Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)

DASAR-DASAR AMDAL

PENGANTAR PENAPISAN

PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
Pengantar Penapisan

BAB I
PENDAHULUAN

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara
Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal28 (H) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Akan tetapi saat ini terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup yang telah
mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga
memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup sehingga perlu dilakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten
oleh semua pemangku kepentingan.

Langkah nyata yang dilakukan demi terwujudnya perlindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup adalah dengan melaksanakan pembangunan ekonomi nasional
berdasarkan Prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dibuktikan dengan pembuatan dokumen tentang
analisis dampak lingkungan hidup pada setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
menggambarkan komitmen pemakarsa kegiatan pembangunan dalam melindungi
lingkungan hidup sebelum diterbitkannya izin lingkungan oleh pihak berwenang.

Setiap kegiatan pembangunan pada dasarnya dapat menimbulkan dampak terhadap


lingkungan hidup, tetapi tidak semua kegiatan menimbulkan dampak penting.
Penentuan ada tidaknya dampak penting sesungguhnya cukup pelik, karena lingkungan
hidup merupakan ruang yang luas dan terdiri atas berbagai komponen atau sub
komponen (fisik, kimia, biologi, sosial ekonomi, sosial budaya dan kesehatan
masyarakat). Selain itu manusia mempunyai keterbatasan untuk dapat menguasai dan
mengerti tingkah laku berbagai peubah dari komponen lingkungan hidup.

Terkait dengan perizinan suatu usaha atau kegiatan, terdapat beberapa dokumen yang
sangat bergantung pada penting atau tidak pentingnya dampak terhadap lingkungan
hidup. Dokumen tersebut dapat berupa dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL) atau Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup-

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Bagi usaha dan atau kegiatan yang
tidak wajib dilengkapi dengan AMDAL ataupun UKL-UPL, maka hanya perlu
membuat Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup (SPPL) yang tergantung kepada besarnya dampak yang ditimbulkan oleh suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan.Oleh karena itu untuk menentukan dokumen analisis
lingkungan yang harus dimiliki oleh suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dilakukanlah
proses penapisan.

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

BAB II
PROSES PENAPISAN DALAM AMDAL

Penapisan (screening) dalam kajian AMDAL merupakan upaya untuk memilah apakah
suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatandikenai wajib menyusun dokumen AMDAL atau
tidak,yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan tersebut.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai


dampak penting suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup, Undang-undang no. 32 tahun 2009 menyatakan bahwa setiap usaha
dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki
AMDAL. Terdapat 9 kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang
wajib dilengkapi dengan AMDAL yang tercantum dalam UU No. 32 pasal 23ayat (1),
sedangkan besarnya dampak penting yang dihasilkan dari suatu kegiatan ditentukan
menggunakan 7 kriteria yang terdapat dalam UU No. 32 pasal 22 ayat (2).

Kriteria usaha dan/atau kegiatan berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL terdiri atas:
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
b. Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak
terbarukan;
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosandan kemerosotan sumber
daya alam dalam pemanfaatannya;
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati;

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

h. Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan


negara; dan/atau
i. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup.

Dampak penting yang dihasilkan dari suatu kegiatan ditentukan berdasarkan kriteria:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan;
b. Luas wilayah penyebaran dampak;
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
e. Sifat kumulatif dampak;
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak: dan/atau
g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain AMDAL, terdapat UKL UPL yang wajib dimiliki oleh kegiatan atau usaha yang
tidak wajib AMDAL.sebagaimana dimaksud dalam UU No. 32, pasal 34 ayat (1). Jenis
usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL ditetapkan oleh
gubernur atau bupati/walikota. Bagi usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib
dilengkapi UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2), maka usaha
dan/atau kegiatan tersebut wajib membuat SPPL. Wajib tidaknya suatu kegiatan
dan/atau usaha memiliki dokumen AMDAL dapat diketahui setelah melalui proses
penapisan.

A. Proses Penapisan dalam Penentuan Kegiatan yang Wajib AMDAL

Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses
untuk menentukan apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan wajib menyusun
AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) no. 5 tahun 2012 tentang Jenis
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib memiliki AMDAL. Permen LH no. 5 tahun 12
terdiri dari 7 pasal yang berisikan ketentuan umum (pasal 1), penapisan (pasal 2),
kawasan lindung (pasal 3), penambahan wajib AMDAL (pasal 4), ‘delisting” wajib
AMDAL (pasal 5), pencabutan Permen 11/2008 (pasal 6), dan jangka waktu berlakunya
peraturan (pasal 7). Peraturan ini dilengkapi oleh 5 lampiran yang memuat daftar jenis

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL (lampiran I), bagan alir
tata cara penapisan (lampiran II), daftar kawasan lindung (lampiran III), kriteria
penapisan (lampiran IV), dan isian ringkasan informasi awal rencana usaha dan/atau
kegiatan yang akan dilakukan penapisan.

Proses penapisan dilakukan melalui beberapa tahap sebagai seperti terlihat pada Gambar
1 berikut.

Uji Tid
Pemra dengan ak
karsa Lamp:
mengis IIIYa
i Ti
da
Lampir k
an V Perkecu
Wajib
alian Y
Uji a UKL-
atau
dengan UPL
tidak
Lamp:
I
Ada

Wajib Tidak
AMDA
k
L
Gambar 1. Proses Penapisan Berdasarkan Permen LH No. 5 Tahun 2012

1. Penyerahan ringkasan informasi awal


Sebelum dilakukan penapisan terhadap jenis rencana usaha dan/atau kegiatan untuk
menentukan wajib tidaknya kegiatan tersebut memiliki AMDAL, maka pemrakarsa
wajib mengisi ringkasan informasi awal seperti terliaht pada lampiran V Permen LH
No. 5 tahun 2012. Informasi yang diisikan adalah informasi identitas pemakarsa
kegiatan, deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan utama yang akan ditapis,

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

deskripsi rencana dan/atau kegiatan pendukungyang akan ditapis, deskripsi lokasi


rencana usaha dan/atau kegiatan, deskripsi tipe rencana usaha dan/atau kegiatan
ditinjau dari tahap pelaksanaannya, serta deskripsi tipe rencana usaha dan/atau
kegiatan ditinjau dari telaahan budidaya atau non budidaya. Setiap deskripsi
berisikan informasi, skala/besaran, serta keterangan atau informasinya lainnya.

Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatanpendukung diperlukan karena rencana


usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam lampiran I dapat menjadi jenis
rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL apabila di
dalam rencana usaha dan/atau kegiatan dimaksud terdapat salah satu jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan pendukung yang termasuk dalam jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dalam Lampiran I.

2. Pencocokan rencana usaha dan/atau kegiatan dengan lampiran I Permen LH


No. 5 tahun 2012
Lampiran I Permen LH No. 5 tahun 2012 berisikan tentang daftar jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan
hidup berdasarkan potensi dampak penting dan ketidakpastian kemampuan teknologi
yang tersedia untuk menanggulangi dampak penting negatif yang akan timbul dari 72
jenis kegiatan dalam 14 bidang kegiatan.Apabila rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang diajukan terdapat dalam daftar kegiatan di lampiran I, maka rencana usaha
dan/atau kegiatan wajib memiliki AMDAL. Sedangkan jika tidak termasuk dalam
lampiran I, maka proses penapisan dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Bidang yang terdapat pada lampiran I adalah:


a. Bidang multisektor;
Bidang multisektor berisi jenis kegiatan yang bersifat lintas sektor. Jenis kegiatan
yang tercantum dalam bidang multisektor merupakan kewenangan
Kementerian/Lembaga Pemerintah Nonkementerian terkait sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan.

b. Bidang pertahanan;
Secara umum, kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas militer dengan
skala/besaran sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini berpotensi
menimbulkan dampak penting antara lain potensi terjadinya ledakan serta

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

keresahan sosial akibat kegiatan operasional dan penggunaan lahan yang cukup
luas.

c. Bidang pertanian;
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan
dan kualitas air akibat kegiatan pembukaan lahan, persebaran hama, penyakit dan
gulma pada saat beroperasi, serta perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan
pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula muncul potensi konflik sosial dan
penyebaran penyakit endemik.

d. Bidang perikanan dan kelautan;


Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tambak udang
dan ikan adalah perubahan ekosistem perairan dan pantai, hidrologi, dan bentang
alam. Pembukaan hutan mangrove akan berdampak terhadap habitat, jenis dan
kelimpahan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan yang berada di kawasan tersebut.
Pembukaan hutan mangrove dimaksud wajib sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan, seperti memperhatikan kelestarian 6 sempadan pantai mangrove,
tata cara konversi mangrove yang baik dan benar untuk meminimalisasi dampak,
dan lain sebagainya.

e. Bidang kehutanan;
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap
ekosistem hutan, hidrologi, keanekaragaman hayati, hama penyakit, bentang alam
dan potensi konflik sosial.

f. Bidang perhubungan;

g. Bidang teknologi dan satelit;

h. Bidang perindustrian;

i. Bidang pekerjaan umum;


Beberapa kegiatan pada bidang Pekerjaan Umum mempertimbangkan
skala/besaran kawasan perkotaan (metropolitan, besar, sedang, kecil) yang
menggunakan kriteria yang diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku
yang mengatur tentang penyelenggaraan penataan ruang (Peraturan Pemerintah

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang) atau


penggantinya.

j. Bidang perumahan dan kawasan pemukiman;

k. Bidang energi dan sumber daya mineral;

l. Bidang pariwisata;

m. Bidang ketenaganukliran
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap
ekosistem, hidrologi, bentang alam dan potensi konflik sosial.Secara umum,
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan dan penggunaan
teknologi nuklir selalu memiliki potensi dampak dan risiko radiasi. Persoalan
kekhawatiran masyarakat yang selalu muncul terhadap kegiatankegiatan ini juga
menyebabkan kecenderungan terjadinya dampak sosial.

n. Bidang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3).

Kegiatan yang menghasilkan limbah B3 berpotensi menimbulkan dampak


terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, terutama kegiatan yang dipastikan
akan mengkonsentrasikan limbah B3 dalam jumlah besar sebagaimana tercantum
dalam tabel. Kegiatan-kegiatan ini juga secara ketat diikat dengan perjanjian
internasional (konvensi basel) yang mengharuskan pengendalian dan penanganan
yang sangat seksama dan terkontrol.

3. Pencocokan rencana usaha dan/atau kegiatan dengan lampiran III Permen LH


No. 5 tahun 2012
Rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan di dalam kawasan lindung dan/atau
berbatasan langsung dengan kawasan lindung, wajib memiliki AMDAL.Daftar
kawasan lindung sebagaimana dimaksud tercantum dalam Lampiran III Permen LH
No. 5 tahun 2012. Sedangkan yang dimaksud dengan Jenis rencana usaha dan/atau
kegiatan yang berbatasan langsung dengan kawasan lindung dijelaskan dalam pasal 3
ayat (1) Permen LH No. 5 tahun 2012.

Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan. Penetapan kawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

peraturan perundang-undangan. 20 kawasan lindung yang dimaksud dalam Permen


LH No. 5 tahun 2012 adalah sebagai berikut:
a. Kawasan hutan lindung;
b. Kawasan bergambut;
c. Kawasan resapan air;
d. Sempadan pantai;
e. Sempadan sungai;
f. Kawasan sekitar danau atau waduk;
g. Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut;
h. Cagar alam dan cagar alam laut;
i. Kawasan pantai berhutan bakau;
j. Taman nasional dan taman nasional laut;
k. Taman hutan raya;
l. Taman wisata alam dan taman wisata alam laut;
m.Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
n. Kawasan cagar alam geologi;
o. Kawasan imbuhan air tanah;
p. Sempadan mata air;
q. Kawasan perlindungan plasma nutfah;
r. Kawasan pengungsian satwa;
s. Terumbu karang;
t. Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.

Rencana usaha dan/atau kegiatan yang berbatasan langsung dengan kawasan lindung
merupakan rencana usaha dan/atau kegiatan yang memiliki:
a. Batas tapak proyek bersinggungan dengan batas kawasan lindung, dan/atau;
b. Dampak potensial dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan diperkirakan
mempengaruhi kawasan lindung terdekat.

Apabila rencana usaha dan/atau kegiatan yang ditapis berada dalam kawasan yang
terdapat dalam lampiran III, maka rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib
memiliki AMDAL, jika tidak, maka rencana usaha dan/atau kegiatan harus memiliki
mdokumen UKL-UPL. Akan tetapi terdapat beberapa rencana usaha dan/atau
kegiatan yang berada dalam kawasan lindung namun tidak wajib memiliki AMDAL

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

namun hanya diwajibkan memiliki dokumen UKL-UPL. Pengecualian diberikan


pada kegiatan:
a. Eksplorasi pertambangan, minyak dan gas bumi, dan panas bumi;
b. Penelitian dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan;
c. Kegiatan yang menunjang pelestarian kawasan lindung;
d. Kegiatan yang terkait kepentingan pertahanan dan keamanan negara yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan hidup;
e. Budidaya yang secara nyata tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup;
f. Budidaya yang diizinkan bagi penduduk asli dengan luasan tetap dan tidak
mengurangi fungsi lindung kawasan dan di bawah pengawasan ketat.

B. Penambahan Daftar Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL

Kegiatan yang semula tidak wajib AMDAL, dalam satu kondisi bisa menjadi kegiatan
yang wajib memiliki AMDAL. Perubahan ini berlaku bagi rencana usaha dan/atau
kegiatan yang memiliki skala/besaran lebih kecil daripada yang tercantum dalam
Lampiran I, dan/atau tidak tercantum dalam Lampiran I tetapi mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan hidup, Kegiatan ini dapat ditetapkan menjadi jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL di luar Lampiran I.

Perubahan kewajiban pembuatan AMDAL ditetapkan oleh menteri berdasarkan


pertimbangan ilmiah mengenai daya dukung dan daya tampung lingkungan dan tipologi
ekosistem setempat yang diperkirakan berdampak penting terhadap lingkungan hidup.
Perubahan diusulkan secara tertulis kepada menteri, oleh kementerian dan/atau lembaga
pemerintah nonkementerian, gubernur, bupati/walikota, dan/atau masyarakat. Rencana
usaha dan/atau kegiatan diusulkan setelah dilakukan telaahan sesuai kriteria
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Permen LH No. 5 tahun 2012.

Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang semula wajib memiliki AMDAL dapat
ditetapkan menjadi rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib memiliki
AMDAL, apabila dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dapat
ditanggulangi berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,dan/atau
berdasarkan pertimbangan ilmiah tidak menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan hidup.

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

Perubahan kewajiban AMDAL jenis rencana usaha dan/atau kegiatan ditetapkan oleh
menteri dengan diusulkan secara tertulis kepada menteri oleh kementerian dan/atau
lembaga pemerintah nonkementerian, gubernur, bupati/walikota, dan/atau masyarakat.
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib memiliki UKL-UPL atau surat
pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Pengecualian Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL

Usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup


dikecualikan dari kewajiban menyusun AMDALapabila:
a. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatannya berada di kawasan yang telah memiliki
AMDAL kawasan;
b. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatannya berada pada kabupaten/kota yang telah
memiliki rencana detil tata ruang kabupaten/kota dan/atau rencana tata ruang
kawasan strategis kabupaten/kota; atau
c. Usaha dan/atau Kegiatannya dilakukan dalam rangka tanggap darurat bencana.
Usaha dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud, wajib menyusun UKL-UPL
berdasarkan dokumen RKL-RPL kawasan atau rencana detil tata ruang kabupaten/kota
dan/atau rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten/kota.

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

BAB III
PENUTUP

Proses penapisan dalam menentukan wajib atau tidaknya suatu rencana usaha dan atau
kegiatan memiliki dokumen AMDAL merupakan langkah awal penting yang harus
dilakukan demi tercapainya upaya perlindungandan pengelolaan lingkungan hidup.
Proses penapisan akan mempengaruhi rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang akan dilakukan oleh pemakarsa suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang
diperkirakan menimbulkan dampak penting bagi lingkungan hidup.Penapisan harus
dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 agar
kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan oleh pemakarsa
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan dampak penting yang ditimbulkan
oleh usaha dan/atau kegiatan tersebut terhadap lingkungan hidup.

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05. 2012.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup. Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32. 2009. Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Jakarta.

Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai