Anda di halaman 1dari 101

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi


2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah salah satu Kabupaten dari
22 Kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara administratif
Kabupaten Timor Tengah Selatan terdiri dari 32 Kecamatan, 12 Kelurahan
dan 266 Desa, dengan luas wilayah 3.995,56 Km².
Batas-batas wilayah administratif Kabupaten TTS adalah :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Timor
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Malaka
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kupang
Secara rinci nama kecamatan, jumlah desa/kelurahan, luas wilayah
kecamatan dan persentase luas wilayah kecamatan dari luas wilayah
kabupaten disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1.
Nama kecamatan, jumlah desa/kelurahan, luas wilayah kecamatan dan
persentase luas wilayah kecamatan
Jumlah Presentase
No Kecamatan Luas (Km2) Luas (%)
Desa/Kelurahan
1 Mollo Utara 18 208,22 5,26
2 Fatumnasi 5 198,65 5,02
3 Tobu 8 98,89 2,50
4 Nunbena 6 134,49 3,40
5 Mollo Selatan 7 147,18 3,72
6 Polen 11 250,29 6,33
7 Mollo Barat 6 165,14 4,18
8 Mollo Tengah 5 99,69 2,52
9 Kota SoE 13 28,08 0,71
10 Amanuban Barat 8 114,30 2,89
11 Batu Putih 7 102,32 2,59
12 Kuatnana 8 141,22 3,57
13 Amanuban Selatan 10 326,01 8,24
14 Noebeba 7 186,02 4,70
15 Kuanfatu 13 136,52 3,45
16 Kualin 8 195,84 4,95
17 Amanuban Tengah 11 87,71 2,22
18 Kolbano 8 108,70 2,75
19 Oenino 11 154,96 3,92
20 Amanuban Timur 10 149,26 3,77
21 Fautmolo 7 46,34 1,17
22 Fatukopa 7 65,59 1,66
23 KiE 13 162,78 4,12
24 Kot’olin 8 58,94 1,49

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 1


Jumlah Presentase
No Kecamatan Luas (Km2) Luas (%)
Desa/Kelurahan
25 Amanatun Selatan 13 82,64 2,09
26 Boking 7 94,58 2,39
27 Nunkolo 9 69,09 1,75
28 Noebana 5 49,63 1,25
29 Santian 5 48,17 1,22
30 Amanatun Utara 9 105,84 2,64
31 Toianas 9 103,95 2,63
32 Kokbaun 6 34,32 0,87
Jumlah 278 3.995,56 100
Sumber : TTS Dalam Angka
Data pada tabel 2.1 menunjukan bahwa kecamatan yang terluas
adalah kecamatan Amanuban Selatan yang memiliki 10 desa dengan luas
wilayah adalah 326,01 Km2 (8,24%), sedangkan kecamatan terkecil adalah
kecamatan Kota SoE dengan 11 kelurahan dan 2 desa seluas 28.080 Km2
(0,71%). Kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan terbanyak adalah
kecamatan Mollo Utara yaitu sebanyak 18 desa, sedangkan kecamatan
dengan jumlah desa terkecil adalah kecamatan Fatumnasi, Mollo Tengah,
Noebeba dan Santian, masing-masing memiliki 5 desa.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 2


Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Timor Tengah Selatan

Sumber : RTRW Kab TTS 2012-2032

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 3


2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Timor Tengah Selatan terletak diantara :
9º 28, 13" - 10º 10, 26" LS dan 120º 04,00" - 124º 04, 00" BT. Kabupaten
Timor Tengah Selatan juga dekat dengan Kota Kupang sebagai Ibu Kota
Provinsi, di samping itu juga berdekatan dengan Kota Malaka, Kota Atambua,
Kota Kefamenanu dan Kota Oelamasi sebagai Kota terdepan menuju Negara
Timor Leste.

2.1.1.3. Topografi
Topografi umumnya menyuguhkan relief dan identitas suatu bentuk
bentang lahan (landform) yang dikelompokan atau ditentukan berdasarkan
perbedaan ketinggian/elevasi (altitude) dari permukaan laut (dpl). Kondisi
topografi wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan meliputi daerah
pegunungan, dataran tinggi dan dataran rendah termasuk daerah pantai.
Visualisasi kondisi topografi Kabupaten Timor Tengah Selatan disajikan pada
gambar 2.2.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 4


Gambar 2.2
Peta Elevasi Kabupaten Timor Tengah Selatan

Sumber : Bappeda Kab.TTS

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 5


Peta elevasi pada gambar 2.2 menunjukan bahwa wilayah Kabupaten
Timor Tengah Selatan terletak pada ketinggian yang beragam dari
permukaan laut (dpl) dengan perincian :
1. Ketinggian 0 – 500 m dpl meliputi Kecamatan Mollo Barat (Desa Salbait,
Fatukoko, Besana, Oe’uban dan Koa), Mollo Selatan (desa Tuasene,
Kesetnana, Bisene), Batuputih (desa Oebobo, Tupan, Oehela, Hane,
Boentuka), Fatukopa (Desa Nunfutu, Taebone, Besnam, Fatukopa),
Amanuban Selatan, kecamatan Kualin (desa Kiufatu, Tuafanu, Kualin,
Oni, Toineke, Nunusunu) kecamatan Noebeba (desa Naip, Oe’ekam),
kecamatan Amanuban Timur, kecamatan Boking, kecamatan Amanatun
Utara, kecamatan Toianas, kecamatan Mollo Utara (desa Nefokoko),
kecamatan Polen (desa Balu dan Puna), kecamatan Santian (desa
Manufui, Poli, Naifatu) kecamatan Kuatnana (desa Tubmonas) kecamatan
Noebana (desa Fatumnasi, Noebana dan Mella) kecamatan Oenino (desa
Oenino, Pene Utara, Noenoni, Niki-niki Un, dan Abi) kecamatan Kolbano
(desa Kolbano, Oetuke, Noesiu dan Pene Selatan), kecamatan Kotolin
(desa Hoibeti, Nualunat, dan Panite) kecamatan Kuanfatu (desa Basmuti
dan Kelle), kecamatan Amanatun Selatan (desa Lanu), kecamatan
Kokbaun (desa Niti, Sapnala dan O’baki), kecamatan Nunkolo (desa Op
dan Nunkolo);
2. Ketinggian 501 – 1000 m meliputi kecamatan Mollo Utara (desa Halme,
Lelobatan, Bosen, Netpala, O’besi, Taetop, Leloboko, Kokfeu, Tofen),
kecamatan Mollo Tengah (desa Pika, Binaus dan Oe’ekam), kecamatan
Mollo Selatan (desa Biloto, Bikekneno dan Oinlasi), kecamatan Fatumnasi
(desa Nenas), kecamatan Tobu (desa Tobu, Bestobe dan Huetalan),
Kecatamatan Kota SoE, kecamatan Batuputih (desa Tuakole dan
Benlutu), kecamatan Polen, kecamatan Amanuban Barat (desa Tubuhue,
Haumenbaki, Mnelalete, Tublopo, Pusu, Nulle, Nusa dan Nifukani),
kecamatan Kuatnana (desa Enonetes, O’Of, Naukae, Tetaf, Supul, Lakat
dan Oe’ue), kecamatan Amanuban Tengah, kecamatan Oenino (desa
Neke dan Hoi), kecamatan KiE, kecamatan Nunbena, kecamatan Santian
(desa Santian dan Nenotes), kecamatan Noebana (desa Suni),
kecamatan Kolbano (desa Se’I, Nununamat, Ofu, Haonobenak, Pana,
Oeleu dan Babuin), kecamatan Fautmolo (desa Nunuhkniti, Sillu,
Kaeneno, Oeleon, Tunis, Bileon dan Besleu), kecamatan Kot’olin (desa
Nunbena, Fatuat, Bineno dan Obibi), kecamatan Amanuban Timur (desa
Pisan), kecamatan Kuanfatu (desa Olais, Kusi, Kelle, Tunan, Oebo, Taupi,
Lasi dan Kakan), kecamatan Noebeba (desa Fatutnana, Teas, Oepliki,

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 6


Oebaki dan Enonabuasa), kecamatan Amanatun Selatan, kecamatan
Amanatun Utara (desa Nasi), kecamatan Kokbaun (desa Benahe, Lotas
dan Kol’oto), kecamatan Toianas, kecamatan Nunkolo (desa Saenam,
Nenoat, Fat, Sahan, Hoineno dan Haumeni);
3. Ketinggian 1.001 – 1.500 m dpl meliputi kecamatan Fatumnasi (desa
Nuapin), kecamatan Mollo Utara (desa Eon’besi, Fatukoto, Bijaepunu,
To’manat, Tunua, Ajoibaki, Sebot, dan Lusmollo), kecamatan Tobu (desa
Tutem, Tune, Sau’balan dan Bonleu), kecamatan Mollo Tengah (desa
Nekemunifeto dan Kualeu), kecamatan KiE (desa Fatu’ulan), kecamatan
Amanatun Selatan (desa Fatulunu, Kualeu dan Nunleu), kecamatan
Nunkolo (desa Putun);
4. Ketinggian 1501 – 2000 m dpl meliputi kecamatan Fatumnasi (desa
Fatumnasi dan Kuanoel).

2.1.1.4. Geologi
Secara geologi kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki jenis
batuan sebagai berikut :
1. Batuan sedimen; merupakan hasil pengendapan larutan jenuh, batuan
dan fragmen mineral dan sisa-sisa bahan organik yang mati sebagai
akibat dari perubahan kondisi fisik atau pengaruh kegiatan organisme
yang hidup di dalamnya. Batuan sedimen terdiri dari batuan gamping,
kalisutit, batu pasir, lanau, serpih dan lempung.
2. Batuan beku; merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang
mendingin dan mengeras dengan atau tanpa proses kristalisasi baik di
bawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di atas permukaan
bumi sebagai ekstrutif. Batuan beku terdiri dari batuan ultra dan diorite.
3. Batuan malihan/metamorf; merupakan batuan yang terbentuk dari proses
metamorfisme batuan-batuan sebelumnya karena perubahan temperatur
dan tekanan. Batuan malihan/metamorf terdiri dari batu sabak, filit, sekis,
amfibolit dan granolith.
Selanjutnya sebaran jenis batuan per kecamatan disajikan pada peta
geologi Gambar 2.3

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 7


Gambar 2.3. Peta Geologi Kabupaten Timor Tengah Selatan

Sumber : RTRW Kab. TTS 2012-2032

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 8


Peta pada gambar 2.3 menunjukan bahwa batuan sedimen berada
pada dataran rendah termasuk pinggiran sungai dan danau yang meliputi
kecamatan Mollo Selatan, Mollo Tengah, Amanuban Barat, Amanuban Timur
dan Polen. Struktur batuan sedimen ini tidak teratur dan mudah bergerak
sehingga merupakan salah satu penyebab terjadinya longsor. Batuan beku
umumnya berada pada daerah perbukitan, terdapat di kecamatan Fatumnasi
dan Tobu. Sedangkan batuan malihan secara umum tersebar di semua
kecamatan.
Batuan-batuan tersebut diatas juga merupakan bagian dari formasi-
formasi geologi yang secara regional membentuk Pulau Timor.

2.1.1.5. Hidrologi
Hidrologi merupakan kondisi air, pergerakan air, dan kualitas air
dipermukaan bumi yang ditujukan untuk kesejahteraan hidup manusia.
Selengkapnya kondisi Hidrologi Kabupaten Timor Tengah Selatan disajikan
pada Gambar 2.4.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 9


Gambar 2.4. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Timor Tengah Selatan

Sumber : Bappeda Kab. TTS, 2014

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 10


Peta pada gambar 2.4 menunjukan bahwa dalam wilayah Kabupaten
Timor Tengah Selatan terdapat 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) besar yaitu
DAS Mina dan DAS Benain serta 6 DAS kecil yaitu DAS Fail, DAS Muke,
DAS Siu, DAS Tuke, DAS Menu, DAS Tumutu. DAS Mina memiliki tangkapan
air seluas 273.300 Ha dan memiliki aliran utama yaitu sungai Noelmina
sepanjang 97 km, melewati kecamatan Batuputih, Amanuban Selatan,
Fatumnasi, Mollo Barat, Mollo Tengah, Mollo Selatan, Mollo Utara, Nunbena;
Sedangkan DAS Benain memiliki tangkapan seluas 97.750 Ha dengan aliran
utamanya adalah sungai Benanain sepanjang 135 km, melewati kecamatan
Oenino, Polen, Amanuban Timur, Fatukopa, Amanatun Utara, Kokbaun,
Toianas, Boking, Kota SoE, Kuatnana, Amanuban Tengah, KiE, Fautmolo;
DAS Fail melewati kecamatan Nunbena; DAS Siu melewati kecamatan
Kolbano; DAS Tuke melewati kecamatan Kot’olin; DAS Menu melewati
kecamatan Nunkolo, Boking dan Amanatun Selatan; DAS Tumutu melewati
kecamatan Santian, Noebana dan Toianas, DAS Muke melewati kecamatan
Kualin, Kuanfatu dan Noebeba.

2.1.1.6. Klimatologi
Berdasarkan kondisi klimatologi, maka Kabupaten Timor Tengah
Selatan memiliki iklim tropis, dimana musim hujan berlangsung dalam durasi
sangat pendek yaitu 4 bulan dimulai dari bulan nopember sampai dengan
februari dengan tinggi curah hujan mencapai 700 mm, sedangkan musim
kemarau durasinya sangat panjang yaitu 8 bulan. Pada musim hujan suhu
udara dapat mencapai titik terendah yaitu 15oC. Sedangkan pada musim
kemarau yang umumnya terjadi pada bulan Maret sampai bulan Oktober,
suhu udara rata-rata meningkat yaitu 34oC.
Kondisi curah hujan tahunan tertinggi yang terjadi di kabupaten Timor
Tengah Selatan bervariasi antar wilayah sejak Januari sampai Desember.
Selengkapnya rincian bulan penghujan dengan intensitas tertinggi dan
cakupan wilayah terlihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2. Bulan Penghujan dengan Intensitas Curah Hujan Tertinggi
Per kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Bulan Intensitas
No Cakupan Wilayah
Penghujan tertinggi/mm
1 Januari 650 -700 Amanuban Barat
200 -250 Noebeba
2 Februari 400 -450 Amanatun Selatan
3 Maret 650 -700 Fatumnasi, Tobu, Polen
4 April -
5 Mei -
6 Juni -

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 11


Bulan Intensitas
No Cakupan Wilayah
Penghujan tertinggi/mm
7 Juli -
8 Agustus -
9 September -
10 Oktober -
11 November -
12 Desember 450 – 500 Mollo Utara, Kuatnana, Batuputih, Amanuban
Selatan, Kuanfatu, Kualin, Aanuban Tengah,
Kolbano, Amanuban Timur, Fautmolo,
Fatukopa, KiE, Kotolin, Boking, Nunkolo,
Noebana, Santian, Amanatun Utara, Toianas,
Kokbaun
600 – 650 Nunbena, Mollo Selatan, Mollo Tengah,
Oenino
650 -700 Fatumnasi, Tobu, Polen, Mollo Barat, Kota
SoE, Amanuban Barat
Sumber : Hasil Kajian : Swadaya Konsultan, Yayasan Mitra Tani Mandiri & ITB Tahun 2014

Tabel 2.2 menunjukan bulan penghujan dengan kondisi curah hujan


tertinggi yang terjadi pada setiap kecamatan pada tahun 2014 bervariasi.
Untuk kecamatan Amanuban Barat curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
januari dengan intensitas 650 – 700 mm demikian juga untuk kecamatan
Noebeba curah hujan tertinggi terjadi di bulan Januari namun intensitasnya
hanya mencapai 200 s/d 250 mm, sedangkan untuk kecamatan Fatumnasi,
Tobu, Polen intensitas curah hujan tertinggi sebesar 650-700 mm terjadi
pada bulan Maret dan Desember. Untuk Kecamatan Nunbena, Mollo Selatan,
Mollo Tengah, Oenino curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember
dengan intensitas 600 s/d 650 mm. Sedangkan pada kecamatan Mollo Utara,
Kuatnana, Batuputih, Amanuban Selatan, Kuanfatu, Kualin, Amanuban
Tengah, Kolbano, Amanuban Timur, Fautmolo, Fatukopa, KiE, Kot’olin,
Boking, Nunkolo, Noebana, Santian, Amanatun Utara, Toianas dan Kokbaun
curah hujan tertingginya hanya mencapai 450 s/d 500 mm yang juga terjadi
pada bulan Desember.

2.1.1.7. Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan adalah fungsi dominan yang tampak atau
ditetapkan pada suatu kawasan. Berdasarkan analisa citra satelit (ALOS
2011), penggunaan lahan di kabupaten Timor Tengah Selatan disajikan pada
gambar 2.5.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 12


Gambar 2.5. Peta PenggunaanLahan

Sumber : RTRW Kab. TTS 2012-2032

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 13


Peta Penggunaan Lahan (Land Use) pada Gambar 2.5 merupakan
hasil analisis yang menunjukkan lokasi persebaran berbagai jenis
penggunaan lahan dalam wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan antara
lain pemukiman, perkebunan, tegalan, hutan dan sawah. Selengkapnya jenis
penggunaan lahan, luas dan persentase luas lahan dapat dilihat pada tabel
2.3.
Tabel 2.3. Luas Penggunaan Lahan
Jenis Penggunaan
No. Luas (ha) Persentase Luas Lahan
Lahan
1. Pemukiman 7.208,37 1,80
2. Perkebunan 18.965,17 4,75
3. Tegalan/ladang 58,510,07 14,64
4. Hutan 36.174,96 9,05
5. Hutan bakau 1.667,77 0,42
6. Sawah irigasi 2.548,55 0,64
7. Sawah tadah hujan 918,73 0,23
8. Rawa 951,79 0,24
9. Sungai/danau 6.790,61 1,70
10. Pasir endapan 35,56 0,01
11. Pasir pantai 37,56 0,01
12. Pasir pasut 0,09 0,00
13. Batu cadas 192,26 0,05
14. Rumput/tanah kosong 14.679,57 3,67
15. Semak belukar 250.883,80 62,79
Jumlah 399.564,30 100
Sumber : Bappeda Analisis Satelit, 2014
Data pada tabel 2.3 menunjukan bahwa jenis penggunaan lahan
terbesar adalah untuk tegalan/ ladang seluas 58,510,07 ha (14,64%), diikuti
oleh kawasan hutan seluas 36.174,96 ha (9,05%) dan perkebunan seluas
18.965,17 ha (4,75%), setelah dianalisis diketahui bahwa lahan yang telah
digunakan baru meliputi 132.784,20 Ha (33,23%) dari luas pemanfaatan
lahan, sedangkan sebagian besar lahan masih merupakan semak belukar
dengan luas 250.883,80 ha (62,79%) dan rumput/tanah kosong seluas
14.679,57 ha (3,67%).

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah


Potensi pengembangan wilayah di kabupaten Timor Tengah Selatan
sebagaimana tertuang dalam Perda No. 10 tahun 2012 tentang RTRW
Kabupaten Timor Tengah Selatan periode 2012-2032 terbagi dalam 3 (Tiga)
aspek yaitu pengembangan struktur ruang, pengembangan pola ruang dan
pengembangan kawasan strategis kabupaten. Rincian potensi
pengembangan dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 14


Pengembangan wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan dari aspek
struktur ruang meliputi :
- Sistem kegiatan kabupaten
- Sistem Jaringan Prasarana utama
- Sistem jaringan prasarana lainnya
b. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budidaya.
Pengembangan wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan dari aspek
pola ruang meliputi :
- Kawasan Lindung
- Kawasan Budidaya
b.1. Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya
alam dan sumberdaya buatan.
Kawasan lindung Kabupaten Timor Tengah Selatan, meliputi :
1. Kawasan hutan lindung : kawasan hutan lindung dengan luasan
54.973,74 Ha terdapat di kecamatan Fatumnasi, Nunbena, Mollo Utara,
Amanuban Barat, Noebeba, Amanuban Tengah, Batuputih, Kuanfatu,
Kualin, Mollo Selatan, Kota SoE, Boking, Amanuban Selatan, Amanuban
Timur, Santian, Toianas, Fatukopa, Mollo Barat dan Mollo Tengah;
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya:
Kawasan resapan air Mutis terdapat di kecamatan Toianas, Amanatun
Utara, Noebeba, Boking, Amanatun Selatan, KiE, Kot’olin, Kolbano,
Nunkolo, Amanuban Selatan, Batuputih, Kota SoE, Tobu, Mollo Tengah,
Fatumnasi dan Mollo Utara;
3. Kawasan perlindungan setempat: Meliputi kawasan sepandan pantai
yang tersebar pada kecamatan dan desa di pantai selatan; kawasan
sepandan sungai yang terdapat di wilayah sungai Benanain dan wilayah
sungai Noelmina serta sungai kecil yang tersebar di setiap kecamatan;
kawasan sekitar danau/waduk yang tersebar disemua kecamatan dan
wilayah kabupaten; kawasan sekitar mata air tersebar disemua
kecamatan dan wilayah kabupaten; kawasan ruang terbuka hijau
perkotaan terdapat di 12 kecamatan dan 30 desa.
4. Kawasan suaka alam dan cagar budaya : meliputi kawasan marga satwa
yaitu kawasan suaka marga satwa Ale Aisio di kecamatan Amanuban
Selatan; kawasan cagar alam yaitu kawasan cagar alam Mutis Timau di
kecamatan Fatumnasi dan kecamatan Tobu; kawasan cagar alam laut
yaitu kawasan cagar alam laut di kecamatan Amanuban Selatan dan
Kualin; kawasan pantai berhutan bakau terdapat di kecamatan
RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 15
Amanuban Selatan, Kualin, Nunkolo, Kot’olin dan Boking; kawasan
taman wisata alam meliputi kawasan pariwisata hutan Gunung Mutis
kecamatan Fatumnasi, Air terjun Oehala di kecamatan Mollo Tengah,
Pantai Kolbano di kecamatan Kolbano, Pantai Oetune di kecamatan
Kualin dan Taman rekreasi Bu’at di kecamatan Mollo Selatan; kawasan
cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi kawasan kampung
tradisional Boti di kecamatan KiE dan pusat kerajaan Amanuban, Mollo
dan Amanatun.
5. Kawasan rawan bencana alam : kawasan rawan bencana alam meliputi
kawasan rawan tanah longsor yang tersebar di wilayah kabupaten;
kawasan rawan banjir yang tersebar di wilayah kabupaten dan kawasan
rawan gelombang pasang yang meliputi kecamatan disepanjang pantai
selatan yaitu kecamatan Amanuban Selatan, Kualin, Kot’olin, Kolbano,
Nunkolo, Boking dan Toianas.
6. Kawasan lindung geologi : kawasan lindung geologi meliputi kawasan
cagar alam geologi yaitu kawasan bentang alam Fatukopa di kecamatan
Fatukopa; kawasan rawan bencana geologi meliputi kawasan rawan
gempa bumi terdapat di kecamatan Mollo Barat, Mollo Utara, Mollo
Tengah, Mollo Selatan dan Batuputih; kawasan rawan Tsunami terdapat
di kecamatan Kualin, Kolbano dan Amanuban Selatan; kawasan rawan
abrasi terdapat di kecamatan Kualin, Kolbano dan Amanuban Selatan;
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah terdiri dari
kawasan imbungan air tanah pada daerah sebaran batu gamping dan
endapan alluvial terdapat di kecamatan Amanuban Timur, Amanuban
Barat, Amanuban Selatan, Fatukopa, Polen, Kualin, Boking, Toianas,
Fatumnasi, Mollo Tengah, Mollo Selatan dan Tobu; kawasan sepandan
mata air.
b.2. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya
alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.
Kawasan budidaya di Kabupaten Timor Tengah Selatan, meliputi :
1. Kawasan Hutan Produksi: kawasan hutan produksi tetap dengan luasan
kurang lebih 78.924,52 Ha terdapat di Kecamatan Polen, Kecamatan
Oenino, Kecamatan Kuatnana, Kecamatan KiE, Kecamatan Amanuban
Timur, Kecamatan Fautmolo dan Kecamatan Fatukopa. Kawasan hutan
produksi terbatas dengan luasan kurang lebih 3.961,42 Ha terdapat di
Kecamatan Kota SoE, Kecamatan Mollo Selatan dan Kecamatan Mollo
Tengah.
2. Kawasan Peruntukan Pertanian : kawasan budidaya tanaman pangan
dengan luasan kurang lebih 18.335 Ha yaitu indikasi kawasan lahan
RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 16
pertanian pangan berkelanjutan terdapat di Kecamatan Polen,Toianas,
Boking, Nunkolo, Kot’olin, Kolbano, Kualin, Amanuban Selatan, Batuputih,
Mollo Selatan, Amanuban Timur, Fatukopa, Oenino dan Mollo Barat.
Kawasan budidaya hortikultura dengan luasan kurang lebih 19.014 Ha
terdapat di kecamatan Mollo Utara, Mollo Tengah dan Mollo Selatan.
Kawasan budidaya perkebunan dengan luasan kurang lebih 85.817 Ha
terdapat di Kecamatan Batuputih, Amanuban Selatan, Kuanfatu,
Noebeba, Kualin, Kolbano, Kot’olin, Nunkolo, Boking, Santian, Kokbaun,
Amanatun Utara, Fatukopa, Amanuban Timur, Oenino, Kuatnana, Polen,
Mollo Tengah, Nunbena, Mollo Selatan dan Mollo Barat. Kawasan
budidaya peternakan dengan luas kurang lebih 32.083 Ha meliputi
peternakan besar dan peternakan kecil terdapat di Kecamatan Batuputih,
Kuatnana, Oenino, Mollo Barat, Nunbena, Mollo Selatan, Polen, Tobu,
Mollo Utara, Amanuban Barat, Mollo Tengah, Kualin, Noebeba,
Amanuban Timur dan Amanuban Selatan.
3. Kawasan Peruntukan Perikanan meliputi : (1). Perikanan tangkap terdapat
di sepanjang pantai selatan wilayah kabupaten sejauh 4 mil kearah laut,
(2). Perikanan budidaya terdapat di desa Kualin dan desa Tuafanu
kecamatan Kualin, desa Noinbila dan desa Oinlasi di kecamatan Mollo
Selatan, desa Bena dan desa Linamnutu di kecamatan Amanuban
Selatan, desa Boking kecamatan Boking, desa Kolbano kecamatan
Kolbano, desa Kot’olin Kecamatan Kot’olin serta desa Nunkolo kecamatan
Nunkolo, (3). Kawasan pengolahan ikan terdapat di Kecamatan mollo
Selatan, Kualin, Amanuban Selatan, Boking, Kolbano, Kot’olin dan
Nunkolo.
4. Kawasan Peruntukan Pertambangan meliputi : (1). Peruntukan
pertambangan mineral potensinya tersebar di seluruh kecamatan, (2).
Peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi terdapat di kecamatan
Kualin, Kolbano, Amanuban Selatan, Kuanfatu, Kot’olin, Nunkolo, KiE,
Noebeba, Amanuban Tengah dan Amanatun Selatan.
5. Kawasan peruntukan industri meliputi : (1). Industri pengolahan tanaman
pangan terdapat di kecamatan Kota So’E dan kecamatan-kecamatan
berada dalam kawasan agropolitan, (2). Industri tenun ikat terdapat di
seluruh kecamatan.
6. Kawasan peruntukan pariwisata meliputi : (1). Pariwisata alam yaitu
kawasan hutan gunung mutis terdapat di kecamatan Fatumnasi dan Tobu;
kawasan air terjun Oehala terdapat di kecamatan Mollo Tengah; kawasan
pantai Kolbano terdapat di kecamatan Kolbano; kawasan pantai Oetune
terdapat di kecamatan Kualin, (2). Pariwisata budaya yaitu kawasan
kampung adat Boti terdapat di kecamatan KiE; pusat-pusat kerajaan

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 17


Amanuban, Mollo dan Amanatun, (3). pariwisata buatan yaitu taman
rekreasi Bu’at di kecamatan Mollo Selatan.
7. Kawasan peruntukan permukiman meliputi: (1) Kawasan permukiman
perkotaan terdapat di 2 kelurahan dan 30 desa yang merupakan ibu kota
kecamatan serta 10 kelurahan dalam wilayah Kecamatan Kota SoE, (2).
Kawasan permukiman perdesaan terdapat di 198 desa.
8. Kawasan peruntukan lainnya meliputi : ( 1 ) . Kawasan pertahanan dan
keamanan yaitu:
a. Kompleks markas Komando Distrik Militer (KODIM) 1621 di
Kecamatan Kota SoE;
b. Kompleks markas Kepolisian Resor (POLRES) Timor Tengah Selatan
di Kecamatan Kota SoE;
c. Kompleks markas Komando Rayon Militer (Koramil) yang berada
disetiap kecamatan; dan
d. Kompleks markas Kepolisian Sektor (POLSEK) yang berada di 14
kecamatan.
9. Kawasan peruntukan wilayah pesisir dan pulau -pulau kecil
meliputi: (1). Pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan memiliki
wilayah daratan dan wilayah laut sejauh 4 (empat) mil laut, diukur dari
garis pantai kearah laut lepas dan atau kearah perairan kepulauan; (2).
Kewenangan daerah terhadap sumberdaya pesisir dan lautan meliputi
kewenangan dalam eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan
kekayaan laut, pengaturan kepentingan strative, pengaturan tata ruang
dan penegakan yang menjadi wewenangnya; dan (3). Pengembangan
potensi perikanan diwilayah pesisir didukung oleh adanya ekosistem
seperti terumbu karang, padang lamun (seagrass) dan mangrove yang
perlu dilestarikan.
b.3 Kawasan Strategis Kabupaten
Kawasan Strategis Kabupaten adalah bagian wilayah kabupaten yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting terhadap kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan atau kelestarian
lingkungan.
Pengembangan kawasan strategis kabupaten Timor Tengah Selatan
meliputi :
a. Kawasan strategis Provinsi terdiri dari :
1. Pertumbuhan ekonomi di kecamatan Kota SoE
2. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup : DAS Noelmina dan DAS
Benanain.
b. Kawasan strategis Kabupaten
1. Kawasan Pertumbuhan ekonomi Terdiri dari :
- Kawasan cepat tumbuh di Kecamatan Batuputih
RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 18
- Kawasan agropolitan di Kecamatan Mollo Utara, Tobu, Mollo
Selatan, Mollo Tengah, Polen, Kuatnana, Oenino, dan
Amanuban Timur
- Kawasan minapolitan di Kecamatan Mollo Selatan, Amanuban
Selatan,Kualin dan Boking
- Kawasan ketahanan pangan di kecamatan Amanuban Selatan
- Kawasan Agro ekowisata di kecamatan Mollo Utara,
Fatumnasi,Mollo Selatan dan Mollo Tengah.
2. Kawasan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di kecamatan
Tobu, Fatumnasi, Amanuban Selatan dan Kualin.
3. Kawasan sosial budaya di kecamatan Fatukopa, KiE dan Kokbaun.
4. Kawasan Pertahanan dan Keamanan di kecamatan kolbano.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana


Secara geologis daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan
salah satu wilayah yang rawan terhadap bencana alam. Ada beberapa jenis
bencana yang berpotensi terjadi yaitu longsor, banjir, angin topan, gerusan
dan kebakaran. Secara lengkap Peta Rawan Bencana Kabupaten Timor
Tengah Selatan disajikan pada gambar 2.6

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 19


Gambar 2.6. Peta Rawan Bencana Kabupaten Timor Tengah Selatan

Sumber : RTRW Kabupaten TTS, 2012-2032

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 20


Peta rawan bencana pada gambar 2.6 menunjukan bahwa wilayah
kecamatan maupun desa potensial terjadinya bencana adalah wilayah
berpenghuni sehingga sangat rentan menjadi korban bencana setiap saat.
Selanjutnya jenis bencana serta wilayah kecamatan dan desa potensial
terjadi bencana disajikan pada tabel 2.4.
Tabel 2.4
Daerah Bencana Di Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan
Jenis Lokasi
No
Bencana Kecamatan Desa
1. Longsor Fatumnasi, Mollo Utara, Kota SoE, Nuapin, Nenas, Nefokoko,
Amanuban Barat, Noebeba, Ajaobaki, Tubuhue, Nifukani,
Kuatnana, Oenino, Amanuban Naukae, Neke, Napi,
Tengah, KiE, Kot’olin, Fautmolo, Nekmese, Belle, Fatuulan,
Amanuban Timur, Fatukopa, Hoibeti, Nunukniti,
Amanatun Selatan, Amanatun Utara, Mnelaanen, Taebone,
Kokbaun, Boking, Toianas, Kuanfatu. Besnam, Sunu, Nasi, Fotilo,
Sapnala, Niti, Kol’oto,
Meusin, Oeleu, Oinlasi,
Netutnana, Noebesa,
Nakfunu, Oelet, Kuatae,
Naip, Oekiu
2. Banjir Batuputih, Amanuban Selatan, Kualin, Oebobo, Bena, Oebelo,
Kolbano, Boking, Toianas Toineke, Tuafanu, Noesiu,
Meusin, Baus, Skinu, Batnun,
Linamnutu
3. Angin Fatumnasi, Mollo Utara, Amanatun Nenas, kuanoel, Netpala,
Topan Selatan, Amanuban Tengah Netutnana, Nakfunu,
4. Gerusan Mollo Selatan, Batuputih, Kolbano, Tuasene, Oebobo, Oetuke,
Kot’olin, Amanuban Timur Nualunat, Oelet
5. Kebakaran Mollo Utara, Kualin Leloboko, Oni,
6. Kekeringan Amanuban Tengah dan Amanatun Nakfunu,Netutnana,
Selatan
Sumber : BPBD Kab. TTS

2.1.4. Demografi
Demografi merupakan dinamika kependudukan manusia yang meliputi
ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk
berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta perubahan
usia.Jumlah penduduk kabupaten Timor Tengah Selatan dari Tahun 2008-
2012 menurut jenis kelamin disajikan pada tabel 2.5.
Tabel 2.5
Jumlah penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008-2012
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
2008 207.492 49,65 % 210.450 50,35 % 417.942
2009 215.327 49,50 % 219.712 50,50 % 435.039
2010 218.396 49,51 % 222.759 50,49 % 441.155
2011 222.716 49,51 % 227.165 50,49 % 449.881
2012 223.950 49,39 % 229.436 50,61 % 453.386
Sumber : TTS Dalam Angka
Data pada tabel 2.5 menunjukan bahwa jumlah penduduk Kabupaten
Timor Tengah Selatan dari Tahun 2008 – 2013 terus mengalami peningkatan

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 21


yaitu sebanyak 417.942 jiwa pada Tahun 2008 meningkat menjadi 453.386
jiwa pada Tahun 2012 atau mengalami penambahan sebanyak 35.444 jiwa
dan penambahan ini ternyata didominasi perempuan yakni sebesar 18.986
jiwa (53,56%). Dari hasil analisis diketahui bahwa pertumbuhan penduduk
selama periode tersebut adalah sebesar 0.08%. Sedangkan rasio penduduk
cenderung stabil yaitu 1:1.
2.1.4.1. Kepadatan Penduduk
Tingkat kepadatan penduduk merupakan gambaran dari perbandingan
antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Jumlah dan kepadatan
penduduk per kecamatan dikabupaten Timor Tengah Selatan tahun
2008–2012 dapat dilihat pada tabel 2.6.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 22


Tabel 2.6
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan
Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008-2012
Jumlah Penduduk dan Kepadatan
No Kecamatan 2008 2009 2010 2011 2012
Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan
1 Mollo Utara 21895 105 23,003 110 23,282 112 23,742 114 23,973 94,336
2 Fatumnasi 6794 34 6,58 33 6,661 34 6,793 34 6,818 34,32
3 Tobu 9140 92 9,268 94 9,377 95 9,562 97 9,666 97,74
4 Nunbena 5062 37 5,011 37 5,078 38 5,179 39 5,202 38,68
5 Mollo Selatan 13778 94 14,911 101 15,122 103 15,421 105 15,525 105,48
6 Polen 13042 52 13,428 54 13,668 55 13,939 56 14,081 56,26
7 Mollo Barat 7334 44 7,389 45 7,493 45 7,641 46 7690 46,57
8 Mollo Tengah 6200 62 6,995 70 7,128 72 7,269 73 7,328 73,51
9 Kota SoE 35428 126 38,615 1375 39,285 1,399 40,06 1,427 40,313 1435,65
10 Amanuban Barat 20097 175 21,472 188 21,752 190 22,183 194 22,338 195,43
11 Batu Putih 11581 113 11,962 117 12,129 119 12,37 121 14,471 121,88
12 Kuatnana 13936 99 14,613 103 14,903 106 15,197 108 15,376 108,88
13 Amanuban Selatan 22494 69 23,516 72 24,051 74 24,526 75 24,612 75,49
14 Noebeba 10923 59 11,101 60 11,358 61 11,584 62 11,623 62,48
15 Kuanfatu 17709 130 18,734 137 18,977 139 19,353 142 19,518 142,97
16 Kualin 18241 93 20,629 105 20,895 107 21,308 109 21,408 109,31
17 Amanuban Tengah 14413 164 14,963 171 15,172 173 15,472 176 15,547 177,25

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 23


Jumlah Penduduk dan Kepadatan
No Kecamatan 2008 2009 2010 2011 2012
Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan
18 Kolbano 18087 166 18,244 168 18,476 170 18,842 173 18,981 174,62
19 Oenino 9652 62 10,446 67 10,533 68 10,742 69 10,822 69,84
20 Amanuban Timur 16298 109 16,442 110 16,623 111 16,952 114 17,205 115,27
21 Fautmolo 7141 154 7,156 154 7,256 157 7,4 160 7,485 161,52
22 Fatukopa 4958 75 4,932 75 4,996 76 5,095 78 5,125 78,14
23 KiE 21010 129 21 129 21,318 131 21,739 134 21,848 132,22
24 Kot'olin 10548 179 10,981 186 11,125 189 11,345 192 11,447 194,21
25 Amanatun Selatan 17516 212 17,639 213 17,829 216 18,182 220 18,246 220,79
26 Boking 9792 103 9,76 103 9,892 105 10,087 107 10,161 107,43
27 Nunkolo 13562 196 13,598 197 13,744 199 14,016 203 14,187 205,34
28 Noebana 4914 99 4,612 93 4,662 94 4,755 96 4,793 96,57
29 Santian 6360 132 6,406 133 6,477 134 6,605 137 6,645 137,95
30 Amanatun Utara 16068 152 16,247 154 16,348 154 16,671 158 16,907 159,74
31 Toianas 10855 104 12,264 118 12,382 119 12,626 121 12,775 122,9
32 Kokbaun 3116 91 3,121 91 3,163 92 3,225 94 3270 95,28
TOTAL 417.942 3511 435.039 110 441.155 112 449.881 114 453.386 114,63
Sumber : TTS Dalam Angka Yang di Olah 2008 -2012

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 24


Pada tabel 2.6 terlihat bahwa jumlah dan kepadatan penduduk di
Kabupaten Timor Tengah Selatan selama kurun waktu 5 tahun terakhir
(2008-2012) menunjukkan peningkatan dengan angka yang cenderung stabil
artinya tidak ada peningkatan jumlah penduduk yang signifikan. Jumlah dan
kepadatan penduduk tertinggi berada pada kecamatan Kota SoE yang
mengalami peningkatan setiap tahun baik jumlah penduduk maupun
kepadatan penduduknya. Kondisi tahun 2012 jumlah penduduk kecamatan
Kota SoE adalah 40.313 jiwa dengan kepadatan penduduk adalah 1435,65
jiwa/Km2. Sedangkan jumlah dan kepadatan penduduk terkecil adalah
kecamatan Kokbaun yakni 3.270 jiwa dengan kepadatan penduduk adalah
95,28 jiwa/Km2.

2.1.4.2 Angkatan Kerja


Angkatan kerja merupakan penduduk produktif yang berusia 15 – 65
tahun yang bekerja atau punya pekerjaan, sementara tidak bekerja dan yang
mencari pekerjaan. Jumlah penduduk dan angkatan kerja menurut jenis
kelamin di Kabupaten Timor Timor Selatan dari tahun 2008 – 2012 disajikan
pada tabel 2.7.
Tabel 2.7
Angkatan Kerja di Kabupaten Timor Tengah Selatan 2008 – 2012
Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah Total
Angkatan Angkatan
Tahun Penduduk % Penduduk % Angkatan
Kerja Laki- Kerja
Laki-laki Perempuan Kerja
laki Perempuan
2008 207.492 114.017 54.49 210.450 73.637 34.99 187.654
2009 215.327 113.781 52.84 219.712 67.790 30.85 181.571
2010 218.396 113.895 52.15 222.759 81.937 36.78 195.832
2011 222.716 116.274 52.21 227.165 92.658 40.79 208.932
2012 223.950 123.673 59.24 229.436 97.156 42.35 220.829
Sumber : TTS Dalam Angka Tahun 2009 – 2013

Data pada tabel 2.7 menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja baik laki-laki
maupun perempuan dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan,
dimana pada tahun 2008 jumlah angkatan kerja sebesar 187.654 meningkat
menjadi 220.829 pada tahun 2012 atau mengalami penambahan sebesar
33.175 (15,02%) dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 0,13%. Jika
dibandingkan antara laki-laki dan perempuan maka data pada tabel 2.7
menunjukkan pula bahwa jumlah penduduk perempuan ternyata lebih besar
dari jumlah penduduk laki-laki, tetapi jumlah angkatan kerja perempuan
ternyata lebih kecil dari jumlah angkatan kerja laki-laki. Ini berarti bahwa
walaupun lebih kecil dalam jumlah namun sebagian besar penduduk laki-laki
di Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah angkatan kerja (50-60%) dan

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 25


sebaliknya sekalipun lebih banyak dalam hal jumlah penduduk namun sedikit
diantaranya adalah angkatan kerja (35-45%). Jika dikaitkan antara jumlah
penduduk berdasarkan lapangan pekerjaan yang dilakukan maka profilnya
terlihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8
Jumlah Penduduk Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Tahun 2008-2012
Lapangan 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan
No
Pekerjaan Per tahun
1 Pertanian 154.376 154.376 145.145 162.436 148.347 0,04
2 Pertambangan - 1.699 - 6.990 (1,00)
3 Industri 616 616 5.107 2.293 14.976 8,12
4 Listrik, gas, Air
Minum - - - - 310 -
5 Konstruksi - - 4.882 1.468 5.538 (0,01)
6 Perdagangan 7.363 7.363 12.144 9.596 15.132 0,58
7 Transportasi,
Pergudangan - - 8.833 8.553 7.004 (0,08)
dan Komunikasi
8 Lembaga
- - 73 257 513 2,77
Keuangan
9 Jasa 1.155 1.155 13.555 21.904 19.940 11,33
163.510 163.510 191.438 206.507 218.750 0,26
Sumber : TTS Dalam Angka 2009– 2013
Dari tabel 2.8 diatas dapat dilihat bahwa kontribusi lapangan pekerjaan
utama didominasi oleh sektor pertanian dengan jumlah tenaga kerja sebesar
154.376 pada tahun 2008 dan menurun menjadi 148.347 pada tahun 2012;
dikuti oleh sektor perdagangan sebanyak 7.363 pada tahun 2008 dan
mengalami peningkatan menjadi 15.132 pada tahun 2012. Sedangkan
sektor–sektor lain perkembangannya tidak signifikan. Rata-rata pertumbuhan
pertahun didominasi oleh sektor jasa sebesar 11,33% dan dikuti oleh sektor
industri sebesar 8,12%.
Jika dicermati maka populasi penduduk yang bekerja pada sektor
pertanian,telah mengalami pengurangan jumlah pada tahun 2011 dan 2012
sebanyak 14.089 orang, pada saat yang sama terjadi peningkatan jumlah
penduduk yang bekerja dalam bidang perdagangan, industri dan jasa. Ini
merupakan indikasi bahwa bekerja dalam bidang pertanian bukan pekerjaan
yang menarik untuk ditekuni.

2.1.4.3 Keagamaan
Hampir seluruh penduduk di Kabupaten Timor Tengah Selatan telah
memeluk agama, yaitu agama yang sah dan diakui oleh negara yaitu agama
Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu dan Budha. Jumlah penduduk
berdasarkan agama yang dianut di seluruh kecamatan sampai tahun 2012,
disajikan pada Tabel 2.9.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 26


Tabel 2.9
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Per Kecamatan
Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2012
Agama Jumlah Sarana Ibadat
No Kecamatan
Gereja Gereja Masjid Pura Lainnya
Penduduk Katolik Protestan Islam Hindu Budha
Katolik Protestan
1 Mollo Utara 23973 1057 22786 206 12 0 7 51 1 0 0
2 Fatumnasi 6818 560 6240 18 0 0 4 18 0 0 0
3 Tobu 9666 524 9138 4 0 0 5 20 0 0 0
4 Nunbena 5202 117 5076 10 0 0 4 16 0 0 0
5 Mollo Selatan 15525 1473 13887 158 6 0 9 18 0 1 0
6 Polen 14081 1867 12191 21 1 0 3 33 0 0 0
7 Mollo Barat 7690 1115 6564 11 0 0 2 9 0 0 0
8 Mollo Tengah 7328 330 6990 7 0 0 - 8 0 0 0
9 Kota SoE 40313 4664 31734 3749 153 4 13 33 3 0 0
10 Amanuban Barat 22338 1765 20332 239 2 0 6 36 0 0 0
11 Batu Putih 14471 2859 11496 110 6 0 11 23 1 0 0
12 Kuatnana 15376 1304 14055 17 0 0 1 56 0 0 0
13 Amanuban Selatan 24612 1691 22744 170 0 0 17 64 2 0 0
14 Noebeba 11623 805 10783 35 0 0 3 9 0 0 0
15 Kuanfatu 19518 1271 18160 88 0 0 4 58 1 0 0
16 Kualin 21408 736 20254 415 2 0 2 17 1 0 0

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 27


Agama Jumlah Sarana Ibadat
No Kecamatan
Gereja Gereja Masjid Pura Lainnya
Penduduk Katolik Protestan Islam Hindu Budha
Katolik Protestan
17 Amanuban Tengah 15547 1427 13434 676 2 2 5 64 1 0 0
18 Kolbano 18981 137 18708 137 0 0 3 30 1 0 0
19 Oenino 10822 532 10278 1 0 0 3 17 0 0 0
20 Amanuban Timur 17205 2114 12905 2185 0 0 11 24 12 0 0
21 Fautmolo 7485 943 5967 575 0 0 5 17 3 0 0
22 Fatukopa 5125 886 4192 47 0 0 6 18 0 0 0
23 KiE 21848 714 20273 564 0 0 4 34 5 0 0
24 Kot'olin 11447 149 11264 0 0 0 1 20 0 0 0
25 Amanatun Selatan 18246 4523 13593 88 0 0 10 64 1 0 0
26 Boking 10161 553 9594 13 1 0 2 27 0 0 0
27 Nunkolo 14187 1054 13126 7 0 0 5 30 0 0 0
28 Noebana 4793 861 3932 0 0 0 7 13 0 0 0
29 Santian 6645 86 6557 1 0 0 6 17 0 0 0
30 Amanatun Utara 16907 3498 13409 0 0 0 14 29 0 0 0
31 Toianas 12775 3057 9718 0 0 0 8 25 0 0 0
32 Kokbaun 3270 1310 1960 0 0 0 7 3 0 0 0
TOTAL 455.386 43985 401340 9553 186 6 190 901 32 1 0
Sumber : TTS Dalam Angka Tahun 2013 yang di Olah

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 28


Data pada tabel 2.9 menunjukan bahwa sebagian besar penduduk
Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah pemeluk agama Kristen Protestan
yaitu sebanyak 401.340 jiwa (88,13%) dan sisanya adalah pemeluk agama
Kristen Khatolik (9,66%), Islam (2,10%), Hindu (0,04%), Budha (0,001%).
Penganut agama lainnya adalah sejumlah masyarakat adat Boti yang berada
di kecamatan KiE sebesar 316 Jiwa (0,07%). Masing-masing agama
didukung dengan sarana peribadatan yaitu Gereja Kristen Protestan
berjumlah 901 buah, selanjutnya diikuti Gereja Katholik berjumlah 190 buah,
Mesjid 32 buah dan pura 1 buah. Sampai Tahun 2012 jumlah tempat ibadah
yang telah difasilitasi pembangunannya oleh pemerintah yaitu, gereja
sebanyak 179 unit, Kathedral/Kapela sebanyak 54 unit dan Masjid sebanyak
7 unit.

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1.Pertumbuhan PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan penjumlahan
nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan
ekonomi di suatu wilayah tertentu (provinsi dan kabupaten/kota), dan dalam
satu kurun waktu tertentu (satu tahun kelender). Kegiatan ekonomi yang
dimaksud kegiatan pertanian, pertambangan, industri pengolahan, sampai
dengan jasa. Hasil penghitungan PDRB disajikan atas harga berlaku dan
harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh
Nilai Tambah Barang (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun,
yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. Penghitungan atas
dasar harga konstan pengertiannya sama dengan atas dasar harga berlaku,
tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB
atas dasar harga konstan menggambarkan perubahan volume/kuantum
produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara
menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar
konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara kesuluruhan
atau sektoral. Juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu
daerah dari tahun ke tahun. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Timor Tengah
Selatan tahun 2008 – 20012 dari 9 sektor pembangunan Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2000 dapat dilihat pada tabel 2.10.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 29


Tabel 2.10.
Nilai dan Kontribusi sektor Dalam PDRB Tahun 2008 - 2012
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Kabupaten Timor Tengah Selatan
2008 2009 2010 2011 2012
No SEKTOR
Rp*(000) % Rp*(000) % Rp *(000) % Rp *(000) % Rp *(000 ) %
1. Pertanian 477.282,12 54,19 489.643,67 53,42 501.387,09 52,54 513.712,18 51,68 526.159,72 50,78
2. Pertambangan & Penggalian 10.858,03 1,23 11.737,88 1,28 12.312,10 1,29 13.139,22 1,32 14.024,14 1,35
3. Industri Pengolahan 5.757,12 0,65 5.922,88 0,65 6.103,48 0,64 6.269,32 0,63 6.438,39 0,62
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.515,40 0,17 1.582,95 0,17 1.662,16 0,17 1.746,56 0,18 1.835,65 0,18
5. Bangunan – Konstruksi 37.911,48 4,30 39.026,38 4,26 39.808,50 4,17 40.860,52 4,11 41.998,62 4,05
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 80.390,39 9,13 84.245,23 9,19 88.439,55 9,27 92.711,73 9,33 97.212,56 9,38
7. Pengangkutan & Komunikasi 24.380,75 2,77 25.633,19 2,80 26.975,91 2,83 28.539,95 2,87 30.304,77 2,92
8. Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 22.159,92 2,52 22.847,81 2,49 23.717,71 2,49 24.653,83 2,48 25.639,77 2,47
9. Jasa-Jasa 220.522,75 25,04 235.902,49 25,74 253.843,21 26,60 272.359,60 27,40 292.635,91 28,24
PDRB 880.777,96 100,00 916.542,48 100,00 954.249,71 100,00 993.992,91 100,00 1.036.249,53 100,00
Sumber: TTS Dalam Angka Yang di Olah 2009-2013

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 30


Data pada tabel 2.10 menunjukan bahwa kontribusi PDRB Atas Dasar
Harga Konstan di Kabupaten Timor Tengah Selatan oleh 9 sektor utama
terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu dari Rp.880.777.000.000,- pada
tahun 2008, menjadi Rp.1.036.249,53 pada tahun 2013, dengan laju
pertumbuhan sebesar 4.25%. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar
adalah sektor pertanian pada tahun 2008 sebesar 54,19% dan terus
mengalami penurunan hingga tahun 2012 sebesar 50,78%, kemudian diikuti
oleh sektor jasa-jasa dengan kontribusi sebesar 25% pada tahun 2008,
meningkat menjadi 28% pada tahun 2012. Tujuh (7) sektor lain yang
memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Timor Tengah Selatan,
dari tahun ke tahun cenderung menunjukkan peningkatan walaupun dalam
jumlah yang sangat kecil.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2008–
2012 dari 9 sektor pembangunan Atas Dasar Harga berlaku dapat dilihat
pada tabel 2.11.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 31


Tabel 2.11.
Nilai dan Kontribusi sektor Dalam PDRB Tahun 2008 - 2012
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Timor Tengah Selatan
2008 2009 2010 2011 2012
No SEKTOR
Rp. (000) % Rp. (000) % Rp. (000) % Rp. (000) % Rp. (000) %
1. Pertanian 976.657,79 55,26 1.090.397,56 54,82 1.192.905,51 53,40 1.338.059,86 52,63 1.498.893,04 51,99
2. Pertambangan & Penggalian 19.966,45 1,13 22.848,62 1,15 25.971,42 1,16 30.329,46 1,19 34.554,66 1,20
3. Industri Pengolahan 11.477,00 0,65 12.625,88 0,63 13.929,47 0,62 15.649,61 0,62 17.059,39 0,59
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3.065,58 0,17 3.293,49 0,17 3.678,78 0,16 4.220,99 0,17 4.723,79 0,16
5. Bangunan – Konstruksi 77.793,72 4,40 86.889,89 4,37 97.197,12 4,35 109.050,69 4,29 122.169,73 4,24
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 158.335,44 8,96 179.331,93 9,02 201.652,12 9,03 231.304,15 9,10 259.875,85 9,01
7. Pengangkutan & Komunikasi 37.990,45 2,15 41.543,10 2,09 46.317,67 2,07 52.146,29 2,05 60.488,67 2,10
8. Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan 47.346,08 2,68 52.350,14 2,63 59.582,56 2,67 67.707,66 2,66 76.237,07 2,64
9. Jasa-Jasa 434.688,22 24,60 499.928,66 25,13 592.585,46 26,53 693.689,85 27,29 809.036,64 28,06

PDRB 1.767.320,73 100,00 1.989.209,27 100,00 2.233.820,11 100,00 2.542.158,56 100,00 2.883.038,84 100,00

Sumber: TTS Dalam Angka Yang di Olah 2009-2013

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 32


Data pada tabel 2.11. menunjukkan bahwa kontribusi PDRB Atas
Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Timor Tengah Selatan oleh 9 sektor
utama terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu dari Rp.1.767.320,73,- pada
tahun 2008, menjadi Rp.2.883.038,84 pada tahun 2013, dengan laju
pertumbuhan sebesar 13,41%. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar
adalah sektor pertanian sebesar lebih dari 50% dengan angka yang
cenderung menurun dari tahun ke tahun, sementara sektor yang memberikan
kontribusi besar setelah sektor pertanian adalah dari sektor jasa-jasa dengan
kontribusi sebesar 24,60% pada tahun 2008, meningkat menjadi 28% pada
tahun 2012. 7 sektor lain yang memberikan kontribusi terhadap PDRB
Kabupaten Timor Tengah Selatan, dari tahun ke tahun cenderung
menunjukkan peningkatan walaupun dalam jumlah yang sangat kecil.

2.2.1.2 Pendapatan Perkapita


Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata
penduduk di suatu daerah. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil
pembagian PDRB daerah suatu kabupaten dengan jumlah penduduk
kabupaten tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDRB
perkapita. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolok ukur
kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah daerah, semakin besar
pendapatan perkapitanya, semakin makmur daerah tersebut. Pendapatan
perkapita Kabupaten Timor Tengah Selatan selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 2.12.
Tabel 2.12
Pendapatan perkapita Kabupaten Timor Tengah Selatan
Tahun 2008 - 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Atas Dasar Harga 2.107.417 2.182.327 2.163.081 2.209.457 2.285.579
Konstan
2 Atas dasar Harga 3.954.798 4.376.393 5.066.689 5.650.736 6.343.822
Berlaku
Sumber : TTS Dalam Angka 2009-2013

2.2.1.3 Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi
perekonomian suatu daerah secara berkesinambungan menuju keadaan
yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat
diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan daerah.
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi di daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Timor
Tengah Selatan dari Tahun 2008 – 2012, disajikan pada tabel 2.13
RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 33
Tabel 2.13. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Timor Tengah Selatan
Tahun 2008 – 2012
Tahun Pertumbuhan Ekonomi
2008 4,45 %
2009 4,06 %
2010 4,23 %
2011 4,16 %
2012 4,25 %
Sumber data TTS Dalam Angka Tahun 2009-2013
Data pada tabel 2.13, menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Timor Tengah Selatan dari Tahun 2008-2012 cenderung fluktuatif
dimana pada tahun 2008 sebesar 4,45% menjadi 4,25% pada tahun 2012.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Timor
Tengah Selatan cenderung stabil.

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial


a. Kondisi Kesejahteraan Keluarga
Kesejahteraan masyarakat merupakan upaya peningkatan kualitas
kesejahteraan sosial perorangan, kelompok dan komunitas masyarakat yang
memiliki harkat dan martabat dalam memenuhi kebutuhan pokok yakni
pendidikan, kesehatan, penghasilan, pelayanan kerja dan pemukiman serta
pelayanan sosial personal lainnya. Kondisi masyarakat berdasarkan tingkat
kesejahteraan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat
pada tabel 2.14.
Tabel 2.14. Perkembangan Tingkat Kesejahteraan Keluarga Sejahtera
di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008 –2012
Perkembangan Tahun
Tingkat
Kesejahteraan 2008 % 2009 % 2010 % 2011 % 2012 %
Pra
Sejahtera 71.065 65,73 70.429 64,43 71.674 64,12 72.998 64,05 72.478 63,21

KS – I 26.247 24,28 26.668 24,40 27.690 24,77 28.091 24,65 28.667 25,00

KS – II 9.289 8,59 10.419 9,53 10.476 9,37 10.717 9,40 11.306 9,86

KS – III 1.462 1,35 1.727 1,58 1.850 1,66 2.082 1,83 2.122 1,85

KS - III Plus 53 0,05 71 0,06 88 0,08 87 0,08 88 0,08


Total 108.116 100 109.314 100 111.778 100 113.975 100 114.661 100

Sumber : TTS Dalam Angka Yang diolah Tahun 2012


Data pada tabel 2.14 menunjukkan bahwa kondisi kesejahteraan
keluarga pra-sejahtera sampai KS-III Plus terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Secara keseluruhan kondisi masyarakat pra-sejahtera pada
Tahun 2008 adalah 71.065 KK (65,73%) dan Tahun 2012 sebanyak 72.478
KK (63,21%); KS-I pada Tahun 2008 adalah 26.247KK (24,28%) dan Tahun
2012 meningkat menjadi 28.667 KK (25%); KS–II pada Tahun 2008 adalah
9.289 KK (8,59%) dan Tahun 2012 meningkat menjadi 11.306 KK (9,86%);
KS–III pada Tahun 2008 adalah 1.462 KK (1,35%) dan Tahun 2012
meningkat menjadi 2.122 KK (1,85%); KS–III Plus pada Tahun 2008 adalah
53 KK (0,05%) dan Tahun 2012 meningkat menjadi 88 KK (0,08%). Data
RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 34
diatas mengindikasikan bahwa upaya pemerintah melaksanakan berbagai
program/kegiatan pembangunan ternyata belum mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, karena peningkatan jumlah KS III dan KS III plus
yang harus disyukuri ternyata tidak diikuti oleh penurunan jumlah KK pra
sejahtera, KS-I dan KS-II.
Untuk mengurangi sebagian beban pengeluaran rumah tangga miskin
dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras, maka
pemerintah mengalokasikan program RASKIN. Jumlah rumah tangga
penerima raskin per kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.15.
Tabel 2.15. Jumlah Rumah Tangga Penerima Raskin Per Kecamatan
Tahun 2008 – 2012
Tahun
No Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012
1 Mollo Utara 2484 2232 2292 2292 2413
2 Tobu 0 822 822 822 1115
3 Fatumnasi 2269 717 647 647 801
4 Nunbena 0 415 415 415 578
5 Mollo Selatan 3488 1969 1968 1968 1105
6 Mollo Tengah 0 1165 1154 1154 881
7 Mollo Barat 1532 1532 1531 1531 1040
8 Polen 2604 2106 2106 2106 1935
9 Kota SoE 3027 2276 2238 2238 886
10 Amanuban Barat 5827 3313 3310 3310 2544
11 Kuatnana 0 2807 2807 2807 2199
12 Batu Putih 2067 2262 2244 2244 1674
13 Amanuban Selatan 5541 4155 4144 4144 3559
14 Noebeba 0 2183 2178 2178 1487
15 Kuanfatu 3090 2721 2719 2719 2334
16 Kualin 3438 3382 3371 3371 2911
17 Amanuban Tengah 2895 2313 2307 2307 1604
18 Oenino 1736 1758 1758 1758 1417
19 Kolbano 3959 3829 3816 3816 2507
20 Amanuban Timur 3777 1299 1299 1299 2342
21 Fatukopa 0 501 498 498 912
22 Fautmolo 0 557 557 557 1066
23 KiE 3430 4121 4064 4064 3275
24 Kot'olin 2108 1887 1883 1883 1799
25 Amanatun Selatan 2849 2751 2728 2728 2491
26 Nunkolo 2294 1942 1887 1887 1882
27 Boking 4013 1516 1509 1509 1621
28 Santian 0 1235 1230 1230 1239
29 Noebana 0 917 912 912 868
30 Amanatun Utara 2319 2349 2298 2298 2168
31 Toianas 1720 1640 1639 1639 1888
32 Kokbaun 824 615 615 615 535
Total 67291 63287 62946 62946 55076
Sumber : Bagian Ekbang Setda Kab. TTS

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 35


Data pada tabel 2.15. menunjukan bahwa rumah tangga penerima
raskin pada tahun 2008 sebanyak 67.291 dan terus mengalami penurunan
menjadi 55.076 pada tahun 2012. Kecamatan yang paling banyak menerima
raskin tahun 2008 adalah kecamatan Amanuban Barat sebanyak 5.827
rumah tangga kemudian kecamatan Amanuban Selatan sebanyak 5.541
rumah tangga dan kecamatan Boking sebanyak 4.013 rumah tangga.
Sedangkan pada tahun 2012 kecamatan yang paling banyak menerima
raskin adalah kecamatan Amanuban Selatan sebanyak 3.559 rumah tangga
diikuti dengan kecamatan KiE sebanyak 3.275 rumah tangga dan selanjutnya
adalah kecamatan Kualin sebanyak 2.911 rumah tangga. Dari data di atas
dapat juga disimpulkan bahwa sampai pada tahun 2012, 5 kecamatan
dengan jumlah rumah tangga miskin terbesar adalah Kecamatan Amanuban
Selatan, diikuti oleh Kecamatan KiE, Kecamatan Kualin, Kecamatan
Amanuban Barat dan Kecamatan Kolbano.

2.3. Aspek Pelayanan Umum


2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
a. Urusan Pendidikan
Kemajuan pembangunan pendidikan di Kabupaten Timor Tengah
Selatan sudah semakin menuju kearah yang lebih baik walaupun masih ada
kekurangan-kekurangan yang menjadi perhatian bersama. Dengan
dilaksanakanya program pembangunan,pelayanan pendidikan telah dapat
menjangkau daerah terpencil, daerah dengan penduduk miskin dan daerah
yang jarang fasilitas pendidikan.
1. Daya Dukung Pendidikan
Daya dukung pendidikan merupakan perkembangan pembangunan
pendidikan yang dapat ditunjukan melalui beberapa indikator antar lain
dukungan prasarana pendidikan, guru, dan jumlah siswa serta kondisi
penduduk buta huruf. Ketersediaan sekolah dan penduduk usia sekolah
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.16.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 36


Tabel 2.16.
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2012
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK
Ketersediaan
Sekolah dan Jumlah gedung Jumlah gedung Jumlah gedung
No. Jumlah siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Penduduk Usia sekolah Rasio sekolah Rasio sekolah Rasio
Sekolah Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot
1 Mollo Utara 19 7 26 3137 1241 4378 1: 168 6 3 9 599 579 1178 1 : 131 1 3 4 487 170 657 1:164

2 Fatumnasi 6 2 8 925 322 1247 1:156 1 1 2 65 105 170 1:85 0 1 1 26 - 26 1:26

3 Tobu 9 4 13 1275 676 1951 1:150 5 - - 448 - - - 0 - - - - - -

4 Nunbena 5 3 8 552 376 928 1:122 2 - - 86 - - - 2 - 2 87 - 87 1:44

5 Mollo Selatan 10 2 12 1615 243 1858 1:149 3 1 4 381 274 655 1:64 1 1 2 355 358 713 1:357

6 Polen 15 6 21 1920 724 2644 1:129 4 1 5 441 112 553 1:111 1 - 1 95 - 95 1:95

7 Mollo Barat 8 1 9 1137 121 1258 1:139 2 - - 180 - - - - - - - - - -

8 Mollo Tengah 8 2 10 979 408 1387 1:138 1 - - 228 - - - - - - - - - -

9 Kota Soe 15 5 20 4409 1895 6304 1:260 3 7 10 2408 1977 4385 1:439 4 8 12 2014 3515 5529 1:461

10 Amanuban Barat 13 4 17 2960 795 3755 1;195 3 3 6 983 281 1264 1:211 - 6 6 - 835 835 1:139

11 Batu Putih 10 5 15 1478 727 2205 1:144 4 - - 435 - - - 2 - 2 439 - 439 1:220

12 Kuatnana 14 4 18 2319 806 3125 1:163 2 1 3 147 492 639 1:213 - 1 1 440 434 874 1:874

13 Amanuban Selatan 22 4 26 3749 683 4432 1:158 5 1 6 857 68 925 1:154 1 - 1 369 - 369 1:369

14 Noebeba 13 4 17 2024 405 2429 1:141 1 2 3 190 163 353 1:118 - - - - - - -

15 Kuanfatu 18 9 27 2514 1480 3994 1:144 7 1 8 1121 335 1456 1:182 1 - 1 355 - 355 1:355

16 Kualin 15 4 19 3196 1032 4228 1:196 4 3 7 458 317 775 1:111 3 1 4 443 62 505 1:126

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 37


SD/MI SMP/MTs SMA/SMK
Ketersediaan
Sekolah dan Jumlah gedung Jumlah gedung Jumlah gedung
No. Jumlah siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Penduduk Usia sekolah Rasio sekolah Rasio sekolah Rasio
Sekolah Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot
17 Amanuban Tengah 11 6 17 1765 913 2678 1:151 1 3 4 560 614 1174 1:294 1 2 3 542 373 915 1:305

18 Kolbano 17 6 23 2486 798 3284 1:141 4 2 6 328 143 471 1:79 2 - 2 145 - 145 1:73

19 Oenino 9 4 13 1073 547 1620 1:129 3 - 353 - - - - - - - - - -

20 Amanuban Timur 13 11 24 1718 1339 3057 1:30 3 3 6 667 357 1024 1:171 2 1 3 502 65 567 1:189

21 Fautmolo 7 5 12 955 587 1542 1:131 - - - - - - - - 1 1 - 66 66 1:66

22 Fatukopa 4 1 5 583 105 688 1:138 1 - - 78 - - - - - - - - - -

23 KiE 19 5 24 3072 802 3874 1:154 4 3 7 330 188 518 1:74 1 2 3 281 499 780 1:260

24 Kot'Olin 9 3 12 1520 564 2084 1:163 2 1 3 255 241 496 1:165 - - - - - - -

25 Amanatun Selatan 9 14 23 1361 2390 3751 1:155 4 4 8 2234 401 2635 1:329 1 1 2 231 254 485 1:243

26 Boking 9 3 12 1157 561 1718 1:141 3 - - 327 - - - 1 1 2 146 178 324 1:162

27 Nunkolo 8 5 13 1620 1048 2668 1:184 2 - - 105 - - - 1 - 1 124 - 124 1:124

28 Noebana 6 1 7 813 86 899 1:131 1 - - 183 - - - - - - 119 - 119 -

29 Santian 7 3 10 900 475 1375 1:137 1 3 4 105 361 466 1:117 - 1 1 204 237 441 1:441

30 Amanatun Utara 17 5 22 2415 549 2964 1:135 2 2 4 154 113 267 1:67 1 - 1 351 - 351 1:351

31 Toianas 11 4 15 1495 783 2278 1:147 3 1 4 540 107 647 1:162 3 - 3 387 - 387 1:129

32 Kokbaun 2 2 4 314 335 649 1:154 1 - - 161 - - - 1 - - - - - -

TOTAL 358 144 502 57436 23816 81252 1:162 88 46 109 15407 7228 20051 1:184 30 30 59 8142 7046 15188 1:257
Sumber : TTS Dalam Angka 2012 dan Profil Pendidikan 2012

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 38


Data pada tabel 2.16. menunjukkan bahwa pada tahun 2012 jumlah
gedung SD sebanyak 502 dan jumlah murid SD sebanyak 81.252 orang dan
rasio jumlah gedung terhadap jumlah murid adalah 1:162, sedangkan untuk
SMP jumlah gedung sekolah 109 dan jumlah siswa adalah 20.051 orang dan
rasio jumlah gedung terhadap siswa adalah 1:184. Penyebaran gedung SD
terbanyak berada di kecamatan Kuanfatu yaitu 27 gedung di ikuti oleh
kecamatan Mollo Utara dan Amanuban Selatan yaitu sebanyak 26 gedung
dan terendah di kecamatan Kokbaun sebanyak 4 gedung. Sedangkan
penyebaran gedung SMP terbanyak berada di kecamatan Kota SoE
sebanyak 10 gedung dan dikuti oleh kecamatan Mollo Utara sebanyak 9
gedung dan yang terendah di kecamatan Fatumnasi yaitu 2 gedung. Pada
tingkat SMA penyebaran gedung sekolah terbanyak berada pada kecamatan
kota sebanyak 12 gedung dan diikuti oleh kecamatan Amanuban Barat
sebanyak 6 gedung. Di beberapa kecamatan jumlah gedung sekolah hanya
berkisar 1 hingga 3 gedung bahkan ada kecamatan yang tidak memiliki
gedung sekolah yaitu kecamatan Tobu, Mollo Barat, Mollo Tengah, Noebeba
dan Oenino. Rasio jumlah gedung terhadap jumlah siswa adalah 1:257.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 39


Tabel 2.17.
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2012
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK
No Nama Kecamatan Jumlah Guru Jumlah Murid Jumlah Guru Jumlah Murid Jumlah guru Jumlah Murid
Rasio Rasio Rasio
Neg Swa Tot Neg Swas Tot Neg Swa Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot

1 Mollo Utara 195 59 254 3137 1241 4378 1:17 80 33 113 599 579 1178 1:10 36 19 55 487 170 657 1:12
2 Fatumnasi 50 12 62 925 322 1247 1:20 6 10 16 65 105 170 1:10 - - - 26 - 26 -
3 Tobu 77 28 105 1275 676 1951 1:19 42 - - 448 - - - - - - - - - -
4 Nunbena 29 19 48 552 376 928 1:19 12 - - 86 - - - 20 - - 87 - 87 -
5 Mollo Selatan 153 32 185 1615 243 1858 1:10 44 27 71 381 274 655 1:9 20 21 41 355 358 713 1:17
6 Polen 110 35 145 1920 724 2644 1:18 46 10 56 441 112 553 1:9 20 - - 95 - 95 -
7 Mollo Barat 79 6 85 1137 121 1258 1:14 21 - - 180 - - - - - - - - - -
8 Mollo Tengah 81 20 101 979 408 1387 1:14 20 - - 228 - - - - - - - - - -
9 Kota Soe 293 111 404 4409 1895 6304 1:16 141 95 236 2408 1977 4385 1:18 199 207 406 2014 3515 5529 1:14
10 Amanuban Barat 202 48 250 2960 795 3755 1:15 76 37 113 983 281 1264 1:11 - 71 - - 835 835 -
11 Batu Putih 112 44 156 1478 727 2205 1:14 59 - - 435 - - - 45 - - 439 - 439 -
12 Kuatnana 159 43 202 2319 806 3125 1:15 29 19 48 147 492 639 1:13 - 24 - 440 434 874 -
13 Amanuban Selatan 202 32 234 3749 683 4432 1:19 94 10 104 857 68 925 1:9 24 - - 369 - 369 -
14 Noebeba 131 26 157 2024 405 2429 1:15 34 12 46 190 163 353 1:8 - - - - - - -
15 Kuanfatu 160 72 232 2514 1480 3994 1:17 93 11 104 1121 335 1456 1:14 10 - - 355 - 355 -
16 Kualin 130 33 163 3196 1032 4228 1:26 50 33 83 458 317 775 1:9 56 9 65 443 62 505 1:8
17 Amanuban Tengah 134 72 206 1765 913 2678 1:13 41 54 95 560 614 1174 1:12 43 26 69 542 373 915 1:13

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 40


SD/MI SMP/MTs SMA/SMK
No Nama Kecamatan Jumlah Guru Jumlah Murid Jumlah Guru Jumlah Murid Jumlah guru Jumlah Murid
Rasio Rasio Rasio
Neg Swa Tot Neg Swas Tot Neg Swa Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot Neg Swas Tot

18 Kolbano 152 59 211 2486 798 3284 1:15 47 15 62 328 143 471 1:7 45 - - 145 - 145 -
19 Oenino 92 32 124 1073 547 1620 1:13 50 - - 353 - - - - - - - - - -
20 Amanuban Timur 136 100 236 1718 1339 3057 1:13 52 44 96 667 357 1024 1:10 34 12 46 502 65 567 1:12
-
21 Fautmolo 65 27 92 955 587 1542 1:17 - - - - - - - - - - 66 66 -
-
22 Fatukopa 33 9 42 583 105 688 1:16 8 - - 78 - - - - - - - - -
23 KiE 201 51 252 3072 802 3874 1:15 37 20 57 330 188 518 1:9 18 35 53 281 499 780 1:15
24 Kot'Olin 78 29 107 1520 564 2084 1:19 23 12 35 255 241 496 1:14 - - - - - - -
25 Amanatun Selatan 87 128 215 1361 2390 3751 1:17 49 16 65 2234 401 2635 1:40 40 19 59 231 254 485 1:8
26 Boking 75 25 100 1157 561 1718 1:17 33 - - 327 - - - 22 16 38 146 178 324 1:8
27 Nunkolo 66 41 107 1620 1048 2668 1:25 28 - - 105 - - - 19 - - 124 - 124 -
28 Noebana 46 5 51 813 86 899 1:17 6 - - 183 - - - - - - 119 - 119 -
29 Santian 66 24 90 900 475 1375 1:15 15 29 44 105 361 466 1:10 17 21 38 204 237 441 1:12
30 Amanatun Utara 155 36 191 2415 549 2964 1:15 6 10 16 154 113 267 1:16 40 - - 351 - 351 -
31 Toianas 95 45 140 1495 783 2278 1:16 43 6 49 540 107 647 1:13 60 - - 387 - 387 -
-
32 Kokbaun 17 16 33 314 335 649 1:19 12 - - 161 - - - - - - - - -
TOTAL 3661 1319 4980 57436 23816 81252 1297 503 1509 15407 7228 20051 768 480 1248 8142 7046 15188 1:12
Sumber : TTS DalamAngka 2012 dan ProfilPendidikan2012

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 41


Data pada tabel 2.17. menunjukan bahwa jumlah Guru Sekolah Dasar
(SD) di Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2012 tercatat yang tertinggi
berada di kecamatan Kota SoE dimana pada kecamatan ini terdapat 404
guru yang mengajar dengan rasio guru dan murid adalah 1 : 16 sedangkan
distribusi guru terendah terdapat di kecamatan Kualin dimana di kecamatan
ini terdapat 163 guru yang mengajar dengan rasio guru dan murid adalah
1 : 25. Jika di lihat penyebaran jumlah murid SD di Kabupaten Timor Tengah
Selatan, maka sampai pada tahun 2012, jumlah murid terbanyak berada di
kecamatan Kota SoE dimana di kecamatan ini terdapat 6.304 murid
sedangkan jumlah murid terendah di kecamatan Kokbaun sebanyak 649
murid. Berdasarkan angka jumlah guru SD dan murid SD di kabupaten Timor
Tengah Selatan tahun 2012 jumlah guru SD sebanyak 4.980 orang dengan
jumlah murid sebanyak 81.252 sehingga rasio untuk guru dan murid tingkat
kabupaten adalah 1 : 16.
Berdasarkan data pada tabel 2.17 dapat juga disimpulkan bahwa
sampai tahun 2012, 5 kecamatan dengan jumlah siswa terbanyak adalah
Kecamatan Kota SoE, diikuti oleh Kecamatan Amanuban Selatan,
Kecamatan Mollo Utara, Kecamatan Kualin dan Kecamatan Kuanfatu.
Sedangkan jumlah kecamatan dengan peserta jumlah siswa paling rendah
adalah di Kecamatan Kokbaun diikuti oleh Kecamatan Fatukopa, Kecamatan
Noebana dan Kecamatan Nunbena.
Jumlah Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Timor
Tengah Selatan tercatat yang tertinggi berada di kecamatan Kota SoE
dimana pada kecamatan ini terdapat 236 guru yang mengajar dan jumlah
murid terbanyak juga berada di kecamatan Kota SoE yang bejumlah 4.385
siswa. Dan untuk jumlah guru terendah terdapat pada kecamatan Fatumnasi
dimana pada kecamatan ini terdapat 65 guru dengan jumlah siswa 170
siswa. Rasio jumlah guru dan murid tertinggi terdapat pada kecamatan Kualin
yaitu 1 : 40 dan terendah di kecamatan Amanatun Selatan dengan rasio
1 : 7. Sedangkan untuk angka jumlah guru SMP sebanyak 1.509 orang
dengan jumlah murid sebanyak 20.051 siswa dengan rasio guru dan murid
adalah 1 : 13.
Pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) jumlah guru di
Kabupaten Timor Tengah Selatan tercatat yang tertinggi berada di
kecamatan Kota SoE dimana pada kecamatan ini terdapat 406 guru yang
mengajar dan jumlah murid terbanyak juga berada di kecamatan Kota SoE
yang berjumlah 5.529 siswa. Dan untuk jumlah guru terendah terdapat pada
kecamatan Boking dan Santian dimana pada kedua kecamatan terdapat

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 42


38 guru sedangkan jumlah murid terendah adalah kecamatan Fatumnasi
dengan jumlah siswa 26 siswa. Rasio jumlah guru dan siswa tertinggi
terdapat pada kecamatan Mollo Selatan yaitu 1 : 17 dan terendah di
kecamatan Amanatun Selatan, Kualin dan Boking dengan rasio 1 : 8. Untuk
jumlah guru SMA sebanyak 1248 orang dengan jumlah murid sebanyak
15.188 siswa dengan rasio guru dan murid adalah 1:12.

2. Angka Partisipasi Kasar (APK)


Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun
usianya yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah
penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
Capaian APK pada jenjang pendidikan SD hingga SMA/SMK tahun
2011/2012 sebagaimana terlihat pada tabel 2.18.
Tabel 2.18.
Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2011/2012
Jumlah Jumlah Jumlah
penduduk APK Penduduk APK penduduk APK
Tahun siswa siswa Siswa
7-12 SD 13-15 SMP 16-18 SMU
SD SMP SMU
2011/
2012 69.706 80.501 115% 28.367 22.270 78,5% 25.212 13.969 55,4%
Sumber :Dinas PPO Kab. TTS
Data pada tabel 2.18 menunjukkan bahwa sampai tahun 2012, angka
partisipasi kasar pada jenjang pendidikan, SD, SMP maupun SMA/K di
Kabupaten Timor Tengah Selatan masih sangat rendah. Angka partisipasi
kasar SD sebesar 115% menunjukkan bahwa masih ada 15% atau 10,795
orang anak berusia dibawah 7 tahun atau di atas 12 tahun yang sementara
bersekolah di SD. Angka partisipasi kasar SMP sebesar 78,5% menunjukkan
bahwa masih ada 21,5% atau 6.097 orang anak usia 13-15 tahun yang tidak
bersekolah. Angka partisipasi kasar SMA sebesar 55,4% menunjukkan
bahwa masih ada 44,6% atau 11.243 orang anak usia 16-18 tahun yang tidak
bersekolah.
Angka-angka tersebut tentu bukan hal yang menggembirakan dan
membutuhkan upaya serius lagi untuk meningkatkan partisipasi pendidikan di
Kabuapaten Timor Tengah Selatan.

3. Angka Partisipasi Murni (APM)


Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan banyaknya penduduk usia
4 s/d 18 Tahun yang masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai.
APM di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada semua jenjang pendidikan
sebagaimana terlihat pada Tabel 2.19

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 43


Tabel 2.19.
Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2010 – 2012
Jumlah
Jumlah
Siswa Jumlah siswa
penduduk Penduduk APM penduduk siswa SMU
Tahun SD APM SD SMP usia 13-15 APK SMU
7-12 13-15 SMP 16-18 usia 16-18
usia 7-12 tahun
tahun
tahun
2011/
69.706 68.417 98,12% 28.367 18.606 65,59% 25.212 9.906 39,29%
2012
Sumber :Dinas PPO Kab. TTS
Data pada tabel 2.19 menunjukkan bahwa sampai tahun 2012, Angka
Partisipasi Murni pada jenjang pendidikan SD adalah 98,12% artinya masih
ada 1,88% atau masih ada 1.310 orang anak usia 7-12 tahun yang tidak
bersekolah. Sementara untuk Angka Partisipasi Murni SMP dan SMU
sebesar 65,59% dan 39,29% menunjukkan bahwa masih banyak anak usia
sekolah SMP dan SMU yang tidak bersekolah. Ini adalah indikasi bahwa ada
kecenderungan setelah tamat SD banyak anak yang tidak lanjut ke SMP dan
banyak anak lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke SMU karena putus
sekolah atau memilih untuk bersekolah di luar wilayah Kabupaten TTS.

4. Mutu Pendidikan Sekolah


Mutu pendidikan merupakan kemampuan sekolah dalam pengelolaan
secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang
berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah sesuai
dengan norma atau standar yang berlaku. Mutu pendidikan berkaitan erat
dengan input, proses dan output. Mutu dalam proses pendidikan melibatkan
guru dengan pola Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM). Berbagai input seperti; bahan ajar (kognitif, afektif
atau psikomotorik), sarana dan prasarana lembaga pendidikan, dukungan
administrasi, berbagai sumber daya dan upaya penciptaan suasana yang
kondusif untuk belajar. Mutu dalam konteks “hasil pendidikan” mengacu pada
prestasi yang dicapai oleh lembaga pendidikan pada setiap kurun waktu
tertentu. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang mencakup
pengembangan pendidikan kecakapan hidup yang disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik dalam rangka pengembangan kompetensi,
kepribadian, kewarganegaraan, intelektual, estetika, dan kinestik pada
berbagai satuan, jenis, jenjang, dan jalur pendidikan. Tujuannya agar
keluaran pendidikan memiliki keterampilan untuk menghadapi tantangan
kehidupan yang terus berkembang secara mandiri.
Berikut ini ditampilkan beberapa data terkait upaya peningkatan
presentase kelulusan dan kualitas kelulusan di Kabupaten Timor Tengah
Selatan, dapat di lihat pada tabel 2.20; 2.21; 2.22; 2.23.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 44


Tabel 2.20.
Kelulusan Sekolah Dasar
TIDAK
NO TAHUN TERDAFTAR BERUJI LULUS %
BERUJI
1 2009/2010 9.256 9.137 119 9.032 98,85
2 2010/2011 9.714 9.617 97 9.167 95,32
3 2011/2012 10.399 10.276 123 10.276 100
Sumber : Dinas PPO Kab. TTS
Data pada tabel 2.20 menunjukan bahwa jumlah siswa yang terdaftar
sebagai peserta ujian dari tahun ke tahun terus meningkat yaitu sebanyak
9.256 pada tahun ajaran 2009/2010 meningkat menjadi 10.399 pada tahun
ajaran 2011/2012 atau bertambah sebanyak 1.143 siswa (13%).
Peningkatan yang sama juga terlihat pada jumlah siswa yang mengikuti
ujian yaitu sebanyak 9.137 siswa pada tahun 2009/2010, meningkat menjadi
10.276 pada tahun 2011/2012 atau bertambah sebanyak 1.139 siswa
(12%). Hal ini menunjukan bahwa perhatian orang tua untuk menyekolahkan
anak mereka terus meningkat dari tahun ke tahun.
Data pada tabel juga menunjukan bahwa peningkatan jumlah peserta
ujian ternyata diikuti juga oleh peningkatan jumlah siswa yang tidak
mengikuti ujian yaitu sebanyak 119 siswa (1,3%) pada tahun ajaran
2009/2010 menjadi 123 siswa (1,1%) pada tahun 2011/2012.
Hal yang menggembirakan adalah data kelulusan pendidikan sekolah
dasar yang terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu sebesar 98,85% pada
tahun ajaran 2009/2010 menjadi 100% pada tahun ajaran 2011/2012. Ini
adalah angka ideal yang diharapkan oleh seluruh masyarakat di Kabupaten
Timor Tengah Selatan dan sudah tentu harus tetap dipertahankan.
Tabel 2.21
Kelulusan Sekolah Menengah Pertama
TIDAK
NO TAHUN TERDAFTAR BERUJI LULUS %
BERUJI
1 2009/2010 7.806 7.489 317 5.974 79,77
2 2010/2011 7.223 6.925 271 6.745 97,40
3 2011/2012 7.261 7.019 242 6.842 97,47
Sumber : Dinas PPO Kab. TTS
Data pada tabel 2.21 menunjukan bahwa jumlah siswa yang terdaftar
sebagai peserta ujian pada tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 7.806, pada
tahun ajaran 2010/2011 menurun menjadi 7.223 siswa. Kemudian pada
tahun ajaran 2011/2012 bertambah menjadi 7.261 (0,5%). Sedangkan
jumlah siswa yang mengikuti ujian yaitu sebanyak 7.489 siswa pada tahun
2009/2010 dan menurun menjadi 6.925 pada tahun 2010/2011 sedangkan
pada tahun 2011/2012 bertambah menjadi 7.019 atau bertambah sebanyak
94 siswa (1,3%). Data pada tabel juga menunjukan bahwa penurunan
jumlah peserta ujian ternyata diikuti juga oleh penurunan jumlah siswa yang
tidak mengikuti ujian yaitu sebanyak 317 siswa (4,2%) pada tahun ajaran

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 45


2009/2010 menurun menjadi 271 siswa (3,9%) pada tahun 2010/2011 dan
menurun lagi menjadi 242 siswa (3,4%).
Walaupun terjadi penurunan pada jumlah siswa yang mengikuti ujian
tetapi tingkat kelulusan meningkat dari tahun ke tahun yaitu sebesar 79,77%
pada tahun ajaran 2009/2010 menjadi 97,47% pada tahun ajaran
2011/2012.
Tabel 2.22.
Kelulusan Sekolah Menengah Atas
TIDAK
NO TAHUN TERDAFTAR BERUJI LULUS %
BERUJI
1 2009/2010 3.176 3.090 86 2465 79,77
2 2010/2011 3.113 3.062 51 3001 98,08
3 2011/2012 3.043 2.951 75 2943 99,72
Sumber :Dinas PPO Kab. TTS
Data pada tabel 2.22 menunjukan bahwa jumlah siswa yang terdaftar
sebagai peserta ujian dari tahun ke tahun terus menurun yaitu sebanyak
3.176 pada tahun ajaran 2009/2010 menurun menjadi 3.043 pada tahun
ajaran 2011/2012 atau berkurang sebanyak 133 siswa (4,3%). Penurunan
yang sama juga terlihat pada jumlah siswa yang mengikuti ujian yaitu
sebanyak 3.090 siswa pada tahun 2009/2010, menurun menjadi 2.951 pada
tahun 2011/2012 atau berkurang sebanyak 139 siswa (4,5%). Data pada
tabel juga menunjukan bahwa penurunan jumlah peserta ujian ternyata
diikuti juga oleh penurunan jumlah siswa yang tidak mengikuti ujian yaitu
sebanyak 86 siswa (2,7%) pada tahun ajaran 2009/2010 menjadi 75 siswa
(2,5%) pada tahun 2011/2012.
Sedangkan data kelulusan pendidikan Sekolah Menengah Atas terus
meningkat dari tahun ke tahun yaitu sebesar 79,77% pada tahun ajaran
2009/2010 menjadi 99,72% pada tahun ajaran 2011/2012.
Tabel 2.23.
Kelulusan Sekolah Menengah Kejuruan
TIDAK
NO TAHUN TERDAFTAR BERUJI LULUS %
BERUJI
1 2009/2010 1.044 1.003 41 972 96,90
2 2010/2011 930 888 42 867 97,63
3 2011/2012 1.186 1.104 82 1.091 98,82
Sumber :Dinas PPO Kab. TTS
Data pada tabel 2.23 menunjukan bahwa jumlah siswa yang terdaftar
sebagai peserta ujian pada tahun ajaran 2009/2010 sebanyak 1.044, pada
tahun ajaran 2010/2011 menurun menjadi 930 siswa. Kemudian pada tahun
ajaran 2011/2012 bertambah menjadi 1.186 (14%) Sedangkan jumlah siswa
yang mengikuti ujian yaitu sebanyak 1.003 siswa pada tahun 2009/2010,
dan menurun menjadi 888 pada tahun 2010/2011 sedangkan pada tahun
2011/2012 bertambah menjadi 1.104 atau bertambah sebanyak 101 siswa
(10 %). Data pada tabel juga menunjukan jumlah siswa yang tidak mengikuti
RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 46
ujian sebanyak 41 siswa pada tahun ajaran 2009/2010 dan meningkat
menjadi 82 siswa pada tahun 2011/2012. Sedangkan tingkat kelulusan
meningkat yaitu sebesar 96,90% pada tahun ajaran 2009/2010 menjadi
98,82% pada tahun ajaran 2011/2012.

b. Urusan Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat
kesehatan masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat dari
beberapa indikator antara lain peningkatan umur harapan hidup, angka
kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
1. Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu. Indikator mortalitas
meliputi angka kematian pada bayi, angka kematian pada balita, angka
kematian pada ibu melahirkan, angka kematian kasar. Indikator-
indikatormortalitas yang menjadi ukuran keberhasilan pelayanan kesehatan
masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebagai berikut :
2. AngkaKematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan banyaknya kematian bayi
berusia dibawah 1 (satu) tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun
tertentu. Jumlah bayi hidup dan jumlah kematian bayi di 32 kecamatan dari
tahun 2008-2012 disajikan pada tabel 2.24.
Tabel 2.24. Jumlah Bayi Hidup dan Kematian Bayi
di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008 - 2012
Jumlah Bayi Hidup Jumlah Kematian Bayi
No Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
1 Mollo Utara 480 508 508 411 406 2 10 5 5 3
2 Tobu - - - - - - - - - -
3 Fatumnasi 208 165 165 203 157 7 3 7 6 1
4 Nunbena 78 52 52 61 33 1 4 3 4 2
5 Mollo Selatan 503 373 373 327 34 4 1 1 2 9
6 Mollo Barat - 204 204 230 311 - - 1 1 8
7 Mollo Tengah - - - - - - - - - -
8 Polen 344 266 266 229 147 9 10 8 13 -
9 Kota SoE 518 405 757 603 972 5 1 2 7 1
10 Amanuban Barat 804 766 766 765 706 19 5 6 10 5
11 Kuatnana - - - - 280 - - - - 2
12 Batu Putih 258 281 281 270 - 7 1 1 5 -
13 Amanuban Selatan 455 355 355 295 364 10 8 9 2 3
14 Noebeba - - 246 270 253 - - 5 2 1
15 Kuanfatu 387 327 327 372 357 2 3 3 1 1
16 Kualin 327 479 479 417 381 13 4 7 2 1
17 Amanuban Tengah 579 353 353 326 315 9 4 3 5 6
18 Oenino - 216 216 225 238 - 9 5 7 3
19 Kolbano 328 290 290 394 339 8 5 5 3 -
20 Amanuban Timur 460 430 430 279 359 5 6 2 1 -
21 Fautmolo - - - - 13 - - - - -
22 Fatukopa - - - - - - - - - -
23 KiE 534 524 524 502 447 17 8 16 4 1
24 Kot’Olin 170 164 164 140 77 - 4 1 4 2
25 Amanatun Selatan 335 341 341 292 326 3 12 5 10 6
26 Boking 258 218 218 207 184 3 4 2 4 2

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 47


Jumlah Bayi Hidup Jumlah Kematian Bayi
No Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
27 Santian 207 271 271 212 241 - 6 7 1 -
28 Noebana - - - - - - - - - -
29 Nunkolo 209 164 164 157 168 7 2 - 2 2
30 Amanatun Utara 411 360 360 354 323 - 5 - 2 3
31 Toianas 241 143 143 126 140 1 6 5 1 -
32 Kokbaun - 98 98 22 66 - 2 - 4 4

TOTAL 8.094 7.753 8.351 7.689 7.637 132 123 109 108 66
Sumber : TTS Dalam Angka Tahun 2009-2013
Data pada tabel 2.24 menunjukan bahwa jumlah bayi hidup dari tahun
2008 – 2012 terus mengalami penurunan yaitu sebanyak 8094 pada tahun
2008 menjadi 7.637 pada tahun 2012. Data pada tabel juga menunjukan
bahwa jumlah kematian bayi dari tahun 2008 – 2012 cenderung mengalami
penurunan yang tajam yaitu sebanyak 132 pada tahun 2008 menjadi 66 pada
tahun 2012.
Jika dicermati, maka jumlah bayi lahir terbanyak ada di Kecamatan
Amanuban barat, diikuti oleh Kecamatan Kota SoE, Kecamatan Mollo Utara
dan Kecamatan Kualin. Jumlah kematian bayi cenderung menurun dari tahun
ke tahun, kematian bayi terbesar terjadi di Kecamatan KiE sebanyak 16
orang pada tahun 2010, Kecamatan Polen sebanyak 9 orang pada tahun
2011 dan kecamatan Mollo Selatan sebanyak 9 orang pada tahun 2012.

3. Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah kematian anak
berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama
pada pertengahan tahun. Angka kematian Balita juga merupakan indikator
keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. AKABA mengacu pada
jumlah kematian balita yang terkait dengan proses kehamilan, persalinan dan
nifas. Jumlah anak balita hidup dan jumlah kematian balita di 32 kecamatan
dari tahun 2010-2012 disajikan pada tabel 2.25.
Tabel 2.25 Jumlah Anak Balita Hidup dan Jumlah Kasus Kematian Balita
di 32 KecamatanTahun 2008 – 2012
Jumlah Anak Balita Hidup Jumlah Kematian Balita
No Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
1 Mollo Utara 2363 3172 3258 3655 1911 1 1 3 - -
2 Tobu - - - - 623 - - - - -
3 Fatumnasi 1138 1249 1206 518 394 2 2 4 - 1
4 Nunbena 900 695 659 607 498 - - 1 - -
5 Mollo Selatan 3033 2669 2626 2511 1480 - - - - -
6 Mollo Barat - 888 866 822 731 1 1 - 1 1
7 Mollo Tengah - - - - 794 - - - - -
8 Polen 1554 1675 1615 1467 1179 3 3 1 - 1
9 Kota SoE 3475 3577 4284 4229 3802 2 1 1 1 1
10 Amanuban Barat 4365 5006 5070 5100 2149 2 2 - - -
11 Kuatnana - - - - 1588 - - - - -
12 Batu Putih 1541 1819 1746 1492 - 4 4 1 -
13 Amanuban Selatan 1185 3035 2742 3130 2496 5 8 1 1 -
14 Noebeba - 1709 1722 1451 1243 - 7 5 1 -
15 Kuanfatu 2034 2372 2338 2286 2022 - - - - -
16 Kualin 1973 2858 2800 2592 1994 3 3 - - -
17 Amanuban Tengah 2594 1934 2038 1926 1543 - - 1 2 3
18 Oenino - 1249 1241 1162 943 - 2 3 1 1

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 48


Jumlah Anak Balita Hidup Jumlah Kematian Balita
No Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
19 Kolbano 1662 2300 2152 2125 948 2 - - - -
20 Amanuban Timur 2927 3112 3053 1486 1097 2 2 - - -
21 Fautmolo - - - 464 - - - - - -
22 Fatukopa - - - - 274 - - - - -
23 KiE 2184 2970 2966 2979 2286 1 2 - 1 1
24 Kot’Olin 1010 1065 1688 1463 1189 - - - - -
25 Amanatun Selatan 2032 1955 2237 2292 1409 - 2 - - -
26 Boking 1220 1006 1210 1145 938 - - 8 1 -
27 Santian 866 1097 1449 1458 703 - 1 - - -
28 Noebana - - - - 512 - - - - -
29 Nunkolo 1458 1891 1863 1537 1302 - - 3 - -

30 Amanatun Utara 2020 2073 1976 1840 774 - - - - 2

31 Toianas 1302 1529 1472 1451 1117 - 1 - - -

32 Kokbaun - 428 404 377 370 - - - - -

TOTAL 41.295 53.055 54.754 51.819 39.801 24 42 35 10 11


Sumber : TTS Dalam Angka tahun 2009-2013
Data pada tabel 2.25. menunjukan bahwa jumlah balita hidup dari
tahun 2008–2012 terus mengalami peningkatan yaitu sebanyak 41.295 orang
pada tahun 2008 dan terus meningkat menjadi 51.819 orang pada tahun
2011 dan mengalami penurunan pada tahun 2012 menjadi 39.801 orang.
Jumlah Balita lahir hidup terbanyak pada Kecamatan Amanuban Barat, diikuti
oleh Kecamatan Kota SoE, Kecamatan Mollo Selatan dan Kecamatan
Amanuban Tengah.
Data pada tabel diatas juga menunjukan bahwa jumlah kematian balita
tahun 2008 sebanyak 24 orang dan mengalami peningkatan pada tahun 2009
menjadi 42 orang dan terus menerus mengalami penurunan pada tahun 2012
menjadi 11 orang. Jumlah balita hidup terbanyak ada di Kecamatan
Amanuban Barat, diikuti oleh Kecamatan Kota SoE, Kecamatan Mollo
Selatan dan Kecamatan Amanuban Tengah. Jumlah kematian balita 5 tahun
terakhir cenderung menurun dari tahun ke tahun, kematian balita terbesar
terjadi di Kecamatan Amanuban Selatan dan kecamatan Boking.

4. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka kematian Ibu merupakan banyaknya kematian perempuan pada
saat hamil atau dalam masa kehamilan sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lama dan tempat persalinan per 100.000 kelahiran hidup. AKI
juga merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang
kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan
proses kehamilan, persalinan dan nifas. Jumlah kematian ibu hamil, ibu
bersalin dan ibu nifas di 32 kecamatan dari tahun 2008-2012 disajikan pada
tabel 2.26.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 49


Tabel 2.26.
Jumlah kasus kematian ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas di 32 kecamatan
Tahun 2008-2012
Jumlah Kematian Ibu
No Kecamatan Hamil Bersalin Nifas
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
1 Mollo Utara 1 - - - - 4 3 3 - 1 - - - 1 -
2 Tobu - - - - - - - - - - - - - - -
3 Fatumnasi - - - 1 - - 1 1 2 - 1 - - 1 -
4 Nunbena - - - - - - - - - - - - - - -
5 Mollo Selatan - - - - - 1 - - - - - - - - 1
6 Mollo Tengah - - - - - - - - - - - - - - -
7 Mollo Barat - 1 1 - - - - - 1 - - - - - 1
8 Polen - 1 1 - - - - - 4 1 - 1 1 - -
9 Kota SoE - - 1 - - 2 1 3 - - 2 - 2 1 -
10 Amanuban Barat - - - 1 1 2 4 4 1 1 - - - 1 -
11 Kuatnana - - - - - - - - - - - - - - -
12 Batu Putih - - - - - 2 - - - - - - - - -
13 Amanuban Selatan - - - - - 5 4 4 - 2 1 - - - -
14 Noebeba - - - - - - - - 2 - - - - - 1
15 Kuanfatu - - - - 1 3 3 3 1 2 2 - - - -
16 Kualin - - - - - 1 1 1 2 - - - - 1 -

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 50


Jumlah Kematian Ibu
No Kecamatan Hamil Bersalin Nifas
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
17 Amanuban Tengah - - - - - 1 - - 2 - - - - - -
18 Oenino - - - - - - 1 1 - 2 - - - - -
19 Kolbano - - - - - 2 2 2 2 - 1 - - - -
20 Amanuban Timur - - - 1 - 3 1 1 3 - 1 - - - -
21 Fautmolo - - - - - - - - - - - - - - -
22 Fatukopa - - - - - - - - - - - - - - -
23 KiE - - - - - 5 2 2 1 1 - 2 2 - -
24 Kot’Olin - - - - - 1 1 1 1 - - - - 2 -
25 Amanatun Selatan - - - - - - 2 2 3 2 2 - - 2 -
26 Boking 1 - - - - 1 - - 2 1 - - - - -
27 Santian - - - - - - 2 2 1 1 1 - - 1 -
28 Noebana - - - - - - - - - - - - - - -
29 Nunkolo - 1 1 - - 2 1 1 2 - 1 1 1 - 1
30 Amanatun Utara - - - - - 3 2 2 2 1 2 1 1 1 1
31 Toianas - - - - - 2 1 1 - - 1 - - - -
32 Kokbaun - - - - - - - - - - - - - - -
TOTAL 2 3 4 3 2 40 32 34 32 15 15 5 7 11 5
Sumber : TTS Dalam Angka /BPS

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 51


Data pada tabel 2.26 menunjukan bahwa jumlah kematian ibu hamil
pada tahun 2008 terjadi 2 kasus yaitu di kecamatan Mollo Utara dan Boking,
tahun 2009 terjadi 3 kasus yaitu di kecamatan Mollo Barat, Polen dan
Nunkolo, tahun 2010 terjadi 4 kasus yaitu di Kecamatan Mollo Barat, Polen,
Kota SoE dan Nunkolo, tahun 2011 terjadi 3 kasus yaitu di kecamatan
Fatumnasi, Amanuban Barat dan Amanuban Timur dan 2012 terjadi 2 kasus
yaitu di kecamatan Amanuban Barat dan Kuanfatu.
Untuk kasus kematian ibu bersalin, pada tahun 2008 sebanyak 40
kasus, terbanyak terjadi di kecamatan Amanuban Selatan dan Ki’E masing-
masing sebanyak 5 kasus. Pada tahun 2009 sebanyak 32 kasus, terbanyak
terjadi di kecamatan Amanuban Barat dan Amanuban Selatan masing-
masing sebanyak 4 kasus. Pada tahun 2010 sebanyak 34 kasus, terbanyak
terjadi di kecamatan Amanuban Barat dan Amanuban Selatan masing-
masing 4 kasus. Pada tahun 2011 sebanyak 32 kasus, terbanyak terjadi di
kecamatan Polen 4 kasus. Pada tahun 2012 sebanyak 15 kasus, terbanyak
terjadi di kecamatan Amanuban Selatan, Kuanfatu, Oenino, Amanatun
Selatan masing-masing sebanyak 2 kasus.
Untuk kasus ibu nifas pada tahun 2008 sebanyak 15 kasus, terbanyak
terjadi di kecamatan Kota SoE, Kuanfatu, Amanatun Selatan dan Amanatun
Utara masing-masing sebanyak 2 kasus. Pada tahun 2009 sebanyak 5
kasus, terbanyak terjadi di kecamatan KiE sebanyak 2 kasus. Pada tahun
2010 sebanyak 7 kasus, terbanyak terjadi di kecamatan KiE dan Kota SoE
masing-masing sebanyak 2 kasus. Pada tahun 2011 sebanyak 11 kasus,
terbanyak terjadi di kecamatan Amanatun Selatan dan Kot’olin masing-
masing sebanyak 2 kasus. Pada tahun 2012 sebanyak 5 kasus, terjadi di
kecamatan Mollo Selatan, Mollo Barat, Noebeba, Nunkolo dan Amanatun
Utara masing-masing sebanyak 1 kasus.
Penurunan kematian ibu maupun bayi adalah keberhasilan
pembangunan bidang kesehatan, keberhasilan ini tidak terlepas dari adanya
kebijakan Revolusi KIA yang di gagas oleh pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Timur didukung oleh Aus-Aid melalui Program AIPMNH dan
program ini dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Timor Tengah Selatan
melalui SKPD terkait sejak tahun 2010 dan ternyata program ini benar-benar
efektif menurunkan kematian ibu dan bayi di Kabupaten Timor Tengah
Selatan.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 52


5. Status Gizi Balita
Status Gizi Balita merupakan salah satu Indikator yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Persentase cakupan gizi
buruk pada balita di Kab. TTS pada tahun 2011 sebanyak 0,43%, Persentase
status gizi balita dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.27.
Prevalensi Status Gizi Balita
Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008 s/d 2012
Status Gizi
Baik % Buruk %
(Tahun)
2008 32.668 95,10 1.683 4,90
2009 36.936 98,29 641 1,71
2010 38.749 98,79 476 1,21
2011 38.637 99,20 310 0,80
2012 27.231 99,32 186 0,68
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. TTS dan TTS Dalam Angka 2009-2013
Data pada tabel 2.27. menunjukkan bahwa dari tahun 2008-2012,
persentase balita dengan status gizi baik terus meningkat berbanding lurus
dengan status balita gizi buruk yang terus menurun.

6. HIV/AIDS
HIV-AIDS merupakan jenis penyakit manusia yang sangat mematikan
di dunia dan hingga sekarang belum ditemukan obatnya. Kabupaten Timor
Tengah Selatan juga terdapat penderita penyakit HIV/AIDS yang juga telah
memakan korban. Selengkapnya jumlah penderita HIV/AIDS dapat dilihat
pada tabel 2.28
Tabel 2.28.
Jumlah Penderita HIV-AIDS di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Tahun 2008-2012
Jenis Kasus Status Pengobatan Keterangan
Jumlah
No. Tahun Tanpa
Kasus HIV AIDS Terapi Non-Terapi Meninggal Hidup
Keterangan

1 2008 13 3 10 - 13 7 - 6
2 2009 15 4 11 3 12 11 3 1
3 2010 28 7 21 4 24 22 3 3
4 2011 40 11 29 7 33 26 11 3
5 2012 25 2 23 11 14 5 11 9
Jumlah 121 27 94 25 96 71 28 22
Sumber : KPAD Kab. TTS

Data pada tabel 2.28 menunjukan bahwa sampai selama tahun 2008-
2012, jumlah kasus kematian akibat AIDS telah mencapai 71 orang. Epidemi
tersebut terutama terkonsentrasi di kalangan orang yang diduga menjadi
pelanggan dalam kegiatan prostitusi, dan pria yang melakukan hubungan
seksual di luar pernikahan. Jika dibandingkan antara jumlah penderita yang

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 53


diterapi dan non-terapi, lebih banyak penderita yang tidak mendapatkan
terapi, maka ke depan program-program penanggulangan AIDS harus
ditekankan pada pencegahan melalui perubahan perilaku dan melengkapi
upaya pencegahan tersebut dengan layanan pengobatan dan perawatan.

7. Morbiditas
Morbiditas merupakan angka kesakitan (insidensi atau prevalensi) dari
suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Angka
kesakitan berhubungan dengan terjadinya atau terjangkit penyakit didalam
populasi, baik fatal manpun non fatal. Angka kesakitan lebih cepat
menentukan keadaan kesehatan masyarakat dari angka kematian, karena
banyak penyakit yang mempengaruhi derajat kesehatan tetapi tidak berakibat
pada kematian. Data 10 penyakit terbanyak di RSU SoE tahun 2008-2012
disajikan pada tabel 2.29.
Tabel 2.29.
10 Penyakit Terbanyak dari Rumah Sakit Umum Daerah SoE
Tahun 2011–2012
2011 2012
No Nama Penyakit
Jumlah (%) Jumlah (%)
1 ISPA 1.363 25,86 1.061 24,22
2 Gigi dan Mulut 1.092 20,72 803 18,33
3 Maag/Gast Acut 943 17,89 840 19,18
4 Faringitis Acut /Radang 341 6,47 160 3,65
Tenggorokan
5 Cidera 315 5,98 188 4,29
6 Malaria 309 5,86 272 6,21
7 Diare 262 4,97 268 6,12
8 Penyakit Mata 260 4,93 424 9,68
9 Hipertensi 206 3,91 173 3,95
10 Bronchitis 179 3,40 191 4,36

11 Hepatitis 73 1,39 52 1,19

12 IMS 2 0,04 0 -

Total 5.270 100 4.380 100


Sumber :TTS Dalam Angka
Data pada tabel 2.29 menunjukkan bahwa dari 10 penyakit terbanyak
di RSUD SoE, 3 penyakit yang paling dominan adalah ISPA, diikuti penyakit
gigi dan mulut serta penyakit maag/gas acut. Penatalaksanaan kasus ISPA
yang ringan seperti batuk pilek biasa tidak memerlukan antibiotik karena akan
sembuh oleh daya tahan tubuh. Namun khusus untuk anak-anak perlu
diwaspadai pneumonia, karena dapat mengancam jiwa, maka diperlukan
pengobatan antibiotik.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 54


8. Jumlah Sarana Prasarana Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan merupakan salah satu pendukung
pelaksanaan pembangunan di kabupaten Timor Tengah Selatan. Sarana
prasarana kesehatan sesuai data profil dinas kesehatan dapat dilihat pada
tabel 2.30.
Tabel 2.30. Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Timor Tengah
Selatan Tahun 2008 - 2012
Sarana
No. 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah
Kesehatan
1 Rumah Sakit 2 2 2 2 2 2
2 Puskesmas 22 26 26 26 28 28
3 PUSTU 63 63 63 66 66 66
4 Poskesdes 5 16 - 31 36 36
5 Polindes 164 110 - 100 149 149
6 Posyandu 732 712 - 712 708 708
7 Pusk Keliling 23 26 26 26 28 28
Sumber :TTS Dalam Angka 2009 s/d 2013

Data pada tabel 2.30. menunjukkan bahwa jumlah puskesmas tercatat


sebanyak 28 unit dengan 63 puskesmas pembantu. Adapun rasio puskesmas
per 100.000 penduduk sebesar 7 artinya rata-rata Puskesmas di Kabupaten
TTS melayani 14.000 penduduk sedangkan rasio Pustu terhadap Puskesmas
yakni 1:2,2, artinya setiap 1 Puskesmas terdiri dari 2-3 Pustu. Untuk sarana
rumah sakit sampai pada tahun 2012 tidak mengalami perubahan yaitu
sebanyak 2 unit.

9. Jumlah Tenaga Kesehatan


Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting dari pelayanan
kesehatan baik dari kualitas maupun kuantitas. Selengkapnya jumlah tenaga
kesehatan per kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.31.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 55


Tabel 2.31.
Jumlah Tenaga Kesehatan menurut Status Tenaga Kesehatan di 32 Kecamatan pada Tahun 2008 – 2012
Dokter Rasio Perawat Rasio Paramedis Non Perawat Paramedis Lain
Dokter Perawat
No Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
Terakhir Terakhir
1 Mollo Utara 1 2 2 3 3 1:7991 15 15 8 8 5 1:4795 6 6 11 11 8 2 2 3 3 1

2 Fatumnasi 1 - - 2 1 1:6818 10 11 5 9 4 1:1705 4 4 4 4 2 - - - - -

3 Tobu - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

4 Nunbena 1 1 1 1 1 1:5202 3 5 4 5 4 1:1301 2 1 2 2 4 - 1 - - -

5 Mollo Selatan 3 1 1 1 3 1:5175 17 17 3 5 6 1:2588 7 5 9 9 4 - 2 5 5 1

6 Polen 2 2 2 2 6 1:2347 8 9 3 5 7 1:2012 4 3 8 8 9 - - 2 2 2

7 Mollo Tengah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

8 Mollo Barat 1 1 1 1 1 1:7328 6 8 6 5 5 1:1466 - - - - 2 - - - - 1

9 Kota SoE 2 2 2 2 2 1:20157 24 29 9 92 5 1:8063 7 7 10 10 38 1 1 8 8 25

10 Amanuban Barat 2 2 2 2 2 1:11169 26 23 6 4 4 1:5585 6 6 11 11 4 - - 4 4 -

11 Batu Putih 1 1 - 1 3 1:4824 11 10 2 3 2 1:7236 6 6 11 11 6 - - 4 4 1

12 Kuatnana - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

13 Amanuban Selatan - 3 3 3 3 1:8204 21 17 8 5 9 1:2735 7 6 10 10 11 1 1 2 2 1

14 Noebeba - - - 1 - - 6 7 2 3 - - 2 - 4 4 - - - 1 1 -

15 Kuanfatu 1 2 1 1 3 1:6505 7 8 3 6 4 1:4880 2 2 5 5 5 - - 1 1 -

16 Kualin 2 1 1 2 3 1:7136 9 7 1 3 4 1:5352 3 3 3 3 4 - - - - -

17 Amanuban Tengah 2 3 3 3 3 1:5182 16 `12 4 4 7 1:2221 5 4 8 8 6 2 4 4 4 1

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 56


Dokter Rasio Perawat Rasio Paramedis Non Perawat Paramedis Lain
Dokter Perawat
No Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
Terakhir Terakhir
18 Oenino 2 1 1 1 2 1:9491 5 10 4 5 4 1:4745 1 3 - - 3 - - - - 1

19 Kolbano 2 2 2 2 2 1:5411 9 9 5 5 4 1:2706 3 3 4 4 2 - - 1 1 1

20 Amanuban Timur 2 3 3 2 1 1:17205 14 16 8 8 5 1:3441 3 5 4 4 4 - 1 1 1 1

21 Fautmolo - - - - 1 1:7485 - - - - 3 1:2495 - - - - - - - - - -

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
22 Fatukopa
3 2 2 2 1 1:21848 12 14 6 5 6 1:3641 4 5 8 8 4 - - 1 1 -
23 KiE
24 Kot’Olin 2 1 1 - 1 1:11447 4 5 3 5 6 1:1908 2 1 3 3 3 - - 1 1 1

25 Amanatun Selatan 3 2 2 2 3 1:6082 10 10 5 6 4 1:4562 4 3 7 7 6 - 1 3 3 1

26 Boking 1 1 1 2 2 1:5081 7 8 4 4 3 1:3387 2 1 4 4 6 - - - - 1

27 Santian 1 - - - 1 1:14187 7 5 3 7 6 1:2365 3 4 4 4 4 1 1 1 1 1

28 Noebana - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

29 Nunkolo 1 2 2 2 2 1:3323 6 10 5 6 7 1:949 2 2 2 2 4 - - 1 1 -

30 Amanatun Utara 3 3 3 3 2 1:8454 4 7 3 6 9 1:1879 4 3 6 6 6 1 1 2 2 1

31 Toianas 1 1 1 1 1 1:12775 7 7 4 5 2 1:6388 1 5 2 2 5 - - - - 1

32 Kokbaun - 1 1 1 1 1:3270 4 2 1 3 3 1:1090 - 2 1 1 3 - - - - -

TOTAL 40 41 38 43 54 1:8433 268 269 115 222 128 1:3558 90 90 141 141 153 8 15 45 45 42
Sumber: TTS Dalam Angka tahun 2009-2013

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 57


Data pada tabel 2.31 menunjukan bahwa Ketersediaan tenaga
kesehatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang berprofesi sebagai
dokter adalah 54 orang, perawat 128 orang, paramedik non perawat 153
orang dan paramedik lainya 42 orang. Dari ketersediaan tenaga kesehatan
tersebut jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di kabupaten Timor
Tengah Selatan pada tahun 2012, maka Rasio dokter adalah 1:8.433 dimana
1 Dokter melayani 8.433 orang, idealnya sesuai standar WHO rasio dokter
1:2.500. Sedangkan rasio perawat 1:3.558. Idealnya sesuai standar WHO
rasio perawat 1:1.000. Kondisi ini menunjukan bahwa Kabupaten Timor
Tengah Selatan masih kekurangan tenaga dokter dan perawat. Jumlah
tenaga kesehatan yang tidak stabil karena sebagian besar tenaga dokter
umum di Puskesmas adalah dokter PTT, sementara tenaga bidan, perawat
dan tenaga kesehatan lainnya tidak mengalami peningkatan namun
cenderung mengalami penurunan akibat adanya morotorium CPNS sehingga
tenaga kesehatan yang memasuki masa purna bakti atau pensiun tidak
langsung diganti.

10. Angka Usia Harapan Hidup


Angka usia harapan hidup merupakan perkiraan jumlah tahun hidup
dari individu yang berdiam disuatu wilayah dari sekelompok orang tertentu,
Tabel 2.32. Usia Harapan Hidup Tahun 2012-2013
USIA HARAPAN HIDUP
NO URAIAN Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Laki-laki 65,30 65,40 66 66 66

2. Perempuan 66,60 66,75 66,90 66,90 66,90


Sumber : Dinas Kesehatan Kab. TTS dan TTS Dalam Angka 2009-2013
Data pada tabel 2.32. menjelaskan bahwa usia harapan hidup
penduduk di Kabupaten Timor Tengah Selatan dimana laki-laki 65 tahun
pada tahun 2012 menjadi 67 tahun pada tahun 2013, sedangkan perempuan
67,8 tahun. Meningkatnya usia harapan hidup menunjukkan bahwa
pelayanan kesehatan semakin baik diikuti oleh menigkatnya kesadaran
masyarakat menerapkan perilaku hidup sehat.

C. Urusan Pekerjaan Umum


1. Prasarana Jalan
Jalan umum menurut fungsinya di Indonesia dikelompokkan ke dalam
jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. Klasifikasi
fungsional seperti ini diangkat dari klasifikasi di Amerika Serikat dan Kanada.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 58


Di atas arteri masih ada Freeway dan Highway. Klasifikasi jalan fungsional di
Indonesia berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku adalah:
1. Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan
jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara berdaya guna.
2. Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan
rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3. Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah,
dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4. Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan
rata-rata rendah.
Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian hukum
dan penyelenggaraan jalan sesuai dengan kewenangan pemerintah dan
pemerintah daerah. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam
jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota dan jalan desa.
1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan
jalan strategis nasional, serta jalan tol.
2. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota
kabupaten/kota, atau antar ibu kota kabupaten/kota, dan jalan strategis
provinsi.
3. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan
primer yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibu kota
kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibu
kota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lokal,
serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah
kabupaten dan jalan strategis kabupaten.
4. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder
yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota,
menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan
antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada
di dalam kota.
5. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan
dan/atau antar permukiman di dalam desa serta jalan lingkungan.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 59


Berdasarkan pengelompokan jalan menurut statusnya maka di
Kabupaten Timor Tengah Selatan terdapat jalan nasional, Provinsi dan
kabupaten. Status, panjang dan kondisi jalan disajikan secara lengkap pada
tabel 2.33.
Tabel 2.33
Status dan Kondisi Jalan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten Tahun 2012
Kondisi jalan (Km)/%
N0 Jalan Status Panjang
Baik Rusak berat Rusak sedang Riusak Ringan

1 Jalan Nasional 88,701 88,701 /100 - - -

2 Jalan Provinsi 306,34 150,34 /49,08 144 /47,01 10 /3,26 2 /0,65

3 Jalan kabupaten 1.192,90 415,37 /34,82 417,40 /34,99 115,95 /9,72 244,07 /20,46

total 1.587,94 654,41 /37,73 561,40 /37,45 125,95 /8,40 246,07 /16,41

Sumber : Dinas PU dan Bappeda Kab. TTS

Data pada tabel 2.33 menunjukkan bahwa jalan dalam kondisi paling
baik adalah status jalan nasional, sedangkan status jalan provinsi dan
kabupaten sebagian besar berada dalam keadaan rusak parah. Kondisi ini
pada gilirannya akan mengakibatkan jarak tempuh yang seharusnya singkat
menjadi sangat lama, serta biaya transportasi yang sebenarnya murah
menjadi mahal dan sangat rawan terjadinya berbagai bentuk kecelakaan.

2. Sistem Pengairan
Untuk meningkatkan produksi pertanian khususnya tanaman padi,
maka infrastruktur pengairan sebagai komponen utama sistim pengairan
harus tersedia dan berfungsi secara baik serta berkelanjutan dalam
mensuplai air bagi kebutuhan pertumbuhan tanaman. Sesuai dengan PP
Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi maka kewenangan pengelolaan
sistim/daerah irigasi dibagi berdasarkan hirarki pemerintahan yaitu daerah
irigasi kewenangan pusat, provinsi dan kabupaten. Daerah irigasi di
Kabupaten TTS yang merupakan kewenangan pusat adalah Daerah Irigasi
(D.I.) Bena dengan luas areal 3. 514 Ha., sedangkan daerah irigasi yang
merupakan kewenangan provinsi adalah D.I. Oebelo dengan luas areal 1.069
Ha. Daerah irigasi yang merupakan kewenangan Kabupaten TTS sampai
dengan Tahun 2013 sebanyak 70 unit, dengan total luas areal 5.412 Ha. 70
(tujuh puluh) D.I. dimaksud sudah terdaftar atau teregistrasi di Kementerian
Pekerjaan Umum.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 60


Tabel. 2.34.
Jumlah dan Kondisi Daerah Irigasi Kabupaten TTS
Sesuai Pembagian Kewenangan Tahun 2012
LUASAN KONDISI
NO STATUS/KEWENANGAN JMLH
(HA) RUSAK RUSAK
D.I BAIK
RINGAN BERAT
1 Kabupaten 5.412 70 811,8 (15%) 1.353 (25%) 3.247,2 60%)

2 Provinsi 1.069 1 534,5 (50%) 534,5 (50%)


3 Nasional 3. 514 1

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, Kab.TTS


Data pada tabel 2.34 menunjukkan bahwa kondisi Daerah Irigasi (DI)
sesuai kewenangan kabupaten yang dalam kondisi baik hanya 15% dan
rusak berat sebesar 60%, hal ini tentu sangat berpengaruh pada kemampuan
ketersediaan air bagi pertanian khususnya pertanian lahan basah/sawah.

b. Urusan Penataan Ruang


Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan
fungsional.
Pengembangan wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan dari aspek
struktur ruang meliputi :
- Sistem kegiatan kabupaten
- Sistem Jaringan Prasarana utama
- Sistem jaringan prasarana lainnya
Pengembangan wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan dari aspek pola
ruang meliputi :
- Kawasan Lindung
- Kawasan Budidaya
Pengembangan kawasan strategis kabupaten Timor Tengah Selatan
meliputi :
- Kawasan Pertumbuhan ekonomi
- Kawasan fungsi dan daya dukung lungkungan hidup
- Kawasan sosial budaya
- Kawasan Pertahanan dan Keamanan

c. Urusan Perencanaan, Penganggaran, Pengawasan, Monitoring dan


Evaluasi pelaksanaan dan pertanggungjawaban Pembangunan
Perencanaan, penganggaran, pengawasan, monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pembangunan merupakan rangkaian proses yang terkait antara
satu tahapan dengan tahapan lainnya.
Perencanaan Pembangunan dilaksanakan untuk :
RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 61
a. mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
b. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar
daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara
Pusat dan Daerah;
c. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
d. mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
e. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
Selama tahun 2009-2013 proses perencanaan hingga
pertanggungjawaban hasil pembangunan telah dilakukan dengan mengacu
pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan menghasilkan
dokumen sebagaimana disajikan pada tabel 2.35

Tabel 2.35
Dokumen Perencanaan dan Pelaksanaan APBD Tahun 2009-2014
Dokumen Perencanaan Jenis Regulasi
No Pembangunan Perda Perbup
1 RPJPD Kabupaten Timor Tengah √ -
Selatan 2005 -2025
2 RPJMD Kabupaten Timor Tengah √ -
Selatan 2009-2014
3 RKPD Tahunan - √
4 KUA dan PPAS - -
5 APBD dan Perubahan APBD √ -
6 Penjabaran APBD - √
7 DPA dan Perubahan DPA - -
8 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah √ -
9 Pertanggung jawaban APBD √ -
Sumber: Bappeda Kabupaten Timor Tengah Selatan

d. Urusan Perhubungan
Pembangunan perhubungan dilaksanakan untuk meningkatkan
pelayanan angkutan barang dan orang.
Tabel 2.36
Jumlah kendaraan di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008-2012
Tahun
No Jenis Kendaraan
2008 2009 2010 2011 2012
1 Mini bus, sedan, - - 631 752 767
jeep
2 Bus micro bus - - 94 98 95
3 Truck,pickup, dump - - 579 730 762
truck, tangki, box
4 Sepeda Motor - - 13.387 16.933 17.919
Jumlah Kendaraan 0 0 14.691 18.513 19.543
(Unit)
Sumber : Dinas Perhubungan dan UPT Dinas Pendapatan Daerah Prov. NTT

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 62


Data pada tabel 2.36 menunjukan bahwa jumlah semua jenis
kendaraan di Kabupaten Timor Tengah Selatan terus mengalami
peningkatan setiap tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa daya beli
masyarakat terus membaik dan kebutuhan akan sarana transportasi juga
terus meningkat untuk mempercepat dan melancarkan berbagai aktifitas
masyarakat. Ke depan jumlah kendaraan tentu akan terus bertumbuh secara
signifikan jika prasarana dan sarana infrastruktur dasar jalan dan jembatan
diperbaiki/ditingkatkan kualitasnya.

e. Urusan Lingkungan Hidup


Pembangunan lingkungan hidup dilihat diantaranya berdasarkan
kawasan perlindungan sumber mata air yang dikonservasi sebagaimana
terlihat pada Tabel 2.37.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 63


Tabel 2.37. Konservasi PSDA Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2012
NAMA LOKASI Luasan JENIS ANAKAN
NO TOTAL
KECAMATAN DESA MATA AIR HA PINANG MAHONI GAMELINA JAMBU AIR BERINGIN KOPI
1 Amanuban Barat Nulle Oetimu 1 100 330 330 330 10 0 1100
Pusu Oenifukani 1 0 512 578 0 10 0 1100
2 Amanuban Selatan Mio Oehaumolo 1 100 330 330 330 10 0 1100
3 Amanuban Tengah Nakfunu Oepetu 1 100 500 490 0 10 0 1100
4 Amanuban Timur Oeekam Oehani 1 100 190 300 200 10 300 1100
5 Amanatun Utara Fotilo Oenopo 1 100 300 300 300 10 90 1100
6 Amanatun Selatan Kualeu Oenambuu 1 100 560 330 100 10 0 1100
7 Batuputih Boentuka Oenifukiu 1 200 495 295 100 10 0 1100
8 Boking Sabun Oebesi 1 100 330 330 330 10 0 1100
9 Fautmolo Oeleon Oeeno 1 100 330 330 330 10 0 1100
10 Fatukopa Taebone Oe o'of 1 100 330 330 330 10 0 1100
11 Fatumnasi Fatumnasi Oelkolka 1 100 330 330 330 10 0 1100
12 Kuatnana Oof Oehuimalak 1 100 330 330 330 10 0 1100
13 Kota SoE Noemeto Oeoban 1 100 390 300 200 10 100 1100
14 Kuanfatu Olais Oeniko 1 100 330 330 330 10 0 1100
15 Kualin Tuapakas Oe upun 1 100 390 400 200 10 0 1100
16 Kolbano Sei Oelete 1 100 500 300 190 10 0 1100
17 Ki'E Pili Oepuah 1 100 545 445 0 10 0 1100
18 Kokbaun Niti Oenononakat 1 100 330 330 330 10 0 1100
19 Kotolin Kotolin Oetoibonak 1 100 330 330 330 10 0 1100
20 Mollo Utara Netpala Oelsiblel 1 100 495 495 0 10 0 1100
21 Mollo Selatan Kesetnana Oebeko 1 100 330 330 330 10 0 1100
Besana Oelnonosabu 1 100 495 495 0 10 0 1100
22 Mollo Barat Oeuban Oeluban 1 100 330 330 330 10 0 1100

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 64


NAMA LOKASI Luasan JENIS ANAKAN
NO TOTAL
KECAMATAN DESA MATA AIR HA PINANG MAHONI GAMELINA JAMBU AIR BERINGIN KOPI
23 Mollo Tengah Kualeu Oebonfafi 1 100 330 330 330 10 0 1100
Binaus Oelsaeb 1 100 330 330 330 10 0 1100
24 Nunbena Lilana Oeltaupi 1 100 330 330 330 10 0 1100
25 Noebeba Fatutnana Oenoah 1 100 660 330 0 10 0 1100
26 Noebana Suni Oepuah 1 100 330 330 330 10 0 1100
27 Nunkolo Saenam Oeloles 1 100 330 330 330 10 0 1100
28 Oenino Pene Utara Oeusaipkole 1 100 660 330 0 10 0 1100
29 Polen Laob Oebola 1 100 300 300 300 10 90 1100
30 Santian Manufui Oelbaineo 1 100 300 300 300 10 90 1100
31 Tobu Tutem Oelsahan 1 100 330 330 330 10 0 1100
32 Toianas Sambet Oenani 1 100 330 330 330 10 0 1100

32 Kecamatan 35 Desa 35 Mata Air 35 Ha 3500 13562 12258 8160 350 670 38500

Sumber : BLH Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2012

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 65


f. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kasus kekerasan terhadap perempuan yang sering terjadi di
Kabupaten Timor Tengah Selatan terdiri dari beberapa jenis kasus kriminal
yaitu Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), Ingkar Janji Menikah,
Pelecehan seksual dan pemerkosaan, Percabulan, Perzinahan dan lainnya.
Selengkapnya jumlah perempuan korban kasus kriminal menurut jenis kasus
dapat dilihat pada tabel 2.38.
Tabel 2.38
Jumlah Perempuan Korban Kasus Kriminal menurut Jenis Kasus
Tahun
No. Jenis Kasus 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. KDRT 25 28,09 29 29,90 32 35,56 40 26,49 33 30,00


2. Ingkar Janji Nikah 3 3,37 2 2,06 2 2,22 0 0,00 28 25,45
3. Pelecehan
Seksual &
Pemerkosaan 11 12,36 12 12,37 31 34,44 7 4,64 7 6,36
4. Percabulan 34 38,20 21 21,65 10 11,11 20 13,25 20 18,18
5. Perzinahan 6 6,74 2 2,06 5 5,56 14 9,27 0 0
6. Lainnya 10 11,24 31 31,96 10 11,11 70 46,36 22 20,00
Total 89 100 97 100,00 90 100,00 151 100,00 110 100,00
Sumber : TTS Dalam Angka Tahun 2009-2013 dan SSP Kab.TTS

Data pada tabel 2.38, menunjukan bahwa ada 5 jenis kekerasan yang
umum dialami oleh perempuan di Kabupaten TTS dengan intensitas kasus
yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Jenis kekerasan yang paling
banyak dialami adalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) disusul
oleh kasus percabulan, pelecehan seksual dan perzinahan.

g. Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Jumlah PUS, Peserta KB
baru, Peserta KB Aktif dan prosentase Kabupaten Timor Tengah Selatan
Tahun 2008-2012 disajikan pada tabel 2.39.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 66


Tabel 2.39.
Jumlah PUS, Peserta KB Baru, Peserta KB Aktif dan Prosentase
Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008-2012
2008 2009 2010 2011 2012
Peserta Peserta Peserta
Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
No Kecamatan Jumlah
KB
KB
%
Jumlah
KB
KB
%
Jumlah
KB
KB
%
Jumlah
KB KB Aktif %
Jumlah Peserta
KB %
PUS Aktif PUS Aktif PUS Aktif PUS PUS KB Baru
Baru Baru Baru Baru KB Aktif
KB KB KB
3648 404 2258 61,9 4123 404 2258 54,77 3853 248 2880 74,75 3853 322 3014 78,22 3925 330 2969 75,64
1 Mollo Utara

2 Fatumnasi 2136 288 741 34,69 2245 288 741 33,01 1300 85 829 63,77 1300 91 915 70,38 1336 91 916 68,56

3 Tobu 1445 54 1114 77,09 2054 74 1114 54,24 2109 82 991 46,99 2109 50 1069 50,69 2145 102 1164 54,27

4 Nunbena 2012 134 603 29,97 1167 134 603 51,67 1222 87 733 59,98 1222 125 703 57,53 1258 128 671 53,34

5 Mollo Selatan 1729 224 1358 78,54 2139 224 1358 6349 2337 199 1326 56,74 2337 217 1431 61,23 2373 280 1516 63,89

6 Polen 2811 240 1734 61,69 2955 240 1734 58,68 3075 224 1649 53,63 3075 256 1672 54,37 3111 264 1700 54,64

7 Mollo Barat 2287 188 1009 44,12 2426 188 1009 51,59 2491 87 1245 49,98 2491 101 1246 50,02 2527 141 1185 46,89

8 Mollo Tengah 1476 148 683 46,27 1210 148 683 56,45 1287 126 688 53,46 1287 141 744 57,81 1323 124 796 60,17

9 Kota SoE 5521 1038 4505 85,79 5404 1038 4505 83,36 6524 856 5131 78,65 6524 1001 5442 83,42 6620 887 6073 91,74

10 Amanuban Barat 2633 145 1211 45,99 2699 145 1211 44,87 2997 280 1467 48,95 2997 196 1635 54,55 3045 207 1790 58,78

11 Batu Putih 2967 426 1963 66,16 3111 428 1963 63,1 3209 317 2233 69,59 3209 273 2374 73,98 3257 237 2400 73,69

12 Kuatnana 2138 167 1056 49,39 2216 167 1056 47,65 2293 225 1187 51,77 2293 233 1303 56,83 2329 147 1421 61,01

13 Amanuban Selatan 4204 337 3441 81,85 4565 337 3441 75,38 4685 281 3668 78,29 4685 292 3814 81,41 4757 331 3914 82,28

14 Noebeba 2100 192 1256 59,81 2015 192 1256 62,33 2099 142 1271 60,55 2099 176 1435 68,37 2135 162 1594 74,66

15 Kuanfatu 3907 197 1547 39,6 3795 197 1547 40,76 3893 159 1683 43,23 3893 175 1743 44,77 3953 210 1747 44,19

16 Kualin 3651 409 2558 70,06 4051 409 2558 63,14 4138 435 3346 80,86 4238 391 3576 86,42 4210 320 3777 89,71

17 Amanuban Tengah 3076 263 1943 63,17 3220 263 1943 60,34 3340 337 2039 61,05 3340 316 2222 66,53 3388 263 2139 63,13

18 Kolbano 3674 492 2775 75,53 3818 492 2775 72,68 2785 656 3312 84,1 3938 877 3959 100,53 4547 485 4055 89,18

19 Oenino 2543 154 1015 39,91 2685 154 1015 37,77 3938 144 1172 42,08 2785 161 1223 43,91 2821 140 1172 41,55

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 67


2008 2009 2010 2011 2012
Peserta Peserta Peserta
Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
No Kecamatan Jumlah
KB
KB
%
Jumlah
KB
KB
%
Jumlah
KB
KB
%
Jumlah
KB KB Aktif %
Jumlah Peserta
KB %
PUS Aktif PUS Aktif PUS Aktif PUS PUS KB Baru
Baru Baru Baru Baru KB Aktif
KB KB KB
20 Amanuban Timur 3164 308 2304 72,82 3243 308 2304 71,05 3363 305 1686 50,13 3363 361 1824 54,24 3423 446 2304 67,31

21 Fautmolo 1260 75 579 45,95 1380 75 579 41,96 1435 292 974 67,87 1435 243 1083 75,47 1471 150 1129 76,75

22 Fatukopa 1086 70 581 53,5 1031 70 581 56,35 1086 203 524 48,25 1086 106 560 51,57 1122 72 636 56,58

23 KiE 3759 316 2071 55,09 3903 316 2071 53,06 4023 378 2703 67,19 4023 345 2850 70,84 4095 287 2771 67,67

24 Kot'olin 2379 222 1385 58,22 2523 222 1385 54,89 2621 209 1401 53,45 2621 186 1271 48,49 2657 162 933 35,11

25 Amanatun Selatan 3279 325 1431 43,64 3423 325 1431 41,81 3543 320 1772 50,01 3543 252 1883 53,15 3615 230 1738 48,08

26 Boking 1838 136 1263 68,72 1680 136 1263 73,18 1845 223 1424 77,18 1845 186 1475 79,95 1881 169 1517 80,65

27 Nunkolo 3031 261 1784 58,86 3175 261 1784 56,19 3295 626 1879 57,03 3295 682 2249 68,25 3331 395 2394 71,87

28 Noebana 1031 85 753 73,04 1167 85 753 64,52 1222 101 898 73,49 1222 65 981 80,28 1258 1 962 76,47

29 Santian 1177 99 842 71,54 1343 99 842 62,7 1398 142 890 63,66 1398 163 945 67,6 1434 192 1059 73,85

30 Amanatun Utara 2719 325 2089 76,83 2863 325 2089 72,97 2961 248 2474 80,18 2961 218 2501 84,46 2997 256 2657 88,66

31 Toianas 3127 340 2136 68,31 3271 340 2136 65,3 3369 136 2442 72,48 3369 175 2486 73,79 3417 91 2537 74,25

32 Kokbaun 1908 154 500 26,21 2052 154 500 24,37 2117 76 465 21,97 2117 117 453 21,4 2153 62 465 21,60

TOTAL 83716 8216 50488 60,31 86952 8238 50488 58,06 89853 8229 56382 62,75 89953 8493 60081 66,79 91.914 7.362 62.101 67,56

Sumber : TTS dalam angka tahun 2009-2013 dan BPP-KBKS

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 68


Data pada tabel 2.39 menunjukan bahwa jumlah peserta PUS pada
tahun 2008 sebanyak 83.716 pasang dan pada tahun 2012 meningkat
menjadi 91.914, untuk peserta KB Baru tahun 2008 – 2012 cenderung
fluktuatif sedangkan peserta KB Aktif tahun 2008 sebanyak 50.488 dan terus
mengalami peningkatan menjadi 62.101 pada tahun 2012.
Jika dicermati maka peserta KB Aktif terhadap jumlah PUS pada tahun
2008 adalah 60,31% dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi
58,06%. Pada tahun 2010 meningkat menjadi 62,75% dan terus meningkat
menjadi 67,56% pada tahun 2012. Jika dihubungkan maka antara jumlah
PUS dengan persentase jumlah PUS yang mengikuti KB tidak seimbang
karena masih banyak jumlah PUS yang tidak mengikuti KB dan kondisi ini
akan mendorong peningkatan Total Fertility Rate di Kabupaten TTS.

h. Urusan Sosial dan Tenaga Kerja


Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Nusa tenggara Timur yang menyumbang TKI cukup besar. Secara
keseluruhan perkembangan penempatan TKI sesuai negara tujuan dapat
dilihat pada tabel 2.40
Tabel 2.40. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Sesuai Negara Tujuan Tahun 2008 – 2012
Negara Tujuan
Tahun
Malaysia Hongkong Singapura Taiwan Arab Saudi Total
2008 398 5 14 3 - 420
2009 991 6 17 - - 1014
2010 427 2 10 - - 439
2011 216 - 5 - - 221
2012 197 15 26 7 - 245
Sumber : Dinas Kesosnakertrans Kab. TTS

Data pada tabel 2.40 menunjukan bahwa hingga tahun 2012, jumlah
tenaga kerja Indonesia asal Kabupaten TTS yang dikirim ke luar negeri
adalah sebanyak 2.339 dengan rata-rata jumlah TKI adalah sebanyak 400
orang. Negara tujuan yang paling diminati adalah negara Malaysia, kemudian
Singapura dan Hongkong. Kondisi ini menunjukkan bahwa semangat pencari
kerja asal TTS untuk bekerja dan memperoleh penghasilan yang layak
sangat tinggi sekalipun harus dilakukan di luar Kabupaten TTS. Semangat ini
tentu akan berdampak positif jika mereka memperoleh kesempatan yang baik
menyalurkannya di daerah ini.
Perusahan–perusahan yang diakui untuk merekrut TKI di Kabupaten
Timor Tengah Selatan pada tahun 2009 sebanyak 26 perusahaan, tahun
2010 sebanyak 14 perusahan, tahun 2011 sebanyak 9 perusahan dan pada
tahun 2012 sebanyak 11 perusahan. Selengkapnya data nama perusahan

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 69


yang merekrut TKI di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada
tabel 2.41.
Tabel 2.41. Nama Perusahaan Penerima Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Tahun 2008-2012
Nama Perusahan
No
2008 2009 2010 2011 2012
1 - PT. Citra Bina PT. Karya Taman PT. Bina PT. Mitra Sinergi
Tenaga Mandiri Mitra Sejati Tenaga Mandiri Sukses
2 - PT. Bidar Putra PT. Sari Madu Jaya PT. Anugrah PT. Gasindo Buala
Sukses Nusa Usaha Jaya Sari
3 - PT. Orientasari PT. Citra Bina PT. Magrati PT. Karyatama Mitra
Mahkota Tenaga Mandiri Sejati
4 - PT. Sriti Rukma PT. Anugrah Usaha PT. Karyatama PT. Mega Bintang
Lestari Jaya Mitra Sejati
5 - PT. Arwana Citra PT. Mitra Makmur PT. Sukses PT. Putera Jabung
Lestari Jaya Abadi Mandiri Utama Perkasa
6 - PT. Prima Duta Sejati PT Maharani PT. Kurnia Bina PT. Rimaba Ciptaan
Anugra Pekerti Rizki Indah
7 - PT. Perwira Nusa PT. Bidar Putra PT. Arwana PT. Bina Karya
Jaya Sukses Citra Lestari Welastri
8 - PT. Anserida Family PT. Manpower PT. Anugra PT. Citra Bina
Indonesia Diantas Tenaga Mandiri
9 - PT. Mitra Sinergi PT. Prima Duta PT. Andalan PT. Anugra Diantas
Sukses Sejati Mitra Prestasi
10 - PT. Sukses Mandiri PT. Arwana Citra PT. Kurnia Bina
Utama Lestari Rizki
11 - PT Maharani Anugra PT. Kurnia Bina PT. Dharma Karya
Pekerti Rizki Raharja
12 - PT. Manpower PT. Bagoes
Indonesia Bersaudara
13 - PT. Alkurnia Sentosa PT. Sriti Rukma
Internas Lestari
14 - PT. Cemerlang Sdya PT. Mitra Harta
Insani Insani
15 - PT. Kurnia Bina Rizki
16 - PT. Karya Mitra Sejati
17 - PT. Bumimas Katong
Besari
18 - PT. Mitra Makmur
Jaya Abadi
19 - PT. Bina Karya
Welastri
20 - PT. Mitra Integritas
21 - PT. Karya Semesta
Perkasa
22 - PT. Graha Inra
Wahana Perkasa
23 - PT. Sari Madu Jaya
Nusa
24 - PT. Anugra Usaha
Jaya
25 - PT. Sekar Tanjung
26 - PT. Putra Bragas
Mandiri
Sumber : Dinas Kesosnakertrans Kab. TTS

Data pada tabel 2.41 menunjukkan bahwa sejak tahun 2009 minat
perusahaan penerima tenaga kerja Indonesia melaksanakan aktifitas
penjaringan TKI di Kabupaten TTS cukup tinggi. Fakta ini mengindikasikan
bahwa Kabupaten TTS adalah pasar tenaga kerja yang menarik karena
menyediakan tenaga kerja dalam jumlah yang memadai yang memungkinkan
perusahaan dimaksud tetap beroperasi.
Pada satu sisi keadaan ini tentu menguntungkan para pencari kerja
karena adanya peluang kerja yang bisa dimanfaatkan untuk memperoleh

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 70


pendapatan dan memperbaiki kualitas hidup, namun pada sisi lain keadaan
ini cenderung merugikan para pencari kerja karena berbagai keterbatasan
yang dimiliki dalam hal pengetahuan dan keahlian menyebabkan hak-hak
mereka dilangkahi atau diperlakukan secara benar.

i. Urusan Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan


1. Industri
Bidang industri yang ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan berupa
industri kecil dan mikro. Perkembangan industri tersebut selama kurun waktu
2008 hingga 2012 terus menunjukkan peningkatan jumlah. Data banyaknya
perusahaan/sektor industri pengolahan menurut golongan industri per
kecamatan tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.42.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 71


Tabel 2.42.
Banyaknya Perusahaan/Sektor Industri Pengolahan Menurut Golongan Industri per Kecamatan Tahun 2008 – 2012
Industri Besar/Sedang Industri Kecil Industri Kerajinan RT
No. Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
1 Mollo Utara - - - - - 2 2 2 12 12 215 220 260 270 270
2 Fatumnasi - - - - - - - - - - 55 60 80 90 90
3 Tobu - - - - - - - - - - 70 85 105 120 120
4 Nunbena - - - - - - - - - - 100 120 140 150 150
5 Mollo Selatan - - - - - 6 6 7 7 7 300 342 360 370 370
6 Polen - - - - - - - - 34 34 225 241 120 130 130
7 Mollo Tengah - - - - - - - - - - 50 60 195 205 205
8 Mollo Barat - - - - - - - - - - 70 75 102 112 112
9 Kota SoE - - - - - 140 144 156 156 156 85 96 160 160 160
10 Amanuban Barat - - - - - 8 10 12 12 12 260 273 303 304 304
11 Batu Putih - - - - - 3 3 3 3 3 149 153 192 212 212
12 Kuatnana - 1 4 4 4 3 15 15 62 65 120 130 130
13 Amanuban Selatan - - - - - 4 4 4 17 17 115 120 120 130 130
14 Noebeba - - - - - 1 1 1 1 1 200 210 40 60 60
15 Kuanfatu - - - - - 1 1 2 8 8 20 20 40 60 60
16 Kualin - - - - - 2 2 3 12 12 32 32 60 70 70
17 Amanuban Tengah - - - - - 10 12 14 54 54 65 70 90 102 102
18 Oenino - - - - - - - - - - 52 52 72 82 82
19 Kolbano - - - - - 1 20 20 80 85 95 105 105
20 Amanuban Timur - - - - - 4 4 3 14 14 215 224 260 270 270
21 Fautmolo - - - - - - - - - - 150 160 200 215 215
22 Fatukopa - - - - - - - - - - 80 87 87 105 105
23 KiE - - - - - - - 1 1 1 120 120 120 130 130
24 Kot'olin - - - - - - - - - - 170 180 200 215 215
25 Amanatun Selatan - - - - - 4 4 5 5 5 72 75 105 115 115

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 72


Industri Besar/Sedang Industri Kecil Industri Kerajinan RT
No. Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
26 Boking - - - - - - - - - - 87 90 120 130 130
27 Santian - - - - - - - - - - 50 50 75 85 85
28 Noebana - - - - - - - - - - 60 60 90 102 102
29 Nunkolo - - - - - - - - - - 25 25 50 60 60
30 Amanatun Utara - - - - - - - - - - 60 60 90 105 105
31 Toianas - - - - - - - - - - 45 45 70 80 80
32 Kokbaun - - - - - - - - - - 70 70 90 107 107
TOTAL 0 1 4 4 4 185 193 217 337 337 3184 3384 4091 4451 4451
Sumber : Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kab. TTS, 2008-2012

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 73


data pada tabel 2.42 menunjukan bahwa sektor industri di Kabupaten Timor
Tengah Selatan masih didominasi oleh industri kerajinan rumah tangga/home
industry. Perkembangan industri rumah tangga pada tahun 2008 sebanyak
3.184 dan terus mengalami peningkatan menjadi 4.451 pada tahun 2012.
Industri kerajinan rumah tangga yang paling stabil dan tersebar merata di
Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah kerajinan tenun ikat, karena
menyangkut ciri khas dan budaya daerah maka sudah sepantasnyalah
industri ini terus dikembangkan dari waktu-waktu.

2. Koperasi
Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan
berdasarkan asas kekeluargaan dan inti dari koperasi adalah kerjasama
diantara anggota dan pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
anggota dan masyarakat. Jenis – jenis koperasi di Kabupaten Timor Tengah
Selatan dapat terlihat pada tabel 2.43.
Tabel 2.43.
Jenis-jenis Koperasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Tahun 2008 - 2012
N0 Jenis Koperasi 2008 2009 2010 2011 2012
1 Koperasi Unit Desa (KUD) 14 14 14 14 14
2 Koperasi Pegawai Negeri (KPN) 15 24 24 24 35
3 Koperasi Serba Usaha (KSU) 17 20 26 35 35
4 Koperasi Karyawan (Kopkar) 5 5 5 5 5
5 Koperasi Masyarakat (Komas) 1 1 1 1 1
6 Koperasi Kredit (Kopdit) 2 2 2 3 2
7 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) 2 2 2 2 2
8 Koperasi Kerajinana Rakyat (Kopinkra) 2 2 2 2 2
9 Koperasi Pasar (Kopas) 1 1 1 1 1
10 Koperasi Pondok Pesantran (Kopontren) 1 1 1 1 1
11 Primer Koperasi (Primkop) 3 3 3 3 3
12 Koperasi Tani (Koptan) 6 6 7 7 7
13 Koperasi Ternak (Kopnak) 1 1 1 1 1
14 Koperasi Wanita (kopwan) 4 5 5 6 6
TOTAL 74 87 94 105 115
Sumber : Dinas Perindustrian dan Koperasi Kab. TTS
Data pada tabel 2.43. menunjukan bahwa jenis koperasi yang ada di
Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2008 sebanyak 74 buah dan
terus mengalami peningkatan menjadi 115 pada tahun 2012. Tiga jenis
koperasi yang perkembangannya meningkat adalah Koperasi Pegawai
Negeri (KPN), Koperasi Serba Usaha (KSU) dan Koperasi Unit Desa (KUD).
Kondisi koperasi di kabupaten Timor Tengah Selatan baik dari nama
koperasi, jumlah anggota dan jumlah modal dapat terlihat pada tabel 2.44.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 74


Tabel 2.44.
Nama Koperasi, Jumlah Anggota dan Jumlah Modal
2008 2009 2010 2011 2012
No Jenis Koperasi Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Modal Modal Modal Modal Modal
Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
(x000) (x000) (x000) (x000) (x000)
1 Koperasi Unit Desa (KUD) 7.582 1.560.122 6.174 1.411.217 6.100 1.411.217 6.147 1.411.217 6.147 1.411.217
2 Koperasi Pegawai Negeri (KPN) - - 577 1.601.927 577 1.601.942 4.174 1.528.227 4.174 1.528.227
3 Koperasi Serba Usaha (KSU) - - 1.256 1.743.243 1.348 2.063.753 1.348 2.064.753 1.538 3.065.342
4 Koperasi Karyawan (Kopkar) - - 211 130.598 211 608.465 211 608.465 405 608.465
5 Koperasi Kredit (Kopdit) - - 1.455 - 1.455 - 1.455 - 2.830 -
6 Koperasi Kerajinana Rakyat (Kopinkra) 574 - 574 - 574 - 574 - 574 -
7 Primer Koperasi (Primkop) - - 494 101.465 494 101.465 494 101.465 494 101.465
8 Koperasi Tani (Koptan) - - 138 32.853 210 303.463 210 303.463 188 32.853
9 Koperasi Ternak (Kopnak) - - - - - - - - - -
10 Koperasi Wanita (kopwan) -' - 138 32.853 210 303.463 210 303.463 188 32.853
Sumber : Dinas Perindustrian dan Koperasi Kab. TTS

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 75


Data pada tabel 2.44 menunjukkan bahwa jenis koperasi yang paling
banyak memiliki anggota adalah Koperasi Unit Desa (KUD), namun dalam hal
jumlah kepemilikan modal, maka Koperasi yang memiliki modal terbesar
adalah Koperasi Serba Usaha. Data ini membuktikan bahwa minat
masyarakat berkoperasi dari tahun ke tahun cenderung meningkat dalam
jumlah yang sangat kecil, artinya bahwa hanya sebagian kecil masyarakat
yang menganggap pentingnya berkoperasi dan menjadi anggota koperasi.

j. Urusan Kebudayaan dan Pariwisata


Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki aneka ragam obyek dan
daya tarik wisata yang tersebar di wilayah kabupaten. Beberapa diantaranya
belum dikembangkan. Obyek wisata tersebut berupa pariwisata alam,
pariwisata adat/budaya dan pariwisata buatan serta jumlah kunjungan yang
dapat dilihat pada tabel 2.45.
Tabel 2.45
Data Obyek Wisata dan Jumlah Kunjungan Wisatawan
No. Jenis Obyek Wisata Lokasi
1 Pariwisata Alam : Gunung Mutis, Desa Wisata Fatumnasi, Fatunasus,
Bolapalelo, Air Terjun Oehala, Danau Supul, Fatukopa,
Oeuisneno, Pantai Kolbano dan Pantai Oetune,.
2 Pariwisata Budaya Suku Boti, Benteng None, Sonaf Ajaobaki, Sonaf Niki-Niki,
Benteng Seki Tafuli.
3 Pariwisata Buatan Taman Bu’at.

Jumlah Kunjungan Tahun


No 2008 2009 2010 2011 2012
Wisatawan
1 WNA 205 226 399 486 520
2 WNI 8.194 7.843 11.529 19.667 20.248

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.TTS 2008 s/d 2012


Data pada tabel 2.45 menunjukan bahwa Kabupaten TTS memiliki
berbagai macam obyek wisata yang mampu menarik minat WNA maupun
WNI melakukan kunjungan wisata di Kabupaten TTS. Hal ini dibuktikan oleh
data kunjungan wisata pada tahun 2008 jumlah WNA sebanyak 205 dan WNI
sebanyak 8.194 dan meningkat menjadi 520 WNA dan 20.248 WNI pada
tahun 2012.

k. Urusan Kesatuan Bangsa dan Persandian


1. Kriminalitas
Kriminalitas merupakan tindakan yang melanggar undang-undang atau
ketentuan yang berlaku dan diakui secara legal. Jenis dan jumlah kasus
kriminal dari tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.46.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 76


Tabel 2.46.
Angka Kriminalitas Kabupaten Timor Tengah Selatan
No Jenis Kriminal 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah Kasus narkoba 0 2 1 3 3
2 Jumlah Kasuspembunuhan 1 3 1 2 5
3 Jumlah kejahatan seksual 0 2 1 3 2
4 Jumlah kasus penganiayaan 3 7 5 4 5
5 Jumlah kasus pencurian 6 8 4 7 11
6 Jumlah kasus penipuan 4 6 9 3 5
7 Jumlah kasus pemalsuan uang 0 1 0 0 0
8 Jumlah tindak kriminal selama 1 tahun 14 29 21 22 31

9 Jumlah penduduk 417.942 435.039 441.155 449.881 453.386


Jumlah angka kriminalitas (8/9) 0,003 0,007 0,005 0,005 0,007
Sumber: Kesbangpol dan Persandian Kab. TTS (2014)
Data pada tabel 2.46. menunjukan bahwa jumlah tindakan kriminal
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kasus yang paling sering terjadi
adalah penganiayaan, pencurian dan penipuan. Sementara kasus lainnya
seperti narkoba dari 0 kasus pada tahun 2008, menjadi 3 kasus pada tahun
2012 dan pembunuhan dengan 1 kasus pada tahun 2008, menjadi 5 kasus
pada tahun 2012 adalah kasus yang perlu diwaspadai agar tidak terus
meningkat.
Selain kasus kriminalitas, aksi demonstrasi juga kerap kali muncul dan
dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk pernyataan sikap protes atau
kurang puas terhadap kondisi yang dharapkan. Jenis dan jumlah aksi
demonstrasi di Kabupaten Timor Tengah Selatan selama Tahun 2008-2012,
disajikan pada tabel 2.47.
Tabel 2.47. Jumlah Aksi Demonstrasi Tahun 2008-2012
di Kabupaten Timor Tengah Selatan
No Jenis Demonstrasi 2008 2009 2010 2011 2012
1 Bidang politik 3 6 4 3 6
2 Ekonomi 3 4 5 3 7
3 Kasus pemogokan kerja - - - 1 1
4 Jumlah unjuk rasa 3 7 4 2 3
Sumber: Kesbangpol dan Persandian Kab. TTS (2014)
Data pada tabel 2.47. menunjukan bahwa jumlah aksi demonstrasi
cenderung meningkat dalam bidang politik dan ekonomi yaitu 3 kali pada
tahun 2008, menjadi 6 dan 7 kali pada tahun 2012. Aksi mogok kerja pertama
kali muncul pada tahun 2011 dan terjadi lagi pada tahun 2012, sementara
jumlah unjuk rasa terbanyak terjadi pada tahun 2009 yakni sebanyak 7 kali.

11. Perkembangan Kelembagaan Politik


Situasi politik di Kabupaten Timor Tengah Selatan selama ini
berlangsung dalam suasana yang sangat kondusif yang ditandai oleh

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 77


kesadaran pemilih menggunakan hak politiknya dalam kegiatan pada saat
pemilihan umum tahun 2014, di Kabupaten Timor Tengah Selatan jumlah
partai politik yang terdaftar mencapai 10 partai peserta Pemilihan Umum.
Jumlah partai politik, perolehan suara dan jumlah wakil DPRD Kabupaten
Timor Tengah Selatan periode Tahun 2014-2019 terlihat pada tabel 2.48.
Tabel 2.48.
Partai Politik, Perolehan Suara dan Jumlah Wakil di DPRD
Kabupaten Timor Tengah Selatan
Perolehan Jumlah Wakil di DPRD
Nama partai Politik Suara Caleg
Terpilih Laki-laki Perempuan
Partai Nasional Demokrat 8.866 5 1
Partai Kebangkitan Bangsa 4.320 5 -
Partai Keadilan Sejahtera 3.963 4 -
Partai Golongan karya 6.327 4 1
Partai Gerakan Indonesia Raya 6.015 4 1
Partai Demokrat 4.912 4 1
Partai hati Nurani rakyat 7.615 4 -
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 6.501 4 -
Partai Amanat Nasional 2.329 1 1
Total 50.848 35 5
Sumber : KPU Kab.TTSTahun 2014

l. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi,


Perangkat Daerah, Kepegawaian
1. Pemerintah
Pemerintah merupakan organisasi atau wadah yang mempunyai
kekuasaan dan lembaga tempat menjalankan aktifitas untuk mencapai tujuan
negara. Struktur dan Organisasi Pemerintah Kabupaten Timor Tengah
Selatan sesuai:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 6 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan
Terpadu Kabupaten Timor Tengah Selatan
2. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 2 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan
3. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 3 Tahun
2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dewan Pengurus KORPS
Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Timor Tengah Selatan
4. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 3 Tahun
2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Kabupaten Timor Tengah Selatan
RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 78
5. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 11 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor
Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan
Sekretariat Daerah membidangi :
a) Bagian Pemerintahan Umum
b) Bagian Hukum
c) Bagian Organisasi dan Tata Laksana
d) Bagian Perekonomian dan Pembangunan
e) Bagian Kerja Sama dan Penanaman Modal
f) Bagian Umum
g) Bagian Bina Sosial
6. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 12 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor
Tengah Selatan Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan,
antala lain :
a) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
b) Dinas Kesehatan
c) Dinas Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
d) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
e) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
f) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
g) Dinas Pekerjaan Umum
h) Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
i) Dinas Pendapatan Daerah
j) Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
k) Dinas Pertanian dan Perkebunan
l) Dinas Peternakan
m) Dinas Kelautan dan Perikanan
n) Dinas Kehutanan
o) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
7. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 13 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor
Tengah Selatan Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga-lembaga Teknis Daerah, antara lain :
RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 79
a) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
b) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Persandian
c) Badan Lingkungan Hidup Daerah
d) Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
e) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
f) Badan Kepegawaian Daerah
g) Badan Pemberdayaan Perempuan KB dan KS
h) Inspektorat
i) Satuan Polisi Pamong Praja
j) Rumah Sakit Umum Daerah
8. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 14 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor
Tengah Selatan Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan, menetapkan kecamatan
sebanyak 32 unti, desa sebanyak 266 dan kelurahan sebanyak 12 unit.

12. Sumber Daya Aparatur


Sumber daya aparatur merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam suatu lembaga pemerintahan disamping faktor lain seperti
uang, alat-alat yang berbasis teknologi misalnya komputer dan internet. Oleh
karena itu, sumber daya aparatur harus dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi pemerintahan untuk
mewujudkan profesional pegawai dalam melakukan pekerjaan.
Selengkapnya jumlah pegawai berdasarkan golongan dan pendidikan terlihat
pada tabel 2.49.
Tabel 2.49.
Jumlah Pegawai menurut tingkat pendidikan Tahun 2012
Pendidikan Jumlah %
S2 91 1,17
S1 1.799 23,05
Diploma 1.657 21,23
SMU 3.927 50,31
SMP 203 2,60
SD 128 1,64
Total 7.805 100
Sumber : Badan Kepegawaian DaerahTahun 2012

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 80


Data pada tabel 2.49 menunjukan bahwa jumlah pegawai yang
berpendidikan SMU di Kabupaten TTS adalah yang terbesar yaitu mencapai
50,31% sedangkan jumlah terkecil adalah pegawai yang berpendidikan S2
yaitu hanya 1,17%. Untuk meningkatkan kualitas aparat pemerintah maka
peningkatan kualitas SDM aparat pemerintah khususnya tingkat pendidikan
adalah hal yang perlu segera diperhatikan.

Urusan Pilihan
a. Urusan Pertanian
1. Pertanian
Wilayah pertanian produktif adalah wilayah yang dikategorikan dapat
dibudidayakan untuk peruntukan usaha-usaha pertanian. Rasio luas wilayah
pertanian produktif adalah perbandingan luas lahan produktif terhadap luas
lahan budidaya. Rasio tersebut untuk lingkup kabupaten ditunjukan pada
tabel 2.50.
Tabel 2.50. Rasio Luas Lahan Pertanian Potensial dengan Luas Lahan
Pertanian Fungsional di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Tahun 2008 s/d 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Luas lahan pertanian 176.553 176.553 176.553 176.553 176.553
potensial (Ha)
2 Luas lahan pertanian 72.596 61.589 53.657 73.228 45.092
fungsional (Ha)
3 Rasio 1:2,43 1:2,87 1:3,29 1:2,41 1:3,92
Sumber : Analisis TTS Dalam Angka Tahun 2008 s/d 2012
Data pada Tabel 2.50. menunjukkan bahwa luas lahan pertanian
fungsional (yang telah dimanfaatkan) dari tahun ke tahun cenderung
menurun. Kondisi ini bisa jadi disebabkan oleh menurunnya minat
masyarakat berusaha di lapangan usaha pertanian. Data luas lahan
pertanian potensial dengan luas lahan pertanian fungsional per Kecamatan
terlihat pada tabel 2.51.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 81


Tabel 2.51.
Luas Lahan Pertanian Potensial dengan Luas Lahan Pertanian Fungsional per Kecamatan
di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008 - 2012
LUAS LAHAN
POTENSIAL/PRODUKTIF LUAS LAHAN FUNGSIONAL/BUDIDAYA (HA)
(HA)
NO. KECAMATAN JUMLAH 2008 2009 2010 2011 2012
LAHAN
LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN
KERING
BASAH (ha) BASAH KERING BASAH KERING Jumlah BASAH KERING Jumlah BASAH KERING Jumlah BASAH KERING Jumlah
(ha)
(ha) (ha) Jumlah (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
1 Mollo Utara 150 10626 10776 20 314 334 150 314 464 4 915 919 60 105 165 90 3939 4029
2 Fatumnasi 295 1,536 1831 236 236 141 0 141 4 0 4 0 0 0 11 0 11
3 Mollo Selatan 856 4488 5344 780 27 807 550 19 569 56 1366 1422 392 45 437 475 843 1318
4 Polen 350 18375 18725 41 960 1001 30 2715 2745 63 1186 1249 171 2222 2393 184 2072 2256
5 Kota SoE - 960 960 0 549 549 0 549 549 0 1837 1837 0 556 556 0 225 225
6 Amanuban 121 14483 14604 12 4885 4897 41 4847 4888 25 681 706 17 3055 3072 21 3054 3075
Barat
7 Batuputih 625 3778 4403 400 1755 2155 11 546 557 0 610 610 0 1213 1213 0 933 933
8 Amanuban 6817 16936 23753 1381 6551 7932 1417 4579 5996 1249 4023 5272 937 3065 4002 882 1762 2644
Selatan
9 Kuanfatu - 14418 14418 9 2643 2652 4 2794 2798 2 2706 2708 2 2763 2765 2 2626 2628
10 Kualin - 711 711 4 784 788 5 3989 3994 2 4187 4189 0 4155 4155 3 499 502
11 Amanuban 5 7084 7089 0 2118 2118 0 3012 3012 0 1723 1723 0 178 178 0 185 185
Tengah
12 Oenino 74 798 8054 45 3922 3967 64 3949 4013 95 750 845 190 1888 2078 176 189 365
13 Kolbano 40 3069 3109 68 3132 3200 45 3132 3177 31 1376 1407 9 3382 3391 29 384 413
14 Amanuban 65 1568 15745 73 6713 6786 86 4357 4443 240 4374 4614 90 4536 4626 345 2064 2409
Timur
15 KiE 9 1088 10889 0 3393 3393 1 3355 3356 1 1865 1866 1 3406 3407 0 4573 4573
16 Kot'Olin 42 2905 2947 5 3044 3049 21 3215 3236 14 2032 2046 20 244 264 50 5 55
17 Amanatun - 5656 5656 0 2461 2461 0 3409 3409 0 256 256 0 3638 3638 0 2845 2845

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 82


LUAS LAHAN
POTENSIAL/PRODUKTIF LUAS LAHAN FUNGSIONAL/BUDIDAYA (HA)
(HA)
NO. KECAMATAN JUMLAH 2008 2009 2010 2011 2012
LAHAN
LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN LAHAN
KERING
BASAH (ha) BASAH KERING BASAH KERING Jumlah BASAH KERING Jumlah BASAH KERING Jumlah BASAH KERING Jumlah
(ha)
(ha) (ha) Jumlah (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha) (ha)
Selatan

18 Nunkolo 193 3572 3765 10 1817 1827 0 2016 2016 0 2016 2016 0 2066 2066 0 0 0
19 Boking 900 5724 6624 0 556 556 0 2017 2017 0 960 960 0 2273 2273 0 2243 2243
20 Amanatun - 8331 8331 0 3015 3015 10 3321 3331 0 672 672 0 3658 3658 0 0 0
Utara
21 Toianas - 242 242 0 691 691 0 2992 2992 0 245 245 7 2302 2309 0 129 129
22 Kokbaun - - - 0 4921 4921 0 618 618 0 15 15 0 2 2 0 121 121
23 Noebana - - - 0 0 0 0 0 0 0 130 130 0 6552 6552 0 227 227
24 Santian - - - 0 0 0 0 0 0 0 295 295 678 678 1222 1222
25 Fautmolo - - - 0 0 0 0 0 0 0 515 515 0 725 725 145 145
26 Fatukopa - - - 0 0 0 0 0 0 2 1379 1381 14 1697 1711 18 1634 1652
27 Noebeba - - - 0 0 0 0 0 0 0 2216 2216 0 2318 2318 0 965 965
28 Kuatnana - - - 0 0 0 0 0 0 40 4894 4934 89 3908 3997 86 328 414
29 Tobu - - - 0 0 0 0 0 0 95 1302 1397 71 734 805 46 481 527
30 Mollo Barat - - - 155 592 747 284 851 1135 248 422 670 284 918 1202 296 675 971
31 Mollo Tengah - - - 0 0 0 0 0 0 43 144 187 1082 1082 8 1072 1080
32 Nunbena - - - 0 0 0 0 0 0 8 349 357 5 764 769 0 127 127
JUMLAH 10542 166011 176553 3239 69357 72596 286 61303 61589 2222 51435 53657 2359 70869 73228 2,722 45089 45092
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunana Kab.TTS 2008 s/d 2012

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 83


Data pada tabel 2.51. menunjukkan bahwa luas lahan pertanian
potensial terbesar adalah di kecamatan Amanuban Selatan seluas 23.753 Ha
dengan tingkat pemanfaatan untuk lahan kering dan lahan basah seluas
7.932 Ha pada tahun 2008 dan terus mengalami penurunan pemanfaatan
dari tahun ke tahun menjadi 2.644 Ha pada tahun 2012. Penurunan luas
lahan yang di manfaatkan mengindikasikan bahwa minat masyarakat untuk
mengembangkan usaha pertanian semakin menurun atau adanya kegiatan
lain yang lebih menarik masyarakat untuk ditekuni dari pada usaha pertanian.

2. Sektor Peternakan
Ternak merupakan salah satu potensi unggulan daerah yang
dikembangkan oleh masyarakat Timor Tengah Selatan. Sapi dan babi
merupakan ternak yang cukup pesat perkembangannya dan mampu
memberikan nilai tambah bagi usaha masyarakat. Perkembangan populasi
ternak di kabupaten Timor Tengah Selatan dapat dilihat pada tabel 2.52.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 84


Tabel 2.52.
Populasi Ternak Sapi dan Babi per Kecamatan Tahun 2008-2012
Sapi Babi
No. Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
1 Mollo Utara 7.561 7.591 7.621 9.667 10.150 17.967 21.234 22.060 24.513 26.560
2 Fatumnasi 3.208 3.221 3.234 5.875 6.169 5.686 6.050 6.285 6.606 6.906
3 Tobu 4.715 4.734 4.753 4.737 4.974 7.169 12.287 12.765 16.336 19.134
4 Nunbena 3.885 3.902 3.918 4.958 5.206 7.765 8.260 8.581 9.018 9.426
5 Mollo Selatan 3.249 3.262 3.275 5.605 5.885 5.653 5.380 5.589 5.477 5.445
6 Polen 7.619 7.649 7.680 8.810 9.251 10.941 11.610 12.062 12.659 13.219
7 Mollo Tengah 3.061 3.063 3.075 2.870 3.014 5.237 5.873 6.101 6.601 7.033
8 Mollo Barat 3.216 3.229 3.242 8.742 9.179 6.847 7.614 7.910 8.520 9.052

9 Kota SoE 1.088 1.092 1.096 1.054 1.107 2.072 2.576 2.676 3.045 3.347
10 Amanuban Barat 8.492 8.526 8.560 4.329 4.545 11.592 6.664 6.923 3.724 1.390
11 Batu Putih 7.165 7.194 7.223 4.826 5.067 10.073 10.715 11.132 11.699 12.229
12 Kuatnana 8.804 8.839 8.874 9.104 9.559 9.427 14.673 15.633 19.450 22.553
13 Amanuban Selatan 10.322 10.363 10.407 13.296 13.961 16.852 17.916 18.613 19.555 20.435
14 Noebeba 3.534 3.548 3.562 5.321 5.587 8.600 9.166 9.523 10.019 10.481
15 Kuanfatu 3.777 3.792 3.807 5.590 5.870 14.613 15.545 16.150 16.616 17.122
16 Kualin 4.787 4.806 4.825 7.612 7.961 13.459 14.326 14.883 15.647 16.359

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 85


Sapi Babi
No. Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
17 Amanuban Tengah 4.492 4.510 4.528 3.964 4.162 10.662 11.345 11.786 12.388 12.950
18 Oenino 4.107 4.123 4.139 6.091 6.396 6.807 7.240 7.522 7.905 8.262
19 Kolbano 3.840 3.855 3.870 4.492 4.717 15.247 16.215 16.846 17.702 18.501
20 Amanuban Timur 4.604 4.622 4.640 6.929 7.275 8.278 8.188 8.507 8.553 8.668
21 Fautmolo 2.891 2.903 2.915 1.865 1.958 3.943 4.528 4.704 5.153 5.533
22 Fatukopa 1.818 1.825 1.832 3.039 3.191 2.730 3.189 3.313 3.660 3.952
23 KiE 7.165 7.194 7.223 8.244 8.656 15.185 16.154 16.782 17.637 18.436
24 Kot'olin 1.397 1.403 1.409 1.641 1.723 6.133 6.523 6.777 7.122 7.444
25 Amanatun Selatan 3.571 3.585 3.599 5.419 5.690 8.042 8.557 8.890 9.344 9.768
26 Boking 4.263 4.280 4.297 5.592 5.872 11.331 7.634 7.931 5.565 3.865
27 Santian 1.943 1.951 1.959 2.475 2.599 5.001 7.035 7.309 8.756 9.910
28 Noebana 1.454 1.460 1.466 1.401 1.471 3.245 3.731 3.876 4.248 4.564
29 Nunkolo 3.002 3.014 3.026 3.005 3.155 618 618 642 650 662
30 Amanatun Utara 4.015 4.031 4.047 5.330 5.596 10.786 12.181 12.655 13.743 14.678
31 Toianas 4.050 4.869 4.888 5.125 5.381 18.339 14.284 14.840 12.322 10.573
32 Kokbaun 515 517 519 849 891 1.713 1.116 1.159 1.202 1.245
TOTAL 137.610 138.953 139.509 167.857 176.218 296.879 308.427 310.425 325.437 339.700

Sumber : TTS Dalam Angka danDinas Peternakan Kab.TTS 2008 - 2012


RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 86
Data pada tabel 2.52 menunjukan bahwa jumlah populasi ternak di
Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2008 sampai 2012 cenderung
meningkat untuk populasi ternak sapi dimana tahun 2008 sebanyak 137.610
ekor meningkat menjadi 176.218 ekor pada tahun 2012. Populasi ternak babi
tahun 2008 sebanyak 296.879 ekor dan terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun menjadi 339.700 ekor pada tahun 2012. Kecamatan yang
memiliki populasi ternak sapi terbanyak pada Kecamatan Amanuban Selatan
sebanyak 10.322 ekor pada tahun 2008, menjadi 13.961 pada tahun 2012,
sedangkan populasi ternak babi terbesar pada kecamatan Mollo Utara diikuti
oleh kecamatan Kolbano, KiE dan Toianas.
Tabel 2.53.
Jumlah ternak sapi dan babi yang didistribusikankepada masyarakat
per Kecamatan Tahun 2008 – 2012
Sapi Babi
No. Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
1 Mollo Utara 30 4 70 150 111 - - - - -
2 Fatumnasi 20 4 - 65 - - - - - -
3 Tobu 28 12 145 68 11 - - - - -
4 Nunbena - - - 74 - - - - - -
5 Mollo Selatan 15 - - 124 - - - - - -
6 Polen - - 30 82 11 - - - - -
7 Mollo Tengah 60 - - 62 33 - - - - -
8 Mollo Barat 15 - - 248 1.020 - - - - -
9 Kota SoE - - - 62 - - 50 50 - -
Amanuban
38 54 70 98 11 - - - - -
10 Barat
11 Batuputih 35 13 - 86 22 - - - - -
12 Kuatnana 10 - - 59 - - - - -
13 Amanuban
70 16 - 76 44 - - - - -
Selatan
14 Noebeba 10 - - 84 - - - - - -
15 Kuanfatu 80 - - 53 70 - - - - -
16 Kualin 45 - - 124 33 - - - - -
17 Amanuban
28 55 - 62 - - - - - -
Tengah
18 Oenino - - - 62 48 - - - - -
19 Kolbano 20 - 30 22 22 - - - - -
Amanuban
20 - - 74 - - - - - -
20 Timur
21 Fautmolo 35 4 - 3 - - - - - -
22 Fatukopa 10 - - - - - - - - -
23 KiE 90 3 7 89 22 - - - - -
24 Kot'olin - - 30 12 - - - - - -
25 Amanatun
20 3 8 110 33 - - - - -
Selatan
26 Boking 10 - - 62 48 - - - - -
27 Santian - 54 - - 48 - - - - -
28 Noebana 20 - - - - - - - - -
29 Nunkolo 30 - - 74 - - - - - -
Amanatun
15 - - 72 11 - - - - -
30 Utara
31 Toianas 15 - - 62 59 - - - - -
32 Kokbaun 15 - - 82 - - - - - -
TOTAL 784 222 390 2.242 1.716 0 50 50 0 0
Sumber : Dinas Peternakan Kab.TTS 2008 - 2012
Data pada tabel 2.53 menunjukan bahwa dari tahun 2008 – 2012,
jumlah ternak sapi yang telah didistribusikan kepada masyarakat adalah
sebanyak 5.354 ekor, baik untuk tujuan penggemukan maupun pembibitan.
Sementara jumlah ternak babi yang didistribusikan kepada masyarakat
RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 87
adalah sebanyak 100 ekor. Jumlah ternak sapi yang paling banyak
didistribusikan adalah di Kecamatan Mollo Barat, kenaikan jumlah ternak
yang didistribusikan pada tahun 2011 berkaitan dengan diluncurkannya
program Anggur Merah dari Pemerintah Provinsi NTT melalui dana APBD 1.

3. Sektor Perkebunan
Sektor perkebunan merupakan salah satau potensi yang dimiliki oleh
kabupaten Timor Tengah Selatan untuk peningkatan pendapatan
masyarakat. Potensi-potensi yang dimiliki selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 2.54.
Tabel 2.54.
Produksi Tanaman Perkebunan
di Kabupaten Timor Tengah SelatanTahun 2008 – 2012
Tahun
Tanaman Uraian
Perkebunan 2008 2009 2010 2011 2012
Kelapa Produksi (ton) 1.268 1.132 1.132 1.232 2.013
Kemiri Produksi (ton) 3.180 2.734 2.734 2.785 2.706
Kapuk Produksi (ton) 298 257 257 174 304
Jambu Mente Produksi (ton) 198 233 233 280 398
Asam Produksi (ton) 5.816 3.745 2.134 1.693 2.225
Pinang Produksi (ton) 105 99 99 110 550
Kopi Produksi (ton) 35 34 34 38 93
Kakao Produksi (ton) 35 5 8 11 7
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab.TTS 2008 s/d 2012
Data pada tabel 2.54, menunjukkan bahwa produksi tanaman
perkebunan yang paling dominan namun terus mengalami penurunan adalah
asam dengan jumlah produksi pada tahun 2008 sebanyak 5.816 ton menjadi
2.225 ton pada tahun 2012, serta tanaman kemiri dengan jumlah produksi
sebanyak 3.180 ton pada tahun 2008 menjadi 2.706 pada tahun 2012. Jenis
tanaman perkebunan yang terus menunjukkan kenaikan jumlah produksi
adalah tanaman pinang yaitu sebanyak 105 ton pada tahun 2008 menjadi
550 ton pada tahun 2012.

b. Urusan Kehutanan
Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan, terutama pepohonan
atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas. Hutan
mempunyai peranan penting bagi stabilitas keadaan lingkungan. Pembagian
kawasan hutan berdasarkan fungsi meliputi hutan lindung, hutan produksi,
hutan produksi terbatas, selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.7.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 88


Gambar 2.7
Peta Kawasan Hutan

Sumber : RTRW Kab. TTS 2012-2032

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 89


Gambar 2.7 menunjukan bahwa kawasan hutan yang dominan yaitu
kawasan hutan produksi seluas 446, 83 Ha,diikuti oleh kawasan hutan
lindung seluas 97,48 Ha dan hutan produksi terbatas seluas 46,52 Ha.
Hutan juga sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan
sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang
dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat. Data mengenai Jumlah Produksi
Hasil Hutan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.55.
Tabel 2.55. Jumlah Produksi Hasil Hutan Kayu (HHK)
Tahun
No Jenis Hasil Hutan
2008 2009 2010 2011 2012
3 3 3 3 3
1 Jati 195,96 M 369,88 M 148,99 M 346,06 M 88,940 M
3 3 3 3 3
2 Mahoni 8,80 M 252,36 M 21,07 M 104,17 M 73,11 M
3 3 3 3
3 Kayu Merah 0 3,03 M 15,02 M 25,24 M 5,24 M
3 3 3 3 3
4 Rimba Campuran 715,64 M 1307,79 M 879,81 M 1042,83 M 446,77 M
5 Cendana 0 0 12.457 Kg 2.524Kg 15.986Kg
6 Cendana Gubal 33,50 Ton 75.84 Ton 77,82 Ton 0 0
7 Papi 0 60,501 Kg 491.937 Kg 272.293Kg 11.143 Kg
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Timor Tengah Selatan
Pada tabel 2.55 diatas dapat dijelaskan bahwa produksi Hasil Hutan
Kayu (HHK) di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tahun 2008 produksi
terbesar adalah Rimba Campuran sebesar 715,64 M3 dan mengalami
peningkatan secara fluktuatif menjadi 446,77 M3 pada tahun 2012. Diikuti
dengan HHK Jati pada tahun 2008 sebesar 195,96 M 3 dan mengalami
penurunan sebesar 88,94 M3 pada tahun 2012.
Selain memproduksi kayu, beberapa jenis hasil non kayu yang
diproduksi oleh hutan di kabupaten TTS adalah madu. Jumlah produksi madu
selama tahun 2008-2012, disajikan pada tabel 2.56.
Tabel 2.56.
Jumlah produksi hasil hutan bukan kayu (Madu) Tahun 2008-2012
Produksi madu pada Tahun
Jenis
2008 2009 2010 2011 2012
Panen
produksi (lt) 9.200 3.000 3.200 6.000 7.000
Botol (630
ml) 13.800 4.500 4.800 7.500 10.500
Sumber : Dokumen Evaluasi Kawasan Mutis Timau tahun 2009,WWF,Fordas NTT dan TTS

Data pada tabel 2.56 menunjukkan bahwa produksi madu tertinggi


diperoleh pada tahun 2008 sebanyak 9.200 lt sedangkan produksi terendah
adalah sebanyak 3000 lt pada tahun 2009. Data produksi berasal dari
kecamatan Nunbena sementara data dari kecamatan lain yang memproduksi
madu seperti Kecamatan Polen dan Kecamatan Tobu tidak tersedia.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 90


Tabel 2.57. Luas Lahan Kritis
No Luas Lahan Kritis (Ha) Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Luas Rehabilitasi 0 159 832,18 1.201,75 580
2 Luas Lahan Kritis 189.844 189.685 188.852,82 187.651,07 187.067,07
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Timor Tengah Selatan
Pada tabel 2.57, menunjukan bahwa luas lahan kritis pada tahun 2008
sebesar 189.844 Ha terus mengalami penurunan setelah direhabilitasi hingga
tahun 2012 menjadi 187.067,07 Ha.

c. Urusan Kelautan dan Perikanan


Selain potensi daratan, Kabupaten TTS juga memiliki potensi laut
dengan garis pantai sepanjang 101,86 km. Luas wilayah laut yang menjadi
kewenangan Kabupaten TTS adalah seluas 755 km2. Potensi ini
memberikan sinyal kuat bahwa salah satu usaha perekonomian masyarakat
yang menjanjikan adalah dari sektor kelautan, yaitu perikanan tangkap. Akan
tetapi budaya masyarakat TTS yang lebih cenderung beraktifitas di wilayah
darat menyebabkan minat tidak terlalu tinggi sehingga usaha perikanan darat
lebih dominan dibanding perikanan laut. Produksi perikanan darat berasal
dari perairan umum (danau, sungai dan rawa) dan budidaya ikan (tambak air
payau dan kolam). Produksi budidaya ikan air tawar dan ikan air laut
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.58.
Tabel 2.58. Produksi Budidaya Ikan Air Tawar dan Air Laut (ton)
No. Jenis Ikan 2008 2009 2010 2011 2012
1 Ikan Tawar
- Mas - - 286,69 309,56 196,57
- Nila Gift - - 304,01 425,58 314,17
- Lele - - 55,08 6,30 55,08
2 Ikan Laut - - 66,2 144,26 147,40
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Timor Tengah Selatan
Jenis ikan air tawar yang diproduksi di kabupaten Timor Tengah
Selatan adalah ikan mas, nila gift dan lele. Pada tabel diatas menjelaskan
bahwa produksi ikan mas pada tahun 2010 sebanyak 286,69 ton kemudian
pada tahun 2011 meningkat menjadi 309,56 ton dan pada tahun 2012
menurun menjadi 196,57 ton. Untuk ikan nila gift pada tahun 2010 jumlah
produksi sebanyak 304,01 ton kemudian tahun 2011 meningkat menjadi
425,58 ton dan menurun pada tahun 2012 menjadi 314,17 ton. Dan jumlah
produksi ikan lele pada tahun 2010 sebanyak 55,08 ton, kemudian tahun
2011 sebanyak 6,30 ton dan tahun 2012 menjadi 55,08 ton. Sedangkan
untuk jumlah produksi ikan laut pada tahun 2010 sebanyak 66,2 ton
kemudian meningkat menjadi 144,26 ton pada tahun 2011 dan terus
meningkat pada tahun 2012 menjadi 147,40 ton.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 91


Untuk menunjang produktifitas hasil penangkapan ikan laut maka armada
penangkapan yang tersedia belum mencukupi. Selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 2.59.
Tabel 2.59. Armada penangkapan ikan Tahun 2008 - 2012
Tahun
Armada
2008 2009 2010 2011 2012
Kapal ikan 2 GT - - 5 - -
Kapal ikan 3 GT - - - 4 4
Motor Tempel - - - - 4
Motor Ketinting - - - 5 -
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.TTS 2008 s/d 2012
Pada tabel 2.59. menunjukan bahwa sampai pada tahun 2012, jumlah
armada kapal ikan 2–3 GT hanya sebanyak 13 unit, dibandingkan dengan
potensi laut yang demikian besar, maka tangkapan hasil laut yang diperoleh
hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat TTS.
Tabel. 2.60. Sebaran kolam ikan Tahun 2008 – 2012
Tahun
No Kecamatan
2008 2009 2010 2011 2012
1 Amanatun Selatan - - - 1 -
2 Noebana - - - - 4
3 Kualin 15 65 30 - -
4 Mollo Selatan 51 - 10 3 -
5 Polen - 31 - - -
6 Kot'olin 10 - - - -
Jumlah 76 96 40 4 4
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.TTS 2008 s/d 2012
Data pada tabel 2.60 menunjukan bahwa sampai pada tahun 2012,
jumlah kolam ikan yang tersebar di seluruh Kabupaten TTS adalah sebanyak
220 kolam. Jumlah kolam terbanyak adalah di Kecamatan Kualin dan
Kecamatan Mollo Selatan. Kecamatan Polen dan Kotolin adalah lokasi yang
potensial untuk pengembangan usaha ikan air tawar.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah


2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Perkembangan ekonomi masyarakat sangat tergantung pada akses
terhadap modal dimana bank berperan penting sebagai penyedia modal.
Selengkapnya jumlah bank, jumlah penabung, nilai tabungan dan nilai kredit
yang digulirkan dapat dilihat padat tabel tabel 2.61.
Tabel 2.61. Jumlah Bank, Jumlah Penabung, Nilai Tabungan dan
Nilai Kredit yang Digulirkan
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah Bank 3 3 4 6 6
2 Jumlah Penabung 63.338 53.733 57.419 66.048 87.720
3 Nilai tabungan (Juta) 324.627 357.800 458.226 515.275 571.661
Nilai kredit yang 201.957 254.336 392.445 468.948 432.503
4 digulirkan (Juta)
Rasio 1:21.113 1:17.911 1:14.355 1:11.008 1:14.620
Sumber : Analisis TTS Dalam Angka Tahun 2008 s/d 2012

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 92


Pada tabel 2.61 menunjukan bahwa jumlah bank pada tahun 2008
sebanyak 3 unit terus bertambah menjadi 6 unit pada tahun 2012, sedangkan
rasio antara jumlah bank dan jumlah penabung pada tahun 2008 yaitu1 :
21.113 meningkat menjadi 1 : 14.620 pada tahun 2012. Nilai tabungan pada
tahun 2008 pada semua bank yang ada di kabupaten Timor Tengah Selatan
pada tahun 2008 adalah sebesar Rp.324.627.000.000,- terus meningkat
menjadi Rp.571.661.000.000,- pada tahun 2012. Nilai kredit yang digulirkan
adalah sebesar Rp.201.957.000.000,- terus mengalami peningkatan menjadi
Rp.468.948.000.000,- dan sedikit menurun pada tahun 2012 menjadi
Rp.432.503.000.000,-. Bertambahnya jumlah bank yang berinvestasi
menunjukan bahwa perkembangan ekonomi masyarakat Timor Tengah
Selatan terus meningkat. Sektor perbankan mempunyai prospek yang baik di
daerah ini sebagai penunjang dunia usaha.

a. Produktivitas Daerah
Untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga, masyarakat
Kabupaten Timor Tengah Selatan mengembangkan jenis tanaman pangan
yang telah diusahakan oleh generasi terdahulu dengan produk utama adalah
tanaman jagung. Sedangkan untuk tanaman padi diusahakan oleh
masyarakat pada beberapa wilayah tergantung ketersediaan air, sementara
jenis tanaman lain seperti ubi-ubian, pisang dan kacang-kacangan masih
dikembangkan masyarakat sebagai tanaman alternatif mengantisipasi gagal
panen akibat cuaca yang tidak menentu.
Disamping tanaman pangan, terdapat potensi sayur-sayuran dan
buah-buahan yang diusahakan seperti kubis, kentang, wortel, bawang merah,
cabe, labu siam, kangkung, bayam, petsai, jeruk keprok, alpukat, jeruk manis,
dan lain-lain. Jumlah produksi tanaman pangan, sayur-sayuran dan buah-
buahan di Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun 2008-2012 dapat dilihat
pada tabel 2.62.
Tabel 2.62.
Jumlah Produksi Tanaman Pangan, sayur-sayuran dan buah – buahan
di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008 – 2012
Produksi (ton) / tahun
No. Jenis Tanaman
2008 2009 2010 2011 2012
A Tanaman Pangan
1 Padi Sawah 11.157 10.664 6.890 11.012 10.345
2 Jagung 80.289 75.078 61.571 119.216 181.486
3 Ubi Kayu 78.256 78.096 75.996 62.980 84.651
4 Ubi Jalar 6.870 6.963 3.483 4.080 5.565
5 Kacang Hijau 738 763 501 601 798

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 93


Produksi (ton) / tahun
No. Jenis Tanaman
2008 2009 2010 2011 2012
6 Kacang Tanah 2.823 2.860 782 927 835
B Sayur - Sayuran
1 Bawang Merah 1.992 1.132 775 965 1.010
2 Bawang Putih 6.240 1.880 2.760 3.400 1.160
3 Bawang Daun 550 540 390 410 420
4 Kentang 1.665 2.535 900 1.500 3.400
5 Kubis 780 160 460 720 720
6 Petcai/Sawi 390 268 397 558 559
7 Wortel 2.640 1.510 3.855 10.500 10.500
8 Kacang Merah 2.403 1.779 1.677 1.881 1.685
9 Kacang Panjang 552 690 312 660 674
10 Cabe Besar 549 730 780 765 384
11 Cabe Rawit 519 612 459 336 198
12 Tomat 227 300 1.980 2.880 2.910
13 Terung 1.550 2.260 980 1.720 1.725
14 Buncis 1.410 1.440 3.970 3.870 2.985
15 Ketimun 1.460 2.460 5.400 5.760 1.730
16 Labu siam 4.422 5.600 2.350 3.830 4.155
17 Kangkung 1.169 1.230 1.710 2.690 3.600
18 Bayam 1.780 2.170 1.020 2.580 1.600
C Buah-buahan
1 Jeruk Keprok 7.875 3.983 3.945 2.417 2.424
2 Alpukat 3.776 3.408 2.124 2.356 2.366
3 Belimbing 203 282 9 42 60
4 Mangga 5.427 3.360 8.214 6.120 6.139
5 Jambu Biji 1.753 1.173 1.158 1.285 1.482
6 Pepaya 2.695 2.958 2.979 3.263 2.754
7 Pisang 786 1.159 4.837 1.704 1.714
8 Nanas 268 183 136 137 174
9 Nangka 1.147 565 496 646 656
10 Sirsak 687 2.276 432 756 768
11 semangka 500 509 710 710 200
12 Jeruk Besar 3.280 2.889 1.749 2.444 2.091
Sumber : TTS Dalam Angka Tahun 2009-2013 dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. TTS

Data pada tabel 2.62. menunjukkan bahwa produksi tanaman pangan


selama 5 tahun terakhir lebih didominasi oleh produksi padi dan jagung,jenis
sayur–sayuran didominasi oleh labu siam, jenis buah-buahan didominasi oleh
jeruk keprok, mangga dan alpukat. Beberapa jenis tanaman sayuran, ubi-
ubian dan sayuran potensial yang merupakan ciri khas Kabupaten TTS
seperti kacang merah, ubi jalar, sayur sawi, bunga pepaya dan daun ubi
adalah komoditas yang memiliki prospek cerah namun membutuhkan
perhatian lebih dalam pengembangan di masa depan.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 94


b. Produksi Pertambangan
Sektor pertambangan merupakan salah satu andalan Kabupaten
Timor Tengah Selatan. Data Potensi Bahan Tambang, Lokasi Sebaran,
Cadangan Deposit dan Hasil Tambang di Kabupaten Timor Tengah Selatan
dapat dilihat dalam tabel 2.63.
Tabel 2.63. Potensi Bahan Tambang, Lokasi Sebaran, Cadangan Deposit
dan Hasil Tambang di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Cadangan Deposit Jenis Hasil
No Bahan Tambang Lokasi Sebaran 3 Ket.
(M ) Tambang
1 Gamping Tuafan - Kec. Mollo Selatan 19.057.500 Bata ringan
- Kec. Aban Timur 43.171.875
- Kec. KiE 27.675.000
- Kec. Atun Utara 151.997.750
2 Gamping - Kec. KiE 204.660.000 Bata
Lempungan - Kec. Aban Tengah 1.914.817.500 ringan,
- Kec. Atun Utara 36.235.350 keramik
- Kec. Atun Selatan 12.448.125
- Kec. Aban Timur 478.091.250
3 Gamping - Kec. Aban Timur 7.312.500 Pupuk
Dolomitan
4 Gamping Koral - Kec. Mollo Utara 50.000.000 Industri, a.l.
- Kec. Mollo Selatan 904.320 :
- Kec. Aban Timur 65.081.250 Semen,
- Kec. Aban Tengah 440.550.000 Sabun, Cat,
- Kec. Atun Utara 53.550.000 Odol.
- Kec. Aban Selatan 38.902.500
- Kec. Kuanfatu 670.927.500
- Kec. Aban Barat 6.620.833.837
- Kec. Batu Putih 705.208.393
- Kec. Kota SoE 1.480.208.316

5 Gamping Pasiran - Kec. Mollo Selatan 7.357.500 Bahan


- Kec. Aban Tengah 303.750.000 Bangunan
- Kec. Aban Selatan 1.324.718.438 a.l. Batako
- Kec. Kuanfatu 2.974.082.850
- Kec. Aban Barat 5.272.134.378
6 Gamping Padam - Kec. Atun Selatan 18.149.625 Kapur
7 Batu Pasir - Kec. Aba Tengah 27.562.500 Omamen,
dll.
8 Pasir Gunung - Kec. Aban Tengah 1.341.984.376 Bahan
(Qac) - Kec. Aban Barat 1.012.499.920 bangunan
9 Batu Pasir - Kec.Mollo Utara 2.500.000 Omamen
Omamen
10 Lempung - Kec. Mollo Selatan 556.875 Keramik,
- Kec. KiE 945.000 Genteng
11 Batu Warna - Kec. Kotolin 1.197.000 Omemen
- Kec. Kolbano 9.450
- Kec. Nunkolo 6.750
- Kec. Kualin 1.500.000
12 Pasir - Kec. Mollo Selatan 13.050.000 Semen,
Kwarsa/Karbonat - Kec. Atun Utara 325.407.375 Penjernih,
Kaca
13 Gneis - Kec. Mollo Utara 10.000.000 Omamen
- Kec. Mollo Selatan 472.151.000
14 Marmer - Kec. Mollo Utara 1.594.745.134 Bahan
- Kec. Mollo 22.962.414 Bangunan
Selatan 734.858.730
- Kec. Atun Utara 2.884.857.750
- Kec. Atun Selatan 1.500.000
- Kec. Aban Selatan 781.250
- Kec. Aban Barat 781.250

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 95


Cadangan Deposit Jenis Hasil
No Bahan Tambang Lokasi Sebaran 3 Ket.
(M ) Tambang
- Kec. Batu Putih
15 Kalsit - Kec. Atun Selatan 911.250 Odol, Pupur
(bedak), dll.
16 Diabas - Kec. Atun Selatan 21.650.250 Bahan
bangunan
17 Batu Gamping - Kec. Aban Barat 3.135.416.641 Setengah
Rijangan - Kec. Kota SoE 36.458.325 permata
18 Napal - Kec. Aban Barat 3.125.521.549 Urugan
- Kec. Batu Putih 1.010.156.252
19 Bentonit - Kec. Mollo Utara 105.375.000 Lumpur bor
20 Oker - Kec. Mollo Utara 312.500 Cat
21 Pasir - Kec. Aban Timur 114.480 Bahan
- Kec. Aban Tengah 114.480 bangunan
- Kec. Atun Utara 2.443.500
- Kec. Atun Selatan 5.152.140
- Kec. Aba Selatan 30.112.500
22 Sirtu Sungai - Kec. Mollo Utara 14.962.500 Bahan
- Kec. Mollo Selatan 26.444.025 bangunan
- Kec. Aban Timur 12.096.337,5
- Kec. KiE 3.857.400
- Kec. Atun Utara 2.793.330
- Kec. Atun Selatan 7.955.530
- Kec. Aban Selatan 57.706.875
- Kec. Kuanfatu 129.577.500
- Kec. Aban Barat 4.750.002
- Kec. Batu Putih 659.374.933
23 Sirtu Gunung - Kec. Mollo Utara 4.279.999 Bahan
- Kec. Mollo Selatan 132.018.750 bangunan
- Kec. Aban Timur 91.125.000
- Kec. KiE 10.867.500
- Kec. Atun Selatan 1.518.271.875
24 Batu Mangan - Tersebar di Kab. - Besi, Baja Belum
TTS terdata
Total 41.471.552.955
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kab. TTS, 2008 - 2014

Pada tabel 2.66 dapat dijelaskan bahwa jenis bahan tambang yang
ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan terdiri dari Gamping Tuafan,
Gamping Lepungan, Gamping Dolomitan, Gamping Koral, Gamping Pasiran,
Gamping Padam, Batu Pasir, Pasir Gunung, Batu Pasir Omamen, Lempung,
Batu Warna, Pasir Kwarsa/Karbonat, Gneis, Marmer, Kalsit, Diabas, Batu
Gamping Rijangan, Napal, Bentonit, Oker, Pasir, Sirtu Sungai, Sirtu Gunung,
dan Batu Mangan, yang penyebarannya hampir di semua kecamatan. Dari
olahan bahan tambang tersebut maka diperoleh jenis hasil tambang berupa
bata ringan, keramik, pupuk, semen, sabun, cat, odol, batako, kapur,
omamen, genteng, bahan bangunan, besi dan baja. Sedangkan untuk jumlah
cadangan deposit dari semua jenis bahan tambang di Kabupaten Timor
Tengah Selatan berjumlah 41.471.552.955 M3.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 96


2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
2.4.2.1 Air Bersih dan Sanitasi
Kepala keluarga pengguna air bersih adalah KK yang memiliki akses
air bersih yang bersumber baik dari air mineral, air leding/PAM, pompa air,
sumur, atau mata air yang terlindung dalam jumlah yang cukup sesuai
standar kebutuhan minimal. Sedangkan air bersih adalah air tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat namun
memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum diminum.
Untuk mengetahui rasio pengguna air bersih di kabupaten TTS maka,
dihitung dengan cara membandingkan proporsi jumlah KK yang
menggunakan air bersih terhadap jumlah KK secara keseluruhan.
Selengkapnya Rasio di maksud ditunjukan pada tabel 2.64.
Tabel 2.64.
Rasio KK Pengguna Air BersihTahun 2008 – 2012
No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah KK Pengguna 11.138 21.983 31.317 37.494 44.373
2 Jumlah KK 108.166 109.314 111.778 113.975 114.661
3 Rasio 1:10 1:5 1:4 1:3 1:6
Sumber : PDAM, PU dan Pokja AMPL Kab. TTS
Tabel 2.64 menunjukan bahwa jumlah KK yang telah menggunakan air
bersih di kabupaten Timor Tengah Selatan, rasionya meningkat dari waktu ke
waktu yaitu pada tahun 2008 sebesar 1:10 artinya dari 10 KK hanya 1 KK
yang menggunakan air bersih. Hingga tahun 2012 terjadi peningkatan yaitu
dari 6 KK hanya 1 KK yang menggunakan air bersih.
Dengan semakin meningkat cakupan layanan air bersih maka
diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap upaya untuk
mewujudkan sanitasi total berbasis masyarakat. Sampai dengan saat ini
kondisi sanitasi masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan khususnya
dari pilar bebas Buang Air Besar Sembarang (BABS) menunjukan adanya
peningkatan yang signifikan karena adanya peran dari semua pihak baik dari
pemerintah, masyarakat maupun mitra yang telah diwujudkan melalui
deklarasi STBM.
Selengkapnya Hasil deklarasi STBM terkait Jumlah dan Jenis
kepemilikan Jamban per Kecamatan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
2.65.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 97


Tabel 2.65.
Jumlah dan Jenis Kepemilikan Jamban per Kecamatan Tahun 2014
Jenis Jamban
No Kecamatan
Cemplung Plengsengan Leher Angsa
1 Mollo Utara 2462 1768 931
2 Tobu 331 1395 358
3 Fatumnasi 663 481 244
4 Nunbena 200 711 250
5 Mollo Selatan 838 959 1461
6 Mollo Tengah 836 585 303
7 Mollo Barat 1109 362 79
8 Polen 2395 1353 484
9 Kota SoE 712 3089 3452
10 Amanuban Barat 2231 1527 1415
11 Kuatnana 1248 1687 623
12 Batu Putih 1721 531 589
13 Amanuban Selatan 3286 902 1035
14 Noebeba 1539 402 209
15 Kuanfatu 1982 1741 674
16 Kualin 2399 1521 724
17 Amanuban Tengah 1161 1274 1216
18 Oenino 2023 597 239
19 Kolbano 596 2950 615
20 Amanuban Timur 2504 602 682
21 Fatukopa 1191 176 53
22 Fautmolo 906 293 566
23 KiE 2657 1725 881
24 Kot'olin 832 1237 525
25 Amanatun Selatan 2634 1039 856
26 Nunkolo 1864 1532 84
27 Boking 1860 523 60
28 Santian 967 360 73
29 Noebana 941 179 108
30 Amanatun Utara 2651 814 336
31 Toianas 459 1136 624
32 Kokbaun 592 70 227
Total 47.790 33.521 19.976
Sumber : Plan Indonesia dan Dinas Kesehatan, Kab. TTS
Data pada tabel 2.65 menunjukan bahwa jumlah rumah tangga yang
menggunakan jamban masih didominasi oleh jenis jamban cemplung
sebanyak 47.790 rumah tangga, diikuti oleh jenis jamban plengsengan
sebanyak 33.512 rumah tangga sedangkan untuk jenis jamban leher angsa
yang digunakan berjumlah 19.976 rumah tangga. Dihubungkan dengan
jumlah rumah tangga sebanyak 111.939 RT, maka sampai tahun 2014
persentase RT yang sudah memiliki jamban adalah sebanyak 101.287 RT
(90,48%) yang terdiri dari 42,69% cemplung, 29,95% plengsengan, 17,85%
leher angsa sementara sisanya sebanyak 10.562 RT (9,5%) yang belum
memiliki jamban.
RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 98
2.4.2.2. Rasio Elektrifikasi Kabupaten Timor Tengah Selatan
Rasio elektrifikasi adalah perbandingan antara jumlah Kepala
Keluarga (KK) yang telah terlayani listrik dengan jumlah KK di Kabupaten
Timor Tengah Selatan seluruhnya. Rasio Elektrifikasi Kabupaten Timor
Tengah Selatan ditunjukkan pada tabel 2.66.
Tabel 2.66.
Rasio Elektrifikasi Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2008 – 2012
No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah KK Kab.TTS
1 terlayani listrik:
a. PLN 7.719 10.567 15.511 19.725 27.894
b. PLTS 712 837 834 1315 8171
c. Mikrohidro - - - - -
d. Hybrid 421 - 300 233 -
e. PLT angin - - - - -
Total-1 8.852 11.404 16.645 21.273 36.065
2 Jumlah KK di Kab.TTS 108.166 109.314 111.778 113.975 114.661
3 Rasio Elektrifikasi (1/2) 1:12 1:10 1:7 1:5 1:3
Sumber : PLN, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas ESDM, Badan PMPD (PNPM-MP) Kabupaten TTS

Data pada tabel 2.66 menunjukkan bahwa elektrisitas dari tahun ke


tahun cenderung meningkat yaitu antara jumlah KK yang telah menikmati
listrik dengan yang belum menggunakan listrik yang terbanyak adalah KK
yang belum menggunakan listrik. Pada tahun 2008 hanya 1 dari 12 KK yang
menikmati listrik namun jumlah ini terus meningkat yaitu menjadi 1 dari 3 KK
pada tahun 2012. Jika kondisi ini dipertahankan maka ada kemungkinan 5
tahun mendatang seluruh KK di Timor Tengah Selatan sudah menikmati
listrik.

2.4.3. Fokus Sumber Daya Manusia


2.4.3.1. Angka Ketergantungan
Angka ketergantungan merupakan perbandingan antara jumlah usia
non produktif (0-14 tahun ditambah dengan penduduk berusia 65 tahun ke
atas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun). Angka
ketergantungan digunakan untuk melihat besarnya beban yang harus
ditanggung oleh setiap penduduk berusia produktif terhadap penduduk usia
tidak produktif. Jumlah angka ketergantungan penduduk di Kabupaten Timor
Tengah Selatan selama tahun 2008- 2012, disajikan pada tabel 2.67.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 99


Tabel 2.67.
Jumlah Angka Ketergantungan Penduduk Kabupaten Timor Tengah
SelatanTahun 2008-2012
Golongan umur 2008 2009 2010 2011 2012
0 - 14 tahun 38,29 37,10 37,61 37,16 37,16
15 - 64 tahun 56,38 57,10 57,26 57,94 57,94
≥ 65 tahun 5,33 5,80 5,11 4,90 4,90
Angka ketergantungan 22,63 24,87 25,40 27,40 27,40
Sumber : TTS Dalam Angka Tahun 2009 - 2013

Data pada tabel 2.67 menunjukan bahwa dari tahun 2008-2012, angka
ketergantungan penduduk di Kabupaten Timor Tengah Selatan cenderung
tetap atau tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini disebabkan
oleh pertumbuhan penduduk yang sangat kecil dan peningkatan yang
cenderung sama pada setiap kelompok umur. Jika dilihat lebih jauh maka
dapat dijelaskan bahwa terdapat 22,63% penduduk yang tergolong dalam
angka ketergantungan tahun 2008 dan pada tahun 2012 angka
ketergantungan meningkat menjadi 27,40% atau terjadi peningkatan angka
ketergantungan sebesar 4,77%.

RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 II - 100


RPJM Daerah Kab. TTS 2014-2019 X-1

Anda mungkin juga menyukai