Teori Beban Kognitif merupakan teori psikologis yang menjelaskan
tentang besarnya beban yang terjadi dalam kognitif manusia yang disebabkan tuntutan tugas yang melebihi kapasitasnya (Kalyuga, 2011). Komponen utama dari arsitektur kognitif manusia adalah memori jangka panjang (long term memory) dan memori jangka pendek (short term memory). Memori jangka panjang memiliki sifat dalam penyimpanan informasi yang tak terbatas artinya mampu menyimpan informasi dalam jumlah banyak dan dalam kurun waktu yang lama. Suatu informasi tidak akan pernah hilang dalam memori jangka panjang hanya saja jika seseorang kehilangan kemampuan untuk menemukan informasi tersebut dalam ingatan (Kalyuga, 2011). Memori jangka pendek memiliki sifat dalam penyimpanan informasi yang terbatas artinya mampu menyimpan informasi dalam jumlah terbatas selama beberapa detik. Dalam memori jangka pendek atau yang memiliki kata lain memori kerja (working memory) merupakan tempat pikiran dalam mengoperasikan informasi dan mengorganisasikannya untuk disimpan atau dibuang, dan menghubungkannya pada informasi lain. Teori beban kognitif bahwa beban yang diterima oleh memori kerja dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu, beban kognitif intrinsik (intrinsic cognitive load), beban kognitif ekstrinsik (extraneous cognitive load), dan beban kognitif germane (germane cognitive load).
Beban kognitif intrinsik ditentukan oleh tingkat kesulitan informasi atau materi yang sedang dipelajari (Mayer dan Moreno, 2010). Selain itu kesulitan informasi juga memperhitungkan seberapa banyak unsur yang ada dalam suatu materi dan bagaimana unsur-unsur tersebut saling terkait. Jika ada banyak unsur dalam materi tersebut dan saling terkait dengan cara yang rumit maka beban kognitif intrinsiknya tinggi. Sebaliknya, beban kognitif intrinsik rendah jika materinya tidak rumit yakni masing-masing unsur dalam materi tersebut bisa dipelajari secara terpisah dan gampang (Mayer, 2009). Beban kognitif intrinsik tidak dapat dimanipulasi karena sudah menjadi karakter dari interaktifitas elemen-elemen di dalam materi. Sehingga, beban kognitif intrinsik ini bersifat tetap. Beban kognitif intrinsik tergantung pada dua faktor yaitu: (1). jumlah elemen yang harus diproses secara bersamaan dalam memori kerja pada setiap tugas belajar; (2) pengetahuan awal yang dimiliki oleh peserta didik.
Beban kognitif ekstrinsik bergantung pada cara penyajian materi yang akan dipelajari. Penataan dan penyajian materi yang baik dapat menurunkan beban kognitif ekstrinsik. Jika penyajian materi tidak dirancang dengan baik maka terjadi pemrosesan kognitif yang tidak relevan dan efisien (Mayer, 2009).
3. Beban Kognitif Germane (Germae Cognitive Load).
Beban kognitif Germane adalah beban kognitif yang diakibatkan oleh proses kognitif yang relevan dengan pemahaman materi yang sedang dipelajari dan proses konstruksi (akuisisi skema) pengetahuan. Jika tidak ada beban kognitif Germane, berarti memori kerja tidak dapat mengorganisasikan, mengkonstruksi, mengkoding, mengelaborasi atau mengintegrasikan materi yang sedang dipelajari sebagai pengetahuan yang tersimpan dengan baik di memori jangka panjang. Hubungan antara beban kognitif ekstrinsik dan Germane yaitu jika beban kognitif ekstrinsik berkurang, maka secara otomatis beban kognitif Germane secara otomatis akan meningkat karena peserta didik akan mencurahkan upaya yang sama untuk belajar terlepas dari efektifitas pelajaran.