Anda di halaman 1dari 4

Mitos Air Telaga Suci

Masyarakat sekitar percaya bahwa air dari Telaga Rambut Monte merupakan air bertuah
yang memiliki banyak kisah gaib. Masyarakat percaya bahwa sumber air di tengah telaga
tersebut memiliki jalur gaib yang tembus ke pantai selatan. Kepercayaan tersebut didukung
dengan adanya pasir putih yang mengelilingi pusat mata air dan munculnya bongkahan kayu
yang berbentuk seperti perahu kecil dari dalam sumber mata air.
Masyarakat sekitar yang beragama Hindu menganggap air dari telaga tersebut sangat
suci. Terdapat sebuah perkampungan di desa Krisik yang mayoritas penduduknya merupakan
penganut agama Hindu. Oleh karena itu, air dari telaga sering digunakan untuk beribadah di
pure. Masyarakat Hindu melakukan upacara keagamaan selama dua kali dalam setahun
dengan mengambil air dari telaga untuk penyucian diri. Maka, air dari telaga dipercayai oleh
masyarakat Hindu sebagai air suci.
Air dari telaga juga dipercayai masyarakat sekitar memiliki manfaat dan khasiat untuk
membuat awet muda dan menyembuhkan penyakit. Banyak masyarakat sekitar sengaja
datang ke telaga untuk mengambil air dengan harapan tertentu. Beberapa orang mengambil
air telaga untuk menyembuhkan penyakit, ada juga orang yang datang untuk mendapatkan
kekayaan dan kesuksesan dalam bisnis. Selain itu, beberapa orang juga datang untuk
membasuh muka mereka dengan harapan menjadi awet muda.
Masyarakat sekitar menganggap air dari telaga tersebut sakral dan berhubungan dengan
hal mistis. Beberapa masyarakat sekitar menyaksikan banyak hal ganjil yang terjadi, salah
satunya ketika Gunung Kelud meletus maka sumber air yang berada di tengah akan berisi
banyak pasir dan menjadi semakin beringsut ke bawah. Menurut mereka, kejadian ini
membuktikan bahwa adanya kekuatan supranatural yang menghubungkan antara Rambut
Monte dengan Gunung Kelud.

Mitos Ikan Dewa


Ikan yang hidup di dalam telaga dipercayai masyarakat sekitar merupakan ikan yang
mistis dan sakral. Masyarakat setempat menyebut ikan tersebut sebagai ikan Sengkaring.
Mereka percaya bahwa ikan tersebut telah berusia ratusan tahun dan jumlahnya tidak pernah
berkurang atau bertambah. Ikan Sengkaring yang dianggap sakral dan merupakan ikan
jelmaan. Konon, ikan tersebut berasal dari pantai selatan di Malang yang dibawa oleh
seorang pandai besi dan tidak ada satu pun warga yang berani mengusiknya.
Ikan sengkaring merupakan ikan keramat yang dipercayai oleh masyarakat sekitar. Ikan
sengkaring pernah diambil oleh salah seorang warga dari luar Desa Krisik, meskipun ia
mengetahui ikan tersebut sakral, ia tetap saja mengambilnya dan mengakibatkan orang
tersebut meninggal saat dalam perjalanan pulang. Dahulu juga pernah ada seorang yang
mengambil ikan tersebut untuk dimasak. Akan tetapi, ikan tersebut tidak dapat dimasak
karena semua dagingnya langsung berubah menjadi minyak. Kemudian orang tersebut
akhirnya mati. Beberapa warga sering sengaja menembak ikan tersebut di malam hari.
Mereka yang sengaja membunuh ikan tersebut memiliki motif mistik, seperti sedang
menjalankan ilmu gaib, mencari tumbal, atau mencari kesaktian.
Ikan tersebut dipercaya sebagai penjelmaan punggawa-punggawa kerajaan Maja pahit
yang ditugaskan oleh Rambut Monte untuk menjaga telaga. Jumlah ikan dalam telaga
tersebut selalu tetap, meskipun ada yang mati. Demikian juga dengan ukurannya yang selalu
tetap. Hal ini juga yang membuat ikan ini dikatakan ajaib. Ikan sengaring tersebut memang
unik dan ajaib. Ikan tersebut mirip dengan spesies ikan lele tetapi, ukurannya lebih besar
sekitar ukuran betis orang dewasa. Dikatakan ajaib karena ikan tersebut hanya ingin makan
dengan makanan yang biasa dimakan manusia, misalnya roti. Berdasarkan keterangan
petilasan candi, nama ikan sengkaring disebut sebagai ikan dewa.
Ikan dewa (Tor douronensis) semakin sulit ditemukan karena adanya ketidakseimbangan
ekosistem sungai. Perburuan liar oleh masyarakat dan faktor pencemaran aliran sungai akibat
ulah tangan manusia menjadi salah satu ancaman besar bagi ikan ini. Selain itu, ada juga
faktor penyebab ikan dewa mengalami kepunahan, yaitu ikan dewa membutuhkan waktu
yang cukup lama agar dapat berkembang biak. Ikan dewa memerlukan waktu sekurang-
sekurangnya lima tahun untuk bisa mencapai berat satu kilogram.

Mitos Pohon-pohon Tua


Larangan menebang pohon-pohon tua yang tumbuh di kawasan telaga Rambut Monte
merupakan mitos yang dipercayai masyarakat sekitar. Mereka memercayai adanya roh gaib di
dalam pohon-pohon tersebut. Mereka juga mempercayai adanya kekuatan supranatural yang
berkaitan dengan pohon tersebut. Orang-orang yang dengan sengaja berniat merusak pohon
akan mendapatkan musibah. Mala petaka akan datang pada siapa pun yang menebang,
mengganggu, dan merusak pohon.
Konon, seorang penebang pohon yang sengaja diberi tugas oleh pengelola Rambut
Monte pernah menimpa hal buruk karena menebang pohon tersebut. Ia ditugaskan untuk
memotong beberapa pohon untuk membersihkan dahan-dahan yang mulai rapuh agar terlihat
lebih indah dan rapi. Meskipun sebelum memangkas pohon, orang tersebut telah
berkonsultasi dengan para tetua yang menjadi pawang di sana, namun nasib sial tetap
menimpanya dan keluarganya di keesokan hari.
Pohon-pohon tua tersebut juga dikatakan oleh masyarakat sering menangis dengan
mengeluarkan air mata dan darah bila dilukai. Hal tersebut pernah terjadi sebelumnya, ada
seorang yang dengan sengaja memotong batang pohon tua yang tumbuh di pinggir telaga,
lalu pohon tersebut mengeluarkan darah. Darah yang keluar dari batang pohon yang diluaki
itu dianggap sebagai air mata. Maka dari itu, masyarakat sekitar secara tidak langsung
mengerti bahwa sangat berbahaya jika pohon-pohon yang tumbuh di sekitar telaga dirusak.

Mitos Penunggu Rambut Monte


Masyarakat setempat mempercayai mitos tentang adanya makhluk halus yang berada di
kawasan Telaga Rambut Monte, mereka menuturkan bahwa sering terjadi hal ganjil di
wilayah tersebut yang merupakan ulah dari makhluk halus. Beberapa orang juga pernah
melihat makhluk halus tersebut dalam wujud tengkorak yang berjalan. Ada pula yang
menuturkan pernah melihat makhluk halus berwujud perempuan yang sering disebut
kuntilanak. Selain itu, penjaga Telaga Rambut Monte juga mengatakan bahwa makhluk halus
yang menunggu kawasan itu sangat beragam. Menurutnya, banyaknya penunggu di kawasan
itu dapat diibaratkan sebagai sebuah kerajaan yang dihuni oleh makhluk halus.
Masyarakat mempercayai bahwa siapa pun yang mengunjungi Telaga Rambut Monte
perlu berhati-hati dalam berperilaku. Perilaku yang buruk bisa menimbulkan mala petaka jika
tidak disukai oleh penunggu dan pengunjung diharapkan tidak melakukan tindakan amoral di
tempat tersebut.
Referensi

Sulistyorini, D. (2020). Kosmologi danyang Telaga Rambut Monte dalam bersih desa di Desa
Krisik Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar Jawa Timur. Senasbasa, 4(4), 236–248.
Fitrahayunitisna, F. (2019). Kesadaran Ekologi Dalam Mitos Di Telaga Rambut Monte Desa
Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Studi Budaya Nusantara, 3(1), 40–53.
JawaPos.com. Ikan Sengkaring di Tengah Ancaman Kepunahan, Langka sejak 1995
Jawapos.com. Published June 24, 2020. Accessed July 23, 2021.
https://radarmojokerto.jawapos.com/read/2020/06/24/200722/ikan-sengkaring-di-tengah-
ancaman-kepunahan-langka-sejak-1995
Tritus Julan. Nyaris Punah, Relawan Lepas Ribuan Ikan Dewa di Sungai Pacet Mojokerto.
SINDOnews.com. Published June 22, 2020. Accessed July 23, 2021.
https://daerah.sindonews.com/read/77736/704/nyaris-punah-relawan-lepas-ribuan-ikan-
dewa-di-sungai-pacet-mojokerto-1592816781

Anda mungkin juga menyukai