PROVINSI LAMPUNG
TATA KELOLA
TANAMAN SAWIT
DALAM KAWASAN HUTAN
OLEH :
KEPALA DINAS KEHUTANAN
PROVINSI LAMPUNG
Dalam Acara Sosialisasi
Peremajaan Kelapa Sawit Pekebun
(PKSP) di Kabupaten Mesuji
HL 317.615 8,98
HP 191.732 5,42
KAWASAN HUTAN NEGARA DI PROVINSI LAMPUNG
Berdasarkan SK. Menhut-bun No. 256/Kpts-II/2000 APL 2.532.865 71,60
Luas : 1.004.735 Hektar (28,45% luas wilayah)
TOTAL 3.537.600 100,00
WAY TERUSAN
± 18.930 Ha TANGKIT TEBAK; ± 21.084 Ha
PROVINSI LAMPUNG
SUNGAI BUAYA
± 42.548 Ha BATUTEGI; ± 58.174 Ha
LIWA
GUNUNG BALAK; ± 25.015 Ha
± 41.165 Ha
PESISIR BARAT
GEDONG WANI; ± 28.343,91 Ha
± 43.628 Ha
TAHURA WAR;
WAY PISANG; ± 15.374 Ha
± 22.232,11 Ha
PESAWARAN;
± 11.204 Ha BATU SERAMPOK; ± 8.001,29 Ha
KAWASAN HUTAN KEWENANGAN PROVINSI
DAN PEMANFAATANNYA SAAT INI
Pasal 110 A
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha yang telah terbangun dan memiliki
Perizinan Berusaha di dalam kawasan hutan sebelum berlakunya UU ini yang belum
memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan PUU dibidang kehutanan, wajib
menyelesaikan persyaratan paling lambat 3 tahun sejak UU ini berlaku
2) Jika setelah lewat 3 tahun sejak berlakunya UU ini tidak menyelesaikan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaku dikenai sanksi administratif, berupa:
a. pembayaran denda administratif; dan/atau b.pencabutan Perizinan
Berusaha
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administrative dan tata
cara penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari denda administrative
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
INVENTARISASI DATA & INFORMASI
operasi pengamanan
3 Hutan
Kegiatan Ilegal di dalam Kawasan pengumpulan bahan keterangan;
Hutan: 4 dan/atau
• pertambangan,
• perkebunan, dan/atau Ditetapkan
• kegiatan lain: minyak dan gas dengan 5 pengawasan
bumi; panas bumi; tambak; Keputusan
pertanian; perumahan; wisata alam; Menteri
industri; dan/atau sarpras
TATA CARA PENYELESAIAN KEGIATAN USAHA SESUAI PASAL 110A
Menteri Melakukan
KRITERIA Verifikasi Administratif
Tidak Tumpang Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan
Tindih dengan
PASAL & Teknis Perizinan di
110A Bidang 1. Luasan Permohonan pelepasan
Kehutanan Perizinan di kawasan hutan dikurangi
• Kebun sawit • Permohonan atas (clean and Bidang 2. Perkebunan sawit dalam Perizinan di
clear) Kehutanan Bidang Kehutanan :
sudah terbangun Inisiatif sendiri
Terbit a. Kerjasama 1 daur 25 tahun sejak
• Memiliki izin lokasi (Pasal 20), atau masa tanam
dan/atau izin usaha • Pemberitahuan Tumpang Terlebih
b. Menteri fasilitasi kemitraan atau Kerja
di bidang Tindih Dahulu
Menteri (Pasal 19) sama
perkebunan yang berdasarkan Kepmen dengan
sesuai tata ruang Penetapan Datin Hutan Perizinan di 1. Luasan Perizinan di Bidang Kehutanan
IUP Terbit
yang diterbitkan (maksimal 1 tahun Produksi Bidang Terlebih dikurangi
oleh Pejabat yang Kehutanan 2. Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan
setelah PP 24/2021 Dahulu
berwenang terbit)
(IUP/STD-B)
1. Persetujuan melanjutkan kegiatan usaha 1 daur
Tidak max. 15 thn sejak masa tanam : Kerjasama/
Menteri Menerbitkan Perintah Pembayaran Tumpang
Kemitraan dengan Menteri.
PSDH & DR Tindih
2. Kewajiban :
dengan
Hutan a. Giat jangka benah silvikultur tanaman
Perizinan di
Lindung/ kehutanan.
BAYAR PSDH-DR Skema Bidang
b. Dilarang replanting.
Konservasi Kehutanan
Penyelesaian
PNBP KLHK Tumpang 1. Persetujuan melanjutkan usaha 1 daur max. 15 thn sejak
Tindih masa tanam.
dengan 2. Kerja Sama dengan Pemegang Perizinan di Bidang
Perizinan di Kehutanan di Kawasan Hutan Lindung/Konservasi.
Bidang 3. Menteri memfasilitasi Kerja sama
Persetujuan Melanjutkan Kegiatan Usaha selama satu daur (15 tahun) bagi 4. Kewajiban:
usaha perkebunan sawit merujuk pada Putusan MA Nomor 77.P/Hum/2019 Kehutanan a. Giat jangka benah silvikultur tanaman kehutanan
tertanggal 31 Desember 2019 - (Putusan gugatan uji materiil b. Dilarang replanting.
terhadap Pasal 51 ayat (2) PP 104 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan)
PENYELESAIAN PERMASALAHAN TANAMAN KELAPA SAWIT DI DALAM AREAL
PERIZINAN BERUSAHA PEMANFAATAN HUTAN (PBPH) MELALUI JANGKA
BENAH LANDASAN : PERMEN LHK NO. 8/2021 PASAL 171-172
1) Jangka benah adalah waktu yang Jangka Benah dilakukan dengan mengubah tanaman
dibutuhkan untuk mencapai struktur kelapa sawit menjadi tanaman kehutanan selama 1 (satu)
hutan dan fungsi ekosistem yang daur atau paling lambat 25 (dua puluh lima) tahun sejak
diinginkan sesuai tujuan pengelolaan. penanaman.
2) Pada kawasan hutan produksi, jangka
benah dilakukan dalam jangka waktu 1 Strategi jangka benah dilaksanakan dengan :
daur selama 25 tahun sejak masa
tanam; a. Penanaman tanaman pokok kehutanan dilakukan
dengan menerapkan silvikultur yang disesuaikan
3) Pengelolaan tanaman sawit melalui dengan kondisi biofisik dan ekologi;
mekanisme kerjasama pengelolaan
dengan pemegang PBPH. b. Pengkayaan tanaman kehutanan dilakukan sesuai
kesepakatan kerja sama.
4) Kerjasama dituangkan dalam RKUPH
PBPH. c. Tidak melakukan peremajaan tanaman kelapa sawit,
dan
d. Menanam tanaman pokok kehutanan dan atau
Multipupuse Tree Species paling sedikit 100 (seratus)
batang per hektar pengganti tanaman kelapa sawit.
Semoga Bermanfaat