produksi
7.3.1 Persyaratan Bahan :
» Sement Portland :
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merek
dan atas persetujuan Perencana/MK dan harus memenuhi MI-8. Semen yang
telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
bebas dari kelembaban, bebas dari hari dengan lantai terangkat dari tanah dan
ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
» Pasir Beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971, PBI 1991, SNI 1726 tahun
2001 atau aturan yang terbaru.
» Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971, PBI 1991, SNI 1726
tahun 2001 atau aturan yang terbaru Penyimpanan/ penimbunan pasir, koral
beton harus dipisahkan satu dengan yang ain, sehingga dapat dijamin kedua
bahan tersebut tidak tercantum untuk mendapatkan perbandingan adukan
beton yang tepat.
» Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak
beton, Apabila dipandang perlu Perencana/MK dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
» Besi Beton :
Digunakan mutu U 24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971), Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1991, SNI
1726 tahun 2001 atau aturan beton yang terakhir. Bila dipandang perlu
Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton kelaboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
» Sebelum, pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material misalnya : besi, koral, pasir. PC untuk mendapatkan
persetujuan persetujuan dari perencana/MK.
Page 17
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Page 18
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Page 19
Spesifikasi Teknis Pembangunan Ruang Kuliah FKIP Undana
Page 20