Anda di halaman 1dari 4

Mitos yang ada di telaga rambut monte

Rambut Monte merupakan sebuah telaga atau sumber air yang ada di wilayah
Desa krisik Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. Telaga Rambut Monte ini cukup
terkenal dikalangan masyarakat Blitar maupun luar blitar. Yang membuat telaga ini
dikenal masyarakat karena selain sebagai tempat wisata juga sebagai sarana
peribatadan umat hindu karena terdapat candi rambut monte. Selain itu, terdapat juga
beberapa kitos yang ada di rambut monte. Menurut Sudjiman (dalam Hadiwijaya,
2010:21) mengartikan mitos dalam dua pengertian. Pertama, cerita rakyat yang
legendaris atau tradisional, bertokoh luar biasa dan mengisahkan peristiwa-peristiwa
yang tidak dapat dijelaskan secara rasional, seperti terjadinya sesuatu. Kedua,
kepercayaan yang tidak terbukti tetapi diterima mentah mentah. Artinya mitos
sebagai hal yang berhubungan dengan hal gaib dan sebuah kepercayaan yang masih
abstrak. tetapi masyarakat mempercayai adanya mitos di Telaga Rambut Monte.
kepala Desa Krisik Bapak Hari Budi Setiawan (45th) menjelaskan “ disana tidak
diperbolehkan memakai baju warna hijau, tidak boleh memancing, dan tidak boleh
mengambi likan disana”. Tidak boleh memakai baju hijau tersebut karena dipercaya
bahwa telaga ini tembus ke segara kidul, karena warna airnya yang mirip dengan air
laut.

Beberapa mitos yang terkenal dirambut monte terdapat satu yang paling
terkenal yaitu mitos ikan dewa atau ikan sengkaring. Menurut Haryono (2017: 9) Ikan
sengkaring secara taksonomi merupakan jenis yang sama dengan ikan dewa yaitu
Neolissochilus soro. Jenis ikan ini merupakan penghuni utama kolam keramat yang
terletak di Dusun Rambut Monte, Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten
Blitar dengan status sebagai Cagar Budaya. Ikan ini merupakan ikan yang
dikeramatkan oleh masyarakat desa krisik. Masyarakat disana tidak diperbolehkan
dan tidak berani untuk mengambil, memancing, ataupun memasak ikan yang ada di
Telaga Rambut Monte karena ada kepercayaan bahwa yang menganggu akan terkena
musibah. Hal tersebut dijelaskan oleh juru kunci candi rambut monte, ibu karti (62th)
“kaet rien tiang sepah, mboten diganggu. Wong didamel praktek
kale dinas perikanan mboten pareng. Mau dibuat penelitian ngga
boleh sama masyarakat”,“ dari dulu sama orang tua, tidak
diganggu. Akan di gunakan untuk penelitian oleh dinas perikanan
tidak diperbolehkan oleh masyarakat”

Ikan tersebut sudah lama hidup di Telaga Rambut Monte, bahkan masyarakat
mengasumsikan ikan sengkaring ada sejak lama. apabila masyarakat atau pengunjung
menganggu ikan yang ada di telaga maka akan mendapatkan hal buruk, seperti yang
dijelaskan oleh suwarto (53th) “wonten resikone, istilane nggeh dianiyoyo nggeh
saget mbalek teng tiyange niku sakit nopo, terus mengke nyuwun sepuro teng mriku”,
“ada resikonya, isitilahnya kalau di aniyayah dapat kembali ke orang akan sakit apa,
terus meminta maaf di sana”. Hal tersebut yang membuat masyarkat tidak
menganggu kelestarian ikan yang ada di Telaga Rambut Monte.

Selain ada telaga, di kawasan rambut monte juga ada candinya. Keistimewaan
telaga ini sebagai tempat yang dikeramatkan dijadikan sebagai tempat perayaan
bersih Desa Krisik. Menurut Andini (2018:6) Tradisi bersih desa atau Rasulan
mempunyai makna yaitu, pertama sebagai gerakan kebersihan yang dikerjakan oleh
masyarakat setempat secara bergotong- royong. Bersih desa yang diadakan di Desa
krisik ini merupakan sebuah sedekah bumi. Upacara bersih desa mempunyai banyak
sebutan, misalnya sedekah bumi, rasulan, slametan bumi suran dan lainnya. Sedekah
bumi adalah memberi penghargaan kepada bumi dengan persembahan berupa
makanan, Rasulan merupakan istilah bersih desa yang digunakan oleh masyarakat di
Pulau Jawa, slametan bumi dan suran memiliki makna yang sama dengan sedekah
bumi.

Bersih desa yang diadakan di desa Krisik ini diadakan pada hari Jum’at legi di
bulan selo. Menurut Widiarti, dkk (2018: 452) Dalam upacara bersih Desa krisik
terdapay berbagai prosesi mulai dari parade jolen, selamatan hingga, pementasan tari,
serta atur pekelem (menghaturkan sesajen ke dalam telaga), dilaksanakan dengan
antusias oleh masyarakat Desa Krisik. Menurut pak suwarto, parade jolen ini
dilakukan oleh masyarakat dan dilombakan setiap dusun yang ada di Desa krisik.
Puncak dari bersih desa ini saat adanya ritual di Telaga Rambut Monte. Para petuah
di Desa Krisik menyerahkan sesajen Beras Kekelan, Canang, Ambenga, Banten
Prayascita, Cok Bakal, Pejati, Merang, Banten Byakala, Kemenyan, Umpling,
Kembang Setaman, Sajen Jowo, Kembang Telon, Wedhus Kendit, Kembang Boreh di
Candi. Kemudian melempar kepala, tulang, dan kaki kambing kendit agar dimakan
oleh Ikan Sengakring. Mitosnya apabila tidak diberi wedhus kendit asli, yaitu
kambing warna hitam yang memiliki corak putih di perutnya maka akan terjadi hal
buruk pada seseorang yg menyarankannya. Bu sarmi (63th) menjelaskan bahwa

“lek bersih deso ngoten rejo masyarakat nggeh nguncalne


ndas, lulang, sikil wedhus kendet ngoten teng mlebete kolam.
Lakne bade slametan teng mriku tiyange masak mboten angsal
niliki panganane damel menghormati tirose nggeh dayangane
mboten gelem masak sisa”, “Kalau bersih desa itu juga ramai
masyarakat datang. Disana melempar kepala kambing, tulang dan
kaki kambing ke dalam kolam. Kalau mau masak buat acara
selamatan tidak boleh mencicipi makanan yang dibuat guna
menghormati (penunggu) menurut masyarakat penunggu tidak
mau makanan yang sudah di cicipi atau makanan sisa”

Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan, selain mengubah sesaji. Juga tidak
boleh mencicipi saat memasak daging kambing kendit. Upacara bersih desa ini
silakukan setiap tahun, selain untuk rasa syukur juga sebagai sarana gotong royong
dan menghormati Telaga Rambut Monte sebagai tempat yang di keramatkan di Desa
Krisi. Karena apabila masyarakat tidak melaksanakan acara bersih desa, dipercaya
akan mendapat musibah.

Telaga Rambut Monte juga dijadikan masyarakat untuk meminta izin apabila
mengadakan suatu acara seperti pernikahan, khitanan, selametan. Karena masyarakat
percaya bahwa apabila tidak meminta izin maka akan terjadi hal buruk pada acaranya.
Menurut sarmi (63th) “bentuk e nggeh saget lak wonten gawe nyuwun ijen slametan
teng mriku”, “ bentuknya yah jakau ada acara, meminta izin selamat disana”.
Dengan beberapa sesaji seperti kembang telon, rokok klobot, cok bakal dan dupa.
Mitos yang ada di rambut monte masih ada hingga saat ini, dan masyarakat
mempercayai adanya mitos tersebut. Apabila ada yang melanggar dan mendapat hal
buruk, maka seseorang tersebut harus meminta maaf kepada penjaga rambut monte
lebih tepatnya di Candinya. Beberapa hal tersebut menjelaskan bahwa mitos yang ada
di Telaga Rambut Monte menurut Endraswara (2003:194) merupakan Mitos gugon
tuhon, yaitu larangan tertentu. Mitos ini dapat dihubungkan dengan kejadian yang
menimbulkan masalah apabila melanggar mitos tersebut. Adanya mitos ini juga
sebagai bentuk menjaga kelestarian alam yang ada disekitar wilayah Telaga Rambut
Monte.

DAFTAR PUSTAKA :

Endraswara, Suwardi. 2003. Falsafah Hidup Jawa. Tangerang: Cakrawala.


Hadiwijaya. 2010. Tokoh-tokoh Kejawen: Ajaran dan Pengaruhnya. Yogyakarta:
Eule Book.
Ruly Widiarti, Ni Gusti Ayu Agung Nerawati, Poniman. 2018. Tradisi Sedekah
Bumi Di Candi Hindu Rambut Monte Desa Krisik Kecamatan Gandusari
Kabupaten Blitar, Jurnal penelitian Agama Hindu, Vol. 2 (1) Hal. 451-462,
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=601518&val=10818&title=TRADISI%20SEDEKAH%20BUMI
%20DI%20CANDI%20HINDU%20RAMBUT%20MONTE%20%20DESA
%20KRISIK%20KECAMATAN%20GANDUSARI%20%20KABUPATEN
%20BLITAR, diakses pada tanggal 22 April 2019
Andini. 2018. Tradisi Bersih Desa, Studi di Desa Lama Kecamatan Sei Lepan
Kabupaten Langkat, Antropologi Sosial: universitas Sumatera Utara, dari
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/10132/130905108.pdf?
sequence=1&isAllowed=y, diakses pada tanggal 22 April 2019
Haryono. 2017. Beberapa Jenis Ikan Keramat Di Indonesia, Some sacred fishes in
Indonesia. WARTA IKTIOLOGI, Vol. 1 (1) Hal. 7-13, dari http://iktiologi-
indonesia.org/wp-content/uploads/2017/05/2.-Haryono-Ikan-keramat-
WARTA-IKTIOLOGI-_7-13.ok_.pdf, diakses pada tanggal 22 April 2019

Anda mungkin juga menyukai