45.507 KK
75.061,4 Ha
6.530,39 Ha
9.075 KK 11.587,36 Ha
7792 KK
10.909,07 Ha
3.579 KK
5.904,17 Ha
7.598 KK
Skema Perhutanan Sosial Provinsi NTB
Perkembangan Perhutanan Sosial di Provinsi NTB sampai dengan Oktober 2021
Jumlah KTH/
No. Skema PS Jumlah KK Luasan (Ha)
Gapoktan
1 Hutan Kemasyarakatan 77 22,223 24,271.6
2 Hutan Tanaman Rakyat 12 2,916 3,152.9
3 Kemitraan Kehutanan (Sudah Vertek) 153 12,797 22,567.9
4 Kemitraan Kehutanan (Belum Vertek) 158 7,571 25,069
Total 400 45,507 75,061.4
PROGRESS SEKSI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
UU 41 tidak memuat nomenklatur Perhutanan UUCK mencantumkan Pasal 29A dan 29B yang
Sosial secara jelas dan tegas sebagai landasan hukum
PP Nomer 6/2007 tentang Tata Hutan dan mengenai Perhutanan Sosial
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Dalam PP 23/2021, Perhutanan Sosial diatur secara
Pemanfaatan Hutan, tidak menegaskan khusus dalam satu Bab yang memuat pengaturan
Perhutanan Sosial tetapi Menggunakan istilah pemberian akses legal kepada masyarakat didalam
Pemberdayaan Masyarakat dan lebih banyak dan disekitar kawasan hutan untuk melaksanakan
mengatur prizinan pemanfaatan hutan kepada kegiatan pengelolaan kawasan hutan
korporasi Peraturan Menteri LHK Nomor 9 Tahun 2021 tentang
Pengaturan secara khusus hanya diatur dalam Pengelolaan Perhutanan Sosial
peraturan Menteri
P.83/MENLHK/SET.JEN/KUM.1/10/2016
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
DASAR HUKUM
UU No. 11 Tahun 2020 Pasal 29 A dan 29 B
PASAL 29 A
1. Pemanfaatan hutan lindung dan hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26
dan Pasal 28 dapat dilakukan kegiatan Perhutanan sosial.
2. Perhutanan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kepada:
• Perseorangan;
• Kelompok tani hutan; dan
• Koperasi
PASAL 29B
Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha pemanfaatan hutan dan kegiatan
perhutanan sosial diatur dalam Peraturan Pemerintah.
1. Pasal 44 menyatakan bahwa Persetujuan kemitraan kehutanan diberikan kepada pemegang perizinan
berusaha pemanfaatan kawasan hutan atau pemegang persetujuan penggunaan kawasan hutan
dengan mitra. Dalam pasal tersebut skema kemitraan kehutanan hanya diberikan pada pemegang
perizinan berusaha pemanfaatan kawasan hutan atau pemegang persetujuan penggunaan kawasan
hutan.
2. Terkait dengan permohonan persetujuan kemitraan kehutanan antara KPH pada wilayah kerja Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dalam proses namun belum
terbit SK tidak dapat diproses lebih lanjut, berubah menjadi Skema Hutan Desa (HD), Hutan
kemasyarakatan (HKm) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
3. Permohonan pada butir 2 (dua) agar diusulakan perubahannya oleh ketua Kelompok Tani Hutan/
Gapoktan, Koperasi atau Lembaga Desa sesuai dengan Peraturan.
DIREKTORAT JENDERAL PERHUTANAN
SOSIAL DAN KEMITRAAN LINGKUNGAN
Permen LHK No. 9 Tahun 2021 terdiri atas : 12 BAB dan 200 PASAL
anan
Hutan Tanaman Rakyat, dapat dilaksanakan pada Hutan
Kehut
Produksi.
Kemitraan Kehutanan, dapat dilaksanakan pada Hutan
Produksi dan Hutan Lindung.
Kemitraan Konservasi, dapat dilaksanakan pada Hutan
Konservasi.
Arahan areal Pengelolaan Perhutanan Sosial HD, HKm dan HTR ditetapkan
oleh Menteri dalam bentuk Peta Indikatif Areal Perhutanan Sosial (PIAPS).
TINDAK LANJUT SKEMA
KEMITRAAN KEHUTANAN DI
PROVINSI NTB
Tembusan:
1. Dirjen PKPS
2. Gubernur NTB
3. Sekretaris Dirjen PSKL
4. POKJA PPS Provinsi NTB
TINDAK LANJUT KERJASAMA DAN KEMITRAAN DI PROVINSI NTB
Tembusan:
1. Gubernur NTB
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari
3. Direktur Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial
4. Kepala BPSKL Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara
KENDALA PERHUTANAN SOSIAL DI NUSA TENGGARA
BARAT