Bagian IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Kabupaten Luwu Utara hasil pemekaran wilayah tahun 2003 (untuk selanjutnya
cukup disebut Kabupaten Luwu Utara) terletak pada posisi 2o30’11”-30o37’30”
Lintang Selatan dan 119o41’15”-121o43’11”.
Secara administratif, berbatasan dengan:
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Poso;
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Luwu Timur;
Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Bone dan kabupaten Luwu; dan
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Tana
Toraja.
Berikut ini tabel dan gambar peta yang memperlihatkan luas wilayah Kabupaten
Luwu Utara dirinci tiap kecamatan.
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 1
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Tabel: 4.1.
Luas dan Pembagian Daerah Administrasi di Kabupaten Luwu Utara
NO KECAMATAN LUAS (KM2) PERSENTASE (%)
1 Sabbang 525.08
7.00
2 Baebunta 295.25 3.94
3 Malangke 350.00
4.67
4 Malangke Barat 93.75 1.25
5 Sukamaju 255.48
3.41
6 Bone-bone 277.33 3.70
7 Masamba 1.068.85
14.25
8 Mappedeceng 275.50
3.67
9 Rampi 1.565.65 20.87
10 Limbong 686.50
9.15
11 Seko 2.109.19 28.11
LUAS TOTAL 7.502.58 100.00
Sumber: kab. Luwu Utara Dalam Angka, Tahun 2011
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 2
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 3
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa topografi datar hingga berombak dapat
dijumpai di wilayah sekitar jalan poros Trans Sulawesi hingga perairan Teluk
Bone, sedangkan topografi berbukit hingga bergunung dapat dijumpai di bagian
barat dan utara jalan poros Trans Sulawesi.
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 4
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
c. Geologi
Kondisi geologi Kabupaten Luwu Utara dilihat dari segi stratigrafi batuannya
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Batuan alluvium dan endapan pantai memiliki komposisi yang terdiri dari
liat marin, pasir, kerikil, dan terumbu karang. Jenis batuan ini tersebar di
Kecamatan Baebunta, Malangke, Malangke Barat, Sukamaju, Bone-Bone.
2) Batuan Endapan Danau (Lake Deposits)
Batuan endapan danau memiliki komposisi yang terdiri dari pasir, liat, dan
kerikil, sebagian berkonsolidasi dengan fosil tumbuhan, ikan, dan moluska,
diduga dahulu sebagai bagian dari laut. Batuan endapan danau tersebar di
Kecamatan Rampi, Limbong, dan Seko.
3) Celebes Molasse
Celebes Molasse adalah batuan khas yang ada di daerah Sulawesi yang
mengandung bahan-bahan konglomerat, sandstone, claystone, dan marl
yang diselubungi oleh batuan kapur. Batuan Celebes Molasse tersebar di
Kecamatan Sukamaju, Bone-Bone.
4) Batuan intrusive (Intrusive Rocks)
Batuan intrusive terdiri dari mineral utama diorit, porphyry, syenit, trachyte,
gabro, adamilit, monzonit, phonolit, dolerit, dan kentalenit. Batuan ini
tersebar di Kecamatan Mappedeceng, dan Rampi.
5) Batuan vulkanik (Volcanic Rocks)
Batuan vulkanik merupakan batuan yang terbentuk karena adanya proses
vulkanik seperti gunung berapi. Batuan ini terbentuk karena temperatur
yang tinggi dari magma. Mineral utama dari batuan ini adalah: Basaltic
spilitic, dan batuan vulkanik andesit, yang terdiri dari calc-alkaline, breccia,
tuff, lava, dan pillow lava. Batuan ini tersebar di Kecamatan Seko.
d. Jenis Tanah
1) Tanah Inceptisol
Tanah inceptisol merupakan tanah-tanah yang berasal dari endapan sungai
dan pantai yang banyak mengandung liat marin apabila terdapat pada
daerah muara sungai. Kadang-kadang berada pada kondisi tergenang
untuk selang waktu yang cukup lama pada kedalaman 40-50 cm. Tanah
inceptisol dicirikan dengan adanya kandungan liat yang belum terbentuk
dengan baik akibat proses basah kering dan proses penghanyutan pada
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 5
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
lapisan tanah. Jenis tanah ini hampir selalu terdapat di seluruh wilayah
Kabupaten Luwu Utara, terutama di bagian selatan, seperti Kecamatan
Malangke, Malangke Barat, Sukamaju, dan Bone-Bone.
2) Tanah Ultisol
Tanah ultisol memiliki kandungan liat yang tinggi dengan reaksi tanah
masam. Kandungan bahan organik dan unsur hara lainnya sangat rendah
sehingga tanah ini cenderung kurang subur. Tanah ini menyerupai tanah
Alfisol yang juga memiliki horison argilic, namun dibedakan dengan
kejenuhan basa yang < 35%. Terdapat di Kecamatan Limbong, Seko. Tanah
ultisol terdapat pada daerah yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi
(2500 - 3000 mm/tahun).
3) Tanah Entisol
Tanah entisol terdapat pada daerah genangan air dengan kondisi jenuh air
atau mengalami kering basah. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya
proses oksidasi reduksi pada tanah yang akan mempengaruhi
penggunaannya. Tanah jenis ini sebaiknya dimanfaatkan untuk
pengembangan empang, tambak, dan persawahan. Jenis tanah ini terdapat
di pesisir Kecamatan Malangke, Malangke Barat, Bone-Bone.
Untuk jenis tanah Inceptisol dan Entisol pada daerah pesisir usaha
pengembangannya diarahkan ke budidaya tambak, sawah, dan tanaman
semusim lainnya seperti jagung, dan kacang-kacangan, sedangkan pada
beberapa daerah, tanah Inceptisol sesuai untuk ditanami dengan komoditi
jeruk dan kakao. Untuk jenis tanah Ultisol dam Oksisol yang berada di
dataran tinggi, usaha pengembangannya diarahkan pada tanaman
perkebunan tahunan, hutan produksi biasa dan terbatas, serta untuk
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 6
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
4.1.2. Kependudukan
Penduduk sebagai salah satu komponen dalam suatu sistem wilayah memiliki
peranan yang penting sebagai subyek pelaku perubahan pemanfaatan ruang melalui
berbagai kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu
penduduk sebagai pelaku perubahan ruang, penduduk juga merupakan pihak yang
akan memperoleh manfaat dari upaya-upaya penataan ruang. Dengan demikian
dinamika kependudukan memiliki peranan yang penting sebagai obyek maupun
dalam dinamika perkembangan suatu wilayah.
Jumlah penduduk Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2010 tercatat sebesar
286.541 jiwa yang tersebar pada 11 (sebelas) kecamatan. Untuk lebih jelasnya
perkembangan penduduk di Kabupaten Luwu Utara dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel: 4.3.
Perkembangan Penduduk Kabupaten Luwu Utara
Tahun 2010
PENDUDUK KEPADATAN
NO DESA/KELURAHAN LUAS (KM2)
(JIWA) (JIWA/KM2)
1 Bone-Bone 277,33 45.862 202
2 Sukamaju 255,48 40.780 160
3 Mappedeceng 275,50 21.925 80
4 Malangke 350,00 27.005 77
5 Malangke Barat 93,75 23.512 251
6 Masamba 1.068,85 31.237 29
7 Sabbang 525,08 34.839 66
8 Baebunta 295,25 43.068 146
9 Limbong 686,50 2.893 4
10 Seko 2.109,19 12.560 6
11 Rampi 1.565,65 2.860 2
LUAS TOTAL 7.502,58 286.541 38
Sumber: Kabupaten Luwu Utara Dalam Angka 2010
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 7
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
tidak sama. Kecamatan Malangke Barat dengan kepadatan penduduk 251 jiwa/Km2
merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten Luwu
Utara. Di samping itu Kecamatan Bone-Bone (202 jiwa/Km2), Kecamatan Sukamaju
160 jiwa/Km2), dan Kecamatan Baebunta (146 jiwa/Km2) juga merupakan
kecamatan-kecamatan dengan kepadatan penduduk cukup tinggi.
Berikut ini adalah gambar peta dan tabel yang memperlihatkan luas wilayah
Kecamatan masamba.
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 8
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Tabel: 4.4.
Luas dan Pembagian Daerah Administrasi Kecamatan Masamba
NO DESA/KELURAHAN LUAS (KM2) PERSENTASE (%)
1 Rompu 12,15 1,14
2 Toradda 8,20 0,77
3 Pongo 21,00 1,97
4 Pombakka 14,30 1,34
5 Lapapa 10,01 0,94
6 Laba 14,75 1,39
7 Kappuna 21,25 2,00
8 Bone 3,50 0,33
9 Balebo 38,25 3,59
10 Kamiri 30,74 2,89
11 Kasimbong 16,00 1,50
12 Baliase 21,40 2,01
13 Masamba 33,40 3,14
14 Sepakat 87,25 8,19
15 Pincara 183,88 17,27
16 Lantang Tallang 276,30 25,95
17 Sumilin 31,70 2,98
18 Lero 232,25 21,81
19 UPT Maipi 2,00 0,19
20 UPT Sepat 6,50 0,61
LUAS TOTAL 1.064,83 100.00
Sumber: Kecamatan Masamba Dalam Angka, Tahun 2010
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 9
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 10
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Sejak pembentukan Kabupaten Luwu Utara tahun 1999, pembangunan sarana dan
prasarana terus dipacu dan hal ini berimplikasi pada perubahan morfologi lahan
khususnya di Kecamatan Masamba yang berfungsi sebagai ibukota kabupaten.
Beberapa contoh yang dapat dikemukakan menyangkut perubahan morfologi lahan
adalah pemotongan lereng (cutting) untuk lokasi pembangunan kompleks
perkantoran pemerintah dan pembangunan jalan lingkar utara yang terletak di lahan
berbukit.
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 11
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Arah aliran ke-3 sungai utama tersebut di atas yaitu dari Utara menuju ke arah
Selatan. Sungai Masamba melintas tepat di tengah Kecamatan Masamba,
sedangkan Sungai Baliase mengalir di ujung Timur yang sebagian alirannya menjadi
batas sisi Timur Kecamatan Masamba, sementara beberapa bagian dari Sungai
Radda menjadi batas Kecamatan Masamba di bagian Barat.
4.2.5. Kependudukan
Penduduk merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu wilayah,
karakteristik penduduk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
pengembangan atau pembangunan suatu wilayah dengan mempertimbangkan
pertumbuhan penduduk, komposisi struktur kepedudukan serta adat-istiadat dan
kebiasaan penduduk.
Distribusi penduduk terkait dengan jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah
atau pengelompokan jumlah penduduk yang didasarkan pada batasan administrasi
wilayah yang bersangkutan. Jumlah penduduk yang terdistribusi pada suatu wilayah,
akan mempengaruhi tingkat konsentrasi pelayanan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk melayani kebutuhan penduduk pada wilayah tersebut.
Jumlah penduduk Kecamatan Masamba pada akhir tahun 2010 sebanyak 33.724
jiwa yang terditribusi pada 20 (dua puluh) desa/kelurahan, dengan tingkat
persebaran yang tidak merata pada setiap desa/kelurahan. Distribusi jumlah
penduduk terbanyak terdapat di Desa Bone dengan jumlah sebanyak 5.383 jiwa
atau sekitar 15,96%, kemudian disusul oleh Desa Kappuna sebanyak 5.336 jiwa
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 12
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Luas calon lokasi Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Lantang Tallang Kecamatan
Masamba Kabupaten Luwu Utara, yaitu 1.232,54 Ha, dengan daya tampung
sebanyak + 300 Kepala Keluarga (KK).
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 13
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Terdapat beberapa Sumber air bersih di Lokasi UPT Lantang Tallang yaitu air
Sungai, air tanah dangkal, air dalam. Untuk air dangkal (sumur gali) dapat
diperoleh dengan kedalaman rata-rata 8,5 meter.
c. Penggunaan lahan
Jenis penggunaan lahan yang ada pada calon lokasi Unit Permukiman
Transmigrasi (UPT) Lantang Tallang Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu
Utara, berupa hutan, persawahan, tegalan dan pekuburan tua. Untuk lebih
jelasnya jenis penggunaan lahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 14
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Tabel: 4.8.
Jenis Penggunaan Lahan Pada calon lokasi Unit Permukiman Transmigrasi (UPT)
Lantang Tallang Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu
LUAS
NO JENIS PENGGUNAAN LAHAN SIMBOL
Ha %
LAPORAN PENDAHULUAN IV - 15
UPL-UKL Lokasi Lantang Tallang Kab. Luwu Utara