DISUSUN OLEH :
HARI BUDI SETYAWAN
SEJARAH DESA
DESA KRISIK KECAMATAN GANDUSARI
KABUPATEN BLITAR
4. Bapak Kepala Desa Krisik Sukani D. beserta staf Pemerintah Desa Krisik
(Pak Kateno, Bu Ambar, Pak Yon, Pak Jun, Mas Ketut, Pak Gun, Pak
Anang, Mbak Anik, Pak Jun, Pak Jan, Pak Salamun), yang telah
mempercayakan kepada penulis untuk menyusun Sejarah Desa Krisik ini
dalam sebuah Karya Tulis, sekaligus membantu dalam menyediakan
data-data yang dibutuhkan penulis.
5. Sesepuh dan Pinisepuh Desa Krisik (Pak Sumardi, Pak Warno, Pak
Mursimin, Pak Paijah, Pak Marto Nadi, Pak Djoyo Sadiran, Pak Joyo
Matal, Pak Gito, Pak Suroso, Keluarga Besar Sastro Wiratmo, Keluarga
Besar Padmo Didjojo), yang telah sudi menjadi nara sumber proses
menggali sejarah Desa Krisik,
6. Seluruh Masyarakat Desa Krisik dan semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu-persatu, atas bantuan, bimbingan, informasi dan bantuan-
bantuan lainnya guna penyelesaian karya tulis ini.
Sejarah Desa Krisik Kec. Gandusari Kab. Blitar
- iii -
Penulis menyadari, dengan keterbatasan waktu, nara sumber , literatur
dan kemampuan penulis, Karya Tulis ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan disana sini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi sempurnanya karya tulis ini di masa mendatang.
Penyusun
HARI BUDI SETYAWAN
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................v
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN...........................................................................................................viii
BIOGRAFI PENULIS.........................................................................................................ix
ABSTRAK.........................................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
BAB V PENUTUP...........................................................................................................46
5.1. KESIMPULAN..........................................................................................................46
5.2. SARAN.....................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................48
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................................49
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR BAGAN
RIWAYAT PENDIDIKAN :
- Tamat SDN Krisik 01 Tahun 1985
- Tamat SMP Negeri 1 Wlingi Tahun 1988
- Tamat SMA Negeri Talun Tahun 1991
Hari Budi Setyawan (2012), Sejarah Desa Krisik Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar
Menggali Sejarah dan Potensi Desa, Merajut Mimpi dan Asa
di masa depan.
Segala sesuatu pasti ada asal-usulnya, demikian juga dengan Desa Krisik,
sebelum menjadi sebuah desa, seorang pelarian pengikut Pangeran Diponegoro,
Mbah Sukoboyo, yang mempunyai senjata keris, memberanikan diri untuk
babad alas membuat pemukiman baru. Suatu ketika, keris Mbah Sukoboyo
hilang, tetapi akhirnya dapat ditemukan kembali. Sepeninggal Mbah Sukoboyo,
cerita atau kisah hilangnya keris pusaka milik Mbah Sukoboyo yang diketemukan
lagi ini menjadi bahan pembicaraan penduduk, kata kerise isik banyak diucapkan
penduduk pada waktu itu akhirnya penduduk menamakan tempat ini dengan
nama KRISIK dari kata kerise isik (kerisnya masih ada).
Sejak Krisik dibabad, berarti perjalanan sejarah Desa Krisik berawal, kedatangan
Belanda pada masa Pemerintahan Gubernur Jendral Johannes Van den Bosch
dengan system tanam paksa (cultuur stelsel) akhirnya menjadikan Desa Krisik
menjadi persil kopi yang berkembang dengan baik, pabrik pengolahan dan pasar
dibangun di Krisik oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Semangat gotong royong yang tinggi, dapat menjadi senjata yang ampuh untuk
membangun mengembangkan Desa Krisik. Potensi yang sangat besar, akan
dapat dikembangkan secara optimal dengan kerjasama semua pihak disertai kerja
keras dan kesungguhan.
Perjalanan sejarah Desa Krisik tidak akan berakhir sebelun kiamat datang, siapa
dan apa yang akan terukir dalam catatan sejarah Desa Krisik ?
Kalau kita mengambil sebuah teladan dari negeri China, tentu saja kita
mengetahui, Orang-orang Tionghoa senantiasa menghormati leluhur (nenek
moyang), hal ini akan tampak sekali dalam ritual-ritual yang dilakukan. Hasilnya,
tentu kita bisa melihat dan mengetahui betapa besarnya rasa nasionalisme,
Kemajuan ilmu dan peradaban Negeri China dan orang-orang Tionghoa
perantauan diseluruh dunia. Di banyak Negara selalu berdiri Kampung Pecinan
atau lebih dikenal dengan China Town. Inilah sebuah bukti nyata betapa orang-
orang Tionghoa mempunyai kharakter yang kuat karena mereka selalu
mengormati nenek moyangnya. Kita tidak akan meniru atau mencotoh kebiasaan
yang dilakukan orang Tionghoa, tetapi kita dapat mengambil hikmah, dan teladan
dari apa yang telah mereka lakukan.
c) Menggali Potensi yang dimiliki Desa Krisik, baik yang sudah digali
maupun yang masih terpendam.
Secara geografis, Desa Krisik terletak pada posisi 152 O 30′ - 152O 39′
BT 7O 66′ - 8O 98′ LU, dengan batas-batas administratif pemerintahan sebagai
berikut :
2.2. DEMOGRAFI
TABEL 1
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia
20 - 49 tahun Desa Krisik sekitar 3.694 atau sekitar 50,55 %. Hal ini merupakan
modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
TABEL 3
JUMLAH KEPALA KELUARGA BERDASARKAN KESEJAHTERAAN
TABEL 4
TAMATAN SEKOLAH MASYARAKAT
N
LEMBAGA PENDIDIKAN JUMLAH KETERANGAN
O
1. Play Group/PAUD --
2. TK 5 Formal
3. SD 4 Formal
4. SMP -- Formal
5. TPQ/TPA 10 Non Formal
TABEL 6
DATA PENDIDIKAN FORMAL DI DESA KRISIK
SISWA GURU
N NAMA SARANA STATU
NON KETR.
O PENDIDIKAN S L P JML PNS JML
PNS
TK Dharma Wanita
1. Swasta 30 22 52 1 3 4
Dusun Wonorejo
TK Al Izzah
2. Swasta 24 30 54 1 2 3
Dusun Tirtomoyo
TK Saraswati
3. Swasta 16 11 27 2 2
Dusun Barurejo
TK Al Hidayah
4. Swasta 11 13 24 2 2
Dusun Barurejo
TK Al Hidayah
5. Swasta 13 16 29 2 2
Dusun Krisik
SD Negeri Krisik 01
6. Negeri 102 88 190 8 3 11
Dusun Wonorejo
SD Negeri Krisik 02
7. Negeri 67 70 137 8 4 12
Dusun Tirtomoyo
SD Negeri Krisik 03
8. Negeri 70 56 126 6 4 10
Dusun Barurejo
SD Negeri Krisik 04
9. Negeri 102 104 206 7 2 9
Dusun Krisik
JUMLAH 435 410 845 31 24 55
Seni dan budaya yang berkembang di Desa Krisik terdiri dari unsur
budaya Jawa, budaya Islam dan Kesenian Modern. Berikut Tabel Kelompok
Kesenian di Desa Krisik
TABEL 7
SARANA PENDIDIKAN DI DESA KRISIK
N
KELOMPOK KESENIAN JUMLAH KETERANGAN
O
2.5. KESEHATAN
TABEL 8
SARANA KESEHATAN DI DESA KRISIK
N URAIAN JUMLAH
O
1. Puskesmas Pembantu 1
2. Posyandu 6
3. Prektek Pribadi 1
4. Tenaga Medis/Para Medis 1
5. Dukun Bayi terdidik --
6. Ambulance --
Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat
diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilih karena kecerdasan, etos kerja,
kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti
sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-
norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.
Pada bulan Juli dan Nopember 2008 ini masyarakat juga dilibatkan
dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung.
Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah dari pada pilihan kepala Desa,
namun hampir 70% daftar pemilih tetap, memberikan hak pilihnya. Ini adalah
proggres demokrasi yang cukup signifikan di Desa Krisik
TABEL 9
JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA
TABEL 10
DATA TERNAK HEWAN BESAR
Adanya buruh migran yaitu Tenaga Kerja Indonesia dan Tenaga Kerja
Wanita (TKI/TKW) yang bekerja di luar negeri, sangat membantu sosial ekonomi
keluarganya di Desa Krisk. Banyak rumah-rumah yang sangat bagus dibangun di
Sejarah Desa Krisik Kec. Gandusari Kab. Blitar
- 12 -
Desa Krisik ini dari hasil yang diperoleh Pahlawan-pahlawan devisa ini. Mereka
sebagian besar bekerja di Hongkong, Taiwan dan Malaysia.
TABEL 11
MATA PENCAHARIAN DAN JUMLAHNYA
MATA
NO JUMLAH PROSENTASE
PENCAHARIAN
Wilayah Desa Krisik terdiri dari 4 Dusun yaitu : Krisik (Dusun I),
Wonorejo (Dusun II), Tirtomoyo (Dusun III), dan Barurejo (Dusun IV), yang
masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kepala Dusun
menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat
ini. Dalam rangka memaksimalkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat di Desa
1. Krisik 001 4
002 2
003 5
004 3
2. Wonorejo 001 4
002 4
003 4
3. Tirtomoyo 001 5
4. Barurejo 001 4
002 4
003 4
JUMLAH RT 42
BAGAN 1
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA KRISIK
Sekretaris Desa
PTL Modin
PTL Jogotirto
PTL Keb. Kantor
Kaur Kaur Kaur Kaur
PTL Opr. Komputer Kaur Pemerintahan
Umum Ekobang Keuangan Kesra
NO NAMA JABATAN
TABEL 14
PEMERINTAHAN UMUM
KEBERADAAN
NO URAIAN KETERANGAN
ADA TIDAK
1. Ada 3 (satu) lokasi pemakaman umum di Desa Krisik Tidak ada tim
khusus yang menangani hal ini. Prosesi pemakaman dipimpin oleh
ulama setempat dan dilaksanakan secara gotong royong oleh
warga.
TABEL 15
PRASARANA DAN SARANA DESA
9. Gedung olah raga perlu dibangun, karena untuk berlatih volley ball dan
bulu tangkis, masyarakat harus berlatih di Desa Semen Kecamatan
Gandusari (7 km dari Desa Krisik);
10. Pura Arga Sunya, yang terletak di perbukitan dan sangat besar serta
indah perlu diperbaiki fasilitasnya dan dibangun taman-taman di sekitar
Pura, agar dapat dijadikan obyek wisata.
12. Secara umum prasarana dan sarana yang ada di Desa masih kurang
lengkap mengingat jumlah penduduk sekitar 7.307 jiwa.
Karena tanah di Krisik ini merupakan lahan yang subur untuk pertanian,
maka dalam waktu 5 (lima) tahun sudah menjadi kawasan baru yang
berpenduduk, mata pencahariannya tentu saja bertani. Setiap penduduk yang
baru datang, atas petunjuk dari Mbah Sukoboyo, akan membuka lahan baru
secukupnya, sehingga tidak merusak lingkungan secara keseluruhan Sebagian
besar penduduk yang datang ke Desa Krisik ini setelah dijadikan pemukiman
berasal dari daerah Jawa Tengah atau lebih dikenal dengan nama Mentaraman.
Pada suatu saat, Mbah Sukoboyo melakukan ritual bersemedi di
Petilasan Rambut Monte, memanjatkan do’a kepada Allah dengan khusuk.
Beberapa tahun kemudian, beliau baru menyadari kalau ternyata pusaka keris
miliknya tertinggal di tempat ini. Kemudian, Mbah Sukoboyo dibantu beberapa
penduduk mencari keberadaan keris yang hilang ini. Ternyata keris tersebut masih
dapat diketemukan di Petilasan Rambut Monte dalam keadaan utuh.
Mbah Sukoboyo wafat karena usia yang sudah uzur (konon usianya
lebih dari 100 tahun ketika wafat) dan dimakamkan di sebuah bukit kecil di Desa
Krisik. Penduduk sangat menghormati dan menghargai jasa-jasa Mbah Sukoboyo
yang telah membabat hutan belantara menjadi sebuah pemukiman baru.
GAMBAR 1
MAKAM MBAH SUKOBOYO
TABEL 16
NAMA-NAMA DEMANG/LURAH/KEPALA DESA KRISIK
Pada tahun 1919 terjadi bencana alam yang sangat besar yaitu
meletusnya Gunung Kelud, letusan ini sangat dasyat, menghancurkan sarana dan
prasarana penting yang ada di Krisik, termasuk didalamnya Pabrik pengolahan
kopi milik Belanda beserta fasilitas pendukungnya seperti pasar dan tempat
pengembangan kuda. Hancurnya Fasilitas milik Belanda ini akhirnya menjadi
momentum bagi masyarakat Desa Krisik untuk melawan Pemerintah Hindia
Belanda dengan merebut kembali lahan pertanian yang dijadikan areal tanam
paksa tanaman Kopi.
Setelah itu tidak ada lagi sistem tanam paksa di Krisik, masyarakat
bebas menanam sesuai dengan keinginan penduduk. Tetapi karena masih dalam
penguasaan pemerintahan Hindia Belanda, taraf kehidupan penduduk tidak dapat
dikatakan baik, hanya sedikit lebih baik dibandingkan dengan jaman tanam paksa.
Masyarkat mulai menata kehidupannya dengan membuka areal lahan pertanian
baru, baik dengan membabad hutan disekitar desa maupun memperbaiki lahan
yang ada di desa.
Pada masa Pemerintahan Padmo Didjojo ini tercatat ada nama Marto
Ngali sebagai Carik, kemudian digantikan oleh Prapto pada masa inilah mulai
disusun Krawang Desa, yaitu data persil tanah yang ada di Desa Krisik. Tidak
banyak yang bisa diceritakan pada masa pemerintahan ini karena masih
banyaknya campur tangan Belanda. Pada tahun 1937 Martodjojo dipilih sebagai
lurah menggantikan Padmo Didjojo. Beliau dikenal kaya, tegas dan keras dalam
menjalankan kepemimpinannya.
Pada jaman jepang ini, bila ada tanda bahaya, seluruh penduduk harus
bersembunyi, semua lampu harus dimatikan, sehingga suasananya cukup gelap
dan mencekam. Pada saat seperti ini ternyata Jepang mengangkut barang-barang
yang dijarah dari penduduk, dibawa menuju tempat-tempat penyimpanan barang
yang ada (gua, lubang dibawah tanah).
Pada saat terjadi Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948, merupakan
momentum bagi Masyarakat Desa Krisik membantu mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia. Masyarakat Krisik, mengetahui adanya Agresi
Militer Belanda II ini dari selebaran yang disebarkan melalui udara. Rumah Sastro
Wiratmo Suratmin Lurah Krisik pada waktu itu dibakar oleh Belanda, karena
pada waktu itu Belanda mengira bahwa rumah tersebut adalah markas Tentara
Tentara Indonesia
b. Program Pagar Tembok, yaitu setiap rumah yang berada di tepi jalan
wajib membuat pagar dari tembok dalam jangka waktu 5 tahun.
b. Lahan-lahan yang masih berupa rawa dan perbukitan yang curam, harus
diolah dijadikan lahan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk bercocok
tanam.
c. Masyarakat wajib mengganti tanaman ketela pohon yang pada waktu itu
seperti menjadi tanaman wajib di pekarangan rumah dengan tanaman
kopi dan jeruk.
1
sumber :http://macheda.blog.uns.ac.id/2009/10/27/metode-sejarah/ tanggal 1 Juni 2012
Pada tahun 1974. Desa Krisik menjadi wakil Kabupaten Blitar untuk
mengikuti lomba desa kategori “Desa Sedang” di tingkat Propinsi Jawa Timur.
Unsur Pamong Desa, Masyarakat, PKK, Gerakan Pramuka Gugus Depan Desa
Krisik bahu membahu dalam mempersiapkan keikutsertaan Desa Krisik dalam
lomba desa tingkat Propinsi Jawa Timur ini dan hasilnya sangat membanggakan,
yaitu menjadi juara II kategori Desa Sedang tingkat Propinsi Jawa Timur. Sebuah
raihan yang patut disyukuri, dibanggakan dan perlu untuk ditingkatkan di
kemudian hari.
Daerah ini pada awalnya bernama Barakan, karena tempat ini dulunya
terdapat barak Belanda, kemudian atas prakarsa mbah Panji, tempat ini diubah
namanya menjadi Pijiroto, karena ditempat ini terdapat banyak pohon Piji. Pada
masa Lurah Sastro Wiratmo Suratmin, nama Pijiroto diubah menjadi Barurejo,
dengan alasan agar tempat ini dikemudian hari menjadi daerah baru yang ramai.
Ke depan, kegiatan Bersih Desa ini dapat dikemas dengan lebih baik
lagi untuk dapat dijadikan sebagai sebuah wisata budaya dan Religi, dengan
melibatkan media masa dan media elektronik.
Bagian yang tersisa dari Candi ini hanyalah Kamadathu atau kaki Candi
dan Rupadathu atau badan Candi. Pada samping candi terdapat artefak yang
menyerupai Lingga Yoni, lambang kesuburan. Artefak yang menyerupai Lingga
Yoni itu berukir sulur-sulur gelung. Di depan artefak yang menyerupai lingga-yoni,
terdapat kepala kala. Kala adalah anak dewa Siwa yang disimbolkan dengan
raksasa berwajah menyeramkan. Uniknya kepala kala ini bentuknya tidak seperti
Kala yang digambarkan pada umumnya, yaitu kepala raksasa berambut gimbal
bertanduk dengan taring yang tajam. Jika diamati kepala kala ini seperti kepala
manusia dalam posisi merangkak.
Area petilasan yang terletak di lereng gunung Kelud ini dapat dipilih
menjadi 2 mintakat (zone) menurut ketinggiannya, yaitu mintakat atas dan bawah.
Mintakat atas dengan luas ± ½ ha merupakan tempat bangunan candi, ditumbuhi
pepohonan besar yang sudah berusia puluhan tahun. Tajuk (canopy) pepohonan
mampu menjadikannya teduh di bagian bawahnya.
a. Umat Hindu mempercayai bahwa air di kolam ini merupakan air suci,
sehingga setiap ada acara ritual sembahyang, mereka mengambil air di
kolam ini untuk bersuci
b. Orang yang datang ke kolam Rambut Monte dan mendapati jumlah ikannya
kelihatan sangat banyak, maka orang tersebut imannya sedang baik atau
tinggi dan jika ikannya kelihatan sedikit, maka imannya sedang turun atau
kurang.
c. Bila orang yang memberi makanan ke ikan (bekicot, kacang atom, bang jo
dan sebagainya), dan ikan-ikan tersebut memakannya dengan lahap maka
rezeki orang tersebut baik, demikian sebaliknya, jika makanan yang
diberikan ke ikan tidak dimakan, maka rezeki orang tersebut tidak baik.
d. Air dari kolam ini dapat menyembuhkan segala macam penyakit, bila benar-
benar mempercayai dan tawakal.
e. Ikan yang mati dan kemudian digoreng, ikan tersebut tidak dapat kering,
masyarakat sering menyebutnya ikannya berubah jadi minyak goreng.
Candi rambut Monte ini pada sekitar tahun 1952 separo diantaranya
masih tertimbun tanah, kemudian masyarakat Desa Krisik berinisiatif untuk
mengadakan gugur gunung atau kerja bakti pada setiap hari Jumat Wage dan
Jumat Legi. Mereka menggali tanah, kemudian menata batu-batu candi sesuai
dengan kemampuan mereka, itulah kenapa diatas disebutkan kalau banyak posisi
batu-batu yang dislokasi.
Dari sejarah Desa Krisik yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
ada beberapa hikmah dan pelajaran penting yang bisa dikaji dan ditelaah lebih
lanjut, sebagai acuan dalam membangun desa Krisik di masa depan yaitu :
a. Tanaman kopi pernah cocok untuk dikembangkan di Desa Krisik, hal ini
terjadi pada saat tanam paksa jaman Pemerintah Hindia Belanda, dan
juga adanya program dari Lurah Sastro Wiratmo Suratmin, yang
dikemudian hari benar-benar dapat mengakat perekonomian masyarakat.
a. Lahan pertanian (sawah) yang subur, sangat cocok untuk ditanami padi
dan sayur-sayuran, pada saat ini di Dusun Barurejo merupakan Kawasan
Pengembangan Kentang wilayah Kabupaten Blitar masih dapat
ditingkatkan produktivitasnya;
b. Lahan perkebunan dan pekarangan yang subur, cocok untuk ditanami
pisang (mampu menghasilkan berbagai jenis buah pisang sekitar 100
tandan setiap harinya), kopi, cengkeh dan buah-buahan, masih dapat
dikembangkan lebih optimal lagi;
c. Adanya sumber mata air yang sangat besar debit airnya di Sumber
Dandang dan Jambu Rono, dapat dipergunakan untuk Air minum maupun
pengembangan wisata air,
d. Adanya penambangan pasir dan batu kali yang dapat dipergunakan
sebagai bahan atau material bangunan;
e. Adanya kawasan hutan negara yang masih gundul, yang bisa dikelola
bersama masyarakat, dengan keberadaan LMDH (Lembaga Masyarakat
Desa Hutan) diharapkan pengelolaannya dapat lebih optimal dengan
tidak merusak hutan;
f. Wilayah Desa Krisik sangat baik untuk mengembangkan peternakan
seperti sapi, kambing, dan ternak lain, mengingat banyaknya pakan untuk
jenis ternak tersebut, pada saat ini tercatat ada 3.073 sapi dan kerbau
yang dipelihara dan dikelola oleh warga desa Krisik;
g. Adanya Petilasan Rambut Monte yang sangat jernih airnya dengan
pemandangan sekelilingnya yang sangat indah, bila dikelola dengan baik
dapat menjadi tujuan wisata.
a. Siklus dan ritme kehidupan warga masyarakat yang dari masa ke masa
relatif teratur dan terjaga adatnya.
b. Hubungan yang baik dan kondusif antara kepala desa, perangkat desa,
dan masyarakat merupakan kondisi ideal untuk terjadinya pembangunan
desa.
c. Besarnya penduduk usia produktif disertai etos kerja masyarakat yang
tinggi.
d. Cukup tingginya partisipasi masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan monev pembangunan desa.
4.3.1.1. VISI
Cita-cita masa depan sebagai tujuan jangka panjang yang ingin diraih
Desa Krisik merupakan arah kebijakan dari pembangunan Desa yang harus
dirumuskan agar cita-cita itu dapat dicapai. Cita-cita masa depan Desa Krisik
disebut juga sebagai Visi Desa Krisik adalah sebagai berikut :
4.3.1.2. MISI
Hakekat Misi Desa Krisik merupakan turunan dari Visi Desa Krisik. Misi
merupakan tujuan jangka lebih pendek dari visi, yang akan menunjang
tercapainya sebuah visi. Dengan kata lain Misi Desa Krisik merupakan penjabaran
lebih operatif dari Visi. Penjabaran dari visi ini diharapkan dapat mengikuti dan
mengantisipasi setiap terjadinya perubahan situasi dan kondisi lingkungan di
masa yang akan datang dari usaha-usaha mencapai Visi Desa Krisik.
Untuk meraih Visi Desa Krisik seperti yang sudah dijabarkan di atas,
dengan mempertimbangan potensi dan hambatan baik internal maupun eksternal,
maka disusunlah Misi Desa Krisik sebagai berikut :
a. Wajib belajar anak didik 9 tahun, dengan target, kedepan sudah tidak ada
lagi masyarakat yang buta huruf dan buta aksara, mampu memfasilitasi
masyarakat miskin dan berprestasi untuk mencapai jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
b. Mengupayakan berdirinya sekolah setingkat SMP dan SMK di Desa
Krisik, masyarakat lebih dekat untuk menempuh pendidikan dan juga
PAUD yang keberadaannya dibutukan masyarakat
c. Penyediaan air bersih bagi semua masyarakat, dengan memanfaatkan
sumber air yang ada secara optimal, termasuk mengurangi volume
kehilangan air.
d. Revitalisasi MCK, sanitasi dan drainase rumah tangga.
e. Meningkatkan pelayanan kesehatan di Poskesdes sampai pelayanan
rawat inap, memberikan pelayanan pengobatan gratis bagi RTM,
melengkapi alat-alat kesehatan ibu, anak dan lansia, serta tersedianya
ambulance desa.
f. Revitalisasi peran dan fungsi Posyandu Balita dan Lansia serta Desa
Siaga
4. Mengembangkan Pariwisata
5.1. KESIMPULAN
1. Pada zaman kerajaan Majapahit, Desa Krisik sudah menjadi tujuan dari
raja atau para punggawa kerajaan untuk melakukan pemujaan kepada
para dewa ketika mereka sedang beristirahat dalam perjalanan di
Petilasan Rambut Monte.
2. Desa Krisik dibabad untuk dijadikan desa terjadi pada sekitar tahun
1930 oleh Pengikut Pangeran Diponegoro yang dalam pelariannya
sampai ke Desa Krisik, tersebutlah nama Sukoboyo, yang kemudian
lebih dikenal luas dengan nama Mbah Sukoboyo,
3. Cerita atau kisah hilangnya keris pusaka milik Mbah Sukoboyo yang
akhirnya diketemukan lagi dan menjadi bahan pembicaraan penduduk,
sehingga kata kerise isik banyak diucapkan penduduk pada waktu itu,
akhirnya penduduk menamakan tempat ini dengan nama KRISIK dari
kata kerise isik (kerisnya masih ada)
10. Tradisi, budaya dan adat-istiadat berkembang dengan baik, tetapi mulai
tergerus perkembangan zaman, terjadi akulturisasi secara perlahan dan
masyarakat mulai berunah dari masyarakat paguyuban menjadi
masyarakat patembayan.
11. Cita-cita dan potensi untuk menjadi desa yang nyaman untuk bertempat
tinggal dan berinvestasi, akan dapat dicapai dengan kerja keras dan
kerjasama antara pemerintah desa, masyarakat dan instansi terkait.
5.2. SARAN
4. Jangan melupakan sejarah, budaya dan adat istiadat yang telah ada,
dengan alas an apapun, karena dapat berakibat pada lunturnya
karakter Masyarakat,
Ex Anggota BE – 17, TRIP Jawa Timur dan JARAHDAM – VIII Brawijaya, Peranan
Meriam Gempur “Banteng Blorok” Dalam Perang Kemerdekaan RI.
Depdikbud 1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) 2004, Tahun yang tak Pernah
Berakhir, Memahami Pengalaman Korban 65, Lembaga Studi dan
Advokasi Masyarakat (ELSAM)
Muh. Nurdin, S.W. Warsito, dan Muh. Nursa’ban; editor Nugrohowati 2008, Mari
Belajar IPS 1: untuk SMP/MTs kelas VII, Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional Jakarta
Sri Sudarmi, Waluyo, editor Maryanto, 2008, Galeri pengetahuan sosial terpadu 2:
SMP/MTs Kelas VIII, Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional Jakarta
Sutarto 2008, IPS 3: untuk SMP/MTs kelas IX, Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional Jakarta
GAMBAR 2
PERANGKAT DESA KRISIK
GAMBAR 3 GAMBAR 4
LOKASI BEKAS PABRIK PENGOLAHAN LOKASI BEKAS PABRIK PENGOLAHAN
KOPI DI WONOREJO KOPI DI BARUREJO
GAMBAR 5 GAMBAR 6
LOKASI BEKAS PASAR DI WONOREJO LOKASI BEKAS PENGEMBANGAN DAN
JAGALAN KUDA DI BARUREJO
GAMBAR 9 GAMBAR 10
SD KRISIK 01 (DULU SEKOLAH PUSAT) MAKAM BELANDA F BURGHARD
GAMBAR 11 GAMBAR 12
MAKAM PADMO DIDJOJO MAKAM CARIK NGALI
GAMBAR 13 GAMBAR 14
LAPANGAN OLAHRAGA YANG DIBUAT MAKAM MBAH RONGGO (GENERASI AWAL
DENGAN GOTONG ROYONG PENDUDUK KRISIK)
GAMBAR 16
MERIAM GEMPUR “BANTENG BLOROK”
GAMBAR 18 GAMBAR 19
LOKASI PENEMPATAN BANTENG BLOROK RUMAH KELUARGA SASTRO WIRATMO
DI TIRTOMOYO SURATMIN
GAMBAR 20 GAMBAR 21
BEKAS KANTOR DESA KRISIK KANTOR DESA KRISIK SEKARANG
GAMBAR 24 GAMBAR 25
TEMPAT BERSIH DESA TIRTOMOYO TEMPAT BERSIH DESA WONOREJO
GAMBAR 26
PETILASAN RAMBUT MONTE
CANDI RAMBUT MONTE DARI BELAKANG PETA LOKASI CANDI RAMBUT MONTE
CANDI RAMBUT MONTE (KEPALA KALA) CANDI RAMBUT MONTE (TAMPAK DEPAN)
GAMBAR 27
PURA AGUNG ARGA SUNYA