Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi


Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Bab. Gambaran umum


lokasi pekerjaan

2.1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN


2.1.1. Letak Administratif dan Geografis Kabupaten
Halmahera Selatan
Kabupaten Halmahera Selatan adalah salah satu kabupaten
di Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini
terletak di Kota Labuha. Kabupaten Halmahera Selatan
memiliki luas wilayah 8779,32 km2 (22%) daratan dan luas
lautan sebesar 31.484,40 km2 (78%). Kabupaten Halmahera
Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku
Utara atau saat ini menjadi Kabupaten Halmahera Barat
berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 2003 tentang
pemekaran wilayah Kabupaten Maluku Utara. Kabupaten
Halmahera Selatan pada awal pembentukannya memiliki 9
kecamatan namun kini menjadi 30 kecamatan
Secara astronomi Kabupaten Halmahera Selatan terletak
antara 126° 45’ BT dan 129° 30’ BT dan 0° 30’ LU dan 2° 00’ LS.
Kabupaten ini merupakan wilayah kepulauan karena sebagain
besar wilayahnya berupa pulau yang dikelilingi perairan yaitu
Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan dipisahkan oleh
selat. Ada enam pulau utama diantara pulau-pulau kecil di
Kabupaten Halmahera Selatan yaitu Pulau Obi, Pulau Bacan,
Pulau Makian, Pulau Kayoa, Pulau Kasiruta dan Pulau Mandioli.

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 9
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Sisanya berada di bagian selatan semenanjung Pulau


Halmahera. Adapun batas-batas wilayah administrative
Kabupaten Halmahera Selatan adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Halmahera Barat dan Kota
Tidore Kepulauan
Sebelah Timur : Laut Halmahera
Sebelah Selatan : Laut Seram
Sebelah Barat : Laut Maluku
Kabupaten Halmahera Selatan dengan luas 8779,32 km2 Km2,
secara administrasi terbagi atas 30 (Tiga Puluh) kecamatan
dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 250 (Dua Ratus Lima
Puluh) desa definitif dan 6 (Enam) Unit Permukiman Transmigrasi
(UPT). Kecamatan dengan wilayah paling luas adalah
Kecamatan Obi Selatan dengan luas 1.083,34 Km2 atau sekitar
12,34 persen dari luas Kabupaten Halmahera Selatan.
Sedangkan kecamatan yang paling kecil luas wilayah
administrasinya adalah Kecamatan Laluin dengan luas 26,06
Km2 atau hanya sekitar 0,30 persen dari luas wilayah
kabupaten. Secara rinci, nama kecamatan, ibukota, luas
wilayah dan jumlah desa dari masing-masing kecamatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Luas Administratif Wilayah Kabupaten Halmahera
Selatan

Luas
Proporsi Jumlah
No Kecamatan Ibukota Wilayah
(%) Desa
(Km2)
1 Obi Selatan Wayaloar 1083,48 12,34 8
2 Obi Laiwui 1073,15 12,22 9
3 Obi Barat Jikohai 94,53 1,08 6
4 Obi Timur Sum 636,23 7,25 4
5 Obi Utara Madapolo 160,69 1,83 7

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 10
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Luas
Proporsi Jumlah
No Kecamatan Ibukota Wilayah
(%) Desa
(Km2)
6 Bacan Labuha 304,69 3,47 14
7 Mandioli Selatan Jikohai 138,81 1,58 6
8 Mandioli Utara Indong 96,79 1,10 6
9 Bacan Selatan Mandaong 169,21 1,93 10
Kep. Batang
10 Bajo 55,81 0,64 8
Lomang
11 Bacan Timur Babang 463,5 5,28 10
12 Bacan Timur Selatan Wayaua 321,13 3,66 7
13 Bacan Timur Tengah Bibinoi 276,28 3,15 7
14 Bacan Barat Indari 180,78 2,06 7
15 Kasiruta Barat Palamea 272,98 3,11 10
16 Kasiruta Timur Loleojaya 247,93 2,82 8
17 Bacan Barat Utara Yaba 264,94 3,02 8
18 Kayoa Guruapin 87,62 1,00 14
19 Kayoa Barat Busua 27,07 0,31 4
20 Kayoa Selatan Laluin 26,06 0,30 6
21 Kayoa Utara Laromabati 39,22 0,45 6
22 Pulau Makian Kota 55,5 0,63 15
23 Makian Barat Mateketen 35,54 0,40 7
24 Gane Barat Saketa 493,67 5,62 10
Gane
25 Gane Barat Selatan 252,55 2,88 8
Dalam
26 Gane Barat Utara Dolik 501,69 5,71 12
27 Kep. Joronga Kukupang 148,93 1,70 7
28 Gane Timur Maffa 656,72 7,48 19
29 Gane Timur Tengah Bisui 309,67 3,53 8
30 Gane Timur Selatan Gane Luar 304,15 3,46 5

Halmahera Selatan 8779,32 100,00 256

Sumber : Kab. Halmahera Selatan Dalam Angka, Tahun 2019

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 11
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Halmahera Selatan

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

2.1.2. Iklim dan Hidrologi


Seperti Halnya di wilayah Indonesi Bagian Timur, iklim di
Kabupaten Halmahera Selatan termasuk ke dalam iklim tropis
dengan dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau
dimana musim kemarau lebih panjang dari musim hujan.
Karakteristik iklim wilayah Kabupaten Halmahera Selatan,
beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata antara 1.000 mm
sampai dengan 2.000 mm. Curah hujan ini hampir merata di
Pulau Bacan dan sekitarnya, Pulau Obi dan sekitarnya serta
Halmahera bagian Selatan.
Berdasarkan tingkat curah hujan 1250 –3250 mm/tahun dengan
sebaran curah hujan di mayoritas wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan adalah 2250 mm/tahun dan curah hujan
tertinggi yaitu 3250 mm/tahun terjadi di dataran tinggi di Kec.
Obi, Kec. Obi Timur dan Kec. Obi Selatan.
Kondisi hidrologi (kondisi air permukaan dan air tanah)
Kabupaten Halmahera Selatan dipengaruhi oleh iklim, curah
hujan sertakeberadaan sungai dan danau. Berdasarkan
keberadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang telah
teridentifikasi, Kabupaten Halmahera Selatan memiliki 151 DAS
dan 5 buah danau (dengan 4 danau besar yang terdapat di
Kec. Gane Timur, Kec. Batan Timur dan Kec. Obi).
Sementara kondisi hidrogeologi di Kabupaten Halmahera
Selatan dibagi atas beberapa tipologi kondisi hidrogeologi
yaitu berdasarkan tipologi produktifitas aquifernya yang terdiri
atas
 Produktif. Setempat, akuifer produktif (Akuifer dengan
keterusan beragam ; umumnya air tanah tidak

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 13
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

dimanfaatkan karena dalamnya muka air tanah; debit


mata air umumnya < 10 l/det)
 Produktif rendah setempat. Akuifer dengan produktivitas
rendah setempat berarti (Umumnya keterusan sangat
rendah) setempat air tanah dangkal dalam jumlah yang
terbatas dapat diperoleh di lembah-lembah atau pada
zona pelapukan
 Produktif sedang. Akuifer produksi sedang (Aliran air tanah
terbatas padazona celahan, rekahan, & saluran pelarutan.
Debit sumur & mata air beragam dalam kisaran besar. Debit
mata air terbesar mencapai 100 l/det)
 Setempat produktif sedang. Setempat akuifer dengan
produktivitas sedang (Akuifer tidak menerus, tipis, dan
rendah keterusannya, muka air tanah umumnya dangkal,
debit sumur umumnya < 5 l/det)
 Tidak produktif dangkal. Daerah air tanah langka atau tak
berarti
Berdasarkan kondisi produktifitas aquifernya, Kabupaten
Halmahera Selatan sebagian besar wilayahnya memiliki
produktifitas aquifer rendah setempat. Wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan ang memiliki produktifitas aquifer tinggi
terdapat di Pulau Makian.
 Klasifikasi Iklim
Klasifikasi iklim merupakan suatu metode untuk memperoleh
efisiensi informasi iklim dalam bentuk umum. Sistim klasifikasi
iklim yang digunakan khususnya dalam keperluan praktis
penentuan laHan pertanian tanaman pangan adalah zona
iklim Oldeman serta zona iklim Scmidt Fergusson.
Gambaran kondisi iklim di lokasi Perencanaan berupa iklim

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 14
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

tropis basah yang dicirikan adanya musim penghujan dan


musim kemarau yang jelas. Musim penghujan dimulai pada
bulan oktober dan berakhir pada bulan Januari yang
merupakan awal dari musim kemarau.
Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan juga dipengaruhi
oleh dua musim yaitu: Musim Utara pada bulan Oktober-
Maret yang diselingi angin Barat dan Pancaroba pada
bulan April. Musim Selatan pada bulan September diselingi
angin Timur dan Pancaroba pada bulan Oktober. Menurut
klasifikasi Schmidt F.H dan J.H.A Ferguson (1951), secara
umum Kabupaten Halmahera Selatan beriklim Tipe A dan
Tipe B kecuali Saketa (Kecamatan Gane Barat) yang
bertipe C. Menurut Klasifikasi Koppen (1960) Kabupaten
Halmahera Selatan bertipe A kecuali Laiwui (Kecamatan
Obi) yang bertipe Am.
 Curah Hujan
Data iklim diperoleh dari Badan Pusat Statistik (Kabupaten
Halmahera Selatan Dalam Angka, Tahun 2019) yang
merujuk pada Stasiun Meteorologi Klas III Labuha. Selama
tahun 2018, Stasiun Meteorologi Klas III Labuha mencatat
suhu udara tertinggi terjadi pada bulan November yakni 34
0C dan terendah pada bulan Desember yaitu 20,2 0C.
Kelembaban Udara rata-rata mencapai 84%
Selama 2018 terjadi hari hujan sepanjang tahun dengan
intensitas beragam. Curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan April. Kecepatan angin maksimum tercatat mencapai
16 knot. Berikut adalah keadaan curah hujan, hari hujan
dan penyinaran matahari selama tahun 2018.

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 15
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Tabel 2.2 Curah Hujan dan hari Hujan di Kabupaten


Halmahera Selatan, Tahun 2018

Penyinaran
Curah Hujan Hari Hujan
Bulan Matahari
(mm) (Hari)
(%)

Januari 159 19 53,4


Februari 233 19 55,5
Maret 172 18 64
April 249 22 64,7
Mei 238 19 82,3
Juni 196 14 51,3
Juli 55 19 58,2
Agustus 48 9 65
September 23 10 74,3
Oktober 86 15 71,5
November 156 19 75
Desember 181 20 62,1
Sumber : Kab. Halmahera Selatan Dalam Angka, Tahun 2019

2.1.3. Geologi
Gambaran umum mengenai kondisi geologi, jenis batuan di
wilayah Kabupaten Halmahera Selatan mempunyai komposisi
yang sangat bervariasi, dimana terdiri dari batuan beku,
sedimentdan metamorf, karakteristik dan perebaran
batuannya tertentu sesuai dengan daerah pembentukannya
seperti: batuan beku di sebagian Pulau Makian sebagai hasil
dari erupsi Gunung Kie Besi, Batuan Sedimen di Pulau Kayoa,
Batuan Residual di sebagian Pulau Obi serta Batuan Skiss
Metamorf di sebagian Pulau Bacan dan sebagainya.

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 16
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Tekstur tanah adalah perbandingan ukuran partikel-partikel


kandungan tanah antara debu, tanah liat dan pasir dari satu
contoh tanah. Tekstur berpengaruh langsung terhadap unsur
hara, drainase dan kepekaan terhadap erosi. Juga sangat
berpengaruh terhadap pengelolaan tanah dan pertumbuhan
tanaman terutama dalam hal mengatur kandungan udara
dalam rongga tanah, persediaan dan kecepatan peresapan
air di daerah tersebut, dimana hal itu sangat berperan dalam
mudah tidaknya lapisan tanah diolah. Definisi tekstur dapat
diartikan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara Kualitatif, yaitu
menggambarkan halus, sedang dan kasar sedangkan secara
kuantitatif tekstur ini menggambarkan susunan relatif berat
fraksi-fraksi yaitu pasir, debu dan tanah liat. Berdasarkan data
struktur geologi, wilayah Kabupaten Halmahera Selatan
tersusun atas 20 jenis batuan yang dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 2.3 Jenis Batuan di Kabupaten Halmahera Selatan

No Jenis Batuan Luas (Km2)

1 Alluvium 1.010,92
2 Batuan Gunung Api Holosen 159,6
3 Batuan Gunung Api Neogen 148,7
4 Batuan Gunung Api Oligo-Miosen 1.648,94
5 Batuan Gunung Api Plio-Plistosen 44,07
6 Batuan Malihan 11,17
7 Batuan Terobosan 2,19
8 Batuan Ultramafik 397,6
9 Batu Gamping Terumbu 830,34
10 Formasi Anggai 200,4
11 Formasi Bacan 775,76
12 Formasi Fluk 94,55
13 Formasi Kayasa 7,06

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 17
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

No Jenis Batuan Luas (Km2)

14 Formasi Loleobasso 45,15


15 Formasi Obi 288,02
16 Formasi Woi 454,44
17 Komplek Malihan 262,52
18 Sediment Klastik Miosen 348,91
19 Sediment Klastik Neogen 1.365
20 Terobosan Tersier 42,25
21 Tidak Ada Data 48,72
Sumber : RPI2JM Kab. Halmahera Selatan, Tahun 2016
Struktur lipatan berupa sinklin dan antiklin terlihat jelas pada
Formasi Weda (Tmpw) yang berumur Miosen Tengah - Pliosen
Awal. Sumbu lipatan berarah utara – selatan, timur laut -barat
daya dan barat laut - tenggara. Struktur sesar terdiri dari sesar
normal dan sesar naik ; umumnya berarah utara-selatan dan
barat laut - tenggara. Petunjuk akan adanya banyak sesar di
Pulau Bacan diperoleh baik dari hasil pengamatan di lapangan
maupun pada potret udara. Sesar diduga terdapat di sepanjang
Sungai Sayoang yang mengalir dari barat laut ke tenggara dan
memisahkan daerah perbukitan bagian timur dan barat Pulau
Bacan bagian utara. Pada jalur sesar tersebut muncul batuan
terobosan granit/granodiorit berumur Tersier dan batuan gunung
api berumur Kuarter
2.1.4. Topografi
Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Halmahera memiliki
daerah landai yang cukup luas. Berdasarkan kondisi fisiknya, luas
wilayah Kabupaten Halmahera Selatan berdasarkan kelerengan
dapat dilihat pada tabel berikut.

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 18
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Tabel 2.4 Kondisi Kelerengan di Kabupaten Halmahera Selatan

No Type Lereng Tingkat Kemiringan Luas (Km2)

1 Datar 0 – 2o 4.615,55

2 Landai 2- 8o 861,47

3 Miring 8 - 15o 1.420,33

4 Curam 15 - 40o 956,8

5 Sangat Curam ˃ 40o 208,45

Sumber : RPI2JM Kab. Halmahera Selatan, Tahun 2014


2.1.5. Pola Penggunaan Lahan
Sesuai dengan keadaan dasar tanah dan keairan serta
kecendrungan pertumbuhan kota, pemanfaatan lahan di wilayah
Kabupaten Halmahera Selatan dapat dibagi menjadi dua, yakni
daerah-daerah dengan penggunaan lahan pemukiman dan non
pemukiman. Tata guna lahan pemukiman terutama tumbuh pada
sepanjang jalur-jalur utama dengan titik-titik simpul distribusi yang
biasanya dicirikan dengan meluasnya area-area terbangun (built
up area), yang terkonsentrasi pada wilayah bagian utara sampai
bagian timur. Adapun tata Guna lahan non pemukiman
didominasi oleh pemanfaatan lahan untuk tanaman pertanian
lahan kering.
Kawasan Hutan
Luas kawasan hutan berdasarkan padu serasi Tata Guna
Lahan dan Tata Ruang Kabupaten Halmahera Selatan,
kawasan hutan di Halmahera Selatan tercatat seluas
810.455,19 ha, terdiri dari 131.034,57 ha hutan lindung (HL),
178.134,64 ha hutan produksi terbatas (HPT), 185.404,54 ha
hutan produksi tetap (HP), 127.415,50 ha hutan produksi

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 19
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

konversi (HPK), 42.327,23 ha suaka alam (SA) dan konversi alam,


sisanya seluas 142.621,17 ha digunakan sebagai areal
penggunaan lain (APL) dan sebanyak 3.517,55 ha merupakan
perairan
Luas hutan di Kabupaten Halmahera Selatan diperkirakan
hanya sebagian kecil saja yang masih menyimpan banyak
jenis flora dan fauna. Berdasarkan fungsinya hutan di
Kabupaten Halmahera Selatan diklasifikasikan ke dalam 7
(Tujuh) kategori seperti disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2.5 Luas Fungsi Kawasan Hutan di Kabupaten Halmahera
Selatan, Tahun 2018

No Fungsi Luasan Ha)

1 Hutan Lindung (HL) 131.034,57


2 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 178.134,64
3 Hutan Produksi Tetap (HP) 185.404,54
4 Hutan Produksi Konversi (HPK) 127.415,5
5 Suaka Alam 42.327,23
6 Areal Penggunaan Lain (APL) 142.621,17
7 Perairan (Tubuh Air) 3.517,55
810.455,19

Sumber : Kab. Halmahera Selatan Dalam Angka, Tahun 2019

2.2. KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA


2.2.1. Sosial Kependudukan
Jumlah penduduk di Kabupaten Halmahera Selatan tergolong
kecil jika dibandingkan dengan luas wilayahnya. Hal ini
merupakan tantangan tersendiri bukan saja oleh pemerintah
daerah akan tetapi oleh seluruh komponen masyarakat, untuk
memberdayakan jumlah penduduk yang kecil tersebut sehingga
dapat melahirkan penduduk yang kreatif, inovatif serta mampu

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 20
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

membaca dan memanfaatkan peluang yang ada. Rata-rata Laju


pertumbuhan penduduk Kabupaten Halmahera Selatan tahun
2016 – 2017 adalah sebesar 1,71 % dan menurun menjadi 0,66 %
pada periode tahun 2017 - 2018.
Penduduk Halmahera Selatan pada tahun 2018 sebesar 228.771
jiwa, yang terdiri atas 116.367 jiwa laki-laki dan 112.404 jiwa
perempuan. Dengan luas wilayah Halmahera Selatan sekitar
8.779,32 kilometer persegi, rata-rata tingkat kepadatan penduduk
Halmahera Selatan sebesar 26 orang per kilometer persegi.
Kecamatan dengan penduduk terpadat adalah Kecamatan
Kayoa Selatan yakni sebanyak 241 orang per kilometer persegi
sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Obi Timur
dengan kepadatan 6 orang per kilometer persegi. Rasio jenis
kelamin di Halmahera Selatan sebesar 103,53 yang menandakan
jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk
perempuan. Secara lebih rinci, data kependudukan dapat dilihat
pada Tabel berikut ini :
Tabel 2.6 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Halmahera
Selatan Tahun 2018

Penduduk (Jiwa)
Luas Sex Kepadatan
No Kecamatan Laki-
(Km2) Perempuan Jumlah Ratio (Jiwa/Km2)
Laki
1 Obi Selatan 1083,48 6652 6448 13100 103,16 12,09
2 Obi 1073,15 8381 8091 16472 103,58 15,35
3 Obi Barat 94,53 2007 1936 3943 103,67 41,71
4 Obi Timur 636,23 1856 1813 3669 102,37 5,77
5 Obi Utara 160,69 4457 4440 8897 100,38 55,37
6 Bacan 304,69 13064 12460 25524 104,85 83,77
7 Mandioli Selatan 138,81 3222 3112 6334 103,53 45,63
8 Mandioli Utara 96,79 1747 1748 3495 99,94 36,11
9 Bacan Selatan 169,21 8567 8387 16954 102,15 100,20
10 Kep. Batang 55,81 3381 3276 6657 103,21 119,28

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 21
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Penduduk (Jiwa)
Luas Sex Kepadatan
No Kecamatan Laki-
(Km2) Perempuan Jumlah Ratio (Jiwa/Km2)
Laki
Lomang
11 Bacan Timur 463,5 6076 5716 11792 106,30 25,44
Bacan Timur
12 321,13 3729 3533 7262 105,55 22,61
Selatan
Bacan Timur
13 276,28 3151 2969 6120 106,13 22,15
Tengah
14 Bacan Barat 180,78 1985 1933 3918 102,69 21,67
15 Kasiruta Barat 272,98 2619 2420 5039 108,22 18,46
16 Kasiruta Timur 247,93 2229 2191 4420 101,73 17,83
Bacan Barat
17 264,94 2460 2279 4739 107,94 17,89
Utara
18 Kayoa 87,62 4403 4450 8853 98,94 101,04
19 Kayoa Barat 27,07 1928 1869 3797 103,16 140,27
20 Kayoa Selatan 26,06 3130 3153 6283 99,27 241,10
21 Kayoa Utara 39,22 1513 1482 2995 102,09 76,36
22 Pulau Makian 55,5 4898 4842 9740 101,16 175,50
23 Makian Barat 35,54 1962 1897 3859 103,43 108,58
24 Gane Barat 493,67 4359 4137 8496 105,37 17,21
Gane Barat
25 252,55 3207 3129 6336 102,49 25,09
Selatan
Gane Barat
26 501,69 3256 3247 6503 100,28 12,96
Utara
27 Kep. Joronga 148,93 2913 2775 5688 104,97 38,19
28 Gane Timur 656,72 4996 4692 9688 106,48 14,75
Gane Timur
29 309,67 2243 2113 4356 106,15 14,07
Tengah
Gane Timur
30 304,15 1976 1866 3842 105,89 12,63
Selatan
Halmahera
8779,32 116367 112404 228771 103,53 26,06
Selatan
Sumber : Kab. Halmahera Selatan Dalam Angka, Tahun 2019

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 22
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Tabel 2.7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Halmahera


Selatan Tahun 2018

Pertumbuhan
Jumlah Penduduk – Tahun
Penduduk
(Jiwa)
No Kecamatan (%)
2016 - 2017 -
2016 2017 2018
2017 2018
1 Obi Selatan 13015 13133 13100 0,91 -0,25
2 Obi 16040 16338 16472 1,86 0,82
3 Obi Barat 3899 3943 3943 1,13 0,00
4 Obi Timur 3644 3678 3669 0,93 -0,24
5 Obi Utara 8837 8918 8897 0,92 -0,24
6 Bacan 23973 24832 25524 3,58 2,79
7 Mandioli Selatan 6274 6339 6334 1,04 -0,08
8 Mandioli Utara 3401 3466 3495 1,91 0,84
9 Bacan Selatan 16117 16603 16954 3,02 2,11
Kep. Batang
10 6618 6677 6657 0,89 -0,30
Lomang
11 Bacan Timur 11155 11520 11792 3,27 2,36
Bacan Timur
12 7140 7241 7262 1,41 0,29
Selatan
Bacan Timur
13 5954 6068 6120 1,91 0,86
Tengah
14 Bacan Barat 3870 3916 3918 1,19 0,05
15 Kasiruta Barat 4966 5030 5039 1,29 0,18
16 Kasiruta Timur 4322 4394 4420 1,67 0,59
Bacan Barat
17 4625 4706 4739 1,75 0,70
Utara
18 Kayoa 8792 8873 8853 0,92 -0,23
19 Kayoa Barat 3760 3801 3797 1,09 -0,11
20 Kayoa Selatan 6254 6305 6283 0,82 -0,35
21 Kayoa Utara 2947 2987 2995 1,36 0,27
22 Pulau Makian 9665 9758 9740 0,96 -0,18
23 Makian Barat 3790 3845 3859 1,45 0,36
24 Gane Barat 8471 8533 8496 0,73 -0,43
Gane Barat
25 6204 6304 6336 1,61 0,51
Selatan
26 Gane Barat Utara 6463 6521 6503 0,90 -0,28
27 Kep. Joronga 5650 5702 5688 0,92 -0,25
28 Gane Timur 9558 9677 9688 1,25 0,11
29 Gane Timur 4261 4332 4356 1,67 0,55

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 23
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Pertumbuhan
Jumlah Penduduk – Tahun
Penduduk
(Jiwa)
No Kecamatan (%)
2016 - 2017 -
2016 2017 2018
2017 2018
Tengah
Gane Timur
30 3795 3840 3842 1,19 0,05
Selatan

Halmahera
223460 227280 228771 1,71 0,66
Selatan

Sumber : Kab. Halmahera Selatan Dalam Angka, Tahun 2019


Jumlah angkatan kerja di Halmahera Selatan Hasil survey
Angkatan kerja nasional 2018 adalah sebanyak 107.258 Angkatan
Kerja di Halmahera Selatan mencapai 107.258 jiwa dan bukan
angkatan kerja sebanyak 40.294 jiwa. Dari jumlah angkatan
tersebut diatas, yang tercatat bekerja yaitu 65,5% dengan
demikian maka 70,23 % angka kerja tersebut terdapat 4,73%
pencari Kerja.
2.2.2. Ekonomi Wilayah
Pembanguan daerah pada Hakekatnya dimaksudkan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang antara
lain ditempuh dengan mendorong laju pertumbuHan ekonomi
melalui peningkatan investasi, baik yang dilakukan oleh
pemerintah, masyarakat maupun swasta.
Nilai PDRB Halmahera Selatan Atas Dasar Harga Berlaku pada
Tahun 2017, mencapai 5,13 Triliun Rupiah. Secara nominal PDRB ini
mengalami kenaikan sebesar 774,5 Miliard Rupiah dari Tahun 2016.
Naiknya nilai PDRB ini dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di
seluruh Lapangan Usaha dan adanya inflasi.
Berdasarkan Harga Konstan 2010, angka PDRB juga mengalami
kenaikan dari 3,24 triliun Rupiah pada Tahun 2016 menjadi 3,76

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 24
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Triliun Rupiah pada Tahun 2017. Hal ini menunjukan bahwa selama
Tahun 2017 kabupaten Halmahera Selatan mengalami
pertumbuhan ekonomi sebesar 16,17 persen. Pertumbuhan pada
tahun 2017 lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi di tahun 2016. Kenaikan PDRB ini murni disebabkan oleh
meningkatnya produksi hampir di seluruh Lapangan Usaha dan
tidak dipengaruhi oleh adanya inflasi.
Selama lima tahun terakhir (2013 – 2017) struktur perekonomian
Halmahera Selatan didominasi oleh lima katagori Lapangan
Usaha, yaitu; Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Administrasi
Pemerintahan; Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; serta
Pertambangan dan Penggalian. Hal ini dapat dilihat dari peranan
masing-masing Lapangan Usaha terhadap pembentukan PDRB
Halmahera Selatan.
Peran terbesar dalam pembentukan PDRB Halmahera Selatan
pada tahun 2017 dihasilkan oleh Lapangan Usaha Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan dengan konstribusi sebesar 31,09
persen. Selanjutnya Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 17,33 persen,
disusul oleh Industri Pengolahan sebesar 17,16 persen. Berikutnya
Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib sebesar 9,85 persen dan Lapangan Usaha
Pertambangan dan Penggalian sebesar 7,29 persen
Selama tahun 2018 realisasi penerimaan Kabupaten Halmahera
Selatan adalah 1.333,83 miliar rupiah yang terdiri dari Pendapatan
Asli Daerah sebesar 31,50 miliar rupiah, Pendapatan Transfe
rsebesar 1.264,60 miliar rupiah, dan dari Pendapatan Lain-lain
yang Sah sebesar 37,73 miliar rupiah

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 25
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

PDRB Halmahera Selatan seri 2010 atas Dasar Harga Berlaku


Menurut Lapangan Usaha pada tahun 2018 tercatat sebesar
6.319,52 miliar rupiah. PDRB Halmahera Selatan seri 2010 atas
dasar harga konstan pada tahun 2018 adalah sebesar 4.340,35
miliar. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Halmahera
Selatan pada tahun 2016 adalah 15,38 persen.
2.2.3. Kondisi Sosial Budaya
Penduduk Halmahera Selatan masih memegang teguh adat
istiadatnya dengan baik. Hal ini tercermin dalam budaya,
kebiasaan, bentuk rumah tempat tinggal dan cara berpakaian.
Sebagian besar penduduk Halmahera Selatan berasal dari Suku
Bacan, Ternate, Makian, Bugis, Tobelo Galela dan Buton.
Mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil lainnya beragama
Kristen Protestan. Bahasa yang lazim digunakan adalah bahasa
Pasar atau Indonesia Pasar dengan logat serta dialek yang tidak
jauh berbeda antara suku satu dengan lainnya. Masyarakat
Halmahera Selatan cukup terbuka terhadap pendatang namun
memiliki karakter yang tegas. Satu prinsip yang dijunjung tinggi
orang-orang Bacan, yakni Saruma. Prinsip ini seakan menuntun
masyarakat keluar dari konflik, menyatukan perbedaan-
perbedaan suku hingga agama. Menyatukan bukan berarti
menyeragamkan warna-warni kenyataan, melainkan berlaku
layaknya rumah yang menaungi semua anggota keluarga.
Kehidupan masyarakat masih bergantung dan memanfaatkan
alam, misalnya untuk kebutuhan air di cukupi dengan adanya air
sungai dan mata air, bagi masyarakat yang mampu, ada juga
yang membuat sumur.

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 26
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

2.2.4. Kondisi Pemukiman


Perumahan dan pemukiman di luar pulau Jawa pada umumnya
relatif masih jarang, Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi
alam dan topografi, seperti Halnya Halmahera Selatan dengan
wilayah yang luas dihuni oleh jumlah penduduk yang sedikit. Pola
dan orientasi perumahan dan pemukiman tidak terlepas dari
kultur social budaya yang terjadi, demikian pula pengelompokan
bangunan rumah cenderung mendekati tempat kerja / tempat
melakukan kegiatan oleh karenanya terjadi pengelompokkan
kecil dan tersebar. Ditinjau dari kategori bangunan yang ada di
Kabupaten Halmahera Selatan menunjukkan bahwa bangunan
masih didominasi oleh kategori bangunan bukan permanen,

2.3. KONDISI PRASARANA DAN SARANA


2.3.1. JARINGAN JALAN DAN TRANSPORTASI.
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian. Usaha pembangunan
yang makin meningkat menuntut adanya transportasi untuk
menunjang mobilitas penduduk dan kelancaran distribusi barang
dari dan ke suatu daerah. Panjang jalan di Kabupaten
Halmahera Selatan pada tahun 2018 adalah sepanjang 958,80
km. Dilihat dari jenis permukaannya, 102.80 km jalan jalan di
Kabupaten Halmahera Selatan merupakan aspal, 245,94 km
jalan kerikil.
Sementara itu, dalam aspek perhubungan laut, pada Tahun
2018, jumlah penumpang yang berangkat dari pelabuhan
Babang adalah sebanyak 92.866 orang dan yang
datangsebanyak 86.263 orang. Sedangkan jumlah barang yang

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 27
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

dibongkar tercatat sebesar 50.897.000 kg dan yang dimuat


sebanyak 36.742.000 kg
Selain transportasi darat dan laut, transportasi udara di
Kabupaten Halmahera Selatan juga berjalan cukup dinamis.
Pada tahun 2018 tercatat 19.576 penumpang yang berangkat
dan 19.227 penumpang datang melalui bandar udara Oesman
Sadik Labuha. Arus barang yang dibongkar melalui bandar
udara Oesman Sadik Labuha tercatat 119.452 kg bagasi.
Sedangkan barang yang dimuat melalui bandar udara Oesman
Sadik Labuha tahun 2018 tercatat 97.163 kg bagasi.
2.3.2. FASILITAS PENDIDIKAN.
Fasilitas pendidikan Kabupaten Halmahera Selatan relatif cukup
merata terutama untuk SD dan SMP Pada tahun 2018,
Halmahera Selatan memiliki 315 sekolah dasar (SD/MI), 145
sekolah menengah pertama (SMP/MTS) dan 93 sekolah
menengah tingkat atas (SMA/SMK/MA) yang tersebar di 30
kecamatan. Jumlah murid terbanyak ada pada jenjang sekolah
dasar (SD) yang mencapai 33.716 orang. Jumlah murid ini
menurun di banding tahun sebelumnya yang mencapai 37.471
orang. Rasio murid guru terbesar ada pada jenjang SD yaitu rata-
rata seorang guru mengajar 22 murid
2.3.3. FASILITAS KESEHATAN.
Kelengkapan fasilitas kesehatan di Halmahera Selatan pada
Tahun 2018 terdapat 3 rumah sakit, 32 puskesmas dan 27
puskesmas pembantu (pustu). Dari sisi tenaga medis Halmahera
Selatan mempunyai 33 dokter, 265 perawat, 436 bidan dan, 38
tenaga farmasi, 41 ahli gizi, 30 tenaga sanitasi, dan 126 tenaga
kesehatan masyarakat. Khusus untuk pelayanan kesehatan ibu
dan anak terdapat 333 posyandu dan 131 unit polindes.

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 28
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) menunjukkan


bahwa terdapat sebanyak 25.270 akseptor KB aktif pada tahun
2018. Para akseptor aktif cenderung menggunakan alat
kontrasepsi Suntikan (15.041 akseptor) dan Pil (3.515 akseptor).
Kedua metode ini digunakan lebih dari 75 persen akseptor aktif.
2.3.4. Air Bersih
Kebutuhan air bersih bagi penduduk diperoleh melalui air bersih
dari mata air, sungai dan air hujan. Sumber air bersih dari BPAM
menggunakan perpipaan yang di ambil dari mata air dan sumur
pompa, tingkat jangkauan pelayanan relatif masih terbatas, Hal
tersebut mengingat kondisi fisik yang bergelombang dan
sebaran rumah penduduk dalam kelompok-kelompok kecil
sehingga menyulitkan pendistribusiannya. Air bersih sebagai
kebutuhan vital bagi masyarakat khususnya di pedesaan sangat
mendesak. Penduduk dalam memenuhi kebutuhan air bersih,
sebagaian besar diperoleh dari sumber mata air, selain itu
melalui pembuatan sumur, disusul air bersih dari BPAM.
2.3.5. Jaringan Listrik
Jaringan Listrik di Kabupaten Halmahera Selatan dilayani oleh
Sumber daya berupa PLTD yang berlokasi menyebar di beberapa
wilayah, jangkauan pelayanan listrik ini baru sampai daerah
perkotaan (ibukota Kecamatan dan sekitarnya) adapun untuk
dareah pedesaan belum terjangkau oleh listrik yang dikelola PLN.
Banyaknya desa yang sudah menggunakan listrik sebagai sumber
penerangan utamanya sebanyak 189 desa dari 256 desa yang
ada (75,30 persen). Banyaknya pelanggan Listrik PLN di
Kabupaten Halmahera Selatan pada tahun 2018 adalah 22.963
pelanggan

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 29
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

2.3.6. Jaringan Telpon


Untuk pelayanan komunikasi dilayani oleh telepon kabel dan
telepon seluler, dengan kemajuan teknologi bahwa pelayanan
komunikasi sudah menjangkau ke tiap-tiap kecamatan melalui
telepon seluler.

2.4. ARAHAN STRUKTUR RUANG


2.4.1. Arahan Pusat-Pusat Pertumbuhan
Pusat - pusat pertumbuhan di Kabupaten Halmahera Selatan
ditentukan olet pusat kegiatan perkotaan dalam skala regional
dan perkotaan yang secara langsung mempengaruhi sistem
perkotaan di Kabupaten Halmahera Selatan. Adapun pusat
kegiatan perkotaan di Kabupaten Halmahera Selatan adalah :
a. Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan (PKW) adalah kota
Labuha yang berfungsi sebagai
 Pusat Pemerintahan
 Pusat pengembangan perdagangan dan jasa
 Pusat pengembangan agroindustri
 Pusat pengembangan pariwisata
 Pusat pengembangan ketenagalistrikan
 Pusat pengembangan pusat informasi
 Pusat pengembangan industry rumah tangga
b. Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKL) adalah kota
Indari dan Yaba yang berfungsi sebagai:
 Pusat pengembangan agroindustri
 Pusat Pengembangan Pariwisata
 Pusat pengembangan Minapolitan
 Pusat pengembangan industry rumah tangga

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 30
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah Pusat-Pusat SKP yang


dikembangkan sebagai kawasan Perkotaan, yang berfungsi
a.l. sebagai :
 Pusat pengembangan agropolitan
 Pusat Pengembangan Minapolitan
 Pusat Pengembangan industri rumah tangga

d. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah pusat-pusat


permukiman dari SP-SP transmigrasi yang ada dan yang
direncanakan serta desa-desa lokal/tempatan di setiap SKP,
terutama yang mempunyai kategori sebagai desa utama atau
desa madya.
2.4.2. Hirarki Pusat - Pusat Pengembangan
Pusat pengembangan yang dimaksud dalam Hal ini adalah
pusat pertumbuHan wilayah pengembangan transmigrasi yang
memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan perekonomian dan
pelayanan sosial bagi daerah sekitarnya dan daerah hinterland-
nya. Sabagai langkah untuk mengembangkan wilayah secara
merata maka ditentukan pusat-pusat pengembangan yang
dianggap signifikan akan berfungsi dan berperan penting di
dalam pembangunan wilayah pengembangan permukiman
transmigrasi. Pusat-pusat pertumbuhan WPT ini secara hirarkis
akan berada setingkat di bawah kota Labuha .
Apabila kota Labuha dalam lingkup propinsi merupakan kota
orde kedua di bawah kota Ternate, ibukota provinsi Maluku
Utara, yang memiliki orde kesatu, maka pusat WPT akan menjadi
pusat orde ketiga setingkat dibawah kota Labuha sebagai kota
orde kedua. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam hirarki
pusat-pusat pengembangan antara lain :

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 31
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

1. Sebaran Konsentrasi Permukiman dan Sistem Perkotaan


Sistem kota-kota di Kabupaten Halmahera Selatan dapat
dilihat dari jumlah penduduk dan kedudukan kota secara
administrasi dan fungsional. Hirarki pusat-pusat permukiman
dapat ditentukan dengan kelengkapan fasilitas yang dimiliki
yang secara prinsip memperlihatkan hiraki dan fungsi sesuai
dengan kelengkapan fasilitas yang ada.
2. Fungsi Kota
Kota-kota yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan
mempunyai peran atau fungsi tersendiri. Salah satu dari fungsi
kota tersebut adalah untuk melayani wilayah belakangnya,
baik dalam sektor perekonomian, jasa maupun pelayanan
pemerintaHan sehingga segala keperluan wilayah
belakangnya dapat terpenuhi.
3. Analisis Pertumbuhan Permukiman
PertumbuHan permukiman yang terjadi di wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan sudah mulai dirasakan perkembangannya
berupa konversi atau penetrasi kawasan permukiman ke
penggunaan laHan lain, seperti persawahan dan hutan
maupun kawasan Lindung.
4. Fungsi Permukiman
Permukiman transmigrasi adalah pemindahan penduduk dari
suatu daerah ke daerah baru, atau dengan kata lain
pembukaan daerah baru untuk dijadikan permukiman. Fungsi
permukiman adalah untuk menghindari terjadinya kepadatan
penduduk yang tinggi di suatu daerah/wilayah baik yang
diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk secara alami
maupun oleh migrasi, untuk memanfaatkan laHan dan
sumber daya alam yang ada di daerah tersebut dan untuk

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 32
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

menjamin kesejahteraan sosial dan lingkungan yang lebih


layak. Melalui pendekatan pembangunan WPT dan LPT, maka
akan lebih mendorong akselerasi perkembangan wilayah di
Kabupaten Halmahera Selatan
Dari asumsi dan pendekatan serta berdasarkan fakta dan pengamatan
lapangan, kota-kota kecamatan atau pusat-pusat permukiman yang
berkembang di Kabupaten Halmahera Selatan, maka dapat diketahui
bahwa dalam lingkup Kabupaten Halmahera Selatan, pusat-pusat
pertumbuhan yang ada dan sudah berkembang, maupun pusat-pusat
pertumbuhan yang akan dibangun melalui pengembangan
permukiman transmigrasi di WPT Pulau Bacan, dapat diklasifikasikan
menjadi 3 hirarki kota, yaitu :
 Kota Labuha, dalam lingkup propinsi merupakan kota orde kedua,
tetapi dalam lingkup kabupaten sebagai Ibukota kabupaten,
merupakan pusat pengumpul distribusi Hasil-Hasil pertanian sekaligus
sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, sosial ekonomi
masyarakat. Sehingga dalam struktur tata ruang Kabupaten, Kota
Labuha ini diarahkan sebagai Kota Hirarki I
 Kota Indari ( ibukota Kecamatan Bacan Barat ) dan Yaba ( ibukota
kecamatan Barat Utara), yang saat ini berkembang sebagai pusat
sekunder atau pendukung dari Kota Labuha, yang aktifitasnya saat
ini menunjukkan adanya kegiatan distribusi dan perdagangan Hasil-
Hasil pertanian dan perkebunan. kota tersebut diklasifikasikan
sebagai Kota Hirarki II
Sedangkan untuk kota-kota yang mencerminkan kota Hirarki III adalah
kota-kota yang diarahkan pengembangannya sebagai pusat satuan
kawasan pengembangan yang merupakan kota-kota pendukung kota
hirarki II, yang fungsinya sebagai pusat pengumpul dari kawasan
perdesaan atau daerah belakang (hinterland) di Kabupaten Halmahera

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 33
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Selatan. Pusat-pusat SKP yang akan direncanakan sebagai bagian dari


WPT, akan menjadi pusat yang memiliki orde III.
Jika dilihat dari kondisi eksisting wilayah perencanaan, maka terdapat 2
(dua) konsep yang dapat diterapkan dalam menentukan arahan
pengembangan Wilayah Pengembangan Transmigrasi di Kabupaten
Halmahera Selatan, yaitu :
Konsep kutub pertumbuHan (Growth pole) dari Perroux, dengan
mengambil kota Labuha sebagai Pusat Pengembangan Ekonomi (
PPE), yang diHarapkan dapat terjadi penjalaran dan penetesan
(spread dan trickling down) dan penarikan dan pemusatan (Back
wash and polarization) perkembangannya ke pusat-pusat di
bawahnya. Yaitu dengan memberikan investasi kepada PPE Pulau
Bacan, dengan asumsi bahwa jika kegiatan terkonsentrasi dalam
suatu ruang, maka konsentrasi tersebut akan menimbulkan external
economics yang mengakibatkan bertambahnya kegiatan baru
pada kawasan PPE-PPE tersebut.
Proses ini mempertinggi aglomerasi ekonomi. Semakin besar konsentrasi,
semakin banyak penduduk, semakin banyak kegiatan, semakin banyak
kebutuhan barang dan jasa bagi Kawasan Pulau Bacan . Gejala ini
memberikan penjalaran dan penetesan kepada wilayah sekitarnya.
 Konsep agropolitan dari Friedmann, yang berprinsip desentralisasi
dan mengikutsertakan sebagian besar penduduk dalam
pembangunan. Dalam konsep ini wilayah perdesaan yang tadinya
tertutup diusaHakan lebih terbuka. Misalnya dengan menyebarkan
berbagai industri kecil di wilayah perdesaan, mengembangkan
prasarana dan sarana wilayah, sehingga diHarapkan terjadi suatu
kota diwilayah pedesaan (agropolis). Dengan demikian penduduk
perdesaan dapat meningkat pendapatannya dan mendapatkan
pelayanan prasarana dan sarana sosial ekonomi dalam

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 34
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

jangkauannya. Kota - kota di wilayah pedesaan ini dapat


dikembangkan di pusat-pusat SKP yang memiliki potensi
pengembangan komoditi unggulan yang sesuai.

Dari konsep pengembangan tersebut di atas, untuk menentukan arahan


stuktur Wilayah Pengembangan Transmigrasi di Kabupaten Halmahera
Selatan, maka kedua konsep pengembangan wilayah tersebut
digabungkan, yaitu dengan mengembangkan Labuha sebagai growth
pole (pusat pertumbuhan) dan juga mengembangkan pusat
pertumbuhan wilayah lainnya secara bersama-sama.

Konsep rencana pemanfaatan ruang yang diterapkan adalah Fleksible


zoning, artinya dalam bentuk ruang (spatial) peruntukan yang dimaksud
tidak bersifat mutlak, dalam kondisi tertentu, pemasukan aktivitas lain
terhadap kawasan yang telah ditetapkan asal tidak merubah fungsinya.

Pulau Bacan merupakan Pusat Pengembangan Ekonomi yang


diHarapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan dan pusat
perdagangan bagi Wilayah Pengembangan Transmigrasi di Kabupaten
Halmahera Selatan, dimana peran yang akan menonjol adalah sebagai
pusat kegiatan penunjang (hierarkhi II) dalam kedudukannya sebagai
pusat pengembangan ekonomi yang akan di arahkan sebagai pusat
distribusi barang dan jasa. Selain itu juga mengembangkan pusat - pusat
kegiatan dibawahnya yaitu di 5 calon pusat SKP di WPT Pulau Bacan.
Dengan mengembangkan prasarana dan sarana sosial ekonomi,
sehingga Pulau Bacan mampu berfungsi sebagai Kawasan Perkotaan
Baru (KPB) sebagai pusat WPT Pulau Bacan yang melayani wilayah
hinterlandnya dan berfungsi sebagai pusat kegiatan lokal (PKL) bagi

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 35
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

unit-unit permukiman transmigrasi dan desa-sesa di sekitarnya sesuai


araHan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Halmahera Selatan.

2.5. ARAHAN STRUKTUR RUANG WPT


Berdasarkan kriteria Status Hutan, Kesesuaian LaHan, kondisi
Penggunaan Lahan dan Legalitas Lahan berupa Hak Pengelolaan
Lahan (HPL) Transmigrasi yang dikeluarkan oleh Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Halmahera Selatan, serta SK.
Bupati Halmahera Selatan dan Rekomendasi Gubernur Maluku
Utara tentang Pencadangan Areal Transmigrasi di wilayah
Kabupaten Halmahera Selatan, maka dapat diarahkan
pembentukan Struktur Ruang WPT Pulau Bacan, yang terdiri dari 6
(Enam) SKP, satu diantaranya ditetapkan sebagai kawasan
perkotaan Baru (KPB) yang berfungsi sebagai Pusat WPT Pulau
Bacan
2.6. GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAN
2.6.1. LOKASI PERENCANAAN
Lokasi jasa pelayanan ini berada di wilayah Kabupaten
Halmahera Selatan yang sangat membutuhkan penangan
secepatnya. Lokasi Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
antara lain : Desa Amasing.
Lokasi desa ini berada di Sepanjang 1.5 Km Kali Inggoi Kecamatan
Bacan Selatan.

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 36
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

Peta Lokasi Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi

2.6.2. REGIONAL KONTEKS


a. Aksesibilitas Eksternal Kabupaten Halmahera Selatan
Aksesibilitas sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana dan
prasarana transportasi. Ketersediaan sarana dan prasarana
transportasi yang sangat dominan di Kabupaten Halmahera
Selatan adalah sarana dan prasarana transportasi darat serta
laut. Hal ini dikarenakan kondisi geografis dari Kabupaten
Halmahera Selatan yang merupakan kepulauan, Sarana
transportasi udara tersedia di Labuha, ibukota Kabupaten
Halmahera Selatan. Karena tingkat efisiensinya mulai tinggi
maka sarana perhubungan udara di layani oleh maskapai
penerbangan (Wings air serta Trans Nusa) yang melayani jalur
Ternate – Labuha pp. Frekwensi jalur pelayanan udara dari
Ternate menuju Halmahera Selatan dilayani setiap Hari. Jalur

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 37
LAPORAN PENDAHULUAN
Perencanaan Teknis Normalisasi Kali Inggoi
Kabupaten Halmahera Selatan Tahun 2021

perhubungan darat merupakan jalur yang padat dan sangat


diminati, Dengan demikian pergerakan manusia menjadi
aspek yang dominan, selain pergerakan barang, dengan
menggunakan sarana dan prasarana transportasi darat serta
laut.
b. Pusat-Pusat Pertumbuhan di Sekitar dan di dalam Kabupaten
Halmahera Selatan
Dalam konteks interregional Pusat-pusat pertumbuhan di sekitar
Kabupaten Halmahera Selatan dikategorikan menjadi
beberapa Pusat Kegiatan Nasional dan Pusat Kegiatan
Wilayah. Pusat Kegiatan nasional adalah Kota Ternate dan
Pusat Kegiatan Wilayah adalah kota Labuha. Kota Ternate
sebagai kota orde I di provinsi Maluku Utara menjadi orientasi
pengembangan dari kota - kota orde II yaitu kota Labuha .
Sedangkan antara kota-kota orde II akan saling berinteraksi
secara timbal balik terutama untuk memenuhi supply-demand
produk-produk yang dibutuhkan.

PT. Delineasi Rupabumi Konsultan


Bab II - 38

Anda mungkin juga menyukai