Anda di halaman 1dari 7

HARI NELAYAN

NAMA ANGGOTA :

1. PERNANDA ERIKA
2. SAKINA LAILA

XI MIPA 8

SMAN 1 PELABUHANRATU

2022
Berawal dari sebuah tradisi di Pantai Pelabuhan Ratu, Hari Nelayan kini menjadi hari besar
nasional. Sejatinya, Hari Nelayan merupakan tradisi turun-temurun untuk mengungkapkan syukur
atas kesejahteraan hidup yang diberikan. Upacara ini diisi dengan tarian tradisional dan pelepasan
sajen ke laut dengan harapan agar hasil tangkapan nelayan semakin meningkat. Namun, berbeda
dengan tempo dulu, sajen yang digunakan dewasa ini berupa benih ikan, benur (bibit udang) dan
tukik (anak penyu) ke tengah teluk Pelabuhan Ratu.

Upacara yang diselenggarakan setiap tanggal 6 April ini didasari oleh keadaan geografis
Indonesia yang diapit oleh dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Oleh
karena itu, Indonesia memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

Namun, kekayaan laut yang dimiliki berbanding terbalik dengan kondisi masyarakat yang tinggal di
sekitarnya. Untuk itu, Hari Nelayan Indonesia menjadi pengingat untuk bersyukur sekaligus
pendorong untuk memajukan kesejahteraan nelayan.
Pesta nelayan di Pelabuhan Ratu ini dilaksanakan dengan prosesi budaya bahari
masyarakat Sunda pesisir dan turut dimeriahkan dengan serbaneka kesenian lokal seperti
disimbolkan dalam tari-tarian yang mengiringi sepasang raja dan ratu yang diarak di atas pedati
sebagai simbol penguasa Ratu Pantai Selatan

HARI NELAYAN NASIONAL: TRADISI PERAYAAN

Perayaan Hari Nelayan Nasional di Indonesia terdiri dari tradisi yang selalu dilakukan
setiap tahunnya. Tradisi-tradisi tersebut di antaranya:

- Perayaan upacara yang diisi dengan tarian tradisional


- Pelepasan sajen (labuh saji) ke laut berupa benih ikan, benur (bibit udang, lobster), dan tukik
(anak penyu)

1. Upacara Labuh Saji

Upacara Labuh Saji adalah Upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat kota Palabuhanratu,
Kabupaten Sukabumi, Jawa barat. Upacara dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang
Hyang Widhi karena telah memberi kesejahteraan.

Dalam bahasa sunda, kata "Labuh" mempunyai arti menjatuhkan benda, sedangkan dalam
konteks ini adalah menjatuhkan sesajen ke laut agar mendapatkan hasil tangkapan ikan yang besar
serta menjaga hubungan baik dengan Nyi Roro kidul sang penguasa pantai selatan.

Upacara ini telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Palabuhanratu untuk
memberikan penghormatan kepada seorang puteri bernama disebut Nyai Puteri Mayang sagara,
karena telah memberikan perhatian besar kepada kesejahteraan nelayan di Palabuhanratu.
2. Asal Usul Putri Nelayan

Dikisahkan Kerajaan Pajajaran sedang dipimpin oleh Nyai Putri Purnamasari. Dalam
suatu peperangan, Nyi Putri didampingi suaminya yang bernama Raden Kumbang Bagus
Setra, serta wakil dari kerajaan bernama Rakean Kalang Sunda menghadapi musuh yang
dipimpin Jaya Antea. Dia dikenal sombong, kejam, tidak menerima takdir, dan penuh
kedengkian. Pasukan Nyi Putri yang jumlahnya banyak terns berkurang. Selain karena diserang
penyakit yang menimbulkan kematian, banyak juga yang kabur karena tak tahan harus keluar
masuk hutan. Akhirnya dari Kerajaan Pajajaran hanya tersisa tiga orang, yakni Nyi Putri
Purnama Sari, Raden Kumbang Bagus Setra, dan Rakean Kalang Sunda. Pertarungan yang
seimbang terjadi antara Jaya Antea dan Raden Kumbang Bagus Setra yang sama-sama sakti.
Ketika sedang berlangsung pertarungan, tiba-tiba bumi terbelah dua. Raden Kumbang
terperosok ke dalamnya, sementara itu Nyi Putri dan Rakean Kalang Sunda kabur ke hutan
hingga mencapai Sungai Cimandiri. Pada suatu ketika Rakean Kalang Sunda bertemu lagi
dengan musuhnya, Jaya Antea. Keduanya pun bertarung sampai ke Gunung Jayanti. Tiba-tiba
senjata kujang Rakean Kalang Sunda jatuh, konon menjadi Area Sembah Jaya Tias. Meskipun
demikian, Jaya Antea tetap terdesak, kemudian berhasil ditendang hingga jatuh ke laut dan
menjadi ikan. Sementara itu, Nyai Putri Purnamasari dikabarkan melahirkan bayi perempuan
yang diberi nama Nyai Putri Mayang Sagara Pamulangan. Adapun Rakean Kalang Sunda
sudah pergi berkelana. Setelah Nyi Ratu Purnamasari tua, kerajaan diserahkan kepada Nyi
Putri Mayang Sagara, dan dia diberi gelar Nyai Ratu Kidul. Palabuhanratu pada saat itu disebut
Nyai Ratu Pakuan ' Pajajaran Mandiri, yang seterusnya disebut Palabuhanratu

FOTO ANGGOTA KELOMPOK

Anda mungkin juga menyukai