Petik laut adalah sebuah upacara adat atau ritual sebagai rasa syukur kepada Tuhan, dan untuk memohon berkah rezeki dan keselamatan yang dilakukan oleh para nelayan Upacara Tradisional Petik Laut
Yang dimaksud dengan Petik Laut dapat di
jelaskan menurut arti harfiah sebagai berikut “Petik” berarti ambil pungut atau peroleh. “Petik Laut” berarti memetik, mengambil, memungut atau memperoleh hasil laut berupa ikan yang mampu menghidupi nelayan. Maksud • Penyelenggaraan upacara Petik Laut dikandung maksud sebagai pengungkapan dari perasaan syukur, usaha dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dilakukan secara berkelompok khususnya bagi masyarakat nelayan. • Pengungkapan perasaan tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan tasyakuran sampai dengan tradisi masyarakat secara beramai-ramai melakukan upacara di tengan laut, sesuai dengan tradisi yang masih hidup dilingkungan masyarakat nelayan sebagai usaha mewarisi tradisi para leluhur yang sudah berlangsung sejak dalam kurun waktu yang lama. Tujuan
• Mensyukuri atas Rahmad Tuhan Yang Maha Esa yang
telah dilimpahkan berupa hasil penangkapan ikan yang tidak kunjung henti-hentinya sepanjang massa. • Sebagai salah satu media permohonan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, agar selalu memperoleh perlindungan dan dijauhkan dari segala marabahaya, dianugerahi keselamatan dan hasil yang lebih melimpah lagi. • Sebagai salah satu upaya menanamkan perasaan cinta bahari bagi masyarakat nelayan , sehingga kehidupan laut yang telah mendatangkan manfaat bagi kehidupan laut dapat terpelihara secara lestari. Awal Pelaksanaan Petik Laut
• Salah seorang sesepuh masyarakat nelayan
menceritakan bahwa pada tahun 1901, Pada saat itu telah diselenggarakan Upacara Petik Laut, yang cara meracik sesajinya telah mengikuti cara yang di pergunakan oleh masyarakat nelayan sebelumnya. • Berdasarkan informasi tersebut di sisi lain mengandung arti bahwa kegiatan Petik Laut merupakan tradisi masyarakat yang berlangsung sejak waktu yang cukup lama dan sampai sekarang masih terpelihara dengan baik di hati masyarakat. Peserta Pelaksanaan upacara Petik Laut Muncar diikuti oleh seluruh masyarakat nelayan para pejabat dan undangan serta hadirin para pengunjung dari masyarakat disekitar ikut memeriahkan kegiatan Petik Laut tersebut. Sebagai bagian dari ritual , seorang anak muda dan perempuan berpose bersama pasangan pernikahan untuk prosesi Petik laut . Rituial juga merayakan sosok lain dari mitologi Jawa : Nyi Roro Kidul , Ratu Laut Selatan . Untuk menghormati Ratu, yang masih dihormati sebagai pelindung nelayan , seorang gadis muda dari desa itu berpakaian seperti Nyi Blorong , salah satu penjaga Roro Kidul itu . Kelengkapan upacara Kepala Kambing “Kendit” Kue-kue sebanyak 44 macam Buah-buahan Pancing emas Candu Pisang saba mentah Pisang raja Nasi tumpeng, nasi gurih, nasi lawuh yang setinggi 2 meter , Tumpeng ini membutuhkan 75 kilogram beras , Kerucut hiasi dengan kepiting merah , sayuran , buah-buahan dan mie diatur untuk terlihat seperti dusun nelayan , dengan ayam di atasnya . Sementara itu, korban yang akan dilakukan oleh sesajen gitik terdiri sengkolo jenang , jenis bubur ( bubur ) yang dibuat dengan gula merah , diyakini memberikan keamanan dan menangkal kejahatan . Juga termasuk adalah ayam panggang , kue beras , nasi kuning , tumpeng kecil , labu , kelapa , pisang , umbi-umbian dan , untuk atas hal-hal , kepala kambing . Sepasang patung disebut loro Blonyo dimasukkan . Angka-angka menggambarkan dua karakter dari mitologi Jawa , Raden Sadana , manifestasi dari Wisnu , yang mempertahankan alam semesta , dan Dewi Sri , dewi kesuburan , sebagai suami dan istri . Ayam jantan hidup 2 ekor Kinangan dan lain-lain. Rangkaian Pelaksanaan Upacara. Malam tasakuran ider bumi upacara pelepasan sesaji Malam Tasakuran
Malam menjelang pelaksanaan upacara
Petik Laut, hampir seluruh masyarakat nelayan di melakukan tirakatan sampai pagi dengan satu harapan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi dan senantiasa dalam pelaksanaan Petik Laut pada siang harinya selamat tidak ada halangan apapun. Ider Bumi Pagi hari ± 06.00 WIB, sesaji yang telah siap di dalam “Gitik” dan ditempatkan di rumah Pawang, diangkut menuju ke tempat upacara sambil terlebih dahulu diarak keliling dilingkungan perkampungan nelayan, diiringi oleh perangkat kesenian pengiring berupa Terbangan, Gandrung, bersama-sama dengan kegiatan kelompok masyarakat nelayan menuju ke tempat upacara pelepasan sesaji. Upacara Pelepasan Sesaji Di tempat yang telah ditentukan biasanya mengambil tempat di tepi pantai pada tanggal 15 Muharram, biasanya, dimulai pada pukul 09.00 WIB. Perahu yang membawa Gitik yang brisi sesaji di tempatkan paling depan dan kemudian diikuti oleh iring-iringan perahu nelayan yang membawa ke tengah laut untuk dilarung.