PERENCANAAN PENYUSUNAN
RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI
Terentang
K A B U PAT E N K U B U R AYA
LAPORAN
AKHIR
Tahun Anggaran
2021
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
KATA PENGANTAR
Laporan Akhir ini merupakan Laporan Tahap ketiga studi penyusunan Rencana Kawasan
Transmigrasi ( RKT) Terentang Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun
Anggaran 2021.
Pelaksanaan pekerjaan studi RKT ini merupakan realisasi kerjasama Kegiatan Badan
perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kubu Raya dan PT. Tiara
Pilar Kreasi.
Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada semua
pihak yang telah membantu mulai dari persiapan pekerjaan sampai selesainya laporan
ini. Kami sadar laporan ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran akan
sangat membatu dalam penyempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
dalam rencana pengembangan pemukiman transmigrasi di Kabupaten Kubu Raya,
Provinsi Kalimantan Barat.
i
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
DAFTAR ISI
ii
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
iii
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
iv
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
v
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
vi
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
vii
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
DAFTAR TABEL
viii
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
ix
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
x
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
xi
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
xii
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
xiii
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
DAFTAR GAMBAR
xiv
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Gambar 7-1 Peta Komoditas Unggulan per SKP di RKT Terentang .. VII – 12
Gambar 8.1 Peta Arahan Jenis Transmigrasi ...................................... VIII – 3
Gambar 8.2 Bagan Struktur Organisasi Pengelola RKT Terentang ... VIII – 8
Gambar 9.1 Peta rencana Persebaran Penduduk RKT Terentang ....... IX – 6
xv
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
I-2
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
I-3
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Lingkup wilayah RKT Terentang adalah mencakup Kecamatan Terentang dan sebagian
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya yang mempunyai potensi bagi
pengembangan permukiman transmigrasi.
Kec. Terentang
1 Sungai Dungun Definitif 2.573,68
2 Terentang Hulu Definitif 9.371
3 Radak Baru Definitif 1.465
4 Terentang Hilir Definitif 1.568
5 Teluk Bayur Definitif 4.838
6 Teluk Empening Definitif 2.604
7 Sungai Radak I Definitif 1.484
8 Sungai Radak II Definitif 2.231
9 Permata Definitif 10.576
10 Betuah Definitif 6.082
Kec. Sungai Raya
I-4
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
I-5
I-6
DELINIASI RKT - 2021
I-7
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Landasan Hukum dalam penyusunan RKT Terentang Kabupaten Kubu Raya ini disusun
dengan memperhatikan antara lain :
a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang perubahan atas
Undang-Undang No 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Undang-undang
No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
e. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
f. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja;
g. PP Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
1997 Tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang No 15 Tahun 1997
tentang Ketransmigrasian .
I-8
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
I-9
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Penyusunan dokumen RKT Terentang Kabupaten Kubu Raya ini akan diuraikan dalam
beberapa bagian yang terbagi menurut bab-bab tertentu dengan memperhatikan
sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bagian ini akan menjabarkan uraian kegiatan mulai dari latar belakang,
Maksud, Tujuan dan Sasaran, fungsi dan manfaat, ruang lingkup, serta Landasan
Hukum. Bab ini juga dilengkapi dengan uraian alur proses penyusunan RKT dan
terakhir adalah sistematika pembahasan.
I - 10
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Pada bab ini akan diuraikan mengenai fungsi dan peranan Kabupaten Kubu Raya
dalam Arahan pengembangan RTRW Provinsi Kalimantan Barat dan RTRW
Kabupaten Kubu Raya, Analisis Kebijakan Pembangunan Kawasan
Transmigrasi Kabupaten Kubu Raya, Analisis Deliniasi Kawasan Transmigrasi
Terentang, Analisis Fisik Dasar Lingkungan Kawasan Transmigrasi, Analisis
Daya Dukung Lahan, Analisis Kependudukan, Analisis Sosial Budaya, Analisis
Kegiatan Ekonomi, Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana Permukiman
Kawasan Transigrasi, Analisis Struktur dan Pemanfaatan Kawasan
Transmigrasi.
I - 11
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
I - 12
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB II
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN
STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN
TRANSMIGRASI
Sebagai ukuran tercapainya Kabupaten Kubu Raya Mandiri dan Sejahtera dalam
pembangunan jangka panjang daerah 20 tahun ke depan (2009-2029), diarahkan pada
pencapaian sasaran-sararan pokok pembangunan jangka panjang daerah, sebagai
berikut :
II - 1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Dalam konteks pengembangan wilayah, RKT Terentang diharapkan dapat menjadi satu
kesatuan dalam pengembangan struktur Ruang Kabupaten Kubu Raya. RKT Terentang
II - 2
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
adalah Kawasan yang tumbuh dan berkembang sebagai pusat koleksi, pengolahan hasil,
distribusi dan jasa dari WPT (Wilayah Pengembangan Transmigrasi) yang didesain
sebagai arahan pengembangan terstruktur dari unit-unit pemukiman transmigrasi dan
desa-desa sekitar dalam satu satuan jaringan infrastruktur dan satuan ekonomi wilayah,
yang dalam operasionalnya dibangun secara terencana dan terpadu dengan melibatkan
lintas sektor terkait.
Konsep Tata Ruang RKT Terentang tidak terlepas dari tata ruang wilayah sekitarnya yang
merupakan pendukung tumbuhnya kawasan transmigrasi, sehingga Konsep Tata Ruang
RKT Terentang akan didesain menyeluruh dan terpadu, serta terintegrasi dengan Struktur
Ruang Kabupaten.
Luas wilayah perencanaan penyusunan RKT Terentang akan dideliniasi paling sedikit
19.000 Ha (sembilan belas ribu hektare) dan paling banyak 73.000 Ha (tujuh puluh tiga
ribu hektare). Luas wilayah perencanaan diperuntukkan bag area delineasi rencana SKP,
paling sedikit 3 (tiga) SKP dan paling banyak 6 (enam) SKP; dan area delineasi rencana
KPB.
Luas area delineasi setiap rencana SKP paling sedikit 6.000 Ha (enam ribu hektare) dan
paling banyak 12.000 Ha (dua belas ribu hektare) dan (4) Luas area delineasi rencana
KPB paling sedikit 400 Ha (empat ratus hektare).
II - 3
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Gambar 2.1
Konsep Rencana Kawasan Transmigrasi
Transmigrasi secara nyata telah menunjukkan peran yang penting dalam pengembangan
wilayah, khususnya daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Dalam pelaksanaannya selama ini,
program transmigrasi telah berhasil mengembangkan sekitar 3.000-an Unit Pemukiman
Transmigrasi (UPT) dengan berbagai infrastrukturnya, 945 diantaranya telah berkembang
menjadi desa baru. Desa-desa baru tersebut sekarang dihuni oleh kurang lebih 12 juta
jiwa dan telah tumbuh mendorong terbentuknya kecamatan dan kabupaten baru. Data eks
II - 4
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
UPT yang telah mendorong perkembangan daerah menjadi pusat pemerintahan sebanyak
240 kecamatan dan 88 kabupaten. (Pusdatintrans dan P4Trans, 2009).
Tabel 2.1
Daftar 144 Kawasan Transmigrasi Mendukung RPJMN 2015-2019
II - 5
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Arah kebijakan pembangunan jangka Panjang daerah Kabupaaten Kubu Raya khususnya
bidang ketrasmigrasian sebagaimana yang tercantum dalam RPJPD Kabupaten Kubu
Raya 2009-2009 adalah:
II - 6
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
II - 7
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
II - 8
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
II - 9
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB III
GAMBARAN UMUM
WILAYAH PERENCANAAN
Berdasarkan data BPS Kabupaten Kubu Raya, 2021. Kabupaten Kubu Raya terletak pada
posisi 0°13’40,83” sampai dengan 1°00’53,09” Lintang Selatan, serta 109°02’19,32”
sampai dengan 109°58’32,16” Bujur Timur. Sebagian besar Kabupaten Kubu Raya
merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 84 dpl, Luas wilayah Kabupaten
Kubu Raya seluas 6.985,24 km2. Batas-batas wilayah Kabupaten Kubu Raya adalah
sebagai berikut :
Secara administrasi, Kabupaten Kubu Raya terdiri atas 9 kecamatan, 101 desa, dan 370
dusun dengan luas keseluruhan 6.985,24 km², yaitu:
1. Kecamatan Batu Ampar, terdiri dari 15 desa, 50 dusun dan luas wilayah 2.002,70 km²
III - 1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
2. Kecamatan Terentang, terdiri dari 10 desa, 24 dusun dan luas wilayah 786,40 km².
3. Kecamatan Kubu, terdiri dari 20 desa, 65 dusun dan luas wilayah 1.211,60 km².
4. Kecamatan Teluk Pakedai, terdiri dari 14 desa, 46 dusun dan luas wilayah
291,90 km².
5. Kecamatan Sungai Kakap, terdiri dari 13 desa, 48 dusun dan luas wilayah 453,13 km².
6. Kecamatan Rasau Jaya, terdiri dari 6 desa, 21 dusun dan luas wilayah 11,07 km².
7. Kecamatan Sungai Raya, terdiri dari 20 desa, 47 dusun dan luas wilayah 929,30 km²
8. Kecamatan Sungai Ambawang, terdiri dari 15 desa, 48 dusun dan luas wilayah
726,10 km².
9. Kecamatan Kuala Mandor-B, terdiri dari 5 desa, 21 dusun dan luas wilayah
473,00 km².
Kabupaten Kubu Rawa adalah merupakan wilayah yang dikelilingi oleh sungai dan laut.
Berdasarkan data BPS, 2021, setidaknya terdapat 39 pulau yang terdapat di wilayah
Kabupaten Kubu Raya. Dari ke 39 pulau tersebut, 20 pulau berpenghuni dan 19 pulau
tidak berpenghuni. Untuk lebih jelasnya mengenai pulau di Kabupaten Kubu Raya
berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3.2.
III - 2
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Kubu Raya
III - 3
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Status Pulau
Kecamatan Tidak Jumlah
Berpenghuni
berpenghuni
1. Batu Ampar 6 5 11
2. Terentang - - -
3. Kubu 2 6 8
4. Teluk Pakedai - 1 1
5. Sungai Kakap 5 4 9
6. Rasau Jaya - - -
7. Sungai Raya 7 2 9
8. Sungai Ambawang - 1 1
9. Kuala Mandor B - - -
Kabupaten Kubu Raya 20 19 39
Sumber: Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka, Tahun 2021
A. Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Kubu Raya merupakan daerah dataran, dengan
ketinggian di atas permukaan laut (dpl) wilayah setiap kecamatan berkisar 0-50 m
hingga 0-401 m. Daerah ini memiliki pesisir pantai yang memanjang memanjang
dari utara ke selatan dengan ketinggian 0 – 25 di atas permukaan laut (dpl). Kondisi
tersebut menjadikan kawasan sepanjang pesisir pantai rawan terhadap banjir,
terutama saat terjadi air pasang dan pada bulan-bulan basah dengan curah hujan
yang tinggi (Oktober – Januari).
III - 4
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
formasi paling muda berumur Quarter. Formasi ini terdiri dari kerikil, pasir, lanau,
lumpur dan gambut. Endapan ini menutupi dataran aluvial dan pasang surut di
bagian barat, lembah sungai Kapuas dan lembah-lembah sungai besar lainnya yang
mengalir ke terain perbukitan yang terpotong-potong dan ke dalam dataran alluvial.
Bagian barat dan selatan terdiri dari endapan-endapan laut dan sungai baru berumur
paling muda dan menempati seluruh zona pertanian bagian barat Kubu Raya. Zona
pantai terdiri dari cekungan liat yang tertutup oleh rawa-rawa gambut dan dilintasi
danau-danau dangkal dan paya-paya/rawa yang terkena banjir secara periodik yang
berada diantara teras -teras tertutup gambut.
C. Iklim
Sebagai daerah tropis yang dilalui garis khatulistiwa, Kabupaten Kubu Raya
umumnya memiliki suhu dan kelembaban udara yang tinggi . Kondisi ikl im
makronya dipengaruhi oleh faktor -faktor klimat is daratan Asia dan samudera
Pasifik dari arah utara-t imur dan Samudera Hindia dari arah selatan.
Suhu rata-rata tertinggi tercatat pada bulan Mei sebesar 27,80°C, sedangkan suhu
rata-rata terendah terjadi pada bulan November yaitu 26,5°C. Kelembaban nisbi
rata-rata per bulan berkisar antara 83 – 88 %, sedangkan penyinaran matahari
ratarata per bulan berkisar antara 55-81 %. Kecepatan angin rata-rata di Kabupaten
Kubu Raya yang di pantau dari Bandar Udara Supadio, pada setiap bulannya
bervariasi antara 1.14 – 1.88 m/dtk.
III - 5
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Rata-rata
Suhu Kelem Tekanan Kecepatan Penyinaran Curah
Hari Hujan
Bulan baban Udara Angin Matahari Hujan
(°C) (Hari)
(%) (mb) (m/det) (%) (mm)
D. Hidrologi
Sebagaimana daerah lainnya di Pulau Kalimantan, wilayah Kabupaten Kubu Raya
dilintasi oleh banyak sungai. Sungai-sungai yang ada umumnya berada daerah
dataran dengan kecepatan arus yang rendah.
Sungai-sungai yang melintasi Kabupaten Kubu Raya menjadi bagian dari SWS
Mempawah dan SWS Kapuas.
III - 6
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
3.1.3. Kependudukan
Jumlah Penduduk
Berdasarkan data BPS Kabupaten Kubu Raya Tahun 2021, jumlah penduduk di setiap
kecamatan di Kubu Raya dapat dilihat pada Tabel 2.5. Total jumlah penduduk di
Kabupaten Kubu Raya Tahun 2020 mencapai 609.392 Jiwa. Sungai Raya merupakan
kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Kubu Raya, yaitu
mencapai 234.087 jiwa (38,41%). Adapaun kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil
adalah Kecamatan Terentang dengan jumlah penduduk mencapai 13.235 jiwa (2,17%).
Tabel 3.4.
Jumlah & Kepadatan Penduduk Kabupaten Kubu Raya Tahun 2020
Jumlah
Luas Wilayah Kepadatan
Kecamatan Penduduk
(Km2) (Jiwa/Km2)
(Jiwa)
Batu Ampar 2.002.70 35.856 18
Terentang 786.40 13.235 17
Kubu 1.211.60 42.052 35
Teluk Pakedai 291.90 20.287 70
Sungai Kakap 453.17 123.102 272
Rasau Jaya 111.07 30.346 273
Sungai Raya 929.30 234.087 252
Sungai Ambawang 726.10 83.085 114
Kuala Mandor B 473.00 27.342 58
Dari Tabel 2.5 juga terlihat data mengenai kepadatan penduduk Kabupaten Kubu Raya.
Rata-rata Kepadatan penduduk di Kabupaten Kubu Raya adalah 87 Jiwa setiap 1 Km2.
Dalam hal kepadatan tersebut terlihat adanya ketimpangan kepadatan penduduk antar
kecamatan. Kecamatan Sungai Kakap, Rasau Jaya, Sungai Raya dan Sungai Ambawang
adalah 3 Kecamatan dengan kepadatan penduduk jauh lebih padat di bandingkan
Kecamatan lain di Kabupaten Kubu Raya, melebihi 200 ribu, masing-masing mencapai
272 Jiwa, 273 Jiwa dan 252 Jiwa. Sedangkan 5 kecamatan lain yaitu Teluk Pakedai,
III - 7
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Kuala Mandor B, Kubu, Batu Ampar dan Terentang, memiliki kepadatan di bawah rata-
rata kepadatan Kabupaten dan memiliki selisih kepadatan yang sangat tinggi dibanding 3
Kecamatan terpadat tersebut di atas.
Perkembangan Penduduk
Kondisi kependudukan dari waktu ke waktu tentu mengalami perkembangan.
Perkembangan penduduk dalam hal ini umumnya dicerminkan dengan adanya laju
pertumbuhan penduduk yang ada. Laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah, selain
menggambarkan kualitas hidup masyarakat seperti natalitas (angka kelahiran) dan
mortalitas (kematian), juga menggambarkan dinamika dan pergerakan penduduk
(migrasi) masuk dan keluar daerah.
Berdasarkan data Kabupaten Kubu Raya dalam Angka Tahun 2020, maka didapatkan
data mengenai tingkat pertumbuhan penduduk, seperti tertera pada Tabel 2.6.
Berdasarkan data tersebut diperoleh gambaran mengenai pertumbuhan penduduk di
Kabupaten Kubu Raya dari waktu ke waktu. Dari Tahun 2000 hingga Tahun 2010, rata-
rata laju pertumbuhan penduduk Kubu Raya sangat tinggi mencapai 2,15 persen.
Memasuki periode Tahun 2010 hingga Tahun 2020, rata-rata laju pertumbuhan penduduk
Kubu Raya mengalami penurunan menjadi 1,91 persen.
III - 8
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tingkat Pertumbuhan
Kecamatan Penduduk - Tahun (%)
2000-2010 2010-2020
1. Batu Ampar 1.78 0.77
2. Terentang 1.66 2.58
3. Kubu 0.91 1.39
4. Teluk Pakedai 1.62 0.76
5. Sungai Kakap 2.14 1.91
6. Rasau Jaya 2.35 2.51
7. Sungai Raya 2.05 2.14
8. Sungai Ambawang 3.90 2.27
9. Kuala Mandor B 1.17 1.33
Kab. Kubu Raya 2.15 1.91
Sumber: Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka, Tahun 2021
3.1.4. Perekonomian
Tabel 3.6 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Kubu Raya atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha 2016-2020
Peranan - Tahun (%)
Lapangan Usaha
2016 2017 2018 2019 2020
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 12.65 12.38 12.07 12.04 13.05
B Pertambangan dan Penggalian 3.25 3.23 3.26 3.30 3.49
III - 9
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Pada tahun 2020 terjadi pandemi covid 19 di seluruh dunia. Tak terkecuali, Untuk
Indonesia dan khususnya Kabupaten Kubu Raya juga terkena dampak besar dari wabah
Covid 19 ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya,
perekonomian Kabupaten Kubu Raya mengalami penurunan laju pertumbuhan PDRB
sampai minus 2.43%. Tercatat ada 10 (sepuluh) sector yang mengalami penurunan yaitu;
Perdagangan dan penggalian (-0.95%), Industri Pengolahan (-0.18%), KKonstruksi (-
0.93%), Perdagangan Besar dan Eceran (-3.98%), Transportasi dan Pergudangan (-
32,46%), Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman (-11,74%), Jasa keuangan
&Asuransi (-1,16%), Jasa perusahaan (-3,21%), Pendidikan (-6,43%), dan Jasa lainnya (-
10,32%). Tiga sector yang paling terdampak lebih dari minus 10% adalah
Transportasi&Pergudangan (-32,46%), Akomodasi &Makanan Minuman (-11,72%) serta
sector jasa lainnya (-10,32%).
III - 10
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Sementara untuk 7 (sector) cenderung terjadi peningkatan pada masa pandemi Covid 19
(2020) yaitu Sektor Pertanian, kehutanan & perikanan (3,88%), Penyediaan Listrik dan
gas (16,34%), Penyediaan Air, pengolahan sampah & daur Ulang (6,89%), Informasi dan
Komunikasi (8,13%), Real estat (3,46%), Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan
Jaminan Sosial (5,35%) serta Jasa kesehatan dan kegiatan social (37,49%).
Tabel 3.7 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kubu Raya atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2016-2020
Peranan - Tahun (%)
Lapangan Usaha
2016 2017 2018 2019 2020
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.55 5.80 4.66 6.06 3.88
B Pertambangan dan Penggalian 5.72 5.06 5.96 5.75 (0.95)
C Industri Pengolahan 5.20 5.34 4.18 8.31 (0.18)
D Pengadaan Listrik dan Gas 32.29 5.08 4.18 4.93 16.34
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 6.41 7.13 2.00 9.33 6.89
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 9.58 8.93 5.50 3.13 (0.93)
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 5.32 5.61 4.97 7.09 (3.98)
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 10.55 13.66 10.38 (2.64) (32.46)
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 6.29 5.89 4.32 7.41 (11.72)
minum
J Informasi dan Komunikasi 11.02 7.44 7.67 6.24 8.13
K Jasa Keuangan dan Asuransi 8.38 6.55 6.71 2.92 (1.16)
L Real Estate 4.27 4.49 2.84 5.05 3.46
M,N Jasa Perusahaan 8.11 4.33 6.24 6.41 (3.21)
Administrasi Pemerintahan,
O 9.39 4.44 5.21 5.02 5.35
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 6.76 5.10 3.50 6.43 (6.43)
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.20 1.76 4.10 7.67 37.49
R,S,T,U Jasa Lainnya 4.25 4.86 4.07 9.04 (10.32)
PDRB 6.37 6.54 5.25 5.72 (2.43)
Sumber; PDRB Kubu Raya, BPS Tahun 2021,
III - 11
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
A. Pertanian
Kabupaten Kubu Raya di Tahun 2020 mampu memproduksi padi sebesar 110.923,77
Ton. Produksi ini dihasilkan oleh lahan pertanian seluas 36.027,60 dengan
produktifitas sebesar 3,079 Ton/Ha. Namun demikian produksi padi tersebut telah
mengalami penurunan sebesar 38,52% persen dibanding dari tahun 2014, dimana
produksinya 205.287 ton. Penurunan produksi padi disebabkan turunnya luas panen,
dari 59.945 Ha pada tahun 2014 turun menjadi 36.027,60 Ha di tahun 2020 atau turun
sebesar 39,89 persen. Oleh karena penurunan produksi disebabkan oleh penurunan
luas panen dengan proporsi yang reatif sama, maka produktivitas tanaman padi tidak
mengalami perubahan, yaitu 3,425 Ton/Ha. Data tentang luas panen, produktifitas
dan produksi Padi pada Tahun 2014-2020 dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 3.8. Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Padi Tahun 2014-2020
Kabupaten Kubu Raya
Produktifitas Produksi Padi Produksi
Tahun Luas Panen (Ha)
(Kuintal/Ha) (Ton) Beras (Ton)
2014 59.945,00 34,25 205.287,00 120.757,06
2015 52.679,00 34,25 180.428,00 106.134,12
2018 27.957,00 33,07 92.452,00 54.412,00
2019 39.017,30 29,85 116.454,98 68.538,89
2020 36.027,60 30,79 110.923,77 65.283,51
Sumber: Statistik Pertanian Tanaman Pangan, BPS Kalimantan Barat Tahun 2015-2021
Gambar 3.2. Luas Panen, Produktifitas dan Produksi Padi Tahun 2014-2020
Kabupaten Kubu Raya
Sumber: Statistik Pertanian Tanaman Pangan, BPS Kalimantan Barat Tahun 2015-2021
III - 12
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
B. Perkebunan
Berdasarkan data Kubu Raya Dalam Angka 2020, terdapat 3 (tiga) Jenis tanaman
perkebunan yang mendominasi yaitu Kelapa Sawit, Kelapa Dalam dan Karet.
Diantara ketiga komoditas tersebut, sawit merupakan tanaman perkebunan yang
memiliki produksi terbanyak, yaitu mencapai 236.293 Ton dan cenderung mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Produksi perkebunan terbanyak kedua adalah Kelapa
dalam (38.810 Ton). Untuk kelapa dalam ini produksinya relative tidak ada
peningkatan yang signifikan, bahkan dibandingkan tahun 2019 (39105 Ton) terjadi
penurunan produksi sebesar 295 Ton atau 0,75%. Tanaman perkebunan lainnya yang
mempunyai produksi terbanyak ke tiga adalah karet (15.422 Ton). Hampir sama
dengan kelapa dalam, produktifitas karet ini tidak mengalami peningkatan yang
signiifikan setiap tahunnya. Komoditas-komoditas tanaman perkebunan lainnya
seperti Kopi, Lada & Kakao memiliki jumlah produksi yang jauh lebih kecil atau jika
diperhitungkan jumlah produksinya tidak lebih dari 2,5% dari total produksi tanaman
perkebunan. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah.
III - 13
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Komoditas Kelapa Sawit jelas menjadi komoditas sangat penting, karena menjadi
tulang punggung perekonomian daerah, sebagai penghasil devisa serta penyedia
lapangan kerja dan sumber penghasilan bagi sebagian besar penduduknya.
Mencermati kondisi tersebut, tentu pengembangan sub sektor perkebunan dalam hal
ini terutama Kelapa Sawit perlu mendapat perhatian lebih serius lagi.
C. Peternakan
Berdasarkan data statistik Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka Tahun 2016-2021,
Ternak di Kabupaten Kubu Raya terbagi atas ternak besar (sapi, kerbau, babi dan
kambing) serta ternak unggas (Ayam ras, ayam buras, itik dan puyuh). Secara
keseluruhan, perkembangan ternak besar cenderung mengalami penurunan untuk
setiap tahunnya. Penurunan relative besar terjadi antara tahun 2018 dan 2019.
Sedangkan untuk ternak itik di Kabupaten Kubu Raya pernah mengalami populasi
yang relative tinggi pada Tahun 2016. Namun, terjadi penurunan yang sangat
signifikan pada tahun 2017. Pada saat ini, ternak ungags kembali mempunyai trend
menaik meskipun belum menyamai populasi ternak ungags pada tahun 2016. Data
selengkapnya mengenai populasi ternak dapat dilihat pada Tabel 2.13.
Unggas
Ayam ras (pedaging) 12.372.398 12.372.389 13.735.830 3.261.615 8.693.007
Ayam Ras (petelor) 402.744 414.183 422.865 434.180 438.753
Ayam Buras 26.110.246 2.659.021 2.650.473 22.652.806 22.697.447
Itik 61.438 66.548 66.631 49.329 49.166
Puyuh - 814 4.633 14.517 40.785
Jumlah 38.946.826 15.512.955 16.880.432 26.412.447 31.919.158
Sumber: Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka, Tahun 2021
III - 14
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
D. Perikanan
Perikanan sangat potensial untuk terus berkembang di Kabupaten Kubu Raya,
mengingat lokasi ini memiliki sumberdaya perairan yang berlimpah, yaitu sungai dan
pantai (laut). Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Kabupaten Kubu Raya
memiliki banyak sungai, baik besar maupun kecil. Demikian juga dengan potensi
perairan laut/pantai yang memanjang di bagian barat Kabupaten ini. Sumberdaya
perairan yang berlimpah ini menyebabkan sub sektor perikanan, terutama perikanan
tangkap sangat potensial sebagai penyumbang perekonomian masyarakatnya.
Berdasarkan data BPS, Kabupaten Kubu Raya 2021, Kabupaten Kubu Raya pada
tahun 2020 mempunyai produksi ikan mencapai 23.704,02 Ton atau setara dengan
Rp. 191.408.720.000,-. Produksi ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya,
namun masih jauh dibandingkan prooduksi Tahun 2015 yang mencapai 46.872 Ton.
Untuk lebih dapat dilihat pada table 2.14.
Tabel 3.11 Perkembangan Produksi Perikanan Laut di Kabupaten Kubu Raya
Tahun 2015-2020
III - 15
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
3.1.6. Kepariwisataan
Kabupaten Kubu Raya memiliki potensi sektor pariwisata yang sangat menjanjikan,
sehingga pemerintah Kabupaten Kubu Raya terlihat mulai aktif dalam mengembangkan
sektor pariwisata. Salah satunya adalah pariwisata dari sektor wisata bahari. Kabupaten
Kubu Raya memiliki Mangrove terbaik di dunia, memiliki wilayah perairan dan laut
yang sangat luas serta potensi wisata lain seperti air terjun dan wisata rohani.
Berdasarkan data Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka 2021, terdapat 18 jenis wisata
alam, 9 jenis wisata buatan serta 20 jenis wisata budaya. Selain itu, terdapat juga
penunjang pariwisata seperti hotel, restoran serta industry penunjang pariwisata. Sektor
pariwisata di Kabupaten Kubu Raya dalam tiga tahun terakhir menunjukkan
perkembangan yang positif. Indikasinya terlihat dari meningkatnya nilai tambah yang
dihasilkan dalam PDRB pada subkategori penyediaan akomodasi, baik harga berlaku
maupun harga konstan, serta bertambahnya jumlah tamu yang menginap di Kabupaten
Kubu Raya. Meskipun kontribusi subkategori penyediaan akomodasi masih sangat kecil,
namun sektor pariwisata di Kabupaten Kubu Raya masih memiliki peluang untuk terus
dikembangkan. Pada tahun 2020, banyaknya tamu yang menginap di hotel berbintang
sebanyak 19.416 orang.
A. Transportasi Jalan
Panjang Jalan di Kabupaten Kubu Raya sampai Tahun 2020 mencapai 646.173 Km.
Berdasarkan jenis permukaannya, jalan yang ada di Kabupaten Kubu Raya terdiri atas
Jalan Aspal 252.850 km (39,13%), Jalan Kerikil 10.865 km (1,68%), Jalan tanah
151.381 km (23,43%) dan jalan lainnya 231.077 Km (35,76%). Keadaan permukaan
jalan di Kabupaten Kubu Raya Tahun 2020 sebagian besar dalam kondisi baik
274.853 km (42,54%), kondisi sedang 116.724 km (18,06%), kondisi rusak dan rusak
berat masing-masing 138.877 km (21,49%) dan 115.719 km (17,91 %). Gambaran
mengenai kondisi jalan di Kabupaten Kubu Raya dapat dilihat pada Tabel 2.16.
III - 16
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Moda transportasi yang digunakan meliputi tranportasi darat, air dan udara. Lokasi
Terminal Antar Negara dan Lokasi Bandara Supadio yang menjadi sentra transportasi
darat dan udara di wilayah Kalimantan Barat terletak di Kabupaten Kubu Raya.
Tabel 3.12 Jenis dan Kondisi Jalan di Kabupaten Kubu Raya 2017-2020
Tahun (km)
No Jenis dan Kondisi Jalan %
2017 2018 2019 2020
1 Jenis Permukaan Jalan
Aspal 146.006 214.770 220.314 252.850 39,13
Kerikil 15.600 34.807 30.253 10.865 1,68
Tanah 157.146 143.329 139.053 151.381 23,43
Lainnya 327.421 253.267 257.553 231.077 35,76
JUMLAH (KM) 646.173 646.173 647.173 646.173 100,00
2 Kondisi Jalan
Baik 211.710 245.217 252.173 274.853 42,54
Sedang 212.105 183.871 182.651 116.724 18,06
Rusak 113.188 56.203 52.790 138.877 21,49
Rusak Berat 109.170 160.882 158.559 115.719 17,91
JUMLAH (KM) 646.173 646.173 646.173 646.173 100,00
Sumber : Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka 2021
B. Energi
Sumber energi yang menjadi kebutuhan utama masyarakat adalah energi listrik. Saat
ini seluruh wilayah ibukota kecamatan di Kabupaten Kubu Raya sudah mendapatkan
layanan energi listrik, namun pelayan tersebut masih sebatas di ibu kota kecamatan,
belum menjangkau hingga ke desa – desa. Untuk menyikapi hal tersebut beberapa
desa di Wilayah kecamatan Sungai Raya sudah mulai mengembangkan energi
alternatif yaitu dengan memanfaatkan tenaga surya (PLTS). Diharapkan pemanfaatan
sumber energy alternatif ini akan berkembang ke desa–desa di wilayah kecamatan
lainnya.
C. Telekomunikasi
Prasarana telekomunikasi yang disediakan pemerintah meliputi pelayanan telepon
dan pos. Pada sistem prasarana telepon, belum semua kecamatan terjangkau
pelayanan prasarana tersebut. Sentral telepon otomat (STO) yang dapat memberikan
III - 17
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
pelayanan telepon di wilayah Kabupaten Kubu Raya adalah STO Sungai Jawi, STO
Sungai Raya Dalam, STO Sungai Raya, namun demikian, keterbatasan telepon
tersebut sebagian dapat diatasi dengan adanya pelayanan telepon seluler (HP) yang
dikembangkan oleh pihak swasta, sampai saat ini di seluruh kecamatan di Kabupaten
Kubu Raya sudah dapat menikmati jaringan telepon seluler (HP) tersebut, sedangkan
untuk pelayanan pos, semua ibukota kecamatan telah mendapatkan pelayanan pos,
namun belum semua pusat permukiman potensial terjangkau pelayanan pos dan giro.
D. Listrik
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan penting bagi rumah tangga maupun
industri, baik untuk penerangan maupun sebagai penunjang berbagai peralatan
elektronik dan mesin-mesin. Adanya jumlah pemakai listrik yang terus meningkat,
maka akan mendorong peningkatan produksi listrik.
Berdasarkan data PT. PLN (Persero) wilayah V ranting Rasau Jaya pada tahun 2016,
banyaknya produksi listrik yang dihasilkan adalah sebesar 4.519.843 KWH dengan
jumlah daya tersambung sebesar 26.802.227 VA. Adapun jumlah pelanggan untuk
tahun 2016 sebanyak 38.222 pelanggan, naik 5,97 persen dibandingkan tahun 2015.
E. Air Minum
Ketersediaan air bersih sangat penting dan harus menjadi perhatian pemerintah. Air
bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk baik untuk memasak,
minum, maupun mencuci atau mandi. Bagi daerah Kabupaten Kubu Raya, khususnya
di pedalaman, penggunaan air bersih masih secara tradisional bersumber dari
sungai/danau dan air hujan. Atau di sebagian kecamatan air bersih dikelola sebagai
komoditas industri oleh PDAM. Total air bersih/ air minum yang disalurkan pada
tahun 2020 mencapai 1.714.142 M3 dengan 14.871 pelanggan. Sebagian besar
konsumen PDAM di Kabupaten Kubu Raya tahun 2020 adalah rumah ruko dengan
jumlah air bersih yang disalurkan mencapai 1.463.455 M3. Sedangkan pemakaian
terkecil air bersih adalah WC Umum sebesar 1.147 M3.
III - 18
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
3.1.8. Ketransmigrasian
III - 19
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
III - 20
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
dengan asal transmigrasi dari penduduk setempat 50 KK dan dari daerah asal
sebanyak 100 KK.
8. Pada Tahun 2012, Target penempatan transmigran pada UPT Permata Kecamatan
Terentang sebanyak 300 KK dan terealisasi sebanyak 300 KK (1.138 Jiwa) dengan
asal transmigrasi dari penduduk setempat 176 KK dan dari daerah asal sebanyak 124
KK.
9. Pada Tahun 2012, Target penempatan transmigran pada UPT Teluk Pakedai Hulu
Kecamatan Teluk Pakedai sebanyak 100 KK dan terealisasi sebanyak 100 KK (414
Jiwa) dengan asal transmigrasi dari penduduk setempat 50 KK dan dari daerah asal
sebanyak 50 KK.
10. Pada Tahun 2012, Target penempatan transmigran pada UPT Sungai Bulan
Kecamatan Sungai Raya sebanyak 100 KK dan terealisasi sebanyak 100 KK (362
Jiwa) dengan asal transmigrasi dari penduduk setempat 50 KK dan dari daerah asal
sebanyak 50 KK.
11. Pada Tahun 2013, Target penempatan transmigran pada UPT Radak Satu SP 2
Kecamatan Terentang sebanyak 100 KK dan terealisasi sebanyak 100 KK (355 Jiwa)
dengan asal transmigrasi dari penduduk setempat 54 KK dan dari daerah asal
sebanyak 46 KK.
12. Pada Tahun 2014, Target penempatan transmigran pada UPT Sungai Bulan
Kecamatan Sungai Raya sebanyak 40 KK dan terealisasi sebanyak 40 KK (127 Jiwa)
dengan asal transmigrasi dari penduduk setempat 10 KK dan dari daerah asal
sebanyak 30 KK.
III - 21
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
REALISASI
Tahun
TARGET
No Penempa Lokasi
(KK) Jumlah Jumlah
tan TPS TPA
(KK) (jiwa)
Radak Dua SP-1,
1 2006 130 472
Kec. Terentang 130 45 85
Radak Dua SP-1,
2 2007 69 243
Kec. Terentang 70 34 35
Radak Dua SP-2,
3 2007 160 642
Kec. Terentang 175 85 75
Radak Dua SP-2,
4 2009 100 1029
Kec. Terentang 100 40 60
Terentang Hulu,
5 2010 100 364
Terentang 100 50 50
Sungai Bulan,
6 2010 100 355
Kec. S.Raya 100 50 50
Terentang Hulu,
7 2011 150 558
Kec. Terentang 150 50 100
Permata, Kec.
8 2012 300 1138
Terentang 300 176 124
T. Pakedai
9 2012 Hulu,Kec.
T.Pakedai 100 50 50 100 414
Sungai Bulan,
10 2012 100 362
Kec. S.Raya 100 50 50
Radak Dua SP-2,
11 2013 100 355
Kec. Terentang 100 54 46
Sungai Bulan,
12 2014 40 127
Kec. S.Raya 40 10 30
Jumlah 1465 694 755 1449 6059
Sumber : Data dan Informasi Disnakertrans Kab. Kubu Raya, 2021
III - 22
III - 23
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Secara geografis RKT Terentang terletak di antara koordinat 00009’ – 00030’ LS dan
109028’ – 109045,29” BT. RKT Terentang dengan luas 63,959,94 Ha terletak di sebelah
tenggara Kota Sungai Raya (Ibukota Kabupaten Kubu Raya) dan dapat dicapai dengan
menggunakan transportasi darat dan sungai.
Kawasan Perencanaan dapat dicapai dari Kota Sungai Raya dengan menggunakan
transportasi darat dan transportasi air. Jenis sarana yang dapat digunakan, jarak dan waktu
tempuh untuk mencapai Kawasan Perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
III - 24
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel : 3.15 Pencapaian Ke Kawasan Perencanaan Dari Kota Pontianak
Route Sarana Jarak (Km) Waktu Ket.
Tempuh
Pontianak – Terentang Motor Air 100 4 jam S. Kapuas
Pontianak – Terentang Speed Boat 100 1,5 jam S. Kapuas
Bentukan alam di permukaan bumi terdiri dari berbagai macam dengan keadaan dan ciri
serta sifat-sifat yang berbeda-beda, tergantung proses pembentukan dan evolusinya.
Bentukan alam tersebut, yang selanjutnya dinamakan landform, sangat erat kaitannya
dengan keadaan dan sifat-sifat geologi, stratigrafi, litologi, iklim, jasad hidup (biosfir),
dan relief (topografi), serta menentukan keadaan tanah di atasnya.
Berdasarkan Peta Tanah Lembar Tayan dan Lembar Pontianak Kalimantan Barat (PPT,
2004) di kawasan perencanaan dijumpai tiga jenis type bentuk lahan yaitu :
a. Landform Aluvial
Landform Aluvial adalah landform muda yang terbentuk dari proses aluvial (aktifitas
sungau) maupun koluvial (grafitasi) ataupun gabungan dari proses fluvial dan
koluvial. Khusus di daerah studi, landform ini lebih dominan terbentuk melalui proses
aktivitas sungai, yang tebentuk di sepanjang tepi Sungai Kapuas dan Sungai
Terentang. Bentuk wilayah pada landform ini adalah datar dengan lereng 0 – 3%.
III - 25
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
b. Landform Gambut
Landform Gambut adalah landform yang terbentuk di daerah rawa dengan akumulasi
bahan organik yang cukup tebal. Di daerah studi, landform ini dijumpai daerah
pedalaman yang terletak di selatan Sungai Kapuas. Bentuk wilayah pada landform ini
juga datar dengan lereng 0 – 3%.
c. Landform Angkatan
Landform angkatan adalah landform yang terbentuk sebagai akibat berlangsungnya
proses pengangkatan karena adanya gaya endogen/hipogen. Di daerah studi, landform
ini dijumpai dengan luasan yang kecil, dengan bentuk wilayah bergelombang dengan
lereng 8 – 15%.
Pada umumnya permukaan air tanah (watertable) di wilayah ini sangat dangkal. Pada
wilayah dengan fisiografi gambut (rawa belakang) dari sungai Kapuas serta belum
terdapat saluran drainase umumnya tergenang dengan tinggi genangan antara 5
hingga 20 cm. Pada wilayah tanggul sungai serta wilayah yang telah dibuat saluran
drainase, permukaan air tanah sekitar 2 hingga 45 cm di bawah permukaan tanah.
Hasil pengamatan di wilayah Desa Radak I dan Radak II yang telah dibuat saluran
sekunder dan tersier menunjukkan bahwa permukaan air tanah berkisar 5 hingga 30
cm dengan rata-rata 20 cm dari permukaan tanah. Dimensi saluran tersier di wilayah
III - 26
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
ini adalah lebar 3 m, dalam sekitar 3 m dan jarak antar saluran 200 m dan jarak antar
saluran 200 m. Pada areal yang saluran tersiernya tidak terpelihara terlihat bahwa
permukaan air tanah sekitar 5 cm di bawah permukaan tanah hingga tergenang sekitar
5 cm. Di daerah Desa Sungai Dungun yang saluran sekundernya sudah mengalami
pendangkalan, dimensi saluran tersiernya lebar 3 m, dalam 3 m dan jarak antar saluran
400 m serta kurang terpelihara, sehingga terjadi banjir di wilayah tersebut dan tidak
dapat ditanami. Dengan demikian genangan merupakan pembatas utama
pengembangan lahan di wilayah ini dan saluran drainase merupakan masukan kunci
yang diperlukan.
Kondisi ketersediaan air permukaan maupun air tanah dangkal terlihat sangat
mencukupi sebagai sumber air bersih, namun kualitas tidak memenuhi persyaratan.
Hasil analisis laboratorium sampel air yang diambil di saluran maupun sumur dangkal
menunjukkan bahwa tidak memenuhi persyaratan sebagai air bersih, walaupun masih
memenuhi persyaratan sebagai sumber air pertanian.
Berdasarkan Peta Geologi Kalimantan Barat, daerah studi terletak di atas formasi
batuan sedimen kuarter. Namun, dengan proses alam yang ada, formasi batuan ini
tampaknya tidak secara langsung menjadi bahan induk tanah yang terbentuk di
atasnya. Pada daerah cekungan khususnya, formasi batuan ini telah tertutup oleh
III - 27
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
timbunan bahan organik yang selanjutnya menjadi bahan induk tanah Gambut di
atasnya.
B. Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah yang digunakan dalam studi ini adalah sistem Tasonoi Tanah
(USDA, 1998). Selanjutnya, ditetapkan pula nama padanannya menurut sistem
klasifikasi tanah LPT (1983) dan FAO-UNESCO (1985). Berdasarkan data deskripsi
III - 28
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
profil dan ditunjang oleh data boring, dilokasi studi diketemukan 4 macam tanah (sub-
group), seperti pada tabel berikut ini.
3.2.2.4 Vegetasi
III - 29
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
itu vegetasi juga berfungsi sebagai buffer/penyaring polusi dari kegiatan budidaya non
pertanian.
Berdasarkan data curah hujan selama 10 tahun terakhir, wilayah Terentang termasuk ke
dalam Zone Agroklimat B1. Wilayah ini memiliki bulan basah (bulan dengan curah hujan
> 200 mm) berturut-turut selama 7-9 bulan dan tanpa adanya bulan kering (< 100 mm).
Rata-rata data iklim bulanan yang diambil dari stasiun meteorologi Supadio disajikan
pada tabel berikut.
Dari tabel di atas terlihat bahwa wilayah kawasan Terentang memiliki suhu rata-rata per bulan
sebesar 26,60C, suhu maksimum rata-rata sebesar 320C dan suhu minimum rata-rata sebesar
22,50C. Kelembaban relatif maksimum terjadi pada bulan Nopember sebesar 87,1% dan
III - 30
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
minimum pada bulan Agustus sebesar 82,4%. Kecepatan angin berkisar antara 7,9 – 8,9 km/jam
dan penyinaran matahari berkisar antara 40,0 – 63,5% atau rata-rata sebesar 52,2 %.
III - 31
III - 32
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Status hutan di daerah studi dapat dibedakan dalam 3 jenis, yaitu Areal Penggunaan
Lahan (APL), Hutan Produksi (HP), dan Hutan Lindung (HL). Areal survei dalam studi
ini secara khusus starus hutannya adalah Areal Penggunaan Lain (APL). Sedangkan
daerah studi di luar daerah survei, status hutannya terdiri dari Hutan Produksi (HP) dan
Hutan Lindung (HL). Di dalam Areal Penggunaan Lain (APL) sendiri terdapat banyak
jenis penggunaan lahan diantaranya Pemukiman Penduduk, Sawah/Ladang, Kebun
(Karet/Lada), Semak-semak, dan Belukar.
Di Desa Terentang Hilir dan Terentang Hulu, penggunaan lahan untuk pemukiman,
sawah/ladang, dan kebun umumnya dijumpai di tepi-tepi Sungai Terentang.
Di Desa Radak I, Radak II, Sungai Dungun, Teluk Empening, dan Teluk Bayur pola
pemukiman penduduk sudah mengelompok, demikian pula pola penggunaan lahan untuk
Sawah/Ladang.
3.2.4 Kependudukan
Berdasarkan BPS Kabupaten Kubu Raya, 2021, Jumlah penduduk Kawasan Perencanaan
tahun 2019 tercatat sebanyak 26.371 jiwa. Jumlah penduduk tersebut tersebar di 10 desa
di Kecamatan Terentang dan 2 Desa di Kecamatan Sungai Raya. Untuk lebih jelasnya
mengenai jumlah penduduk pada Tahun 2015-2019 di RKT terentang dapat dilihat pada
table dibawah ini.
Sumber: Kecamatan Sungai Raya dan Terentang Dalam Angka Tahun 2015 s/d Tahun 2021
III - 33
III - 34
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
3.2.6 Perekonomian
III - 35
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
(SIUP) sejumlah 13 perusahaan. Perusahaan perdagangan dengan jumlah SIUP terbesar
dimiliki oleh jenis pedagang Besar sejumlah 8 usaha. Adapun jumlah Perusahaan Dagang
berdasarkan bentuk perusahaan di Kecamatan Terentang pada Tahun 2018 tercatat
sejumlah 13 usaha. Sebagian besar desa yang ada di Kecamatan terentang juga telah
memiliki Badan Usaha Desa (BUMdes), pada tahun 2018 tercatat telah ada 8 dari 10 desa
yang memiliki BUMDes.
Beberapa sarana ekonomi tersebar di setiap desa di Kecamatan Terentang. Dari data
statistis BPS 2021 terdapat 1 pasar, 43 warung, 59 toko sembako, 2 restauran dan 25 kedai
makan.
Pengembangan usaha koperasi memiliki kendala utama yang bersifat internal, yaitu
kualitas sumber daya manusia yang masih rendah. Kendala internal ini menimbulkan
kendala lain yang lebih spesifik, yaitu kelemahan dalam permodalan. Sebagaimana
diketahui modal secara anatomi adalah sebagai darahyang akan mendorong sumberdaya
ekonomilainnya dalam kegiatan usaha. Oleh karena itu, pengembangan permodalan oleh
koperasi harus diprioritaskan, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar koperasi.
Sektor Pertanian
Sebagian besar penduduk Kecamatan Terentang bergerak dalam bidang pertanian.
Kondisi pertanian di Kecamatan terentang sudah cukup berkembang. Beberapa kegiatan
pertanian di Kecamatan terentang adalah Pertanian tanaman pangan, Holtikultura,
Perkebunan, dan Peternakan.
Luas Panen padi pada tahun 2015 adalah 1.283 Hektar dengan produksi 3.709,49 Kwintal,
total produksi ini diperoleh sepenuhnya dari tanaman padi sawah. Tanaman palawija
selama tahun 2015 menghasilkan produksi 329,98 Kwintal dari luas panen total 45 hektar.
Jenis tanaman sayur dan buah semusim yang menjadi komoditas utama Kecamatan
Terentang pada tahun 2018 adalah sawi, Ketimun, dan Kacang Panjang. Produksi
Ketimun pada tahun 2018 sebesar 18 kuintal, luas panen sebesar 13 hektar dengan
demikian produktivitasnya mencapai 13,85 kuintal/hektar. Selanjutnya untuk komoditi
Kacang Panjang memiliki produksi 12,8 kuintal, luas panen 13 hektar dan produktivitas
III - 36
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
9,83 kuintal per hektar sedangkan komoditi sawi memiliki produksi 21 kuintal, luas panen
14 hektar dan produktivitas 15 kuintal per hektar.
Tabel 3.20 Luas Panen, produksi Tanaman Padi dan Palawija di Kecamatan
Terentang Tahun 2015
Rata-rata
Luas Panen
No Jenis Tanaman Produksi Produksi (Kw)
(Ha)
(Kw/Ha)
1. Padi sawah 1283 28.91 3.708,49
2. Palawija 45 237,14 329,98
Ubi Kayu 13 145,10 188,63
Ubi Jalar 17 74,42 126,51
Kacang Tanah 11 11,13 12,24
Kedelai 4 6,50 2,60
Sumber : Kecamatan Terentang Dalam Angka, 2020
Sektor Perkebunan
Berdasarkan data tahun 2017 yang diperoleh dari Dinas Ketahanan Pangan, Perkebunan
dan Peternakan Kabupaten Kubu Raya, tanaman perkebunan yang diusahakan di
Kecamatan terentang antara lain karet, Kelapa Sawit, Kelapa dalam, Kakao, lada dan
kopi. Produksi tanaman kelapa sawit sebanyak 6 220 ton, dengan jumlah petani sebanyak
20 orang, produksi Karet sebanyak 411ton dengan jumlah petani 369 orang, produksi
anaman lada sebanyak 17 ton dengan jumlah petani 429 orang sedangkan produksi
tanaman kopi 43 ton dengan jumlah petani 73 orang.
Tabel 3.21 Luas Panen, Produksi dan Jumlah Petani Perkebunan di Kecamatan
Terentang Tahun 2017
Luas Area
Menurut Jumlah Jumlah petani
No Komoditi
Komposisi Produksi (Ton) (KK)
Tanaman (Ha)
1. Karet 771 411 369
2. Kelapa Dalam 145 23 176
3. Kelapa sawit 6.110 6.220 20
4. Kakao 15 1 30
5. Lada 34 17 429
6. Kopi 114 43 73
Sumber : Kecamatan Terentang Dalam Angka, 2020
III - 37
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
III - 38
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Sarana Ekonomi
Sarana perekonomian di Kawasan Terentang meliputi usaha perdagangan dan koperasi.
Usaha perdagangan yang ada di kawasan ini tergolong usaha kecil dan yang memiliki izin
sebanyak 36 unit. Usaha perdagangan tersebut terbanyak berlokasi di Desa Sungai Radak
I dan II. Di samping usaha perdagangan, di Kawasan perencanaan telah berkembang 8
unit Koperasi (5 unit KUD, 1 KPN 3 dan 1 unit koperasi lainnya).
III - 39
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 3.25 Banyaknya Sarana/ Prasarna Perekonomian di Kec. Terentang Tahun
2017
Pasar
Toko Toko Resto Jum
No Desa Pertokoan semi Warung
kelontong Sembako ran lah
permanen
1 Sungai Dungun 8 8 16
2 Terentang Hulu - 6 6
3. Teluk Bayur - 4 4
4. Teluk Empening 2 2 4
5. Terentang Hilir - 4 4
6. Sungai Radak 1 1 1 - 7 9
7. Sungai Radak 2 25 8 15 48
8. Permata 5 7 1 1 14
9. Betuah 5 5 10
10 Radak baru 8 8 16
Jumlah 1 1 43 59 1 16 131
Sumber : Kecamatan Terentang Dalam Angka, BPS, 2020
Dari keragaan prasarana perekonomian tersebut belum terlihat adanya prasarana yang
secara khusus mewadai pemasaran hasil pertanian baik hasil pertanian tanaman pangan
maupun perkebunan. Untuk mengembangkan kawasan kedepan perlu diperhatikan
pengembangan prasarana perekonomian yang lebih memadai.
III - 40
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 3.26 Panjang Jalan menurut Permukaan di Kec. Terentang Tahun 2017
Kerikil/
No Desa Aspal Tanah
Diperkeras
1 Sungai Dungun 10 15
2 Terentang Hulu 10 15
3. Teluk Bayur 14 14
4. Teluk Empening 7 5 11
5. Terentang Hilir 2 12 12
6. Sungai Radak 1 10 2
7. Sungai Radak 2 10 -
8. Permata 1 6 20
9. Betuah 3 20
10 Radak baru 5 1
Jumlah 10 85 109
Sumber : Kecamatan Terentang Dalam Angka, BPS, 2020
Komunikasi
Sarana komunikasi yang digunakan sebagian besar masyarakat di Kecamatan Terentang
adalah telepon seluler. Kelancaran komunikasi sangat tergantung dengan keberadaan
sinyal seluler yang disediakan oleh provider telekomunikasi.
Selama tahun 2019 terdapat penambahan Base Transceiver Station (BTS) di wilayah
kecamatan Terentang, dimana saat ini telah terdapat 6 BTS di wilayah kecamatan
terentang yang pada tahun 2017 hanya terdapat 5 BTS.
Dengan penambahan BTS ini maka terdapat peningkatan kualitas sinyal disebagian desa
dan juga terdapat peningkatan kualitas jaringan dari yang sebelumnya hanya
2,5G/E/GPRS menjadi 3G/H/H+/EVDO.
Selama tahun 2018 kantor Pos Pembantu Kecamatan terentang telah mengirim 866 surat
dan menerima 1 496 surat. selain surat kantor pos pembantu Kecamatan Terentang juga
menyediakan layanan pengiriman dan penerimaan wesel pos. selama tahun 2018 terdapat
1 528 weselpos yang dikirim dan 911 weselpos diterima. sedang untuk paket pos, Kantor
III - 41
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Pos Pembantu Kecamatan Terentang telah menerima 348 Paket pos dengan total berat
548 KG
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga maupun industri, baik untuk
penerangan maupun sebagai penunjang berbagai peralatan elektronik dan mesin-mesin.
Jumlah Pelanggan perusahaan Listrik Negara (PLN. PT) di kecamatan terentang terus
mengami peningkatan dari 1.159 Pelanggan pada akhir tahun 2015 meningkat menjadi
1.932 pada akhir tahun 2019. Pelanggan listrik PLN di Kecamatan terentang terbagi
menjadi beberapa golongan yaitu:
1. Bisnis,
2. Pemerintah,
3. Rumah Tanga dan
4. Sosial.
Dari golongan pelanggan tersebut golongan rumah tangga merupakan golongan dengan
pelanggan terbanyak yaitu sebanyak 1.853, sedangkan pemerintah merupakan kelompok
pelanggan dengan jumlah paling sedikit yaitu 10 pelanggan. Bila dikelompokkan menurut
daya terpasang makan jumlah pelanggan dengan daya terpasang 450 VA merupakan
kelompok pelanggan terbesar dengan jumlah 1.303 pelanggan.
III - 42
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB 4
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN
RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI (RKT) TERENTANG
KABUPATEN KUBU RAYA
Demikian pula RKT terentang Kabupaten Kubu Raya dalam proses penyusunannya harus
terintegrasi dengan kawasan-kawasan baik pedesaan maupun perkotaan yang terdapat di
wilayah Kabupaten Kubu Raya. Hal tersebut sebagai dasar dalam penyusunan rencana
pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi di wilayah tersebut menjadi
suatu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah, baik sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kubu Raya .
Konsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang dalam hal ini RKT
Terentang Kabupaten Kubu Raya, digunakan dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan
antar-dokumen tata ruang tetap sinergis dan tidak saling bertentangan karena dokumen
tata ruang yang berlaku pada lingkup mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari
rencana tata ruang yang berlaku pada wilayah yang lebih makro.
IV - 1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 10 Tahun 2014 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014-2034, ditetapkan
bahwa Tujuan Penataan Ruang Penataan ruang wilayah Provinsi bertujuan untuk
mewujudkan ruang wilayah Provinsi Kalimantan Barat yang aman, produktif, seimbang,
terpadu, berkelanjutan, dan berkeadilan melalui pengembangan wilayah berbasis pada
agribisnis, industri, dan pariwisata yang mengakomodasi kearifan lokal untuk
meningkatkan daya saing daerah dan kesejahteraan masyarakat, dengan pengembangan
kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan negara.
Adapun kebijakan penataan ruang wilayah Provinsi meliputi:
a. pengembangan fungsi dan peningkatan peran dari pusat-pusat kegiatan dan/atau
kawasan strategis baik dalam lingkup internal maupun eksternal dengan memacu
pengembangan sistem jaringan prasarana intra-wilayah dan antar-wilayah secara
terpadu;
b. pengembangan sistem infrastruktur terpadu dan berhierarki untuk mendukung
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan, perkembangan antar-bagian wilayah, serta
pengembangan kawasan strategis;
c. pemantapan perwujudan kawasan berfungsi lindung untuk kelestarian lingkungan;
d. pengembangan sektor unggulan agribisnis, industri, dan pariwisata sebagai pendorong
peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi wilayah yang didukung dengan
perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan;
e. pengembangan kawasan budidaya yang terpadu sesuai daya dukung dan daya tampung
lingkungan;
f. pengembangan kawasan perbatasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan serta
peningkatan kesejahteraan masyarakat; dan
g. pengembangan kawasan berbasis mitigasi bencana, kearifan lokal, adaptasi terhadap
dampak perubahan iklim, serta pencegahan dan penyelesaian konflik pemanfaatan
ruang.
Dalam rencana struktur ruang Provinsi Kalimantan Barat, fungsi dan peranan di
Kabupaten Kubu Raya adalah sebagai PKL, yaitu Pusat Kegiatan Lokal yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan saja. PKL
IV - 2
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
terdapat di Perkotaan Sungai Kakap, Rasau Jaya, Kubu, dan Batu Ampar.
Namun demikian dilihat secara geografis Kabupaten Kubu Raya mempunyai lokasi
strategis yang berbatasan langsung dengan Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi.
Dimana Kota Pontianak memiliki fungsi dan peran sebagai PKN (Pusat Kegiatan
Nasional), sehingga Kota Pontianak menjadi pintu gerbang ke kawasan-kawasan
internasional (khususnya ASEAN) dan menjadi pendorong bagi daerah di sekitarnya.
Sebagai Pusat Kegiatan Nasional fungsi dan peran kota Pontianak dalam konstelasinya
terhadap wilayah regional yaitu sebagai pusat perdagangan dan jasa serta sebagai pintu
masuk dan keluar baik barang maupun orang ke wilayah propinsi Kalimantan Barat.
Kawasan Pontianak sekitarnya dalam RTRW Provinsi Kalimantan Barat ditetapkan pula
sebagai Kawasan Andalan dengan sektor unggulan pertanian, perikanan, industri, dan
pariwisata. Sebagai wilayah hinterland kawasan Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya
memiliki peran penting dalam mendukung dinamika Metropolitan maupun Kawasan
Andalan Pontianak baik dari aspek fisik maupun sosial ekonomi, sehingga tatanan
kekotaan pada masa yang akan datang ditentukan oleh bentuk proses dan dampak
perkembangan yang terjadi pada wilayah Kabupaten Kubu Raya ini. Transformasi yang
bersifat fisik dan sosial akan terus mengiringi wilayah ini akibat dari pergeseran
IV - 3
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Oleh karena itu dalam pertumbuhan dan perkembangan kabupaten kubu raya kedepan,
untuk mendukung terwujudnya metropolitan dan kawasan andalan Pontianak, tidak
menutup kemungkingan fungsi dan peranan pekotaan di kubu raya selain berfungsi
sebagai PKL yang berperan melayani wilayah tingkat lokal, juga dapat meningkat untuk
pelayanan yang bersifat regional maupun nasional.
Dalam lingkup regional Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Kubu Raya memiliki
fungsi sebagai daerah pengumpul hasil produksi pertanian, perkebunan dan perikanan
serta sebagai daerah utama distribusi kebutuhan bahan pokok untuk kawasan Pontianak
sekitarnya.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kubu Raya No 7 Tahun 2017 Tentang RTRW
Kabupaten Kubu Raya Tahun 2016-2036, rencana struktur ruang wilayahnya memiliki 1
Kawasan PKN (Kawasan Metropolitan Pontianak), 4 PKL (Pusat Kegiatan Lokal, 4 PPK
(Pusat Pelayanan Kawasan) dan 4 PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan). Penetapan sistem
pusat-pusat kegiatan ini pada dasar sudah sinkron dengan arahan struktur ruang dalam
RTRW Provinsi Kalimantan Barat.
Kecamatan Terentang dalam sistem pusat kegiatan Kabupaten Kubu Raya berperan
sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Dengan demikian
IV - 4
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Kawasan transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya diharap akan menjadi satu
kesatuan wilayah pengembangan ekonomi yang memiliki keterkaitan yang kuat antar
bagian wilayah, antar pusat-pusat kegiatan secara berjenjang didalam kawasan yang
muaranya adalah untuk menghasilkan daya saing daerah.
IV - 5
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
IV - 6
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Sebagaimana diketahui bahwa Kabupaten Kubu Raya memiliki posisi yang sangat
strategis, yakni sebagai hinterland bagi Kota Pontianak. Kota Pontianak ini ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), yaitu Kawasan Pontianak Metropolitan Area
(PMA) pada RTRW Nasional tahun 2008-2028. Kondisi tersebut memberikan manfaat
bagi perkembangan perekonomian Kabupaten Kubu Raya, terutama sektor perdagangan
dan jasa, seperti hotel, restoran, dan properti. Kubu Raya juga merupakan pintu gerbang
Provinsi Kalbar karena terdapat Bandara Internasional Supadio Kubu Raya, Terminal
Antar Lintas Batas Negara (ALBN) Ambawang, dan Pelabuhan Kawasan Terpadu
Mandiri Rasau Jaya. terdapat pula fasilitas strategis nasional lain, seperti pangkalan TNI
AU dan markas Kodam Tanjungpura XII. Kehadiran semua fasilitas itu menunjang bagi
pengembangan kawasan transmigrasi di Kabupaten Kubu Raya.
1) Ada sistem hirarki permukiman yang meliputi SP/Desa, SKP atau Desa Utama dan
adanya Kota/Kecamatan sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi
2) Ada Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) yang Terbentuk secara SKP, teraglomerasi
dan didukung dengan sistem jaringan jalan untuk mendukung kegiatan ekonomi.
3) Adanya suatu kawasan yang mempunyai potensi sumberdaya alam (SDA),
Sumberdaya Manusia (SDM) dan Sumberdaya Ekonomi (SDE).
4) Adanya kebutuhan lapangan (Need Assesment) yang perlu ditangani secara terpadu
dan terencana dengan lintas sektor terkait.
5) Kebijakan Daerah yang meliputi :
a) Arahan pengembangan kegiatan usaha ekonomi, pusat-pusat pertumbuhan yang
terintegrasi dengan RTRWP/K.
b) Arahan pembangunan permukiman transmigrasi yang dapat berperan mendukung
pertumbuhan ekonomi maka perlu diupayakan pengembangan komoditas pertanian
yang memiliki keunggulan komparatif.
IV - 7
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
IV - 8
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Arah kebijakan utama pembangunan wilayah Kabupaten Kubu Raya difokuskan untuk
mempercepat pemerataan pembangunan antar wilayah. Oleh karena itu, diperlukan arah
pengembangan pemanfaatan ruang wilayah yang dapat mendorong transformasi dan
akselerasi pembangunan Kawasan Transmigrasi Terentang. Arahan pemanfaatan ruang
dapat memberikan informasi tentang lahan yang berpotensi dikembangkan untuk
berbagai penggunaan berdasarkan telaahan ilmiah dengan mempertimbangkan
pengalokasian ruang pada kawasan Transmigrasi Terentang. Adapun arahan Pola
IV - 9
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
IV - 10
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Transmigrasi. Dari pengertian ini diketahui bahwa fokus dari lingkup kajian perencanaan
adalah pada Kawasan Transmigrasi.
Mengacu pada pengertian Kawasan Transmigrasi tersebut di atas, maka RKT terdiri dari
dua tipologi yaitu; tipologi WPT dan tipologi LPT, dimana;
1. WPT adalah wilayah potensial yang ditetapkan sebagai pengembangan permukiman
transmigrasi yang terdiri atas beberapa satuan kawasan pengembangan yang salah
satu di antaranya direncanakan untuk mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah baru
sebagai kawasan perkotaan baru sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
2. LPT adalah lokasi potensial yang ditetapkan sebagai permukiman transmigrasi untuk
mendukung pusat pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang sedang
berkembang sebagai kawasan perkotaan baru sesuai dengan rencana tata ruang
wilayah
Kabupaten Kubu Raya di Kalimantan Barat adalah salah satu tujuan transmigrasi sejak
desa-desa pertama dibuka pada 1956, dan seperti juga di daerah lain, pertanian menjadi
sektor utama pengembangan. Kabupaten Kubu Raya memiliki luas kawasan transmigrasi
yang relatif besar di Kalimantan Barat dengan 31 desa transmigrasi di Kubu
Raya. Kawasan Transmigrasi ini sebagai aset untuk memperkuat sektor pangan di
Kabupaten Kubu Raya. Hingga saat ini terdapat dua kawasan transmigrasi di Kabupaten
Kubu Raya yaitu KTM Rasau Jaya dan Kawasan Transmigrasi di Kecamatan Terentang.
IV - 11
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
tersebut relatif cukup baik, dan secara umum lokasi yang dicadangkan sebagai
kawasan transmigrasi di wilayah tersebut sangat mendukung bagi pengembangan
transmigrasi.
Sebagaimana telah dijelaskan pula pada pembahasan sub-bab di atas, bahwa
berdasarkan RTRW Kabupaten Kubu Raya dalam rencana struktur ruang menetapkan
Kecamatan Tarentang sebagai Pusat PPK (Pusat Pelayanan Kawasan), artinya
dipersiapkan sebagai pusat pertumbuhan baru yang diharapkan mampu melayanai
skala kecamatan atau beberapa desa.
Untuk membentuk suatu kesatuan kawasan yang dapat bersinergi secara kuat baik
secara internal maupun eksternal guna mendukung pertumbuhan sosial ekonomi
kawasan, maka keberadaan sistem prasarana utama wilayah yang akan menopang
IV - 12
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
tingkat pelayanan dan pergerakan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi
deliniasi kawasan transmigrasi.
Prasarana utama wilayah yaitu jaringan jalan, yang akan memegang peran penting bagi
perkembangan dan pertumbuhan Kawasan Transmigrasi Terentang diantaranya
adalah:
1) Jalan-jalan Lokal yang menghubungkan ibukota Kecamatan dan desa.
2) Pengembangan jalan lingkungan dalam kawasan yang menghubungkan antar SP.
Analisis ini dibutuhkan sebagai pengenal karakteristik fisik suatu kawasan guna menelaah
kemampuan dan kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan dapat digunakan secara
optimal dengan mempertimbangkan keseimbangan ekosistem. Keluaran dari hasil
analisis akan menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam penyusunan rencana tata
ruang maupun rencana pengembangan setiap aspek secara spasial yang selanjutnya akan
dilakukan rumusan kendala dan potensi apa saja atau faktor yang akan dipertimbangkan
pengembangan kedepannya terutama untuk RKT Terentang.
IV - 13
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Berdasarkan hasil deliniasi wilayah RKT Terentang secara administrasi terdiri dari 10
desa di Kecamatan Terentang dan 2 desa yaitu Desa Sungai Asam termasuk wilayah
Kecamatan Sungai Raya. Desa-desa RKT Terentang terdiri dari 4 desa definitif dari
program transmigrasi dan 6 desa setempat. 4 desa definitif yang berkembang dari SP
Transmigrasi: Desa Sungai Dungun, Desa Sungai Radak I dan Desa Sungai Radak II.
Kemiringan lereng merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap karakteristik
suatu lahan. Tingkat kemiringan lereng akan mempengaruhi laju aliran air permukaan
(run off) dan laju infiltrasi. Secara umum RKT Terentang mempunyai tofografi datar
dengan kemiringan 0% – 2% dan terhampar di hampir seluruh kawasan.
Lahan dengan bentuk topografi datar (kemiringan lereng < 8%) merupakan lahan yang
sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya, baik bagi peruntukkan
permukiman maupun untuk kegiatan pertanian (budidaya tanaman pangan, sayuran,
buah-buahan, tanaman tanaman perkebunan, kegiatan peternakan, dan perikanan).
IV - 14
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Namun demikian, terdapat beberapa kendala yang terjadi di wilayah dengan kemiringan
datar yaitu lambatnya laju aliran air sungai dan aliran pada saluran drainase di wilayah
tersebut. Apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi dan waktu yang relatif lama
sering terjadi genangan dan banjir. Selain itu banyak lahan yang dipengaruhi oleh pasang
surut air sungai Kapuas besar, sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Terentang.
Dengan kondisi drainase yang buruk sering terjadi genangan baik secara berkala ataupun
permanen. Kondisi lahan yang selalu tergenang dengan drainase yang buruk berdampak
negatif terhadap sifat fisik dan kimia tanah diantaranya tingkat kemasaman tanah yang
tinggi, tingkat pelapukan bahan organik yang rendah, dan tingkat ketersediaan beberapa
unsur hara menurun akibat terikat Al dan Fe.
Berdasarkan kondisi hidrologi di Wilayah RKT Terentang (lihat bab 3.2.2.2) beberapa
bagian wilayahnya sangat berpotensi terjadinya banjir, hal ini akibat dari rendahnya
kemiringan lereng, sehingga mempunyai perbedaan tinggi yang rendah, akibatnya aliran
air akan terhambat. Selain itu, pada beberapa beberapa sungai dan saluran air tanggulnya
sudah mengalami pengikisan dan di beberapa bagiannya terjadi penyempitan akibat
banyaknya gulma dan semak-semak yang tumbuh. Kondisi lainnya mayoritas wilayah
RKT Terentang dipengaruhi pasang surut terutama pada wilayah-wilayah sekitar pesisir
sungai. Akibatnya beberapa wilayah perencanaan dengan kondisi drainase yang jelek
selalu tergenang air, bahkan pada saat pasang tertinggi air dapat mengenai jalan yang
menghubungkan Terentang Hilir ke Sungai Radak I dan ke Desa Teluk Bayur setinggi 15
– 20 cm. Kondisi drainase tanah yang jelek mengakibatkan tingkat kemasaman tanah
yang tinggi, pelalpukan bahan organic yang terhambat, menurunnya tingkat ketersediaan
beberapa unsure hara sehingga untuk kegiatan budidaya tanaman masih diperlukan input
IV - 15
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
teknologi antara lain melalui perbaikkan saluran drainase, pemupukan maupun kegiatan
pengapuran.
Sumber air yang ada di wilayah RKT Terentang adalah air permukaan, air tanah dangkal
dan air hujan. Air permukaan di kawasan ini sangat dipengaruhi oleh Sungai Kapuas,
Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Terentang. Berdasarkan hasil ground check
menunjukkan air pasang di kawasan ini mulai terjadi pada pukul 15.00 WIB dan air surut
mulai pukul 24.00 WIB. Debit air pada saat pasang di Saluran Sekunder sebesar 3,5
m3/detik dan pada saat surut sebesar 1.46 m3/detik. Debit air pada saluran tersier pada
saat pasang adalah 0.31 m3/detik, sedangkan pada saat surut sekitar 0.11 m3/detik. Debit
rata-rata air tanah dangkal sekitar 0.015 I/detik (54 I/jam). Sumur-sumur tersebut hanya
bisa dibuat di wilayah dengan fisiografi tanah mineral. Kondisi ketersediaan air
permukaan maupun air tanah dangkal terlihat sangat mencukupi sebagai sumber air
bersih, namun kualitas tidak memenuhi persyaratan.
Hasil analisis laboratorium sampel air yang diambil di saluran maupun sumur dangkal
menunjukkan bahwa tidak memenuhi persyaratan sebagai air bersih, namun masih dapat
memenuhi persyaratan sebagai sumber air pertanian. Hasil analisis tersebut seperti
terlihat pada tabel berikut.
Tabel : 4.3
Hasil Analisis Fisik dan Kimia Contoh Air
Air Air Permukaan
No. Parameter
Sumur (Saluran)
1. Warnaulfat (mg/l) 31 105
2. Kekeruhan (FTU) 52 7
3. Total bahan padat (ppm) 52 7
4. PH 4.08 3.94
5. Kalsium (ppm) 4.13 1.27
6. Magnesium (ppm) 0.79 0.42
7. Mangan (pp,) 0.00 0.00
8. Besi (ppm) 0.16 0.16
9. Seng (ppm) 0.025 0.033
10. Chrom (ppm) 0.02 0.07
11. Cadmium (ppm) 0.00 0.00
12. Timbal (ppm) 0.00 0.00
13. Sulfat (mg/l) 47.39 27.53
14. Clorida (ppm) 1276 247.8
IV - 16
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Sementara itu berdasarkan hasil analisis air di saluran drainase maupun air tanah dangkal
menunjukkan bahwa kedua sumber air tersebut tidak layak sebagai sumber air bersih baik
untuk memasak maupun air minum. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di
kawasan ini menggunakan air hujan. Curah hujan di wilayah ini cukup melimpah (sekitar
3.162,5 mm per tahun) dan rata-rata bulanan sebesar 263,5 mm dapat diandalkan untuk
memenuhi kebutuhan air bersih keluarga. Dari perhitungan dengan mengasumsikan atap
rumah setiap keluarga seluas 49 m2, penguapan dan kebocoran sebesar 25% serta curah
hujan rata-rata sebesar 263,5 mm diperoleh air yang dapat ditampung setiap bulan sebesar
9.684 liter. Apabila diasumsikan kebutuhan air setiap KK sebesar 300 liter/KK/hari atau
sebanyak 9.000 liter/bulan, air yang dapat ditampung setiap rumah dapat memenuhi
kebutuhan air bersih keluarga di wilayah ini.
IV - 17
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Unsur geologi dan kondisi jenis tanah dapat berperan sebagai indikator dalam
menentukan kemampuan dan kesesuaian lahan, terutama dalam hal menentukan
jenis tanaman yang sesuai, paket teknologi yang diterapkan dan pengembangan
infrastruktur. Mengenai kriteria dan penentuan kemampuan lahan berdasarkan
keadaaan geologi ini dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Kedalaman effektif tanah sebagian besar berada pada kedalaman lebih besar dari 90
cm dan sisanya berada pada kedalaman 60-90 cm. Pada umumnya tekstur tanah
terdiri dari tekstur halus dan sedang. Penampang tanah tampak berlapis-lapis sesuai
dengan keadaaan terjadinya proses sedimentasi. Pembentukan tanah alluvial
tergantung pada adanya bahan yang ditransformasikan dan diendapkan, tanah ini
termasuk dari bahan alluvium, menduduki lahan bertopografi landai sampai datar
dan pada umumnya dijumpai di daerah dataran, daerah cekungan dan aliran sungai.
Tabel 4.4
Kriteria Penentuan Satuan Kemampuan Lahan
Berdasarkan Kondisi Geologi
Sifat dan Jenis Tanah Kestabilan Kestabilan Bencana
No. Erosivitas Drainase
atau Batuan Lereng Fondasi Alam
1. Kemantapan
- Rapuh - Tidak stabil - Tidak Stabil - Buruk - Tinggi - Bahaya
- Kompak - Agak stabil - Agak stabil - Sedang - Sedang - Waspada
- Mantap - Stabil - Stabil - Baik - Rendah - Aman
2. Kekerasan
- Lembek - tidak Stabil - Tidak stabil - Buruk - Tinggi - Bahaya
- Liat - Agak stabil - Agak stabil - Sedang - Sedang - Waspada
- Keras - Stabil - Stabil - Baik - Rendah - Aman
3. Fraksi
- Halus - Tidak stabil - Tidak stabil - - Tinggi -
IV - 18
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Secara umum dapat disimpulkan bahwa, struktur dan daya dukung tanah yang ada di RKT
Terentang secara geologis cukup baik, untuk pengembangan kegiatan budidaya
pertanian atau pembangunan infrastruktur pendukungnya di Kawasan Transmigrasi
Terentang.
IV - 19
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Vegetasi tersebut selain sebagai sumber pendapatan, juga kemampuannya sebagai land
cover dapat mencegah terjadinya erosi terutama sebagai penyangga/buffer terhadap
bahaya erosi, banjir serta kendala-kendala lainnya yang dapat menghambat
pengembangan Kawasan Transmigrasi Terentang. Untuk itu pada tanggul sungai sejauh
50 m di sepanjang pantainya harus tetap dipertahankan fungsinya sebagai buffer zone
dengan land use tanaman tahunan.
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan pada sub-bab sebelumnya, maka hasil
rekapitulasi kemampuan lahan yang ada di Kawasan Transmigrasi Terentang, dapat
dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Rekapitulasi Analisis Fisik Dasar
Di Kawasan Transmigrasi Terentang
IV - 20
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menentukan suatu tindakan di dalam
menetapkan arahan fungsi penggunaan lahan bagi peruntukkan tertentu adalah dengan
melakukan kegiatan analisis sumberdaya lahan. Dengan melakukan analisis ini
diharapkan akan didapat sistem dan kesesuaian lahan di kawasan pengembangan.
Kesesuaian lahan didefinisikan sebagai kecocokan sebidang lahan bagi penggunaan
tertentu (FAO, 1976). Analisis ini diperlukan, khususnya untuk dapat menentukan
kesesuaian pemanfaatan lahan untuk kawasan pertanian yang merupakan fungsi utama
Kawasan Transmigrasi Terentang.
Untuk dapat mengetahui kesesuaian lahan yang cocok untuk dimanfaatkan kegiatan
tertentu, diperlukan ketersediaan beberapa buah peta seperti peta topografi, jenis tanah,
hidrologi, kawasan lindung, kawasan budidaya untuk di super impose (overlay) sehingga
menghasilkan peta kesesuaian lahan yang akurat, disamping literatur atau studi-studi
yang ada kaitannya dengan wilayah perencanaan Kawasan Transmigrasi Terentang.
Untuk mengetahui cara menentukan klasifikasi kuantitatif dan kualitatif untuk kesesuaian
lahan dapat menggunakan metode FAO, yaitu :
IV - 21
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Ordo merupakan kategori tertinggi dari kesesuaian lahan, hanya akan memberi
gambaran umum dari suatu wilayah. Pada tingkat ordo ini, akan tercermin apakah
suatu lahan itu sesuai atau tidak untuk suatu tipe tata guna lahan tertentu. Dalam
tingkat ordo ini dikenalkan 2 (dua) ordo, yaitu ordo sesuai (S) dan ordo tidak sesuai
(N).
1) Ordo Sesuai (S )
Lahan yang termasuk ordo ini merupakan lahan yang dapat digunakan secara
berkesinambungan untuk tujuan yang telah dipertimbangkan. Keuntungan dari
hasil pengelolaan lahan ini akan memuaskan setelah dikalkulasi dengan masukan
yang diberikan. Masukan yang diberikan hanya sedikit atau tanpa memberikan
resiko kerusakan terhadap sumber daya lahannya.
IV - 22
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Kriteria yang diperlukan untuk kesesuaian tanaman padi sawah dapat di lihat dari
beberapa parameter yaitu kedalaman efektif tanah, permeabilitas, batu-batu di
permukaan tanah, kesuburan tanah, reaksi tanah lapisan atas, toksisitas, lereng dan
keadaan permukaan tanah, ketinggian tempat, zone agroklimat, kelas drainase,
banjir, genangan dan salinitas. Untuk jelasnya pedoman penggolongan kesesuaian
lahan untuk tanaman padi dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Untuk Tanaman Padi Sawah Pedoman Penggolongan
Kelas Kesesuaian Lahan
IV - 23
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
IV - 24
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Seperti halnya Tanaman Padi Sawah Tadah Hujan (TPSTH), maka untuk tanaman
pangan lahan kering pun memerlukan kriteria-kriteria khusus agar didapat
kesesuaian lahan yang cocok untuk kegiatan TPLK. Jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.7.
Tabel 4.7
Pedoman Penggolongan Kelas Kesesuaian Lahan Untuk
Tanaman Pangan Lahan Kering (TPLK)
IV - 25
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Untuk tanaman tahunan, kriteria yang diperlukan bagi kesesuaian lahannya hampir
sama dengan kriteria tanaman pangan lahan basah, hanya ada penambahan paremeter
berupa erodibilitas tanah serta kadar pH yang berbeda. Jelasnya lihat pada Tabel 4.8.
IV - 26
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.8
Pedoman Penggolongan Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Tahunan (TT)
Penggolongan Kelas Kesesuaian Lahan
No Parameter Simbol
S1 S2 S3 N1 N2
IV - 27
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Beberapa faktor fisik dasar yang berpengaruh terhadap kemampuan suatua lahan
meliputi faktor iklim, tofografi, dan faktor tanah. Menurut Sitorus (1985) ketinggian
dan kemiringan lereng merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap
kegiatan pertanian. Di Kawasan Transmigrasi Terentang kemiringannya < 8 %
merupakan kawasan yang potensial untuk pengembangan tanaman pangan dan
IV - 28
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
palawija serta sayuran dataran rendah. Selain itu dapat dikombinasikan berupa kebun
campuran dengan tanaman tahunan baik buah-buahan maupun kayu-kayuan
Selain faktor iklim, kondisi tanah (sifat fisik dan kimia tanah) juga berpengaruh
terhadap kesesuaian suatu tanaman. Berdasarkan karakteristik tanah yang terdapat di
Kawasan Transmigrasi Terentang maka dikelompokkan 5 (lima) satuan peta lahan
(SPL) sebagai berikut:
IV - 29
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.9
Satuan Peta Lahan (SPL) Kawasan KTM Terentang
No Bentuk Bahan Luas SPL
Uraian Landform Induk Cakupan
SPL Wilayah (Ha)
1 Typic Drainase Agak terhambat, Rawa Belakang Datar 0-2% Aluvium 2.615 Sepanjang
Sangat Masam, Kejenuhan Sungai Meander dan Sungai Kapus
Haplohemist
Basa Rendah sampai (A1122) organik di sekitar Tj
Sedang, KTK Tinggi, P205 Lajang (Ds
sedang, K20 rendah Betuah)
dengan C oganik yang
sangat tinggi dengan status
kesuburan Rendah (Gleisol
Hidrik)
IV - 30
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
2 Typic Drainase Agak terhambat, Dataran Estuarin Datar 0-2% Aluvium 6.537 Sepanjang
Sangat Masam, Kejenuhan di sepanjang dan Sungai
Haplohemist
Basa Rendah sampai muara sungai organik Kapuas dang
Sedang, KTK Tinggi , (B02) Sungai Asam
P205 sedang, K20 rendah (Terentang
dengan C oganik yang Hulu, Teluk
sangat tinggi dengan status Bayur, Teluk
kesuburan Rendah (Gleisol Empening,
Hidrik) Sungai
Dungun)
3 Typic Ketebalan 40-100 cm, Dataran Fluvio- Datar Aluvium 11.767 Sungai Asam,
Drainase Sangat marin (B03) (0-3%) Terentang
Sulfaquents
Terhambat, Sangat Masam, Hilir, Teluk
Kejenuhan Basa Rendah, Empening,
KTK Sangat Tinggi , P205 Terentang
sedang, K20 rendah Hulu, Radak I,
dengan C oganik yang Radak II,
sangat tinggi dengan status Sungai
kesuburan Rendah Dungun
4 Typic Ketebalan mencapai 200 Gambut ombrogen Datar Organik 39.222 Betuah,
cm, Drainase Sangat (G11) (0-1%) Permata,
Haplohemist
Terhambat, Sangat Masam, Terentang
Kejenuhan Basa Rendah, Hulu, Sungai
KTK Sedang sampai Dungun,
Tinggi K20 sedang dengan Sungai Asam,
C oganik yang sangat Teluk Bayur
tinggi dengan status
kesuburan Rendah
(Organosol Fibrik)
5 Typic Ketebalan > 200 cm, Gambut ombrogen Datar Organik 5.230 Betuah,
Drainase Sangat (G11) (0-1%) Permata
Haplohemist
Terhambat, Sangat Masam,
Kejenuhan Basa Rendah
sampai Sedang KTK
Sedang P205 rendah-
sedang, K20 rendah
dengan C oganik yang
sangat tinggi dengan status
kesuburan Rendah
(Organosol Humik)
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (2006)
IV - 31
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Ini berarti di daerah studi memiliki kemampuan yang baik dalam menyimpan unsur-
unsur hara. Akan tetapi jika dilihat dari data unsur-unsur hara tersedia (unsur hara
makro), menunjukkan tingkatan yang nampaknya kadarnya rendah sampai sangat
rendah, kecuali untuk C-Organik dan N-Total kadarnya sedang sampai tinggi. Karena
itu, untuk mengatasi masalah kesuburan tanah ini, pupuk yang diberikan minimal
mengandung unsur hara makro N, P dan K.
PH Tanah Dosis
Lapisan
SPL Al-dd Kapur
(Cm) Nilai Tingkat
(kg/ha) *)
1 0 – 20 4,21 SM 1,33 2.660
2 0 – 20 4,28 SM 0,43 860
3 0 – 20 3,38 SM 0,22 440
4 0 – 20 3,38 SM 0,22 440
5 0 – 20 4,52 SM 1,72 3.440
Ket : SM = Sangat masam
*) = 2,0 Kali Aldd
IV - 32
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Dari analisis data iklim di wilayah perencanaan (lihat subbab 3.2.2.5) curah hujan
selama 10 tahun terakhir juga diperoleh bahwa rata-rata curah hujan tahunan sebesar
3.162 mm/tahun dan rata-rata bulanan sebesar 263,5 mm/bulan. Rata-rata curah hujan
bulanan maksimum terjadi pada bulan Nopember yaitu sebesar 404,1 mm dan
minimum pada bulan Agustus yaitu sebesar 126,5 mm. Jumlah hari hujan per tahun
sebesar 203 hari dengan rata-rata tiap bulannya sebesar 17 hari.
IV - 33
IV - 34
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Berdasarkan hasil analisis curah hujan selama 10 tahun diperoleh bahwa bulan-bulan
basah berpeluang terjadi pada bulan September hingga Januari, sedangkan bulan
kering berpeluang terjadi pada bulan Pebruari dan Agustus. Hasil analisis hujan dan
curah hujan seperti disajikan pada tabel dan gambar berikut.
Tabel 4.11.
Hasil Analisis Hujan dan Curah Hujan
Curah
Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des
Hujan (mm)
Rata-rata 345,3 160,1 306,7 171,6 282,2 158,8 234,8 126,5 250,9 309,8 404,1 282,7
Maks 558 420 596 533 487 419 500 418 573 556 708 567
Rata-rata
Hari Hujan 20 14 19 19 19 11 12 8 16 22 23 20
Prob. Hujan
80% (mm) 255,5 83,3 154,4 177,8 177,8 100,3 112,7 65,8 143,0 207,6 299,0 197,9
Minimum 51 35 48 87 87 96 4 5 10 151 203 108
Curah hujan yang tinggi ini sangat menunjang dalam pemanfaatan lahan kering
terutama untuk pengembangan tanaman palawija dan sayuran. Kondisi Kawasan
Terentang yang merupakan dataran rendah secara umum mempunyai temperatur yang
optimal untuk pengembangan padi, palawija, sayuran dataran rendah, dan tanaman
buah-buahan serta komoditi perkebunan berupa tanaman karet, kelapa dan lada, serta
kelapa sawit.
Keadaan temperatur dan fluktuasi curah hujan yang berbeda, selain mempengaruhi
jenis tanaman yang sesuai juga dapat dimanfaatkan untuk pengaturan pola pertanaman
terutama pada lahan kering.
Khusus untuk kawasan lindung perlu adanya penetapan deliniasi, karena kawasan
lindung merupakan kawasan yang tidak mungkin dialihkan penggunaannya ke
kegiatan lain, mengingat fungsinya untuk konservasi alam. Faktor-faktor yang
diperhatikan dan diperhitungkan dalam penetapan kawasan lindung ini adalah :
1) Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, curah hujan
yang melebihi nilai skor 175, dan/ atau;
2) Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40% atau lebih, dan/atau;
3) Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian di atas permukaan laut 2.000 meter
atau lebih.
IV - 35
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
IV - 36
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Dari tabel kesesuaian lahan di atas dapat dilihat bahwa, Kawasan Transmigrasi
Terentang mempunyai tingkat kesesuaian sebagai kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Kawasan budidayanya sendiri akan mencakup kawasan budidaya pertanian
dan kawasan budidaya non pertanian.
Dalam kajan ini, penilaian kesesuaian lahan dilakukan berdasarkan kriteria dari Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimatologi (Puslittanak). Selain itu, penilaian juga
dilakukan secara Aktual dan Potensial. Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian
lahan yang dihasilkan berdasarkan data yang ada, belum mempertimbangkan asumsi
atau usaha perbaikan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala atau faktor-faktor
pembatas yang ada di setiap satuan peta.
Adapun kesesuaian lahan potensial adalah kesesuaian lahan yang akan dicapai setelah
dilakukan usaha-usaha perbaikan. Kesesuaian lahan potensial inilah yang merupakan
kondisi yang diharapkan sesudah diberikan masukan sesuai dengan tingkat manajemen
atau pengelolaan yang akan diterapkan.
Dalam studi ini, kesesuaian lahan dinilai untuk jenis komoditas Padi Sawah. Tanaman
Pangan Lahan Kering, Karet, Lada dan Kelapa Sawit. Berdasarkan sifat-sifat yang ada
di setiap Satuan Peta Lahan, maka untuk beberapa komoditi di atas diperoleh kelas
kesesuaian lahan seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 4.12.
Hasil Penilaian Klas Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah Dan
Tanaman Pangann Lahan Kering
IV - 37
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.13.
Hasil Penilaian Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Karet dan Kelapa sawit
Karet Kelapa Sawit
SPL Luas (ha)
Aktual TM/JM Pot Aktual TM/JM Pot
1 N1r H/DP S3 N1r H/DP S3 1.307
2 S3r H/DP S2 S3r H/DP S2 6.537
3 S3r H/DP S2 S3r H/DP S2 13.074
4 N1r H/DP S3 N1r H/DP S3 39.222
5 N1r*) H/DP S3 N1r*) H/DP S3 5.230
Jumlah 65.370
Sumber : Hasil Analisis (2021)
Keterangan
Faktor Pembatas
Kelas Kesesuaian Lahan
S1 : Sangat Sesuai R : Media Perakaran (Drainase; kedalaman Gambut)
S2 : Cukup Sesuai F : Retensi Hara (KTK; pH)
S3 : Sesuai Marginal n : Hara tersedia
N1 : Tidak Sesuai Saat ini S : Kemiringan Lahan
N2 : Tidak Sesuai Permanen b : Bahaya Banjir
F. Padi Sawah
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah, secara aktual,
SPL 1 memiliki tingkat kesesuaian aktual N1rfn dengan dengan faktor pembatas utama
drainase yang jelek, drainase yang jelek, dan retensi hara. Kendala yang diakbibatkan
oleh bahaya banjir pembatas tersebut dapat diatasi dengan pembuatan saluran
IV - 38
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
drainase. Dengan hara tersedia dapat diatasi dengan kegiatan pemupukan. Apabila
faktor pembatas tersebut dapat di atasi, maka kesesuaian lahan pada SPL 1 menjadi
Sesuai Marginal (S3).
SPL 2 dan 3, menunjukkan kelas kesesuaian aktual S3rfn, dengan faktor pembatas
utama drainase yang jelek, drainase yang jelek, dan retensi hara (pH tanah 3,38 –
4,52), dan ketersediaan unsur hara yang rendah. Kendala yang diakibatkan oleh
drainase yang jelek dapat diatasi dengan pembuatan dan atau normalisasi saluran
drainase, sedangkan pH yang rendah dengan pengapuran dan penyediaan unsur hara
dapat dilakukan dengan pemupukan. Apabila faktor pembatas tersebut dapat di atasi,
maka kesesuaian lahan pada SPL 2, dan 3 menjadi Sesuai Marginal (S3).
Pada SPL: 4 dan 5, menunjukkan kelas kesesuaian aktual N1rfn, dengan faktor
pembatas utama drainase yang jelek, drainase yang jelek, dan retensi hara (pH tanah
3,38 – 4,28), dan ketersediaan unsur hara yang rendah. Kendala yang diakibatkan oleh
drainase yang jelek dapat diatasi dengan pembuatan dan atau normalisasi saluran
drainase, sedangkan pH yang rendah dengan pengapuran dan penyediaan unsur hara
dapat dilakukan dengan pemupukan. Apabila faktor pembatas tersebut dapat di atasi,
maka kesesuaian lahan pada SPL 2, dan 3 menjadi cukup sesuai (S2).
Untuk tanaman Pangan Lahan kering , secara aktual SPL 1, 4 dan 5 memiliki tingkat
kesesuaian N1rfn (Tidak Sesuai Saat ini). Faktor pembatasnya adalah drainase yang
sangat terhambat (r ), pH tanah sangat masam (f), dan tingkat kesuburan rendah (n).
masalah drainase ini harus diatasi dengan pembuatan saluran drainase, pH yang
rendah dengan pengapuran dan tingkat kesuburan yang rendah dengan pemupukan.
Apabila faktor pembatas tersebut dapat di atasi, maka kesesuaian lahan pada SPL 1,
4, dan 5 menjadi Sesuai Marginal (S3).
Di Desa Radak I, II, Sungai Dungun, Teluk Bayur dan Betuah saluran drainase sudah
tersedia, namun banyak yang sudah mengalami pendangkalan dan banyak ditumbuhi
gulmma serta beberapa bagian tanggul salurannya mengalami longsoran, karena itu
IV - 39
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
perlu dilakukan normalisasi. Adapun di Desa Sungai Dungun, saluran drainase yang
ada di samping sudah dangkal, jarak antar saluran tersiernya juga masih jarang, yaitu
400 m. Dengan kerapatan tersebut, dinilai masih belum memadai untuk mengatasi
masalah drainase di desa ini.
Mengenai masalah kemasaman tanah, harus diatasi dengan pengapuran. Hal ini
penting, sebab dalam kondisi tanah yang sangat masam, unsur-unsur hara dalam tanah
menjadi tidak tersedia karena terfiksasi oleh Al dan Fe sehingga kegiatan pemupukan
yang dilakukan menjadi kurang efektif. Adapun masalah ketersediaan hara dapat
diatasi dengan pemberian pupuk. Pemberian pupuk organik sangat dianjurkan selain
ketersediaannya dapat dilakukan setempat, juga dapat berfungsi sebagai soil stabilizer
dan dapat mengurangi residu bahan kimia.
SPL 2 dan 3 kesemuanya memiliki kesesuaian Tidak Sesuai Marginal (S3fn) Faktor
pembatasnya adalah drainase yang sangat terhambat (r ), pH tanah sangat masam (f),
dan tingkat kesuburan rendah (n). masalah drainase ini harus diatasi dengan
pembuatan saluran drainase, pH yang rendah dengan pengapuran dan tingkat
kesuburan yang rendah dengan pemupukan. Apabila faktor pembatas tersebut dapat
di atasi, maka kesesuaian lahan pada SPL 1, 4, dan 5 menjadi Cukup Sesuai (S2).
H. Karet
Untuk Tanaman Karet, secara aktual, SPL 1, 4 dan 5 memiliki tingkat kesesuaian N1r
(Tidak Sesuai Saat ini). Faktor pembatasnya adalah drainase yang sangat terhambat
(r). Faktor pembatas ini harus diatasi dengan pembuatan saluran drainase. Dengan
pembuatan saluran drainase yang memadai, maka kelas kesesuaian lahan pada SPL
ini dapat meningkat menjadi S3 (Sesuai Marginal).
Pada SPL 2 dan 3 menunjukkan mempunyai kelas kesesuaian lahan aktual S3r dengan
faktor penghambat utama adalah media perakaran. Dengan dilakukan pebaikan
drainase SPL ini akan mempunyai kelas kesesuaian S2 (Cukup Sesuai).
Pada SPL 4, jika dinilai berdasarkan kriteria kesesuaian lahan standar, yang
dikeluarkan oleh Puslitanak (1993), maka kelas kesesuaiannya termasuk Tidak Sesuai
IV - 40
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Permanen (N2) dengan faktor pembatas kedalaman gambut (>200 cm). Namun, fakta
di lapang menunjukkan adanya tanaman Karet yang dibudidayakan masyarakat di
SPL 4 ini, dengan pertumbuhan yang cukup baik. Berdasarkan hasil pengamatan
lapangan dan wawancara didapatkan informasi bahwa informasi bahwa produksi
karet di SPL 4 mencapai 10-12 Kg/Ha/Hari dan pada saat ini pemasarannya tidak
menghadapi kendala dengan permintaan yang terus meningkat. Berdasarkan hal ini,
maka penilaian kesesuaian lahan untuk karet di SPL 4 dapat dilakukan dengan kriteria
Non-Standar. Dengan kriterian ini, maka kelas kesesuaian lahan aktual untuk Karet
pada SPL 4 adalah N1 (Tidak Sesuai Saat ini), dengan faktor pembatas kedalaman
gambut.
I. Kelapa Sawit
Untuk Tanaman Kelapa sawit, secara aktual, SPL 1, 4 dan 5 memiliki tingkat
kesesuaian N1r (Tidak Sesuai Saat ini). Faktor pembatasnya adalah drainase yang
sangat terhambat (r). Faktor pembatas ini harus diatasi dengan pembuatan saluran
drainase. Dengan pembuatan saluran drainase yang memadai, maka kelas kesesuaian
lahan pada SPL ini dapat meningkat menjadi S3 (Sesuai Marginal).
Pada SPL 2 dan 3 menunjukkan mempunyai kelas kesesuaian lahan aktual S3r dengan
faktor penghambat utama adalah media perakaran. Dengan dilakukan pebaikan
drainase SPL ini akan mempunyai kelas kesesuaian S2 (Cukup Sesuai).
Pada SPL 4, jika dinilai berdasarkan kriteria kesesuaian lahan standar, yang
dikeluarkan oleh Puslitanak, maka kelas kesesuaiannya termasuk Tidak Sesuai
Permanen (N2) dengan faktor pembatas kedalaman gambut (>200 cm). Namun, fakta
di lapang menunjukkan adanya tanaman Karet yang dibudidayakan masyarakat di
SPL 4 ini, dengan pertumbuhan yang cukup baik. Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara didapatkan informasi bahwa informasi bahwa produksi karet di SPL 4
mencapai 10-12 Kg/Ha/Hari dan pada saat ini pemasarannya tidak menghadapi
kendala dengan permintaan yang terus meningkat. Berdasarkan hal ini, maka
penilaian kesesuaian lahan untuk karet di SPL 4 dapat dilakukan dengan kriteria Non-
IV - 41
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Standar. Dengan kriterian ini, maka kelas kesesuaian lahan aktual untuk Karet pada
SPL 4 adalah N1 (Tidak Sesuai Saat ini), dengan faktor pembatas kedalaman gambut.
Berdasarkan Peta Status Lahan lokasi Terentang, kabupaten Kalimantan Barat tahun
2020 dan Peta Penggunaan Lahan Kawasan Terentang tahun 2021 menunjukkan Tata
Guna Lahan sebagai berikut:
Tabel 4.14
Penggunaan Lahan di Kawasan Transmigrasi Terentang Tahun 2021
IV - 42
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.15
Ketersediaan Lahan di Kawasan Transmigrasi Terentang Tahun 2021
IV - 43
IV - 44
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Analisis ketersediaan lahan pada dasarnya ditujukan untuk mengetahui berapa besar luas
lahan yang benar-benar tersedia untuk pengembangan budidaya, baik untuk areal
penanaman padi/sawah (TPLH), kebun/tegalan/areal penanaman jagung (TPLK),
Perkebunan/areal penanaman sawit dan karet (TT), ataupun untuk kolam ikan di kawasan
pengembangan. Dalam melakukan analisis ini, faktor kesesuaian lahan hasil analisis dan
penggunaan lahan saat ini yang menjadi dasar perhitungan penilaian. Semakin tinggi
tingkat kepentingan manusia semakin besar pula tingkat penggunaan lahannya.
Ketersediaan lahan budidaya pertanian didapat dari Luas Kawasan Pengembangan
dikurangi oleh Luas Kawasan Lindung hasil analisis dan oleh penggunaan lahan eksisting
untuk pekarangan/bangunan.
III - 45
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Terentang akan menjadi rencana yang tidak valid dan susah diimplementasikan serta
tidak terarah dengan baik.
Pertumbuhan dan Perkembangan suatu wilayah pada dasarnya di cirikan dengan jumlah
pertambahan penduduk baik yang menunjukan suatu penduduk bertambah atau berkurang
dalam jangka waktu tertentu. Pertambahan penduduk sangat berkaitan erat dengan
perkembangan permukiman di mana manusia tinggal. Semakin tinggi pertambahan
penduduk di suatu wilayah biasanya diikuti dengan perkembangan permukiman yang
pesat pula di wilayah tersebut. Demikian pula dengan Kawasan Transmigrasi Terentang,
kecenderungan perkembangan penduduk akan semakin meningkat di masa mendatang
akan mempengaruhi pengembangan kawasan tersebut sebagai pusat permukiman dan
kegiatan ekonomi.
IV - 46
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.16
Jumlah Penduduk Tiap Desa Di Kawasan Transmigrasi Terentang
Satuan Pemukiman/ Tahun 2019
No. Kecamatan %
Desa Jumlah Jiwa
I. Terentang 1 Sungai Dungun 793 3.01
2 Terentang Hulu 848 3.22
3 Terentang Hilir 471 1.79
4 Telur Bayur 1,486 5.63
5 Teluk Empening 1,211 4.59
6 Sungai Radak I 1,720 6.52
7 Sungai Radak II 1,614 6.12
8 Permata 957 3.63
9 Bertuah 682 2.59
10 Radak Baru 1,717 6.51
Terentang 11,499 44
II. Sungai Raya 11 Sungai Asam 12,693 48.13
12 Kalibandung 2,179 8.26
Sungai Raya 14,872 56
Kawasan Transmigrasi Terentang 26,371 100
Sumber: Kecamatan Sungai Raya dan Terentang Dalam Angka Tahun 2020
Gambar 4.3 Persentase Jumlah Penduduk Tiap Desa Di Kawasan Transmigrasi Terentang
IV - 47
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.17
Jumlah Penduduk Tiap Desa Di Kawasan Transmigrasi Terentang Tahun 2015 -2019
Satuan Pemukiman/ Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
No. Kecamatan
Desa Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jiwa
I. Terentang 1 Sungai Dungun 761 770 778 785 793
2 Terentang Hulu 814 824 832 840 848
3 Terentang Hilir 452 458 462 466 471
4 Telur Bayur 1,427 1,445 1,459 1,472 1,486
5 Teluk Empening 1,163 1,177 1,189 1,199 1,211
6 Sungai Radak I 1,653 1,673 1,689 1,704 1,720
7 Sungai Radak II 1,550 1,569 1,583 1,599 1,614
8 Permata 920 931 940 948 957
9 Bertuah 655 663 669 675 682
10 Radak Baru 1,650 1,670 1,686 1,701 1,717
Terentang 11,045 11,180 11,287 11,389 11,499
II. Sungai Raya 11 Sungai Asam 12,007 12,200 12,364 12,525 12,693
12 Kalibandung 2,062 2,095 2,123 2,150 2,179
Sungai Raya 14,069 14,295 14,487 14,675 14,872
Kawasan Transmigrasi Terentang 25,114 25,475 25,774 26,064 26,371
Sumber: Kecamatan Sungai Raya dan Terentang Dalam Angka Tahun 2015 s/d Tahun 2021
Hasil Analisis
Tabel 4.18
Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk Tiap Desa
Di Kawasan Transmigrasi Terentang
Satuan Pemukiman/ Tahun 2015-2016 Tahun 2016-2017 Tahun 2017-2018 Tahun 2018-2019 Tahun 2015-2019
No. Kecamatan
Desa (%) (%) (%) (%) (%)
I. Terentang 1 Sungai Dungun 1.18 1.04 0.90 1.02 1.04
2 Terentang Hulu 1.23 0.97 0.96 0.95 1.03
3 Terentang Hilir 1.33 0.87 0.87 1.07 1.03
4 Telur Bayur 1.26 0.97 0.89 0.95 1.02
5 Teluk Empening 1.20 1.02 0.84 1.00 1.02
6 Sungai Radak I 1.21 0.96 0.89 0.94 1.00
7 Sungai Radak II 1.23 0.89 1.01 0.94 1.02
8 Permata 1.20 0.97 0.85 0.95 0.99
9 Bertuah 1.22 0.90 0.90 1.04 1.02
10 Radak Baru 1.21 0.96 0.89 0.94 1.00
Terentang 1.22 0.96 0.90 0.97 1.01
II. Sungai Raya 11 Sungai Asam 1.61 1.34 1.30 1.34 1.40
12 Kalibandung 1.60 1.34 1.27 1.35 1.39
Sungai Raya 1.61 1.34 1.30 1.34 1.40
Kawasan Transmigrasi Terentang 1.44 1.17 1.13 1.18 1.23
Sumber: Kecamatan Sungai Raya dan Terentang Dalam Angka Tahun 2015 s/d Tahun 2021
Hasil Analisis
IV - 48
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
IV - 49
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
mendukung kesejahteraan rakyat dan kondisi ini tentu saja merupakan masalah bagi
pemerintah dalam usahanya membangun dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya.
IV - 50
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Rumus:
Pt = Po. (1 + r)t
Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk di daerah yang diselidiki pada tahun ke-t
Po = Jumlah penduduk di daerah yang diselidiki pada tahun pertama
(t = 1) sebagai tahun dasar
r = Rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk setiap tahun (diperoleh dari
data masa lalu)
t = Selisih tahun proyeksi dengan tahun dasar
Mengingat rata-rata pertumbuhan penduduk pada setiap desa tidak sama, maka Rata-rata
pertambahan penduduk di Kawasan Transmigrasi Terentang disesuaikan dengan rata-rata
pertambahan penduduk tertinggi didesa yang berdekatan dalam satu kawasan tersebut,
sehingga diperoleh nilai LPP sebesar 1,40 % (menggunakan LPP desa Sungai Asam).
Hasil dari proyeksi penduduk Kawasan Transmigrasi Terentang, diperoleh besar jumlah
penduduk Kawasan Transmigrasi Terentang pada 20 tahun kedepan pada tahun 2041
adalah sebesar 34.816 jiwa penduduk. Jumlah penduduk terbesar pada 20 tahun kedepan
adalah berada di Desa Sungai Asam yaitu sebesar 16.758 jiwa penduduk. Jumlah
penduduk terendah berada di desa Terentang Hilir yaitu sebesar 622 jiwa penduduk.
Untuk lebih jelasnya mengenai besaran proyeksi penduduk di masing – masing kelurahan
20 tahun kedepan akan dijelaskan pada table dibawah ini.
Tabel 4.19 Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2041
IV - 51
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Apabila kita bagi hasil proyeksi menjadi periode lima (5) tahunan, maka jumlah
penduduk kawasan perencanaan adalah sebagai berikut;
- Tahun 2026 berjumlah 28.268 jiwa.
- Tahun 2031 berjumlah 30.301 jiwa.
- Tahun 2036 berjumlah 32.480 jiwa.
- Tahun 2041 berjumlah 34.4801 jiwa.
Penduduk Kawasan Transmigrasi Tarentang di tahun 2041 akan bertambah sebanyak
8.445 jiwa atau sebesar 32% dari jumlah penduduk tahun 2019 sebesar 26.371 jiwa.
Kontribusi pertambahan penduduk terbesar berada di Desa Sungai Asem yaitu sebesar
48%, kondisi ini mengindikasikan bahwa Desa Sungai Asam menjadi tempat
permukiman dan pusat kegiatan penduduk di Kawasan Perencanaan. Selain Desa Sungai
Asam, ada tiga (3) desa lainnya yang memiliki jumlah penduduk lebih besar di
bandingkan dengan desa sekitarnya yaitu Desa Sungai Radak 1 sebanyak 2.271 jiwa,
Radak Baru sebanyak 2.267 jiwa dan Sungai Radak II sebanyak 2.1.31 jiwa.
Kepadatan penduduk adalah suatu keadaan yang dikatakan semakin padat bila jumlah
manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas
ruangannya. Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk di
suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati
dinyatakan dengan banyaknya penduduk per Kilometer persegi.
IV - 52
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
kepadatan penduduk di Kawasan Transmigrasi Terentang pada saat Tahun 2041 masih
sangat rendah, namun untuk menghindari konsentrasi penduduk yang terpusat pada
kawasan-kawasan tertentu yang mengakibatkan pula menurunnya kualitas lahan
perkotaan, maka diperlukan adanya kebijaksanaan mengenai penyebaran penduduk.
Kebijaksanaan ini pada dasarnya merupakan pengaturan terhadap tingkat kepadatan
penduduk secara seimbang, yang disesuaikan dengan fungsi kawasan tersebut.
Tabel 4.20
Proyeksi Kepadatan Penduduk Tahun 2041
Tahun 2019 Tahun 2041
Satuan
No. Kecamatan Luas (Km2) Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan
Pemukiman/ Desa
(jiwa) (Jiwa/Km2) (jiwa) (Jiwa/Km2)
I. Terentang 1 Sungai Dungun 25.7368 793 31 1,047 41
2 Terentang Hulu 93.7093 848 9 1,120 12
3 Terentang Hilir 15.6765 471 30 622 40
4 Telur Bayur 48.3765 1,486 31 1,962 41
5 Teluk Empening 26.0356 1,211 47 1,599 61
6 Sungai Radak I 14.8430 1,720 116 2,271 153
7 Sungai Radak II 22.3106 1,614 72 2,131 96
8 Permata 105.7592 957 9 1,263 12
9 Bertuah 60.8188 682 11 900 15
10 Radak Baru 14.6478 1,717 117 2,267 155
Terentang 427.9141 11,499 27 15,182 35
II. Sungai Raya 11 Sungai Asam 186.5284 12,693 68 16,758 90
12 Kalibandung 25.1568 2,179 87 2,877 114
Sungai Raya 211.6852 14,872.00 70 19,634.71 93
Kawasan Transmigrasi Terentang 639.5993 26,371.00 41 34,816.23 54
Sumber: Hasil Analisis, 2021
penduduk perempuan sebanyak 16.364 jiwa, dengan sex ratio sebesar 113. Rasio
Jenis Kelamin adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan banyaknya
jumlah penduduk laki-laki dan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada suatu
daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk
laki-laki per 100 penduduk perempuan. Data rasio jenis kelamin ini, berguna untuk
pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang
berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil.
Rasio Jenis kelamin juga digunakan untuk melihat proporsi penduduk berdasarkan
jenis kelamin dan untuk berbagai perencanaan kegiatan seperti penyediaan Rumah
Sakit Bersalin, penyediaan ragam pendidikan dan lain sebagainya di Kawasan
Transmigrasi Tarentang.
Tabel 4.21
Proyeksi Penduduk Menurut Jenis Kelamin danSex Ratio Tahun 2041
No. Kecamatan Satuan Pemukiman/ Tahun 2019 Tahun 2041
Sex Ratio
Laki-laki Perempuan Jumlah Jiwa Laki-laki Perempuan Jumlah Jiwa
I. Terentang 1 Sungai Dungun 426 367 793 561 485 1047 116
2 Terentang Hulu 458 390 848 604 516 1120 117
3 Terentang Hilir 248 223 471 327 295 622 111
4 Telur Bayur 765 721 1486 1009 953 1962 106
5 Teluk Empening 633 578 1211 835 764 1599 109
6 Sungai Radak I 882 838 1720 1163 1107 2271 105
7 Sungai Radak II 811 803 1614 1070 1061 2131 101
8 Permata 508 449 957 670 593 1263 113
9 Bertuah 369 313 682 487 414 900 118
10 Radak Baru 898 819 1717 1185 1082 2267 109
Terentang 5998 5501 11499 7911 7270 15182 109
II. Sungai Raya 11 Sungai Asam 6342 6351 12693 8365 8393 16758 100
12 Kalibandung 1095 1084 2179 1444 1433 2877 101
Sungai Raya 6342 6351 14872 8247 11388 19635 72
Kawasan Transmigrasi Terentang 12340 11852 26371 18453 16364 34816 113
Sumber: Hasil Analisis, 2021
IV - 54
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.22
Proyeksi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Tahun 2041
No. Kelompok Umur Tahun 2019 Tahun 2041
1 0-4 2,856 3,152
2 5-9 2,898 3,160
3 10 - 14 2,879 3,061
4 15 - 19 2,175 2,707
5 20 - 24 2,054 2,564
6 25 - 29 2,147 2,389
7 30 - 34 2,012 2,227
8 35 - 39 1,853 2,480
9 40 - 44 1,673 2,445
10 45 - 49 1,496 2,394
11 50 - 54 1,235 2,005
12 55 - 59 988 2,018
13 60 - 64 692 1,457
14 65 - 69 516 963
15 70 - 74 457 923
16 > 75 439 872
JUMLAH 26,371 34,816
Sumber: Hasil Analisis, 2021
Konsekuensi dari keadaan data proyeksi sebagaimana tabel di atas, adalah adanya
kebutuhan penyediaan fasilitas pelayanan pendidikan, lapangan kerja bagi penduduk usia
angkatan kerja pada masa yang akan datang di Kawasan Transmigrasi Tarentang. Untuk
mengetahui besarnya kebutuhan fasilitas pendidikan dan lapangan kerja, terlebih dahulu
perlu ditetapkan besarnya jumlah kelompok usia sekolah dan usia angkatan kerja.
Kelompok usia sekolah memiliki batasan yang tertentu yakni :
- Usia Taman Kanak-kanak (TK) : 5 - 6 tahun.
- Usia Sekolah Dasar (SD) : 7 - 12 tahun.
- Usia SLTP : 13 - 15 tahun.
- Usia SLTA : 16 - 18 tahun.
Berdasarkan data proyeksi yang dihasilkan, pengelompokkan umur memiliki batasan
interval 5 tahun, agar kelompok umur sekolah dapat dihitung maka perlu didistribusikan
menjadi interval 1 tahun. Metoda yang digunakan untuk pemisahan kelompok umur ini
IV - 55
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
yaitu metoda "Spraque Multipliers". Pada Tabel 4.25 diperlihatkan hasil perkiraan
jum1ah penduduk pada usia tingkatan masing-masing usia tertentu. Proyeksi usia sekolah
ini sangat diperlukan didalam menentukan kebutuhan fasilitas pendidikan.
Tabel 4.23
Pemecahan Proyeksi Penduduk
Umur 5 Tahun Sampai Dengan 24 Tahun
Tahun 2041
Dari Hasil proyeksi tersebut di atas diketahui pada tahun 2041 bahwa jumlah penduduk
dengan usia:
- Usia Taman Kanak-kanak (TK) : 5 - 6 tahun = 1.266 jiwa.
- Usia Sekolah Dasar (SD) : 7 - 12 tahun = 3.765 jiwa.
- Usia SLTP : 13 - 15 tahun = 1.759 jiwa.
- Usia SLTA : 16 - 18 tahun = 1.613 jiwa.
IV - 56
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Perkiraan jumlah penduduk dalam kelompok usia kerja (usia produktif) dapat
digunakan untuk perencanaan tingkat penyerapan tenaga kerja yang ada oleh berbagai
sektor perekonomian kawasan transmigrasi.
IV - 57
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.24
Penduduk Kawasan Transmigrasi Terentang Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2020
Sumber : Data Agregat Kependudukan Kabupaten Kubu Raya Tahun 2020, Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Kubu Raya
Sumber : Data Agregat Kependudukan Kabupaten Kubu Raya Tahun 2020, Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Kubu Raya
IV - 58
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Jumlah penduduk Kawasan Transmigrasi Tarentang pada tahun 2019 sebesar 26.371
jiwa, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 5.959 KK atau kepala keluarga. Untuk
kebutuhan perhitungan jumlah fasilitas perumahan yang dibutuhkan, maka perlu
diperhitungan pula perkiraan jumlah KK dari penduduk hasil proyeksi. Diasumsikan
satu KK mempunyai satu rumah tinggal, dan beranggota 4 jiwa setiap satu rumah
tinggal. Maka berdasarkan jumlah penduduk hasil proyeksi, perkirakan jumlah rumah
tangga (KK) sampai tahun 2041 di Kawasan Transmigrasi Tarentang akan bertambah
sebanyak 2.745 KK dari tahun 2019 menjadi 8.704 KK.
Tabel 4.25
Proyeksi Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tahun 2041
IV - 59
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Perluasan dan pengembangan usaha ke arah yang lebih besar merupakan pemikiran yang
positif bagi setiap pelaksana usahatani sehingga skala usaha yang dijalankan dapat
berkembang, dan akan berdampak lanjut pada produksi serta pendapatan yang di peroleh
petani dan pemilik lahan. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemui adanya keharmonisan
hubungan antar petani, pemilik lahan dan pengusaha agribisnis. Keharmonisan hubungan
tersebut ditandai dengan adanya kemitraan antara petani, pemilik lahan dan
IV - 60
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Adanya keharmonisan hubungan antar petani, pemilik lahan dan pemilik modal tersebut,
berdampak positif terhadap meningkatnya ekonomi masyarakat petani diwilayah
tersebut, bahkan telah menjadi andalan PAD kawasan Terentang.
Berkaitan dengan kawasan ini maka pola pikir dan sifat petani, pemilik lahan dan pemilik
modal yang demikian merupakan faktor pendorong yang perlu diperhatikan guna
menunjang pengembangan Kawasan Transmigrasi Tarentang.
Hubungan keharmonisan juga terwujud dalam kegiatan transaksi jual beli produk
pertanian khususnya komoditi jagung. Masyarakat di wilayah pengamatan menjual
jagung melalui pedagang pengumpul atau secara pribadi-pribadi untuk dijual ke
perusahaan pakan/peternak yang ada di wilayah kota terpadu mandiri. Transaksi yang
dilakukan, pedagang tidak mempersoalkan kualitas maupun kuantitas produk yang dijual
petani, namun senantiasa siap untuk menampung semua produk yang diperdagangkan.
Ketergantungan antar petani dan pedagang serta pengusaha pakan ternak, memberikan
keuntungan bersama dimana petani dapat memperoleh uang tunai yang dibutuhkan, disisi
lain pedagang memperoleh keuntungan dan pengusaha pakan ternak memperoleh bahan
baku produksinya.
Hubungan saling ketergantungan antar petani dan pedagang maupun petani dan
pengusaha pakan sangat berpotensi untuk pengembangan kegiatan agribisnis komoditi
jagung karena telah tercipta saluran tataniaga produk jagung, sehingga tidak
menimbulkan penumpukkan produk ditingkat petani (produsen). Keadaan ini merupakan
nilai positif yang perlu dikembangkan dalam kaitannya sebagai daerah Kawasan
Transmigrasi Tarentang.
IV - 61
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
sebuah alat untuk melihat bagaimana kegiatan ekonomi sebuah daerah memperoleh nilai
tambah dari seluruh kegiatan ekonomi pada suatu periode tertentu. Analisis yang
berkaitan dengan PDRB akan memberikan gambaran mengenai pencapaian
pembangunan suatu daerah dari sisi ekonomi.
Pembangunan dalam perspektif yang luas dapat dipandang sebagai suatu proses multi
dimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-
sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan
kemiskinan. Salah satu indikator kemajuan pembangunan ekonomi adalah dengan
melihat pertumbuhan ekonomi.
Dalam periode lima tahun yaitu dari tahun 2016 hingga tahun 2020 pertumbuhan
perekonomian di kabupaten Kubu Raya mengalami fluktuasi yang signifikan, dimana
pada tahun 2020 PDRB diwilayah Kabupaten menunjukkan laju pertumbuhan yang
menurun tajam dari tahun 2019 yaitu sebesar -2,21%. Laju pertumbuhan PDRB tertinggi
terjadi pada tahun 2017, yaitu sebesar 6,54%.
IV - 62
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.26
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kubu Raya Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Menurut Lapangan Pekerjaan
Dilihat dari rata laju pertumbuhan setiap sektor komponen PDRB juga terjadi
pertumbuhan yang sangat beragam. Seluruh sektor PDRB mengalami kenaikan laju
pertumbuhan. Sektor yang mengalami peningkatan, dengan laju pertumbuhan PDRB
rata-rata tertinggi adalah sektor jasa kesehatan dan kegiata social (13,1%), sementara
untuk kegiatan transportasi dan perdagangan mengalami penurunan sebesar -2,76%.
Kondisi ini dapat dipahami karenakan adanya krisis global berkaitan dengan pandemi
covid 19. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
IV - 63
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
12.75%
7.63% 7.37%
6.34%
5.46%
5.01%
4.41% 4.16%
3.95% 3.75% 3.96%
3.42% 3.44%
2.15% 1.91%
1.48%
-2.76%
i
si
ia l
l
t
as
da
ya
i
n
an
an
ks
s ia
g
an
an
an
n
ns
ta
na
ik a
an
ka
nG
os
i nn
a li
ng
pe
t ru
Es
ra
la h
ha
m
So
i ka
id i
Ul
un
nS
gg
su
da
Se
in u
sa
La
al
da
ns
go
an
nd
er
ur
m
en
nA
Re
gu
in a
ru
Ko
an
sa
en
rik
nP
ia t
Ko
Da
Pe
nP
er
Pe
Ja
il d
da
m
an
iP
is t
eg
da
nP
an
sa
an
Ja
da
sa
an
ob
str
nL
an
nK
Ja
id
hd
an
Ja
da
an
ak
an
ng
M
du
aa
da
as
n
nd
ba
si
M
ng
ua
si
ta
In
ad
m
ta
n
ra
L im
hu
ba
na
an
Ke
or
ta
ng
or
pa
ha
In f
ha
Ke
id
Pe
sp
sa
h,
Re
rt a
as
se
rt a
an
Ja
n,
pa
n,
od
Ke
Pe
n ia
Tr
Pe
am
ra
sa
rt a
n,
ce
nS
ko
Ja
ha
nE
Pe
nA
ha
ta
da
o la
in
i aa
er
ar
ng
ed
em
es
Pe
ny
nB
iP
Pe
ir ,
as
ga
nA
str
an
aa
in i
ag
ad
rd
m
ng
Ad
Pe
Pe
Gambar 4.5 Tingkat Pertumbuhan Tiap Lapangan Usaha PDRB Kab. Kubu Raya
Selain dipengaruhi oleh masalah pandemic covid 19, beragamnya tingkat laju
pertumbuhan ini mengindikasikan adanya ketidakstabilan perekonomian yang dapat
diakibatkan oleh berbagai hal, yaitu ketidakstabilan pasar, perubahan daya beli,
kebutuhan dan selera pasar, perubahan keadaan politk, peraturan dan atau insentif dunia
usaha, timbul atau hilang mata rantai kegiatan perekonomian, dan lain sebagainya.
Rata-rata laju pertumbuhan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang tinggi
mengindikasikan bahwa pengaruh pandemi covid sangat besar, semakin banyak
kebutuhan akan obat-obatan dan perawatan medis bagi masyarakat. Namun demikian
pada lapangan usaha lainnya masih tetap tumbuh dan berkembang walau dengan jumlah
yang relatif rendah, hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Kubu Raya berkembang
dengan baik, sehingga banyak kegiatan ekonomi baru yang terbentuk, yang mana setiap
kegiatan ekonomi pasti akan membutuhkan transportasi untuk mobilisasi tenaga kerja dan
komoditas untuk keperluan terlaksananya kegiatan ekonomi.
IV - 64
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Dilihat dari struktur, PDRB Kubu Raya didominasi oleh sektor Industri pengolahan dan
pertanian, meskipun dengan tingkat dominasi yang berfluktuasi dalam kurun empat tahun
terakhir. Dapat dilihat dari gambar dibawah ini bahwa konstribusi sektor Industri
pengolahan sebesar 34% dan pertanian 34%. Selain dua lapangan usaha tersebut sector
perdagangan besar dan eceran serta kegiatan industri menunjukkan kontribusi yang
besaryaitu masing-masing sebesar 10% dan 11%.
Sedangkan sektor dengan rata-rata kontribusi terendah adalah sektor pengadaan air,
pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, dengan kontribusi, sebesar 0,05 persen,
kemudian Kegiatan Pengadaan Listrik dan Gas 0,34% dan Jasa Perusahaan 0,5%. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Jasa Lainnya 1%
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1%
Jasa Pendidikan 3%
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 3%
Jasa Perusahaan 0.5%
Real Estat 3%
Jasa Keuangan dan Asuransi 2%
Informasi dan Komunikasi 5%
Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman 1%
Transportasi dan Pergudangan 6%
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10%
Konstruksi 11%
Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.05%
Pengadaan Listrik dan Gas 0.34%
Industri Pengolahan 34%
Pertambangan dan Penggalian 3%
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 16%
Gambar 4.6 Rata-rata Distribusi Tiap Langan Usaha PDRB Kabupaten Kubu Raya
IV - 65
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Pada bagian ini output dari analisa adalah sektor mana yang merupakan sektor-sektor
yang penting dan harus diprioritaskan dalam pengembangan Kawasan Transmigrasi
Tarentang ke depan. Dengan mengetahui skala prioritas tersebut diharapkan
pembangunan menjadi lebih terarah dan mendapatkan hasil yang lebih optimal.
Penetuan sektor basis dilakukan dengan menggunakan metoda perhitungan Location
Quotient (LQ). Metode LQ ini dapat mengidentifikasikan sektor yang terspesialisasi di
wilayah yang bersangkutan. Dalam model ekonomi basis, perekonomian terbagi menjadi
dua yaitu sektor basis dan non basis. Untuk mengetahui sektor basis dan non basis
digunakan metode perhitungan Location Quotient (LQ). Metode LQ ini dapat
mengidentifikasikan sektor yang terspesialisasi di wilayah yang bersangkutan. Selain itu,
dari metode LQ ini dapat diketahui potensi sektor yang ada dalam wilayah yang
bersangkutan untuk diekspor ke wilayah lainnya ataupun tidak (dalam arti hanya
melayani/memenuhi kebutuhan sendiri). Ada tiga kondisi dari kisaran nilai LQ hasil
perhitungan dengan metode in pada suatu wilayah, yaitu:
Nilai LQ > 1, spesialisasi tinggi
Maka sektor yang bersangkutan disamping dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
juga memberikan peluang untuk diekspor ke wilayah lainnya. Dapat dikatakan pula
bahwa wilayah tersebut terspesialisasi pada sektor yang bersangkutan (sektor basis);
Jika nilai LQ = 1, self sufficient, spesialisasi sama
Maka sektor yang bersangkutan hanya dapat memenuhi kebutuhan wilayah itu
sendiri;
Jika nilai LQ < 1, spesialisasi rendah
Maka sektor yang bersangkutan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayahnya
sendiri. Dapat dikatakan juga bahwa wilayah tersebut tidak terspesialisasi pada
sektor tersebut.
Di bawah ini disajikan tabel hasil perhitungan LQ Kabupaten Kubu Raya dalam kurun
waktu 2016 - 2020.
IV - 66
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Dari tabel di atas diketahui hanya ada lima (5) sektor yang merupakan sektor basis atau
sektor yang mempunyai nilai LQ >1. Ternyata sektor pertanian tidak lagi merupakan
sektor penyangga perekonomian Kabupaten Kubu Raya. Sektor yang paling memiliki
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan juga memberikan peluang untuk
diekspor ke wilayah lainnya adalah sektor industry pengolahan, pengadaan listrik dan
gas, sektor konstruksi transportasi dan pergudangan serta sektor Jasa Perusahaan. Fakta
ini mengindikasikan bahwa sektor-sektor yang memiliki nilai LQ lebih dari 1 tersebut
cukup mampu untuk menjadi sektor basis wilayah ini. Sektor-sektor dengan LQ rata-rata
yang tinggi seperti pada tabel di atas merupakan sektor inti dari kegiatan ekonomi
Kabupaten Kubu Raya.
Struktur perekonomian Kab. Kubu Raya terhadap tingkat wilayah yang lebih tinggi,
misalnya perekonomian Prov. Kalimantan Barat, dapat ditinjau dengan analisis shift
share. Analisis ini digunakan untuk melihat tipe pertumbuhan sektor produksi di suatu
IV - 67
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
daerah (cepat atau lambatnya pertumbuhan), dan digunakan untuk mengetahui apakah di
daerah tersebut terdapat spesialisasi dalam hasil-hasil sektor yang dianalisis.
Secara umum analisis ini mengacu pada asumsi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi
wilayah studi dengan wilayah acuan, Kemudian, ditelit kondisi sektor-sektor yang
mengalami perubahan atau pertumbuhan kinerja ekonomi pada lokasi studi. Analisis ini
dapat melihat sektor lamban dan sektor maju yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan
dalam penyedian lapangan kerja bagi warga di wilayah tersebut
Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (KPPW), yang dikenal pula sebagai komponen
lokasional atau regional. Dalam hal ini KPPW mengalami perubahan produksi
dikarenakan keunggulan komparatif daerah tersebut, dukungan kelembagaan, prasarana
sosial ekonomi serta akibat dari kebijakan lokal pada daerah itu sendiri. Untuk KPPW >
0 maka dikategorikan sektor tersebut memiliki keunggulan komparatif sedangkan nilai
KPPW < 0 maka sektor tersebut tidak mempunyai keunggulan komparatif yang diartikan
tidak dapat bersaing.
IV - 68
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.28
Nilai Komponen Pertumbuhan Proposional (KPP)
IV - 69
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.30
Nilai Pergeseran Bersih (PB)
Sektor-sektor dengan seluruh nilai shift positif adalah Sektor Pertanian, kehutanan dan
perikanan, Jasa kesehatan dan kegiatan social, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan jaminan social. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi yang tinggi, yang terjadi karena pertumbuhan sektor-sektor
tersebut yang tinggi. Wilayah ini cenderung berspesialisasi pada ketiga sektor tersebut
yang memiliki perkembangan cepat.
IV - 70
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
IV - 71
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.31
Standar Kebutuhan Ruang Bagi Perumahan dan
Permukiman Kawasan Transmigrasi
Satuan Permukiman (SP) Satuan Kawasan Permukiman Kawasan Pusat Baru (KPB)
No. Jenis Sarana (SKP)
Fungsi Luasan (m2) Fungsi Luasan (m2) Fungsi Luasan (m2)
1. Rumah Sebagai LT = 2.500 m2 Sebagai LT = 2.500 m2
Transmigran tempat LB = 36 m2 tempat LB = 36 m2
tinggal dan tinggal dan
tempat tempat
berusaha berusaha
2. Permukiman Sebagai LT = 250 m2
Perkotaan tempat LB = 36 m2
tinggal dan
tempat
berusaha
3. Rumah Sebagai LT = 225 m2 Sebagai LT = 225 m2
Kepala Desa Tempat LB = 61 m2 Tempat LB = 61 m2
(UPT) Tinggal Tinggal
Kepada Kepada
Desa Desa
4. Rumah Sebagai LT = 225 m2 Sebagai LT = 225 m2
Dinas Tempat LB = 42,6 m2 Tempat LB = 42,6 m2
Petugas Tinggal Tinggal
Petugas Petugas
5. Rumah Sebagai LT = 250 m2
Pengelolaan Tempat LB = 54 m2
Kawasan Tinggal
Pengelola
KPB
Sumber: Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi
Nomor 25 Tahun 2016
Untuk mengetahui kebutuhan jumlah rumah dan luas lahan perumahan di Kawasan
Transmigrasi Terentang, dalam proses perhitungannya ditetapkan asumsi-asumsi berikut:
1. Jumlah indikator kebutuhan rumah adalah selisih Jumlah KK tahun proyeksi dengan
jumlah KK tahun dasar (2019) ditambah dengan Backlog rumah sebesar 20% dari
jumlah KK tahun dasar (2019)
2. Penduduk yang akan di tempatkan adalah penduduk lokal sesuai dengan pertumbuhan
penduduk kawasan pada tahun proyeksi.
3. Proporsi penduduk yang bermukim di pusat kawasan dengan hinterlandnya dalam hal
ini Satuan Permukiman adalah 60% di pusat kawasan : 40% di Satuan Permukiman
4. Pusat Kawasan Berada di Terentang Hilir Sesuai Kebijakan RTRW sebagai PPK
IV - 72
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.32
Proyeksi Kebutuhan Rumah Dikawasan Terentang Tahun 2041
Tabel 4.33
Proyeksi Lahan Rumah Dikawasan Terentang Tahun 2041
IV - 73
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Jenis sarana pelayanan umum yang di butuhkan di Kawasan Transmigrasi adalah sebagai
berikut:
IV - 74
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
j. lapangan olahraga.
k. toko sarana produksi pertanian;
l. bengkel alat mesin pertanian;
m. industri kecil rumah tangga;
n. industri pengolahan bahan mentah menjadi setengah jadi;
o. penginapan;
p. tempat sampah rumah tangga;
q. tempat penampungan sementara (TPS);
r. tanah bengkok/kas desa;
s. lahan penggembalaan; dan
t. sarana pemakaman/TPU.
Jenis sarana pelayanan umum pada KPB meliputi:
a. kantor pos cabang dan jasa pengiriman barang;
b. alat pemadam kebakaran;
c. kantor polisi sektor;
d. kantor urusan agama (KUA);
e. kantor pengelola;
f. pusat peribadatan;
g. pusat olah raga dan kesenian;
h. terminal dan/atau dermaga;
i. instalasi sarana air bersih;
j. instalasi pengolahan air limbah (IPAL);
k. tempat sampah rumah tangga;
l. tempat pembuangan sementara (TPS;
m. tempat pembuangan akhir (TPA);
n. tempat pengolahan sampah terpadu (TPST); dan
o. sarana pemakaman/TPU.
Besar kebutuhan ruang dari pada sarana pelayanan umum tersebut di atas dapat diuraikan
dalam tabel-tabel berikut:
IV - 75
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.34
Jenis Dan Standar Sarana Pelayanan Umum
Pada Satuan Permukiman (SP)
IV - 76
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.35
Jenis dan Standar Sarana Pelayanan Umum Pada
Satuan Kawasan Pengembangan (SKP)
IV - 77
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 4.36
Jenis dan Standar Sarana Pelayanan Umum
Pada Kawasan Perkotaan Baru (KPB)
Luas
Luas Lahan
No JENIS SARANA Bangunan
(LT) m2
(LB) m2
IV - 78
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Hasil dari analisis kebutuhan ruang untuk sarana pelayanan umum di Kawasan
Transmigrasi sebagaimana di uraikan pada tabel di atas, diketahui bahwa total kebutuhan
lahan untuk menampung sarana pelayanan umum adalah seluas 2.687,821 m2 atau 268
Ha. Dari luas tersebut terdistribusi untuk Satuan Permukiman seluas 169,51 Ha, Satuan
Kawasan Pengembangan seluas 95,50 Ha dan untuk KPB seluas 3,83 Ha.
Sesuai dengan jumlah proyeksi usia sekolah menurut tingkatnya masin-masing tahun
2041 yang selanjutnya di perbandingkan dengan standar daya tampung dari tiap tingkatan
sekolah maka di dapat kebutuhan Taman Kanak sebanyak 63 unit, kebutuhan SD 21 unit,
SMP 4 Unit dan SMA 4unit. Untuk sarana pendidikan TK dan SD hampir setiap desa
IV - 79
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
membutuhkan pengembangan sekolah. Sementara itu untuk SMP dan SMA kebutuhan
hanya terdapat di dua desa yaitu Desa Sungai Asam dan Kalibandung.
Tabel 4.39
Kebutuhan lahan Sarana Pendidikan
Di Kawasan Transmigrasi Terentang
Satuan Pemukiman/ Tahun 2041
No. Kecamatan Penduduk
Desa TK Luas (m2) SD Luas (m2) SMP Luas (m2) SMA Luas (m2)
I. Terentang 1 Sungai Dungun 1,047 2 2,284 1 2,264
2 Terentang Hulu 1,120 2 2,443 1 2,422
3 Terentang Hilir 622 1 1,357 0 1,345
4 Telur Bayur 1,962 4 4,279 1 4,243
5 Teluk Empening 1,599 3 3,488 1 3,458
6 Sungai Radak I 2,271 4 4,953 1 4,911
7 Sungai Radak II 2,131 4 4,648 1 4,609
8 Permata 1,263 2 2,755 1 2,731
9 Bertuah 900 2 1,963 1 1,946
10 Radak Baru 2,267 4 4,945 1 4,903
Terentang 15,182 28 33,114 9 32,834
II. Sungai Raya 11 Sungai Asam 16,758 30 36,551 10 36,242 4 36000 3 40,432
12 Kalibandung 2,877 5 6,275 2 6,222 1 5452 1 6,941
Sungai Raya 19,635 36 42,826 12 42,464 5 41,452 4 47,374
Kawasan Transmigrasi Terentang 34,816 63 75,940 21 75,298 5 41,452 4 47,374
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2021
IV - 80
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
IV - 81
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
8. Satuan Permukiman Baru yang selanjutnya disebut SP-Baru adalah bagian dari SKP
berupa satu kesatuan permukiman atau beberapa permukiman sebagai satu kesatuan
dengan daya tampung 300-500 (tiga ratus sampai dengan lima ratus) keluarga yang
merupakan hasil pembangunan baru.
9. Satuan Permukiman Pemugaran yang selanjutnya disebut SP-Pugar adalah bagian
dari SKP berupa permukiman penduduk setempat yang dipugar menjadi satu kesatuan
dengan permukiman baru dengan daya tampung 300-500 (tiga ratus sampai dengan
lima ratus) keluarga.
10. Satuan Permukiman Penduduk Setempat yang selanjutnya disebut SP-Tempatan
adalah permukiman penduduk setempat dalam deliniasi Kawasan Transmigrasi yang
diperlakukan sebagai SP.
IV - 82
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Dalam kebijakan system pusat-pusat kegiatan sesuai Perda Kab. Kubu Raya No 7
Tahun 2016 Tentang RTRW Kab. Kubu Raya 2016-2036 menetapakan bahwa Desa
Terentang Hilir (Kecamatan Terentang sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan
atau beberapa desa, serta Desa Sungai Asam sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan
(PPL) yaitu pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan antar desa.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan, Master Plan KTM Terentang-2006
di arahkan menjadi tiga hiraki pusat pelayanan, yaitu (Pusat KTM, Desa Utama/SKP
dan Pusat Desa). Berdasarkan kriterianya KTM Terentang dibagi menjadi 3 Sub
Kawasan Pengembangan (SKP), dimana tiap SKP merupakan sentra-sentra
komoditas yang akan dikembangkan dan merupakan pengembangan hirarki/jenjang
antara pusat pengembangan kawasan dan sub-sub pusat dibawahnya. Berdasarkan
hasil analisis tersebut, maka pembagian SKP adala sebagai berikut :
IV - 83
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Dari Ketiga pengembangan SKP tersebut, Teluk Bayur dinilai mempunyai kriteria
untuk dijadikan Pusat KTM Terentang. Hal ini sesuai dengan kriteria lokasi yang
diperkirakan akan menjadi pusat kegiatan yang mampu melayani dengan tingkat
aksesibilitas tinggi.
c. Analisis Skalogram
IV - 84
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
COR = (T-S)/T
Keterangan :
COR = Coeffisien of Reproducibility
T = jumlah total fasilitas yang diamati tiap wilayah
S = jumlah kesalahan
C = t/T
Keterangan :
C = bobot/jenis fasilitas
t = nilai sentralitas tiap jenis fasilitas (100)
T = jumlah satuan tiap jenis fasilitas
Secara garis besar metode skalogram ini dilakukan dengan menyusun suatu matriks.
Kolom matriks tersebut berisi keberadaan jenis fasilitas, sedangkan baris matriksnya
berisi unit observasi. Pada tahapan ini unit observasi yang dipergunakan adalah desa-
desa yang ada di Kawasan RKT Terentang Kabupaten Kubu Raya. Skalogram
IV - 85
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Dengan demikian fasilitas yang jumlah unitnya relatif kecil akan memiliki bobot atau
nilai sentralitas lebih besar. Berdasarkan pembobotan di atas, maka dapat dihitung
nilai keterpusatan fasilitas suatu kota. Berdasarkan nilai keterpusatan fasilitas akan
diperoleh urutan kota berdasarkan nilai keterpusatannya. Batas ambang untuk
masing-masing hirarki di Kawasan RKT Terentang ditentukan berdasarkan
klasifikasi dari indeks sentralitas.
Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) adalah satu kawasan yang terdiri atas beberapa
satuan permukiman yang salah satu diantaranya merupakan permukiman yang disiapkan
menjadi desa utama atau pusat kawasan perkotaan baru. SKP akan merupakan bagian dari
kawasan transmigrasi sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya
alam yang memiliki keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan dengan pusat
pertumbuhan dalam satu kesatuan sistem pengembangan. Pusat pertumbuhan yang
IV - 86
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
dimaksud adalah bagian kawasan transmigrasi yang akan diwujudkan menjadi KPB
(Kawasan Perkotaan Baru).
Pengembangan ruang wilayah baik bagian (satuan) kawasan transmigrasi yang akan
merupakan KPB maupun SKP dalam RKT Terentang, didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut :
Berdasarkan kebijakan RTRW Kabupaten Kubu Raya dilihat dari segi struktur ruang
bahwa erentang Hilir) ditetapkan sebagai PPK atau perkotaan kecil (Ibukota Kecamatan
Terentang), Rencana pembangunan Kawasan Transmigrasi Terentang dan hinterland-nya
akan sangat berpeluang besar dalam mendukung perkembangan dan pertumbuhan
sebagian wilayah Kabupaten Kubu Raya terutama di kawasan Terentang Hilir sebagai
pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Kubu Raya.
Merupakan satu kesatuan kawasan fungsional, dalam arti bahwa interaksi kedalam lebih
kuat daripada interaksi keluar atau dapat diartikan pula bahwa penduduk menggunakan
fasilitas-fasilitas pada kawasan. Oleh sebab itu, terdapat satu bagian kawasan yang
merupakan pusat orientasi kegiatan dan aglomerasi fasilitas-fasilitas pelayanan ekonomi
dan sosial yaitu Pusat pelayanan Kawasan Transmigrasi (PPKT) yang adalah Kawasan
Perkotaan Baru (KPB).
Pembagian SKP didasari oleh gabungan dari beberapa satuan permukiman (SP) yang
dapat terdiri dari Desa Setempat dan UPT-UPT yang telah ada, dimana setiap SKP terdiri
dari 3 – 6 SP. Disisi lain, pusat Terentang Hilir dan sekitarnya merupakan Kawasan
Perkotaan yang sedang berkembang dicerminkan dari penetapan menjadi PPK. Oleh
karena itu ruang wilayah yang perlu dibentukan satuan kawasan yang masing-masing
menjadi satu satuan kawasan pengembangan.
Setiap SKP dapat dibatasi oleh batasan administrasi ataupun oleh pembatas-pembatas
fisik yang mudah diidentifikasi seperti sungai, jalan, bukit, jalur hijau, dan lain-lain, yang
dapat berfungsi sebagai pengendali perkembangandan orientasi pergerakan
penduduknya.
IV - 87
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Bila mengacu kepada RTRW Kabupaten Kubu Raya dimana Terentang Hilir ditetapkan
sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa maka Konsep Struktur RKT
Terentang dapat berpusat di Terentang Hilir dan direncanakan akan ada 3 hirarki pusat
yaitu untuk:
• Setingkat desa terdapat Pusat pemukiman yang disebut Pusat Desa
• Setingkat SKP terdapat Pusat Kawasan yang disebut Desa Utama
• Setingkat Kawasan Besar/WPT terdapat Pusat RKT sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi berupa Kota Kecil.
Dengan Fungsi Lingkup Permukiman serta Peran Masing-masing Kawasan adalah
sebagai berikut :
IV - 88
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Bila mengacu kepada struktur pusat pelayanan sesuai dengan KTM Terentang-2006
dimana Teluk Bayur ditetapkan sebagai Pusat WPT (Pusat KTM) maka Konsep Struktur
IV - 89
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
RKT Terentang dapat berpusat di Teluk Bayur sebagai KPB dan direncanakan akan ada
3 hirarki pusat yaitu untuk:
• Setingkat desa terdapat Pusat pemukiman yang disebut Pusat Desa
• Setingkat SKP terdapat Pusat Kawasan yang disebut Desa Utama
• Setingkat Kawasan Besar/WPT terdapat Pusat RKT sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi berupa Kota Kecil.
Dengan Fungsi Lingkup Permukiman serta Peran Masing-masing Kawasan adalah
sebagai berikut :
IV - 90
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
IV - 91
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB V
RENCANA STRUKTUR
KAWASAN TRANSMIGRASI TERENTANG
Dari pemahaman diatas jelas bahwa untuk mewujudkan Kawasan Transmigrasi yang baik
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka pembentukan struktur ruang kawasan
transmigrasi yang ideal menjadi hal yang penting.
V-1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
atas konstelasi pusat-pusat SKP yang memiliki hubungan fungsional dan hirarki
keruangan satu sama lain serta dengan KPB yang dihubungkan oleh sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan social ekonomi
masyarakat dalam Kawasan Transmigrasi.
V-2
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
No. Wilayah Cakupan Luas (Ha)
4. S. Radak II
5. Teluk Empening
6. Permata
7. Bertuah
Total Luas 63.960
Sumber: Hasil Analisis
Area delineasi rencana pusat SKP ditetapkan di desa dalam area delineasi rencana SKP
yang dirancang menjadi SP-Tempatan atau SP-Pugar. Penetapan area delineasi rencana
pusat SKP dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek:
a. jumlah penduduk;
b. ketersediaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum;
c. kemudahan aksesibilitas ke wilayah pelayanan; dan
d. sosial kultural masyarakat.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka di dapat 3 Pusat SKP di Kawasan Transmigrasi
Terentang Yaitu :
1. SKP A dengan desa utamanya (Pusat SKP) adalah Sungai Asam
2. SKP B dengan desa Utamanya (Pusat SKP) adalah Teluk Bayur
3. SKP C dengan desa utamanya (Pusat SKP) adalah Sungai Radak I
V-3
V-4
V-5
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
5.3. Rencana KPB
V-6
V-7
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
5.4. Rencana Jaringan Prasarana Kawasan
Rencana jaringan prasarana dikawasan Transmigrasi Terentang meliputi rencana
sistem jaringan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, dan/atau sumber daya air
yang mengintegrasikan dan memberikan layanan bagi fungsi pusat kegiatan yang ada di
Kawasan Transmigrasi Terentang.
Pembangunan jaringan prasarana dasar Kawasan Transmigrasi diarahkan untuk
mewujudkan Kawasan Transmigrasi menjadi satu kesatuan sistem Pengembangan.
1. Rencana Jaringan Prasarana Antar SP
a. Perbaikan dan pembangunan jalan lokal primer atau lokal sekunder antar SP
b. Penyediaan sistem penerangan jalan
c. Peningkatan jaringan listrik/energi kesetiap lingkunan permukiman
2. Rencana Jaringan Prasarana Antar pusat SKP
a. Perbaikan dan Peningkatan kualitas jalan poros desa terhadap jalan yang dapat
menghubungkan antar SKP.
b. Pembangunan dan Perbaikan prasarana jalan kolektor primer atau kolektor
sekunder antar SKP.
c. Pembangunan jembatan
d. Perbaikan dan Peningkatan jaringan Pelayanan Listrik/energy pada kawasan
permukiman yang belum terjangkau jaringan listrik
e. Pengembangan sistem Shelter/Tempat pemberhentian kendaraan umum di setiap
pusat SKP
f. pengembangan jaringan transmisi di lokasi stau desa desa yang terisolir.
3. Rencana Jaringan Prasarana Antara Pusat SKP dan KPB;
a. Perbaikan dan peningkatan kualitas pembangunan prasarana jalan kolektor
primer atau jalan kolektor sekunder
b. pembangunan prasarana jalan kolektor primer atau jalan kolektor sekunder
c. pembangunan jembatan
d. Penyediaan Jaringan Penerangan Jalan (JPU)
e. Peningkatan jaringan Listrik/energi pada setiap SKP
f. Peningkatan dan Pengembangan pelayanan sistem angkutan sungai.
4. Rencana Jaringan Prasarana KPB;
a. Perbaikan dan pembangunan prasarana jalan lokal sekunder
b. Perbaikan dan pembangunan prasarana jalan Lingkungan sekunder
V-8
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
c. Perbaikan dan peningkatan Kualitas Penerangan Jalan
d. Perbaikan dan Peningkatan jaringan Listrik
e. Perbaikan dan Peningkatan Kapasitas pelayanan jaringan air bersih
f. Pengembangan Prasarana Air Baku Untuk Air Minum Dan Sumber Air Baku Berupa Air
Tanah Dangkal
g. Penambahan BTS sebagai prasarana pelayanan Telekomunikasi
5. Rencana jaringan prasarana antara KPB dan pusat pertumbuhan yang
hierarkinya lebih tinggi.
a. Peningkatan Jalan Kolektor Sekunder, Yaitu Jalan Yang Menghubungkan
KPB Dengan Wilayah Sekitarnya di Luar RKT.
b. Pembangunan Terminal Tipe C.
c. Pengembangan dan Peningkatan pelayanan prasarana transportasi sungai
d. Pembangunan Dermaga.
V-9
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB VI
RENCANA PERUNTUKAN KAWASAN
TRANSMIGRASI
Apabila suatu wilayah memiliki fasilitas pelayanan yang lengkap, maka orientasi
penduduk akan semakin besar pada wilayah tersebut atau dengan kata lain wilayah
tersebut memiliki potensi untuk menjadi pusat pelayanan.
Berdasarkan hasil analisis ditribusi dan kelengkapan fasilitas pelayanan di Kawasan RKT
Terentang, maka terdapat beberapa desa yang berpotensi sebagai pusat pelayanan, yaitu
Terentang Hilir, Sungai Asam, Teluk Bayur, dan Radak II. Kelengkapan dari fasilitas
pelayanan di desa masing-masing masih memiliki kekurangan fasilitas pelayanan antara
satu dengan yang lainnya.
Pusat Terentang akan difungsikan sebagai Kawasan Perkotaan Baru (KPB) dalam
pembangunan RKT Terentang. Arahan fungsi yang diemban adalah sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi RKT Terentang, pusat kegiatan jasa sekunder dan tersier serta
sebagai simpul pergerakan regional barang dan orang. Terentang Hilir yang
berfungsi sebagai KPB dalam pembangunan Kawasan Transmigrasi Terentang, hal
ini berdasarkan kesatuan perkembangan permukiman yang telah ada.
VI - 1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
2. PPLKT : Pusat SKP yaitu Sungai Asam, Teluk Bayur dan Radak II
Sungai Asam, Teluk Bayur dan Radak II merupakan pusat SKP dimana Sungai Asam
sebagai Pusat SKP 1, Desa Teluk Bayur seebagai pusat SKP 2, Desa Radak II
Sebagai Pusat SKP 3 dengan fungsinya sebagai desa utama, maka pengembangan
kegiatan diarahkan pada penyediaan sarana prasarana bagi pelayanan satuan kawasan
pengembangan transmigrasi (SKP).
3. Pusat Permukiman/Desa
Fungsi dari pusat permukiman/desa memiliki fungsi pusat pelayanan lingkungan satu
desa atau satu satuan permukiman transmigrasi (SP).
VI - 2
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
VI - 3
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
VI - 4
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem
zonasi yang dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata,
rekreasi dan pendidikan.
B. Kawasan Pertanian
VI - 5
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
C. Kawasan Perkebunan
D. Kawasan Peternakan
Sedangkan subsektor Peternakan potensi yang ada adalah: ayam buras, dan sapi
yang tersebar di Kawasan Transmigrasi Terentang, akan tetapi kegiatan
budidaya ternak tidak terlalu dominan dan masih berupa usaha ekonomi
sampingan bagi masyarakat di kawasan.
E. Kawasan Perikanan
F. Kawasan Permukiman
VI - 6
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
G. Kawasan Transmigrasi
Dalam rencana pola pemanfaatan ruang yang tertuang dalam RTRW Kabupaten
Kubu Raya telah dialokasikan ruang wilayah yang diperuntukkan sebagai
Kawasan Transmigrasi yang menjadi bagian dari Kawasan Permukiman
Pedesaan. Lokasi areal yang direncanakan adalah berada Kecamatan Terentang
dan Sungai Raya.
Rencana tataguna lahan yang terpenting adalah tataguna lahan untuk mendukung kegiatan
usaha budidaya pertanian, termasuk sub sector peternakan yang menjadi komoditas
unggulan di Kawasan Transmigrasi Terentang, yaitu : pertanian tanaman pangan.
Rencana penggunaan lahan untuk komoditas unggulan diarahkan tersebar di 3 SKP. Pada
masing-masing SKP terdapat rencana pengembangan kawasan budidaya pertanian dan
komoditas unggulannya, tergantung dari luas dan daya tampung tiap SKP.
VI - 7
VI - 8
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB VII
ARAHAN PENGEMBANGAN POLA
USAHA POKOK
Berdasarkan gambaran profil dan rencana tata ruang Kawasan Terentang yang telah
disusun pada Bab terdahulu, maka pada bab ini akan dijabarkan suatu arahan
pengembangan Kawasan Terentang sebagai sistem kegiatan pembangunan yang
mendasari kebijakan pembangunan dan sumber pendanaan pembangunan. Sistem
kegiatan pembangunan mencakup arahan tentang indikai program pembangunan
Kawasan Terentang, tahapan pembangunan, sumber keuangan, dan kelembagaan yang
menangani pembangunannya.
VII - 1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
• Ketersediaan sumber air baku untuk pertanian cukup melimpah, baik dari aliran
sungai maupun pasang surut air yang ada di sekitar lokasi. Oleh karenanya, melalui
pembuatan saluran irigasi yang dapat mengalirkan air dari sungai ke areal
persawahan, dapat meningkatkan produktifitas tanaman padi di lokasi studi
VII - 2
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Komoditas tanaman perkebunan pada umumnya memiliki potensi besar untuk dijadikan
sebagai komoditas unggulan di Kawasan Transmigrasi Terentang, selain Sawit, kelapa
dalam dan karet. Tanaman perkebunan yang mempunyai potensi nilai ekonomi yang
relatif tinggi dibandingkan produk tanaman perkebunan lain adalah kopi, sagu, pinang
VII - 3
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
dan lada. Pengembangan tanaman kelapa dalam dan karet di Kawasan Terentang,
Kabupaten Kubu Raya, secara umum dapat dilakukan melalui beberapa langkah
diantaranya sebagai berikut;
Strategi pengembangan tanaman Kopi, sagu, lada dan pinang di Kawasan Terentang,
Kabupaten Kubu Raya secara umum dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu;
• Ekstensifikasi,
• Intensifikasi,
• Revitalisasi (Rehabilitasi dan peremajaan) dengan bibit unggul.
Pengembangan tanaman Kopi, sagu, lada dan pinang selain melalui pembukaan areal
perkebunan baru (ekstensifikasi), juga melakukan upaya intensifikasi berupa peningkatan
perbaikan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani melalui
pasca panen pengolahan biji. Secara rinci, strategi pengembangan komoditas tanaman
Kopi, sagu, lada dan pinang di lokasi studi dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel.7.1
Strategi Pengembangan Komoditas Tanaman Kopi, Sagu, Lada dan Pinang
Di Kawasan Terentang, Kabupaten Kubu Raya
Pendekatan Tipologi Program Sasaran
Ekstensifikasi • Luas areal • Penanaman • Meningkatkan
tanaman Kopi, (pembukaan) kebun produktifitas lahan
sagu, lada dan Kopi, Sagu, Lada • Penambahan luas
pinang sedikit daan Pinang areal tanaman
• Tersedia lahan • Bantuan bibit dan Kopi, sagu Laada
kosong Saprotan dan Pinang
VII - 4
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
VII - 5
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
3. Adanya penyediaan kredit modal usaha dari lembaga perbankan dengan tingkat
bunga yang wajar, melalui pembentukan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
dengan membuka akses pembiayaan tanpa agunan.
4. Mendorong dan memfasilitasi lembaga pendukung yang diperlukan untuk
pemberdayaan petani dan agribisnis seperti kelembagaan petani, pengolahan
pasca panen, pemasaran dan penyediaan saprotan.
5. Membangun sistem penjualan dan pembelian “satu pintu” melalui peraturan
daerah yang menguntungkan semua pihak.
6. Memberi kemudahan kepada sektor swasta untuk ikut berperan dalam kegiatan
agribisnis perkebunan unggulan.
Berdasarkan hasil perhitungan LQ, dapat dilihat bahwa ternak Sapi Potong, Kerbau,
Kambing, Ayam Buras dan Itik merupakan komoditas basis di Kawasan Transmigrasi
Terentang. Ternak Sapi Potong dan ayam Buras merupakan salah satu komoditi yang
penting dalam kegiatan pertanian di wilayah Kabupaten Kubu Raya. Komoditi ini sudah
menjadi bagian hidup masyarakat petani karena sudah menjadi salah satu sumber
pendapatan keluarga. Pengalaman memelihara ternak Sapi Potong dan Ayam Buras untuk
tujuan ekonomi ini memotivasi mereka berusaha untuk menambah pengetahuan agar
dapat memperoleh ternak dengan produktivitas yang lebih baik. Hal ini merupakan
kekuatan internal yang akan sangat menunjang pengembangan usaha ternak ini sebagai
salah satu komoditi unggulan di wilayah pengembangan.
Kepemilikan lahan yang cukup luas dengan potensi pakan dari limbah penggilingan padi
dan Jagung serta sumber air yang cukup tersedia adalah potensi lokal yang dimiliki oleh
peternakan Sapi Potong dan Ayam Buras di wilayah ini. Kelemahan SDM peternak di
Kawasan Transmigrasi Terentang, Kabupaten Kubu Raya, terutama dalam hal
pengetahuan teknis dan manajemen beternak termasuk manajemen kelembagaan, pakan
dan manajemen kandang serta pemasaran. Pemanfaatan potensi sumberdaya alam secara
optimal untuk pengembangan budidaya peternakan, menjadi langkah yang bisa ditempuh
dalam rangka peningkatan nilai tambah usaha. Dalam hal ini, pengolahan pakan dari
limbah pertanian seperti pembuatan silase, haylase dan teknologi permentasi lainnya.
VII - 6
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Selain itu, khusus untuk budidaya ternak Sapi, kondisi penggunaan lahan di kawasan
Terentang tidak memungkinkan untuk menerapkan sistem budidaya di padang
penggembalaan. Oleh karenanya, disarankan untuk menggunakan sistem pemeliharaan
kereman, dimana ternak Sapi selalu berada di dalam kandang (tidak dilepas liarkan atau
digembalakan)
Pemangku kepentingan terkait dalam hal ini dinas-dinas pemerintah daerah yang
berhubungan langsung dengan kegiatan agribisnis perlu mendapat pembinaan agar
kapasitas mereka sebagai mediator dan fasilitator pembangunan masyarakat dapat
terlaksana. Ancaman yang harus diperhitungkan untuk pengembangan peternakan Sapi
Potong adalah pemanfaatan lahan-lahan potesial untuk kegiatan pembangunan non
pertanian yang mengakibatkan kualitas dan kontinyuitas produksi bisa terhambat.
Berdasarkan pengamatan dan analisis yang dilakukan pada lokasi perencanaan ini dapat
disimpulkan bahwa komoditi ternak Sapi Potong dan Ayam Buras memiliki prospek yang
sangat baik untuk dijadikan komoditi unggulan dengan persyaratan perlunya peningkatan
kapasitas SDM peternak dan input teknologi tepat guna yang dapat membantu para
peternak dalam meningkatkan produksi. Alokasi lahan usaha perlu dilakukan dengan
jelas dan tegas agar tidak terjadi tumpang tindih pemanfaatan lahan terutama dengan
tanaman perkebunan atau tanaman pertanian lainnya serta kelestarian lingkungan.
Kawasan Terentang merupakan daerah dataran rendah yang memiliki ketersediaan air
cukup berlimpah baik sungai maupun laut. Kondisi ini merupakan potensi sumberdaya
yang sangat baik untuk pengembangan usaha perikanan tangkap maupun budidaya.
VII - 7
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Pemanfaatan potensi alam dengan ketersediaan air yang berlimpah, telah lama dilakukan
oleh masyarakat di kawasan ini. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya usaha perikanan
tangkap dan budidaya yang dilkukan oleh masyarakat. Sektor perikanan cukup memberi
kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan keluarga petani nelayan. Disamping itu,
keberadaan usaha perikanan, dapat berfungsi sebagai penyedia sumber protein hewani
bagi masyarakat.
Secara umum, bahwa keseluruhan wilayah di Kawasan Transmigrasi Terentang memiliki
potensi untuk pengembangan usaha budidaya perikanan. Oleh karenanya, dalam
pengembangan usaha ekonomi di kawasan, pengembangan budidaya perikanan sangat
prospektif untuk dikembangkan di semua SKP.
Berdasarkan hasil analisis survey lapangan terhadap kegiatan-kegiatan eksisting
perikanan budidaya, dapat disimpulkan bahwa kegiatan usaha budidaya perikanan masih
dilakukan secara tradisional dan belum berorientasi ekonomi. Kondisi ini mengakibatkan
rendahnya daya ungkit dari usaha perikanan, terhadap tingkat kesejahteraan
petani/nelayan. Oleh karenanya, pengembangan usaha budidaya perikanan di kawasan
Terentang ke depan harus dilakukan melalui intervensi program yang memamungkinkan
petani beranjak dari pola usaha yang seadanya, menjadi uasaha yang ekonomis dan
berdaya ungkit tinggi. Paling tidak, ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam
pengembangan usaha perikanan di lokasi studi, diantaranya adalah sebagai berikut :
Merujuk pada hasil analisis Location Quotient (LQ) terhadap berbagai komoditas
pertanian, perkebunan dan peternakan, serta analisis deskriptif terhadap berbagai aspek
yang berpengaruh terhadap kegiatan usaha ekonomi pertanian, maka pengembangan
VII - 8
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
usaha ekonomi utama (Pola Usaha Pokok) di setiap Satuan Kawasan Pengembangan
(SKP) yang ada di Kawasan Transmigrasi Terentang dapat ditentukan. Analisis LQ
digunakan untuk mengetahui apakah suatu komoditas merupakan komoditas basis di
wilayah tersebut, sehingga merupakan pemberi sumbangan terbesar dari sector pertanian
dalam perkembangan ekonomi wilayah.
Dalam proses penentuan komoditas unggulan dan pola usaha pokok di suatu wilayah,
hasil analisis LQ diposisikan sebagai bahan dasar yang selanjutnya dianalisis melalui
pendekatan analisis deskrpsi terhadap berbagai factor yang mempengaruhi usaha
ekonomi, seperti aspek social budaya, pemasaran, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.
Berikut ini adalah hasil analisis LQ untuk beberapa komoditas di setiap SKP.
VII - 9
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
VII - 10
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Pengembangan komoditas unggulan, bukan hanya dilakukan di tingkat hulu atau sektor
ekonomi primer, tapi juga harus sampai ke level hilir melaluai pengembangan sektor
ekonomi sekunder dan tersier. Berikut ini rekomendasi pengembangan usaha komoditas
unggulan di level hulu sampai hilir.
VII - 11
VII - 12
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Pemasaran bisa dikatakan sebagai kunci keberhasilan dari penjualan produk. Kemampuan
yang handal dalam memasarkan produk atau jasa bisa jadi lebih penting dari produk itu
sendiri. Teknik pemasaran yang baik didukung oleh strategi pemasaran yang efektif.
Dengan strategi tersebut, proses marketing dapat dipertahankan, bahkan cara baru dalam
memasarkan produk juga bisa kita temukan dan membuat pelanggan semakin loyal. Tentu
saja, jangan abaikan faktor kualitas produk yang merupakan poin penting bagi pemasaran
itu sendiri. Pemasaran produk-produk hasil produksi masyarakat khususnya petani di
lokasi perencanaan pada saat ini masih relatif sederhana, mereka memasarkan produk
dengan cara menunggu calon pembeli atau tergantung dari peran tengkulak yang datang
ke mereka. Menggambarkan bahwa pemasaran yang ada sekarang ini bersifat defensif
dan mereka cenderung tidak memiliki posisi tawar yang kuat. Mereka juga terbatas dalam
hal akses informasi harga dan pasar.
Sistem pemasaran yang berlangsung saat ini umumnya masih bersifat tradisonal untuk
memenuhi kebutuhan pasar lokal, Petani cendrung mengantarkan/memasarkan langsung
produksi pertaniannya di pasar lokal, atau kepada pedagang pengumpul yang tersebar di
sekitar tempat tinggal. Harga umumnya ditentukan secara sepihak oleh pedagang, petani
tidak mempunyai kekuatan tawar menawar.Petani biasanya tidak punya informasi yang
memadai tentang pasar dan tidak juga memiki akses terhadap pasar.
VII - 13
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Walaupun memiliki kedekatan relatif terhadap sumber bahan baku dan bahan mentah,
kawasan perdesaan umumnya memiliki daya tarik yang rendah bagi para investor.
Tersedianya hasil-hasil pertanian yang berpotensi menjadi bahan mentah bagi kegiatan
industri olahan yang memiliki nilai komersial yang tinggi di kawasan perdesaan tidak
serta merta menjamin ketertarikan masuknya investasi sektor industri. Masalah pertama
adalah akibat tidak adanya konsentrasi (pengumpulan) produk di kawasan yang
diakibatkan pola spasial lokasi produksi yang tersebar dan akibat sistem tataniaga yang
tidak memungkinkannya terjadinya proses pengumpulan di tingkat lokal secara efisien.
VII - 14
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Pemasaran menurut W. Y. Stanton adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang
berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan
pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai
dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Pada dasarnya pemasaran memiliki
tujuan yaitu :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan
perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang
dihasilkan.
2. Produsen dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan
pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan
mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi
kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen
secara cepat.
3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok
dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
VII - 15
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Analisis kelayakan usaha agribinis adalah upaya untuk mengetahui tingkat kelayakan atau
kepantasan untuk dikerjakan dari suatu jenis usaha, dengan melihat beberapa parameter
atau kriteria kelayakan tertentu. Dengan demikian suatu usaha dikatakan layak kalau
keuntungan yang diperoleh dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan, baik biaya
yang langsung maupun yang tidak langsung.
Dalam melakukan analisis kelayakan suatu usaha agribisnis yang akan menjadi produk
unggulan di Kawasan Transmigrasi Terentang, Kabupaten Kubu Raya, diperlukan
analisis beberapa aspek. Semakin besar dan komplek suatu usaha maka aspek analisis
kelayakan usaha juga semakin luas dan komplek. Aspek-aspek analisis kelayakan
meliputi aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi, aspek
komersial, aspek finansial, dan aspek ekonomis. Kelayakan komoditas unggulan pada
Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang, Kabupaten Kubu Raya ditentukan oleh
aspek-aspek sebagai berikut :
VII - 16
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
a. Aspek Teknis
Aspek teknis yaitu analisa yang berkaitan dengan input dan output suatu komoditas
unggulan berupa barang dan jasa. Aspek teknis memiliki pengaruh yang besar terhadap
kelancaran jalannya kegiatan pengembangan usaha komoditas unggulan di Kawasan.
Adanya teknis dukungan penyediaan sarana produksi yang diperlukan untuk membantu
penyediaan sarana produksi dan peralatan yang dibutuhkan para petani, dan pengolah
untuk melaksanakan kegiatan usahanya. Pelayanan ini harus ada untuk menjamin
ketersediaan sarana usahatani tepat waktu, jumlah dan harga yang wajar. Instansi
pemerintah terkait harus mampu menciptakan iklim usaha dan memberikan dukungan
agar produsen dapat menjalankan fungsinya secara wajar.
Pelaksana kegiatan teknis penyuluhan oleh BPP dan penyuluh swadaya kemampuannya
perlu ditingkatkan agar dapat memberikan kontribusi sesuai dengan fungsinya, sebagai
tempat bertanya, berlatih, berbagi pengalaman antar petani dan tempat pertemuan antara
petani, pedagang dan pengelola agroindustri. Untuk itu perlu dipersiapkan sumberdaya
manusia (SDM) serta perangkat keras dan lunak yang memadai untuk menjalankan fungsi
pusat pelayanan sentra agribisnis.
VII - 17
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
bersih akan meningkat kalau telah terdapat kegiatan pengolahan, terutama dalam bentuk
industri pengolahan pangan dan komoditas perkebunan. Koordinasi dengan Pemda dan
instansi terkait sangat penting untuk mengarahkan kegiatan fisik yang tepat pada lokasi
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhannya.
Sarana transportasi sangat vital dalam membangun sentra agribisnis, dengan demikian
program pembangunan sarana transportasi di dalam Kawasan Transmigrasi Terentang,
Kabupaten Kubu Raya yang dikelola oleh Dinas PUPR harus mampu menjamin
tersedianya prasarana jalan (jalan desa dan jalan kebun) serta fasilitas transportasi yang
memadai di kawasan sentra produksi, yang menghubungkannya dengan pusat-pusat
pelayanan dan pemasaran. Sarana dan prasarana pemasaran, seperti tempat penampungan
hasil panen, alat-alat penyimpanan dengan fasilitas pendingin, alat-alat pengepakan,
informasi harga serta fasilitas fisik pasar yang memadai, sangat vital dalam
pengembangan sentra agribisnis. Kebutuhan fasilitas ini sangat beragam sesuai dengan
komoditas unggulan dan komoditas penunjangnya.
Tersedianya lembaga keuangan dan permodalan yang mudah dan murah sangat penting
bagi para pelaku usaha agribisnis komoditas unggulan, sehingga harus diusahakan di
lokasi sentra atau lokasi yang sangat mudah dicapai dari kawasan sentra, dengan biaya
transportasi dan biaya administrasi yang minimum.Kerjasama antara Pemda dengan
instansi terkait diperlukan untuk menyediakan sumber modal yang dapat diakses dengan
prosedur yang cepat dan murah.
b. Aspek Institusional-Organisasi-Manajemen
VII - 18
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
organisasi pada umumnya dibentuk dengan tujuan tertentu, dengan kegiatan anggota
yang saling mengisi dan tunduk pada aturan-aturan yang dibuat, agar bagian-bagian yang
ada dapat berfungsi efektif. Beberapa komponen pokok dan penunjang adalah adanya
sarana kelembagaan yang menunjang dan pentingnya pendidikan pembangunan bagi
petani dalam proses transfer teknologi.
c. Aspek Sosial
VII - 19
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
d. Aspek Finansial
Berdasarkan aspek finansial dari seluruh sub sektor komoditas unggulan yang ada di
masyarakat yaitu tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan dan peternakan ada
empat sektor yang berperan dan sangat menentukan tingkat pendapatan per kapita petani
yang terlibat dalam kegiatan ekonomi meliputi ; sektor pertanian tanaman pangan dan
hortikultura (sayuran dan buah-buahan), tanaman perkebunan, perikanan serta
peternakan. Dari beberapa sektor tersebut, masing-masing wilayah di Kawasan
Transmigrasi Terentang, Kabupaten Kubu Raya mempunyai prioritas yang berbeda-beda.
Ini dikarenakan adanya perbedaan daya dukung lahan serta alam di lokasi tiap-tiap
wilayah.
Secara finansial, wilayah pedesaan biasanya terdapat dua sektor paling dominan
memberikan sumbangan terbesar bagi pendapatan petani yaitu sektor pertanian tanaman
pangan dan sektor perkebunan. Dari hasil pengamatan didapatkan jenis komoditi yang
secara ekonomi berkembang di masyarakat dan banyak diusahakan sebagai tumpuan
hidup mereka, adalah sektor perkebunan dan tanaman pangan. Di sektor perkebunan
komoditas sawit dan karet menjadi andalan untuk investasi jangka panjang, sedangkan
peternakan Sapi Potong merupakan primadona peternakan yang perlu mendapatkan
perhatian lebih serius.
e. Aspek Ekonomi
Aspek-aspek ekonomi persiapan dan analisis proyek membutuhkan pengetahuan
mengenai komoditas unggulan apa yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang
nyata terhadap pembangunan perekonomi secara keseluruhan.
VII - 20
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
f. Analisis SWOT
VII - 21
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
VII - 22
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
VII - 23
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Begitu juga peluang dalam sarana dan prasarana adalah peluang yang paling besar yang
dimiliki oleh Kawasan Transmigrasi Terentang, Kabupaten Kubu Raya walaupun
peluang ini masih jauh sekali tertinggal, tetapi haruslah dimanfaatkan secara maksimal
dengan kerjasama semua pihak baik pihak Pemerintah Pusat maupun pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat dan Kabupaten Kubu Raya dengan diterbitkannya kebijakan kebijakan
strategis.
VII - 24
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB VIII
ARAHAN JENIS TRANSMIGRASI
Berdasarkan analisis jenis transmigrasi yang akan dikembangkan di kawasan ini adalah
jenis Transmigrasi Umum. Hal ini didasarkan pada kondisi masyarakat di kawasan
yang meskipun memiliki usaha pokok bertani, namun belum memberikan hasil dan
capaian produk yang optimal. Bahkan sebagian masyarakat juga belum memiliki
pekerjaan yang tetap. Perencanaan dan pengembangan jenis Transmigrasi Umum yang
diinisiasi dan dilaksanakan oleh Pemerintah pusat atau daerah diharapkan dapat
memperluas kesempatan kerja, peluang usaha dan meningkatkan kinerja usaha tani yang
sudah berjalan. Berikut ini indikasi nama-nama desa potensial yang dapat dikembangkan
menjadi permukiman transmigrasi, beserta jenis, pola usaha dan perkiraan penambahan
penduduknya.
VIII - 1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 8.1 Jenis Transmigrasi, Pola Usaha dan Perkiraan Penambahan Penduduk di
Desa-Desa Potensial dalam Kawasan Terentang
Prediksi
Jenis
SKP Nama Desa Pola Usaha Tambahan Keterangan
Transmigrasi
Penduduk
SKP 1 Sungai Asam Pusat SKP-1
SP
Tempatan
UPT Benkarek Transmigrasi TPLK 100 SP Pugar
Umum
UPT Sidomulyo Transmigrasi TPLK 100 SP Pugar
Umum
UPT Sumber Transmigrasi TPLK 100 SP Pugar
Bahagia Umum
UPT Parit Makmur Transmigrasi TPLK 100 SP Pugar
Umum
Kali Bandung SP
Tempatan
VIII - 2
VIII - 3
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
VIII - 4
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
VIII - 5
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Berdasarkan komparasi UPT (Daerah) berdasar Permendagri No. 12 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pembentukan Dan Klasifikasi Cabang Dinas Dan Unit Pelaksana Teknis
Daerah serta BUM Desa berdasar Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang
Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa yang
disajikan dalam tabel sebelumnya tampak terdapat perbedaan mendasar mengenai
pertanggung jawaban dan pembiayaan dari kedua bentuk kelembagaan tersebut.
VIII - 6
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
4. Kepala UPT merupakan pegawai terseleksi dari Dinas Transmigrasi, dan Tenaga
Kerja Kabupaten Kubu Raya. Kepala UPT berperan sebagai koordinator Kawasan
transmigrasi dan dapat dibantu oleh tenaga outsourcing untuk menangani
pengelolaan operasional kawasan transmigran bersama-sama.
Struktur organisasi merupakan bentuk organisasi secara keseluruhan yang secara umum
memberikan gambaran tentang:
(1) Pembagian tugas dan tanggung jawab, baik terhadap individu, unit maupun bagian;
(2) Hubungan pelaporan resmi, hirarki, rentang kendali;
(3) Pengelompokan:
Individu menjadi unit/bagian, yang mana beberapa unit/bagian yang mengelompok
inilah yang menjadi organisasi; dan
(4) Alat/sistem hubungan yang meliputi sistem komunikasi, koordinasi, integrasi
vertikal dan integrasi horizontal di dalamnya.
Setelah melihat penjelasan dan beberapa alternatif bentuk organisasi pengelola diatas
maka bentuk organisasi pada kawasan transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
adalah sebagai berikut :
1. Kepala UPTD
2. Administrasi & Keuangan.
VIII - 7
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Kepala UPTD
Tata Usaha
Kabag Fasilitas,
Kabag Litbang, Diklat
Infrastruktur dan
& Kerjasama
Lingkungan
Operator Teknisi
Dari gambar bagan struktur organisasi tersebut, pembagian urusan di dalam kawasan
transmigrasi terbagi menjadi beberapa kelompok:
1. Bagian yang menangani urusan eksternal oleh kabag litbang, diklat dan Kerjasama
yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan
pengedalian terkait urusan dengan pihak eksternal kawasan transmigrasi.
2. Bagian yang menangani urusan internal oleh kabag infrastruktur dan lingkungan
yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, koordinasi pelaksanaan dan
pengendalian terkait urusan dengan pengelolaan, pengoperasian dan perawatan
fasilitas yang terdapat di dalam kawasan transmigrasi.
Bagian yang melaksanakan Integrasi oleh Kepala UPTD yang bertanggung jawab
terhadap perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan pengendalian terkait kegiatan
kawasan transmigrasian secara menyeluruh baik dalam hal eksternal dan internal
organisasi.
VIII - 8
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB IX
ARAHAN PENATAAN PERSEBARAN PENDUDUK
Persebaran penduduk diartikan sebagai keberadaan penduduk pada unsur ruang (dimensi
ruang). Terdapat beragam pengertian ruang yang dapat diterjemahkan ke dalam berbagai
matra, antara lain matra desa-perkotaan, matra wilayah administratif, matra Jawa-luar
Jawa, matra fungsi kawasan budidaya-kawasan non budidaya, matra bentang alam
daratan dan pegunungan, serta matra-matra ruang lainnya. Penataan persebaran penduduk
dalam konteks pembangunan kawasan transmigrasi agar terlaksana secara efektif dan
efisien, maka perlu dilandaskan kepada kerangka tata ruang kawasan yang akan
diwujudkan baik terkait struktur ruang yang akan dibangun maupun potensi sumberdaya
kawasan yang dapat dimanfaatkan/dikembangkan.
IX - 1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
transmigrasi dapat menampung penduduk sebanyak 159.900 jiwa, jadi dapat dilakukan
pertambahan penduduk sebanyak 125.529 jiwa atau sekitar 31.382 KK.
Permukiman adalah suatu sumber informasi tentang manusia dan aktivitasnya di dalam
habitatnya. Dengan demikian pola permukiman memberikan kesan tentang persebaran
fisik permukimannya beserta kepadatan penghuninya (penduduknya). Adapun menurut
Kustowartojo,T & Salim,S, 1997, Mengusik Tata Penyelenggaraan Lingkungan Hidup
dan Pemukiman, “Pemukiman merupakan suatu sistem (wadah) yang terdiri dari lima
unsur yaitu: alam (tanah&air), masyarakat, manusia, lindungan dan jaringan”.
Kesempatan kerja dan peluang usaha yang timbul dengan adanya pembangunan kawasan
transmigrasi adalah akan munculnya kegiatan-kegiatan yang bersifat jasa dan industri
yang nantinya akan berkembang didalam pusat perkotaan yang berwujud sebagai
Kawasan Perkotaan Baru. Sedangkan keragaman kerja dan usaha yang bersifat perdesaan
(memanfaatkan pengembangan potensi pertanian) akan berkembang pada satuan-satuan
kawasan pengembangan (SKP) yang dikembangkan.
IX - 2
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
2) Mengubah produk bahan baku yang dihasilkan pengusaha tani menjadi produk
konsumsi;
3) Menyalurkan produk ini melalui sistem pemasaran bahan pangan kepada konsumen
akhir;
IX - 3
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel. 9.2 Proyeksi Kepadatan Penduduk di Setiap SKP Dalam Kawasan Transmigrasi
Terentang
Selanjutnya, merujuk pada hasil analisis tentang wilayah potensial untuk pengembangan
permukiman transmigrasi, diperoleh data berupa indikasi lokasi permukiman
transmigrasi beserta perkiraan daya tampungnya sebagai berikut.
IX - 4
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
IX - 5
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
IX - 6
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB X
ARAHAN INDIKASI PROGRAM PEMBANGUNAN
X-1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
X-2
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
X-3
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB XI
TAHAP PERWUJUDAN KAWASAN
TRANSMIGRASI
b) Secara eksternal, sesuai dengan misi Kabupaten Kubu Raya yaitu untuk
meningkatkan perekonomian daerah yang berbasis ekonomi kerakyatan,
agroindustri, teknologi, jasa, kemitraan, dan meningkatkan sarana, prasarana,
infrastruktur wilayah yang merata dan berkualitas, serta memanfaatkan Sumber Daya
Alam (SDA) secara berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup. Untuk mencapai
tujuan itu perlu dibangun strategic allliances atau kerjasama antar wilayah yang
sinergis dan saling menguntungkan untuk memperkuat sebuah synergic networking
sebagai kekuatan pendorong untuk meningkatkan posisi daya saing Kabupaten Kubu
Raya.
Skenario pengembangan Kabupaten Kubu Raya menuju kabupaten yang Mandiri dan
Sejahtera dibutuhkan komitmen serta dukungan politik dan pendanaan baik dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat dan maupun peran dunia usaha. Dalam
XI - 1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
mencapai tujuan tersebut maka dirumuskan tiga tahap skenario pengembangan sebagai
berikut:
1) Skenario dengan tahap percepatan yang akan diterapkan dari Tahun 2022 – 2026;
2) Skenario dengan tahap transformasi yang diterapkan dari Tahun 2027 – 2031;
3) Skenario dengan tahap penguatan yang diterapkan dari Tahun 2032 – 2036.
XI - 2
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
XI - 3
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
XI - 4
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
XI - 5
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
desentralisasi. Provinsi, Kabupaten, dan Kota masing-masing berdiri sendiri dan tidak
mempunyai hubungan satu sama lain. Artinya Daerah Provinsi tidak membawahkan
Daerah kabupaten dan Kota. Meskipun demikian dalam praktik penyelenggaraan
pemerintah daerah terdapat hubungan koordinasi, kerjasama, atau kemitraan antara
Kabupaten, Kota, dan Provinsi dalam kedudukannya masing-masing sebagai daerah
otonom.
Salah satu ciri pelaksanaan otonomi daerah secara luas dan nyata adalah pembagian
kekuasaan atau kewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Titik
berat pembagian kewenangan diberikan kepada daerah Kabupaten/Kota. Kewenangan
yang diberikan pemerintah pusat kepada Kabupaten/kota mencakup banyak bidang
kecuali kewenangan yang masih dimiliki oleh pemerintah pusat dan kewenangan daerah
provinsi.
A. Kelembagaan Pembangunan
Paradigma pemerintahan saat ini telah bergeser dimana sistem pemerintahan sentralisasi
berubah menjadi desentalisasi. Dimana terdapat bentuk pemerintahan federal dengan
negara bagian, sistem kedaulatan dengan otonomi terbatas maupun otonomi luas, sistem
paralel yaitu pemerintahan yang paralel dengan administrasi dekonsentrasi, dan sistem
integrasi antara Dekonsentrasi dan Desentralisasi.
Pergeseran struktur pemerintahan di Indonesia dari sentralistik kepada desentralisasi
diwujudkan melalui mekanisme pemerintah daerah otonom. Pemberian otonomi daerah
di Indonesia dimaksudkan untuk memberikan kewenangan yang luas, nyata dan
bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional; diwujudkan dengan pengaturan
pembagian dan pemanfaatan sumberdaya nasional; perimbangan keuangan pusat dan
daerah sesuai prinsip-prinsip demokrasi; peran serta masyarakat, pemerataan dan
keadilan, serta potensi dan kenanekaragaman daerah dilaksanakan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka sesuai dengan kewenangan Kabupaten Kubu
Raya sebagai daerah otonom dalam upaya melaksanakan pembangunan untuk
kesejahteraan masyarakatnya, diberi kewenangan untuk membentuk maupun
menghapuskan dinas-dinas yang ada di daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan daerah. Pada era pembangunan kabupaten, diperlukan instansi yang mandiri
XI - 6
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
dan khusus untuk melaksanakan dan mengendalikan tata ruang wilayah Kabupaten.
Selama ini memang telah ada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang berfungsi
secara umum untuk merencanakan pembangunan, dan Badan Pengawas Daerah yang
berfungsi mengawasi dalam arti yang lebih sempit yaitu pengawasan keuangan daerah.
Oleh sebab itu bersamaan denga disusunnya Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kubu Raya diperlukan suatu lembaga/instansi yang bertugas untuk mengawasi dan
mengendalikan Tata Ruang Wilayah.
Pembentukan instansi pengawasan dan pengendali tata ruang wilayah yang bertanggung
jawab kepada Bupati. Instansi ini bertugas untuk mengawasi berjalannya Perda tentang
RTRW Kabupaten Kubu Raya sesuai dengan yang dibuat.
B. Pembiayaan Pembangunan
Pembangunan sarana dan prasarana akan memerlukan pembiayaan yang cukup besar.
Dengan demikian pemerintah Kabupaten Kubu Raya perlu mempersiapkan suatu strategi
pembiayaan pembangunan yang bersumber dari potensi baik internal dan eksternal
kabupaten agar penerimaan daerah dapat meningkat. Sumber-sumber penerimaan
Pemerintah Daerah sebagaimana yang ditetapkan dalam UU No.33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang selanjutnya
dialokasikan ke dalam suatu formula perhitungan yang transparan antara lain Dana
Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, serta Dana Bagi Hasil. Melalui kebijakan
desentraliasasi fiskal tersebut, pemerintah daerah kabupaten memiliki kewenangan dan
keleluasaan (Local Discretion) dalam mengelola keuangannya secara lebih mandiri.
XI - 7
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Dengan bertambah besarnya jumlah dana yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, maka
semakin banyak pula kegiatan pembangunan yang dapat dilakukan di daerah, yang berarti
lebih meningkatkan tanggung jawab pengelola keuangan daerah. Selanjutnya sistem
pengelolaan keuangan daerah saat ini berjalan dengan reformasi dan pembaruan sistem
menajemen keuangan pemerintah pusat dan daerah sebagaimana diatur dalam UU No. 17
Tahun 2003 yang menuntut adanya keterlibatan dan penyeragaman sistem pengelolaan
keuangan antara lain menganut unified budget, anggaran berbasis kinerja (performance
budget), menerapkan anggaran defisit/surplus. Kemudian sistem anggaran itu menganut
klarifikasi organisasi, fungsi dan jenis belanja. Artinya Pemda harus mempersiapkan
SDM keuangan yang lebih profesional dan jujur, dengan cara:
a) Memahami prinsip-prinsip pembaruan sistem manajemen keuangan yang berlaku
umum sesuai standar internasional.
b) Pelatihan (learning by doing), maksudnya agar pelaksana dapat menguasai secara
teknis sistem keuangan pemerintah daerah yang baru terutama dengan digunakannya
sistem komputerisasi dan teknologi informasi.
c) Menyamakan persepsi dan memahami pentingnya perwujudan good govermance
melalui best practice dalam pengelolaan keuangan daerah.
XI - 8
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam. Dana Bagi Hasil
yang bersumber dari pajak terdiri dari: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sektor
perdesaan, perkotaan, perkebunan, pertambangan serta kehutanan, Bea
Perolehan Atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) sektor perdesaan,
perkotaan, perkebunan, pertambangan serta kehutanan, dan Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 21, Pasal 25, dan Pasal 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
Dana Bagi Hasil yang bersumber dari sumber daya alam sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berasal dari:
Penerimaan kehutanan yang berasal dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan
(IHPH), Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan dana reboisasi yang
dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan;
Penerimaan pertambangan umum yang berasal dari penerimaan iuran tetap
(landrent) dan penerimaan iuran eksplorasi dan iuran eksplorasi (royalty) yang
dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan;
Penerimaan perikanan yang diterima secara nasional yang dihasilkan dari
penerimaan pungutan pengusahaan perikanan dan penerimaan pungutan hasil
perikanan;
Penerimaan pertambangan minyak yang dihasilkan dari wilayah daerah yang
bersangkutan;
Penerimaan pertambangan gas alam yang dihasilkan dari wilayah daerah yang
bersangkutan;
Penerimaan pertambangan panas bumi yang berasal dari penerimaan setoran
bagian Pemerintah, iuran tetap dan iuran produksi yang dihasilkan dari wilayah
daerah yang bersangkutan.
lain-lain pendapatan daerah yang sah.
b) Pemerintah Pusat (APBN);
c) Pemerintah Provinsi (APBD Provinsi).
2) Sektor Swasta/Masyarakat, terdiri dari :
1. Investasi Swasta;
XI - 9
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Selain itu, pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal pada suatu Badan
Usaha Milik Pemerintah dan/atau milik swasta. Penyertaan modal dapat ditambah,
dikurangi, dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat dialihkan kepada badan usaha milik
daerah. Penyertaan modal dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Untuk lebih menjamin hasil pelaksanaan rencana pembangunan secara maksimal, maka
perlu dilakukan penyempurnaan terutama di bidang administrasi (reform administration)
dan pengembangan sistem administrasi guna mendukung proses perencanaan,
XI - 10
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
XI - 11
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
BAB XII
KETENTUAN PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
Agar pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang dilakukan pengendalian
melalui kegiatan pengawasan dan penertiban pemanfaatan ruang. Kegiatan pengawasan
adalah usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang
ditetapkan dalam rencana tata ruang. Kegiatan penertiban adalah usaha untuk mengambil
tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat terwujud. Pengawasan
terhadap pemanfaatan ruang diselenggarakan dalam bentuk pelaporan, pemantauan, dan
evaluasi. Penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang diselenggarakan dalam bentuk pengenaan sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Perizinan merupakan langkah awal sebagai dasar dalam kegiatan pengawasan dan
penertiban. Suatu izin diberikan kepada pemohon dengan dasar rencana tata ruang.
Beberapa bentuk pengendalian pemanfaatan ruang melalui mekanisme perizinan antara
lain: Izin Pemanfaatan Ruang (IPR), Surat Izin Penambangan Daerah (SIPD), Surat Izin
Pengelolaan Hutan (SIPH), surat izin hak guna usaha air, surat izin lokasi, Izin Mendirikan
Bangunan (IMB), dan izin Undang-Undang gangguan/HO (Hinder Ordonantie).
Berdasarkan perizinan, kegiatan pengawasan dan penertiban dalam pemanfaatan ruang
dapat dilaksanakan sampai dengan pengenaan sanksi atau dengan insentif dan disentif.
XII - 1
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Kebijakan insetnif adalah memberikan dorongan terhadap kegiatan yang sesuai dengan
tujuan rencana tata ruang. Sedangkan kebijakan disentif dilakukan untuk membatasi
pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Perangkat insentif yang dapat diterapkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang antara lain:
a) Kemudahan untuk mendapat izin/perpanjangan izin usaha pemanfaatan ruang bagi
kegiatan yang sesuai dengan rencana tata ruang.
c) Kemudahan mendapatkan kredit usaha atau kegiatan ekonomi yang menunjang fungsi
kawasan.
Perangkat disinsentif yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang antara
lain:
a) Tidak diberikan izin atau perpanjangan izin kegiatan pemanfaatan ruang bagi kegiatan
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
b) Tidak diberikan prasarana dan sarana pendukung pada kegiatan pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
c) Pengenaan sanksi terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang.
XII - 2
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Bentuk evaluasi adalah usaha untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam
mencapai tujuan rencana tata ruang.
Bentuk sanksi adalah sanksi administrasi, sanksi perdata dan sanksi pidana. Pengenaan
sanksi dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang sanksi baik pelanggaran
maupun kejahatan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Undang-Undang No. 26 tahun 2007 memuat pasal tentang ketentuan pidana, sanksi
terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang dapat
dikenakan berdasarkan atas ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
XII - 3
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
XII - 4
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Tabel 12-3 Kegiatan Penertiban yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten terhadap Pelanggaran Pemanfaatan Ruang di Kawasan
Lindung dan Budidaya
XII - 5
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
- Tim khusus
dapat
bekerjasama
dengan polisi,
kodim, dll
untuk
melaksanakan
tindakan
penertiban
langsung
XII - 6
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Peran serta masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam penataan ruang, karena
pada akhirnya hasil penataan ruang adalah untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat
serta untuk tercapainya tujuan penataan ruang. Masyarakat berperan sebagai mitra
pemerintah dalam penataan ruang. Dalam menjalankan peranannya itu, masyarakat
mendayagunakan kemampuannya secara aktif sebagai sarana untuk melaksanakan peran
serta masyarakat dalam mencapai tujuan penataan ruang. Peran serta masyarakat dalam
penataan ruang dapat diselenggarakan oleh orang seorang, kelompok orang, atau badan
XII - 7
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
b) Berlaku tertib dalam keikutsertanya dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang dan menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai kondisi dimana pemanfaatan ruang perkotaan dapat dilakukan dengan
cara partisipatif oleh seluruh pelaku pembangunan, maka perlu adanya peran positif dari
tiap pelaku pembangunan berdasarkan tugas dan kewenangannya masing-masing. Berikut
ini disebutkan peran yang diharapkan dari pemerintah, masyarakat/forum warga,
masyarakat, organisasi non-pemerintah/konsultan pembangunan, dan organisasi lain.
Pengelompokan pelaku seperti ini dilakukan untuk mempermudah pengenalan pelaku
yang selama ini dikenal secara umum, dan untuk mempermudah pelaksanaan pedoman
yang secara operasional akan dijalankan oleh pemerintah sebagai lembaga eksekutif.
1. Pemerintah
Pemerintah memiliki kewenangan untuk mengambil kebijakan pemanfaatan ruang.
Pemerintah memang mempunyai peran yang strategis dalam penyelenggaraan
XII - 8
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
penataan ruang, namun bukan yang terbesar. Karena masyarakat yang memiliki peran
yang terbesar. Peran utama yang diharapkan dari pemerintah adalah menfasilitasi
pelaksanaan pemanfaatan ruang yang partisipatif oleh seluruh pelaku pembangunan.
Pemerintah dan aparatnya perlu mengubah paradigma kewenangannya, dari sebagai
penyedia dan pengatur menjadi fasilitator dan mediator.
Untuk mencapai peran tersebut, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan
pemerintah:
a. Membuka akses dan kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama melakukan
dialog, diskusi dan konsultasi mengenai pemanfaatan ruang dan mekanisme
partisipasi masyarakat.
XII - 9
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
k. Menjamin tegaknya hukum dan peraturan yang telah ditetapkan dan disepakati
oleh semua pihak dengan konsisten tanpa pengecualian.
2. Masyarakat/Forum Warga
Dalam lingkup pemanfaatan ruang, masyarakat dapat berada pada posisi yang
berbeda-beda, antara lain sebagai pelaku utama pemanfaatan ruang, sebagai pihak
yang terkena dampak kegiatan pemanfaatan ruang, sebagai pihak yang
mempengaruhi kebijakan pemanfaatan ruang, sebagai pihak yang mengawasi dan
mengkontrol kebijakan pemanfaatan ruang. Oleh sebab itu, masyarakat merupakan
pelaku pembangunan yang memiliki peran terbesar dalam pemanfaatan ruang.
Masyarakat dapat bertindak secara individu atau kelompok. Pada kondisi yang lebih
berkembang, masyarakat membentuk suatu forum yang menghimpun anggota
masyarakat yang memiliki kepentingan yang sama, dimana mereka dapat mengambil
keputusan, membahas permasalahan, dan berusaha mempengaruhi kebijakan
pemerintah. Dengan demikian, untuk mencapai pelaksanaan pemanfaatan ruang yang
sesuai dengan RKT Terentang, partisipasi masyarakat harus dihidupkan dan
pemahaman masyarakat akan manfaat jangka pendek, menengah dan panjang
penataan ruang perlu ditingkatkan.
Beberapa peran yang diharapkan dimiliki oleh masyarakat antara lain:
a. Membuka diri terhadap pembelajaran dari pihak luar, terutama yang terkait dengan
RKT Terentang, pemanfaatan ruang dan pengawasan pemanfaatan ruang.
b. Mampu mengidentifikasi persoalan lingkungannya sendiri, peluang-peluang, dan
mengelola kawasan budidaya dan lindung di lingkungan sekitarnya.
c. Mampu mengorganisasi diri dan mendukung pengembangan wadah lokal atau
forum masyarakat sebagai tempat masyarakat mengambil sikap atau keputusan.
d. Melaksanakan dan mengawasi pemanfaatan ruang sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Berperan aktif dalam kegiatan partisipasi masyarakat, baik berupa pemberian
masukan, pengajuan keberatan, penyelenggaraan konsultasi, penyusunan program
XII - 10
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
3. Swasta
XII - 11
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
dan swasta akan manfaat kebijakan penataan ruang dan pemanfaatan ruang yang
partisipatif.
c. Mengembangkan kapasitas masyarakat dalam aspek penataan ruang dan
pemanfaatan ruang.
d. Mengajak masyarakat belajar untuk terlibat dalam proses pembangunan serta
memahami dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
e. Berperan sebagai fasilitator pendamping masyarakat.
f. Mendorong dan mendukung pemerintah untuk melakasanakan pemanfaatan ruang
yang partisipatif.
g. Mengaktifkan forum warga sebagai bagian dari upaya untuk mengawasi dan
mengontrol kebijakan pemerintah.
5. Organisasi lain
Berbagai peran yang dapat mereka miliki disebutkan berikut ini, meskipun tidak
terbatas pada peran itu saja:
a. Mengawasi dan mengontrol kebijakan pemerintah agar sejalan dengan aspirasi
masyarakat, swasta.
b. Menyiapkan suatu konsepsi partisipasi masyarakat dan swasta untuk disampaikan
kepada pemerintah agar ditindaklanjuti.
c. Mengaktifkan organisasi non-pemerintah, forum warga, asosiasi lain sebagai
XII - 12
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Pemerintah sebagai fasilitator dalam proses pemanfaatan ruang perlu membuka akses dan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat dan swasta untuk dapat terlibat.
Masyarakat dan swasta dapat mulai terlibat pada tahap-tahap proses pemanfaatan ruang:
1. Tahap kebijakan, ketika keputusan atau kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan
ruang akan diambil oleh pemerintah. Terdapat dua tahap kebijakan yang berbeda, yaitu:
XII - 13
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
dalam proses kebijakan publik. Akan sangat tergantung pada kondisi dan kemampuan
pemerintah dan masyarakat setempat untuk menentukan bentuk partisipasi mana yang
paling sesuai dan sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat, swasta diperlukan. Namun
demikian terdapat beberapa bentuk partisipasi utama yang dapat didorong
penyelenggaraannya oleh pemerintah, yaitu:
1. Memberikan dan membuka akses terhadap informasi.
2. Membuka akses terhadap masukan.
3. Membuka akses terhadap komplain atau keberatan atau pengaduan.
4. Membuka kesempatan melakukan konsultasi atau mediasi atau pengambilan keputusan
bersama.
5. Membuka kesempatan untuk mengawasi pelaksanaan.
Proses partisipasi masyarakat dan swasta yang diharapkan di masa depan adalah
partisipasi aktif atau komunikasi dua arah, bukan saja partisipasi atau partisipasi pasif
sebagaimana yang selama ini diatur dalam peraturan perundang-undangan penataan ruang
yang masih terbatas pada komunikasi satu arah seperti partisipasi dengan cara
memberikan informasi dan partisipasi melalui konsultasi. Kondisi yang ideal adalah
kebijakan publik perlu disusun melalui partisipasi publik, namun jika pelaksanaan
partisipasi masih sulit dilaksanakan oleh pemerintah, maka paling tidak kegiatan
pelibatatan masyarakat harus dilakukan jika:
1. Memberikan dampak bagi pihak lain.
2. Memerlukan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki atau dikuasai oleh pihak lain.
3. Memberikan dampak lingkungan.
Berdasarkan berbagai tahap pemanfaatan ruang seperti disebutkan di atas, maka bentuk
partisipasi masyarakat dan swasta yang dapat dilakukan antara lain:
XII - 14
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
b. Pemberian masukan atau pengajuan keberatan oleh masyarakat dan swasta yang
terkena dampak.
XII - 15
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
d. Penyediaan sumber daya oleh masyarakat dan swasta (dalam hal jasa atau tenaga
kerja) untuk pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah, demi mendapatkan
imbalan atau upah.
XII - 16
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Kegiatan partisipasi memerlukan metoda, sarana atau media partisipasi yang tepat untuk
melakukan konsultasi dan menghimpun berbagai pelaku pembangunan dalam suatu forum
yang bertujuan mulai dari memberikan informasi, memperoleh masukan, berdiskusi,
memecahkan masalah bersama, bekerjasama, resolusi konflik, negosiasi, mediasi, hingga
mengambil keputusan bersama. Terdapat beragam metoda yang dapat digunakan, masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan serta akan tergantung pada bentuk dan tingkat
partisipasi yang akan dilaksanakan.
1. Pertemuan publik (public meeting), biasanya hanya bertujuan sebagai sarana
komunikasi satu arah, dimana penyelenggara pemerintahan memberikan informasi
mengenai suatu rencana pemanfaatan.
2. Dengar pendapat publik (public hearing) mirip dengan pertemuan publik, namun
dengar pendapat publik merupakan saran yang lebih baik untuk meningkatkan
partisipasi, karena bertujuan tidak hanya memberikan informasi namun juga
mengumpulkan pendapat dan reaksi masyarakat mengenai suatu rencana pemanfaatan.
Dalam berbagai kegiatan partisipasi masyarakat, hal yang perlu ditekankan adalah
kemampuan pemimpin pertemuan dalam melakukan menstrukturkan setiap pendapat,
mediasi, mengarahkan dan menfokuskan diskusi pada solusi bersama. Peran pemimpin
pertemuan sangat besar untuk menjamin suatu pertemuan yang lancar, berhasil dan
berorientasi pada tujuan, serta partisipasi seluruh peserta forum pada proses tersebut.
XII - 17
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Mekanisme partisipasi mencakup empat tahap berbeda dimana masyarakat, swasta dapat
terlibat dalam pemanfaatan ruang. Mekanisme partisipasi akan sangat tergantung pada
kesepakatan mengenai bentuk partisipasi dan sejauh mana tingkat partisipasi
masyarakat/swasta diperlukan, yang dapat ditentukan bersama-sama antara pemerintah
dan masyarakat/swasta. Pembahasan semacam ini dapat dilakukan dalam forum BKPRD
(Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah) yang diperluas, dalam arti juga
mengikutsertakan pelaku pembangunan di luar pemerintah, seperti organisasi non-
pemerintah, DPRD, dsb. Dengan cara seperti ini pemerintah bersama-sama dengan
BKPRD yang diperluas, dapat secara luwes menyiapkan pendekatan pemanfaatan,
mekanisme dan bentuk partisipasi yang paling tepat untuk digunakan pada masing-masing
daerah/kasus.
Pada tahap ini, mekanisme partisipasi akan tergantung pada skala kebijakan atau
program yang akan disusun, yang dapat dibedakan atas skala administratifseperti
disebutkan di atas. Berdasarkan perbedaan skala administratif tersebut, maka
pemerintah yang berencana menyusun program pemanfaatan ruang baik progam lima
tahunan dan/atau program tahunan perlu menentukan:
a) Bentuk partisipasi masyarakat dan swasta.
Sebagai contoh, sarana pemberitahuan ke publik untuk penyusunan kebijakan atau
program skala perkotaan akan sangat berbeda dengan sarana yang digunakan
untuk kecamatan atau kelurahan/desa.
XII - 18
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Pihak yang dilibatkan adalah pelaku pembangunan yang akan terkena dampak dan
manfaat dari program atau proyek akan direncanakan. Jika program dilaksanakan
oleh pemerintah kabupaten dan berada pada suatu kawasan perkotaan atau
kelurahan tertentu, berarti masyarakat yang dilibatkan adalah yang berada pada
kawasan perkotaan atau kelurahan tersebut. Untuk kebijakan atau program skala
kabupaten, bentuk partisipasi antara lain:
Pemberitahuan ke publik dapat dilakukan melalui sarana publikasi yang dapat
mencapai hampir seluruh warga kabupaten, seperti surat kabar lokal, radio
lokal.
Orang per orang atau organisasi terkait atau yang memiliki perhatian khusus.
XII - 19
Penyusunan Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang Kabupaten Kubu Raya
Penyusunan program dapat dilakukan bersama dengan pihak dan forum yang
memiliki perhatian khusus.
c. Izin Mendirikan Bangunan – keputusan oleh Bupati melalui Dinas PU dan Penataan
Ruang.
XII - 20
Tabel 10.2
Indikasi Program Rencana Kawasan Transmigrasi Terentang 2020-2041
WaktuPelayanan
PJM-2 (2027- PJM-3 (2032- Sumber Dana InstansiPelaksana
No Progra Utama Lokasi PJM-1 (2021-2025)
2031) 2037)
2022 2023 2024 2025 2026
A Persiapan Administrasi dan Teknis Rencana Transmigrasi terentang
1. PersiapanKawasanTransmigrasi Terentang
Bappeda
1. Penetapan Lokasi Kawasan Kec. terentang, dan APBD Kabupaten
X DinasTransmigrasidanTenagaKerja
Transmigrasi Terentang Sebagian kec. Sungai raya
DinasKehutanan
DinasTransmigrasidanTenagaKerja
3. PenyusunanRencana KPB Perkotaan KPB Perkotaan Terentang/
APBD Kabupaten/APBN Kementrian Desa, DT dan Transmigrasi
Terentang Desa Terentang Hilir
Bappeda, dan BPN
4. Peningkatan Jalan Kampung di Tiap
133 Km APBD Kabupaten Dinas PU danBinamarga
SKP (1,2 dan 3)
2. Perwujudan KawasanTransmigrasi Terentang
a. Penyusunan Renaca Detail KPB KPB Terentang Hilir seluas DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
APBD Kabupaten/APBN
Terentang Hilir 400 Ha KementrianTransmigrasi
DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
b. Penyusunan RSKP 1 SKP 1 APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasi
DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
c. Penyusunan RSKP 2 SKP 2
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasi
DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
d. Penyusunan RSKP 3 SKP 3
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasi
e. Penyusunan Redesain RTSP SKP 2 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
APBD Kabupaten/APBN
di SKP 2 Kementrian Desa, DT dan Transmigrasi
SKP 2 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
f. Penyusunan RTSP di SKP 2 APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasi
SKP 3 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
g. Penyusunan RTSP di SKP 3 APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
WaktuPelayanan
No Program Utama Lokasi PJM-1 (2021-2025) PJM-2 (2027- PJM-3 (2032- Sumber Dana InstansiPelaksana
2022 2023 2024 2025 2026 2031) 2037)
SKP 1 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
h. Penyusunan RTSP di SKP 1 APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
i. Penyusunan DED Infrastruktur di SKP 1 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
APBD Kabupaten/APBN
SKP 1 KementrianTransmigrasi
j. Penyusunan DED Infrastruktur di SKP 2 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
APBD Kabupaten/APBN
SKP 2 KementrianTransmigrasi
k. Penyusunan DED Infrastruktur di SKP 3 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
APBD Kabupaten/APBN
SKP 3 KementrianTransmigrasi
SKP 1
l. Peningkatan Jalan Lokal Desa APBD Kabupaten/ APBN Dinas PU danBinamarga/ Kementrian PU
SKP 1 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
m. Peningkatan Infrastruktur SKP-1 APBD Kabupaten/APBN
KementrianTransmigrasi
SKP 2 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
n. Peningkatan Infrastruktur SKP-2 APBD Kabupaten/APBN
KementrianTransmigrasi
SKP 3 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
o. Peningkatan Infrastruktur SKP-3 APBD Kabupaten/APBN
KementrianTransmigrasi
SKP 1 ke SKP-2 Kemen PU, Dinas PU Provinsi dan Dinas PU
p. Peningkatan jalan Lokal Sekunder APBD Kabupaten/APBN
Kabupaten
SKP 2 ke SKP-3 dan Ke SKP
Kemen PU, Dinas PU Provinsi dan Dinas PU
q. Peningkatan jalan Lokal Sekunder 1 APBD Kabupaten/APBN
Kabupaten
WaktuPelayanan
No Program Utama Lokasi PJM-1 (2021-2025) PJM-2 PJM-3 (2031- Sumber Dana InstansiPelaksana
2021 2022 2023 2024 2025 (2026-2030) 2035)
r. Pembangunan SKP 1(Pembukaan SKP 1 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
APBD Kabupaten/APBN
Lahan, Pembangunan Permukiman) Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
SKP 2 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
s. PenempatanPendudukTransmigrasi APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
t. Pembangunan SKP 3 (Pembukaan SKP 3 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
APBD Kabupaten/APBN
Lahan, Pembangunan Permukiman) Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
SKP 2 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
u. Penempatan Penduduk Transmigrasi APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
SKP 3 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
v. Penempatan Penduduk Transmigrasi APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
B Perwujudan Perekonomian Masayarakat Transmigrasi Terentang
SKP 2 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
1. PerwujudanLahan Usaha I SKP 2 APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
SKP 2 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
2. PerwujudanLahan Usaha II SKP 2 APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
3. PembinaanMasyarakatTransmigrasi di SKP 2 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
APBD Kabupaten/APBN
SKP 2 Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
SKP 3 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
4. PerwujudanLahan Usaha I SKP 3 APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
SKP 3 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
5. PerwujudanLahan Usaha II SKP 3 APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
6. PembinaanMasyarakatTransmigrasi di SKP 3 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
APBD Kabupaten/APBN
SKP 3 Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
SKP 1 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
7. Perwujudan Pembangunan SKP 1 APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
SKP 2 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
8. Perwujudan Pembangunan SKP 2 APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
SKP 3 DinasTransmigrasidanTenagaKerja/
9. Perwujudan Pembangunan SKP 3 APBD Kabupaten/APBN
Kementrian Desa, DT dan Transmigrasii
C PerwujudanKelembagaanTransmigrasi terentang