Anda di halaman 1dari 2

“Ngrajak” Kekayaan Bahari Pesisir Desa Pagerkidul

Daerah Pager merupakan wilayah di Kecamatan Sudimoro yang berbatasan langsung dengan
Kecamatan Ngadirojo. Letak geografisnya identik dengan daerah pegunungan dan pesisir laut
selatan, tepatnya bagian tenggara Kabupaten Pacitan. Pada awalnya sebagian besar penduduk
bermukim di bagian utara. Untuk bertahan hidup, masyarakat mulai mencari sumber daya alam
demi memenuhi kebutuhan sehari-hari di wilayah selatan yang dekat dengan pantai selatan. Seiring
berjalannya waktu, masyarakat menemukan potensi sumber daya alam sehingga banyak yang
berpindah ke wilayah selatan. Sesuai kesepakatan bersama masyarakat membagi wilayah Pager
menjadi Desa Pagerkidul dan Desa Pagerlor. Karena keterbatasan ekonomi pada zaman dahulu,
masyarakat memanfaatkan air laut sebagai alternatif bumbu dapur akibat ketersediaan garam yang
masih langka. Keadaan tersebut mendorong masyarakat Pagerlor untuk memiliki daerah pesisir
sehingga bagian pesisir timur dimasukkan ke wilayah Desa Pagerlor.

Sejak awal kehidupan masyarakat Desa Pagerkidul sangat sederhana karena hanya
memanfaatkan hasil pertanian yang tidak menentu. Oleh karena itu masyarakat mencari hasil laut
untuk menunjang kebutuhan konsumsi sehari-hari. Pada saat air laut surut masyarakat beramai-
ramai mengumpulkan berbagai macam kerang, hewan laut, maupun rumput laut di sela-sela karang
bebatuan. Kegiatan ini biasa disebut dengan istilah Ngrajak oleh masyarakat setempat. Menurut
filosofi, Ngrajak diyakini sebagai bentuk usaha masyarakat untuk mencari berkah Tuhan Yang Maha
Esa dengan menerima segala rezeki yang diperoleh. Hal ini selaras dengan niat para pengrajak untuk
mencari hasil laut tanpa menargetkan hasil yang diperoleh atau dengan kata lain sakoleh-oleh. Hasil
laut yang diperoleh biasanya berupa kerang seperti usal, beno, buceng, rungken, kuwuk, drajak,
sumpil, iwas-iwas, dan berbagai macam jenis kerang lainnya. Selain itu ada hewan laut seperti
kepiting, udang, timun laut, lobster, dan berbagai jenis ikan. Rumput laut berupa obang-abing, ager-
ager, piteng, ranten, dan rambutan juga sering diperoleh para pengrajak.

Tradisi Ngrajak erat hubungannya dengan pranoto mongso atau penentuan musim karena
para pengrajak dituntut untuk dapat mengerti musim pasang surut air laut dan kondisi ombak.
Pasang surut air laut dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang
saling berinteraksi yaitu laut, matahari, dan bulan. Pasang surut terjadi saat bulan separuh atau
diluar bulan purnama dan bulan baru, biasanya pada pertengahan bulan. Puncak surutnya air laut
hanya berlangsung beberapa jam, bisa terjadi pagi hari, siang hari, sore hari, maupun malam hari.
Oleh karena itu kegiatan Ngrajak tidak dapat dilakukan setiap waktu atau hanya terjadi secara
musiman.

Meskipun wilayah selatan Desa Pagerkidul merupakan pesisir, hanya beberapa tempat yang
dapat dikunjungi para pengrajak. Kondisi yang cocok adalah dasar laut yang berupa karang bebatuan
dengan sedikit pasir sebagai ekosistem hewan laut dan rumput laut. Sebagian yang lain, tepi laut
dikelilingi tebing sehingga tidak memungkinkan untuk dijangkau para pengrajak. Pantai Ngojan
menjadi primadona para pengrajak yang didukung dengan mudahnya akses menggunakan kendaran
bermotor. Pantai lain seperti pantai kunir, tinawu, dan prantenan juga tidak kalah menarik dengan
berbagai macam hasil laut yang tersedia.

Dewasa ini, Ngrajak masih menjadi tradisi masyarakat Desa Pagerkidul bahkan peminatnya
semakin banyak. Para pengrajak handal memperoleh hasil laut lebih banyak dengan kemampuan
memanjat tebing dan menerjang ombak. Yang dulunya Ngrajak hanya untuk kebutuhan konsumsi
pribadi, saat ini hasil Ngrajak juga dapat diperjualbelikan. Seiring berkembangnya teknologi media
sosial sebagai metode pemasaran, masyarakat di luar wilayah juga dapat menikmati hasil laut dan
menambah pendapatan bagi pengrajak.
Di sisi lain kehidupan masyarakat Desa Pagerkidul jauh lebih maju dengan berkembangnya
perekonomian daerah. Hal ini tampak dari adanya keberagaman mata pencaharian di bidang
pertanian, peternakan, perdagangan, dan jasa. Tentunya jenjang pendidikan tinggi yang ditempuh
masyarakat turut mempengaruhi kondisi tersebut. Kaum pemuda ikut berperan aktif dalam
kemajuan Desa Pagerkidul melalui kegiatan olah raga khususnya Turnamen Bola Voly, kegiatan
pelestarian budaya kesenian Reog Ponorogo, dan beberapa kegiatan religi. Semangat kepemudaan
menaruh harapan besar bagi Desa Pagerkidul untuk mengembangkan potensi daerah yang dimiliki.

Wilayah pesisir Desa Pagerkidul sangat berpotensi di segala bidang. Mulai dari pemanfaatan
tempat rekreasi, pemanfaatan lahan tambak udang, dan sarana belajar alam. Pemandangan alam di
sepanjang pesisir pantainya memiliki daya tarik bagi para wisatawan lokal maupun luar. Kedepannya
tradisi Ngrajak bisa dijadikan sebagai program yang dikemas menarik untuk memperkenalkan
sumber daya bahari kepada wisawatan. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran
melestarikan lingkungan khususnya ekosistem laut agar potensi yang dimiliki tidak rusak dan dapat
berkembang. Tentunya perlu dukungan dan kerjasama antara pemerintah desa bersama masyarakat
agar dapat terealisasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai