DASAR-DASAR AMDAL
PENGANTAR PENAPISAN
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara
Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal28 (H) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Akan tetapi saat ini terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup yang telah
mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga
memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup sehingga perlu dilakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten
oleh semua pemangku kepentingan.
Terkait dengan perizinan suatu usaha atau kegiatan, terdapat beberapa dokumen yang
sangat bergantung pada penting atau tidak pentingnya dampak terhadap lingkungan
hidup. Dokumen tersebut dapat berupa dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL) atau Formulir Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup-
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Bagi usaha dan atau kegiatan yang
tidak wajib dilengkapi dengan AMDAL ataupun UKL-UPL, maka hanya perlu
membuat Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup (SPPL) yang tergantung kepada besarnya dampak yang ditimbulkan oleh suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan.Oleh karena itu untuk menentukan dokumen analisis
lingkungan yang harus dimiliki oleh suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dilakukanlah
proses penapisan.
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
BAB II
PROSES PENAPISAN DALAM AMDAL
Penapisan (screening) dalam kajian AMDAL merupakan upaya untuk memilah apakah
suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatandikenai wajib menyusun dokumen AMDAL atau
tidak,yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan tersebut.
Kriteria usaha dan/atau kegiatan berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL terdiri atas:
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
b. Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak
terbarukan;
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosandan kemerosotan sumber
daya alam dalam pemanfaatannya;
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;
f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati;
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
Dampak penting yang dihasilkan dari suatu kegiatan ditentukan berdasarkan kriteria:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan;
b. Luas wilayah penyebaran dampak;
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
e. Sifat kumulatif dampak;
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak: dan/atau
g. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain AMDAL, terdapat UKL UPL yang wajib dimiliki oleh kegiatan atau usaha yang
tidak wajib AMDAL.sebagaimana dimaksud dalam UU No. 32, pasal 34 ayat (1). Jenis
usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan UKL-UPL ditetapkan oleh
gubernur atau bupati/walikota. Bagi usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib
dilengkapi UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2), maka usaha
dan/atau kegiatan tersebut wajib membuat SPPL. Wajib tidaknya suatu kegiatan
dan/atau usaha memiliki dokumen AMDAL dapat diketahui setelah melalui proses
penapisan.
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses
untuk menentukan apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan wajib menyusun
AMDAL atau tidak. Di Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH) no. 5 tahun 2012 tentang Jenis
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib memiliki AMDAL. Permen LH no. 5 tahun 12
terdiri dari 7 pasal yang berisikan ketentuan umum (pasal 1), penapisan (pasal 2),
kawasan lindung (pasal 3), penambahan wajib AMDAL (pasal 4), ‘delisting” wajib
AMDAL (pasal 5), pencabutan Permen 11/2008 (pasal 6), dan jangka waktu berlakunya
peraturan (pasal 7). Peraturan ini dilengkapi oleh 5 lampiran yang memuat daftar jenis
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL (lampiran I), bagan alir
tata cara penapisan (lampiran II), daftar kawasan lindung (lampiran III), kriteria
penapisan (lampiran IV), dan isian ringkasan informasi awal rencana usaha dan/atau
kegiatan yang akan dilakukan penapisan.
Proses penapisan dilakukan melalui beberapa tahap sebagai seperti terlihat pada Gambar
1 berikut.
Uji Tid
Pemra dengan ak
karsa Lamp:
mengis IIIYa
i Ti
da
Lampir k
an V Perkecu
Wajib
alian Y
Uji a UKL-
atau
dengan UPL
tidak
Lamp:
I
Ada
Wajib Tidak
AMDA
k
L
Gambar 1. Proses Penapisan Berdasarkan Permen LH No. 5 Tahun 2012
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
b. Bidang pertahanan;
Secara umum, kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas militer dengan
skala/besaran sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini berpotensi
menimbulkan dampak penting antara lain potensi terjadinya ledakan serta
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
keresahan sosial akibat kegiatan operasional dan penggunaan lahan yang cukup
luas.
c. Bidang pertanian;
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan
dan kualitas air akibat kegiatan pembukaan lahan, persebaran hama, penyakit dan
gulma pada saat beroperasi, serta perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan
pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula muncul potensi konflik sosial dan
penyebaran penyakit endemik.
e. Bidang kehutanan;
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap
ekosistem hutan, hidrologi, keanekaragaman hayati, hama penyakit, bentang alam
dan potensi konflik sosial.
f. Bidang perhubungan;
h. Bidang perindustrian;
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
l. Bidang pariwisata;
m. Bidang ketenaganukliran
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap
ekosistem, hidrologi, bentang alam dan potensi konflik sosial.Secara umum,
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan dan penggunaan
teknologi nuklir selalu memiliki potensi dampak dan risiko radiasi. Persoalan
kekhawatiran masyarakat yang selalu muncul terhadap kegiatankegiatan ini juga
menyebabkan kecenderungan terjadinya dampak sosial.
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan. Penetapan kawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
Rencana usaha dan/atau kegiatan yang berbatasan langsung dengan kawasan lindung
merupakan rencana usaha dan/atau kegiatan yang memiliki:
a. Batas tapak proyek bersinggungan dengan batas kawasan lindung, dan/atau;
b. Dampak potensial dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan diperkirakan
mempengaruhi kawasan lindung terdekat.
Apabila rencana usaha dan/atau kegiatan yang ditapis berada dalam kawasan yang
terdapat dalam lampiran III, maka rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib
memiliki AMDAL, jika tidak, maka rencana usaha dan/atau kegiatan harus memiliki
mdokumen UKL-UPL. Akan tetapi terdapat beberapa rencana usaha dan/atau
kegiatan yang berada dalam kawasan lindung namun tidak wajib memiliki AMDAL
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
Kegiatan yang semula tidak wajib AMDAL, dalam satu kondisi bisa menjadi kegiatan
yang wajib memiliki AMDAL. Perubahan ini berlaku bagi rencana usaha dan/atau
kegiatan yang memiliki skala/besaran lebih kecil daripada yang tercantum dalam
Lampiran I, dan/atau tidak tercantum dalam Lampiran I tetapi mempunyai dampak
penting terhadap lingkungan hidup, Kegiatan ini dapat ditetapkan menjadi jenis rencana
usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL di luar Lampiran I.
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang semula wajib memiliki AMDAL dapat
ditetapkan menjadi rencana usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib memiliki
AMDAL, apabila dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut dapat
ditanggulangi berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,dan/atau
berdasarkan pertimbangan ilmiah tidak menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan hidup.
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
Perubahan kewajiban AMDAL jenis rencana usaha dan/atau kegiatan ditetapkan oleh
menteri dengan diusulkan secara tertulis kepada menteri oleh kementerian dan/atau
lembaga pemerintah nonkementerian, gubernur, bupati/walikota, dan/atau masyarakat.
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut wajib memiliki UKL-UPL atau surat
pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
BAB III
PENUTUP
Proses penapisan dalam menentukan wajib atau tidaknya suatu rencana usaha dan atau
kegiatan memiliki dokumen AMDAL merupakan langkah awal penting yang harus
dilakukan demi tercapainya upaya perlindungandan pengelolaan lingkungan hidup.
Proses penapisan akan mempengaruhi rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup yang akan dilakukan oleh pemakarsa suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang
diperkirakan menimbulkan dampak penting bagi lingkungan hidup.Penapisan harus
dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 agar
kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan oleh pemakarsa
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan dampak penting yang ditimbulkan
oleh usaha dan/atau kegiatan tersebut terhadap lingkungan hidup.
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018
Pengantar Penapisan
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05. 2012.
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup. Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32. 2009. Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Jakarta.
Pendidikan dan Pelatihan Dasar-Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
Padang, 19 - 22 Maret 2018