Anda di halaman 1dari 26

Tugas Kuliah Metode dan Teknik Perencanaan Wilayah

Neraca Sumber
Daya Alam

Komoditas Perkebunan
Salma Nathifa Aji
16/394900/TK/44192
BAB I:

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ekonomi merupakan salah satu indikator perkembangan sebuah wilayah.
Pertumbuhan ekonomi yang progresif tentu saja mengindikasikan maksimalnya
pemanfaatan potensi pada wilayah tersebut. Kondisi ekonomi sebuah wilayah juga
menggambarkan kondisi kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu indikator
perkembangan ekonomi sebuah wilayah adalah Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB). PDRB merupakan angka pendapatan sebuah wilayah berupa dokumen
keuangan. PDRB juga menjadi acuan untuk melakukan analisis sektor unggulan. Sektor
unggulan merupakan sektor yang mampu menyumbang PDRB dengan angka yang
besar sehingga mampu meningkatkan daya saing wilayahnya. Ekonomi sebuah wilayah
bergantung pada pendapatan sektor-sektor unggulannya. Sebuah wilayah tidak
memiliki daya saing dan akan sulit berkembang jika tidak memiliki sektor unggulan. Saat
ini, sektor-sektor penyumbang PDRB di Indonesia diklasifikasikan menjadi 17 sektor.
Umumnya, sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan merupakan sektor
yang menjadi sektor unggulan di Indonesia. Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang
sangat melimpah. Kekayaan alam tersebut menjadi potensi yang dapat mendukung
perekonomian masing-masing wilayah.
Kabupaten Trenggalek merupakan sebuah kabupaten di bagian selatan Jawa
Timur yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Pada tahun 2017, sektor pertanian,
perikanan, dan kehutanannya mampu menyumbang sekitar 30% dari total PDRB. Pada
tahun 2017, sub sektor pertanian memiliki Location Quotient berdasarkan PDRB
sebesar 1,9. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sub sektor pertanian dapat menjadi
sektor unggulan wilayah. Namun, potensi tersebut tetap harus dikembangkan agar
Kabupaten Trenggalek dapat terus bersaing. Salah satu sub sektor dari pertanian yang
masih perlu dikembangkan adalah perkebunan.
Umumnya, penduduk meningkat pada setiap tahun, kebutuhan akan lahan
hunianpun semakin meningkat, sementara lahan perkebunan yang produktif tetap
dibutuhkan demi tercapainya tujuan perkembangan perekonomian Kabupaten
Trenggalek. Maka dari itu perlu adanya metode analisis yang dapat memperhitungkan
cadangan sumber daya alam perkebunan di Kabupaten Trenggalek, salah satunya
adalah neraca sumber daya alam. Pembahasan selanjutnya akan lebih mengacu pada
sub sektor sumber daya alam perkebunan serta perhitungannya.

Landasan Perundang-Undangan
a. Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6728.3-2002 tentang Penyusunan Neraca
Sumber Daya
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan
c. Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Ketahanan Pangan
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Kriteria Teknis Kawasan Budidaya

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
Tujuan Penelitian
a. Mengetahui kondisi eksisting dan potensi sumber daya perkebunan Kabupaten
Trenggalek
b. Mengetahui besarnya cadangan awal sumber daya lahan perkebunan Kabupaten
Trenggalek yang dinyatakan dalam aktiva dan besarnya pemanfaatan yang
dinyatakan dalam pasiva
c. Mengetahui besarnya cadangan sumber daya perkebunan Kabupaten Trenggalek
yang dinyatakan dalam satuan produksi berat dan moneter
d. Mengetahui proyeksi cadangan sumber daya perkebunan Kabupaten Trenggalek
20 tahun ke depan
e. Mengetahui kontribusi sub sektor perkebunan dalam perekonomian Kabupaten
Trenggalek
f. Memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan sumber daya perkebunan
Kabupaten Trenggalek

Ruang Lingkup Penelitian

> Ruang Lingkup Substansial


Ruang lingkup substansial berisi perhitungan kondisi eksisting serta potensi
perkebunan yang ada di Kabupaten Trenggalek. Hasil perkebunan yang termasuk dalam
perhitungan neraca meliputi tanaman tebu, nilam, tembakau, kakao, kelapa, cengkeh,

>Ruang Lingkup Areal


kopi, vanili, kapuk randu, dan jambu mete.

Ruang lingkup areal dalam perhitungan neraca sumber daya alam merupakan

>Ruang Lingkup Temporal


wilayah amatan administratif Kabupaten Trenggalek.

Penyusunan neraca sumber daya alam perkebunan Kabupaten Trenggalek


menggunakan data-data terkait perkebunan pada tahun 2013-2017.

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
BAB II:

GAMBARAN UMUM
Letak Geografis

Gambar 2.1 Peta Administratif Kabupaten Trenggalek


Sumber: Analisis Kelompok 2018

Secara astronomis, Kabupaten Trenggalek terletak pada koordinat 111˚ 24' hingga
112˚ 11' bujur timur dan 7˚ 63' hingga 8˚ 34' lintang selatan. Dengan luas wilayah
sebesar ± 126.140 Ha. Kabupaten Trenggalek terdiri dari 14 kecamatan dengan 152 desa,
5 kelurahan, serta 540 dusun. Secara geografis, Kabupaten Trenggalek memiliki batas
wilayah sebagai berikut :
Ÿ Utara : Kabupaten Tulungagung dan Ponorogo
Ÿ Selatan : Samudera Hindia
Ÿ Barat : Kabupaten Pacitan dan Ponorogo
Ÿ Timur : Kabupaten Tulungagung
Kecamatan Munjungan merupakan kecamatan terbesar di Kabupaten Trenggalek
dengan luas 15.480 Ha dan Kecamatan Pogalan merupakan kecamatan terkecil dengan
luas 4.180 Ha. Sebesar 4,30% wilayah administrasi Kabupaten Trenggalek termasuk
dalam wilayah hutan negara dibawah penguasaaan Perum Perhutani yang banyak
bersinggungan denga lahan pemerintahan dan lahan masyarakat. Hal ini menyebabkan
beberapa sengketa lahan dan permasalahan dibeberapa lokasi. Sampai saat ini sudah
dilakukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesesaikan permasalahan terkait lahan,
namun hal tersebut tidak menjamin bahwa permasalahan terkait lahan tidak terjadi lagi.

Kondisi Fisik

>Topografi
Kondisi topografi Kabupaten Trenggalek sebagian besar tergolong dalam wilayah
bertopografi terjal dengan klasifikasi gunung/pegunungan dan bukit/perbukitan.
Berdasarkan topografinya, wilayah Kabupaten Trenggalek dapat dibagi menjadi 5
klasifikasi:
NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
Ÿ Kemiringan 0-2% (0-2°) merupakan wilayah datar dengan luas 24.529,76 Ha atau
19,68% dari luas wilayah Kabupaten Trenggalek.
Ÿ Kemiringan 2-15% (2-10°) merupakan wilayah datar dengan luas 17.761,62 Ha atau
14,25 % dari luas wilayah Kabupaten Trenggalek.
Ÿ Kemiringan 15-25% (10-15°) merupakan wilayah bukit/perbukitan dengan luas 21.926
Ha atau 17,59% dari luas wilayah Kabupaten Trenggalek.
Ÿ Kemiringan 25-40% (15-25°) merupakan wilayah gunung/pegunungan dan
bukit/perbukitan dengan luas 32.076,13 Ha atau 25,73% dari luas Kabupaten
Trenggalek.
Ÿ Kemiringan >40% (25°) yaitu wilayah gunung/pegunungan dan bukit/perbukitan

>Jenis Tanah
dengan luas 28.37,11 Ha dengan luas 22,76 % dari luas Kabupaten Trenggalek.

Kondisi struktur tanah di Kabupaten Trenggalek terdiri atas 5 jenis struktur tanah
yang tersebar seluruh wilayah Kabupaten Trenggalek, meliputi :
Ÿ Tanah andosol dan latosol
Ÿ Batuan mediteran, grumosol dan regusol
Ÿ Batuan mediteran
Ÿ Lapisan tanah alluvial

> Hidrologi
Ÿ Mediteran yang bercampur dengan lapisan grumosol dan latosol.

Kabupaten Trenggalek terdiri atas 28 sungai dengan panjang antara 2 – 41,50 km


dengan debit antara 674 m3/detik (Kali Jati) sampai dengan 20.394 m3/detik (Kali

> Klimatologi
Munjungan).

Lokasi Kabupaten Trenggalek berada di sekitar garis khatulistiwa, maka seperti


daerah-daerah lainnya di Jawa Timur yang mempunyai perubahan iklim sebanyak 2 jenis
setiap tahunnya yakni musim kemarau dan musim penghujan. Bulan September-April
merupakan musim penghujan, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Mei-
Agustus.

Kondisi Sosial-Ekonomi

>Sosial
Jumlah penduduk kabupaten Trenggalek pada tahun 2017 adalah 639,104 jiwa.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Panggul yaitu
sekitar 70.774 jiwa. Sementara itu, jumlah pernduduk terendah terdapat di Kecamatan
Suruh dengan jumlah penduduk sekitar 25.253 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk
2
Kabupaten Trenggalek adalah 618 jiwa/km . Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan
Watulimo dengan kepadatan sebesar 4.295 jiwa/km2, sementara kepadatan penduduk
2
terendah berada di Kecamtan Bendungan yakni sekitar 284 jiwa/km .

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Trenggalek didominasi oleh sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan yaitu sekitar 48% dari total tenaga kerja di
Kabupaten Trenggalek dan disusul oleh sektor perdagangan yaitu sekitar 17% dari total

>Ekonomi
tenaga kerja di Kabupaten Trenggalek.

Berdasarkan PDRB pada tahun 2017, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
menjadi sektor penyumbang terbesar dengan persentase sekitar 30% dan disusul oleh
sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 16%. Jumlah PDRB ADHB Kabupaten
Trenggalek pada tahun 2017 adalah sebesar Rp. 16,116,654,540,000,-. Berikut ini
merupakan 5 sektor penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Trenggalek pada tahun
2017:

Grafik 2.1 Grafik Sektor Penyumbang PDRB


Sumber: Analisis Kelompok 2018

Berdasarkan PDRB ADHK, nilai total PDRB Kabupaten Trenggalek terus meningkat
namun pertumbuhan PDRB nya sempat mengalami penurunan pada tahun 2013 hingga
tahun 2016 dan meningkat lagi pada tahun 2016 hingga 2017.

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
PDRB ADHK dalam Milyar Rupiah
Lapangan Usaha
2013 2014 2015 2016 2017
Pertanian, Kehutanan, dan
2680,14 2810,38 2928,68 3031,06 3067,31
Perikanan
Pertambangan dan Penggal ian 634,59 653,49 680,56 704,62 744,69
Industri Pengolahan 1335,02 1429,43 1518,07 1590,86 1726,06
Pengadaan Listrik dan Gas 4,43 4,44 4,51 4,67 4,89
Pengadaan Air dan Pengelolaan
5,82 5,97 6,27 6,59 7,02
Sampah Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 703,47 749,1 770,64 810,42 868,5
Perdagangan Besar dan Eceran:
1594,5 1659,51 1747,73 1851,1 1968,29
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Transportasi dan Pergudangan 128,54 140,71 150,33 160,81 175,12
Penyediaan Akomodasi dan
164,84 176,74 189,69 203,72 221,81
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 553,73 598,86 642,66 692,72 740,89
Jasa Keuangan dan Asuransi 242,12 256,53 270,18 289,75 303,32
Real Estate 198,66 212,61 224,54 236,97 248,99
Jasa Perusahaan Administrasi
22,7 24,52 25,89 27,29 29,19
Pemerintahan
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial 435,98 440,23 463,17 487,51 499,56
Wajib
Jasa Pendidikan 428,35 455,08 482,48 511,53 533,58
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
80,91 89,93 93,37 99,07 106,48
Sosial
Jasa Lainnya 268,68 289,13 302,74 317,77 334,06
Total 9482,48 9996,66 10501,51 11026,46 11579,76

Tabel 2.1 Tabel PDRB ADHK dalam Milyar Rupiah


Sumber: BPS Kabupaten Trenggalk 2013-2017

Berdasarkan PDRB ADHK, nilai total PDRB Kabupaten Trenggalek terus meningkat
namun pertumbuhan PDRB nya sempat mengalami penurunan pada tahun 2013 hingga
tahun 2016 dan meningkat lagi pada tahun 2016 hingga 2017.

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
BAB III:

METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data Neraca Sumber Daya Perkebunan
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data perkebunan Kabupaten
Trenggalek adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari survey
lapangan yang telah dilakukan pada tanggal 10 hingga 14 September 2018. Sementara
data sekunder diperoleh dari instansi terkait, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten
Trenggalek, dokumen perencanaan, serta data statistik yang diperoleh dari laman milik
badan resmi pemerintah.

Metode Analisis NSDA Perkebunan


Terdapat dua metode yang digunakan dalam menganalisis neraca sumber daya
alam perkebunan Kabupaten Trenggalek, yaitu metode kualitatif dan metode
kuantitatif. Metode kualitatif merupakan analisis terhadap kondisi sumber daya alam
perkebunan secara deskriptif terutama analisis pada lingkup spasial. Sementara metode
kuantitatif merupakan analisis perhitungan yang akan menghasilkan angka cadangan
sumber daya perkebunan Kabupaten Trenggalek dalam satuan produksi berat maupun
moneter.

Metode Analisis Ekonomi Kab. Trenggalek

> Analisis Ekonomi Makro Wilayah


Analisis ekonomi makro wilayah meliputi analisis struktur perekonomian
Kabupaten Trenggalek berdasarkan PDRB ADHK dari tahun 2013 hingga tahun 2017

> Analisis Disparitas Wilayah


serta laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek.

Analisis disparitas wilayah meliputi analisis kesenjangan serta ketimpangan


ekonomi menggunakan Index Williamson dan Index Entropi-Theil pada tahun 2013
hingga tahun 2017.

Metode Analisis Keterkaitan NSDA Perkebunan dengan


Ekonomi Kab. Trenggalek

> Analisis PDRB Sub Sektor Perkebunan


Metode analisis keterkaitan neraca sumber daya alam perkebunan dengan
ekonomi Kabupaten Trenggalek merupakan korelasi antara kegiatan sub sektor
perkebunan dengan PDRB Kabupaten Trenggalek serta seberapa besar kegiatan sub
sektor perkebunan mempengaruhi kondisi perekonomian Kabupaten Trenggalek.

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
> Analisis Proyeksi PDRB Sub Sektor Perkebunan
Analisis proyeksi PDRB sub sektor perkebunan dilakukan berdasarkan proyeksi
PDRB ADHK Kabupaten Trenggalek hingga 20 tahun mendatang menggunakan metode
proyeksi geometrik. Rencana kontribusi sub sektor perkebunan terhadap PDRB
Kabupaten Trenggalek diasumsikan sama setiap tahunnya.

Kerangka Berfikir
Curah Hujan Jenis Tanah Kelerengan

SNI Analisis
Kesesuaian Lahan Peta Guna
RTRW
Lahan Eksisting
Peta
Kesesuaian Lahan
Penggunaan Lahan
Potensi Perkebunan Perkebunan Eksisting
(Aktiva Perkebunan) (Pasiva Perkebunan)

Jumlah Produksi Analisis


Perkebunan Aktiva-Pasiva

Cadangan Sumber
Daya Perkebunan

Analisis Neraca
Fisik dan Moneter

Neraca Sumber Daya Perkebunan


Kabupaten Trenggalek

Analisis - Pertumbuhan Ekonomi


Ekonomi Makro - Distribusi Spasial
- Kinerja Ekonomi
PDRB Kabupaten
Trenggalek Wilayah Tertinggal dan
Analisis Disparitas
Wilayah Perlu Dikembangkan

Analisis Proyeksi

Potensi dan Masalah

Rekomendasi
NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
BAB IV:

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Kesesuaian Lahan Perkebunan
Analisis kesesuaian lahan merupakan analisis yang dapat menentukan kecocokan
lahan terhadap suatu kegiatan. Lahan yang sesuai dapat mendukung kegiatan secara
optimal. Analisis kesesuaian lahan dilakukan menggunakan metode skoring dari 3
variabel penentu yaitu, curah hujan, jenis tanah, dan kelerengan. Analisis kesesuaian
lahan akan menghasilkan total skor yang mengklasifikasikan lahan berdasarkan tingkat
kesesuaiannya. Berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 837/KPTS/Um/11/1980,
terdapat 3 klasifikasi kesesuaian lahan yaitu, kawasan lindung, kawasan penyangga, dan
kawasan budidaya. Berikut ini merupakan analisis kesesuaian lahan Kabupaten
Trenggalek:

Kelas Curah Curah Hujan


Keterangan Bobot (Kelas x 10)
Hujan (mm/hari hujan)
1 < 13,6 Sangat Rendah 10
2 13,6 – 20,7 Rendah 20
3 20,7 – 27,7 Sedang 30
4 27,7 – 34,8 Tinggi 40
5 > 34,8 Sangat Tinggi 50
Tabel 4.1 Tabel Pembobotan Curah Hujan
Sumber: SK Mentan No. 837/KPTS/Um/11/1980

Kelas Kepekaan
Jenis Tanah Bobot (Kelas x 15)
Tanah Erosi
Aluvial, Glei Planosol, Hidromorf
1 Tidak Peka 15
Kelabu, Literita Air Tanah
2 Latosol Agak Peka 30
3 Mediteran Kurang Peka 45
4 Andosol, Laterit, Grumosol, Podsolik Peka 60
5 Regosol, Litosol, Orgonosol, Renzina Sangat Peka 75
Tabel 4.2 Tabel Pembobotan Jenis Tanah
Sumber: SK Mentan No. 837/KPTS/Um/11/1980

Kelas Lereng Kelerengan (%) Keterangan Bobot (Kelas x 20)


1 0–8 Datar 20
2 8 – 15 Landai 40
3 15 – 25 Agak Curam 60
4 25 – 40 Curam 80
5 > 40 Sangat Curam 100
Tabel 4.3 Tabel Pembobotan Kelerengan
Sumber: SK Mentan No. 837/KPTS/Um/11/1980

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
Total Bobot Keterangan
< 125 (Lereng < 8%) Kawasan Budidaya (Tanaman Semusim dan Permukiman)
Kawasan Budidaya (Hutan Produksi Tetap)
< 125 (Lereng < 15%) Kawasan Budidaya (Hutan Produksi Layak Konversi)
Kawasan Budidaya (Tanaman Tahunan)
125 - 174 Kawasan Penyangga (Hutan Produksi Terbatas)
> 174 Kawasan Lindung (Termasuk Hutan Lindung)

Tabel 4.4 Tabel Kesesuian Lahan


Sumber: SK Mentan No. 837/KPTS/Um/11/1980

+ +

Gambar 4.1 Peta Curah Hujan Kab. Trenggalek Gambar 4.2 Peta Jenis Tanah Kab. Trenggalek
Sumber: Analisis Kelompok 2018 Sumber: Analisis Kelompok 2018

Gambar 4.3 Peta Kelerengan Kab. Trenggalek Gambar 4.4 Peta Kesesuaian Lahan Kab. Trenggalek
Sumber: Analisis Kelompok 2018 Sumber: Analisis Kelompok 2018

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
Analisis Potensi Lahan untuk Sumber Daya Perkebunan
Analisis potensi lahan untuk sumber daya perkebunan dilakukan untuk
mengetahui lokasi lahan serta luas lahan yang cocok untuk mendukung kegiatan
perkebunan. Analisis potensi lahan untuk sumber daya perkebunan dilakukan
menggunakan metode overlay pada peta kesesuaian lahan dan peta guna lahan
Kabupaten Trenggalek yang akan menghasilkan peta aktiva atau potensi lahan
perkebunan Kabupaten Trenggalek. Lahan yang sesuai untuk kegiatan perkebunan
memiliki kriteria sebagai berikut:
Ÿ Kawasan budidaya dan penyangga
Ÿ Bukan termasuk lahan fungsi hutan
Ÿ Bukan termasuk lahan fungsi irigasi
Ÿ Bukan termasuk lahan fungsi Permukiman
Ÿ Bukan merupakan badan air
Ÿ Bukan merupakan lahan tambak garam
Ÿ Memiliki Kelerengan di bawah 40%
Ÿ Memiliki curah hujan lebih dari 4,1 mm/hari

Gambar 4.5 Peta Kesesuaian Lahan Kab. Trenggalek Gambar 4.6 Peta Guna Lahan Kab. Trenggalek
Sumber: Analisis Kelompok 2018 Sumber: Analisis Kelompok 2018
}

Gambar 4.7 Peta Aktiva Perkebunan Kab. Trenggalek


Sumber: Analisis Kelompok 2018

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
Berdasarkan analisis potensi lahan untuk sumber daya perkebunan, Kabupaten
Trenggalek memiliki potensi lahan perkebunan sebesar 24.726,68 Ha atau sebesar
19,6% dari total luas lahan Kabupaten Trenggalek.

Kondisi Eksisting Sumber Daya Perkebunan


Menurut data Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek, saat ini
Kabupaten Trenggalek memiliki luas lahan yang digunakan untuk kegiatan perkebunan
sekitar 15.969,32 Ha atau sebesar 12,66% dari total luas Kabupaten Trenggalek. Hal ini
dapat menunjukkan bahwa lahan yang memiliki potensi kegiatan perkebunan belum
dimanfaatkan secara maksimal dan Kabupaten Trenggalek masih memiliki cadangan
lahan untuk kegiatan perkebunan.

Neraca Sumber Daya Alam Perkebunan


Perhitungan pada neraca sumber daya alam perkebunan akan menghasilkan
angka cadangan potensi perkebunan. Terdapat 2 neraca yang digunakan untuk
mendapatkan angka cadangan potensi perkebunan Kabupaten Trenggalek yaitu neraca

>Neraca Fisik
fisik dan neraca moneter.

Neraca fisik merupakan neraca yang berisi perhitungan potensi lahan dalam
satuan luas serta produksi perkebunan dalam satuan berat di Kabupaten Trenggalek.
Dalam neraca fisik, cadangan produksi perkebunan di Kabupaten Trenggalek dapat
diketahui melalui perkalian antara produktivitas lahan perkebunan dengan luas
cadangan lahan perkebunan. Berikut ini merupakan perhitungan cadangan lahan serta
neraca fisik perkebunan di Kabupaten Trenggalek:
Cadangan = Aktiva – Pasiva
= 24.726,68 – 15.969,32
= 8.757,36 Ha

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
Luas Produksi Persentase Luas Cadangan
Produktivitas
Komoditas Eksisting Eksisting Lahan yang Cadangan Produksi
(Ton/Ha)
(Ha) (Ton) Digunakan (Ha) (Ton)
Tebu 340,54 2.743,20 2,13% 186,75 8,06 1.504,33
Nilam 565,05 23.980,8 3,54% 309,87 42,44 13.150,75
Tembakau 53,2 54,7 0,33% 29,17 1,03 30
Kakao 2.253,96 1.306,91 14,11% 1.236,04 0,58 716,70
Kelapa 9.813,70 11.509,73 61,45% 5.381,70 1,17 6.311,78
Cengkeh 2.509,60 593,4 15,72% 1.376,23 0,24 325,41
Kopi 368,27 304,19 2,31% 201,95 0,83 166,81
Vanili 15,95 3,13 0,10% 8,75 0,2 1,72
Kapuk
20 3,34 0,13% 10,97 0,17 1,83
Randu
Jambu
29,05 1,48 0,18% 15,93 0,05 0,81
Mete
Total 15.969,32 40.500,88 100% 8.757,36 2,54 22.21 0,14
Tabel 4.5 Tabel Neraca Fisik Sumber Daya Perkebunan
Sumber: Analisis Kelompok 2018

Berdasarkan neraca fisik perkebunan, luas cadangan lahan perkebunan yang


dimiliki Kabupaten Trenggalek sebesar 8.757,36 Ha dengan rata-rata produktivitas
sebesar 2,54 ton komoditas per Ha. Dengan cadangan lahan yang dimiliki, Kabupaten
Trenggalek berpotensi memiliki cadangan produksi perkebunan sebanyak 22.210,14
ton setiap tahunnya atau bertambah sebesar 54,83% dari produksi perkebunan yang
telah ada. Produksi perkebunan terbesar akan dihasilkan oleh komoditas nilam dan

>Neraca Moneter
kelapa.

Neraca moneter merupakan neraca yang berisi perhitungan cadangan produksi


perkebunan dalam satuan mata uang. Dalam neraca moneter, pendapatan dari
cadangan produksi perkebunan akan diketahui melalui perkalian antara jumlah
cadangan produksi perkebunan dalam satuan berat dengan standar harga produsen
komoditas perkebunan Jawa Timur tahun 2017 yang telah ditentukan. Berikut ini
merupakan perhitungan neraca moneter perkebunan Kabupaten Trenggalek:

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
Harga per
Moneter Eksisting Neraca Moneter
Komoditas Ton
(Rp.) (Rp.)
(Rp./Ton)
Tebu 600.000 1.645.917.600 902.599.043
Nilam 9.000.000 215.827.200.000 118.356.729.541
Tembakau 5.000.000 273.500.000 149.983.716
Kakao 18.000.000 23.524.362.000 12.900.443.275
Kelapa 3.439.030 39.582.320.518 21.706.411.445
Cengkeh 101.818.000 60.418.801.200 33.132.856.808
Kopi 22.825.330 6.943.237.133 3.807.577.726
Vanili 2.500.000.000 7.825.000.000 4.291.124.606
Kapuk Randu 250.000.000 835.000.000 457.902.754
Jambu Mete 29.259.470 43.304.016 23.747.339
Total 356.918.642.466 195.729.376.253
Tabel 4.6 Tabel Neraca Moneter Sumber Daya Perkebunan
Sumber: Analisis Kelompok 2018

Berdasarkan neraca moneter perkebunan, Kabupaten Trenggalek memiliki


cadangan potensi perkebunan dalam satuan mata uang sebesar Rp195.729.376.253,-.
Angka cadangan moneter tersebut akan menambah 59,81% dari jumlah pendapatan
perkebunan yang telah ada jika lahan potensi perkebunan digunakan secara maksimal
(100%). Angka moneter terbesar akan dihasilkan oleh komoditas nilam dan cengkeh.

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
Keterkaitan Pengembangan Ekonomi dengan NSDA Perkebunan

>Analisis Ekonomi Makro

Grafik 4.1 Grafik Struktur PDRB Kab. Trenggalek


Sumber: Analisis Kelompok 2018

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
Struktur perekonomian wilayah bertujuan untuk mengetahui kontribusi sektoral
terhadap perekonomian wilayah. Berdasarkan PDRB ADHK Kabupaten Trenggalek,
sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor yang mendominasi
pendapatan regional Kabupaten Trenggalek atau merupakan sektor penyumbang PDRB
terbesar di antara sektor yang lainnya. Sektor tersebut menyumbang PDRB Kabupaten
Trenggalek sekitar 25,85% dalam 5 tahun terakhir. Sektor penyumbang PDRB terbesar
kedua adalah sektor perdangan besar dan eceran, ketiga adalah sektor industri,
keempat adalah sektor konstruksi, dan kelima adalah sektor pertambangan dan
penggalian. Berdasarkan grafik struktur PDRB Kabupaten Trenggalek pada tahun 2013
hingga 2017, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami penurunan
kontribusi setiap tahunnya sementara sektor perdagangan besar dan eceran serta
sektor industri cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut secara tidak
langsung mengindikasikan bahwa terdapat pergeseran sektor ekonomi dari sektor
primer ke sektor sekunder dan tersier di Kabupaten Trenggalek.

Tabel 4.7 Tabel Kontribusi Perkebunan terhadap PDRB


Sumber: Analisis Kelompok 2018

Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas, kontribusi sub sektor perkebunan


terhadap PDRB Kabupaten Trenggalek saat ini sekitar 3,04%. Namun, jika potensi lahan
perkebunan di Kabupaten Trenggalek dimaksimalkan penggunaannya hingga 100%,
maka sub sektor perkebunan akan berkontribusi sebesar 4,73% setiap tahunnya dari
total PDRB Kabupaten Trenggalek.

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
>Analisis Disparitas Wilayah

Grafik 4.2 Grafik Index Williamson Kab. Trenggalek


Sumber: Analisis Kelompok 2018

Berdasarkan grafik hasil perhitungan Indeks Williamson menurut PDRB harga


berlaku maupun harga konstan, pada tahun 2013 indeksnya menunjukkan angka 0,094
dan menurun pada tahun-tahun selanjutnya hingga mencapai angka 0,074. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa ketimpangan ekonomi yang ada di Kabupaten Trenggalek
termasuk rendah.

Grafik 4.3 Grafik Index Entropi-Theil Kab. Trenggalek


Sumber: Analisis Kelompok 2018

Dari hasil perhitungan yang didapatkan, angka menunjukkan posisi kesenjangan


di Kabupaten Trenggalek terhadap Provinsi Jawa Timur. Angka yang meningkat setiap
tahunnya mengindikasikan tingkat kesenjangan yang semakin meningkat.

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
Analisis Keterkaitan NSDA Perkebunan dengan Ekonomi
Kabupaten Trenggalek

>Kontribusi Sub Sektor Perkebunan terhadap PDRB

Tabel 4.8 Tabel Kontribusi Sub Sektor Perkebunan


terhadap PDRB Kab. Trenggalek

>Proyeksi PDRB Sub Sektor Perkebunan


Sumber: Analisis Kelompok 2018

Proyeksi PDRB Sub Sektor Perkebunan merupakan analisis kontribusi sub sektor
perkebunan terhadap PDRB Kabupaten Trenggalek hingga 20 tahun ke depan. Pada
analisis ini diasumsikan bahwa persentase kontribusi perkebunan terhadap PDRB sama
pada setiap tahunnya, yakni 4,73%. Berikut ini merupakan hasil analisis proyeksi PDRB
sub sektor perkebunan Kabuapten Trenggalek:

Tabel 4.9 Tabel Proyeksi Kontribusi Sub Sektor


Perkebunan terhadap PDRB Kab. Trenggalek
Sumber: Analisis Kelompok 2018

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek
BAB V:

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan analisis neraca sumber daya alam sub sektor perkebunan,
Kabupaten Trenggalek memiliki lahan potensial untuk kegiatan perkebunan sebesar
19,6% dari luas total, namun saat ini penggunaannya hanya sekitar 12,66% dari luas total
Kabupaten Trenggalek. Potensi lahan tersebut cocok untuk pemanfaatan komoditas
perkebunan terutama untuk tebu, nilam, tembakau, kakao, kelapa, cengkeh, kopi, vanili,
kapuk randu, serta jambu mete yang merupakan komoditas perkebunan khas
Kabupaten Trenggalek.
Pemanfaatan potensi lahan perkebunan dapat meningkatkan perekonomian
Kabupaten Trenggalek. Produksi komoditas perkebunan akan meningkat sekitar 59,81%
dari jumlah produksi sebelumnya dan kontribusi terhadap pendapatan regional
Kabupaten Trenggalek akan meningkat sekitar 4,73% dari total pendapatan domestik
regional bruto pada setiap tahunnya.

Rekomendasi
Berdasarkan analisis neraca sumber daya alam yang telah dilakukan, kebijakan
yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
Ÿ Menambah produksi perkebunan dengan cara memanfaatkan potensi lahan
perkebunan yang belum digunakan guna meningkatkan pendapatan wilayah.
Ÿ Memanfaatkan potensi produksi perkebunan berdasarkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Ÿ Menciptakan inovasi yang dapat meningkatkan produktivitas lahan
perkebunan serta memberikan nilai tambah terhadap produksi perkebunan di
Kabupaten Trenggalek.

Daftar Pustaka
BPS Kabupaten Trenggalek. 2018. Kabupaten dalam Angka 2018.

BPS Kabupaten Trenggalek. 2017. Statistik Harga Produsen Pertanian Sub Sektor
Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Tanaman Perkebunan Rakyat 2017.

Dhamira, Khaira. 2017. Tugas Kuliah Metode dan Teknik Perencanaan Wilayah Neraca
Sumber Daya Alam Perkebunan Kabupaten Tegal.

Pramono, Retno Widodo D. 2018. Neraca Sumber Daya Alam (NSDA). Bahan Kuliah
MTPW PWK-UGM.

SNI 19-6728.3-2002 tentang Neraca Sumber Daya Alam

NSDA Perkebunan
Kab.Trenggalek

Anda mungkin juga menyukai