Anda di halaman 1dari 18

Desa Nelayan Tanjung Kait, Wisata

Tersembunyi di Tangerang
Editor December 4, 2015 - 15:57 Journalism Center, Jurnalisme online, Wisata dan Budaya

Gapura Selamat datang penanda bahwa di balik itulah sebuah desa nelayan fenomenal berada

Sebuah wisata pantai wajib di daerah Tangerang menawarkan suasana baru dalam
pengemasannya. Sebut saja Pantai Wisata Tanjung Kait yang menghadirkan suasana desa
nelayan dengan penduduk yang ramah serta pasar ikan yang selalu ramai dikunjungi setiap akhir
pekan. Pengunjung pantai wisata ini berasal dari daerah Tangerang, Jakarta, dan sekitarnya.
Pantai ini juga menawarkan rumah makan yang dibangun diatas laut, dimana pengunjung bisa
menikmati hidangan laut mereka sambil memandang ke arah cakrawala luas. Lokasinya tidak
begitu jauh, hanya berjarak sekitar 29.5 km dari pusat kota Tangerang, dan bisa ditempuh kira
kira 1,5 jam dari kota Tangerang Selatan.

Bagi warga yang ingin berekreasi dengan berenang di pantai ini, Tanjung Kait sama sekali
tidak memfasilitasi wacana tersebut. Dimana pantai ini hanya diperuntukkan untuk wisatawan
yang ingin memancing, serta banyaknya ubur ubur di sepanjang pesisir pantai. Lalu,
banyaknya kapal nelayan di sepanjang pesisir pantai juga membatasi ruang gerak pengunjung
yang ingin berenang di tempat ini. Adapun fasilitas yang dapat dinikmati adalah, rumah makan
pondok yang dibangun di atas laut, dengan pemandangan ke arah laut lepas, hampir semua
tempat makan di daerah ini menyediakan fasilitas tersebut. Lalu, berbagai aneka hidangan laut
yang banyak tersebar di mana mana, dan pasar ikan yang dikelola oleh masyarakat lokal dan
bila tidak dibeli oleh pengunjung, maka ikan ikan tersebut disebar ke restoran restoran karena
kualitas hasil lautnya yang sangat bagus.
Kegiatan nelayan memanen hasil laut utama khas Tanjung Kait, yaitu kerang hijau

Tentang nelayan di desa ini, hampir sebagian besar semuanya adalah petani kerang hijau. Tiap
tiap warga memiliki tambak kerang hijau sendiri yang dipetak petakan di tengah laut.
Pengunjung yang datang pun bisa langsung menyantap kerang hijau tersebut yang sudah siap
dihidangkan di restoran restoran yang dikelola oleh masyarakatnya. Hal lain yang unik di
tempat ini adalah, pengunjung bisa melihat gundukan cangkang kerang dan kepiting yang
terdapat di tengah tengah desa. Cangkang bekas ini digunakan oleh warga dalam pembuatan
empang dan tambak baru. Intinya adalah, para nelayan di desa ini cukup ahli dalam
memanfaatkan baik daging dan cangkang kerang sebagai hasil laut utama daerah ini.

Tidak hanya kerang, Rajungan pun menjadi salah satu primadona di tempat ini. Bentuk
binatang ini seperti lobster namun lebih panjang. Kalau diumpamakan seperti kelabang laut
karena bentuknya, ujar salah satu nelayan di desa tersebut saat menawarkan berbagai macam
hasil tangkapannya.

Rahmat Hidayat, seorang pendatang dari Kota Bumi, sudah 1 minggu lamanya berada di desa
nelayan ini. Dengan berbekal baju ganti dan peralatan mandi, bapak yang sudah berkeluarga ini
rela menghabiskan 1 minggunya di desa Tanjung Anom, kecamatan Mauk dimana wisata
Tanjung Kait berada demi memuaskan hobinya dalam memancing ikan laut.

Ini saya udah hampir seminggu disini, terus saya tidur di saung ini. Dan warga juga sekarang
udah biasa sama saya.. Tujuannya sih saya pingin mancing ampe bosen hahaha.. ujarnya saat
tim menemuinya sedang beristirahat dibawah sebuah saung.

Tanjung Kait memang sangat diunggulkan dengan wisata pemancingannya, begitu kita masuk ke
dalamnya, terdapat banyak penyewaan kapal dan perahu yang menyediakan jasa untuk
memancing di tengah laut. Bahkan, banyak sekali foto foto ikan besar hasil tangkapan nelayan
sebagai bukti betapa kayanya hasil laut Tanjung Kait lewat ikan yang melimpah.
Salah satu kegiatan ibu ibu di desa Nelayan ini adalah membersihkan lumpur dan parasit yang
menempel pada permukaan cangkang kerang

http://fikom.umn.ac.id/2015/12/04/desa-nelayan-tanjung-kait-wisata-tersembunyi-di-tangerang/

Begini Proses Pembuatan Ikan Asin di Desa


Surya Bahari Tangerang

Selvi Purwanti | May 10 2016, 03:34


Pengolahan ikan asin di Desa Surya Bahari, Tangerang, Senin (9/5) (Merahputih/ Rizki
Fitrianto)

MerahPutih Kuliner - Ikan Asin menjadi salah satu menu makanan yang menjadi favorit
banyak masyarakat. Rasanya yang asin dan gurih serta harganya yang cukup terjangkau bagi
kalangan menengah kebawah membuat ikan asin sering menjadi buruan banyak para ibu rumah
tangga untuk dijadikan teman menu santapan bersama keluarga.

Tapi pernahkah Anda mengetahui bagaimana proses pembuatan ikan asin yang biasa Anda
konsumsi itu. Salah satu tempat pembuatan ikan asin terletak di daerah Desa Surya Bahari
Tangerang Utara, yang sudah cukup terkenal.

Penjual pengolahan ikan asin yang berada di Desa Surya Bahari Tangerang Utara memiliki
pelanggan tersendiri yang setiap harinya datang, mulai dari pelanggan yang merupakan penjual
ikan asin dipasar hingga distributor berskala nasional.
Pengolahan ikan asin di Desa Surya Bahari Tangerang Utara dikenal dengan kualitas ikan yang
baik dan tanpa pengawet.

Pengolahan ikan asin sejak pagi sudah disibukan dengan mengolah ikan hasil tangkapan nelayan
menjadi ikan asin, terdapat 12 orang pekerja yang tergabung dalam kelompok pengolah ikan Dwi
Putri di Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Terdapat sejumlah jenis
ikan yang akan diolah menjadi olahan ikan asin seperti ikan Kapasan, Biji Nangka, Baronang
kecil, Sangge, Perek, Marlin dan cumi.
Ikan hasil tangkapan nelayan itu lalu di rendam ke dalam air dan diberi garam kedalam
rendamannya, setelah ditaburkan garam kemudian rendaman ikan di aduk hingga garam merata
dan untuk mengetahui jika garam sudah merata adalah ikan akan mengapung seluruhnya
kepermukaan.

Seluruh kelompok pekerja ikan asin di Desa Surya Bahari Tangerang Utara dalam mengolah
ikan asin tidak menggunakan bahan pengawet, hampir seluruh kelompok pekerja pengolahan
ikan asin menjadi anggota binaan Dinas Perikanan dan Kelautan.
Dalam proses pengolahan ikan asin yang tidak menggunakan bahan pengawet sangat terlihat
perbedaannya dalam tahap penjemuran, ikan asin yang tidak menggunakan bahan pengawet
dalam proses penjemuran akan berubah warnanya dari semula namun jika pengolahan ikan asin
menggunakan bahan pengawet (formalin) warna dari olahan ikan asin tidak akan berubah dari
semula.

Setelah dijemur selama 1-2 hari hingga mengering, ikan asin siap untuk dijual dan dipasarkan.
Harga ikan asin berkisar dari Rp10.000 - Rp150.000 per Kg. Ikan asin jenis campuran dan
kapasan dijual dengan harga Rp10.000 dan ikan Marlin serta cumi dijual dengan harga
Rp100.000 - Rp150.000 per Kg.
BACA JUGA:

https://merahputih.com/post/read/begini-proses-pembuatan-ikan-asin-di-desa-surya-bahari-tangerang

TUGAS TI KELOMPOK 11
Tugas Teknologi Informasi Perikanan Tangkap

Jumat, 24 Mei 2013


SISTEM INFORMASI PERIKANAN TANGERANG
Kondisi Geografis

Kabupaten Tangerang terletak di bagian Timur Propinsi Banten pada koordinat 10620'-10643' Bujur
Timur dan 600'-620' Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Tangerang 1.110,38 Km2 atau 12,62%
dari seluruh luas wilayah Propinsi Banten dengan Batas wilayah:

Dari sebelah Utara wilayah ini berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi
DKI Jakarta dan Kota Tangerang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok,
sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Lebak. Secara Topografi, Kabupaten
Tangerang berada pada wilayah dataran yang terdiri dari wilayah dataran rendah dan dataran tinggi.
Dataran rendah sebagian besar berada di wilayah Utara yaitu Kecamatan Teluknaga, Mauk, Kemiri,
Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pakuhaji, dan Sepatan. Sedangkan dataran tinggi berada di wilayah Bagian
Tengah ke arah Selatan.

Potensi dan Peluang Ekonomi

Seperti telah dikemukakan, Kabupaten Tangerang telah lama menyandang predikat sebagai sentra
industri. Karena banyaknya ditemukan pabrik-pabrik industri, terutama pada jenis industri tekstil,
pakaian jadi, dan kulit. Pendapatan dari industri tersebut mencapai 2,6 trilyun rupiah. Besarnya
pendapatan ini mencerminkan besarnya potensi yang dimiliki oleh jenis industri tersebut. Potensi ini
ditunjang oleh lokasi Kabupaten Tangerang yang sangat dekat dengan Ibukota dan transportasi yang
mudah serta memadai. Hal ini memperlancar ekspor barang hasil produksi.
JENIS INDUSTRI JUMLAH TENAGA PENDAPATAN

USAHA KERJA (JUTA RUPIAH)

Tekstil, pakaian jadi, & 140 113.441 2.600.861


kulit

Barang dari logam, 161 28.827 1.399.524


mesin,

dan perlengkapannya

Kimia, barang dari 115 17.168 1.120.448


kimia, minyak,

batubara, & barang


dari plastik

Makanan; minuman, 61 7.401 1.076.654


dan tembakau

PERIKANAN

Kegiatan sektor perikanan di Kabupaten Tangerang meliputi kegiatan perikanan laut, perikanan perairan
umum (rawa, situ, ex galian pasir, sungai), tambak, kolam dan mina padi. Pada tahun 2005 produksi
perikanan laut mencapai 16.532,71 ton, produksi perikanan perairan umum mencapai 157,54 ton,
produksi budi daya air payau mencapai 7.309,5 ton, produksi budi daya ikan mencapai 2.096,4 ton.

Perkembangan Produksi Penangkapan Ikan Tahun 2002-2005 (Ton)

No. Uraian 2002 2003 2004 2005


1. Penangkapan Ikan Laut 16.849,30 16.895,00 17.726,20 16.532,71

2. Penangkapan Ikan Perairan Umum 122,60 130,00 123,00 157,54

3. Budidaya Air Payau 7.486,20 7.486,90 6.401,30 7.309,5

4. Budidaya Ikan 1.951,00 2.055,03 2.192,90 2.096,

Daerah penangkapan ikan

Daerah penangkapan ikan (fishing ground) merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan operasi penangkapan ikan. Daerah penangkapan ikan para

nelayan di Kabupaten Tangerang meliputi: Pulau Seribu, Perairan Tanjung Priuk

(Pulau Damar), Pulau Pari, Sumatra, Lampung (Maringge), dan Subang (Dinas

Perikanan Tangerang, 2008).

Jenis-jenis ikan yang tertangkap oleh nelayan Kabupaten Tangerang dari

berbagai daerah penangkapan diatas sangat beragam, diantaranya jenis ikan yang

banyak tertangkap adalah peperek (Secutor ruconius), manyung (Arius thalassinus),

biji nangka (Upeneus sulphureus) , bambangan (Lutjanus spp), kerapu (Ephinephelus

spp), kakap (Lates calcarifer), kurisi (Nemipterus spp), ekor kuning (Caesio pisang),

tigawaja (Johnius dussumieri), cucut (Sphyrhinidae), pari (Trigonidae), selar (Caranx

bucculentus), kuwe (Caranx sexfasciatus), tetengkek (Megalapis cordyla), belanak

(Mugil cephalus), japuh (Dussumieria acuta), tembang (Sardinella fimbrinata),

kembung (Rastrelliger kanagurta), tenggiri (Scomberomorus comersonii), layur

(Trichiurus savala), cumi-cumi (Loligo spp), dan udang (Penaeus).


Penyebaran PPI di Kota Tangerang

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) adalah sebagai suatu tempat bagi para

nelayan untuk mendaratkan hasil tangkapannya atau pelabuhan perikanan dalam skala

yang lebih kecil (tipe D) (Direktorat Jenderal Perikanan, 1991). PPI pada dasarnya

tidak berbeda dengan pelabuhan perikanan (PP), hanya kualitas bobot kerja,

produktifitas, kapasitas fasilitas yang lebih kecil dengan pelabuhan perikanan tipe A,

B, C. Tangerang memiliki 7 PPI yang tersebar di berbagai kecamatan antara lain PPI

Kronjo, Benyawakan, Ketapang, Karang Serang, Cituis, Tanjung Pasir dan Dadap 25

Tabel 4 dan Lampiran 1. Dari 7 PPI yang ada, sebanyak 3 PPI tergolong baik yaitu

PPI Cituis, PPI Tanjung Pasir, dan PPI Kronjo. PPI tersebut mempunyai Tempat

Pelelangan Ikan (TPI), yang setiap harinya sangat aktif melelang ikan jika dibandingkan

dengan 4 PPI lainnya.

Tabel 4 Penyebaran daerah PPI di Kab. Tangerang, 2008

No. Nama PPI Kecamatan

1 Kronjo Kronjo

2 Benyawakan Kemiri

3 Ketapang Mauk

4 Karang Serang Serang Sukadiri

5 Cituis Pakuhaji

6 Tanjung Pasir Teluk Naga

7 Dadap Kosambi
Sumber : http://www.Tangerangkab.go.id/, 2008

Sumber: banten.kadinprovinsi.or.id

http://ti-psp.blogspot.co.id/2013/05/sistem-informasi-perikanan-tangerang.html?m=1

POTRET POTENSI PERIKANAN DI SURYA BAHARI (CITUIS)

Desa Surya Bahari terletak di pesisir utara Pulau Jawa tepatnya di Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten
Tangerang. Wilayah tersebut berjarak 50 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang. Desa
Surya Bahari termasuk ke dalam pusat pertumbuhan Teluknaga yang akan dikembangkan menjadi
daerah pariwisata bahari dan alam, industri maritim, pelabuhan laut, perikanan serta pertambakan
(www.tangerangkab.go.id ).

Desa Surya Bahari memiliki potensi perikanan yang tinggi karena daerahnya yang berbatasan langsung
dengan Laut Jawa. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Surya Bahari sudah cukup memadai
dengan adanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cituis, Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Samudera, tempat
pengisian bahan bakar, dan dermaga.

Dermaga Surya Bahari merupakan jalur transportasi masyarakat menuju pulau-pulau yang terdapat di
sekitar wilayah perairan Laut Jawa atau sebaliknya. Kapal-kapal yang bersandar di dermaga Surya Bahari
dioperasionalkan menuju Pulau Lancang, Tanjung Pasir, serta Kepulauan Seribu yang meliputi Pulau
Tidung dan Pari. Kapal yang beroperasi menuju Pulau Lancang dan Tanjung Pasir biasanya selalu ada
sepanjang hari dengan tarif Rp. 12.000,. Sedangkan kapal yang dioperasikan menuju Kepulauan Seribu
hanya ada dua kali dalam setiap hari dengan tarif Rp. 25.000,.
Kapal nelayan yang dioperasikan untuk penangkapan ikan juga bersandar di dermaga tersebut. Alat
tangkap yang digunakan adalah pukat cincin dan jaring insang (Gillnet). Nelayan di Surya Bahari memiliki
keterampilan dalam membuat alat tangkap. Jadi, biaya yang digunakan lebih efisien karena nelayan
hanya membeli bahan-bahan untuk membuat alat tangkap. Kapal nelayan tersebut biasanya
dioperasikan dalam waktu satu hari sampai satu minggu. Operasi penangkapan ikan masih sangat
dipengaruhi oleh cuaca, jika tidak memungkinkan para nelayan tidak akan pergi melaut.

Komoditas ikan yang merupakan hasil tangkapan utama di Desa Surya Bahari meliputi udang, cumi,
tongkol, tenggiri, tembang, bawal, ayam-ayam, dan lain-lain. Komoditas ikan yang didaratkan di
dermaga Surya Bahari akan dibawa ke tempat pelelangan ikan (TPI) Cituis. Operasional TPI Cituis di
kelola oleh KUD Mina Samudera yang bekerja sama dengan pihak swasta. Proses pelelangan akan
dikendalikan oleh juru lelang yang biasanya ada dua orang dari pihak TPI Cituis. Setiap komoditas yang
didaratkan harus dijual melalui proses pelelangan, konsumen yang memberikan penawaran harga
tertinggi yang berhak untuk sejumlah ikan yang ditawarkan.

Pemerintah merencanakan relokasi TPI Cituis dilaksanakan pada tahun 2010. Bangunan yang digunakan
untuk lokasi TPI yang baru sudah terealisasi, tinggal tahap akhir. Lokasi yang baru posisinya lebih
mendekat ke laut sehingga nelayan langsung ke TPI karena sudah tersedianya dermaga. Akan tetapi,
para nelayan kurang memiliki respon yang baik terhadap hal tersebut. Selain itu, rusaknya infrastruktur
jalan akibat pembangunan lokasi baru semakin membuat nelayan geram.

Sarana dan prasarana untuk penanganan ikan yang tersedia di TPI Cituis belum memadai seperti tidak
tersedianya air bersih, pabrik es, dan keranjang ikan. Hal tersebut menunjukan proses penanganan ikan
yang dilakukan di TPI Cituis masih belum memperhatikan prinsip C3Q (Cold, Clean, Careful, and Quick).
Fakta yang terjadi di lapangan bahkan lebih memprihatinkan, ikan yang dilelang di TPI Cituis hanya
dihamparkan diatas lantai yang sangat kotor dan bersatu dengan lalu lalang konsumen yang ada di
tempat.

Ikan yang tidak habis terjual pada saat proses pelelangan biasanya masih dimanfaatkan menjadi ikan
asin. Akan tetapi, para pengolah ikan asin kesulitan untuk mendapatkan garam. Biasanya garam yang
digunakan didatangkan dari Jawa Tengah sehingga produksinya sangat tergantung pada pasokan garam
tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa produk olahan ikan di Desa Surya Bahari jumlahnya masih
sangat terbatas.

Penjelasan diatas menunjukan bahwa potensi perikanan yang terdapat di salah satu wilayah Kabupaten
Tengerang memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Hasil observasi menunjukan
bahwa pemanfaatan hasil perikanan yang dilakukan di Desa Surya Bahari belum optimal. Kondisi
tersebut seharusnya menjadi kewajiban kita semua untuk mengembangkan potensi yang sudah ada,
terutama civitas akademik Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta dalam partisipasinya untuk
pembangunan perikanan dan kelautan Propinsi Banten.

http://rajalautbanten.blogspot.co.id/2011/06/potret-potensi-perikanan-di-surya.html
Sektor Nelayan

Desa Surya Bahari memiliki potensi perikanan yang tinggi karena daerahnya yang
berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa
Surya Bahari sudah cukup memadai dengan adanya Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Cituis, Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Samudera, tempat pengisian bahan bakar, dan
dermaga. Dermaga Surya Bahari merupakan jalur transportasi masyarakat menuju
pulau-pulau yang terdapat di sekitar wilayah perairan Laut Jawa atau sebaliknya. Kapal-
kapal yang bersandar di dermaga Surya Bahari dioperasionalkan menuju Pulau
Lancang, Tanjung Pasir, serta Kepulauan Seribu yang meliputi Pulau Tidung dan Pari.

Ikan yang tidak habis terjual pada saat proses pelelangan biasanya masih
dimanfaatkan menjadi ikan asin. oleh Produsen, ikan asin diolah secara
tradisional. Akan tetapi, para pengolah ikan asin kesulitan untuk mendapatkan garam.
Biasanya garam yang digunakan didatangkan dari Jawa Tengah sehingga produksinya
sangat tergantung pada pasokan garam. Hal tersebut menunjukan bahwa produk
olahan ikan di Desa Surya Bahari jumlahnya masih sangat terbatas.Komoditas ikan
yang merupakan hasil tangkapan utama di Desa Surya Bahari meliputi udang, cumi,
tongkol, tenggiri, tembang, bawal, ayam-ayam, dan lain-lain. Komoditas ikan yang
didaratkan di dermaga Surya Bahari akan dibawa ke tempat pelelangan ikan (TPI)
Cituis. Nelayan di Surya Bahari memiliki keterampilan dalam membuat alat tangkap.
Kapal nelayan tersebut biasanya dioperasikan dalam waktu satu hari sampai satu
minggu. Operasi penangkapan ikan masih sangat dipengaruhi oleh cuaca, jika tidak
memungkinkan para nelayan tidak akan pergi melaut.

2. Sektor Pertanian
Selain itu Desa Surya Bahari juga memiliki area pertanian yang sangat luas memiliki
berbagai potensi di dalam sektor pertatanian, mayoritas petani yang ada di surya bahari
menanam padi.Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan signifikan bagi
perekonomian Indonesia. Sektor pertanian menyerap 35.9% dari total angkatan kerja di
Indonesia dan menyumbang 14.7% bagi GNP Indonesia (BPS, 2012). Fakta-fakta
tersebut menguatkan pertanian sebagai megasektor yang sangat vital bagi
perekonomian Indonesia. Jika petani yang ada di desa Surya Bahari mendapatkan
perhatian yang khusus maka akan mendapatkan peranan yang signifikan pada saat
panen raya. karena di desa ini jika di perhatikan memiliki area pesawahaan yang
sangat luas.
1. Profil Desa

Pintu Masuk Desa Surya Bahari


Desa Surya Bahari terletak di pesisir utara Pulau Jawa tepatnya di Kecamatan
Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. secara geografis kecamatan pakuhaji terletak pada
posisi sebelah utara yang membentang dari utara selatan sepanjang 6 km, dan dari
barat ke timur sepanjang 17 km. Pakuhaji termasuk kewilayah administrasi kabupaten
Tangerang dengan perbatasan sebagai berikut :

Utara Laut Jawa

Selatan Kecamatan Sepatan

Barat Kecamatan Sukadiri

Timur Kecamatan Teluknaga


Peta Desa Surya Bahari

Keadaan topografi wilayah Kecamatan Pakuhaji berupa dataran rendah, umumnya


membentuk dataran cukup luas dengan sebagian dialiri sungai induk
Cisadane. wilayah kecamatan Pakuhaji rata-rata beriklim tropis dengan
temperatur 22o C s.d 33o C, kelembaban udara berkisar antara 45% s.d 75% dan dengan
kecepatan angin rata-rata 1937 cm/s.

Desa Surya Bahari tersebut berjarak 50 km dari pusat pemerintahan Kabupaten


Tangerang. Desa Surya Bahari termasuk ke dalam pusat pertumbuhan Teluk naga
yang akan dikembangkan menjadi daerah pariwisata bahari dan alam, industri maritim,
pelabuhan laut, perikanan serta pertambakan.

Dermaga Desa Surya Bahari


Dermaga Desa Surya Bahari

http://desa-suryabahari.blogspot.co.id/2015/06/profil-desa.html?view=snapshot

Anda mungkin juga menyukai