Anda di halaman 1dari 10

DINAS KEHUTANAN

PROVINSI LAMPUNG

TATA KELOLA
TANAMAN SAWIT
DALAM KAWASAN HUTAN
OLEH :
KEPALA DINAS KEHUTANAN
PROVINSI LAMPUNG
Dalam Acara Sosialisasi
Peremajaan Kelapa Sawit Pekebun
(PKSP) di Kabupaten Mesuji

D’pilda Hotel, Mesuji


17 NOVEMBER 2022
KH Luas (Ha) %

KSA-KPA 462.030 13,06

HL 317.615 8,98

HPT 33.358 0,94

HP 191.732 5,42
KAWASAN HUTAN NEGARA DI PROVINSI LAMPUNG
Berdasarkan SK. Menhut-bun No. 256/Kpts-II/2000 APL 2.532.865 71,60
Luas : 1.004.735 Hektar (28,45% luas wilayah)
TOTAL 3.537.600 100,00
WAY TERUSAN
± 18.930 Ha TANGKIT TEBAK; ± 21.084 Ha
PROVINSI LAMPUNG

WAY WAYA; ± 24.443 Ha

SUNGAI BUAYA
± 42.548 Ha BATUTEGI; ± 58.174 Ha

MUARA DUA KOTA AGUNG UTARA;


± 49.134 Ha ± 56.020 Ha

BUKIT PUNGGUR PEMATANG NEBA; ± 32.878 Ha


± 41.126 Ha

LIWA
GUNUNG BALAK; ± 25.015 Ha
± 41.165 Ha

PESISIR BARAT
GEDONG WANI; ± 28.343,91 Ha
± 43.628 Ha

TAHURA WAR;
WAY PISANG; ± 15.374 Ha
± 22.232,11 Ha

PESAWARAN;
± 11.204 Ha BATU SERAMPOK; ± 8.001,29 Ha
KAWASAN HUTAN KEWENANGAN PROVINSI
DAN PEMANFAATANNYA SAAT INI

BLOK INTI/ BLOK KATEGORI


NO KAWASAN HUTAN LUAS (HA) PBPH HUTSOS OPEN AKSES
PERLINDUNGAN PEMANFAATAN

1 TAHURA WAR 22.249 6.770 15.479 - 734,58 14.745,42

2 Hutan Lindung 317.615 59.665 257.950 - 163.071,12 94.878,88

3 Hutan Produksi 225.090 10.160 214 930 109.452 33.484,74 71.993,26

JUMLAH 564.954 76.595 (13,56%) 488.359 (86,44%) 109.452 197.290,44 181.616,56

LUAS SKEMA PERSETUJUAN JUMLAH


NO PBPH LOKASI NO LOKASI
(HA) HUTSOS (UNIT) LUAS (Ha)
1 PT. SILVA INHUTANI 42.762 KHP. Sungai Buaya
LAMPUNG (IUPHHK- Reg. 45 Mesuji 1 HKm 197 157.583,40 HL dan HP
HTI)
9.600
2 PT. BUDI LAMPUNG KHP. Way Hanakau Reg. 46, Way 2 HTR 13 20.159,00 HP dan HPT
SEJAHTERA (IUPHHK-HTI) Kanan)
3 PT. INHUTANI V UNIT 56.547 KHP. Rebang Reg. 42, KHP. 3 HD 22 2.015,00 HL
LAMPUNG (IUPHHK-HTI) Muara Dua Reg. 44, KHP. Way
Hanakau Reg. 46 Way Kanan &
KHP. Tangkit Titi Bungur Reg. 4 KK 81 16.798,46 HL dan HP
18 Pesawaran
4 PT. PENYELAMAT ALAM 543 KHP. Way Pisang Reg. 1 5 KEMKON 17 734,58 Tahura
NUSANTARA/PAN (IUPKH- (sebagian) Lampung Selatan
SYLVOPASTURA)
JUMLAH 330 197.290,44
JUMLAH 109.452
DALAM KAWASAN HUTAN PROVINSI LAMPUNG
LOKASI
NO. KPH PEMILIK LUAS (HA) KONDISI
Administratif Kawasan Hutan
1 Batu Serampok Perorangan & ± 872,65 Merbau Mataram & Katibung Lamsel KHL Reg. 6 dan 7 Sebagian Produktif
Kelompok HUTSOS
2 Batutegi Perorangan ± 9,36 Pagelaran Utara Pringsewu & Sendang Agung Lamteng KHL Reg. 22 Produktif
3 Bukit Punggur Perorangan dan ± 939,57 Rebang Tangkas & Negeri Agung Way Kanan KHL Reg. 24 dan KHP Tidak Produktif
Inhutani V Reg. 42
4 Gedong Wani Perorangan ± 530,07 Jati Agung Lamsel & Sekampung Lamtim KHP Reg. 40 dan 37 Produktif
5 Gunung Balak Perorangan ± 281,38 Bandar Sribhawono, Sekampung Udik, Marga Sekampung, KHL Reg.38 Produktif
Waway Karya dan Melinting, Lamtim
6 Kota Agung Utara Perorangan ± 4,91 Payung Makmur dan Rata Agung Tanggamus KHL Reg. 39 Produktif
7 Muara Dua PT. BLS dan Inhutani ± 959,30 Pakuan Ratu Way Kanan dan Gunung Terang Tuba Barat KHP Reg. 44 dan 46 Produktif
V
9 Pematang Neba Kelompok HUTSOS ± 8,00 Pugung Tanggamus KHL Reg. 28 Produktif
10 Pesawaran Inhutani V ± 115,00 Tegineneng Lamsel KHP Reg. 18 Produktif
11 Pesisir Barat Perorangan dan ± 370,61 Bengkunat, Ngaras, Ngambur, Pesisir Selatan Pesisir Barat HPT Pesisir Produktif
Koperasi
12 Sungai Buaya Perorangan ± 415,00 Mesuji Timur, Way Serdang, Panca Jaya, KHP Reg. 45 Produktif
Tanjung Raya Mesuji
13 Tahura WAR Perorangan ± 10,61 Gedong Tataan Pesawaran Tahura WAR Tidak Produktif
14 Tangkit Tebak Perorangan ± 11,53 Abung Pekurun, Bukit Kemuning Lampura & Sumber Jaya KHL Reg. 34 Produktif
Lambar
15 Way Pisang Perorangan ± 137,75 Palas, Ketapang, Sragi Lamsel KHP Reg. 1 Produktif
16 Way Terusan Perorangan & ± 252,00 Mataram Udik, Bandar Surabaya, Rumbia Lamteng KHP Reg. 47 & KHL Sebagian Produktif
Kelompok HUTSOS Reg. 8
17 Way Waya Kelompok HUTSOS ± 11,40 Sendang Baru dan Pubian Lamteng KHL Reg. 22 Produktif
JUMLAH ± 4.929,41
PENYELESAIAN PERMASALAHAN TANAMAN KELAPA SAWIT DI DALAM KAWASAN
HUTAN MENGGUNAKAN MEKANISME PP NOMOR 24 TAHUN 2021
LANDASAN : UU 18/2013 jo. UU CIPTA KERJA

Pasal 110 A
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha yang telah terbangun dan memiliki
Perizinan Berusaha di dalam kawasan hutan sebelum berlakunya UU ini yang belum
memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan PUU dibidang kehutanan, wajib
menyelesaikan persyaratan paling lambat 3 tahun sejak UU ini berlaku
2) Jika setelah lewat 3 tahun sejak berlakunya UU ini tidak menyelesaikan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaku dikenai sanksi administratif, berupa:
a. pembayaran denda administratif; dan/atau b.pencabutan Perizinan
Berusaha
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administrative dan tata
cara penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari denda administrative
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
INVENTARISASI DATA & INFORMASI

OBJEK INVENTARISASI DATA &


INFORMASI
evaluasi data permohonan
Menteri 1 (pelepasan atau tukar menukar
1
melakukan
Kegiatan usaha kawasan hutan untuk perkebunan)
inventarisasi data
perkebunan kelapa sawit & informasi
di kawasan hutan (yang inventarisasi terestris dan non
kegiatan usaha 2
memiliki IL/IUP/STD-B & terestris oleh :
di Kawasan
sesuai dengan rencana tata a) Pemerintah atau
Hutan
ruang) b) Pemerintah dan Pemda

operasi pengamanan
3 Hutan
Kegiatan Ilegal di dalam Kawasan pengumpulan bahan keterangan;
Hutan: 4 dan/atau
• pertambangan,
• perkebunan, dan/atau Ditetapkan
• kegiatan lain: minyak dan gas dengan 5 pengawasan
bumi; panas bumi; tambak; Keputusan
pertanian; perumahan; wisata alam; Menteri
industri; dan/atau sarpras
TATA CARA PENYELESAIAN KEGIATAN USAHA SESUAI PASAL 110A
Menteri Melakukan
KRITERIA Verifikasi Administratif
Tidak Tumpang Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan
Tindih dengan
PASAL & Teknis Perizinan di
110A Bidang 1. Luasan Permohonan pelepasan
Kehutanan Perizinan di kawasan hutan dikurangi
• Kebun sawit • Permohonan atas (clean and Bidang 2. Perkebunan sawit dalam Perizinan di
clear) Kehutanan Bidang Kehutanan :
sudah terbangun Inisiatif sendiri
Terbit a. Kerjasama 1 daur 25 tahun sejak
• Memiliki izin lokasi (Pasal 20), atau masa tanam
dan/atau izin usaha • Pemberitahuan Tumpang Terlebih
b. Menteri fasilitasi kemitraan atau Kerja
di bidang Tindih Dahulu
Menteri (Pasal 19) sama
perkebunan yang berdasarkan Kepmen dengan
sesuai tata ruang Penetapan Datin Hutan Perizinan di 1. Luasan Perizinan di Bidang Kehutanan
IUP Terbit
yang diterbitkan (maksimal 1 tahun Produksi Bidang Terlebih dikurangi
oleh Pejabat yang Kehutanan 2. Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan
setelah PP 24/2021 Dahulu
berwenang terbit)
(IUP/STD-B)
1. Persetujuan melanjutkan kegiatan usaha 1 daur
Tidak max. 15 thn sejak masa tanam : Kerjasama/
Menteri Menerbitkan Perintah Pembayaran Tumpang
Kemitraan dengan Menteri.
PSDH & DR Tindih
2. Kewajiban :
dengan
Hutan a. Giat jangka benah silvikultur  tanaman
Perizinan di
Lindung/ kehutanan.
BAYAR PSDH-DR Skema Bidang
b. Dilarang replanting.
Konservasi Kehutanan
Penyelesaian

PNBP KLHK Tumpang 1. Persetujuan melanjutkan usaha 1 daur max. 15 thn sejak
Tindih masa tanam.
dengan 2. Kerja Sama dengan Pemegang Perizinan di Bidang
Perizinan di Kehutanan di Kawasan Hutan Lindung/Konservasi.
Bidang 3. Menteri memfasilitasi Kerja sama
Persetujuan Melanjutkan Kegiatan Usaha selama satu daur (15 tahun) bagi 4. Kewajiban:
usaha perkebunan sawit merujuk pada Putusan MA Nomor 77.P/Hum/2019 Kehutanan a. Giat jangka benah silvikultur  tanaman kehutanan
tertanggal 31 Desember 2019 - (Putusan gugatan uji materiil b. Dilarang replanting.

terhadap Pasal 51 ayat (2) PP 104 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan)
PENYELESAIAN PERMASALAHAN TANAMAN KELAPA SAWIT DI DALAM AREAL
PERIZINAN BERUSAHA PEMANFAATAN HUTAN (PBPH) MELALUI JANGKA
BENAH LANDASAN : PERMEN LHK NO. 8/2021 PASAL 171-172

1) Jangka benah adalah waktu yang Jangka Benah dilakukan dengan mengubah tanaman
dibutuhkan untuk mencapai struktur kelapa sawit menjadi tanaman kehutanan selama 1 (satu)
hutan dan fungsi ekosistem yang daur atau paling lambat 25 (dua puluh lima) tahun sejak
diinginkan sesuai tujuan pengelolaan. penanaman.
2) Pada kawasan hutan produksi, jangka
benah dilakukan dalam jangka waktu 1 Strategi jangka benah dilaksanakan dengan :
daur selama 25 tahun sejak masa
tanam; a. Penanaman tanaman pokok kehutanan dilakukan
dengan menerapkan silvikultur yang disesuaikan
3) Pengelolaan tanaman sawit melalui dengan kondisi biofisik dan ekologi;
mekanisme kerjasama pengelolaan
dengan pemegang PBPH. b. Pengkayaan tanaman kehutanan dilakukan sesuai
kesepakatan kerja sama.
4) Kerjasama dituangkan dalam RKUPH
PBPH. c. Tidak melakukan peremajaan tanaman kelapa sawit,
dan
d. Menanam tanaman pokok kehutanan dan atau
Multipupuse Tree Species paling sedikit 100 (seratus)
batang per hektar pengganti tanaman kelapa sawit.
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai