Kondisi Fisik :
Kondisi iklim Kabupaten Bangli memiliki iklim tropis, suhu udara relatif rendah berkisar
antara 150 - 300C, semakin ke utara suhu semakin dingin. Angka curah hujan rata-rata tahunan
terendah adalah 900 mm dan tertinggi 3.500 mm. Penyebaran curah hujan relatif tinggi (2.500 - 3.500
mm) meliputi bagian utara (lereng Gunung Batur) dan semakin rendah ke arah selatan wilayah.
Curah hujan tertinggi terjadi bulan Desember Maret dan terendah pada bulan agustus.
Topografi wilayah Kabupaten Bangli berada pada ketinggian antara 100 2.152 meter dpl,
dengan puncak tertinggi adalah Puncak Penulisan. Secara umum rentang ketinggian wilayah
Kecamatan Susut (225 950 m dpl), Kecamatan Bangli (200 1.175 m dpl), Kecamatan Tembuku
(300 891 m dpl) dan Kecamatan Kintamani (100 2.152 m dpl) . Kelerengan wilayah bervariasi
antar wilayah kecamatan dan secara umum berada pada kondisi dataran sampai landai (0-15%)
seluas 12,11% dari luas wilayah, bergelombang (15-30%) seluas 21,7% dari luas wilayah, curam (30-
40%) seluas 18,18% dari luas wilayah dan sangat curam (>40%) seluas 48,01% luas wilayah. Kondisi
datar relatif hanya terdapat pada kawasan di kaki Gunung Batur, landai dan bergelombang pada
wilayah Kecamatan Susut, Bangli dan Tembuku sedangkan bergelombang dan curam serta sangat
curam pada wilayah Kecamatan Kintamani.
Hidrologi wilayah terdiri dari air permukaan dan air tanah. Air permukaan terdiri dari Danau
Batur dan beberapa sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Bangli. Jumlah potensi mata air di
Kabupaten Bangli tersebar di 88 buah titik di 42 desa dengan debit total 1.534,30 ltr/dt. Sungai-sungai
yang mengalir di wilayah umumnya pendek dan jenis alirannya bersifat ephemeral, yang sebagian
besar terletak di sebelah Utara, sedangkan yang mengalir ke bagian Selatan lebih panjang, aliran
sungainya kebanyakan bersifat perenmial. Sistem wilayah sungai merupakan bagian dari
pengelolaan Wilayah Sungai Bali-Penida (WS Strategis Nasional) pada sebagian Sub WS 03.01.01,
Sub WS 03.01.12, Sub WS 03.01.13, Sub WS 03.01.18, dan Sub WS 03.01.19 yang terdiri atas 1
(satu) buah danau dan 14 Daerah Aliran Sungai (DAS) 20 lintas wilayah, meliputi :
Administratif :
Secara administrasi Kabupaten Bangli, terbagi menjadi 4 wilayah kecamatan dan 72 desa/kelurahan
yaitu : Kecamatan Susut (9 Desa), Kecamatan Bangli (4 Kelurahan dan 5 Desa), Kecamatan Tembuku (6
Desa) dan Kecamatan Kintamani (48 Desa). Luas wilayah Kabupaten Bangli adalah 52.081 Ha atau
9,24% dari luas wilayah Provinsi Bali (563.666 Ha). Ibukota Kabupaten Bangli adalah Kawasan
Perkotaan Bangli, meliputi Kelurahan Kubu, Kelurahan Cempaga, Kelurahan Kawan dan Kelurahan
Bebalang. Data administrasi wilayah, jumlah desa dan luas wilayah dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Berdasarkan tabel 2.2 tersebut dapat dilihat bahwa luas wilayah Kecamatan Kintamani adalah 70,45%
dari luas wilayah Kabupaten Bangli dan bahkan merupakan kecamatan terluas di Provinsi Bali (6,51%
dari luas wilayah Provinsi Bali).
Peta 2.2 Administrasi Wilayah Kabupaten Bangli
Berdasarkan Peta 2.3, dapat dijelaskan bahwa :
Cakupan wilayah kajian Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman di Kabupaten Bangli
dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) meliputi 4 kecamatan
yaitu Kecamatan Bangli, Kecamatan Kintamani, Kecamatan Susut dan Kecamatan Tembuku.
2.2 Demografi
Berdasarkan Hasil Regestrasi penduduk, oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangli tahun
2011 jumlah penduduk di kabupaten bangli tercatat 216.017 jiwa, Jumlah penduduk tahun ini naik 0,13
persen dari sebelumnya 215.792 jiwa. Dengan luas wilayah 520,81 km2, kepadatan penduduk
kabupaten bangli pada tahun 2011 mencapai 415 jiwa/km2. Diantara kecamatan di Kabupaten Bangli,
Kecamatan Kintamani merupakan daerah yang berpenduduk terbesar dengan jumlah penduduk
mencapai 92.531 jiwa atau 42,85 persen dari seluruh penduduk Kabupaten Bangli. Berdasarkan
analisis data kependudukan, diperoleh jumlah penduduk per tahun yang terus mengalami peningkatan
dengan laju pertumbuhan 0.374% per tahun. Sedangkan data jumlah dan Kepadatan penduduk lima
tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Bangli tahun 2007-2011
Pn = Po + r (dn)
Berdasarkan analisis laju pertumbuhan penduduk tahun 2011 sampai 2018, diketahui bahwa angka rata-rata laju pertumbuhan penduduk untuk wilayah Kabupaten Bangli adalah 0. 5%
per tahun. Proyeksi penduduk didasarkan pada data jumlah penduduk tahun 2011 sebagai data awal proyeksi perencanaan. Pada tahun akhir perencanaan yaitu tahun 2018 proyeksi
penduduk mencapai 223.715 jiwa.
B BELANJA
2.1. Belanja Tidak Langsung 287.644.626.649,50 334.731.059.162,96 366.225.962.712,01 395.736.955.723,96 509.620.090.177,66 15,65
2.1.1
. Belanja Pegawai 227.589.665.938,50 275.042.470.793,00 305.727.750.189,00 345.288.249.856,97 411.795.654.395,20 16,05
2.1.2
. Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2.1.3
. Belanja Subsidi 165.000.000,00 165.000.000,00 165.000.000,00 1.415.000.000,00 1.165.000.000,00 184,98
2.1.4
. Belanja Hibah 5.357.557.800,00 15.064.012.732,00 7.022.750.974,00 6.479.550.000,00 20.350.419.000,00 83,53
2.1.5
. Belanja Bantuan Sosial 32.795.096.979,00 17.846.273.000,00 15.517.355.000,00 0,00 5.036.450.000,00 (39,66)
2.1.6
. Belanja Bagi Hasil kepada Propinsi/ 1.573.292.500,00 1.787.335.000,00 1.972.461.930,00 11,98
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
2.1.7
. Belanja Bantuan Keuangan kepada 21.737.305.932,00 25.615.927.377,96 35.104.500.549,01 40.555.934.116,99 68.300.104.852,46 34,71
Propinsi/Kabupaten dan Pem. Desa
2.1.8
. Belanja Tidak Terduga 0,00 997.375.260,00 1.115.313.500,00 210.886.750,00 1.000.000.000,00 101,64
Tabel 2.6. Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Bangli Tahun 2009 - 2013
TAHUN Rata-2
No. SKPD 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (6) (7)
1 PU-CK 10,62
7.427.700.672,00 7.559.621.125,00 8.412.080.571,00 9.835.852.000,00 11.067.375.000,00
1.a Investasi 5.975.700.545,00 6.032.000.125,00 6.688.953.850,00 7.834.567.000,00 8.563.442.000,00 9,57
.
1.b Operasi/Pemeliharaan (OM) 1.452.000.127,00 1.527.621.000,00 1.723.126.721,00 2.001.285.000,00 2.503.933.000,00 14,82
.
2 BLH 4,04
939.624.550,00 919.312.913,00 939.624.550,00 1.017.249.735,00 1.097.009.800,00
2.a Investasi 724.182.500,00 720.987.235,00 724.182.500,00 758.935.235,00 789.452.940,00 2,21
.
2.b Operasi/Pemeliharaan (OM) 215.442.050,00 198.325.678,00 215.442.050,00 258.314.500,00 307.556.860,00 9,91
.
3 BPMD 50,87
983.990.175,00 885.857.860,00 983.990.175,00 2.000.635.000,00 3.982.289.600,00
3.a Investasi 9.350.000,00 10.857.685,00 9.350.000,00 750.510.000,00 892.615.600,00 1.987,00
.
3.b Operasi/Pemeliharaan (OM) 974.640.175,00 875.000.175,00 974.640.175,00 1.250.125.000,00 3.089.674.000,00 44,14
.
4 Dinkes (4,83)
3.441.911.354,00 3.032.691.429,00 3.441.911.354,00 2.809.111.600,00 2.737.802.620,00
4.a Investasi 2.396.463.000,00 2.045.345.666,00 2.396.463.000,00 2.300.185.000,00 2.301.818.500,00 (0,36)
.
4.b Operasi/Pemeliharaan (OM) 1.045.448.354,00 987.345.763,00 1.045.448.354,00 508.926.600,00 435.984.120,00 (16,33)
.
5 Bappeda (10,93)
848.733.475,00 987.135.769,00 848.733.475,00 552.626.775,00 491.110.000,00
5.a Investasi 1.750.000,00 2.567.895,00 1.750.000,00 15.837.550,00 15.050.000,00 203,73
.
5.b Operasi/Pemeliharaan (OM) 846.983.475,00 984.567.874,00 846.983.475,00 536.789.225,00 476.060.000,00 (11,42)
.
6 Dinas Tata Kota 4,50
2.829.370.950,00 2.542.463.135,00 2.829.370.950,00 3.235.119.600,00 3.316.152.800,00
6.a Investasi 25.733.000,00 35.678.567,00 25.733.000,00 489.444.600,00 621.475.000,00 459,94
.
6.b Operasi/Pemeliharaan (OM) 2.803.637.950,00 2.506.784.568,00 2.803.637.950,00 2.745.675.000,00 2.694.677.800,00 (0,67)
.
7 SDA 211,61
143.567.226,00 154.675.000,00 104.737.110,00 1.110.425.875,00 119.930.000,00
7.a Investasi 0,00
.
7.b Operasi/Pemeliharaan (OM) 143.567.226,00 154.675.000,00 104.737.110,00 1.110.425.875,00 119.930.000,00 211,61
.
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+4+5+6+7) 16.614.898.402,00 16.081.757.231,00 17.560.448.185,00 20.561.020.585,00 22.811.669.820,00 8,50
9 Pendanaan Investasi Sanitasi Total 9.133.179.045,00 8.847.437.173,00 9.846.432.350,00 12.149.479.385,00 13.183.854.040,00 10,02
(1a+2a+3a+4a+5a+6a+7a)
10 Pendanaan OM 7.481.719.357,00 7.234.320.058,00 7.714.015.835,00 8.411.541.200,00 9.627.815.780,00 6,71
(1b+2b+3b+4b+5b+6b+7b)
11 Belanja Langsung 139.521.668.601,00 135.968.853.454,00 208.679.570.653,91 196.495.419.386,00 178.859.318.966,06 9,03
12 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja 11,91 11,83 8,42 10,46 12,75 4,18
Langsung (8/11)
13 Proposi Investasi sanitasi - Total 6,55 6,51 4,72 6,18 7,37 5,54
Belanja Sanitasi (9/8)
14 Proporsi OM Sanitasi - Total Belanja 5,36 5,32 3,70 4,28 5,38 2,56
Sanitasi (10/8)
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Bangli Tahun 2009 - 2013
TAHUN Rata-2
No SKPD
2009 2010 2011 2012 2013
.
1 Total Belanja Sanitasi Kab. Bangli 16.614.898.402,00 16.081.757.231,00 17.560.448.185,00 20.561.020.585,00 22.811.669.820,00 18.725.958.844,60
1 PDRB Harga Konstan (Rp.) 1.040.363.420.000,00 1.092.116.410.000,00 1.155.898.790.000,00 1.225.103.700.000,00 1.285.347.250.000,00 5,43
Pendapatan Perkapita
2 Kabupaten (Rp.) 4.871.436,28 5.071.284,86 5.258.650,88 5.568.653,18 5.787.412,38 4,41
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,71 4,97 5,84 5,99 4,92 (2,70)
2.4 Tata Ruang Wilayah
Kebijakan penataan ruang wilayah merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk
mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Bangli. Kebijakan dan Strategi penataan ruang
wilayah kabupaten Bangli berfungsi :
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Bangli dirumuskan berdasarkan : tujuan penataan
ruang wilayah kabupaten Bangli, karakteristik wilayah kabupaten Bangli, kapasitas sumber daya
wilayah kabupaten Bangli dalam mewujudkan tujuan penataan ruangnya dan ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait.
Mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan penataan ruang wilayah
provinsi Bali;
Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan;
Mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang diperkirakan akan timbul di
masa yang akan datang; dan
Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten Bangli disusun untuk mencapai tujuan yang telah
diuraikan, meliputi :
Kabupaten Bangli sebagai bagian dari Pulau Bali rentan akan adanya bencana alam, karena
kedudukan Pulau Bali pada pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia merupakan wilayah
teritorial yang sangat rawan terhadap bencana alam. Dilihat dari potensi bencana yang ada,
beberapa bencana yang berpotensi menimpa Kabupaten Bangli dapat dilihat pada, antara lain :
Kawasan rawan bencana tanah longsor adalah kawasan-kawasan yang mempunyai potensi
terjadinya gerakan tanah terutama pada kawasan-kawasan yang memiliki perbukitan dengan
kemiringan terjal. Sebaran kawasan rawan bencana tanah longsor di Pulau Bali terbagi menjadi 4
(empat) kategori yang disebut Zona Kerentanan Gerakan Tanah yaitu : sangat rendah, rendah,
menengah, dan tinggi. Kawasan yang dianggap termasuk rawan gerakan tanah rawan tanah lomgsor
adalah kawasan yang memiliki zona kerentanan gerakan tanah tinggi. Sebaran kawasan rawan
gerakan tanah di Kabupaten Bangli terutama terdapat pada kawasan yang memiliki kemiringan tanah
di atas 40% yang sebarannya terutama terdapat pada di seluruih dinding Kaldera Gunung Batur, baik
kaldera luar maupun kaldera dalam serta pada beberapa spot kawasan tersebar di wilayah
Kecamatan Kintamani lainnya serta di pinggir sungai. Kawasan-kawasan tersebut merupakan
kawasan yang termasuk dalam zona kerentanan geralan tanh tinggi.
Gunung berapi Gunung Batur terletak di Kecamatan Kintamani. Berdasarkan analisis data
dari Direktorat Vulkanologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, kawawan rawan bencana
alam letusan gunung berapi Gunung Batur hanya berada disekitar lembah Gunung Batur.
Berdasarkan uraian sejarah, terjadinya Bahaya Gas beracun dapat berupa mofet (CO dan
CO2), Solfatara (H2S, H2SO4) dan adanya gas beracun lainnya yang hanya muncul dan
terkonsentrasi di daerah kawah dan lubang letusan terutama bila keadaan cuaca buruk. Berdasarkan
data-data yang ada serta memperhatikan bentang alam kaldera Batur, maka kawasan rawan
bencana letusan gunung berapi Gunung Batur menjadi 3 ( tiga ) zona, terdiri atas :
Untuk Kabupaten Bangli, sejarah kegempaan yang ada tidak terlalu banyak, kecuali gempa
setempat terkait letusan gunung berapi batur yang berupa Gempa Vulkanik. Menurut Peta kawasan
rawan bencana gempa bumi di Bali yang diterbitkan oleh Departemen Energi Dan Sumber Daya
Mineral, Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kabupaten Bangli serta
data potenso Kawasan rawan bencana Provinsi Bali termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana
Gempa Bumi Menengah.
Kawasan rawan bencana kebakaran, terutama terjadi pada kawasan lahan kering dan
kawasan hutan. Pemicu terjadinya potensi kebakaran adanya pembakaran untuk pembukaan lhan
yang disengaja serta karena kondisi iklim dan cuaca yang merangsang terjadinya kebakaran.
Salah satu penyebab terjadinya kebakaran hutan adalah adanya hutan bervegetasi homogen
dan curah hujan rendah, serta dominasi pohon pinus yang mengeluarkan zat ektraktif yang mudah
terbakar. Kawasan hutan yang rawan kebakaran yaitu RPH Kintamani Barat, RPH Kintamani Timur
dan RPH Penelokan.
Peta 2.3 Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten Bangli
Berdasarkan Peta 2.3, dapat dijelaskan bahwa :
1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan Bangli, seluas kurang lebih 1.936 (seribu
sembilan ratus tiga puluh enam) ha, yang terdiri dari 4 kelurahan yaitu : Kelurahan Cempaga,
Kelurahan Kawan, Kelurahan Kubu, dan Kelurahan Bebalang; dan
2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) adalah kawasan perkotaan Kintamani, seluas kurang lebih
4.733 (empat ribu tujuh ratus tiga puluh tiga) ha, yang terdiri Desa Kintamani, Desa Batur Selatan,
Desa Batur Tengah, Desa Batur Utara dan Desa Bayunggede.
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri atas :
a. Kawasan Perkotaan Susut, seluas kurang lebih 2.039 (dua ribu tiga puluh sembilan) ha, meliputi
Desa Sulahan, Desa Susut dan Desa Selat;
b. Kawasan Perkotaan Tembuku, seluas kurang lebih 1.500 (seribu lima ratus) ha, meliputi Desa
Tembuku dan Desa Jehem;
c. Kawasan perkotaan Belantih-Catur, seluas kurang lebih 3.391 (tiga ribu tiga ratus sembilan puluh
satu) ha, meliputi Desa Catur, Desa Belantih, Desa Belanga, Desa Binyan, Desa Mengani, Desa
Batukaang, Desa Pengejaran dan Desa Daup; dan
d. Kawasan perkotaan Kayuamba, seluas kurang lebih 1.574 (seribu lima ratus tujuh puluh empat)
ha, meliputi Desa Tiga dan Desa Pengelumbaran.
4. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) terdiri atas :
a. PPL Dausa melayani kawasan perdesaan Desa Dausa, Desa Selulung, Desa Satra, Desa
Bantang, dan Desa Kutuh;
b. PPL Sukawana melayani kawasan perdesaan Desa Sukawana, Desa Siakin, Desa Subaya, Desa
Pinggan, dan Desa Belandingan;
c. PPL Manikliyu melayani kawasan perdesaan Desa Manikliyu, Desa Langgahan, Desa Lembean,
dan Desa Bayung Cerik;
d. PPL Bunutin melayani kawasan perdesaan Desa Bunutin, Desa Ulian, Desa Gunungbau, Desa
Awan, dan Desa Serahi:
e. PPL Katung melayani kawasan perdesaan Desa Katung, Desa Banua, Desa Mangguh, Desa
Belancan, Desa Bonyoh, dan Desa Abuan;
f. PPL Kedisan melayani kawasan perdesaan Desa Kedisan, Sebagian Desa Trunyan, sebagian
Desa Abangbatudinding, dan Desa Buahan;
g. PPL Sekardadi melayani kawasan perdesaan Desa Sekardadi dan Desa Sekaan;
h. PPL Songan melayani kawasan perdesaan Desa Songan A dan Songan B;
i. PPL Suter melayani kawasan perdesaan Desa Suter, Desa Abangsongan, Sebagian Desa
Trunyan,dan sebagian Desa Abangbatudinding;
j. PPL Pengotan melayani kawasan perdesaan Desa Pengotan, Desa Kayubihi, dan Desa Landih;
k. PPL Taman Bali melayani kawasan perdesaan Desa Taman Bali dan Desa Bunutin;
l. PPL Abuan melayani kawasan perdesaan Desa Abuan, Desa Demulih dan Desa Apuan; dan
m. PPL Yangapi melayani kawasan perdesaan Desa Yangapi, Desa Peninjoan, Desa Bangbang dan
Desa Undisan.
Peta 2.4 Pola Ruang Kabupaten Bangli
Berdasarkan Peta 2.4, dapat dijelaskan bahwa :
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah
kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi:
a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian
lingkungan dalam wilayah kabupaten;
b. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;
c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program pembangunan; dan
d. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.
Penyediaan sarana pendidikan untuk wilayah Kabupaten Bangli pada tahun 2011 dengan jumlah
fasilitas pendidikan TK yaitu 63 sekolah, SD yaitu 164 sekolah, SLTP yaitu 31 sekolah dan SMA yaitu 20
sekolah serta memiliki 2 perguruan tinggi yaitu Kampus Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) dan BPLP
Sekolah
No Kecamatan TK SD SLTP SLTA PT
Sekolah Murid Guru SekolahMurid Guru Sekolah Murid Guru Sekolah Murid Guru SekolahMuridGuru
1 Susut 14 304 47 30 4,041 230 6 1,624 113 2 987 127 - - -
2 Bangli 14 881 71 35 4,838 399 8 2,576 155 11 3,295 265 2 - -
3 Tembuku 13 317 49 29 3,714 237 5 1,728 150 3 607 77 - - -
4 Kintamani 22 373 68 70 11,341 547 12 3,987 283 4 1049 120 - - -
Jumlah 63 1,875 235 164 23,934 1,413 31 9,915 701 20 5,938 589 2 - -
Sumber : Bangli Dalam Angka 2012
Tingkat kemiskinan penduduk di wilayah Kabupaten Bangli berdasarkan data Tahun 2009 dan
2010 memperlihatkan peningkatan, dimana pada tahun 2009 dengan garis kemiskinan mencapai
194.886 Rp/kap/bln dengan jumlah penduduk miskinnya 11.393 orang dan pada tahun 2010 dengan
garis kemiskinan mencapai 215.607Rp/kap/bln dengan tingkat kemiskinan penduduknya 13.800 orang.
Tabel 2.10 Jumlah penduduk miskin per kecamatan di Kabupaten Bangli tahun 2011
No Kecamatan Jumlah Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk
Penduduk (Orang) miskin ( %)
1 Susut 43,031 2,316 5.38
2 Bangli 45,415 1,924 4.24
3 Tembuku 35,040 2,304 6.58
4 Kintamani 92,531 6,293 6.80
Total Bangli 216,017 12,837 5.94
Sumber : Data PPLS Prov. Bali tahun 2011
Berdasarkan data tabel 2.10 jumlah penduduk miskin di kabupaten bangli sebanyak 12.837
Jiwa, setara dengan 5,94 % jumlah total penduduk Kabupaten Bangli. Dengan jumlah kemiskinan
tertinggi berada di kecamatan kintamani sebesar 6.293 jiwa, setara dengan 6.80 % jumlah total
penduduk Kecamatan Kintamani.
Tabel 2.11 Jumlah rumah per kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2011
Jumlah rumah per kecamatan di kabupaten bangli di peroleh dengan asumsi bahwa setiap kepala
keluarga memiliki satu rumah, Sehinga diperoleh jumlah total rumah di Kabupaten Bangli Tahun 2011
adalah 50.912 rumah.
Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Bangli dapat dilihat dalam struktur organisasi, sebagaimana
tersebut dalam Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangli, Perda
Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten
Bangli, meliputi:
a. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga;
b. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan;
c. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
d. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
e. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
f. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
g. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum;
h. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
i. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
j. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan dan Perikanan Darat;
k. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan;
l. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Kota; dan
m. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung .
dan Perda Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bangli Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bangli, meliputi :
Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal;
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup;
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah;
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat;
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Ketahanan Pangan;
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan; dan
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah.
Secara lebih jelas bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dapat dilihat pada
gambar 2.1. Sedangkan bagan Susunan organisasi satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait
dengan bidang sanitasi dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.1. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Bangli
Gambar 2.2 Bagan susunan organisasi SKPD yang mempunyai tupoksi pembangunan sanitasi di Kabupaten
Bangli
BUPATI
WAKIL BUPATI
Sekda
Asisten
Perekonomian
dan
Pembangunan
BAPPEDA DINAS DINAS DINAS TATA BADAN BADAN BAGIAN BAGIAN
DAN KESEHATAN PEKERJAAN KOTA PEMBERDA LINGKUNGAN HUKUM DAN ADMINISTRASI
PENANAMAN UMUM YAAN MASYA HIDUP HAM KEMASYARAK
MODAL RAKAT DAN SEKRETARIAT ATAN HUMAS
PEMERINTAH DAERAH DAN
AN DESA PROTOKOL
SEKRETARIAT
DAERAH