KATA PENGANTAR
Buku Materi Teknis ini adalah merupakan buku sebagai salah satu persyaratan dalam
Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (RANPERDA) tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Datar, Tahun 2011 - 2031.
Pada intinya buku ini berisi tentang Pendahuluan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang,
Struktur Ruang, Pola Ruang, Arahan Pemanfaatan Ruang, Pengendalian, Kawasan Strategis
dan Hak, Kewajiban dan Peranserta Masyarakat dalam Penataan Ruang.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan serta dalam Penyusunan
Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tanah Datar, Tahun 2011 -
2031 ini, diucapkan terima kasih dan semoga laporan ini berguna bagi semua pihak yang
berkepentingan.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar : 3.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Tanah Datar III - 6
Gambar : 3.2 Peta Rencana Sistem Jariangan Transportasi ............... III - 13
Gambar : 3.3 Peta Rencana Sistem Jaringan Energi Litrik ................. III - 16
Gambar : 3.4 Peta Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi ............ III - 18
Gambar : 3.5 Metode Area Sanitary Landfil ...................................... III - 27
Gambar : 3.6 Peta Rencana Jalur Evakuasi ...................................... III - 29
Gambar : 4.1 Peta Kawasan Rawan Bencana Alam Tanah Longsor .... IV - 11
Gambar : 4.2 Peta Rawan Bencana Geologi Letusan Gunung Api ...... IV - 16
Gambar : 4.3 Lokasi Gempa dan Jalur Sesar Semangko ................... IV - 17
Gambar : 4.4 Foto Kerusakan Bangunan Akibat Gempa .................... IV - 18
Gambar : 4.5 Peta Rawan Bencana Gerakan Tanah .......................... IV - 21
Gambar : 4.6 Peta Kawasan Pertanian Berkelanjutan ....................... IV - 28
Gambar : 4.7 Peta Potensi Sebaran Galian ....................................... IV - 36
Gambar : 4.8 Peta Kepadatan Penduduk ......................................... IV - 45
Gambar : 4.9 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 2031 ................................................... IV - 46
Gambar : 5.1 Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Tanah
Datar ........................................................................ V - 11
Gambar : 7.1 Kedudukan Peraturan Zonasi Dalam Penataan Ruang .. VII - 3
Bab 1
PENDAHULUAN
D
alam rangkaian proses pembangunan suatu wilayah sebagai acuan untuk
berbagai keperluan investasi pembangunan maupun keperluan perencanaan
sosial, ekonomi masyarakat perkotaan maupun perdesaan (nagari) serta aspek
kelestarian lingkungan, maka penyusunan RTRW diharapkan dapat menjadi pedoman
dalam arahan Rencana Pembangunan Wilayah Kabupaten Tanah Datar atau Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah.
Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang
yang digunakan dimasa yang akan datang untuk mewujudkan tujuan pembangunan di
suatu wilayah. Berdasarkan peraturan yang tertuang dalam Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN), program-program pembangunan di daerah untuk jangka
panjang dan menengah perlu disusun dan dituangkan dalam program 5 tahunan dimana
Rencana Tata Ruang Wilayah dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan program
tersebut.
Pada Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar sebelumnya,
telah dilakukan pengkajian aspek-aspek Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dan
Sumber Daya Buatan, perumusan konsep dan strategi yang didasarkan pada asumsi
tertentu dan faktor dinamika sosial ekonomi yang bersifat internal maupun eksternal
terhadap wilayah, tetapi sejalan dengan berlalunya masa berlaku perencanaan yang
cukup lama telah terjadi berbagai perubahan baik secara internal maupun eksternal
seperti pertumbuhan penduduk dengan segala kegiatannya yang menyebabkan
berubahnya struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ada saat ini sehingga dokumen
I-1
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
rencana yang sudah ada menjadi tidak relevan lagi untuk dijadikan acuan dalam
pemanfaatan ruang.
Faktor eksternal lain yang menuntut disusunnya kembali RTRW Kabupaten Tanah Datar
adalah dengan dikeluarkannya undang-undang baru sebagai landasan dasar penyusunan
tata ruang yaitu UU No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang yang sebelumnya masih
mengacu pada UU No. 24 tahun 1992.
Sesuai dengan peraturan baru, produk RTRW Kabupaten Tanah Datar merupakan produk
Rencana Tata Ruang dengan masa berlaku perencanaan selama 20 tahun (2009 2029)
yang di evaluasi setiap 5 (lima) tahun sekali.
3. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok - Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
4. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469);
5. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar
Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3470);
10. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);
11. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undang Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4389);
12. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4411);
13. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
14. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah dua
kali terakhir dengan Undang-Undang republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008
I-3
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
15. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
16. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4722);
18. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
23. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5014);
I-4
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
24. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);
27. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5074);
28. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
29. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5233);
30. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3776);
31. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 tentang ketelitian
Peta untuk Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3034);
I-5
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
41. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban
dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5099);
I-6
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
43. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah
Pertambangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);
46. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk
Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5160);
47. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pegawasan
Peraturan daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
48. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
49. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
50. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2008 tentang Pedoman Koordinasi
Penataan Ruang Daerah;
I-7
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Rencana Umum Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota beserta Rencana Rincinya;
55. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang.
56. Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 5 tahun 2011 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tanah Datar (Lembaran daerah
Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011);
57. Penanaman Modal dalam Negeri No. 15 Tahun 2007 tentang Jenis dan bnetuk
produk hokum kepala daerah; dan
58. Penanaman Modal dalam Negeri No. 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Perda dan
Peraturan Kepala Daerah.
Kabupaten Tanah Datar yang memiliki luas wilayah 133.600 Ha, secara geografis berada
pada 00 17 - 00 39 LS dan 100 19 - 100 51 BT. Wilayah Kabupaten Tanah Datar
membawahi 14 Kecamatan dan 75 Jorong serta memiliki sebagian Danau Singkarak. Luas
Danau Singkarak yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Tanah Datar adalah seluas
6.420 Ha. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1
I-8
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.1
Jumlah Kecamatan, Nagari dan Jorong di Kabupaten Tanah Datar
Persentase Jumlah
No Kecamatan Luas (Km2) Ibukota Kecamatan
(%) Nagari Jorong
1 X Koto 152.02 11.38 Koto Baru 9 41
2 Batipuh 144.26 10.80 Batipuah Baruah 8 49
Berdasarkan tabel tersebut, Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009 terdiri dari 14
kecamatan, 75 nagari, 395 jorong. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Lintau Buo Utara
dengan luas 204,31 Km2 atau 15.29 % dari luas Kabupaten Tanah Datar secara
keseluruhan. Sedangkan kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan
Tanjung Baru dengan luas 43.15 Km2 atau sekitar 3.23 % dari luas Kabupaten Tanah
Datar. Dilihat dari jumlah nagari yang ada, Kecamatan Sungai Tarab memiliki jumlah
nagari terbanyak yaitu sebanyak 10 nagari, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah
nagari terkecil adalah Kecamatan Padang Ganting, Tanjung Baru, sebanyak 2 nagari.
Berdasarkan posisinya Kabupaten Tanah Datar terletak diantara 3 buah gunung, yaitu
Gunung Merapi, Singgalang dan Gunung Sago serta secara administrasi wilayahnya
berbatasan dengan daerah lain. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada peta orintasi dan peta
administrasi.
I-9
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 1.1
Peta Orientasi Kabupaten Tanah Datar
I - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 1.2
Peta Administrasi Kabupaten Tanah Datar
I - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
1.2.1.1 Topografi
Kabupaten Tanah Datar merupakan wilayah dengan kondisi topografi bervariasi mulai dari
datar, bergelombang hingga berbukit dengan elevasi 200 - 1000 m di atas permukaan
laut. Untuk lebih jelas mengenai topografi lihat tabel 1.2 dan peta topografi
Tabel 1.2
Ketinggian Kabupaten Tanah Datar di Rinci Per Kecamatan
Ketinggian wilayah terbagi dalam 3 bagian, yaitu; ketinggian antara 750 - 1000 dpl
(Kecamatan X Koto, Salimpaung dan Tanjung Baru) antara 450 - 550 dpl (Kecamatan
Lima Kaum, Tanjung Emas, Padang Ganting dan Sungai Tarab) dan antara 200 - 700 dpl
(Kecamatan Batipuh, Batipuh Selatan, Pariangan, Rambatan, Lintau Buo, Lintau Buo
Utara dan Sungayang). Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.3
Kabupaten Tanah Datar dialiri oleh 25 buah sungai yang saat ini pemanfaatannya adalah
selain untuk kebutuhan pengairan (pertanian) juga dimanfaatkan oleh sebagian penduduk
untuk keperluan mandi dan cuci. Temperatur udara Kabupaten Tanah Datar rata-rata
berkisar antara 22oC - 33oC.
I - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 1.3
Peta topografi
I - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
1.2.1.2 Hidrologi
Hidrologi merupakan data yang berkaitan dengan kondisi keairan baik air permukaan
maupun air tanah yang ada pada suatu wilayah. Kondisi hidrologi suatu kawasan sangat
dipengaruhi oleh kondisi curah hujan, jenis batuan, jenis tanah serta tingkat kelerengan
dan kondisi tutupan lahan. Kondisi hidrologi yang ada di Kabupaten Tanah Datar cukup
baik dengan pola aliran bersifat dendritik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya sumber air
baik di Kabupaten Tanah Datar.
A. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang muncul atau mengalir di permukaan seperti mata air,
danau, sungai dan rawa. Potensi air permukaan dipengaruhi oleh kondisi topografi, jenis
batuan dan material penyusun tanah, penggunaan lahan, curah hujan dan aktifitas
manusia. Potensi air permukaan sebagian besar berasal dari berbagai mata air yang
banyak terdapat di kawasan ini mengalir malalui sungai-sungai kecil di sekitar perbukitan
dengan pola aliran berbentuk radial serta berbentuk dendritik untuk cabang-cabang
sungai besar.
Kabupaten Tanah Datar memiliki 5 (lima) buah sungai besar dan 208 (dua ratus delapan)
buah sungai kecil yang tersebar di seluruh kecamatan. Kebanyakan dari air sungai-sungai
tersebut bersumber dari lereng-lereng gunung seperti; Gunung Marapi, Gunung
Singgalang, Gunung Sago serta Gugusan Bukit Barisan. Sebagian besar wilayah
Kabupaten Tanah Datar merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalir ke arah
timur yatu DAS Indragiri dengan pola dendritik, namun untuk sungai disekitar Danau
Singkarak pola aliran sungai yang terbentuk adalah pola rectangular dengan sungai utama
adalah Batang Ombilin dan sebagian mengalir dengan pola dendritik terutama cabang-
cabang sungai besar. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.4
B. Air Tanah
Air tanah terdiri dari air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal adalah air
tanah yang umumnya digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih berupa
sumur-sumur gali. Potensi air tanah dapat diketahui dari kedalaman sumur gali
masyarakat dan sifat fisik tanah/batuan dalam kaitannya sebagai pembawa air.
I - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 1.4
Peta Das
I - 15
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Di Kabupaten Tanah Datar sebagian kecil masyarakat masih menggunakan sumur gali
sebagai cadangan persedian air bersih pada saat air PDAM mengalami gangguan.
Kawasan masyarakat yang mengunakan sumur gali sebagai sumber air bersih tersebar di
Kabupaten Tanah Datar khususnya daerah perkotaan.
1.2.1.3 Kemiringan
Untuk lebih jelas mengenai kemiringan lahan dapat dilihat pada tabel 1.3 dan Gambar
1.5
I - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 1.5
Peta Lereng
I - 17
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.3
Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Lahan
Di Kabupaten Tanah Datar
Berdasarkan data BPS tahun 2005 sampai dengan 2009 diketahui bahwa pola
penggunaan lahan di Kabupaten Tanah Datar masih didominasi oleh lahan hutan yaitu
seluas 37.052 ha atau sekitar 27,73 % dari luas wilayah keseluruhan, sementara untuk
penggunaan lainnya adalah masing-masing Perkebunan seluas 28.355 ha atau sekitar
21,22 %, Sawah seluas 27.437 Ha atau sekitar 20,54 %, Kebun Campuran seluas 13.042
Ha atau sekitar 9.76 %, Permukiman seluas 12.095 Ha atau sekitar 9.05 %. Untuk lebih
jelas mengenai perubahan pola ruang Kabupaten Tanah Datar dapat lihat pada tabel 1.4
Tabel 1.4
Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2005 2009
Tahun
2009 2008 2007 2006 2005
No Penggunaan Tanah
Luas Luas Luas Luas Luas
% % % % %
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 Kampung/Permukiman 12.095,00 9,05 12.170,00 9,11 12.170,00 9,11 11.915,61 8,92 11.880,71 8,89
2 Pertambangan 129,00 0,10
3 Sawah 27.437,00 20,54 27.442,00 20,54 27.442,00 20,54 27.430,00 20,53 27.442,00 20,54
4 Tanah Kering 6.467,00 4,84 6.003,50 4,49 6.003,50 4,49 6.482,00 4,85 6.963,92 5,21
5 Kebun Campuran 13.042,00 9,76 28.519,00 21,35 28.519,00 21,35 28.418,39 21,27 28.418,39 21,27
6 Perkebunan 28.355,00 21,22 13.216,00 9,89 13.216,00 9,89 12.963,00 9,70 12.963,92 9,70
7 Hutan 37.052,00 27,73 24.029,00 17,99 24.029,00 17,99 37.206,00 27,85 36.724,06 27,49
8 Padang/Semak/Alang-alang 1.841,00 1,38 15.178,50 11,36 15.178,50 11,36 0,00 0,00 2.535,00 1,90
9 Danau 6.660,00 4,99 6.660,00 4,99 6.660,00 4,99 6.660,00 4,99 6.660,00 4,99
10 Lainnya 140,00 0,10 382,00 0,29 382,00 0,29 0,00 0,00 0,00
Jumlah 133.600,00 100,00 133.600,00 100,00 133.600,00 100,00 133.600,00 100,00 133.600,00 100,00
Sumber : Tanah Datar Dalam Angka
I - 18
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Berdasarkan interprestasi peta citra spot 5 luas penggunaan lahan di Kabupaten Tanah
Datar berbeda dengan data yang dikeluarkan oleh BPS. Berdasarkan analisis peta
diketahui bahwa guna lahan yang paling luas adalah guna lahan hutan primer yaitu
53.942,79 Ha atau 40,38 % dari luas Kabupaten Tanah Datar sedangkan yang terkecil
adalah guna lahan perkebunan rakyat. Peta penggunaan lahan ini yang menjadi dasar
dalam menyusun rencana pola ruang Kabupaten Tanah Datar tahun 2011 2031. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.6.
Tabel 1.5
Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2009
1.2.2 Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar setiap tahun mengalami peningkatan. Pada
tahun 2005 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar adalah 335.470 jiwa dan
pada tahun 2009 meningkat menjadi 340.733 jiwa. Dari jumlah penduduk Kabupaten
Tanah Datar pada tahun 2005, sekitar 48,006 % atau 161.049 jiwa merupakan penduduk
laki-laki dan 51,99 % atau 174.421 jiwa penduduk perempuan, sedangkan pada tahun
2009 jumlah penduduk laki-laki meningkat menjadi 48,73 % atau 166.034 jiwa dan
penduduk perempuan menjadi 51,271 % atau 174.699 jiwa.
I - 19
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 1.6
Peta Penggunaan Lahan
I - 20
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Hal lain yang perlu dicermati dalam aspek spatial kependudukan adalah sebaran
penduduk menurut tempat tinggal untuk melihat ketimpangan pembangunan antara
daerah perkotaan dan daerah perdesaan. Di Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2004
jumlah penduduk perkotaan telah mencapai 23,13 % atau sekitar 77.261 jiwa dan
penduduk perdesaan sebesar 76,87 % atau 256.765 jiwa. Angka ini tidak mengalami
peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2009 karena pada tahun ini tercatat
jumlah penduduk perkotaan di Kabupaten Tanah Datar hanya 23,53 % atau 82.119 jiwa
dan penduduk perdesaan 76,47 % atau 266.878 jiwa. Dilihat dari penyebaran penduduk,
tidak terjadi ketimpangan antara daerah perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Tanah
Datar karena jumlah penduduk yang tinggal di perdesaan lebih banyak dibanding dengan
jumlah penduduk di perkotaan.
Besar kecilnya jumlah penduduk yang tersebar disetiap kecamatan dan tingkat kepadatan
penduduk yang terdistribusi akan menunjukan pola distribusi penduduk pada suatu
wilayah. Kemudahan aksesibilitas dan ketersediaan fasilitas /utilitas menjadi faktor utama
dalam mempengaruhi sebaran penduduk. Kawasan yang mudah dicapai dan memiliki
fasilitas/utilitas yang lengkap akan menjadi pilihan utama mayarakat dalam menentukan
tempat tinggal, bahkan kawasan ini menjadi tujuan bagi penduduk pendatang. Untuk
kawasan dengan ketersediaan fasilitas/utilitas yang rendah dan sulit dicapai hanya akan
tumbuh secara alami sesuai dengan perkembangan penduduk setempat.
Jumlah Penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2008 adalah 348.997 jiwa yang
tersebar di 14 (empat belas) kecamatan. Jumlah penduduk paling banyak terdistribusi di
Kecamatan X Koto yaitu 40.472 jiwa atau 11,60 %, Kecamatan Lima Kaum yaitu 35.844
jiwa atau 10,27 % dan Kecamatan Rambatan yaitu 35.226 jiwa atau 10,09 % sedangkan
terendah di Kecamatan Batipuh Selatan yaitu 11.995 jiwa atau 3,44 %, Kecamatan
Tanjung Baru yaitu 13.741 jiwa atau 3,94 % dan Kecamatan Padang Ganting yaitu 14.401
jiwa atau 4,13 %.
Untuk lebih jelas mengenai distribusi penduduk di Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat
pada tabel 1.6 dan gambar grafik distribusi penduduk.
I - 21
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.6
Distribusi Penduduk Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009
Gambar 1.7
Grafik Distribusi Penduduk Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009
Sepuluh Koto
6,17% Batipuh
Pariangan
4,97% 3,21% Rambatan
10,21% 6,26%
Lima Kaum
9,72% Tanjung Emas
4,60%
4,07% 10,22% Padang Ganting
Lintau Buo
Sungai Tarab
I - 22
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Untuk lebih jelas mengenai kepadatan penduduk di Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat
pada tabel 1.7
Tabel 1.7
Kepadatan Penduduk Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005 2009
Dirinci Per Kecamatan
Tahun
No Kecamatan Luas Lahan (%) 2005 2006 2007 2008 2009
Kepadatan Kepadatan Kepadatan Kepadatan Kepadatan
1 Sepuluh Koto 152,02 259 260 262 266 259
2 Batipuh 144,26 218 218 218 223 217
3 Batipuh Selatan 82,73 141 141 133 145 132
4 Pariangan 76,43 275 277 279 286 279
5 Rambatan 129,15 264 264 261 273 256
6 Lima Kaum 50,00 686 691 694 717 696
7 Tanjung Emas 112,05 186 187 192 196 190
8 Padang Ganting 83,50 165 166 167 172 166
9 Lintau Buo 60,22 259 260 259 270 260
10 Lintau Buo Utara 204,31 162 162 174 169 170
11 Sungayang 65,45 256 257 258 267 259
12 Sungai Tarab 71,85 406 408 469 436 459
13 Salimpaung 60,88 347 348 348 360 345
14 Tanjung Baru 43,14 306 306 310 319 309
Jumlah 1335,99 251 252 257 261 255
Sumber: Tanah Datar Dalam Angka Tahun 2005 2009
Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar mengalami peningkatan dari tahun 2005
sampai tahun 2009. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar
berjumlah 335.470 jiwa dan pada tahun 2009 menjadi 340.733 jiwa. Berdasarkan data
pada tahun 2005 maupun 2009 kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak
I - 23
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
adalah Kecamatan X Koto yaitu 39.359 jiwa pada tahun 2005 meningkat menjadi 39.313
jiwa pada tahun 2009, sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan
Batipuh Selatan yaitu 11.632 jiwa pada tahun 2005 dan 10.926 jiwa pada tahun 2009.
Untuk lebih jelasnya tentang jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Tanah Datar dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada
tabel 1. 8 dan gambar grafik rata-rata laju pertumbuhan penduduk.
Gambar 1.8
Rata-Rata Laju Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Tanah Datar Dari Tahun 2004 2009
0,44
0,44
0,43
0,43
0,42
0,42
0,41
0,41
0,40 2008 -2009
0,40
Lima Kaum
Tanjung Baru
Lintau Buo
Sungai Tarab
Sungayang
Pariangan
Batipuh
Sepuluh Koto
Salimpaung
Lintau Buo Utara
Tanjung Emas
Padang Ganting
Batipuh Selatan
Rambatan
I - 24
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.8
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Tanah Datar Tahun 2004-2009
I - 25
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.9
Proyeksi Penduduk Kabupaten Tanah Datar Tahun 2010 2031
I - 26
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kondisi Kabupaten Tanah Datar yang memiliki bentang alam yang bervariasi, seperti;
posisinya berada di antara 2 (dua) gunung yang masih aktif yaitu Gunung Marapi dan
Gunung Singgalang, morfologi bergelombang, banyak dilalui sungai-sungai besar serta
dilalui jalur sesar besar Sumatera (Sesar Semangko) menyebabkan Kabupaten Tanah
Datar rentan terhadap bencana.
Gempa bumi atau juga sering disebut gempa tektonik di Kabupaten Tanah Datar
disebabkan oleh adanya jalur sesar aktif yang melalui wilayah Tanah Datar yang
memanjang mulai dari Teluk Semangko di tenggara hingga Banda Aceh.
Kejadian gempa tektonik yang baru-baru terjadi mengguncang Kota Padang Panjang dan
Kabupaten Tanah Datar terjadi pada tanggal 6 9 maret 2007 hingga 8 kali guncangan
serta hampir mencapai 500 kali gempa susulan, kekuatan terbesar terjadi pada tanggal 6
Maret 2007 dengan kekuatan 6,3 SR. Dari kejadian gempa tersebut memakan korban jiwa
sebanyak 12 orang dan menghancurkan bangunan sebanyak 17.717 unit bangunan mulai
dari rusak berat hingga rusak ringan.
Daerah yang mengalami kerusakan cukup berat yaitu di Nagari Gunung Rajo dan Nagari
Pitalah, karena kedua nagari tersebut berada tepat di jalur sesar, daerah yang harus
diwaspadai dengan gempa tektonik ini adalah Kecamatan Batipuh, Batipuh Selatan,
Salimpaung dan Kecamatan X Koto bagian Timur.
Wilayah Kabupaten Tanah Datar yang merupakan bagian dari jajaran Pegunungan Bukit
Barisan secara geologi memiliki potensi terjadinya gerakan tanah. Beberapa penyebab
terjadinya gerakan, antara lain :
a. Faktor keairan (curah hujan) yang tinggi dan geologi yang kompleks pada wilayah ini,
b. Faktor aktivitas manusia merupakan faktor yang paling dominan sebagai penyebab
terjadinya bencana gerakan tanah, misalnya: tataguna lahan yang tidak sesuai
I - 27
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
dengan topografi dan struktur geologi setempat, pemotongan kaki bukit untuk
wilayah pemukiman, pemotongan dan pelebaran jalan,
Di bawah akan diuraikan mengenai kondisi lahan yang memiliki potensi bencana gerakan
tanah serta lokasi penyebarannya dapat dilihat pada peta gerakan tanah.
a. Breksi, lapuk, bersifat berai - mudah tererosi, fragmen andesit dan material vulkanik
lainnya dengan ukuran fragmen kerikil-bongkah berada di zona patahan sehingga
sangat labil terhadap gerakan tanah terdapat di sekitar Jalan Padang Panjang -
Singkarak, Nagari Subang Anak Kecamatan Batipuh.
b. Pengamatan lapangan dari formasi endapan Kuarter Marapi yang relatif labil
terhadap gerakan tanah, terdapat di Jalan Padang Panjang - Batusangkar, Bukit
Tampang Biaro, Sikaladi, Kecamatan Pariangan
d. Granit, coklat-putih, tergerus kuat, bidang gerusan terisi oleh lempung, lapukan
granit berukuran pasir kasar - kerikil kasar, mineral lapuk: kuarsa, feldspar, biotit
(inset: kontak antara granit lapuk dan masif yang dibatasi oleh bidang patahan)
e. Gerakan tanah bersifat rayapan terdiri dari material halus (klastik) berupa lahar,
abu-abu, fragmen rempah-rempah volkanik terdiri dari andesit dan material gunung
api lainnya. Lokasi terdapat di perbatasan Kota Padang Panjang Kabupaten Tanah
Datar
I - 28
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
I - 29
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Selain gempa bumi dan gerakan tanah, potensi gempa lainnya yang di Kabupaten Tanah
Datar adalah letusan gunung api aktif yaitu Gunung Marapi. Bahaya yang ditimbulkan
letusan gunung api adalah terjadinya aliran lava, awan panas, gas beracun, lahar primer
pada letusan gunung api yang mempunyai danau kawah, lahar sekunder atau sering
disebut lahar hujan dan gelombang pasang. Daerah rawan letusan gunung api terdapat
pada daerah sekitar lembah sungai yang berhulu di lereng atas Gunung Marapi
memanjang hingga ke lereng bawah. Daerah-daerah yang perlu diwaspadai jika aktifitas
Gunung Marapi kembali aktif diantaranya adalah; Balan Sarik, Guguk, Labuatan dan
Batur (Kecamatan Pariangan), Lumbung Bapereng, Tanjung Lateh Bukik, Pasir Jawa dan
Talang Tangah (Kecamatan Sungai Tarab) serta Koto Baru, Kayuandok, Marapi, Hilia
Balai, Andaleh dan Sabu (Kecamatan X Koto), daerah-daerah tersebut diindikasikan
sebagai jalur lahar jika terjadi letusan.
Klasifikasi pengamanan untuk daerah rawan letusan gunung api dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Dari pembahasan mengenai potensi bencana di atas, sesuai dengan kriteria kawasan
lindung untuk kawasan rawan bencana alam yaitu kawasan yang diidentifikasi sering dan
berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi
dan tanah longsor serta gelombang pasang dan banjir, maka kawasan-kawasan yang
berada pada jalur atau radius bencana diarahkan menjadi kawasan berfungsi lindung.
Bagi Kabupaten Tanah Datar, pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi
besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Dari setiap sub sektor tersebut memiliki
komoditas unggulan yang mempunyai prospek perkembangan yang baik di masa yang
akan datang. Adapun perkembangan setiap subsektor sebagai berikut:
I - 30
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Padi dan Ubi kayu merupakan tanaman pangan yang dominan. Tanaman padi yang
diusahakan Kabupaten Tanah Datar adalah tanaman padi sawah, dengan jumlah produksi
pada tahun 2008 sebesar 228.383,12 ton. Produksi terbesar tanaman padi sawah ini
terdapat di Kecamatan Batipuh yaitu 27.027,60 ton, sedangkan untuk jumlah produksi
paling sedikit adalah sebesar 8.604,30 ton di Kecamatan Batipuh Selatan.
Tanaman palawija yang diusahakan di Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2008 Dari
keseluruhan tanaman palawija tersebut, jagung merupakan tanaman yang memiliki
produksi terbesar dengan jumlah 5.436 ton yang diikuti oleh tanaman ubi kayu 5.186,77
ton yang terdapat di Kecamatan Rambatan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel
1.10 dan tabel 1.11
Tabel 1.10
Luas Panen, Produksi Padi Sawah di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009
Rata-rata Produksi
No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
(Ton/Ha)
1 X Koto 3,056 19,652.31 6.43
2 Batipuh 4,997 27,027.60 5.41
3 Batipuh Selatan 1,489 8,604.30 5.78
4 Pariangan 3,882 20,450.77 5.27
5 Rambatan 3,355 18,522.04 5.52
6 Lima Kaum 2,570 14,567.26 5.67
7 Tanjung Emas 3,452 18,976.48 5.50
8 Padang Ganting 1,846 10,738.56 5.82
9 Lintau Buo 2,200 12,501.17 5.68
10 Lintau Buo Utara 3,651 19,832.98 5.43
11 Sungayang 2,254 12,431.22 5.52
12 Sungai Tarab 3,905 21,627.15 5.54
13 Salimpaung 2,410 12,761.25 5.30
14 Tanjung Baru 2,032 10,690.03 5.26
Jumlah 41,099 228,383.12 5.56
B. Subsektor Perikanan
Tanah Datar memiliki luas areal perikanan darat mencapai 1.202,53 Ha dengan produksi
1.625,96 ton pada tahun 2008. Jika dilihat dari jenis ikan, produksi perikanan darat di
Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2008 terbanyak adalah ikan Mas yang mencapai
865,70 ton.
I - 31
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.11
Luas Panen, Produksi Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar dan Kacang Tanah
di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009
I - 32
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Sub sektor perikanan terutama perikanan darat di Kabupaten Tanah Datar masih
memberikan harapan yang cukup baik dan dapat dijadikan salah satu mata pencaharian
masyarakat. Daerah yang bukan merupakan sentra produksi perikanan di Kabupaten
Tanah Datar meliputi Kecamatan Sungai Tarab, Kecamatan Tanjung Emas, Kecamatan
Salimpaung, Kecamatan Padang Ganting.
Kegiatan budidaya ikan di kolam banyak yang masih dikelola dengan sederhana dan
sebagian kecil yang telah menerapkan teknologi seperti benih dan pakan. Tingkat
produktivitas budidaya ikan kolam masih konstan. Budidaya ikan di sawah yang banyak
diusahakan oleh petani, sangat tergantung pada kelancaran air irigasi. Kegiatan ini
banyak dilakukan pada areal persawahan yang berpengairan setengah teknis dan teknis.
Beberapa daerah yang cukup banyak membudidayakan ikan di kolam dan sawah dalam
luasan yang cukup besar adalah Kecamatan Tanjung Emas. Sedangkan Budidaya ikan
karamba belum banyak diusahakan. Daerah yang mengusahakan ini juga masih sedikit,
antaralain kecamatan Batipuh Selatan, Rambatan, Tanjung Emas. Jelasnya dapat dilhat
pada tabel 1.12 dan tabel 1.13.
Tabel 1.12
Luas dan Produksi Perikanan Darat Per Kecamatan Tahun 2008
I - 33
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.13
Produksi Sub sektor Perikanan Tahun 2008
Tabel 1.14
Populasi Ternak di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2005 2009
Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
No Jenis Populasi
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
(Ekor) (Ekor) (Ekor) (Ekor) (Ekor)
I - 34
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Untuk tahun 2009 Kabupaten Tanah Datar populasi terbesar adalah ayam ras petelur
mencapai 615.227 ekor sedangkan populasi terkecil adalah sapi perah yang hanya
berjumlah 177 ekor. Pada umumnya ternak yang diusahakan oleh penduduk bervariasi,
mulai dari ternak besar hingga unggas.
Untuk produksi karet di Tanah Datar tahun 2008 produksinya mencapai 1.132 ton dengan
Kecamatan Lintau Buo sebagai penghasil terbesar, sedangkan kakao penghasil tertinggi
adalah kecamatan Padang Ganting dengan jumlah produksi 21, 24 ton diikuti oleh
kecamatan Rambatan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.15
Sumber daya alam lain yang dimiliki oleh Kabupaten Tanah Datar adalah potensi
tambang. Meskipun analisis LQ menunjukan bahwa sektor tambang merupakn sektor non
basis, namun potensi tambang yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar cukup potensial.
Pada saat ini Kabupaten Tanah Datar memiliki potensi tambang migas dan potensi
tambang mineral baik mineral logam maupun mineral non logam.
Pada saat ini PT. ICCI dengan luas 49,6 Ha dan PT. Inkalko Agung dengan luas 38,8 Ha
telah memiliki Izin Usaha Pertambangan dan telah melakukan eksploitasi marmer dengan
kapasitas produksi mencapai 2.060,00 CBM/tahun yang berlokasi di Kecamatan Lintau
Buo Utara. Selain perusahaan-perusahaan yang mengeksplorasi bahan tambang/mineral
di atas, terdapat 2 (dua) perusahaan lain yang telah memiliki Izin Usaha Tambang di
Kabupaten Tanah Datar. Perusahan tersebut bergerak dibidang penelitian untuk
eksplorasi tambang/bahan mineral Bijih Besi. Dua perusahaan tersebut adalah:
a. PT. Selaras Bumi Banua, berlokasi di Nagari Tanjung Barulak Kecamatan Batipuh
dengan luas IUP yaitu 356,0 Ha.
b. PT SILO, berlokasi di Kecamatan Padang Ganting, luas IUP adalah 1.548,9 Ha.
I - 35
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.15
Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi Perkebunan Per Kecamatan Tahun 2008
I - 36
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Berdasarkan data Dinas Koperindagpastam Kabupaten Tanah Datar, pada saat ini
Kabupaten Tanah Datar juga memiliki potensi tambangan mineral lainnya yaitu:
a. Mineral logam berupa Tembaga, Litium, Kobalt, Timah Hitam, Seng dan Mangan
dengan lokasi tersebar di Kabupaten Tanah Datar
b. Mineral non logam berupa Andesit, Basalt, Batu Gamping, Batu Sabak, Bentonit,
Dolomit, Granit, Karbonan, Pasir/Batupasir, Pasir Kuarsa, Posfat, Tanah Liat, Tanah
Urug dan Tras. Potensi tambangan mineral non logam yang terdapat di Kabupaten
Tanah Datar terletak secara menyebar di Kabupaten Tanah Datar.
Potensi tambang lain yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar selain mineral adalah
adalah potensi migas. Potensi Migas Tanah Datar merupakan bagian dari Potensi Migas
Blok Singkarak yang tersebar di 5 (lima) kabupaten yaitu Kabupaten Sijunjung, Kabupaten
Solok, Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar. Lokasi
blok singkarak telah dimulai dirintis semenjak tahun 1984 di Kabupaten Tanah Datar
terdapat di Kecamatan Rambatan, Kecamatan Tanjung Emas, Kecamatan Padang
Ganting, Kecamatan Batipuh dan Kecamatan Batipuh Selatan. Untuk potensi mineral.
Luas Kawasan Blok Singkarak yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar adalah 1.544,9 Ha
I - 37
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Melihat struktur yang ada di PDRB Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat bahwa potensi
sector pertanian dan Jasa-jasa menjadi potensi yang paling besar di Kabupaten Tanah
Datar, sehingga kedepannya harus lebih ditingkatkan pengelolaannya terutama sector
pertanian. (Tabel 1.17)
Sektor basis merupakan sektor yang menjadi spesialisasi disuatu daerah.Untuk mengukur
spesialisasi relatif pada sektor atau kegiatan ekonomi tertentu diwilayah digunakan
metode Location Question (LQ).
Berdasarkan hasil perhitungan nilai LQ (Tabel 1.18) terdapat 3 sektor yang menjadi
sector basis di Kabupaten Tanah Datar yaitu sektor Pertanian (1,56), Bangunan (1,45),
dan Jasa-jasa (1,13). Nilai LQ > 1 ini artinya ketiga sektor ini menjadi basis atau sumber
pertumbuhan.
Sektor ini memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi
kebutuhan di wilayah Kabupaten Tanah Datar namun dapat juga di ekspor ke luar
wilayah. Sedangkan 6 sektor lainnya yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor
industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor Perdagangan, hotel dan
restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan,persewaan dan
jasa perusahaan yang nilai LQ nya < 1 menunjukan bahwa sektor ini tidak memiliki
keunggulan komparatif artinya sektor ini tidak mampu memenuhi kebutuhan wilayah
sendiri untuk itu diperlukan pasokan/impor dari luar wilayah.
I - 38
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.16
Peranan PDRB Kabupaten Tanah Datar Terhadap PDRB Provinsi Sumbar Berdasarkan Sektor Tahun 2009
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 13.55 13.50 13.57 13.42 13.43 14.38 2.74 2.60 2.51 2.42 2.38 2.41
a Angkutan Jalan Raya (darat) 12.91 12.77 12.78 12.60 12.55 13.39 3.46 3.36 3.31 3.26 3.26 3.30
1 Kereta Api 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
2 Angkutan Jalan Raya (darat) 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3 Angkutan Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4 Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
5 Angkutan Udara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
6 Jasa Penunjang Angkutan 0.18 0.18 0.18 0.17 0.17 0.18 0.44 0.42 0.40 0.39 0.39 0.40
b Pos dan Telekomunikasi 0.46 0.55 0.61 0.65 0.71 0.81 0.57 0.57 0.55 0.53 0.52 0.55
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 8.35 8.39 8.50 8.54 8.60 9.18 4.57 4.53 4.49 4.48 4.48 4.56
a Bank 2.85 2.81 2.79 2.91 2.91 3.10 4.35 4.36 4.27 4.38 4.34 4.42
b Lembaga Keuangan Tanpa Bank 2.59 2.63 2.73 2.72 2.77 3.01 6.02 5.86 5.90 5.90 5.99 6.19
c Sewa Bangunan 2.89 2.93 2.95 2.89 2.89 3.08 4.19 4.14 4.09 3.97 3.94 4.01
d Jasa Perusahaan 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.00 0.48 0.48 0.48 0.48 0.48 0.00
JASA-JASA 45.66 45.32 44.90 45.28 45.32 47.89 7.47 7.45 7.43 7.53 7.51 7.68
a Pemerintahan Umum 32.99 32.41 31.80 32.33 32.36 34.09 7.86 7.88 7.91 8.13 8.16 8.18
b Swasta 12.67 12.91 13.10 12.95 12.95 13.80 6.60 6.55 6.48 6.34 6.26 6.67
1 Sosial Kemasyarakatan 3.08 3.08 3.07 3.05 3.05 3.27 4.48 4.37 4.24 4.20 4.17 4.47
2 Hiburan dan Rekreasi 1.06 1.09 1.16 1.17 1.20 1.30 4.85 4.90 5.17 5.13 5.09 5.54
3 Perorangan dan Rumah Tangga 8.53 8.74 8.87 8.73 8.71 9.23 8.42 8.37 8.27 8.02 7.90 8.37
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 5.12 5.04 4.97 4.93 4.89 4.98
Sumber : PDRB Kab. Tanah Datar 2004 - 2009 dan Hasil Analisis
I - 39
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.17
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tanah Datar Tahun 2004 2008 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
2004 2004 2005 r 2005 2006 r 2006 2007 r 2007 2008* r 2008** 2009 r 2009
1 PERTANIAN 697,532.77 - 738,309.84 5.85 782,235.85 5.95 830,488.17 6.17 875,647.34 5.44 923,831.38 5.50
2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 34,707.92 - 36,175.75 4.23 37,741.33 4.33 38,929.15 3.15 41,251.53 5.97 43,688.84 5.91
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 223,844.29 - 237,345.23 6.03 252,820.14 6.52 267,482.76 5.80 283,618.26 6.03 300,618.57 5.99
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 15,329.49 - 16,691.11 8.88 18,222.43 9.17 19,872.44 9.05 21,093.06 6.14 22,434.46 6.36
5 BANGUNAN 138,299.00 - 143,797.51 3.98 151,634.47 5.45 157,611.81 3.94 167,602.97 6.34 178,346.32 6.41
6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 244,522.27 - 258,851.86 5.86 275,284.18 6.35 290,650.64 5.58 307,783.66 5.89 326,120.73 5.96
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 102,156.05 - 106,565.77 4.32 113,081.55 6.11 119,111.85 5.33 126,606.85 6.29 135,557.82 7.07
8 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 62,943.05 - 66,256.08 5.26 70,879.72 6.98 75,792.93 6.93 81,032.65 6.91 86,763.38 7.07
9 JASA-JASA 344,155.13 - 357,827.11 3.97 374,225.75 4.58 401,774.84 7.36 427,109.47 6.31 451,375.52 5.68
PDRB 1,863,489.97 - 1,961,820.26 5.28 2,076,125.42 5.83 2,201,714.59 6.05 2,331,745.79 5.91 2,468,737.02 5.88
I - 40
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.18
Location Question (LQ) Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2004 2009
LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006 2007 2008* 2009** Keterangan
1 PERTANIAN 1.49 1.50 1.52 1.54 1.64 1.57 Sektor Basis
a Tanaman Bahan Makanan 2.39 2.43 2.47 2.50 2.53 2.52
b Perkebunan 0.52 0.50 0.49 0.51 0.51 0.54
c Peternakan dan hasil-hasilnya 1.17 1.18 1.20 1.21 1.22 1.21
d Kehutanan 0.41 0.44 0.46 0.49 0.51 0.51
e Perikanan 0.28 0.28 0.31 0.33 0.34 0.34
2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0.56 0.56 0.57 0.57 0.57 0.58 Sektor Non Basis
a Penggalian 0.69 0.70 0.71 0.69 0.70 0.70
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 0.004 0.004 0.004 0.004 0.004 4.82 Sektor Non Basis
a Industri Tanpa Migas 0.91 0.93 0.95 0.95 0.95 0.98
4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 0.06 0.07 0.07 0.07 0.07 0.08 Sektor Non Basis
a Listrik 0.70 0.68 0.68 0.70 0.72 0.86
b Air Bersih 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12
6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 0.72 0.73 0.72 0.72 0.72 0.73 Sektor Non Basis
a Perdagangan Besar dan Eceran 0.72 0.72 0.72 0.71 0.71 0.72
b Hotel 0.002 0.034 0.002 0.002 0.002 0.00
c Restoran 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0.44 0.42 0.41 0.39 0.39 12.18 Sektor Non Basis
a Angkutan Jalan Raya (darat) 0.58 0.56 0.56 0.56 0.56 0.75
b Jasa Penunjang Angkutan 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00
c Pos dan Telekomunikasi 0.02 0.02 0.03 0.03 0.03 0.03
8 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 0.49 0.50 0.50 0.51 0.51 0.52 Sektor Non Basis
a Bank 1.36 1.36 1.39 1.51 1.57 1.65
b Lembaga Keuangan Tanpa Bank 7.38 5.78 5.50 5.32 5.39 5.52
c Sewa Bangunan 1.05 0.97 0.92 0.85 0.83 0.82
d Jasa Perusahaan 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
1.2.5.4 Pariwisata
Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang
memiliki potensi pariwisata cukup banyak dan beragam. Selain Istano Basa Pagaruyung
yang dikenal dengan Rumah Gadang, Danau Singkarak yang cukup terkenal bukan saja di
wilayah Tanah Datar atau di Provinsi Sumatera Barat saja melainkan di tingkat nasional
serta masih banyak potensi yang belum digali dan terekspose dimasyarakat luas.
Potensi-potensi yang ada diantaranya adalah Objek Wisata Puncak Pato (Marapalam),
Bukit Payo Rapuih, Kuburan Panjang Dt. Tantejo Gurhano, Pemandian Air Panas
Pariangan Tuo dan sebagainya. Secara keseluruhan objek wisata yang ada di Kabupaten
Tanah Datar tercatat sebanyak 134 buah objek wisata yang terdiri dari;
I - 41
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Pada dasarnya hampir seluruh objek wisata yang ada mempunyai daya tarik masing-
masing, namun demikian masih banyak yang belum dikenal/diketahui sehingga belum
bisa menjadi wisata andalan bagi Daerah serta belum memiliki nilai jual karena ajang
promosi daerah sangat minim dalam memperkenalkan potensi-potensi wisata yang ada.
Upaya-upaya yang diperlukan guna memperkenalkan potensi wisata Kabupaten Tanah
Datar perlu melakukan kerjasama antar daerah melalui program paket wisata, pengenalan
melalui media cetak/elektronik, brosur-brosur maupun penyediaan work shop khusus
mengenai potensi Kabupaten Tanah Datar seperti; di Bandara Minangkabau atau di
pelabuhan laut Teluk Bayur dan sebagainya.
Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang
memiliki banyak potensi pariwisata, objek-objek wisata tersebut tersebar diseluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar, diantara jenis wisata tersebut
diantaranya adalah; wisata budaya/sejarah, wisata alam, wisata minat khusus dan benda-
benda cagar budaya.
Objek wisata yang ada di Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2008, terbagi kedalam
wisata budaya, wisata alam dan dan wisata minat khusus.
1. W isata Budaya
Jumlah dan jenis objek wisata budaya terdapat sebanyak 90 jenis objek yang
tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Pada umumnya
jenis objek wisata budaya ini adalah berbentuk bangunan seperti makam, mesjid,
rumah gadang dll.
I - 42
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
2. W isata Alam
Keberadaan potensi wisata alam di Kabupaten Tanah Datar tidak sebanyak jenis
objek wisata budaya serta penyebarannya pun hanya terdapat di 12 kecamatan.
Secara keseluruhan jumlah objek wisata alam sebanyak 36 objek wisata dan untuk
jenis wisata ini sebagian besar tersebar di Kecamatan X Koto sebanyak 9 buah objek
wisata.
A. Prasarana Transpotasi
Panjang jalan di Kabupaten Tanah Datar untuk jalan Nasional pada tahun 2008 tercatat
sepanjang 55 km, jalan Propinsi 138.90 km, dan jalan Kabupaten 1.379,2 km, secara
keseluruhan panjang jalan nasional, propinsi, dan kabupaten di Kabupaten Tanah Datar
tercatat sepanjang 1.573,40 km. Berdasarkan jenis permukaannya pada tahun 2008, 710
km adalah jalan di aspal, 152.45 km jalan krekel, 460.75 km jalan dengan permukaan
tanah.
Sedangkan menurut kondisinya, selama tahun 2008 ini jalan di Kabupaten Tanah Datar
mengalami sedikit perubahan, jalan dengan kondisi baik yang tercatat sepanjang 555.85
km pada tahun 2007 naik menjadi 662.85 km pada tahun 2008. Jalan dengan kondisi
rusak ringan juga mengalami kenaikan dari 329.65 Km pada tahun 2007 naik menjadi
sepanjang 577.05 Km. Sedangkan jalan dengan kondisi rsak berat pada tahun 2008
tercatat sepanjang 181.20 Km. Jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.19 dan Tabel 1.20
serta Gambar 1.10
I - 43
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.19
Panjang Jalan Menurt Status dan Jenis Permukaan
Per Kecamatan Tahun 2009
I - 44
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
I - 45
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.20
Panjang Jalan Menurut Status Per Kecamatan Tahun 2008
Gambar 1.11
Persentase Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan
Di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009
Tanah
31%
Aspal
Aspal Berbatu
58%
Kerikil Kerikil
8%
Tanah
Berbatu
3%
Kondisi alam yang bergelombang dan berbukit serta kondisi batuan yang kedap air di
Kabupaten Tanah Datar mengakibatkan mata air banyak dijumpai kaki perbukitan atau
lembah. Mata air dapat dimanfaatkan sebagai cadangan sumber air bersih. Secara
keseluruhan, pemanfaatan sumber mata air di Kabupaten Tanah Datar dimanfaatkan dan
dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Datar dan PDAM
Kota Padang Panjang. Berdasarkan statistik tahun 2009 PDAM Kabupaten Tanah Datar
hanya menjangkau 11 kecamatan dengan kapasitas sumber sebesar 219,5 liter/detik dan
panjang sambungan pipa 389.031 m. Sedangkan Tiga kecamatan lainnya yaitu
Kecamatan Batipuh, Kecamatan Pariangan dan Kecamatan Tanjung Baru belum terlayani
oleh sambungan pipa PDAM. Kebutuhan air bersih masyarakat di tiga kecamatan ini di
I - 46
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
layani oleh air sumur dan sambungan pipa yag dikelola langsung oleh masyarakat
setempat. Untuk lebih jelas mengenai sumber air PDAM dapat dilhat pada tabel 1.21
Tabel 1.21
Unit PDAM, Sumber Air, Sistem dan Kapasitas Sumber
Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009
Jumlah pelanggan air minum pada tahun 2009 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007
jumlah pelanggan mencapai 13.225 pelanggan, maka pada tahun 2008 naik menjadi
13.704 Ini berarti terjadi peningkatan sebesar 479 pelanggan. Kemudian kalau dilihat
jumlah pelanggan non niaga atau rumah tangga pada tahun 2008 tercatat 12.603
pelanggan. Jumlah pelanggan ini diiringi dengan kenaikan jumlah pemakaian air bersih.
Volume air bersih yang terjual pada tahun 2008 mencapai 2.930.910 M. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 1.22
I - 47
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 1.22
Banyaknya Pelanggan dan Pemakaian Air
di Kabupaten Tanah Datar
C. Prasarana Telekomunikasi
Sarana telekomunikasi merupakan salah satu sistem teknologi yang paling cepat
perkembangannya. Satu dasawarsa yang lalu masyarakat masih familier dengan
telegram, akan tetapi saat ini mesin telegram hampir tidak digunakan lagi karena sudah
muncul teknologi yang lebih praktis seperti telepon seluler.
Perkembangan yang sama juga terjadi di Kabupaten Tanah Datar. Saat ini di Kabupaten
Tanah Datar, khususnya di Kota Batusangkar sudah berkembang penggunaan telepon
seluler. Perusahaan telekomunikasi (Telkomsel) telah memasang Tower di Batusangkar,
sehingga pengguna telkomsel mampu menangkap sinyal dengan baik. Pendirian Tower ini
tentunya menggairahkan usaha perdagangan handphone dan aksesorisnya serta
perdagangan pulsa handphone.
I - 48
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
D. Listrik
Hampir sebagian besar kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Datar sudah terlayani
oleh jaringan listrik. Dari jumlah pelanggan yang ada, jumlah sambungan terbesar
diperuntukkan untuk sambungan rumah tangga, yaitu mencapai 95 % dari total jumlah
sambungan. Selebihnya merupakan sambungan non rumah tangga, seperti sosial dan
pemerintahan.
Guna memenuhi kebutuhan pelayanan energi listrik ini, maka diperlukan sumber pemasok
energi lain karena untuk sumber yang ada saat ini masih dirasa sangat kurang. Pada saat
ini sumber energi listrik untuk melayani kebutuhan penduduk di Kabupaten Tanah Datar
dipasok dari sumber;
1. UPP Salimpaung
2. UPP Simabur
3. UPP Sumanik
4. UPP Sungayang
5. UPP Rambatan
Dalam waktu dekat, daya listrik dari Gardu Induk Sumanik akan diganti dengan sumber
daya energi (listrik) yang berkapasitas 30 MVA dari sumber yang ada saat ini sebesar 10
MVA. Dengan digantinya sumber daya listrik ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan
daya listrik di Kabupaten Tanah Datar.
Selain tersebut di atas, penambahan jaringan transmisi direncanakan juga pembangunan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan kapasitas daya 275 KV dan
merupakan peningkatan yang ada sekarang dengan kapasitas 66 KV dan 150 KV.
E. Drainase
Keberadaan jaringan drainase di Kabupaten Tanah Datar secara umum belum terkelola
dengan baik, hal ini masih terlihat untuk sistem pengaliran air masih memanfaatkan
saluran alami dan kurang perawatan, hanya di pusat-pusat perkotaan (pusat kabupaten
dan kecamatan) yang umumnya sudah menggunakan jaringan drainase buatan
(terbangun) itupun kebanyakan dengan menggunakan sistem drainase terbuka yang
seringkali dimanfaatkan untuk pembuangan sampah.
I - 49
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
F. Persampahan
Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Datar saat ini belum terkoordinasi
dengan baik oleh kelompok masyarakat maupun pemerintah. Memang saat ini persoalan
sampah belum menjadi sebuah persoalan yang serius dan kompleks karena pola
kehidupan masyarakat yang relatif belum banyak memproduksi sampah, tetapi jika dari
sekarang tidak direncanakan, maka pesoalan sampah akan membesar seiring dengan
pertambahan penduduk dan perkembangan perkotaan
I - 50
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
I - 51
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2009 - 2029
1- 52
Ba b 2
TUJUAN, KEBIJAKAN
DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR
Bab 2
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENATAAN RUANG WILAYAH
KABUPATEN TANAH DATAR
2.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
T
ujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tanah Datar merupakan arahan
perwujudan ruang wilayah Kabupaten Tanah Datar yang ingin dicapai dari
tahun 2011 sampai dengan tahun 2031 (20 tahun). Berdasarkan Permen
Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten
Tanah Datar memiliki fungsi:
1. sebagai dasar untuk memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
Kabupaten Kabupaten Tanah Datar;
2. memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW Kabupaten
Tanah Datar; dan
3. sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten.
Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Tanah Datar dirumuskan berdasarkan:
1. Visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten;
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Tanah
Datar Tahun 2011 2025, visi Kabupaten Tanah Datar adalah:
II - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Terwujudnya Masyarakat yang Maju, Sejahtera, Dan Berkeadilan Dilandasi Adat Basandi
Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
Disamping visi dan misi Kabupaten Tanah Datar, karakteristik wilayah Kabupaten
Tanah Datar juga menjadi dasar dalam merumuskan tujuan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Tanah Datar. Karakteristik wilayah Kabupaten Tanah Datar
mencakup karakteristik fisik geografis, sosial kependudukan dan sosial ekonomi.
Kabupaten Tanah Datar yang berada di sekitar Gunung Marapi, Gunung Singgalang
dan Gunung Sago adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang
terkenal dengan sebutan Luhak Nan Tuo dengan ibu kota kabupaten adalah Kota
Batusangkar. Secara geografis Kabupaten Tanah yang terletak pada posisi 00 17 -
00 39 LS dan 100 19 - 100 51 BT mempunyai luas 1.336 Km2, sedangkan secara
wilayah administrasi Kabupaten Tanah Datar terdiri dari 14 kecamatan dan 75 nagari.
Bentuk morfologi wilayah yang berbukit dan bergelombang terletak pada ketinggian
II - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
200 sd 1.000 meter dpl membuat Kabupaten Tanah Datar sebagai salah satu daerah
tujuan wisata di Sumatera Barat dengan potensi wisata antara lain Danau Singkarak,
Panorama Alam dan Istano Basa Pagaruyung.
Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2009 tercatat 340.733 jiwa
yang tersebar di Kabupaten Tanah Datar. Sejalan dengan potensi perekonomian
Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh sektor pertanian dan penduduk usia kerja
yang terserap oleh sektor ini cukup signifikan yaitu mencapai 25 % dari jumlah
penduduk Kabupaten Tanah Datar atau sekitar 86.711 jiwa.
Sedangkan kriteria yang menjadi dasar perumusan tujuan penataan ruang wilayah
Kabupaten Tanah Datar yaitu:
1. mengacu pada tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan nasional;
2. jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan
3. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Perkembangan kawasan secara makro dan mikro akan mempengaruhi penentuan tujuan
perencanaan tata ruang wilayah. Faktor-faktor makro atau faktor eksternal kawasan yang
mempengaruhi perumusan tujuan Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah
Datar adalah:
Faktor internal kawasan juga ikut mempengaruhi perumusan tujuan RTRW Kabupaten
disamping faktor eksternal. Faktor-faktor ini berupa potensi dan kendala yang terdapat di
Kabupaten Tanah Datar yaitu:
II - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Memiliki objek-objek wisata potensial baik wisata sejarah dan budaya maupun
wisata alam.
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus
ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Sedangkan
strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan
ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
II - 5
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kebijakan dan strategi Penataan Ruang wilayah Kabupaten Tanah Datar, meliputi
kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang wilayah.
Kebijakan dan Strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Tanah Datar
meliputi kebijakan berkaitan dengan hirarki pusat-pusat kegiatan dan prasarana wilayah.
II - 6
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
II - 8
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
II - 9
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
d. Memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana terutama sumber daya alam
yang tak terbarukan agar terjaga ketersediaannya.
Bab 3
RENCANA STRUKTUR RUANG
WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR
R
encana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang
wilayah kabupaten yang terbentuk oleh hirarki pusat-pusat kegiatan dimana
satu sama lain dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana utama maupun
prasarana lainnya terutama jaringan transportasi.
3.1 Umum
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten. Dalam
permen ini dijelaskan mengenai fungsi, dasar perumusan dan kriteria dalam menyusun
rencana struktur ruang wilayah kabupaten.
III - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
c. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten; dan
b. jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada
wilayah kabupaten bersangkutan;
terdiri atas pusat pelayanan kawasan (PPK), pusat pelayanan lingkungan (PPL),
serta pusat kegiatan lain yang berhirarki lebih tinggi yang berada di wilayah
kabupaten yang kewenangan penentuannya ada pada Pemerintah Pusat dan
pemerintah provinsi;
harus berhirarki dan tersebar secara proporsional di dalam ruang serta saling
terkait menjadi satu kesatuan sistem wilayah kabupaten.
d. memuat pusat-pusat kegiatan selain dengan ketentuan sebagai berikut:
pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan sebagai PKL
(dengan notasi PKLp);
pusat kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan
kawasan (PPK); dan
III - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
pusat kegiatan yang akan dijadikan PKLp harus ditetapkan sebagai kawasan
strategis kabupaten dan mengindikasikan program pembangunannya di dalam
arahan pemanfataan ruangnya, agar pertumbuhannya dapat didorong untuk
memenuhi kriteria PKL.
PKN dan PKW dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan kembali
dijelaskan dalam RTRWP, sedangkan PKL tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi. Kota Batusangkar sebagai ibukota Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu
PKL yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Sumatera Barat tahun 2009-2029 dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari PKW maupun PKN yang ada disekitarnya
sebagai suatu kontelasi pusat-pusat kegiatan yang berhirarki.
Pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Tanah Datar merupakan simpul pelayanan sosial,
budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten. Dalam hal ini
Kota Bukittinggi dan Kota Sawahlunto sebagai PKW sesuai RTRW Provinsi Sumatera
Barat ikut berperan dalam memberi pelayanan bagi PKL-PKL lain yang ada disekitarnya
termasuk Kota Batusangkar.
III - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Penetapan Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
merupakan kewenangan kabupaten sesuai dengan potensi sumber daya yang dimiliki oleh
masing-masing kawasan. Sistem pusat-pusat permukiman di Kabupaten Tanah Datar
ditentukan dengan pembobotan luas kawasan, jumlah penduduk, kepadatan, fasilitas
pendidikan dan fasilitas kesehatan yang terdapat pada setiap kecamatan.
Tabel 3.1
Rencana Struktur Kota-Kota Di Kabupaten Tanah Datar
III - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Fungsi utama dari pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) adalah sebagai berikut:
a. Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasar-pasar grosir dan
pergudangan komoditas sejenis
b. Pusat kegiatan agro-industri berupa pengolahan barang pertanian jadi dan
setengah jadi serta kegiatan agro-bisnis.
c. Pusat pelayanan agro-industri khusus ( special agro industry services), pendidikan,
pelatihan dan pemuliaan tanaman unggulan.
Fungsi utama dari pusat pelayanan kawasan ini adalah sebagai berikut:
a. Pusat perdagangan lokal yang ditandai dengan adanya pasar harian
b. Pusat koleksi komoditas pertanian yang dihasilkan sebagai bahan mentah industri
c. Pusat penelitian, pembibitan dan percontohan komoditas
d. Pusat pemenuhan pelayanan kebutuhan permukiman pertanian.
Gambar 3.1
III - 6
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
A. Jaringan Jalan
d. ruas jalan Batas Kabupaten Tanah Datar Batas Kota Solok, dan
Jaringan jalan kolektor primer 2 (K2) merupakan kewenangan provinsi sesuai dengan
Undang-Undang No 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah No 34
Tahun 2006 tentang Jalan. Berdasarkan Kepmen Kimpraswil No 375/KPTS/M/2004
tentang Penetapan Ruas- Ruas Jalan Dalam Jaringan Primer Menurut Peranannya
Sebagai Arteri Kolektor 1, Jalan Kolektor 2 dan Jalan Kolektor 3 yang menjelaskan
bahwa jaringan jalan kolektor primer 2 (K2) dikembangkan untuk menghubungkan
antara PKW Ibukota Provinsi dengan PKW Ibukota Kabupaten. Jaringan jalan K2 di
Kabupaten Tanah Datar antara lain:
III - 8
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Jaringan jalan lainnya yang menjadi kewenangan kabupaten adalah jaringan jalan
lokal. Jaringan jalan lokal digunakan untuk menghubungkan PPL dengan pusat-pusat
nagari.
III - 9
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Disamping hal-hal tersebut diatas lokasi terminal harus memenuhi syarat-syarat lokasi
sebagai berikut:
a. Terletak dalam jaringan trayek AKAP
b. Terletak di jalan arteri kelas III.A
c. Memiliki lahan minimal 3 Ha
d. Berjarak 20 Km dengan terminal Tipe A lainnya
e. Akses jalan masuk terminal minimal 50 meter
Untuk menunjang Kota Batusangkar sebagai kota tani utama maka perlu dilakukan
pengembangan dan optimalisasi terminal angkutan perdesaan (terminal Tipe C) agar
dapat meningkatkan aliran barang dan orang ke dan dari Kota Batusangkar. Terminal
Tipe C di Kabupaten Tanah Datar adalah Terminal Jati dengan kriteria sesuai
Keputusan Menteri Perhubungan No KM 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi
Jalan yaitu sebagai berikut:
a. Terletak dalam wilayah kabupaten dan dalam jaringan trayek pedesaan
b. Terletak dijalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas III.A
c. Ketersediaan lahan sesuai dengan permintaan angkutan
III - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
d. Mempunyai akses jalan masuk atau keluar ke dan dari terminal sesuai kebutuhan
untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal
Optimalisasi Terminal Piliang tidak hanya menunjang Kota Batusangkar sebagai kota
pusat kegiatan lokal serta menunjang Kota Batusangkar sebagai daerah tujuan wisata.
Peranan sistem transportasi yang ada, secara spatial belum dapat menunjukan
perkembangan di Kabupaten Tanah Datar khususnya Kota Batusangkar karena jalur yang
dilalui angkutan, umumnya berada jauh di luar Kota Batusangkar atau hanya di pinggiran
wilayah Kabupaten Tanah Datar terutama jalur yang melayani pergerakan regional (AKAP
dan AKDP).
Pada saat ini rute/trayek yang ada maupun yang melalui Kabupaten Tanah Datar dapat
dikelompokkan dalam 3 bagian dengan jumlah trayek masing-masing adalah sebagai
berikut :
1. Trayek angkutan di dalam wilayah Tanah Datar, meliputi;
a. Angkutan dalam kota (Angkot) terdiri dari:
- Jati Lima Kaum, dan
- Jati Piliang.
b. Angkutan pedesaan terdiri dari :
- Jati Cubadak,
- Jati Saruaso Tanjung Barulak,
- Jati Padang Ganting,
- Jati Sungayang Sungai Patai Tanjung Andaleh,
- Jati RaoRao Salimpaung - Tabek Patah,
- Jati Simabua,
- Jati Situmbuak Sumaniak,
- Jati Ludai,
- Jati Lintau,
- Jati Sungai Tarab Koto Baru,
- Jati Kumango,
- Jati Pasia Laweh,
- Jati Ombilin, dan
III - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Rencana jaringan kereta api yang melintasi Kabupaten Tanah Datar merupakan
pengembangan jaringan jalur kereta api berikut prasarananya pada lintas barat Sumatera
yaitu Padang (Teluk Bayur) - Lubuk Alung - Padang Panjang - Solok Sawahlunto dan
Jaringan jalan kereta api jalur Padang Panjang Bukittinggi Payakumbuh sesuai
dengan RTRW Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009 -2029. Dapat dilihat pada Gambar
3.2
III - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 3.2
III - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Listrik merupakan sumber penerangan dan energi yang sangat krusial dalam menunjang
perkembangan perekonomian daerah. Untuk itu pembangunan ketenagalistrikan sangat
dibutuhkan dalam rangka menjamin ketersedian tenaga listrik dalam jumlah yang cukup,
kualitas baik, dan harga yang wajar.
Sistem jaringan prasarana energi terdiri atas pembangkit tenaga listrik dan jaringan
prasarana energi.
Sumber energi listrik untuk Kabupaten Tanah Datar terkoneksi pada jaringan listrik
sumatera yang dikelola oleh PLN. Kondisi Sumber energi listrik di Sumatera Barat berasal
dari beberapa pembangkit listrik yaitu tenga air, tenaga gas dan pembangkit listrik tenaga
uap. Total kasitas sumber mencapai 517,58 MW. Nama Pembangit di Sumatera Barat
yang melayani Kabupaten Tanah Datar terdiri atas :
1. PLTA Maninjau dengan kapasitas 4 x 17 MW
2. PLTA Singkarak dengan kapasitas 4 x 43,75 MW
3. PLTG Pauh Limo dengan kapasitas 3 x 21,36 MW
4. PLTA Batang Agam dengan kapasitas 3 x 3,5 MW
5. PLTU Ombilin dengan kapasitas 2 x 100 MW
III - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Berdasarkan data statistik Tanah Datar Dalam Angka tahun 2009 daya tersambung listrik
di Kabupaten Tanah Datar mencapai 36.883.120 KW yang dirinci menurut golongan
tarif. Upaya pemerintah dalam meningkatkan sistem pelayanan kebutuhan listrik adalah
dengan meningkatkan kapasitas sumber dan peningkatan kapasitas jaringan transmisi.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2009 2018
gardu induk yang terdapat Kecamatan Salimpaung Nagari Sumanik Kota Batusangkar
Kabupaten Tanah Datar akan ditingkatkan dayanya dari 10 MVA menjadi 30 MVA agar
kebutuhan daya listrik di Kabupaten Tanah Datar dapat dipenuhi hingga akhir tahun
rencana.
Sistem jaringan listrik di Kabupaten Tanah Datar terkoneksi dengan jaringan transmisi
listrik sumatera yaitu jaringan transmisi saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET)
dengan kapasitas daya 150 kV dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dengan
kapasitas daya 70 kV.
Terkait dengan rencana pengembangan jaringan listrik yang menggunakan daya listrik
tegangan tinggi (SUTET), perlu adanya pengaturan ruang pada jalur yang akan dilewati
jaringan, hal ini dimaksudkan untuk keamanan penduduk dari pengaruh radiasi listrik
yang ditimbulkan serta untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadinya roboh
tiang.
III - 15
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 3.3.
III - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Sampai tahun 2010 jumlah menara BTS di Kabupaten Tanah Datar telah mencapai 92
buah yang dimiliki oleh berbagai provider dan tersebar di seluruh Kabupaten Tanah Datar.
Semenjak keluar aturan tentang pembangunan dan penggunaan menara bersama
telekomunikasi, maka pembangunan menara BTS di Kabupaten Tanah Datar dibatasi
hanya untuk pembangunan menara bersama kecuali untuk daerah blankspot.
Undang-Undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air menjelaskan bahwa sumber
daya air adalah terdiri dari air, sumber air dan daya air yang terkandung di dalamnya
baik berupa air permukaan maupun air tanah yang dapat memberikan manfaat maupun
kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungan. Agar sumber daya
air yang ada memberi manfaat terhadap kehidupan masyarakat, maka sumber daya air
harus dikelola secara baik melalui perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi
penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan
pengendalian daya rusak air. Usaha yang dilakukan dalam pengelolaan sumber daya air
harus menyeluruh dan terpadu serta berwawasan lingkungan baik pengelolaan wilayah
sungai (WS), daerah aliran sungai (DAS) maupun cekungan air berdasarkan asas
kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan,
kemandirian serta transparansi dan akuntabilitas. Untuk jelasnya dapat dilihat Gambar 3.4
III - 17
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 3.4
III - 18
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Wilayah sungai yang dimaksud dalam Undang-Undang 7 Nomor 2004 tentang Sumber
Daya Air adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih
daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama
dengan 2.000 Km, sedangkan daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi
menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau
dan atau kelaut secara alami, yang batas didarat merupakan pemisah topografis dan
batas dilaut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Wilayah sungai lintas kabupaten di Kabupaten Tanah Datar berdasarkan yaitu Batang Ombilin
dan Batang Sinamar.
III - 19
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
A. Sungai
Kabupaten Tanah Datar secara hidrologis banyak memiliki sumber daya air terutama air
permukaan, seperti yang dialirkan oleh sungai, baik sungai besar maupun sungai kecil.
Wilayah sungai kabupaten yang berada di Kabupaten Tanah Datar meliputi sungai yaitu
A. Agang Gadang A. SItangkai B. Kalamuntung B. Mutogading
A. Agang Ketek A. SItatang B. Kalarian B. Nareh
A. Airbiso A. Sumpahan B. Kaling B. Ombilin
A. Asampulausani A. Taganang B. Kalokoh B. Pagias
A. Barduo A. Tajun B. Kapuyuk B. Pamicikan
A. Batanang A. Talang B. Kasai B. Pandan
A. Batu A. Tambangminuang B. Kasik B. Panta
A. Bulukan A. Tarbilik B. Kinandan B. Pantarbawah
A. Imbangun A. Targanang B. Kuantan B. Pantarbawah
A. Kalek A. Tarusan B. Kumanis B. Paramancubadak
A. Kandi A. Tungkan B. Kumus B. Kinandan
A. Kulampi A.Lunto B. Kuok B. Kuantan
A. Kumarang B. Kiah B. Landia B. Kumanis
A. Kumarung B. Abu B. LAndir B. Kumus
A. Limaukambing B. Agam B. Landir B. Kuok
A. Limaupaka B. Agam B. Landir B. Landia
A. Lolo B. Airampuh B. Langau B. LAndir
A. Lotoruhur B. Airjernih B. Lankur B. Landir
A. Lunto B. Airlabuh B. Lasi B. Landir
A. Lunto B. Airlubukitan B. Lasi B. Langau
A. MAncur B. Airparaman B. Lawang B. Lankur
A. Mangkopo B. Ampang B. Lubukbunta B. Lasi
A. Manjuru B. Ampang Nago B. Lubukbunta B. Lasi
A. Manjuru B. Ampu B. Lunang B. Lawang
A. Maraman B. Ampuh B. Lurahdalam B. Lubukbunta
A. Mati B. Ampuh B. Malakutan B. Lubukbunta
A. Murus B. Antokan B. Malalak B. Lunang
A. Pakannama B. Antokan B. Malalak B. Lurahdalam
A. Pakbauang B. Antokan B. Malalo B. Malakutan
A. Patah B. Asampulau B. Mamak B. Malalak
A. Perhantian Mati B. Bangkaweh B. Mangawai B. Malalak
A. Perhantian Mati B. Barus B. Manggambanang B. Malalo
A. Perhantian Mati B. Cangkring B. Manggas B. Mamak
A. Piruko B. Duku B. Mantobak B. Mangawai
A. Pisang Karang B. Gosan B. Manyuruk B. Manggambanang
III - 20
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
III - 21
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Selain terdapat beberapa alur sungai, Kabupaten Tanah Datar juga memiliki sebagian
wilayah Danau Singkarak, dari seluruh luas wilayah danau 11.200 Ha membagi dua
wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Solok dan Tanah Datar dimana yang masuk dalam
wilayah Tanah Datar seluas 6.420 Ha dan wilayah Kabupaten Solok seluas 4.780 Ha. Ciri
hidrologis lainnya adalah terdapat beberapa buah Telaga. Danau dan telaga yang dapat
dioptimalisasikan dan direhabilitasi di Kabupaten Tanah Datar meliputi:
- Danau Singkarak di Kecamatan Rambatan dan Kecamatan Batipuh Selatan
- Talago Koto Baru, Kayu Tanduak dan Dewi di Kecamatan X Koto
- Talago Payorapuih di Kecamatan Batipuh Selatan
- Talago Rawang, Landak, Bendang Aia Janiah, Pulai dan Bonta di Kecamatan Rambatan
- Talago Biru di Kecamatan Padang Ganting
- Talago Sianak, Buju, Tanah Sirah, Bunduang, Anguih, Anguih I, Pandan, Ranggung,
Patameh, Duo, Sikubung, Gudang, Basuang, Rawang, Batu, Tabek Panjang dan Mangkudu
di Kecamatan Lintau Buo
- Talago Pakis dan Aia Taganang di Kecamatan Salimpaung
- Talago Tabek Ganggam di Kecamatan Lima Kaum
Pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai bertujuan untuk peningkatan
pemanfaatan fungsi sumber daya air guna memenuhi kebutuhan air baku untuk rumah
tangga, pertanian, industri, pariwisata, pertahanan, pertambangan, ketenagaan,
III - 22
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
perhubungan dan lain-lain. Di Kabupaten Tanah Datar pengembangan sumber daya air
pada wilayah sungai yang ada lebih banyak digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air
baku rumah tangga dan pertanian karena sektor pertanian merupakan sektor utama
dalam menunjang perekonomian masyarakat.
a. Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder lintas provinsi menjadi wewenang
dan tanggung jawab Pemerintah. Sistem irigasi yang menjadi kewenangan dan
tanggung jawab pemerintah di Kabupaten Tanah Datar adalah Daerah Irigasi Batang
Sinamar dengan luas 3.000 Ha.
b. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no. 390 tahun 2007 tentang
penetapan status daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi kewenangan dan
tanggung jawab pemerintah, dijelaskan bahwa pengembangan sistem irigasi primer
dan sekunder lintas kabupaten menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah
provinsi. Pengembangan sistem irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi
di Kabupaten Tanah Datar meliputi:
- D.I. Batang Parika
- D.I. Bdr. Bulaan Dalam
- D.I. Bdr. Gadang Darek
- D.I. Bdr. Gadang II Paninjauan
- D.I. Bdr. Rupik
- D.I. Bdr. Jambu
- D.I. Bdr. Sigando
- D.I. Bdr. Muko Air
c. Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder yang utuh pada suatu
kabupaten/kota menjadi wewenangan dan tanggung jawab pemerintah
III - 23
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
kabupaten/kota bersangkutan. Dalam hai ini Kabupaten Tanah Datar memiliki 186
daerah irigasi yang tersebar di Kabupaten Tanah Datar meliputi:
D.I. Bandar Baru Batipuh D.I. Bdr Gadang Sei Jambu D.I. Bdr Sabu/jawi Badur
D.I. Bandar Capo D.I. Bdr Gadang Tengah D.I. Bdr Sawah Bodi
D.I. Bandar Jambu Kaling D.I. Bdr Gdg Swh Tangah D.I. Bdr Sawah Jauh
D.I. Bandar Jambu Kubu Duri D.I. Bdr Guguk Gading D.I. Bdr Sawah Nunang
D.I. Bandar Lolo Ts Batanang D.I. Bdr Gulang Gulang D.I. Bdr Sawah Pinang
D.I. Bandar Lubuk Jagaan D.I. Bdr Gurun D.I. Bdr Sawah Tabing
D.I. Bandar Patai Sungai Tarab D.I. Bdr Kabun D.I. Bdr Sawah Tanjung
D.I. Bandar Pinc. VII D.I. Bdr Kayu Tanduk D.I. Bdr Sei Emas
D.I. Bandar VII Balai Pagaruyung D.I. Bdr Kinawai D.I. Bdr Sempit
D.I. Bd. Pinc. VII Limau Kbg. D.I. Bdr Kodok D.I. Bdr Simpang
D.I. Bdr Air Tabit D.I. Bdr Kubang Sei Jambu D.I. Bdr Sipulut
D.I. Bdr Ambacang Tinggi D.I. Bdr Kubang Sei Tarab D.I. Bdr Sisiau
D.I. Bdr Badinah D.I. Bdr Kubu Duri D.I. Bdr Situgar
D.I. Bdr Bakareh D.I. Bdr Kubu/jirek D.I. Bdr Swah Batur
D.I. Bdr Balai Luar D.I. Bdr Ladang Laweh D.I. Bdr Tagak
D.I. Bdr Bangunan D.I. Bdr Lakung / Sei Maruak D.I. Bdr Timbaran Bawah
D.I. Bdr Baringin D.I. Bdr Lalo D.I. Bdr Titi Gadang
D.I. Bdr Baru Sungayang D.I. Bdr Layah D.I. Bdr Ujung Sao
D.I. Bdr Basiku D.I. Bdr Liang Ular D.I. Bandar Baru Lintau
D.I. Bdr Batanang* D.I. Bdr Lubuk D.I. Bandar Dalam Koto
D.I. Bdr Batu Sirah* D.I. Bdr Minang D.I. Bandar Datar Atas
D.I. Bdr Btg Gadis D.I. Bdr Nan Gadang D.I. Bandar Kampar
D.I. Bdr Btg Limau Kambing D.I. Bdr Nan Tujuh D.I. Bandar Nan Gadang
D.I. Bdr Btg Mangus D.I. Bdr Padadih Tanjung Alam
D.I. Bdr Btg Sangki I D.I. Bdr Padang Ganting D.I. Bandar Patai Tanjung
D.I. Bdr Btg Sukam D.I. Bdr Painban Alam
D.I. Bdr Bulaan Gadang D.I. Bdr Pakan Tuo D.I. Bandar Sialang
D.I. Bdr Bulakan D.I. Bdr Pakarak* D.I. Bandar Siampek
D.I. Bdr Burai D.I. Bdr Pandan D.I. Bandar Tangah Gurun
D.I. Bdr Cikandik D.I. Bdr Panjang Gurun D.I. Bdr Air Babar*
D.I. Bdr Darek D.I. Bdr Panti D.I. Bdr Ampaleh
D.I. Bdr Ekor Koto D.I. Bdr Pinang/balai D.I. Bdr Asam Jawa
D.I. Bdr Ekor Tabung D.I. Bdr Pinc. Tjh Situmbuk D.I. Bdr Aur Duri
D.I. Bdr Gadang Gurun D.I. Bdr Pjg Batu Basa D.I. Bdr Baburai Tinggi
D.I. Bdr Gadang Hilir D.I. Bdr Rajo D.I. Bdr Baduih
D.I. Bdr Gadang Pata D.I. Bdr Rayo D.I. Bdr Baringin
D.I. Bdr Baringin II D.I. Bdr Koto Basa D.I. Bdr Pinc Pasu
D.I. Bdr Baru D.I. Bdr Koto Ruyung D.I. Bdr Sanggirik
D.I. Bdr Batu Atas Kawai* D.I. Bdr Koto* D.I. Bdr Sawah Batu Tagak
D.I. Bdr Batu Manangi* D.I. Bdr Koto* D.I. Bdr Sawah Bukur
D.I. Bdr Batukaluan D.I. Bdr Kubu Karambil D.I. Bdr Sawah Darek
D.I. Bdr Batutu D.I. Bdr Kubu Tapi D.I. Bdr Sawah Darek
D.I. Bdr Bayang Bayang Air D.I. Bdr Kuok D.I. Bdr Sawah Diaur
D.I. Bdr Binjai D.I. Bdr Ladang D.I. Bdr Sawah Gadang
D.I. Bdr Btg Buo* D.I. Bdr Limau Kapeh Ateh D.I. Bdr Sawah Gadang
D.I. Bdr Btg Parabungan* D.I. Bdr Limau Kapeh Bwh D.I. Bdr Sawah Like
D.I. Bdr Cirampung D.I. Bdr Limau Kapeh Tgh D.I. Bdr Sawah Like*
D.I. Bdr Cubadak Pulai D.I. Bdr Limau Manis D.I. Bdr Sawah Lua
D.I. Bdr Ekor Koto Kubu D.I. Bdr Limau Sundai D.I. Bdr Sawah Manenggek
D.I. Bdr Gadang D.I. Bdr Malanai D.I. Bdr Sawah Pamatang*
D.I. Bdr Gadang II Lintau D.I. Bdr Malintang D.I. Bdr Sawah Panjang
D.I. Bdr Galung Panjang D.I. Bdr Mata Air Bulakan D.I. Bdr Silambing
D.I. Bdr Gobah D.I. Bdr Mejan Panjang D.I. Bdr Solok Betung
D.I. Bdr Guguk D.I. Bdr Munggu D.I. Bdr Sumpur
D.I. Bdr Guguk D.I. Bdr Nan Panjang D.I. Bdr Swah Tabuh
D.I. Bdr Jambu Atas* D.I. Bdr Ngarai D.I. Bdr Swh Taluak Bwh*
III - 24
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
D.I. Bdr Janjang Kambing D.I. Bdr Nyiur* D.I. Bdr Taluak Bawah
D.I. Bdr Kalumpang D.I. Bdr Paninjauan D.I. Bdr Tambangan
D.I. Bdr Kandang Panjang D.I. Bdr Parik D.I. Bdr Tarok
D.I. Bdr Kapalo Koto* D.I. Bdr Patai* D.I. Bdr Ujung Tanjung
D.I. Bdr Kasiak D.I. Bdr Pdg Lws Simpang D.I. Talago Atar
D.I. Bdr Kayu Masrunduk I* D.I. Bdr Pdg Sialahan D.I. Tangah Gurun
D.I. Bdr Koto D.I. Bdr Pinang/balai
Prasarana air baku untuk air bersih di Kabupaten Tanah Datar yaitu distribusi pengairan yang
dilakukan dengan memanfaatkan mata air meliputi mata air Pincuran Bungo, Sungai Maruok,
Muaro Ambius, Tanjung Sawah, Kubang Cancang, Jambu Aia, Tumanggung, Kiambang,
Sitakuak, Saruni, Surau Gadang, Tabek Tinggi, Aia Tabik I, Aia Tabik II, Bar-Bar, Aia Janiah,
Cubadak Pantai, Minang, Baburai, Sungai Jambu, Gunung Kaciak, Pincuran Dalimo.
jaringan air bersih ke kelompok pengguna di Kabupaten Tanah Datar yaitu pendistribusian air
bersih melalui sistem pipanisasi yang melayani sebagian wilayah Kecamatan X Koto, Batipuh
Selatan, Rambatan, Lima Kaum, Tanjung Emas, Padang Ganting, Lintau Buo, Sungayang,
Sungai Tarab, dan Salimpaung.
Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang dapat diduga maka rekayasa
teknik pengendalian kerusakan air dapat dilakukan disamping dibangunnya sistem
peringatan dini. Namun untuk mencegah banjir limpasan karena deforestasi tentu hanya
dapat dilakukan dengan rehabilitasi Kawasan hulu dan sistem pengendalian banjir. Sistem
pengendalian banjir di Kabupaten Tanah Datar terdiri atas:
a. perlindungan daerah tangkapan air,
b. normalisasi sungai; dan
c. perbaikan drainase.
III - 25
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Persoalan mengenai sampah merupakan persoalan yang cukup serius dihampir semua
tempat, terutama yang perkembangannya cukup pesat dari waktu ke waktu. Rencana
penanganan sampah di Kabupaten Tanah Datar yang diperlukan adalah sistem
pengelolaannya yang melibatkan unsur pemerintah dan masyarakat serta memperluas
jangkauan pelayanannya, karena pada saat ini pengelolaan yang dilakukan oleh
pemerintah masih terbatas pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Lima Kaum dan
Tanjung Emas.
Permasalahan sampah di Kabupaten Tanah Datar pada saat ini belum menjadi persoalan
yang komplek, karena produksi sampah yang dihasilkan masih relatif rendah. Produksi
sampah yang paling besar saat ini adalah sampah yang dihasilkan dari pasar. Sejalan
dengan lajunya jumlah penduduk dan kegiatannya, maka produksi sampah yang
dihasilkan akan semakin besar dan permasalahan pun akan semakin komplek. Agar tidak
terjadi permasalahan dikemudian hari, perlu diperhatikan dan direncanakan mulai saat ini
hingga masa yang akan datang.
Sistem pengolahan sampah yang diterapkan di Bukit Sangking adalah sistem Sanitary
Landfil yaitu penimbunan sampah pada suatu lubang tanah. Metode sanitary landfil yang
diterapkan di TPA Bukik Sangking adalah metode area. Pemilihan metode area dilakukan
karena lokasi landfil berada pada daerah yang memiliki lembah atau ngarai. Dengan
metode ini dua lubang digali secara bersamaan, setelah sampah dimasukan kesalah satu
lubang, maka tanah dari salah satu lubag pertama dijadikan sebagai penutup.
III - 26
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 3.5
Metode Area Sanitary Landfil
Sistem Jaringan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas:
Keutuhan sistem jaringan drainase sangat diperlukan guna kepentingan pengaliran air,
terutama limpasan air hujan untuk mengantisipasi/menghindari genangan. Arahan
mengenai kebutuhan pengembangan jaringan drainase di Kabupaten Tanah Datar
direncanakan dengan 2 (dua) sistem, yaitu; jaringan darinase tertutup dan jaringan
terbuka. Sistem jaringan tertutup diarahkan pada lokasi-lokasi yang memiliki intensitas
III - 27
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kabupaten Tanah Datar secara kebencanaan merupakan daerah patahan yang dilalui oleh
sesar semangko terutama di Kecamtan X Koto, Kecamatan Batipuh dan Kecmatan Batipuh
Selatan. Bencana yang timbul akibat kondisi ini adalah gempa tektonik. Disamping itu
Kabupaten Tanah Datar juga memiliki 2 (dua) gunung api aktiv yaitu Gunung Marapi dan
Gunung Tandikek. Untuk mengantisipasi dan meminimalkan dampak yang ditimbulkan
oleh gempa maupun letusan gunung api maka perlu disiapkan jalur evakuasi bencana dan
shelter.
Rencana jalur evakuasi bencana di Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai berikut:
Berkaitan dengan kondisi Kabupaten Tanah Datar yang memiliki potensi bencana Gunung
Api, Gempa dan Longsor, maka perlu penyediaan jalur evakuasi bencana dan shelter
untuk kawasan rawan bencana gempa, letusan gunung api dan longsor. Dapat dilihat
pada Gambar 3.6
III - 28
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 3.5
III - 29
Ba b 4
RENCANA POLA RUANG
WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR
Bab 4
RENCANA Pola RUANG
WILAYAH KABUPATEN TANAH DATAR
R
encana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan
ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk
fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
4.1 Umum
Rencana pola pemanfaatan ruang wilayah menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang adalah merupakan distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi
budi daya.
Rencana pola ruang wilayah kabupaten diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penysunan RTRW Kabupaten. Dalam permen ini
dijelaskan mengenai fungsi, dasar perumusan dan kriteria dalam menyusun rencana pola
ruang wilayah kabupaten.
IV - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
c. sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
untuk dua puluh tahun; dan
d. sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.
a. merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN beserta rencana rincinya;
b. merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWP beserta rencana rincinya;
c. mengakomodasi kebijakan pengembangan kawasan andalan nasional yang berada di
wilayah kabupaten bersangkutan;
d. memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan;
e. mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri atas kawasan
lindung dan kawasan budi daya sebagai berikut:
Dalam menentukan arahan pola pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Tanah Datar,
dasar-dasar pertimbangan yang digunakan selain hasil analisis juga dengan tanpa
mengindahkan kebijakan-kebijakan yang telah ada dan ditetapkan serta kebijakan lain
yang berperan sebagai landasan hukum (peraturan) yang mengatur berbagai aspek-aspek
kepentingan yang berkaitan dengan rencana pola pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten
Tanah Datar.
Penetapan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Tanah Datar mengacu pada beberapa
peraturan perundang-undangan. Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
menjelaskan bahwa penetapan atau pengukuhan kawasan hutan terlebih dahulu melalui
proses inventarisasi kawasan hutan, setelah itu dilakukan proses penunjukan kawasan
hutan, pemetaan batas kawasan hutan, pemetaan kawasan hutan dan penetapan
IV - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
kawasan hutan. Dalam penetapan kawasan hutan perlu memperhatikan rencana tata
ruang wilayah. Untuk itu Undang-undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
juga harus menjadi pertimbangan dalam menetapkan kawasan hutan di Kabupaten Tanah
Datar. Pada saat ini kawasan hutan di Kabupaten Tanah Datar ditunjuk berdasarkan peta
rekomendasi hasil penelitian terpadu usulan perubahan kawasan hutan dalam revisi
RTRW Provinsi Sumatera Barat.
Sedangkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyusunan RTRW Kabupaten membagi kawasan lindung menjadi kawasan hutan
lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya,
kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar
budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan lindung geologi dan kawasan lindung
lainnya. Dan ini mengacu pada Undang-undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang dan Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN.
Kawsan hutan lindung yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar tersebar pada setiap
kecamatan. Kawasan hutan paling luas terdapat di Kecamatan Lintau Buo Utara yaitu
6.878,05 Ha atau 33,82 % dari total kawasan hutan lindung. Untuk lebih jelas mengenai
sebaran kawasan hutan lindung di Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada tabel 4.1
IV - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 4.1
Luas Rencana Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 2031
Di Dalam Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung,
sempadan sungai didefinisikan sebagai kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk
IV - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Disamping Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai dan Keputusan
Presiden No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, peraturan lain yang
menjelaskan tentang daerah sempadan sungai adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah
Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Sempadan sungai sebagaimana yang diatur dalam
Permen PU yaitu:
d. Garis sempadan sungai tak bertanggul di dalam kawasan perkotaan didasarkan pada:
Sungai dengan kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter, sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) meter dari tepi sungai pada waktu yang ditetapkan.
Sungai dengan kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua puluh)
meter, sekurang-kurangnya 15 meter dihitung dari tepi sungai pada waktu yang
ditetapkan.
Sungai dengan kedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter, sekurang-kurangnya
30 (tiga puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu yang ditetapkan.
IV - 5
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Di Kabupaten Tanah Datar terdapat 5 sungai besar, yaitu Batang Anai, Batang
Sinamar, Batang Selo, Batang Ombilin dan Batang Sumpur dan beberapa sungai
kecil lainnya. Pada areal sepanjang sempadan sungai tersebut harus diberikan
sempadan antara 50 100 m dan ditetapkan sebagai kawasan lindung, sehingga
kelestarian sungai sebagai sebuah satu kesatuan dalam Daerah Aliran Sungai
(DAS) dapat terjaga. Untuk sungai-sungai yang melewati kawasan permukiman
sempadan sungai antara 10 30 meter dan dapat berupa jalan inspeksi.
Kriteria kawasan lindung untuk sempadan danau adalah sebagai berikut; sempadan
danau yaitu daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
kondisi fisik danau yaitu 50 - 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat
Danau yang ada di Kabupaten Tanah Datar adalah Danau Singkarak, seluruh kawasan
sepanjang danau harus ditetapkan sebagai sempadan danau dan berfungsi sebagai
kawasan lindung, baik sempadan berupa tutupan vegetasi maupun sempadan danau
berupa pasir. Tujuan penetapan sempadan danau sebagai kawasan lindung adalah untuk
meminimalisir terjadinya abrasi serta untuk melindungi terjadinya luapan air (banjir).
Langkah yang harus ditempuh adalah dengan menjaga eksitensi seluruh jenis vegetasi
yang ada serta membangun tanggul-tanggul pemecah gelombang pada daerah-daerah
yang rawan abrasi.
Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari
kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya
sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung. Untuk menjaga kelestariannya, maka di sekitar mata air tersebut
direncanakan diberi perlindungan dari berbagai kegiatan penduduk yang dapat
mengganggu kerusakan lingkungan di sekitarnya, kawasan perlindungan di sekitar mata
air sekurang-kurangnya berdiameter 400 meter di sekitar mata air atau berjari-jari 200
meter dari sumber mata air.
IV - 6
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Berdasarkan data, jumlah mata air di Kabupaten Tanah Datar terdapat 20 buah mata air
dengan kapasitas yang cukup besar dan masih banyak mata air dengan kapasitas kecil
seperti; mata air Sei Tabik, Talago Atar, Bulaan, Bulakan, Badinah, Minang, Gugun,
Sempit, Bonta, Bulaan Dalam, Sei Marouk dan lain-lain. Keberadaan mata air tersebut
saat ini merupakan sumber air yang digunakan untuk kebutuhan bahan baku air bersih
yang dikelola oleh PDAM dan Masyarakat melaui Program Pansimas (penyediaan air
minum dan sanitasi berbasis masyarakat) yang telah dilaksanakan dari tahun 2008.
Kawasan suaka alam yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar yaitu cagar alam, taman
wisata alam, taman buru dan kawasan cagar budaya. Kawasan suaka alam yang terdapat
di Kabupaten Tanah Datar juga tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 26 tahun 2008
tentang RTRWN dan dalam RTRW propinsi.
Kawasan cagar alam yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar mempunai luas kurang
lebih yaitu 21.250,06 Ha yang terdiri dari cagar alam yang ditetapkan oleh pusat melalui
RTRWN dan yang ditetapkan oleh provinsi melalui RTRW Provinsi Sumatera Barat Tahun
2009-2029. Cagar alam yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar sesuai ketetapan dalam
Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang RTRWN sebanyak 6 (enam) buah
kawasan cagar alam tersebut adalah sebagai berikut:
IV - 7
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Agar cagar alam yang ada di Kabupaten Tanah Datar dapat terjaga dengan baik dan
berkelanjutan maka perlu dilakukan suatu rencana pengelolaan dan pengewetan cagar
alam melalui perlindungan dan pengawasan kawasan, inventarisasi potensi kawasan dan
penelitian serta pengembangan dalam menunjang pengawetan cagar alam.
di Kabupaten Tanah Datar meliputi; Panorama Tabek Patah, Puncak Pato dan Payo
Rapuih dapat dikembangkan untuk pengembangan wisata alam/ekowisata.
Salah satu sudut keindahan panorama alam Tabek Patah dan Payo Rapuih dengan karakter kawasan yang
masih alami dilihat dari ketinggian/puncak kawasan, dapat dikembangkan sebagai kawasan pelestarian alam
Agar kawasan taman wisata alam tidak mengalami perubahan fungsi dan berkelanjutan
maka perlu perlindungan dan pengamanan, inventarisasi potensi kawasan, penelitian dan
pengembangan yang menunjang pelestarian potensi serta pembinaan habitat dan
populasi satwa. Untuk itu dilarang melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Berburu, penebangan pohon, pengangkutan kayu dan satwa atau bagian-bagiannya di
dalam dan ke luar kawasan, serta memusnahkan sumber daya alam di dalam
kawasan.
b. Melakukan kegiatan usaha yang menimbulkan pencemaran kawasan.
c. Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan dan atau
rencana pengusahaan yang telah dapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.
IV - 8
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Sesuai dengan kriteria penetapan kawasan lindung untuk cagar budaya yaitu, Tempat
serta ruang di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi, situs purbakala dan kawasan
dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan
ilmu pengetahuan, maka dapat dikembangkan sebagai kawasan lindung.
Mengenai objek atau lokasi yang sesuai dengan kriteria di atas, ada beberapa lokasi
maupun objek yang dapat dikembangkan sebagai kawasan lindung cagar budaya,
diantaranya adalah Prasasti Puncak Pato, situs kepurbakalaan Balai Adat Balairung Sari
Nagari Tabek, Istana Basa Pagaruyung, Prasati Pariangan Tuo, Kuburan Panjang Gurhano
Tantejo dan lain-lain merupakan objek-objek yang memiliki nilai sejarah terutama
berkaitan dengan sejarah perkembangan daerah dan budaya Kabupaten Tanah Datar.
Untuk itu objek-objek tersebut perlu dilestarikan keberadaannya.
IV - 9
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Pada umumnya kawasan rawan bencana longsor merupakan kawasan dengan curah
hujan rata-rata yang tinggi (di atas 2500 mm/tahun), kemiringan lereng yang curam
(lebih dari 40%), dan/atau kawasan rawan gempa. Pada kawasan ini sering dijumpai alur
air dan mata air yang umumnya berada di lembah-lembah yang subur dekat dengan
sungai. Di samping kawasan dengan karakteristik tersebut, kawasan lain yang dapat
dikategorikan sebagai kawasan rawan bencana longsor adalah:
1. Lereng-lereng pada kelokan sungai, sebagai akibat proses erosi atau penggerusan
oleh aliran sungai pada bagian kaki lereng.
2. Daerah teluk lereng, yakni peralihan antara lereng curam dengan lereng landai yang
di dalamnya terdapat permukiman. Lokasi seperti ini merupakan zona akumulasi air
yang meresap dari bagian lereng yang lebih curam. Akibatnya daerah tekuk lereng
sangat sensitif mengalami peningkatan tekanan air pori yang akhirnya melemahkan
ikatan antar butir-butir partikel tanah dan memicu terjadinya longsor.
3. Daerah yang dilalui struktur patahan/sesar yang umumnya terdapat hunian. Dicirikan
dengan adanya lembah dengan lereng yang curam (di atas 30%), tersusun dari
batuan yang terkekarkan (retakan) secara rapat, dan munculnya mata air di lembah
tersebut. Retakan batuan dapat mengakibatkan menurunnya kestabilan lereng,
sehingga dapat terjadi jatuhan atau luncuran batuan apabila air hujan meresap ke
dalam retakan atau saat terjadi getaran pada lereng. Untuk jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 4.1
Berdasarkan kriteria tersebut diatas maka kawasan rawan bencana tanah longsor di
Kabupaten Tanah Datar terdapat pada:
Kecamatan Sungayang yaitu Nagari Andaleh Baruah Bukik, Nagari Tanjung dan Nagari
Sungai Patai
1. Kecamatan X Koto yaitu Nagari Tambangan dan Nagari Singgalang (lembah anai).
2. Kecamatan Batipuh Selatan yaitu Nagari Padang Laweh Malalo, Nagari Guguak Malalo
dan Nagari Sumpur
3. Kecamatan Batipuh yaitu Nagari Gunung Rajo
4. Kecamatan Salimpaung yaitu Nagari Tabek Patah
5. Kecamatan Padang ganting yaitu Nagari Atar
IV - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Peta 4.1
Kawasan rawan bencana alam tanah longsor
IV - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kabupaten Tanah Datar merupakan kawasan rawan banjir, namun banjir yang terdapat di
Kabupaten Tanah Datar memiliki ciri khusus yaitu aliran air yang diikuti dengan tanah
longsor, sering juga disebut Galodo. Kawasan rawan banjir di Kabupaten Tanah Datar
adalah sebagai berikut:
1. Kecamatan Sungai Tarab
2. Kecamatan Salimpaung
3. Kecamatan Sungayang
Dari tiga kelompok kawasan cagar alam geologi, yaitu kawasan keunikan batuan dan
fosil, kawasan keunikan bentang alam, dan kawasan keunikan proses geologi, untuk
wilayah Kabupaten Tanah Datar yang ditemukan adalah kawasan keunikan bentang
alam berupa kawasan karst di daerah kubah Batusangkar yang terdapat di Kecamatan
Lintau Buo Utara, kawasan ini dilindungi untuk menjaga pasokan ketersediaan air tanah
dari air hujan.
Bencana Alam geologi yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar adalah letusan gunung
api aktif yaitu Gunung Marapi dan Gunung Tandikek. Bahaya yang ditimbulkan letusan
gunung api adalah terjadinya aliran lava, awan panas, gas beracun, lahar primer pada
letusan gunung api yang mempunyai danau kawah, lahar sekunder atau sering disebut
lahar hujan dan gelombang pasang.
Seperti telah dikemukakan pada laporan fakta dan analisis, bahwa klasifikasi pengamanan
untuk daerah rawan letusan gunung api dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Kawasan Bahaya I dengan radius 3 Km dari puncak gunung.
b. Kawasan Bahaya II dengan radius 3 7 Km dari puncak gunung.
c. Kawasan bahaya III dengan radius 8 14 Km dari puncak gunung.
IV - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Hasil sosialisasi kawasan rawan bencana letusan gunungapi Tandikek Tahun 2011
diketahui bahwa Gunung Tandikek memiliki nama lain yaitu Tandikai atau Tandike.
Gunung ini memiliki 3 (tiga) kawah yaitu Kawah A, B dan K. Secara geografis gunung
Tandikek berada pada posisi 000 25 57 LS dan 1000 19 01,69 BT yang terletak di
Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Ketinggian
gunung yaitu 2.438 dpl dan 1.740 dari Kota Padang Panjang.
a. Tahun 1889 yaitu pada tanggal 19 Februari yang terjadi di kawah B, membentuk
tiang asap tinggi yang menyala, terasa getaran gempa dan suara letusan. Kegiatan
berlangsung hingga tanggla 17 April.
b. Tahun 1914 yaitu pada tanggal 31 Mai berupa letusan-letusan bahan lepas yang
berjatuhan di sekitar puncak.
c. Tahun 1970 yaitu bulan Juni yang terjadi di kawah B berupa hembusan solfatar
pada tebing sebalah utara sebanyak 7 buah dengan suhu 790 hingga 900 C dan
kegiatan fumarola pada tebing kawah baratdaya.
d. Tahun 1977 yaitu bulan Oktober dimana solfatar pada kawah B yang berjumlah 7
buah masih aktif dengan suhu 830 hingga 890 C. Asap fumarola tipis dengan
tekanan lemah, tinggi asap mencapai sekitar 25 meter dari permukaan gua.
Kawasan rawan bencana Gunungapi Tandikat dibagi menjadi 3 (tiga) kawasan rawan
bencana yaitu:
a. Kawasan rawan bencana I yaitu kawasan yang selalu terancam aliran larva dan gas
beracun dan kemungkinan terkena aliran awan panas serta selalu terancam lontaran
batu pijar dan hujan abu lebat. Kawasannya yait 3 km dari pusat kegiatan
b. Kawasan rawan bencana II yaitu kawasan yang selalu terancam aliran lava dan
kemungkinan awan panas serta hujan debu lebat dan lontaran batu panas.
Daerahnya berjarak 3 8 km dari pusat kegiatan terutama daerah topografi rendah
di sepanjang aliran sungai yang berhulu di sekitar puncak seperti Batang Singgalang
Kecil dan Batang Singgalang Gandang yang bersatu ke Batang Anai, sehingga dalam
musim hujan dapat dilanda lahar dingin berupa galodo.
IV - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
c. Kawasan rawan bencana III yaitu kawasan yang rawan terhadap aliran lahar dingin
serta rawan terhadap hujan debu lebat dan berkemungkinan terkena lontaran batu
panas. Kawasannya adalah 8 - 14 km dari pusat kegiatan.
Berdasarkan kawasan rawan bencana tersebut nagari-nagari atau jorong yang masuk
kedalam kawasan rawan bencana yaitu nagari Singgalang Jorong Aia Mancua dan Jorong
Luhuang masuk dalam kawasan rawan bencana I dan II sedangkan Untuk kawasan
rawan bencana I yaitu 5 (lima) jorong di Nagari Singgalang yaitu Jorong Subarang,
Jorong Solok, Jorong Koto dan Jorong Gantiang, 1 (satu) jorong di Nagari Pandai Sikek
yaitu Jorong Pagu-Pagu dan 3 (tiga) jorong di Nagari Koto Laweh yaitu Jorong Kapalo
Koto, Jorong Pincuran VII dan Jorong Kandang Di Guguk.
Kawasan rawan bencana Gunungapi Marapi dibagi menjadi 3 (tiga) kawasan rawan
bencana yaitu:
d. Kawasan rawan bencana I yaitu kawasan yang selalu terancam aliran larva dan gas
beracun dan kemungkinan terkena aliran awan panas serta selalu terancam lontaran
batu pijar dan hujan abu lebat. Kawasannya yait 3 km dari pusat kegiatan
e. Kawasan rawan bencana II yaitu kawasan yang selalu terancam aliran lava dan
kemungkinan awan panas serta hujan debu lebat dan lontaran batu panas.
Daerahnya berjarak 3 8 km dari pusat kegiatan terutama daerah topografi rendah
di sepanjang aliran sungai yang berhulu di sekitar puncak Gunung Marapi, sehingga
pada musim hujan berpotensi dilanda lahar dingin berupa galodo.
a. Kawasan rawan bencana III yaitu kawasan yang rawan terhadap aliran lahar dingin
serta rawan terhadap hujan debu lebat dan berkemungkinan terkena lontaran batu
panas. Kawasannya adalah 8 - 14 km dari pusat kegiatan.
Kawasan rawan bencana letusan gunung api terdapat pada daerah sekitar lembah
sungai yang berhulu di lereng atas Gunung Marapi memanjang hingga ke lereng bawah.
Nagari-nagari yang perlu diwaspadai jika aktifitas Gunung Marapi meningkat diantaranya
adalah:
a. Kecamatan X Koto yaitu Nagari Aia Angek dan Nagari Paninjauan
IV - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Berdasarkan peta kawasan rawan bencana alam gunung api nagari-nagari yang
dijelaskan diatas adalah kawasan yang masuk dalam kawasan rawan bencana I hingga
kawasan rawan bencana III.
Untuk lebih jelas mengenai kawasan rawan bencana letusan gunung api Tandikek dan
Marapi dapat dilihat pada peta rawan bencana alam letusan gunung api.
B. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa
bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa
bumi juga digunakan untuk menunjukan daerah asal terjadinya gempa bumi tersebut.
Wilayah sumatera cukup sering dilanda gempa bahkan akibat gempa terjadi tsunami di
aceh pada tahun 2004. Sumatera Barat sendiri tercatat mengalami gempa yang cukup
besar yaitu sebanyak 4 kali, bahkan pada tahun 2007 salah satunya episentrum gempa
berada di Kabupaten Tanah Datar. Untuk lebih jelas mengenai gempa di Sumatera Barat
dapat dilihat pada tabel 4.1 dan gambar 4.2
Tabel 4.2
Gempa yang terjadi di Sumatera Barat
Tanggal Kekuatan Episentrum Area Tewas Keterangan
6 Maret 2007 6.4 0 29'24'' S Kab. Solok, Kota Solok, > 60
6.3 100 31'44'' E 0 49 LS Tanah Datar, Kota
100.529 BT Bukittinggi
12 September 2007 7.7 4 31'01'' S Kepulauan mentawai 10
101 31'44'' E 0.49 LS
101.382 BT
30 September 2009 7.6 0 43'30'' S Padang Pariaman, Kota 1,115 135.299 rumah rusak berat, 65.306
99 51'22'' E 0.725 LS Pariaman, Kota Padang dan rusak sedang dan 78.591 rusak
99 856 BT Agam ringan
25 Oktober 2010 7.7 3 37' S Metawai, Padang Pariaman 408
99 56' E 3.61 LS dan Kota Padang
99.93 BT
Sumber: Wikipedia
IV - 15
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 4.2
IV - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kejadian gempa tektonik yang mengguncang Kota Padang Panjang dan Kabupaten Tanah
Datar terjadi pada tanggal 6 9 maret 2007 dengan 8 kali guncangan serta hampir
mencapai 500 kali gempa susulan, kekuatan terbesar terjadi pada tanggal 6 Maret 2007
dengan kekuatan 6,3 SR. Daerah yang mengalami kerusakan cukup berat yaitu di Nagari
Gunung Rajo dan Nagari Pitalah, karena kedua nagari tersebut terletak di jalur sesar.
Berdasarkan data yang dihimpun kekuatan gempa dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.3
Intensitas Gempa di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2007
Gambar 4.3
Lokasi Gempa dan Jalur Sesar Semangko
IV - 17
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 4.4
Foto Kerusakan Bangunan Akibat Gempa
Berhubung sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi baik waktu,
tempat dan intensitas gempa di Indonesia, maka zona-zona yang masuk rawan gempa
harus menjadi perhatian baik dalam perencanaan maupun dalam tahap pembangunan.
Karena itu ada dua pendekatan untuk mengantisipasi terjadinya gempa agar tidak
menimbulkan dampak yang besar yaitu, pendekatan struktural yakni mengikuti kaidah-
kaidah konstruksi yang benar dan memasukan parameter kegempaan dalam mendirikan
bangunan dan pendekatan nonstruktural dengan membuat peta rawan bencana gempa
dalam perencanaan wilayah serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat terhadap
pemahaman dan pelatihan penyelamatan dampak gempa.
Daerah-daerah yang rawan gempa di Kabupaten Tanah Datar adalah Kecamatan X Koto
bagian timur, Kecamatan Batipuh Selatan, Kecamatan Batipuh dan Kecamatan
Salimpaung. Diharapkan melalui pendekatan struktur serta sosialisasi intensif kepada
masyarakat akan dapat mengurangi dampak jika terjadi gempa di Kabupaten Tanah
Datar.
Kondisi Kabupaten Tanah Datar yang memiliki bentang alam yang bervariasi, seperti;
posisinya berada di antara 2 (dua) gunung yang masih aktif yaitu Gunung Marapi dan
Gunung Singgalang, morfologi bergelombang, banyak dilalui sungai-sungai besar serta
dilalui jalur sesar besar Sumatera (Sesar Semangko) menyebabkan Kabupaten Tanah
Datar rentan terhadap bencana. Salah satunya adalah bahaya gerakan tanah. Untuk
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.5
IV - 18
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gerakan tanah merupakan pergerakan massa tanah dan batuan atau kombinasi dari
keduanya ketempat/daerah yang lebih rendah. Beberapa penyebab terjadinya gerakan
tanah di Kabupaten Tanah Datar antara lain :
1. Faktor Geologi Kabupaten Tanah Datar
tanah terjadi karena lapisan tanah gebur akibat teralu sering diolah, hal ini
menyebabkan air permukaan mudah meresap melaui pori-pori tanah sehingga tanah
cepat jenuh.
Daerah rawan gerakan tanah di Kabupaten Tanah Datar yang disebabkan oleh factor-
faktor diatas adalah sebagai berikut:
Struktur yang berkembang adalah adalah kekar-kekar dengan arah yang beragam
dan dipengaruhi oleh lintasan sesar besar sumatera yang aktif serta vegetasi yang
yang tidak produktif.
Zona kerentanan gerakan tanah tinggi umumnya tersebar di Kecamatan X Koto yang
meliputi hamper di seluruh nagari, Kecamatan Batipuh mulai dari bagian tengah
Sabu, Andaleh hingga kebagian tengah Batu Basa serta di Barat Daya Kecamatan
Batipuh Selatan. Kemiringan lereng berkisar antara 45 80 %. Litologi juga
merupakan batuan yang telah mengalami pelapukan yang tinggi. Sebagain daerah
dilewati oleh sesar besar sumatera yang aktif seperti Nagari Pitalah dan Nagari Bungo
Tanjung serta tutupan lahan berupa vegetasi yang tidak produktif.
Zona gerakan tanah menengah umumnya tersebar mulai dari Selatan Kubu Karambia
hingga Batu Basa. Kemiringan lereng berkisar 25 45 %. Umumnya berupa
permukiman, sawah dan ladang. Walaupun dilewati oleh sesar Semangko tatapi
karena tingkat kemirngan lereng yang tidak terlalu tinggi mengakibatkan gerakan
tanah tidak terlalu membahayakan.
IV - 20
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Zona kerentanan gerakan tanah rendah tersebar hanya pada morfologi yang relative
datar dengan kemiringan lereng yang kecil yaitu berkisar antara 0 5 %. Zona ini
tersebar di sebagian Kecamatan Batipuh Selatan.
IV - 21
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 4.5
IV - 22
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Salah satu kawasan perlindungan lainnya yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar yaitu
Taman Buru dan Cekungan Air Tanah.
a. Taman Buru merupakan satu kawasan perlindungan lainnya sesuai dengan ketetapan
dalam Peraturan Pemerintah No 26 tahun 2008 tentang RTRWN adalah Taman Buru.
Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata berburu
sesuai Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.Taman buru di
Kabupaten Tanah Datar yang ditetapkan dalam RTRW Provinsi Sumatera Barat
adalah Taman Buru Bukit Siduali.
b. Kawasan imbuhan air tanah, berupa Cekungan Air Tanah (CAT) yang terdapat di
Kabupaten Tanah Datar yaitu CAT Batusangkar, CAT Alang Lawas, dan CAT Solok.
Kawasan budidaya menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Pentaan Ruang
serta Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN adalah wilayah yang
ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No 16/PRT/M/2009 tentang Pedoaman Penyusunan RTRW Kabupaten
menjelaskan bahwa terdapat 10 (sepuluh) jenis kawasan budi daya.
IV - 23
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Hutan produksi tetap sesuai Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan adalah kawasan hutan dengan faktor-
faktor kelas lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan
dengan angka penimbang mempunai jumlah nilai dibawah 125 diluar kawasan hutan
lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian alam dan taman buru.
Hutan produksi konversi adalah adalah kawsan hutan yang secara ruang dicadangkan
untuk digunakan bagi pembangunan di luar kegiatan kehutanan sebagaimana yang
IV - 24
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
dikelaskan dalam Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan.
Hutan Konversi di Kabupaten Tanah Datar berdasarkan peta lampiran Keputusan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia No SK.304/Menhut-II/2011 tanggal 9 Juni 2011 tentang
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan Seluas 96.904
(Sembilan Puluh Enam Ribu Sembilan Ratus Empat) Hektar, Perubahan Antar Fungsi
Kawasan Hutan Seluas 147.213 (Seratus Empat Puluh Tujuh Ribu Dua Ratus Tiga
Belas) Hektar dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi Kawasan Hutan Seluas
9.906 (Sembilan Ribu Sembilan Ratus Enam) Hektar Di Propinsi Sumatera Barat adalah
seluas kurang lebih 113,9 Ha, yang terdapat di Kecamatan Padang Ganting.
Sebaran hutan produksi baik hutan produksi tetap maupun hutan produksi konversi di
Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada peta rencana pola ruang Kabupaten Tanah
Datar tahun 2011 2031.
Pertanian lahan basah adalah kawasan yang diperuntukan bagi tanaman pangan lahan
basah dimana pengairannya dapat diperoleh secara alamiah maupun teknis. Peruntukan
kawasan pertanian lahan basah yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar telah memenuhi
IV - 25
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Sesuai dengan rencana pola ruang Kabupaten Tanah Datar tahun 2011 2031 luas lahan
pertanian tanaman pangan lahan basah adalah 27.194,25 Ha atau 20,35 % dari luas
Kabupaten Tanah Datar. Kawasan pertanian pangan lahan basah tersebar di 14 (empat
belas) kecamatan.
Tanah yang subur, sumber air yang berlimpah menjadi potensi yang tak ternilai bagi
Kabupaten Tanah Datar dalam pengembangan kawasan pertanian pangan lahan basah.
Akan tetapi perkembangan jumlah dan aktivitas penduduk menjadi ancaman terhadap
keberlangsungan lahan pertanian tanaman pangan berkelajutan. Untuk itu perlu
pertimbangan-pertimbangan lebih lanjut dalam hal alih fungsi lahan pertanian tanaman
pangan menjadi kawasan permukiman sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Terkait dengan rencana pengembangan Kabupaten Tanah Datar 20 (dua puluh) tahun
kedepan tetap menjadi sektor pertanian sebagai sektor andalannnya, maka kabupaten
Tanah Datar harus menetapkan kawasan pertanian pangan berkelanjutan. Undanng-
Undang No 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
memberikan arahan yang jelas terkait dengan penetapan kawasan Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLPPB). Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan
adalah wilayah budi daya pertanian terutama pada wilayah perdesaan yang memiliki
hamparan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan/atau hamparan Lahan Cadangan
Pertanian Pangan Berkelanjutan serta unsur penunjangnya dengan fungsi utama untuk
mendukung kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
pangan lahan basah. Kecamatan yang direncanakan sebagai kawasan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan yaitu Kecamatan Sungai Tarab, Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan
Tanjung Emas, Kecamatan Lintau Buo, Kecamatan Lintau Buo Utara dan Kecamatan
Salimpaung
Untuk lebih jelas tentang sebaran lahan pertanian pangan basah berkelanjutan dapat
dilihat pada tabel 4.5 dan peta kawasan pertanian pangan berkelanjutan.
Tabel 4.5
Luas Rencana Kawasan Pertanian Pangan Lahan Basah
di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 2031
Lahan Basah
Lahan Basah
No Kecamatan Berkelanjutan Total (%)
(Ha)
(Ha)
1 Kec. Batipuh 2,543.02 - 2,543.02 9.35
2 Kec. Batipuh Selatan 1,142.44 - 1,142.44 4.20
3 Kec. Padang Ganting 2,138.62 - 2,138.62 7.86
4 Kec. Pariangan 2,551.17 - 2,551.17 9.38
5 Kec. Rambatan 1,867.14 - 1,867.14 6.87
6 Kec. Sungayang 1,777.64 - 1,777.64 6.54
7 Kec. Tanjung Baru 483.59 - 483.59 1.78
8 Kec. X Koto 288.90 - 288.90 1.06
9 Kec. Lintau Buo - 1,590.33 1,590.33 5.85
10 Kec. Lintau Buo Utara - 3,716.50 3,716.50 13.67
11 Kec. Salimpaung - 1,471.55 1,471.55 5.41
12 Kec. Sungai Tarab - 3,445.61 3,445.61 12.67
13 Kec. Tanjung Emas - 2,119.96 2,119.96 7.80
14 Kec. V Kaum - 2,057.78 2,057.78 7.57
Total 12,792.52 14,401.73 27,194.25 100.00
Sumber: Hasil Analisis
Tanaman Pangan Lahan Kering adalah kawasan yang diperuntukan bagi tanaman pangan
lahan kering seperti; tanaman palawija dan hortikultura. Kriteria kawasan budi daya
pertanian lahan kering di Kabupaten Tanah Datar telah sesuai Keputusan Presiden No 57
Tahun 1989 tentang Kawasan Budidaya dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
41/PRT/M/2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya.
IV - 27
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Salah satu kebijakan pemerintah dalam pembangunan ketahan pangan nasional adalah
melalui diversifikasi konsumsi pangan yang telah dicanangkan semenjak tahun 60-an.
Pada saat ini pemerintah menganjurkan untuk mengkonsumsi bahan pangan pokok non
beras. Untuk menjembatani kebijakan pemerintah terkait diversivikasi pangan serta
pengembangan potensi pertanian di Kabupaten Tanah Datar, maka perlu merencanakan
lahan pertanian pangan berkelanjutan lahan kering/hortikultura.
Di Kabupaten Tanah Datar komoditi yang potensial untuk dikembangkan pada kawasan
pertanian lahan kering/hortikultura adalah jagung di Kecamatan Rambatan, Sayuran
Dataran Tinggi di Kecamatan X Koto dan Kecamatan Salimpaung. Rencana Kabupaten
Tanah Datar 20 (dua) puluh tahun kedepan kawasan kawasan tersebut akan
direncanakan sebagai kawasan pertanian tanaman berkelanjutan untuk pertanian lahan
kering.
Tabel 4.6
Luas Rencana Kawasan Pertanian Pangan Lahan Kering
di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 2031
IV - 28
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Lahan
Lahan Kering Lahan Kering Hortikultura
No Kecamatan Total (%)
(Ha) Potensial (Ha) Berkelanjutan
(Ha)
1 Kec. Batipuh 543.78 523.03 - 1,066.81 5.65
2 Kec. Batipuh Selatan 778.06 - - 778.06 4.12
3 Kec. Lintau Buo 2,748.40 - - 2,748.40 14.56
4 Kec. Lintau Buo Utara 389.65 - - 389.65 2.06
5 Kec. Padang Ganting 152.34 - - 152.34 0.81
6 Kec. Rambatan 4,486.36 - - 4,486.36 23.77
7 Kec. Salimpaung 32.92 418.06 403.39 854.37 4.53
8 Kec. Sungai Tarab 115.57 1,699.12 - 1,814.69 9.62
9 Kec. Sungayang 1.23 - - 1.23 0.01
10 Kec. Tanjung Emas 1,157.70 - - 1,157.70 6.13
11 Kec. V Kaum 37.97 - - 37.97 0.20
12 Kec. X Koto 912.18 33.02 3,704.72 4,649.92 24.64
13 Kec.Tanjung Baru - 321.77 - 321.77 1.70
14 Kec.Pariangan - 412.98 - 412.98 2.19
Total 11,356.15 3,407.97 4,108.11 18,872.23 100.00
Gambar 4.6
IV - 29
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kawasan perkebunan sesuai UU No. 18 Tahun 2004 adalah segala kegiatan yang
mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam
ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman
tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen
untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
a. Pemanfaatan dan penggunaan lahan untuk usaha perkebunan, luas maksimum dan
luas minimumnya ditetapkan oleh Menteri dengan berpedoman pada jenis tanaman,
ketersediaan tanah yang sesuai secara agroklimat, modal, kapasitas pabrik, tingkat
kepadatan penduduk, pola pengembangan usaha, kondisi geografis,dan
perkembangan teknologi;
IV - 30
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
b. Hak guna usaha untuk usaha perkebunan diberikan dengan jangka waktu paling lama
35 (tiga puluh lima) tahun;
c. Lahan perkebunan besar swasta yang terlantar (kelas V) yang tidak berupaya untuk
melakukan perbaikan usaha setelah dilakukan pembinaan, pemanfaatan lahannya
dapat dialihkan untuk kegiatan non perkebunan.
Bentuk perkebunan yang berkembang pada saai ini dan cenderung mengalami
oeningkatan adalah perkebunan rakyat dengan komoditi utama adalah karet dan tebu.
Kawasan perkebunan yang paling luas terdapat di Kecamatan Lintau Buo Utara yaitu
5.578,81 Ha atau 21,89 % dari total kawasan perkebunan. Sebaran kawasan perkebunan
di Kabupaten Tanah Datar yang terdapat di 13 (tiga belas) kecamatan. Kecamatan Lima
Kaum yang secara hirarki berada pada pusat kota tidak memiliki kawasan perkebunan.
Untuk lebih jelas menganai sebaran kawasan dan luas kawasan perkebunan di Kabupaten
Tanah Datar dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7
Luas Rencana Kawasan Pertanian Perkebunan
di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 2031
IV - 31
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kawasan peternakan adalah kawasan yang secara khusus diperuntukkan untuk kegiatan
peternakan atau terintegrasi dengan subsektor Iainnya sebagai komponen usahatani
(berbasis tanaman pangan, perkebunan, hortikultura dan perikanan) beronientasi
ekonomi dan berakses industri hulu sampai hilir.
Kawasan budidaya peternakan pada saat ini relatif semakin sulit dijumpai ditingkat
kabupaten/kota, karena kompetisi penggunaan lahan semakin tinggi dan dukungan
pemerintah daerah yang terbatas. Di lain pihak, kebutuhan dan konsumsi daging semakin
meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan usia serta kesejahteraan
penduduk yang semakin baik. Pada saat ini diperkirakan masih terdapat sekitar 2 juta ha
luas lahan padang penggembalaan dan hijauan makan ternak sebagai sumber kawasan
budidaya peternakan yang dapat dijadikan dan ditingkatkan menjadi kawasan peruntukan
peternakan.
Kawasan pastura terdiri atas kawasan pengembalaan umum dan kawasan rand. Kawasan
ranci sebagai kawasan peternakan yang sama dengan kawasan umum hanya pada
umumnya dimiliki oleh sebuah badan usaha, sudah memanfaatkan teknologi sistem
pemberian pakan yang baik dan pemagaran kawasan. Sistem intensifikasi (kawasan
usaha peternakan). Sistem intensifikasi adalah kawasari peternakan dalam suatu
hamparan lahan dan umumnya meliputi satu jenis ternak yang dimiliki oleh perorangan,
kelompok atau badan usaha peternakan (KUNAK) dan yang sudah mengarah kepada
indstrialisasi disebut kawasan industni peternakan (KINAK).
IV - 32
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Komoditi peternakan yang dikembangkan di Kabupaten Tanah Datar adalah jenis sapi
perah, sapi potong, ayam buras dan ayam ras petelor dan pedaging. Untuk jenis sapi
potong diusahakan dengan system pengembalaan umum, sedangkan ayam ras petelor
dan pedaging dengan system pemberian pakan yang diusahakan secara perorangan.
Sesuai dengan potensi dan prospek pengembangan peternakan dari hasil analisis, maka
arahan pengembangan kawasan peternakan di Kabupaten Tanah Datar diarahkan sebagai
berikut:
1. Pengembangan budi daya ternak besar secara wilayah di arahkan di Kecamatan Lima
Kaum, Tanjung Emas, Sungai Tarab, Tanjung Baru dan Kecamatan Salimpaung.
IV - 33
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Luas Danau Singkarak yang memiliki potensi perikanan tangkap adalah 11.200 Ha dan
yang masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Tanah Datar adalah seluas 6.360,9
Ha atau 4,76 % dari total Kabupaten Tanah Datar. Dari total yang dimiliki oleh Kabupaten
Tanah Datar 3.557, 3 Ha terletak di Kecamatan batipuh Selatan dan sisanya 2.803.6 Ha
terletak di Kecamatan Rambatan.
Untuk menjaga keberlangsungan ikan bilih, maka pemanfaatan sumber daya ikan yang
terdapat di Danau Singkarak tetap memperhatikan, mempertimbangkan serta menjaga
kelestariannya. Untuk itu perlu upaya-upaya lain yang terus dapat menjaga kelestarian
ikan bilih seiring dengan pengembangan minapolitan Guguak Malalo.
Jenis perikanan yang ada dan dapat dikembangkan di Kabupaten Tanah Datar adalah
perikanan darat, kawasan potensial untuk budi daya perikanan di Kabupaten Tanah Datar
meliputi sungai, telaga, kolam dan danau. Jenis komoditas perikanan yang banyak
diusahakan dan menjadi primadona yaitu ikan nila dan ikan mas, kecuali untuk
Sementara wilayah-wilayah yang potensial bagi pengembagan budi daya ikan (nila dan
mas) diantaranya adalah Kecamatan Lintau Buo Utara, Kecamatan X Koto, Kecamatan
Pariangan, Kecamatan Rambatan, Kecamatan Lintou Buo, Kecamatan Sungai Tarab dan
Kecamatan Salimpaung.
IV - 34
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Pada saat ini PT. ICCI dengan luas 49,6 Ha dan PT. Inkalko Agung dengan luas 38,8 Ha
telah memiliki Izin Usaha Pertambangan dan telah melakukan eksploitasi marmer dengan
kapasitas produksi mencapai 2.060,00 CBM/tahun yang berlokasi di Kecamatan Lintau
Buo Utara. Selain perusahaan-perusahaan yang mengeksplorasi bahan tambang/mineral
di atas, terdapat 2 (dua) perusahaan lain yang telah memiliki Izin Usaha Tambang di
Kabupaten Tanah Datar. Perusahan tersebut bergerak dibidang penelitian untuk
eksplorasi tambang/bahan mineral Bijih Besi. Dua perusahaan tersebut adalah:
1. PT. Selaras Bumi Banua, berlokasi di Nagari Tanjung Barulak Kecamatan Batipuh
dengan luas IUP yaitu 356,0 Ha.
2. PT SILO, berlokasi di Kecamatan Padang Ganting, luas IUP adalah 1.548,9 Ha.
Berdasarkan data Dinas Koperindagpastam Kabupaten Tanah Datar, pada saat ini
Kabupaten Tanah Datar juga memiliki potensi tambangan mineral lainnya yaitu:
a. Mineral logam berupa Tembaga, Litium, Kobalt, Timah Hitam, Seng dan Mangan
dengan lokasi tersebar di Kabupaten Tanah Datar
b. Mineral non logam berupa Andesit, Basalt, Batu Gamping, Batu Sabak, Bentonit,
Dolomit, Granit, Karbonan, Pasir/Batupasir, Pasir Kuarsa, Posfat, Tanah Liat, Tanah
Urug dan Tras. Potensi tambangan mineral non logam yang terdapat di Kabupaten
Tanah Datar terletak secara menyebar di Kabupaten Tanah Datar.
Potensi tambang lain yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar selain mineral adalah
adalah potensi migas. Potensi Migas Tanah Datar merupakan bagian dari Potensi Migas
Blok Singkarak yang tersebar di 5 (lima) kabupaten yaitu Kabupaten Sijunjung, Kabupaten
Solok, Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar. Lokasi
IV - 35
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
blok singkarak telah dimulai dirintis semenjak tahun 1984 di Kabupaten Tanah Datar
terdapat di Kecamatan Rambatan, Kecamatan Tanjung Emas, Kecamatan Padang
Ganting, Kecamatan Batipuh dan Kecamatan Batipuh Selatan. Untuk potensi mineral.
Luas Kawasan Blok Singkarak yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar adalah 1.544,9 Ha
Mengenai potensi bahan tambang/sumber daya mineral di Kabupaten Tanah Datar dapat
dilihat pada peta potensi tambangan yaitu Gambar 4.7
IV - 36
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
IV - 37
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kabupaten Tanah Datar dengan bentang alam yang indah serta memiliki berbagai objek
wisata sejarah dan budaya berpeluang untuk berkembang. Pada saat ini jumlah objek
wisata yang ada di Kabupaten Tanah Datar mencapai 134 buah yang dikelompokan dalam
objek wisata sejarah dan budaya, objek wisata alam dan objek wisata buatan.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi tahun 2009-2029 menunjukan bahwa
pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Tanah Datar masuk dalam kelompok
Destinasi Pengembangan Pariwisata (DPP) III, meliputi karidor Kabupaten Tanah Datar
dan Kota Padang Panjang dengan jenis wisata budaya, peninggalan sejarah, kesenian,
rekreasi, danau, agro, olah raga, pegunungan, hutan, dan kerajinan dengan pusat
layanan di Batusangar.
IV - 38
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Jumlah dan jenis objek wisata budaya di Kabupaten Tanah Datar terdapat sebanyak 90
jenis objek yang tersebar di seluruh kecamatan. Pada umumnya jenis objek wisata
budaya ini adalah berbentuk bangunan seperti makam, mesjid, rumah gadang dll.Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada table 4.8
Recana pengembangan kawasan wisata budaya unggulan utama di Kabupaten Tanah
Datar adalah Kawasan Istano Basa Pagaruyung untuk menunjang perkembangan DPP III
koridor Tanah Datar dan Padang Panjang
Tabel 4.8
Nama Objek dan Lokasi Wisata Budaya di Kabupaten Tanah Datar
Lokasi
No. Nama Objek Wisata Lokasi (Nagari) No. Nama Objek Wisata
(Nagari)
Kec. X Koto Tanjung
46 Ustano Rajo Saruaso Emas
1 Mkm H. Miskin Pandai Sikek 47 Makam Indomo Saruaso
2 Mkm Tuanku
Pamansingan Koto Laweh 48 Prasasti Adityawarman Pagaruyung
3 Mesjid T. Pamansingan Koto Laweh 49 Menhir Tambun Tulang Saruaso
4 Kamp.
Tenun Pandai Sikek Pandai Sikek 50 Makam Raja Ibadat Tangah
Kec. Batipuh 51 Prasasti Saruaso I Saruaso
Talago
5 Surau Lubuak Bauak Batipuh Baruah 52 Megalit Talago Gunung Gunung
6 Batu Sandaran Puti Sabu 53 Prasasti Pompongan Saruaso
7 Pemandian Tuan Batipuh Baruah 54 Istano Silinduang Bulan Pagaruyung
8 Batu Sandaran Rajo Sabu Kec. Padang Ganting
Pdg.
9 Makam Pahlawan Tanjung Barulak 55 Makam Tuan Kadhi Gantiang
Pdg.
10 Balai Saruang Batipuh Ateh 56 Batu Jajak Nabi Gantiang
Pdg.
11 Balai Tuan Gadang Batipuah Baruah 57 Makan Syech Ibrahim Gantiang
12 Megalit Gunung Bungsu Pincuran Tujuh Kec. Sungai Tarab
Kec. Batipuh Selatan 58 Mesjid Rao-Rao Rao-Rao
13 Makan Tuanku Limo Duo Koto 59 Kincir Padi Tradisional Sungai Tarab
IV - 39
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Puluah
Kec. Pariangan 60 Kurimbang Batu Alang Sungai Tarab
Kuburan Pjg. Tantejo
14 Gurhano Pariangan 61 Makam Tuan Titah Sungai Tarab
15 Balairung Sari Tabek Tabek 62 Mesjid Sa'adah Gurun
16 Prasasti Pariangan Pariangan 63 Balerong Bunta Rao-Rao
17 Nagari Tuo Pariangan Pariangan 64 Kolam Ikan Legendaris Sungai Tarab
18 Makam Puti Indo Jalito Pariangan 65 Rumah Panitahan Sungai Tarab
Sawah Satampang 66 Mkm Ninik Janggut Talang
19 Baniah Pariangan Hitam Tangah
R. Gdg. Dt. Bandaro 67 Rmh Adat Tiang
20 Kayo Pariangan Panjang Rao-Rao
21 R. Gdng Dt. Bandaro Pariangan 68 Medan Bapaneh Talang
Sati Setangkai Tangah
22 Bukik Sirangkiang Guguk 69 Batu Tujuh Tapak Sungai Tarab
23 Monumen Api Porda Pariangan 70 Makam Syech Kumango
Abdurrahman
24 Mesjid Tuo Pariangan Pariangan 71 Batu Sandaran Rajo Rao-Rao
Kec. Rambatan Kec. Salimpaung
25 Prasasti Ombilin Simawang 72 Mkm Tuan Mangkudum Sumaniak
R. Adat Tuan
26 Megalit Simawang Simawang 73 Mangkudum Sumaniak
27 Nisan Berukir Padang Magek 74 Makam H. Sumaniak Sumaniak
R. Tuo Kampai Nan Kec. Tanjung Baru
28 Panjang Balimbing
75 Mdn Nan Bapaneh Koto
29 Prasasti Rambatan Rambatan Laweh Koto Laweh
Mkm Maulana Syech M.
30 Rumah Gadang Dt. Sati Padang Magek 76 Taher Barulak
31 Prasasti Kantor Wali Padang Magek 77 Mesjid Tuo Barulak Barulak
Mkm Syech Abdul Tanjung
32 Batu Jajak Nabi Balimbing 78 Manan Alam
33 Makam Siti Jamilah Simawang 79 Menhir Gunung Gunung
34 Kampung Tradisional Balimbing Kec. Sungayang
Kec. Lima Kaum Mdn Nan Bapaneh Ateh
80 Lago Sungayang
35 Mesjid Limo Kaum Limo Kaum 81 Batu Angkek-Angkek Tanjung
Benteng Van Der
36 Capellen Kampung Baru 82 Tanduk Kerbau Purba Minangkabau
37 Gedung Indo Jalito Kampung Baru 83 Air Menembus Batu Andaleh
Makam Sultan Rumah Puti Reno
38 Muningsyah Bukit Gombak 84 Pinang Sungayang
Medan Bapaneh Koto Kec. Lintau Buo
39 Baranjak Limo Kaum
40 Batu Batikam Limo Kaum 85 Gedung Controlleur Buo Buo
41 Prasasti Kubu Rajo Limo Kaum 86 Ustano Rajo Buo Buo
42 Prasasti Saruaso II Kampung Baru 87 Rumah Rajo Buo Buo
R. Gdng Dt. Bandaro Kec. Lintau Buo Utara
43 Kuniang Limo Kaum
Lubuk
Kec. Tanjung Emas 88 Rumah Tuanku Lintau Jantan
Lubuk
44 Ustano Rajo Alam Pagaruyung 89 Makam Pahlawan Jantan
Istano Basa Lubuk
45 Pagaruyung Pagaruyung 90 Makam Siti Hajir Jantan
Sumber : Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Tanah Datar Tahun 2009
Potensi wisata alam di Kabupaten Tanah Datar berjumlah 36 objek yang tersebar di 12
kecamatan seperti yang terdapat dalam tabel 4.9. Untuk menjadikan pariwisata alam
IV - 40
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Sama halnya dengan keberadaan objek wisata alam yang tidak tersebar di seluruh
kecamatan. Untuk jenis wisata minat khusus pun demikian, bahkan hanya tersebar di 5
kecamatan, yaitu; Kecamatan X Koto, Kecamatan Batipuh, Kecamatan Salimpaung,
Kecamatan Sungayang dan Kecamatan Lintau Buo. Jenis wisata minat khusus ini
kebanyakan berupa mendaki gunung, pertualangan goad an air terjun serta paralayang.
Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran dan jenis wisata minat khusus ini dapat dilihat
pada tabel 4.10
Tabel 4.10
Nama Objek dan Lokasi Wisata Minat Khusus
Kabupaten Tanah Datar
IV - 41
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Lokasi
No. Nama Objek Wisata Lokasi (Nagari)
(Kecamatan)
1 Talago Dewi X Koto Pandai Sikek
2 Talago Gunung X Koto Aie Angek
3 Cagar Alam Marapi X Koto Aia nagek
4 Goa Puti Bairiang X Koto Tambangan
5 Air Terjun Pakudoan X Koto Aie Angek
6 Bulakan Tabek X Koto Aie Angek
7 Goa Gunung Bungsu Batipuh Gunung Rajo
8 Talago Payo Rapuih Batipuh Batipuah Baruah
9 Goa Lansek Salimpaung Supayang
Air Terjun Mayang Sungayang
10 Taurai Andaleh
11 Ngalau Indah Pangian Lintau Buo Pangian
Sumber : Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Tanah Datar
Kegiatan wisata lain dapat dijadikan atraksi wisata di Kabuapten Tanah Datar untuk
menunjang pengembangan kepariwisataan adalah Lomba Layangan Tradisional, lomba
Pacu Jawi, Buru Babi, Batagak Penghulu, Shalawat Dulang dan Randai, Penggalian benda-
benda purbakala. Untuk itu potensi-potensi yang ada saat ini perlu dikemas dalam suatu
konsep pengembangan pariwisata yang mensinergikan antara pengembangan destinasi
wisata, industry pariwisata, pemasaran dan kelembagaan pariwisata.
IV - 42
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Berdasarkan peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Tanah Datar sampai akhir tahun
rencana, maka luas lahan permukiman yang dibutuhkan adalah 6.002,88 Ha atau 4,49 %
dari luas Kabupaten Tanah Datar. Arahan pengembangan kawasan permukiman di
Kabupaten Tanah Datar lebih dititik beratkan pada Kecamatan Rambatan dan Kecamatan
Lintau Buo Utara dengan alasan untuk mendukung perkembangan PKLp Lintau Buo. Dan
mengurangi beban Kecamatan Lima Kaum sebagai Pusat Kegiatan Lokal Batusangkar.
Rencana kawasan permukiman di Kecamatan Lintau Buo Utara adalah 995,45 Ha atau
16,58 % dari rencana kawasan permukiman sedangkan di Kecamatan Rambatan adalah
746,95 Ha atau 12,44 % dari rencana kawasan permukiman.
Rencana sebaran penduduk pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.11
dan peta rencana sebaran penduduk Kabupaten Tanah Datar tahun 2011 2031
Tabel 4.11
Luas Rencana Kawasan Permukiman
di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 2031
IV - 43
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Berdasarkan definisi dan ciri-ciri di atas, sesungguhnya di Kabupaten Tanah Datar secara
riil belum ada yang dapat dikatakan sebagai kawasan perkotaan. Kawasan yang telah
ditetapkan sebagai kawasan perkotaan saat ini masih harus dikembangkan baik dari segi
prasarana perkotaan, tata permukiman maupun kelengkapan fasilitas dan utilitasnya.
Adapun kawasan perkotaan yang diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan bagi
wilayah di sekitarnya adalah sebagai berikut Kota Batusangkar meliputi kecamatan Lima
Kaum, Kecamatan Tanjung Emas, Kecamatan Sungai Tarab, Kecamatan Rambatan dan
IV - 44
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kecamatan Sungayang, serta ibu kota-ibu kota kecamtaan lainnya yang ditetapkan
sebagai PKLp dan PPK.
Untuk lebih jelasnya mengenai arahan rencana pola ruang Kabupaten Tanah Datar tahun
2011 2031 dapat dilihat pada tabel 4.12 dan peta kepadatan penduduk Kabupaten
Tanah Datar, yaitu gambar 4.8
Gambar 4.8
IV - 45
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kawasan peruntukan lainnya di Kabupaten Tanah Datar yaitu kawasan peruntukan pertahanan
dan keamanan. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan tersebut) terdiri atas;
IV - 46
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 4.12
Rencana Pola Ruang Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011-2031
IV - 47
Ba b 5
RENCANA KAWASAN STATEGIS
KABUPATEN TANAH DATAR
Bab 5
RENCANA KAWASAN STRATEGIS
KABUPATEN TANAH DATAR
M
enurut Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Kawasan
strategis harus termuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten.
Kawasan strategis propinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi
Sumatera Barat tahun 2009 2029 ditetapkan bahwa ada 3 (tiga) yaitu:
1. Kawasan Poros Barat-Timur, yaitu koridor jalan nasional dari Kota Padang sampai
batas Provinsi Riau yang berada di wilayah Kota Padang, Kabupaten Padang
Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam, Kota
V-1
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Bukittinggi, Kota Payakumbuh, dan Kabupaten Limapuluh Kota. Kawasan ini masuk
pada kategori kawasan strategis dari sudut pandang ekonomi.
2. Kawasan strategis Batusangkar dan sekitarnya di Kabupaten Tanah Datar
dikembangkan untuk kawasan strategis dari sudut pandang budaya meliputi Batu
Batikam, Batu Basurek, Kuburan Panjang dan Istano Basa Pagaruyung.
3. Kawasan strategis Danau Singkarak di Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar.
Kawasan strategis Danau Singkarak sebagai kawasan strategis dari sudut pandang
daya dukung lingkungan dan diarahkan untuk kawasan wisata alam.
Kawasan strategis dari sudut pandang ekonomi yaitu merupakan kawasan yang memiliki
nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi dan berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang
memiliki:
1. potensi ekonomi cepat tumbuh
2. sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
3. potensi ekspor
4. dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi
5. kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi
6. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan
ketahanan pangan
7. fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi
8. kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah
kabupaten;
Berdasarkan kriteria tersebut diatas kawasan strategis dari sudut pandang ekonomi di
Kabupaten Tanah Datar adalah kawasan Danau Singkarak, Kawasan Koto Baru, Kawasan
Tabek Patah, Kawasan Balai Tangah dan Kawasan Andaleh.
V-3
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Dengan luas 107,8 km Danau Singkarak merupakan danau terluas ke-2 di Pulau
Sumatera. Keindahan alam, kesejukan udara dan airnya yang jernih merupakan pesona
Danau Singkarak sehingga begitu istimewa untuk dikunjungi oleh wisatawan. Menikmati
keelokan Danau Singkarak dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas. Bagi yang hobi olah
raga, maka Danau Singkarak dapat menjadi sarana untuk berbagai olah raga seperti,
bersepeda, olahraga air yaitu berenang, fishing, dayung dan olahraga udara, seperti
paragliding, terjun bebas, parasailing, atau paralayang. Bagi yang hanya ingin menikmati
keindahan Danau Singkarak, kejernihan air dan keelokan Danau Singkarak juga dapat
dirasakan dari atas perahu. Mengingat Danau Singkarak memiliki segudang keindahan,
maka kawasan ini merupakan salah satu kawasan strategis di Provinsi Sumatera Barat.
Potensi Danau Singkarak tidak hanya panorama alam yang indah, tetapi danau yang
dapat diakses dengan mudah dari berbagai daerah ini juga memiliki potensi sumber daya
air yang dapat dikembangkan menjadi energi listrik maupun sumber air baku untuk
pertanian. Air Danau Singkarak bersumber dari Batang Sumani di Kabupaten Solok dan
Batang Sumpur di Kecamatan Batipuh Selatan Kabupaten Tanah Datar. Debit air yang
cukup berlimpah dialirkan dari Danau Singkarak melalui terowongan selanjutnya
dimanfaatkan untuk menggerakkan generator PLTA Singkarak yang berada di dekat
Lubuk Alung. Untuk limpasan alamiah, air Danau Singkarak mengalir ke batang Ombilin
dan dimanfaatkan sebagai sumber air baku pertanian dan sumber air bersih terutama
masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Batang Ombilin.
Danau yang terletak pada ketinggian 362,5 m dari permukaan laut juga kaya akan
perikanan tangkap. Berbagai jenis ikan air tawar hidup di danau ini. Setidaknya saat ini
terdapat 19 jenis ikan, seperti ikan asang, piyek, balingka, baung, dan ikan sasau, yang
konon dapat mencapai ukuran berat hingga 8 kilogram. Juga ada spesies ikan langka
yang mungkin hanya satu-satunya di dunia. Spesies ini bernama ikan bilih (Mystacoleucus
Padangensis). Saat ini ikan bilih telah diolah oleh masyarakat setempat menjadi ikan
V-4
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
kering dan telah dipasarkan hingga ke luar Provinsi Sumatera Barat bahkan ikan yang
terkenal enak ini telah menembus pasar mancanegara yaitu Malaysia dan Singapura.
Begitu banyaknya potensi yang dimiliki oleh Danau Singkarak, dan itu merupakan sektor
unggulan yang dapat menggerakan roda perekonomian yang ada di Kabupaten Tanah
Datar, maka kawasan Danau Singkarak dijadikan sebagai kawasan strategis Kabupaten
Tanah Datar.
Kawasan Koto Baru dan hinterlandnya merupakan kawasan sentra produksi sayur-sayuran
yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Agribisnis Sayuran Organik (KASO) untuk wilayah
Sumatera Barat, dan sebagai kawasan agropolitan serta kawasan pusat kerajinan.
Penetapan Kawasan Strategis Agropolitan, Kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan yang
dianggap memiliki nilai strategis untuk dikembangkan sebagai salah satu wilayah
percepatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Datar karena didukung aksesibilitas
yang baik yaitu berada pada poros Barat-Timur yang dilewati jalan nasional dari Kota
Padang sampai batas Provinsi Riau serta kawasan Koto Baru menghasilkan komoditi
potensial yaitu sayuran dataran tinggi. Kawasan ini direncanakan sebagai sentra
pengembangan kegiatan pertanian (agro), dan merupakan outlet bagi penjualan produk
pertanian ke kabupaten sekitarnya ataupun Kabupaten lain di Sumatera Barat. Kawasan
Agropolitan Tanah Datar ini diarahkan di kecamatan-kecamatan sebagai berikut:
Sedangkan arahan rencana untuk kawasan Agropolitan Kabupaten Tanah Datar ini adalah
berupa:
V-5
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
c. perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani dalam rangka
meningkatkan produksi primer untuk pemenuhan kebutuhan pasar dengan penekanan
pada usahatani yang (lestari) atau peningkatan produktivitas lahan secara maksimal
melalui intensifikasi pertanian yang mempertimbangkan kaidah-kaidah pelestarian
lingkungan.
d. Penanganan pasca panen produk pertanian untuk mendapatkan nilai tambah
melalui proses pengupasan, pembersihan, pengekstraksian, penggilingan,
pembekuan, pengeringan, dan peningkatan mutu.
e. pemasaran hasil-hasil usahatani dan agroindustri di pasar domestik maupun
ekspor serta mengembangkan kemampuan petani untuk melakukan pemantauan
dan pengembangan informasi pasar domestik dan luar negeri.
f. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang sistem agribisnis pertanian
meliputi pembangunan infrastruktur agribisnis dan pembentukan kelembagaan
agribisnis pertanian.
Kawasan Tabek Patah dan hinterlandnya merupakan sentra tanaman tomat dan pisang.
Khusus untuk komoditas pisang telah dikembangkan menjadi barang olahan berupa
pisang sale dengan sistem home industri. Potensi ini akan dijadikan sebagai nilai tambah
untuk pengembangan objek wisata panorama Tabek Patah. Disamping itu dalam rangka
menggerakan pertumbuhan ekonomi melalui sektor unggulan dan mempertahankan
tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional yang
ditunjang oleh jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi maka
kawasan tabek patah harus dikembangkan sebagai kawasan strategis dari sudut pandang
ekonomi.
Kawasan Balai Tangah terdapat di Kecamatan Lintau Buo Utara. Potensi kawasan Balai
Tangah dan sekitarnya berupa perkebunan karet rakyat, batu suiseki, penambangan
kapur dan sarang burung wallet dimana Balai Tangah sendiri berkembang sebagai pusat
koleksi dan distribusi barang hasil pertanian dan industri. Penetapan kawasan Balai
Tangah sebagai salah satu kawasan strategis dari sudut pandang ekonomi karena
V-6
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
kawasan Balai Tangah merupakan kawasan yang berpotensi untuk cepat tumbuh dan
mampu menjadi katalisator untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di
terutama di Jorong Mawar I, Mawar II, Jorong Pamusian. Dengan pengembangan Balai
Tangah sebagai kawasan strategis diharapkan dapat mendukung perkembangan kawasan
untuk mewujudkan PKLp Balai Tangah.
Kawasan Andaleh dijadikan kawasan strategis dari segi pandang ekonomi adalah karena
pada kawasan Andaleh terdapat potensi yang tidak dimiliki oleh kawasan lain, yaitu lokasi
sebagai sentra tanaman hias. Kondisi cuaca yang cukup dingin menjadi potensial untuk
pengembangan budidaya tanaman bunga. Dari segi pemasaran, bunga-bunga cantik yang
tumbuh dan dibiakkan di Andaleh umumnya dipasarkan di Padang Panjang dan di
Andaleh sendiri bahkan dengan pengembangan yang lebih terencana akan berpotensi
untuk diekspor. Dengan pengelolaan yang baik sektor unggulan ini dapat menjadi
penggerak pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Datar khususnya Andaleh.
Kawasan strategis dari sudut pandang sosial dapat merupakan kawasan yang memiliki
nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, antara lain kawasan yang
merupakan:
Berdasarkan kriteria dan ketentuan tersebut diatas kawasan strategis dari sudut pandang
sosial budaya di Kabupaten Tanah Datar adalah Istano Basa Pagaruyung dan Kawasan
Pendidikan Bukit Gombak.
V-7
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Istano Basa yang lebih terkenal dengan nama Istana Pagaruyung, adalah sebuah istana
terletak di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat. Istana ini merupakan
obyek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat bahkan sampai ke mancanegara.
Bangunan Istano Basa didirikan pada tahun 1451 oleh Raja Sutan Rajo Bakilap Alam atau
Alif Khalifatullah di atas Bukit Batu Patah. Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya
adalah replika, karena istano basa asli yang terletak di atas Bukit Batu Patah terbakar
habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian
didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966. Proses pembangunan kembali
Istano Basa dilakukan dengan peletakan tonggak tuo (tiang utama) pada 27 Desember
1976 oleh Gubernur Sumatra Barat yaitu Bapak Harun Zain. Bangunan baru ini tidak
didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya tepatnya masih
dilokasi yang ada sekarang.
Pada tanggal 27 Februari 2007, Istano Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir
yang menyambar di puncak istana. Akibatnya, bangunan tiga tingkat ini rata dengan
tanah. Ikut terbakar juga sebagian dokumen, serta kain-kain hiasan. Diperkirakan hanya
sekitar 15 persen barang-barang berharga ini yang selamat.
Mengingat kawasan Istano Basa Pagaruyung merupakan titik tolak dalam perkembangan
sosial budaya masayarakat Minangkabau oleh karena Istano Basa Pagaruyung merupakan
asset yang harus dilindungi dan dilestarikan agar dapat memberikan perlindungan
terhadap peninggalan budaya. Untuk itu kawasan Istano Basa Pagaruyung dijadikan
sebagai kawasan strategis dari sudut pandang sosial budaya.
dilengkapi oleh sarana dan prasarana pendidikan yang memadai akan dapat menjadi
pendorong dalam peningkatan kualitas sosial budaya.
Dengan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang berstandar nasional akan
dapat diwujudkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang handal dan
berkualitas serta optimalisasi Indek Pembangunan Manusia di Kabupaten Tanah Datar.
Oleh karena itu kawasan Bukit Gombak dijadikan sebagai kawasan strategis dari sudut
pandang social budaya.
Kawasan strategis dari sudut daya dukung lingkungan merupakan kawasan yang memiliki
nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup seperti:
1. Tempat perlindungan keanekaragaman hayati
2. Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna
yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau
dilestarikan
3. Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap
tahun berpeluang menimbulkan kerugian
4. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
5. Kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
6. Kawasan rawan bencana alam
7. Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Air terjun Lembah Anai terletak di pinggir jalan yang menghubungkan Kota Padang dan
Kota Bukittinggi, dua kota yang menjadi sentra bagi tata pemerintahan, pertumbuhan
ekonomi, dan pariwisata di Provinsi Sumatera Barat. Lokasinya yang tepat berada di sisi
jalan, membuat air terjun ini mampu menarik perhatian para wisatawan baik wisatawan
lokal maupun mancanegara. Air terjun ini termasuk ke dalam kawasan konservasi cagar
alam Lembah Anai, dimana Cagar Alam Lembah Anai berfungsi sebagai tempat
perlindungan keanekaragaman hayati maka kawasan ini ditetapkan sebagai salah satu
kawasan strategis di Kabupaten Tanah Datar.
V-9
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Dalam rangka menjembatani perkembangan kawasan perbatasan maka perlu cara pandang
yang sama dalam hal pengaturan, pemanfaatan dan pengendalian ruang pada masing-masing
kawasan perbatasan. Pada kawasan strategis perbatasan yang memiliki fungsi lindung, maka
arahan pemanfaatan ruang pada kawasan tersebut harus mendukung fungsi kawasan,
demikian juga dengan kawasan budidaya. Arahan pemanfatan ruang yang dilakukan harus
tetap mempertimbangkan daya dukung lingkungan.
V - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Gambar 5.1
V - 11
Ba b 6
ARAHAN
PEMANFAATAN RUANG
Bab 6
ARAHAN P EMANFAATAN RUANG
W ILAY AH K ABUP ATEN TANAH DATAR
U
ndang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan
bahwa arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten harus memuat indikasi
program utama jangka menengah lima tahunan.
VI - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
5. Instansi Pelaksana
Instansi pelaksana adalah pelaksana program utama yang meliputi pemerintah
(sesuai dengan kewenangan masing-masing pemerintahan), swasta serta
masyarakat.
6. Waktu dan Tahapan Pelaksanaan
Usulan program utama direncanakan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua
puluh) tahun yang dirinci setiap 5 (lima) tahunan, sedangkan masing-masing
program mempunyai durasi pelaksanaan yang bervariasi sesuai kebutuhan.
Program utama 5 tahun pertama dapat dirinci ke dalam program utama tahunan.
Penyusunan indikasi program utama disesuaikan dengan pentahapan jangka
waktu 5 tahunan RPJP Daerah Kabupaten.
Dalam rangka mewujudkan rencana struktur ruang yang telah dirumuskan perlu dilakukan
perwujudan pusat-pusat kegiatan dan perwujudan sistem jaringan prasarana melalui
penyediaan program-program utama pada masing-masing bagian rencana struktur ruang
yang telah direncanakan.
VI - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
f. Pelaksanaan reboisasi pada kawasan hutan yang kondisinya sudah rusak atau
yang fungsinya mulai kritis; dan
g. Pengelolaan kawasan hutan yang berkelanjutan.
h. Peningkatan dan pengembangan jalan yang menghubungkan Saruaso dengan
daerah hinterland.
i. Pengembangan sistem penyediaan air minum;
j. Pembangunan dan perbaikan daerah irigasi;
k. Pembangunan dan perbaikan drainase;
l. Peningkatan pengelolan persampahan;
g. Pelaksanaan reboisasi pada kawasan hutan yang kondisinya sudah rusak atau
yang fungsinya mulai kritis;
VI - 6
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
d. Pengembangan dan atau relokasi pusat perdagangan Pasar Tabek Patah sebagai
pusat pemasaran potensi kawasan tabek patah;
h. Pelaksanaan reboisasi pada kawasan hutan yang kondisinya sudah rusak atau
yang fungsinya mulai kritis;
VI - 7
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
l. Pelaksanaan reboisasi pada kawasan hutan yang kondisinya sudah rusak atau
yang fungsinya mulai kritis;
m. Pengembangan lembaga perbankan di kawasan Koto Baru;
n. Pengelolaan kawasan hutan yang berkelanjutan.
o. Peningkatan dan pengembagan jalan yang menghubungkan Koto Baru dengan
daerah hinterland.
p. Pengembangan sistem penyediaan dan pengelolaan air minum baik kuantitas
maupun kualitas di kawasan Koto Baru;
q. Pembangunan dan perbaikan daerah irigasi;
r. Pembangunan dan perbaikan drainase;
s. Peningkatan pengelolan persampahan;
i. Pelaksanaan reboisasi pada kawasan hutan yang kondisinya sudah rusak atau
yang fungsinya mulai kritis;
VI - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Dalam rangka menunjang keterkaitan antara pusat-pusat kegiatan dengan hirarki diatas
maupun dibawahnya serta memberikan layanan pada fungsi kegiatan yang ada di dalam
wilayah kabupaten, maka perlu dilakukan perwujudan sistem jaringan prasarana baik
sistem jaringan prasarana transportasi, sistem jaringan prasaran sumber daya air, sistem
jararingan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan drainase
dan sistem jaringan persampahan.
Sistem jaringan transportasi perlu diwujudkan untuk melayani pergerakan barang dan
orang secara efektif dan efisien. Untuk perwujudan sistem transportasi diperlukan
pembangunan, peningkatan dan perbaikan jalan yang menghubungkan antar pusat
permukiman, peningkatan pelayanan angkutan penumpang dan barang serta optimalisasi
terminal penumpang. Adapun program utama yang diperlukan untuk mewujudkan sistem
jaringan prasarana angkutan darat adalah:
1. Pembangunan/peningkatan/rehabilitasi/pemeliharaan jalan arteri primer, kolektor
primer, lokal primer dan lingkungan primer, seperti ruas jalan
VI - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
a. jaringan jalur kereta api berikut prasarananya pada lintas barat Sumatera yaitu
Padang (Teluk Bayur) - Lubuk Alung - Padang Panjang - Solok Sawahlunto
1. Pelestarian kawasan resapan air di catchm ant area terutama sungai-sungai yang
mengalir ke Danau Singkarak dalam upaya mengoptimalkan produksi Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA) di Danau Singkarak.
3. Mewujudkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2009 2018
dengan meningkatkan daya gardu induk yang terdapat Kecamatan Sungai Tarab
Nagari Sumanik Kota Batusangkar dari 10 MVA menjadi 30 MVA.
VI - 15
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
1. Wilayah Sungai
Arahan pemanfaatan wilayah sungai dan daerah aliran sungai dilakukan melalui
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan evaluasi penyelenggaraan konservasi sumber
daya air. Perwujudan arahan pemanfaatan wilayah sungai dilakukan melalui:
b. Upaya melestarikan kawasan konservasi untuk menjaga tata air sehingga sumber
daya air dapat terjaga dengan baik.
2. Irigasi
c. Rehabilitasi dan atau pembangunan talago sebagai cadangan air baku irigasi
d. Optimalisasi pemanfaatan air sungai, waduk dan talago sumber air baku
irigasi
VI - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Arahan pemanfaatan jaringan baku untuk air bersih dapat diwujudkan melalui:
d. Optimalisasi sumur gali dan mata air sebagai sumber air baku untuk air minum
bagi masyarakat perdesaan
a. Optimalisasi sabo dam Batang Sumpur di Malalo Kecamatan Batipuh Selatan, Sabo
dam Batang Tampo di Kecamatan Lintau Buo Utara.
b. Pembangunan Sabo Dam Batang Bangkahan Kecamatan Sei. Tarab, Sabo Dam
Batang Hino Kecamatan Salimpaung dan Sabo Dam Batang Malana Kecamatan
Pariangan.
a. Pemanfaatan sungai dan anak-anak sungai lainnya sebagai saluran drainase primer di
Kabupaten Tanah Datar
c. Pemilihan lokasi baru untuk tempat pengelolaan akhir untuk menunjang Balai Tangah
sebagai PKLp, dengan pertimbangan persyaratan teknis dan daya dukung lingkungan
harus sesuai. Direncanakan di Nagari Tanjung Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara.
d. Pemilihan lokasi baru TPA untuk mendukung perkembangan PPK Tabek Patah yang
direncanakan di Nagari Salimpaung Kecamatan Salimpaung.
g. Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan, bergerak dan tidak
bergerak.
VI - 18
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Rencana perwujudan kawasan lindung di Kabupaten Tanah Datar hingga 2030 dilakukan
melalui perwujudan kawasan hutan lindung, kawasan yang memberi perlindungan
terhadap kawasan dibawahnya dan kawasan perlindungan setempat
a. Identifikasi dan klasifikasi kondisi kawasan hutan lindung menjadi kawasan hutan
lindung sangat kritis, kritis dan tidak kritis.
b. Penegasan tata batas kawasan hutan lindung yang terdapat di Kabupaten Tanah
Datar
VI - 19
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Arahan pemanfatan kawasan lindung setempat terdiri dar sempadan sungai baik sungai
besar maupun sungai kecil yang terdapat di kawasan perkotaan maupun di luar kawasan
perkotaan, sempadan danau yaitu Danau Singkarak dan kawasan sekitar mata air yang
tersebar di Kabupaten Tanah Datar
1. Sempadan sungai
2. Sempadan Danau
VI - 20
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
d. Rehabilitasi terhadap kawasan sekitar mata air yang sudah sangat kritis
Arahan pemanfaatan suaka alam dan cagar budaya di Kabupaten Tanah Datar terdiri dari
cagar alam, taman hutan wisata dan kawasan cagar budaya.
1. Cagar Alam
Arahan pemanfaatan Cagar Alam Lembah Anai, Cagar Alam Singgalang Tandikek,
Cagar Alam Marapi, Cagar Alam Gunung Sago, Cagar Alam I dan Cagar Alam
Baringin Sakti diwujudkan melalui:
a. Penegasan tata batas seluruh cagar alam di Kabupaten Tanah Datar.
b. Identifikasi dan klasifikasi kondisi kawasan cagar alam yang tidak kritis, kritis dan
sangat kritis.
VI - 21
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Arahan pemanfaatan Taman Wisata Alam Payo Rapuih, Taman Wisata Alam Tabek
Patah dan Taman Wisata Alam Puncak Pato diwujudkan melalui:
a. Penegasan tata batas seluruh taman wisata alam di Kabupaten Tanah Datar
a. Penegasan tata batas seluruh kawasan cagar budaya di Kabupaten Tanah Datar
b. Identifikasi dan klasifikasi kondisi kawasan cagar budaya.
c. Penegasan pemanfaatan fungsi kawasan cagar budaya untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dan pencegahan dari ancaman kepunahan
d. Perumusan program rehabilitasi dengan melibatkan seluruh stakeholder dalam
pengelolaan dan perlindungan kawasan cagar budaya.
e. Pemantauan dan evaluasi dalam rangka pengendalian kawasan terbangun di
kawasan cagar budaya.
f. Penegakan aturan yuridis terhadap pemanfataan kawasan cagar budaya.
VI - 22
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Arahan pemanfaatan kawasan rawan bencana alam gerakan tanah dapat diwujudkan
melalui:
a. Memetakan kawasan yang potensial mengalami gerakan tanah
b. Penyusunan ranperda yang mengatur sanksi hukum bagi pelanggaran tata ruang di
daerah rawan longsor
c. Membangun dinding pengaman tebing di kawasan-kawasan rawan longsor
d. Penguatan lereng pada daerah rawan longsor di sepanjang sisi jalan raya
e. Rehabilitasi dan reboisasi daerah-daerah penyangga dan resapan air terutama di
wilayah yang sudah teridentifikasi sebagai kawasan rawan longsor atau gerakan
tanah
f. Pengendalian penebangan dan pemanfaatan lahan di daerah penyangga dan resapan
air
g. Pengendalian penambangan pada daerah-daerah penyangga dan resapan air
h. Pengendalian pembangunan pemukiman di daerah penyangga, resapan air dan
daerah rawan longsor/gerakan tanah
i. Pemantauan dan evaluasi dalam rangka pengendalian kawasan terbangun di kawasan
cagar budaya.
j. Pemasangan rambu-rambu bahaya pada daerah rawan longsor di setiap wilayah
kecamatan
k. Penegakan aturan yuridis terhadap pemanfaatan kawasan rawan longsor.
l. Penguatan kelembagaan masyarakat dalam penanganan bencana;
VI - 23
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
A. Gempa Bumi
Kawasan rawan bencana gempa bumi hampir diseluruh Kabupaten Tanah Datar
terutama di Kecamatan X Koto bagian timur, Kecamatan Batipuh Selatan,
Kecamatan Batipuh dan Kecamatan Salimpaung.
VI - 24
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kecamatan dan nagari yang rawan letusan Gunung Api Marapi adalah
VI - 25
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kawasan lindung lainnya di Kabupaten Tanah Datar sesuai dengan RTRW Propinsi
Sumatera Barat adalah kawasan Buru Babi di Bukit Saduali.
a. Penetapan Bukit Saduali sebagai kawasan lindung lainnya di Kabupaten Tanah Datar
berdasarkan Keputusan Bupati
a. Penegasan tata batas yang jelas antara hutan produksi dengan kawasan sekitarnya.
d. Pembangunan sarana dan prasarana yang dapat menunjang gkatan nilai tambah
produksi hasil hutan.
VI - 26
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Peruntukan kawasan pertanian terdiri dari kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan
pertanian hortikultura, kawasan pertanian tanaman tahunan/perkebunan dan kawasan
budidaya peternakan. Arahan pemanfaatan kawasan pertanian yang terencana akan
menjadi dasar perwujudan PKL Batusangkar sebagai Kota Tani Utama serta mewujudkan
pembangunan sektor pertanian untuk peningkatan kesejahteraan dan keadilan
masyarakat.
Kawasan pertanian tanaman pangan terdiri dari kawasan lahan basah dan
kawasan pertanian lahan kering. Arahan pemanfaatan pertanian lahan basah dan lahan
kering di Kabupaten Tanah Datar dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat melalui pertanian lahan pangan berkelanjutan.
VI - 27
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 28
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
d. Penentuan deliniasi kawasan sentra ternak unggas khususnya ayam petelur dan ayam
pedaging di Kabupaten Tanah Datar agar terpisah dari kawasan permukiman
VI - 29
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kawasan budidaya perikanan di Kabupaten Tanah Datar terdiri dari perikanan tangkap
dan budi daya perikanan.
Kawasan perikanan tangkap di Kabupaten Tanah Datar terdapat di Danau Singkarak dan
diarahkan menjadi kawasan minapolitan di Nagari Guguk Kecamatan Batipuh
Selatan.
2. Budidaya Perikanan
e. Melakukan kajian sumberdaya energi alternatif yang meliputi panas bumi dan tenaga
air, listrik pedesaan.
f. Melakukan promosi untuk menarik investasi pengembangan bidang pertambangan
dan energi.
Industri yang berkembang di Kabupaten Tanah Datar adalah industri kecil menengah atau
home industri seperti industri kecil pangan, industri sandang, industri kimia dan bahan
bangunan, industri pertenunan dan industri kerajinan. industri tersebar di
Kabupaten Tanah Datar.
VI - 32
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
industri batu bata dari tanah liat di Nagari Tambangan Kecamatan X Koto, Nagari
Rambatan Kecamatan Rambatan, Nagari Tajung Barulak Kecamatan Tanjung Emas,
Nagari III Koto Kecamatan Rambatan.
industri barang-barang dari tanah liat untuk keperluan rumah tangga di Nagari III
Koto Kecamatan Rambatan
b. Menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan regulasi terkait pendanaan, sarana
dan prasarana, informasi usaha, kemitraan, perizinan usaha, kesempatan berusaha,
promosi dagang dan dukungan kelembagaan.
c. Memfasilitasi pengembangan usaha dalam bidang produksi dan pengelolaan,
pemasaran, sumber daya manusia serta desain dan teknologi.
d. Mendorong perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah melalui kemudahan
mendapatkan pembiayaan dan penjaminan.
e. Mendorong perkembangan usaha mikro kecil dan menengah memfasilitasi,
mendukung, dan menstimulasi kegiatan kemitraan yang saling membutuhkan,
mempercayai, memperkuat dan menguntungkan.
f. Mendorong perkembangan usaha kecil dan menengah dengan membangun kemitraan
dengan usaha besar melaui alih keterampilan di bidang dan pengolahan,
pemasaran, permodalan, sumber daya manusia dan teknologi.
g. Melakukan koordinasi dan pengendalian pemberdayaan usaha mikro, kecil dan
menengah
Potensi wisata sebagai salah satu sektor yang paling memungkinkan untuk dikembangkan
di Kabupaten Tanah Datar dapat diwujudkan melalui peningkatan dan pengembangan
kawasan wisata alam, wisata buatan dan wisata minat khusus yang terdapat di
Kabupaten Tanah Datar.
VI - 33
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tanah Datar namun Istano Basa Pagaruyung dijadikan pusat pengembangan wisata
budaya dan sejarah.
Disamping wisata budaya, Kabupaten Tanah Datar juga kaya akan objek wisata alam
yang indah karena kondisi bentang alam Kabupaten Tanah Datar yang bergelombang
membentuk panorama yang indah.
a. Menentukan prioritas pengembangan obyek dan daya tarik wisata alam di Kabupaten
Tanah Datar
b. Diversifikasi jenis kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan di Kabupaten Tanah
Datar
c. Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan wisata untuk diikutkan dalam suatu paket
wisata
d. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan terutama objek wisata
yang diprioritaskan
e. Menambah kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia pengelola wisata alam
f. Meningkatkan pendanaan untuk mengembangkan program wisata
g. Meningkatkan kegiatan informasi dan promosi kawasan melaui berbagai media, baik
media cetak maupun elektronik
h. Meningkatkan kualitas obyek dan daya tarik wisata alam yang terdapat di Kabupaten
Tanah Datar agar dapat memenuhi kriteria som ething to see, som ething to do dan
som ething to buy
i. Meningkatkan m onitoring dan evaluasi terhadap pengunjung sebagai masukan dalam
pengembangan objek wisata.
j. Menjalin kerjasama yang baik antar stakeholder termasuk masyarakat sekitar agar
dapat mendukung pengembangan objek wisata alam yang akan dikembangkan
k. Pembenahan kawasan baik manajemen, sarana dan prasarana serta sumberdaya
manusia pengelola
l. Peningkatan pelayanan terhadap pengunjung melaui penyedian sarana dan prasarana
yang dibutuhkan.
VI - 35
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kawasan wisata minat khusus di Kabupaten Tanah Datar berjumlah 11 (sebelas) objek
wisata yang tersebar di Kecamatan X Koto, Kecamatan Batipuh, Kecamatan Salimpaung,
Kecamatan Sungayang dan Kecamatan Lintau Buo. Bentuk kegiatan objek wisata minat
khusus yang berkembang di Kabupaten Tanah Datar adalah wisata pertualangan baik
mendaki gunung, pertualangan goa dan air terjun serta paralayang di Payo Rapuih.
a. Menentukan prioritas pengembangan obyek dan daya tarik wisata minat khusus di
Kabupaten Tanah Datar
b. Diversifikasi jenis kegiatan wisata minat khusus yang dapat dilakukan di Kabupaten
Tanah Datar
c. Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan wisata untuk diikutkan dalam suatu paket
wisata
d. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan terutama objek wisata
yang diprioritaskan
e. Menambah kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia pengelola wisata minat
khusus
f. Meningkatkan pendanaan untuk mengembangkan program wisata minat khusus
g. Meningkatkan kegiatan informasi dan promosi kawasan melaui berbagai media, baik
media cetak maupun elektronik
h. Meningkatkan kualitas obyek dan daya tarik wisata minat khusus yang terdapat di
Kabupaten Tanah Datar agar dapat memenuhi kriteria som ething to see, som ething to
do dan som ething to buy
i. Meningkatkan m onitoring dan evaluasi terhadap pengunjung sebagai masukan dalam
pengembangan objek wisata minat khusus
j. Menjalin kerjasama yang baik antar stakeholder termasuk masyarakat sekitar agar
dapat mendukung pengembangan objek wisata minat khusus yang akan
dikembangkan.
k. Pembenahan kawasan baik manajemen, sarana dan prasarana serta sumberdaya
manusia pengelola objek wisata minat khusus.
l. Peningkatan pelayanan terhadap pengunjung melaui penyedian sarana dan prasarana
yang dibutuhkan pada obek wisata minat khusus.
VI - 36
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kawasan perkotaan terdapat di pusat kegiatan lokal, pusat pelayanan kawasan dan
pusat pelayanan lokal.
VI - 37
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 38
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kawasan strategis kabupaten dibagi menjadi tiga bagian yaitu kawasan strategis dari
sudut pandang ekonomi, kawasan strategis dari sudut pandang sosial budaya dan
kawasan strategis dari sudut pandang daya dukung lingkungan.
Kawasan strategis dari sudut pandang ekonomi merupakan kawasan yang memiliki
potensi ekonomi cepat tumbuh dengan sektor unggulan yang dapat mengerakan roda
perekonomian masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi tinggi dan didukung oleh
ketersediaan sarana dan prasarana diharapkan sektor unggulan dapat menembus pasar
ekspor. Kawasan-kawasan dengan potensi yang cukup besar juga diharapkan dapat
memberikan multiplier effect terhadap daerah disekitarnya.
Kawasan strategis dari sudut pandang ekonomi di Kabupaten Tanah Datar yaitu kawasan
Danau Singkarak, Kawasan Tabek Patah, Kawasan Andaleh, Kawasan Balai Tangah.
VI - 39
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
e. Penyusunan program dan kegiatan dalam pelestarian fungsi Danau Singkarak sebagai
tujuan wisata, sentra perikanan tangkap dan sumber energi untuk PLTA Singkarak
f. Pengembangan kegiatan wisata Danau Singkarak sebagai pusat pengembagan
pariwisata alam di Kabupaten Tanah Datar.
g. Pengembangan kegiatan perikanan tangkap sesuai dengan daya dukung lingkungan
h. Penguatan kelembagaan Badan Pengelola Danau Singkarak sebagai salah satu bentuk
kepedulian masyarakat sekitar Danau Singkarak dalam pelestarian lingkungan.
i. Inventarisasi permasalahan bangunan di sekitar Danau Singkarak terkait dengan
Sempadan Danau Singkarak.
j. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan Danau Singkarak.
Kawasan Koto Baru dikembangkan sebagai kawasan strategis di Kabupaten Tanah Datar
karena Kawasan Koto Baru memiliki potensi sebagai pusat Pengembangan sentra
agropolitan sayuran dataran tinggi. Potensi ini dapat mengerakan ekonomi masyarakat
setempat karena komoditi sayur dapat menembus pasar Singapura dan Malaysia.
VI - 40
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabek Patah dengan kondisi alam yang subur berkembang sebagai sentra pisang dan
tomat. Dalam perkembangannya Tabek Patah juga telah mampu mengolah pisang
menjadi hasil olahan berupa pisang sale. Produksi pisang sale juga menunjang kawasan
Tabek Patah sebagai salah satu daerah tujuan wisata alam di Kabupaten Tanah Datar.
a. Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Tabek Patah dan Perda rencana
Rinci Tata Ruang Kawasan Tabek Patah
b. Peningkatan budidaya komoditi pisang dan tomat di kawasan Tabek Patah
c. Penyusunan rencana teknis bangunan dan infrastruktur kawasan Tabek Patah dalam
konsep pengembangan sektor pertanian dan pariwisata.
d. Pengembangan dan penguatan sistem kelembagaan petani dalam mengembangkan
komoditi pisang, tomat dan komoditas unggulan lainnya di Kawasan Tabek Patah.
e. Pengembangan pasar Nagari Tabek Patah sebagai pusat distribusi dan koleksi hasil
pertanian di Kawasan Tabek Patah.
f. Mendorong perkembangan pengolahan pisang sale dalam rangka meningkatkan nilai
tambah komoditi pisang di Kawasan Tabek Patah.
Kawasan Andaleh Kecamatan Batipuh terletak dilereng Gunung Marapi memiliki tanah
yang subur dan berpotensi untuk pengembangan budidaya hias. Hawa yang
sejuk dan tanah yang subur menjadi potensi bagi masyarakat Andaleh untuk bergerak di
bidang bunga potong dan tanaman hias.
a. Penyusunan rencana rinci tata ruang Kawasan Andaleh dan Perda rencana Rinci Tata
Ruang Kawasan Andaleh
b. Pengembangan budidaya tanaman hias dataran tinggi untuk meningkatkan
produktivitas dan pasokan tanaman hias.
c. Mendorong terbentuknya usaha tani yang berwawasan agribisnis di Kawasan Andaleh
VI - 41
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kawasan Balai Tangah dikembangkan sebagai kawasan strategis karena kawasan Balai
Tangah dapat mendorong perkembangan kawasan sekitarnya. Oleh karena itu kawasan
Balai Tangah dijadikan salah satu kawasan strategis di Kabupaten Tanah Datar.
Arahan pemanfaatan kawasan strategis Balai Tangah dapat diwujudkan melalui:
a. Penyusunan Rencana Rinci Kawasan Balai Tangah dan Perda Rencana Rinci Kawasan
Balai Tangah
b. Mengembangan pasar Balai Tangah sebagai pusat koleksi dan distribusi hasil
pertanian dan industri.
c. Mengembangan infrastruktur jaringan jalan untuk mengua daerah tertinggal di
sekitar kawasan Balai Tangah
d. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasaran perkotaan untuk menunjang
Balai Tangah sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi.
Kawasan strategis dari sudut pandang sosial budaya di Kabupaten Tanah Datar yaitu
Kawasan Istano Basa Pagaruyung dan Kawasan Pendidikan Bukit Gombak.
Kawasan strategis dari sudut pandang sosial budaya dapat dikembangkan karena
kawasan tersebut merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
budaya, prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya, aset yang harus dilindungi dan
dilestarikan, tempat perlindungan peninggalan budaya, tempat yang memberikan
perlindungan terhadap keanekaragaman budaya dan tempat yang memiliki potensi
kerawanan terhadap konflik sosial.
Kawasan Istano Basa Pagaruyung merupakan pusat pengembangan wisata budaya dan
sejarah. Setelah terbakar pada tahun 2007, Istano Basa Pagaruyung telah dibangun
VI - 42
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
kembali dan siap difungsikan sebagai objek wisata budaya dan sejarah. Sebagai tempat
pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan budaya, tempat perlindungan
peninggalan budaya dan aset yang harus dilindungi maka kawasan Istano Basa
Pagaruyung dijadikan salah satu kawasan strategis dari sudut pandang sosial budaya.
Kawasan strategi dari sudut daya dukung lingkungan adalah di Kabupaten Tanah Datar
terdapat di kawasan Lembah Anai karena Kawasan Lembah Anai merupakan tempat
perlindungan keanekaragaman hayati, kawasan lindung yang ditetapkan bagi
perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan
punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan, kawasan yang memberikan
VI - 43
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Indikasi program adalah bagian yang memuat rincian tahapan dan program
pembangunan yang akan diterapkan di kawasan perencanaan, sesuai dengan tujuan
pengembangan tata ruang di masa yang akan datang. Indikasi program pembangunan
ditentukan berdasarkan potensi dan masalah kawasan terkait pengembangan wilayah
serta kecenderungan perkembangan sektor-sektor tertentu dan sasaran yang ingin
dicapai dalam pengembangan atau pembangunan sektor tersebut.
VI - 45
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
INDIKASI PROGRAM UTAMA PENATAAN RUANG KABUPATEN TANAH DATAR 2011 - 2031
VI - 46
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 47
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 48
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 49
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 50
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
1 Perwujudan PPK Penyusunan RDTR Kawasan Saruaso Tanjung Emas APBD Kab Dinas PU
Saruaso
Penyusunan RTR Kawasan Saruaso Tanjung Emas APBD Kab Dinas PU
Penyusunan Rancangan Peraturan APBD Kab Dinas PU
Tanjung Emas
Daerah RDTR dan RTRK
Pengembangan dan atau relokasi Tanjung Emas APBD Kab Dinas PU
pusat perdagangan Pasar Minggu
Saruaso (Balai Okok)
VI - 51
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 52
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 53
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 54
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 55
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 56
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 57
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Action Plan RTR Kawasan Koto Baru Koto Baru APBD Kab Dinas PU
VI - 58
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 59
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 60
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 61
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 62
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 63
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 64
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 65
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 66
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 67
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 68
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 69
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 70
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 71
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 72
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
1 Sempadan Sungai Identifikasi permasalahan yang Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas PU
terdapat di sempadan sungai
Penegakkan aturan yuridis terhadap Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas PU
pemanfataan sempadan sungai
Penetapan tata batas kawasan Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas PU
sempadan sungai
Rehabikitasi terhadap kawasan Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas PU
sempadan sungai yang sudah
sangat kritis
2 Sempadan Danau Identifikasi permasalahan yang Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas PU
terdapat di sempadan Danau
Singkarak.
VI - 73
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 74
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
1 Cagar Alam Penegasan tata batas seluruh cagar Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
alam di Kabupaten Tanah Datar
Identifikasi dan klasifikasi kondisi Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
kawasan cagar alam yang tidak
kritis, kritis dan sangat kritis
Penegasan pemanfaatan fungsi Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
kawasan cagar alam
Perumusan program rehabilitasi Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
dengan melibatkan seluruh
stakeholder dalam pengelolan cagar
alam
Pemantauan dan evaluasi dalam Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
rangka pengendalian kawasan
terbangun di kawasan cagar alam
Penegakkan aturan yuridis terhadap Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
pemanfataan kawasan cagar budaya
VI - 75
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 76
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 77
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
1 Kawasan Cagar Penegasan tata batas seluruh Kab.Tanah Datar APBN, APBD Dinas
kawasan cagar alam geologi di Prop dan Koperindagpastam
Alam Geologi
Kabupaten Tanah Datar APBD Kab
Kab.Tanah Datar APBN, APBD Dinas
Identifikasi dan klasifikasi kondisi
Prop dan Koperindagpastam
kawasan cagar alam geologi
APBD Kab
Penegasan pemanfaatan fungsi Kab.Tanah Datar APBD Prop Dinas
kawasan cagar alam geologi APBD Kab Koperindagpastam
VI - 78
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
* Gempa Bumi Identifikasi pemukiman penduduk Kab.Tanah Datar APBN, APBD Dinas
yang berada pada zona-zona Prop dan Koperindagpastam
kerusakan akibat gempa bumi APBD Kab
Sosialisasi tanggap darurat dan Kab.Tanah Datar APBN, APBD Dinas
mekanisme evakuasi korban gempa Prop dan Koperindagpastam
bumi di seluruh wilayah kabupaten APBD Kab
Kab.Tanah Datar APBN, APBD Dinas
Peningkatan kesadaran masyarakat
Prop dan Koperindagpastam
akan bahaya gempa bumi
APBD Kab
Peningkatan peran lembaga Kab.Tanah Datar APBN, APBD Dinas
masyarakat mulai dari mitigasi Prop dan Koperindagpastam
sampai kepada penanganan APBD Kab
bencana gempa bumi
Penguatan kelembagaan dan Kab.Tanah Datar APBN, APBD Dinas
mekanisme penanganan bencana Prop dan Koperindagpastam
gempa bumi di Kabupaten Tanah APBD Kab
Datar
VI - 79
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 80
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VI - 81
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
1 Kawasan Pertanian Penetapan deliniasi lahan sawah Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
Lahan Basah sebagai cadangan lahan pertanian
tanaman pangan berkelanjutan.
Penetapan deliniasi lahan pertanian Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
lahan kering serta komoditi
unggulan sesuai karakteristik
kawasan
Pembatasan alih fungsi lahan Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
pertanian menjadi kawasan
permukiman terutama pertanian
lahan basah dengan menetapkan
sawah beririgasi teknis sebagai
lahan pertanian yang berkelanjutan.
Pembangunan dan pengembangan Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
irigasi di Kabupaten Tanah Datar
untuk menunjang peningkatan
produktivitas pertanian terutama
pertanian lahan basah.
Peningkatan produktivitas pertanian Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
tanaman pangan (lahan basah dan
lahan kering) melalui intensifikasi
pertanian.
Pengembangan agribisnis pertanian Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
melalui penyediaan sarana produksi,
perencanaan usaha tani, usaha tani
yang berkelanjutan, penangganan
pasca panen, pemasaran dan
pembangunan infrastruktur dan
kelembagaan agribisnis pertanian.
VI - 82
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
2 Kawasan Pertanian Penetapan komoditi unggulan sesuai Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
Hortikultura karakteristik kawasan
Penguatan lembaga petani oleh Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
pemerintah untuk pengembangan
agribisnis pertanian hortikultura
melalui penyediaan sarana produksi,
perencanaan usaha tani, usaha tani
yang berkelanjutan, penangganan
pasca panen, pemasaran dan
pembangunan infrastruktur dan
kelembagaan agribisnis pertanian.
VI - 83
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Penguatan kelembagaan petani oleh Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
pemerintah untuk pengembangan
sistem agribisnis tanaman
tahunan/perkebunan yang terdiri
dari:
Melakukan evaluasi dan monitoring Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Pertahutbun
program pengembangan budidaya
tanamantahunan/perkebunan
4 Kawasan Peternakan Pengembangan sentra produksi Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Peternakan
ternak besar di Kecamatan Lima dan Perikanan
Kaum, Tanjung Emas, Sungai Tarab,
Tanjung Baru dan Kecamatan
Salimpaung.
Penguatan kelembagaan peternak Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Peternakan
oleh pemerintah untuk dan Perikanan
pengembangan sistem agribisnis
peternakan
Melakukan evaluasi dan monitoring Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Peternakan
program budidaya peternakan dan Perikanan
VI - 84
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Pembangunan sarana dan prasarana Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Peternakan
pengembangan ternak besar terkait dan Perikanan
dengan penyediaan pakan,
pembibitan, pengolahan dan
pemanfaatan daging.
1 Perikanan Tangkap Pengembangan usaha perikanan Kab.Tanah Datar APBD Kab Dinas Peternakan
tangkap bilih di Danau Singkarak dan Perikanan
yang berwawasan lingkungan agar
ikan bilih tidak teracam kepunahan.
VI - 85
Ba b 7
ARAHAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
Bab 7
ARAHAN P e n g e n d a l i a n
DAN p e MANFAATAN RUANG
P
engendalian pemanfaatan ruang merupakan komponen penataan ruang yang
memili ki peran penting dalam mewujudkan pemanfaatan ruang yang sesuai
dengan rencana tata ruang yang diinginkan. Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, beberapa perangkat dan kegiatan pengendalian pemanfaatan
ruang meliputi ketentuan umum peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan pemberian
insentif dan disinsentif serta arahan pengenaan sanksi.
VII - 1
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
3. Menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan ruang yang telah
sesuai dengan rencana tata ruang;
4. Meminimalkan pengunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang; dan
5. Mencegah dampak pembangunan yang merugikan.
Ketentuan Umum peraturan zonasi kabupaten berdasarkan No.26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang adalah ketentuan yang mengatur tentang pemanfaatan setiap fungsi
yang sudah ditetapkan di dalam rencana pola ruang wilayah kabupaten.
1. Sebagai proses dan prosedur penyusunan rencana tata ruang dan penetapan
(legalisasi) rencana tata ruang
2. Sebagai proses penyusunan rencana tata ruang, berlandaskan atas asas :
keterpaduan; keserasian; keselarasan dan keseimbangan; keberlanjutan;
keberdayagunaan dan keberhasilgunaan; keterbukaan; kebersamaan dan kemitraan;
pelindungan kepentingan umum; kepastian hukum dan keadilan; serta akuntabilitas.
3. Sebagai instrumen pengendalian pemanfaatan ruang, memuat ketentuan tentang
kegiatan-kegiatan yang diperkenankan,yang tidak diperkenankan, yang
diperkenankan bersyarat atau diperkenankan secara terbatas untuk berada pada
suatu pola pemanfaatan ruang tertentu.
VII - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VII - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
e. Kawasan rawan bencana alam yang meliputi : kawasan rawan tanah longsor dan
kawasan rawan banjir.
f. Kawasan lindung geologi yang meliputi : kawasan rawan alam geologi dan
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
g. Kawasan lindung lainnya yang meliputi : cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan
perlindungan plasma nuftah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang dan
kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.
Sesuai peruntukan kawasan lindung tersebut, maka ketentuan umum peraturan zonasi
untuk kawasan lindung ditetapkan sebagai berikut :
Untuk mempertahankan fungsi kawasan hutan lindung, maka ketentuan umum peraturan
zonasinya di tetapkan sebagai berikut :
1. Dalam kawasan hutan lindung masih diperkenankan dilakukan kegiatan lain yang
bersifat komplementer terhadap fungsi hutan lindung sebagaimana ditetapkan dalam
KepmenHut Nomor 50 tahun 2006.
2. Dalam kawasan hutan lindung, masih diperkenankan dilakukan kegiatan wisata alam
tanpa merubah bentang alam.
3. Dalam hutan lindung tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang berpotensi
mengurangi luas kawasan hutan dan tutupan vegetasi.
4. Kegiatan pertambangan di kawasan hutan lindung masih diperkenankan sepanjang
tidak dilakukan secara terbuka, dengan ketentuan dilarang mengakibatkan :
a. Turunnya permukaan tanah;
b. Berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan
c. Terjadinya kerusakan akuiver air tanah.
5. Penggunaan kawasan hutan baik itu kawasan hutan produksi dan hutan lindung,
dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan dengan mempertimbangkan
batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan.
VII - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kawasan perlindungan setempat yang ditetapkan meliputi sempadan sungai dan ruang
terbuka hijau. Untuk mempertahankan fungsi kawasan perlindungan setempat ditetapkan
peraturan zonasi untuk masing-masing kawasan adalah :
VII - 5
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
2. Sempadan mata air sekurang-kurangnya memiliki jari-jari 200 m di sekitar mata air
yang berfungsi untuk melindungi mata air. Untuk itu maka ditetapkan ketentuan
umum peraturan zonasi sebagai berikut :
3. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan ditetapkan minimal seluas 30% luas
perkotaan, meliputi RTH publik minimal 20% dan privat 10%. Ketentuan
umum peraturan zonasi bagi kawasan ini ditetapkan sebagai berikut :
Kawasan ini meliputi kawasan suaka alam, kawasan suaka alam perairan lainnya, suaka
margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata, kawasan cagar budaya
dan ilmu pengetahuan.
VII - 7
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
2. Dalam taman wisata ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut:
3. Dalam kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan ditetapkan ketentuan umum
peraturan zonasi sebagai berikut :
Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan
gelombang pasang dan kawasan rawan banjir. Untuk mencegah korban dan kerugian fisik
akibat bencana ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :
VII - 8
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
4. Dalam kawasan rawan bencana alam masih diperkenankan adanya kegiatan budidaya
lain seperti pertanian, perkebunan dan kehutanan serta bangunan yang berfungsi
untuk mengurangi resiko yang timbul akibat bencana alam.
Kawasan lindung geologi meliputi kawasan cagar alam geologi, kawasan bencana alam
geologi dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. Untuk
melindungi fungsi kawasan dan mencegah korban dan kerugian fisik akibat bencana
ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Pada kawasan cagar alam geologi tidak diperkenankan adanya kegiatan budidaya
permukiman.
2. Kegiatan permukiman yang sudah terlanjur terbangun pada kawasan rawan bencana
geologi harus mengikuti peraturan bangunan (building code ) yang sesuai dengan
potensi bencana geologi yang mungkin timbul dan dibangun jalur evakuasi.
b. Kawasan perkebunan;
c. Kawasan pertanian;
d. Kawasan perikanan;
e. Kawasan pertambangan;
f. Kawasan industri;
g. Kawasan pariwisata;
h. Kawasan permukiman;
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan budidaya ditetapkan sebagai berikut :
1. Dalam kawasan hutan produksi, pemanfaatan hasil hutan dibatasi untuk menjaga
kestabilan neraca sumber daya hutan.
2. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi dapat dialihfungsikan untuk kegiatan
lain di luar kehutanan setelah potensi hutan tersebut dan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
VII - 10
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Peruntukan kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah. Untuk menjaga
fungsi kawasan pertanian ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Pengamanan kawasan pertanian lahan basah produktif sesuai dengan arahan luas
zonasi, lebih lanjut ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Rinci
Tata Ruang Kawasan, sebagai kawasan pertanian lahan basah berkelanjutan.
VII - 11
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
2. Jaringan irigasi kawasan pertanian lahan basah produktif yang telah diarahkan
menjadi kawasan terbangun, tetap dipertahankan dan dipelihara sampai dengan
pemanfaatan sebagai kawasan terbangun dimulai.
3. Pada kawasan budidaya pertanian lahan basah diperkenankan adanya bangunan
prasarana wilayah dan bangunan yang bersifat mendukung kegiatan pertanian.
4. Dalam kawasan pertanian lahan basah diperkenankan dimanfaatkan sebagai kegiatan
perikanan.
5. Dalam kawasan pertanian masih diperkenankan dilakukan wisata alam
secara terbatas, penelitian dan pendidikan.
Peruntukan kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan kering. Untuk menjaga
fungsi kawasan pertanian ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Peningkatan produktivitas;
VII - 12
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Dalam usaha mendorong industri yang sesuai dengan prinsip kelestarian lingkungan maka
ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Pemanfaatan potensi alam dan budaya setempat sesuai daya dukung dan daya
tampung lingkungan menyebabkan rusaknya kondisi alam terutama yang menjadi
obyek wisata alam.
VII - 13
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
5. Pengharusan penerapan ciri khas arsitektur daerah setempat pada setiap bangunan
hotel dan fasilitas penunjang pariwisata.
7. Pengharusan penggunaan tata busana adat daerah pada petugas jasa pariwisata
sesuai dengan jenis jasa yang disediakan.
Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan permukiman adalah sebagai berikut:
6. Pengharusan penyediaan fasilitas parkir bagi setiap bangunan untuk kegiatan usaha.
8. Kepadatan penghunian satu unit hunian untuk satu rumah tangga dalam kawasan
permukiman setinggi-tingginya sama dengan standar kepadatan layak huni, tidak
termasuk bangunan hunian yang terletak di dalam kawasan permukiman tradisional.
VII - 14
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kawasan peruntukan lainnya merupakan kawasan budidaya selain kawasan yang telah
disebutkan di atas, seperti kawasan tempat beribadah, pendidikan, kawasan
ditetapkan Indikasi arahan peraturan zonasi sebagai berikut :
1. Diperkenankan adanya sarana dan prasarana pendukung fasilitas peruntukan
tersebut sesuai dengan petunjuk teknis.
2. Tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang merusak fungsi ekosistem daerah
peruntukan.
3. Pembangunan kawasan peruntukan lainnya harus sesuai dengan peraturan teknis
dan peraturan lainnya yang berlaku (KDB, KLB, sempadan bangunan, dan lain
sebagainya).
Ketentuan Umum peraturan zonasi sistem nasional, sistem provinsi dan Kabupaten di
Tanah Datar adalah sebagai berikut :
Dalam upaya mendorong pengembangan sistem perkotaan seperti yang telah diuraikan
diatas, maka ditetapkan ketentuan umum peraturan zonasi sebagai berikut
Ketentuan umum indikasi arahan peraturan zonasi terkait dengan kawasan sekitar sistem
jaringan transportasi darat ditetapkan pada jenjang RTRW Kabupaten, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
VII - 15
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
a. Di sepanjang kawasan sekitar sistem jaringan jalan nasional, provinsi dan kabupaten
tidak diperkenankan adanya kegiatan yang dapat menimbulkan hambatan lalu lintas
regional.
b. Di sepanjang kawasan sekitar sistem jaringan jalan nasional, provinsi dan kabupaten
tidak diperkenankan adanya akses langsung dari bangunan ke jalan.
c. Bangunan di sepanjang kawasan sekitar sistem jaringan nasional, provinsi dan
kabupaten harus memilki sempadan bangunan yang sesuai ketentuan
setengah rumija +1.
Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sekitar sistem prasarana energi adalah
pelarangan pemanfaatan ruang bebas di sepanjang jalur isi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar sistem jaringan Sumberdaya Air di
Tanah Datar adalah :
1. Pemanfaatan ruang pada daerah aliran sungai dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan dan fungsi lindung kawasan.
2. Pemanfaatan ruang daerah aliran sungai lintas kabupaten/kota, termasuk daerah
hulunya, yang dilakukan oleh kabupaten/kota yang berbatasan harus selaras dengan
arahan pola ruang wilayah
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sekitar sistem Prasarana Lingkungan adalah
penyediaan prasarana penunjang pengelolaan sampah.
VII - 16
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel : 7.1
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Wilayah Kabupaten Tana tar
VII - 18
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VII - 19
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VII - 20
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VII - 21
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VII - 22
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VII - 23
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
7.3 Perizinan
Kegiatan perizinan disini merupakan kegiatan yang terkait dengan pemanfaatan ruang
yang dilakukan dalam upaya pemantauan perkembangan penggunaan lahan yang
disesuaikan dengan rencana tata ruang yang telah disepakati. Dalam pelaksanaan
perizinan hal-hal yang perlu dilakukan adalah menyusun mekanisme perizinan dan
kelembagaan yang terkait dalam pelaksanaan perizinan.
3. Pemberi izin pemanfaatan ruang diberikan oleh instansi pemerintah yang berwenang
sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam PP No. 38 tahun 2007 dan
peraturan perundangan lain yang berlaku.
VII - 24
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
dalam penataan ruang wilayah. Prosedur proses yang perlu dilakukan dalam perizinan
pemanfaatan ruang adalah :
1. Pendaftaran
Dilakukan untuk lokasi ruang yang akan dimintakan izin pemanfaatan ruang. Data
yang disampaikan meliputi status kepemilikan tanah, rencana penggunaan yang
disertai denah lokasi, rencana bangunan yang disertai rencana, persetujuan dari
dinas terkait dan warga sekitar lokasi yang akan digunakan. Data tersebut diserahkan
kepada pihak atau lembaga yang berwenang mengurus dan/atau memberi izin
pemanfaatan ruang.
2. Advis Planning
Setelah proses pendaftaran selesai, selanjutnya dilakukan konfirmasi atas izin yang
diajukan terhadap rencana pola ruang dan indikasi arahan peraturan zonasi yang
diberlakukan oleh Tim Advis Planning yang berwenang. Selain itu Tim Advis Planning
juga melakukan cek lapangan atas lokasi yang dimintakan izin pemanfaatan ruang
dan proses perizinan akan dilanjutkan apabila permintaan izin memenuhi ketentuan
pola ruang dan indikasi arahan peraturan zonasi.
3. Penetapan Izin
Hasil dari tim Advis Planning diberikan kepada Lembaga yang berwenang
memberikan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan kewenangannya. Dalam inin
tersebut tentunya disertai dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon
sesuai ketentuan yang diberlakukan pada kawasan/lokasi yang bersangkutan.
VII - 25
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
lembaga ini dapat berbeda antar daerah tergantung dari susunan kerja perangkat daerah
masing-masing dan memperhatikan keotonomian daerah sesuai peraturan perundangan
yang berlaku. Namun demikian pada prinsipnya lembaga ini mencakup beberapa unsur
berikut :
Arahan insentif dan disinsentif meliputi arahan umum dan arahan khusus. Arahan umum
berisikan arahan pemberlakuan insentif dan disinsentif untuk berbagai pemanfaatan
ruang secara umum. Sedangkan arahan khusus ditujukan secara langsung pada jenis-
jenis pemanfaatan ruang atau kawasan tertentu di daerah.
Ketentuan insentif dan disintensif menjadi alat yang efektif dalam rangka
mencapai tujuan perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan serta dalam mewujudkan
struktur dan pola ruang yang telah direncanakan. Insentif diberikan kepada pihak calon
pemanfaat lahan yang bersesuaian dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan dan
disinsentif diberikan pada pemanfaat lahan yang tidak dengan rencana tata
ruang yang telah ditetapkan, selama tidak membawa dampak penting terhadap
lingkungan fisik dan sosial.
Insentif yang merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, dapat berupa:
1. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan
urun saham;
2. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
VII - 26
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
1. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang;
dan/atau.
2. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.
Dalam pemberian insentif dan disinsentif seyogyanya dengan tetap menghormati hak
masyarakat. Sedangkan Insentif dan disinsentif dapat diberikan oleh:
1. Memberikan keringanan atau penundaan pajak (tax holiday) dan kemudahan proses
perizinan.
VII - 27
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
a. Pengenaan pajak yang tinggi terhadap kegiatan yang berlokasi di daerah yang
memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti pusat kota, kawasan komersial, daerah yang
memiliki tingkat kepadatan tinggi.
b. Tidak memberikan izin perpanjangan hak guna usaha, hak guna bangunan p
kegiatan yang terlanjur tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi.
c. Tidak menyediakan sarana dan prasarana bagi daerah yang tidak dipacu
pengembangannya, atau pengembangannya dibatasi
d. Tidak menerbitkan izin pemanfaatan ruang budidaya yang akan dilakukan di dalam
kawasan lindung.
e. Pencabutan izin yang sudah diberikan karena adanya perubahan pemanfaatan ruang
budidaya mernjadi lindung.
Secara terstruktur insentif dan disinsentif pola ruang di wilayah perencanaan sesuai
dengan kondisi wilayahnya dapat dilihat pada Tabel 7.1.
Arahan khusus insentif-disinsentif ditujukan pada pola ruang tertentu yang dinilai harus
dilindungi fungsinya dan dihindari pemanfaatannya. Ada dua jenis pola ruang yang harus
dilindungi dan dihindari pemanfaatannya, yaitu pemanfaatan ruang pertanian pangan,
khususnya pertanian lahan basah dan kawasan-kawasan rawan bencana alam.
1. Pertanian Pangan
Pemanfaatan ruang pertanian lahan basah tersebar di seluruh wilayah kabupaten.
Sedangkan pertanian pangan beririgasi tersebar di seluruh kecamatan Seperti Irigasi
Inderapura. Untuk melindungi eksistensinya semua pemanfaatan ruang pertanian
pangan harus diberi insentif fiskal dan non-fiskal agar pemilik lahan tetap
mengusahakan kegiatan pertanian pangan. Insentif fiskal yang diarahkan untuk
diberikan dapat berupa :
VII - 28
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 7.2
Insentif dan Disinsentif Pemanfaatan Ruang
No Kegiatan Insentif Disinsentif
Kemudahan perizinan
Pemberian pajak yang ringan
1 Pemanfaatan Sesuai RTR -
Subsidi pembangunan
infrastruktur
Kemudahan perizinan
Pemanfaatan Ruang di Pemberian pajak yang ringan
2 -
Kawasan non produktif Subsidi pembangunan
infrastruktur
Kemudahan perizinan
Kegiatan yang menyerap
3 -
tenaga kerja Pemberian pajak yang ringan
VII - 29
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Daerah ini merupakan daerah rawan bencana yang meliputi kawasan rawan gempa
bumi, kawasan rawan tanah longsor atau gerakan tanah, san rawan banjir, dan
lainlain. Kawasan-kawasan tersebut umumya sudah dihuni penduduk. Untuk
mencegah perkembangan permukiman lebih lanjut, pada kawasan-kawasan tersebut
harus diberlakukan disinsentif non-fiskal berupa pembatasan penyediaan prasarana
dan sarana permukiman hanya untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang sudah
ada saja. Sedangkan untuk kawasan rawan bencana yang belum dihuni penduduk,
tidak dilakukan pembangunan prasarana dan sarana permukiman.
7.5 Sanksi
a. Peringatan tertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan
c. Penghentian sementara pelayanan umum;
d. Penutupan lokasi
e. Pencabutan izin
f. Pembatalan izin
g. Pembongkaran bangunan
h. Pemulihan fungsi ruang
4. Penutupan lokasi
Pengenaan sanksi penutupan lokasi apabila terkait hal-hal sebagai berikut :
5. Pencabutan izin
Sanksi pencabutan izin dilakukan apabila terkait dengan hal-hal :
a. Menerbitkan surat pemberitahuan sekaligus pencabutan izin oleh pejabat yang
berwenang melakukan penertiban pelanggaran pemanfaatan ruang;
b. Apabila pelanggar mengabaikan surat pemberitahuan yang disampaikan, pejabat
VII - 31
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VII - 32
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VII - 33
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Sanksi denda administrasi dilakukan apabila kondisi izin pembangunan maupun yang
tidak memiliki izin melakukan kesalahan penggunaan lahan dikenakan denda
administrasi berupa pembayaran uang administrasi pelangaran.
Sanksi pemberhentian tidak hormat pada pemberi advis planning, Institusi terkait
perencanaan dan pihak legislatif yang menyetujui recana tata ruang dan pemberian
izin yang tidak sesuai tata ruang.
Tindakan pidana yang menimbulkan kerugian secara perdata, sanksi ini diterapkan akibat
pelanggaran yang ada menimbulkan masalah pada perorangan atau masyarakat secara
umum, maka sanksi perdata perlu diterapkan sesuai peraturan perundangan.
VII - 34
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
VII - 35
Ba b 8
HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN
MASYARAKAT DALAM PENATAAN
RUANG
Bab 8
HAK , K EW AJIBAN DAN P ERAN
MASY ARAK AT DALAM P ENATAAN
RUANG
H
ak dan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang diamanatkan oleh
Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang bahwa setiap
orang, kelompok, dan badan hukum memiliki hak dan kewajiban dalam
penataan ruang, baik pada tahap penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang,
maupun tahap pengendalian pemanfaatan ruang.
Dan segi planning, partisipasi menyediakan sebuah forum untuk saling t gagasan
dan prioritas, penilaian akan public interest. Keuntungan lain dan public participation
adalah kemungkinan tercapainya hubungan yang lebih dekat antara warga dengan
pemerintah daerah, sehingga tercipta rasa kebersamaan lam perencanaan
pembangunan.
Peran serta adalah berbagai kegiatan masyarakat yang timbul atas kehendak dan
keinginan sendiri di tengah masyarakat, untuk berminat dan bergerak dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
Di dalam masyarakat ada kesan bahwa tata ruang tidak banyak gunanya. Tata ruang
terlihat sekedar sebagai peta-peta dengan berbagai warna yang menunjukkan
peruntukkan dan penggunaan lahan disertai penjelasan tertulis mengenai besaran
kebutuhan alokasi ruangnya yang sama sekali tidak tercermin di lapangan. Memang tata
ruang tidak akan memadai jika hanya mempertimbangkan aspek fisik, kecenderungan
perkembangan dan minat investor. Tanpa memperhatikan aspirasi masyarakat setempat,
tata ruang tak akan bermanfaat. Tata ruang yang direncanakan dan ditetapkan tanpa
peran serta ataupun diketahui oleh masyarakat juga tidak ada gunanya.
Dalam perencanaan tata ruang mulai dari rencana tata ruang wilayah sampai rencana
teknik ruang kota, masyarakat sebagai stake holder harus diikutsertakan dalam proses
perencanaan mulai dari penyerapan aspirasi sampai adanya sosialisasi rencana.
VIII - 2
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
a. Mengetahui rencana tata ruang artinya masyarakat dapat mengetahui rencana tata
ruang melalui Lembaran Daerah, pengumuman atau penyebarluasan oleh
pemerintah. Pengumuman atau penyebarluasan dapat diketahui masyarakat, antara
lain dengan pemasangan peta rencana tata ruang wilayah pada tempat umum,
kantor kelurahan dan kantor yang secara fungsional menangani rencana tata ruang
tersebut.
c. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan
kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang maksudnya dengan
penggantian yang layak adalah nilai atau besarnya penggantian tidak menurunkan
tingkat kesejahteraan orang yang diberi penggantian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
f. Mengajukan gugatan ganti rugi kerugian kepada pemerintah atau pemegang izin
apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
menimbulkan kerugian.
Untuk mengetahui rencana tata ruang, selain dari pemerintah masyarakat dapat
mengetahui rencana tata ruang yang telah ditetapkan melalui pengumuman atau
penyebarluasan oleh pemerintah kabupaten pada tempat-tempat yang memungkinkan
masyarakat mengetahui dengan mudah.
VIII - 3
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Dalam menikmati manfaat ruang dan/atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat
penataan ruang dan perkembangan wilayah, pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan atau kaidah yang berlaku. Sedangkan dalam
upaya menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumberdaya alam yang terkandung
didalamnya, yang berupa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dilaksanakan atas
dasar pemilikan, penguasaan, atau pemberian hak tertentu berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan ataupun atas hukum adat dan kebiasaan yang berlaku
atas ruang pada masyarakat setempat, dengan ketentuan meliputi:
a. Hak memperoleh penggantian yang layak atas kerugian terhadap perubahan status
semula yang dimiliki oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaan RTRW Kabupaten
diselenggarakan dengan cara musyawarah antara pihak yang berkepentingan.
b. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang layak maka
penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
a. Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan, dimaksudkan sebagai kewajiban
setiap orang untuk memiliki izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang
sebelum pelaksanaan permanfaatan ruang.
VIII - 4
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
b. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang, dimaksudkan sebagai kewajiban setiap orang untuk melaksanakan
pemanfaatan ruang sesuai denghan fungsi ruang yang dicantumkan dalam izin
pemanfaatan ruang.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dengan mengacu pada peraturan perundangan yang
terkait, tujuan penataan ruang Kabupaten Tanah Datar, dan kondisi yang ada maka
ditetapkan aturan peran serta masyarakat dalam penataan ruang di Kabupaten Tanah
Datar menurut tahapannya. Masyarakat yang dimaksud dapat perseorangan atau
kelompok. Adapun tahapannya sebagai berikut :
Pada tahap perencanaan tata ruang, peran serta masyarakat yang dapat dilakukan
diantaranya :
b. Memberikan masukan dan/atau saran terhadap substansi tata ruang, baik yang
menyangkut struktur ruang maupun pola ruang.
VIII - 5
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
e. Tata cara penyampaian informasi dan masukan dalam taha perencanaan tata
ruang dilakukan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.
Pada tahap pemanfaatan ruang, peran serta masyarakat yang dapat dilakukan
diantaranya :
a. Perperan aktif dalam pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata
ruang.
e. Tata cara penyampaian laporan adanya indikasi pemanfaatan ruang yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang, dilakukan sesuai ketentuan peraturan yang
berlaku.
Pada dasarnya, penataan ruang perlu dilakukan untuk mengelola onflik dalam alokasi
dan/atau distribusi pemanfaatan berbagai sumber daya secara efisien, adil dan
berkelanjutan. Konflik yang dimaksud baik konflik terpendam maupun yang terbuka
karena salah satu pihak telah bertindak untuk melaksanakan tujuannya yang berbenturan
dengan tujuan dan kepentingan pihak lainnya. Untuk menghindari ataupun mengatasi
konflik demikian diperlukan peran serta semua pihak.
Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dipraktekkan syarakat secara turun
temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung
VIII - 6
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
lingkungan, estetika lingkungan, lokasi dan struktur pemanfaatan ruang serta dapat
menjamin pemanfaatan ruang yang serasi, selaras, dan seimbang.
Penyelenggaran penataan ruang pada dasarnya dilakukan oleh pemerintah dengan peran
serta masyarakat, yang merupakan hal yang sangat penting sebab penataan ruang
merupakan kepentingan seluruh masyarakat. Pelibatan masyarakat dalam penataan ruang
bertujuan agar masyarakat ikut memahami, berpatisipasi aktif dan bertanggung jawab
untuk meningkatkan kualitas ruang.
Prinsip dasar pelayanan peran serta masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Tanah Datar adalah :
6. Masyarakat menerima manfaat ruang dan pertambahan nilai ruang akibat penataan
ruang
Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan dan pemanfaatan ta ruang wilayah
Kabupaten Tanah Datar dapat berbentuk:
VIII - 7
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
i. Perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah nasional
j. Kegiatan menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan
Bentuk lain dari peran serta masyarakat adalah melalui pertukaran informasi. Salah satu
cara pertukaran informasi antara pemerintah dan masyarakat adalah melalui forum
pertemuan. Forum pertemuan yang sekarang sering pula disebut Mekanisme Konsultasi
Publik merupakan cara peran serta masyarakat yang cukup berdampak bila
diselenggarakan dengan baik. Penyelenggaraan Konsultasi Publik ini adalah tanggung
jawab pemerintah dan dapat berupa diskusi, lokakarya, seminar. Agar dapat
berlangsung dengan baik dan benar serta bermanfaat maka sebaiknya konsultasi
demikian dilakukan dengan bantuan seorang fasilitator atau pendamping. forum
pertemuan atau konsultasi publik, pemerintah dapat menyampaikan rencana kerjanya dan
masyarakat dapat menyampaikan masukan, saran, dan pertimbangan ataupun keberatan
mereka. Syarat agar komunikasi dua arah ini tercapai adalah sikap terbuka dan kemauan
mendengar dari kedua belah pihak.
VIII - 8
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Cara peran serta masyarat yang lain adalah melalui pemetaan partisipatif, cara ini
terutama bermanfaat pada langkah kedua dalam proses perencanaan yaitu identifikasi
potensi dan masalah. Dengan pemetaan partisipatif, masukan dan aspirasi masyarakat
dapat disampaikan dalam bentuk yang jelas dan mudah dimengerti semua pihak. Bukan
saja kejelasan mengenai hak masyarakat tetapi juga pandangan masyarakat mengenai
tata guna lahan pada umumnya dapat terlihat dari kegiatan ini. Pemetaan partisipatif juga
dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan dan mencapai kesepakatan atas rencana
pemanfaatan ruang itu sendiri. Misalnya untuk menentukan batas hutan, lokasi
pemukiman dan lahan pertanian dan kebutuhan akan transportasi.
Manfaat yang sudah teruji adalah bahwa pemetaan partisipatif merupakan cara efektif
untuk mendorong peran serta karena cukup mudah dilakukan; kegiatan ini juga
merupakan proses penyadaran dan pemberdayaan masyarakat karena penggalian
informasi berlangsung melalui diskusi yang memunculkan keterkaitan antara berbagai hal
dan kegiatan dalam kawasan tertentu; dan bagi orang luar pemetaan bermanfaat untuk
mengetahui gambaran tentang keadaan wilayah, membantu orang luar tersebut belajar
dan mengerti cara pandang masyarakat, prioritas mereka dan alasan-alasan mereka
memanfaatkan suatu kawasan untuk tujuan dan dengan cara tertentu. Masyarakat juga
dapat berperan serta melalui proses pengelolaan konfli mengingat bahwa penataan
ruang pada dasarnya dilakukan untuk mengelola konflik dalam alokasi atau
pembagian pemanfaatan berbagai sumberdaya. Salah satu yang terpenting adalah
pertentangan antara kepentingan umum, termasuk kepentingan masyarakat umum di luar
kabupaten, dengan kepentingan perorangan.
Dalam mengelola konflik, langkah pertama adalah pengakuan bahwa memang ada konflik
kepentingan atau beda pendapat mengenai penataan ruang. Setelah itu dirundingkan
cara terbaik menyelesaikan konflik tersebut. Salah satu cara penyelesaian konflik atau
beda pendapat meliputi konsultasi dan perundingan atau dengan perkataan lain melalui
musyawarah. Bila perlu perundingan melibatkan seorang dan/atau tenaga ahli.
Diharapkan bahwa cara ini menghasilkan kompromi yang menguntungkan dan
memuaskan bagi semua pihak yang kemudian dapat menjadi kesepakatan bersama.
VIII - 9
LAMPIRAN
KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
Rtrw KABUPATEN TANAH DATAR
D
alam penataan ruang pada umumnya dan untuk wilayah Kabupaten Tanah
Datar pada khususnya, diperlukan Kajian Lingkungan Strategis (KLHS) hal ini
untuk mengetahui daya dukung fisik dan lingkungan terutama kajian terhadap
dampak lingkungan dari suatu kebijakan, rencana atau program
pembangunan
Dengan diberlakukannya kebijakan nasional penataan ruang tersebut, maka tidak ada lagi
tata ruang wilayah yang tidak direncanakan. Tata ruang menjadi produk dari rangkaian
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang. Oleh karena itu, penegasan sanksi atas pelanggaran tata ruang sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menuntut
1
Kajian Lingkungan Strategis (KLHS) Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
proses perencanaan tata ruang harus diselenggarakan dengan baik agar penyimpangan
pemanfaatan ruang bukan disebabkan oleh rendahnya kualitas rencana tata ruang
wilayah. Guna membantu mengupayakan perbaikan kualitas rencana tata ruang wilayah
maka Kajian Lingkungan Hidup Strategis [KLHS] atau Strategic Environmental Assessment
[SEA] menjadi salah satu pilihan alat bantu melalui perbaikankerangka pikir [framework of
thinking] perencanaan tata ruang wilayah untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup.
Kota/permukiman banyak
menyedot sumber daya alam
dan membuang limbah/polusi
KLHS
sesedikit mungkin menyedot
sumber daya alam dan mengotori
alam, serta memiliki mekanisme
memperbaiki kerusakan
(alternative mitigasi bencana)
Yang ditimbulkannya
Ada dua definisi KLHS yang lazim diterapkan, yaitu definisi yang menekankan pada
pendekatan telaah dampaklingkungan (EIA-driven) dan pendekatan keberlanjutan
(sustainability-driven).Pada definisi pertama, KLHS berfungsi untuk menelaah efek
dan/atau dampak lingkungan dari suatu kebijakan, rencana atau programpembangunan.
Sedangkan definisi kedua, menekankan pada keberlanjutan pembangunan dan
pengelolaansumberdaya.
Definisi KLHS untuk Indonesia kemudian dirumuskan sebagai proses sistematis untuk
mengevaluasi pengaruhlingkungan hidup dari, dan menjamin diintegrasikannya prinsip-
prinsip keberlanjutan dalam, pengambilankeputusan yang bersifat strategis .
2
Kajian Lingkungan Strategis (KLHS) Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun, mengarahkan, dan
menjamin tidak terjadinyaefek negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan
dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan, rencana danprogram [KRP].
Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan.Oleh karena tidak ada mekanisme
bakudalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam perencanaan tata ruang,
maka manfaat KLHS bersifatkhusus bagi masing-masing hirarki rencana tata ruang
wilayah [RTRW]. KLHS bisa menentukan substansi RTRW, bisa memperkaya proses
penyusunan dan evaluasi keputusan, bisa dimanfaatkan sebagai instrument metodologis
pelengkap (komplementer) atau tambahan (suplementer) dari penjabaran RTRW, atau
kombinasi daribeberapa atau semua fungsi-fungsi diatas.
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas
pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) dan atau instrumen
pengelolaan lingkungan lainnya,menciptakan tata pengaturan yang lebih baik melalui
pembangunan keterlibatan para pemangku kepentingan yangstrategis dan partisipatif,
kerjasama lintas batas wilayah administrasi, serta memperkuat pendekatan
kesatuanekosistem dalam satuan wilayah (kerap juga disebut bio-region dan/atau bio-
geo-region). Sifat pengaruh KLHS dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu KLHS yang
bersifat instrumental, transformatif, dan substantif. Tipologi ini membantu membedakan
pengaruh yang diharapkan dari tiap jenis KLHS terhadap berbagai ragam RTRW,
termasuk bentuk aplikasinya, baik dari sudut langkah-langkah prosedural maupun
teknikdan metodologinya.
Analisis kondisi topografi (kontur) kawasan menggunakan peta topografi dengan skala
terbesar yang tersedia, yang diperoleh dari instansi: Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) dengan tingkat kedetailan skala 1 : 50.000. Dari
peta topografi ini dapat diturunkan beberapa peta yang berkaitan dengan bentuk bentang
alam dan kemiringannya, yakni peta kemiringan lereng/lahan dan peta morfologi.
3
Kajian Lingkungan Strategis (KLHS) Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kemiringan lereng dinyatakan dengan persen (%) atau derajat (o). Misalnya lereng 2%
berarti setiap jarak 100 meter terjadi kenaikan tinggi tempat 2 meter. Kemiringan lereng
dianalisis dari peta topografi dengan perhitungan sebagai berikut :
Ci.x100
L
sxd
Dimana :
L = lereng (dalam %)
Ci = kontur interval (dalam m)
S = skala interval
D = jarak antara 2 garis kontur (transis)
1. Ketinggian
Ketinggian wilayah di Kabupaten Tanah Datar dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelas
ketinggian, yaitu :
2. Kemiringan Lahan
a. Daerah dengan kemiringan lahan 0-3% (Datar) sebagian besar tersebar di Kecamatan
Tanjung Emas, Rambatan, Lintau Buo, Tanjung Baru dan Kecamatan Padang Ganting.
b. Daerah dengan kemiringan lahan 3-8% (Agak Landai) sebagian besar tersebar di
Kecamatan Lima Kaum, Rambatan, Sungai Tarab, Salimpaung dan Kecamatan
Sungayang.
c. Daerah dengan kemiringan lahan 8-15% (Bergelombang), sebagian besar tersebar di
Kecamatan Lintau Buo Utara, Pariangan, Sungai Tarab, X Koto dan Kecamatan
4
Kajian Lingkungan Strategis (KLHS) Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Batipuh.
d. Daerah dengan kemiringan lahan 15-25% (Agak Curam), penyebarannya hampir di
seluruh kecamatan sama, kecuali bagian tengan wilayah Kabupaten Tanah Datar
meliputi; sebelah utara Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas dan
Kecamatan Rambatan, sebelah selatan Kecamatan Lintau Buo Utara, Sungayang,
Pariangan dan Kecamatan Sungai Tarab. Lahan dengan kemiringan 15-25 % ini
merupakan wilayah paling luas dan dominan di Kabupaten Tanah Datar.
e. Daerah dengan kemiringan lahan 25-45% (Curam), sebagian besar tersebar di
Kecamatan X Koto, Batipuh Selatan, Sungayang dan Tanjung Emas.
f. Daerah dengan kemiringan lahan > 45% (Sangat Curam), sebagian besar tersebar di
sebelah barat, utara dan bagian timur wilayah Tanah Datar.
Tabel 1
Luas Wilayah Berdasarkan
Kemiringan LahanDi Kabupaten Tanah Datar
Prosentase
No. Klasifikasi Kemiringan
Luas (Ha) (%)
1 0 3% (Landai) 6.189 4,63
2 3 8 % (Agak Landai) 3.594 2,69
3 8 15% (Bergelombang) 43.922 32,88
4 > 15 % (Agak Curam Sangat Curam) 79.895 59,80
Jumlah 133600 1000,00
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kontur
Untuk melihat kemungkinan penggunaan lahan yang optimum, digunakan teori Mabbery
(Sampurno, 1979 : 5) yang membuat klasifikasi tujuh kelas lereng. Adapun 7 (tujuh) kelas
lereng yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel berikut
Tabel 2
Penggunaan Lahan dan Sudut Lereng Optimum
5
Kajian Lingkungan Strategis (KLHS) Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
1) Kemiringan 0 8% (datar), lahan pada interval ini masuk dalam klasifikasi sangat
layak bagi pengembangan semua kegiatan budidaya karena kondisi permukaan tanah
yang datar. Luas lahan dengan kemiringan 0 8% ini adalah seluas 9.783 Ha atau
sekitar 7.32 %.
2) Kondisi kemiringan 8 15% (datar s/d landai), memiliki kelayakan fisik bagi
pengembangan kegiatan budidaya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan kawasan dalam klasifikasi lereng 8 15% adalah :
a) Struktur dan lapisan tanah yang miring meskipun dalam kadar kekuatan yang
rendah, ada kemungkinan pergeseran tanah, artinya bahwa keadaan tanah tidak
begitu stabil.
3) Lahan dengan kemiringan 15 40% (agak curam s/d curam), dengan luas 79,895 Ha
atau 59,80 %, pemanfaatan lahan pada interval ini masih memungkinkan bagi
pengembangan kegiatan budidaya terbangun secara terbatas. Beberapa kendala
pengembangan lahan dengan kemiringan 15 40% antara lain:
Tabel 3
Analisis Potensi Pengembangan Lahan
Berdasarkan Kelerengan di Kabupaten Tanah Datar
Kemiringan
No Potensi Sebaran
(%)
1 08 Pengembangan Sebagian Kecamatan Tanjung Emas,
Kegiatan Rambatan, Lintau Buo, Tanjung Baru dan
Budidaya Kecamatan Padang Ganting
2 8 15 Pengembangan Sebagian besar tersebar di Kecamatan Lintau
Kegiatan Buo Utara, Pariangan, Sungai Tarab, X Koto
6
Kajian Lingkungan Strategis (KLHS) Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Kemiringan
No Potensi Sebaran
(%)
Budidaya dan Batipuh
3 15 25 Pengembangan penyebarannya hampir di seluruh kecamatan
Kegiatan sama, kecuali bagian tengan wilayah
Budidaya Kabupaten Tanah Datar meliputi; sebelah utara
Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung
Emas dan Kecamatan Rambatan, sebelah
selatan Kecamatan Lintau Buo Utara,
Sungayang, Pariangan dan Kecamatan Sungai
Tarab
4 25 - 45 Pengembangan sebagian besar tersebar di Kecamatan X Koto,
Kawasan Batipuh Selatan, Sungayang dan Tanjung Emas.
Lindung
5 > 45 Pengembangan sebagian besar tersebar di sebelah barat, utara
Kawasan dan bagian timur wilayah Tanah Datar.
Lindung
Sumber : Hasil Analisis, 2010
Secara fungsional pemanfaatan wilayah tertentu tergantung dari kondisi fisik dan
lingkungan yang mendukung penggunaannya. Apabila kriteria fisik digunakan sebagai
parameter penentu utama pemanfaatan suatu lahan, maka hutan Lindung merupakan
kawasan hutan yang memiliki kelerengan lebih dari 40%, ketinggian tempat lebih dari
2.000 m di atas permukaan laut dan atau nilai atas faktor-faktor lereng lapangan, jenis
tanah dan intensitas curah hujan (mm/hh) melebihi 175 (Keppres No. 32 tahun 1990 dan
Lampiran SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980).
Tabel 4
Hasil Analisis Kesesuaian Lahan Kabupaten Tanah Datar
SPT Kemiringan Bobot Curah Hujan Bobot Jenis Bobot Score Luas (Ha) Fungsi
Lahan (%) (mm/hr) Tanah
1 0-8 20 13,6 - 20,7 20 Gleisol 15 55 260.55 Budidaya
2 8 - 15 40 13,6 - 20,7 20 Gleisol 15 75 170.60 Budidaya
3 15 - 25 60 13,6 - 20,7 20 Gleisol 15 95 332.86 Budidaya
4 25 - 45 80 13,6 - 20,7 20 Gleisol 15 115 51.37 Budidaya
5 > 45 100 13,6 - 20,7 20 Gleisol 15 135 21.30 Penyangga
6 0-8 20 < 13,6 10 Gleisol 15 45 337.91 Budidaya
7 8 - 15 40 < 13,6 10 Gleisol 15 65 170.53 Budidaya
8 15 - 25 60 < 13,6 10 Gleisol 15 85 1002.34 Budidaya
9 25 - 45 80 < 13,6 10 Gleisol 15 105 175.57 Budidaya
10 > 45 100 13,6 - 20,7 20 Podsolik 60 180 81.19 Lindung
11 0-8 20 13,6 - 20,7 20 Podsolik 60 100 76.02 Budidaya
12 8 - 15 40 13,6 - 20,7 20 Podsolik 60 120 51.92 Budidaya
13 15 - 25 60 13,6 - 20,7 20 Podsolik 60 140 580.81 Penyangga
14 25 - 45 80 13,6 - 20,7 20 Podsolik 60 160 387.86 Penyangga
15 > 45 100 < 13,6 10 Podsolik 60 170 57.59 Penyangga
16 08 20 < 13,6 10 Podsolik 60 90 5195.92 Budidaya
17 8 15 40 < 13,6 10 Podsolik 60 110 185.50 Budidaya
18 15 - 25 60 < 13,6 10 Podsolik 60 130 3211.48 Penyangga
19 25 - 45 80 < 13,6 10 Podsolik 60 150 294.86 Penyangga
7
Kajian Lingkungan Strategis (KLHS) Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
SPT Kemiringan Bobot Curah Hujan Bobot Jenis Bobot Score Luas (Ha) Fungsi
Lahan (%) (mm/hr) Tanah
20 > 45 100 < 13,6 10 Podsolik 60 170 176.67 Penyangga
21 08 20 13,6 - 20,7 20 Kambisol 45 85 1498.69 Budidaya
22 8 15 40 13,6 - 20,7 20 Kambisol 45 105 1491.12 Budidaya
23 15 - 25 60 13,6 - 20,7 20 Kambisol 45 125 9121.92 Penyangga
24 25 - 45 80 13,6 - 20,7 20 Kambisol 45 145 15614.38 Penyangga
25 > 45 100 13,6 - 20,7 20 Kambisol 45 165 1983.73 Penyangga
26 08 20 < 13,6 10 Kambisol 45 75 13174.06 Budidaya
27 8 15 40 < 13,6 10 Kambisol 45 95 2411.20 Budidaya
28 15 - 25 60 < 13,6 10 Kambisol 45 115 10051.49 Budidaya
29 25 - 45 80 < 13,6 10 Kambisol 45 135 5729.69 Penyangga
30 > 45 100 < 13,6 10 Kambisol 45 155 11832.60 Penyangga
31 0-8 20 13,6 - 20,7 20 Andosol 60 100 209.78 Budidaya
32 8 - 15 40 13,6 - 20,7 20 Andosol 60 120 155.11 Budidaya
33 15 - 25 60 13,6 - 20,7 20 Andosol 60 140 1954.99 Penyangga
34 25 - 45 80 13,6 - 20,7 20 Andosol 60 160 1376.70 Penyangga
35 > 45 100 13,6 - 20,7 20 Andosol 60 180 1220.84 Lindung
36 0-8 20 < 13,6 10 Andosol 60 90 1596.11 Budidaya
37 8 - 15 40 < 13,6 10 Andosol 60 110 648.93 Budidaya
38 15 - 25 60 < 13,6 10 Andosol 60 130 35738.86 Penyangga
39 25 - 45 80 < 13,6 10 Andosol 60 150 857.50 Penyangga
40 > 45 100 < 13,6 10 Andosol 60 170 2926.64 Penyangga
41 0-8 20 < 13,6 10 Renzina 75 105 224.72 Budidaya
42 15 - 25 60 < 13,6 10 Renzina 75 145 292.34 Penyangga
43 25 - 45 80 < 13,6 10 Renzina 75 165 126.35 Penyangga
44 > 45 100 < 13,6 10 Renzina 75 185 118.14 Lindung
45 15 - 25 60 < 13,6 10 Regosol 75 145 15.94 Penyangga
46 25 - 45 80 < 13,6 10 Regosol 75 165 16.22 Penyangga
47 > 45 100 < 13,6 10 Regosol 75 185 389.06 Lindung
Jumlah (Ha) 133600.00
Sumber : Hasil Analisis
Dalam hal ini yang dimaksud dengan kesesuaian lahan non pertanian adalah lahan yang
dialokasikan untuk permukiman. Kesesuaian lahan untuk permukiman lebih ditentukan
oleh kondisi kelerengan lahan, lereng yang baik untuk pengembangan permukiman
adalah berada pada kelerengan antara 0 3%, meskipun pada kelerengan 8% bisa juga
dikembangkan untuk permukiman tetapi dalam pengembangannya harus mengikuti
aturan-aturan tentang bangunan, seperti KDB, KLB, GSB, RTH, sistem drainase dll.
Berdasarkan pada hal di atas, maka kesesuaian lahan untuk jenis pengembangan non
pertanian (permukiman) berada pada SPT 1, 6, 11, 16, 21, 26, 31, 36 dan 41.
8
Kajian Lingkungan Strategis (KLHS) Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Dalam 7 tahun terakhir (2001-2007) jenis penggunaan lahan di Kabupaten Tanah Datar
mengalami pergeseran (perubahan). Dari 9 jenis penggunaan, yang mengalami
pergeseran terjadi pada lahan sawah, perkampungan, pertanian lahan kering dan lahan
tandus. Meskipun pergeseran tersebut tidak terjadi pada setiap penggunaan lahan, tetapi
angka perubahan menunjukkan angka yang cukup signifikan terutama pada lahan sawah
dan lahan tandus.
Penggunaan lahan sawah mengalami penurunan sama besar dengan bertambahnya luas
lahan tandus yaitu seluas 5.736 Ha atau dengan kata lain lahan sawah kehilangan luas
sebesar 19,84% dari luas semula (tahun 2001), sementara itu lahan tandus bertambah
luasan lebih dari 4 kali luas semula atau bertambah sebesar 474,49%.
Melihat fenomena seperti ini, mengindikasikan bahwa lahan pertanian tersebut tidak
ditunjang dengan sistem pengairan yang baik dan biasanya terjadi pada sawah tadah
hujan atau pertanian sawah kering (huma). Hal ini dapat dimaklumi mengingat kondisi
mofologi wilayah Kabupaten Tanah Datar cukup bergelombang dan hanya sebagian kecil
wilayah yang memiliki kemiringan lahan yang datar itupun sebagian besar digunakan
untuk lahan terbangun.
Guna meningkatkan ketahanan pangan, terlebih bahwa Kabupaten Tanah Datar yang
mengandalkan perekonomiannya dari sektor pertanian hal ini perlu diantisipasi agar tidak
terjadi perubahan kearah yang kurang bermanfaat melalui intensifikasi, ekstensifikasi
maupun diversifikasi pertanian serta meningkatkan sistem pengairan dengan
memanfaatkan sumber-sumber mata air yang ada.
Pergeseran (perubahan) lahan lain yang terjadi adalah perkampungan yang mengalami
perluasan sebesar 9 Ha atau bertambah sekitar 0,11%, hal ini sama besarnya dari lahan
yang hilang untuk penggunaan pertanian lahan kering atau menyusut sebesar 0,05%.
Namun demikian perubahan ini masih dianggap wajar dalam kurun waktu 7 tahun
mengingat pertumbuhan penduduk yang terjadi sangat mempengaruhi terhadap
pergeseran lahan. Untuk mengetahui sejauhmana terjadinya pergeseran dalam
penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel 5.
9
Kajian Lingkungan Strategis (KLHS) Wilayah Kabupaten Tanah Datar
Tahun 2011 - 2031
Tabel 5
Pergeseran Penggunaan Lahan
Kabupaten Tanah Datar Tahun 2001-2007
1.5 Matrik "Uji Cepat" KLHS Penyusunan Revisi RTRW Kabupaten Tanah
Datar
Kecenderungan penurunan kualitas lingkungan terkait dengan tata ruang wilayah sebagai
produk dari rangkaian proses penataan ruang, yang diawali tahapan perencanaan tata
ruang, oleh karena itu, perbaikan kuaitas rencanatata ruang wilayah menjadi mutlak dan
sangat strategis untuk segera direalisasikan guna menghambat laju penurunan kualitas
lingkungan dan daya dukung lingkungan. KLHS bisa menjadi pilihan alat bantu untuk
memperbaiki kualitas rencana tata ruang wilayah melalui perbaikan kerangka berfikir
perencanaan tata ruang, yang berimplikasi pada perbaikan prosedur/proses dan
metodologi/muatan perencanaan. Berdasarkan kondisi tersebut maka dalam rangka
percepatan penyusunan RTRW Kabupaten Tanah Datar, maka dilakukan kegitan dengan
matrik "uji cepat" KLHS penyusunan revisi RTRW Kabupaten Tanah Datar, sebagai
berikut :
10
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS KABUPATEN TANAH DATAR
QUI CK AP P R AI SAL
Kawasan budidaya
menurut Undang-Undang No.
26 Tahun 2007 tentang
5
Isu Lingkungan Subtansi Pengaruh Alternatif
No Rekomendasi
Strategis RTRW Positif Negatif Penanganan
Pentaan Ruang serta
Peraturan Pemerintah No. 26
Tahun 2008 tentang RTRWN
adalah wilayah yang
ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber
daya manusia dan sumber
daya buatan. Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No
16/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Penyusunan RTRW
Kabupaten menjelaskan
bahwa terdapat 10 (sepuluh)
jenis kawasan budi daya.