Anda di halaman 1dari 449

Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

Kabupaten Kepulauan Mentawai


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR| i
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME atas tersusunnya laporan akhir dari kegiatan
Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Kabupaten Kepulauan Mentawai berupa LAPORAN AKHIR. Sebagai buku laporan
Tahap Akhir, Laporan Akhir ini berisikan tentang Pendahuluan (latar belakang, tujuan
dan sasaran, Ruang Lingkup Perencanaan, Kedudukan RPKPP dalam Kerangka
Pengembangan Kota, keluaran yang diharapkan, Dasar Hukum Penyusunan RPKPP
Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan Sistematika Pelaporan Kegiatan), Kajian
Kebijakan Pembangunan Permukiman Dan Infrastruktur Perkotaan, Gambaran Umum
Kawasan Perencanaan, Potensi Dan Permasalahan Pembangunan Infrastruktur
Perkotaan, Konsep Dan Rencana Penanganan Kawasan, Rencana Detail Engineering
Desain (DED) Kawasan Pembangunan Tahap 1. Adapun dengan terselesaikannya buku
laporan tahap akhir ini diharapkan dapat memperlancar dan membantu pemerintah
daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam hal perencanaan pengembangan
kawasan permukiman prioritas jangka waktu perencanaan 20 tahun (2019-2029).
Diharapkan Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai ini dapat bermanfaat bagi
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai khususnya dalam pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaannya. Akhir kata, kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini, diucapkan terima kasih.

Padang, November 2018

PT. ARTHA DEMO ENGINEERING CONSULTANT

LAPORAN AKHIR| ii
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR| iii


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................... ii


Daftar Isi .......................................................................................... iv
Daftar Tabel ...................................................................................... viii
Daftar Gambar ................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ I-1
1.2 Tujuan Dan Sasaran ...................................................................... I-6
1.2.1. Tujuan ............................................................................. I-6
1.2.2. Sasaran ............................................................................ I-6
1.3 Ruang Lingkup Perencanaan ............................................................ I-6
1.3.1. Ruang Lingkup Kegiatan ........................................................ I-6
1.3.2. Ruang Lingkup Wilayah ......................................................... I-7
1.3.3. Lingkup Waktu Perencanaan ................................................... I-11
1.4 Kedudukan RPKPP Dalam Kerangka Perkembangan Kota .......................... I-11
1.5 Keluaran.................................................................................... I-12
1.6 Dasar Hukum .............................................................................. I-13
1.7 Sistematika Pelaporan ................................................................... I-14

BAB 2 KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN


INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
2.1. Arahan Kebijakan Dalam Rekapitulasi Rencana Dan Program
Pembangunan Kabupaten Kepulauan Mentawai ..................................... II-1
2.2. Arahan Kebijakan Dalam Strategi Pengembangan Permukiman
Dan Infrastruktur Permukiman (SPPIP) ............................................... II-70

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN PERENCANAAN


3.1. Gambaran Umum Kabupaten Kepulauan Mentawai ................................. III-1
3.1.1. Fisik Dasar ........................................................................ III-1
3.1.1.1 Letak Geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai ................. III-1
3.1.1.2 Topografi Kabupaten Kepulauan Mentawai ........................ III-2
3.1.1.3 Iklim Kabupaten Kepulauan Mentawai .............................. III-5
3.1.1.4 Hidrologi Kabupaten Kepulauan Mentawai ......................... III-5
3.1.1.5 Geologi Kabupaten Kepulauan Mentawai ........................... III-6
3.1.1.6 Jenis Tanah Kabupaten Kepulauan Mentawai ..................... III-8
3.1.1.7 Sumber Daya Alam Kabupaten Kepulauan Mentawai ............. III-8
3.1.1.8 Kebencanaan ............................................................ III-8

LAPORAN AKHIR| iv
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.1.1.9 Penggunaan Lahan ..................................................... III-11


3.1.2. Kependudukan ................................................................... III-14
3.1.2.1 Jumlah dan kepadatan penduduk ................................... III-14
3.1.2.2 Perkembangan Penduduk ............................................. III-14
3.1.2.3 Komposisi Penduduk ................................................... III-15
3.1.3. Kondisi Permukiman ............................................................. III-16
3.1.4. Kondisi Infrastruktur ............................................................. III-23
3.1.4.1 Air minum ............................................................... III-23
3.1.4.2 Air Limbah ............................................................... III-24
3.1.4.3 Persampahan ............................................................ III-25
3.1.4.4 Drainase.................................................................. III-26
3.1.4.5 jaringan jalan dan jembatan ......................................... III-27
3.2. Kawasan Prioritas Kabupaten Kepulauan Mentawai ................................ III-27
3.2.1. Kawasan Permukiman Prioritas 1: Kawasan Permukiman
Tuapejat Pendukung Kegiatan Pemerintahan Perdagangan Jasa,
dan Pariwisata.................................................................... III-27
3.2.2. Kawasan Permukiman Prioritas 2: Kawasan Permukiman
Sikakap Pendukung Kegiatan Perikanan Perdagangan dan Jasa.......... III-41
3.2.3. Kawasan Permukiman Prioritas 3: Kawasan Permukiman
Muara Siberut Pendukung Kawasan Budaya,Perdagangan dan Jasa ..... III-48
3.2.4. Kawasan Permukiman Prioritas 4: Kawasan Permukiman Sioban
Pendukung Aktivitas Kawasan Pendidikan, Perdagangan dan Jasa ...... III-56
3.2.5. Kawasan Permukiman Prioritas 5: Kawasan
Permukiman Muara SikabaluanPendukung Aktivitas Perdagangan
dan Jasa ........................................................................... III-63
3.2.6. Kawasan Permukiman Prioritas 6: Kawasan Permukiman
Saibi Samukop Pendukung Kawasan Pengembangan Minapolitan ........ III-70
3.2.7. Kawasan Permukiman Prioritas 7: Kawasan Permukiman KM37
Pendukung Kota Agropolitan ................................................... III-74
3.2.8. Kawasan Permukiman Prioritas 8: Kawasan Permukiman
Saumanganya Pendukung Kawasan Agropolitan ............................ III-78
3.2.9. Kawasan Permukiman Prioritas 9: Kawasan Permukiman
Simalegi Bataet Pendukung Kota Konservasi dan Budaya ................. III-81
3.2.10.Kawasan Permukiman Prioritas 10: Kawasan Permukiman
Pei-pei Pendukung Kota Bahari ................................................ III-85
3.2.11.Kawasan Permukiman Prioritas 11: Kawasan Permukiman Silabu
Pendukung Kota Pariwisata .................................................... III-89

BAB 4 POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN INFASTRUKTUR PERKOTAAN


4.1. Kajian Makro Kawasan Permukiman Prioritas ........................................ IV-1
4.1.1. Profil Umum dan Karakteristik Permukiman Kawasan Prioritas .......... IV-1
4.1.2. Kawasan Permukiman Prioritas 1: Kawasan Permukiman
Tuapejat Pendukung Kegiatan Pemerintahan Perdagangan Jasa,
dan Pariwisata.................................................................... IV-3
4.1.3. Profil Umum dan Karakteritik Permukiman Kawasan ...................... IV-16
4.1.4. Karakteristik Infrastruktur Perkotaan ........................................ IV-21
4.1.5. Ruang Terbuka Hijau (RTH) .................................................... IV-38

LAPORAN AKHIR| v
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.2. Kajian Mikro Kawasan Permukiman Prioritas ........................................ IV-39


4.2.1. Profil Umum dan Karakteristik Permukiman Kawasan ..................... IV-39
4.2.2. Pembagian Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan ....................... IV-43
4.2.3. Identifikasi Kebutuhan Unit Lingkungan ..................................... IV-55
4.3. Kajian Mikro Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas Tahap-1 ........... IV-66
4.3.1. Kawasan Perencanaan Permukiman Prioritas Tahap -1 ................... IV-66
4.3.2. Analisa Perhitungan Kavling Konsep Green Building dan Hunian
Berimbang 1:3:6 ................................................................. IV-69
4.3.3. Analisa Perhitungan Penduduk Kawasan Permukiman Prioritas
Tahap-1............................................................................ IV-70
4.3.4. Analisa Perhitungan Kebutuhan Sarana Lingkungan
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 32/Permen/M/2006 ............................ IV-71
4.3.5. Analisa Perhitungan Kebutuhan Prasarana Lingkungan .................... IV-74
4.3.6. Analisa Kawasan Relokasi Pesisir Pantai Tuapejat ......................... IV-86
4.4. Pola Kerjasama Pembebasan Lahan ................................................... IV-96
4.4.1. Pola Kerjasama Pembebasan Lahan Berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 32/Permen/M/2006 ........................................ IV-96
4.4.1.1. Kawasan Siap Bangun (KASIBA) .................................... IV-96
4.4.1.2. Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) ................................. IV-105
4.4.2. Pola Kerjasama Pembebasan Lahan Pola Swasta
(Investasi Swasta/Developer) .................................................. IV-108
4.4.3. Pola Pengadaan Tanah .......................................................... IV-110

BAB 5 KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN


5.1. Konsep dan Rencana Penanganan Kawasan .......................................... V-1
5.2. Konsep dan Strategi Kawasan Prioritas ............................................... V-19
5.3. Rencana Prioritas Pembangunan Tahap-.............................................. V-63

BAB 6 RENCANA DETAIL ENGINEERING DESAIN (DED) KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1


6.1. Kondisi Eksisting .......................................................................... VI-1
6.2. Peruntukan Lahan dan Intensitas ...................................................... VI-9
6.3. Detail Engineering Desain (DED) ....................................................... VI-13
6.4. Rencana Anggaran Biaya ................................................................ VI-25

LAPORAN AKHIR| vi
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR| vii


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

DAFTAR
TABEL
Tabel 2.1. Kebijakan Terkait Pembangunan Permukiman
Perkotaan Kabupaten Kepulauan Mentawai ....................... II-2
Tabel 2.2. Implikasi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Permukiman Perkotaan di Kabupaten Kepulauan Mentawai
untuk Tiap Dokumen Kebijakan, Strategi, dan Pembangunan
Daerah ................................................................... II-60
Tabel 2.3. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan Kabupaten Kepulauan Mentawai ....................... II-72
Tabel 2.4. Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Skala Kota .............................................................. II-76
Tabel 3.1 Nama Kecamatan Luas Wilayah Per Kecamatan Dan
Jumlah Desa ............................................................ III-2
Tabel 3.2 Nama Sungai, Daerah Yang Dilalui Dan Panjangnya ............. III-6
Tabel 3.3 Kondisi Jenis Tanah Kabupaten Kepulauan Mentawai ........... III-8
Tabel 3.4 Guna lahan Kabupaten Kepulauan Mentawai ..................... III-11
Tabel 3.5 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kepulauan
Mentawai Tahun 2017................................................. III-14
Tabel 3.6 Perkembangan Penduduk Kabupaten Kepulauan
Mentawai Tahun 2013-2017 .......................................... III-15
Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai
Tahun 2017 Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... III-15
Tabel 3.8 Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai
Tahun 2017 ............................................................. III-16
Tabel 3.9 Karakteristik Kawasan Permukiman Tuapejat Pendukung
Pemerintahan, Perdagangan Jasa dan Pariwisata................ III-28
Tabel 3.10 KarakteristikKawasan Permukiman Sikakap Pendukung
Kegiatan Perikanan Perdagangan dan Jasa........................ III-41
Tabel 3.11 Karakteristik Kawasan Permukiman Muara Siberut
Pendukung Kawasan Budaya, Perdagangan dan Jasa ............ III-48
Tabel 3.12 Karakteristik Kawasan PermukimanSioban Pendukung
Aktivitas Kawasan Pendidikan, Perdagangan dan Jasa .......... III-56
Tabel 3.13 Karakteristik Kawasan PermukimanMuara Sikabaluan
Sebagai Pendukung Aktivitas Kawasan Perdagangan dan
Jasa ...................................................................... III-63
Tabel 3.14 Karakteristik Kawasan PermukimanSaibi Samukop
Pendukung Kota Minapolitan ........................................ III-70
Tabel 3.15 Karakteristik Kawasan PermukimanSaibi Samukop
Pendukung Kota Minapolitan ........................................ III-74

LAPORAN AKHIR| viii


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 3.16 Karakteristik Kawasan PermukimanSaumangaya Pendukung


Kawasan Agroplitan ................................................... III-78
Tabel 3.17 Karakteristik Kawasan PermukimanSimalegi Bataet
Pendukung Kota Konservasi dan Budaya ........................... III-81
Tabel 3.18 Karakteristik Kawasan PermukimanPei-pei Pendukung
Kota Bahari ............................................................. III-85
Tabel 3.19 Karakteristik Kawasan PermukimanSilabu Pendukung
Kota Pariwisata ........................................................ III-89
Tabel 4.1. Kawasan Prioritas Kabupaten Kepulauan Mentawai ............. IV-1
Tabel 4.2. Karakteristik Kawasan Permukiman Tuapejat Pendukung
Pemerintahan, Perdagangan Jasa dan Pariwisata................ IV-3
Tabel 4.3. Kawasan Prioritas RPKPP Tuapejat Secara Administrasi ....... IV-16
Tabel 4.4. Jumlah, Sebaran dan Kepadatan Penduduk pada Kawasan
Prioritas RPKPP Tuapejat ............................................ IV-17
Tabel 4.5. Laju Pertumbuhan Penduduk ........................................ IV-18
Tabel 4.6. Proyeksi Penduduk 20 (Dua Puluh) Tahun Kurun Waktu
2017-2036 ............................................................... IV-18
Tabel 4.7. Jumlah Rumah Menurut Tipe Konstruksi, Kelayakan, dan
Karakteristik Permukiman ........................................... IV-19
Tabel 4.8. Permukiman Yang Memiliki Permasalahan Perlu Penanganan
Khusus ................................................................... IV-20
Tabel 4.9. Kondisi Layanan Permukiman Kawasan Perkotaan Tuapejat ... IV-20
Tabel 4.10. Analisa Pelayanan Infrastruktur Perkotaan Air Bersih
Permukiman Kawasan Perkotaan Tuapejat ....................... IV-22
Tabel 4.11. Proyeksi Pemakaian Air Bersih per Unit ........................... IV-24
Tabel 4.12. Proyeksi Produksi Limbah Kawasan Prioritas RPKPP
Kabupaten Kepulauan Mentawai .................................... IV-25

Tabel 4.13. Sarana dan Prasarana Persampahan Kabupaten


Kepulauan Mentawai .................................................. IV-35
Tabel 4.14. Analisis Persampahan Kawasan Prioritas RPKPP
Kabupaten Kepulauan Mentawai .................................... IV-37
Tabel 4.15. Analisis Kebutuhan RTH Kawasan Permukiman Prioritas
RPKPP Kabupaten Kapulauan Mentawai ........................... IV-38
Tabel 4.16. Profil Umum Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan RPKPP
Kabupaten Kepulauan Mentawai .................................... IV-43
Tabel 4.17. Guna Lahan Kawasan Prioritas Penanganan RPKPP
Kabupaten Kepulauan Mentawai .................................... IV-43
Tabel 4.18. Pembagian Unit Lingkungan ......................................... IV-45
Tabel 4.19. Kondisi eksisting Dusun Mapaddegat ............................... IV-55
Tabel 4.20. Proyeksi Penduduk Kawasan Prioritas .............................. IV-55
Tabel 4.21. Kebutuhan Air Bersih Kawasan Prioritas ........................... IV-56
Tabel 4.22. Perhitungan Air Limbah .............................................. IV-57
Tabel 4.23. Perhitungan Kebutuhan Persampahan ............................. IV-59
Tabel 4.24. Identifikasi Kebutuhan Unit Lingkungan 3.1 ...................... IV-60
Tabel 4.25. Identifikasi Unit Lingkungan 3.2 ................................... IV-61
Tabel 4.26. Identifikasi Unit Lingkungan 3.3 .................................... IV-62
Tabel 4.27. Identifikasi Unit Lingkungan 3.4 .................................... IV-63
Tabel 4.28. Identifikasi Unit Lingkungan 3.5 .................................... IV-64

LAPORAN AKHIR| ix
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 4.29. Identifikasi Unit Lingkungan 3.6 .................................... IV-65


Tabel 4.30. Analisa Perhitungan Kavling Konsep Green Building dan
Hunian Berimbang 1:3:6 .............................................. IV-70
Tabel 4.31. Proyeksi Penduduk Kawasan Prioritas .............................. IV-70
Tabel 4.32. Standar Fasilitas Pendidikan ......................................... IV-71
Tabel 4.33. Analisa Fasilitas Pendidikan ......................................... IV-72
Tabel 4.34. Standar Sarana Kesehatan ........................................... IV-72
Tabel 4.35. Analisa Sarana Kesehatan ............................................ IV-72
Tabel 4.36. Standar Fasilitas Perbelanjaan ...................................... IV-73
Tabel 4.37. Analisa Fasilitas Perbelanjaan....................................... IV-73
Tabel 4.38. Standar Keamanan .................................................... IV-73
Tabel 4.39. Analisa Fasilitas Keamanan .......................................... IV-73
Tabel 4.40. Tabel Kriteria Perencanaan Domestik Sistem Air Bersih ........ IV-74
Tabel 4.41. Analisa Kebutuhan Air Bersih ........................................ IV-75
Tabel 4.42. Jenis Pewadahan Berdasarkan Sumber Sampahnya .............. IV-80
Tabel 4.43. Analisa Kebutuhan Fasilitas Persampahan......................... IV-81
Tabel 4.44. Analisa Produksi Limbah Kawasan Pembangunan Tahap 1...... IV-84
Tabel 4.45. Analisa Kebutuhan Jaringan Listrik Kawasan Pembangunan
Tahap 1 ................................................................. IV-85
Tabel 4.46. By Name By Adress Kepemilikan Bangunan Di Pesisir
Kawasan Tua Pejat .................................................... IV-89
Tabel 4.47. Analisa Kebutuhan Ruang Relokasi Kawasan Kumuh Dusun
Camp dan Jati Desa Taupejat ....................................... IV-95
Tabel 5.1. Keuntungan dan Kerugian Sistem Sanitasi Terpusat ( Off‐Site ) V-11
Tabel 5.2. Keuntungan dan Kerugian Sistem Sewerage Konvensional ..... V-12
Tabel 5.3. Keuntungan dan Kerugian Sistem Shallow Sewers ............... V-12
Tabel 5.4. Keuntungan Dan Kerugian Sistem Small Bore Sewer............. V-13
Tabel 5.5. Keuntungan dan Kerugian sistem on‐site (sanitasi setempat) . V-16
Tabel 5.6. Komponen Pembangunan Fisik Kawasan ........................... V-61
Tabel 5.7. Kondisi Pola Drainase Di Kawasan Pembangunan Tahap-1...... V-66
Tabel 5.8. Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan Di Kawasan
Pembangunan Tahap-1 ............................................... V-68
Tabel 5.9. Kondisi Air Bersih Eksisting Di Kawasan Pembangunan
Tahap-1 ................................................................. V-69
Tabel 5.10. Kondisi Sarana Persampahan Eksisting Di Kawasan
Pembangunan Tahap-1 ............................................... V-69
Tabel 5.11. Kondisi Limbah Eksisting Di Kawasan Pembangunan
Tahap-1 ................................................................. V-72
Tabel 5.12. Jalan Lingkungan Eksisting Di Kawasan Pembangunan
Tahap-1 ................................................................. V-72
Tabel 5.13. RTH Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1 ............... V-73
Tabel 5.14. Program dan Kegiatan Penanganan Kawasan Pembangunan
Tahap 1 Kawasan Permukiman Baru................................ V-84
Tabel 5.15. Peran dan Fungsi Stakeholder Dalam Tahapan
Pembangunan .......................................................... V-85
Tabel 6.1. Kondisi Eksisting Lokasi Pembangunan Tahap 1 .................. VI-3
Tabel 6.2. Rencana Kavling Konsep Green Building dan Hunian
Berimbang 1:3:6 ....................................................... VI-11
Tabel 6.3. Rencana Blok Plan Kawasan Pembangunan Tahap-1............. VI-12

LAPORAN AKHIR| x
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR| xi
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

DAFTAR
GAMBAR
Gambar 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai .............. I-5
Gambar 1.2. Peta Orientasi Kabupaten Kepulauan Mentawai.................. I-8
Gambar 1.3. Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Mentawai .............. I-9
Gambar 1.4. Peta Kawasan Prioritas Kabupaten Kepulauan Mentawai ....... I-10
Gambar 1.5. Keterkaitan SPPPIP dan RPKPP dalam Kerangka Kebijakan
Pembangunan Kota .................................................... I-11
Gambar 1.6. Ilustrasi keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM .................... I-12
Gambar3.1 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Mentawai .............. III-3
Gambar3.2 Peta Topografi Kabupaten Kepulauan Mentawai ................. III-4
Gambar3.3 Peta Geologi............................................................ III-7
Gambar3.4 Peta Geologi............................................................ III-9
Gambar3.5 Peta rawan gempa bumi ............................................. III-10
Gambar3.6 Peta Penggunaan Lahan .............................................. III-12
Gambar3.7 Peta sebaran kawasan llindung ..................................... III-13
Gambar3.8 Grafik Perkembangn Penduduk Kabupaten Kepulauan
Mentawai Tahun 2012-2016 .......................................... III-15
Gambar3. 9 Peta sebaran permukiman ........................................... III-18
Gambar3.10 Peta Sebaran Permukiman Kawasan Rawan Longsor ............ III-19
Gambar3.11 Peta Sebaran Permukiman Kawasan Pertanian ................... III-20
Gambar3.12 Peta sebaran kawasan sempadan sungai .......................... III-21
Gambar3.13 Peta sebaran permukiman kawasan rawan genangan ........... III-22
Gambar 4.1. Grafik Presentase Jumlah Penduduk Tahun 2018 di
Kawasan Prioritas RPKPP Kabupaten Kepulauan Mentawai ..... IV-17
Gambar 4.2. Kondisi Permukiman Kawasan Perkotaan Tuapejat .............. IV-21
Gambar 4.3. Rumah Tidak Layak Huni ............................................. IV-21
Gambar 4.4. Kondisi Infrastruktur Drainase Kawasan Perkotaan Tuapejat .. IV-23
Gambar 4.5. Skema Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
(Modifikasi dari Tchobanoglous, 1993) ............................. IV-30
Gambar 4.6. Skema Pengelolaan Sampah Eksisting .............................. IV-31
Gambar 4.7. Dokumentasi Pewadahan di Kawasan Prioritas RPKPP
Kabupaten Mentawai.................................................. IV-33
Gambar 4.8. Dokumentasi Sarana Pengumpul di Kawasan Prioritas
RPKPP Kabupaten Mentawai ......................................... IV-34
Gambar 4.9. Sarana Pengangkutan Sampah di di Kawasan Prioritas
RPKPP Kabupaten Mentawai ......................................... IV-34
Gambar 4.10. Kondisi TPA SP.2 Sidomakmur ....................................... IV-36
Gambar 4.11. Peta Guna Lahan Kawasan Prioritas Penanganan RPKPP
Kabupaten Kepulauan Mentawai .................................... IV-44
Gambar 4.12. Pembagian Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan ............. IV-45

LAPORAN AKHIR| xii


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.1. Penyaluran Air Limbah Sistem Terpusat ........................... V-11


Gambar 5.2. Penyaluran air Limbah Sistem Setempat .......................... V-14
Gambar 5.3. Contoh Cubluk ......................................................... V-15
Gambar 5.4. Contoh Cubluk Kembar ............................................... V-15
Gambar 5.5. Septik tank ............................................................. V-16
Gambar 5.6. Peta Pembagian Unit Lingkungan Kawasan prioritas ............ V-23
Gambar 5.7. Peta Blok Plan Kawasan Prioritas ................................... V-24
Gambar 5.8. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.1 ................................ V-32
Gambar 5.9. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.2 ................................ V-38
Gambar 5.10. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.3 ................................ V-44
Gambar 5.11. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.4 ................................ V-50
Gambar 5.12. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.5 ................................ V-55
Gambar 5.13. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.6 ................................ V-60
Gambar 5.14. Berita Acara Penetapan Kawasan Pembangunan Tahap-1 ...... V-63
Gambar 5.15. Kawasan Prioritas Pembangunan Tahap-1 ......................... V-65
Gambar 5.16. Peta Rencana Jaringan Drainase (Ukuran A3) .................... V-67
Gambar 5.17. Peta Rencana Jaringan Air Bersih (Ukuran A3) ................... V-70
Gambar 5.18. Peta Rencana Jaringan Persampahan (Ukuran A3) ............... V-71
Gambar 5.19. Peta Rencana Jaringan Limbah (Ukuran A3) ...................... V-74
Gambar 5.20. Peta Rencana Jaringan Jalan (Ukuran A3) ........................ V-75
Gambar 5.21. Peta RTH (Ukuran A3) ................................................ V-76
Gambar 5.22. Permasalahan Kawasan (Ukuran A3) ............................... V-77
Gambar 5.23. Peta Rencana Site Plan (Ukuran A3) ............................... V-80
Gambar 6.1 Lokasi Site Plan Perencanaan Kawasan Pembangunan
Tahap-1 ................................................................. VI-2
Gambar 6.2 Pembagian Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap 1 .......... VI-9
Gambar 6.3 Peta Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap-1 (Gambar A3).. VI-10
Gambar 6.4 Peta Site Plan DED Kawasan Pembangunan Tahap-1 ............ VI-13
Gambar 6.5 Peta Situasai 5 Ruas Jalan dan Drainase
Pembangunan Tahap-1 ............................................... VI-14
Gambar 6.6 Peta Situasai Ruas 1 (STA 0+000 S/D + 558) ...................... VI-15
Gambar 6.7 Gambar Potongan Ruas 1 (STA 0+000 S/D + 558) ................ VI-16
Gambar 6.8 Gambar Detail Saluran U-DICTH Potongan Ruas 1
(STA 0+000 S/D + 558) ................................................ VI-16
Gambar 6.9 Peta Situasai Ruas 2 (STA 0+000 S/D + 494) ...................... VI-17
Gambar 6.10 Gambar Potongan Ruas 2 (STA 0+000 S/D + 494) ................ VI-18
Gambar 6.11 Gambar Saluran U-DICTH Ruas 2 (STA 0+000 S/D + 494) ...... VI-18
Gambar 6.12 Peta Situasai Ruas 3 (STA 0+000 S/D + 538) ...................... VI-19
Gambar 6.13 Gambar Potongan Ruas 3 (STA 0+000 S/D + 538) ............... VI-20
Gambar 6.14 Gambar Saluran U-DICTH Ruas 3 (STA 0+000 S/D + 538) ...... VI-20
Gambar 6.15 Peta Situasai Ruas 4 (STA 0+000 S/D + 099) ...................... VI-21
Gambar 6.16 Gambar Potongan Ruas 4 (STA 0+000 S/D + 099) ............... VI-22
Gambar 6.17 Gambar Saluran U-DICTH Ruas 4 (STA 0+000 S/D + 099) ...... VI-22
Gambar 6.18 Peta Situasai Ruas 5 (STA 0+000 S/D + 150) ...................... VI-23
Gambar 6.19 Gambar Potongan Ruas 5 (STA 0+000 S/D + 150) ................ VI-24
Gambar 6.20 Gambar Saluran U-DITCH Ruas 5 (STA 0+000 S/D + 150) ...... VI-24

LAPORAN AKHIR| xiii


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR| I - 0
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

BAB 1
PENDAHULUAN

Bagian ini akan menjelaskan mengenai Latar Belakang , Tujuan dan Sasaran Kegiatan, Ruang Lingkup
Perencaan, Kedudukan RPKPP dalam Kerangka Pengembangan Kota, Keluaran, Dasar Hukum dan Sistematika
Pelaporan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas Kabupaten Kepulauan
Mentawai Tahun 2018

1.1. LATAR BELAKANG

Di Indonesia, permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan serta


pembangunan kota/kabupaten secara keseluruhan ditangani dan diantisipasi melalui 2
(dua) bentuk perencanaan, yaitu: (1) perencanaan pembangunan yang memberikan arahan
pencapaian tujuan pembangunan sektoral dan (2) penyelenggaraan penataan ruang yang
memberikan arah pembangunan keruangan. Kedua bentuk perencanaan tersebut diwadahi
dalam 2 (dua) dokumen, yaitu: (1) dokumen rencana pembangunan (Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)/Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM))
dan (2) dokumen rencana tata ruang (Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata
Ruang).
Dalam upaya untuk menangani permasalahan pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan, beserta permasalahan pembangunan kota/kabupaten secara keseluruhan,
kedua bentuk perencanaan ini perlu saling bersinergi dan terpadu satu sama lain. Dalam
pelaksanaannya, kondisi ini seringkali belum dapat dilakukan, karena adanya beberapa
permasalahan, diantaranya :

LAPORAN AKHIR| I - 1
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Belum adanya acuan yang jelas dan selaras untuk mengarahkan pengembangan
kota yang selanjutnya menjadi acuan bagi keberadaan strategi yang terkait dengan
pengembangan dan pembangunan kota, termasuk dalam hal pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, kondisi
ini dapat dilihat dari arah kebijakan di dalam dokumen perencanaan
pembangunan dan penataan ruang yang ada. Kebijakan pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan dalam dokumen perencanaan
pembangunan yang tertuang dalam arahan pembangunan bidang wilayah
dan tata ruang seringkali belum dirumuskan secara khusus. Hal ini berakibat
pada timbulnya kesulitan dalam menerjemahkan kebijakan perencanaan
pembangunan ke dalam kebijakan tata ruang untuk pengembangan
permukiman yang terdapat dalam dokumen rencana tata ruang. Selain itu
rencana pengembangan kawasan permukiman dalam dokumen rencana tata
ruang lebih didasarkan pada rencana struktur ruang dibandingkan dengan
arahan pembangunan makro yang terdapat dalam dokumen rencana
pembangunan.

2. Arah pengembangan dan pembangunan kota serta pembangunan permukiman dan


infrastruktur perkotaan belum didasarkan pada kebutuhan kota dan masih bersifat
sektoral.
Pengembangan kota serta pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan yang ada selama ini seringkali berorientasi pada penyelesaian
permasalahan dalam jangka pendek, tidak melihat keberlanjutan
penanganan, serta belum mempertimbangkan keterkaitan antar sektor. Hal
ini menyebabkan bentuk-bentuk strategi dan program pengembangan serta
pembangunan bersifat sektoral dan parsial. Bentuk-bentuk penanganan ini
menyebabkan arahan pengembangan dan pembangunan kota lebih
didasarkan pada ketersediaan program-program yang ada dan tidak
berdasarkan pada kebutuhan kota secara keseluruhan.

LAPORAN AKHIR| I - 2
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3. Strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dan strategi


pengembangan kota seringkali belum terpadu.
Kondisi tersebut merupakan fenomena umum yang juga terjadi pada bidang
pembangunan lainnya. Hal ini disebabkan oleh: (1) strategi pembangunan
skala kota yang ada tidak memberikan acuan yang jelas, dan (2) strategi
pembangunan sektoral yang disusun tidak atau belum mengacu kepada
strategi pembangunan dalam skala kota. Terkait dengan hal tersebut,
arahan pengembangan dan pembangunan seringkali disusun dalam tataran
makro yang bersifat filosofis dan normatif, sehingga menyulitkan untuk
dijabarkan dalam strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan atau strategi sektoral lainnya yang implementatif dan
operasional. Sebaliknya, strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan, serta strategi sektoral lainnya seringkali disusun
sebagai suatu strategi yang terpisah dan belum mengacu pada kebijakan
yang lebih tinggi.

Mempertimbangkan permasalahan yang muncul tersebut, maka suatu kota sudah


selayaknya memiliki strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang
sinergis dengan arah pengembangan kota, serta dapat menjadi acuan yang jelas bagi
penerapan program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Terkait dengan hal ini, kota/kabupaten perlu memiliki strategi operasional dalam
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan, yang dikenal sebagai Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), dan diturunkan dalam
suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas
(RPKPP).

Dalam kerangka kebijakan pengembangan kota, SPPIP dan RPKPP bukan merupakan inisiasi
untuk menyusun suatu kebijakan baru. SPPIP dan RPKPP merupakan bentuk sinkronisasi
dan kesepakatan dalam prosesnya, karena SPPIP merupakan kebijakan makro yang bersifat
strategis yang diarahkan untuk menjadi acuan kebijakan bagi pengembangan di bidang
permukiman dan infrastruktur perkotaan, sedangkan RPKPP merupakan penjabaran SPPIP
ke dalam rencana aksi yang operasional dan mendapat legitimasi dari pemangku
kepentingan. Dalam lingkup pengembangan kota, SPPIP dan RPKPP ini merupakan

LAPORAN AKHIR| I - 3
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

instrumen kebijakan yang menjadi salah satu acuan penyelenggaraan pembangunan di


bidang permukiman dan infrastruktur perkotaan di tingkat Kota/Kabupaten dan menjadi
rujukan bagi semua pihak. Kondisi umum yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia,
sebagaimana yang diuraikan di atas, diindikasikan juga terjadi di Kabupaten Kepulauan
Mentawai yang memiliki luas 14.30% dari luas Provinsi Sumatera Barat. Salah satu isu
strategis kota yaitu Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagai Destinasi Wisata Internasional
menjadi Kawasan wisata telah menjadi daya tarik yang cukupbesar bagi pendatang untuk
bertempat tinggal di Kabupaten Kepulauan Mentawai tersebut. Transformasi kabupaten
yang bersifat ekstrim seperti Kabupaten Kepulauan Mentawai ini secara langsung maupun
tidak langsung akan mempengaruhi pembangunan sektoral, terutama yang terkait dengan
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Isu-isu pengembangan dan pembangunan kota yang berkembang di Kabupaten Kepulauan
Mentawai turut memberikan dampak berupa munculnya berbagai permasalahan
permukiman dan infrastruktur perkotaan, seperti kantong-kantong permukiman yang
cenderung menyebar, ketidaktersediaan lingkungan permukiman yang layak dan
terjangkau, serta tidak meratanya penyediaan infrastruktur perkotaan. Munculnya
berbagai permasalahan permukiman dan infrastruktur perkotaan tersebut pada dasarnya
juga tidak terlepas dari kondisi bentang alam Kabupaten Kepulauan Mentawai berupa
Pesisir Pantai, dan perbukitan yang menjadi kendala fisik pembangunan. Untuk itu,
pembangunan permukiman perlu dikendalikan dan infrastruktur perkotaannya juga masih
perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitas fisiknya, termasuk manajemen pengelolaannya.
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai ini tentunya memberikan implikasi
pada perlunya perkembangan kawasan permukiman perkotaan dalam bentuk perencanaan
yang saling terintegrasi dengan berbagai sektor pembangunan. Antisipasi ini pada dasarnya
akan tercermin dalam berbagai kebijakan pembangunan dan penataan ruang yang terdapat
di Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang sampai saat ini diindikasikan masih belum
terintegrasi dan sinkron satu dengan yang lain.
Terkait dengan hal ini, sebelumnya pada Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah di
susunnya dokumen Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan (SPPIP) Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017 dimana dokumen
perencanaan tersebut digunakan sebagai acuan bagi pemangku kepentingan dan
pelaksanaan pembangunan kota, yang akan mengintegrasikan penyediaan infrastruktur
permukiman perkotaan dengan program pembangunan lainnya yang terpadu. Strategi ini

LAPORAN AKHIR| I - 4
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

merupakan strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang berskala


kota yang terintegrasi antar sektor pembangunan, sehingga pada akhirnya strategi ini
dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan prioritas pembangunan
daerah perkotaan, dengan telah disusunnya dokumen Perencanaan SPPIP sebelumnya,
dapat diturunkan dalam suatu rencana operasional berupa Rencana Pembangunan
Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dimana keduanya disusun dengan tetap mengacu
pada strategi pengembangan kota yang telah ada. Dalam pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan keduanya menjadi suatu yang penting dan dapat menjadi langkah
awal dalam mendukung terjadinya integrasi antara perencanaan pembangunan dan
penataan ruang. Berikut sistematika latar belakang penyusunan :

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL


Perkembangan Kawasan Perkotaan Perkembangan Kawasan Perkotaan

 Pertumbuhan Penduduk UU No. 26/2007 dan UU 32/2004


 Demand Permukiman dan  Kewenangan daerah dalam
Infrastrktur Perkotaan Perencanaan Pembangunan Daerah
 Alih Fungsi Lahan Menjadi  Sinergitas antara RTRW (Spasial
Permukiman Plan) dengan RPJP, RPJMD
 Kompleksitas Permasalahan : (Development Plan)
pemenuhan Rumah Layak Huni
memenuhi SPM

REALITA DILAPANGAN

 Belum adanya strategi khusus PIP yang terintegrasi dengan spasial


plan dan developmen plan
 Perlunya jakstra PIP yang memadai dan Berskala Kota
 Tumpang tindih pada tingkat operasional
 Masih bersifat sesaat, sektoral & project oriented
 RPIJM yang ada belum optimal, kerjasama antar intitusi , strategi
pembiayaan , organiasai program

 Kejelasan Prioritas Penanganan: Pendekatan Penanganan Kawasan


 Kapasitas dan Memampuan Daerah yang beragam dan terbatas
 Kejelasan penanganan, manfaat bersama, implementasi dan terukur.

Kebutuhan akan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastrktur Fenomena Persoalan Permukiman
Perkotaan dan Infrastrktur Kabupaten
Badan Pembangunan  Berskala Kota (Singkron dengan arah pengembangan kota, Kepulauan Mentawai
developemen dan spasial plan)
Daerah Kabupaten
 Terintegritas antara berbagai sektor
Kepulauan Mentawai :  Transformasi dari sebuah kabupaten
 Dapat menjadi acuan semua pemangku kepentingan dalam berbuat kepulauan menjadi kabupaten
Penyusunan SPPIP bersama: menetapkan prioritas dan optimalisasi alokasi dana dengan destinasi nasional
 Disusun oleh daerah : proses belajar bersama sense of belenging :  Kantong-kantong perumahan
implementatif dan diakui semua fihak cenderung menyebar sesuai dengan
perkembangan kota dan mendekati
sumber mata pencaharian
(nelayan,wisata) .
 Kondisi bentang alam mempengaruhi
kondisi infrastruktur yang banyak
Perencanaan Detail : RPKPP (Implementasi membeutuhkan peningkatan kualitas
dan Perencanaan Pembangunan Fisik) dan kuantitas fisiknya termasuk
manajemen pengelolaannya.

Gambar 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas


(RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR| I - 5
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1.2. TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan memberikan pendampingan kepada pemangku kepentingan di
tingkat Kabupaten untuk dapat menghasilkan rencana Pembangunan kawasan permukiman
prioritas dengan muatan rencana program investasi jangka menengah infrastruktur bidang
Cipta Karya, serta rencana pembiayaan yang dilengkapi dengan rencana detail desain.

1.2.1. Sasaran
Berdasarkan tujuan tersebut, maka sasaran dari Kegiatan Penyusunan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) ini adalah: Terwujudnya
peningkatan kapasitas pemangku kepentingan kabupaten dalam penyusunan RPKPP
sebagai dokumen acuan dalam pelaksanaan pembangunan kawasan permukiman prioritas
Kabupaten Kepulauan Mentawai, Terwujudnya interaksi dan keterlibatan masyarakat
dalam proses rencana pembangunan kawasan permukiman prioritas melalui community
participatory approach (CPA), Tersedianya instrumen penanganan persoalan pembangunan
yang bersifat operasional pada kawasan permukiman prioritas yang dapat diacu oleh
seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

1.3. RUANG LINGKUP PERENCANAAN


1.3.1. Ruang Lingkup Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan rangkaian lingkup kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan kajian terhadap kebijakan, strategi, dan program pembangunan daerah
berdasarkan dokumen kebijakan terkait yang telah tersedia dan dijadikan acuan
pelaksanaan pembangunan oleh Pemerintah Daerah serta dokumen SPPIP yang
telah dibuat
2. Melakukan kajian mikro kawasan permukiman prioritas sesuai arahan dalam SPPIP
melalui penyusunan profil rinci eksisting kawasan.
3. Bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten melakukan analisis mendalam
tentang potensi dan persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur
permukiman perkotaan pada kawasan permukiman prioritas.
4. Melakukan penyusunan konsep dan rencana penanganan pada kawasan
permukiman prioritas.

LAPORAN AKHIR| I - 6
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

5. Bersama dengan pemangku kepentingan kabupaten menghasilkan rencana aksi


program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan pada kawasan
prioritas selama 5 tahun dengan pendekatan perencanaan pastisipatif.
6. Penyelenggaraan konsultasi publik untuk menjaring masukan terhadap konsep,
rencana penanganan, dan rencana aksi program pembangunan permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan pada kawasan prioritas untuk jangka waktu
5 tahun.
7. Melakukan diseminasi hasil penyusunan RPKPP kepada dinas/instansi terkait.

1.3.2. Ruang Lingkup Wilayah


Kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
dilakukan untuk kawasan permukiman prioritas Kabupaten Kepulauan Mentawai yang
mengacu pada arahan yang terdapat dalam dokumen SPPIP.
Lingkup wilayah dipahami sebagai wilayah perencanaan pekerjaan penyusunan RPKPP
yaitu pada kawasan prioritas permukiman di Kabupaten Kepulauan Mentawai sebagaimana
yang ditetapkan pula oleh tim SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai . Pada masing-masing
kawasan prioritas tersebut, selanjutnya akan dipilih satu lokasi yang akan didetailkan
perencanaannya hingga Detail Engineering Design (DED) yang akan diimplementasikan pada
tahun pertama.
Lingkup wilayah terdiri dari dua yaitu :
1. Lingkup Wilayah untuk Rencana Penanganan Kawasan Prioritas, yaitu lingkup
wilayah pada perencanaan hingga kedalaman 1 : 5.000. Ditetapkan pada kawasan
prioritas pengembangan sesuai dengan arahan SPPIP dan merupakan hasil
kesepakatan bersama. Luasan dari kawasan ini diperkirakan berkisar antara 100-
500 hektar. Terkait dengan penetapan kawasan prioritas sebagai wilayah
perencanaan RPKPP Kabupaten Kepulauan Mentawai ini, dipandang perlu untuk
dilakukan proses site selection guna mendelinasi kawasan yang telah ditetapkan
dalam FGD 1, sehingga wilayah perencanaan yang ditetapkan merepresentasikan
kawasan permukiman yang memang perlu ditangani.
2. Lingkup wilayah untuk kawasan pengembangan tahap pertama. Merupakan 2 lokasi
yang berada pada kawasan prioritas dengan kedalaman rencana hingga 1 : 1.000
disertai dengan perencanaan teknisnya (DED). Luas kawasan ini diperkirakan
mencapai 20 – 30 hektar.

LAPORAN AKHIR| I - 7
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 1.2. Peta Orientasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR| I - 8
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 1.3. Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR| I - 9
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 1.4. Peta Kawasan Prioritas Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR| I - 10
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1.3.3. Lingkup Waktu Perencanaan


Pekerjaan penyusunan RPKPP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018 dilaksanakan
dalam jangka 4 (empat) bulan.

1.4. KEDUDUKAN RPKPP DALAM KERANGKA


PERKEMBANGAN KOTA
RPKPP merupakan alat sinkronisasi berbagai perencanaan pembangunan dan penataan
ruang yang ada terutama dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Selain itu, secara khusus, dalam kaitannya dengan RPIJM yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, RPKPP ini juga akan menjadi
penjembatan dengan RPIJM bidang cipta karya. RPKPP akan menjadi alat operasional
RPIJM sebagaimana yang ditampilkan dalam Gambar 1-2 dan Gambar 1-3. Dalam hal ini,
program, indikasi kegiatan, serta alokasi pendanaan di dalam RPIJM yang juga mengacu
pada hasil program lima tahunan SPPIP akan dirinci dalam program dan kegiatan yang
terukur dari sisi volume, biaya, dan lokasinya di tiap kawasan prioritas RPKPP.

Gambar 1.5. Keterkaitan SPPPIP dan RPKPP dalam Kerangka Kebijakan


Pembangunan Kota

LAPORAN AKHIR| I - 11
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 1.6. Ilustrasi keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM

1.5. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan Penyusunan RPKPP Kabupaten Kepulauan
Mentawai pada dasarnya mencakup dua hal, yaitu:
1. Dokumen Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), yang
memuat :
a. Profil kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan indikasi dalam SPPIP
b. Kajian mikro kawasan permukiman prioritas berdasarkan arahan dalam SPPIP
c. Potensi dan persoalan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan pada kawasan permukiman prioritas
d. Konsep dan rencana penanganan pada kawasan permukiman prioritas
e. Rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan
pada kawasan prioritas selama 5 tahun
f. Dokumen spasial terkait dengan konsep, rencana penanganan, rencana aksi
program dalam skala :
- 1 : 5000 (untuk kawasan prioritas)

LAPORAN AKHIR| I - 12
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

- Dokumen hasil rangkaian penyelenggaraan kegiatan sebagai bahan untuk


proses pemberian kekuatan hukum terhadap dokumen RPKPP.
- Dokumentasi profil kawasan dalam bentuk visual berupa tampilan video
dokumentasi untuk menggambarkan kondisi eksisting fisik, kondisi
masyarakat hingga potensi dan permasalahan kawasan prioritas.

1.6. DASAR HUKUM


1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN);
4. Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan;
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan
Permukiman;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2015;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di KawasanPerkotaan;
11. Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 12 tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 3 tahun 2015 tentang
RTRW kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2015-2035.

LAPORAN AKHIR| I - 13
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

13. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 4 Tahun 2015 tentang
Bangunan Gedung;
14. Buku Panduan Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan (SPPIP) dan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan
dan Kawasan Permukiman (RP3KP), Direktorat Pengembangan Permukiman,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum.

1.7. SISTEMATIKA PELAPORAN

Sistematika Penyusunan Laporan Akhir ini terdiri dari:


BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan dan sasaran, Ruang Lingkup
Perencanaan, Keduudkan RPKPP dalam Kerangka Pengembangan Kota,
keluaran yang diharapkan, Dasar Hukum Penyusunan RPKPP Kabupaten
Kepulauan Mentawai, dan Sistematika Pelaporan Kegiatan

BAB2 KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR


PERKOTAAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kajian arahan-arahan kebijakan,
strategi, dan program-program pembangunan Kabupaten Kepulauan
Mentawai terutama yang terkait dengan pengembangan permukiman dan
infrastruktur perkotaan. Bagian dari bab ini akan menggambarkan arah
kecenderungan dan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan
di Kabupaten Kepulauan Mentawai berdasarkan kebijakan dan kondisi
eksisting yang ada.

BAB 3 GAMBARAN UMUM KAWASAN PERENCANAAN


Pada bab ini berisikan di profil ringkas kondisi eksisting dan rencana
pengembangan permukiman di Kabupaten Kepulauan Mentawai dan
gambaran umum kawasan prioritas

LAPORAN AKHIR| I - 14
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

BAB 4 POTENSI DAN PERMASALAHAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


PERKOTAAN
Pada bab ini berisikan kajian mikro kawasan permukiman prioritas, potensi
dan permasalahan pembangunan permukiman infrastruktur perkotaan pada
kawasan permukiman prioritas serta kebutuhanpenanganan kawasan
permukiman prioritas.

BAB 5 KONSEP DAN RENCANA PENANGANAN KAWASAN


Dalam bab ini diuraikan mengenai konsep dan rencana penanganan kawasan
serta rencana aksi program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan pada kawasan permukiman prioritas.

Bab 6 RENCANA DETAIL DESAIN (DED) KAWASAN PEMBANGUNAN TAHAP 1


Berisikan Rencana Detail Desain (DED) pada kawasan yang terpilih untuk
pembangunan tahap 1.

LAPORAN AKHIR| I - 15
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Daftar Isi :
1.1. LATAR BELAKANG........................................................................................................................ 1

1.2. TUJUAN DAN SASARAN ............................................................................................................... 6

1.2.1. Tujuan ............................................................................................................................. 6

1.2.1. Sasaran .................................................................................................................................. 6

1.3. RUANG LINGKUP PERENCANAAN ............................................................................................... 6

1.3.1. Ruang Lingkup Kegiatan ........................................................................................................ 6

1.3.2. Ruang Lingkup Wilayah ......................................................................................................... 7

1.3.3. Lingkup Waktu Perencanaan .............................................................................................. 11

1.4. KEDUDUKAN RPKPP DALAM KERANGKA PERKEMBANGAN KOTA ........................................... 11

1.5. KELUARAN ................................................................................................................................. 12

1.6. DASAR HUKUM ......................................................................................................................... 13

1.7. SISTEMATIKA PELAPORAN ........................................................................................................ 14

Daftar Gambar:
Gambar 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Kabupaten Kepulauan Mentawai ....................................................................................................... 5

Gambar 1.2. Peta Orientasi Kabupaten Kepulauan Mentawai .................................................... 8

Gambar 1.3. Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Mentawai .............................................. 9

Gambar 1.4. Peta Kawasan Prioritas Kabupaten Kepulauan Mentawai .................................... 10

Gambar 1.5. Keterkaitan SPPPIP dan RPKPP dalam Kerangka Kebijakan Pembangunan Kota . 11

Gambar 1.6. Ilustrasi keterkaitan SPPIP, RPKPP dan RPIJM ...................................................... 12

LAPORAN AKHIR| I - 16
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | II - 0
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

BAB 2
KAJIAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
DAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
Kebijakan dan Sinkronisasi Kebijakan

Bagian ini akan menjelaskan mengenai arahan-arahan kebijakan, strategi, dan program-program
pembangunan Kabupaten Kepulauan Mentawai terutama yang terkait dengan pengembangan
permukiman dan infrastruktur perkotaan. Bagian dari bab ini akan menggambarkan arah kecenderungan
dan pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan di Kabupaten Kepulauan Mentawai
berdasarkan kebijakan dan kondisi eksisting yang ada

2.1. ARAHAN KEBIJAKAN DALAM REKAPITULASI RENCANA


DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN
KEPULAUAN MENTAWAI

Untuk lebih jelasnya mengenai arahan kebijakan Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan di Kabupaten Kepulauan Mentawai Antara Lain:

LAPORAN AKHIR | II - 1
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 2.1. Kebijakan Terkait Pembangunan Permukiman Perkotaan Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI DAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
1 Rencana Pembangunan Jangka Terkait visi Kabupaten Tujuan misi 1 adalah : - - - -
Panjang (RPJP) Daerah Kepulauan Mentawai 1. Meningkatnya kualitas
Kabupaten Kepulauan tahun 2037 yaitu : sumber daya aparatur
Mentawai “Kabupaten Maritim disemua sektor sehingga
Yang Terdepan di pelaksanaan birokrasi
Pantai Barat Sumatera pemerintahan dapat
2025” memiliki peran diarahkan pada
terhadap perwujudan peningkatan akuntabilitas
visi Nasional tahun kinerja yang ditandai
2025, yaitu : Indonesia semakin meningkatnya etos
yang mandiri, Maju, Adil kerja birokrasi serta budaya
dan Makmur, serta Visi kerja yang memahami
Provinsi Sumatera prinsip-prinsip
Barat tahun 2025 yaitu : kepemerintahan yang baik.
Menjadi Provinsi 2. Meningkatnya
Terkemuka Berbasis profesionalisme aparatur
Sumberdaya Manusia pemerintah yang baik dan
Yang Agamais Pada bertanggung jawab yang
Tahun 2025. mempunyai kompetensi
Misi: tinggi untuk mendukung
 Misi 1 : pembangunan kota dan
Mewujudkan terwujudnya
Kehadiran penyelenggaraan
Pemerintah dalam pemerintahan yang
Tata Kelola akuntabel. Ditandai oleh
Pemerintahan Yang semakin baiknya birokrasi
Bersih, Efektif dan dan budaya kerja
Terpercaya pemerintah Kabupaten
 Misi 2 : Kepulauan Mentawai.
Mewujudkan 3. Meningkatnya pemahaman
Masyarakat Yang aparatur terhadap
Maju, Sehat, demokrasi yang
Berbudaya, serta berlandaskan hukum dan
berbasis Ilmu berkeadilan sehingga
Pengetahuan dan terciptanya ketertiban dan
Teknologi keterjaminan hak-hak dasar
 Misi 3 : masyarakat. Hal ini
Meningkatkan dilakukandengan upaya
Perekonomian mewujudkan pemerintah
Masyarakat yang berdasarkan hukum,
Berdasarkan meningkatkan partisipasi
Keunggulan masyarakat dalam berbagai
Komparatif Dan kegiatan pembangunan,
Kompetitif Yang meningkatkan akuntabilitas
Berbasis Maritim Dan dan
Berkelanjutan Tujuan Misi 2 :
 Misi 4 : a. Meningkatnya kualitas
Mewujudkan Sumber Daya Manusia
kehidupan melalui peningkatan
masyarakat yang pendidikan dimulai sejak
Mewujudkan usia dini sampai ke jenjang
Pemerataan pendidikan perguruan
Pembangunan Yang tinggi agar terbentuk anak,
Berkeadilan Sesuai remaja dan masyarakat

LAPORAN AKHIR | II - 2
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Daya Dukung dan Kabupaten Kepulauan
Fungsi Ruang Mentawai yang unggul dan
berwawasan luas dengan
penguasaan teknologi
informasi, yang ditandai
dengan meningkatnya rata-
rata lama sekolah dan
penuntasan wajib belajar
pendidikan dasar 12 tahun,
pengembangan SMK
berbasis life skill sesuai
kebutuhan pasar dan
pengembangan Perguruan
Tinggi agar dapat
menciptakan lulusan yang
berdaya saing dan memiliki
kompetensi sesuai dengan
kebutuhan pasar.
b. Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat dan
meningkatnya gaya hidup
sehat serta kualitas
kesehatan masyarakat yang
pada akhir Tahun 2037
ditandai dengan
meningkatnya indeks
kesehatan yang berupa
Angka Harapan Hidup,
menurunnya Angka
Kematian Bayi, menurunnya
Angka Kematian Ibu,
meningkatnya status gizi
masyarakat, serta
rendahnya tingkat
prevalensi penyakit
degeneratif dan penyakit
menular termasuk HIV/
AIDS.
c. Semakin rendah dan
terkendalinya Laju
Pertumbuhan Penduduk
yang dibarengi oleh
meningkatnya kualitas
sumberdaya manusia yang
beriman, bertaqwa dan
berakhlaq mulia, memiliki
kecerdasan
intelektual,emosional dan
spiritual serta berdaya
saing dengan tanpa
meninggalkan jati dirinya
sebagai masyarakat
Kabupaten Kepulauan
Mentawai.
d. Adanya peningkatan peran
serta masyarakat dalam
pembangunan agama,
ditandai dengan adanya

LAPORAN AKHIR | II - 3
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
kerukunan hidup inter dan
antar umat beragama.
e. Meningkatnya kualitas
tenaga kerja melalui
perubahan orientasi
pengelolaan pelatihann
dengan prioritas pada
pencapaian keseimbangan
tiga kecerdasan manusia,
yaitu kecerdasan
intelektual, emosional, dan
spiritual untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi
tenaga kerja sebagai bagian
dari investasi SDM.
Tujuan Misi 3 adalah :
a. Tercapainya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan
berkesinambungan
didukung oleh sektor-sektor
lapangan usaha yang
berdaya saing tinggi,
sehingga pendapatan
perkapita dan daya beli
masyarakat pada Tahun
2037 meningkat yang
akhirnya diharapkan dapat
menaikkan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja
serta mengurangi jumlah
penduduk miskin.
b. Terbangunnya struktur
perekonomian daerah yang
kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif
melalui pengembangan
sektor perdagangan dan
jasa-jasa yang perannya
semakin meningkat dengan
kualitas pelayanan lebih
bermutu dan berdaya saing
tinggi, meningkatnya
keterkaitan antar sektor
dalam suatu sistem yang
produktif serta
membaiknya fasilitas jasa
keuangan dan pegelolaan
keuangan sehingga
diharapkan pada akhir
tahun 2037, Laju
Pertumbuhan Ekonomi,
PDRB, penyerapan tenaga
kerja, investasi serta nilai
ekspor di Kabupaten
Kepulauan Mentawai akan
meningkat.
c. Tercapainya proporsi yang
seimbang dalam kredit

LAPORAN AKHIR | II - 4
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
investasi antara yang
dikucurkan oleh sektor
perbankan yang digunakan
untuk menggerakkan
aktivitas perekonomian
sektor swasta dan
masyarakat, dengan alokasi
pembiayaan terhadap
pelayanan publik yang
dilakukan oleh pemerintah.

Tujuan misi 4 adalah :


a. Terciptanya pemerataan
pembangunan melalui
pengembangan wilayah
yang terencana dan
terintegrasi dengan seluruh
pembangunan sektor.
b. Menurunnya tingkat
kemiskinan melalui
pengembangan usaha-usaha
mikro dan pengembangan
koperasi dan penciptaan
akses terhadap lembaga
keuangan lainnya.
c. Terciptanya hubungan dan
kerjasama antar daerah
yang saling
menguntungkan melalui
pengembangan perbatasan
wilayah.
d. Pembangunan
kesejahteraan sosial
melalui sistem
perlindungan dan jaminan
sosial bagi bagi masyarakat
yang kurang beruntung dan
bagi masyarakat
penyandang masalah sosial.
e. Terpenuhinya kebutuhan
perumahan beserta sarana
dan prasarana
pendukungnya dilakukan
melalui penyelenggaraan
perumahan yang
berkelanjutan, layak dan
terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat sesuai
kemampuan daya belinya.

2 Rencana Visi merupakan Strategi yang diperlukan untuk - Program-Program prioritas yang -
Pembangunan Jangka pandangan jauh mencapai visi dan diimplementasikan dalam RPJMD
kedepan berisikan arah mewujudkan misi adalah : 2011-2016 dilakukan melalui
Menengah (RPJMD) kebijakan dari kepala 1. Pemerataan pembangunan sinkronisasi dengan urusan atau
Daerah Kabupaten daerah mampu sosial ekonomi dan kewenangan sebagaimana diatur
Kepulauan Mentawai mewujudkan keadaan infrastruktur Pemerataan dalam Peraturan Menteri Dalam
yang lebih baik sesuai pembangunan sosial Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
dengan keinginan ekonomi dan infrastruktur Pedoman Pengelolaan Keuangan

LAPORAN AKHIR | II - 5
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
bersama dengan merupakan salah satu upaya Daerah sebagaimana telah diubah dua
memanfaatkan potensi dalam mengurangi kali terakhir dengan Peraturan
yang dimiliki. Visi akan ketimpangan pembangunan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
menjadi kompas bagi sosial ekonomi dan Tahun 2011; yakni:
para pelaksana infrastruktur di Kepulauan A. Urusan Wajib :
pembangunan selama Mentawai. Pembangunan 1. Pendidikan;
lima tahun kedepan, sosial ekonomi dan 2. Kesehatan;
oleh karena itu infrastruktur yang selama ini 3. Pekerjaan umum;
pemerintah kabupaten baru terkonsentrasi di 4. Perumahan rakyat;
kepulauan mentawai kawasan ibukota-ibukota 5. Penataan ruang;
telah menetapkan visi kecamatan perlu diperluas 6. Perencanaan pembangunan;
sebagai berikut: menjangkau daerah-daerah 7. Perhubungan;
pedalaman. 8. Lingkungan hidup;
“Terwujudnya 2. Pengembangan kawasan 9. Pertanahan;
Masyarakat Kepulauan sebagai pusat pertumbuhan 10. Kependudukan dan catatan
Mentawai pembangunan sipil;
yang maju, sejahtera pengembangan kawasan 11. Pemberdayaan perempuan;
dan berkualitas” dalam rencana 12. Keluarga berencana dan
Misi Kabupaten pembangunan Kabupaten keluarga sejahtera;
Kepulauan Mentawai Kepulauan Mentawai akan 13. Sosial;
dilakukan dengan 14. Tenaga kerja;
Untuk mewujudkan pendekatan pembangunan 15. Koperasi dan usaha kecil
pembangunan jangka yang terintegrasi dan menengah;
menengah Kabupaten menghubungkan aktivitas 16. Penanaman modal;
Kepulauan Mentawai pertanian mulai dari sektor 17. Kebudayaan;
ditetapkan lima misi hulu (produk pertanian 18. Pemuda dan olah raga;
yang akan dilaksanakan, primer) sampai kegiatan 19. Kesatuan bangsa dan politik
yaitu: industri yang berada di dalam negeri;
1. Mewujudkan sektor hilir. Pengembangan 20. Pemerintahan umum;
kehidupan yang kawasan dapat mendorong 21. Kepegawaian;
harmonis dan pertumbuhan sektor lain 22. Pemberdayaan masyarakat
berbasiskan sosial (backward dan firward dan desa;
budaya lingkages) sehingga kawasan 23. Statistik;
2. Mewujudkan tata tumbuh sebagai pusat 24. Arsip; dan
pemerintahan kegiatan ekonomi yang 25. Komunikasi dan informatika.
yang baik, bersih melibatkan masyarakat yang
dan profesional terlibat di dalamnya. Sesuai B. Urusan pilihan mencakup:
3. Mewujudkan SDM ciri Kabupaten Kepulauan a. pertanian;
yang cerdas, sehat Mentawai sebagai daerah b. kehutanan;
dan berkualitas kepulauan, pengembangan c. energi dan sumber daya
4. Mewujudkan kawasan direncanakan mineral;
ekonomi berbasiskan kepada d. pariwisata;
masyarakat yang keberadaan lahan potensial e. kelautan dan perikanan;
tangguh, produktif, disetiap pulau, sehingga f. perdagangan;
berdaya saing, dapat diwujudkan g. perindustrian; dan
bercirikan wilayah pemerataan pembangunan di h. transmigrasi.
kepulauan dan setiap wilayah pulau yang
berbasis sesuai dengan potensi
kerakyatan spesifik lokalnya.
5. Mewujudkan 3. Revitalisasi fungsi dan peran
pembangunan institusi pemerintah Sebagai
yang berkelanjutan daerah yang baru
dan berwawasan dimekarkan, Kabupaten
lingkungan Kepulauan Mentawai juga
berhadapan dengan masalah
dalam penyelenggaraan
fungsi pemerintahan. Hal ini
jelas berdampak pada upaya

LAPORAN AKHIR | II - 6
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Masalah yang
yang cukup penting untuk
diberi perhatian adalah
peningkatan kualitas
kelembagaan dan sistem
penyelenggaraan
pemerintahan. Kualitas
kelembagaan terkait dengan
pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi SKPD yang ada di
Kabupaten Kepulauan
Mentawai yang masih
memiliki kinerja di bawah
rata-rata. Ini dibuktikan
dengan penilaian yang
dilakukan oleh Kementerian
Dalam Negeri yang
menempatkan Kabupaten
Kepulauan Mentawai sebagai
salah satu dari sepuluh
kabupaten yang berkinerja
rendah tahun 2011.
Revitalisasi fungsi dan peran
institusi pemerintah ini
bertujuan untuk
meningkatkan kualitas
kinerja aparatur sesuai
dengan perkembangan
masyarakat. Revitalisasi ini
juga dimaksudkan agar
manajemen pemerintahan di
Kabupaten Kepulauan
Mentawai dapat
diselenggarakan sesuai
dengan prinsip akuntabilitas,
transparansi, responsivitas,
efektifitas dan efisiensi.
Wujud akhir dari revitalisasi
fungsi dan peran institusi
pemerintahan ini adalah
terselenggaranya fungsi
pemerintahan secara optimal
sehingga kinerja SKPD di
Kabupaten Kepulauan
Mentawai dapat ditingkatkan
lima tahun ke depan.
4. Pengembangan sosial
budaya, Kondisi saat ini di
Kabupaten Kepulauan
Mentawai adalah bahwa
belum terlalu kuatnya
kemampuan
mengaktualisasikan nilai-
nilai budaya masyarakat
Kepulauan Mentawai dalam
rangka menangkal akibat
negatif budaya modern.

LAPORAN AKHIR | II - 7
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Untuk itu Kabupaten
Kepulauan Menatawai
selama ini belum melakukan
upaya yang sistematis dalam
mengkritisi kelemahan
budayanya dan melakukan
penyesuaianpenyesuaian
dengan perkembangan
masyarakat. Kekuatan
budaya khas Mentawai
dalam menjawab tantangan
cenderung belum kelihatan,
budaya khas patrilinial
dengan kehidupan sosialnya
dalam suku disebut "uma".
Struktur sosial masyarakat
tradisionalnya adalah
kebersamaan, Masyarakat
Mentawai tinggal di rumah
besar disebut dengan "uma"
yang didirikan di atas tanah-
tanah suku.

5. Pemanfaatan ruang berbasis


ekosistem, Beberapa lokasi
di pulau Siberut seperti di
Simalegi, Simatalu dan
Paipajet terdapat areal-areal
yang perlu direhabilitasi.
Kebijakan pemanfatan hutan
untuk HPH dimasa lampau
memberikan hak
pengusahaan hutan telah
menimbulkan kerusakan
daerah aliran sungai sekitar
Sinolop, Katambak dan
Kaleak. Diperlukan
koordinasi yang intensif
antara PEMDA Kabupaten
dengan BP. DAS Agam -
Kuantan. Hal yang sama juga
perlu perhatian di pulau
Pagai dan Sipora.

6. Peningkatan kualitas sumber


daya manusia

Arah kebijakan yang diperlukan


untuk lima tahun kedepan adalah
sebagai berikut:
1. Pelestarian tradisi khas
masyarakat kepulauan
dengan menciptakan tata
kehidupan yang harmonis
berbasiskan sosial budaya.
Masyarakat Kepulauan
Mentawai memiliki
kebudayaan yang berbeda

LAPORAN AKHIR | II - 8
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
dengan kebudayaan
masyarakat Sumatera Barat
lainnya. Kebudayaan
masyarakat Mentawai yang
unik ini menjadi potensi
yang dapat dikembangkan
dalam pembangunan sosial
budaya yang juga dapat
menunjang sektor lainnya
terutama sektor pariwisata.
2. Pengembangan wilayah
sentra pembangunan
berbasis kawasan
(pertanian, industri
pengolahan hasil /
agroindustri, pariwisata,
kerajinan rakyat).
Pembangunan wilayah di
Kabupaten Kepulauan
Mentawai, dilakukan dengan
melakukan pola
pembangunan berbasis
kawasan (berbasis potensi
wilayah), dengan konsep one
village one produk. Dimana
pada masing-masing pulau
kedepannya akan
dikembangkan dengan
produk-produk berbasis
kawasan. Setiap kawasan
memiliki produk unggulan
tersendiri berdasarkan
potensi yang dapat
dikembangkan di kawasan
tersebut.
3. Reformasi birokrasi dan
peningkatan kualitas
aparatur. Dinamika
kehidupan kenegaraan,
kebangsaan, dan
kemasyarakatan sekarang
ini, menuntut setiap aparatur
pemerintahan, untuk mampu
menyesuaikan diri dengan
perkembangan yang terjadi.
Salah satu upaya itu, adalah
dengan melakukan reformasi
birokrasi. Reformasi
birokrasi, pada tataran
struktural, kita lakukan
melalui penataan kembali
organisasi pemerintahan
agar lebih tanggap terhadap
tuntutan kepentingan
masyarakat. Sementara
reformasi birokrasi pada
tataran kultural, dilakukan
melalui pengembangan

LAPORAN AKHIR | II - 9
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
profesionalitas dan
penguatan etos kerja
aparatur pemerintahan.
Reformasi birokrasi yang
dijalankan, merupakan
langkah terencana yang
dilakukan Pemerintah, untuk
membangun dan
mengembangkan kinerja
birokrasi pemerintahan di
Kabupaten Kepulauan
Mentawai. Reformasi
Birokrasi merupakan
perubahan signifikan
elemen-elemen birokrasi di
Kabupaten Kepulauan
Mentawai, antara lain
kelembagaan, sumber daya
manusia aparatur,
ketatalaksanaan,
akuntabilitas aparatur,
pengawasan, dan pelayanan
publik. Beberapa contoh
reformasi, birokrasi adalah
reformasi kelembagaan dan
kepegawaian, keuangan,
perbendaharaan,
perencanaan dan
penganggaran, perizinan,
dsb. Hal yang penting dalam
reformasi birokrasi adalah
perubahan mindset dan
culture-set serta
pengembangan budaya kerja.
Reformasi Birokrasi di
Kabupaten Kepulauan
Mentawai diarahkan pada
upaya-upaya mencegah dan
mempercepat
pemberantasan korupsi
secara berkelanjutan, dalam
menciptakan tata
pemerintahan yang baik,
bersih, dan berwibawa (good
governance), pemerintah
yang bersih (clean
government), dan bebas
KKN. Jabaran arah kebijakan
reformasi birokrasi dan
peningkatan kualitas
aparatur ini dilakukan
dengan cara:
a. meningkatkan
penyelenggaraan
tugas pokok dan
fungsi
pemerintahan yang
lebih akuntabel,

LAPORAN AKHIR | II - 10
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
transparan,
partisipatif dan
efektif dan efisien;
b. menyusun
indikator kinerja
kunci sesuai
dengan tugas
pokok dan fungsi
Satuan Kerja
Perangkat Daerah;
c. meningkatkan
kualitas SDM
pegawai
pemerintah daerah
melalui
peningkatan
pendidikan dan
pelatihan yang
sesuai dengan
bidang kerja;
d. meningkatkan
standar kualifikasi
dasar dan
kompetensi jabatan
untukjenjang
eselonisasi;
e. memperbaiki cara
pandang (mindset)
pegawai daerah
secara sistematis
dan bertahap agar
berorientasi pada
peningkatan
kinerja melalui
mekanisme reward
and punishment;
f. meningkatkan
kemampuan
pegawai dalam
menyelenggarakan
fungsi
pemerintahan
berbasiskan
pelaksanaan e-
government untuk
meningkatkan
kinerja
pemerintahan;
g. Meningkatkan
kualitas pelayanan
publik dan
memperkuat
kelembagaan
masyarakat,
khususnya di desa;
h. meningkatkan
koordinasi kegiatan
antar daerah dalam

LAPORAN AKHIR | II - 11
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
melaksanakan
fungsi
pemerintahan; dan
i. meningkatkan
kapasitas
kelembagaan
masyarakat di
tingkat desa
sehingganmenjadi
basis utama dalam
pelaksanaan tata
kelola
pemerintahan yang
baik.
4. Peningkatan akses
masyarakat terhadap
fasilitas pelayanan publik
yang berkualitas
(pendidikan, kesehatan,
pemerintahan, transportasi).
Peningkatan pelayanan
publik oleh pemerintah
ditandai dengan peningkatan
karya (performance
improvement) yang dapat
dilakukan dengan berbagai
cara, yakni melalui
perbaikan atau peningkatan :
Efisiensi, Efektivitas,
Kualitas, Kreativitas dan
Manajemen. Di kabupaten
Kepualauan Mentawai, akses
masyarakat terhadap
layanan publik yang
berkulitas ini masih bisa di
ketakan kurang. Di bidang
pendidikan misalnya bahwa
tingkat pendidikan
penduduk sangat ditentukan
oleh sarana yang tersedia.
Jumlah sarana pendidikan
yang memadai dan
kemudahan untuk
mengaksesnya, akan
mendukung penduduk untuk
menyelesaikan pendidikan
sampai jenjang tertinggi.
Jumlah Sekolah di Kabupaten
Kepulauan Mentawai pada
tahun 2010 sebanyak 139
sekolah yakni ; Sekolah
Dasar (SD) sebanyak 115
Sekolah ( 97 Negeri dan 8
Swasta) ; Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP)
sebanyak 18 Sekolah ( 14
Negeri dan 4 Swasta) :
Sekolah Lanjutan Tingkat

LAPORAN AKHIR | II - 12
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Atas(SLTA) sebanyak 6
Sekolah. Berikut adalah arah
kebijakan dengan
peningkatan akses terhadap
pembangunan di bidang
pendidikan:
a. Peningkatan
Kualitas
Pembelajaran dan
Pengelolaan
Pendidikan
b. Mendorong
kebijakan untuk
menurunkan
persentase anak
usia sekolah yang
tidak bersekolah
atau meningkatkan
APK dan APM
c. Meningkatkan
kompetensi guru
dan kepala sekolah.
d. Mengoptimalkan
peran serta
masyarakat dan
dunia usaha dalam
pembangunan
pendidikan
termasuk peran
dan fungsi dewan
pendidikan dan
komite sekolah juga
belum optimal.
e. Penyediaan layanan
kepustakaan
berbasiskan
pengelolaan
masyarakat di desa.
f. Peningkatan
standardisasi dan
akreditasi mutu
pendidikan di
setiap jenjang
pendidikan.
g. Perbaikan
manajemen sekolah
di setiap jenjang
pendidikan yang
disertai dengan
peningkatan
mutukurikulum
secara bertahap.
h. Meningkatkan
ketersebaran
sekolah dan
fasilitasnya disetiap
kepulauan. Dan
dalam bidang

LAPORAN AKHIR | II - 13
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
kesehatan juga
perlu di dorong
upaya untuk
meningktatkan
akses masyarakat
terhadap fasilitas
pelayanan publik.
Berikut arah
kebijakan dengan
peningkatan akses
masyarakat
terhadap
pembangunan
dalam bidang
kesehatan:
a. Meningkatkan
kualitas
pelayanan
kesehatan ibu
dan anak dan
Gizi;
b. Meningkatkan
upaya
pencegahan,
pemberantasa
n,
pengendalian
penyakit
menular dan
tidak menular;
c. Meningkatnya
perilaku hidup
bersih dan
sehat ;
d. Meningkatkan
kuantitas dan
kualitas tenaga
kesehatan;
e. Peningkatan
kuantitas dan
kualitas sarana
serta
prasarana
kesehatan
pada
Puskesmas
dan RSUD;
f. Menuju
Universal
coverage
JPKM.

Adanya kondisi yang bersifat


kultural (terkait dengan nilai-nilai
budaya patrilinial) dan sekaligus
bersifat struktural (dimapankan
oleh tatanan sosial politik yang
ada), maka diperlukan tindakan

LAPORAN AKHIR | II - 14
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
pemihakan yang jelas dan nyata
guna mengurangi kesenjangan
gender di berbagai bidang
pembangunan. Untuk itu,
diperlukan kemauan politik yang
kuat agar semua kebijakan dan
program pembangunan yang
memperhitungkan kesetaraan
gender, serta peduli anak.
Prioritas dan arah kebijakan
pembangunan yang akan
dilakukan adalah :
a. Meningkatkan kualitas
hidup perempuan
terutama di bidang
pendidikan, kesehatan
dan ekonomi.
b. Meningkatkan peran
perempuan di bidang
kesejahteraan dan
kesehatan.
c. Meningkatkan
kesejahteraan dan
perlindungan anak,
terutama di bidang
pendidikan, kesehatan.
d. Menyempurnakan
perangkat hukum yang
lebih lengkap dalam
melindungi perempuan
dan anak dari berbagai
tindak kekerasan,
eksploitasi, dan
diskriminasi, termasuk
kekerasan dalam
keluarga.
e. Meningkatkan peran
kelembagaan,
koordinasi dan jaringan
pengarusutamaan
gender dan anak dalam
perencanaan
pembangunan di tingkat
kabupaten.
Di bidang pemerintah untuk
mewujudkan pemerintahan yang
baikmaka pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Mentawai
perlu mendorong
terselenggaranya pemerintahan
yang efektif agar pembangunan
dapat berjalan lancar.
Perwujudan tata kelola
pemerintahan yang baik (good
governance) terus diupayakan ke
depan. Berkaitan dengan itu,
penataan struktur pemerintahan
daerah menjadi prioritas yang

LAPORAN AKHIR | II - 15
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
harus dilaksanakan. Struktur
pemerintahan daerah harus
ditata berbasis kinerja,
berdasarkan kewenangan sebagai
daerah otonom. Seperti yang
diketahui, fungsi pemerintahan
yang selalu mendapat perhatian
masyarakat adalah pelayanan
publik. Karenanya untuk
meningkatkan penilaian secara
positif tentang peran ini, maka
kualitas pelayanan publik ini
harus di tingkatkan. Sehubungan
dengan itu, arah kebijakan yang
dilakukan terkait dengan
pemberian kemudahan bagi
masyarakat untuk mendapatkan
akses terhadap fasilitas
pelayanan publik yang
berkualitas ini adalah sebagai
berikut:
a. Membuka unit
pelayanan satu pintu
yang terintegrasi
dalam kesatuan sistem
pelayanan publik yang
mudah, murah dan
dapat diakses
masyarakat dari
segala kalangan;
b. Meningkatkan kualitas
SDM yang dapat
melaksanakan tugas
pokok dan fungsi unit
pelayanan agar
pelayanan publik
dilaksanakan sesuai
dengan tanggung
jawab aparatur
pemerintah yang
melaksanakan;
c. Penguatan kapasitas
kelembagaan unit
pelayanan sehingga
kepuasan masyarakat
dapat ditingkatkan;
d. Meningkatkan
kerjasama
kelembagaan unit
pelayanan publik
dengan stakeholder
agar muncul
partisipasi berbagai
pihak dalam
memberikan
pelayanan publik;

Sedangkan untuk peningkatan

LAPORAN AKHIR | II - 16
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
akses masyarakat terhadap
fasilitas pelayanan publik dalam
hal transportasi, pembangunan
diarahkan untuk mewujudkan
sistim transportasi wilayah yang
terpadu, tertib, lancar, aman dan
nyaman serta efisien dalam
menunjang dan sekaligus
menggerakkan dinamika
pembangunan, mendukung
mobilitas manusia, barang dan
jasa, serta mendukung
pembangunan wilayah. Sistem
transportasi juga harus ditata dan
terus disempurnakan dengan
didukung oleh peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
Selain itu, sistem transportasi
harus disesuaikan dengan
perkembangan ekonomi, tingkat
kemajuan teknologi, kebijakan
tata ruang, pelestarian fungsi
lingkungan hidup, kebijakan
energi nasional agar dapat
memenuhi kebutuhan dan
tuntutan masyarakat akan
pembangunan di Kabupaten
Kepulauan Mentawai.

5. Prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan.
Sebagai daerah yang berada
di kawasan rawan bencana
alam terutama bencana
gempa dan tsunami,
pembangunan berkelanjutan
perlu diterapkan di
Kabupaten Kepulauan
Mentawai. Dengan konsep
pembangunan berkelanjutan,
pembangunan Kepulauan
Mentawai ke depan tidak
hanya fokus pada aspek
ekonomi semata, tetapi juga
dengan memperhatikan
aspek lingkungan hidup
serta sosial budaya.

6. Pengembangan infrastruktur
dasar publik untuk
pemenuhan kebutuhan
pelayanan prima.
Pengembangan infrastruktur
dasar publik perlu
mendapatkan perhatian
utama dalam membangun
Kabupaten Kepulauan
Mentawai, karena

LAPORAN AKHIR | II - 17
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
ketersediaan infrastruktur
dasar publik berpengaruh
pada pemenuhan kebutuhan
pelayanan prima terutama
pelayanan kepada
masyarakat. Minimnya
ketersediaan infrastruktur
dasar di Kepulauan
Mentawai menjadi salah satu
penyebab rendahnya
pelayanan prima kepada
masyarakat yang diberikan
oleh pemerintah kabupaten
maupun akses bagi
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
prima dari pemerintah.

LAPORAN AKHIR | II - 18
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
3 Rencana Terpadu dan Program Adapun tujuan dari disusunnya Strategi:  Rencana Jaringan Jalan Jaringan jalan yang ada di Kabupaten Kepulauan 6. Peningkatan Kualitas Kawasan 1. Peningkatan Kualitas
Investasi Infrastruktur Jangka RPI2JM Bidang Cipta Karyaadalah  penetapan pusat–pusat Mentawai adalah system jaringan jalan kolektor primer, jalan lokal Permukiman Kawasan Permukiman Kumuh
Menengah (RPI2JM) sebagai dokumen acuan dalam kegiatan untuk primer, jalan lokal sekunder dan jembatan. Adapun rencana jaringan Kumuh 2. Permukiman Kembali
Kabupaten Mentawai Tahun perencanaan, pemrograman, dan mendukung pelayanan jalan di Kabupaten Kepulauan Mentawai meliputi : 7. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Kumuh
2016-2020 penganggaran pembangunan sosial ekonomi dalam a. Jaringan jalan kolektor primer, yaitu rencana pembangunan Trans Kawasan 3. Pembangunan dan
infrastruktur Bidang CiptaKarya. pengembangan wilayah Mentawai diusulkan menjadi jalan status jalan nasional terdiri Permukiman Perdesaan Pengembangan Kws
RPI2JM memuat rencana program  aksesibilitas dalam atas: 8. Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Perdesaan
dan investasi dalam jangka waktu rangka menunjang 1) jaringan jalan yang berada di pulau Sipora yang Kawasan Potensial
lima tahun yang mencakup multi pengembangan wilayah menghubungkan ruas jalan Tuapejat – Transmigrasi – Rokot – Permukiman Khusus 4. Pembangunan dan
sektor, multi sumber pendanaan, dan pengembangan jalur Sioban – Sagitci – Katiet ditambah dengan jalan Simpang SP II 9. Pembinaan dan Pengembangan Pengembangan Kawasan
dan multi stakeholders. mitigasi bencana – Kantor Camat Sipora Utara; Penataan Bangunan Permukiman Pasca Bencana
diKabupaten Kepulauan 2) jaringan jalan yang berada di pulau Siberut yang 10. Penyelenggaraan Penataan 5. Sistem Pengolahan Air
Mentawai menghubungkan ruas jalan Labuan Bajau-Policoman- Bangunan Kawasan Khusus Limbah Terpusat Skala Kota
 peningkatan pelayanan Sigapokna – Terekan Hulu – Sirilanggai – Sotboyak – 11. Sistem Pengolahan Air Limbah 6. Penyedian Pelayanan
prasarana energi listrik, Cimpungan – Saibi Samukop – Saliguma – Maileppet – Muara Skala Kota Sambungan Rumah
telekomunikasi, Siberut – Puro – Rogdok – Mabukkuk, Muara Saibi – Kaleak – 12. Sistem Penanganan Persampahan 7. Pembangunan Sanitasi
sumberdaya air dan Sibudda Oinan – Simanipa – Toroiji – Batpaggeu – Saliguma; Khusus Berbasis Masyarakat
prasarana lingkungan 3) jaringan jalan yang berada di Pulau Pagai Utara yang 13. Spam 8. Pengembangan Perencanaan
untuk seluruh kecamatan menghubungkan ruas jalan Mapinang – Saumanganya – 14. Pengembangan Penampungan Air dan Program
di Kabupaten Kepulauan Matobe –Sikakap –Dermaga;dan Baku dari Mata air yang berada di 9. Tempat Pemprosesan Akhir (
Mentawai dan lokasi 4) jaringan jalan yang berada di Pulau Pagai Selatan yang Sikakap, Muara Siberut, Tuapejat, TPA )
permukiman baru. menghubungkan ruas jalan Polaga Km 0 - Km 19 – Km 37 - Km Bulasat/Km37, Sioban, Sirilanggai, 10. Pembangunan Drainase
 percepatan pertumbuhan 40 – Km 42 – Km 53 – Boriai (Logpond) ditambah dengan Sagitci, Simalegi Betaet; Kawasan Permukiman
ekonomi diwilayah jalan Km 53 – Lakkau – Surat Aban. 15. Daerah aliran sungai (DAS) yang Mapadegat
Kabupaten Kepulauan b. Jaringan jalan lokal primer, terdiri atas : terhubung atau melewati pada 11. Pembangunan Drainase
Mentawai 1) ruas jalan di Pulau Siberut, meliputi Muara Sikabaluan - Pokai – pusat-pusat lingkungan Kawasan Permukiman
Sirilanggai, Barambang – Tamairang, Muara Sikabaluan – pemukiman 12. Rencana pengembangan
Arah kebijakan: Mongan Poula – Sotboyak, Cimpungan Desa – Subelen – 16. Jaringan Perpipaan di Tuapejat, permukiman di Kabupaten
 kebijakan nasional Poros Trans Mentawai, Subelen-Muara Saibi, Muara Saibi – Sikakap, Muara Siberut, Sioban, Kepulauan Mentawai di bagi
(RTRWN) dan kebijakan Simoilaklak – Sirisurak – Poros Trans Mentawai, Simpang Muara Sikabaluan, Saibi, Simalegi menjadi 2 (dua) tahap, yaitu.
Provinsi Sumatera Barat Muntei – Puro - Muara Siberut, Pasakiat Taileleu – Peipei – Betaet, dan Saumanganya Tahun 2012
(RTRWP) Mabukkuk, Puro – Malilimok; 17. Sistem Penyediaan Air Minum Non Pembangunan Hunian Tetap
2) ruas jalan di Pulau Sipora, meliputi Sagitci – Bosua, Sagitci – Perpipaan di Pusat Pelayanan harus di laksankan
Beriulou Bosua – Beriulou – Masokut – Betumonga dan Bosua Lingkungan (PPL) dan pusat-pusat secepatnya, yaitu di lokasi
– Katiet; lingkungan permukiman (dusun). sebagai berikut :
3) ruas jalan di Pulau Pagai Utara, meliputi dermaga Sikakap –  613 unit di Kecamatan
Taikako – Km 8 – Km17 – Maguiruk – Saumanganya; dan 4) Sipora Selatan
ruas jalan di Pulau Pagai Selatan, meliputi Mapinang –  523 unit di Kecamatan
Bagatsagai – Boriai (trans mentawai) dan Limu – Mapinang – Pagai Utara
Maonai – Lakkau – Limosua dan Surat Aban.  936 unit di Kecamatan
c. Jaringan jalan lokal sekunder, terdiri atas: Pagai Selatan
1) ruas jalan lokal sekunder di Pulau Siberut, meliputi: Cimpungan Tahun rencana (2035) :
– Sirilogui, Sigapokna – Tiniti – Simalegi, Monganpoula – Rincian kebutuhan untuk tahun
Sirilogui, Sotboyak – Bojakan, Dermaga Subelen-Trans 2035 di Kabupaten Kepulauan
Mentawai, Simaobuk - Subelen – Batuija - Batliggitte – Saibi Mentawai adalah
Samukop, Simabaik – Sibokbongi,Simalegi – Simatalu – Kebutuhan unit rumah : 29,627
Sagulubbek dan Rogdok – Madobag – Matotonan, unit
2) ruas jalan di Pulau Sipora, meliputi Pusat Kota KM4 – Kebutuhan lahan hunian : 1.481
Mapadegat, RSUD – Kantor Camat, Mapadegat – Dermaga, Ha, Pulau Siberut : 732 Ha,
Betumonga-SP III, Mapaddegat – Home Stay, Betumonga – Pulau Sipora : 300 Ha, Pulau
Pukarayat – Berimanua – Kantor Camat, Lingkar Kota – Pagai Utara : 276 Ha, Pulau
Pesantren, Simpang Pesantren – Pesantren, Simpang Kantor Pagai Selatan : 173 Ha).
Bupati – Kantor Bupati dan Sioban – Mara, Km5 – Home stay,
Betumonga – Silaoinan; Km12-Simaombuk;
3) ruas jalan di Pulau Pagai Utara, meliputi: Km 14 Betumonga,

LAPORAN AKHIR | II - 19
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Km 17 – Silabu, Km21 – Tumalei, Silabu –Betumonga, Lingkar
Taikako dan Transmigrasi – Silaoinan; dan
4) ruas jalan di Pulau Pagai Selatan, meliputi KM 27-Sabiret –
Muntei – Malakopa, Sabiret – Km 35, KM 32 – Mapoupou –
Bere – Makalo, KM 32 – Talopulei, KM37 – Parak Batu, KM40
– Aban Baga - Bubuget, KM42 – Bulasat – Tapak, Bulasat –
Lakkau.

 Rencana Sistem Jaringan Energi (Listrik)


a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), terdapat di setiap
Ibukota Kecamatan dan Pusat Pelayanan Kegiatan
b. PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) di Matobe,
Kecamatan Sipora Selatan, Belerakso Kecamatan Pagai Selatan
dan Pasapuat di Kecamatan Pagai Utara; dan
c. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) pada wilayah yang tidak
terjangkau oleh jaringan listrik atau daerah terpencil
d. Penggunaan energi alternatif sesuai potensi yang terdapat di
wilayah kabupaten seperti Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan
lain-lain.

1. Kawasan permukiman
a. Peruntukan Permukiman Perkotaan Rencana peruntukan
perkotaan di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah
Muara Siberut (PKW), Tuapejat (PKL/Ibukota Kabupaten), Sikakap
(PKLp/Ibukota kecamatan) dan ibukota-ibukota kecamatan lainnya :
Muara Sikabaluan, Saibi Samukop, Maileppet, Pei-Pei, Sioban,
Saumanganya serta KM.37 (rencana relokasi permukiman).
rencana luas lahan untuk peruntukan permukiman perkotaan
adalah 1.104,11 ha.
b. Peruntukan Permukiman Perdesaan Adapun luas permukiman
perdesaan di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah 19.227,57
ha.

2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi


Kawasan Relokasi Permukiman Baru terdapat Km.37 Pagai Selatan di
Kecamatan Pagai Selatan, Km.16 Pagai Utara di Kecamatan Pagai
Utara dan Km.4-9 Sipora Selatan di Kecamatan Sipora Selatan.
Kawasan ini merupakan kawasan relokasi permukiman untuk korban
bencana tsunami yang terjadi pada 25 Oktober 2010, yang di
rencanakan untuk di Kecamatan Pagai Selatan seluas 5.590 ha, di
Kecamatan Pagai Utara seluas 2.602 ha, dan di Kecamatan Sipora
Selatan seluas 1.675 ha.

3. Rencana Sistem Pengelolaan Lingkungan


1. Rencana Pengembangan Prasarana Air Baku
2. Rencana Sistem Penyediaan Air Minum
3. Rencana Sistem Prasarana Persampahan dan Air Limbah
4. Rencana Prasarana Drainase
5. Rencana Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana

LAPORAN AKHIR | II - 20
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
ARAH PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN KABUPATEN KEPUALUAN MENTAWAI
1 RTRW Nasional Arahan RTRW Pulau Sumatera Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan landasan hukum dan acuan spasial
Berdasarkan Perpres No. 13 bagi pemanfaatan ruang dan pengendaliannya. Menurut PP nomor 26 tahun
Tahun 2012 tentang Rencana 2008, mengenai rencana struktur ruang wilayah nasional, bahwa struktur
Tata Ruang Pulau ruang
Sumatera Rencana Tata Ruang nasional terdiri atas:
(RTR) Pulau merupakan 1. Sistem Perkotaan Nasional
rencana rinci dan 2. Sistem Jaringan Transportasi Nasional
operasionalisasi dari RTRWN. 3. Sistem Jaringan Energi Nasional
Adapun arahan yang harus 4. Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional
diperhatikan dari RTR 5. Sistem Jaringan Sumber Daya Air.
Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Rencana Pola Ruang Wlayah Nasional:
Kabupaten/Kota adalah: 1. Kawasan Lindung Nasional
 Arahan pengembangan 2. Kawasan Budidaya yang memiliki nilai Strategis Nasional
pola ruang dan struktur
ruang antara lain Kawasan Strategis Nasional:
mencakup arahan 1. Pertanahan dan Keamanan
pengembangan kawasan 2. Pertumbuhan Ekonomi
lindung dan budidaya, 3. Sosial dan Budaya
serta arahan 4. Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan/atau teknologi tinggi.
pengembangan pola 5. Fungsi dan daya dukung Lingkungan Hidup
ruang terkait bidang
Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
 Arahan pengendalian
pemanfaatan ruang yang
memberikan arahan
batasan wilayah mana
yang dapat
dikembangkan dan yang
harus dikendalikan
 Strategi operasionalisasi
rencana pola ruang dan
struktur ruang khususnya
untuk bidang Cipta Karya
seperti pengembangan
prasarana sarana air
minum, air limbah,
persampahan, drainase,
RTH, rusunawa,
agropolitan, dll.

2. RTRW Wilayah Sumatera Arahan Rencana Struktur Ruang Wilayah Pulau Sumatera
Rencana struktur ruang dan rencana pola ruang Pulau Sumatera
merupakan perangkat operasional RTRWN di Pulau Sumatera yang
berupa strategi operasionalisasi perwujudan struktur ruang dan pola
ruang. Rencana dalam peta dengan skala struktur ruang digambarkan
1:500.000. Peta tersebut merupakan gambaran sebaran indikatif lokasi
pemanfaatan ruang untuk rencana struktur ruang dan rencana pola
ruang nasional di Pulau Sumatera.

Dalam system perkotaan nasional, Kabupaten Kepulauan Mentawai


dikembangkan :
1. Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industry pengolahan
dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan yang
berlokasi di PKW Muarasiberut

LAPORAN AKHIR | II - 21
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
2. Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan
dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan di PKW
Muarasiberut
3. Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat pariwisata bahari di
PKW Muarasiberut
4. Pengendalian perkembangan fisik kawasan perkotaan untuk
mempertahankan lahan pertanian pangan berkelanjutan PKW
Muarasiberut
5. Pengendalian perkembangan PKN, PKW dan PKSN di kawasan
rawan bencana tsunami di PKW Muarasiberut
6. Pengembangan PKN dan PKW berbasis sumber daya alam dan jasa
lingkungan dengan memperhatikan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup di PKW Muarasiberut
7. Pengembangan PKN, PKW, dan PKSN yang didukung prasarana
dan sarana perkotaan di PKW Muarasiberut
8. Percepatan pengembangan PKSN sebagai pusat pengembangan
ekonomi, pintu gerbang internasional, serta simpul transportasi
kawasan perbatasan Negara dilakukan melalui Pemantapan
Pelabuhan Teluk Bayur sebagai pelabuhan utama yang merupakan
prasarana penunjang fungsi pelayanan PKN Padang, PKW
Pariaman, PKW Sawahlunto, PKW Muarasiberut, PKW Bukitinggi,
dan PKW Solok sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan
Padang Pariaman, Kawasan Andalan Agam-Bukittinggi (PLTA Kuto
Panjang), Kawasan Andalan Laut Mentawai dan Sekitarnya, serta
Kawasan Andalan Solok dan Sekitarnya (Danau Kembar
Diatas/Dibawah-PIP Danau Singkarak-Lubuk Alung-Ketaping);

Dalam Sistem Jaringan Transportasi Nasional, Kabupaten Kepulauan


Mentawai dikembangkan :
a. Pengembangan jaringan jalan nasional untuk meningkatkan
aksesibilitas di kawasan perbatasan negara, kawasan tertinggal
dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil, yaitu jaringan jalan
strategis nasional yang menghubungkan Mara-Toapejat di
Kepulauan Mentawai
b. Pengembangan dan pemantapan pelabuhan penyeberangan untuk
membuka keterisolasian wilayah, meningkatkan keterkaitan
antarprovinsi di Pulau Sumatera, antarprovinsi di Pulau Sumatera
dengan provinsi di luar Pulau Sumatera, dan antarnegara
dilakukan pada pelabuhan penyeberangan di:
 pelabuhan pada lintas penyeberangan untuk membuka
keterisolasian wilayah meliputi Pulau Siberut (Kabupaten
Kepulauan Mentawai), Pulau Sipora (Kabupaten Kepulauan
Mentawai)
c. Pengembangan dan pemantapan pelabuhan penyeberangan yang
terpadu dengan jaringan transportasi darat meliputi Jaringan jalan
di Kepulauan Mentawai.
d. Pengembangan lintas penyeberangan untuk membuka
keterisolasian wilayah, meningkatkan keterkaitan antarprovinsi di
Pulau Sumatera, antarprovinsi di Pulau Sumatera dengan provinsi
di luar Pulau Sumatera, dan antarnegara meliputi:
1) Padang-Pulau Mentawai;
2) Padang-Tua Pejat;
3) Padang-Pulau Siberut;
e. Pengembangan atau pemantapan pelabuhan untuk meningkatkan
akses kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan
kawasan andalan menuju tujuan-tujuan pemasaran produk
unggulan, baik ke kawasan sub-regional ASEAN, Asia Pasifik,
maupun kawasan internasional lainnya meliputi, Pemantapan

LAPORAN AKHIR | II - 22
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Pelabuhan Teluk Bayur sebagai pelabuhan utama yang merupakan
prasarana penunjang fungsi pelayanan PKW Muarasiberut sebagai
pusat pengembangan Kawasan Andalan Laut Mentawai dan
Sekitarnya.
f. Pengembangan bandar udara untuk melayani angkutan udara
perintis guna meningkatkan aksesibilitas kawasan perbatasan
negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau
kecil dilakukan di Kepulauan Mentawai.
g. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di PLTB Kepulauan
Mentawai (Kabupaten Kepulauan Mentawai), PLTB Pulau Pagai
(Kabupaten Kepulauan Mentawai).
h. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) PLTS Kepulauan
Mentawai (Kabupaten Kepulauan Mentawai), PLTS Pulau Pagai
(Kabupaten Kepulauan Mentawai).
i. Pengembangan pembangkit tenaga listrik berbasis energi
matahari, angin, dan panas bumi untuk mendukung ketersediaan
pasokan tenaga listrik di kawasan perbatasan negara, kawasan
tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil meliputi
pembangkit tenaga listrik berbasis energi: tenaga matahari
dan/atau tenaga angin di Kepulauan Mentawai, Pulau Pagai.
j. Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik untuk kawasan
perbatasan negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk
pulau-pulau kecil dilakukan pada: Jaringan Transmisi di Pulau-
pulau Pantai Barat Sumatera meliputi Kepulauan Mentawai.
k. Pengembangan Jaringan Pelayanan Pengumpan (Feeder) dan
Pulau-pulau di Sumatera meliputi, pengembangan Jaringan
Pelayanan Pengumpan (Feeder) di Pulau-pulau Barat Sumatera
yang melayani PKW Muarasiberut dan Kawasan Andalan Mentawai
dan Sekitarnya
l. Pengembangan jaringan satelit untuk melayani kawasan perkotaan
nasional, kawasan andalan, kawasan perbatasan negara, kawasan
tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil dilakukan
pada jaringan satelit untuk melayani PKW Muarasiberut. Dan
jaringan satelit untuk melayani Kawasan Andalan Mentawai dan
Sekitarnya.
m. Pengembangan prasarana dan sarana air baku untuk melayani
kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil
berpenghuni dilakukan di Kepulauan Mentawai

Arahan Rencana Pola Ruang Wilayah Pulau Sumatera


Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan lindung nasional terdiri
atas strategi operasionalisasi perwujudan:
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya;
b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, dan cagar budaya;
d. kawasan rawan bencana alam;
e. kawasan lindung geologi; dan
f. kawasan lindung lainnya.

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan


bawahannya terdiri atas:
1) kawasan hutan lindung;
2) kawasan bergambut; dan
3) kawasan resapan air.

LAPORAN AKHIR | II - 23
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Strategi operasionalisasi perwujudan kawasan budi daya yang memiliki
nilai strategis nasional:
1) kawasan peruntukan hutan;
2) kawasan peruntukan pertanian
3) kawasan peruntukan perikanan
4) kawasan peruntukan pertambangan
5) kawasan peruntukan industry
6) kawasan peruntukan pariwisata
7) kawasan peruntukan permukiman

3 RTRW Provinsi Sumatera Barat Tujuan: Pengembangan Potensi Kebijakan dan strategi penataan Rencana Struktur Ruang:
Sumber Daya Alam Dengan ruang Provinsi Sumatera Barat 1. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan;
Tetap Memperhatikan adalah sebagai berikut:  Pusat Kegiatan Nasional (PKN); Kota Padang .
Ekosistem Alam dan Daya Dukung 1. Pengurangan kesenjangan  Pusat Kegiatan Wilayah (PKW);
Wilayah Secara Berkelanjutan” pembangunan dan o Kota Bukittinggi;
perkembangan wilayah o Kota Pariaman;
Utara-Selatan Provinsi o Kota Sawahlunto;
Sumatera Barat, melalui : o Kota Solok; dan
a. Pengembangan interaksi o Muara Siberut.
kawasan untuk
meningkatan  Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan oleh Provinsi (PKWp);
perkembangan ekonomi o Kota Payakumbuh;
kawasan dengan o Pulau Punjung;
pengembangan jalan o Tapan; dan
arteri primer dan sarana o Simpang Empat.
pendukungnya;
b. Peningkatan akses  Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
kawasan budi daya ke o Painan;
sistem jaringan o Kota Padang Panjang;
transportasi melalui o Lubuk Sikaping;
peningkatan jalan o Sari Lamak;
kolektor primer; o Batusangkar;
c. Peningkatan sarana dan o Padang Aro;
prasarana pendukung o Tuapejat;
untuk menunjang o Lubuk Basung;
pengembangan pusat- o Muaro Sijunjung;
pusat primer dan o Lubuk Alung;
sekunder berupa o Aro Suka; dan
pengembangan fasilitas o Parik Malintang
bongkar muat dan
sarana pelabuhan  Kawasan Metropolitan Padang meliputi :
perikanan di PKN, PKW o Kota Padang;
dan/atau PKWp; o Lubuk Alung (Kabupaten Padang Pariaman);
d. Peningkatan o Kota Pariaman;
pemanfaatan potensi o Aro Suka (Kabupate Solok);
sumberdaya alam di o Kota Solok; dan
wilayah selatan melalui o Painan (Kabupaten Pesisir Selatan)
pengolahan produk
perkebunan dan 2. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi
perikanan  Pengembangan jaringan transportasi sungai, danau, dan
penyeberangan meliputi peningkatan dan pengembangan jalur
2. Pengembangan ekonomi baru, meliputi :
sektor primer, sekunder dan o Peningkatan jaringan transportasi sungai dan danau
tersier sesuai daya dukung yang ditujukan untuk menunjang kegiatan pariwisata di
wilayah, melalui : Danau Maninjau Kabupaten Agam, Danau Singkarak
a. Peningkatan kegiatan

LAPORAN AKHIR | II - 24
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
pertanian, kehutanan dan Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar, Danau
perkebunan melalui pola Kembar (Danau Diatas dan Danau Dibawah) dan Danau
intensifikasi dan Talang Kabupaten Solok, Danau Buatan Koto Panjang
ekstensifikasi dengan Kabupaten Limapuluh Kota (batas Provinsi Riau), dan
tetap mempertahankan Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya, serta
ekosistem lingkungan; peningkatan dermaga sungai dan danau.
b. Peningkatan o Peningkatan dan pengembangan jaringan transportasi
pengembangan kawasan penyeberangan dilakukan melalui peningkatan
agropolitan dengan pelayanan transportasi penyeberangan.
melengkapi fasilitas o `Pengembangan jalur baru yaitu lintasan penyeberangan
perdagangan pusat Carocok Painan, Mentawai terutama untuk angkutan
koleksi distribusi dan jasa barang yang ditunjang oleh angkutan pengumpan antar
pendukung komoditas pulau di Kepulauan Mentawai.
pertanian kawasan; o Peningkatan pelayanan transportasi penyeberangan
c. Peningkatan dilakukan melalui peningkatan sarana dan prasarana
pengembangan industri penyeberangan (dermaga), juga dilakukan
berbasis pertanian pengembangan lintasan penyeberangan.
berupa perlengkapan
saprodi dan sarana  Pengembangan perekonomian daerah, maka pengembangan
pendukungnya; pelabuhan dilakukan melalui:
d. Peningkatan o peningkatan pelabuhan Internasional Teluk Bayur yang
pengembangan kegiatan merupakan pelabuhan Utama serta pengembangan
jasa perdagangan untuk sistem kontainerisasi dengan kapasitas 40 feet.
mendukung kegiatan o peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan nasional
primer dan sekunder, /regional yang merupakan pelabuhan pengumpul dan
serta menciptakan pelabuhan pengumpan yaitu Pelabuhan Muara Padang,
lapangan kerja perkotaan pelabuhan Panasahan-Corocok Painan, pelabuhan
terutama di kawasan Sioban, pelabuhan Pokai, pelabuhan Tua Pejat,
metropolitan; pelabuhan Simailepet, pelabuhan Sikakap, Muara
e. Pengembangan kegiatan Sikabaluan dan Pelabuhan Bake;
sektor unggulan pada o pengembangan angkutan wisata ke Kepulauan
kawasan andalan antara Mentawai, dan pengembangan angkutan pesisir
lain pertanian, Pasaman - Tiku - Bungus - Painan, peningkatan sarana
perkebunan, dan prasarana serta fasilitas pelabuhan sesuai fungsi
pertambangan, industri, pelabuhan.
perikanan dan pariwisata o pengembangan dan pembangunan pelabuhan perikanan
dengan tetap untukmenunjang perekonomian daerah.
mempertahankan o Untuk meningkatkan pelayanan angkutan laut,
kawasan hutan dan ruang direncanakan pembangunan pelabuhan baru berupa
terbuka hijau minimum pelabuhan pengumpul dan pelabuhan pengumpan.
mencapai 30% dari total
luas kawasan
 Pengembangan sistim transportasi udara diarahkan untuk
3. Penetapan pusat-pusat mendorong penguatan Bandar Udara Internasional Minangkabau
kegiatan untuk mendukung dengan memadukan berbagai pelayanan transportasi serta
pelayanan sosial/ekonomi mengembangkan kegiatan komersial yang bernilai tambah tinggi,
dan pengembangan wilayah, dan penguatan pelayanan kargo, serta pengembangan jalur
melalui : penerbangan baru, meliputi :
a. Pemantapan o Peningkatan keterpaduan berbagai pelayanan
pengembangan PKN Kota transportasi serta mengembangkan kegiatan komersial
Padang sebagai pusat yang bernilai tambah tinggi.
orientasi wilayah menuju o Pengembangan jalur penerbangan baru dilakukan
Metropolitan Padang, melalui pembukaan jalur penerbangan ke kota-kota di
PKW yang terdiri dari Sumatera, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan
Kota Bukittinggi, Kota Banjarmasin serta jalur penerbangan internasional.

LAPORAN AKHIR | II - 25
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Pariaman, Kota o Selain Bandar Udara Internasional Minangkabau, bandar
Sawahlunto, Kota Solok udara lain yang akan dikembangkan meliputi Bandar
dan Muara Siberut sesuai Udara Rokot di Kabupaten Kepulauan Mentawai, dan
arahan RTRWN; Bandar Udara di Kabupaten Limapuluh Kota, serta
b. Penetapan pusat-pusat pembangunan bandar udara baru di Kabupaten
kegiatan lingkungan Kepulauan Mentawai dan di Kabupaten Pasaman Barat
dalam rangka yang berfungsi “Three inOne” sebagai bandara darurat
Peningkatan pelayanan /evakuasi bencana /tsunami/perang, penerbangan
intra wilayah di 19 umum dan angkutan udara perintis
(sembilan belas) o Dalam pengembangan dan pembangunan bandar udara,
kabupaten /kota di harus memperhatikan masalah kawasan keselamatan
Provinsi Sumatera Barat; operasi penerbangan (KKOP) sesuai ketentuan
c. Pembangunan yang peraturan perundang-undangan tentang penerbangan.
terkait dengan kegiatan
dan akses dalam kawasan 3. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Energi
agropolitan berupa 4. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Telekomunikasi
pengembangan jalan 5. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air
kolektor primer ke pusat 6. Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Lingkungan
pengembangan agropolitan
Rencana Pola Ruang:
4. Peningkatan fungsi Kota Rencana Pengembangan Kawasan Lindung meliputi :
Padang menjadi Kota 1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya,
Metropolitan, melalui : yakni :
a. Fasilitasi peningkatan  Kawasan hutan lindung seluas 1.001.780,43 Ha, yang menyebar di
fungsi Kota Padang seluruh wilayah kabupaten /kota kecuali Kabupaten Pesisir
menjadi kawasan Selatan, Kota Bukittinggi dan Kota Pariaman;
metropolitan dengan  Kawasan bergambut, yang menyebar di Kabupaten Pasaman
kajian wilayah yang Barat, Kabupaten Agam bagian barat, dan Kabupaten Pesisir
berbatasan langsung Selatan; dan
dengan Kota Padang  Kawasan resapan air, yang menyebar di Kabupaten Kepulauan
sebagai wilayah pengaruh Mentawai, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten
dan kota-kota sekitar Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pasaman,
sebagai pendukungnya; Kabupaten Agam, Kabupaten Sijiunjung dan Kota Padang.
b. Penyusunan sinkronisasi
penataan ruang kawasan
perkotaan metropolitan 2. Kawasan perlindungan setempat, yakni:
terutama sistim jaringan  Sempadan pantai di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten
prasarana dan sarana Pesisir Selatan, Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota
fasilitas perkotaan; Pariaman, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Pasaman Barat;
c. peningkatan pelayanan  Sempadan sungai dikembangkan pada seluruh aliran sungai yang
sarana dan prasarana ada di provinsi, baik yang mengalir di kawasan perkotaan maupun
kawasan perkotaan diluar kawasan perkotaan;
metropolitan sesuai  Kawasan sekitar danau /waduk, yaitu Danau Singkarak, Danau
hirarki pelayanan dan Maninjau, Danau Diatas dan Danau Dibawah (Danau Kembar),
tetap memperhatikan Danau Talang, dan Danau buatan Koto Panjang;
kaidah lingkungan,  Kawasan sempadan mata air yang menyebar di seluruh wilayah
terutama kawasan RTH provinsi; dan
minimal 30% (tigapuluh  Kawasan terbuka hijau kota, yang menyebar di kawasan
persen), prasarana perkotaan dan bukan perkotaan.
pejalan kaki dan
pedagang informal; 3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, yakni:
d. Pengembangan dan  Kawasan Cagar Alam
Peningkatan pelayanan
 Kawasan Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut di Pulau
sarana dan prasarana
Pagai Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pulau Penyu,
transportasi laut dan
Pulau Marak, Pulau Nyamuk di Kabupaten Pesisir Selatan, dan

LAPORAN AKHIR | II - 26
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
udara dalam rangka Pulau Panjang di Kabupaten Padang Pariaman;
menunjang kegiatan
koleksi dan distribusi  Kawasan Suaka Alam
barang /penumpang di  Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan lainnya
Pelabuhan Laut  Kawasan Pantai Berhutan Bakau
Internasional Teluk  Kawasan Taman Nasional, adalah Taman Nasional Kerinci Seblat
Bayur dan Bandar Udara (TNKS) yang berada di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan,
Internasional Kabupaten Solok Selatan, dan Taman Nasional Siberut di
Minangkabau. Kabupaten Kepulauan Mentawai;
 Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura)
 Kawasan Taman Wisata Alam
5. Penetapan dan Peningkatan  Kawasan Taman Wisata Alam Laut di Pulau Pieh Kabupaten
Kota Payakumbuh, Pulau Padang Pariaman dan Teluk Saibi Sarabua Kabupaten Kepulauan
Punjung, Tapan, dan Simpang Mentawai;
Empat menjadi Pusat  Kawasan Cagar Budaya
Kegiatan Wilayah yang  Konservasi Terubu Tarang
dipromosikan provinsi
 Konservasi Penyu dan Kawasan Wisata Bahari
(PKWp) untuk melayani
 Kawasan Konservasi Perairan Payau
beberapa kabupaten, dan
 Kawasan konservasi laut daerah Kepulauan Mentawai (lokasi Desa
Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Saibi, Samukop, Saliguma, dan Desa Katurai) di Kabupaten
yaitu Painan, Lubuk Alung,
Mentawai;
Parik Malintang, Lubuk
 Kawasan Konservasi Perairan Suaka Alam Perairan
Basung, Lubuk Sikaping,
Sarilamak, Kota Padang  Kawasan Konservasi dan Wisata Laut
Panjang, Batusangkar, Muaro  Kawasan Wisata Perairan Pulau.
Sijunjung, Aro Suka, Padang
Aro, dan Tuapejat untuk 4. Kawasan rawan bencana alam:
melayani satu wilayah  Kawasan rawan tanah longsor, tersebar di seluruh wilayah
kabupaten atau beberapa provinsi terutama sepanjang jalur sesar aktif (Patahan Semangko),
kecamatan, melalui : mulai dari Kabupaten Pasaman sampai pada perbatasan Provinsi
a. Pengembangan fungsi Sumatera Utara, Kabupaten Lima Puluh Kota sampai wilayah
pusat-pusat sesuai perbatasan Provinsi Riau, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten
dengan potensi kegiatan Agam, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Kota Solok, Kabupaten
wilayah; Sijunjung, Kota Sawahlunto, Kabupaten Pesisir Selatan hingga ke
b. Pengembangan sarana perbatasan Provinsi Bengkulu;
dan prasarana sesuai  Kawasan rawan gelombang pasang, tersebar pada kawasan pantai
dengan fungsi pusat di Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Kota Pariaman,
kegiatan baik internal Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten
maupun eksternal; Pasaman Barat, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai
c. Peningkatan prasarana  Kawasan rawan banjir, tersebar di kawasan Kinali, Air Bangis, dan
transportasi dalam Sasak di Kabupaten Pasaman Barat, kawasan Painan, Air Haji,
rangka menunjang Lunang Silaut, Tarusan, dan Kambang di Kabupaten Pesisir
pengembangan ekonomi Selatan, kawasan Kota Solok, Kota Padang, Kota Pariaman,
daerah. Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Padang
Pariaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Sawahlunto,
6. Pendorongan terbentuknya Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten
aksesibilitas jaringan Kepulauan Mentawai, dan Kabupaten Agam.
transportasi dalam rangka
menunjang perkembangan
wilayah, melalui : 5. Kawasan Lindung Geologi, yakni:
a. Perwujudan dan  Kawasan Cagar Alam Geologi
peningkatan hubungan  Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi:
lintas barat, tengah dan o Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi.
timur Sumatera dengan o Kawasan Rawan Gempa Bumi sepanjang pantai barat
mengembangkan sumatera mencakup Kabupaten Pesisir Selatan, Kota

LAPORAN AKHIR | II - 27
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
jaringan jalan arteri Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman,
primer dan kolektor Kabupaten Agam, Kabupaten
primer; Pasaman Barat, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai;
b. Peningkatan akses o Kawasan Rawan Gerakan Tanah
wilayah-wilayah di o Kawasan yang terletak pada Patahan Aktif
Provinsi Sumatera Barat o Kawasan rawan bencana tsunami, menyebar diseluruh
yang belum berkembang kawasan pesisir pantai wilayah provinsi termasuk
dengan pembangunan Kepulauan Mentawai beserta pulau-pulau kecil lainnya;
jaringan jalan kolektor o Kawasan rawan abrasi pantai menyebar mulai dari Kota
primer dan pelayanan Padang hingga Kota Pariaman, Kabupaten Agam,
kapal perintis ke daerah- Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Pesisir
daerah terisolir di Pantai Selatan serta Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Barat Provinsi Sumatera  Kawasan yang memberika perlindungan setempat terhadap air
Barat dan Kepulauan tanah
Mentawai;
c. Pengembangan sistem 6. Kawasan Lindung Lainnya yakni:
transportasi kereta api di  Cagar biosfer, di Taman Nasional Siberut;
Provinsi Sumatera Barat  Taman buru di Bukit Sidoali;
dalam rangka menunjang  Kawasan perlindungan Plasma Nutfah, adalah kawasan di Taman
jaringan transportasi Nasional Kerinci Seblat (TNKS), dan di Kawasan Taman Nasional
kereta api Pulau Siberut;
Sumatera;  Terumbu karang, ditetapkan di seluruh kawasan perairan laut
d. Peningkatan pelayanan yang potensial dan sesuai untuk pengembangan terumbu karang;
angkutan kereta api di dan
Provinsi Sumatera Barat  Alur migrasi hewan laut yang dilindungi.
untuk angkutan barang  Lubuk larangan yang terdapat di Kota Payakumbuh, Kabupaten
dan penumpang. Lima Puluh Kota, Kota Sawahlunto, Kabupaten Agam, Kota
Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kota Solok, Kabupaten Tanah
7. Penetapan kawasan lindung Datar, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan,
untuk menjaga kelestarian dan Kota Padang.
sumberdaya alam secara
terpadu dengan provinsi Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya meliputi :
berbatasan, melalui : 1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
a. Pemantapan fungsi a. Kawasan Hutan Produksi Terbatas dikembangkan
kawasan lindung; diseluruh wilayah provinsi kecuali Kabupaten Kepulauan
b. Prioritas penyelesaian Mentawai, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten
konflik penggunaan Tanah Datar, Kota Padang, Kota Padang Panjang, Kota
ruang berdasarkan aspek Pariaman, Kota Payakumbuh, dan Kota Solok;
hukum dan b. Kawasan Hutan Produksi tetap,
pertimbangan kondisi c. Kawasan Hutan Produksi yang dapat di Konversi
sosial masyarakat 2. Kawasan Peruntukan Hutan Rakyat
setempat; 3. Kawasan Peruntukan Perkebunan Rencana pengembangan
c. Sinkronisasi fungsi kawasan perkebunan dilakukan di seluruh wilayah provinsi yang
kawasan lindung dengan memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan perkebunan,
provinsi yang berbatasan. meliputi Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman,
Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten
8. Peningkatan pemanfaatan Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya,
kawasan budi daya untuk Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kabupaten Solok Selatan,
mendukung pengembangan Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Kepulauan
ekonomi daerah, melalui : Mentawai.
a. Pengembangan kawasan 4. Kawasan Peruntukan Pertanian
andalan sesuai dengan a. Kawasan pertanian lahan sawah irigasi dikembangkan di
potensi unggulan, yang Kabupaten Pasaman, Kabupaten Dharmasraya,
meliputi Kawasan Padang Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir Selatan,
Pariaman dan sekitarnya, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar

LAPORAN AKHIR | II - 28
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Agam- Bukittinggi (PLTA dan Kabupaten Sijunjung;
Koto Panjang), Kepulauan b. Kawasan pertanian sawah tadah hujan dikembangkan di
Mentawai dan sekitarnya, seluruh wilayah provinsi yang memiliki kesesuaian lahan
Solok dan sekitarnya untuk kegiatan pertanian tadah hujan;
(Danau Kembar-PIP c. Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura
Danau Singkarak-Lubuk dikembangkan di
Alung- Ketaping) dan d. wilayah Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten
Kawasan Laut Kepulauan Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabuputen Agam,
Mentawai-Siberut dan Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, Kabupaten
sekitarnya; Solok Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten
b. Pemanfaatan kawasan Dharmasraya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota
budi daya sesuai dengan Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kota
kapasitas daya dukung Padang, dan Kota Payakumbuh;
lingkungan. e. Kawasan agropolitan dikembangkan di wilayah
Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah
Datar, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang
Pariaman, Kabupaten Limapuluh Kota, dan
f. Kabupaten Pasaman.

5. Kawasan Peruntukan Perikanan


a. Perikanan tangkap dikembangkan di wilayah pesisir dan
laut Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Pesisir
Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam,
Kabupaten Pasaman Barat, dan Kabupaten Kepulauan
Mentawai;
b. Perikanan budi daya yang terdiri dari budi daya laut,
budi daya tambak dan budi daya air tawar,
dikembangkan di seluruh wilayah kabupaten /kota;dan
c. Kawasan pengelolaan hasil perikanan.

6. Kawasan Peruntukan Pertambangan


7. Kawasan Peruntukan Industri
8. Kawasan Peruntukan Pariwisata
DPP VII, meliputi Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan pusat
layanan Tua Pejat /Muara Siberut. Sesuai dengan kondisi geografis
berupa kepulauan dan berbatasan langsung dengan laut lepas
Samudera Hindia, maka kawasan ini didominasi oleh wisata bahari
yang dilengkapi dengan wisata budaya, alam laut, dan rekreasi.

9. Kawasan Peruntukan Permukiman


10. Kawasan Peruntukan Lainnya

Rencana Kawasan Strategis:


 Kawasan Strategis Nasional yang berada diprovinsi, meliputi:
a. Stasiun Pengamat Dirgantara Kototabang di Kabupaten
Agam;
b. Hutan Lindung Bukit Batabuh di perbatasan Provinsi
Sumatera Barat dan Provinsi Riau;
c. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) tersebar di
Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok Selatan;
dan
d. Pulau-pulau Kecil terluar Sinyaunyau dan Sibarubaru di
Kabupaten
Kepulauan Mentawai.

LAPORAN AKHIR | II - 29
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
 Kawasan Strategis Provinsi.

4 RTRW Kabupaten Kepulauan Penataan ruang Kabupaten Sedangkan Kebijakan Penataan Rencana Truktur Ruang: Perwujudan Struktur Ruang: Pemantapan Pusat Kegiatan
Mentawai (2015-2035) Kepulauan Mentawai Ruang Kabupaten Kepulauan Rencana struktur ruang wilayah daerah meliputi: - Perwujudan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
bertujuan untuk Mentawai adalah : 1. Pusat-pusat kegiatan;  Pemantapan Pusat - Studi penetapan batas
”Meningkatkan  Penetapan pusat–pusat Pusat-pusat kegiatan yang ada di wilayah daerah terdiri atas: Kegiatan Wilayah kawasan Lokasi Muara
perekonomian melalui kegiatan untuk  PKW; yaitu Muara Siberut; (PKW) Siberut
pengembangan potensi mendukung pelayanan  PKL;yaitu Tuapejat  Pemantapan pusat - RDTR Lokasi Muara
sumberdaya alam sosial ekonomi dalam  PKLp; yaitu Sikakap kegiatan lokal (PKL) Siberut
berkelanjutan pengembangan wilayah.  PPK; terdiri atas: & (PKLp) - RTR Lokasi Muara
yang berbasis ekonomi kerakyatan,  Peningkatan aksesibilitas  Kawasan Perkotaan Pei Pei di Kecamatan Siberut Barat  Pemantapan fungsi Siberut
kearifan lokal serta ramah dalam rangka menunjang Daya.; fungsi pusat - Penyusunan Ranperda
lingkungan dengan pengembangan wilayah  Kawasan Perkotaan Sioban di Kecamatan Sipora Selatan; pelayanan kawasan Lokasi Muara Siberut
dukungan infrastruktur yang dan pengembangan jalur dan (PPK)
terintegrasi dan berbasis mitigasi bencana di  Kawasan Perkotaan KM 37 di Kecamatan Pagai Selatan. Pemantapan pusat kegiatan lokal
mitigasi bencana”. Kabupaten Kepulauan  PPL. - Perwujudan Sistem (PKL) & (PKLp)
Mentawai. o Desa Saibi Samukop di Kecamatan Siberut Prasarana Utama - Studi penetapan
 Peningkatan Pelayanan Tengah;  Sistem Transportasi batas kawasan
Prasarana Energi Listrik, o Desa Saumanganya di Kecamatan Pagai Utara; Darat Lokasi Sikakap dan
Telekomunikasi, o Desa Simalegi Betaet di Kecamatan Siberut  Sistem Transportasi Tua Pejat
Sumberdaya Air dan Barat; Laut - RDTR Lokasi
Prasarana Lingkungan, o Desa Muara Sikabaluan di Kecamatan Siberut  Sistem Transportasi Sikakap dan Tua
untuk seluruh kecamatan Utara; dan udara Pejat
di Kabupaten Kepulauan o Desa Silabu di Kecamatan Pagai Utara. - RTR Lokasi Sikakap
Mentawai dan lokasi 2. Sistem jaringan prasarana utama; - Perwujudan Sistem dan Tua Pejat
permukiman baru. Sistem jaringan prasarana utama di wilayah daerah, terdiri atas: Prasarana Lainnya - Penyusunan
 Percepatan Pertumbuhan  Pengembangan Ranperda Lokasi
Ekonomi Kabupaten sistem jaringan transportasi darat; Prasarana Energi Sikakap dan Tua
Kepulauan Mentawai Sistem Jaringan jalan: Listrik Pejat
pasca bencana. Jaringan jalan kolektor primer, yaitu rencana pembangunan Trans  Pengembangan
 Pemantapan fungsi Mentawai diusulkan menjadi jalan status jalan nasional terdiri Telekumunikasi
kawasan lindung yang atas:  Pengembangan
terletak dalam wilayah  jaringan jalan yang berada di pulau Sipora yang Sumberdaya Air Pemantapan fungsi fungsi pusat
Kabupaten Kepulauan pelayanan kawasan (PPK)
menghubungkan ruas jalan Tuapejat – Transmigrasi –  Pengembangan
Mentawai, terutama Rokot – Sioban – Sagitci – Katiet ditambah dengan jalan - Studi penetapan
Sanitasi Lingkungan
berkenaan dengan hutan Simpang SP II – Kantor Camat Sipora Utara; batas kawasan
lindung, resapan air, dan Lokasi Sioban,
 jaringan jalan yang berada di pulau Siberut yang Perwujudan Struktur Ruang:
kawasan pesisir Bulasat, dan Peipei
menghubungkan ruas jalan Labuan Bajau-Policoman- - Perwujudan Kawasan
(sempadan pantai, - RDTR Lokasi Sioban,
Sigapokna – Terekan Hulu – Sirilanggai – Sotboyak – Lindung
kawasan hutan bakau, Bulasat, dan Peipei
Cimpungan – Saibi Samukop – Saliguma – Maileppet –  Penetapan Kawasan
daerah perlindungan - RTR Lokasi Sioban,
Muara Siberut – Puro – Rogdok – Mabukkuk, Muara lindung di wilayah
laut). Bulasat, dan Peipei
Saibi – Kaleak – Sibudda Oinan – Simanipa – Toroiji – Kabupaten
 Pengelolaan kawasan - Penyusunan
Batpaggeu – Saliguma; Kepulauan
rawan bencana alam. Ranperda Lokasi
 jaringan jalan yang berada di Pulau Pagai Utara yang Mentawai melalui
 Pemanfaatan kawasan Sioban, Bulasat,
menghubungkan ruas jalan Mapinang – Saumanganya – peraturan daerah
pelestarian alam (taman dan Peipei
Matobe – Sikakap –Dermaga;dan  Persiapan
nasional, suaka alam,  jaringan jalan yang berada di Pulau Pagai Selatan yang Implementasi
taman wisata alam laut) menghubungkan ruas jalan Polaga Km 0 - Km 19 – Km Peraturan Daerah
sebagai kawasan yang Perwujudan Sistem Prasarana
37 - Km 40 – Km 42 – Km 53 – Boriai (Logpond) Dalam Keseluruhan
ikut mendukung kegiatan Utama
ditambah dengan jalan Km 53 – Lakkau – Surat Aban. Aspek dan Dinamika
sosial ekonomi Sistem Transportasi Darat:
Pembangunan
masyarakat. Jaringan Jalan dan Jembatan
Jaringan jalan lokal primer, terdiri atas : Kabupaten
 Peningkatan fungsi a. Pembangunan Jalan
Kepulauan
kawasan untuk (1) Jalan Kolektor Primer
 ruas jalan di Pulau Siberut, meliputi Muara Sikabaluan - Mentawai
kepentingan pertahanan Termasuk Trans
Pokai – Sirilanggai, Barambang – Tamairang, Muara  Implementasi

LAPORAN AKHIR | II - 30
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
dan keamanan negara. Sikabaluan – Mongan Poula – Sotboyak, Cimpungan Peraturan Daerah Mentawai
 Pengembangan dan Desa – Subelen – Poros Trans Mentawai, Subelen- Dalam Keseluruhan
Pengelolaan Pulau-pulau Muara Saibi, Muara Saibi – Simoilaklak – Sirisurak – Aspek dan Dinamika - Trans Siberut:
kecil dan terluar di Poros Trans Mentawai, Simpang Muntei – Puro - Muara Pembangunan Labuan Bajau-
wilayah kabupaten. Siberut, Pasakiat Taileleu – Peipei – Mabukkuk, Puro – Kabupaten Mabukkuk
Malilimok; Kepulauan - Trans Sipora: Km
Strategi Penataan Ruang  ruas jalan di Pulau Sipora, meliputi Sagitci – Bosua, Mentawai 0 Tuapejat-Katiet
Kabupaten Kepulauan Sagitci – Beriulou, Bosua – Beriulou – Masokut –  Implementasi - Simpang SP II –
Mentawai yang akan Betumonga dan Bosua – Katiet; Peraturan Daerah Kantor camat
dikembangkan adalah sebagai Dalam Keseluruhan - Trans Pagai
berikut :  ruas jalan di Pulau Pagai Utara, meliputi dermaga Aspek dan Dinamika Utara: Mapinang-
 Strategi untuk penetapan Sikakap – Taikako – Km 8 – Km17 – Maguiruk – Pembangunan Dermaga Sikakap
pusat–pusat kegiatan Saumanganya, Sibaybay – Mabolak; dan Kabupaten - Trans Pagai
untuk mendukung  ruas jalan di Pulau Pagai Selatan, meliputi Mapinang – Kepulauan Selatan: Polaga-
pelayanan sosial ekonomi Bagatsagai – Boriai (trans mentawai) dan Limu – Mentawai Boriai
dalam pengembangan Mapinang – Maonai – Lakkau – Limosua dan Surat  Pengamanan - Km53-Surat Aban
wilayah meliputi : Aban. Daerah Sungai 2) Jalan Lokal Primer
a. Mengembangk  Pengamanan daerah Muara Sikabaluan-Pokai-
an Muara Jaringan jalan lokal sekunder, terdiri atas: Danau Sirilanggai, Muara
Siberut sebagai  ruas jalan lokal sekunder di Pulau Siberut, meliputi:  Penanggulangan Sikabaluan-Monganpoula-
Pusat Kegiatan Cimpungan – Sirilogui, Sigapokna – Tiniti – Simalegi, rawan bencana dan Sotboyak, Cimpungan
Wilayah (PKW) Monganpoula – Sirilogui, Sotboyak – Bojakan, Dermaga longsor Desa-Subelen-Poros Trans
b. Mengembangk Subelen-Trans Mentawai, Simaobuk - Subelen – Batuija -  Penangulangan Mentawai, Subelen-Muara
an Tuapejat Batliggitte – Saibi Samukop, Simabaik – Sibokbongi, Rawan Bencana Saibi,Muara Saibi -
Sebagai Pusat Simalegi – Simatalu – Sagulubbek dan Rogdok – Madobag – Banjir Simoilaklak - Poros Trans
Kegiatan Lokal Matotonan,  Penanggulangan Mentawai, Simpang
(PKL)  ruas jalan di Pulau Sipora, meliputi Pusat Kota KM4 – Rawan Gempa Bumi Muntei – Puro - Muara
c. Mengembangk Mapadegat, RSUD – Kantor Camat, Mapadegat – Dermaga,  Penanggulangan Siberut, Pasakiat Taileleu –
an Sikakap Betumonga-SP III, Mapaddegat – Home Stay, Betumonga – Rawan Kebakaran Peipei – Mabukkuk, Puro –
sebagai Pusat Malilimok
Pukarayat – Berimanua – Kantor Camat, Lingkar Kota –  Penanggulan Rawan
Kegiatan Lokal Pesantren, Simpang Pesantren – Pesantren, Simpang 3) Jalan Lokal Sekunder
Tsunami
promosi (PKLp). Kantor Bupati – Kantor Bupati dan Sioban – Mara, Km5 – - Sagitci - Bosua –
Home stay, Betumonga – Silaoinan; Km12-Simaombuk; Beriulou –
- Perwujudan Kawasan
d. Mengembangk  ruas jalan di Pulau Pagai Utara, meliputi: Km 14 Betumonga dan
Budidaya
an Pusat Bosua – Katiet
Betumonga, Km 17 – Silabu, Km21 – Tumalei, Silabu –  Pengembangan dan
Pelayanan Betumonga, Lingkar Taikako dan Transmigrasi – Silaoinan; - Sikakap – Taikako
Pengelolaan
Kawasan (PPK) dan - Km 8- Km17 –
kawasan hutan
e. Mengembangk  Maguiruk -
ruas jalan di Pulau Pagai Selatan, meliputi KM 27-Sabiret –  Pengembangan dan
an Pusat Muntei – Malakopa, Sabiret – Km 35, KM 32 – Mapoupou – Saumanganya,
pengelolaan
Pelayanan Bere – Makalo, KM 32 – Talopulei, KM37 – Parak Batu, Sibaybay -
kawasan pertanian
Lingkungan Mabolak
KM40 – Aban Baga - Bubuget, KM42 – Bulasat – Tapak,  Pengembangan dan
(PPL) d. Bulasat – Lakkau. - Mapinang –
pengelolaan
Mengembangk Jaringan prasarana lalu lintas, yaitu terminal penumpang tipe C terdapat Bagatsagai –
kawasan
an Pusat di Tuapejat, Muara Siberut, Pokai, Sikakap, Sioban, Sagitci, Polaga, Boriai (trans
perkebunan
Pelayanan Km 37 (Bulasat), Sinaka, Pasapuat, Silabu, Katurei dan Saibi. mentawai) dan
 Pengembangan dan Limu - Mapinang
Kawasan (PPK)
Pengelolaan – Maonai –
f. Mengembangk Jaringan angkutan sungai, danau dan penyeberangan, terdiri atas: Kawasan Lakkau – Limosua
an Pusat lintas penyeberangan, terdiri atas : Peternakan dan Surat Aban
Pelayanan o lintas penyeberangan regional, meliputi :  Pengembangan dan - Cimpungan –
Lingkungan - Sikabaluan/Pokai – Bungus, Pengelolaan Sirilogui,
(PPL) - Siberut/Maileppet –Bungus, Kawasan Perikanan Sigapokna –Tiniti
- Tuapejat – Bungus,  Pengembangan dan
 Strategi untuk - Sikakap – Bungus, dan – Simalegi,
pengelolaan Monganpoula -
peningkatan aksesibilitas - Labuan Bajau – Bungus: kawasan industri Sirilogui, Sotboyak
dalam rangka menunjang lintas penyeberangan lokal, meliputi Sakaladat – Labuan Bajau –  Pengembangan

LAPORAN AKHIR | II - 31
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
pengembangan wilayah Pokai – Subelen – Maileppet – Mabukkuk – Malilimok – Pertambangan – Bojakan,
dan pengembangan jalur Tuapejat - Sioban – Sagitci – Pasapuat – Sikakap – Polaga –  Pengembangan dan Dermaga Subelen-
mitigasi bencana di Malakopa – Bake – Lakkau – Sinakak – Boriai – Parak Batu. penataan objek- Trans Mentawai,
Kabupaten Kepulauan o Pelabuhan penyeberangan, terdiri atas: objek pariwisata Simalegi –
Mentawai, meliputi : o pelabuhan penyeberangan regional, meliputi :  Pembangunan Simatalu –
a. Membangun - Pelabuhan Sikakap di Kecamatan Perumahan Sagulubbek – dan
dan Sikakap,  Pengembangan Rogdok –
meningkatkan - Pelabuhan Bajau di Kecamatan Siberut permukiman Madobag –
jaringan jalan Barat, perkotaan dan Matotonan
kabupaten - Pelabuhan Sikabaluan/Pokai di permukiman - Pusat Kota KM4 –
untuk Kecamatan Siberut Utara, pedesaan Mapadegat, RSUD
menunjang - Pelabuhan Siberut/Maileppet di  Pengembangan – Kantor Camat,
perekonomian Kecamatan Siberut Selatan, Sektor Ekonomi Mapadegat –
wilayah dan - Pelabuhan Tuapejat di Kecamatan  Pengembangan Dermaga,
sebagai jalur Sipora Utara Fasilitas Umum dan Betumonga-SP III,
evakuasi bagi o pelabuhan penyeberangan lokal, meliputi : Fasilitas Sosial Mapaddegat –
daerah rawan - Pelabuhan Sakaladat di Kecamatan  Pengembangan Home Stay,
bencana. Siberut Barat, Fasilitas Betumonga –
b. Mengembangk - Pelabuhan Malilimok di Kecamatan Pemerintahan Pukarayat -
an prasarana Siberut Barat Daya,  Pengembangan Berimanua –
dan sarana - Pelabuhan Subelen di Kecamatan kawasan ruang Kantor Camat,
transportasi Siberut Tengah, terbuka hijau (RTH) Lingkar Kota –
laut di Pulau - Pelabuhan Mabukkuk di Kecamatan - Perwujudan Kawasan Pesantren,
Siberut, Pulau Siberut Barat Daya, Strategis Simpang
Sipora, Pulau - Pelabuhan Sagitci di Kecamatan Sipora  Pemantapan Pesantren –
Pagai Utara dan Selatan, Kawasan Strategis Pesantren,
Pulau Pagai - Pelabuhan Pasapuat di Kecamatan Nasional Simpang Kantor
Selatan di Pagai Utara,  Pemantapan Bupati – Kantor
Kabupaten - Pelabuhan Polaga di Kecamatan Kawasan Strategis Bupati dan
Kepulauan Sikakap, Kabupaten Sioban – Mara,
Mentawai. - Pelabuhan Malakopa di Kecamatan Km5 - Home stay,
c. Membangun Pagai Selatan, Betumonga-
prasarana dan - Pelabuhan Bake di Kecamatan Pagai Silaoinan
sarana Selatan, - Km 14
transportasi - Pelabuhan Lakkau di Kecamatan Pagai Betumonga, Km
udara di Pulau Selatan, 17 – Silabu, Km21
Siberut, Pulau - Pelabuhan Boriai Kecamatan Pagai - Tumalei, Silabu -
Sipora dan Selatan, Betumonga,
Pulau Pagai - Pelabuhan Sinakak di Kecamatan Pagai Lingkar Taikako
Selatan. Selatan, dan Transmigrasi
- Pelabuhan Parak Batu di Kecamatan – Silaoinan
 Strategi untuk Pagai Selatan. - KM 27-Sabiret-
peningkatan pelayanan Muntei-
prasarana energi listrik, sistem jaringan transportasi laut; dan Malakopa, Sabiret
telekomunikasi, Sistem jaringan transportasi laut - Km 35, KM 32 –
sumberdaya air dan o tatanan kepelabuhanan; dan Mapoupou – Bere
prasarana lingkungan - pelabuhan pengumpul, terdiri atas - Makalo, KM 32 -
untuk seluruh kecamatan pelabuhan Sikakap di Kecamatan Talopulei, KM37 –
di Kabupaten Kepulauan Sikakap; Parak Batu, KM40
Mentawai dan lokasi - pelabuhan pengumpan, terdiri atas: - Aban Baga -
permukiman baru, o pelabuhan Pengumpan regional, meliputi : Bubuget, KM42 –
meliputi : - Pelabuhan Tuapejat di Kecamatan Bulasat – Tapak,
a. Membangun Sipora Utara, Bulasat – Lakkau
jaringan energi - Pelabuhan Sioban di Kecamatan Sipora 4) Jaringan Jalan Pendukung
listrik dan Selatan, Aksesbilitas ke Kawasan

LAPORAN AKHIR | II - 32
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
meningkatkan - Pelabuhan Pokai Kecamatan Siberut Relokasi Hunian Tetap
pelayanan di Utara, - Muara Taikako -
seluruh - Pelabuhan Maileppet/Siberut di Betumongga -
wilayah. Kecamatan Siberut Selatan, dan Silabu (Km)
b. Mengembangk - Pelabuhan Mabukkuk Kecamatan (Berdasarkan SK
an jaringan Siberut Barat Daya. Bupati)
telepon seluler o pelabuhan Pengumpan lokal, meliputi : - Matobek -
dengan - Pelabuhan Labuan Bajau di Kecamatan Saumanganya -
membangun Siberut Barat, Pasapuat -
BTS di - Pelabuhan Malilimok di Kecamatan Mapinang
beberapa titik Siberut Barat Daya, - Polaga - KM. 19 -
untuk - Pelabuhan Pelabuhan Sagitci di KM. 25 Belerakso
peningkatan Kecamatan Sipora Selatan, - KM. 37 - KM. 40
jaringan - Pelabuhan Pasapuat di Kecamatan - KM. 42 - Bulasat
telekomunikasi Pagai Utara, - Lakkau -
seluler. - Pelabuhan Sinakak (Boriai) di Mappinang -
c. Menetapkan Kecamatan Pagai Selatan, Maonai - Surat
sumber air - Pelabuhan Bagatsagai di Kecamatan Aban (SK. Bupati)
baku sebagai Pagai Selatan,
kawasan - Pelabuhan Makalo di Kecamatan Pagai 5)Jaringan Jalan Dalam Kawasan
lindung Selatan, dan Hunian Tetap
d. Membangun - Pelabuhan Subelen di Kecamatan Kec. Pagai Utara
sistem jaringan Siberut Tengah. Jalan penghubung menuju
air bersih dan o terminal khusus, terdiri atas: Huntap
pengadaan - Terminal Khusus Hankam Posal di Seai Simpang km 16 - Huntap
penampungan Kecamatan Sikakap; Maguirik
air bersih. - Terminal Khusus Hankam Lanal di Magoiruk - Silabu selatan
e. Membangun Sagitci Kecamatan Sipora Selatan; dan Jalan dilingkungan Huntap
tempat - Terminal Khusus Wisata Marina Katiet
- Magguiruk
pemrosesan di Kecamatan Sipora Selatan dan
akhir (TPA) Simaombuk di Kecamatan Sipora Utara. - Silabu Selatan
- Pelabuhan Marina Leleulagok di - Gogoa
 Strategi untuk Kecamatan Siberut Barat Daya - Silabu utara
percepatan pertumbuhan o alur pelayaran. - Tumalei
ekonomi diwilayah - Maileppet – Pokai – Padang - Dalam fasos- fasum
Kabupaten Kepulauan - Tuapejat – Padang
- Sabeugunggung
Mentawai, melalui : - Labuhan Bajau – Padang
a. Mengembangk - Sinakak – Padang - Baru-baru
an sektor - Sikakap - Padang - Munte
pertanian - Ruamonga
dengan Sistem jaringan transportasi udara. - Bulakmonga
mendorong  Tatanan kebandarudaraan di wilayah daerah terdiri atas: Kec. Pagai Selatan
komoditi  Bandar udara pengumpan Rokot di Kecamatan Sipora Jalan penghubung menuju
tanaman Selatan; Huntap
pangan,  Bandar udara pengumpan Pei-Pei di Kecamatan Siberut - Eruparaboat - Sabiret
tanaman Barat Daya; dan - Muntei Sabeu
hortikultura  Bandar udara pengumpan Minas di Kecamatan Pagai - Km 37 - Asahan
dan Selatan.
Jalan dilingkungan Huntap
perkebunan.  Bandar udara perairan (sea port) di Teluk Katurei,
b. Memanfaatkan Simakakang, Pulau Siruamata, Silabu. - Eruparaboat
potensi sektor  Tatanan kebandarudaraan di wilayah daerah, terdiri atas: - Muntei Sabea
perikanan di  Bandar udara pengumpan Rokot di Kecamatan Sipora - Muntei Kecil
kawasan laut Selatan; - Purourogat
dan pesisir.  Bandar udara pengumpan Pei-Pei di Kecamatan Siberut - Asahan
c. Memanfaatkan Barat Daya; dan - Marau

LAPORAN AKHIR | II - 33
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
potensi bahari,  Bandar udara pengumpan Minas di Kecamatan Pagai - Langgigi
budaya dan Selatan. - Tapak Jaya
alam, sebagai  Bandar udara perairan (sea port) di Teluk Katurei, - Bake
obyek dan daya Simakakang, Pulau Siruamata, Silabu.
- Bulasat
tarik wisata.
d. Memanfaatkan 3. Sistem jaringan prasarana lainnya. - Kinumbuk
sumber daya sistem jaringan prasarana energi; - Surataban
hutan dengan Pembangkit tenaga listrik, terdiri atas: b. Peningkatan Jaringan
mengoptimalka o pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), terdapat di setiap Jalan Pendukung
n pengelolaan Ibukota Kecamatan dan Pusat Pelayanan Kegiatan; Aksesibilitas Kawasan
e. hasil produksi o Pembangkit Listrik Tenaga Uap dapat dikembangkan di Relokasi Hunian Tetap
sesuai dengan seluruh Pulau;
potensi lahan. o penggunaan energi alternatif baru dan terbarukan dapat Sikakap -
dikembangkan sesuai potensi yang terdapat di daerah; dan Mabolak -
 Strategi untuk o pengembangan Energi Biomassa berbahan baku bambu Matobek
pemantapan fungsi dapat dikembangkan di setiap desa dengan mencadangkan Sikakap -
kawasan lindung, lahan hutan bambu 300 hektar setiap pulau. Nemnemlel
meliputi : o sistem jaringan telekomunikasi eu - Muara
a. Menetapkan o sistem jaringan sumber daya air; d Taikako
batas kawasan o sistem prasarana pengelolaan lingkungan. c. Pembangunan Jembatan
lindung. Jaringan transmisi tenaga listrik terdiri atas:
b. Meningkatkan gardu Induk untuk PLTD terdapat di setiap Ibukota Kecamatan dan Kec. Sikakap
peran pusat pusat pelayanan Lingkungan; - Jembatan Cimpungan
masyarakat gardu Induk untuk PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro), - Jembatan Matobek
dalam menjaga terdapat di Matobe, Belerakso dan Pasapuat;
- Jembatan Nemnem Leleu
fungsi kawasan gardu Induk untuk PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) dapat
lindung sesuai dikembangkan diseluruh Sipora, Pagai Selatan, Pagai Utara dan - Jembatan Taikako I
dengan Siberut; dan - Jembatan Masabuk
kearifan lokal. gardu Induk untuk PLTBM (Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa) dapat - Jembatan Taikako
dikembangkan diseluruh Sipora, Pagai Selatan, Pagai Utara dan
- Jembatan Sibay-bay 1
 Strategi untuk Siberut.
pengelolaan kawasan - Jembatan Sibay-bay 2
rawan bencana alam, Jaringan Pipa Minyak dan Gas Bumi terdiri atas : - Jembatan Matobe
meliputi : membangun jaringan pipa bahan bakar minyak (BBM) diseluruh Sipora, - Jembatan Masabuk
a. Mengendalikan Pagai Selatan, Pagai Utara dan Siberut. - Jembatan Cimpungan
perkembangan membangun jaringan pipa gas elpiji diseluruh Sipora, Pagai Selatan,
Kec. Pagai Utara
kegiatan Pagai Utara dan Siberut.
kawasan rawan Jaringan SPBU dan SPBE atas : - Jembatan Butek Mone
bencana pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum yang meliputi : - Jembatan Saumanganyak
b. Menetapkan  Kecamatan Pagai Selatan; - Jembatan Pasapuat I
jalur evakuasi  Kecamatan Pagai Sikakap; - Jembatan Pasapuat II
dan ruang  Kecamatan Pagai Utara;
- Jembatan Manganjo
evakuasi.  Kecamatan Sipora Selatan;
c. Mengembangk  Kecamatan Sipora Utara; - Jembatan Patutukat I
an hutan bakau  Kecamatan Siberut Barat Daya; - Jembatan Mangaungau
sepanjang  Kecamatan Siberut Tengah; - Jembatan Manganjo
pantai di  Kecamatan Siberut Selatan;
kawasan rawan - Jembatan Muntei
 Kecamatan Siberut Utara; dan
bencana tsunami. - Jembatan Baru-baru
 Kecamatan Siberut Barat;
d. Mengembangk - Jembatan Betumongga
an sistem - Jembatan Silabu I
pembangunan stasiun pengisian bahan bakar elpiji yang meliputi :
peringatan dini
 Kecamatan Pagai Selatan; - Jembatan Silabu II
(early warning
 Kecamatan Pagai Sikakap; - Jembatan Maguiruk
system)
 Kecamatan Pagai Utara;
- Jembatan Magili
 Kecamatan Sipora Selatan;

LAPORAN AKHIR | II - 34
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
 Strategi pemanfaatan  Kecamatan Sipora Utara; - Jembatan Pinairuk
kawasan pelestarian alam  Kecamatan Siberut Barat Daya; - Jembatan Bosua
(taman nasional, suaka  Kecamatan Siberut Tengah;
- Jembatan Saumanganyak
alam, taman wisata alam  Kecamatan Siberut Selatan;
- Jembatan Butek Mone
laut) sebagai kawasan  Kecamatan Siberut Utara; dan
yang ikut mendukung  Kecamatan Siberut Barat. Kec. Pagai Selatan
kegiatan sosial ekonomi - Jembatan Balairakso II
masyarakat, meliputi : Sistem Jaringan Telekomunikasi - Jembatan Saumang
a. Melibatkan Sistem jaringan telekomunikasi yaitu: - Jembatan Balairakso III -
masyarakat  sistem jaringan kabel; terdiri atas pengembangan PKW di KM. 21
dalam menjaga Muara Siberut, PKL di Tuapejat dan di PKLp di Sikakap.
kelestarian - Jembatan Mapopo
 sistem jaringan nirkabel; BTS (base transmission station) di
kawasan taman kota-kota PKW, PKL, PKLp, dan PPK. - Jembatan Batsagai I
nasional, suaka  sistem jaringan satelit. yaitu pengadaan telepon satelit - Jembatan Batsagai II
alam dan disetiap PPL. - Jembatan Laplap
taman wisata
- Jembatan KM 20
alam laut; Sistem Jaringan Sumber Daya Air
b. Mengembangk - Jembatan KM 21
 Jaringan air baku untuk air bersih, terdiri atas:
an pengelolaan - Jembatan KM 22
 memanfaatkan mata air yang berada di Sikakap, Muara
potensi - Jembatan KM 30
Siberut, Tuapejat, Bulasat/Km 37, Sioban, Sirilanggai,
kawasan
Sagitci, Simalegi Betaet; dan - Jembatan KM 36
pelestarian
 memanfaatkan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terhubung - Jembatan KM 43
alam sebagai
atau melalui pusat-pusat lingkungan permukiman.
salah satu - Jembatan KM 52
obyek wisata - Jembatan KM 53
alam dan
Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan - Jembatan KM 54
wisata
 Sistem penyediaan air minum; - Jembatan KM 57
pendidikan
jaringan Perpipaan di Tuapejat, Sikakap, Muara Siberut, Sioban,
ilmiah; - Jembatan KM 58
Muara Sikabaluan, Saibi, Simalegi Betaet, Saumanganya,
Peipei, Malakopa dan kawasan huntap; dan - Jembatan KM 60
 Strategi untuk
sistem Penyediaan Air Minum Non Perpipaan di Pusat Pelayanan
peningkatan fungsi d. Pembangunan Prasarana
Lingkungan (PPL) dan pusat-pusat lingkungan permukiman
kawasan untuk Transportasi (Terminal)
(dusun) serta kawasan wisata.
kepentingan pertahanan Tipe C
 sistem jaringan persampahan;
dan keamanan, meliputi :
Pengembangan sistem persampahan meliputi pewadahan,
a. Mendukung
pengumpulan, pengangkutan dan perjalanan serta Tuapejat
penetapan pengelolaan akhir di TPA;
pusat kegiatan Muara Siberut
pengembangan lokasi TPS diarahkan di setiap lingkungan
strategis permukiman; dan Sikakap
nasional pengembangan Lokasi TPA menggunakan sistem Sanitary Sioban
dengan fungsi Land Fill dan 3 R (reuse, reduce, dan recycle) dengan Sigtici
khusus luasan 2 Ha di Kecamatan Sipora Utara, Kecamatan Sipora
pertahanan dan Selatan, Kecamatan Pagai Selatan, Kecamatan Kecamatan Polaga
keamanan Pagai Utara, Kecamatan Sikakap, Kecamatan Siberut Barat Km 37/Bulasat
b. Mengembangk Daya, Kecamatan Siberut Tengah, Kecamatan Siberut Sinaka
an budidaya Selatan, Kecamatan Siberut Utara, Kecamatan Siberut Barat, Pasapuat
secara selektif dan 4 Ha untuk ibukota kabupaten. Silabu
didalam dan  sistem jaringan air limbah Km.18 / Camp Jaya)
disekitar PKSN pengembangan sistem terpusat (off site) untuk kawasan
untuk menjaga perkotaan; dan Sistem Transportasi Laut:
fungsi pengembangan sistem setempat (on site) untuk kawasan a. Peningkatan Sarana dan
pertahanan dan perdesaan. Prasarana serta Fasilitas
keamanan; Pelabuhan
c. Mengembangk  sistem jaringan drainase - Pelabuhan Sikakap
an kawasan memanfaatkan sungai sebagai drainase primer; - Pelabunan Sioban

LAPORAN AKHIR | II - 35
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
lindung mengembangkan sistem drainase sekunder dan tersier pada - Pelabuhan Mailepet
dan/atau kawasan pusat-pusat lingkungan; dan - Pelabuhan Pokai
kawasan mengembangkan drainase tersier pada kawasan permukiman - Pelabuhan Tuapejat
budidaya tidak non perkotaan. b. Pembangunan
terbangun  jalur evakuasi bencana. merupakan jalan pada kawasan Pelabuhan Laut
disekitar permukiman rawan bencana tsunami ke ruang evakuasi di
kawasan wilayah perbukitan sekitar kawasan, terdiri atas: - Pel. Labuan Bajau
pertahanan dan (1) jalan menuju ruang evakuasi di kawasan perbukitan di
keamanan wilayah Kecamatan Pagai Selatan; - Pel. Subelen
negara sebagai (2) jalan menuju ruang evakuasi di kawasan perbukitan di - Pel. Mabukkuk
zona wilayah Kecamatan Sikakap; - Pel. Malilimok
penyangga;dan (3) jalan menuju ruang evakuasi di kawasan perbukitan di - Pel. Sagitci
d. Turut Serta wilayah Kecamatan Pagai Utara; - Pel. Pasapuat
Memelihara (4) jalan menuju ruang evakuasi di kawasan perbukitan di - Pel. Malakopa
dan menjaga wilayah Kecamatan Sipora Selatan; - Pel. Boriai
aset-aset (5) jalan menuju ruang evakuasi di kawasan perbukitan
- Pel. Lakkau
Pertahanan dan Sipora Jaya dan kawasan perbukitan Tuapejat di
Keamanan - Pel.Simaombuk
wilayah Kecamatan Sipora Utara;
 Strategi untuk (6) jalan menuju ruang evakuasi di kawasan perbukitan
pengembangan dan Bukit Pegu di wilayah Kecamatan Siberut Selatan;
pengelolaan pulau-pulau (7) jalan menuju ruang evakuasi di kawasan perbukitan di
c. Pembangunan Dermaga
kecil dan terluar di wilayah Kecamatan Siberut Barat Daya;
Penyeberangan
Kabupaten Kepulauan (8) jalan menuju ruang evakuasi di kawasan perbukitan
- Sikakap
Mentawai, meliputi : Saliguma, kawasan perbukitan Saibi Samukop,
- Polaga
a. Mengembangk kawasan perbukitan Cimpungan di wilayah Kecamatan
an wisata Siberut Tengah;
Sistem Transportasi udara
bahari (9) jalan menuju ruang evakuasi di kawasan perbukitan
b. Membangun Sirilogui, kawasan perbukitan Tamairang, di wilayah a. Pemantapan Kawasan Bandara
sarana dan Kecamatan Siberut Utara; dan - Studi Penetapan Kawasan
prasarana (10) jalan menuju ruang evakuasi di kawasan perbukitan - RIK
wisata Simatalu, kawasan perbukitan Simalegi, kawasan - Penyusunan Ranperda
c. Mengembangk perbukitan di Tiniti di wilayah Kecamatan Siberut Rokot, Minas, Pei-pei
an pengelolaan Barat. Rokot, Minas, Pei-pei
bersama Rencana Pola Ruang: Rokot, Minas, Pei-pei
dengan Rencana Pola Ruang Wilayah Daerah meliputi : b. Pemeliharaan dan Peningkatan
investor  kawasan lindung; Pemeliharaan dan
d. Mengembangk 1. kawasan hutan lindung; Peningkatan
an kawasan (1) Kawasan hutan lindung darat luasnya adalah Bandara Rokot
pertahanan dan 3.764,66 Ha terdapat di Kecamatan Sipora Peningkatan Landasan
keamanan di Selatan 661,62 Ha, Kecamatan Pagai Utara Pacu Bandara
daerah terluar 1.807,60 Ha, Kecamatan Pagai Selatan 1.295,44 Minas
Ha c. Pembangunan
(2) Kawasan hutan lindung mangrove terdapat di Bandara & Bandara Pei-pei
Kecamatan Siberut Barat Daya seluas kurang Perwujudan Sistem Prasarana
lebih 1.501,37 hektar, Kecamatan Siberut Tengah Lainnya
seluas kurang lebih 1.942,70 hektar dan Pengembangan
Kecamatan Siberut Utara seluas kurang lebih Prasarana Energi Listrik
306,70 hektar, Kecamatan Siberut Selatan 155,30 a. Pengadaan Genset Listrik & Pembu
Ha sehingga total luas 3.906,07 Ha. Instalasi Listrik
2. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan Kec. Pagai Selatan :
bawahannya; Surat Aban-Maonai-Lakkau-Limosua
(1) Kawasan resapan air sebagaimana dimaksud KM.45 Kinumbuk
pada ayat (1), terdapat di : Kecamatan Pagai Selatan
 Kecamatan Siberut Barat, Pengembangan
 Kecamatan Siberut Tengah,

LAPORAN AKHIR | II - 36
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
 Kecamatan Siberut Utara, Prasarana Energi Listrik
 Kecamatan Siberut Selatan, Mapinang - Limu
 Kecamatan Siberut Barat Daya, Pusat Pemerintahan
 Kecamatan Sipora Utara, Asahan - Purourogat
 Kecamatan Sipora Selatan, Sabiret
 Kecamatan Pagai Utara,
Munte Segeso - Muntei Saban
 Kecamatan Sikakap, dan
Kec. Pagai Utara
 Kecamatan Pagai Selatan.
KM.22 Maguiruk
3. kawasan perlindungan setempat;
(1) Kawasan sempadan pantai terdapat di seluruh wilayah Silabu Utara
pesisir kabupaten, dengan ketentuan daratan sepanjang KM,15 Tumale
tepian laut dengan jarak minimal 100 meter dari titik KM.17-18 Silabu Selatan
pasang air laut tertinggi ke arah darat. KM.14 Sabeuguguk
(2) Kawasan sempadan sungai di Sungai Talopulai, Sungai KM.10 Baru-baru & Munte
Makalo, Sungai Silabu, Sungai Saumanganya, Sungai KM.8 Rualeleu - Bulak Mongga
Taikako, Sungai Matobe, Sungai Saureinu, Sungai Pogari,
Sungai Berimanua, Sungai Betumonga, Sungai Sagulubbek, b. Peningkatan Layanan Jaringan Listrik
Sungai Taileleu, Sungai Saibi, dan Sungai Siberut, Sungai c. Pengembangan energi listrik biomassa
Sikabaluan, Sungai Simalegi, Sungai Simatalu, Sungai Di Kecamatan Pagai Utara dan
Beresigep dengan ketentuan 50 m kiri-kanan sungai semua kecamatan
apabila ada permukiman dan 100 m bila tidak ada Pengembangan Telekumunikasi
permukiman;
a. Pengadaan Telepon Satelit
(3) Kawasan sekitar mata air ketentuan jarak minimal 100
di Kawasan Relokasi Hunian Tetap
meter dari titik tepian mata air.
(4) Kawasan danau terdapat di Danau Bolot dan Danau
Gobjib di Kecamatan Siberut Barat, Danau Mangeungeu di b. Pembangunan Menara BTS
Kecamatan Siberut Barat Daya dan Ruo Oinan Kecamatan - Kec. Pagai Selatan
Pagai Selatan dengan ketentuan ; sepanjang 50 meter - Kec. Pagai Utara
sampai 100 meter dari titik pasang air danau dan waduk - Kec. Sikakap
tertinggi harus dilindungi. Lokasi
(5) Kawasan hutan mangrove terdapat di : Simalegi Betaet, Pulau Sibaru-
 Kecamatan Pagai Utara seluas kurang lebih 609 hektar, baru, Pulau Niau dan semua
 Kecamatan Pagai Selatan seluas kurang lebih 1.501 kecamatan
hektar, Pengembangan Sumberdaya Air
 Kecamatan Sikakap seluas kurang lebih 314 hektar,
a. Penyediaan Bak Penampung Air Dusun (K
 Kecamatan Sipora Selatan seluas kurang lebih 210
hektar, b. Penyediaan Bak Penampung Air Rumah T
 Kecamatan Sipora Utara seluas kurang lebih 353 hektar,
c. Pengadaan Angkutan Air (Truk)
 Kecamatan Siberut Barat seluas 9.531 hektar, dan
Huntap dan seluruh kecamatan
 Kecamatan Siberut Selatan seluas kurang lebih 835 Pengembangan Sanitasi
hektar. Lingkungan
a. Pembangunan Instalasi Air Bersih/Air Mi
4. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya;
b. Penyediaan Tempat Pembuangan Sampa
(1) Kawasan suaka alam terdiri atas: kawasan suaka alam di
Kecamatan Pagai Selatan dengan luas 2.798,99 hektar dan c.. Penyediaan Gerobak Sampah
Kecamatan Siberut Selatan dengan luas 3.221 hektar.
(2) Kawasan suaka alam perairan terdiri atas: d. Penyediaan Truk Sampah
 kawasan suaka alam perairan atau DPL terdapat di e. Penyediaan Pembuangan Air Limbah (Pe
Kecamatan Siberut Tengah dengan luas kurang lebih 54
hektar; f. Penyediaan Truk Pengangkut Air Limbah
 kawasan suaka alam perairan atau DPL di Kecamatan g. Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhi
Siberut Barat Daya dengan luas kurang lebih 55 hektar; Huntap dan seluruh kecamatan
dan
 kawasan suaka alam perairan atau DPL terdapat di

LAPORAN AKHIR | II - 37
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Kecamatan Sipora Utara dengan luas kurang lebih 51 Perwujudan Pola Ruang
hektar. Perwujudan Kawasan Lindung
(3) Kawasan Taman Nasional yaitu Taman Nasional Siberut Penetapan Kawasan lindung di
seluas 190.500 hektar. wilayah Kabupaten
(4) Kawasan wisata alam laut yaitu Taman Wisata Laut Teluk Kepulauan Mentawai
Sarabua Saibi terdapat di Desa Saibi Samukop Kecamatan melalui peraturan daerah
Siberut Tengah seluas 21.200 hektar.
(5) Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan yaitu a. inventori seluruh Kawasan Lindung
Kawasan Komunitas Adat/Budaya Mentawai terdapat di : Mentawai (seluruh kawasan y
 dusun Terekan Hulu Desa Malancan Kecamatan Siberut perlindungan; hutan lindung, suaka al
Utara,
 dusun Sirisurak Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut
b. .Menetapkan Peraturan Daerah yang k
Tengah, Desa Madobag, Dusun Ongah dan Kinikdog
pemanfaatan Kawasan Lindung ya
Desa Matotonan Kecamatan Siberut Selatan,
seluruh kegiatan yang ada di Kawasa
 dusun Bolotok dan Boboakenen Desa Taileleu hasil kegiatan inventori.
Kecamatan Siberut Barat Daya, dan
 benteng Peninggalan Jepang di Sioban Kecamatan Lokasi seluruh Kabupaten
Sipora Selatan. Mentawai
5. kawasan rawan bencana alam;
(1) Kawasan rawan tanah longsor terdapat di wilayah Persiapan Implementasi
perbukitan Pulau Siberut, Pulau Pagai Utara dan Pulau Peraturan Daerah Dalam
Pagai Selatan. Keseluruhan Aspek dan
(2) Kawasan rawan gelombang pasang tersebar di wilayah Dinamika Pembangunan
pesisir seluruh wilayah daerah. Kabupaten Kepulauan
(3) Kawasan rawan gempa dan tsunami tersebar di wilayah Mentawai
pesisir seluruh wilayah daerah.
(4) Kawasan rawan banjir tersebar di sekitar aliran dan muara a. pembentukan kelembagaan dengan
: organisasi pemda yang ada (melib
 Sungai Talopulai dan Sungai Makalo di Kecamatan Pagai kerjasama antar daerah otonom ter
Selatan, tingkat Propinsi Sumatera Barat.
 Sungai Silabu dan Sungai Saumanganya di Kecamatan
Pagai Utara,
b. Perumusan alternatif penanganan kon
 Sungai Taikako dan Sungai Matobe di Kecamatan
Kawasan Hutan Lindung dan Kawasa
Sikakap,
(HPT & Agroforestry)
 Sungai Saureinu di Kecamatan Sipora Selatan,
 Sungai Pogari, Sungai Berimanua dan Sungai c. Perumusan program dan pembiayaan
Betumonga di Kecamatan Sipora Utara, Kawasan Lindung dan Kawasan Budid
 Sungai Sagulubbek dan Sungai Taileleu di Kecamatan Agroforestry )
Siberut Barat Daya,
 Sungai Saibi di Kecamatan siberut tengah, Lokasi seluruh Kabupaten
Mentawai
 Sungai Siberut di Kecamatan Siberut Selatan,
Implementasi Peraturan Daerah
 Sungai Sikabaluan, Sungai Monganpoula, Sungai
Dalam Keseluruhan Aspek
Sotboyak, Sungai Bojakan, Sungai Sirilanggai di
dan Dinamika Pembangunan
Kecamatan Siberut Utara, dan
Kabupaten Kepulauan
 Sungai Simalegi, Sungai Simatalu, Sungai Beresigep, dan
Mentawai
Sungai Policoman di Kecamatan Siberut Barat.
a. Sosialisasi kelompok masyarakat
(1) Kawasan rawan abrasi terdapat di :
terkait dan implementasi
 pantai Muara Sikabaluan (Kecamatan Siberut Utara),
alternatif penanganan secara
 Pantai Muara Siberut (Kecamatan Siberut Selatan), bersama untuk setiap konflik
 Pantai Mapaddegat dan Pantai Tuapejat (Kecamatan pemanfaatan ruang yang
Sipora Utara), terjadi. Lokasi seluruh
 Pantai Sioban, Pantai Beriulou, Pantai Desa Bosua, Kabupaten Mentawai
Pantai Bandara Rokot Matobe (Kecamatan Sipora b. Pembinaan & Monitoring
Selatan), dan kegiatan masyarakat

LAPORAN AKHIR | II - 38
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
 Pantai Sikakap (Kecamatan Sikakap). terhadap pemanfaatan
6. kawasan lindung geologi; Kawasan Lindung dan
(1) Kawasan lindung geologi yang merupakan kawasan rawan Budidaya Kehutanan Lokasi
bencana alam geologi terdiri atas: seluruh Kabupaten Mentawai
c. Dokumentasi dan penyebaran
 kawasan rawan gempa bumi; dan informasi kepada seluruh
 kawasan rawan tsunami; pihak terkait Lokasi seluruh
(2) Kawasan rawan gempa bumi terdapat di terdapat di Kabupaten Mentawai
wilayah pesisir seluruh wilayah daerah. Pengamanan Daerah Sungai
(3) Kawasan rawan tsunami terdapat di seluruh wilayah pesisir 1. Pengerukan Sedimen
seluruh wilayah daerah. Sungai dan Muara
7. kawasan konservasi perairan; 2. Pelebaran Sungai untuk
(1) Kawasan Konservasi Perairan adalah Kawasan Konservasi meningkatan daya
Perairan Selat Bunga Laut adalah Taman Wisata Perairan tampung /debit sungai
Selat Bunga Laut. 3. Normalisasi Sungai
(2) Taman Wisata Perairan Selat Bunga Laut memiliki luas 4. Pengaturan Garis
total 123.746,94 hektar terdiri dari: Sepadan
 Zona inti 2.474,94 hektar Sungai
 Zona perikanan berkelanjutan 93.821,30 hektar Lokasi seluruh Kabupaten
 Zona pemanfaatan 27.265,20 hektar Mentawai
 Zona lainnya 185,50 hektar
8. kawasan lindung lainnya. Pengamanan daerah Danau
Kawasan lindung lainnya terdiri atas kawasan terumbu karang di 1. Penanaman Green Belt disekitar
Pulau Siberut seluas kurang lebih 5.410,7 hektar, kawasan Danau lokasi Kec.Pagai Utara
terumbu karang di Pulau Sipora seluas kurang lebih 5.988 dan Kec. Siberut Utara
hektar, kawasan terumbu karang di Pulau Pagai Utara seluas Penanggulangan rawan bencana
kurang lebih 733 hektar dan kawasan terumbu karang di dan longsor
Pulau Pagai Selatan seluas kurang lebih 1.099 hektar. 1. Reboisasi lahan kritis di
seluruh kecamatan
2. Pembuatan Zona-zona
 kawasan budidaya: Rawan Longsor
1. kawasan peruntukan hutan produksi; /Gerakan Tanah
2. kawasan peruntukan pertanian; lokasi seluruh
3. kawasan peruntukan perikanan; kabupaten mentawai
4. kawasan peruntukan industri;
5. kawasan peruntukan pertambangan; Penangulangan Rawan Bencana
6. kawasan peruntukan pariwisata; Banjir
(1) Kawasan peruntukan pariwisata budaya dan sejarah 1. Penyusunan Master Plan Drainase
terdapat di Pulau Siberut yang meliputi kawasan Madobag
dan Matotonan (Siberut Selatan), Simalegi dan Simatalu 2. Pembuatan Tanggul baru dan memperti
(Siberut Barat), Bojakan (Siberut Utara), Sagulubbek ada.
(Siberut Barat Daya), Benteng Peninggalan Jepang di
Sioban (Sipora Selatan); 3. Normalisasi Sungai

(3) Kawasan peruntukan pariwisata alam terdapat di pulau 4. Membuat Bangunan-bangunan Proteksi
Siberut yang meliputi kawasan Sigapokna, Simalegi dan rawan longsor
Simatalu (Siberut Barat), Bojakan (Siberut Utara), Sibudda
Oinan (Siberut Tengah), Matotonan dan Madobag (Siberut 5. Konservasi Tanah dan Air di Hulu
Selatan), Katurei dan Sagulubbek (Siberut Barat Daya);
(4) Kawasan peruntukan pariwisata bahari terdapat di Silabu Lokasi Kawasan Perkotaan /Ibukota Kabup
(Pagai Utara), Sikakap, Malakopa dan Sinakak (Pagai kecamatan
Selatan), Katiet, Bosua, Gobi dan Pulau Siruamata (Sipora Sungai-sungai di seluruh ka
Selatan), Mapaddegat, Teluk Pukarajat, Taraet dan bupaten
Matutuman (Sipora Utara), Teluk Katurei dan Taileleu
(Siberut Barat Daya), Saibi Samukop dan Saliguma (Siberut Penanggulangan Rawan Gempa

LAPORAN AKHIR | II - 39
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Tengah), Sirilogui (Siberut Utara), dan Pulau-pulau kecil Bumi
lainnya; 1. Pembuatan Zona-zona Rawan Gemp
(5) Kawasan peruntukan ekonomi khusus pariwisata di
Mapaddegat seluas 300 ha, Katiet, Gobi dan Bosua 100 ha, 2. Mitigasi Bencana dan Sosialisasi Kep
teluk Katurei 300 ha, Taraet 50 ha, Matutuman Buggei Lokasi seluruh Kabupaten
Siata 50 Ha; dan Mentawai
(6) Kawasan peruntukan konservasi budaya terdapat di desa Penanggulangan Rawan
Madobag Kecamatan Siberut Selatan dan Sakudei Kebakaran
Kecamatan Siberut Barat Daya, Simatalu Kecamatan 1. Pembuatan zona-zona rawan
Siberut Barat. kebakaran lokasi Kawasan
7. kawasan peruntukan permukiman; Hutan di seluruh kabupaten
(1) Kawasan peruntukan permukiman perkotaan, yaitu Muara Penanggulan Rawan Tsunami
Siberut (PKW), Tuapejat (PKL), Sikakap (PKLp), Muara 1. Pembuatan Jalur Evakuasi
Sikabaluan, Saibi Samukop, Pasakiat Taileleu, Bencana Tsunami
Saumanganyak, Bulasat, Sido Makmur dan Sioban.
2. Penyediaan Ruang Lokasi
(2) Kawasan peruntukan perdesaan, yaitu pusat lingkungan Evakuasi Bencana
pemukiman disetiap dusun diluar kawasan perkotaan dan
kawasan hunian tetap (huntap) korban tsunami yang 3. Pengembangan Early
terdapat di: Warning Sistem
 Pulau Pagai Utara, meliputi : Mapinang, Pasapuat, Seluruh Kabupaten Kepulauan
Mabulai Bugei, Maguiruk, Silabu Selatan, Silabu Utara, Mentawai
Silabu Barat, Gogoa, Muntei, Sabeugunggung, Baru- Perwujudan Kawasan Budidaya
baru, Bulak Mongga, Ruamonga, dan Tumalei; Pengembangan dan Pengelolaan
 Pulau Pagai Selatan, meliputi : Beleraksok, Muntei Besar, kawasan hutan
Muntei Kecil, Asahan, Purorogat, Sabiret, Eruparaboat, 1. Sosialisasi Kepada
Maurrau, Lagiggi, Tapak Jaya, Bake, Bulasat, Mapinang, Masyarakat disekitar
Kinumbuk, Limu, Maonai, Lakkau, Limosua, dan Surat hutan
Aban; dan 2 Penetapan Hutan Produksi
 Kecamatan Sipora Selatan, meliputi : Beriulou, Masokut, 3. Penetapan Hutan Produksi
dan Bosua. Konversi
8. kawasan peruntukan lainnya. 4. Peningkatan nilai ekonomi
(1) Kawasan peruntukan lainnya yaitu kawasan peruntukan secara terkendali dengan
pertahanan dan keamanan; kemitraan masyarakat
(2) Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan terdiri sektor privat Seluruh
atas : Kabupaten Kepulauan
 kodim Mentawai di Bukit Pamewa, Kecamatan Sipora Mentawai
Utara; Pengembangan dan
 koramil-koramil yang terdapat di kecamatan-kecamatan pengelolaan kawasan
di wilayah Kabupaten; pertanian
 Pos TNI AL di Seai Kecamatan Sikakap; dan 1. pengembangan
 Pangkalan TNI AL di Sagitci Kecamatan Sipora Selatan. komoditas unggulan
diseluruh kecamatan
Kawasan Strategis: 2. pengembangan kegiatan
 Kawasan Strategis Nasional; pertanian dan
Kawasan Strategis Nasional yaitu kawasan pulau terluar yang merupakan pengelolaannya
kawasan strategis untuk kepentingan pemeliharaan keamanan dan 3. Pengendalian konservasi
pertahanan Negara terdapat di Pulau Sibarubaru dan Pulau Sinyiau- lahan untuk menjaga
nyiau. ketahanan pangan dan
 Kawasan Strategis Kabupaten. penataan kepemilikan
a. kawasan relokasi permukiman baru terdapat pada Desa lahan pertanian
Malakopa dan Desa Bulasat di Kecamatan Pagai Selatan, 4. penerapan konsep bank
Desa Silabu, Desa Sumanganya dan Desa Betumonga di lahan untuk
Kecamatan Pagai Utara, Desa Taikako di Kecamatan Sikakap pengamanan lahan
dan Desa Nemnemleleu, Desa Bosua dan Desa Beriulou di pertanian Seluruh
Kecamatan Sipora Selatan; Kabupaten Kepulauan

LAPORAN AKHIR | II - 40
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
b. Kawasan Wisata Alam Sigapokna, Simalegi dan Simatalu di Mentawai
Kecamatan Siberut Barat, Malancan dan Bojakan di
Kecamatan Siberut Utara, Matotonan dan Madobag di Pengembangan dan
Kecamatan Siberut Selatan, Katurei, Pasakiat Taileleu dan pengelolaan kawasan
Sagulubbek di Kecamatan Siberut Barat Daya; perkebunan
c. Kawasan Wisata Bahari Mapaddegat di Kecamatan Sipora 1. pengembangan
Utara, Silabu di Kecamatan Pagai Utara, Sikakap di komoditas ungggulan
Kecamatan Sikakap, Malakopa dan Sinaka di Kecamatan di seluruh kecamatan
Pagai Selatan, Katiet dan Pulau Siruamata di Kecamatan 2. pengembangan
Sipora Selatan; Teluk Katurei dan Taileleu di Kecamatan kegiatan perkebunan
Siberut Barat Daya, Saibi Samukop dan Saliguma di Siberut dan Seluruh
Tengah dan Sirilogui di Kecamatan Siberut Utara; dan pulau- Kabupaten Kepulauan
pulau kecil lainnya; dan Mentawai
d. Kawasan Minapolitan Sikakap terdapat di Kecamatan pengelolaannya
Sikakap.
Pengembangan dan penataan
Kawasan strategis untuk kepentingan sosial budaya yaitu kawasan budaya objek-objek pariwisata
Madobag dan Matotonan di Kecamatan Siberut Selatan, Simatalu dan 1. Penyusunan Studi Rencana
Simalegi di Kecamatan Siberut Barat, Bojakan di Kecamatan Siberut Detail objek-objek wisata
Utara dan Sagulubbek di Kecamatan Siberut Barat Daya; diseluruh kabupaten
2. Penyusunan Rencana Tapak
masing-masing objek
wisata yang ada
3. Penyediaan dan perbaikan
fasilitas diseluruh objek
wisata yang ada
4. melakukan promosi wisata
Seluruh Kabupaten Kepulauan
Mentawai

Pembangunan Perumahan
1. Pembangunan HUNTAP
2. Penyediaan Perumahan
Lokasi Relokasi Permukiman
Korban Tsunami semua lokasi
Pengembangan permukiman
perkotaan dan permukiman
pedesaan
1. perbaikan lingkungan
permukiman diseluruh
kecamatan
2. penyediaan sarana dan
prasarana pendukung
lokasi semua kecamatan

Pengembangan Sektor Ekonomi


a. Pembangunan Pasar
- Kec. Pagai Selatan (Km
37)
- Kec. Pagai Utara (Km.18
/ Camp Jaya)
- Semua Kecamatan

b. Pengembangan Fasilitas Umum

LAPORAN AKHIR | II - 41
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
dan Fasilitas Sosial
a. Pembangunan &
Peningkatan Fasilitas
Pendidikan

b. Pembangunan &
Peningkatan Fasilitas
Kesehatan

c. Pembangunan &
Peningkatan Fasiltas
Peribadatan
Relokasi Permukiman Korban
Tsunami dan Semua Lokasi

Pengembangan Fasilitas
Pemerintahan
a. Pembangunan gedung
Diklat pegawai
b. Pembangunan gedung
pemerintah
5. Rencana Pembangunan dan Sesuai dengan visi T uj ua n p e m b a n g un a n d a n FISIK
Pengembangan Perumahan pembangunan daerah p e n g e m b a n g a n p e r u ma h a n 1. Kegiatan Pembangunan dan
dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kepulauan d a n k a w a s a n p e r m uk i m a n Pengembangan Perumahan Baru
(RP3KP) Kabupaten Mentawai dalam K a b up a t e n K e p ul a u a n  Penyediaan Perumahan
Kepulauan Mentawai perwujudan rencana Mentawai sebagai berikut: Baru
tata ruang wilayah 1 . M e r um u s k a n k e b i j a k a n a. Pengembangan
Kabupaten Kepulauan p e mb a n g u n a n dan Kawasan Kasiba
Mentawai maka visi pengembangan dan Lisiba, Lokasi
pembangunan dan p e r u ma ha n dan Seluruh Kecamatan
pengembangan k a w a s a n p e r mu k i ma n . (Pagai Selatan,
perumahan dan 2 . M a mp u me n y e d i a k a n Sikakap, Pagai
kawasan permukiman dan me mp e r b a i k i Utara, Sipora
Kabupaten Kepulauan k ua l i t a s h un i a n s e s ua i Selatan, Sipora
Mentawai pada k e b ut u ha n ma s y a r a k a t Utara, Siberut
dasarnya adalah dengan p e r ha t i a n Selatan, Siberut
Terwujudnya khusus pada MBR. Barat Daya, Siberut
Pembangunan 3. Menyelenggarakan Tengah, Siberut
Perumahan dan p e mb a n g u n a n dan Utara, Siberut
Kawasan Permukiman pengembangan Barat.
Pesisir di Kabupaten p e r u ma ha n dan
Kepulauan Mentawai k a w a s a n p e r m uk i ma n b. Pengembangan
yang berkelanjutan. yang s e s ua i dengan Perumahan Yang
s e ma n g a t p e r s a t ua n dibangun
Untuk mewujudkan visi d a n k e s a t ua n b a n g s a , swasta/developer,
tersebut, ditetapkan gotong royong serta Lokasi Pagai
misi pembangunan dan ha r mo n i s a s i antar Selatan, Pagai
pengembangan s e l ur u h lapisan Utara, Sipora Utara.
perumahan dan ma s y a r a k a t dalam c. Penanganan dan
kawasan permukiman he t e r o g e n i t a s a g a ma , Pengembangan
Kabupaten Kepulauan suku dan adat istiadat. Perumahan dan
Mentawai sebagai 4 . M e w uj ud k a n Permukiman
berikut: p e mb a n g u n a n dan Swadaya, lokasi
1. Mewujudkan pengembangan Lokasi Seluruh
perumahan dan p e r u ma ha n dan Kecamatan (Pagai
kawasan k a w a s a n p e r m uk i ma n Selatan, Sikakap,

LAPORAN AKHIR | II - 42
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
permukiman dengan p e n g g un a a n Pagai Utara, Sipora
yang layak dan l a ha n yang s e s ua i Selatan, Sipora
b e b a s k u mu h d i dengan penataan Utara, Siberut
tahun 2037. r ua n g . Selatan, Siberut
2. Meningkatkan 5. M e w uj ud k a n k e r j a s a ma Barat Daya, Siberut
k u a l i t a s h i d up k e l e mb a g a a n Tengah, Siberut
(Quality of p e me r i n t a h, swa sta, Utara, Siberut
l i ve ) , me l a l ui d a n ma s y a r a k a t d a l a m Barat.
peningkatan kerangka o t o n o mi
kualitas daerah yang 1. Peningkatan Kualitas
perumahan dan me n c i p t a k a n sinergi Lingkungan Perumahan dan
kawasan p e mb a n g u n a n antar Permukiman
permukiman pelaku.  Penanganan Kawasan
yang dapat Lingkungan Perumahan
memacu S a s a r a n p e mb a n g u n a n d a n dan Permukiman
peningkatan p e n g e m b a n g a n p e r u ma h a n Kumuh
kesehatan, dan d a n k a w a s a n p e r m uk i m a n a. Program perbaikan
p e r e k o n o mi a n K a b up a t e n K e p ul a u a n dan peningkatan,
masyarakat. Mentawai sebagai berikut: rehabilitasi renovasi,
3. M e m b a n g un 1. Penyediaan RP3KP rekontruksi,
permukiman yang me mp e r l i ha t k a n presevasi/pemelihar
yang s e s ua i k e b ut u ha n serta aan dan
dengan intensitas pengendalian
semangat p e r ma s a l a ha n yang kawasan kumuh.
persatuan dan me n d e s a k d i b i d a n g Lokasi Seluruh
kesatuan p e r u ma ha n dan Kecamatan (Pagai
bangsa, gotong k a w a s a n p e r mu k i ma n . Selatan, Sikakap,
royong serta 2. Penyediaan rencana Pagai Utara, Sipora
harmonisasi p e mb a n g u n a n Selatan, Sipora Utara,
antar s e l u r uh p e r u ma ha n dan Siberut Selatan,
lapisan k a w a s a n p e r m uk i ma n Siberut Barat Daya,
masyarakat yang aspiratif dan Siberut Tengah,
dalam a k o mo d a t i f y a n g d a p a t Siberut Utara,
heterogenitas diacu b e r s a ma oleh Siberut Barat.
agama, suku pelaku dan b. Program
dan adat penyeiengga ra Restruktursisasi
istiadat. p e mb a n g u n a n , dengan jenis
4. Menyiapkan 3. Penyediaan skenario penanganan
kerjasama p e mb a n g u n a n peremajaan/renewal
kelembagaan p e r u ma ha n dan , penataan
p e m e r i n t a h, k a w a s a n p e r m uk i ma n kembali/redevelopm
swasta, dan yang me m un g k i n k a n en, lokasi Pagai
masyarakat terselenggara Selatan, Sikakap,
dalam kerangka p e mb a n g u n a n secara Pagai Utara, Sipora
otonomi daerah tertib dan Selatan, Sipora Utara,
yang terorganisasi serta Siberut Selatan,
menciptakan t e r b u k a p e l ua n g b a g i Siberut Barat Daya,
sinergi ma s y a r a k a t un t uk Siberut Tengah,
pembangunan berperan serta dalam Siberut Utara,
antarpelaku. s e l ur u h p r o s e s . Siberut Barat.
4 . P e n g a k o mo d a s i a n c. Pengembalian
k e b ut u ha n akan Fungsi kawasan
p e r u ma ha n dan perumahan dan
k a w a s a n p e r m uk i ma n permukiman kumuh
yang d i j a mi n oleh pada kawasan
kepastian h u k um lingkungan yang
t e r ut a ma bagi memberikan dampak
k e l o mp o k ma s y a r a k a t negatif seperti : pada

LAPORAN AKHIR | II - 43
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
b e r p e n g ha s i l a n r e n d a h kawasan sempadan
(MBR). pantai lokasi Pagai
5. P e n y e d i a a n i n f o r ma s i Selatan, Sikakap,
p e mb a n g u n a n Pagai Utara, Sipora
p e r u ma ha n dan Selatan, Sipora Utara,
k a w a s a n p e r m uk i ma n Siberut Selatan,
s e b a g a i b a ha n ma s uk a n Siberut Barat Daya
bagi p e n y us un a n Siberut Tengah, ,
k e b i j a k a n p e me r i n t a h Siberut Utara,
serta bagi berbagai Siberut Barat.
p i ha k y a n g a k a n i k ut
terlibat. 2. Peningkatan Sarana dan
Prasarana Lingkungan
 Penyediaan prasarana
dan sarana utilitas
utilitas permukiman,
Lokasi Seluruh
Kecamatan (Pagai
Selatan, Sikakap, Pagai
Utara, Sipora Selatan,
Sipora Utara, Siberut
Selatan, Siberut Barat
Daya, Siberut Tengah,
Siberut Utara, Siberut
Barat.
 Pengambangan air
bersih, Lokasi Seluruh
Kecamatan (Pagai
Selatan, Sikakap, Pagai
Utara, Sipora Selatan,
Sipora Utara, Siberut
Selatan, Siberut Barat
Daya, Siberut Tengah,
Siberut Utara, Siberut
Barat.
 Pengembangan TPA dan
Pengelolaan Limbah,
Lokasi Seluruh
Kecamatan (Pagai
Selatan, Sikakap, Pagai
Utara, Sipora Selatan,
Sipora Utara, Siberut
Selatan, Siberut Barat
Daya, Siberut Tengah,
Siberut Utara, Siberut
Barat.
 Penyediaan Ruang-
Ruang Terbuka Hijau,
Lokasi Seluruh
Kecamatan (Pagai
Selatan, Sikakap, Pagai
Utara, Sipora Selatan,
Sipora Utara, Siberut
Selatan, Siberut Barat
Daya, Siberut Tengah,
Siberut Utara, Siberut
Barat.

LAPORAN AKHIR | II - 44
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
 Peningkatan Jaringan
Listrik, Lokasi Seluruh
Kecamatan (Pagai
Selatan, Sikakap, Pagai
Utara, Sipora Selatan,
Sipora Utara, Siberut
Selatan, Siberut Barat
Daya, Siberut Tengah,
Siberut Utara, Siberut
Barat.
 Peningkatan Jaringan
Telekomunikasi, Lokasi
Seluruh Kecamatan
(Pagai Selatan, Sikakap,
Pagai Utara, Sipora
Selatan, Sipora Utara,
Siberut Selatan, Siberut
Barat Daya, Siberut
Tengah, Siberut Utara,
Siberut Barat.`
 Penanganan dan
Pembangunan Sistem
Drainase, Lokasi
Seluruh Kecamatan
(Pagai Selatan, Sikakap,
Pagai Utara, Sipora
Selatan, Sipora Utara,
Siberut Selatan, Siberut
Barat Daya, Siberut
Tengah, Siberut Utara,
Siberut Barat.
 Sarana angkutan
persampahan, Lokasi
Seluruh Kecamatan
(Pagai Selatan, Sikakap,
Pagai Utara, Sipora
Selatan, Sipora Utara,
Siberut Selatan, Siberut
Barat Daya, Siberut
Tengah, Siberut Utara,
Siberut Barat.

3. Rencana Penanganan
Permukiman Kawasan Khusus
 Pengembangan
Perumahan dan
Permukiman Pada
Kawasan Perkotaan
pada kawasan pusat-
pusat ibukota kab dan
kecamatan lokasi
Kawasan Perkotaan
PKWp PKL atau Ibukota
Kecamatan
 Pengembangan
Perumahan dan
Permukiman Pada

LAPORAN AKHIR | II - 45
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Kawasan Perdesaan,
lokasi Tersebar di 10
Kecamatan
 Penanganan kawasan
permukiman pariwisata
dengan menekankan
pada pelestarian
sumberdaya alam dan
prioritas bagi
masyarakat
berpenghasilan rendah,
lokasi Siberut Selatan,
Siberut Barat Daya,
Siberut Tengah, Siberut
Utara, Siberut Barat,
NON FISIK
1. Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan Baru
 Program Land
Consolidation, lokasi
Seluruh Kecamatan
 Pemberdayaan
Masyarakat
Berpenghasilan Rendah
(MBR), lokasi Seluruh
Kecamatan
 Antisipasi Spekulan
Tanah dan Sengketa
Pembebasan Lahan,
lokasi Seluruh
Kecamatan
 Optimasi Peran
Organisasi/Kelembagaa
n Terkait, lokasi
Kabupaten Kepulauan
Mentawai
 Sosialisasi Program
Pembangunan lokasi
Kabupaten Kepulauan
Mentawai
 Studi Kajian Lokasi
Perencanaan
Kasiba/Lisiba lokasi
Kabupaten Kepulauan
Mentawai
 Penyusunan master
plan Kasiba dan Lisiba
lokasi Kabupaten
Kepulauan Mentawai
2. Program Peningkatan Kualitas
Lingkungan Perumahan dan
Permukiman
 Program Land Reform,
lokasi Seluruh
Kecamatan
 Pemberdayaan
Masyarakat

LAPORAN AKHIR | II - 46
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Berpenghasilan Rendah
(MBR), lokasi Seluruh
Kecamatan
 Optimasi Peran
Organisasi/Kelembagaa
n Terkait, lokasi
Kabupaten Kepulauan
Mentawai
 Sosialisasi Program
Pembangunan, lokasi
Kabupaten Kepulauan
Mentawai
 Penyusunan Rencana
Penanganan Kumuh
(RP2KPKP), lokasi
Kabupaten Kepulauan
Mentawai
3. Program Penanganan Perumahan
dan Permukiman Kawasan
Khusus
 Program Land
Consolidation, lokasi
Seluruh Kecamatan
 Pemberdayaa
Masyarakat
Berpenghasilan Rendah
(MBR) , lokasi Seluruh
Kecamatan
 Antisipasi Spekulan
Tanah dan Sengketa
Pembebasan Lahan ,
lokasi Seluruh
Kecamatan
 Optimasi Peran
Organisasi/Kelembagaa
n Terkait, lokasi Seluruh
Kecamatan
 Sosialisasi Program
Pembangunan , lokasi
Seluruh Kecamatan
 Penyusunan master
plan kawasan
perumahan dan
permukiman pariwisata
(adat), lokasi
Kecamatan Siberut
Utara
 Studi Identifiasi KTP2D
Kabupaten Kepulauan
Mentawai, lokasi
Kabupaten Kepulauan
Mentawai
 Penyusunan RPJM
KTP2D dan Detail
Engineering/P2KPB,
lokasi Kabupaten
Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | II - 47
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
 Penyusunan RDTR, RTR
dan RTBL Kawasan,
lokasi 20 Kecamatan/
Kawasan Perkotaan

4. Program Penguatan
Kelembagaan Perumahan dan
Permukiman
 Studi Penguatan
Kelembagaan
Perumahan dan
Permukiman, lokasi
Kabupaten Kepulauan
Mentawai
 Pembentukan BP4D
Kabupaten Kepulauan
Mentawai, lokasi
Kabupaten Kepulauan
Mentawai
 Pembentukan Forum
Stakholder Perumahan
dan Kawasan
Permukiman, lokasi
Kabupaten Kepulauan
Mentawai
 Seminar Perumahan
dan Kawasan
Permukiman, lokasi
Kabupaten Kepulauan
Mentawai
 Peningkatan SDM
Aparatur Pemerintahan,
lokasi Kabupaten
Kepulauan Mentawai

ARAH PEMBANGUNAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRKTUR PERMUKIMAN PERKOTAAN


1 Masterplan Jaringan Jalan VISI TUJUAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA UMUM JALAN DAN JEMBATAN - -
Visi merupakan Tujuan adalah pernyataan- Arah Kebijakan dalam
pernyataan cita-cita pernyataan tentang hal yang pembangunan prasarana A. Sistem Jaringan Jalan Kabupaten Kepulauan Mentawai
atau impian sebuah perlu dilakukan untuk mencapai jalan dan jembatan adalah: Sistem jaringan jalan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, terdiri dari 3
kondisi yang ingin visi, melaksanakan misi,  Mempertahankan kinerja fungsi, yaitu (1) Jalan dengan fungsi Kolektor Primer, (2) jalan dengan
dicapai di masa depan. memecahkan permasalahan dan pelayanan prasarana jalan fungsi lokal primer, (3) jalan dengan fungsi lingkungan primer. Yang
Kondisi yang dicita- menangani isu strategis yang yang telah terbangun dimana jalan dengan status kolektor primer adalah trase jalan yang
citakan tersebut adalah dihadapi. dengan mengoptimalkan disebut trans mentawai, meliputi:
kondisi yang diakhir Tujuan Masterplan Jaringan Jalan pemanfaatan prasarana
periode dapat diukur dan Jembatan Kabupaten jalan melalui pemanfaatan  Pulau Siberut.
capaiannya. Kepulauan Mentawai: hasil penelitian dan Ruas Jalan Labuhan Bajau – Politcoman – Sigapokna – Terekan Hulu
Penyelenggaraan jalan  Meningkatkan daya dukung, pengembangan teknologi – Sirilanggai – Sotboyak – Subelen – Saibi Samukop – Saliguma –
di Kabupaten kapasitas dan kualitas jalan jalan. Maileppet – Muara Siberut – Puro – Rogdok – Mabukkuk.
Kepulauan Mentawai di Kabupaten Kepulauan  Mengharmonisasikan
diselenggarakan dalam Mentawai. keterpaduan sistem  Pulau Sipora.
rangka mencapai visi  Meningkatkan aksesibilitas jaringan jalan dan jembatan ruas jalan Tuapejat – Transmigrasi – Rokot – Sioban – Sagitci –
pembangunan antar pulau di Kabupaten dengan kebijakan tata Katiet, ditambah (+) Simpang kantor Bupati – Kantor Bupati.
Kabupaten Kepulauan Kepulauan Mentawai dan ruang wilayah nasional,
Mentawai, yaitu: menghubungkan kawasan- provinsi dan kabupaten dan  Pulau Pagai Utara.
"Terwujudnya kawasan potensial dan meningkatkan keterpaduan Ruas jalan yang berada di pulau pagai utara yaitu ruas jalan
Masyarakat Kepulauan kawasan terpencil. dengan sistem jaringan mapinang – saumanganya – matobe – sikakap – Dermaga.

LAPORAN AKHIR | II - 48
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Mentawai yang maju, prasarana lainnya.
sejahtera dan  Mengutamakan  Pulau Pagai Selatan.
berkualitas". Bertolak pemeliharaan rutin dan ruas Polaga Km 0 – Km 19 – Km 37 – Km 40 – Km 42 –
dari pemahaman visi di berkala prasarana jalan dan Persimpangan Trans Mentawai – Boriai (Logpound), ditambah (+)
atas serta berpedoman jembatan. Persimpangan Trans Mentawai – Lakkau – Surat Aban.
pada rencana  Penanganan cepat terhadap B. Rencana Fungsi, Status, dan Kelas Jalan Kabupaten Kepulauan
pembangunan dan perbaikan prasarana jalan Mentawai.
rencana tata ruang dan jembatan yang rusak Dalam sub-bab kali ini, akan memperlihatkan rencana Status, Fungsi dan
wilayah Kabupaten akibat bencana alam. Kelas jalan yang berada di kabupaten kepulauan mentawai,
Kepulauan Mentawai,  Meningkatkan daya dukung  Rencana Fungsi Jaringan Jalan di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
untuk mewujudkan dan kapasitas jalan dan Dalam rencana fungsi jaringan jalan di Kabupaten Kepulauan
pembangunan jembatan untuk Mentawai ini, terbagi atas tiga fungsi, yaitu jalan dengan fungsi
infrastruktur di mengantisipasi kolektor Primer (Trase Trans Mentawai), jalan dengan fungsi Lokal
Kabupaten Kepulauan pertumbuhan lalu lintas. Primer (Jaringan Jalan yang diusulkan dalam Perda RTRW
Mentawai yang terarah  Fasilitasi percepatan Kabupaten Kepulauan Mentawai), Jalan dengan fungsi Lingkungan
dan berkelanjutan, pembangunan jalan dan Primer (yaitu jalan cabang lainnya serta jalan yang semula
diperlukan suatu jembatan yang belum berstatus local sekunder dalam RTRW kabupaten kepulauan
rencana terhubung. Mentawai).
umum/masterplan yang  Meningkatkan dan  Rencana Status Jaringan Jalan di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
memberikan gambaran mengembangkan dalam rencana status jaringan jalan di kabupaten kepulauan
dan arah kebijakan koordinasi diantara Mentawai, bahwa terdapat empat satuan status, yaitu jalan dengan
dalam hal prasarana pemerintah pusat, provinsi status Jalan Nasional, Jalan dengan status Jalan Provinsi, Jalan
jalan dan jembatan di serta kabupaten untuk Dengan Status Jalan Kabupaten, Jalan dengan status Jalan Desa.
kabupaten kepulauan memperjelas hak dan  Rencana Kelas Jaringan Jalan di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Mentawai. Visi dari kewajiban dalam Dalam rencana kelas jalan di Kabupaten Kepulauan Mentawai,
Masterplan Jaringan penanganan prasarana terdapat 3 Kelas yang menjadi usulan dalam jaringan jalan di
Jalan dan Jembatan jalan dan jembatan. Kabupaten Kepulauan Mentawai, yaitu kelas III A, III B, dan III C.
Kabupaten Kepulauan  Mendorong peran aktif masing-masing kelas tersebut memiliki karakteristik yang berbeda.
Mentawai ini yaitu: masyarakat dan swasta
“Tersedianya system dalam penyelenggaraan dan
jaringan jalan dan penyediaan serta C. Rencana Pembangunan Jalan dan Jembatan Baru.
jembatan yang andal, pemeliharaan prasarana Dikepulauan Mentawai akan direncanakan pembangunan jaringan jalan
terpadu dan jalan dan jembatan. trase trans mentawa, dimana pada saat ini hanya beberapa ruas jalan
berkelanjutan di saja yang sudah terhubung, serta masih banyaknya jalan yang harus
Kabupaten Kepulauan STRATEGI dikakukannya pembukaan jalan guna menghubungkan trase jaringan
Mentawai untuk Strategi untuk mewujudkan visi trans Mentawai tersebut, selain trase trans Mentawai yang ditetapkan
mendukung dan misi dalam pembangunan sebagai jalan kolektor primer, ada pula jalan local primer dan
pertumbuhan ekonomi jaringan jalan dan jembatan di lingkungan primer yang perlu dilakukannya pembukaan jalan dan
dan tercapainya Kabupaten Kepulauan Mentawai pembangunan badan jalan.
kesejahteraan adalah:
masyarakat”  Memanfaatkan
MISI teknologi jalan dan D. Rencana Perbaikan dan Peningkatan Kualitas dan Kapasitas
Misi adalah pernyataan jembatan untuk Jalan dan Jembatan, serta pemeliharaan jaringan jalan.
tentang apa yang harus mendukung Terdapat rencana-rencana perbaikan daripada jalan dan jembatan yang
dikerjakan dalam usaha penyelenggaraan sudah ada di kabupaten kepulauan mentawai, seperti status jalan saat
mewujudkan visi. Misi pembangunan dan ini yang kondisi perkerasannya masih tanah, pasir, atau beton rusak.
juga memberikan pemeliharaan jalan dan
arahan sekaligus jembatan.
batasan proses  Meningkatkan sarana
pencapaian tujuan. Misi dan prasarana
dari Masterplan peralatan dengan
Jaringan Jalan dan memanfaatkan
Jembatan Kabupaten perkembangan
Kepulauan Mentawai: teknologi yang
 Mewujudkan memadai untuk
jaringan jalan yang mendukung
berkelanjutan penyelenggaraan
dengan mobilitas

LAPORAN AKHIR | II - 49
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
meningkatkan pemeliharaan jalan dan
kondisi pelayanan tanggap darurat.
jalan dan  Meningkatkan mutu
jembatan penyelenggaraan jalan
Kabupaten dan jembatan dengan
Kepulauan dukungan unit
Mentawai; pengendali mutu dan
 Meningkatkan pengukuran evaluasi
aksesibilitas antar kinerja.
pulau dan menuju  Meningkatkan
permukiman di koordinasi inter dan
kawasan terpencil antar institusi dengan
serta kawasan- mengembangkan
kawasan potensial teknologi informasi di
di Kabupaten lingkungan
Kepulauan pemerintahan untuk
Mentawai; dan menciptakan tata
 Meningkatkan pemerintahan yang
keseimbangan lebih baik.
pembangunan  Meningkatkan peran
wilayah antar serta masyarakat dan
pulau di dunia usaha dalam
Kabupaten mendukung
Kepulauan penyelenggaraan
Mentawai. prasarana jalan dan
jembatan.
Untuk mendukung terlaksananya
penyelenggaraan jalan yang baik
selain diperlukan sumber daya
manusia, struktur organisasi,
aset/infrastruktur, dan
perangkat pengaturan baik
administratif maupun teknis
yang memadai, diperlukan juga
budaya dan lingkungan kerja
yang kondusif dengan nilai-nilai
positif dalam membentuk etika
dan etos kerja yang mendukung
produktivitas. Sehingga
diperlukan suatu unit yang
bertugas sebagai pengendali agar
penyelenggaraan jalan dapat
berlangsung sesuai dengan jalur
yang sebenarnya.

2 Masterplan Persampahan Visi Pengelolaan PEMBAGIAN ZONA PELAYANAN


Kabupaten Kepulauan Sampah Kabupaten Berdasarkan poin di atas,
Mentawai Kepulauan pemilihan pembagian zona
Mentawai: pelayanan pada masterplan ini
“Mewujudkan dibagi berdasarkan wilayah
pengelolaan sampah administrasi dan cakupan
Kabupaten Kepulauan layanannya. Sehingga zona
Mentawai yang ramah pelayanan Kabupaten Kepulauan
lingkungan dengan Mentawai dibagi menjadi 4 zona
dukungan infrastruktur pelayanan. Kondisi administrasi
yang terintegrasi, menjadi opsi penentuan zona
berkelanjutan, dan pelayanan karena dapat

LAPORAN AKHIR | II - 50
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
berkearifan lokal”. mempermudah dalam
Untuk mewujudkan visi penanganan permasalahan
tersebut disusun misi persampahan yang ada pada 4
yang melingkupi seluruh pulau yang berbeda. Berikut
aspek pengelolaan adalah pembagian zona tersebut:
sampah.Misi
Pengelolaan Sampah
Kabupaten Kepulauan 1) Zona 1 : Pulau Sipora
Mentawai: a. Sub Zona 1A
1. Meningkatkan : Kecamatan
pelayanan Sipora Utara
pengelolaan : Desa Tuapejat,
sampah Desa
yangdidukung Sidomakmur,
infrastruktur yang Desa Sipora Jaya,
terintegrasi Desa
melalui prasarana Bukit Pamewa,
dan sarana yang Desa Goisooinan,
ramah lingkungan Desa Betumonga
dan berkelanjutan; b. Sub Zona 1B
2. Menyusun : Kecamatan
kerangka regulasi Sipora Selatan
pengelolaan : Desa Matobe,
persampahan yang Desa Saureinu,
komprehensif, Desa Sioban,
solutif, dan Desa Mara, Desa
berkeadilan; Nemnemleleu,
3. Mengembangkan Desa Bosua dan
kelembagaan dan Desa Beriulou
pembiayaan 2) Zona 2 : Pulau
pengelolaan Siberut
sampah Kabupaten a. Sub Zona 2A
Kepulauan : Kecamatan
Mentawai yang Siberut Selatan
efektif dan efisien; dan Siberut
4. Mengembangkan Tengah
perilaku hidup : Desa Maileppet,
bersih dan sehat di Desa Muntei,
lingkungan Desa Muara
kehidupan Siberut, Desa
masyarakat. Madobag, Desa
Matotonan, Desa
Saliguma, Desa
Saibi
Samukop dan
Desa Cimpungan.
b. Zob Zona 2B
: Kecamatan
Siberut Utara
dan Siberut
Barat
: Desa Simatalu,
Desa Simalegi,
Desa Sigapokna,
Desa Sirilogui,
Desa Bojakan,
Desa Sotboyak,
Desa Mongan

LAPORAN AKHIR | II - 51
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Poula, Desa
Muara
Sikabaluan, dan
Desa Malancan.

c. Sub Zona 2C
:
KecamatanSiber
ut Barat Daya
: Desa Pasakiat
Taileleu, Desa
Katurei dan Desa
Sagullubeg.
3) Zona 3 : Kecamatan
Pagai Utara dan
Sikakap
: Desa
Saumanganya, Desa
Silabu, Desa
Betumonga, Desa
Matobe, Desa
Sikakap dan Desa
Taikako
4) Zona 4 : Kecamatan
Sikakap dan Pagai
Selatan
: Desa Taikako, Desa
Malakopa, Desa Makalo, Desa
Bulasat dan Desa Sinaka

3 RISPAM Kabupaten 1. Peningkatan Setelah pembagian wilayah pelayanan kemudian ditentukan rencana 1.
Kepulauan Mentawai Kualitas Kawasan skala prioritas pembangunan SPAM sebagai berikut :
Permukiman  Prioritas 1: wilayah yang merupakan ibu kota kabupaten,
2. Kumuh dimana wilayah ini memiliki percepatan pembangunan yang
3. Pembangunan dan lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga
Pengembangan diperlukan percepatan pengembangan SPAM untuk
Kawasan memenuhi kebutuhan air minum penduduk di wilayah ini.
4. Permukiman Serta wilayah yang memiliki jumlah penduduk yang besar
Perdesaan dan pertumbuhan ekonomi yang baik akan tetapi akses akan
5. Pembangunan dan air bersih relatif sulit.
Pengembangan  Prioritas 2 : merupakan wilayah – wilayah yang pada
Kawasan umumnya memiliki sedikit daerah tangkapan air (catchment
6. Permukiman area ) sehingga sumber air baku yan tersedia terbatas.
Khusus Dengan keadaan tersebut maka wilayah ini diprioritaskan
7. Pembinaan dan pada prioritas 2
Pengembangan  Prioritas 3 : merupakan wilayah-wilayah yang memiliki
Penataan Bangunan sumber air baku cukup melimpah baik berupa air tanah
8. Penyelenggaraan maupun air permukaan serta wilayah yang telah terbangun-
Penataan Bangunan unit pelayanan SPAM perpipaan dengan kondisi yang baik.
Kawasan Khusus
9. Sistem Pengolahan
Air Limbah Skala
Kota
10. Sistem Penanganan
Persampahan
Khusus
11. Spam

LAPORAN AKHIR | II - 52
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
12. Pengembangan
Penampungan Air
Baku dari Mata air
yang berada di
Sikakap, Muara
Siberut, Tuapejat,
Bulasat/Km37, Tabel Rencana Skala Prioritas pembangunan SPAM
Sioban, Sirilanggai,
Sagitci, Simalegi No Desa
Betaet; 1 Tuapejat
13. Daerah aliran 2 Sikakap
sungai (DAS) yang 3 Muara Siberut
terhubung atau
4 Sioban
melewati pada
pusat-pusat 5 Muara Sikabaluan
lingkungan 6 Saibi Samukop
pemukiman 7 Simalegi bataet
14. Jaringan Perpipaan
8 Saumanganyak
di Tuapejat,
Sikakap, Muara 9 Sipora Jaya
Siberut, Sioban, 10 Pasakiat Taileleu
Muara Sikabaluan, 11 Silabu
Saibi, Simalegi
12 Bulasat
Betaet, dan
Saumanganya
15. Sistem Penyediaan
Air Minum Non
Perpipaan di Pusat
Pelayanan
Lingkungan (PPL)
dan pusat-pusat
lingkungan
permukiman
(dusun).

Rencana sistem jaringan air


minum tidak lepas dari kondisi
SPAM eksisting yang ada di
Kabupaten Kepulauan Mentawai,
berikut rencana sistem
pelayanannya ;

1. Rencana Pengembangan
Prasarana Air Baku untuk air
minum, meliputi :
 Pengembangan
Penampungan Air
Baku dari Mata air
yang berada di
Sikakap, Muara
Siberut, Tuapejat,
Bulasat/Km37, Sioban,
Sirilanggai, Sagitci,
Simalegi Betaet;
 Daerah aliran sungai
(DAS) yang terhubung
atau melewati pada
pusat- pusat

LAPORAN AKHIR | II - 53
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
lingkungan
pemukiman

2. Rencana Sistem Penyediaan


Air Minum meliputi :

 Jaringan Perpipaan di
Tuapejat, Sikakap,
Muara Siberut, Sioban,
Muara Sikabaluan,
Saibi, Simalegi Betaet,
dan Saumanganya
 Sistem Penyediaan
Air Minum Non
Perpipaan di Pusat
Pelayanan Lingkungan
(PPL) dan pusat-pusat
lingkungan
permukiman (dusun).

Adapun rencana bentuk


pelayanan pemenuhan air minum
untuk domestik dibedakan dalam
dua jenis pelayanan sesuai
dengan tingkat sosial ekonomi
wilayahnya, yaitu :
 Sambungan langsung
adalah prosentase
terbesar untuk
pelayanan di wilayah
perkotaaan (PKW,
PKL, PKLp dan ibukota
kabupaten)
A. Kran umum adalah
prosentase terbesar untuk
pelayanan yang dilakukan
di wilayah permukiman
perdesaan.

Sedangkan arahan rencana


pengembangan pemenuhan
kebutuhan air minum di
Kabupaten Kepulauan Mentawai
adalah :
 Sebelum disalurkan
ke konsumen, air
perlu diolah sehingga
sesuai dengan standar
kualitas air minum
yang ditangani oleh
perusahaan tertentu,
seperti PAM atau
PDAM.
 Menjaga dan
melindungi sumber air
minum dengan
memberi kawasan

LAPORAN AKHIR | II - 54
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
perlindungan pada
setiap wilayah sumber
air.
Untuk beberapa daerah
yang kurang mempunyai
sumber air baku, maka
kebutuhan air minum
dipenuhi dari air tanah

4 Strategi Sanitasi Kabupaten Visi : Tujuan Umum: Adapun tujuan dalam SSK Sasaran SKK Kabupaten Kepulauan Mentawai : 2. Air Limbah Domestik
Kepulauan Mentawai “Terwujudnya Kabupaten Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten Kepulauan 1. Air Limbah a. PENINGKATAN AKSES
Kepulauan Kabupaten (SSK) Kepuluan Mentawai di bedakan menjadi  Tersedianya Master Plan air limbah domestik pada akhir tahun 2016  Pengembangan kinerja
Mentawai yang Mentawai sebagai sebagai 4 (empat) bagian pokok yaitu :  Meningkatnya akses masyarakat terhadap jamban keluarga sehat pengelolaan air limbah
bersih dan sehat pedoman pembangunan 1. Air Limbah Domestik dari 21,45 % menjadi 75% pada akhir tahun 2019 (7.474 unit menjadi  Penyediaan prasarana air
melalui sanitasi ditahun mendatang Mewujudkan pengembangan air 13.496 unit) limbah
pembangunan dan Tujuan Khusus: limbah domestik yang  Tersedianya layanan air limbah setempat yang memadai pada akhir b. PERATURAN DAN PERUNDANG-
peningkatan layanan 1. Strategi Sanitasi Kabupaten berkualitas pengelolaan dan tahun 2019 serta meningkatnya tingkat layanan menjadi 75% pada UNDANGAN
sanitasi pada tahun (SSK) Kepuluan Mentawai ini penyediaan sarana dan tahun 2019  Pengembangan perangkat
2019” dapat memberikan prasarana air limbah  Tersedianya Instalasi Pengolahan Air Limbah diseluruh Puskesmas hukum/perda pengelolaan air
gambaran tentang kebijakan 2. Persampahan  Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan limbah
Misi : pembangunan Sanitasi Mewujudkan lingkungan Kabupaten pentingnya pengelolaan air limbah domestik serta masalah teknisnya  Sosialisasi peraturan dan
1. Air Limbah Domestik Kabupaten Kepuluan Kepulauan Mentawai yang  Meningkatnya pendanaan sektor air limbah domestik dari sumber perundangan tentang
: Mentawai selama 5 tahun bersih, sehat dan mandiri APBD kabupaten sebesar 0,33% ( dari 0,67% menjadi 1%) pengolahan air limbah
Meningkatkan kualitas yaitu tahun 2015 - 2019. melalui pengelolaan sampah  Terlatihnya SDM untuk pengelolaan sektor air limbah domestic c. KELEMBAGAAN
pengelolaan dan 2. Dipergunakan sebagai dasar secara komprehensif dan  Pengelolaan air limbah domestik menjadi salah satu prioritas  Peningkatan koordinasi
penyediaan sarana penyusunan strategi dan terpadu untuk meminimalisir pembangunan dengan sektor lain
dan prasarana air langkah-langkah pelaksanaan timbulan, mengurangi dampak  Tersedianya perda pengelolaan air limbah pada tahun 2016 d. PERAN SERTA MASYARAKAT
limbah. kebijakan, serta penyusunan negatif dan memberikan 2. Persampahan  Pembangunan prasarana air
2. Persampahan : program jangka menengah manfaat serta nilai ekonomi
 Tersedianya Master Plan pengelolaan persampahan pada akhir tahun limbah berbasis masyarakat
Melakukan pengelolaan dan tahunan sektor Sanitasi. sampah e. PERAN SERTA
2016
sampah secara 3. Dipergunakan sebagai dasar 3. Drainase SWASTA/PERUSAHAAN
 Tersedianya informasi untuk penyusunan regulasi persampahan pada
komprehensif dan dan pedoman bagi semua Mewujudkan fungsi, kualitas dan  Peningkatan kerjasama
tahun 2016
terpadu untuk pihak (instansi, masyarakat kuantitas sarana dan prasarana pemerintah dan swasta (KPS)
 Tersedianya fasilitas pengurangan sampah 3 R (Reduce, Reuse,
meminimalisir dan pihak swasta) yang akan drainase yang berwawasan dalam penyelenggaraan air
Recycle) sesuai dengan perencanaan pengelolaan sampah kabupaten
timbulan, melibatkan diri untuk lingkungan untuk mengurangi limbah
Kepulauan Mentawai untuk mengurangi timbulan sampah sebesar
mengurangi dampak mendukung dan daerah genangan air secara
20%
negatif dan berpartisipasi dalam optimal dan berkelanjutan 3. Persampahan
 Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 14,44%
memberikan manfaat pembangunan sanitasi 4. PHBS a. ASPEK TEKNIS
menjadi 70% pada akhir tahun 2019
serta nilai ekonomi Kabupaten Kepuluan  Mewujudkan kesadaran dan  Pengembangan kebijakan dan
sampah. Mentawai.  Tersedianya regulasi persampahan yang sesuai dengan undang-
pemahaman masyarakat kinerja pengelolaan
3. Drainase : undang persampahan pada akhir tahun 2016
akan pola hidup bersih dan persampahan
Meningkatkan Fungsi, sehat sebagai langkah nyata  Termanfaatkannya sistem dan teknologi daur ulang sampah oleh 10
.kecamatan pada tahun 2019  Pembangunan 3R (Tempat
Kualitas dan menuju keluarga sejahtera Pengolahan Sampah Terpadu)
Kuantitas sarana dan mandiri.  Meningkatknya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya pengelolaan persampahan dan kebersihan Berbasis Institusi
prasarana drainase  Mewujudkan kesadaran dan  Pengelolaan Sampah Sampai
yang berwawasan perilaku hidup sehat dan 3. Drainase
 Tersedianya Master Plan drainase pada tahun 2016 TPST
lingkungan untuk bersih serta membiasakan
 Tersedianya informasi untuk penyusunan regulasi drainase pada b. ASPEK PERATURAN DAN
mengurangi daerah cuci tangan pakai sabun di
tahun 2016 PERUNDANG-UNDANGAN
genangan air secara lingkungan sekolah
 Tersedianya sistem drainase lingkungan di 10 kawasan genangan  Pengembangan perangkat
optimal dan
mulai tahun 2015 - 2019 hukum/perda pengelolaan
berkelanjutan.
 Tersedianya tupoksi lembaga yang berperan sebagai operator dan Persampahan
4. PHBS :
regulator  Sosialisasi peraturan dan
Meningkatkan kesadaran
 Meningkatnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan perundangan tentang
dan pemahaman
drainase lingkungan pengolahan Persampahan
masyarakat akan pola
c. PERAN SERTA MASYARAKAT
hidup bersih dan  Tersedianya regulasi pengelolaan drainase linkungan pada tahun

LAPORAN AKHIR | II - 55
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
sehat sebagai 2019  Promosi dan kampanye 3R
langkah nyata  Meningkatnya biaya operasi dan pemeliharaan terhadap saluran melalui berbagai media masa
menuju keluarga drainase yang ada d. PERAN SERTA
sejahtera mandiri.  Meningkatnya kegiatan fasilitasi terhadap masyarakat tentang fungsi SWASTA/PERUSAHAAN
dan manfaat saluran drainase  Peningkatan kerjasama
 Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi dan manfaat pemerintah dan swasta (KPS)
saluran drainase dalam penyelenggaraan air
4. PHSB limbah
 Peningkatan kapasitas kader kesling melalui pelatihan sebanyak 5
orang /desa(43 desa) pada akhir tahun 2017 4. Drainase
 Berperannya kelompok masyarakat di 43 Desa dalam peningkatan a. Pemantapan keterpaduan
PHBS pada akhir tahun 2019 penanganan pengendalian
 Termanfaatkannya media lokal pilihan masyarakat di lokasi prioritas banjir sektor dan sub sektor
dalam penyadaran ber - PHBS pada akhir tahun 2019 terkait lainnya berdasarkan
 Terselenggaranya pendidikan kesehatan kepada masyarakat keseimbangan tata air
 Meningkatnya kapasitas SKPD terkait penyampaian informasi PHBS  Program pengembangan
pada akhir tahun 2019 kebijakan dan kinerja
pengelolaan drainase
b. Pembangunan Drainase skala
Kawasan
 Pembangunan drainase
kawasan Pagai Selatan 18,25
Ha
 Pembangunan drainase
kawasan Sikakap 59 Ha
 Pembangunan drainase
kawasan Pagai Utara 8 Ha
 Pembangunan drainase
kawasan Sipora Selatan 28 Ha
 Pembangunan drainase
kawasan Sipora Utara 50 Ha
 Pembangunan drainase
kawasan Siberut Selatan 50 Ha
 Pembangunan drainase
kawasan Siberut Barat Daya
29 Ha
 Pembangunan drainase
kawasan Siberut Tengah 16
Ha
 Pembangunan drainase
kawasan Siberut Utara 30 Ha
 Pembangunan drainase
kawasan Siberut Barat 16 Ha
c. Mengoptimalkan sistem yang
ada
 Pengembangan model
dralingmas (Drainase
lingkungan berbasis
masyarakat)
d. Meningkatkan kapasitas
kelembagaan dan peraturan
perundangan
 Penguatan kelembagaan
bidang drainase
 Penyusunan NSPM ( Norma

LAPORAN AKHIR | II - 56
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Standar Pedoman dan Manual
) Bidang drainase
 Pelatihan SDM bidang
drainase
 Penyusunan Perda
Pengelolaan Drainase
e. Mendorong dan memfasilitasi
pemerintah Kabupaten dalam
pengembangan system drainase
yang efektif
 Stimulan pembangunan
drainase lingkungan berbasis
masyarakat
 Penguatan kelembagaan
masyarakat dan swasta dalam
bidang drainase

5. PHSB
a. Pengembangan media promosi
kesehatan dan teknologi
komuniasi, informasi dan
edukasi
 Mengembangkan media dan
sarana promosi
 Mengembangkan pendekatan
dan teknologi promosi
kesehatan (berbasis web site
 Mengembangkan model
promosi kesehatan melalui
pendekatan lokal spesifik
b. Pengembangan upaya
kesehatan bersumber
masyarakat
 Pemberdayaan masyarakat
dalam upaya kesehatan antara
lain penggerakan natural
leader
 Peningkatan kelembagaan
upaya kesehatan berbasis
masyarakat melalui
pemberdayaan kelembagaan
lokal
c. Peningkatan pendidikan
kesehatan kepada masyarakat
 Meningkatkan pengetahuan
tenaga pengelola program
promosi kesehatan
 Peningkatan kemitraan
dengan KSM, LSM dan
swasata
 Menyususn rencana dan
pelaksanaan evaluasi program
promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
 Dukungan administrasi dan

LAPORAN AKHIR | II - 57
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
operasional program
 Pengintegrasian PHBS di
sekolah
d. Program pengembangan
lingkungan sehat (Penyuluhan ;
Sosialisasi ; Pengkajian
lingkungan sehat)
 Pembinaan pengembangan
lingkungan sehat dan forum
kabupaten sehat
 Sosialisasi kebijakan
lingkungan sehat
 Lomba desa sehat
(percontohan
 Pengolahan limbah rumah
tangga
5 Laporan Ehra Kabupaten Tujuan : Strategi dan Arah Kebijakan : Adapun kegiatan yang dilakukan
Kepulauan Mentawai  untuk memahami kondisi Dari laporan Ehra Kabupaten antara lain :
fasilitas sanitasi dan perilaku- Kepulauan mentawai ini 1. Survey Rumah Tangga
perilaku yang memiliki risiko merupakan laporan hasil survey mayoritas atau sekitar 96,9% dari
pada kesehatan warga. Fasilitas yang meliputi : total populasi menyatakan bahwa
sanitasi yang diteliti mencakup,  sumber air minum, layanan rumah yang ditempati adalah
sumber air minum, layanan pembuangan sampah, jamban, rumah yang dimiliki sendiri.
pembuangan sampah, jamban, dan saluran pembuangan air Sekitar 0,2% yang melaporkan
dan saluran pembuangan air limbah. Sementara, perilaku rumahnya adalah rumah dinas,
limbah. Sementara, perilaku yang dipelajari adalah yang sebesar 2,9% adalah milik orang
yang dipelajari adalah yang terkait dengan higinitas dan tua, dimana Mereka yang
terkait dengan higinitas dan sanitasi. menempati rumah atau lahan
sanitasi, antara lain, cuci yang tidak dimilikinya diduga kuat
tangan pakai sabun, buang air memiliki rasa memiliki (sense of
besar, pembuangan kotoran ownership) yang rendah. Mereka
anak, dan pemilahan sampah cenderung tidak peduli dengan
rumah tangga lingkungan sekitar termasuk
pemeliharaan fasilitas sanitasi
ataupun kebersihan lingkungan.
Sebaliknya, mereka yang
menempati rumah atau lahan
yang dimilikinya sendiri akan
cenderung memiliki rasa memiliki
yang lebih tinggi.
2. Sumber Air Bersih
sebagian besar responden
mendapatkan air bersih dari
Sumur gali terlindungi.
3. Pembuangan Sampah
sebagian besar masyarakat di
Kabupaten Kabupaten Kepulauan
Mentawai membuang sampah
dengan cara di bakar yaitu
sebanyak 82 %, kemudian yang
dibuang ke sungai sebanyak 3 %
dan yang dibuang ke lahan kosong
sebanyak 9 %. Pembuangan
sampah yang dibuang ke TPS
sebesar 0% Selanjutnya yang

LAPORAN AKHIR | II - 58
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
dibuang dan dikubur dilobang
sebanyak 2 %, sedangkan yang
dibuang kedalam lubang tetapi
tidak ditimbun sebanyak 3 %. ini
menunjukkan pelayanan sampah
di Kabupaten Kepulauan
Mentawai tidak terkelola dengan
baik, fasilitas persampahan yang
ada sekarang hanya melayani Ibu
kota Kabupaten saja belum ke
kecamatan-kecamatan yang ada
dikepulauan Mentawai
4. Jamban dan BAB
kondisi keluarga yang
menggunakan tanki septick
berdasarkan Survey EHRA sebesar
21,45%, yang suspec aman dari
21,45% adalah 75,5% berarti yang
benar-benar aman sebesar
16,19%, dan sisa pengurangan
masuk kategori cubluk
5. Saluran Drainase
sebanyak 9,4 % masyarakat
Kabupaten Kepulauan Mentawai
memiliki SPAL dan 90,6 % tidak
memiliki SPAL

5 Surat Keputusan Untuk penetapan lokasi kawasan


Bupati Kabupaten kumuh di Kabupaten Mentawai
telah di SK-kan melalui SK Bupati
Kepulauan Mentawai No. 188.45-37 Tahun 2015.
Nomor 188.45-37 Dalam SK tersebut disebutkan
Tahun 2015 bahwa pesatnya pertumbuhan
penduduk terutama di Ibukota
kecamatan, tidak selalu dapat
diimbangi oleh kemampuan
pelayanan pemerintah daerah
sehingga berakibat pada semakin
meluasnya lingkungan
perumahan dan permukiman
kumuh. Untuk optimalisasi
penanganan lokasi perumahan
dan permukiman kumuh yang
terindikasi sebagai kawasan-
kawasan yang memiliki tingkat
kerawanan social cukup tinggi,
maka diperlukan penetapan
lokasi kawasan kumuh di
Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Adapun lokasi-lokasi kawasan


kumuh di Kabupaten
Kepulauan Mentawai
meliputi :
1. Desa Sikabaluan Kecamatan

LAPORAN AKHIR | II - 59
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No SUMBER/DOKUMEN VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Siberut Utara
2. Desa Saibi Kecamatan
Siberut Tengah
3. Desa Muara Siberut
Kecamatan Siberut Selatan
4. Desa Tailelu Kecamatan
Siberut Barat Daya
5. Desa Simalegi Kecamatan
Siberut Barat
6. Desa Tuapejat Kecamatan
Sipora Utara
7. Desa Sioban Kecamatan
Siporan Selatan
8. Desa Saumanganyak Desa
Pagai Utara
9. Desa Sikakap Kecamatan
Sikakap
10. Desa Malakopa Kecamatan
Pagai Selatan

Tabel 2.2. Implikasi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman Perkotaan di Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk Tiap Dokumen Kebijakan, Strategi, dan Pembangunan Daerah
Kecamatan/Kawasan Perkotaan
Pagai Sipora Siberut Siberut Siberut Siberut Siberut
Sikakap Pagai Utara Sipora Utara
Selatan Selatan Selatan Barat Daya Tengah Utara Tengah
No Kebijakan Indikator Rencana Program
Muara Saibi Muara Simalegi
KM 37 Sikakap Saumanganya Silabu Sioban Tuapejat Peipei
Siberut Samukop Sikabaluan Bataet
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 RPI2JM Perumahan/ a. Luas lahan untuk 1. Peningkatan Kualitas
Permukiman/ peruntukan permukiman Kawasan Permukiman
Bangunan perkotaan di Kabupaten Kumuh
Kepulauan Mentawai 2. Permukiman Kembali
adalah 1.104,11 ha. Kawasan Permukiman
Kumuh
3. Pembangunan dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengembangan
Kawasan Permukiman
Pasca Bencana
4. Penyedian Pelayanan
Sambungan Rumah 5.
Pembangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat
Air Bersih 1. Pengembangan
Penampungan Air Baku √ √ √
dari Mata air yang ada
2.Jaringan Perpipaan √ √ √ √ √ √ √

LAPORAN AKHIR | II - 60
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kecamatan/Kawasan Perkotaan
Pagai Sipora Siberut Siberut Siberut Siberut Siberut
Sikakap Pagai Utara Sipora Utara
Selatan Selatan Selatan Barat Daya Tengah Utara Tengah
No Kebijakan Indikator Rencana Program
Muara Saibi Muara Simalegi
KM 37 Sikakap Saumanganya Silabu Sioban Tuapejat Peipei
Siberut Samukop Sikabaluan Bataet
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
3. Sistem Penyediaan
Air Minum Non
Perpipaan di Pusat
Pelayanan Lingkungan √ √ √ √ √
(PPL) dan pusat-pusat
lingkungan permukiman
(dusun).
4. Pengembangan
Penampungan Air Baku √ √ √
dari Mata air
1. Tempat Pemprosesan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Persampahan Akhir ( TPA )
Drainase - - - - - - - - - - -
Rencana Pengembangan
Jalan (Jalan dan penimgkatan Jaringan √ √ √ √ √ √
Lingkungan Jalan Lingkungan - - - - -
1. Sistem Pengolahan
Air Limbah Terpusat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Air Limbah Skala Kota
2 RTRW 1. Sistem Perkotaan
Nasional Nasional
2. Sistem Jaringan
Transportasi Nasional
3. Sistem Jaringan
Rencana Struktur Ruang
Energi Nasional √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nasional
4. Sistem Jaringan
Telekomunikasi
Nasional
5. Sistem Jaringan
Sumber Daya Air.
1. Kawasan Lindung
Nasional
2. Kawasan Budidaya
yang memiliki nilai
Rencana Pola Ruang
Strategis Nasional √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Wlayah Nasional:
Kawasan Strategis
Nasional:
1. Pertanahan dan
Keamanan

LAPORAN AKHIR | II - 61
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kecamatan/Kawasan Perkotaan
Pagai Sipora Siberut Siberut Siberut Siberut Siberut
Sikakap Pagai Utara Sipora Utara
Selatan Selatan Selatan Barat Daya Tengah Utara Tengah
No Kebijakan Indikator Rencana Program
Muara Saibi Muara Simalegi
KM 37 Sikakap Saumanganya Silabu Sioban Tuapejat Peipei
Siberut Samukop Sikabaluan Bataet
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
2. Pertumbuhan
Ekonomi
3. Sosial dan Budaya
4. Pendayagunaan
Sumber Daya Alam
dan/atau teknologi
tinggi.
5. Fungsi dan daya
dukung Lingkungan
Hidup
3 RTRW Pulau 1. Pengembangan PKN
Sumatera dan PKW sebagai pusat
industry pengolahan
dan industri jasa hasil
perikanan yang ramah
lingkungan
2. Pengembangan PKN
dan PKW sebagai pusat
industri pengolahan dan
industri jasa hasil
pertanian tanaman
pangan
3. Pengembangan PKN
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan PKW sebagai pusat
pariwisata bahari
4. Pengendalian
perkembangan fisik
kawasan perkotaan
untuk mempertahankan
lahan pertanian pangan
berkelanjutan
5. Pengendalian
perkembangan PKN,
PKW dan PKSN di
kawasan rawan
bencana tsunami

LAPORAN AKHIR | II - 62
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kecamatan/Kawasan Perkotaan
Pagai Sipora Siberut Siberut Siberut Siberut Siberut
Sikakap Pagai Utara Sipora Utara
Selatan Selatan Selatan Barat Daya Tengah Utara Tengah
No Kebijakan Indikator Rencana Program
Muara Saibi Muara Simalegi
KM 37 Sikakap Saumanganya Silabu Sioban Tuapejat Peipei
Siberut Samukop Sikabaluan Bataet
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
6. Pengembangan PKN
dan PKW berbasis
sumber daya alam dan
jasa lingkungan dengan
memperhatikan daya
dukung dan daya
tampung lingkungan
hidup
7. Pengembangan PKN,
PKW, dan PKSN yang
didukung prasarana dan
sarana perkotaan
8. Percepatan
pengembangan PKSN
sebagai pusat
pengembangan
ekonomi, pintu gerbang
internasional, serta
simpul transportasi
kawasan perbatasan
Negara dilakukan
melalui Pemantapan
Pelabuhan Teluk Bayur
sebagai pelabuhan
utama yang merupakan
prasarana penunjang
4 RTRW Peningkatan dan
Provinsi pengembangan jaringan
Sumatera transportasi
Barat penyeberangan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dilakukan melalui
peningkatan pelayanan
transportasi
penyeberangan
Rencana Pola Ruang Kawasan yang
Provinsi Sumatera Barat memberikan
perlindungan kawasan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
bawahannya.
1. Kawasan Lindung dan

LAPORAN AKHIR | II - 63
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kecamatan/Kawasan Perkotaan
Pagai Sipora Siberut Siberut Siberut Siberut Siberut
Sikakap Pagai Utara Sipora Utara
Selatan Selatan Selatan Barat Daya Tengah Utara Tengah
No Kebijakan Indikator Rencana Program
Muara Saibi Muara Simalegi
KM 37 Sikakap Saumanganya Silabu Sioban Tuapejat Peipei
Siberut Samukop Sikabaluan Bataet
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Budidaya
2. Kawasan resapan air

2. Kawasan
Perlindungan setempat
untuk Kabupaten
Mentawai : Sempadan
Pantai, Kawasan
Sempadan Mata Air,
kawasan terbuka Hijau
Kota yang menyebar di
Kawasan Perkotaan dan
Bukan Perkotaan
3. Kawasan suaka alam,
Pelestarian alam, dan
cagar budaya
5 RTRW '-Rencana permukiman - PKW yang berada di
Kabupaten perkotaan (urban) wilayah kabupaten

Kepulauan termasuk didalamnya (Kewenangan
Mentawai pengembangan lahan untuk Pemerintah Provinsi)
perumahan/permukiman, '-PKL yang berada di
kegiatan perdagangan/jasa, wilayah kabupaten
√ √
industri dan fasilitas sosial (Kewenangan
yang terletak di kota Pemerintah Kabupaten)
kabupaten maupun kota- - Pusat Pelayanan
kota kecamatan. Kawasan (PPK) yang
memiliki skala
√ √ √
pelayanan kegiatan
skala kecamatan atau
beberapa desa;
'- Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL) yang
pusat permukiman yang
√ √ √ √ √
berfungsi untuk
melayani kegiatan skala
antar desa.

LAPORAN AKHIR | II - 64
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kecamatan/Kawasan Perkotaan
Pagai Sipora Siberut Siberut Siberut Siberut Siberut
Sikakap Pagai Utara Sipora Utara
Selatan Selatan Selatan Barat Daya Tengah Utara Tengah
No Kebijakan Indikator Rencana Program
Muara Saibi Muara Simalegi
KM 37 Sikakap Saumanganya Silabu Sioban Tuapejat Peipei
Siberut Samukop Sikabaluan Bataet
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
6 RP3KP Perumahan/ - Pengembangan Kawasan '-a. Program perbaikan
Permukiman/ Kasiba dan Lisiba dan peningkatan,
Bangunan '-Penanganan dan rehabilitasi renovasi,
Pengembangan Perumahan rekontruksi,
dan Permukiman Swadaya presevasi/pemeliharaan
dan pengendalian
kawasan kumuh.
'-b. Program
Restruktursisasi dengan
jenis penanganan
peremajaan/renewal,
penataan
kembali/redevelopmen,
Pengembalian Fungsi pada kawasan
kawasan perumahan dan sempadan pantai
permukiman kumuh pada
kawasan lingkungan yang
memberikan dampak
negatif seperti : Pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kawasan Sempadan Pantai
Penyediaan prasarana dan Pengembangan air
sarana utilitas utilitas bersih
permukiman Pengembangan TPA dan
Pengelolaan Limbah
Penyediaan Ruang-
Ruang Terbuka Hijau
Penyediaan Ruang-
Ruang Terbuka Hijau
Peningkatan Jaringan
Listrik
Peningkatan Jaringan
Telekomunikasi
Penanganan dan
Pembangunan Sistem
Drainase
Sarana angkutan
persampahan
7 Masterplan Jalan (Jalan
RENCANA UMUM JALAN - √ - - - √ √ - - - -
Jaringan Lingkungan)

LAPORAN AKHIR | II - 65
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kecamatan/Kawasan Perkotaan
Pagai Sipora Siberut Siberut Siberut Siberut Siberut
Sikakap Pagai Utara Sipora Utara
Selatan Selatan Selatan Barat Daya Tengah Utara Tengah
No Kebijakan Indikator Rencana Program
Muara Saibi Muara Simalegi
KM 37 Sikakap Saumanganya Silabu Sioban Tuapejat Peipei
Siberut Samukop Sikabaluan Bataet
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Jalan
8 Masterplan Zob Zona 2B IKK
Persampahan Insinerator dan

Pengelolaan gas (Wet
Scrubber)
Sub Zona 2A IKK TPA
√ √ √
Desa Saliguma
Sub Zona 1B IKK TPA
- - √ - -
Desa Sidomakmur (SP.2)
Zona 3 IKK TPA Desa
Saumanganya dan Zona √
4 IKK TPA KM. 19
Sub Zona 1A Ibu kota
Kabupaten TPA Desa √
Sidomakmur (SP.2)
9 RISPAM Air Bersih '- Pengembangan
Penampungan Air Baku √ √ √ √ √ √
dari Mata air
'-. Rencana Sistem
Penyediaan Air Minum
Perpipaan √ √ √ √ √ √ √
'-Pembangunan
Instalasi Air Bersih/Air
Minum
- Rencana Sistem
Penyediaan Air Minum
Non Perpipaan √ √ √ √ √ √
'-Optimalisasi
Pemanfaatan Kapasitas
Eksisting Terbangun √ √ √ √ √
'-Pembangunan
Instalasi Air Bersih/Air
Minum, sistem
penampungan air hujan
(PAH) √ √ √ √ √ √ √ √
Pembangunan SPAM √ √
10 SSK Perumahan/
Permukiman/
Bangunan

LAPORAN AKHIR | II - 66
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kecamatan/Kawasan Perkotaan
Pagai Sipora Siberut Siberut Siberut Siberut Siberut
Sikakap Pagai Utara Sipora Utara
Selatan Selatan Selatan Barat Daya Tengah Utara Tengah
No Kebijakan Indikator Rencana Program
Muara Saibi Muara Simalegi
KM 37 Sikakap Saumanganya Silabu Sioban Tuapejat Peipei
Siberut Samukop Sikabaluan Bataet
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Air Bersih '- Pengembangan
Penampungan Air Baku √ √ √ √ √
dari Mata air
'- Jaringan Perpipaan √ √ √ √ √ √ √
'- Jaringan Perpipaan
Sistem Penyediaan Air √ √ √ √
Minum Non Perpipaan
Pengembangan
Penampungan Air Baku √
dari Mata air
Persampahan 'Zona I Persampahan (
Daerah Perkotaan,
Prioritas serta area
beresiko persampahan
sangat tinggi)
Drainase
- Zona I adalah daerah
Prioritas Kabupaten
Kepulauan Mentawai
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
'-Pembangunan
drainase kawasan
Jalan (Jalan
Lingkungan
Air Limbah 'Zona I Air limbah
domestik ( Daerah
Prioritas, Perkotaan dan
Area beresiko warna
merah )
11 EHRA Perumahan/
Permukiman/
Bangunan
Air Bersih

LAPORAN AKHIR | II - 67
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kecamatan/Kawasan Perkotaan
Pagai Sipora Siberut Siberut Siberut Siberut Siberut
Sikakap Pagai Utara Sipora Utara
Selatan Selatan Selatan Barat Daya Tengah Utara Tengah
No Kebijakan Indikator Rencana Program
Muara Saibi Muara Simalegi
KM 37 Sikakap Saumanganya Silabu Sioban Tuapejat Peipei
Siberut Samukop Sikabaluan Bataet
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Persampahan Sebagian besar
masyarakat di Kabupaten
Kabupaten Kepulauan
Mentawai membuang
sampah dengan cara di
bakar yaitu sebanyak 82 %,
kemudian yang dibuang ke
sungai sebanyak 3 % dan
yang dibuang ke lahan
kosong sebanyak 9 %.
Pembuangan sampah yang
dibuang ke TPS sebesar 0%
Selanjutnya yang dibuang
dan dikubur dilobang
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sebanyak 2 %, sedangkan
yang dibuang kedalam
lubang tetapi tidak
ditimbun sebanyak 3 %. ini
menunjukkan pelayanan
sampah di Kabupaten
Kepulauan Mentawai tidak
terkelola dengan baik,
fasilitas persampahan yang
ada sekarang hanya
melayani Ibu kota
Kabupaten saja belum ke
kecamatan-kecamatan yang
ada dikepulauan Mentawai
Drainase 9,4 % masyarakat
Kabupaten Kepulauan
Mentawai memiliki SPAL √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan 90,6 % tidak memiliki
SPAL
Jalan (Jalan
Lingkungan
Air Limbah keluarga yang
menggunakan tanki septick
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
berdasarkan Survey EHRA
sebesar 21,45%, yang

LAPORAN AKHIR | II - 68
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kecamatan/Kawasan Perkotaan
Pagai Sipora Siberut Siberut Siberut Siberut Siberut
Sikakap Pagai Utara Sipora Utara
Selatan Selatan Selatan Barat Daya Tengah Utara Tengah
No Kebijakan Indikator Rencana Program
Muara Saibi Muara Simalegi
KM 37 Sikakap Saumanganya Silabu Sioban Tuapejat Peipei
Siberut Samukop Sikabaluan Bataet
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
suspec aman dari 21,45%
adalah 75,5% berarti yang
benar-benar aman sebesar
16,19%, dan sisa
pengurangan masuk
kategori cubluk
12 SK Kumuh SK Kumuh NOMOR
- √ √ - √ √ √ √ √ √ '-
188.45-37 TAHUN 2015

LAPORAN AKHIR | II - 69
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

2.2. ARAHAN KEBIJAKAN DALAM STRATEGI


PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN (SPPIP)
Kawasan pemukiman prioritas merupakan kawasan yang dianggap membutuhkan
penanganan segera, sehingga berdasarkan penjelasan sebelumya, bahwa di Kabupaten
Kepulauan Mentawai didasarkan pada 3 (tiga) hal, yaitu (1) arah kebijakan pembangunan
dan penataan ruang, dan (2) kondisi eksisting kawasan permukiman di dalam kawasan
perkotaan, serta tidak terlepas dari (3) tujuan pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan yang terkait dengan kepentingan kota.
Berdasarkan ketiga hal tersebut didapati beberapa tipologi kawasan permukiman dan
lokasi-lokasi prioritas penanganan yang diindikasikan menjadi kawasan kawasan
permukiman prioritas. Dari beberapa lokasi-lokasi prioritas penanganan, selanjutnya
disaring lagi berdasarkan 2 (dua) hal, yaitu (1) kestrategisan kawasan permukiman dan (2)
kontribusi penanganan
kawasan permukiman
terhadap perkembangan kota.
Indikator untuk kedua aspek
ini adalah (a) lokasi
permukiman di kawasan
strategis kota; dan (2)
memiliki keefektifan manfaat
terhadap pembangunan dan
pengembangan kota disamping
keberadaannya yang mendukung perwujudan visi dan misi kabupaten.
Urutan kawasan prioritas untuk penangan kawasan permukiman adalah :
• SKALA PRIORITAS1 : Kawasan Permukiman Prioritas Tuapejat
• SKALA PRIORITAS 2 : Kawasan Permukiman Prioritas Sikakap
• SKALA PRIORITAS 3 : Kawasan Permukiman Prioritas Muara Siberut
• SKALA PRIORITAS 4 : Kawasan Permukiman Prioritas Sioban
• SKALA PRIORITAS 5 : Kawasan Permukiman Prioritas Muara Sikabaluan
• SKALA PRIORITAS 6 : Kawasan Permukiman Prioritas Saibi Samukop
• SKALA PRIORITAS 7 : Kawasan Permukiman Prioritas Km 37

LAPORAN AKHIR | II - 70
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

• SKALA PRIORITAS 8 : Kawasan Permukiman Prioritas Saumanganya


• SKALA PRIORITAS 9 : Kawasan Permukiman Prioritas Simalegi Betaet
• SKALA PRIORITAS 10 : Kawasan Permukiman Prioritas Pei-pei
• SKALA PRIORITAS 11 : Kawasan Permukiman Prioritas Silabu

Target pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan di masa yang akan datang
adalah sebagamana ditunjukan dalam tabel berikut.

A. Target Spasial
No KATA KUNCI Kebijakan Target
1 LAYAK Menyediakan permukiman dan  Sebagian besar Perumahan dan
infrastruktur perkotaan yang permukiman di Kabupaten Kepulauan
berkualitas Mentawai berada di lokasi yang layak
secara spasial
 Sebagian besar infrastruktur di
Kabupaten Kepulauan Mentawai
berada di lokasi yang layak secara
spasial
2 TERKENDALI Menata dan mengendalikan  Sebagian besar permukiman di
pembangunan permukiman dan Kabupaten Kepulauan Mentawai
infrastruktur perkotaan sesuai terbangun di kawasan yang sesuai
tata ruang dengan rencana tata ruang
4 BERKELANJUTAN Mewujudkan pembangunan  Sebagai besar kawasan permukiman
permukiman dan infrastruktur berada pada kawasan yang sesuai
perkotaan yang sesuai daya dengan daya dukung lingkungan
dukung lingkungan

B. Target Sektoral

No KATA KUNCI Kebijakan Target 2037


1 LAYAK Menyediakan permukiman dan
infrastruktur perkotaan yang
berkualitas
a. Rumah/Perumahan  85% Rumah tidak layak dapat
ditingkatkan kualitasnya

b. Air Minum  100% kawasan permukiman perkotaan


terlayani oleh jaringan air minum/air
bersih dan pendistribusiannya layak
c. Air Limbah  80% rumah tangga di kawasan
permukiman perkotaan terlayani oleh
sistem sanitasi yang baik
 80% lImbah non B3 (rumah tangga,
industri rumah tangga) terlayani sitem
sanitasi yang baik.
 100% Limbah B3 (bengkel, Rumah sakit,
Pom Bensin, industri besar, dan
sejenisnya) sudah terkelola dengan baik
d. Drainase  86% rumah tangga di kawasan
permukiman perkotaan dilayani oleh
jaringan drainase perkotaan

LAPORAN AKHIR | II - 71
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No KATA KUNCI Kebijakan Target 2037


e. Persampahan  100% tingkat pelayanan pengangkutan
sampah
 70 % sampah diangkut ke TPA
 30% sampah dikelola oleh masyarakat
melalui pola 3R

f. Jalan Lingkungan  95% kawasan permukiman perkotaan


terlayani oleh jaringan jalan

C. Target Non Teknis


No KATA KUNCI Kebijakan Target 2037
3PARTISIPATIF Melibatkan masyarakat dan swasta  Masyarakat yang terlibat dalam
dalam pembangunan dan pembangunan dan pemeliharaan
pemeliharaan permukiman dan infrastruktur meningkat
infrastruktur perkotaan  Swasta berperan dalam pengembangan
permukiman dan infrastruktur perkotaan
4BERKELANJUTAN Meningkatkan kapasitas  Meningkatkanya kapasitas kelembagaan
kelembagaan dan pembiayaan permukiman dan infrastruktur perkotaan
dalam pembangunan  Adanya alternatif sumber pembiayaan
permukiman dan infrastruktur permukiman dan infrastruktur perkotaan
perkotaan

Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Skala


Kabupaten

Berdasarkan pada target capaian kebijakan, terdapat gap yang harus dipenuhi dan menjadi
dasar perumusan kebutuhan untuk mengembangkan dan menangani permukiman dan
infrastruktur permukiman perkotaan skala Kabupaten tersebut. Adapun secara garis besar,
tardapat 3 (tiga) strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan secara umum berikut dengan kebutuhan pengembangannya, yaitu: (1)
mengendalikan perkembangan kawasan permukiman yang tidak terkendali di kawasan
pusat kota berikut dengan perbaikan kualitas lingkungan permukiman, (2) mendorong
perkembangan permukiman baru, dan (3) membatasi atau melarang perkembangan
permukiman di sekitar kawasan yang berfungsi lindung. Secara spasial strategi dan
kebutuhan penanganan dan pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan skala Kabupaten.

Tabel 2.3. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten


Kepulauan Mentawai

Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kabupaten


TUJUAN: “Menciptakan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang LAYAK, TERKENDALI,
PARTISIPATIF dan BERKELANJUTAN dalam mendorong perwujudan Kabupaten Kepulauan
Mentawai sebagai Destinasi Wisata Internasional”

LAPORAN AKHIR | II - 72
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Strategi Bagi Strategi Bagi Strategi Bagi


Kawasan Kawasan Kawasan
No KATA KUNCI Kebijakan Permukiman yang Permukiman yang Permukiman yang
DIDORONG DIKENDALIKAN DIBATASI
pengembangannya pengembangannya pengembangannya
1 LAYAK Menyediakan  Pembangunan  Peningkatan  Penataan
permukiman Permukiman Baru Kualitas Kawasan Kawasan
dan pada Kawasan Permukiman Permukiman yang
infrastruktur kosong.  Penataan ada
perkotaan yang  Pembangunan baru Kawasan  Peningkatan
berkualitas dan peningkatan Permukiman Kualitas Perkim
kualitas.  Peningkatan dan Infrastruktur
 Infrastruktur. Kualitas yang ada
 Peningkatan Infrastruktur.  Pengembangan
kualitas permukiman
permukiman pada berbasis mitigasi
kawasan yang bencana.
terbangun
 Penataan kawasan
permukiman yang
sudah ada
 Menggiring
investasi pada
kawasan yang
didorong
pengembangannya
2 TERKENDALI Menata dan  Pengembangan  Pengembangan  Pembatasan
mengendalikan permukiman permukiman Pengembangan
pembangunan sesuai arahan tata sesuai arahan tata Permukiman
permukiman ruang ruang  Relokasi kawasan
dan  Memberikan  Menerapkan permukiman liar
infrastruktur kemudahan kebijakan insentif  Relokasi kawasan
perkotaan perizinan disinsentif, permukiman
sesuai tata  Memberikan perizinan, dan rawan bencana
ruang insentif sanksi tinggi
 Penyusunan  Law Enforcement  Menerapkan
Regulasi dan yang lebih tegas kebijakan insentif
standar Kawasan disinsentif,
Permukiman perizinan, dan
 Pengawasan sanksi
penyelenggaraan  Law Enforcement
penataan ruang yang lebih tegas
3 PARTISIPATIF Melibatkan  Meningkatkan  Meningkatkan  Meningkatkan
masyarakat dan pemahaman dan pemahaman dan pemahaman dan
swasta dalam kesadaran kesadaran kesadaran
pembangunan masyarakat masyarakat masyarakat
dan tentang tata ruang tentang tata tentang tata
pemeliharaan  Mendorong ruang ruang
permukiman masyarakat dan  Melibatkan  Melibatkan
dan swasta untuk masyarakat untuk masyarakat untuk
infrastruktur mengembangkan mengendalikan membatasi
perkotaan kawasan pengembangan pengembangan
permukiman kawasan kawasan di
 Mendorong swasta permukiman kawasan lindung
untuk  Melibatkan swasta dan rawan
mengembangkan dalam bencana
infrastruktur mengendalikan
perkotaan dan memelihara

LAPORAN AKHIR | II - 73
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Strategi Bagi Strategi Bagi Strategi Bagi


Kawasan Kawasan Kawasan
No KATA KUNCI Kebijakan Permukiman yang Permukiman yang Permukiman yang
DIDORONG DIKENDALIKAN DIBATASI
pengembangannya pengembangannya pengembangannya
 Mendorong
masyarakat dan
swasta untuk
memelihara
kawasan
permukiman
4 BERKELANJUTAN Meningkatkan  Penguatan Sistem  Penguatan Sistem  Penguatan Sistem
kapasitas Informasi dan Data Informasi dan Informasi dan
kelembagaan Base Perencanaan Data Base Data Base
dan  Melakukan Perencanaan Perencanaan
pembiayaan pemetaan tupoksi  Melakukan  Melakukan
dalam SKPD dan pemetaan tupoksi pemetaan tupoksi
pembangunan membenahi SKPD dan SKPD dan
permukiman kelembagaan membenahi membenahi
dan pemerintah terkait kelembagaan kelembagaan
infrastruktur perkim pemerintah pemerintah
perkotaan  Meningkatkan terkait perkim terkait perkim
kapasitas SKPD  Meningkatkan  Meningkatkan
terkait kapasitas SKPD kapasitas SKPD
 Meningkatkan terkait dalam terkait dalam
kapsitas penanganan penanganan
masyarakat dalam pelanggaran tata pelanggaran tata
mengelola perkim ruang ruang
 Mencari alternatif  Meningkatkan  Meningkatkan
pembiayaan kapasitas kapsitas
masyarakat dalam masyarakat dalam
mengelola perkim mengelola perkim
 Mencari alternatif  Mencari alternatif
pembiayaan pembiayaan
Mewujudkan  Mengembangkan  Mengendalikan  Membatasi
pembangunan permukiman permukiman permukiman
permukiman sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan
dan daya dukung daya dukung daya dukung
infrastruktur lingkungan lingkungan lingkungan
perkotaan yang
sesuai daya
dukung
lingkungan
POSISI KAWASAN  Meendukung  Kawasan  Kawasan
PRIORITAS fungsi kawasan Permukiman di permukiman
diluar fungsi sempadan sungai yang berada
sebagai dan pantai pada kawasan
permukiman. pengendalian lindung, rawan
 Muara Siberut pembangunan bencana serta
(PKW) permukiman kawasan hutan
 Tua Pejat (PKW & yang ada di  pengendalian
Pusat dalamnya dan pembatasan
Pemerintahan)  Sikakap pembangunan
 Pei-Pei (Kawasan (Permukiman di permukiman
Wisata) Atas Air) yang ada di
 Silabu (Kawasan  Saumanganya dalamnya
Wisata) (Sempadan  Sikabaluan
Sungai dan (Rawan Abrasi)

LAPORAN AKHIR | II - 74
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Strategi Bagi Strategi Bagi Strategi Bagi


Kawasan Kawasan Kawasan
No KATA KUNCI Kebijakan Permukiman yang Permukiman yang Permukiman yang
DIDORONG DIKENDALIKAN DIBATASI
pengembangannya pengembangannya pengembangannya
Pantai)  Simalegi
 Sioban (Kawasan Suaka
(Permukiman Alam)
Atas Air)  KM 37 (Hutan
 Saibi (Sempadan Produksi)
Sungai dan
Pantai)

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017

LAPORAN AKHIR | II - 75
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 2.4. Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Kabupaten Kepulauan Mentawai Skala Kota

A. Strategi Spasial
Kondisi Eksisting
No KATA KUNCI Kebijakan Target Kebutuhan Penanganan Strategi
(Sumber Daya)
1 LAYAK Menyediakan  Pemukiman yang berada  Pembangunan Permukiman
permukiman dan pada kawasan rawan  Sebagian  Pengembangan Baru pada Kawasan kosong
infrastruktur bencana Tsunami, besar kawasan perumahan
perkotaan yang Perumahan dan permukiman di  Penataan kawasan
Banjir, dll
berkualitas dan kawasan yang layak permukiman yang sudah
 Permukiman pada tanah
permukiman secara lokasi (spasial) ada
yang rawan bencana
di
gempa dan longsor  Menggiring investasi pada
Kabupaten
 Permukiman pada kawasan yang didorong
Kepulauan
tofografi yang curam pengembangannya
Mentawai
berada di  Pengembangan kawasan
lokasi yang permukiman pada kawasan
layak secara potensial
spasial
 Sebagian
besar
infrastruktur
di
Kabupaten
Kepulauan
Mentawai
berada di
lokasi yang
layak secara
spasial
2 TERKENDALI Menata dan  Terdapat  Pengembangan
mengendalikan permukiman di  Sebagian  Pengendalian permukiman sesuai arahan
pembangunan besar pemanfaatan ruang

LAPORAN AKHIR | II - 76
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kondisi Eksisting
No KATA KUNCI Kebijakan Target Kebutuhan Penanganan Strategi
(Sumber Daya)
permukiman dan kawasan lindung permukiman Kabupaten Kepulauan tata ruang
infrastruktur  Terdapat di Mentawai  Memberikan kemudahan
perkotaan sesuai tata permukiman di Kabupaten perizinan bagi
ruang kawasan rawan Kepulauan  Penerapan aturan pengembangan
bencana Mentawai perizinan, insentif permukiman baru
terbangun di disinsentif, dan sanksi
 Kawasan  Memberikan insentif pada
permukiman lebih kawasan  Ketegasan Penerapan pengembangan
terkosentrasi di yang sesuai aturan permukiman di kawasan
kawasan pusat kota. dengan yang sesuai
 Kecenderungan rencana tata  Penyusunan Regulasi dan
terjadinya alih ruang standar Kawasan
fungsi lahan Permukiman
pertanian.  Pengawasan
 Telah mulai terjadi penyelenggaraan penataan
okupasi lahan hutan ruang
yang berlokasi pada  Menerapkan kebijakan
kemiringan > 40%. insentif disinsentif,
 Terdapat kawasan perizinan, dan sanksi
permukiman  Law Enforcement yang
terbangun di lebih tegas
sempadan Pantai  Pembatasan Pengembangan
 Terdapat kawasan Permukiman di kawasan
permukiman di lindung
sempadan Sungai  Relokasi kawasan
permukiman liar
 Relokasi kawasan
permukiman rawan
bencana tinggi
 Pengembalian fungsi
kawasan lindung
 Revitalisasi kawasan

LAPORAN AKHIR | II - 77
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kondisi Eksisting
No KATA KUNCI Kebijakan Target Kebutuhan Penanganan Strategi
(Sumber Daya)

 Pengendalian kawasan
permukiman pada kawasan
yang tidak sesuai
peruntukannya
 Menertibkan kawasan
permukiman yang berada di
kawasan yang melanggar
tata ruang
 Mengendalikan perubahan
fungsi kawasan sempadan
sungai, dan kawasan
lindung lainnya menjadi
permukiman
 Tidak memfasilitasi
kawasan permukiman yang
berada di kawasan lindung
4 BERKELANJUTAN Mewujudkan
pembangunan  Permukiman pada  Sebagai  Pengembangan  Mengembangkan
permukiman dan kawasan yang tidak besar permukiman pada permukiman sesuai
infrastruktur sesuai dengan daya kawasan kawasan yang layak dengan daya dukung
perkotaan yang dukung lingkungan permukiman untuk dikembangkan lingkungan
sesuai daya dukung seperti permukiman berada pada permukiman
pada tofografi kawasan  Mengendalikan
lingkungan permukiman sesuai
kawasan yang tinggi yang sesuai
dengan daya dengan daya dukung
dukung lingkungan
lingkungan  Membatasi permukiman
sesuai dengan daya
dukung lingkungan
 Menyediakan ruang bagi
kawasan RTH sesuai

LAPORAN AKHIR | II - 78
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kondisi Eksisting
No KATA KUNCI Kebijakan Target Kebutuhan Penanganan Strategi
(Sumber Daya)
dengan peraturan
perundang-undangan

B. Strategi Sektoral
Kondisi Eksiting (Sumber Kebutuhan
No KATA KUNCI Kebijakan Target 2037 Strategi
Daya) Penanganan
1 LAYAK Menyediakan  Membutuhkan  Pembangunan Baru
permukiman dan Pembangunan Baru Permukiman
infrastruktur dan Peningkatan  Peningkatan Kualitas
perkotaan yang Kualitas Permukiman Permukiman
berkualitas dan Infrastruktur  Pembangunan Baru
Perkotaan Infrastruktur
 Peningkatan Kualitas
Infrastruktur
a.  Terdapat Kawasan  85% Rumah tidak  Membutuhkan  Penyediaan hunian yang
Rumah/Perumahan Perumahan yang tidak layak dapat peningkatan kualitas layak dan terjangkau
layak huni ditingkatkan lingkungan  Peningkatan Kualitas
kualitasnya perumahan yang tidak rumah/perumahan yang tidak
layak huni layak huni
 Penyediaan hunian yang
layak bagi MBR
b. Air Minum  Tingkat Pelayanan 40%  100% kawasan  Mencari alternatif  Peningkatan kualitas
 Kemampuan permukiman lain sumber Infrastruktur Air Minum
Pengelola Air Minum perkotaan terlayani pembiayaan SPAM  Meningkatnya kualitas
PDAM masih terbatas oleh jaringan air  Mencari alternatif produksi air bersih sesuai
dalam pengembangan minum/air bersih sumber air baku dengan standar kualitas.
pelayanan air minum dan lainnya  Mengoptimalkan sistem
terhadap SPAM yang pendistribusiannya  Meningkatkan sarana dan prasarana air
ada di Kabupaten layak kapasitas produksi bersih
Kepulauan Mentawai.  Pembangunan dan

LAPORAN AKHIR | II - 79
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kondisi Eksiting (Sumber Kebutuhan


No KATA KUNCI Kebijakan Target 2037 Strategi
Daya) Penanganan
 Terbatasnya sumber rehabilitasi unit produksi
air dengan Baku Mutu  Pembangunan dan
Air Baku yang baik peningkatan jaringan
untuk dijadikan air transmisi dan distribusi
minum.  Menekan tingkat kebocoran
 Terjadinya dalam produksi sampai
penurunan kapasitas pendistribusian air bersih ke
produksi sumber air konsumen.
yang ada.  Penyediaan prasarana dan
 Sumber air yang ada sarana Zona Air Minum
sudah maksimal
pemanfaatannya
didaerah pelayanan
c. Air Limbah  Tingkat Pelayanan 5%  80% rumah tangga  Pembangunan baru  Mengembangkan
 Belum ada nya di kawasan dan peningkatan perencanaan pengelolaan air
saluran air limbah permukiman kualitas infrastruktur limbah dengan sistem
 Saluran air limbah perkotaan terlayani air limbah terpusat, terutama pada
rumah tangga oleh sistem sanitasi  Limbah B3 kawasan central business
sebahagian masih yang baik membutuhkan district (CBD)
menyatu dengan  80% lImbah non B3 pengelolaan  Meningkatkan akses
saluran drainase (rumah tangga, tersendiri (IPAL) pelayanan air limbah rumah
 Limbah bengkel dan industri rumah tangga melalui penyediaan
jasa cuci kendaraan tangga) terlayani sarana dan prasarana air
yang dibuang ke sitem sanitasi yang limbah
sungai/pantai di baik.  Meningkatkan kualitas
beberapa lokasi  100% Limbah B3 pelayanan pengolahan air
(bengkel, Rumah limbah sistem terpusat
sakit, Pom Bensin,  Meningkatkan akses
industri besar, dan masyarakat untuk memiliki
sejenisnya) sudah jamban keluarga dengan
terkelola dengan sistem tangki septic
baik  Melakukan pengelolaan
limbah B3 sesuai dengan

LAPORAN AKHIR | II - 80
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kondisi Eksiting (Sumber Kebutuhan


No KATA KUNCI Kebijakan Target 2037 Strategi
Daya) Penanganan
peraturan perundang-
undangan
 Menyiapkan dokumen
lingkungan seperti UKL, UPL,
dan Amdal bagi pelaku
usaha.
d. Drainase  Tingkat Pelayanan  85% rumah tangga  Membangun dan  Normalisasi Aliran Sungai
30% di kawasan Meningkatkan kualitas  Menyusun perencanaan
 Belum adanya master permukiman jaringan drainase drainase kota yang
plan drainase yang perkotaan dilayani  Mengendalikan terintegrasi dan
komprehensif oleh jaringan perkembangan komprehensif.
 Kurangnya perawatan drainase perkotaan kawasan permukiman  Meningkatkan prasarana
saluran drainase drainase lingkungan
 Terjadi penyempitan permukiman.
saluran akibat  Menyusun peraturan dan
tertutup sedimentasi kebijakan pengelolaan
sehingga drainase lingkungan
mengakibatkan  Pengurangan luas genangan
genangan dan banjir
 Terdapat kabel
Telkom dan Pipa
PDAM yang melintang
di penampang bawah
saluran, sehingga
menghambat aliran
drainase dan bahkan
ada yang menutup
saluran drainase.
 Sistem drainase yang
digunakan saat ini
sebahagian masih
tercampur dengan air
Iimbah, air limpasan

LAPORAN AKHIR | II - 81
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kondisi Eksiting (Sumber Kebutuhan


No KATA KUNCI Kebijakan Target 2037 Strategi
Daya) Penanganan
hujan, dan air tanah;
e. Persampahan  Tingkat Pelayanan  100% tingkat  Membangun TPA  Pembangunan Sarana dan
10%, pelayanan pelayanan dan TPS Prasarana Persampahan
Sampah pada pengangkutan  Membangun dan  Meningkatkan tingkat
Kabupaten masih sampah meningkatkan pelayanan persampahan
belum ada nya sistem  70 % sampah kualitas  Mengoptimalkan
pengelolaan sampah diangkut ke TPA infrastruktur di pemanfaatan prasarana
dan TPA  30% sampah lokasi TPA dan TPS dan sarana pengelolaan
 Pertumbuhan dikelola oleh  Meningkatkan persampahan
kawasan perumahan masyarakat melalui peranserta  Meningkatkan penyediaan
dan timbulan sampah pola 3R masyarakat dalam prasarana dan sarana
baru terus pengelolaan persampahan.
meningkat. sampah melalui  Menyiapkan peraturan
 Baru 0 % sampah pola 3R dan kebijakan
dapat dikelola oleh pengelolaan
masyarakat melalui persampahan.
pola 3R  Menyediakan ruang untuk
pengelolaan
persampahan bagi setiap
kawasan permukiman
f. Jalan Lingkungan  Tingkat Pelayanan  95% kawasan  Meningkatkan  Mengembangkan jaringan
75% permukiman kualitas jaringan baru prasarana jalan
 Pola jaringan jalan perkotaan jalan ke seluruh lingkungan
cenderung kosentrik terlayani oleh kawasan  Meningkatkan mutu
(memusat) sehingga jaringan jalan permukiman kualitas (kapasitas)
potensi terjadinya  Meningkatkan jaringan jalan
kepadatan pada ruas kualitas jaringan lingkungan.
jalan tertentu jalan lingkungan
terutama pada
daerah pusat kota
 Kontruksi Jalan Beton
dengan lebar Jalan
Lingkungan >2 m

LAPORAN AKHIR | II - 82
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kondisi Eksiting (Sumber Kebutuhan


No KATA KUNCI Kebijakan Target 2037 Strategi
Daya) Penanganan
 Belum seluruh jalan
lingkungan
dihotmix/dibeton

C. Strategi Non Teknis


Kondisi Eksisting (Sumber Kebutuhan
No KATA KUNCI Kebijakan Target Strategi
Daya) Penanganan
1 PARTISIPATIF Melibatkan  Masih rendahnya  Masyarakat yang  Meningkatkan  Meningkatkan pemahaman
masyarakat dan kesadaran dan peran terlibat dalam peranserta dan kesadaran masyarakat
swasta dalam serta masyarakat dalam pembangunan masyarakat dan tentang tata ruang
pembangunan dan pemeliharaan dan dan swasta  Mendorong masyarakat dan
pemeliharaan pengelolaan infrastruktur pemeliharaan  Meningkatkan swasta untuk
permukiman dan  Masih kurangnya infrastruktur peranserta mengembangkan kawasan
infrastruktur pemahaman masyarakat meningkat masyarakat dan permukiman
perkotaan tentang pemeliharaan dan  Swasta berperan swasta dalam  Mendorong masyarakat dan
pengelolaan infrastruktur. dalam pengelolaan swasta untuk memelihara
 Sosialisasi pengelolaan pengembangan limbah kawasan permukiman
permukiman dan permukiman dan  Meningkatkan  Meningkatkan partisipasi
infrastruktur belum infrastruktur sosialisasi masyarakat dalam
menjangkau seluruh perkotaan pengelolaan infrastruktur
lapisan masyarakat  Melibatkan pihak swasta
 Rendahnya partisipasi dan pelaku bisnis dalam
masyarakat dalam pelaksanaan program
pengumpulan, pemilahan pengelolaan dan
dan pengolahan sampah. pemeliharaan infrastruktur
 Meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk
menggunakan infrastruktur
secara bijak
 Menumbuhkan kelompok
masyarakat peduli

LAPORAN AKHIR | II - 83
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kondisi Eksisting (Sumber Kebutuhan


No KATA KUNCI Kebijakan Target Strategi
Daya) Penanganan
infrastruktur dengan
membantu pengadaan
prasarana dan sarana serta
memberikan insentif.
2 BERKELANJUTAN Meningkatkan kapasitas  Penanganan masalah  Meningkatkanya  Meningkatkan  Penguatan Sistem Informasi
kelembagaan dan permukiman dan kapasitas kapasitas dan Data Base Perencanaan
pembiayaan dalam infrastruktur masih kelembagaan kelembagaan’  Melakukan pemetaan
pembangunan belum terkoordinasi dan permukiman dan  Meningkatkan tupoksi SKPD dan
permukiman dan terintegrasi infrastruktur Kapasitas membenahi kelembagaan
infrastruktur  Masih terbatasnya perkotaan Kelembagaan pemerintah terkait perkim
perkotaan regulasi dan kurangnya  Adanya SPAM  Meningkatkan kapasitas
penegakan aturan alternatif  Pengelolaan air SKPD terkait dalam
terhadap pelanggaran sumber limbah dengan penanganan pelanggaran
dalam bidang pembiayaan sistem yang tata ruang
permukiman dan permukiman dan terintegrasi  Meningkatkan kapasitas
infrastruktur. infrastruktur  Meningkatkan masyarakat dalam
 Keterbatasan dana perkotaan kapasitas mengelola perkim dan
pemerintah Kabupaten kelembagaan infrastruktur
Kepulauan Mentawai pengelolaan air  Mencari alternatif
dalam membangun dan limbah pembiayaan
memelihara infrastruktur.  Penyusunan  Menyiapkan perencanaan
 Masih lemahnya Masterplan program dan kegiatan serta
manajemen pengelolaan Drainase pembiayaan pembangunan
infrastruktur karena infrastruktur dari sumber
belum adanya dokumen pendanaan di luar APBD
perencanaan pengelolaan  Meningkatkan kampanye
infrastruktur yang penggunaan, pemeliharaan,
komprehensif dan pengelolaan
infrastruktur secara
bijaksana melalui berbagai
media.
 Meningkatkan sinergi antara
pelaku pembangunan dalam

LAPORAN AKHIR | II - 84
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kondisi Eksisting (Sumber Kebutuhan


No KATA KUNCI Kebijakan Target Strategi
Daya) Penanganan
pengelolaan infrastruktur
 Pengembangan mekanisme
kerjasama masyarakat,
swasta, dan pemerintah
dalam pengadaan dan
pengelolaan permukiman
dan infrastruktur
permukiman perkotaan
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

LAPORAN AKHIR | II - 85
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Daftar Isi:

2.1. ARAHAN KEBIJAKAN DALAM REKAPITULASI RENCANA DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN
KEPULAUAN MENTAWAI ..........................................................................................................................1
2.2. ARAHAN KEBIJAKAN DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN (SPPIP) .......................................................................................................................... 70

Daftar Tabel:
Tabel 2.1. Kebijakan Terkait Pembangunan Permukiman Perkotaan Kabupaten
Kepulauan Mentawai ...............................................................................................................2
Tabel Rencana Skala Prioritas pembangunan SPAM ............................................................. 53
Tabel 2.2. Implikasi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman
Perkotaan di Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk Tiap Dokumen Kebijakan, Strategi, dan
Pembangunan Daerah ........................................................................................................... 60
Tabel 2.3. Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Kepulauan Mentawai .......................................................................................... 72
Tabel 2.4. Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur
Perkotaan Kabupaten Kepulauan Mentawai Skala Kota ....................................................... 76

LAPORAN AKHIR | II - 86
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 0


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

BAB 3
GAMBARAN UMUM
KAWASAN PERENCANAN
Pada bab ini berisikan di profil ringkas kondisi eksisting dan rencana pengembangan permukiman di
Kabupaten Kepulauan Mentawai dan gambaran umum kawasan prioritas

3.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI


3.1.1. Fisik Dasar
3.1.1.1 Letak Geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera


Barat dengan posisi geografis yang terletak diantara 0055’00’’ – 3021’00’’ Lintang Selatan
dan 98035’00’’ – 100032’00’’ Bujur Timur dengan luas wilayah tercatat 6.011,35 km2 dan
garis pantai sepanjang 1.402,66 km. Secara geografis, daratan Kabupaten Kepulauan
Mentawai ini terpisahkan dari Propinsi Sumatera Barat oleh laut, yaitu dengan batas :
Sebelah utara : Selat Siberut

Sebelah selatan : Samudera Hindia

Sebelah timur : Selat Mentawai

Sebelah Barat : Samudera Hindia.

Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri atas gugusan pulau-pulau yakni Siberut,Sipora,


Pagai Utara, Pagai Selatan dan 94 pulau kecil lainnya sesuai dengan UU RI no 27 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

LAPORAN AKHIR | III - 1


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 3. 1 Nama Kecamatan Luas Wilayah Per Kecamatan Dan Jumlah Desa

Luas Wilayah
Jumlah Luas
No Kecamatan Administrasi Terbangun
Desa (km2)
(Ha) % thd total (Ha) % Thd total
1 Pagai selatan 4 901,08 90.108 15 304 0,34
2 Sikakap 3 278,45 27.845 5 453 1,63
3 Pagai Utara 3 342,02 34.202 6 171 0,50
4 Sipora Selatan 7 268,47 26.847 4 478 1,78
5 Sipora Utara 6 383,08 38.308 6 424 1,11
6 Siberut Selatan 5 508,33 50.833 8 326 0,64
7 Siberut Barat 3 649,08 64.908 11 240 0,37
Daya
8 Siberut Tengah 3 739,87 73.987 12 142 0,19

9 Siberut Utara 6 816,11 81.611 14 414 0,51

10 Siberut Barat 3 1124,86 112.486 19 144 0,13


Jumlah 43 6.011,35 601.135 100 3.096 7,19
Sumber :Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka, 2018

Berdasarkan Diatas terlihat bahwa Kecamatan Siberut Barat memiliki luas wilayah paling
luas, yaitu sekitar 112.486 Ha atau sekitar 19 % dari total wilayah Kabupaten Kepulauan
Mentawai. Sementara itu kecamatan dengan luas paling kecil adalah Kecamatan Sipora
Selatan dengan luas sekitar 26.847 Ha atau 4 %

3.1.1.2 Topografi Kabupaten Kepulauan Mentawai


Secara topografi, keadaan geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai bervariasi antara
dataran, sungai, dan berbukit-bukit, dimana rata-rata ketinggian daerah seluruh ibukota
kecamatan dari permukaan laut (DPL) adalah 2 meter. Kabupaten Kepulauan Mentawai
beribukota di Tuapejat yang terletak di Kecamatan Sipora Utara dengan jarak tempuh ke
kota Padang sepanjang 153 km. Untuk mencapai ibukota Propinsi Sumatera Barat ini harus
ditempuh melalui jalan laut. Begitu pula halnya transportasi dari masing-masing ibukota
kecamatan ke kota Padang ataupun ke ibukota Kabupaten juga harus ditempuh melalui
jalur laut.

LAPORAN AKHIR | III - 2


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 1 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 3


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 2 Peta Topografi Kabupaten Kepulauan Mentawai

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 4


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.1.1.3. Iklim Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kepulauan Mentawai yang dikelilingi oleh Samudera Indonesia dan terletak di daerah
khatulistiwa yang mempunyai iklim dengan udara yang panas dan lembab dengan curah
hujan yang tinggi. Berdasarkan pola iklim yang ada di Indonesia, iklim Kabupaten
Kepulauan Mentawai dipengaruhi oleh fenomena global dipole mode yang menghasilkan
sirkulasi musim Mansoon dan konvergensi inter tropis (PMK-BMG,2008). Sirkulasi angin
bergerak ke arah Barat Laut–Tenggara menghsilkan musim penghujan (November-
Maret).Sirkulasi angin Tenggara–Barat akan menghasilkan musim kemarau yang berangsung
mulai Mei – Oktober.Kondisi iklim mempengaruh temperatur suhu permukiman laut yang
menyebabkan perairan Kepulauan Mentawai banyak didiami ikan – ikan pelagis besar.Dari
segi Transportasi,cuaca di Kepulauan Mentawai bisa menjadi tidak bersahabat jika timbul
angin dengan kecepatan besar yang menimbukan tinggi gelombang >2 meterada bulan
Agustus -Januari.Kondisi ini menyulitkan mobilitas transportasi laut, karena ketika kondisi
gelombang tinggi, akses transportasi untuk ke Kepulauan Mentawai menjadi
terhambat.Curah hujan di Kepulauan Mentawai berkisar antara 2.500 – 4.700 mm/tahun
dengan jumlah hari hujan antara 132-267 hari hujan per tahun. Sedangkan suhu berkisar
antara 220-320C dengan kelembaban antara 82-85%.Volume hujan tertinggi jatuh pada
bulan Desember, yaitu sebesar 535 mm dengan jumlah hari hujan mencapai
25 hari. Sementara itu volume hari hujan terendah ada pada bulan Mei, yaitu 218 mm
dengan hari hujan sebanyak 16 hari. Sebagai perbandingan, dari data curah hujan yang
dikumpulkan di MuaraSiberut,memperlihatkan curah hujan berkisar antara 2.500 – 4.200
mm/tahun dengan jumlah harihujan antara 145 – 225 hari hujan/tahun, sedangkan suhu
udara berkisar 180– 350 dansuhu maksimumnya 350 dengankelembaban 82–85%

3.1.1.4 Hidrologi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Hidrologi yang dimiliki oleh Pulau Sipora Berupa Sungai yang berupa DAS (Daerah Aliran
Sungai). Pulau Sipora memiliki sedikitnya 4 sungai besar yang tersebar di seluruh
Pulau Sipora diantaranya Sungai Saurenuk sebanjang 25 KM, Sungai Pogari
sepanjang 15 KM, Sungai Barimanua sepanjang 10 KM dan Sungai Betumonga sepanjang 10
KM. DAS merupakan suatu wilayah daratan yang menampung dan menyimpan air hujan
atau sumber-sumber air yang lain untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui satu
sungai utama. Curah hujan di Kepulauan Mentawai berkisar antara 2500 – 4700
mm/tahundengan jumlah hari hujan antara 132 – 267 hari hujan per tahun.Sedangkan suhu
berkisar antara 220-320C dengan kelembaban antara 82-85%. Volume hujan tertinggi jatuh

LAPORAN AKHIR | III - 5


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

pada bulan Desember, yaitu sebesar 535 mm dengan jumlah hari hujan mencapai 25
hari.Sementara itu volume hari hujan terendah ada pada bulan Mei, yaitu 218 mm dengan
hari hujan sebanyak 16 hari.

Tabel 3. 2 Nama Sungai, Daerah Yang Dilalui Dan Panjangnya

Daerah Yang Dilalui Panjang Sungai


No Nama Sungai
(Kecamatan) (Km)
I. Sungai Talopulai Pagai Selatan 12
Sungai Makalo Pagai Selatan 5
Sungai Malakopa Pagai Selatan -
Sungai Silabu Pagai Utara 8
Sungai Saumanganya’ Pagai Utara 10
Sungai Taikako Sikakap 15
Sungai Matobe Sikakap 16
II. Sungai Saureinu’ Sipora Selatan 25
Sungai Pogari Sipora Utara 12
Sungai Berimanua Sipora Utara 10
Sungai Betumonga Sipora Utara 15
III. Sungai Sagulubbek Siberut Barat Daya 19
Sungai Taileleu Siberut Barat Daya 16
Sungai Saibi Siberut Tengah 12
Sungai Siberut Siberut Selatan 20
IV. Sungai Sikabaluan Siberut Utara 38
Sungai Simaligi Siberut Barat 40
Sungai Simatalu Siberut Barat 25
Sungai Berisigep Siberut Barat 35
Sumber : Kepulauan Mentawai dalam angka 2018

3.1.1.5 Geologi Kabupaten Kepulauan Mentawai

Ditinjau dari segi litologis, pulau sipora dan pulau siberut mempunyai litoogi batu
lempungan dengan di beberapa tempat ada sisipan batu intrusive.Dari umur geologi dapat
diindikasikan sebagai wilayah yang berumur resen dan masih muda. Untuk pulau siberut
memiliki laju sedimentasi yang tinggi sehingga pulau ini juga merupakan pulau
sedimentasi, yang dipenuhi oleh lumpur, tanah liat bercampurkapur yang masih relatif
muda.

LAPORAN AKHIR | III - 6


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 3 Peta Geologi

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 7


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.1.1.6 Jenis Tanah Kabupaten Kepulauan Mentawai


Komposisi jenis tanah berkaitan dengan tingkat kesuburan suatu wilayah dan tingkat
kerentanan terhadap erosi. Beberapa jenis tanah yang ada di Kabupaten Kepulauan
Mentawai antara lain Aluvial, organosol, podsol, kambisol, maupun latosol. Jenis
tanah tersebut tersebar di seluruh Kabupaten Kepulauan Mentawai. Presentase sebaran
jenis tanah dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3. 3 Kondisi Jenis Tanah Kabupaten Kepulauan Mentawai

No Jenis Tanah Persentase (%)


1 Aluvial 21%
2 Kambisol 4%
3 Latosol 6%
4 Organoso 4%
5 Podsol 60%
6 Regosol 5%
Sumber : Kepulauan Mentawai dalam angka 2018

3.1.1.7 Sumber Daya Alam Kabupaten Kepulauan Mentawai


A. Sumber Daya Air Bersih Kabupaten Kepulauan Mentawai
Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Kepulauan Mentawai perlu diimbangi dengan adanya
fasilitas-fasilitas penunjang yang cukup baik.Salah satunya adalah penyedian air bersih
yang cukup, baik untuk perumahan maupun Kebutuhan lainnya.Untuk memenuhi
kebutuhan lingkungan masyarakat dalam melayani Kebutuhan air bersih di Kabupaten
Kepulauan Mentawai masih dikelola oleh UPT PAM Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Kepulauan Mentawai.

B. Sumber Daya Tambang Kabupaten Kepulauan Mentawai


Pertambangan yang diusahakan oleh penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam
rangka menunjang peningkatan perekonomian masyarakat adalah berupa pertambangan
non mineral.Diantara jenis pertambangan yang diusahakan adalah berupa pertambangan
galian pasir, batuan, dan kerikil.

3.1.1.8 Kebencanaan
Kepulauan Mentawai termasuk dalam kawasan potensi yang rawan bencana baik berupa
gempa bumi (tektonik), gelombang besar tsunami , Abrasi Pantai dan Banjir. Dari 43
Desa yang ada, 33 Desanya merupakan Desa Pesisir, yang pada kondisi saat ini Kawasan
pesisir merupakan Kawasan yang Rawan Bencana terhadap bahaya Tsunami.

LAPORAN AKHIR | III - 8


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 4 Peta Geologi

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 9


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 5 Peta rawan gempa bumi

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 10


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.1.1.9 Penggunaan Lahan

Penggunaanlahannya,secaraumum, wilayahKabupaten Kepulauan Mentawaidapat dibagi


menjadi 2 (dua) karakteristik penggunaan lahan, yaitu:
a. Kawasan Lindung yaitu sebagian besar Kawasan Hutan Lindung, Kawasan yang
memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya (Kawasan Resapan Air),
Kawasan Suaka Alam, Kawasan Perlindungan Setempat, Pelestarian Alam dan Cagar
Budaya, Kawasan Rawan Bencana dan Kawasan Perlindungan lainnya.

b. Kawasan Budidaya yaitu kawasan yang diperuntukkan untuk melakukan kegiatan baik
permukiman, usaha dan sebagainya. Terdiri dari KawasanPeruntukan Hutan Produksi
dan Kawasan Peruntukan Pertanian, Kawasan Peruntukan Perikanan, Kawasan
PeruntukanIndustri, Kawasan Pertambangan, Kawasan Peruntukan Pariwisata, Kawasan
Permukiman serta Kawasan Peruntukan lainnya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 3. 4 Guna lahan Kabupaten Kepulauan Mentawai

No Guna Lahan Luas (Ha)


1 Alang-alang 22.41
2 Hutan daun jarum 7.14
3 Hutan mangrove primer 8.263.99
4 Hutan mangrove sekunder 16.311.49
5 Hutan primer 179.757.05
6 Hutan rawa primer 54.97
7 Hutan sekunder 314.569.84
8 Hutan tanaman 4.138.15
9 Kampung 907.82
10 Padang rumput/Sabana 520.98
11 Perkebunan rakyat 54.999.21
12 Sawah beririgasi 25.71
13 Sawah pasang surut 830.92
14 Sawah tadah hujan 12.756.50
15 Semak/belukar 2.578.18
16 Sungai besar 315.53
17 Tanah rusak 41.96
18 Tanah terbuka sementara 952.10
19 Tegalan/ladang 4.081.04
Jumlah Total 601.135.00
Sumber: Sumber : Kepulauan Mentawai dalam angka 2018

LAPORAN AKHIR | III - 11


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 6 Peta Penggunaan Lahan

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 12


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 7 Peta sebaran kawasan llindung

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 13


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.1.2. Kependudukan
3.1.2.1 Jumlah dan kepadatan penduduk
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan
Mentawai, jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2017
tercatat sebanyak 85.295 jiwa dengan luas wilayah mencapai 601.135 ha
sehingga memiliki kepadatan penduduk14 jiwa/km2 . jumlah penduduk yang
paling padat terdapat pada Kecamatan Sikakap dengan kepadatan
penduduknya mencapai 35 jiwa/km2 dan paling rendah pada Kecamatan
Siberut Barat dengan kepadatan penduduknya 6.40 jiwa/km2.

Tabel 3. 5 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

Jumlah
Kepadatan
No Kecamatan Penduduk Luas (km2)
(Jiwa/km2)
(jiwa)
1. Pagai selatan 9.489 901.08 10.53
2. Sikakap 9.947 278.45 35.72
3. Pagai utara 5.684 342.02 16.62
4. Sipora Selatan 9.025 268.47 33.62
5. Sipora Utara 12.056 383.08 31.47
6. Siberut Selatan 9.689 508.33 19.06
7. Siberut Barat Daya 6.636 649.08 10.22
8. Siberut Tengah 6.696 739.87 9.05
9. Siberut Utara 8.871 816.11 10.87
10. Siberut Barat 7.202 1.124.86 6.40
JUMLAH 85.295 6.011.35 14.19
Sumber : Kepulauan Mentawai dalam Angka 2018

3.1.2.2 Perkembangan Penduduk


Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai terus meningkat semenjak
tahun 2014-2016, meskipun demikian secara umum proporsi jumlah
penduduk masing- masing kecamatan relatif tetap. Akan tetapi jumlah
penduduk dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami sedikit penurunan jumlah
penduduk. Dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 mengalami peningkatan
jumlah penduduk yang sangat tinggi. Pada tahun 2016 jumlah penduduk
tertinggi berada pada Kecamatan Sipora Utara dengan jumlah penduduk
sebesar 14.483 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah berada di
Kecamatan Pagai Utara dengan jumlah penduduk sebesar 5.612 jiwa

LAPORAN AKHIR | III - 14


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 3. 6 Perkembangan Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2012-2016


Tahun 2012 – 2016
2012 2013 2014 2015
No Kecamatan 2011 (jiwa)
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
1. Pagai Selatan 8.886 9.109 9.106 9.106 9.489
2. Sikakap 9.644 10.106 9.544 9.544 9.947
3. Pagai Utara 5.274 5.514 5.452 5.452 5.684
4. Pagai Selatan 8.561 9.006 8.653 8.653 9.025
5. Sipora Utara 9.205 9.180 11.579 11.579 12.056
6. Siberut Selatan 8.546 8.654 9.296 9.296 9.689
7. Siberut Barat Daya 6.141 6.088 6.368 6.368 6.636
8. Siberut Tengah 6.141 6.103 6.423 6.432 6.696
9. Siberut Utara 7.866 8.064 8.507 8.502 8.871
10. Siberut Barat 6.813 6.687 6.912 6.912 7.202
Sumber : Kepulauan Mentawai dalam angka 2018

Gambar3. 8 Grafik Perkembangn Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2012-2016

3.1.2.3 Komposisi Penduduk


Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2016 tercatat
sebanyak 86.981 jiwa dengan rincian sebanyak 45.210 jiwa penduduk berjenis
laki-laki dan sebanyak 41.71 jiwa berjenis kelamin perempuan

Tabel 3. 7 Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017 Berdasarkan Jenis
Kelamin

Penduduk (jiwa)
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Pagai selatan 4.885 4.410 9.295
2. Sikakap 4.888 4.518 9.406
3. Pagai utara 2.911 2.701 5.612
4. Sipora Selatan 4.514 4.201 8.715

LAPORAN AKHIR | III - 15


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Penduduk (jiwa)
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
5. Sipora Utara 7.526 6.957 14.483
6. Siberut Selatan 5.205 4.860 10.065
7. Siberut Barat Daya 3.428 3.146 6.574
8. Siberut Tengah 3.468 3.222 6.690
9. Siberut Utara 4.746 4.411 9.157
10. Siberut Barat 3.639 3.345 6.984
Sumber : Kepulauan Mentawai dalam angka 2018

Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai berdasarkan


kelompok umur dapat dilihat pada tabelberikut :

Tabel 3. 8 Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

Penduduk (jiwa)
No Kelompok Umur Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. 0–4 5.923 5.843 11.766
2. 5–9 5.640 5.356 10.996
3. 10 – 14 4.746 4.315 9.061
4. 15 – 19 3.835 3.598 7.433
5. 20 – 24 3.744 3.569 7.313
6. 25 – 29 3.672 3.456 7.128
7. 30 – 34 3.431 3.290 6.721
8. 35 – 39 3.116 2.838 5.954
Sumber : Kepulauan Mentawai dalam angka 2018

3.1.3. Kondisi Permukiman

Pengertian dasar permukiman dalam Undang-Undang No.1 tahun 2011 adalah


bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau
kawasan perdesaan. Menurut Koestoer (1995) batasan permukiman adalah
terkait erat dengan konsep lingkungan hidup dan penataan ruang.Permukiman
adalah area tanah yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukungperkehidupan dan
merupakan bagian dari lingkungan hidup di luar kawasaan lindung baik yang
berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan.

Secara geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai bervariasi antara dataran,


sungai, dan berbukit-bukit, dimana rata-rata ketinggian daerah seluruh
ibukota kecamatan dari permukaan laut (DPL) adalah 2 meter. Kabupaten
Kepulauan Mentawai beribukota di Tuapejat yang terletak di Kecamatan

LAPORAN AKHIR | III - 16


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Sipora Utara dengan jarak tempuh ke kota Padang sepanjang 153 km.
Untuk mencapai ibukota Propinsi Sumatera Barat ini harus ditempuh melalui
jalan laut. Begitu pula halnya transportasi dari masing-masing ibukota
kecamatan ke kota Padang ataupun ke ibukota Kabupaten juga harus
ditempuh melalui jalur laut.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2015 2035 di dalam


Rencana Pola ruang dijelaskan bahwa Kawasanpermukiman adalah
kawasan yang ditetapkan bagi Pengembangan permukiman penduduk.
Menurut kriterianya, kawasan permukiman adalah :

 Kawasan yang secarateknisdapatdigunakanuntukpermukiman yang


aman dari bahaya bencana alam maupun buatanmanusia, sehat
dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha.
 Kawasan yang apabila digunakan untuk permukiman
dapatmemberikan manfaat :
 Meningkatkan ketersediaan permukiman dan
mendayagunakan prasarana dan sarana permukiman
 Meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sector
dan sub sector serta kegiatan ekonomi sekitarnya
 Tidak mengganggu fungsi lindung,
 Tidak mengganggu upaya pelestarian SDA
 RencanaSistemPengelolaanKawasanPemukiman
 Meningkatkanpendapatanmasyarakat,
 Menyediakankesempatankerja,
 Meningkatkankesejahteraanmasyarakat
a. Peruntukan Permukiman Perdesaan
Untuk peruntukan permukiman perdesaan adalah lahan-lahan permukiman
yang masih bercirikan pertanian.Ada pun rencana peruntukan lahan
permukiman di arahkan pada dusun-dusun sebagai pusat permukiman yang
ada dan juga termasuk kawasan yang relokasi permukiman korban bencana
tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai.Seperti hal permukiman
perkotaan, rencana pengembangan permukiman perdesaan termasuknya lahan
untuk hunian, fasilitas umum dan sosial, serta kegiatan lainnya terkait dengan
kegiatan penduduk di permukiman. Ada pun luas permukiman perdesaan di
Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah 19.227,57 ha.

LAPORAN AKHIR | III - 17


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 9 Peta sebaran permukiman

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 18


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 10 Peta Sebaran Permukiman Kawasan Rawan Longsor

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 19


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 11 Peta Sebaran Permukiman Kawasan Pertanian

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 20


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 12 Peta sebaran kawasan sempadan sungai

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 21


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar3. 13 Peta sebaran permukiman kawasan rawan genangan

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP)


KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | III - 22


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Rencana pengembangan permukiman di Kabupaten Kepulauan Mentawai di


bagi menjadi 2 (dua) tahap, yaitu.

Tahun 2012
Pembangunan Hunian Tetap harus dilaksanakan secepatnya, yaitu
di lokasi sebagai berikut :

- 613 unit di Kecamatan Sipora Selatan


- 523 unit di Kecamatan Pagai Utara
- 936 unit di Kecamatan Pagai Selatan
Tahunrencana (2032) :
Rincian kebutuhan untuk tahun 2032 di Kabupaten Kepulauan
Mentawai adalah

- Kebutuhan unit rumah : 29,627 unit


- Kebutuhan lahan hunian : 1.481 Ha,
- Pulau Siberut : 732 Ha
- Pulau Sipora : 300 Ha
- Pulau Pagai Utara : 276 Ha
- Pulau Pagai Selatan : 173 Ha
-
b. Peruntukan Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman perkotaan adalah merupakan pusat pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan social dan kegiatan ekonomi perkotaan, jumlah
penduduk yang padat menduduki lahan yang retatif sempit dan dinamika
kehidupan yang retatif tinggi dan merupakan orientasi pergerakan penduduk
yang ada pada wilayah sekitarnya. Rencana permukiman perkotaan (urban)
termasuk didalamnya pengembangan lahan untuk perumahan/permukiman,
kegiatan perdagangan/jasa, industry dan fasilitas sosial yang terletak di kota
kabupaten maupun kota-kota kecamatan.

3.1.4. Kondisi Infrastruktur


3.1.4.1 Air minum
Pelayanan air bersih yang bersumber dari BPDAM (Badan Pengelolaan Daerah Air Minum)
Kabupaten Kepulauan Mentawai, baru menjangkau sebagian besar masyarakat di
Kecamatan Sipora Utara, Kecamatan Sipora Selatan dan Kecamatan Sikakap. Dari hasil

LAPORAN AKHIR | III - 23


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

survey lapangan, ketersediaan sarana air bersih masih sangat kurang terutama di Pulau
Siberut dimana sumber air tanahnya secara kuantitas kurang memadai sebagai air baku.
Untuk di Kabupaten Kepulauan Mentawai sebahagian masyarakat masih memanfaatkan
airtadah hujan terutama masyarakat yang berada di pesisir. Proyeksi kebutuhan air
dihitung sesuai dengan standar kebutuhan air minimal Departemen Kimpraswil (SK
Departemen PU No.387 Tahun 1987), yaitu:
Kebutuhan air bersih = 30 l/orang/hari
Kebutuhan untuk pelayanan umum (perkantoran, pendidikan, peribadatan
dan lain lain) Kebutuhan untuk komersial (perdagangan, jasa dan industri)
sebesar 10-20% dari total kebutuhan rumah tangga
Cadangan kebocoran dalam pendistribusian sebesar 15-25% dari total
kebutuhan air bersih

3.1.4.2 Air Limbah


Sistem pengolahan air limbah dibagi berdasarkan sumber air limbah tersebut berasal yaitu
air limbah industri dan air limbah non industri (domestik).

1. Air Limbah Domestik


Air limbah domestik umumnya berasal dari buangan kamar mandi dan
WC, dengan metode pembuangan terpusat maupun setempat.
Pembuangan air limbah setempat umumnya dilakukan secara individual
oleh masyarakat yang dapat berupa tangki dengan atau tanpa resapan
maupun cubluk.
Pembuangan air limbah terpusat umumnya dikelola oleh pemerintah
daerah setempat dengan Industri perpipaan yang dialirkan ke unit
instalasi pengolahan lumpur tinja.

2. Air Limbah Industri


Metode pengolahan air limbah industri dapat berupa :

Kolam Stabilisasi
Berupa bak terbuka yang cukup luas dengan dinding kolam dapat dari
tanah maupun pasangan batu, prinsip kerjanya adalah menguraikan zat
industri secara alamiah tanpa bantuan bahan kimia maupun tambahan
oksigen.

LAPORAN AKHIR | III - 24


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kolam Aerasi
Berupa bak terbuka dengan mendapat bantuan oksigen untuk
meningkatkan kandungan oksigen terlarut.Pada Industri ini pada
beberapa bagian terjadi endapan pada dasar kolam.

Parit Oksidasi
Pengolahan air limbah dengan bantuan aerator tidak secara kontinyu,
dilengkapi bak pengendap lumpur yang dapat dikembalikan bersama air
limbah yang masuk ataupun diendapkan dalam sludge drying bad.

Proses Lumpur Aktif (Activated Sludge)


Pengolahan air limbah yang dilengkapi saringan, penangkap pasir dan
bak pengendap. Sistem ini lebih rumit dan umumnya digunakan oleh
industri maju,bpengolahan dibantu dengan lumpur aktif dan aerator.

Trickling Filter
Pengolahan air limbah industri dengan bio filter, dengan pengolahan
secara biologis dengan bantuan filtermedia berupa benda kasa tahan
air (biasanya batu pecah) yangmempunyai rongga-rongga yang besar.

Pengolahan Air Limbah Industri


Pengolahan air limbah industri lebih tergantung jenis industri yang air
limbahnya akandiolah, namun secara garis besar dapat dibagi atas
pengolahan secara biologis dankimiawi.

3.1.4.3 Persampahan
Pengelolaan sampah di Kabupaten Kepulauan Mentawai dari sejak Kabupaten ini berdiri
hingga kini belum disusun oleh Pemerintah Daerah setempat.Belum ada peraturan
yang secara khusus mengatur mengenai persampahan, baik peraturan di tingkat
daerah terkait teknis pengelolaan, retribusi pelayanan persampahan, maupun mengenai
badan/instansi yang diberi kewenangan menyelenggarakan pengelolaan persampahan.Di
sisi lain dokumen rencana induk, dokumen perencanaan turunnya dan dokumen kebijakan
strategi khusus mengenai persampahan seperti Dokumen Masterplan Persampahan,
Strategi Sanitasi Kabupaten, dan seterusnya belum dimiliki oleh Pemda Kabupaten
Kepulauan Mentawai.
Dengan demikian kondisi pengelolaan sampah di Kabupaten Kepulauan Mentawai
berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, selama

LAPORAN AKHIR | III - 25


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan
lingkungan sehinggga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
masyarakat dan sampah telah menjadi permasalahan nasional. Pengelolaannya harus
dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan
manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, aman bagi lingkungan dan dapat
merubah perilaku masyarakat.

Sejalan dengan Undang-Undang tersebut Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang


Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
(KSNPSPP) juga mengamanatkan bahwa:

 Pengurangansampahsemaksimalmungkindimulaidarisumbernya;
 Peningkatanperanaktifmasyarakatumum, terutamamasyarakatsekitar TPS
dan TPA danswastasebagaimitrapengelolaan;
 Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas system pengelolaan
persampahan;
 Pengembangan dan pembangunan system pengelolaan persampahan yang
terpadu.

3.1.4.4 Drainase
Sistem drainase Kabupaten Kepulauan Mentawai diarahkan pada pengembangan sistem
drainase terpisah (separated system), dimana air kotor dan air hujan disalurkan melalui
saluran yang berbeda, dengan memanfaatkan saluran drainase alami dan buatan. Di tinjau
dari kondisi topografinya, wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai mempunyai topografi
yang bergelombang dan mempunyai tingkat kemiringan yang cukup tinggi dan bervariasi
pada tiap wilayah pembangunan dan adanya sungai-sungai yang mengalir akan
direncanakan sebagai daerah atau wilayah yang masih mempertimbangkan kelestarian
lingkungan hidup dengan mencadangkan daerah terbuka hijau bagi kepentingan kegiatan
kota.
Sistem drainase buatan diarahkan bagi kawasan-kawasan yang jauh dari aliran sungai
sebagai jaringan drainase alami dan bagi jaringan jalan utama, sementara sistem drainase
alami diarahkan sebagai jaringan drainase primer yang digunakan sebagai pengumpul
jaringan drainase buatan di tiap-tiap kampung, khususnya kawasan fungsional dan
permukiman.Dari jaringan primer, air hujan dan air kotor dialirkan ke sungai, laut maupun
danau.

LAPORAN AKHIR | III - 26


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Dengan sistem pembuangan terpisah air kotor yang merupakan hasil limbah rumah tangga
dapat diolah lebih dahulu sebelum akhir dibuang ke sungai atau danau.Bila telah diolah
terlebih dahulu maka air buangan tersebut diharapkan tidak mencemari air sungai atau
danau sebagai saluaran pembuangan akhirnya.Sama halnya dengan struktur jaringan air
bersih, struktur jaringan drainase ini dibagi atas jaringan primer dan sekunder.Jaringan
sekunder merupakan jaringan buangan dari rumah-rumah tangga ke jaringan primer yang
terpusat di tiap distrik dengan bentuk berupa drainase alami maupun buatan.Jaringan
drainase pada kawasan permukiman dapat dibuat dengan sistem tertutup, sedangkan pada
kawasan di sepanjang jalan utama dapat dibuat dengan sistem terbuka.

3.1.4.5 jaringan jalan dan jembatan


Berdasarkan data BPS Kabupaten kepulauan mentawai tahun 2016, panjang jalan di
Kabupaten Kepulauan Mentawai sekitar 828,70 Km. jika dilihat dari kondisi jalannya
tercatat 72,67 persen jalan masih dalam keadaan rusak berat, 17,27 persen rusak ringan
dan selebihnya dalam kondisi baik. Untuk memperlancar aksesibilitas melalui jalur
darat Dinas Pekerjaan Umum sedang mengupayakan pembangunan jalan Trans
Mentawai. Hingga tahun 2016 pencapaian pembangunan jalan Trans mentawai sudah cukup
baik. Untuk pulau siberut tercatat sudah 81,7 Km Jalan trans Mentawai dibangun. Trase-
trase jalan yang sudah dibangun meliputi Labuan Bajau – Sigapokna, Sigapokna –
Sirilanggai, Saliguma – Maileppet, Maileppet – Muara Siberut (Perkerasan Rabat beton K-
250).

3.2 KAWASAN PRIORITAS KABUPATEN KEPULAUAN


MENTAWAI

Di bawah ini akan dipaparkan terkait profil masing-masing kawasan prioritas baik terkait
kondisi eksisting, potensi dan permasalahannya. Selanjutnya diidentifikasi konsep
penanganan kawasan berdasarkan kondisi eksisting, potensi dan permasalahan masing-
masing kawasan.Konsep penanganan ini adalah indikasi awal dari strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan di masing-masing kawasan prioritas.

3.2.1. Kawasan Permukiman Prioritas 1: Kawasan Permukiman


Tuapejat Pendukung Kegiatan Pemerintahan Perdagangan Jasa,
dan Pariwisata

LAPORAN AKHIR | III - 27


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan

Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang


diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-kawasan
prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Diantara permasalahan
yang ada di kawasan ini adalah Kawasan kumuh, permasalahan banjir tahunan rob
diakibatkan pasang air laut naik, kondisi infrastruktur yang kurang baik dan kondisi
permukiman yang tidak teratur. Secara umum kawasan ini memiliki karakteristik yang
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 9 Karakteristik Kawasan Permukiman Tuapejat Pendukung Pemerintahan,


Perdagangan Jasa dan Pariwisata.

Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN  Luas Kawasan: 985 Ha
 Kawasan Permukiman tergolong kepadatan Rendah-Sedang.
CAKUPAN WILAYAH  Cakupan wilayah meliputi 3 Desa dan 13 Dusun: Tua Pejat
ADMINISTRATIF (Camp, Jati, Kampung, Tua Pejat,Karoniet, Turonia,
Mapadegat,), Sidomakmur (Bolelai,Sinabak,Makodoi) , Sipora
Jaya (Karang Anyar, Karya Bakti, Tunas Baru,)
TEMA PENANGANAN  Penanganan Kawasan Permukiman Pendukung Pemerintahan,
Perdagangan Jasa dan Pariwisata.
POTENSI KAWASAN  Pusat perdagangan dan jasa serta untuk Pulau Sipora dan
ditetapkan sebagai PKW dalam Struktur Ruang Nasional
 Merupakan Kawasan Pusat Pemerintahan untuk kabupaten
Kepulauan Mentawai.
 Kawasan Pariwisata
MASALAH KAWASAN  Pelanggaran Tata Ruang (Sempadan Pantai)
 Kawasan Rawan Banjir Rob.
 Permukiman Tidak Teratur pada kawasan Pusat (Sekitar Pasar)
 Jaringan Infrastruktur Terbatas
 Rawan Bencana Alam (Banjir, Gempa Bumi dan Tsunami)
 Abrasi Pantai dan Tumpukan Sampah pada kawasan Pantai.
 Drainase Tidak terawat dan tidak mampu menampung luapan air
hujan maupun menghambat masuknya air laut.
INDIKASI KEBUTUHAN  Pengendalian dan penertiban kawasan permukiman di Sempadan
PENANGANAN Pantai
 Peningkatan kualitas layanan infrastruktur permukiman
 Peningkatan kualitas drainase dan pembangunan Tanggul
Penahan Banjir ROB
 Penataan kawasan permukiman yang kurang baik dan tidak
teratur
 Pembangunan baru jaringan infrastruktur permukiman yang
belum tersedia.
 Pengolahan Sampah (Pengumpulan-pengangkutan- Pengolahan)
 Optimalisasi Jaringan Air Bersih yang tersedia dan
pengembangan jaringan air minum.
 Penataan dan pengembangan kawasan yang memiliki potensi
wisata.
KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih Sudah dilayani oleh jaringan PDAM , tetapi pelayanannya masih
belum optimal, sebagian masyarakat masih memanfaatkan Sumur
dan Air hujan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari (tingkat
pelayanan 45%)
Air Limbah Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah

LAPORAN AKHIR | III - 28


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

rumah tanggah bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang


langsung ke laut.
Persampahan Secara umum sampah masih diolah secara individual, untuk
pengangkutan dilakukan di kawasan ini, tetapi sampah masih
ditumpuk dan belum diolah.
Drainase Pada jalan utama drainase Sudah permanen, tetapi pada jalan
lingkungan masih terdapat drainase tanah tanah dengan persentase
drainase permanen sebesar 20 %.
Jalan lingkungan Sebagian besar kawasan permukiman sudah dapat diakses dengan
jalan lingkungan lebar >2 m dengan kondisi yang baik dengan tingkat
pelayanan 85 %
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR 1. Merupakan PKW dalam Struktur ruang dengan pelayanan
SKALA KABUPATEN Antar Kabupaten Hingga Provinsi, sehingga konsentrasi
pembangunan di pulau Sipora terpusat pada kawasan ini.
2. Merupakan Pengembangan kawasan permukiman perkotaan
dalam RPIJM.
3. Merupakan Prioritas dalam pengembangan air bersih
perpipaan.
4. Merupakan Kawasan Permukiman Perkotaan dalam RP3KP
5. Dukungan jaringan jalan dalam Masterplan jalan.
6. Dukungan air minum dalam RISPAM
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

LAPORAN AKHIR | III - 29


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Profil Kawasan Permukiman Tuapejat

LAPORAN AKHIR | III - 30


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 31


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Peta Permasalahan

LAPORAN AKHIR | III - 32


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 33


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Konsep Penanganan Kawasan


Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi
landasan bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan
kawasan dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana pola
ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap kawasan
prioritas Kawasan Permukiman Tuapejat adalah sebagai berikut

LAPORAN AKHIR | III - 34


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 35


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 36


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 37


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 38


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 39


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 40


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.2.2. Kawasan Permukiman Prioritas 2: Kawasan Permukiman


Sikakap Pendukung Kegiatan Perikanan Perdagangan dan Jasa
Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan

Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang


diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-kawasan
prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Diantara permasalahan
yang ada di kawasan ini adalah Kawasan kumuh, permasalahan banjir tahunan rob
diakibatkan pasang air laut naik, kondisi infrastruktur yang kurang baik dan kondisi
permukiman yang tidak teratur. Secara umum kawasan ini memiliki karakteristik yang
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 10 KarakteristikKawasan Permukiman Sikakap Pendukung Kegiatan Perikanan


Perdagangan dan Jasa

Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN  Luas Kawasan: 121 Ha
 Kawasan permukiman masih tergolong kategori kepadatan rendah.
CAKUPAN WILAYAH  6 desa yakni Desa Sikakap Barat, Desa Sikakap tengah, Desa
ADMINISTRATIF Sikakap Timur, Sebagian desa HVA, Desa Mabolak, dan Desa
Sibaibai
TEMA PENANGANAN  Penanganan Kawasan Permukiman Sikakap Pendukung Kegiatan
Perikanan, Perdagangan dan Jasa
POTENSI KAWASAN  Perikanan;
 perdagangan dan jasa serta ;
 pariwisata
MASALAH KAWASAN  Pelanggaran Tata Ruang (Sempadan Pantai)
 Kawasan Rawan Banjir Rob.
 Permukiman Tidak Teratur
 Jaringan Infrastruktur Terbatas
 Rawan Bencana Alam (Longsor, Gempa Bumi dan Tsunami)
INDIKASI KEBUTUHAN  Pengendalian dan penertiban kawasan permukiman di Sempadan
PENANGANAN Pantai
 Peningkatan kualitas layanan infrastruktur permukiman
 Peningkatan kualitas drainase dan pembangunan Tanggul Penahan
Banjir ROB
 Penataan kawasan permukiman yang kurang baik dan tidak teratur
 Pembangunan baru jaringan infrastruktur permukiman yang belum
tersedia.
KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih Sebagian besar sudah terlayani Air Bersih (50%) dengan PAM Sumber Air
Bersih Mabolak, dan Individual mencari sumber di daerah perbukitan
untuk daerah Desa Havea, Sikakap Barat, Tengah, dan Timur.
Air Limbah Sebagian telah memiliki jamban (25%), sedangkan limbah rumah tangga
bercampur dengan jaringan drainase. Tingkat pelayanan ar
limbah/jamban (25%)
Persampahan Sebagian sampah dibuang langsung ke Laut, ditimbun, atau dibakar (0%
pengelolaan persampahan) , untuk bak sampah TPS sudah ada namun
belum memiliki TPA sehingga banyak titik sampah yang berserakan
pada kawasan ini.
Drainase Ketersediaan saluran permanen 55% terletak pada jalan utama, kondisi
saluran drainase yang kotor dan berbau, kualitas konstruksi drainase
buruk, memerlukan Pengawasan dan pengendalian.

LAPORAN AKHIR | III - 41


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Aspek Penjelasan
Jalan lingkungan Sudah adanya perkerasan dengan aspal dan semenisasi (90%), tapi
dimensi jalan lingkungan masih tergolong kecil dengan rata-rata lebar
jalan lingkungan 2m.
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

LAPORAN AKHIR | III - 42


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Profil Kawasan Permukiman

LAPORAN AKHIR | III - 43


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 44


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Peta Permasalahan

LAPORAN AKHIR | III - 45


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Konsep Penanganan Kawasan


Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi
landasan bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan
kawasan dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana
pola ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap
kawasan prioritas Kawasan Permukiman Sikakap adalah sebagai berikut

LAPORAN AKHIR | III - 46


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 47


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.2.3. Kawasan Permukiman Prioritas 3: Kawasan Permukiman


Muara Siberut Pendukung Kawasan Budaya,Perdagangan
dan Jasa
Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan

Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang


diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-
kawasan prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Diantara
permasalahan yang ada di kawasan ini adalah Kawasan kumuh, permasalahan banjir
tahunan rob diakibatkan pasang air laut naik, kondisi infrastruktur yang kurang baik
dan kondisi permukiman yang tidak teratur. Secara umum kawasan ini memiliki
karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 11 Karakteristik Kawasan Permukiman Muara Siberut Pendukung Kawasan Budaya,


Perdagangan dan Jasa
Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN  Luas Kawasan: 210 Ha
 Kawasan permukiman masih tergolong kategori kepadatan
rendah.
CAKUPAN WILAYAH  Cakupan wilayah meliputi 3 Desa dan 9 Dusun: Desa Meilepet
ADMINISTRATIF (Batjoja, Batsimaonai Baga, Pasakiat, Siri Tengah), Desa Muara
Siberut (Badsusdut, Muara, Pegu, Puro 1), Desa Muntei (Puro 2)
TEMA PENANGANAN  Penanganan Kawasan Permukiman Muara Siberut Pendukung
Kawasan Budaya, Perdagangan dan Jasa
POTENSI KAWASAN  Pusat perdagangan dan jasa serta untuk Pulau Siberut dan
ditetapkan sebagai PKW dalam Struktur Ruang Nasional
 Budaya daerah sebagai keunikan lokal dan daya tarik wisata
 Pariwisata Alam dan Budaya
 Ditetapkan sebagai Kawasan KSPN Siberut
MASALAH KAWASAN  Pelanggaran Tata Ruang (Sempadan Pantai dan sempadan
sungai)
 Kawasan Rawan Banjir Rob.
 Permukiman Tidak Teratur pada kawasan Pusat (Sekitar Pasar)
 Jaringan Infrastruktur Terbatas
 Rawan Bencana Alam (Banjir, Gempa Bumi dan Tsunami)
 Abrasi Pantai dan Tumpukan Sampah pada kawasan Pantai.
 Drainase Tidak terawat dan tidak mampu menampung luapan
air hujan.
INDIKASI KEBUTUHAN  Pengendalian dan penertiban kawasan permukiman di
PENANGANAN Sempadan Pantai dan sungai
 Peningkatan kualitas layanan infrastruktur permukiman
 Peningkatan kualitas drainase dan pembangunan Tanggul
Penahan Banjir ROB
 Penataan kawasan permukiman yang kurang baik dan tidak
teratur
 Pembangunan baru jaringan infrastruktur permukiman yang
belum tersedia.
 Pengolahan Sampah (Pengumpulan-pengangkutan- Pengolahan)
 Optimalisasi Jaringan Air Bersih yang tersedia dan
pengembangan jaringan air minum.
 Penataan dan pengembangan kawasan yang memiliki potensi
wisata.

LAPORAN AKHIR | III - 48


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Aspek Penjelasan
KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih Sebagian besar sudah terlayani Air Bersih (50%) dengan Air Hujan,
Sumur, PDAM (Sumber : TEITEI SINABAK, UPT PAM MUARA SIBERUT),
Mata Air (Sumber: PURO 1, PAMSIMAS/APBN 2015 DIKELOLA OLEH
MASYARAKAT), Pada kawasan pusat (desa Muara Siberut) sudah
tersedia jaringan PDAM tetapi pelayananya belum optimal, sebagian
besar masyarakat memanfaatkan sumur serta perpipaan individual
untuk memenuhi kebutuhan air bersih (tingkat pelayanan 50%)

Air Limbah Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah
rumah tanggah bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang
langsung ke laut.

Persampahan Sampah masih diolah secara individual, sehingga pelayanan


pengangkutan sampah masih 0%

Drainase Pada jalan utama drainase Sudah permanen, tetapi pada jalan
lingkungan masih terdapat drainase tanah tanah dengan persentase
drainase permanen sebesar 70 %.

Jalan lingkungan Sebagian besar kawasan permukiman sudah dapat diakses dengan
jalan lingkungan lebar >2 m dengan kondisi yang baik dengan tingkat
pelayanan 80 %
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

LAPORAN AKHIR | III - 49


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Profil Kawasan Permukiman Muara Siberut

LAPORAN AKHIR | III - 50


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 51


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Peta Permasalahan

LAPORAN AKHIR | III - 52


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 53


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Konsep Penanganan Kawasan


Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi
landasan bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan
kawasan dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana pola
ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi strategi
pembangunan permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap kawasan
prioritas Kawasan Permukiman Muara Siberut adalah sebagai berikut

LAPORAN AKHIR | III - 54


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 55


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.2.4. Kawasan Permukiman Prioritas 4: Kawasan Permukiman


SiobanPendukung Aktivitas Kawasan Pendidikan,
Perdagangan dan Jasa
Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan

Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang


diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-
kawasan prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Diantara
permasalahan yang ada di kawasan ini adalah Kawasan kumuh, permasalahan banjir
tahunan rob diakibatkan pasang air laut naik, kondisi infrastruktur yang kurang baik
dan kondisi permukiman yang tidak teratur. Secara umum kawasan ini memiliki
karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 12 Karakteristik Kawasan PermukimanSioban Pendukung Aktivitas Kawasan


Pendidikan, Perdagangan dan Jasa
Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK  Luas Kawasan: 128 Ha
PERMUKIMAN  Kawasan Permukiman tergolong kepadatan Rendah-Sedang
CAKUPAN WILAYAH  Cakupan wilayah meliputi 6 Dusun : Mallabuet, Padarai,
ADMINISTRATIF Sioban Dalam, Takkuman, Tei-Tei Pabobokat, Tek-Tek Bukku
TEMA PENANGANAN  Penanganan Kawasan Permukiman Sioban pendukung aktivitas
kawasan pendidikan, perdagangan dan jasa
POTENSI KAWASAN  Kawasan Pariwisata dan Perdagangan Jasa dengan fungsi
sebagai PPK atau melayani Satu kecamatan atau Lebih.
 Pariwisata Alam dan Budaya
MASALAH KAWASAN  Pelanggaran Tata Ruang (Sempadan Pantai)
 Kawasan Rawan Banjir Rob.
 Jaringan Infrastruktur Terbatas
 Rawan Bencana Alam (Banjir, Gempa Bumi dan Tsunami)
 Abrasi Pantai dan Tumpukan Sampah pada kawasan Pantai.
 Drainase Tidak terawat dan tidak kontinue
 Permukiman di atas air yang menyebabkan pencemaran
lingkungan
 Tumpukan sampah dan sampah yang dibuang langsung kel
Laut.
INDIKASI KEBUTUHAN  Pengendalian dan penertiban kawasan permukiman di
PENANGANAN Sempadan Pantai
 Peningkatan kualitas layanan infrastruktur permukiman
 Peningkatan kualitas drainase dan pembangunan Tanggul
Penahan Banjir ROB
 Penataan kawasan permukiman yang kurang baik dan tidak
teratur
 Pembangunan baru jaringan infrastruktur permukiman yang
belum tersedia.
 Pengolahan Sampah (Pengumpulan-pengangkutan-
Pengolahan)
 Optimalisasi Jaringan Air Bersih yang tersedia dan
pengembangan jaringan air minum.
 Penataan dan pengembangan kawasan yang memiliki potensi
wisata.
 Optimalisasi Kolam-Kolam sebagai wadah aliran air untuk
drainase.

LAPORAN AKHIR | III - 56


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Aspek Penjelasan
KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih Sebagian besar sudah terlayani Air Bersih (50%) Air Pegunungan,
PAM sumber : , Air Laut, Air Sumur , 50 % dapat mengakses air
minum aman
50 % tidak dapat mengakses air minum aman, Dulu PAM Sudah
ada namun Kuantitas tidak baik sehingga sekarang tidak di
gunakan lagi khusus untuk (Dusun Mallabbaet) kalau musim
kemarau kekeringan , terdapat sumber mata air pergunungan
berjarak ±3 Km (Sumber mata Air MAPETRI) Pada kawasan sioban:
air yang digunakan untuk mencuci, mandi air tanah atau laut
dengan kualitas yang tidak baik , sehingga untuk konsumsi air
minum menggunakan air galon (sumber mata air pegunungan).
Masyarakat masih mengoptimalkan perpipaan individual dengan
memanfaatkan sumber air yang tersedia. Sedangkan jaringan
perpipaan dari PDAM masih belum mampu melayani kebutuhan
masyarakat, dimana tingkat pelayanan Air Minum 50%
Air Limbah Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah
rumah tanggah bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang
langsung ke laut.
Persampahan Sampah masih diolah secara individual, sehingga pelayanan
pengangkutan sampah masih 0%
Drainase Pada jalan utama drainase Sudah permanen dengan kondisi yang
tidak terawat sehingga tidak optimal dalam mengalirkan air
limpasan.
Jalan lingkungan Sebagian besar kawasan permukiman sudah dapat diakses dengan
jalan lingkungan lebar >2 m dengan kondisi yang baik dengan
tingkat pelayanan 90 %
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

LAPORAN AKHIR | III - 57


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Profil Kawasan Permukiman Sioban

LAPORAN AKHIR | III - 58


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 59


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Peta Permasalahan

LAPORAN AKHIR | III - 60


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Konsep Penanganan Kawasan


Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi
landasan bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan
kawasan dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana
pola ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap
kawasan prioritas Kawasan Permukiman Sioban adalah sebagai berikut

LAPORAN AKHIR | III - 61


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 62


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.2.5. Kawasan Permukiman Prioritas 5: Kawasan Permukiman


Muara SikabaluanPendukung Aktivitas Perdagangan dan Jasa
Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan

Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang


diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-
kawasan prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Diantara
permasalahan yang ada di kawasan ini adalah Kawasan kumuh, permasalahan banjir
tahunan rob diakibatkan pasang air laut naik, kondisi infrastruktur yang kurang baik
dan kondisi permukiman yang tidak teratur. Secara umum kawasan ini memiliki
karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 13 Karakteristik Kawasan PermukimanMuara Sikabaluan Sebagai Pendukung


Aktivitas Kawasan Perdagangan dan Jasa
Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN  Luas Kawasan: 457 Ha
 Kawasan Permukiman tergolong kepadatan Rendah-Sedang
CAKUPAN WILAYAH  Cakupan wilayah meliputi 4 Dusun: Muara, Nang-Nang, dan
ADMINISTRATIF Poka, dan Dusun Sirilanggai
TEMA PENANGANAN  Penanganan Kawasan Permukiman Pendukung Perdagangan Jasa
POTENSI KAWASAN  Kawasan perdagangan dan jasa untuk kawasan utara pulau
Siberut
 Pariwisata Alam dan Budaya
 Tingginya partisipasi masyarakat untuk mengatasi masalah banjir
MASALAH KAWASAN  Pelanggaran Tata Ruang (Sempadan Pantai)
 Kawasan Rawan Banjir Rob.
 Jaringan Infrastruktur Terbatas
 Rawan Bencana Alam (Banjir, Gempa Bumi dan Tsunami)
 Abrasi Pantai.
 Drainase Tidak terawat
 Kondisi Topografi kawasan yang datar dan terletak di Muara
Sungai sehingga permukiman menjadi rawan banjir
INDIKASI KEBUTUHAN  Peningkatan kualitas drainase dan pembangunan Tanggul
PENANGANAN Penahan Banjir ROB
 Penataan kawasan permukiman yang kurang baik dan tidak
teratur.
 Relokasi Permukiman yang tergenang
 Pembangunan baru jaringan infrastruktur permukiman yang
belum tersedia.
 Pengolahan Sampah (Pengumpulan-pengangkutan- Pengolahan)
 Optimalisasi Jaringan Air Bersih yang tersedia dan
pengembangan jaringan air minum.
 Penataan dan pengembangan kawasan yang memiliki potensi
wisata.
 Optimalisasi Kolam-Kolam sebagai wadah aliran air untuk
drainase.
 Pembangunan Shelter dan ruang evakuasi bencana
KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih sebagian besar masyarakat memanfaatkan sumur serta perpipaan
individual untuk memenuhi kebutuhan air bersih (tingkat pelayanan
40%)
Air Limbah Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah
rumah tanggah bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang

LAPORAN AKHIR | III - 63


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Aspek Penjelasan
langsung ke laut.
Persampahan Sampah masih diolah secara individual, sehingga pelayanan
pengangkutan sampah masih 0% walaupun sudah terdapat beberapa
bak penampungan sampah.
Drainase Pada jalan utama drainase Sudah permanen, tetapi pada jalan
lingkungan masih terdapat drainase tanah tanah dengan persentase
drainase permanen sebesar 80 %
Jalan lingkungan Sebagian besar kawasan permukiman sudah dapat diakses dengan
jalan lingkungan lebar >2 m dengan kondisi yang baik dengan tingkat
pelayanan 80 %
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

LAPORAN AKHIR | III - 64


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Profil Kawasan Permukiman Muara Sikabaluan

LAPORAN AKHIR | III - 65


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 66


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Permasalahan Kawasan Permukiman Muara Sikabaluan

LAPORAN AKHIR | III - 67


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Konsep Penanganan Kawasan


Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi
landasan bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan
kawasan dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana
pola ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap
kawasan prioritas Kawasan Permukiman Muara Sikabaluan adalah sebagai berikut

LAPORAN AKHIR | III - 68


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 69


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.2.6. Kawasan Permukiman Prioritas 6: Kawasan Permukiman


Saibi Samukop Pendukung Kawasan Pengembangan
Minapolitan
Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan

Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang


diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-
kawasan prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Secara
umum kawasan ini memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 14 Karakteristik Kawasan PermukimanSaibi Samukop Pendukung Kota Minapolitan

Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN  Luas Kawasan: 66 Ha
 Kawasan Permukiman tergolong kepadatan Rendah-Sedang
CAKUPAN WILAYAH  Cakupan wilayah meliputi 4 Dusun: Masggunei, Pangasaat, dan
ADMINISTRATIF Saibimuara, dan Dusun Simabolak
TEMA PENANGANAN  Penanganan Kawasan Permukiman Pendukung Kota Minapolitan
POTENSI KAWASAN  Kawasan Minapolitan untuk kawasan Tengah pulau Siberut
 Kawasan Saibi Samukop diprioritaskan untuk mendukung
perikanan berkelanjutan
 Kawasan Konservasi Laut Daerah.
 Kawasan Perlindungan setempat untuk Kabupaten Mentawai
MASALAH KAWASAN  Kawasan permukiman tergolong kumuh
 Masih belum tersedianya jaringan air bersih yang layak
 Jaringan Infrastruktur Terbatas
 Rawan Bencana Alam (Banjir, Gempa Bumi dan Tsunami)
 Belum adanya pengolaan persampahan yang baik sehingga masih
terdapat tumpukan dan sampah yang berserakan
 Belum terlayani jaringan sanitasi limbah yang baik
 Infratruktur yang rusak yang terutama jalan
 Pemukiman tergolomg padat pada daerah sempadan pantai
 Dominan pemukiman belum menggunakan septic tank
INDIKASI KEBUTUHAN  Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
PENANGANAN  Perbaikan lingkungan permukiman
 Pembangunan dan peningkatan jaringan infrastrktur pada
kawasan permukiman Saibi Samukop
 Pembangunan Shelter dan ruang evakuasi bencana
 Pembangunan TPS dan TPA, serta perbaikan sistem pengelolaan
persampahan
 Pembangunan IPLT atau IPAL pada kawasan rawan sanitasi
limbah.
 Perbaikan infrastruktur jaringan jalan.
 Pembangunan jaringan perpipaan dan Instalasi Air Bersih/Air
Minum, sistem penampungan air hujan (PAH)
 Pemukiman Tidak Terencana Berada pada kawasan sempadan
Sungai, Hutan, dan pantai
KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih sebagian besar masyarakat memanfaatkan sumur serta perpipaan
individual untuk memenuhi kebutuhan air bersih (tingkat pelayanan
40%)
Air Limbah Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah
rumah tanggah bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang
langsung ke laut. (Tingkat Pelayanan 0%)
Persampahan Sampah masih diolah secara individual, sehingga pelayanan

LAPORAN AKHIR | III - 70


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Aspek Penjelasan
pengangkutan sampah masih 0% walaupun sudah terdapat beberapa
bak penampungan sampah.
Drainase Pada jalan utama drainase Sudah permanen, tetapi pada jalan
lingkungan masih terdapat drainase tanah tanah dengan persentase
drainase permanen sebesar 20 %
Jalan lingkungan Sebagian besar kawasan permukiman sudah dapat diakses dengan
jalan lingkungan lebar >2 m dengan kondisi yang baik dengan tingkat
pelayanan 70 %
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

Profil Kawasan Permukiman Saibi Samukop

Profil Kawasan Saibi Samukop

LAPORAN AKHIR | III - 71


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Konsep Penanganan Kawasan


Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi
landasan bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan
kawasan dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana
pola ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap
kawasan prioritas Kawasan Permukiman Saibi Samukopadalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR | III - 72


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 73


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.2.7. Kawasan Permukiman Prioritas 7: Kawasan Permukiman


KM37 Pendukung Kota Agropolitan
Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan
Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang
diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-
kawasan prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Secara
umum kawasan ini memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 15 Karakteristik Kawasan PermukimanSaibi Samukop Pendukung Kota Minapolitan


Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN  Luas Kawasan: 217 Ha
 Kawasan Permukiman tergolong kepadatan Rendah-Sedang
CAKUPAN WILAYAH  Cakupan wilayah meliputi 1Dusun: KM 37
ADMINISTRATIF
TEMA PENANGANAN  Penanganan Kawasan Permukiman KM37Pendukung Kota
Agropolitan
POTENSI KAWASAN  Potensi Kawasan Agropolitan
 pusat industry pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang
ramah lingkungan
 Kawasan Permukiman Baru Relokasi dari Kawasan Perkotaan
Bulasat.
 Pola Sebaran Pemukiman Linear mengikuti Jalan
 Jaringan Jalan Kontruksi Beton
 Sudah ada nya sumber air baku (Air Minum)
MASALAH KAWASAN  Jaringan Infrastruktur Terbatas
 Rawan Bencana Alam (Banjir, Longsor, Gempa Bumi)
 Kualitas Lingkungan Rendah
 Masalah minimnya RTH
 Belum adanya pengolaan persampahan yang baik sehingga masih
terdapat tumpukan dan sampah yang berserakan
 Belum adanya pengelolaan air limbah yang baik
 Pemukiman Tidak Terencana Berada pada kawasan sempadan
Sungai, Hutan, dan pantai
INDIKASI KEBUTUHAN  Perbaikan infrastruktur jaringan jalan
PENANGANAN  Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
 Pembangunan dan peningkatan kualitas layanan infrastruktur
permukiman
 Peningkatan kualitas perumahan
 Pengendalian Pengembangan Pemukiman yang baru
 Pembatasan pengembangan kawasan permukiman agar tidak
terjadi konversi lahan
 Pembangunan baru jaringan infrastruktur permukiman yang
belum tersedia.
 Pengolahan Sampah (Pengumpulan-pengangkutan-Pengolahan)
 Optimalisasi Jaringan Air Bersih yang tersedia dan
pengembangan jaringan air minum.
 Pembangunan IPLT atau IPAL pada kawasan rawan sanitasi
limbah.
 Perbaikan infrastruktur jaringan jalan.
KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih sebagian besar masyarakat memanfaatkan sumur serta perpipaan
individual untuk memenuhi kebutuhan air bersih (tingkat pelayanan
80%)
Air Limbah Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah

LAPORAN AKHIR | III - 74


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Aspek Penjelasan
rumah tanggah bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang
langsung ke laut. (Tingkat Pelayanan 0%)
Persampahan Sampah masih diolah secara individual, sehingga pelayanan
pengangkutan sampah masih 0% walaupun sudah terdapat beberapa
bak penampungan sampah.
Drainase Pada jalan utama drainase Sudah permanen, tetapi pada jalan
lingkungan masih terdapat drainase tanah tanah dengan persentase
drainase permanen sebesar 20 %
Jalan lingkungan Sebagian besar kawasan permukiman sudah dapat diakses dengan
jalan lingkungan lebar >2 m dengan kondisi yang baik dengan tingkat
pelayanan 50 %
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

Profil Kawasan Permukiman Km 37

Profil Kawasan Permukiman Km 37

LAPORAN AKHIR | III - 75


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Konsep Penanganan Kawasan


Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi
landasan bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan
kawasan dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana
pola ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap
kawasan prioritas Kawasan Permukiman KM37 adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR | III - 76


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 77


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.2.8. Kawasan Permukiman Prioritas 8: Kawasan Permukiman


Saumanganya Pendukung Kawasan Agropolitan

Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan


Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang
diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-
kawasan prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Secara
umum kawasan ini memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 16 Karakteristik Kawasan PermukimanSaumangaya Pendukung Kawasan Agroplitan


Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN  Luas Kawasan: 157 Ha
 Kawasan Permukiman tergolong kepadatan Rendah-Sedang
CAKUPAN WILAYAH  Cakupan wilayah meliputi 5Dusun: Biubiu, ,Mapaddat dan
ADMINISTRATIF Saumanganya Barat, Saumanganya Tengah, dan Saumanganya
Timur
TEMA PENANGANAN  Penanganan Kawasan Permukiman Saumanganya Pendukung Kota
Kawasan Agropolitan
POTENSI KAWASAN  Potensi Kawasan Agropolitan
MASALAH KAWASAN  Kawasan permukiman tergolong kumuh
 Belum tersedianya jaringan air bersih
 Belum Tersedianya Pengelolaan Persampahan yang baik, masih
banyak terdapat sampah yang serakan.
 Pemukiman cenderung kumuh
 Infrastruktur pemukiman yang terbatas
 Kualitas Lingkungan Rendah
 Masalah minimnya RTH
 Belum adanya pengelolaan air limbah yang baik
 Pemukiman Tidak Terencana Berada pada kawasan sempadan
Sungai, Hutan, dan pantai
INDIKASI KEBUTUHAN  Perbaikan infrastruktur jaringan jalan
PENANGANAN  Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
 Pembangunan dan peningkatan kualitas layanan infrastruktur
permukiman
 Peningkatan kualitas perumahan
 Pengolahan Sampah (Pengumpulan-pengangkutan-Pengolahan)
 Optimalisasi Jaringan Air Bersih yang tersedia dan
pengembangan jaringan air minum.
 Pembangunan IPLT atau IPAL pada kawasan rawan sanitasi
limbah.
 Perbaikan infrastruktur jaringan jalan.
KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih sebagian besar masyarakat memanfaatkan sumur serta perpipaan
individual untuk memenuhi kebutuhan air bersih (tingkat pelayanan
50%)
Air Limbah Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah
rumah tanggah bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang
langsung ke laut. (Tingkat Pelayanan 0%)
Persampahan Sampah masih diolah secara individual, sehingga pelayanan
pengangkutan sampah masih 0% walaupun sudah terdapat beberapa
bak penampungan sampah.
Drainase Pada jalan utama drainase Sudah permanen, tetapi pada jalan
lingkungan masih terdapat drainase tanah tanah dengan persentase

LAPORAN AKHIR | III - 78


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Aspek Penjelasan
drainase permanen sebesar 20 %
Jalan lingkungan Sebagian besar kawasan permukiman sudah dapat diakses dengan
jalan lingkungan lebar >2 m dengan kondisi yang baik dengan tingkat
pelayanan 80 %
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

Profil Kawasan Permukiman Saumanganya

Profil Kawasan Permukiman Saumangaya

Konsep Penanganan Kawasan


Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi
landasan bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan
kawasan dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana
pola ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap
kawasan prioritas Kawasan Permukiman Saumangaya adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR | III - 79


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 80


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.2.9. Kawasan Permukiman Prioritas 9: Kawasan Permukiman


Simalegi Bataet Pendukung Kota Konservasi dan Budaya

Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan


Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang
diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-
kawasan prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Secara
umum kawasan ini memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 17 Karakteristik Kawasan PermukimanSimalegi Bataet Pendukung Kota Konservasi


dan Budaya
Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN  Luas Kawasan: 41 Ha
 Kawasan Permukiman tergolong kepadatan Rendah-Sedang
CAKUPAN WILAYAH  Cakupan wilayah meliputi 2Dusun: Betaet Selatan dan Betaet
ADMINISTRATIF Utara
TEMA PENANGANAN  Penanganan Kawasan Permukiman Pendukung Konservasi dan
Budaya
POTENSI KAWASAN  Kawasan Konservasi dan Budaya
MASALAH KAWASAN  Kawasan permukiman tergolong kumuh
 Belum tersedianya jaringan air bersih
 Belum Tersedianya Pengelolaan Persampahan yang baik, masih
banyak terdapat sampah yang serakan.
 Pemukiman cenderung kumuh
 Infrastruktur pemukiman yang terbatas
 Kualitas Lingkungan Rendah
 Masalah minimnya RTH
 Belum adanya pengelolaan air limbah yang baik
 Pemukiman Tidak Terencana Berada pada kawasan sempadan
Sungai, Hutan, dan pantai
INDIKASI KEBUTUHAN  Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
PENANGANAN  Pembangunan dan peningkatan kualitas layanan infrastruktur
permukiman
 Peningkatan kualitas perumahan
 Pengolahan Sampah (Pengumpulan-pengangkutan-Pengolahan)
 Optimalisasi Jaringan Air Bersih yang tersedia dan
pengembangan jaringan air minum.
 Pembangunan IPLT atau IPAL pada kawasan rawan sanitasi
limbah.
 Perbaikan infrastruktur jaringan jalan.
KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih sebagian besar masyarakat memanfaatkan sumur serta perpipaan
individual untuk memenuhi kebutuhan air bersih (tingkat pelayanan
0%)
Air Limbah Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah
rumah tanggah bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang
langsung ke laut. (tigkat pelayanan 0%)
Persampahan Sampah masih diolah secara individual, sehingga pelayanan
pengangkutan sampah masih 0% walaupun sudah terdapat beberapa
bak penampungan sampah.
Drainase Pada jalan utama drainase Sudah permanen, tetapi pada jalan
lingkungan masih terdapat drainase tanah tanah dengan persentase
drainase permanen sebesar 20 %

LAPORAN AKHIR | III - 81


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Aspek Penjelasan
Jalan lingkungan Sebagian besar kawasan permukiman sudah dapat diakses dengan
jalan lingkungan lebar >2 m dengan kondisi yang baik dengan tingkat
pelayanan 20 %
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

Profil Kawasan Permukiman Simalegi Bataet

Profil Kawasan Permukiman Simalegi Bataet

LAPORAN AKHIR | III - 82


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Konsep Penanganan Kawasan


Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi
landasan bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan
kawasan dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana
pola ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap
kawasan prioritas Kawasan Permukiman Simalegi Bataet adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR | III - 83


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 84


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.2.10. Kawasan Permukiman Prioritas 10: Kawasan Permukiman


Pei-pei Pendukung Kota Bahari
Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan
Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang
diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-
kawasan prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Secara
umum kawasan ini memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 18 Karakteristik Kawasan PermukimanPei-pei Pendukung Kota Bahari


Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN  Luas Kawasan: 18 Ha
 Kawasan Permukiman tergolong kepadatan Rendah-Sedang
CAKUPAN WILAYAH  Cakupan wilayah meliputi 3Dusun: Makoddai, pei-pei dan
ADMINISTRATIF Simunai
TEMA PENANGANAN  Penanganan Kawasan Permukiman Pendukung Kota Bahari
POTENSI KAWASAN  Kawasan Bahari
MASALAH KAWASAN  Kawasan permukiman tergolong kumuh
 Belum tersedianya jaringan air bersih
 Belum Tersedianya Pengelolaan Persampahan yang baik, masih
banyak terdapat sampah yang serakan.
 Pemukiman cenderung kumuh
 Infrastruktur pemukiman yang terbatas
 Kualitas Lingkungan Rendah
 Masalah minimnya RTH
 Belum adanya pengelolaan air limbah yang baik
 Pemukiman Tidak Terencana Berada pada kawasan sempadan
Sungai, Hutan, dan pantai
INDIKASI KEBUTUHAN  Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
PENANGANAN  Pembangunan dan peningkatan kualitas layanan infrastruktur
permukiman
 Peningkatan kualitas perumahan
 Pengolahan Sampah (Pengumpulan-pengangkutan-Pengolahan)
 Optimalisasi Jaringan Air Bersih yang tersedia dan
pengembangan jaringan air minum.
 Pembangunan IPLT atau IPAL pada kawasan rawan sanitasi
limbah.
 Perbaikan infrastruktur jaringan jalan.
KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih sebagian besar masyarakat memanfaatkan sumur serta perpipaan
individual untuk memenuhi kebutuhan air bersih (tingkat pelayanan
50%)
Air Limbah Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah
rumah tanggah bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang
langsung ke laut (tingkat pelayanan 0%)
Persampahan Sampah masih diolah secara individual, sehingga pelayanan
pengangkutan sampah masih 0% walaupun sudah terdapat beberapa
bak penampungan sampah.
Drainase Pada jalan utama drainase Sudah permanen, tetapi pada jalan
lingkungan masih terdapat drainase tanah tanah dengan persentase
drainase permanen sebesar 20 %
Jalan lingkungan Sebagian besar kawasan permukiman sudah dapat diakses dengan
jalan lingkungan lebar >2 m dengan kondisi yang baik dengan tingkat
pelayanan 80 %
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

LAPORAN AKHIR | III - 85


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Profil Kawasan Permukiman Pei-pei

Profil Kawasan Permukiman Pei-pei

LAPORAN AKHIR | III - 86


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Konsep Penanganan Kawasan


Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi
landasan bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan
kawasan dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana
pola ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap
kawasan prioritas Kawasan Permukiman Pei-pei adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR | III - 87


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 88


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.2.11. Kawasan Permukiman Prioritas 11: Kawasan Permukiman


Silabu Pendukung Kota Pariwisata
Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan
Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang
diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-
kawasan prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Secara
umum kawasan ini memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 19 Karakteristik Kawasan PermukimanSilabu Pendukung Kota Pariwisata


Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN  Luas Kawasan: 567 Ha
 Kawasan Permukiman tergolong kepadatan Rendah-Sedang
CAKUPAN WILAYAH  Cakupan wilayah meliputi 6Dusun: batumoga Timur, batumoga
ADMINISTRATIF barat, batumonga tiri, silabu barat, silabu selatan dan silabu
utara
TEMA PENANGANAN  Kawasan Pendukung Kota Pariwisata
POTENSI KAWASAN  Kota Pariwisata
MASALAH KAWASAN  Kawasan permukiman tergolong kumuh
 Belum tersedianya jaringan air bersih
 Belum Tersedianya Pengelolaan Persampahan yang baik, masih
banyak terdapat sampah yang serakan.
 Pemukiman cenderung kumuh
 Infrastruktur pemukiman yang terbatas
 Kualitas Lingkungan Rendah
 Masalah minimnya RTH
 Belum adanya pengelolaan air limbah yang baik
 Pemukiman Tidak Terencana Berada pada kawasan sempadan
Sungai, Hutan, dan pantai
INDIKASI KEBUTUHAN  Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh
PENANGANAN  Pembangunan dan peningkatan kualitas layanan infrastruktur
permukiman
 Peningkatan kualitas perumahan
 Pengolahan Sampah (Pengumpulan-pengangkutan-Pengolahan)
 Optimalisasi Jaringan Air Bersih yang tersedia dan
pengembangan jaringan air minum.
 Pembangunan IPLT atau IPAL pada kawasan rawan sanitasi
limbah.
 Perbaikan infrastruktur jaringan jalan.
KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih sebagian besar masyarakat memanfaatkan sumur serta perpipaan
individual untuk memenuhi kebutuhan air bersih (tingkat pelayanan
0%)
Air Limbah Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah
rumah tanggah bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang
langsung ke laut. (tingkat pelayanan 0%)
Persampahan Sampah masih diolah secara individual, sehingga pelayanan
pengangkutan sampah masih 0% walaupun sudah terdapat beberapa
bak penampungan sampah.
Drainase drainase tanah, tanah dengan persentase drainase permanen sebesar
0%
Jalan lingkungan Sebagian besar kawasan permukiman sudah dapat diakses dengan
jalan lingkungan lebar >2 m dengan kondisi yang baik dengan tingkat
pelayanan 50 %
Sumber: Dokumen SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

LAPORAN AKHIR | III - 89


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Profil Kawasan Permukiman Silabu

Profil Kawasan Permukiman Silab

Konsep Penanganan Kawasan

LAPORAN AKHIR | III - 90


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi
landasan bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan
kawasan dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana
pola ruang di kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi
strategi pembangunan permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap
kawasan prioritas Kawasan Permukiman Silabu adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR | III - 91


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | III - 92


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

DAFTAR ISI

3.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI .............................................. 1


3.1.1. Fisik Dasar ............................................................................................................... 1
3.1.1.1 Letak Geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai ...................................................... 1

3.1.1.2 Topografi Kabupaten Kepulauan Mentawai ............................................................... 2

3.1.1.3. Iklim Kabupaten Kepulauan Mentawai ...................................................... 5

3.1.1.4 Hidrologi Kabupaten Kepulauan Mentawai ............................................... 5

3.1.1.5 Geologi Kabupaten Kepulauan Mentawai .................................................. 6

3.1.1.6 Jenis Tanah Kabupaten Kepulauan Mentawai ........................................... 8

3.1.1.7 Sumber Daya Alam Kabupaten Kepulauan Mentawai .............................. 8

3.1.1.8 Kebencanaan ................................................................................................... 8

3.1.1.9 Penggunaan Lahan ....................................................................................... 11

3.1.2. Kependudukan ...................................................................................................... 14


3.1.2.1 Jumlah dan kepadatan penduduk ............................................................................ 14

3.1.2.2 Perkembangan Penduduk ........................................................................................ 14

3.1.2.3 Komposisi Penduduk ................................................................................................ 15

3.1.3. Kondisi Permukiman ........................................................................................... 16


3.1.4. Kondisi Infrastruktur........................................................................................... 23
3.1.4.1 Air minum ............................................................................................................ 23

3.1.4.2 Air Limbah ............................................................................................................ 24

3.1.4.3 Persampahan ...................................................................................................... 25

3.1.4.4 Drainase ............................................................................................................... 26

3.1.4.5 jaringan jalan dan jembatan ............................................................................. 27

3.2 KAWASAN PRIORITAS KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI .......................................... 27


3.2.1. Kawasan Permukiman Prioritas 1: Kawasan Permukiman Tuapejat
Pendukung Kegiatan Pemerintahan Perdagangan Jasa, dan Pariwisata ................... 27

LAPORAN AKHIR | III - 93


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3.2.2. Kawasan Permukiman Prioritas 2: Kawasan Permukiman Sikakap


Pendukung Kegiatan Perikanan Perdagangan dan Jasa ............................................... 41
3.2.3. Kawasan Permukiman Prioritas 3: Kawasan Permukiman Muara Siberut
Pendukung Kawasan Budaya,Perdagangan dan Jasa .................................................... 48
3.2.4. Kawasan Permukiman Prioritas 4: Kawasan Permukiman
SiobanPendukung Aktivitas Kawasan Pendidikan, Perdagangan dan Jasa ............... 56
3.2.5. Kawasan Permukiman Prioritas 5: Kawasan Permukiman Muara
SikabaluanPendukung Aktivitas Perdagangan dan Jasa ............................................... 63
3.2.6. Kawasan Permukiman Prioritas 6: Kawasan Permukiman Saibi Samukop
Pendukung Kawasan Pengembangan Minapolitan ........................................................ 70
3.2.7. Kawasan Permukiman Prioritas 7: Kawasan Permukiman KM37
Pendukung Kota Agropolitan ............................................................................................. 74
3.2.8. Kawasan Permukiman Prioritas 8: Kawasan Permukiman Saumanganya
Pendukung Kawasan Agropolitan ..................................................................................... 78
3.2.9. Kawasan Permukiman Prioritas 9: Kawasan Permukiman Simalegi Bataet
Pendukung Kota Konservasi dan Budaya ........................................................................ 81
3.2.10. Kawasan Permukiman Prioritas 10: Kawasan Permukiman Pei-pei
Pendukung Kota Bahari ...................................................................................................... 85
3.2.11. Kawasan Permukiman Prioritas 11: Kawasan Permukiman Silabu
Pendukung Kota Pariwisata ............................................................................................... 89

Daftar gambar

Gambar3. 1 Peta Administrasi Kabupaten Kepulauan Mentawai................................................... 3


Gambar3. 2 Peta Topografi Kabupaten Kepulauan Mentawai ....................................................... 4
Gambar3. 3 Peta Geologi ............................................................................................................... 7
Gambar3. 4 Peta Geologi ............................................................................................................... 9
Gambar3. 5 Peta rawan gempa bumi ........................................................................................... 10
Gambar3. 6 Peta Penggunaan Lahan ........................................................................................... 12
Gambar3. 7 Peta sebaran kawasan llindung ................................................................................ 13
Gambar3. 8 Grafik Perkembangn Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun
2012-2016 ................................................................................................................................... 15
Gambar3. 9 Peta sebaran permukiman.................................................................................. 18
Gambar3. 10 Peta Sebaran Permukiman Kawasan Rawan Longsor ............................................. 19
Gambar3. 11 Peta Sebaran Permukiman Kawasan Pertanian ...................................................... 20
Gambar3. 12 Peta sebaran kawasan sempadan sungai ....................................................... 21
Gambar3. 13 Peta sebaran permukiman kawasan rawan genangan .................................. 22

LAPORAN AKHIR | III - 94


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Daftar Tabel

Tabel 3. 1 Nama Kecamatan Luas Wilayah Per Kecamatan Dan Jumlah Desa ................... 2
Tabel 3. 2 Nama Sungai, Daerah Yang Dilalui Dan Panjangnya ............................................ 6
Tabel 3. 3 Kondisi Jenis Tanah Kabupaten Kepulauan Mentawai ........................................ 8
Tabel 3. 4 Guna lahan Kabupaten Kepulauan Mentawai ..................................................... 11
Tabel 3. 5 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun
2017 ............................................................................................................................................. 14
Tabel 3. 6 Perkembangan Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2012-2016
..................................................................................................................................................... 15
Tabel 3. 7 Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017 Berdasarkan
Jenis Kelamin ............................................................................................................................. 15
Tabel 3. 8 Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017 .................... 16
Tabel 3. 9 Karakteristik Kawasan Permukiman Tuapejat Pendukung Pemerintahan,
Perdagangan Jasa dan Pariwisata. ......................................................................................... 28
Tabel 3. 10 KarakteristikKawasan Permukiman Sikakap Pendukung Kegiatan Perikanan
Perdagangan dan Jasa .............................................................................................................. 41
Tabel 3. 11 Karakteristik Kawasan Permukiman Muara Siberut Pendukung Kawasan
Budaya, Perdagangan dan Jasa ............................................................................................... 48
Tabel 3. 12 Karakteristik Kawasan PermukimanSioban Pendukung Aktivitas Kawasan
Pendidikan, Perdagangan dan Jasa ........................................................................................ 56
Tabel 3. 13 Karakteristik Kawasan PermukimanMuara Sikabaluan Sebagai Pendukung
Aktivitas Kawasan Perdagangan dan Jasa .............................................................................. 63
Tabel 3. 14 Karakteristik Kawasan PermukimanSaibi Samukop Pendukung Kota
Minapolitan ................................................................................................................................. 70
Tabel 3. 15 Karakteristik Kawasan PermukimanSaibi Samukop Pendukung Kota
Minapolitan ................................................................................................................................. 74
Tabel 3. 16 Karakteristik Kawasan PermukimanSaumangaya Pendukung Kawasan
Agroplitan ................................................................................................................................... 78
Tabel 3. 17 Karakteristik Kawasan PermukimanSimalegi Bataet Pendukung Kota
Konservasi dan Budaya ............................................................................................................. 81
Tabel 3. 18 Karakteristik Kawasan PermukimanPei-pei Pendukung Kota Bahari ........... 85
Tabel 3. 19 Karakteristik Kawasan PermukimanSilabu Pendukung Kota Pariwisata ...... 89

LAPORAN AKHIR | III - 95


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 0
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

BAB 4
POTENSI DAN PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PERKOTAAN
Pada bab ini berisikan kajian mikro kawasan permukiman prioritas, potensi dan permasalahan pembangunan
permukiman infrastruktur perkotaan pada kawasan permukiman prioritas serta kebutuhanpenanganan
kawasan permukiman prioritas.

4.1 KAJIAN MAKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS


4.1.1 Profil Umum dan Karakteristik Permukiman Kawasan Prioritas
Di bawah ini akan dipaparkan terkait profil masing-masing kawasan prioritas baik terkait
kondisi eksisting, potensi dan permasalahannya. Selanjutnya diidentifikasi konsep
penanganan kawasan berdasarkan kondisi eksisting, potensi dan permasalahan masing-
masing kawasan.Konsep penanganan ini adalah indikasi awal dari strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan di masing-masing kawasan prioritas.

Tabel 4.1. Kawasan Prioritas Kabupaten Kepulauan Mentawai


NO NAMA KAWASAN NILAI RANGKING
1 TUAPEJAT 78 I
2 SIKAKAP 76 II
3 MUARA SIBERUT 74 III
4 SIOBAN 72 IV
5 MUARA SIKOBALUAN 70 V
6 SAIBI SAMUKOP 68 VI
7 KM 37 66 VII
8 SAUMANGANYA 64 VIII
9 SIMALEGI BETAET 64 IX
10 PEI PEI 62 X
11 SILABU 56 XI
Sumber : SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

LAPORAN AKHIR | IV - 1
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Setelah melalui proses diskusi yang panjang antara pokjanis dan SKPD daerah maka urutan
prioritas (rangking) kawasan permukiman prioritas adalah sebagai berikut:

1. Kawasan Permukiman Tuapejat;


2. Kawasan Permukiman Sikakap;
3. Kawasan Permukiman Muara Siberut;
4. Kawasan Permukiman Sioban;
5. Kawasan Permukiman Muara Sikabaluan;
6. Kawasan Permukiman Saibi Samukop ;
7. Kawasan Permukiman KM 37;
8. Kawasan Permukiman Saumanganya;
9. Kawasan Permukiman Simalegi Bataet;
10. Kawasan Permukiman Pei-pei;
11. Kawasan Permukiman Silabu

Berita Acara Kesepakatan Kawasan Prioritas Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 2
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.1.2 Kawasan Permukiman Prioritas 1: Kawasan Permukiman


Tuapejat Pendukung Kegiatan Pemerintahan Perdagangan
Jasa, dan Pariwisata
Kondisi, Potensi dan Permasalahan Permukiman dan Infrastruktur Kawasan

Kawasan Permukiman Sempadan Pantai adalah suatu kawasan permukiman yang


diprioritaskan karena memiliki permasalahan yang kompleks diantara kawasan-kawasan
prioritas lain dan memerlukan penanganan secara berkelanjutan. Diantara permasalahan
yang ada di kawasan ini adalah Kawasan kumuh, permasalahan banjir tahunan rob
diakibatkan pasang air laut naik, kondisi infrastruktur yang kurang baik dan kondisi
permukiman yang tidak teratur. Secara umum kawasan ini memiliki karakteristik yang
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2. Karakteristik Kawasan Permukiman Tuapejat Pendukung Pemerintahan,


Perdagangan Jasa dan Pariwisata.
Aspek Penjelasan
KARAKTERISTIK PERMUKIMAN  Luas Kawasan: 985 Ha
 Kawasan Permukiman tergolong kepadatan Rendah-Sedang.
CAKUPAN WILAYAH  Cakupan wilayah meliputi 3 Desa dan 13 Dusun: Tua Pejat
ADMINISTRATIF (Camp, Jati, Kampung, Tua Pejat,Karoniet, Turonia,
Mapadegat,), Sidomakmur (Bolelai,Sinabak,Makodoi) , Sipora
Jaya (Karang Anyar, Karya Bakti, Tunas Baru,)
TEMA PENANGANAN  Penanganan Kawasan Permukiman Pendukung Pemerintahan,
Perdagangan Jasa dan Pariwisata.
POTENSI KAWASAN  Pusat perdagangan dan jasa serta untuk Pulau Sipora dan
ditetapkan sebagai PKW dalam Struktur Ruang Nasional
 Merupakan Kawasan Pusat Pemerintahan untuk kabupaten
Kepulauan Mentawai.
 Kawasan Pariwisata
MASALAH KAWASAN  Pelanggaran Tata Ruang (Sempadan Pantai)
 Kawasan Rawan Banjir Rob.
 Permukiman Tidak Teratur pada kawasan Pusat (Sekitar Pasar)
 Jaringan Infrastruktur Terbatas
 Rawan Bencana Alam (Banjir, Gempa Bumi dan Tsunami)
 Abrasi Pantai dan Tumpukan Sampah pada kawasan Pantai.
 Drainase Tidak terawat dan tidak mampu menampung luapan air
hujan maupun menghambat masuknya air laut.
INDIKASI KEBUTUHAN  Pengendalian dan penertiban kawasan permukiman di Sempadan
PENANGANAN Pantai
 Peningkatan kualitas layanan infrastruktur permukiman
 Peningkatan kualitas drainase dan pembangunan Tanggul
Penahan Banjir ROB
 Penataan kawasan permukiman yang kurang baik dan tidak
teratur
 Pembangunan baru jaringan infrastruktur permukiman yang
belum tersedia.
 Pengolahan Sampah (Pengumpulan-pengangkutan- Pengolahan)
 Optimalisasi Jaringan Air Bersih yang tersedia dan
pengembangan jaringan air minum.
 Penataan dan pengembangan kawasan yang memiliki potensi
wisata.

LAPORAN AKHIR | IV - 3
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Aspek Penjelasan

KONDISI INFRASTRUKTUR
Air Bersih Sudah dilayani oleh jaringan PDAM , tetapi pelayanannya masih
belum optimal, sebagian masyarakat masih memanfaatkan Sumur
dan Air hujan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari (tingkat
pelayanan 45%)
Air Limbah Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah
rumah tanggah bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang
langsung ke laut.
Persampahan Secara umum sampah masih diolah secara individual, untuk
pengangkutan dilakukan di kawasan ini, tetapi sampah masih
ditumpuk dan belum diolah.
Drainase Pada jalan utama drainase Sudah permanen, tetapi pada jalan
lingkungan masih terdapat drainase tanah tanah dengan persentase
drainase permanen sebesar 20 %.
Jalan lingkungan Sebagian besar kawasan permukiman sudah dapat diakses dengan
jalan lingkungan lebar >2 m dengan kondisi yang baik dengan tingkat
pelayanan 85 %
DUKUNGAN INFRASTRUKTUR 1. Merupakan PKW dalam Struktur ruang dengan pelayanan
SKALA KABUPATEN Antar Kabupaten Hingga Provinsi, sehingga konsentrasi
pembangunan di pulau Sipora terpusat pada kawasan ini.
2. Merupakan Pengembangan kawasan permukiman perkotaan
dalam RPIJM.
3. Merupakan Prioritas dalam pengembangan air bersih
perpipaan.
4. Merupakan Kawasan Permukiman Perkotaan dalam RP3KP
5. Dukungan jaringan jalan dalam Masterplan jalan.
6. Dukungan air minum dalam RISPAM
Sumber : SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

LAPORAN AKHIR | IV - 4
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.1. Profil Kawasan Permukiman Tuapejat

LAPORAN AKHIR | IV - 5
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 6
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.2. Permasalahan Kawasan Permukiman Tuapejat

LAPORAN AKHIR | IV - 7
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 8
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Konsep Penanganan Kawasan

Konsep penataan kawasan prioritas didasarkan oleh permasalahan yang ada di masing-
masing kawasan. Selanjutnya peta permasalahan masing-masing kawasan menjadi landasan
bagi penentuan konsep penanganan kawasan. Kemudian konsep penanganan kawasan
dioverlaykan dengan peta rencana pola ruang RTRW untuk melihat rencana pola ruang di
kawasan tersebut. Hal ini menjadi landasan bagi penyusunan indikasi strategi pembangunan
permukiman dan infrastruktur skala kawasan. Kajian terhadap kawasan prioritas Kawasan
Permukiman Tuapejat adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKHIR | IV - 9
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.3. Fokus Penanganan Permukiman Perkotaan Tuapejat

LAPORAN AKHIR | IV - 10
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.4. Konsep Penanganan Permukiman Tuapejat 1

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KABUPATEN


KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | IV - 11
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.5. Konsep Penanganan Permukiman Tuapejat 2

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KABUPATEN KEPULAUAN


MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | IV - 12
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.6. Konsep Penanganan Permukiman Prioritas 3

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KABUPATEN KEPULAUAN


MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | IV - 13
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.7. Konsep Penanganan Permukiman Tuapejat 4

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KABUPATEN


KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | IV - 14
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.8. Konsep Penanganan Permukiman Tuapejat 5

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS (RPKPP) KABUPATEN


KEPULAUAN MENTAWAI

LAPORAN AKHIR | IV - 15
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.1.3 Profil Umum dan Karakteritik Permukiman Kawasan

A. Luas Wilayah
Kawasan prioritas Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah di kawasan TuaPejat, secara administrasi
Cakupan wilayah meliputi 3 Desa dan 13 Dusun: Tua Pejat (Camp, Jati, Kampung,
Tua Pejat,Karoniet, Turonia, Mapadegat,), Sidomakmur (Bolelai,Sinabak,Makodoi),
Sipora Jaya (Karang Anyar, Karya Bakti, Tunas Baru,) adalah salah satu kelurahan
yang terletak di kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai 985 Ha.
Tabel 4.3. Kawasan Prioritas RPKPP Tuapejat Secara Administrasi
No Kelurahan Kecamatan Luas (ha)
1 Tuapejat Sipora Utara
2 Sidomakmur
3 Sipora Jaya
TOTAL 985
Sumber : SPPIP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017

Berdasarkan hasil deliniasi, kawasan prioritas RPKPP mencakup area seluas 985 Ha
dimana area deliniasi ini terutama mencakup kawasan permukiman yang ada di
dalam satu zona pada masing-masing kelurahan. Terdapat perbedaan antara luas
wilayah secara administrasi dan luas wilayah deliniasi, dimana tidak semua wilayah
administrasi termasuk kedalam wilayah perencanaan (deliniasi), karena guna lahan
non-permukiman yang berada batas terluar batas administrasi tidak dimasukkan,
sehingga luas kawasan prioritas terdiri dari :

B. Penggunaan Lahan
Sebagian besar jenis penggunaan lahan pada kawasan permukiman prioritas RPKPP
Tuapejat berupa kawasan non terbangun kota, yakni mencapai 62,76% atau
mencakup area seluas 985 Ha, yang terdiri dari hutan, pekarangan, RTH, RTNH dan
sungai. Kawasan terbangun mencakup area seluas 618.186 ha (62,76%) yang terdiri
dari permukiman (370.911 ha), perdagangan dan jasa, pemerintahan, industri, jalan
dan fasilitas umum.

C. Penduduk
Penduduk kawasan prioritas dihitung dari jumlah penduduk wilayah administrasi
Desa yang terdapat didalam kawasan priroitas RPKPP Tuapejat. Berdasarkan data
terakhir, jumlah penduduk yang terdapat di kawasan prioritas mencapai 6.389 jiwa,
Kawasan Permukiman tergolong kepadatan Rumah Kepadatan Rendah Kawasan
perumahan beserta penunjang kebutuhan hunian dengan intensitas sedang (0-50
jiwa/ha).

LAPORAN AKHIR | IV - 16
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 4.4. Jumlah, Sebaran dan Kepadatan Penduduk pada Kawasan Prioritas RPKPP
Tuapejat
NO Desa JUMLAH PENDUDUK
2014 2015 2016 2017 2018
1 Tuapejat 4,194 4,196 4,199 4,200 4,202
2 Sidomakmur 1,523 1,525 1,528 1,529 1,531
3 Sipora Jaya 648 650 653 654 656
Jumlah 6,365 6,371 6,380 6,383 6,389
Sumber : Analisa Konsultan Tahun 2018

Dapat dilihat jumlah penduduk pada Kawasan Prioritas Tuapejat mengalami peningkatan
dari tahun ketahun dilihat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir 2014-2018 Desa Tuapejat
merupakan desa yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan dengan
desa lainnya yang berada dalam lingkup administrasi kawasan kawasan prioritas RPKPP
Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan Jumlah Penduduk 4.202 Jiwa (66%), dan Desa
Sipora Merupakan desa yang memiliki jumlah penduduk yang paling Rendah dengan Jumlah
Penduduk 656 Jiwa pada Tahun 2018 (10%).

Gambar 4.1. Grafik Presentase Jumlah Penduduk Tahun 2018 di Kawasan Prioritas
RPKPP Kabupaten Kepulauan Mentawai

Berdasarkan Jumlah Penduduk Series Waktu 5 (Lima) Tahun terakhir dilakukan analisa
proyeksi penduduk dari Tahun 2017-2036 (20 Tahun) dengan laju pertumbuhan penduduk
sebanyak 1.007 tiap tahunnnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5. dibawah
ini:

LAPORAN AKHIR | IV - 17
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 4.5. Laju Pertumbuhan Penduduk


JUMLAH PENDUDUK
NO Desa r1 r2 r3 r4 r total r rata-rata r rata-rata +1
2014 2015 2016 2017 2018
1 Tuapejat 4,194 4,196 4,199 4,200 4,202 0.000 0.001 0.000 0.000 0.002 0.000 1.0005
2 Sidomakmur 1,523 1,525 1,528 1,529 1,531 0.001 0.002 0.001 0.001 0.005 0.001 1.001
3 Sipora Jaya 648 650 653 654 656 0.003 0.005 0.00153139 0.0030581 0.012 0.003072825 1.00307283
Jumlah 6,365 6,371 6,380 6,383 6,389 0.001 0.0014127 0.00047022 0.00094 0.00282287 0.000705717 1.00070572
Sumber : Analisa Konsultan Tahun 2018

Tabel 4.6. Proyeksi Penduduk 20 (Dua Puluh) Tahun Kurun Waktu 2017-2036
JUMLAH PENDUDUK
No Nagari
2017 2018 2019 2018 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036
1 Tuapejat 4,200 4,202 4,205 4,208 4,211 4,214 4,217 4,220 4,223 4,226 4,229 4,232 4,235 4,238 4,241 4,244 4,247 4,250 4,253 4,256 4,259
2 Sidomakmur 1,529 1,531 1,532 1,533 1,534 1,535 1,536 1,537 1,539 1,540 1,541 1,542 1,543 1,544 1,545 1,546 1,547 1,548 1,549 1,551 1,552
3 Sipora Jaya 654 656 656 657 657 658 658 659 659 660 660 661 661 662 662 663 663 663 664 664 665
Jumlah 6,383 6,389 6,394 6,398 6,403 6,407 6,412 6,416 6,421 6,425 6,430 6,434 6,439 6,443 6448 6452 6457 6462 6466 6471 6475
Sumber : Analisa Konsultan Tahun 2018

Berdasarkan Analisis diatas diketahun bahwa pertumbuhan penduduk pada Kawasan Prioritas RPKPP Kabupaten Kepulauan Mentawai
dengan laju 1.0007 dimana setiap tahunnya mengalami peningkatan, pada Tahun 2038 di Proyeksikan jumlah penduduk pada kawasan ini
berjumlah 6.475 jiwa dengan demikian tentunya berdampak pada peningkatan kebutuhan fasilitas dan pelayanan infrastruktur dasar
Kebutuhan Air Bersih, Pelayanan Persampahan, Pengelolaan Limbah, Jaringan Jalan Lingkungan (Permukiman), RTH, Listirk,
Telekomunikasi dan lainnya.

LAPORAN AKHIR | IV - 18
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

D. Bangunan dan Permukiman


Kualitas Permukiman pada Kawasan Tuapejat pada umumnya layak huni dengan
jumlah rumah sebanyak 2.627 unit , dan terdapat 110 unit rumah pada kawasan
Tuapejat ini tidak layak huni.

Bangunan di Kawasan Tuapejat pada umumnya telah menggunakan bahan baku


semen dan bantu, namun masih ada rumah temporer dan juga rumah semi
permanen, yang mana terdapat 1.234 rumah semi permanen dan 660 rumah
temporer, sedangkan untuk rumah permanen masih sekitar 730 unit, setengah dari
rumah semi permanen.

Tabel 4.7. Jumlah Rumah Menurut Tipe Konstruksi, Kelayakan, dan Karakteristik
Permukiman
Jumlah
Jumlah Rumah menurut Rumah
Konstruksi 1*) menurut Rumah Dominasi
Jumlah
No Kecamatan Desa Dusun Kelayakan Ditepi Kualitas
Rumah
Tidak Pantai Pemukiman
Semi Layak
Permanen Temporer Layak
Permanen Huni
Huni
1. Sipora Tuapejat Tuapejat 259 48 126 85 255 4 Layak Huni
Utara Kampung 285 88 98 99 270 15 50 Layak Huni
Jati 133 23 78 32 130 3 Layak Huni
Camp 74 49 17 5 57 17 17 Layak Huni
Tuapejat 2 Karoniet 153 99 54 148 5 Layak Huni
Turonia 465 254 135 76 458 7 Layak Huni
Mappadegat 194 54 102 38 188 6 Layak Huni
Sipora Jaya Tunas Baru 247 60 124 63 230 17 Layak Huni
Karya Bakti 257 54 129 74 242 15 Layak Huni
Karang 333 93 158 82 324 9 Layak Huni
Anyar
Sidomakmur Sinaba 73 3 54 16 70 3 Layak Huni
Bolelai 60 2 46 12 58 2 Layak Huni
Makodah 94 2 68 24 87 7 Layak Huni
Total 2627 730 1234 660 2517 110 67
Sumber : Identifikasi Lapangan 2018

Kualitas Permukiman pada Kawasan Tuapejat pada umumnya layak huni dengan
jumlah rumah sebanyak 2.627 unit , dan terdapat 110 unit rumah pada kawasan
Tuapejat ini tidak layak huni.

Bangunan di Kawasan Tuapejat pada umumnya telah menggunakan bahan baku


semen dan bantu, namun masih ada rumah temporer dan juga rumah semi
permanen, yang mana terdapat 1.234 rumah semi permanen dan 660 rumah

LAPORAN AKHIR | IV - 19
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

temporer, sedangkan untuk rumah permanen masih sekitar 730 unit, setengah dari
rumah semi permanen.

Tabel 4.8. Permukiman Yang Memiliki Permasalahan Perlu Penanganan Khusus


Permukiman Padat Permukiman
Lokasi Rawan Bencana Kumuh 1) Cenderung Kumuh 2)

No Desa Rawan Luas Rawan


Gempa Rawan Luas
Dusun Genanga Banjir/ Banjjir Lokasi Lokasi Luas (ha)
Bumi Longsor (ha)
n/Banjir Genan Rob
gan
1. Tuapejat Tuapejat Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Kampung Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Sebagian Tidak Ada
Ada Ada Ada Ada Rumah di
Pimggir
Pantai
Jati Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Tuapejat Karoniet Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
2 Ada Ada Ada Ada Ada
Turonia Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Mappadegat Ada Ada Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
Ada Ada Ada
Sipora Tunas Baru Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Jaya Ada Ada Ada Ada Ada
Karya Bakti Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Ada Ada Ada Ada Ada
Karang Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Anyar Ada Ada Ada Ada Ada
Sidomak Sinaba Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
mur Ada Ada Ada Ada Ada
Bolelai Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Makodah Ada Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ada
Ada Ada Ada Ada Ada
Total
Sumber : Identifikasi Lapangan 2018

Tabel 4.9. Kondisi Layanan Permukiman Kawasan Perkotaan Tuapejat


No Layanan Permukiman Jumlah
1 Kepadatan Penduduk (Jumlah Penduduk per Luas 74.73 jiwa/Ha
Permukiman) Jiwa/ ha
2 Persentase Luas Kawasan Kumuh Terhadap Luas 5.40%
Permukiman (%)
3 Persentase Rumah Tidak Layak Huni Terhadap Jumlah 3.64%
Bangunan (%)
4 Persentase Permukiman Terhadap Luas Wilayah (%) 14.25%
Sumber : Identifikasi Lapangan 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 20
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.2. Kondisi Permukiman Kawasan Perkotaan Tuapejat

Gambar 4.3. Rumah Tidak Layak Huni

4.1.4 Karakteristik Infrastruktur Perkotaan

A. Air Bersih
Sudah dilayani oleh jaringan PDAM , tetapi pelayanannya masih belum optimal,
sebagian masyarakat masih memanfaatkan Sumur dan Air hujan untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari (tingkat pelayanan 45%).

Berdasarkan analisa yang dilakukan didapatkan kebutuhan air bersih pada kawasan
ini untuk Tahun 2036 Untuk Sambungan Rumah (SR) dengan Asumsi 4 Orang Per KK
kebuthan SR (150 L/Org/Hari) 218.538 L/Orang/Hari, sedangkan untuk kebutuhan
Hidran Umum (30/L/Org/Hari) dengan total kebutuhan 155.405 L/Org/Hari, untuk
kebutuhan Air Domestik 374 M3/Hari, tingkat kebocoran air dengan asumsi 20% 75
m3/hari, sehingga dihasilkan total kebutuhan air 561 m3/hari atau 0.023 L/dtk/ik,
dengan kapasistas maksimal 0.027 Ltr/dtk dan kapasitas jam puncak 0.036 ltr/det.
Tentunya dengan analisa pehitungan kebutuhan air untuk 20 (dua puluh) tahun
kedepan dengan kondisi eksisting tingkat pemenuhan belum dapat dikatakan
terlayani 100%, dan diharapkan dapat dilakukan peningkatan pelayanan air bersih
untuk tahun kedepannya. Pemasangan sambungan kerumah-rumah dan peningkatan
kapasitas layanan dan kualitas air bersih yang di distribusikan ke rumah-rumah
masyarakat.

LAPORAN AKHIR | IV - 21
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 4.10. Analisa Pelayanan Infrastruktur Perkotaan Air Bersih Permukiman Kawasan Perkotaan Tuapejat

Kebutuh Kapasitas Air


Sambungan Rumah (SR) Hidran Umum (HU)
Kebutuh an Air (ltr/det)
Jumlah Pendudu Kebocora Total Total
Rasio an Air Non
Pendudu k Kebutuh Kebutuh n Air Kebutuh Kebutuh
Penyedia
No. Kecamatan Desa Dusun k Tahun Terlayani Jumlah an Air SR Jumlah an Air HU Domestik Domestik 20% an Air an Air
Rasio SR an HU (SR+HU) (30% Jam
2036 80% SR (4 (150 HU (100 (30 (m3/hari (m3/hari (liter/det Maksimal
90% 10% dalam Domestik Puncak
(jiwa) (Jiwa) jiwa/KK) l/org/har jiwa/HU) l/org/har ) ) ik)
pendudu m3/hari )
i) i)
k m3/hari
1 Sipora Utara Tuapejat Dusun Camp, Dusun 4,259 3,407 3,833 958 143,731 341 3 102,209 246 74 49 369 0.014 0.016 0.022
Tuapejat,
Dusun Dusun
Sinabak,
Sidomakmur Dusun Bolelai, Dusun 1,552 1,241 1,396 349 52,369 124 1 37,240 90 27 18 134 0.004 0.005 0.006
Makodoba
Dusun Tunas Baru,
Sipora Jaya Dusun Karya Bakti, 665 532 598 150 22,439 53 1 15,956 38 12 8 58 0.005 0.006 0.008
Dusun Karang Anyar
Total 6,475 5,180 5,828 1,457 218,538 518 5 155,405 374 112 75 561 0.023 0.027 0.036

Sumber : Analisa Konsultan Tahun 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 22
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

B. Drainase
Pada jalan utama drainase Sudah permanen, tetapi pada jalan lingkungan masih
terdapat drainase tanah tanah dengan persentase drainase permanen sebesar 20 %.

Gambar 4.4. Kondisi Infrastruktur Drainase Kawasan Perkotaan Tuapejat

C. Limbah
C.1 Kondisi Eksisting Air Limbah

Sebagian penduduk sudah memiliki septic tank, tapi air limbah rumah tanggah
bercampur dengan drainase dan sebagai dibuang langsung ke laut. Keterbatasan
lahan dan minimnya pengetahuan akan pengelolaan limbah rumah tangga yang
bersifat individual menyebabkan persoalan limbah ini harus ditangani secara
komunal sehingga tidak mencemari sungai sebagai sumber air baku untuk PDAM.

C.2 Analisa Air Limbah Pada Kawasan Prioritas

Kuantitas Air Limbah Domestik

Estimasi atau perkiraan debit air limbah saat sekarang dan pada saat kondisi optimal
Pembangunan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik untuk Skala Kawasan secara

LAPORAN AKHIR | IV - 23
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

terpusat dengan IPAL Komunal tercapai, Perkiraan kebutuhan air dalam satu hari ini
merupakan faktor yang sangat penting dalam perencanaan sistem penyaluran dan
pengolahan air limbah domestik. Sedangkan pemakaian air bersih masyarakat yang
berlangganan PDAM di Kabupaten Kepulauan Mentawai, tidak dapat kita jadikan
sebagai dasar perhitungan dalam perancangan ini mengingat tidak tersedianya data
dengan baik.

Standar Pemakaian Air Bersih

Dalam perancangan sistem yang dibangun ini, pendekatan atau estimasi besarnya
kebutuhan air rata-rata perhari untuk aktifitas domestik, berpedoman kepada
standar kebutuhan air yang disajikan bersumber kepada Buku Plambing dan
Instrumentasi. Selain itu juga, dipergunakan angka pemakaian air rata-rata dari
sumber lain sebagai antisipasi kondisi puncak. Selengkapnya standar pemakaian air
bersih per orang per hari digunakan angka 150 liter per penghuni per hari dari
masing-masing rumah yang ada di kawasan ini. Angka ini jauh lebih besar dari angka
pemakaian pokok minimal liter/orang/hari yang ada SPM di bidang ke Pekerjaan
Umum dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010, yakni 60
liter/orang/hari. Hal ini juga dilakukan untuk mengantisipasi beban puncak sistem,
sehingga dapat berkerja dengan baik.

Tabel 4.11. Proyeksi Pemakaian Air Bersih per Unit


Jumlah Pemakaian Air Bersih
Penduduk
No. Kecamatan Desa Dusun
Tahun 2036 Liter/detik M3/Hari
(jiwa)
1 Sipora Utara Tuapejat Dusun Camp, Dusun 4,259 0.014 1,231
Tuapejat, Dusun
Kampung, Dusun Jati,
Dusun Karoniet,
Dusun Turonia, Dusun
Mapadegat

Sidomakmur Dusun Sinabak, Dusun 1,552 0.004 369


Bolelai, Dusun
Makodoba
Sipora Jaya Dusun Tunas Baru, 665 0.005 439
Dusun Karya Bakti,
Dusun Karang Anyar
Total 6,475 0.023 2,039
Sumber : Analisa Konsultan Tahun 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 24
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 4.12. Proyeksi Produksi Limbah Kawasan Prioritas RPKPP Kabupaten Kepulauan
Mentawai
Jumlah Pemakaian Air Bersih
Produksi
Penduduk Produksi Air Kotor
Air Bekas
No. Kecamatan Desa Dusun Tahun (40 l/jiwa/hr)
Liter/detik M3/Hari (80% air
2036 m3/hari
bersih)
(jiwa)
1 Sipora Tuapejat Dusun Camp, 4,259 0.014 1,231 985 170
Utara Dusun
Tuapejat,
Dusun
Kampung,
Dusun Jati,
Dusun
Karoniet,
Dusun
Turonia,
Dusun
Mapadegat
Sidomakmur Dusun 1,552 0.004 369 295 62
Sinabak,
Dusun Bolelai,
Dusun
Makodoba
Sipora Jaya Dusun Tunas 665 0.005 439 351 27
Baru, Dusun
Karya Bakti,
Dusun Karang
Anyar
Total 6,475 0.023 2,039 1,631 259

Dapat diketahun produksi air kotor pada kawasan ini mencapai 259 l.jiwa/hari pada
tahun 2018 Dari pemakaian air bersih dapat ditentukan debit air limbah domestik
yang dihasilkan dengan persentase air bersih yang menjadi air limbah domestik atau
mencapai sistem penyaluran adalah 85 persen.

Rancangan Sistem Penyaluran Air Limbah

Rancangan sistem ini didasarkan kepada topografi lahan yang telah diukur disekitar
Tapak Kegiatan dan rencana lokasi instalasi pengolahan yang memungkinkan untuk
direncanakan secara gravitasi. Rancangan sistem ini juga mempertimbangkan aspek
teknis dan ekonomis, diantaranya adalah:

√ Sistem yang dirancang harus mampu melayani debit puncak yang dihasilkan
Rumah Tangga (KK) pada saat kondisi optimal tercapai dengan selang waktu
terpendek dari proses domestik berlangsung, yaitu: pada jam 06.00-10.00 WIB
dan 16.00-20.00 WIB. Dengan kata lain lama proses berlangsung diasumsikan
empat jam setiap hari.

LAPORAN AKHIR | IV - 25
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

√ Sifat pengaliran yang diterapkan adalah aliran gravitasi untuk meminimasi


biaya investasi dan operasional dan perawatan sistem yang dirancang.
√ Untuk menghindari penggalian yang lebih dalam, kemiringan saluran
direncanakan adalah kemiringan minimum untuk sebuah saluran, yaitu: 1
cm/m dengan harapan masih memenuhi kriteria perencanaan dan tidak
tertutup kemungkinan akan menggunakan kemiringan maksimum 2 cm/m,
mengingat topografi lahan sangat memungkinkan.
√ Sistem yang digunakan adalah sistem terpisah, dimana saluran yang digunakan
untuk saluran air hujan tersendiri dan jaringan saluran untuk air limbah
domestic.
√ Faktor jam puncak dan minimum yang digunakan adalah 1,5 dan 0,4

Sebagai penjelasan sistem yang dibangun dipastikan tidak semua rumah atau
permukiman, pasar, perkantoran dan unit lain sebagainya, yang dapat dilayani
secara keseluruhan oleh sistem SPAL dan IPAL yang dibagun mengingat sistem yang
terpilih adalah aliran gravitasi. Hal ini disebabkan mempertimbangkan aspek teknis,
yaitu: di antaranya adalah aspek operasional pemeliharaan sistem, pertimbangan
topografi lahan, ketersediaan lahan, ketersediaan anggaran dan sebagainya.
Sehingga dengan sendirinya sistem yang dibangun dipastikan tidak akan secara
keseluruhan melayani wilayah di Desa Tuapejat, oleh unit pengolahan ke-1
(Wastewater Treatment Plant.1), serta wilayah pelayanan lainnya, yaitu: Desa
Sidomakmur, dan Desa Sipora Jaya unit pengolahan ke-2 (Wastewater Treatment
Plant.2)atau dengan kata lain, sistem yang dirancang ini merupakan sistem parsial
dari seluruh wilayah yang ada.

D. Persampahan
D.1. Kondisi Eksisiting Persampahan

Secara umum sampah masih diolah secara individual, untuk pengangkutan dilakukan
di kawasan ini, tetapi sampah masih ditumpuk dan belum diolah.

LAPORAN AKHIR | IV - 26
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

D.2. Kajian Sistem Pelayanan Utilitas Persampahan Kawasan Prioritas


Analisis Sistem Pengelolaan

Persampahan merupakan salah satu bagian dari prasarana yang cukup berperan
dalam pengembangan suatu kawasan, karena salah satu bentuk kawasan impian
yaitu kawasan yang bersih secara fisik dan non fisik, dan untuk kawasan yang bersih
termasuk kedalamnnya kategori fisik. Untuk itu data-data yang menunjang dalam
persampahan yang bisa dijadikan acuan dalam merencanakan kawasan selanjutnya.

Sistem pengelolaan persampahan di Kawasan Prioritas

- Pengelolaan secara individu yang dimaksud dengan pengelolaan secara


individu yaitu dengan cara pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh
tiap-tiap rumah tangga dengan cara yang sederhana. Yang biasanya,
dilakukan oleh masyarakat di kawasan prioritas ini yaitu dengan cara
pembakaran atau penimbunan. Pengelolaan persampahan secara individual
ini biasanya di lakukan pada permukiman di Kawasan Prioritas.

- Pengelolaan secara komunal , dibantu oleh pemerintah yaitu dengan cara


pengangkutan dilakukan oleh truk sampah yang disediakan oleh Balai
Lingkungan Hidup. Namun untuk pengelolaan secara komunal pada kawasan
ini belum dapat dikatakan berjalan sebagaimana diharapkan diperlukan
peningkatan dan pengelolaan yang lebih lagi untuk kedepannya.

Sub Sistem Pengaturan

Kerangka regulasi pengelolaan sampah di Kabupaten Kepulauan Mentawai dari sejak


Kabupaten ini berdiri hingga kini belum disusun oleh Pemerintah Daerah setempat.
Belum ada peraturan yang secara khusus mengatur mengenai persampahan, baik
peraturan di tingkat daerah terkait teknis pengelolaan, retribusi pelayanan
persampahan, maupun mengenai badan/instansi yang diberi kewenangan
menyelenggarakan pengelolaan persampahan. Di sisi lain dokumen rencana induk,
dokumen perencanaan turunnya dan dokumen kebijakan strategi khusus mengenai
persampahan seperti Dokumen Masterplan Persampahan, Strategi Sanitasi
Kabupaten, dan seterusnya belum dimiliki oleh Pemda Kabupaten Kepulauan
Mentawai.

LAPORAN AKHIR | IV - 27
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Dengan demikian kondisi pengelolaan sampah di Kabupaten Kepulauan Mentawai


berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang
berwawasan lingkungan sehinggga menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan masyarakat dan sampah telah menjadi permasalahan
nasional. Pengelolaannya harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu
ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, aman
bagi lingkungan dan dapat merubah perilaku masyarakat.

Sejalan dengan Undang-Undang tersebut Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang


Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan
(KSNPSPP) juga mengamanatkan bahwa:

 Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya;


 Peningkatan peran aktif masyarakat umum, terutama masyarakat sekitar TPS
dan TPA dan swasta sebagai mitra pengelolaan;
 Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan persampahan;
 Pengembangan dan pembangunan sistem pengelolaan persampahan yang
terpadu.

Sub Sistem Kelembagaan

Pengelolaan dan penyelenggaraan sistem persampahan Kabupaten Kepulauan


Mentawai saat ini baru sampai pada tahap pengumpulan sampah yang dikelola oleh 3
institusi melalui kebijakan yang tidak tertulis yang disepakati oleh instansi terkait,
mengingat belum adanya peraturan dan dokumen induk persampahan, yaitu:

1) Kantor Lingkungan Hidup, yang mengumpulkan sampah mulai dari KM. 0 Desa
Tuapejat hingga Jati Desa Tuapejat Kecamatan Sipora Utara untuk langsung
dibuang ke TPA.
2) Dinas Pekerjaan Umum, yang mengumpulkan sampah mulai dari KM. 0 Desa
Tuapejat Kecamatan Sipora Utara hingga KM. 4 Desa Tuapejat Kecamatan Sipora
Utara untuk langsung dibuang ke TPA.

LAPORAN AKHIR | IV - 28
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3) Kecamatan Sipora Utara, yang melakukan pengumpulan sampah mulai dari KM. 4
Desa Tuapejat Kecamatan Sipora Utara hingga KM. 9 Desa Bukit Pamewa
Kecamatan Sipora Utara untuk langsung dibuang ke TPA.

Sub Sistem Peran Serta Masyarakat, Swasta, Perguruan Tinggi

Sampah bersumber dari kegiatan masyarakat, baik sebagai individu maupun


komunal, baik domestik maupun swasta (privat), termasuk semua kegiatan di
sekolah hingga perguruan tinggi. Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten
Kepulauan Mentawai belum melibatkan masyarakat secara kelembagaan tetapi
sebagian masyarakat sudah berupaya melaksanakan daur ulang sampah plastik.
Faktanya, lebih banyak masyarakat belum melaksanakan kegiatan 3R dan
pengomposan. Begitu juga swasta, dalam hal ini adalah perusahaan yang banyak
menimbulkan sampah.

Adapun tidak seluruh sekolah memiliki lokasi tempat penampungan sampah yang
memadai. Peran serta dan pelibatan masyarakat, swasta dan sekolah ini belum
optimal di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Sub Sistem Teknis Operasional

Teknik operasional pengelolaan sampah meliputi dasar-dasar perencanaan untuk


kegiatan-kegiatan : (1) Pewadahan sampah, (2) Pengumpulan sampah, (3)
Pemindahan sampah, (4) Pengangkutan sampah, (5) Pengolahan sampah, (6)
Pembuangan/Pemrosesan akhir sampah. Hubungan antar kegiatan dalam teknik
operasional tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan gambar pengelolaan
sampah eksisting dapat dilihat pada Gambar 4.6.

Setiap kabupaten/kota perlu menetapkan pola operasional yang akan dijalankan


untuk menangani sampah yang dihasilkan agar dapat dilakukan secara efektif dan
efisien. Untuk ini perlu diperhatikan kondisi fisik wilayah yang akan dilayani dan
kriteria teknis dari setiap tahap penanganan sampah.

LAPORAN AKHIR | IV - 29
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Timbulan Sampah

Penanganan Sampah
Pemisahan – Pewadahan – Proses di Sumber

Pengumpulan

Pemindahan dan Pemisahan – Pemrosesan – dan


Pengangkutan Transformasi Sampah

Pembuangan Akhir
(Disposal)

Gambar 4.5. Skema Teknik Operasional Pengelolaan Sampah (Modifikasi dari Tchobanoglous, 1993)

LAPORAN AKHIR | IV - 30
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. PEMUKIMAN

RUMAH TANGGA

2. SEKOLAH

SUMBER SAMPAH

3. PASAR

SUMBER SAMPAH

4. TOKO/WARUNG

SUMBER SAMPAH

5. KANTOR

SUMBER SAMPAH

Gambar 4.6. Skema Pengelolaan Sampah Eksisting

LAPORAN AKHIR | IV - 31
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Timbulan dan Cakupan Layanan

Pendataan informasi jumlah timbulan sampah di Indonesia umumnya masih kurang. Masih
sedikit pengelola bidang persampahan yang melakukan pengukuran jumlah timbulan
sampah kotanya masing-masing, apalagi menggunakan metodologi dan teknik sampling yang
mengikuti kaidah ilmiah. Namun secara sederhana, pengelola bidang persampahan
umumnya melakukan perhitungan kasar jumlah timbulan sampah, biasanya berdasarkan
volume timbulan sampah yang diangkut dan diproses di TPA.

Begitu pula dengan Kabupaten Kepulauan Mentawai, jumlah timbulan dilakukan


berdasarkan pengamatan lapangan. Pola pengelolaan sampah di Kabupaten Kepulauan
Mentawai masih menggunakan sistem konvensional, yaitu kumpul-angkut-buang. Pola
pengumpulan sampah yang diterapkan adalah pola individual langsung, yaitu pola
pengumpulan sampah dengan cara mendatangi sumber dan mengosongkan sampah dari
wadah ke dalam kendaraan pengangkut sampah (motor roda tiga).

Hasil pengamatan terhadap aktivitas kota setiap hari, timbulan sampah di Kabupaten
Kepulauan Mentawai terdiri dari sampah rumah tangga dan sampah non rumah tangga.

Diketahui cara masyarakat mengelola sampah rumah tangga masih banyak dengan cara
dibuang ke lahan kosong, dibuang ke pinggir pantai, dibakar, dan dibuatkan lubang.

Pelayanan persampahan di Kabupaten Kepulauan Mentawai bisa dikatakan belum ada


karena pengumpulan sampah hanya dilakukan di sepanjang jalan utama ibukota kabupaten.

Pemilahan/Pewadahan

Pewadahan sampah merupakan tahap awal proses pengelolaan sampah, yang merupakan
usaha menempatkan sampah dalam suatu wadah/tempat agar tidak berserakan, mencemari
lingkungan, mengganggu kesehatan masyarakat, serta bertujuan untuk menjaga kebersihan
dan estetika. Wadah sampah oleh masyarakat disebut sebagai tempat sampah. Proses awal
kegiatan menampung sampah sebelum sampah dikumpulkan dan dikelola lebih lanjut.
Kegiatan ini dikelompokkan secara individual dan komunal (dipakai bersama/umum).
Peralatan yang digunakan bisa bermacam-macam dan biasanya adalah bin plastik, drum
(tong), wadah kayu, dapat berupa kardus, kecuali untuk wadah sampah di jalan protokol
dan fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah.

LAPORAN AKHIR | IV - 32
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Pewadahan individual harus dipunyai setiap rumah tangga, karena sistem pewadahan yang
baik akan menunjang keberhasilan operasi pengumpulan sampah. Tujuan pewadahan
sampah baru akan tercapai jika masyarakat mau membuang sampah pada tempatnya.
Selain diperlukan adanya kesadaran para pemakai, juga ada baiknya merancang tempat
pewadahan agar menarik dan membuat orang mau menggunakan wadah sampah tersebut.
Perancangan wadah sampah harus mempertimbangkan sifat, bahan, warna, volume dan
konstruksinya, serta tetap memenuhi persyaratan praktis, ekonomis, estetis dan higienis.

Praktek pemilahan sampah oleh rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Mentawai belum
berjalan sama sekali, mengingat kebanyakan sampah dibakar, ditimbun atau dibuang begitu
saja di pinggir pantai atau tanah kosong, padahal dapat dimanfaatkan untuk kerajinan
tangan atau kompos.

Gambar 4.7. Dokumentasi Pewadahan di Kawasan Prioritas RPKPP Kabupaten Mentawai

Pewadahan di Sipora Utara Pewadahan di Sipora Utara

Pengumpulan

Pengumpulan adalah aktivitas penanganan sampah yang tidak hanya mengumpulkan sampah
dari wadah individual dan/atau wadah komunal (bersama) melainkan juga mengangkutnya
ke terminal tertentu, baik dengan pengangkutan langsung maupun tidak langsung (SNI 19-
2454-2002). Pengumpulan juga dapat diartikan sebagai pengelolaan sampah dari sumber
sampah sampai ke tempat penampungan sementara (TPS). Sarana yang diperlukan dalam
proses pengumpulan sampah-sampah berupa gerobak sampah, bak sampah, becak, dan
kontainer.

LAPORAN AKHIR | IV - 33
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Pengumpulan sampah di Kabupaten Kepulauan Mentawai hanya baru dilakukan di ibukota


kabupaten, Tuapejat. Pengumpulan dilakukan dengan sistem komunal langsung, dimana
sampah diambil dari masing-masing wadah sampah komunal dan diangkut ke lokasi
pembuangan akhir. Sedangkan untuk di kecamatan, ada beberapa kecamatan yang telah
menyediakan sarana pengumpul, namun proses pengumpulan sampah tidak berjalan sama
sekali.

Gambar 4.8. Dokumentasi Sarana Pengumpul di Kawasan Prioritas RPKPP Kabupaten


Mentawai

Sarana Pengumpul di Sipora Utara Sarana Pengumpul di Sipora Utara

Pengangkutan

Pengangkutan sampah adalah tahap membawa sampah dari lokasi TPS menuju ke TPA.
Mengingat akses jalan di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang belum bisa dilalui kendaraan
besar, maka sarana pengangkutan saat ini baru berupa becak motor dengan kapasitas 1m3.
Sarana dan proses pengangkutan sampah ini hanya baru melayani daerah kawasan
perkotaan ibukota kabupaten, Tuapejat.

Gambar 4.9. Sarana Pengangkutan Sampah di di Kawasan Prioritas RPKPP Kabupaten


Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 34
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Pengolahan

Saat ini pengolahan sampah di Kabupaten Kepulauan Mentawai belum optimal


pelaksanaannya dimasyarakat. Upaya pengurangan timbulan sampah, baru dilakukan
dengan cara penyuluhan pengolahan sampah organik menjadi bahan kompos.

Jumlah sarana dan prasarana persampahan di Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat dilihat
pada Tabel 4.13

Tabel 4.13. Sarana dan Prasarana Persampahan Kabupaten Kepulauan Mentawai


No Jenis Barang Sisa per 31 Desember 2015 Tahun Kondisi
Jumlah Satuan Perolehan
1 Composter 303 Unit 2013 & 2015 Baik
2 Mesin Pencacah Sampah 7 Unit 2014 Baik
3 Tempat Sampah 192 Unit 2014 & 2015 Baik
4 Pencacah Sampah Organik 8 Unit 2015 Baik
5 Bak Sampah 27 Unit 2015 Baik
Sumber: Masterplan Persampahan Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2016

Pemrosesan Akhir

Timbulan sampah Kabupaten Kepulauan Mentawai saat ini bervariasi setiap harinya yang
terdiri dari sampah rumah tangga dan sampah non rumah tangga. Namun dari timbulan
sampah tersebut, jumlah yang terangkut ke TPA SP.2 rata-rata saat ini sekitar 6 m3/hari

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Kepulauan Memtawai saat ini ada di Ds,
Sinabak SP.2 Desa Sidomakmur Kecamatan Sipora Utara dengan luas + 1 Ha dan
menggunakan sistem open dumping.

TPA SP.2 merupakan TPA yang berstatus, milik pribadi. TPA SP.2 saat ini tidak dilengkapi
dengan sarana prasarana penunjang seperti ruang kantor, composting, kolam
leachate/lindi, saluran drainase, saluran gas metan, dan alat berat. Pada TPA ini tidak
terdapat pemulung yang beraktivitas memilah sampah.

LAPORAN AKHIR | IV - 35
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.10. Kondisi TPA SP.2 Sidomakmur

Sarana Pengumpul di Sipora Utara Sarana Pengumpul di Sipora Utara

D.3 Proyeksi Kebutuhan Pelayanan Utilitas Persampahan


Untuk kawasan prioritas yang perlu dilakukan adalah peningkatan pelayanan dari
pemerintah daerah untuk memperluas jaringan pelayanan pengangkutan dan
penambahan sarana persampahan seperti TPS atau juga dengan program 3 R.

Penyediaan sarana pengelolaan persampahan terkait dengan sistem pengelolaan


perkotaan secara keseluruhan, oleh karena itu analisis komprehensif dalam skala
kota perlu dilakukan.

Ilustrasi Cara Perhitungannya sbb:

1. Ratio timbulan sampah = 0.6 kg/jiwa/hari

2. Berat sampah rata-rata = 250 kg/m3

3. Timbulan sampah penduduk menetap =

Jumlah penduduk menetap x 0,6 kg x 1 m3

250 kg

4. Jumlah becak sampah yang dibutuhkan =

Total sampah

( 3 rit per hari x 1,5 * )

* 1,5 adalah kapasitas tampung becak sampah dengan satuan m3/unit

Berikut tabel analisis persampahan:

LAPORAN AKHIR | IV - 36
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 4.14. Analisis Persampahan Kawasan Prioritas RPKPP Kabupaten Kepulauan Mentawai

Reduksi Sampah Sarana Sarana


Timbulan Sampah Produksi Sarana Pemindahan
Terangkut Pengumpulan Pengangkutan
Sampah
Jumlah ke TPA
Penduduk Non Daur
Penduduk Domestik Pengomp (timbula Becak
No. Kecamatan Desa Dusun Terlayani Domestik Ulang Gerobak Dump Arm Roll
Tahun 2036 (3 Jumlah osan rata- n- Motor (1 Container
80% (Jiwa) (50% rata- (1 m3, 1 TPS Truck (8 Truck
(jiwa) lt/org/hr (m3/hari rata penguran m3, 2 (8 m3, 1
domestik rata rit/hari) (8m3) m3, 2 (10 m3, 1
) ) (30%) gan) rit/hari) rit/hari)
) (20%)m 50% rit/hr) rit/hr)
m3/hari m3/hari m3/hari 50%
m3/hari 3/hari

1 Sipora Utara Dusun Camp, Dusun


Tuapejat, Dusun
Kampung, Dusun Jati,
Tuapejat 4,259 3,407 10.22 5.11 15.33 3.07 4.60 7.67 4 2 1 1 0 1
Dusun Karoniet, Dusun
Turonia, Dusun
Mapadegat
Dusun Sinabak, Dusun
Sidomakmur Bolelai, Dusun 1,552 1,241 3.72 1.86 5.59 1.12 1.68 2.79 1 1 0 0 0 0
Makodoba
Dusun Tunas Baru,
Sipora Jaya Dusun Karya Bakti, 665 532 1.60 0.80 2.39 0.48 0.72 1.20 1 0 0 0 0 0
Dusun Karang Anyar
Total 6,475 5,180 15.54 7.77 23.31 4.66 6.99 11.66 6 3 1 1 1 1

Sumber : Hasil Analisa Tahun 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 37
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.1.5 Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan Kabupaten yang semakin berkembang pesat. Perkembangan tersebut berakibat pada
jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang semakin berkurang. keberadaan RTH sangat diperlukan di perkotaan agar tercipta
lingkungan yang nyaman dan sehat. rumusan arahan pengembangan RTH Kebutuhan RTH dihitung dengan pendekatan luas wilayah
yang mengacu pada Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007 yaitu 30% dari luas administrasi, kebutuhan penduduk
akan RTH kenyamanan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/M/PRT/2008 yaitu 20m2 per jiwa.
Analisis kecukupan RTH dilakukan dengan memperbandingkan Standar kebutuhan RTH dengan luasan Kawasan dan penduduk yang
dilayani. Adapun hasil analisis kebutuhan RTH pada Kawasan Permukiman Prioritas RPKPP Kabupaten Kabupaten Mentawai,
dimana kebutuhan Taman Tempat Bermain (ditengah Kelompok Tetangga) sebanyak 17 Unit Didesa Tuapejat, dan 6 Unit di Desa
Sidomakmur, 3 Unit di Desa Sipora Jaya, dan Taman/Tempat Main (dipusat Kegiatan Lingkungan) sebanyak 2 Unit Di Desa
Tuapejat, 1 Unit Di desa Sidomakmur, sementara RTH eksisiting pada kawasan belum ada sehingga dibutuhkan perencanaan dan
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan ini, berikut Analisi kebutuhan RTH pada Kawasan
permukiman Prioritas RPKPP Kabupaten Kepulauan Mentawai :
Tabel 4.15. Analisis Kebutuhan RTH Kawasan Permukiman Prioritas RPKPP Kabupaten Kapulauan Mentawai
Proyeksi Kebutuhan RTH
No Nagari Dusun Ruang Terbuka Standar Penduduk Terlayani (jiwa) luas Tanah ( m2 )
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2034 2035 2036
Taman/ Tempat Main ( ditengah 250 250
Dusun Camp, Kelompok Tetangga) 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
Dusun Tuapejat, Taman/ Tempat Main ( dipusat 2,500 1,250
Dusun Kampung, Kegiatan Lingkungan) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Dusun Jati, Taman dan Lapangan Olahraga 30,000 9,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 Tuapejat
Dusun Karoniet, Taman dan Lapangan Olahraga 120,000 24,000
Dusun Turonia,
Dusun
Mapadegat
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Taman/ Tempat Main ( ditengah 250 250
Kelompok Tetangga) 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Dusun Sinabak, Taman/ Tempat Main ( dipusat 2,500 1,250
2 Sidomakmur Dusun Bolelai, Kegiatan Lingkungan) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Dusun Makodoba Taman dan Lapangan Olahraga 30,000 9,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Taman dan Lapangan Olahraga 120,000 24,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Taman/ Tempat Main ( ditengah 250 250
Dusun Tunas Kelompok Tetangga) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Baru, Dusun Taman/ Tempat Main ( dipusat 2,500 1,250
3 Sipora jaya Karya Bakti, Kegiatan Lingkungan) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dusun Karang Taman dan Lapangan Olahraga 30,000 9,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Anyar
Taman dan Lapangan Olahraga 120,000 24,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber : Hasil Analisa Tahun 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 38
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS


4.2.1 Profil Umum dan Karakteristik Permukiman Kawasan
A. Berita Acara Kesepakatan Kawasan
Setelah dilaksanakan FGD 1 Maka didapat kesepakatan bahwa Kawasan Prioritas 1 yang
terpilih adalah Kawasan di Unit Lingkungan 3 terdapat Desa Mapadegat dan Karoniet.
Berikut Berita Acara Kesepakatan Penetapan Lokasi Penyusunan Rencana Pembangunan
Kawasan Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018.

LAPORAN AKHIR | IV - 39
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 40
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

B. Kawasan Prioritas Terpilih

LAPORAN AKHIR | IV - 41
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 42
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.2.2 Pembagian Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan


A. Profil Umum
Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan berada di Dusun Mapaddegat dengan luas kawasan
212 Ha. Dengan batasan administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara : Dusun Jati


Sebelah Selatan : Sungai Mapaddegat
Sebelah Timur : Kawasan Pertanian dan Permukiman
Sebelah Barat : Samudera Hindia

Tabel 4.16. Profil Umum Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan RPKPP Kabupaten Kepulauan
Mentawai
Administrasi Dusun Mapaddegat
Luas Kawasan 212 Ha
Jumlah Bangunan 312 Unit
Jumlah Penduduk 1.560 Jiwa
Panjang Jalan Utama : 6.971 M
Lingkungan : 2.354 M

B. Guna Lahan
Tutupan Lahan yang berada pada kawasan prioritas penangan ini berupa, hutan, sungai,
bangunan, semak , dsb. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut:

Tabel 4.17. Guna Lahan Kawasan Prioritas Penanganan RPKPP Kabupaten Kepulauan
Mentawai
NO TUTUPAN LUAS (HA) Persentase (%)
1 Bangunan 2,50 1,18
2 Semak Belukar 39,06 18,44
3 Pekarangan 9,10 4,30
4 Kebun Campuran 81,97 38,69
5 Rawa 0,76 0,36
6 Sawah 1,57 0,74
7 Hutan/semak belukar 75,41 35,59
8 Sungai 1,50 0,71
Total 211,87 100,00
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 43
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.11. Peta Guna Lahan Kawasan Prioritas Penanganan RPKPP Kabupaten Kepulauan
Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 44
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

C. Pembagian Unit Lingkungan


Pembagian Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan dibagi menjadi 6 unit lingkungan, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.18 dan gambar 4.1 berikut:

Tabel 4.18. Pembagian Unit Lingkungan


No Unit Lingkungan Luas (Ha)
1. Unit Lingkungan 3.1 40 Ha
2. Unit Lingkungan 3.2 23 Ha
3. Unit Lingkungan 3.3 83 Ha
4. Unit Lingkungan 3.4 19 Ha
5. Unit Lingkungan 3.5 24 Ha
6. Unit Lingkungan 3.6 23 Ha
Total 212 Ha
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2018

Gambar 4.12. Pembagian Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan

LAPORAN AKHIR | IV - 45
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Identifikasi Kondisi Unit Lingkungan 3.1

Unit Lingkungan 3.1 berada dekat dengan batas administrasi kawasan sebelah utara
yang berbatasan langsung dengan Dusun Jati.
Berikut kondisi unit lingkungan 3.1:
a Merupakan kawasan non terbangun dengan potensi pemandangan alam dan
wisata
b Pengembangan jaringan jalan telah membuka akses untuk pengembangan
perumahan dan kawasan wisata
c Pengembangan desa wisata akan saling melengkapi dengan Dusun Jati yang
lebih dulu berkembang sebagai kawasan wisata
d Kondisi topografi kawasan yang cenderung datar berpotensi dikembangkan
Ruang Terbuka Hijau dan Non Hijau yang aktif sebagai pembentuk citra
kawasan wisata.
e Keterbatasan pengembangan karena berada pada kawasan sempadan pantai.
f Akses Masuk Melalui Jalan Utama masih berupa jalan tanah

Gambar 4.9. Kondisi Jalan Utama Unit Lingkungan 3.1

LAPORAN AKHIR | IV - 46
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.10. Kondisi Pantai di Unit Lingkungan 3.1

2. Identifikasi Kondisi Unit Lingkungan 3.2

Unit Lingkungan 3.2 berada dekat dengan batas administrasi kawasan sebelah utara
yang berbatasan langsung dengan Dusun Jati dan juga berbatasan dengan Unit
Lingkungan 3.2.
Berikut kondisi unit lingkungan 3.2:
a Merupakan kawasan terbangun dengan kepadatan sangat rendah
b Topografi cenderung datar dan sedikit bergelombang dengan kemiringan <15%
c Tutupan lahan masih didominasi oleh kebun campuran
d Posisi kawasan cukup strategis karena berada pada 2 jalur pergerakan utama
serta dekat dengan pelabuhan Tua Pejat

3. Identifikasi Kondisi Unit Lingkungan 3.5


Unit Lingkungan 3.5 berada disisi selatan kawasan prioritas penanganan, yang mana
berada dekat dengan unit lingkungan 3.3 dan unit lingkungan 3.4, sedangkan kondisi

LAPORAN AKHIR | IV - 47
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

unit lingkungan 3.3 dan kondisi unit lingkungan 3.4 berupa hutan. Berikut kondisi
unit lingkungan 3.5 :
a Permukiman yang telah berkembang secara swadaya yang telah teratur pada
jaringan jalan utama
b Sudah ada landmark kawasan dusun Mapaddegat yang menunjukkan perannya
sebagai kawasan wisata
c Ancaman abrasi pantai terhadap kawasan hunian eksisting
d Penurunan kualitas lingkungan akibat adanya aktifitas penambangan pasir
e Akses jalan darat sudah dibuka menuju kawasan permukiman dan pariwisata,
tetapi sebagian belum diberi perkerasan.

Gambar 4.11. Kondisi Unit Lingkungan 3.5

LAPORAN AKHIR | IV - 48
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4. Identifikasi Kondisi Unit Lingkungan 3.6


Unit Lingkungan 3.6 Sudah tidak lagi berada di tepi pantai, dan sudah banyak
terdapat permukiman warga disekitarnya. Berikut kondisi Unit Lingkungan 3.6
a Permukiman yang memiliki akses langsung menuju kawasan perkantoran
b Topografi relatif datar sehingga rentan terjadi genangan
c Permukiman swadaya berkembang dengan pola linear pada jalan utama.
d Intensitas permukiman masih rendah sehingga masih dapat ditingkatkan

Gambar 4.12. Kondisi Unit Lingkungan 3.6

LAPORAN AKHIR | IV - 49
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.13. Identifikasi Kondisi Unit Lingkungan 3.1

Jalan Utama

LAPORAN AKHIR | IV - 50
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.14. Identifikasi Kondisi Unit Lingkungan 3.2

LAPORAN AKHIR | IV - 51
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.15. Identifikasi Kondisi Unit Lingkungan 3.5

LAPORAN AKHIR | IV - 52
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 53
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 4.16. Identifikasi Kondisi Unit Lingkungan 3.6

LAPORAN AKHIR | IV - 54
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.2.3 Identifikasi Kebutuhan Unit Lingkungan


Secara Umum Kawasan Prioritas Penanganan belum memiliki infrastruktur yang memadai,
seperti belum tersedianya air bersih, belum tersistemnya jaringan drainase, belum terdapat
tempat pembuangan limbah dan sampahnya. Sehingga kawasan ini butuh penanganan
infrastruktur secara keseluruhan.
Untuk mengetahui tingkat kebutuhannya bisa dianalisa menggunakan jumlah penduduk
eksisting.

Tabel 4.19. Kondisi eksisting Dusun Mapaddegat


Administrasi Dusun Mapaddegat
Luas Kawasan 212 Ha
Jumlah Bangunan 312 Unit
Jumlah Penduduk 1.560 Jiwa
Kepadatan Penduduk 7 Jiwa/Ha
Panjang Jalan Utama : 6.971 M
Lingkungan : 2.354 M

A. Penduduk

Penduduk kawasan prioritas dihitung dari jumlah penduduk yang terdapat didalam kawasan
prioritas RPKPP Kabupaten Kepulauan Mentawai. Berdasarkan data terakhir, jumlah
penduduk yang terdapat di kawasan prioritas sebanyak 1.560 jiwa, dengan tingkat
kepadatan penduduk 7 jiwa/ha termasuk ke dalam kategori kepadatan rendah .
Berikut tabel proyeksi penduduk.

Tabel 4.20. Proyeksi Penduduk Kawasan Prioritas


Jumlah Penduduk
No Tahun Jumlah KK
(jiwa)
1 2017 1.560 312
2 2018 1.563 313
3 2019 1.565 313
4 2020 1.567 314
5 2021 1.570 314
6 2022 1.573 315
7 2023 1.575 315
8 2024 1.578 316
9 2025 1.581 316
10 2026 1.583 317
11 2027 1.586 317
12 2028 1.590 318
13 2029 1.593 319

LAPORAN AKHIR | IV - 55
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Jumlah Penduduk
No Tahun Jumlah KK
(jiwa)
14 2030 1.595 319
15 2031 1.598 320
16 2032 1.600 320
17 2033 1.603 321
18 2034 1.605 321
19 2035 1.608 322
20 2036 1.610 322
21 2037 1.613 323
Sumber : Hasil Analisa 2018

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk tahun 2017 sebanyak
1.560 jiwa dengan jumlah KK 312 kk, dan akan terus bertambah, sehingga terdapat
proyeksi penduduk pada tahun 2037 sebanyak 1.613 jiwa dengan jumlah KK
sebanyak 323 kk.

B. Air Bersih

Pelayanan air bersih pada kawasan prioritas, secara umum belum dilayani oleh
sistim jaringan air bersih PDAM. Masyarakat masih menggunakan air hujan dan air
tanah untuk aktifitas dan kebutuhan sehari-hari.

Tabel 4.21. Kebutuhan Air Bersih Kawasan Prioritas


No Indikator Jumlah
1 Jumlah Penduduk 1.613 Jiwa
2 Jumlah KK 323 kk
3 Kebutuhan Domestik (M3/HR) 93 M3/hr
4 Hidran Umum (M3/HR) 38,712 M3/Hr
5 Non Domestik (30%) 28
6 Total Kebutuhan (M3/Hari) 140 M3/Hari
Sumber : Hasil Analisa 2018

C. Air Limbah

Sistem pengolahan air limbah dibagi berdasarkan sumber air limbah tersebut berasal
yaitu air limbah industri dan air limbah non industri (domestik). Namun pada
kawasan terdapat air limbah domestic.
Sistim pengelolaan limbah rumah tangga pada kawasan prioritas, sebagian besar
belum bersifat on site. Limbah dibuang dan disalurkan ke aliran sungai atau
drainase, sehingga terjadi penyumbatan dan penumpukan sampah di dalam saluran
drainase.

LAPORAN AKHIR | IV - 56
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Keterbatasan lahan dan minimnya pengetahuan akan pengelolaan limbah rumah


tangga yang bersifat individual menyebabkan persoalan limbah ini harus ditangani
secara komunal sehingga tidak mencemari lingkungan..

Standar Pemakaian Air Bersih

Dalam perancangan sistem yang dibangun ini, pendekatan atau estimasi besarnya
kebutuhan air rata-rata perhari untuk aktifitas domestik, berpedoman kepada
standar kebutuhan air yang disajikan bersumber kepada Buku Plambing dan
Instrumentasi. Selain itu juga, dipergunakan angka pemakaian air rata-rata dari
sumber lain sebagai antisipasi kondisi puncak. Selengkapnya standar pemakaian air
bersih per orang per hari digunakan angka 150 liter per penghuni per hari dari
masing-masing rumah yang ada di kawasan ini. Angka ini jauh lebih besar dari angka
pemakaian pokok minimal liter/orang/hari yang ada SPM di bidang ke Pekerjaan
Umum dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010, yakni 60
liter/orang/hari. Hal ini juga dilakukan untuk mengantisipasi beban puncak sistem,
sehingga dapat berkerja dengan baik.

 Air Limbah Domestik


Debit Air Limbah Domestik Kawasan Perumahan

Dari pemakaian air bersih dapat ditentukan debit air limbah domestik yang
dihasilkan dengan persentase air bersih yang menjadi air limbah domestik
atau mencapai sistem penyaluran adalah 85 persen.
Air limbah domestik umumnya berasal dari buangan kamar mandi dan
WC, dengan metode pembuangan terpusat maupun setempat.
Pembuangan air limbah setempat umumnya dilakukan secara individual
oleh masyarakat yang dapat berupa tangki dengan atau tanpa resapan
maupun cubluk.

Tabel 4.22. Perhitungan Air Limbah


No Indikator Jumlah
1 Jumlah Penduduk Proyeksi 1.613 Jiwa
2 Pemakaian air bersih (M3/Hr) 140 M3/Hari
3 Produksi Air Bekas (80% Air Bersih) 112
4 Produksi Air Kotor (4 l/jiwa/hari) M3/Hr 65
Sumber : Hasil Analisa 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 57
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Rancangan Sistem Penyaluran Air Limbah

Rancangan sistem ini didasarkan kepada topografi lahan yang telah diukur
disekitar Tapak Kegiatan dan rencana lokasi instalasi pengolahan yang
memungkinkan untuk direncanakan secara gravitasi. Rancangan sistem ini
juga mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis, diantaranya adalah:
√ Sistem yang dirancang harus mampu melayani debit puncak yang
dihasilkan Rumah Tangga (KK) pada saat kondisi optimal tercapai
dengan selang waktu terpendek dari proses domestik berlangsung,
yaitu: pada jam 06.00-10.00 WIB dan 16.00-20.00 WIB. Dengan kata
lain lama proses berlangsung diasumsikan empat jam setiap hari.
√ Sifat pengaliran yang diterapkan adalah aliran gravitasi untuk
meminimasi biaya investasi dan operasional dan perawatan sistem
yang dirancang.
√ Untuk menghindari penggalian yang lebih dalam, kemiringan saluran
direncanakan adalah kemiringan minimum untuk sebuah saluran,
yaitu: 1 cm/m dengan harapan masih memenuhi kriteria perencanaan
dan tidak tertutup kemungkinan akan menggunakan kemiringan
maksimum 2 cm/m, mengingat topografi lahan sangat memungkinkan.
√ Sistem yang digunakan adalah sistem terpisah, dimana saluran yang
digunakan untuk saluran air hujan tersendiri dan jaringan saluran
untuk air limbah domestik
√ Faktor jam puncak dan minimum yang digunakan adalah 1,5 dan 0,4

D. Persampahan

Sistem persampahan merupakan salah satu bagian penting dalam perencanaan


pengembangan permukiman. Produksi sampah akan semakin meningkat sejalan
dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan aktivitasnya. Untuk saat
ini, pengolahan sampah pada kawasan prioritas dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan
Hidup Kabupaten Kepulauan Mentawai, namun belum terdapatnya lokasi Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). Dan pada saat ini, masyarakat sekitar kawasan
permukiman prioritas masih menumpuk sampah dan membakarnya, bahkan
membuang sampah tersebut ke pantai.

LAPORAN AKHIR | IV - 58
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 4.23. Perhitungan Kebutuhan Persampahan


No Indikator Jumlah
1 Jumlah Penduduk Proyeksi (jiwa) 1.613 Jiwa
2 Jumlah Timbulan Sampah (M3/Hari) 5,81 M3/Hari
3 Sarana Pengumpulan (Becak) 1 Unit
4 Sarana Pengumpulan (Gerobak) 1 Unit
5 Sarana Pemindahan 0
6 Sarana Pengangkutan 0
Sumber : Hasil Analisa 2018

E. Drainase

Sistem drainase Kabupaten Kepulauan Mentawai diarahkan pada pengembangan -


sistem drainase terpisah (separated system), dimana air kotor dan air hujan
disalurkan melalui saluran yang berbeda, dengan memanfaatkan saluran drainase
alami dan buatan. Di tinjau dari kondisi topografinya, wilayah Kabupaten
Kepulauan Mentawai khususnya kawasan permukiman prioritas mempunyai
topografi yang bergelombang dan mempunyai tingkat kemiringan yang cukup
tinggi dan bervariasi dan adanya pantai akan direncanakan sebagai daerah atau
wilayah yang masih mempertimbangkan kelestarian lingkungan hidup dengan
mencadangkan daerah terbuka hijau bagi kepentingan kegiatan kota.
Sistem drainase buatan diarahkan bagi kawasan-kawasan yang jauh dari aliran
sungai sebagai jaringan drainase alami dan bagi jaringan jalan utama, sementara
sistem drainase alami diarahkan sebagai jaringan drainase primer yang
digunakan sebagai pengumpul jaringan drainase buatan di tiap-tiap kampung,
khususnya kawasan fungsional dan permukiman.Dari jaringan primer, air hujan
dan air kotor dialirkan ke sungai, laut maupun danau. Dengan sistem
pembuangan terpisah air kotor yang merupakan hasil limbah rumah tangga dapat
diolah lebih dahulu sebelum akhir dibuang ke sungai atau danau.Bila telah diolah
terlebih dahulu maka air buangan tersebut diharapkan tidak mencemari air
sungai atau danau sebagai saluaran pembuangan akhirnya.Sama halnya dengan
struktur jaringan air bersih, struktur jaringan drainase ini dibagi atas jaringan
primer dan sekunder.Jaringan sekunder merupakan jaringan buangan dari
rumah-rumah tangga ke jaringan primer yang terpusat di tiap distrik dengan
bentuk berupa drainase alami maupun buatan.Jaringan drainase pada kawasan
permukiman dapat dibuat dengan sistem tertutup, sedangkan pada kawasan di
sepanjang jalan utama dapat dibuat dengan sistem terbuka.

LAPORAN AKHIR | IV - 59
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Identifikasi Kebutuhan Unit Lingkungan 3.1

Tabel 4.24. Identifikasi Kebutuhan Unit Lingkungan 3.1

Sumber : Hasil Analisa 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 60
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

2. Identifikasi Unit Lingkungan 3.2

Tabel 4.25. Identifikasi Unit Lingkungan 3.2

Sumber : Hasil Analisa 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 61
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3. Identifikasi Unit Lingkungan 3.3

Tabel 4.26. Identifikasi Unit Lingkungan 3.3

Sumber : Hasil Analisa 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 62
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4. Identifikasi Unit Lingkungan 3.4

Tabel 4.27. Identifikasi Unit Lingkungan 3.4

Sumber : Hasil Analisa 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 63
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

5. Identifikasi Unit Lingkungan 3.5

Tabel 4.28. Identifikasi Unit Lingkungan 3.5

Sumber : Hasil Analisa 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 64
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

6. Identifikasi Unit Lingkungan 3.6

Tabel 4.29. Identifikasi Unit Lingkungan 3.6

Sumber : Hasil Analisa 2018

LAPORAN AKHIR | IV - 65
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.3 KAJIAN MIKRO PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN


PRIORITAS TAHAP-1
4.3.1 Kawasan Perencanaan Permukiman Prioritas Tahap -1
Kawasan Perencanaan Permukiman Prioritas Tahap-1 secara administrasi berada
Pada Desa Tuapejat Dusun Mapaddegat dan Dusun Karoniet dengan luas areal
keseluruhan 19 Ha, dan dilewati jalan poros sepanjang 2.5 km, kawasan
perencanaan berada pada ketinggian ±24-30 Mdpl, kawasan termasuk kawasan
yang miliki ketinggian yang cukup tinggi dibandingkan kawasan disekitarnya yang
berada pada Desa Tuapejat, ini merupakan potensi kawasan sebagai kawasan
tempat evakuasi bencana mengingat Kabupaten Kepulauan Mentawai Merupakan
Kabupaten yang memiliki resiko rawan bencana Gempa dan Tsunami yang tinggi.
Kawasan Permukiman prioritas ini secara eksisting sudah dibentuk oleh pola
jaringan jalan poros dengan lebar pembukaan jalan ±10 m dan perkerasan masih
tanah, hal ini justru menjadi perhatian pemerintah untuk prirotas pembangunan
jalan poros mengingat pentingnya kawasan ini untuk dikembangkan. Secara
eksisitng kawasan masih merupakan kawasan non terbangunan dimana baru
terdapat 2 unit bangunan semi temporer pada kawasan sehingga dengan
demikian merupakan potensi untuk pengendalikan pertumbuhan ruang pada
kawasan ini sehingga dikemudian hari dapat tertata dengan baik dengan
intensitas bangunan dan peruntukan bangunan yang telah ditetapkan dan di atur
sebelumnya. Untuk lebih jelasnya berikut dokumentasi kawasan permukiman
prioritas tahap-1 :

Gambar 4.17. Identifikasi Kondisi Unit Lingkungan 3.4

LAPORAN AKHIR | IV - 66
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 67
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 68
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.3.2 Analisa Perhitungan Kavling Konsep Green Building dan


Hunian Berimbang 1:3:6
Kebutuhan akan ruang pada tiap keluarga berbeda–beda dalam arti tergantung tingkat
kebutuhan dan tingkat kemampuan ekonomi masing–masing. Semakin tinggi tingkat sosial
ekonomi/ kemampuan Finansial sebuah keluarga akan semakin besar pula luasan ruang
yang dibutuhkan.
Sehingga dalam pengelompokkan tipe rumah berdasarkan kemampuan finansial yang terdiri
dari :
• Tipe Rumah Keluarga kecil : tipe 36
• Tipe Rumah Keluarga Sedang : tipe 45
• Tipe Rumah Keluarga Besar : tipe 72

Dengan konsep Green Building maka ditentukan luas lahan yang akan dibangun yaitu
60% untuk permukiman dan 40% Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) dari luas lahan total rencana
yaitu 110.000 m² = 11 ha² (Blok Plan Peruntukan Perumahan Kepadatan Sedang-Rendah).
Dari konsep tersebut digunakan Pola Berimbang 1:3:6.
Analisa Perhitungan jumlah rumah yang didapatkan dari pola berimbang sebagai
berikut:
Direncanakan luas lahan ± 11 ha² = 110.000 m².
Kapling perumahan 60% dari luas lahan keseluruhan yaitu : 60% x 110.000 m² = 66.000 m²
dan sisa 44.000 untuk lahan terbuka hijau.

Perencanaan :
Rumah Besar : 650 m² x 1 = 650m²
Rumah Sedang : 195 m² x 3 = 585 m²
Rumah Kecil : 150 m² x 6 = 900 m²
Total Lahan dibutuhkan : 2.135 m2

maka 66.000 m² : 2.135 m² = 31


Pola Berimbang 1 : 3 : 6
1 = 31 buah
3 = 93 buah
6 = 186 buah

LAPORAN AKHIR | IV - 69
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Sedangkan untuk luasan lahan yang digunakan tiap rumah :


31 x 650 = 20.100 m²
93 x 195 = 18.100 m²
186 x 150 = 27.800 m²

Dari analisa maka dapat di tabelkan sebagai berikut:

Tabel 4.30. Analisa Perhitungan Kavling Konsep Green Building dan Hunian Berimbang
1:3:6
LUAS LAHAN 1 UNIT JUMLAH JIWA/ JUMLAH JUMLAH JUMLAH LUAS LAHAN
TIPE
RUMAH UNIT RUMAH (Jiwa) (M²)
Tipe Kecil 150 5 186 930 20.100
Tipe Sedang 195 5 93 465 18.100
Tipe Besar 650 5 31 155 27.800
Total 310 1.550 66.000
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2018

Berdasarkan perhitungan analisa diatas diketahui bahwa untuk tipe kecil dengan kavling
bangunan tipe 36 luas kavling 150 m2 sebanyak 186 kavling , untuk tipe sedang dengan
kavling bangunan tipe 45 luas kavling 195 m2 sebanyak 93 Unit, dan untuk tipe besar
dengan kavling bangunan tipe 72 luas kavling 650 m2 sebanyak 31 Unit pada kawasan
permukiman prioritas pembangunan tahap 1, untuk sisa nya yakni 40% (Konsep Green
Buliding perbandingan 60% Permukiman 40% RTH) dengan luas peruntukan lahan 44.000 m2.

4.3.3 Analisa Perhitungan Penduduk Kawasan Permukiman


Prioritas Tahap-1
Penduduk kawasan Permukiman Prioritas tahap-1 prioritas dihitung dari jumlah penduduk
yang terdapat didalam kawasan prioritas Tahap-1 peruntukan zonasi permukiman RPKPP
Kabupaten Kepulauan Mentawai. Berdasarkan perhitungan jumlah penduduk pada kawasan
permukiman prioritas tahap-1 di kawasan prioritas sebanyak 1.550 jiwa, dengan tingkat
kepadatan penduduk 7 jiwa/ha termasuk ke dalam kategori kepadatan rendah .
Berikut tabel proyeksi penduduk.

Tabel 4.31. Proyeksi Penduduk Kawasan Prioritas


No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK
1 2019 1,550 310
2 2020 1,551 310
3 2021 1,551 310
4 2022 1,552 310
5 2023 1,552 310

LAPORAN AKHIR | IV - 70
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK


6 2024 1,553 311
7 2025 1,553 311
8 2026 1,554 311
9 2027 1,554 311
10 2028 1,555 311
11 2029 1,556 311
12 2030 1,556 311
13 2031 1,557 311
14 2032 1,557 311
15 2033 1,558 312
16 2034 1,558 312
17 2035 1,559 312
18 2036 1,559 312
19 2037 1,560 312
20 2038 1,561 312
21 2039 1,562 312

Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2018

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk tahun 2019 diperkirakan
1.550 jiwa dengan jumlah Kepala keluarga (KK) 310 kk, dan akan terus bertambah,
sehingga terdapat proyeksi penduduk pada tahun 2039 sebanyak 1.562 jiwa dengan
jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 312 kk.

4.3.4 Analisa Perhitungan Kebutuhan Sarana Lingkungan


Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 32/Permen/M/2006
Sarana Pendidikan

Tabel 4.32. Standar Fasilitas Pendidikan


NO FASILITAS PENDIDIKAN JUMLAH (JIWA) LUAS TANAH (M2)
1. TK ±1000 ±500
2. SD ±1600 ±2400
3. SLTP ±4800 ±2700
4. SLTA ±4800 ±2700
Sumber: Nomor 32/Permen/M/2006

Dapat dilihat pada tabel standar fasilitas pendidikan di atas, bahwa untuk fasilitas
pendidikan untuk satu Taman Kanak-kanak itu dapat menampung sebanyak ± 1000 Jiwa
dengan luas tanah yang dibuntuhkan ialah ±1200 M2 dengan radius pecapaian atau
pelayanan itu ±500. Dan untuk satu unit fasilitas pendidikan Sekolah Dasar itu dibutuhkan
luas tanah ± 2400 M2 yang nantinya akan menampung ± 1600 Jiwa dengan radius pencapaian
± 1000 m. Selanjutnya untuk fasilitas pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama itu

LAPORAN AKHIR | IV - 71
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

membutuhkan luas tanah ±2700 M2 dengan daya tampung ±4800 Jiwa dan yang terakhir
untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sama dengan tingkat SLTP yaitu membutuhkan luas
tanah ±2700 M2 dengan kapasitas daya tampung ±4800 Jiwa juga.

Tabel 4.33. Analisa Fasilitas Pendidikan


NO FASILITAS PENDIDIKAN EKSISTING ANALISA
1. TK 0 1
2. SD 0 1
3. SLTP 0 -
4. SLTA 0 -
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2018

Pada tabel analisa di atas dapat dilihat bahwa fasilitas pendidikan yaitu untuk
Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar itu masih kurang. Dan setelah di analisa masing-
masing membutuhkan penambahan 1 unit TK dan 1 unit SD.

Sarana Kesehatan

Tabel 4.34. Standar Sarana Kesehatan


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH (JIWA) LUAS TANAH (M2)
1. PUSKESMAS ±1000 ±600
2. PRAKTEK DOKTER ±5000 ±1000
3. RUMAH BERSALIN ±1000 ±1600
4. APOTIK ±10000 ±350
Sumber: Nomor 32/Permen/M/2006

Dapat dilihat pada tabel standar sarana kesehatan di atas, bahwa untuk sarana kesehaatan
untuk puskesmas itu dapat menampung sebanyak ± 1000 Jiwa dengan luas tanah yang
dibutuhkan ialah ±600 M2 dengan radius pecapaian atau pelayanan itu ± 2000 M.
Selanjutnya untuk praktek dokter, melayani ± 5000 Jiwa dengan luas tanah ± 1000 M2 dan
radius pelayanan ± 1500 M. Dan untuk 1 unit rumah bersalin itu membutuhkan luas tanah ±
1600 M2 dengan daya tamping ± 1000 Jiwa. Dan terakhir apotik, untuk apotik itu
membutuhkan luas tanah ± 350 M2 dengan daya tampung ± 10000 Jiwa.

Tabel 4.35. Analisa Sarana Kesehatan


NO SARANA KESEHATAN EKSISTING ANALISA
1. PUSKESMAS 0 1
2. PRAKTEK DOKTER 0 -
3. RUMAH BERSALIN 0 -
4. APOTIK 0 -
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2018

Pada tabel analisa di atas dapat dilhat bahwa untuk sarana kesehatannya, masih
kurang sehingga perlu penambahan sebanyak 1 unit Puskesmas.

LAPORAN AKHIR | IV - 72
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Sarana Perbelanjaan

Tabel 4.36. Standar Fasilitas Perbelanjaan


NO FASILITAS PERBELANJAAN JUMLAH (JIWA) LUAS TANAH (M2)
1. WARUNG ± 250 ±100
2. PERTOKOAN ± 2500 ±100
3. PUSAT PERBELANJAAN ± 2500 ±100
LINGKUNGAN (PASAR)
Sumber: Nomor 32/Permen/M/2006

Dapat dilihat pada tabel standar fasilitas perbelanjaan bahwa untuk warung melayani ± 250
Jiwa dengan luas tanah ± 100 M2 . Selanjutnya untuk pertokoan itu membutuhkan luas
tanah ± 100 M2 dengan daya tampung ± 2500 Jiwa. Dan yang terakhir untuk pusat
perbelanjaan lingkungan (Pasar) itu melayani ± 2500 Jiwa dengan luas tanah ± 100 M2 .

Tabel 4.37. Analisa Fasilitas Perbelanjaan


NO FASILITAS PERBELANJAAN EKSISTING ANALISA
1. WARUNG 0 6
2. PERTOKOAN 0 -
3. PUSAT PERBELANJAAN 0 -
LINGKUNGAN (PASAR)
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2018

Pada tabel analisa fasilitas perbelanjaan di atas, dapat dilihat bahwa sarana
perbelanjaan berupa warung masih kurang dan butuh penambahan sebanyak 6 unit warung.

Keamanan

Tabel 4.38. Standar Keamanan


NO FASILITAS KEAMANAN JUMLAH (JIWA) LUAS TANAH (M2)
1. POS HANSIP/BALAI PERTEMUAN ± 2500 ± 300
Sumber: Nomor 32/Permen/M/2006

Dapat dilihat pada tabel standar keamanan di atas, bahwa untuk pos hansip atau balai
pertemuan itu membutuhkan luas tanah ± 300 M2 dengan daya tampung ± 2500 Jiwa.

Tabel 4.39. Analisa Fasilitas Keamanan


NO FASILITAS KEAMANAN EKSISTING ANALISA
1. POS HANSIP/BALAI PERTEMUAN 0 1

Pada tabel analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk fasilitas keamanan
berupa Pos hansip/balai pertemuan itu masih kurang dan setelah di analisa itu
membutuhkan 1 unit.

LAPORAN AKHIR | IV - 73
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.3.5 Analisa Perhitungan Kebutuhan Prasarana Lingkungan

 Air Bersih

Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah
kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan
di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air,
sungai, rawa, danau, telaga, waduk dan muara. (PP. No. 82 Tahun 2001).
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak.Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan; juga manusia selama
hidupnya selalu memerlukan air.
Dengan demikian, semakin naik jumlah penduduk serta laju pertumbuhannya
semakin naik pula laju pemanfaatan sumber-sumber air. Beban pengotoran air juga
bertambah cepat sesuai dengan cepatnya pertumbuhan. Sebagai akibatnya saat ini,
sumber air tawar dan bersih menjadi semangkin langka. Laporan keadaan
lingkungan di dunia tahun 1992 menyatakan bahwa air sudah saatnya dianggap
sebagai benda ekonomi. Karena itu pengelolaan sumber daya air menjadi sangat
penting serta pengelolaan sumber daya air ini sebaiknya dilakukan secara terpadu,
baik dalam pemanfaatannya maupun dalam pengelolaan kualitas (Slamet, 2002 ).
Untuk kebutuhan air bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar
kehidupan dan kebiasaan masyarakat (Chandra, 2007 ). Ditinjau dari sudut kesehatan
masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya
penyakit di masyarakat.

Tabel 4.40. Tabel Kriteria Perencanaan Domestik Sistem Air Bersih


Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk (jiwa)
500.000- 100.000- 20.000-
No. Uraian >1.000.000 <20.000
1.000.000 500.000 100.000
Metro Desa
Besar Sedang Kecil
1. Konsumsi Unit 190 170 150 130 30
Sambungan (SR) l/o/h
2. Konsumsi Unit Hidran 30 30 30 30 30
Umum (HU) l/o/h
3. Konsumsi Unit Non 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
Domestik (%*)
4. Kehilangan Air 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

LAPORAN AKHIR | IV - 74
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk (jiwa)


500.000- 100.000- 20.000-
No. Uraian >1.000.000 <20.000
1.000.000 500.000 100.000
Metro Desa
Besar Sedang Kecil
5. Faktor Maksimum Day 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
6. Faktor Pek-Hair 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
7. Jumlah Jiwa per SR 5 5 5 5 5
8. Jumlah Jiwa per HU 100 100 100 100 100
9. Sisa Tekan di Jaringan 10 10 10 10 10
Distribusi (mka)
10. Jam Operasi 24 24 24 24 24
11. Volume Reservoir (%) 20 20 20 20 20
(max day demand)
12. SR : HU 50:50-80:20 50:50-80:20 80:20:00 70:30:00 70:30:00
13. Cakupan Pelayanan (*) **) 90 **) 90 **) 90 **) 90 **) 70
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 1998
Keterangan :
*) tergantung survey sosek
**) 60% perpipaan, 30% non perpipaan
***) 25% perpipaan, 45% non perpipaan

Untuk dasar hukum penyediaan Air bersih sendiri, Pelaksanaan kegiatan


penyediaan air baku harus mengacu kepada dasar hukum yang berlaku, antara lain :
1. Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 16 Tahun 2005 tentang Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM);
3. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahandi
Perkotaan.

Tabel 4.41. Analisa Kebutuhan Air Bersih


Kebutuh Kapasitas Air
Sambungan Rumah (SR) Hidran Umum (HU)
Kebutuh an Air (ltr/det)
Pendudu Kebocora Total Total
Rasio an Air Non
Jumlah k Kebutuh Kebutuh n Air Kebutuh Kebutuh
Penyedia Domestik Domestik
No. Desa Dusun Penduduk Terlayani Jumlah an Air SR Jumlah an Air HU 20% an Air an Air
Rasio SR an HU (SR+HU) (30% Jam
(jiwa) 80% SR (4 (150 HU (100 (30 (m3/hari (m3/hari (liter/det Maksimal
90% 10% dalam Domestik Puncak
(Jiwa) jiwa/KK) l/org/har jiwa/HU) l/org/har ) ) ik)
pendudu m3/hari )
i) i)
k m3/hari
1 Tuapejat Dusun Karoniet,
1,550 1,240 1,395 349 52,313 124 1 37,200 90 27 18 134 0.014 0.016 0.022
Dusun Mapadegat
Total 1,550 1,240 1,395 349 52,313 124 1 37,200 90 27 18 134 0.014 0.016 0.022

Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2018

Dan dapat dilihat dari tabel Air bersih yang ada di Dusun Karoniet dan Dusun
Mapadegat, Desa Tuapejat yang jumlah penduduknya yaitu 1.550 Jiwa. Dapat di
analisa bahwa jumlah penduduk yang terlayani air bersih itu ada sekitar 1.240 Jiwa

LAPORAN AKHIR | IV - 75
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

dengan Rasio Sambungan Rumah Tangga (SR) itu sebanyak 1.395 Jiwa. Dengan
jumlah SR itu sebanyak 349 Jiwa/KK. Dan untuk kebutuhan Air SR sendiri itu
standarnya ialah 150 l/org/hari dan didapatkan jumlah kebutuhan air sambungan
rumah tangga yaitu sebanyak 52.313 l/org/hari. Selanjutnya untuk analisa rasio
penyediaan hidran umum penduduk itu didapatkan sebanyak 124. Untuk satu unit
Hidran Umum (HU) melayani 100 Jiwa/HU, dan kebutuhan air untuk hidran umum
sendiri itu satandarnya ialah 30 l/org/hari didapati hasil sebanyak 37.200
l/org/hari. Untuk Kebutuhan Air bersih domestic jumlahnya 90 M 3/hari sedangkan
untuk kebutuhan air non domestic sendiri itu jumlahnya sebanyak 27 M 3/hari.
Kebocoran air juga perlu dihitung, standar kebocoran oitu 20% dan setelah dianalisa
dapat hasil sebanyak 18 M3/hari. Jadi, total kebutuhan Air bersih di Desa ini ialah
134 M3/hari dan jika dijadikan ke liter menjadi 0,014 liter/detik. Dapat disimpulkan
bahwa kapasitas air bersih maksimal ialah 0,016 liter/detik pada jam puncaknya ia
akan lebih meningkat sebanyak 0,022 liter/detik.

 Persampahan

Berdasarkan SNI 19-2454 tahun 2002, sampah adalah limbah yang bersifat
padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna
lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi
investasi pembangunan. Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota.
 Klasifikasi Sampah Berdasarkan Sumbernya
a) Pemukiman : berupa rumah atau apartemen.
Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa makanan, kertas, kardus,
plastik, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas
rumah tangga, limbah berbahaya dan sebagainya.
b) Daerah komersial : pertokoan, rumah makan, pasar, perkantoran, hotel,
dll.
Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain kertas, kardus, plastik, kayu,
sisa makanan, kaca, logam, limbah berbahaya dan beracun, dan
sebagainya

LAPORAN AKHIR | IV - 76
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

c) Institusi: yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan


sebagainya.
Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah pada daerah
komersial
d) Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan konstruksi
baru, perbaikan jalan, dan lain-lain .
Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu, dan
sebagainya.
e) Fasilitas umum: penyapuan jalan, taman, pantai, tempat rekreasi, dan
lain-lain.
Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain rubbish, sampah taman,
ranting, daun, dan sebagainya
f) Pengolah limbah domestik seperti Instalasi pengolahan air minum,
Instalasi pengolahan air buangan, dan insinerator.
Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain lumpur hasil pengolahan,
debu, dan sebagainya.
g) Kawasan Industri
Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa proses produksi, buangan
non-industri, dan sebagainya.
h) Pertanian
Jenis sampah yang dihasilkan antara lain sisa makanan busuk, sisa
pertanian, dan sebagainya.

 Klasifikasi sampah berdasarkan bentuknya ada 3 jenis, yaitu :


a) Sampah berbentuk padatan (solid), misalnya daun, kertas, karton, kaleng
dan plastik.
b) Sampah berbentuk cairan (termasuk bubur), misalnya bekas air pencuci,
bahan cairan yang tumpah. Limbah industri banyak juga yang berbentuk
cair atau bubur, misalnya tetes yaitu sampah dari pabrik gula tebu.
c) Sampah berbentuk gas, misalnya karbon dioksida, ammonia dan gas – gas
lainnya.

LAPORAN AKHIR | IV - 77
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

 Sampah berdasarkan sifatnya dibagi atas 2, yaitu :


a) Sampah organik, yaitu sampah yang mengandung senyawa-senyawa
organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan lain-
lain. Yang termasuk sampah organik adalah daun-daunan, kayu, kertas,
karton, sisa-sisa makanan, sayur-sayuran, buah-buahan, potongan-
potongan kayu, ranting, daun-daunan, rumput-rumputan pada waktu
pembersihan kebun atau halaman yang mudah diuraikan oleh mikroba.
b) Sampah anorganik, yaitu sampah yang terdiri dari kaleng, plastik, besi,
gelas atau logam lain yang tersusun oleh senyawa-senyawa anorganik.
Sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroba.

Teknis operasional pengelolaan sampah perkotaan yang terdiri dari kegiatan


pewadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah harus bersifat terpadu
dengan melakukan pemilahan sejak dari sumbernya. Agar lebih jelasnya teknis
operasional pengelolaan sampah dapat dilihat pada skema gambar

Timbulan Sampah

Pemilahan, Pewadahan dan


Pengolahan di sumber

Pengumpulan

Pemindahan Pemilahan dan Pengolahan

Pengangkutan

Tempat Pembuangan Akhir

Sumber : (SNI 19-2454-2002)

Timbulan sampah menurut SNI 19-3983-1995adalah banyaknya sampah yang


timbul dari masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita per hari,
atau perluas bangunan atau perpanjang jalan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulan sampah adalah :
a) Jumlah penduduk; artinya jumlah penduduk meningkat maka timbulan
sampah meningkat.

LAPORAN AKHIR | IV - 78
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

b) Keadaan sosial ekonomi; semakin tinggi keadaan sosial ekonomi


masyarakat maka semakin banyak timbulan sampah perkapita yang
dihasilkan.
c) Kemajuan teknologi; semakin maju teknologi akan menambah sampah
dari segi jumlah dan kualitas.

Secara praktis sumber sampah dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :


a) Sampah dari pemukiman atau sampah rumah tangga.
b) Sampah dari non-pemukiman yang sejenis sampah rumah tangga, seperti
pasar dan daerah komersial.
Kedua jenis sumber sampah diatas dikenal sebagai sampah domestik,
sedangkan sampah atau limbah yang bukan sejenis sampah rumah tangga sebagai
contoh limbah proses industri disebut sebagai sampah non-domestik.
Besar timbulan sampah menurut SNI 3242-2008 adalah :
- Rumah permanen (per orang/hari ) 2,5 L
- Rumah semi permanen (per orang/hari ) 2,25 L
- Rumah non permanen (per orang/hari ) 2,0 L
- Kantor (per pegawai/hari ) 0,5 - 0,75 L
- Toko (per petugas/hari ) 2,5 – 3,0 L
- Sekolah (per murid/hari ) 0,15 L

Berdasarkan letak dan kebutuhan dalam pengelolaan sampah, maka


pewadahan sampah dibagi atas 3 tingkatan, yaitu :
a. Tingkat I , yaitu wadah sampah yang menampung sampah secara langsung
dari sumbernya. Pada umumnya wadah sampah ini diletakkan di tempat-
tempat yang mudah terlihat oleh pemakainya, misalnya diletakkan di
dapur, di ruang kerja, dsb. Wadah sampah jenis ini adalah tidak statis,
tetapi mudah diangkat dan dibawa ke wadah sampah tingkat II.
b. Tingkat II, yaitu wadah sampah yang bersifat sebagai pengumpul
sementara, merupakan wadah sampah yang menampung sampah dari
wadah sampah tingkat I maupun langsung dari sumbernya. Wadah sampah

LAPORAN AKHIR | IV - 79
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

tingkat II ini diletakkan diluar kantor, sekolah, rumah, atau tepi jalan. Di
permukiman permanen, akan dijumpai wadah sampah tingkat II dalam
bentuk bak sampah permanen di depan rumah ataupun dipinggir jalan
protokol didepan gang – gang kecil.
c. Tingkat III, yaitu wadah sampah yang merupakan wadah sentral, biasanya
bervolume besar yang akan menampung sampah dari wadah tingkat II. Wadah
sampah ini sebaiknya terbuat dari konstruksi khusus dan ditempatkan sesuai
de ngan sistem pengangkutan sampahnya. Wadah sampah tingkat III ini
biasanya berupa bak sampah besar yang digunakan sebagai TPS disuatu lokasi
permukiman.

Tabel 4.42. Jenis Pewadahan Berdasarkan Sumber Sampahnya


Sumber sampah Jenis Pewadahan
Permukiman - Kantongan plastik
- Tong sampah ukuran 40 – 60 liter
Pasar - Tong sampah ukuran 50 – 60 liter
- Tong berbahan plastik ukuran 120 – 140 liter
dengan tutup dan memakai roda
3
- Gerobak sampah ukuran 1m
3
- Bak kontainer armroll kapasitas 6 – 10m
Pertokoan - Kantongan plastik
- Tong sampah ukuran 50 – 60 liter
- Tong berbahan plastik ukuran 120 – 140 liter
dengan tutup dan memakai roda
3
Perkantoran / hotel - Gerobak sampah ukuran 1m
3
- Bak kontainer armroll kapasitas 6 – 10m
3
Jalan protokol / lokal - Gerobak sampah ukuran 1m

Untuk pedoman peraturan dan acuan tentang persampahan di Indonesia adalah :


- Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
- Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah tangga;
- SNI 19-3983 Tahun 1995 tentang Standar, Spesifikasi Timbulan Sampah untuk
Kota Kecil dan Sedang;
- SNI 19-2454 Tahun 2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional pengolahan
Sampah.

LAPORAN AKHIR | IV - 80
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 4.43. Analisa Kebutuhan Fasilitas Persampahan


Reduksi Sampah Sarana Sarana
Timbulan Sampah Produksi Sarana Pemindahan
Terangkut Pengumpulan Pengangkutan
Sampah
Jumlah ke TPA
Penduduk Non Daur
Penduduk Domestik Pengomp (timbula Becak
No. Desa Dusun Terlayani Domestik Ulang Gerobak Dump Arm Roll
Tahun 2036 (3 Jumlah osan rata- n- Motor (1 Container
80% (Jiwa) (50% rata- (1 m3, 1 TPS Truck (8 Truck
(jiwa) lt/org/hr (m3/hari rata penguran m3, 2 (8 m3, 1
domestik rata rit/hari) (8m3) m3, 2 (10 m3, 1
) ) (30%) gan) rit/hari) rit/hari)
) (20%)m 50% rit/hr) rit/hr)
m3/hari m3/hari m3/hari 50%
m3/hari 3/hari

1 Dusun Karoniet, Dusun


Tuapejat 1,550 1,240 3.72 1.86 5.58 1.12 1.67 2.79 1 1 0 0 0 0
Mapadegat
Total 1,550 1,240 3.72 1.86 5.58 1.12 1.67 2.79 1 1 0 0 0 0
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2018

Dapat dilihat dari tabel persampahan yang ada di Dusun Karoniet dan Dusun
Mapadegat, Desa Tuapejat yang jumlah penduduknya itu mencapai 1.550 Jiwa.
Bahwa untuk penduduk yang terlayani sendiri itu sudah mencapai 1.240 Jiwa. Untuk
timbulan sampah yang domestic itu sebanyak 3,72 M 3/hari dan non komestik itu
sebanyak 1,86 M3/hari dapat jumlah timbulan sampah yaitu sebanyak 5,58 M 3/hari.
Selain itu, untuk reduksi sampah terangkut itu untuk standar daur ulang rata-rata
20% M3/hari jika dianalisis itu dapat jumlah rata-rata sekitar 1,12 M3/hari dan untuk
pengomposan sendiri standar rata-rata 30% M3/hari dan jika dijumlahkan dapat hasil
sebanyak 1,67 M3/hari. Selanjutnya untuk jumlah Produksi sampah ke TPA
(Timbulan pengurangan) itu sebanyak 2,79 M 3/hari. Dan untuk sarana pengumpulan
itu ada dua jenis alat angkut. Yang pertama itu gerobak yang jumlahnya sebanyak 1
unit dan yang kedua itu ialah motor becak yang jumlahnya juga 1 unit. Untuk sarana
pemindahan dan sarana pengangkuta seperti TPS, Container, Dump Truck, Arm Roll,
itu belum ada.

 Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatanmanusia, sehingga

LAPORAN AKHIR | IV - 81
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang


ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
 Karakteristik limbah:
a) Berukuran mikro
b) Dinamis
c) Berdampak luas (penyebarannya)
d) Berdampak jangka panjang (antar generasi)
 Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
a) Volume limbah
b) Kandungan bahan pencemar
c) Frekuensi pembuangan limbah
 Secara umum limbah dapat diklasifikasikan dalam beberapa bentuk yakni:
a) Limbah Rumah Tangga ( domestik ), biasa dalam bentuk limbah padat dan
cair.
b) Limbah industri ( non domestik ), terdiri dari; limbah cair, gas dan
partikel lainnya serta limbah B3 (Bahan berbahaya dan beracun).
c) Limbah perdagangan - perdagangan lainnya.
Untukmengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah.
Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:
 pengolahan menurut tingkatan perlakuan
 pengolahan menurut karakteristik limbah

Untuk Karakteristik Air limbah domestk adalah air bekas yang tidak dapat
dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia
(tinja) atau dari aktifitas dapur, kamar mandi dan cuci diman kuantitasnya antara
50-70 % dari rata-rata pemakaian air bersih (120-140 ltr/org/hr). Airlimbah
domestic mengandung lebih dari 90 % cairan.
Zat-zat yang terdapat dalam air buangan diantaranya adalah unsur-unsur
organik tersuspensi maupun terlarut dan juga anorganik serta mikroorganisme.

LAPORAN AKHIR | IV - 82
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kualiatas/sifat fisik air buangan domestik pada umunya dinyatakan dalam


temperatur, warna, bau dan kekeruhan.
Sistem pembuangan air limbah domestik terbagi menjadi 2 macam sistem, yakni:
sistem pembuangan air limbah setempat (on site system) dan pembuangan terpusat
(off site system).

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan
pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba
patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang
terdapat di alam. Pengolahan air limbah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima)
tahap yakni :
 Pengolahan Awal (Pretreatment)
 Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
 Pengolahan Kedua (Secondary Treatment)
 Pengolahan Ketiga (Tertiary Treatment)
 Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Pedoman yang dipakai untuk limbah yaitu Peraturan pemerintah RI No. 85


tahun 1999 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999
tentang pengolahan limbah berbahaya dan beracun menetapkan bahwa lingkungan
hidup perlu dijaga kelestariannya sehingga tetapmampu menunjang pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan, bahwa denganmeningkatnya pembangunan di
segala bidang, khususnya pembangunan di bidangindustri, semakin meningkat pula
jumlah limbah yang dihasilkan termasuk yangberbahaya dan beracun yang dapat
membahayakan lingkungan hidup dan kesehatanmanusia.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 Peraturan
PemerintahNomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun,sebagai berikut:
a) Pasal 6 limbah B3 dapat diidentifikasikan menurut sumber danatau uji
karakteristik dan atau uji toksikologi;
b) Pasal 7 Jenis limbah B3 menurutsumbernya meliputi:
- Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;

LAPORAN AKHIR | IV - 83
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

- Limbah B3 dari sumberspesifik; serta


- Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan,dan
buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

Perincian dari masing-masingjenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


seperti tercantum dalam lampiran Peraturan Pemerintah ini. Hal ini pun tercantum
dalan Undang – Undang No 32 Tahun 2009.

Tabel 4.44. Analisa Produksi Limbah Kawasan Pembangunan Tahap 1

Jumlah Pemakaian Air


Produksi Air Produksi Air Kotor
Penduduk Bersih
No. Desa Dusun Bekas (80% (40 l/jiwa/hr)
Tahun 2036
Liter/det air bersih) m3/hari
(jiwa) M3/Hari
ik
1 Dusun Karoniet, Dusun
Tuapejat 1,550 0.014 1,231 985 62
Mapadegat
Total 1,550 0.014 1,231 985 62
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2018

Dapat dilihat dari tabel limbah yang ada di Dusun Karoniet dan Dusun
Mapadegat, Desa Tuapejat yang jumlah penduduknya itu mencapai 1.550 Jiwa.
Untuk pemakaian air bersih didapati hasil sebanyak 0,014 l/detik dan setiap harinya
penggunaan air bersih itu digunakan sebanyak 1.231 M 3/hari. Selanjutnya untuk
produk air bekas, standarnya yaitu 80% dapat hasil sebanyak 985 dan untuk produksi
air kotor dengan standar 401/jiwa/hr dapat jumlah hasil sebanyak 62 M 3/hari.

 Listrik

Prasarana listrik merupakan prasarana pelayanaan dan peningktan mutu


kehidupana bagi masyarakat kota. Dalam mengunakan listrik beban tersambung 5
VA/unit.
Adapun sistem atau pola jaringan listrik:
 Jaringan listrik primer, yaitu jarinagn listrik yang dialikan dari PLTD/PLTA ke
Gardu Induk

LAPORAN AKHIR | IV - 84
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

 Jaringan listrik sekunder yaitu jaringan listrik yang dialirkan dari Gardu Induk
ke Gardu Tiang.
 Jaringan listrik tersier yaitu jaringan yang dialirkan dari Gardu Ketiangan
dialirkan ke Rumah-rumah.

Tabel 4.45. Analisa Kebutuhan Jaringan Listrik Kawasan Pembangunan Tahap 1

Desa KETERANGAN Kebutuhan

jumlah penduduk (jiwa) 1,550


cakupan pelayanan (%) 100%
populasi yang dilayani (jiwa) 1,550
jumlah kk 310
Tuapejat (Dusun
kebutuhan domestik ( Kwh ) 403,000
Karoniet, Dusun
standar kebutuhan listirk fasilitas terhadap kebuthan listrik perumahan (%) 30%
Mapadegat)
kebutuhan non domestik 120,900
standar kebutuhan listrik kebutuhan umum atau jalan (%) 5%
standar kebutuhan jalan ( Kwh) 20,150
total kebutuhan listrik (Kwh) 544,050

Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2018

Dapat dilihat dari tabel persampahan yang ada di Dusun Karoniet dan Dusun
Mapadegat, Desa Tuapejat yang jumlah penduduknya itu mencapai 1.550 Jiwa.
Dengan cakupan pelayanan itu 100%. Untuk populasi pelayanan itu sebanyak 1.550
Jiwa dengan jumlah KK sebanyak 310 KK. Selain itu, untuk kebutuhan domestic
(Kwh) dapat hasil sebanyak 403,000 kwh. Dan standar kebutuhan listrik fasilitas
terhadap kebutuhan listrik perumahan itu ialah sebanyak 30%. Sedangkan untuk
kebutuhan non domestic dapat hasil sebanyak 120,900 kwh. Selanjutnya standar
kebutuhan listrik kebutuhan umum atau jalan itu ialah 5% dan untuk standar
kebutuhan jalan (kwh) itu sebanyak 20,150 kwh. Dan dapat jumlah total kebutuhan
listrik (kwh) sebanyak 544,050 kwh.

LAPORAN AKHIR | IV - 85
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.3.6 Analisa Kawasan Relokasi Pesisir Pantai Tuapejat


Berdasarkan analisa perhitungan kavling didapatkan 310 unit bangunan dikawasan
permukiman prioritas tahap 1, dimana kavling dibagi menjadi 3 tipe yakni:
Rumah Besar : 650 m² x 1 = 650m²
Rumah Sedang : 195 m² x 3 = 585 m²
Rumah Kecil : 150 m² x 6 = 900 m²
Untuk kavling kecil dengan tipe rumah 36 di rencanakan akan dialokasi bagi penduduk yang
terdampak relokasi dari Kawasan Kumuh Desa Taupejat, dan kawasan pesisir pantai dengan
kategori rawan bencana tsunami, sebagaimana terlampir dalam dokumen Rencana
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten
Kepulauan Mentawai dengan jumlah Rumah yang direkomendasikan untuk direlokasikan
sebanyak 59 Unit/ 59 KK Sebagaimana Terlampir:

Gambar 4.18. Peta By Name By Adress Kepemilikan Bangunan Di Pesisir Kawasan Tua
Pejat

LAPORAN AKHIR | IV - 86
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 87
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | IV - 88
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 4.46. By Name By Adress Kepemilikan Bangunan Di Pesisir Kawasan Tua Pejat
FUNGSI
No KEPEMILIKAN
BANGUNAN NAMA PENGHUNI STATUS SUMBER AIR SANITASI PERSAMPAHAN
No. Bangunan BANGUNAN KONDISI BANGUNAN
(Rumah (orang yang BANGUNAN BERSIH (Punya MCK/ (Dibakar/Dibuang
BANGUNAN Identifikasi (orang yang (Permanen/Semi
tInggal/ menempati (IMB/ Belum (Sumur/ PDAM/ TIdak Punya Kelaut/
Lama di memiliki Permanen/Temporer)
Warung/ bangunan) memiliki IMB) Air Hujan) MCK) Ditumpuk)
lapangan bangunan)
wisma)
Pabrik Batu Es Aswin Air Hujan/Sumur Tidak Punya Dibakar Permanen
1 MCK
1 Aset Pemda Tidak Ada IMB
Warung/Rumah Aswin Air Hujan/Sumur Tidak Punya Dibakar Rumah Kayu
2 Tinggal MCK
3 2 Rumah Tinggal Jetri Jetri Tidak Ada IMB Air Hujan/Sumur Dibakar Rumah Kayu
Warung Andi (Akang) Andi (Akang) Tidak Ada IMB Air Hujan Tidak Punya Dibakar-Buang Semi Permanen
4 3
MCK Kelaut
Gudang Gudang Pemen Tidak Ada IMB Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
5 4
MCK
Rumah Tinggal Masri Masri Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Rumah Kayu
6 5
Sumur MCK
Rumah Tinggal Yusuf Yusuf Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Rumah Kayu
7 6
Sumur MCK
8 7 Rumah Tinggal Reni Mahardi Reni Mahardi Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur MCK
9 8 Rumah Tinggal Japri Japri Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur MCK
10 9 Rumah Tinggal Agusman Agusman Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur MCK
11 10 Rumah Tinggal Herman Herman Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur MCK
12 11 Gedung Minyak Dasril Dasril Tidak Ada IMB - - Dibakar/Ditumpuk Permanen
13 12 Rumah Tinggal Ujang Ujang Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur MCK
14 13 Rumah Tinggal Bujang Kujuik Bujang Kujuik Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur MCK
15 14 Rumah Tinggal Ibu Lia Ibu Lia Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur MCK
16 15 Rumah Tinggal Rika Rika Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen

LAPORAN AKHIR | IV - 89
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

FUNGSI
No KEPEMILIKAN
BANGUNAN NAMA PENGHUNI STATUS SUMBER AIR SANITASI PERSAMPAHAN
No. Bangunan BANGUNAN KONDISI BANGUNAN
(Rumah (orang yang BANGUNAN BERSIH (Punya MCK/ (Dibakar/Dibuang
BANGUNAN Identifikasi (orang yang (Permanen/Semi
tInggal/ menempati (IMB/ Belum (Sumur/ PDAM/ TIdak Punya Kelaut/
Lama di memiliki Permanen/Temporer)
Warung/ bangunan) memiliki IMB) Air Hujan) MCK) Ditumpuk)
lapangan bangunan)
wisma)
Sumur MCK
17 16 Rumah Tinggal Nengsih Nengsih Hibah Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Rumah Kayu
Koremab Sumur MCK
18 17 Rumah Tinggal Amin Amin Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur MCK
19 18 Rumah Tinggal Syamsudin Syamsudin Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/ditumpuk Semi Permanen
Sumur
20 19 Rumah TInggal Lim Lim Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/ditumpuk Rumah Kayu
Sumur
21 20 Rumah Tinggal Amin Kaset Amin Kaset Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/ditumpuk
Sumur MCK
22 21 Gudang Minyak Da wal Da wal Tidak Ada IMB Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Rumah Panggung
MCK Kayu
23 22 Rumah Tinggal Zainal/Yen Zainal/Yen Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/ditumpuk Semi Permanen
Sumur
24 23 Rumah Tinggal Yudin Yudin Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/ditumpuk Rumah Kayu
Sumur MCK
25 24 Rumah Tinggal Syamsul Alam Syamsul Alam Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/ditumpuk Rumah Kayu
Sumur MCK
26 26 Rumah Tinggal Dahlal Dahlal Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/ditumpuk Permanen
Sumur
27 27 Rumah Tinggal Erdi Tanjung Erdi Tanjung Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/ditumpuk Rumah Kayu
Sumur MCK
28 28 Rumah Tinggal Asril Doktor Asril Doktor Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/ditumpuk Semi Permanen
Sumur MCK
29 29 Rumah Tinggal Sofendi Sofendi Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/ditumpuk Rumah Kayu
Sumur MCK
30 30 Rumah Tinggal Ujang Pangkas Ujang Pangkas Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/ditumpuk Rumah Kayu
Sumur MCK
31 31 Rumah Tinggal Afizal CL Afizal CL Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/ditumpuk Rumah Kayu
Sumur MCK

LAPORAN AKHIR | IV - 90
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

FUNGSI
No KEPEMILIKAN
BANGUNAN NAMA PENGHUNI STATUS SUMBER AIR SANITASI PERSAMPAHAN
No. Bangunan BANGUNAN KONDISI BANGUNAN
(Rumah (orang yang BANGUNAN BERSIH (Punya MCK/ (Dibakar/Dibuang
BANGUNAN Identifikasi (orang yang (Permanen/Semi
tInggal/ menempati (IMB/ Belum (Sumur/ PDAM/ TIdak Punya Kelaut/
Lama di memiliki Permanen/Temporer)
Warung/ bangunan) memiliki IMB) Air Hujan) MCK) Ditumpuk)
lapangan bangunan)
wisma)
32 36 Rumah Tinggal Jhon Datuak Jhon Datuak Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/ditumpuk Semi Permanen
Sumur
33 37 Rumah Tinggal Sulaiman Sulaiman Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/ditumpuk Semi Permanen
dan Warung Sumur
34 38 Rumah Tinggal Akmal Kadai Akmal Kadai Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
dan Warung Sumur
35 39 Rumah Tinggal Jhoni Duha Jhoni Duha Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur MCK
36 40 Rumah Tinggal Hendriyal Hendriyal Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur MCK
37 41 Rumah Tinggal Darmawansi Darmawansi Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur
38 42 Rumah Tinggal Aciak Akmal Aciak Akmal Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur
39 43 Rumah Tinggal Jurnis Jurnis Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur
40 44 Rumah Tinggal Johanes Johanes Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur
41 45 Rumah Tinggal Lina/Patul Lina/Patul Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Dan Warung Sumur
42 46 Rumah Tinggal Sriani Sriani Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur
43 47 Rumah Tinggal Tialan Tialan Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur
44 48 Rumah Tinggal Noni Noni Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
dan Warung Sumur
45 49 Rumah Tinggal Dayal Caniago Dayal Caniago Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur
46 50 Rumah Tinggal Eli Gustina Eli Gustina Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
dan Warung Sumur
47 51 Mes Mes Transmigrasi Mes Transmigrasi Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Tidak Punya Dibakar/Ditumpuk Permanen

LAPORAN AKHIR | IV - 91
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

FUNGSI
No KEPEMILIKAN
BANGUNAN NAMA PENGHUNI STATUS SUMBER AIR SANITASI PERSAMPAHAN
No. Bangunan BANGUNAN KONDISI BANGUNAN
(Rumah (orang yang BANGUNAN BERSIH (Punya MCK/ (Dibakar/Dibuang
BANGUNAN Identifikasi (orang yang (Permanen/Semi
tInggal/ menempati (IMB/ Belum (Sumur/ PDAM/ TIdak Punya Kelaut/
Lama di memiliki Permanen/Temporer)
Warung/ bangunan) memiliki IMB) Air Hujan) MCK) Ditumpuk)
lapangan bangunan)
wisma)
Transmigrasi Sumur MCK
48 52 Warung Beni Sinaga Beni Sinaga Ada Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
49 53 Rumah Tinggal Kep. Helmi Kep. Helmi Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
dan Warung Sumur
63 63 Rumah Tinggal Immanuel Immanuel Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
dan Warung Simamora Simamora Sumur
64 64 Rumah Tinggal Emi Chaidir Emi Chaidir Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
65 65 Rumah Tinggal Wagiman Wagiman Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
dan Warung Sumur
66 66 Rumah Tinggal Al/Elisa Al/Elisa Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur
67 67 TK TK Paud/Gereja TK Paud/Gereja Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Paud/Gereja Sumur
68 68 Gereja Gereja Katolik Gereja Katolik Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
69 69 TK Gereja Katolik Gereja Katolik Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
70 70 Ruko Jimer Jimer IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
71 71 Rumah Tangga Aladin Purba Aladin Purba IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
dan Warung Sumur
72 72 Warung Yanti Yanti IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
73 73 Rumah Tinggal Rosmania Rosmania Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
74 74 Rumah Tinggal Yaldi Ajo Yaldi Ajo Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Sumur
75 75 Saiful Saiful Saiful Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Tailor/Rumah Sumur

LAPORAN AKHIR | IV - 92
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

FUNGSI
No KEPEMILIKAN
BANGUNAN NAMA PENGHUNI STATUS SUMBER AIR SANITASI PERSAMPAHAN
No. Bangunan BANGUNAN KONDISI BANGUNAN
(Rumah (orang yang BANGUNAN BERSIH (Punya MCK/ (Dibakar/Dibuang
BANGUNAN Identifikasi (orang yang (Permanen/Semi
tInggal/ menempati (IMB/ Belum (Sumur/ PDAM/ TIdak Punya Kelaut/
Lama di memiliki Permanen/Temporer)
Warung/ bangunan) memiliki IMB) Air Hujan) MCK) Ditumpuk)
lapangan bangunan)
wisma)
Tinggal
76 76 Rumah dan Muslim Muslim Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Semi Permanen
Warung Sumur
77 77 Rumah dan Nel Nel Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Warung Sumur
78 78 Rumah dan T. Siahaan T. Siahaan IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Warung Sumur
79 79 Wisma ANR Alfelius Alfelius IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Simatupang Simatupang Sumur
80 80 Toko Jo Alfelius Alfelius IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Colection Simatupang Simatupang Sumur
81 81 Toko Bintang Nelson Sinaga Nelson Sinaga IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
82 82 Wisma Bintang Nelson Sinaga Nelson Sinaga IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
83 83 Wisma Bintang Nelson Sinaga Nelson Sinaga IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
84 84 Toko Bintang Nelson Sinaga Nelson Sinaga IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
85 85 Mes KPLP Pusat Pusat IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
86 86 Penginapan Ayub Ayub IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Ayub Sumur
87 87 Penginapan Ayub Ayub IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Ayub Sumur
88 88 Mes KPLP Pusat Pusat IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Sumur
89 89 Rumah Tinggal Ayub Ayub IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Ayub Sumur
90 90 Penginapan Leonal Dustanbo IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Get Semani Sumur

LAPORAN AKHIR | IV - 93
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

FUNGSI
No KEPEMILIKAN
BANGUNAN NAMA PENGHUNI STATUS SUMBER AIR SANITASI PERSAMPAHAN
No. Bangunan BANGUNAN KONDISI BANGUNAN
(Rumah (orang yang BANGUNAN BERSIH (Punya MCK/ (Dibakar/Dibuang
BANGUNAN Identifikasi (orang yang (Permanen/Semi
tInggal/ menempati (IMB/ Belum (Sumur/ PDAM/ TIdak Punya Kelaut/
Lama di memiliki Permanen/Temporer)
Warung/ bangunan) memiliki IMB) Air Hujan) MCK) Ditumpuk)
lapangan bangunan)
wisma)
91 91 Penginapan Tanrin Tidak Ada IMB Air Hujan/Air Ada MCK Dibakar/Ditumpuk Permanen
Citra Sumur
Sumber: Dokumen RP2KPKP Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2016

LAPORAN AKHIR | IV - 94
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa terdapat 59 Unit/ KK yang direkomendasikan untuk
direlokasi pada kawasan prioritas pembangunan tahap 1 kawasan permukiman prioritas (RPKPP)
Kabupaten Kepulauan Mentawai dimana berdasarkan perhitungan dari Kavling dengan Tipe 36
sebanyak 186 Unit Bangunan, sehingga dapat disimpulkan untuk memenuhi kebutuhan relokasi pada
kawasan pesisir dapat terpenuhi bahkan kavling yang direncanakan pun masih bersisa 127 Unit untuk
menampung penduduk lainnya diluar dari data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:

Tabel 4.47. Analisa Kebutuhan Ruang Relokasi Kawasan Kumuh Dusun Camp dan Jati Desa
Taupejat
Data Bangunan
No Rencana (Unit) Analisa (Unit) Kesimpulan
(Unit)
1 59 186 127 Data Jumlah Bangunan yang
direlokasi dari kawasan kumuh
pesisir pantai Tuapejat dengan
Jumlah 59 Unit Bangunan,
berdasarkan kajian kebutuhan ruang
untuk tipe 36 sebanyak 186 Unit,
sehingga masih dapat disimpulkan
masih terdapat sisa 127 Unit
Bangunan/Kavling lagi
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2018

Gambar 4.19. Peta Orientasi Kawasan Lokasi Relokasi

LAPORAN AKHIR | IV - 95
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.4 POLA KERJASAMA PEMBEBASAN LAHAN

4.4.1 Pola Kerjasama Pembebasan Lahan Berdasarkan Peraturan


Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 32/Permen/M/2006

4.1.1.1 Kawasan Siap Bangun (KASIBA)


A. Persyaratan dan Kriteria Dalam Pemilihan Lokasi Kasiba
Persyaratan penetapan lokasi Kasiba adalah :
a Kajian pertumbuhan penduduk baik yang alamiah maupun migrasi mengacu pada
data Badan Pusat Statistik (BPS);
b kebutuhan rumah yang dapat didekati dengan melihat selisih antara jumlah
rumah
yang ada dengan jumlah Kepala Keluarga yang ada;
c lokasi Kasiba harus berada pada kawasan permukiman menurut Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten / Kota atau rencana tata ruang DKI Jakarta;
d seluruhnya terletak dalam wilayah satu daerah administratif;
e lokasi Kasiba dapat dikembangkan mengikuti kecenderungan perkembangan
yang ada atau untuk merangsang terjadinya pengembangan baru;
f calon lokasi Kasiba bukan / tidak merupakan tanah sengketa atau berpotensi
sengketa;
g dalam menentukan urutan prioritas calon-calon lokasi Kasiba, pertimbangan
utama
sekurang-kurangnya mencakup strategi pengembangan wilayah, biaya terendah
untuk pengadaan prasarana dan utilitas, berdekatan dengan tempat kerja atau
lokasi investasi yang mampu menampung tenaga kerja;
h lokasi Kasiba yang akan ditetapkan mencakup lokasi yang belum terbangun yang
mampu menampung sekurang-kurangnya 3.000 (tiga ribu) unit rumah;
i lokasi Kasiba bagi tanah yang sudah ada permukimannya, akan merupakan
integrasi antara pembangunan baru dan yang sudah ada sehingga seluruhnya
menampung sekurang-kurangnya 3.000 (tiga ribu) unit rumah.

LAPORAN AKHIR | IV - 96
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Penetapan lokasi Kasiba ditentukan berdasar kriteria berikut :


a jarak tempuh lokasi menuju pusat kegiatan dan pelayanan selama kurang lebih
30 menit;
b ketersediaan jalan penghubung dengan kawasan sekitarnya;
c keadaan topografi lapangan datar;
d daya dukung tanah untuk bangunan sesuai persyaratan yang berlaku;
e drainase alam baik;
f kemudahan memperoleh air minum, sambungan listrik dan sambungan telepon;
g kedekatan dengan fasilitas pendidikan tinggi, kesehatan dan pusat
perbelanjaan;
h kemungkinan pembuangan sampah yang layak;
i tidak merubah bentang alam, seperti mengurug situ, memotong bukit/gunung,
reklamasi rawa (termasuk rawa pantai);
j masyarakat yang akan menghuni Kasiba mempunyai karakter/budaya yang tidak
berlawanan dengan karakter/budaya masyarakat yang ada di sekitarnya;
k adanya perhitungan neraca pembiayaan penetapan Kasiba (usulan pengeluaran,
perkiraan penerimaan, cash flow).

B. Persyaratan Perolehan Tanah Untuk Kasiba


Penyediaan tanah merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perolehan tanah,
mengurus hak atas tanah, mengkavling tanah dan mengalokasikan bagian-bagian dari
tanah tersebut untuk pembangunan perumahan, prasarana lingkungan dan fasilitas
umum.
 Status tanah untuk lokasi Kasiba dapat berupa tanah negara bebas, tanah
negara okupasi, tanah negara bekas hak, tanah hak, tanah instansi Pemerintah,
tanah hak menurut UUPA, tanah bekas milik adat, dan tanah ulayat.
 Penyediaan tanah untuk Kasiba dapat dilaksanakan melalui konsolidasi tanah,
jual beli, tukar menukar, penyertaan saham dalam bentuk tanah, pemberian
santunan dan atau kompensasi, dan izin pemakaian tanah.
 Persyaratan perolehan tanah untuk Kasiba di atas tanah negara okupasi dan
tanah negara bekas hak yang sudah ada pemakainya meliputi :
a dalam hal di atas tanah negara sudah dihuni penduduk, maka penduduk yang
sudah ada dilokasi sedapat mungkin tidak dikeluarkan dari tempat tinggalnya;

LAPORAN AKHIR | IV - 97
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

b dalam hal menyangkut bidang tanah negara yang ada penduduknya, maka
kepada mereka diberikan kebebasan untuk memilih ikut dalam program
Kasiba atau mereka secara sukarela pindah tempat tinggal dengan
memperoleh santunan yang layak terhadap tanah dan penggantian atas
tanaman dan bangunan miliknya yang ada di atas tanah tersebut.
 Kasiba baik yang berada di atas status tanah sebagaimana disebut diatas
diupayakan pada bidang tanah yang jarang penduduknya.
 Persyaratan perolehan tanah untuk Kasiba di atas tanah negara bebas yang tidak
ada pemakainya adalah :
a Badan Pengelola Kasiba mengajukan izin pemakaian tanah negara kepada
Pemerintah Daerah;
b untuk permohonan sertifikatnya diproses sesuai dengan Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999
tentang Tatacara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak
Pengelolaan, Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965 tentang
Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan Atas Tanah Negara dan Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai atas Tanah.
 Perolehan tanah instansi Pemerintah, tanah hak menurut UUPA, tanah bekas
milik dapat dilakukan dengan cara tukar menukar atau jual beli atau penyertaan
saham dalam bentuk tanah.
 Perolehan tanah untuk Kasiba di atas tanah Hak Ulayat dilakukan dengan
persyaratan sebagai berikut :
a Badan Pengelola Kasiba dapat menghubungi dan mencari
kesepakatan/musyawarah dengan ketua adat/ ulayat;
b dalam hal pendekatan dengan jual beli dan musyawarah tidak disetujui,
maka demi kepentingan yang lebih luas dalam rangka pelaksanaan
pembangunan perumahan dan permukiman baik dalam bentuk Kasiba dapat
mengacu pada Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dalam
Pasal 14, atau Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005.
 Perolehan tanah untuk Kasiba di atas Tanah Negara bekas tanah hak perorangan
atau Badan Hukum dilakukan dengan cara Badan Pengelola Kasiba mengadakan

LAPORAN AKHIR | IV - 98
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

pembebasan tanah.
 Pembebasan tanah sebagaimana dimaksud adalah melepaskan hubungan hukum
dengan bekas pemegang haknya dengan memberikan santunan yang layak.
 Proses pembebasan tanah sebagaimana dimaksud diusulkan oleh Badan
Pengelola dengan mengajukan permohonan hak melalui Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota setempat sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 tahun 1999 jo Peraturan
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1999.
 Perolehan tanah di atas tanah hak, baik hak perorangan atau badan hukum
terkait, dapat diselesaikan melalui cara jual beli.]
 Proses perolehan tanah sebagaimana disebut pada ayat (1) dibuat dihadapan
 Dalam hal perolehan tanah yang dilakukan di atas tanah sebagaimana
disebutkan dalam di atas tidak dapat diselesaikan dengan pemilik tanah di areal
Kasiba, maka perolehan tanah dimaksud dilakukan dengan cara tukar menukar
mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. untuk bidang tanah yang merupakan asset suatu instansi Pemerintah,
penyelesaiannya mengacu kepada Keppres Nomor 29 Tahun 1984, atas
persetujuan Menteri terkait dan Menteri Keuangan;
b. untuk bidang tanah yang merupakan asset Pemerintah Daerah,
penyelesaiannya mengacu kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 4
Tahun 1979 pasal 34 tentang Pelaksanaan Pengelolaan Barang Pemda dengan
persetujuan Menteri Dalam Negeri dan DPRD.

C. Persyaratan Perolehan Tanah Dengan Konsolidasi Tanah Untuk Kasiba


 Kasiba yang perolehan tanahnya melalui Konsolidasi Tanah, dilaksanakan dengan
mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun
1991 tentang Konsolidasi Tanah.
 Tanah yang dapat dijadikan sebagai Lokasi Konsolidasi Tanah adalah Tanah
Negara non pertanian dan atau tanah hak, baik di perkotaan atau di perdesaan.
 Kepala Daerah atau Kepala Kantor Pertanahan menetapkan lokasi Konsolidasi
Tanah dengan mengacu kepada Rencana Tata Ruang dan Rencana Pembangunan
Daerah serta potensi fisik daerah dan kearifan lokal.

LAPORAN AKHIR | IV - 99
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

 Bupati/Walikota menetapkan lokasi Konsolidasi Tanah untuk areal lebih dari 10


Ha untuk Konsolidasi Tanah Perkotaan dan Luas areal lebih dari 200 Ha untuk
Konsolidasi Tanah Perdesaan yang dituangkan dalam Surat Keputusan
Bupati/Walikota tentang Penetapan Lokasi Konsolidasi Tanah.
 Kepala Kantor Pertanahan menetapkan lokasi Konsolidasi Tanah untuk areal
kurang atau sama dengan 10 Ha untuk Konsolidasi Tanah Perkotaan dan luas
area kurang atau sama dengan 200 Ha untuk Konsolidasi Tanah Perdesaan yang
dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan tentang
Penetapan Lokasi Konsolidasi Tanah.
 Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi menegaskan lokasi
Konsolidasi Tanah sebagai Tanah Obyek Konsolidasi Tanah yang dituangkan
dalam Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi tentang Penegasan Tanah sebagai Obyek Konsolidasi Tanah.
 Kepala Kantor Pertanahan mengusulkan kepada Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi tentang Penegasan Tanah sebagai Obyek
Konsolidasi Tanah dengan kelengkapan persyaratan sebagai berikut :
a. surat keputusan Kepala Daerah atau Kepala Kantor Pertanahan tentang
Penetapan Lokasi Konsolidasi Tanah;
b. daftar Surat Pernyataan/Pelepasan Hak dari masing-masing peserta
Konsolidasi Tanah;
c. daftar Peserta dan Luas Tanahnya masing-masing;
d. daftar Persetujuan masing-masing pemilik tanah mengenai kesediaannya ikut
serta dalam Konsolidasi Tanah;
e. peta situasi rencana konsolidasi dengan inzet lokasi dalam format folio;
f. peta Topografi (jika diperlukan);
g. peta Penggunaan Tanah dalam format folio;
h. peta rencana tata ruang wilayah dalam format folio;
i. peta keliling;
j. peta Rincikan (sebagai Konsolidasi Tanah);
k. desain Konsolidasi Tanah;
l. surat Keterangan Pendaftaran Tanah;
m. keterangan Riwayat Tanah dari Kepala Kantor Pertanahan.

LAPORAN AKHIR | IV - 100


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

 Konsolidasi Tanah untuk Kasiba meliputi tahap persiapan, pendapatan,


pendataan,penataan dan konstruksi.
1. Tahap persiapan konsolidasi tanah sebagaimana di atas meliputi :
a. usulan calon lokasi Konsolidasi Tanah;
b. pembentukan Satgas;
c. pembentukan Tim Koordinasi;
d. pembentukan Tim Promotor;
e. persetujuan pembentukan asosiasi peserta;
f. penjajagan calon lokasi Konsolidasi Tanah;
g. penyuluhan kepada calon peserta Konsolidasi Tanah tentang rencana
pelaksanaan Konsolidasi Tanah;
h. musyawarah dan penjajagan kesepakatan/persetujuan peserta Konsolidasi
Tanah;
i. penetapan lokasi Konsolidasi Tanah.
2. Tahap pendataan Konsolidasi Tanah sebagaimana tersebut di atas meliputi :
a. identifikasi subyek dan obyek;
b. penyusunan daftar peserta dan luas tanah;
c. pengukuran keliling;
d. pengukuran rincikan;
e. pengukuran topografi dan pemetaan penggunaan tanah;
f. penyuluhan dan pemecahan masalah oleh tim koordinasi.
3. Tahap penetapan Konsolidasi tanah sebagaimana tersebut di atas meliputi :
a. penyusunan rencana blok/block plan;
b. penyusunan desain Konsolidasi Tanah;
c. musyawarah tentang rencana penatapan kavling baru;
d. pelepasan hak/kuasa mengatur;
e. penegasan tanah sebagai Obyek Konsolidasi Tanah;
f. staking-out/realokasi;
g. penerbitan SK Hak;
h. sertifikasi.
4. Tahap konstruksi Konsolidasi Tanah sebagaimana tersebut di atas meliputi :
a. pembentukan badan jalan;
b. pembersihan jalan;

LAPORAN AKHIR | IV - 101


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

c. penggalian parit;
d. pembangunan prasarana, sarana dan utilitas;
e. penjualan tanah penggatinan biaya pelaksanaan (TPBP);
f. penyerahan prasarana, sarana dan utilitas yang telah dibangun;
g. persetujuan pembubaran asosiasi peserta;
h. pemantauan tindak lanjut pembangunan di lokasi konsolidasi tanah.
 Konsolidasi Tanah diputuskan secara musyawarah antara peserta pemilik tanah
dengan Badan Pengelola Kasiba dibantu oleh Tim Konsolidasi Tanah
Kabupaten/Kota.
 Konsolidasi tanah dapat dilaksanakan apabila sekurang-kurangnya 85% dari
pemilik tanah yang luas tanahnya meliputi sekurang-kurangnya 85% dari luas
seluruh areal tanah yang akan dikonsolidasi, menyatakan persetujuannya yang
tertuang dalam berita acara tentang rencana konsolidasi tanah.
 Sisa pemilik tanah yang tidak menyetujui konsolidasi tanah, maka
penyelesaiannya dilakukan dengan cara:
a. jika lokasi tanah dari pemilik tanah yang tidak menyetujui konsolidasi tanah
tidak menggganggu sistem Kasiba, maka lokasi tanah tersebut harus
dikecualikan/dikeluarkan (di-enclave) dengan tetap memberi akses jalan
yang memadai terhadap lokasi tanah tersebut;
b. penyediaan tanah untuk akses jalan sebagaimana disebut pada butir a
dibebankan kepada pemilik tanah yang tidak menyetujui konsolodasi tanah,
kecuali terhadap lokasi tanah yang sebelum konsolidasi tanah telah memiliki
jalan, maka penyediaan tanahnya dibebankan kepada peserta konsolidasi
tanah;
c. jika lokasi tanah dari pemilik tanah yang tidak menyetujui konsolidasi tanah
berada ditengah lokasi dan mengganggu sistem Kasiba maka penyelesaiannya
dilaksanakan dengan cara Jual Beli atau dan Tukar Menukar.
 Dalam hal pemegang hak/pemakai tanah ada yang tidak setuju, maka Badan
Pengelola Kasiba dapat memperoleh tanah yang bersangkutan dengan cara jual
beli dan tukar menukar, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Solusi ketidak sepakatan, tidak harus memaksa peserta konsolidasi tanah untuk

LAPORAN AKHIR | IV - 102


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

menyerahkan tanahnya tetapi ditawarkan dengan berbagai pilihan seperti jual


beli, tukar menukar, dimana perlu dibentuk panitia penengah (Arbiter) yang
netral dan tidak memihak.
 Konsolidasi tanah dalam rangka penyediaan tanah untuk perumahan dan
permukiman mengacu pada peraturan Kepala BPN Nomor 4 Tahun 1991 tentang
Konsolidasi Tanah jo Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
3 tahun 2003 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Keputusan Penegasan
Tanah sebagai obyek Konsolidasi Tanah.

D. Persyaratan Perolehan Tanah Dengan Jual Beli Atau Tukar Menukar Untuk Kasiba
 Sebelum dilakukan pembuatan akte oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah dalam
perolehan tanah dengan cara jual beli atau tukar menukar perlu dilakukan
inventarisasi data yuridis dan data fisik bidang-bidang tanah secara cermat,
mencakup data tentang status tanah dan subyek hak, luas dan batas-batas
bidang tanah, bangunan dan tanaman di atas tanah tersebut.
 Penyediaan tanah yang dilaksanakan dengan cara jual beli atau tukar menukar
harus dilaksanakan dengan prinsip penghormatan terhadap hak kepemilikan atau
penguasaan atas tanah.

E. Persyaratan Perolehan Tanah Dengan Jual Beli Untuk Kasiba dan Lisiba
 Persyaratan perolehan tanah dengan cara jual beli meliputi adanya penjual,
adanya pembeli, dan adanya obyek tanah yang jelas.
 (Proses jual beli tanah dapat dilakukan oleh kuasa yang mewakili pihak pembeli
maupun pihak penjual dengan surat kuasa yang syah dan legal dengan jangka
waktu terbatas.
 Pihak pembeli dapat membentuk panitia pelaksana pembelian yang sering
disebut Panitia Pembebasan Tanah, yang pelaksanaannya mengacu pada
peraturan yang berlaku.
 Kedudukan para pihak dalam proses jual beli adalah setara.
 Harga tanah sebagai obyek jual beli disepakati dan ditetapkan oleh kedua belah
pihak secara bersama dengan berpedoman pada nilai jual obyek pajak atau
harga pasar setempat yang telah memperhitungkan nilai strategis lokasi tanah.

LAPORAN AKHIR | IV - 103


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

 Harga tanah yang berasal dari konsolidasi tanah harus mendapat persetujuan
para peserta konsolidasi tanah dengan suara mayoritas.
 Harga pasar setempat yang telah memperhitungkan nilai strategis lokasi tanah
setinggi tingginya sebesar 50 % dari perkiraan nilai jual objek pasar Badan
Pengelola tahun kedua setelah lingkungan tesebut terbangun.
 Harga pasar setempat yang berlaku dapat berupa harga terendah atau tertinggi
atau rata rata keduanya tergantung kemampuan tawar dari Badan Pengelola
dengan memperhitungkan tingkat kebutuhan tanah mendesak dan waktu
pelaksanaan pembangunan.
 Dalam hal penyepakatan harga dapat digunakan jasa penengah atau Notaris
yang netral.
 Beban perdata, besaran pajak, biaya proses jual beli dan pihak yang akan
menanggung beaya proses harus diketahui dan dibicarakan serta disepakati
sebelum transaksi jual beli.
 Unsur Pemerintah ataupun pamong desa tidak diperbolehkan turut campur atau
memihak dalam penentuan harga.

F. Persyaratan Perolehan Tanah Dengan Tukar Menukar Tanah Untuk Kasiba dan
Lisiba
 Dalam hal pemilik tanah mensyaratkan bidang tanah yang dikehendaki pembeli
ditukar dengan tanah di tempat lain yang lokasi dan luasnya dikehendaki oleh
pihak pemilik/penjual, maka hal tersebut harus dimusyawarahkan hingga
mencapai kesepakatan tanpa keterpaksaan ataupun merugikan salah satu pihak.
 Lokasi tanah pengganti dalam pelaksanaan penyediaan tanah dengan cara tukar
menukar merupakan hasil kesepakatan antara pemilik tanah dengan Badan
Pengelola.
 Lokasi tanah pengganti diusahakan sedapat mungkin berdekatan atau
berbatasan atau masih dalam wilayah desa/kelurahan dimana lokasi Kasiba akan
dibangun.
 Nilai tanah pengganti yang diterima pemilik tanah dalam pelaksanaan
penyediaan tanah dengan cara tukar menukar dapat berupa :
a. jumlah luas yang sama dibandingkan luas tanah semula, karena nilai jual-beli
tanah pengganti sama;

LAPORAN AKHIR | IV - 104


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

b. jumlah luas lebih kecil dibandingkan luas tanah semula, karena nilai jual-beli
tanah pengganti lebih tinggi;
c. jumlah luas lebih besar dibandingkan luas tanah semula karena nilai jual-beli
tanah pengganti lebih rendah;
d. jumlah luas sama atau lebih kecil meskipun nilai jual-beli tanah pengganti
lebih rendah namun selisih nilai dibayar dengan uang atau konpensasi dalam
bentuk lain yang disepakati pemilik tanah dengan Badan Pengelola.
 Dalam hal untuk mencapai kesepakatan antar para pihak dapat digunakan
panitia penengah (arbiter) atau Notaris yang netral.
 Beban perdata, besaran pajak, biaya proses tukar menukar dan pihak yang akan
menanggung beaya proses harus diketahui dan dibicarakan serta disepakati
sebelum transaksi tukar menukar.
 Proses penguasaan tanah secara tukar menukar harus tertuang dalam dokumen
syah dan legal yang dapat dipertanggung jawabkan.
 Proses penguasaan tanah dibuat dihadapan Notaris/Pejabat Pembuat Akta
Tanah setempat sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.

4.1.1.2 Lingkungan Siap Bangun (LISIBA)


A. Persyaratan dan Kriteria Pemilihan Lokasi Lisiba Yang Berdiri Sendiri
Persyaratan penetapan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri sama dengan persyaratan
penetapan lokasi Kasiba sebagaimana disebutkan dalam Persyaratan penetapan
lokasi Kasiba diatas, kecuali :
a Lokasi Lisiba Yang Berdiri Sendiri yang akan ditetapkan mencakup lokasi yang
belum terbangun yang mampu menampung sekurang-kurangnya 1.000 unit
rumah;
b Lokasi Lisiba Yang Berdiri Sendiri bagi tanah yang sudah ada permukimannya,
akan merupakan integrasi antara pembangunan baru dan yang sudah ada
sehingga seluruhnya menampung sekurang-kurangnya 1.000 unit rumah.

Penetapan lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri ditentukan berdasar kriteria yang sama
dengan kriteria penetapan lokasi Kasiba sebagaimana berikut:
a jarak tempuh lokasi menuju pusat kegiatan dan pelayanan selama kurang lebih
30 menit;

LAPORAN AKHIR | IV - 105


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

b ketersediaan jalan penghubung dengan kawasan sekitarnya;


c keadaan topografi lapangan datar;
d daya dukung tanah untuk bangunan sesuai persyaratan yang berlaku;
e drainase alam baik;
f kemudahan memperoleh air minum, sambungan listrik dan sambungan telepon;
g kedekatan dengan fasilitas pendidikan tinggi, kesehatan dan pusat
perbelanjaan;
h kemungkinan pembuangan sampah yang layak;
i tidak merubah bentang alam, seperti mengurug situ, memotong bukit/gunung,
reklamasi rawa (termasuk rawa pantai);
j masyarakat yang akan menghuni Kasiba mempunyai karakter/budaya yang tidak
berlawanan dengan karakter/budaya masyarakat yang ada di sekitarnya;
k adanya perhitungan neraca pembiayaan penetapan Kasiba (usulan pengeluaran,
perkiraan penerimaan, cash flow).

B. Persyaratan Perolehan Tanah Untuk Lisiba Yang Berdiri Sendiri


 Perolehan tanah untuk lokasi Lisiba yang Berdiri Sendiri dapat dilakukan di atas
tanah negara bebas, tanah negara okupasi, tanah negara bekas hak, tanah hak,
tanah negara dan tanah hak, tanah instansi Pemerintah, tanah hak menurut
UUPA, tanah bekas milik adat, dan tanah ulayat.
 Persyaratan perolehan tanah untuk Lisiba yang Berdiri Sendiri di atas Tanah
Negara yang sudah ada pemakainya dan di atas Tanah Negara yang tidak ada
pemakainya sama dengan persyaratan perolehan tanah untuk Kasiba diatas.
 Perolehan tanah untuk Lisiba yang Berdiri Sendiri di atas Tanah Hak Ulayat
dilakukan dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Penyelenggara Lisiba yang Berdiri Sendiri dapat menghubungi dan mencari
kesepakatan/musyawarah dengan ketua adat /ulayat;
b. dalam hal pendekatan dengan jual beli dan musyawarah tidak disetujui,
maka Penyelenggara dapat melakukan kompensasi dalam bentuk
pembangunan fasilitas umum atau bentuk lain yang bermanfaat dengan
persetujuan ketua adat/ulayat;
c. dalam hal pendekatan melalui cara yang disebut pada huruf b belum
disetujui, demi kepentingan yang lebih luas dalam rangka pelaksanaan

LAPORAN AKHIR | IV - 106


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

pembangunan perumahan dan permukiman untuk Lisiba BS maupun Kasiba


dapat mengacu pada Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor : 2 Tahun 1999.
 Proses, persyaratan dan kriteria perolehan tanah untuk Lisiba yang Berdiri
Sendiri di atas Tanah Negara bekas tanah hak perorangan atau Badan Hukum
sama dengan perolehan tanah di atas Tanah Negara bekas tanah hak perorangan
atau Badan Hukum untuk Kasiba
 Proses perolehan tanah dilakukan oleh Penyelenggara Lisiba yang Berdiri
Sendiri.

C. Persyaratan Perolehan Tanah Dengan Konsolidasi Tanah Untuk Lisiba Yang


Berdiri Sendiri
 Proses, persyaratan dan kriteria perolehan tanah untuk Lisiba yang Berdiri
Sendiri dengan cara konsolidasi tanah sama dengan perolehan tanah dengan
cara konsolidasi tanah untuk Kasiba yang dilakukan oleh Penyelenggara Lisiba
yang Berdiri Sendiri.

D. Persyaratan Perolehan Tanah Dengan Jual Beli Atau Tukar Menukar Untuk Lisiba
yang Berdiri Sendiri
 Sebelum dilakukan pembuatan akte oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah dalam
perolehan tanah dengan cara jual beli atau tukar menukar perlu dilakukan
inventarisasi data yuridis dan data fisik bidang-bidang tanah secara cermat.
 Inventarisasi data yuridis dimaksud mencakup data tentang status tanah dan
subyek hak, luas dan batas-batas bidang tanah, bangunan dan tanaman di atas
tanah tersebut.
 Penyediaan tanah yang dilaksanakan dengan cara jual beli atau tukar menukar
harus dilaksanakan dengan prinsip penghormatan terhadap hak kepemilikan atau
penguasaan atas tanah.

LAPORAN AKHIR | IV - 107


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4.4.2 Pola Kerjasama Pembebasan Lahan Pola Swasta (Investasi


Swasta/Developer)
Kerjasama lahan merupakan pola kerjasama antara pemilik tanah dengan developer untuk
melaksanakan sebuah proyek property, baik proyek tersebut berupa perumahan,
apartemen, gedung perkantoran atau produk-produk properti lainnya.
Idealnya kerjasama lahan adalah untuk proyek-proyek yang produknya dijual putus kepada
end user, jadi bukan untuk proyek dengan sistem Kerjasama Operasi (KSO) atau dengan
sistem Build Operate and Transfer (BOT).
Hal yang perlu diperhatikan dalam kerjasama lahan ini diantaranya adalah prinsip
berkeadilan. Berkeadilan yang dimaksud disini adalah pelaksanaan kerjasama dengan
menerapkan prinsip proporsional, siapa yang menanggung resiko paling besar dialah yang
mendapatkan bagian paling banyak.
Apabila sudah mengerjakan proyek di suatu lokasi sudah dipastikan bahwa developer
mengeluarkan biaya untuk pengerjaan itu. Walaupun pengerjaan proyek tersebut masih
dalam tahapan land clearing, pengurugan dan pekerjaan tahap awal lainnya.
Jadi jika terjadi kegagalan proyek maka developer akan kehilangan uang sedangkan tanah
tidak hilang.

Keuntungan dan kerugian kerjasama lahan


Bagi pemilik lahan keuntungan kerjasama lahan ini adalah dia mendapatkan bagian
keuntungan proyek selain mendapatkan harga tanah. Sementara bagi developer kerjasama
lahan ini mereduksi modal kerja yang dibutuhkan untuk mengolah suatu proyek.
Karena berdasarkan pengalaman alokasi dana untuk mengakuisisi lahan ini mengambil porsi
lebih kurang tigapuluh persen dari RAB proyek. Bisa dihitung keringanan kebutuhan biaya
investasi jika proyek menerapkan pola kerjasama lahan dengan pemilik tanah.
Kerugian kerjasama lahan ini bagi pemilik lahan adalah mereka tidak mendapatkan uang
pembayaran atas harga tanahnya sekaligus. Sementara bagi developer kerugian kerjasama
lahan ini adalah developer musti rela berbagi keuntungan dengan pemilik lahan.
Akan tetapi jika kita menghitung berdasarkan prosentase keuntungan maka kerjasama lahan
ini memberikan prosentase keuntungan yang lebih besar walaupun nominalnya lebih kecil.
Adalah pilihan kita apakah kita bermain di prosentase atau nominal.

LAPORAN AKHIR | IV - 108


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Menghitung besarnya bagi hasil


Sebenarnya menghitung besaran bagi hasil proyek harus dengan detil dengan
memperhatikan besaran bagian masing-masing pihak dalam proyek, supaya bagi hasilnya
memenuhi prinsip-prinsip keadilan.

Besarnya bagian pemilik lahan bisa dilihat dengan membandingkan prosentase harga tanah
dengan RAB proyek. Sehingga semakin tinggi harga tanah semakin besar pula bagian pemilik
lahan.

Akan tetapi kebanyakan developer tidak menghitung dengan sistem tersebut karena terlalu
rumit sedangkan pemilik lahan pada umumnya tidak mau mendengarkan yang rumit-rumit,
walaupun untuk keperluan internal atau pembuatan Studi Kelayakan Proyek memerlukan
perhitungan detil.
Sehingga sistem tersebut disimplifikasi dengan menawarkan pilihan-pilihan besarnya bagi
hasil kepada pemilik lahan, seperti 80:20, 70:30, 60:40, 50:50 atau sebaliknya. Sebagai
contoh jika developer menawarkan pola bagi hasil 70:30 kepada pemilik lahan, maka bagian
pemilik lahan adalah tigapuluh persen dari laba bersih proyek.

Jika harga tanah lebih kecil dari harga bangunan atau lokasi hanya cocok dibangun Rumah
Sederhana Sehat (RSH) porsi bagi hasilnya yang lebih cocok adalah 80:20 untuk developer.
Demikian juga jika harga tanah mendekati harga bangunan permeternya sang developer
bisa menawarkan bagi hasil dengan sistem 60:40 bagi developer.

Sedangkan kalau harga tanah sama atau lebih besar jika dibandingkan dengan harga
bangunan maka bagi hasil yang pantas adalah 50:50 atau dengan kesepakatan lain.
Hal yang tak boleh dilupakan, jika pemilik lahan meminta uang muka atas tanahnya maka
porsi keuntungannya juga menjadi lebih kecil.

Perlu diingat juga bahwa porsi keuntungan yang akan ditawarkan kepada pemilik tanah ini
tidak harus seperti di atas. Anda sebagai developer bisa menawarkan bagi hasil dengan pola
seperti apapun sepanjang disepakati oleh pemilik tanah.

LAPORAN AKHIR | IV - 109


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Untuk memastikan pelaksanaan kerjasama ini nantinya harus dibuatkan perjanjian tertulis
dengan notaris akta supaya memiliki kekuatan hukum yang lebih mengikat.

Dalam perjanjian kerjasama tersebut dicantumkan masing-masing hak dan kewajiban para
pihak, disertai juga dengan sanksi-sanksi jika salah satu pihak wanprestasi.

4.4.3 Pola Pengadaan Tanah

GANTI KERUGIAN dapat berupa

1. uang,

2. tanah pengganti (ruilslag),

3. pemukiman kembali (relokasi) atau

4. pembangunan fasilitas umum yang bermanfaat bagi masyarakat setempat.

1. KASIBA LISIBA  Penyediaan Kavling Siap Bangun atau Lingkungan Siap bangun
oleh pemerintah dan pembangunan fisik perumahan oleh swasta/masyarakat

2. KONSOLIDASI LAHAN Pematangan lahan untuk pengembangan infrastruktur


melalui sharing lahan

3. SHARING LAHAN DAN BANGUNAN  lahan milik dikembangkan menjadi


perumahan, yang kemudian diganti dalam bentuk unit rumah.

Tata cara pengadaan tanah, mengenai tata cara pengadaan tanah ini terbagi dalam
beberap tahap yaitu:

5. Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah (P2T).

6. Penyuluhan.

7. Identifikasi dan inventarisasi.

8. Penunjukan Lembaga/ Tim Penilai Harga Tanah.

9. Penilaian.

10. Musyawarah.

11. Putusan P2T tentang bentuk dan/ atau besarnya ganti rugi.

LAPORAN AKHIR | IV - 110


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

12. Pembayaran ganti rugi.

13. Pelepasan hak.

14. Pengurusan hak atas tanah.

15. Pelaksanaan pembangunan fisik dapat dimulai setelah pelepasan hak-hak atas tanah
dan/ atau bangunan dan/ atau tanaman atau telah dititipkannya ganti rugi di PN
setempat.

16. Evaluasi dan supervise

LAPORAN AKHIR | IV - 111


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Daftar Isi:

4.1 KAJIAN MAKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS ..................................................... 1


4.1.1 Profil Umum dan Karakteristik Permukiman Kawasan Prioritas .......................... 1
4.1.2 Kawasan Permukiman Prioritas 1: Kawasan Permukiman Tuapejat Pendukung
Kegiatan Pemerintahan Perdagangan Jasa, dan Pariwisata ............................................... 3
4.1.3 Profil Umum dan Karakteritik Permukiman Kawasan ........................................ 16
4.1.4 Karakteristik Infrastruktur Perkotaan ................................................................ 21
D.2. Kajian Sistem Pelayanan Utilitas Persampahan Kawasan Prioritas .......................... 27
D.3 Proyeksi Kebutuhan Pelayanan Utilitas Persampahan............................................... 36
4.1.5 Ruang Terbuka Hijau (RTH) ................................................................................ 38
4.2 KAJIAN MIKRO KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS .................................................... 39
4.2.1 Profil Umum dan Karakteristik Permukiman Kawasan ....................................... 39
4.2.2 Pembagian Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan .......................................... 43
4.2.3 Identifikasi Kebutuhan Unit Lingkungan............................................................. 55
4.3 KAJIAN MIKRO PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAHAP-1 .......... 66
4.3.1 Kawasan Perencanaan Permukiman Prioritas Tahap -1 ..................................... 66
4.3.2 Analisa Perhitungan Kavling Konsep Green Building dan Hunian Berimbang
1:3:6 69
4.3.3 Analisa Perhitungan Penduduk Kawasan Permukiman Prioritas Tahap-1 ......... 70
4.3.4 Analisa Perhitungan Kebutuhan Sarana Lingkungan Berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 32/Permen/M/2006 ...... 71
4.3.5 Analisa Perhitungan Kebutuhan Prasarana Lingkungan ......................................... 74
4.3.6 Analisa Kawasan Relokasi Pesisir Pantai Tuapejat ................................................ 86
4.4 POLA KERJASAMA PEMBEBASAN LAHAN ...................................................................... 96
4.4.1 Pola Kerjasama Pembebasan Lahan Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 32/Permen/M/2006................................. 96
4.1.1.1 Kawasan Siap Bangun (KASIBA) ............................................................................. 96
4.1.1.2 Lingkungan Siap Bangun (LISIBA) ......................................................................... 105
4.4.2 Pola Kerjasama Pembebasan Lahan Pola Swasta (Investasi Swasta/Developer)
108
4.4.3 Pola Pengadaan Tanah ...................................................................................... 110

LAPORAN AKHIR | IV - 112


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Daftar Gambar:

Gambar 4.1. Grafik Presentase Jumlah Penduduk Tahun 2018 di Kawasan Prioritas
RPKPP Kabupaten Kepulauan Mentawai .............................................................................. 17

Gambar 4.2. Kondisi Permukiman Kawasan Perkotaan Tuapejat ................................. 21

Gambar 4.3. Rumah Tidak Layak Huni ............................................................................. 21

Gambar 4.4. Kondisi Infrastruktur Drainase Kawasan Perkotaan Tuapejat ................ 23

Gambar 4.5. Skema Teknik Operasional Pengelolaan Sampah (Modifikasi dari


Tchobanoglous, 1993) ............................................................................................................... 30

Gambar 4.6. Skema Pengelolaan Sampah Eksisting ............................................................. 31

Gambar 4.7. Dokumentasi Pewadahan di Kawasan Prioritas RPKPP Kabupaten


Mentawai 33

Gambar 4.8. Dokumentasi Sarana Pengumpul di Kawasan Prioritas RPKPP Kabupaten


Mentawai 34

Gambar 4.9. Sarana Pengangkutan Sampah di di Kawasan Prioritas RPKPP


Kabupaten Mentawai .............................................................................................................. 34

Gambar 4.10. Kondisi TPA SP.2 Sidomakmur .................................................................. 36

Gambar 4.11. Peta Guna Lahan Kawasan Prioritas Penanganan RPKPP Kabupaten
Kepulauan Mentawai ................................................................................................................ 44

Gambar 4.12. Pembagian Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan ..................................... 45

Daftar Tabel:

Tabel 4.1. Kawasan Prioritas Kabupaten Kepulauan Mentawai ................................. 1

Tabel 4.2. Karakteristik Kawasan Permukiman Tuapejat Pendukung


Pemerintahan, Perdagangan Jasa dan Pariwisata. ...................................................... 3

Tabel 4.3. Kawasan Prioritas RPKPP Tuapejat Secara Administrasi .................. 16

Tabel 4.4. Jumlah, Sebaran dan Kepadatan Penduduk pada Kawasan Prioritas
RPKPP Tuapejat ................................................................................................................. 17

Tabel 4.5. Laju Pertumbuhan Penduduk .................................................................. 18

LAPORAN AKHIR | IV - 113


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 4.6. Proyeksi Penduduk 20 (Dua Puluh) Tahun Kurun Waktu 2017-2036
18

Tabel 4.7. Jumlah Rumah Menurut Tipe Konstruksi, Kelayakan, dan


Karakteristik Permukiman............................................................................................... 19

Tabel 4.8. Permukiman Yang Memiliki Permasalahan Perlu Penanganan Khusus


20

Tabel 4.9. Kondisi Layanan Permukiman Kawasan Perkotaan Tuapejat ........... 20

Tabel 4.10. Analisa Pelayanan Infrastruktur Perkotaan Air Bersih Permukiman


Kawasan Perkotaan Tuapejat ......................................................................................... 22

Tabel 4.11. Proyeksi Pemakaian Air Bersih per Unit ............................................. 24

Tabel 4.12. Proyeksi Produksi Limbah Kawasan Prioritas RPKPP Kabupaten


Kepulauan Mentawai......................................................................................................... 25

Tabel 4.13. Sarana dan Prasarana Persampahan Kabupaten Kepulauan


Mentawai 35

Tabel 4.14. Analisis Persampahan Kawasan Prioritas RPKPP Kabupaten


Kepulauan Mentawai......................................................................................................... 37

Tabel 4.15. Analisis Kebutuhan RTH Kawasan Permukiman Prioritas RPKPP


Kabupaten Kapulauan Mentawai .................................................................................... 38

Tabel 4.16. Profil Umum Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan RPKPP


Kabupaten Kepulauan Mentawai .................................................................................... 43

Tabel 4.17. Guna Lahan Kawasan Prioritas Penanganan RPKPP Kabupaten


Kepulauan Mentawai......................................................................................................... 43

Tabel 4.18. Pembagian Unit Lingkungan................................................................... 45

Tabel 4.19. Kondisi eksisting Dusun Mapaddegat ................................................... 55

Tabel 4.20. Proyeksi Penduduk Kawasan Prioritas ................................................. 55

Tabel 4.21. Kebutuhan Air Bersih Kawasan Prioritas............................................. 56

Tabel 4.22. Perhitungan Air Limbah .......................................................................... 57

Tabel 4.23. Perhitungan Kebutuhan Persampahan ................................................ 59

Tabel 4.24. Identifikasi Kebutuhan Unit Lingkungan 3.1 ...................................... 60

LAPORAN AKHIR | IV - 114


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 4.25. Identifikasi Unit Lingkungan 3.2 .......................................................... 61

Tabel 4.26. Identifikasi Unit Lingkungan 3.3 ........................................................... 62

Tabel 4.27. Identifikasi Unit Lingkungan 3.4 ........................................................... 63

Tabel 4.28. Identifikasi Unit Lingkungan 3.5 ........................................................... 64

Tabel 4.29. Identifikasi Unit Lingkungan 3.6 ........................................................... 65

Tabel 4.30. Analisa Perhitungan Kavling Konsep Green Building dan Hunian
Berimbang 1:3:6 ................................................................................................................ 70

Tabel 4.31. Proyeksi Penduduk Kawasan Prioritas................................................. 70

Tabel 4.32. Standar Fasilitas Pendidikan .................................................................. 71

Tabel 4.33. Analisa Fasilitas Pendidikan ................................................................... 72

Tabel 4.34. Standar Sarana Kesehatan...................................................................... 72

Tabel 4.35. Analisa Sarana Kesehatan....................................................................... 72

Tabel 4.36. Standar Fasilitas Perbelanjaan .............................................................. 73

Tabel 4.37. Analisa Fasilitas Perbelanjaan ............................................................... 73

Tabel 4.38. Standar Keamanan ................................................................................... 73

Tabel 4.39. Analisa Fasilitas Keamanan .................................................................... 73

Tabel 4.40. Tabel Kriteria Perencanaan Domestik Sistem Air Bersih ..................... 74

Tabel 4.41. Analisa Kebutuhan Air Bersih ................................................................... 75

Tabel 4.42. Jenis Pewadahan Berdasarkan Sumber Sampahnya ......................... 80

Tabel 4.43. Analisa Kebutuhan Fasilitas Persampahan ............................................. 81

Tabel 4.44. Analisa Produksi Limbah Kawasan Pembangunan Tahap 1 .................. 84

Tabel 4.45. Analisa Kebutuhan Jaringan Listrik Kawasan Pembangunan Tahap 1 85

Tabel 4.46. By Name By Adress Kepemilikan Bangunan Di Pesisir Kawasan Tua


Pejat 89

Tabel 4.47. Analisa Kebutuhan Ruang Relokasi Kawasan Kumuh Dusun Camp dan Jati
Desa Taupejat 95

LAPORAN AKHIR | IV - 115


Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 0
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

BAB 5
KONSEP DAN RENCANA
PENANGANAN KAWASAN
Bagian ini akan menjelaskan mengenai Konsep dan Rencana Penangan Kawasan Penyusunan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018

5.1. Konsep dan Rencana Penanganan Kawasan

Konsep dan Rencana penanganan kawasan dihasilkan dari Kebutuhan Penanganan


Kawasan yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Kawasan Prioritas 1 meliputi dua wilayah
administrasi Kawasan Perkotaan Tuapejat berada di Kecamatan Sipora Utara, secara
administrasi terdapa 3 desa di dalam Kawasan Perkotaan Tuapejat yakni Desa Tuapejat (Dusun
Camp, Dusun Tuapejat, Dusun Kampung, Dusun Jati, Dusun Karoniet, Dusun Turonia, Dusun
Mapadegat), Desa Sidomakmur (Dusun Sinabak, Dusun Bolelai, Dusun Makodoba), dan Desa
Sipora Jaya (Dusun Tunas Baru, Dusun Karya Bakti, Dusun Karang Anyar) dan merupakan
kawasan pesisir pantai yang semakin berkembang hingga saat ini.
Permukiman pada kawasan ini masih tergolong kepadatan rendah, pola pemukiman
membentuk pola liner mengikuti jalan. Seiring dengan perkembangan dinamika perkembangan
penduduk pada kawasan ini berdampak pada pertumbuhan pemukiman yang tentunya harus
dikendalikan penataan lingkungan dan pembangunan infrastruktur permukiman nya. Luas
Kawasan Perkotaan Tuapejat 985 ha dan luas Permukiman 85,5 ha dengan jumlah penduduk
6.389 Jiwa terdiri 1.107 kk. Dan didapat kepadatan penduduk 75 jwa/ha kepadatan penduduk
relatif rendah dan masih bisa dilakukan pengendalian penataan kawasan sehingga dapat tumbuh
dan tertata dengan baik. Dalam hal ini sebagaiman telah dijelaskan pada Dokumen SPPIP
Kabupaten Kepulauan Mentawai yang telah disusun sebelumnya pada tahun 2017 dijelaskan

LAPORAN AKHIR | V - 1
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

bahwa Kawasan Prioritas 1 berlokasi pada kawasan perkotaan tuapejat dan berdasarkan arahan
tersebut maka untuk kawasan prioritas 1 ini dibagi menjadi 5 (lima) Unit Lingkungan antara lain:
1. Unit Lingkungan 1 dengan
Tema Penanganan
Kawasan Peningkatan
Kualitas Permukiman
2. Unit Lingkungan 2 dengan
Tema Penataan
Permukiman Wisata
3. Unit Lingkungan 3 dengan
Tema Antisipasi
Pengembangan Koridor
4. Unit Lingkungan 4 dengan
Tema Pengembangan
Permukiman Baru
5. Unit Lingkungan 5 dengan Penataan Permukiman

Rumusan Konsep Penanganan Kawasan Pemukiman Prioritas yaitu dibagi menjadi 5 unit
lingkungan yakni :

A. UNIT LINGKUNGAN 1 DENGAN TEMA PENANGANAN KAWASAN PENINGKATAN


KUALITAS PERMUKIMAN
1. Relokasi
STRATEGI PERMUKIMAN
 Relokasi Unit Lingkungan yang
berada pada kawasan sempadan
pantai
STRATEGI INFRASTRUKTUR
 Pembangunan infrastruktur
pengendalian banjir
 Pengembangan jalur pedestrian
disepanjang pantai
 Pengembangan jalur hijau
disepanjang pantai

LAPORAN AKHIR | V - 2
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

 Pengembangan penerangan jalan disepanjang pantai


 Pengembangan taman atraktif
 Penataan ruang parkir
 Penataan sistem informasi dan rambu lalu lintas

2. Penataan Pemukiman Wisata


STRATEGI PERMUKIMAN
 Pembangunan dan Pengembangan kawasan dengan konsep waterfront city
 Pengembangan shelter pada bangunan dengan fungsi sarana pelayanan umum
ataupun fasilitas pendukung kegiatan pariwisata
 Relokasi permukiman yang berada pada area pembangunan kolam retensi

STRATEGI INFRASTRUKTUR
 Pengembangan gang (jalan lingkungan) atraktif
 Pengembangan sistem air limbah komunal
 Pengembangan sistem persampahan (pengumpulan-pengangkutan-pengolahan
(daur ulang)
 Peningkatan infastrktur drainase
 Peningkatan infastruktur air minum untuk masyarakat dan ruang publik

3. Peningkatan kualitas permukiman


STRATEGI PERMUKIMAN
 Penegasan zona perumahan dan pelabuhan
 Pengembangan ruang publik

STRATEGI INFRASTRUKTUR
 Peningkatan Infastruktur Lingkungan
 Pengembangan Shelter untuk bencana

4. Penataan Koridor Permukiman


STRATEGI PERMUKIMAN
 Penegasan Zona Permukiman, Campuran dan perdagangan dan jasa dan wisata
 Penataan Kawasan Permukiman melalui intensitas dan tata masa bangunan

LAPORAN AKHIR | V - 3
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

STRATEGI INFRASTRUKTUR
 Pengembangan edestrian pada pusat kegiatan seperti pendidikan ataupun
peribadatan
 Peningkatan infastruktur permukiman

B. UNIT LINGKUNGAN 2 DENGAN TEMA PENATAAN PERMUKIMAN WISATA


1. Penataan Koridor Permukiman
STRATEGI PERMUKIMAN
 Penegasan Zona
Permukiman, Campuran
dan perdagangan, jasa dan
wisata
 Perbatasan permukiman pada
zona lindung
STRATEGI INFRASTRUKTUR
 Pengembangan
pedestrian dan pusat
kegiatan seperti pendidikan ataupun peribadatan
 Peningkatan infastruktur permukiman

2. Pengendalian Kawasan Cepat Tumbuh


STRATEGI PERMUKIMAN
 Penegasan zona permukima, sarana pelayanan umum dan pusat pemerintahan
STRATEGI INFRASTRUKTUR
 Pengembangan pedestrian pada pusat kegiatan seperi pendidikan ataupun
peribadatan
 Peningkatan infrastruktur permukiman
 Pembangunan infastruktur permukiman
 Penyediaan ruang publik

LAPORAN AKHIR | V - 4
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

C. UNIT LINGKUNGAN 3 DENGAN TEMA ANTISIPASI PENGEMBANGAN KORIDOR


1. Penataan Permukiman
STRATEGI PERMUKIMAN
 Penataan lingkungan
permukiman melalui
intensitas dan tata masa
bangunan
STRATEGI INFRASTRUKTUR
 Peningkatan infrastruktur
permukiman
 Pembangunan infrastruktur
permukiman
 Penyediaan ruang publik berupa RTH sebagai ruang evaluasi
 Penyediaan shelter

LAPORAN AKHIR | V - 5
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

2. Penataan Permukiman Wisata


STRATEGI PERMUKIMAN
 Penataan Lingkungan permukiman melalui intensitas dan tata masa bangunan
 Intensif permukiman dan kegiatan yang mendukung sektor pariwisata

STRATEGI INFRASTRUKTUR
 Peningkatan infrastrktur permukiman
 Pembangunan infastruktur permukiman
 Pegembangan permukiman baru dengan intensitas rendah
 Penyediaan ruang publik berupa RTH sebagai ruang evaluasi
 Penyediaan shelter
 Pembangunan dan perbaikan tanggul untuk pengurangi abrasi pantai

D. UNIT LINGKUNGAN 4 DENGAN TEMA PENGEMBANGAN PERMUKIMAN BARU


STRATEGI PERMUKIMAN
 Pengembangan permukiman formal dengan intensitas rendah-sedang

LAPORAN AKHIR | V - 6
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

 Pengembangan permukiman yang menyesuaikan dengan kondisi topograsi kawasan


perencanaan
 Pengembangan permukiman sesuai dengan daya dukung dan daya tampung ruang

STRATEGI INFRASTRUKTUR
 Pengembangan infastruktur
jalan sebagai
penghubung antara
kawasan permukiman
dengan kawasan
pariwisata
 Penyediaan runag publik
berupa RTH sebagai
ruang evaluasi
 Pengembangan
pedestrian pada pusat kegiatan seperti pendidikan ataupun peribadatan
 Pembangunan shelter
 Pengembangan infastruktur baru yang penyesuaikan dengan kondisi fisik kawasan
perencanaan

LAPORAN AKHIR | V - 7
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

E. UNIT LINGKUNGAN 5 DENGAN PENATAAN PERMUKIMAN


A. Penataan Permukiman
STRATEGI PERMUKIMAN
 Penataan Lingkungan
Permukiman melalui intensitas
dan tata masa bangunan

STRATEGI INFRASTRUKTUR
 Peningkatan infastruktur
permukiamn
 Pengembangan infrastrktur
permukiman
 Penyediaan ruang publik
berupa RTH sebagai ruang
evakuasi
 Pengembangan pedestrian
pada pusat kegiatan seperti pendidikan ataupun peribadatan

B. Peningkatan Kualitas Permukiman


STRATEGI PERMUKIMAN
 Penegasan zona permukiman, campuran dan perdagangan dan jasa, dan wisata
STRATEGI INFRASTRUKTUR
 Peningkatan infastrutur permukiman
 Penyediaan ruang publik berupa RTH sebagai ruang evaluasi
 Pengembangan pedestrian pada pusat kegiatan seperti pendidikan ataupun
peribadatan

LAPORAN AKHIR | V - 8
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman


Dengan pengertian Peningkatan Kualitas Lingkungan menyangkut:
- Peningkatan Dan Pembangunan Jalan;
- Penataan Jaringan Drainase Dan Limbah
Drainase kota sebagai salah satu prasarana kota penting yang memiliki fungsi sebagai
pengendali limpasan air hujan yang berlebihan. Daerah pengaliran saluran drainase
kota merupakan daerah pengaliran saluran drainase buatan atau artificial catchment
area. Pada umumnya akan memberikan debit puncak limpasan air hujan yang lebih
besar dan lebih cepat datangnya dari daerah pengaliran saluran drainase alami.
Tingkat limpasannya tergantung dari kepadatan bangunan kota dan berapa
prosentase luas lahan daerah peresapan yang ada. Sistem drainase kota merupakan
sistem dalam wilayah kota yang menangani masalah limpasan air permukaan.

Penanganan infrastruktur drainase khususnya drainase perkotaan pada dasarnya


harus tertangani secara menyeluruh mengingat infrastruktur drainase terbangun
membentuk sistem jaringan yang bersumber (hulu) dari sungai dan bermuara (hilir)
ke waduk/ boezem. Untuk merumuskan sebuah konsep penanganan infrastruktur
drainase perlu diperhatikan urgenitas penanganan melalui sebah identifikasi kendala
sistem drainase, identifikasi dampak drainase dan identifikasi sistem jaringan
drainase sehingga terbentuk kriteria perencanaan sistem drainase.

Konsep yang diusung untuk penataan jaringan drainase ini yakni dengan cara
pengerukan sedimentasi, hal ini dilakukan karena tidak memungkinkan lagi untuk
dilakukannya pelebaran saluran drainase karena keterbatasan lahan, sehingga upaya
yang dilakukan mengatasi permasalahan drainase pada unit lingkungan ini yakni
normalisasi (pengerukan sedimentasi) dimana
Panjang saluran yang akan bagi saluran drainase yang sudah terbangun, dan
membangunan sistem jaringan drainase pemukiman yang belum terbangun.

Air limbah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dengan aktifitas manusia
sehari-hari, oleh sebab itu air limbah ini harus diupayakan agar tidak mempengaruhi
kondisi lingkungan dan kesehatan manusia. Air limbah yang dihasilkan dari aktifitas
manusia tersebut tidak saja mempengaruhi aspek lingkungan dan kesehatan, namun

LAPORAN AKHIR | V - 9
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

juga akan mempengaruhi produktifitas kerja manusia yang tinggal di dalam


lingkungan yang tidak sehat.

Permasalahan sanitasi permukiman Kabupaten Kepulauan Mentawai yang hingga


saat ini masih belum tergarap dengan baik adalah pembuangan air limbah rumah
tangga, dimana sebagian besar masyarakat masih membuang limbah rumah tangga
tanpa ada saluran buangan karena memang pada umumnya kawasan permukiman
belum memiliki jaringan drainase sehingga menimbulkan genangan yang selanjutnya
menyebabkan kondisi anaerob sehingga timbul bau.
Menurut Pelczar,1988 dalam Priadie dkk, 2006, air limbah adalah kumpulan air
bekas yang telah dipakai oleh suatu masyarakat, yang terdiri dari :

• Limbah domestik, semua air yang mengalir dari saluran pembuangan perumahan
dan kota ke dalam sistem pembuangannya.
• Limbah industri, biasanya dibuang oleh pabrik‐pabrik
• Air tanah, air permukaan, dan air hujan yang masuk ke dalam system
pembuangan

Pengolahan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan


(minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan
pengelolahan limbah.

Sistem sanitasi yang cocok dengan daerah perencanaan harus memperhatikan kondisi
fisik, sosial ekonomi masyarakat. Sehingga sistem terebut akan mampu meningkatkan
kebersihan dan kesehatan masyarakat serta akan menciptakan lingkungan yang nyaman.
Sistem yang dapat diterapkan untuk menangani dan mengelola air buangan pada
Kawasan Prioritas terbagi atas 3 sistem yaitu :

1. Sistem Off‐Site ( Sanitasi Terpusat )


Sistem terpusat yaitu sistem dimana air limbah dari seluruh daerah pelayanan
dikumpulkan dalam riol pengumpul, yang kemudian dialirkan kedalam riol kota
menuju tempat pengolahan dan baru dibuang ke badan air penerima.

LAPORAN AKHIR | V - 10
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.1. Penyaluran Air Limbah Sistem Terpusat

Tabel 5.1. Keuntungan dan Kerugian Sistem Sanitasi Terpusat ( Off‐Site )


No Keuntungan Kerugian
1. Memberikan pelayanan lebih aman, nyaman dan Biaya investasi pembangunan jaringan sangat tinggi
menyeluruh
2. Menampung semua air buangan rumah tangga sehingga Memerlukan teknologi yang memadai untuk
pencemaran terhadap saluran drainase dan badan air membangun dan memelihara sistem
lainnya serta air tanah dapat dihindari
3. Cocok diterapkan didaerah perkotaan dengan kepadatan Instalasi lebih rumit sehingga memerlukan
penduduk sedang sampai tinggi perencanaan yang tepat
4. Tahan lama dikarenakan sistem ini dibuat dengan Keuntungan baru bisa dicapai seluruhnya setelah
periode perencanaan tertentu sistem ini dapat dimanfaatkan/ digunakan oleh
seluruh penduduk di daerah pelayanan
5. Tidak memerlukan lahan (permukaan) yang luas sebab Sistem jaringan pipa yang luas memerlukan
jaringan pipa ditanam di dalam tanah perencanaan dan pelaksanaan jangka panjang

Sistem sanitasi Off‐Site mempunyai beberapa teknologi yang sering digunakan dalam
penyaluran air limbah domestiknya antara lain :

a. Sewerage Konvesional
Dalam sistem ini, air buangan akan masuk ke dalam saluran. Sistem jairingan pipa air
buangan di pasang mengikuti pola jaringan jalan, guna memudahkan penyambungan
ke rumah‐rumah atau bangunan-bangunan.Hal ini dilakukan untuk memudahkan
dalam pemeliharaan perpipaan dan untuk menghindari pembebasan lahan.Namun
pola seperti ini memerlukan biaya yang relatif mahal karena memerlukan perpipaan
yang panjang dan pemasangan pipa yang di tanam di tanah memerlukan penggalian
dengan kedalaman sesuai dengan yang diharapkan.

Oleh karena itu dalam pemeliharaan sistem konvensional ini sebaiknya perlu
diperhatikan beberapa faktor yang antara lain :

LAPORAN AKHIR | V - 11
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

- Mayoritas penduduk memiliki sambungan air bersih

- Sistem sanitasi setempat tidak layak untuk digunakan pada daerah tersebut

- Kemampuan untuk membiayai sewerage dan sebaiknya sistem ini dilengkapi


dengan IPAL

- Apabila memiliki kemiringan 1% dan saluran drainase, sebaiknya sistem ini


digabung dengan saluran drainase tersebut

Tabel 5.2. Keuntungan dan Kerugian Sistem Sewerage Konvensional


No. Keuntungan Kerugian
1. Dapat diterapkan baik untuk bangunan yang Sudah Biaya kontruksi sangat mahal
dimiliki septik maupun yang belum
2. Sangat efektif bila dikembangkan sebagai sistem kota Perlu mempersiapkan suprastruktur dan
keseluruhan karena IPAL yang dibangun hanya satu atau infrastruktur kelembagaan yang secara khusus
beberapa tergantung tofografi kota menangani pembuangan air limbah
3. Dapat diterapkan untuk kepadatan sedang sampai tinggi Perlu penyiapan kondisi masyarakat
4. Pada kawasan perencanaan tidak perlu lagi membangun IPAL karena sudah ada

b. Shallow Sewers
Shallow sewers adalah sistem riol yang pemasangan pipanya relative
dangkal.Kemiringan dari sistem ini lebih landai dibandingkan dengan Sewerage
Convensional. Shallow Sewers sangat tergantung pada pada pembilasan air buangan
untuk mengangkut buangan padat jika dibandingkan dengan cara konvensional yang
mengandalkan kecepatan untuk membersihkan sendiri (Self cleansing velocity).
Shallow Sewer lebih murah dibandingkan sewerage konvensional dan lebih cocok
sebagai sewerage sekunder di daerah kampung dengan kepadatan tinggi dan jalan
lingkungan yang kecil dimana tidak dilewati kendaraan yang berat dan sebagian
besar penduduk telah memiliki sambungan air bersih dan jamban pribadi tanpa
pembuangan setempat yang memadai.Selain itu sistem ini cocok ditempatkan pada
daerah dengan kemiringan 1 %.

Tabel 5.3. Keuntungan dan Kerugian Sistem Shallow Sewers


No. Keuntungan Kerugian
1. Dengan kemiringan yang kecil, sistem ini dapat Cakupan pelayanan sangat terbatas, sehingga tidak dapat
berjalan dan kompleksitas system pelayanan dikembangkan untuk system wilayah kota
relatif kecil dibanding system konvensional
sewerage
2. Setiap rumah yang dilayani tidak harus memiliki Bila dikembangkan untuk sistem perkotaan secara
tangki septik yang mengingat jenis buangan yang keseluruhan akan mengakibatkan biaya mahal dan tidak
diperuntukan adalah limbah padat dan cair efektif karena harus banyak instalasi pengolahan yang
dibangun

LAPORAN AKHIR | V - 12
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No. Keuntungan Kerugian


3. Dapat diterapkan untuk kepadatan sedang Tidak ada reduksi beban organik seperti hal nya pada
sampai tinggi small bore sewerage, sehingga beban instalasi air limbah
cukup tingg

c. Small bore Sewer


Small bore Sewer ( SBS ) merupakan sistem yang sesuai untuk memperbaiki sistem
sanitasi pada daerah yang mayoritas menggunakan septi tank. SBS akan menampung
semua air buangan kecuali lumpur (tinja) dari tanki septik. Sistem ini juga memiliki
keuntungan dan kekurangan, adapun keuntungan dan kekurangan dari sistem ini
adalah :

Tabel 5.4. Keuntungan Dan Kerugian Sistem Small Bore Sewer


Keuntungan Kerugian
1. Mengurangi kebutuhan air, saluran tidak Cakupan pelayanan sangat terbatas,
perlu mengalirkan benda padat sehingga sehingga tidak dapat dikembangkan
tidak perlu pengelontoran untuk sistem wilayah kota.
2. Mengurangi biaya pengalihan, saluran tidak setiap rumah harus memiliki tanki
didesainagar dapat membersihkan sendiri septik tank
(self cleaning). Saluran dibangun mengikuti
topografi alam, sehingga tidak memerlukan
biaya penggalian yang besar.
Mengurangi biaya bahan‐bahan, aliran Bila dikembangkan untuk system
puncaknya lebih rendah dibandingkan perkotaan/ kawasan perencanaan
sewerage conventional karena tangki secara keseluruhan akan
interseptor dapat diperkecil dimensinya mengakibatkan biaya mahal dan
tidak efektif karena harus banyak
instalasi pengolahan air limbah yang
dibangun.
4. Mengurangi biaya operasi dan biaya -
pemeliharaan rutin, untuk mengangkat
padatan dari tangki intersektor dan
pengelontor saluran dilakukan oleh personil
terlatih dengan alat yang sederhana
5. Mengurangi kebutuhan pengolahan; -
screening , gritremoval dan primary
sedimentation atau kolam anaerobik tidak
dibutuhkan pada pengolahan air buangan
karena telah dilakukan proses pengolahan
pada tangki interseptor

2. Sistem On‐Site ( Sanitasi Setempat )


Merupakan suatu pengolahan limbah sistem dimana pada daerah tersebut tidak ada
sistem riol kota, dan air buangan yang dihasilkan ditangani di daerah setempat.

LAPORAN AKHIR | V - 13
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.2. Penyaluran air Limbah Sistem Setempat

Prasarana pengolahan air limbah system ini dibangun di pekarangan atau halaman
bangunan pribadi terdiri dari cubluk, tangki septic dan paket pengolahan skala kecil.

a. Cubluk

Cubluk adalah lubang/sumuran yang dibuat dengan menggali tanah dengan dinding
yang merembes air.Jadi cubluk merupakan suatu lubang yang digunakan untuk
menampung air limbah manusia dari jamban, berfungsi sebagai tempat pengendapan
tinja dan juga media peresapan dari cairan yang masuk.

Jika tersedia lahan yang cukup maka dapat dibangun dua buah lubang (cubluk
kembar).Bila satu lubang penuh harus ditutup dan dibiarkan selama paling sedikit 1
(satu) tahun agar lumpur kering untuk selanjutnya dapat dipakai untuk kesuburan
tanah (pupuk organik).

Selain cubluk kembar, dapat pula berupa cubluk tunggal, yang sebenarnya sama
penggunaannya hanya lubang satu, karena pertimbangan biaya dimana dengan
membangun satu cubluk, pembangunan cubluk yang kedua dapat ditangguhkan
sampai pada saat diperlukan. Namun demikian tempat untuk cubluk kedua tersebut
harus disediakan dan jangan digunakan untuk bangunan permanen.

Cubluk relatif lebih murah, lebih mudah dibangun dan dipelihara sendiri apabila
dibandingkan dengan tangki septik.

LAPORAN AKHIR | V - 14
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.3. Contoh Cubluk

Gambar 5.4. Contoh Cubluk Kembar

b. Tangki septik (Septik Tank)

Septic Tank adalah bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja manusia cara
setempat, tangki ini dibuat dengan bahan yang kedap air sehingga air dalam tangki septik
tidak dapat meresap ketanah dan akan mengalir keluar melalui saluran yang disediakan.
Air yang keluar dari tangki septik ini masih tidak aman bagi manusia dan lingkungan,
oleh karena itu masih diperlukan unit pengolahan lainnya yang pada umumnya berupa :

LAPORAN AKHIR | V - 15
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Bidang Resapan.

2. Sumur Resapan.

3. Filter Aliran ke atas dengan pasir dan kerikil.

Gambar 5.5. Septik tank

Tabel 5.5. Keuntungan dan Kerugian sistem on‐site (sanitasi setempat)


No. Keuntungan Kerugian
1. Biaya kontruksi relatif rendah. Tidak cocok diterapkan di semua daerah (tidak cocok untuk daerah
dengan kepadatan tinggi, muka air tanah tinggi dan permeabilitas tanah
rendah).
2. Teknologi yang digunakan cukup Memerlukan lahan yang luas .
sederhana
3. Operasi dan pemeliharaan Sistem ini tidak diperuntukan bagi limbah dapur, mandi dan cuci karena
umumnya merupakan tanggung volumenya kecil, sehingga limbah cair dari dapur dan cuci akan tetap
jawab pribadi mencemari saluran drainase dan badan‐badan air yang lain.
4. Dapat menggunakan Bila pemeliharaannya tidak dilakukan dengan baik, akan dapat mencemari
bahan/material setempat air tanah dan sumur dangkal
5. Tidak berbau dan cukup higienis Pelayanan terbatas
jika pemeliharaannya baik
6. Hasil dekomposisi bias dimanfaatkan sebagai pupuk
Sumber: Rencana Tahun 2018

LAPORAN AKHIR | V - 16
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3. Gabungan sistem off‐site dan on‐site


Sistem gabungan ini adalah altenativ dari kedua sistem diatas, dimana air limbah yang
dihasilkan pada suatu daerah yang diatangani dengan cara menggunakan sistem off‐site
dan adapula yang ditangani sistem On‐site. Jenis penanganan air limbah yang sering
digunakan septik tank dan small bore sewer, dimana kedua sistem ini membutuhkan
tempat pengolahan lumpur, pembuangannya dan pengolahan.Sistem ini sangat cocok
diterapkan pada daerah yang mempunyai kriteria sebagai berikut :

- Memiliki lahan yang luas untuk tempat pengolahan.

- Didaerah yang mempunyai kepadatan penduduk tinggi dengan luas lahan yang
kurang memadai.

Bangunan pengolahan pada sistem ini membutuhkan lahan untuk penyaluran,


pembuangan, dan pengolahan lumpur tinja.Bangunan yang cocok untuk sistem ini adalah
tangki septik dengan perpipaan dan bidang resapan.

- Suply air bersih


Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Manusia membutuhkan
air bersih untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik untuk pemenuhan
kebutuhan air minum, pemenuhan MCK (Mandi, Cuci, Kakus), pemenuhan kebutuhan
industri, dan pemenuhan kebutuhan lainnya. Akan tetapi, yang menjadi
permasalahan saat ini, terutama di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah
kebutuhan air bersih seringkali tidak terpenuhi dengan baik, secara kualitas
terpenuhi hanya saja bermasalah dalam hal kuantitas, sehingga supply air bersih
sering kali mati/tidak mengalir.

Oleh karena itu, setiap saat sumber-sumber air baru dicari dan dicoba
kemungkinannya. Ini berkaitan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan
manusia yang membutuhkan air, baik untuk kepentingan rumah tangga secara
langsung ataupun untuk kepentingan lainnya secara tidak langsung. Beberapa upaya
banyak dilakukan antara lain dengan :

LAPORAN AKHIR | V - 17
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Membuat instalasi penampungan air hujan (PAH), mengolah dan memurnikan air
hujan.
2. Membuat sumur bor.
3. Dalam pemanfaatan potensi air tanah dalam di seluruh kecamatan dengan
perizinan dan pengawasan oleh instansi yang berwenang;
4. Membuat tandon air.
5. Tandon air diperlukan bilamana kebutuhan jumlah air tidak dapat dicukupi oleh
penyediaan yang harian, dan kebutuhan itu merupakan kebutuhan keadaan yang
khusus atau kebutuhan puncak.Karena untuk menampung air, konstruksi bak
atau tandon air juga kedap air.Ukuran tandon air tergantung kebutuhan yang
tidak dapat dipasok melalui pelayanan harian.Jadi tandon air merupakan
persediaan cadangan yang dikeluarkan pada waktu diperlukan.Bangunan tandon
air ada yang dibangun didekat sumber air, dan ada yang berada di dekat
pelayanan masyarakat. Letak tandon terhadap tanah dapat berada diatas dan
pada permukaan tanah dan dapat berada dibawah permukaan tanah bak atau
tandon air
6. Mencari sumber air baru (air tanah, air sungai, dan sebagainya)

- Sistem persampahan
Untuk sistem persampahan pada kawasan prioritas berdasarkan kajian pada bab
sebelum nya dapat dikatakan pada kawasan prioritas ini untuk lingkup pelayanan
belum terpenuhi , baik itu dari jenis alat operasional maupun tanaga oparasional nya,
sehingga diperlukan sistem pengelolaan persampahan oleh pemerintah Kabupaten
Kepulauan Mentawai. solusi yang ditawarkan untuk peningkatan pelayanan
pengelolaan persampahan ini antara lain:
1. Merevitalisasi konsep desentralisasi layanan persampahan sebagai sarana
pendekatan terhadap penyelenggaraan pelayanan masyarakat dengan
cara pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya
dan mengedepankan peran dan partisipasi aktif dari seluruh komponen
masyarakat sebagai mitra dalam pengelolaan sampah.
2. Mengembangkan pola kemitraan strategis dengan pihak swasta melalui
penyederhanaan jalur birokrasi bagi pihak swasta yang berminat untuk
berinvestasi dalam pengelolaan sampah.

LAPORAN AKHIR | V - 18
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3. Meningkatkan pembinaan dan pemahaman masyarakat secara intensif


dan berkelanjutan (sustainable) akan upaya 5R (reduce, reuse, recycle,
recovery, replace) terkait dengan pengelolaan dan pembangunan
persampahan serta mengembangkan dan menerapakan sistem insentif
dan disinsentif dalam pelaksanaan 5R.
4. Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan dengan
memaksimalkan pemanfaatan sarana maupun prasarana persampahan.
5. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan dengan cara
meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola, meningkatkan
kinerja institusi pengelola persampahan, memisahkan fungsi/unit
regulator dan operator, serta mendorong penerapan sistem pengawasan
dan penerapan sanksi hukum secara konsisten dalam rangka pembinaan
aparat, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

5.2. Konsep dan Strategi Kawasan Prioritas

Adapun konsep dan strategi dalam penataan kawasan prioritas antara lain:
1. Zona 1: Wisata Rekreasi “Kawasan dengan kunjungan wisatawan dalam jumlah besar
melalui pengembangan atraksi wisata dan objek wisata”.
2. Zona 2: CAMPURAN “Kawasan dengan Peruntukan Permukiman yang dapat
bercampur dengan peruntukan perdagangan dan jasa pendukung kegiatan
pariwisata”.
3. Zona 3: PERMUKIMAN “Kawasan Hunian dengan sarana dan prasarana
pendukungnya”.
4. Zona 4 : WISATA PRIVAT“ Kawasan dengan kunjungan wisatawan terbatas dengan
layanan wisata yang sangat baik”.
5. Zona 5: HUTAN KOTA“Hutan kota adalah kawasan yang ditutupi pepohonan yang
dibiarkan tumbuh secara alami menyerupai hutan”.

6. Zona 6: JALUR HIJAU“Jalur hijau yang ditanami berbagai vegetasi pada sepanjang
jalan utama dengan fungsi kelestarian lingkungan dan pembatas zona wisata dengan
zona lainnya”
7. Zona 7: PERMUKIMAN WISATA“kawasan permukiman tradisional yang terbuka bagi
kunjungan wisatawan”

LAPORAN AKHIR | V - 19
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 21
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 22
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.6. Peta Pembagian Unit Lingkungan Kawasan prioritas

(Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 23
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.7. Peta Blok Plan Kawasan Prioritas


(Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 24
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 25
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. RTNH dan Parkir “pembangunan Pelataran Parkir dan ruang untuk aktifitas
pengunjung, adapun konsep desain untuk RTNH dan Parkir pada Kawasan
Prioritas Antara lain:

LAPORAN AKHIR | V - 26
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

2. RTNH dan Landmark


“ pembangunan Area Terbuka yang dilengkapi penciri kawasan (landmark sebagai
objek rekreasi pengunjung) dan aktifitas pengunjung lainnya.”

3. RTH dan Landmark


“ pembangunan Ruang Terbuka Hijau yang dilengkapi penciri kawasan (landmark
sebagai objek rekreasi pengunjung)”

LAPORAN AKHIR | V - 27
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 28
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

4. Wisata Rekreasi
“Area wisata yang teridiri dari wisata alami dan buatan sebagai daya tarik utama
kawasan perencanaan untuk sektor pariwisata”

LAPORAN AKHIR | V - 29
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

5. Pedestrian
“Jalur Pejalan Kaki yang meliputi seluruh kawasan wisata sebagai objek rekreasi
masyarakat”

LAPORAN AKHIR | V - 30
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 31
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.8. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.1


(Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 32
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 33
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Kawasan Campuran
“Campuran Kawasan Perumahan dengan fungsi pendukung wisata yang meliputi
kawasan kuliner, souvenir dan penginapan”.

LAPORAN AKHIR | V - 34
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 35
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

2. Rumah Kepadatan Sedang


Kawasan perumahan beserta penunjang kebutuhan hunian dengan intensitas
sedang (50-200 jiwa/ha)

LAPORAN AKHIR | V - 36
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3. IPAL Komunal
“ instalasi Pengolahan Air Limbah Terpadu yang melayani penduduk pada
kawasan perumahan kawasan perencanaan dan disekitar kawasan perencanaan.

4. Pedestrian
“Jalur Pejalan Kaki yang meliputi seluruh kawasan wisata sebagai objek rekreasi
masyarakat”

LAPORAN AKHIR | V - 37
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.9. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.2


(Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 38
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 39
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Hutan Kota
“kawasan dengan vegetasi yang dipertahankan sehingga menyerupai hutan yang
berfungsi sebagai perlindungan kelestarian alam serta kawasan wisata alam dan
pendidikan”

LAPORAN AKHIR | V - 40
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

2. Wisata Privat
Kawasan dengan kunjungan wisatawan terbatas dengan layanan wisata yang
sangat baik meliputi pemanfaatan ruang untuk :
1. Area rekreasi
2. Cottage/penginapan
3. Sistem sirkulasi internal

LAPORAN AKHIR | V - 41
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 42
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3. Pedestrian “Jalur Pejalan Kaki yang menjadi pembatas zona hutan kota dan
wisata privat dengan akses yang terbatas”

4. Dermaga “pembangunan dermaga wisata sebagai pintu masuk kawasan dari jalur
laut”

LAPORAN AKHIR | V - 43
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.10. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.3


(Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 44
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 45
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Pasar Lingkungan
“Pasar yang melayani kebutuhan hariaan masyarakat untuk kawasan permukiman
yang berbatasan dengan zona perkantoran”

2. Rumah Kepadatan Sedang


“Kawasan perumahan beserta penunjang kebutuhan hunian dengan intensitas
sedang (50-200 jiwa/ha)”

LAPORAN AKHIR | V - 46
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3. SPBU
“Pengisian bahan bakar untuk melayani kebutuhan masyarakat kawasan
perencanaan dan transportasi laut”

4. SPU Peribadatan “Zona peruntukan pemangunan sarana peribadatan untuk kawasan


perencanaan dan wisatawan”

LAPORAN AKHIR | V - 47
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

5. SPU Pendidikan
“zona terpadu pengembangan sarana pendidikan dari jenjang Dasar Hingga
Menengah”

6. Zona Transportasi “areal untuk yang berperan sebagai terminal untuk transportasi
umum”

LAPORAN AKHIR | V - 48
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

7. Kantor Desa Tuapejat : “Lokasi pembangunan kantor desa yang telah di land clearing”

8. RTH: “Pengembangan RTH dilengkapi dengan RTH biru pada kawasan cekungan

LAPORAN AKHIR | V - 49
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.11. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.4


(Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 50
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 51
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Desa Wisata
“kawasan perumahan dengan karakter perdesaan yang ditingkatkan kualitas
huniannya sehingga dapat menunjang kegiatan wisata”

2. RTH Pertanian
“kawasan pertanian yang dipertahankan fungsinya untuk memberikan landscape
yang berbeda pada zona wisata”

LAPORAN AKHIR | V - 52
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3. RTH Wisata
“kawasan sempadan pantai dengan potensi pantai untuk wisata, dilakukan
pengembangan RTH untuk menambah daya tarik kawasan”

4. RTNH dan Parkir


“ pembangunan Pelataran Parkir dan ruang untuk aktifitas pengunjung”

LAPORAN AKHIR | V - 53
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

5. SPU Pendidikan
“Fasilitas pendidikan eksisting yang dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan akan
fasilitas pendidikan”

6. Wisata Air
“Kawasan yang dikembangkan dengan memanfaatakan potensi sungai Mapaddegat
melalui pengembangan objek wisata”

LAPORAN AKHIR | V - 54
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.12. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.5


(Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 55
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 56
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

1. Rumah Kepadatan Sedang


Kawasan perumahan beserta penunjang kebutuhan hunian dengan intensitas sedang
(50-200 jiwa/ha)

2. Rumah Kepadatan Rendah


Kawasan perumahan beserta penunjang kebutuhan hunian dengan intensitas sedang
(0-50 jiwa/ha)

LAPORAN AKHIR | V - 57
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

3. RTH dan Sarana Olah Raga


“Pengembangan RTH yang ditunjang dengan fungsi olah raga sebagai wadah interaksi
masyarakat.

4. SPU Kesehatan
“Fasilitas Kesehatan eksisting yang dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan akan
fasilitas Kesehatan”

LAPORAN AKHIR | V - 58
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

5. SPU Peribadatan
“Fasilitas Peribadatan eksisting yang dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan
akan fasilitas Peribadatan”

6. TPS 3R
“Pembangunan TPS 3R untuk wadah pengolahan sampah masyarakat yang
menghuni kawasan perencanaan, terutama yang tidak mendapat akses sistem
pengangkutan sampah perkotaan”

LAPORAN AKHIR | V - 59
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.13. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.6


(Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 60
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 5.6. Komponen Pembangunan Fisik Kawasan


Unit Lingkungan Komponen Perencanaan Volume Keterangan

Unit Lingkungan 1 Rencana Pembangunan RTH dan Landmark Kawasan 3,65 Ha Pendukung Kawasan Pariwisata

Rencana Pembangunan RTNH dan Landmark kawasan 1,75Ha Pendukung Kawasan Pariwisata

Rencana Pembangunan RTNH dan Pelataran Parkir 1,25 Ha Pendukung Kawasan Pariwisata

Pembangunan Pedestrian 2.500 Meter Pendukung Kawasan Pariwisata dan Permukiman

Pembangunan Gerbang Wisata 1 Paket Pendukung Kawasan Pariwisata

Unit Lingkungan 2 Pembangunan IPAL komunal 1 Paket Pendukung kawasan permukiman

Pembangunan Pedestrian 390 Meter Pendukung Kawasan Pariwisata dan Permukiman

Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase 1.620 Meter Pendukung kawasan permukiman

Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan 325 Meter Pendukung kawasan permukiman

Unit Lingkungan 3 Merupakan kawasan peruntukan wisata dengan


penanganan khusus (swasta)

Unit Lingkungan 4 Pembangunan Pasar Lingkungan 1 Paket Pendukung kawasan permukiman

Pembangunan RTH Pemakaman 1 Paket Pendukung kawasan permukiman

Pembangunan Zona Transportasi (Beserta SPBU) 1 Paket Pendukung kawasan permukiman

Pembangunan jalan lingkungan dan drainase 1.340 Meter Pendukung kawasan permukiman

Unit Lingkungan 5 Pembangunan dermaga wisata 1 Paket Pendukung Kawasan Pariwisata dan Permukiman

Pengembangan RTH Wisata 3 Ha Pendukung Kawasan Pariwisata dan Permukiman

Pengembangan Wisata Air 4 Ha Pendukung Kawasan Pariwisata

Pengembangan RTNH dan Parkir 0,25Ha Pendukung Kawasan Pariwisata dan Permukiman

LAPORAN AKHIR | V - 61
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Unit Lingkungan Komponen Perencanaan Volume Keterangan

Peningkatan Kualitas Jalan 660 Meter Pendukung Kawasan Pariwisata dan Permukiman

Unit Lingkungan 6 Pembangunan RTH dan Sarana Olah Raga 0,75 Ha Pendukung kawasan permukiman

Pembangunan TPS3R 1 Paket Pendukung kawasan permukiman

Pembangunan Jalan Lingkungan dan Drainase 1.450 Meter Pendukung kawasan permukiman

Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan 975 Meter Pendukung kawasan permukiman


Sumber: Rencana Konsultan Tahun 2018

LAPORAN AKHIR | V - 62
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

5.3. RENCANA PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHAP-1

Berdasarkan Diskusi Focus Group Disscusion (FGD) 2, telah disepakati disepakati pemilihan
blok A.3 sebagai kawasan pembangunan Tahap-1, dimana luas kawasan keseluruhan 19 ha,
dengan blok plan peruntukan Pasar Lingkunga, Rumah Kepadatan Sedang, Rumah Kepadatan
Rendah, SPBU, Kantor Desa Tuapejat, SPU Pendidikan , SPU Peribadatan, SPU Kesehatan,
Pos Keamanan, Trasnportasi Umum, RTH , dan jaringan jalan.kawasan pembangunan tahap-
1 secara administrasi berada pada Desa Tuapejat (Dusun Karoniet, Dusun Mapaddegat),
dengan batasan secara administrasi :

Sebelah Utara : Bentang Alam Galian C (Dusun Mapaddegat)


Sebelah Selatan : Bantang Alam (Sungai Kecil) (Dusun Karoniet)
Sebelah Timur : Hutan Vegetasi (Dusun Mapadegat dan Karoniet)
Sebelah Barat : Jalan Poros (Dusun Mapadegat dan Karoniet)

Gambar 5.14. Berita Acara Penetapan Kawasan Pembangunan Tahap-1

LAPORAN AKHIR | V - 63
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 64
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.15. Kawasan Prioritas Pembangunan Tahap-1

5.3.1. Kondisi Eksisiting Kawasan Pembangunan Tahap 1

Kawasan Perencanaan Permukiman Prioritas Tahap-1 secara administrasi berada Pada Desa
Tuapejat Dusun Mapaddegat dan Dusun Karoniet dengan luas areal keseluruhan 19 Ha, dan
dilewati jalan poros sepanjang 2.5 km, kawasan perencanaan berada pada ketinggian ±24-
30 Mdpl, kawasan termasuk kawasan yang miliki ketinggian yang cukup tinggi dibandingkan
kawasan disekitarnya yang berada pada Desa Tuapejat, ini merupakan potensi kawasan
sebagai kawasan tempat evakuasi bencana mengingat Kabupaten Kepulauan Mentawai
Merupakan Kabupaten yang memiliki resiko rawan bencana Gempa dan Tsunami yang tinggi.
Kawasan Permukiman prioritas ini secara eksisting sudah dibentuk oleh pola jaringan jalan
poros dengan lebar pembukaan jalan ±10 m dan perkerasan masih tanah, hal ini justru
menjadi perhatian pemerintah untuk prirotas pembangunan jalan poros mengingat
pentingnya kawasan ini untuk dikembangkan. Secara eksisitng kawasan masih merupakan
kawasan non terbangunan dimana baru terdapat 2 unit bangunan semi temporer pada
kawasan sehingga dengan demikian merupakan potensi untuk pengendalikan pertumbuhan

LAPORAN AKHIR | V - 65
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

ruang pada kawasan ini sehingga dikemudian hari dapat tertata dengan baik dengan
intensitas bangunan dan peruntukan bangunan yang telah ditetapkan dan di atur
sebelumnya.

DRAINASE

Belum terdapatnya jaringan drainase pada kawasan delinaiasi, sehingga terdapat beberapa
titik genangan air dan belum ada saluran pengaliran air yang bergenang tersebut, kawasan
termasuk kawasan permukiman baru, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini:

Tabel 5.7. Kondisi Pola Drainase Di Kawasan Pembangunan Tahap-1


Kebutuhan Rencana
No Kondisi Eksisting Permasalahan
Penanganan Penanganan
1 Drainase Terdapat beberapa Titik Genangan Pembuatan Pembuatan Plat
Riol/Drainase Duker , yang
mengalirkan air ke
Pantai, dengan
metode penyaringan
terlebih dahulu agar
tidak mencemari
pantai

LAPORAN AKHIR | V - 66
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.16. Peta Rencana Jaringan Drainase (Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 67
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Pada kawasan permukiman baru pemukiman masih 90% merupakan kawasan non terbangun,
baru terdapat 2 Unit Bangunan dengan kontruksi Semi temporer pada kawasan
perencanaan, ini tentunya menjadi potensi kawasan sehingga bisa dilakukan perencanaan
guna pengendalian fungsi bangunan dan peruntukan fungsi pada kawasan ini, dimana
kawasan ini dipilih sebagai kawasan permukiman baru dan lokasi permukiman relokasi di
kawasan pantai jati tuapejat. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi tata bangunan dan
lingkungan kawasan permukiman baru antara lain:

Tabel 5.8. Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan Di Kawasan Pembangunan Tahap-1
Kebutuhan Rencana
No Kondisi Eksisting Permasalahan
Penanganan Penanganan
1 Tata Bangunan dan Kawasan Masih berupa kawasan non Pengendalian Pengendalian
Permukiman terbangunan, terdapat 2 Unit Pertumbuhan dengan penetapan
Bangunan dengan kontruksi semi Permukiman fungsi kawasan
permanen, dengan kepadatan
permukiman sedang
dan rendah

LAPORAN AKHIR | V - 68
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

AIR BERSIH

Pada Kawasan perembangunan tahap 1 untuk kebutuhan air bersih masih menggunakan air
tanah, maupun air hujan, secara kualitas belum baik, mengingat lokasi merupakan
peruntukan permukiman baru maka pada kawasan ini direncanakan pembangunan jaringan
air bersih yang terpasang pada tiap bangunan, dengan Sumber Mata Air pada Sungai
Batumonga.

Tabel 5.9. Kondisi Air Bersih Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1


Kebutuhan Rencana
No Kondisi Eksisting Permasalahan
Penanganan Penanganan
1 Air Bersih Belum ada nya jaringan PDAM, sistem Direncana kan
Sebahagian menggunakan air Hujan pendistribusian sistem
jaringan air bersih pendistribusian
pada kawasan jaringan air bersih
permukiman baru pada kawasan
permukiman baru

PERSAMPAHAN

Pada Kawasan Belum ada Pelayanan Persampahan, pada kawasan permukiman baru
berdasarkan analisa yang dilakukan pada proyeksi penduduk pada kawasan ini pada tahun
2029, 1.550 Jiwa dengan Kebutuhan Sarana Pengumpul Gerobak 1 Unit, Becak Motor 1 Unit,
dan direncanakan 20 Unit Tempat Tong sampah.

Tabel 5.10. Kondisi Sarana Persampahan Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1


Kebutuhan Rencana
No Kondisi Eksisting Permasalahan
Penanganan Penanganan
1 Persampahan Belum Ada nya sistem Penyediaan Bak Penyediaan Bak
pengangkutan sampah, (Masih Penampungan dan Sampah,dan
Permukiman Baru) pengolahan pola pengangkutan penyusunan Sistem
masih dilakukan secara individual sampah yang Pola Pengangkutan
(dibakar), dan dibuang ke semak, tersistem sampai ke Sampah dari Sumber
atau sungai Tempat (Rumah Tangga)
Pembuangan Akhir Sampai Ke TPA
(TPA)

LAPORAN AKHIR | V - 69
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.17. Peta Rencana Jaringan Air Bersih (Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 70
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.18. Peta Rencana Jaringan Persampahan (Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 71
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LIMBAH

Pada Kawasan Belum ada Pelayanan limbah, pada kawasan permukiman baru berdasarkan
analisa yang dilakukan pada proyeksi penduduk pada kawasan ini pada tahun 2029, 1.550
dengan perhitungan produksi air kotor 62 l/jiwa/m3/hari, dengan demikian untuk kawasan
perencanaan membutuhkan perencanaan sistem air limbah, dimana pada kawasan
pembangunan tahap 1 di rencanakan dengan sistem septitank individual masing-masing
bangunan, dan untuk limbah air mandi dan cuci dialirkan melalui drainase, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini:

Tabel 5.11. Kondisi Limbah Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1


Kebutuhan Rencana
No Kondisi Eksisting Permasalahan
Penanganan Penanganan
1 Limbah Belum ada penanganan air limbah Sistem Limbah Perencanaan Sistem
pada kawasan (kawasan secara komunal Limbah Secara
permukiman baru) maupun individual Individual

JALAN LINGKUNGAN

Pada Kawasan pembangunan tahap 1 sudah terdapat pembukan jalan poros dengan lebar
±10 m, dan pembukaan jalan lingkungan menuju KM 3 dengan lebar jalan ±3.5 m, untuk
melayani kebutuhan kawasan kedepannya, mengingat kawasan di peruntukan untuk
kawasan permukiman relokasi mengingat Kabupaten Mentawai merupakan kabupaten
dengan resiko bencana Tsunami yang tinggi, sehingga direncanakan beberapa pembukaan
jalan baru sebagai jalan jalur evakuasi bencana pada titik kumpul tertinggi dengan jarak
titik tertinggi ±100 m dari jalan poros pada kawasan pembangunn tahap 1. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.12. Jalan Lingkungan Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1


Kebutuhan Rencana
No Kondisi Eksisting Permasalahan
Penanganan Penanganan
1 Jalan Lingkungan Jalan masih dengan perkerasan Peningkatan dan Peningkatan dan
tanah pembangunan pembangunan
jaringan Jalan, jaringan Jalan,
Pembangunan jalan Pembangunan jalan
Evakuasi Bencana Evakuasi Bencana
terdapat pada 3
ruas pembukaan
jalan baru

LAPORAN AKHIR | V - 72
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)

Belum terdapatnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada kawasan pembangunan tahap 1,
berikut kondisi eksisting kawasan

Tabel 5.13. RTH Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1


Kebutuhan Rencana
No Kondisi Eksisting Permasalahan
Penanganan Penanganan
1 RTH Masih berupa hutan, belum ada Perencanaan dan Terdapat 2 Titik
RTH buatan untuk membentuk penataan RTH baik Rencana RTH Pada
indah dan lansekap kawasan RTH Buatan, Kawasan
maupun Alami/ Perencanaan (RTH
Hutan Kota Biru, dan RTH Jalur
Evakuasi Bencana)

LAPORAN AKHIR | V - 73
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.19. Peta Rencana Jaringan Limbah (Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 74
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.20. Peta Rencana Jaringan Jalan (Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 75
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.21. Peta RTH (Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 76
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.22. Permasalahan Kawasan (Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 77
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

5.3.2. Rencana Penanganan Pembangunan Kawasan Terpilih

Pengembangan permukiman dengan konsep Permukiman Baru (Pengembangan


permukiman baru) dimana terdapat duabelas konsep penanganan untuk kawasan terpilih
tahap 1 ini yakni :

1. Penataan Kawasan permukiman dengan penatapan kepadatan bangunan Rendah:


Rumah Kepadatan Rendah “Kawasan perumahan beserta penunjang kebutuhan
hunian dengan intensitas sedang (< 50 jiwa/ha)”

2. Penataan Kawasan Permukiman dengan penataan kepadatan bangunan dengan


intensitas bangunan sedang : Rumah Kepadatan Sedang “Kawasan perumahan
beserta penunjang kebutuhan hunian dengan intensitas sedang (50-200 jiwa/ha)”
Perumahan yang dialokasi kan sebagai lahan relokasi bagai permukiman sempadan
pantai Desa Tua Pejat

3. Pasar Lingkungan : “Pasar yang melayani kebutuhan harian masyarakat untuk


kawasan permukiman yang berbatasan dengan zona perkantoran”
4. SPU Pendidikan “zona terpadu pengembangan sarana pendidikan dari jenjang Dasar
Hingga Menengah”
5. SPBU “Pengisian bahan bakar untuk melayani kebutuhan masyarakat kawasan
perencanaan dan transportasi laut”
6. SPU Peribadatan “Zona peruntukan pembangunan sarana peribadatan untuk kawasan
perencanaan dan wisatawan
7. RTH “Pengembangan RTH dilengkapi dengan RTH biru pada kawasan cekungan”
8. Kantor Desa “Lokasi pembangunan kantor desa yang telah di land clearing”
9. Zona Transportasi “areal untuk yang berperan sebagai terminal untuk transportasi
umum”
10. Jaringan jalan
11. Kesehatan : Zona Kesehatan di peruntukan untuk kawasan perencanaan dan
wisatawan.
12. Pos keamanan: berfungsi untuk pos keamanan pada kawasan perencanaan.

Adapun penjabaran duabelas konsep diatas dapat dilihat pada gambar dibawah ini konsep
penanganan pembangunan kawasan terpilih tahap 1 di bagi menjadi beberapa penanganan
pembangunan:

LAPORAN AKHIR | V - 78
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 79
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 5.23. Peta Rencana Site Plan (Ukuran A3)

LAPORAN AKHIR | V - 80
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 81
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 82
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | V - 83
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 5.14. Program dan Kegiatan Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1 Kawasan Permukiman Baru
TAHAPAN PELAKSANAAN
PROGRAM KEGIATAN VOLUME SUMBER PEMBIAYAAN PELAKSANA
2020 2021 2022 2023 2024
Pengadaan Lahan (diluar perumahan) 7 ha 1 1 1 1 1 APBD Dinas PKP Kab. Mentawai
Pematangan Lahan (diluar perumahan) 7 ha 1 1 1 1 1 APBD Dinas PUPR. Kep. Mentawai
Pembangunan Pembangunan Perumahan 11 ha
Perumahan
a). Perumahan Kepadatan Sedang (1.750 unit) 3,5 Ha 1 1 1 1 Swasta dan Masyarakat Swasta dan Masyarakat
b). Perumahan Kepadatan Rendah (7.500 unit) 7,5 Ha Swasta dan Masyarakat Swasta dan Masyarakat
Pembangunan 1). Pembangunan Jaringan Jalan 2,4 ha
Prasarana a. Jalan Kolektor (lebar 20 m), jalan utama APBD
2000 m 1 1 1 Dinas PUPR Kab. Mentawai
Permukiman kawasan
b. Jalan Lokal (lebar 10 m), jalan penghubung APBN/APBD Satker Pengembangan Permukiman/Dinas
2500 m 1 1 1
kawasan PKP Kab. Mentawai
c. Jalan Lingkungan (lebar 6 m) jalan dalam APBN/APBD Satker Pengembangan Permukiman /Dinas
1200 m 1 1 1
kawasan perumahan PKP Kab. Mentawai
d. Jalur Pejalan Kaki (lebar 2 m) pada jalan utama APBN/APBD Satker Pengembangan Permukiman /Dinas
4000 m 1 1
kawasan PKP Kab. Mentawai
2). Pembangunan Saluran Drainase
a. Saluran Drainase pada jalan utama kawasan 4000 m APBD
1 1 Dinas PUPR Kab. Mentawai
(lebar 1 m)
b. Saluran Drainase pada jalan lokal (lebar 1 m) APBN/APBD Satker Pengembangan Permukiman /Dinas
5000 m 1 1
PKP Kab. Mentawai
c. Saluran Drainase pada jalan lingkungan (lebar 0,6 APBN/APBD Satker Pengembangan Permukiman /Dinas
2400 m 1 1 1
m) PKP Kab. Mentawai
APBN/APBD Satker Penyehatan Lingkungan
10.000
3). Penyediaan Jaringan Air Bersih 1 1 1 1 Permukiman/Dinas PUPR Kab.
SR
Menatawai/PDAM
10.000 BUMN
4). Penyediaan Jaringan Listrik 1 1 1 1 PT PLN
SR
APBN/APBD Satker Penyehatan Lingkungan
5). Penyediaan Jaringan Limbah (Individual) Paket 1 1 1 1 Permukiman/Dinas PUPR Kab.
Mentawai/Dinas LH Kab. Mentawai
6). Penyediaan Sarana TPS 4 unit 1 1 APBD Dinas PUPR Kab. Mentawai
7). Penyediaan Sarana Telekomunikasi Paket 1 1 BUMN/Swasta BUMN/Swasta
8). Penyediaan Hidran Pilar Kebakaran 20 unit APBN/APBD Satker Penataan Bangunan dan

LAPORAN AKHIR | V - 84
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

TAHAPAN PELAKSANAAN
PROGRAM KEGIATAN VOLUME SUMBER PEMBIAYAAN PELAKSANA
2020 2021 2022 2023 2024
Lingkungan/BPBD Mentawai/Dinas PUPR
Mentawai
9). Jalur Evakuasi Bencana dan TES Paket APBD BPBD Kab Mentawai
Pembangunan ADD/
Fasilitas Pasar Desa (1 unit) 0,5 ha 1 1 Desa Tuapejat/Dinas PUPR Kab. Mentawai
Sarana APBDes
Permukiman Fasilitas Kantor Desa Tua Pejat (1 unit) 1 ha 1 1 APBD Desa Tuapejat/Dinas PUPR Kab. Mentawai
Fasilitas Pendidikan (1 komplek pendidikan) 0,65 ha 1 1 1 1 APBD Dinas Pendidikan Kab. Mentawai
Fasilitas Peribadatan (2 unit) 0,2 ha 1 1 1 1 Masyarakat Masyarakat
Fasilitas Kesehatan (1 unit) 0,2 ha APBD Dinas Kesehatan
Fasilitas Pos Keamanan (1 unit) 0,05 ha APBN Polres Kab. Mentawai
Fasilitas Terminal Angkutan Umum (1 unit) 0,3 ha 1 1 1 1 APBD Dinas Perhubungan Kab. Mentawai
Sarana SPBU (1 unit) 0,2 ha 1 1 1 1 Swasta Swasta
APBN/APBD Satker Penataan Bangunan dan
Sarana RTH dan Kolam Retensi 1 1 1 1 1 Lingkungan/Dinas LH/ Dinas PSDA Kab.
2,75 ha Mentawai
Sarana Shelter (2 unit) pada bangunan sekolah APBN/APBD
1 1 BNPB dan BPBD Kab. Mentawai
dan pasar paket
Sarana Olahraga (1 unit) 0,2 ha Dinas Pemuda dan Olahraga
Sumber: Rencana Konsultan Tahun 2018

Tabel 5.15. Peran dan Fungsi Stakeholder Dalam Tahapan Pembangunan


No TAHAPAN PEMBANGUNAN STAKEHOLDERS PERAN DAN FUNGSI

1 Perencanaan dan penganggaran Bapelitbangda Merencanakan dan menganggarkan dalam RAPBD

2 Pengadaan Lahan 1. Panitia Pengadaan Tanah a. Inventarisasi dan Identifikasi penguasaan, pemilikan dan pengunaan tanah.
2. Dinas PKP b. Sosialisasi
3. Desa Tuapejat c. Penilaian Ganti Rugi
4. Dusun Jati, Karoniet dan d. Penggantian Kerugian
Mapadeggat

LAPORAN AKHIR | V - 85
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No TAHAPAN PEMBANGUNAN STAKEHOLDERS PERAN DAN FUNGSI

3 Pematangan Lahan untuk Dinas PUPR Mematangkan lahan untuk dapat dilaksanakan pembangunan fisik
pembangunan jalan dan sarana
umum

4 Pembangunan Infrastruktur Jalan 1. Dinas PKP Pelaksanaan pembangunan jalan dan saluran drainase
dan Drainase 2. Dinas PUPR

5 Penyediaan Jaringan Listrik dan Air 1. PT PLN Inventarisir kebutuhan dan peyediaan sambungan listrik dan air bersih
Bersih 2. PDAM/Dinas PUPR

6 Penyediaan Sarana TPS, 1. Dinas PUPR Inventarisir kebutuhan dan penyediaan jaringan
Telekomunikasi, dan Hidran Pilar 2. Telkom/Swasta
Kebakaran 3. Masyarakat
4. BPBD

7 Pengembangan Jalur Evakuasi dan BPBD Pengembangan jalan untuk jalur evakuasi disertai rambu evakuasi dan pemabngunan shelter
Pembangunan Shelter pada dua lokasi.

No TAHAPAN PEMBANGUNAN STAKEHOLDERS PERAN DAN FUNGSI

8 Pembangunan Perumahan 1. Dinas PKP Dinas PKP menyediakan rumah pengganti untuk rumah yang direlokasi di Desa Tuapejat.
2. Swasta/Developer Swasta/Developer, menyediakan kavling siap pakai dan atau menyediakan perumahan
3. Masyarakat Masyarakat menyediakan rumah individual.

9 Pembangunan Kantor Desa Tua 1. Desa Tuapejat a. Pengadaan Lahan


Pejat 2. Dinas PUPR b. Pembangunan Kantor

10 Pembangunan Pasar Desa 1. Desa Tuapejat Desa Tuapejat melalui Anggaran Dana Desa melakukan pengadaan lahan dan pembangunan
2. Dinas PUPR pasar
Dinas PUPR melakukan supervisi dan Advise

11 Pembangunan Fasilitas Pendidikan 1. Dinas Pendidikan Pengadaan lahan dan pembangunan


(Terpadu) 2. Dinas PUPR
3. Swasta

12 Pembangunan Fasilitas Kesehatan 1. Dinas Kesehatan Pengadaan lahan dan pembangunan


(Puskesmas/Klinik) 2. Dinas PUPR
3. Swasta

LAPORAN AKHIR | V - 86
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

No TAHAPAN PEMBANGUNAN STAKEHOLDERS PERAN DAN FUNGSI

13 Pembangunan Fasilitas Peribadatan Masyarakat Pengadaan lahan dan pembangunan

14 Pembangunan Fasilitas Terminal 1. Dinas Perhubungan Pengadaan lahan dan pembangunan

15 Pembangunan Pos Keamanan Kepolisian Resort Mentawai Pengadaan lahan dan pembangunan

No TAHAPAN PEMBANGUNAN STAKEHOLDERS PERAN DAN FUNGSI

16 Pembangunan RTH dan Kolam 1. Dinas PKP Dinas PKP menyediakan rumah pengganti untuk rumah yang direlokasi di Desa Tuapejat.
Retensi 2. Swasta/Developer Swasta/Developer, menyediakan kavling siap pakai dan atau menyediakan perumahan
3. Masyarakat Masyarakat menyediakan rumah individual.

17 Pembangunan Sarana Olahraga 1. Dinas Pemuda dan Olahraga Pengadaan Lahan dan Pembangunan
2. Masyarakat

18 Pembangunan SPBU Swasta Pengadaan Lahan dan Pembangunan


Sumber: Rencana Konsultan Tahun 2018

LAPORAN AKHIR | V - 87
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

DAFTAR ISI:

5.1. Konsep dan Rencana Penanganan Kawasan ............................................................... 1


5.2. Konsep dan Strategi Kawasan Prioritas ....................................................................... 19
5.3. RENCANA PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHAP-1 ..................................................... 63

DAFTAR TABEL :

Tabel 5.1. Keuntungan dan Kerugian Sistem Sanitasi Terpusat ( Off‐Site ) ................... 11

Tabel 5.2. Keuntungan dan Kerugian Sistem Sewerage Konvensional .......................... 12

Tabel 5.3. Keuntungan dan Kerugian Sistem Shallow Sewers ....................................... 12

Tabel 5.4. Keuntungan Dan Kerugian Sistem Small Bore Sewer .................................... 13

Tabel 5.5. Keuntungan dan Kerugian sistem on‐site (sanitasi setempat)...................... 16

Tabel 5.6. Komponen Pembangunan Fisik Kawasan ...................................................... 61

Tabel 5.7. Kondisi Pola Drainase Di Kawasan Pembangunan Tahap-1 ................. 66

Tabel 5.8. Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan Di Kawasan Pembangunan


Tahap-1 68

Tabel 5.9. Kondisi Air Bersih Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1 .... 69

Tabel 5.10. Kondisi Sarana Persampahan Eksisting Di Kawasan Pembangunan


Tahap-1 69

Tabel 5.11. Kondisi Limbah Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1 ...... 72

Tabel 5.12. Jalan Lingkungan Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1 .... 72

Tabel 5.13. RTH Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1 ............................ 73

Tabel 5.14. Program dan Kegiatan Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1


Kawasan Permukiman Baru ............................................................................................... 84

Tabel 5.15. Peran dan Fungsi Stakeholder Dalam Tahapan Pembangunan ........... 85

DAFTAR GAMBAR:

Gambar 5.1. Penyaluran Air Limbah Sistem Terpusat ....................................................... 11

LAPORAN AKHIR | V - 0
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 5.1. Keuntungan dan Kerugian Sistem Sanitasi Terpusat ( Off‐Site ) ................... 11

Tabel 5.2. Keuntungan dan Kerugian Sistem Sewerage Konvensional .......................... 12

Tabel 5.3. Keuntungan dan Kerugian Sistem Shallow Sewers ....................................... 12

Tabel 5.4. Keuntungan Dan Kerugian Sistem Small Bore Sewer .................................... 13

Gambar 5.2. Penyaluran air Limbah Sistem Setempat ....................................................... 14

Gambar 5.3. Contoh Cubluk.................................................................................................. 15

Gambar 5.4. Contoh Cubluk Kembar ................................................................................... 15

Gambar 5.5. Septik tank ....................................................................................................... 16

Tabel 5.5. Keuntungan dan Kerugian sistem on‐site (sanitasi setempat)...................... 16

Gambar 5.6. Peta Pembagian Unit Lingkungan Kawasan prioritas ........................................ 23

Gambar 5.7. Peta Blok Plan Kawasan Prioritas ...................................................................... 24

Gambar 5.8. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.1 ................................................................... 32

Gambar 5.9. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.2 ................................................................... 38

Gambar 5.10. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.3 ................................................................. 44

Gambar 5.11. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.4 ................................................................. 50

Gambar 5.12. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.5 ................................................................. 55

Gambar 5.13. Peta Blok Plan Unit Lingkungan 3.6 ................................................................. 60

Tabel 5.6. Komponen Pembangunan Fisik Kawasan ...................................................... 61

Gambar 5.14. Berita Acara Penetapan Kawasan Pembangunan Tahap-1 .............................. 63

Gambar 5.15. Kawasan Prioritas Pembangunan Tahap-1 ...................................................... 65

Tabel 5.7. Kondisi Pola Drainase Di Kawasan Pembangunan Tahap-1 ................. 66

Gambar 5.16. Peta Rencana Jaringan Drainase (Ukuran A3) ................................................ 67

Tabel 5.8. Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan Di Kawasan Pembangunan


Tahap-1 68

Tabel 5.9. Kondisi Air Bersih Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1 .... 69

LAPORAN AKHIR | V - 1
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 5.10. Kondisi Sarana Persampahan Eksisting Di Kawasan Pembangunan


Tahap-1 69

Gambar 5.17. Peta Rencana Jaringan Air Bersih (Ukuran A3) ................................................ 70

Gambar 5.18. Peta Rencana Jaringan Persampahan (Ukuran A3) ......................................... 71

Tabel 5.11. Kondisi Limbah Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1 ...... 72

Tabel 5.12. Jalan Lingkungan Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1 .... 72

Tabel 5.13. RTH Eksisting Di Kawasan Pembangunan Tahap-1 ............................ 73

Gambar 5.19. Peta Rencana Jaringan Limbah (Ukuran A3) .................................................... 74

Gambar 5.20. Peta Rencana Jaringan Jalan (Ukuran A3) ....................................................... 75

Gambar 5.21. Peta RTH (Ukuran A3)...................................................................................... 76

Gambar 5.22. Permasalahan Kawasan (Ukuran A3)............................................................... 77

Gambar 5.23. Peta Rencana Site Plan (Ukuran A3) ................................................................ 80

Tabel 5.14. Program dan Kegiatan Penanganan Kawasan Pembangunan Tahap 1


Kawasan Permukiman Baru ............................................................................................... 84

Tabel 5.15. Peran dan Fungsi Stakeholder Dalam Tahapan Pembangunan ........... 85

LAPORAN AKHIR | V - 2
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

LAPORAN AKHIR | VI - 0
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

BAB 6
RENCANA DETAIL
ENGINEERING DESAIN
(DED) KAWASAN
PEMBANGUNAN TAHAP 1
Bagian ini akan menjelaskan mengenai Konsep dan Rencana Penangan Kawasan Penyusunan Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018

6.1. Kondisi Eksisting

Lokasi tapak (Site) kawasan prioritas pembangunan tahap I berada di Jalan Poros
Mappadegad-Pantai Jati, Dusun Dusun Karoniet,Dusun Mapadegat, Desa Tuapejat,
Kecamatan Sipora Utara. Kawasan ini pada kondisi saat ini masih merupakan kawasan
kosong peruntukan permukiman baru lokasi relokasi bangunan dari Pemindahan Bangunan
sempadan pantai jati, Desa Tuapejat, Kecamatan Siporan Utara, Kabupaten Kepulauan
Mentawai.

Kondisi Tanah pada kawasan relatif datar dan ada yang berbukit dengan ketinggian lokasi
±24-27 mdpl, dibandingkan dengan kawasan sekitarnya merupakan kawasan yang relatif
tinggi dan memiliki jarak ±300 m dari pantai. Wilayah Kawasan Prioritas Penanganan
berada di Dusun Mapaddegat dengan luas kawasan 19 Ha. Dengan batasan administrasi
sebagai berikut:

Sebelah Utara : Bentang Alam Galian C (Dusun Mapaddegat)


Sebelah Selatan : Bantang Alam (Sungai Kecil) (Dusun Karoniet)
Sebelah Timur : Hutan Vegetasi (Dusun Mapadegat dan Karoniet)
Sebelah Barat : Jalan Poros (Dusun Mapadegat dan Karoniet)

LAPORAN AKHIR | VI - 1
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 6.1 Lokasi Site Plan Perencanaan Kawasan Pembangunan Tahap-1

LAPORAN AKHIR | VI - 2
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Tabel 6.1. Kondisi Eksisting Lokasi Pembangunan Tahap 1


ELEMEN FOTO EXISTING KET
Sta-0 Sabuk Hijau,
diperlukan Ruang
Terbuka Hijau untuk
Baffer dan Penyangga
Kawasan Inti
Pemukiman

RUANG TERBUKA HIJAU

Terdapat Bangunan
Semi Temporer pada
kawasan permukiman
baru yang dipilih
sebagai kawasan
pembangunan tahap-1

BANGUNAN EKSISTING
PADA KAWASAN
PERMUKIMAN BARU

LAPORAN AKHIR | VI - 3
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

ELEMEN FOTO EXISTING KET


Rumah Kepadatan
Sedang di buat dengan
Type 36, perumahan ini
diperuntukan untuk
pemukiman relokasi dari
pantai jati dengan
jumlah KK yang
direlokasi ±59 KK.

RUMAH KEPADATAN
SEDANG

Infrastruktur Jalan yang


memerlukan
peningkatan jalan,
(Betonisasi),
Ruas Jalan Menuju Km3
Lebar Jalan ±2,5-3 M,
perkerasan Tanah Jalan
Berfungsi Evakuasi
Bencana Menuju Titik
Lokasi Tertinggi

JALAN SIMPANG 3
TERDAPAT JALAN
EVAKUASI BENCANA
MENUJU TITIK TERTINGGI
PADA KAWASAN
PERMUKIMAN

LAPORAN AKHIR | VI - 4
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

ELEMEN FOTO EXISTING KET


Lokasi Pasar
Lingkungan Berada
Pada Lahan Relatif
berbukit sehingga
diperlukan proses cut
and fill untuk
pembangunan pasar
lingkungan nantinya

LOKASI RENCANA PASAR


LINGKUNGAN

Lokasi SPBU Berada Di


areal sekitar
Persimpangan 3 Jalur
Evakuasi Bencana,

LOKASI RENCANA SPBU

LAPORAN AKHIR | VI - 5
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

ELEMEN FOTO EXISTING KET

Lokasi Terminal Berada


Di areal sekitar
Persimpangan 3 Jalur
Evakuasi Bencana,

LOKASI RENCANA
TERMINAL

Lokasi Perumahan
dengan kepadatan
Rendah, berada pada
lokasi dengan
kemiringan lahan 0-8%

LOKASI PERUMAHAN
KEPADATAN RENDAH
(TYPE 72)

LAPORAN AKHIR | VI - 6
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

ELEMEN FOTO EXISTING KET

Terdapat Aliran Anak


Sungai pada kawasan
yang berpotensi
dijadikan kolam retensi,
dan menjawab
kebutuhan penanganan
kawasan dimana
terdapat titik genangan,
sehingga di rencanakan
LOKASI RTH BIRU RTH Biru pada kawasan
tersebut.

Land Cleaning Kantor


Desa Tuapejat Luas
Areal ±1 Ha

LOKASI KANTOR DESA


TUAPEJAT

LAPORAN AKHIR | VI - 7
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

ELEMEN FOTO EXISTING KET

Lokasi Fasilitas
Pendidikan Berada
disebelah Kantor Desa
Tuapejat dimana
direncanakan fasilitas
pendidikan yang
kompleks dengan
adanya TK, SD,
SLTP,SLTA, Perguruan
Tinggi.

LOKASI RENCANA
PENDIDIKAN

Lokasi Fasilitas
Peribadatan Berada
Disebelah Fasilitas
Pendidikan.

LOKASI RENCANA
PERIBADATAN

Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2018

LAPORAN AKHIR | VI - 8
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

6.2. Peruntukan Lahan dan Intensitas


Berdasarkan data Kepemilikan Lahan, areal tapak merupakan satu zoning dalam 6 Orang
Pemilik Lahan tanah Kawasan Diperuntukan sebagai kawasan permukiman baru yang
diperuntukkan sebagai zona RTH, Rumah Kepadatan Sedang, Kesehatan, SPBU Pasar
Lingkungan, Rumah Kepadatan Rendah, RTH Biru, Kantor Desa, Fasilitas Pendidikan,
Fasilitas Peribadatan, Fungsi-fungsi yang direncanakan dapat dilihat pada gambar 6.2 dan
Gambar 6.3 Peta Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap-1 berikut.

Gambar 6.2 Pembagian Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap 1

Kebutuhan akan ruang pada tiap keluarga berbeda–beda dalam arti tergantung tingkat
kebutuhan dan tingkat kemampuan ekonomi masing–masing. Semakin tinggi tingkat sosial
ekonomi/ kemampuan Finansial sebuah keluarga akan semakin besar pula luasan ruang
yang dibutuhkan.
Sehingga dalam pengelompokkan tipe rumah berdasarkan kemampuan finansial yang terdiri
dari :
• Tipe Rumah Keluarga kecil : tipe 36
• Tipe Rumah Keluarga Sedang : tipe 45
• Tipe Rumah Keluarga Besar : tipe 72

LAPORAN AKHIR | VI - 9
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 6.3 Peta Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap-1 (Gambar a3)

LAPORAN AKHIR | VI - 10
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Dengan konsep Green Building maka ditentukan luas lahan yang akan dibangun yaitu
60% untuk permukiman dan 40% Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) dari luas lahan total rencana
yaitu 110.000 m² = 11 ha² (Blok Plan Peruntukan Perumahan Kepadatan Sedang-Rendah).
Dari konsep tersebut digunakan Pola Berimbang 1:3:6.
Analisa Perhitungan jumlah rumah yang didapatkan dari pola berimbang sebagai
berikut:
Direncanakan luas lahan ± 11 ha² = 110.000 m².
Kapling perumahan 60% dari luas lahan keseluruhan yaitu : 60% x 110.000 m² = 66.000 m²
dan sisa 44.000 untuk lahan terbuka hijau.

Perencanaan :
Rumah Besar : 650 m² x 1 = 650m²
Rumah Sedang : 195 m² x 3 = 585 m²
Rumah Kecil : 150 m² x 6 = 900 m²
Total Lahan dibutuhkan : 2.135 m2

maka 66.000 m² : 2.135 m² = 31


Pola Berimbang 1 : 3 : 6
1 = 31 buah
3 = 93 buah
6 = 186 buah
Sedangkan untuk luasan lahan yang digunakan tiap rumah :
31 x 650 = 20.100 m²
93 x 195 = 18.100 m²
186 x 150 = 27.800 m²

Dari analisa maka dapat di tabelkan sebagai berikut:

Tabel 6.2. Rencana Kavling Konsep Green Building dan Hunian Berimbang 1:3:6
LUAS LAHAN 1 UNIT JUMLAH JIWA/ JUMLAH JUMLAH JUMLAH LUAS LAHAN
TIPE
RUMAH UNIT RUMAH (Jiwa) (M²)
Tipe Kecil 150 5 186 930 20.100
Tipe Sedang 195 5 93 465 18.100
Tipe Besar 650 5 31 155 27.800
Total 310 1.550 66.000
Sumber: Rencana Konsultan Tahun 2018

LAPORAN AKHIR | VI - 11
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Berdasarkan Analisa yang dilakukan sebelumnya berdasarkan fungsi peruntukan, adapun


luasan lahan yang kami tetapkan disini antara lain:

Tabel 6.3. Rencana Blok Plan Kawasan Pembangunan Tahap-1


NO Blok Plan Luas (Ha)

1 Pasar Lingkungan 0,5

2 Rumah Kepadatan Sedang 3,5

3 Rumah Kepadatan Rendah 6,5

4 SPBU 0,2

5 Kantor Desa 1

6 SPU Pendidikan 0,65

7 SPU Peribadatan 0,2

8 Transportasi Umum 0,3

9 RTH & Fasilitas Olah Raga 3,25

10 SPU Kesehatan 0,2

10 Jaringan Jalan 2,7

Total 19

LAPORAN AKHIR | VI - 12
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

6.3. Detail Engineering Desain (DED)

Gambar 6.4 Peta Site Plan DED Kawasan Pembangunan Tahap-1

LAPORAN AKHIR | VI - 13
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Ruas 5

Ruas 3

Ruas 4

Ruas 2

Ruas 1

Gambar 6.5 Peta Situasai 5 Ruas Jalan dan Drainase Pembangunan Tahap-1

LAPORAN AKHIR | VI - 14
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Ruas 1

Gambar 6.6 Peta Situasai Ruas 1 (STA 0+000 S/D + 558)

LAPORAN AKHIR | VI - 15
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 6.7 Gambar Potongan Ruas 1 (STA 0+000 S/D + 558)

Gambar 6.8 Gambar Detail Saluran U-DICTH Potongan Ruas 1 (STA 0+000 S/D + 558)

LAPORAN AKHIR | VI - 16
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Ruas 2

Gambar 6.9 Peta Situasai Ruas 2 (STA 0+000 S/D + 494)

LAPORAN AKHIR | VI - 17
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 6.10 Gambar Potongan Ruas 2 (STA 0+000 S/D + 494)

Gambar 6.11 Gambar Saluran U-DICTH Ruas 2 (STA 0+000 S/D + 494)

LAPORAN AKHIR | VI - 18
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Ruas 3

Gambar 6.12 Peta Situasai Ruas 3 (STA 0+000 S/D + 538)

LAPORAN AKHIR | VI - 19
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 6.13 Gambar Potongan Ruas 3 (STA 0+000 S/D + 538)

Gambar 6.14 Gambar Saluran U-DICTH Ruas 3 (STA 0+000 S/D + 538)

LAPORAN AKHIR | VI - 20
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Ruas 4

Gambar 6.15 Peta Situasai Ruas 4 (STA 0+000 S/D + 099)

LAPORAN AKHIR | VI - 21
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 6.16 Gambar Potongan Ruas 4 (STA 0+000 S/D + 099)

Gambar 6.17 Gambar Saluran U-DICTH Ruas 4 (STA 0+000 S/D + 099)

LAPORAN AKHIR | VI - 22
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Ruas 5

Gambar 6.18 Peta Situasai Ruas 5 (STA 0+000 S/D + 150)

LAPORAN AKHIR | VI - 23
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 6.19 Gambar Potongan Ruas 5 (STA 0+000 S/D + 150)

Gambar 6.20 Gambar Saluran U-DITCH Ruas 5 (STA 0+000 S/D + 150)

LAPORAN AKHIR | VI - 24
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

6.4. Rencana Anggaran Biaya

Besaran Rencana Anggaran Biaya dalam Pembangunan Detail Engineering Desain


Pembangunan tahap 1 pada Kawasan permukiman Prioritas ini memerlukan Dana
Pembangunan Sebanyak Rp.17,549,079,000. (Tujuh Belas Milyar Lima Ratus Empat Puluh
Sembilan Juta Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah), dengan Rekap Sebagai Berikut:

REKAPITULASI
PERKIRAAN HARGA PEKERJAAN

KEGIATAN : PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS


PEKERJAAN : PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS
LOKASI : DESA TUAPEJAT (DUSUN KARONIET DAN DUSUN MAPADDEGAT) KAB. KEPULAUAN MENTAWAI

Jumlah Harga
No. Uraian Pekerjaan
(Rupiah)

A RUAS :1 PJG= 558 M 4,991,055,380.18

B RUAS :2 PJG= 494 M 3,978,884,578.99

C RUAS :3 PJG= 538 M 4,721,364,776.91

D RUAS :4 PJG= 99.00 M 700,591,677.35

E RUAS : 5. PJG= 150.00 M 1,064,557,600.19

F RUAS PLAT DUICKER JUMLAH 12 UNIT 497,254,722.07

(A) Jumlah Harga Pekerjaan ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) 15,953,708,735.69
(B) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) = 10% x (A) 1,595,370,873.57
(C) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A) + (B) 17,549,079,609.26
DIBULATKAN 17,549,079,000.00
Terbilang :
Tujuh Belas Milyar Lima Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah

LAPORAN AKHIR | VI - 25
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

DAFTAR ISI:

6.1. Kondisi Eksisting ........................................................................................................... 1


6.2. Peruntukan Lahan dan Intensitas................................................................................... 9
6.3. Detail Engineering Desain (DED) ................................................................................. 13
6.4. Rencana Anggaran Biaya ............................................................................................ 25

DAFTAR TABEL :

Tabel 6.1. Kondisi Eksisting Lokasi Pembangunan Tahap 1............................................... 3

Tabel 6.2. Rencana Kavling Konsep Green Building dan Hunian Berimbang 1:3:6 ......... 11

Tabel 6.3. Rencana Blok Plan Kawasan Pembangunan Tahap-1 ..................................... 12

DAFTAR GAMBAR:

Gambar 6.1 Lokasi Site Plan Perencanaan Kawasan Pembangunan Tahap-1 .................... 2

Gambar 6.2 Pembagian Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap 1 .......................... 9

Gambar 6.3 Peta Site Plan Kawasan Pembangunan Tahap-1 (Gambar a3) ..................... 10

Gambar 6.4 Peta Site Plan DED Kawasan Pembangunan Tahap-1................................... 13

Gambar 6.5 Peta Situasai 5 Ruas Jalan dan Drainase Pembangunan Tahap-1 ................ 14

Gambar 6.6 Peta Situasai Ruas 1 (STA 0+000 S/D + 558) ................................................. 15

Gambar 6.7 Gambar Potongan Ruas 1 (STA 0+000 S/D + 558) ....................................... 16

Gambar 6.8 Gambar Detail Saluran U-DICTH Potongan Ruas 1 (STA 0+000 S/D + 558) . 16

Gambar 6.9 Peta Situasai Ruas 2 (STA 0+000 S/D + 494) ................................................ 17

Gambar 6.10 Gambar Potongan Ruas 2 (STA 0+000 S/D + 494) ..................................... 18

Gambar 6.11 Gambar Saluran U-DICTH Ruas 2 (STA 0+000 S/D + 494) ......................... 18

Gambar 6.12 Peta Situasai Ruas 3 (STA 0+000 S/D + 538) .............................................. 19

Gambar 6.13 Gambar Potongan Ruas 3 (STA 0+000 S/D + 538) .................................... 20

Gambar 6.14 Gambar Saluran U-DICTH Ruas 3 (STA 0+000 S/D + 538) ......................... 20

LAPORAN AKHIR | VI - 26
Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai

Gambar 6.15 Peta Situasai Ruas 4 (STA 0+000 S/D + 099) .............................................. 21

Gambar 6.16 Gambar Potongan Ruas 4 (STA 0+000 S/D + 099) .................................... 22

Gambar 6.17 Gambar Saluran U-DICTH Ruas 4 (STA 0+000 S/D + 099) ......................... 22

Gambar 6.18 Peta Situasai Ruas 5 (STA 0+000 S/D + 150) .............................................. 23

Gambar 6.19 Gambar Potongan Ruas 5 (STA 0+000 S/D + 150) ..................................... 24

Gambar 6.20 Gambar Saluran U-DITCH Ruas 5 (STA 0+000 S/D + 150) ......................... 24

LAPORAN AKHIR | VI - 27

Anda mungkin juga menyukai