Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Kondisi Geografis

Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Aceh yang

ibukotanya adalah Suka Makmue secara geografis berada di pantai Barat Pulau

Sumatra. Jarak sekitar 287 km atau 8 Jam perjalanan dari Ibukota Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam Banda Aceh. Kabupaten ini terbentuk berdasarkan

UU Nomor 4 Tahun 2002 tanggal 2 Juli 2002. Kabupaten Nagan Raya secara

geografis terletak pada lokasi 03040-04038’ Lintang Utara dan 96011’-96048’

Bujur Timur dengan luas wilayah 3.363.72 km2 (336.372 Hektar) dengan batas-

batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah.

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Tengah.

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat.

4. Sebelah selatan berbatasan Samudera Indonesia dan Aceh Barat Daya.

Kata Nagan merupakan kependekan dari Seunagan yang menunjukan

Lima Kecamatan dan ditambah tiga hasil pemekaran. Sedangkan Raya berarti

Besar. Dengan jumlah kecamatan 10 (Sepuluh) Kecamatan 30 Kemukiman dan

222 Gampong. Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya adalah sebanyak

158.956 jiwa dengan rincian jumlah laki-laki sebanyak 79.157 jiwa dan

perempuan sebanyak 79.799 jiwa. Kecamatan-kecamatan dalam Kabupaten

Nagan Raya yaitu:

36
37

1. Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang

2. Kecamatan Beutong

3. Kecamatan Seunagan Timur

4. Kecamatan Seunagan

5. Kecamatan Suka Makmue

6. Kecamatan Kuala

7. Kecamatan Kuala Pesisir

8. Kecamatan Tadu Raya

9. Kecamatan Tripa Makmur

10. Kecamatan Darul Makmur

4.2. Keadaan Geografis Kecamatan Seunagan Timur

Kecamatan Seunagan Timur dengan Ibukota Kecamatan yaitu Keude

Linteung. Luas Kecamatan Seunagan Timur adalah 251,61 Km2 dengan Prsentase

luas Kecamatan terhadap luas Kabupaten 7,70%. Jumlah Kemukiman di

Kecamatan Seunagan Timur yaitu 4 (empat) Mukim. Mukim Keude Linteung

dengan jumlah 11 (sebelas) Gampong. Mukim Blang Panyang dengan Jumlah 9

(Sembilan) Gampong, Mukim Paya 4 (empat) Gampong, dan Mukim Blang Ara

adalah 10 (sepuluh) Gampong. Kecamatan Seunagan Timur mempunyai Jumlah

Desa atau Gampong keseluruhan adalah 34 (tiga puluh empat) Gampong.

Kecamatan Seunagan Timur dengan Batas-batas Kecamatan yaitu:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Barat

2. Sebelah Selatan : Kecamatan Seunagan

3. Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Barat

4. Sebelah Timur : kecamatan Beutong


38

4.2.1 Keadaan Demografi

Tabel 4.1
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Dalam Kecamatan Seunagan
Timur tahun 2014

Jumlah Penduduk (jiwa)


No Nama Gampong/Desa
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Blang Lango 48 57 105
2 Tuwi Meuleusong 35 46 81
3 Blang Geudong 156 154 310
4 Sawang Mane 204 232 436
5 Lhok Pange 242 262 504
6 Keude Neulop 173 201 374
7 Mon Bateung 319 321 640
8 Ie Beudoh 340 349 689
9 Suak Perbong 190 186 376
10 Blang Ara Kmp 206 200 406
11 Kreung Kulu 205 194 399
12 Cot Punti 130 137 267
13 Keude Blang Ara 300 275 575
14 Peuleukung 226 230 456
15 Sapeng 200 219 419
16 Meugat Meuh 191 213 404
17 Blang Panyang 371 342 713
18 Uteun Pulo 422 443 865
19 Keude Linteung 377 407 774
20 Paya 106 136 242
21 Cot Teungku Dek 64 58 122
22 Lhok Mesjid 381 386 767
23 Blang Preh 168 178 346
24 Blang Bayu 246 281 507
25 Meurandeh Suak 192 194 386
26 Cot Dirui 37 41 78
27 Cot Mayang 169 161 330
28 Kabu Baroh 134 157 291
29 Kabu Tunong 366 396 762
30 Cot Gud 343 356 699
31 Pulo Teungoh 104 112 216
Kila 60 72
32 132
33 Kandeh 89 88
177
34 Blang Teungku 35 34 69
Jumlah 6.809 7.118 13.927
Sumber:BPS Kabupaten Nagan Raya
39

Berdasarkan tabel di atas maka jumlah penduduk di Kecamatan Seunagan

Timur Kabupaten Nagan Raya dengan jumlah keseluruhan adalah 13.927 jiwa

yang terdiri dari 6809 jiwa jumlah laki-laki dan 7118 jiwa jumlah perempuan.

Table 4.2
Nama Mukim, Imum Mukim dan jumlah Gampong/Desa Dalam
Kecamatan Seunagan Timur tahun 2014

Nama Imum
No Nama Mukim Jumlah Gampong/Desa
Mukim
1 Keude Linteung 1.Keude Linteung
2.Uteun Pulo
3.Kila
4.Meurandeh Suak
5.Cot Dirui
6.Cot Mayang
7.Kabu Baroh
8.Kabu Tunong
9.Cot Gud
10.Pulo Teungoh
11.Kandeh
2 Blang Panyang Nurbin Ubit 1.Meugat Meuh
2.Blang Panyang
3.Tuwi Meuleusong
4.Blang Geudong
5.Sawang Mane
6.Lhok Pange
7.Keude Neulop
8.Blang Lango
9.Blang Teungku
3 Paya Kamaruzzaman Ali 1.Peuleukung
2.Sapeng
3.Paya
4.Cot Teungku Dek
4 Blang Ara Said Bustami 1.Lhok Mesjid
2.Blang Preh
3.Blang Bayu
4.Mon Bateung
5.Ie Beudoh
6.Suak Perbong
7.Blang Ara Kmp
8.Kreung Kulu
9.Cot Punti
10.Keude Blang Ara
Sumber: Sekretariat Kecamatan Seunagan Timur
40

Berdasarkan tabel di atas maka jumlah gampong di Kecamatan Seunagan

Timur adalah 34 (tiga puluh empat) Gampong dan 4 (empat) kemukiman yaitu

Mukim Keude Linteung, Mukim Blang Panyang, Mukim Paya dan Mukim Blang

Ara. Mukim Keude Linteung terdiri dari 11 (sebelas) Gampong, Mukim Blang

Panyang terdiri dari 9 (Sembilan) Gampong, Mukim Paya terdiri dari 4 (empat)

Gampong dan Mukim Blang Ara terdiri dari 10 (sepuluh) Gampong.

Tabel 4.3
Jumlah Perkerjaan dan Persentase jumlah Perkerja di Kecamatan
Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya

Jumlah Persentase
No Nama Perkerjaan Jumlah Pekerja
Pekerja
1 Pegawai 2.611 18,75%
2 Pedagang 3.917 28,125%
3 Petani/Peternak 5.658 40,625%
4 Tidak Berkerja 1.741 12,5%
Sumber: BPS Kabupaten Nagan Raya
Berdasarkan tabel di atas maka jumlah persentase pekerja di Kecamatan

Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya adalah Pegawai 18,75%, Pedagang

28,125%, Petani/peternak 40,625%, dan Tidak Berkerja 12,5%.

4.3. Hasil Penelitian

4.3.1. Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Memfungsikan Pembangunan

Pasar Ikan di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya

Proses pembangunan yang dilakukan oleh pemeritah merupakan salah satu

urusan wajib dan urusan pilihan guna untuk mensejahterakan masyarakat. Dimana

pemerintah Kabupaten Nagan Raya yang telah melakukan pembangunan yang

bertujuan untuk masyarakat pada umumnya. Akan tetapi pemerintah Kabupaten

Nagan Raya yang telah melakukan pembangunan sebagai salah satu urusan

pemerintah. Salah satu pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah membangun


41

pasar Ikan di Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan

Raya pada dasarnya adalah sebagai pembangunan yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat disebabkan karena Pasar yang ada di Kecamatan lain membutuhkan

waktu yang kurang lebih 15 Menit perjalanan yang harus dijangkau oleh

masyarakat. Akan tetapi untuk pasar tersebut belum adanya kebijakan yang tepat

untuk memfungsikannya.

Kebijakan dari pemerintah yang dapat mengoptimalkan berfungsinya pasar

tersebut demi kesejahteraan masyarakat. Kebijakan yang tepat dari pemerintah

dalam memfungsikan pasar Ikan di Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur

Kabupaten Nagan Raya sehingga sesuai dengan tujuan awal dari pembangunan

pasar tersebut. Adapun tujuan awal pembangunannya adalah sebagai perubahan

yang dapat dirasakan baik bagi masyarakat itu sendiri maupun bagi pemerintah.

Pembangunan pasar ikan tersebut yang telah dibangun mempunyai tujuan yang

dapat menyelesaikan masalah bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Said Azman, mengatakan

bahwa :

“Pembangunan Pasar Ikan direncanakan oleh Disperindagkop melalui


dana Otsus yang diberikan oleh pemerintah Provinsi, Pasar itu
dibangun untuk masyarakat di Kecamatan Keude Linteung karena di
Kecamatan tersebut belum ada Pasar yang jumlah penduduknya
8,76% sehingga dengan adanya pembangunan Pasar, masyarakat
dapat menggunakan pasar tersebut yang akan meningkatkan
pendapatan bagi masyarakat, dan hasil evaluasi dari pihak Bappeda
pembangunan pasar tersebut layak untuk dibangun demi kesejahteraan
masyarakat”(wawancara tanggal 11 Juni 2015 pukul 11.53 WIB).
42

Hasil wawancara dengan Yuliana Yatim, mengatakan bahwa:

“Pasar Ikan tersebut bantuan dana oleh pihak Provinsi yaitu dana dari
Otsus, melalui Bappeda Kabupaten Pembangunan Pasar Ikan tersebut
dilihat berdasarkan kebutuhan masyarakat, disebabkan di Kecamatan
Seunagan Timur belum ada pasar, dan hasil dari Kami pembangunan
Pasar tersebut efektif untuk dibangun”(wawancara tanggal 15 Juni
2015 pukul 10.49 WIB).

Berdasarkan tujuan dari pembangunan adalah salah satu proses perubahan

ke tingkat lebih baik. Perubahan tersebut bisa dirasakan oleh masyarakat dan

pemerintah melalui suatu pembangunan. Sehingga setiap pembangunan harus

adanya tujuan dan manfaat dari pembangunan tersebut. Begitu juga pembangunan

pasar ikan di Keude Linteung harus sesuai tujuan dan sasaran dari pembangunan

sehingga dengan adanya pembangunan pasar ikan tersebut dapat meningkatkan

pendapatan bagi masyarakat maupun pemerintah.

Hal ini juga diungkapkan oleh Noviandi mengatakan bahwa:

“Sebenarnya tujuan awal dari pembangunan Pasar Ikan tersebut


adalah untuk masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur disebabkan
karena Pasar yang ada di Kecamatan lain seperti di Jeuram,
masyarakat susah untuk menjangkau khususnya masyarakat kalangan
bawah dan kalangan menengah. Sehingga pemerintah demi
kesejahteraan masyarakat makanya dibangunlah pasar untuk
masyarakat di Kecamatan Seunagan Timur. Kalau masalah peraturan
atau tindakan untuk mengfungsikannya dari pihak perdagangan hanya
bisa melestarikan dan merehap pasar sehingga masyarakat dapat
menggunakannya. Pihak perdagaangan belum bisa memastikan
langkah apa yang akan digunakan untuk mengfungsikannya
disebabkan masyarakat belum ada yang mau. Dan kami akan berusaha
untuk mengfungsikannya” (wawancara tanggal 11 Juni 2015 pukul
10.00 WIB).

Hal ini juga diungkapkan oleh Mamsyah yang bahwa:

“Tujuan dari pembanguan pasar ikan tersebut adalah untuk


masyarakat yang untuk digunakan sehingga akan meningkatkan
pendapatan bagi mereka. Dan pihak perdaganggan sekarang lagi
mewacanakan untuk membuka pasar yang diselenggaraka oleh staf-
staf di sini agar berjulan di tempat tersebut. Di sisi lain kami juga
43

meminta partisipasi masyarakat agar turut berjualan di pasar tersebut.”


(wawancara tanggal 11 Juni 2015 pukul 10.20 WIB).
Berdasarkan wawancara di atas tujuan pembangunan pasar ikan tersebut

untuk masyarakat. Senada dengan yang dikatakan oleh Hamzah yang mengatakan

bahwa:

“Dasar tujuan Pembangunan Pasar Ikan di Kecamatan Seunagan


Timur disebabkan yang dulunya banyak pembangunan yang rusak
maka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat makanya
dibangunlah pasar ikan tersebut, memang sejak dibangunya pasar ikan
itu sampai sekarang belum difungsikan, itu juga salah satu karena
peraturan atau tindakan untuk pasar itu belum ada yang khusus
sehingga masyarakat tidak berani menggunakannya” (wawancara
tanggal 12 Juni 2015 pukul 10.33 WIB).

4.3.2. Faktor-faktor Pemerintah dan Kebijakan Pemerintah Sehingga Pasar


Ikan di Keude Linteung belum difungsikan

Pembangunan pasar ikan di Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur

salah satu dari tujuan pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat. Di mana

pemerintah Kabupaten Nagan Raya yang telah melakukan pembangunan untuk

masyarakat akan tetapi pembangunan tersebut belum difungsikan secara

maksimal. Oleh sebab itu, setiap pembangunan yang tidak difungsikan memiliki

faktor-faktor yang menyebabkan sehingga belum difungsikan.

Berkaitan dengan tindakan atau keputusan dari pemerintah untuk

mengfungsikan pasar ikan di Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur

Kabupaten Nagan Raya belum ada secara khusus. Sehingga pihak pemerintah

tidak bisa menentukan masyarakat untuk nerjualan di pasar tersbut. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Jasman yang mengatakan bahwa:

“Pasar Ikan di Keude Linteung bukan tidak difungsikan, akan tetapi


belum di fungsikan, dan akan segara difungsikan mengingat setiap
pembangunan pasti ada tujuan. Dan tujuannya juga untuk
44

kesejahteraan masyarakat. Faktornya belum ada kebijakan yang


khusus untuk pasar ikan di Keude Linteung. Kebijakan atau keputusan
untuk pasar Ikan di Keude Linteung sama juga dengan ketentuan atau
keputusan dengan pasar lain, untuk masalah dari tujuan pembangunan
sekarang telah mengratiskan untuk masyarakat” (wawancara tanggal
29 Juni 2015 pukul 10.47 WIB).
Hal ini juga diungkapkan oleh Samsudin yang mengungkapkan bahwa:

”Pasar Ikan di Keude Linteung akan segera difungsikan agar


terwujudnya tujuan dan sasaran dari pembangunan tersebut. Penyebab
pasar Ikan tersebut tidak ada yang berjulan disebabkan oleh faktor
dimana msayarakat tidak ada yang mau berjualan di situ, mungkin
juga karna tidak ada peraturan yang khusus untuk pasar tersebut.
Masalah peraturan atau tindakan dari Pemerintah untuk pasar tersebut
sama halnya dengan tindakan atau peraturan dengan pasar lain.
Sehingga tidak ada perbedaan hanya saja sekarang untuk pasar
tersebut dibebaskan bagi masyarakat yang berjualan di pasar Keude
Linteung” (wawancara tanggal 29 Juni 2015 pukul 10.11 WIB).
Berdasarkan hasil dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pasar

ikan di Linteung belum difungsikan dan akan difungsikan. Kebijakan khusus

untuk pasar ikan di Keude Linteung belum ada. Sementara saat ini pasar ikan

tersebut dibebaskan untuk masyarakat yang bisa mengfungsikannya.

Pasar Ikan di Keude Linteung merupakan bangunan yang telah siap

dipakai oleh masyarakat. Disebabkan Pembangunannya yang sudah lama selesai

sampai sekarang Pasar tersebut masih layak digunakan.

Sebagaimana diungkapkan oleh Jasman yang mengatakan bahwa :

“Pasar Ikan di Keude Linteung sudah selesai pembangunannya bahkan


telah direhap kembali apa yang sudah rusak sudah diperbaiki pada
tahun 2010 kemaren oleh Disperindagkop”. (Wawancara tanggal 4
Agustus 2015 pukul 13.34 WIB).
Hal ini juga diungkapkan oleh Samsudin yang bahwa :
“Pembangunan pasar Ikan di Keude Linteung sudah selesai akhir
tahun 2006, dan tahun 2010 adanya rehabilitasi untuk pasar tersebut.
Sekarang bangunannya masih bagus”. (Wawancara tanggal 4 Agustus
2015 pukul 14.01 WIB).
45

4.4. Pembahasan

4.4.1. Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Memfungsikan Pembangunan

Pasar Ikan di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya

Berdasarkan hasil dari penelitian kebijakan terhadap dalam mengfungsikan

pembangunan pasar ikan di Keude Linteung belum ada sehingga menyebabkan

masyarakat tidak ada yang berjualan di pasar tersebut. Pemerintah daerah harus

mempunyai tindakan atau kebijakan (policy actions) yang merupakan suatu gerakan

atau serangkaian gerakan sesuai dengan alternatif kebijakan yang dipilih, yang

dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan pasar ikan tersebut.

Menurut Suharno (2010:h.52) proses pembuatan kebijakan merupakan

pekerjaan yang rumit dan kompleks dan tidak semudah yang dibayangkan.

Walaupun demikian, para adsministrator sebuah organisasi institusi atau lembaga

dituntut memiliki tanggung jawab dan kemauan, serta kemampuan atau keahlian,

sehingga dapat membuat kebijakan dengan resiko yang diharapkan (intended

risks) maupun yang tidak diharapkan (unintended risks).

Teori inkremental yang digunakan untuk menjawab setiap pertanyaan

yang ada adalah menurut Liondblom dalam William Duum mengatakan bahwa :

1. Mempertimbangkan hanya tujuan yang secara inkremental berbeda ( yaitu,

sedikit berbeda) dengan keadaan yang ada (statusquo).

2. Membatasi jumlah konsekuensi yang diramal dari setiap alternatif.

3. Membuat penyesuaian secara timbal balik dalam hal tujuan dan sasaran di

satu pihak, dan alternatif pada pihak lainnya.

4. Secara terus-menerus menformulasikan kembali masalah dan karena itu

tujuan, sasaran, dan alternatif sesuai dengan perolehan informasi-informasi

baru.
46

5. Menganalisis dan mengevaluasi alternatif-alternatif dan langkah-langkah

yang berurutan, sedemikian rupa sehingga pilihan-pilihan diubah secara

terus menerus sepanjang waktu, daripada dibuat pada satu titik waktu

sebelum tindakan diambil.

6. Secara terus menerus memperbaiki masalah-masalah sosial yang ada, dari

pada menyelesaikan masalah secara tuntas pada titik waktu tertentu.

7. Berbagi tanggung jawab untuk analisis dan evaluasi dengan banyak

kelompok dalam masyarakat, sehingga proses pembuatan pilihan-pilihan

kebijakan terbagi-bagi atau terputus-putus.(Willian Dum, 2003:h.418-

419).

Berdasarkan hasil dari penelitian penulis para pembuat kebijakan tidak

mempertimbangkan tujuan-tujuan yang akan mereka capai. Hal ini disebabkan

adanya suatu kesadaran bahwa jika mereka melakukannya maka yang akan

mereka peroleh justru pertentangan yang hebat, bukanya persetujuan. Sehingga

tidak terselesainya masalah sesuai dengan keadaan yang ada. Jika kemudian

ternyata bahwa kebijakan-kebijakan yang ada tidak berhasil mengatasi masalah,

maka langkah-langkah perbaikan yang ditempuh oleh para anggota dewan

perwakilan rakyat dan para administrator akan cenderung bersifat inkremental.

Artinya, mereka cenderung melakukan perubahan kecil-kecilan atau hanya

melakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya terhadap kebijakan-kebijakan itu,

bukannya melakukan perubahan-perubahan secara besar-besaran.

Dalam melakukan hal ini mereka biasanya bertindak selalu berpegang

pada pengalaman sebelumnya, dan tidak akan menempuh langkah-langkah besar

menuju ke arah yang tidak pasti sesuai dengan informasi-informasi yang baru.
47

Para pembuat kebijakan percaya bahwa hanya sedikit sekali, kalau tokoh ada,

masalah yang dapat dipecahkan secara tuntas dan berlaku sepanjang masa. Sebab

mereka menyadari bahwa pembuatan kebijakan itu merupakan suatu siklus.

Artinya, kita akan kembali pada masalah tersebut begitu kesalahan-kesalahan

telah diperbaiki dan cara-cara baru untuk menanggulanginya telah berhasil

dikembangkan secara memuaskan. Sering sekali para pembuatan kebijakan tidak

memperhatikan masalah yang ada sekarang sehingga masalah yang dihadapi tidak

akan selesai. Dengan tidak adanya berbagi tanggung jawab dengan masyarakat

maka kebijakan atau tindakan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

Kebijakan pemerintah dalam usaha mengatasi masalah dimulai dengan

sesuatu cara yang sudah dikenal sebelumnya, yakni alternatif-alternatif kebijakan

yang dirasanya paling dekat dengan kebijakan-kebijakan yang ada sekarang.

Hanya jika alternatif-alternatif kebijakan tersebut tidak lagi memuaskan maka

pembuat kebijakan harus mulai berupaya keras untuk menempuh perubahan kecil

terhadap program-program yang ada akan memuaskan jenis tuntutan-tuntutan

tertentu, sehingga perubahan-perubahan kebijakan secara besar-besaran yang akan

memaksimalkan nilai-nilai tidak lagi dipedulikan.

Akhirnya, dalam keadaan tiadanya tujuan-tujuan dan sasaran

pembangunan maka pembangunan tersebut hanya sebagai fasilitas yang dibangun

tanpa tujuan akhir. Pembangunan tersebut yang pada dasarnya sebagai bentuk

kepedulian pemerintah daerah untuk kesejahteraan masyarakat khususnya di

Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. Pemerintah daerah dalam

melakukan pembagunan Pasar ikan yang seharusnya juga disertai oleh peraturan-
48

peraturan/tindakan-tindakan agar pembangunannya bergua dan sesuai dengan

tujuan awal dari pembangunan pasar tersebut.

Dalam hal ini adapun sistematika terbitnya kebijakan tentang peraturan

terhadap Pembangunan Pasar Ikan di Keude Linteung adalah berdasarkan

keputusan dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Perkoperasian Kabupaten

Nagan Raya Nomor : 510/360/2006 tanggal 11 Agustus 2006 melalui anggaran

dari dana Otonomi Khusus. Keputusan itu di lakukan berdasarkan tujuan dari

pemerintah Kabupaten Nagan Raya dalam penyediaan Sarana dan Prasarana untuk

kesejahteraan masyarakat.

Adapun tahapan pembangunan pasar Ikan di Keude Linteung Kecamatan

Seunagan Timur Kabuapaten Nagan Raya melalui rapat yang dilakukan di Kantor

Bappeda Kabupaten Nagan Raya. Melalui rapat tersebut umumnya pemerintah

Kabupaten Nagan Raya menyetujui Pembangunan Pasar Ikan di Keude Linteung

Kecamatan Seunagan Timur Kabuapaten Nagan Raya berdasarkan tujuan untuk

kesejahteraan masyarakat yang dulunya daerah tersebut rawan konflik.

4.4.2. Faktor-faktor Pemerintah dan Kebijakan Pemerintah Sehingga Pasar

ikan di Keude Linteung belum difungsikan

Kebijakan pemerintah untuk memfokuskan agar pembangunan pasar ikan

untuk masyarakat berfungsi maka perlu kebijakan yang tepat agar sesuai dengan

tujuan dan sasaran dari pembangunan. Pembuatan kebijakan dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Hal penting yang turut diwaspadai dan selanjutnya dapat

diantisipasi adalah dalam pembuatan kebijakan sering terjadi kesalahan umum.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan kebijakan adalah:

1. Adanya pengaruh tekanan-tekanan dari luar


49

Tidak jarang pembuat kebijakan harus memenuhi tuntutan dari luar atau

membuat kebijakan adanya tekanan-tekanan dari luar. Dengan adanya

pihak dari luar yang menanyakan mengenai suatu kebijakan maka pihak

pemerintah akan membuat kebijakan atau tindakan tersebut.

2. Adanya pengaruh kebiasaan lama

Kebiasaan lama karena sebagai suatu yang salah dan perlu diubah.

Kebiasaan lama tersebut sering secara terus-menerus pantas untuk tidak

diikuti, terlebih kalau suatu kebijakan yang telah ada tersebut dipandang

memuaskan. Sehingga tidak adanya kebijakan yang tepat mengenai

masalah yang ada sekarang.

3. Tidak adanya kebijakan yang tepat

Faktor ini juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan hasil

dari kebijakan sehingga kebijakan atau tindakan dapat sesuai dengan

masalah yang dihadapi sekarang sehingga dengan adanya kebijakan yang

tepat maka akan menjadi penyelesaian suatu masalah.

4. Adanya pengaruh dari kelompok luar

Lingkungan sosial dari para pembuat keputusan atau kebijakan juga

berperan besar dimana jika ada pihak yang menanyakan akan masalah

kebijkan atau tindakan maka pihak para membuat kebijakan akan

memnerikan penjelasan sesuai dengan kebijakan yang sudah ada.

5. Adanya pengaruh keadaan masa lalu

Maksud dari faktor ini adalah bahwa pengalaman latihan dan pengalaman

sejarah pekerjaan yang terdahulu berpengaruh pada pembuatan kebijakan

atau keputusan. Misalnya, para pembuat kebijakan mengkhawatirkan


50

pelimpahan wewenang yang dimilikinya kepada orang lain karena takut

disalahgunakan sehingga para pembuat kebijakan lebih banyak yang

menggunakan kebijakan yang sudah lama hanya saja sidikit perubahan.

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat kita simpulkan bahwa setiap

kebijakan atau tindakan harus dibuat oleh pemerintah atau pihak yang

berwewenang sesuai dengan masalah yang sekarang. Kebijakan itu juga tidak

seharusnya dilakukan hanya sedikit perubahan dari kebijakan lama. Akan tetapi

hendaknya setiap kebijakan atau tindakan dibuat sesuai dengan keadaan yang

tepat dengan masalah yang dihadapi sehingga kebijakan yang dibuat akan

menghasilkan tujuan dari awal pembuat kebijakan tersebut. Dengan adanya

kebijakan yang tepat akan terselesainya suatu permasalahan dan akan tercapainya

tujuan dan sasaran.

Pemerintah memiliki peran penting dalam memfungsikan pasar ikan di

Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. Dimana

pemerintah yang berwewenang memiliki kewajiban untuk menyelesaikan masalah

sesuai dengan faktor yang menyebabkan tidak adanya kebijakan atau tindakan

yang menyebabkan pasar ikan di Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur

Kabupaten Nagan Raya tidak difungsikan sebagai tujuan dari awal pembangunan

sudah sesuai dengan harapan yang telah tetapkan.

Anda mungkin juga menyukai