Latar belakang
Latar belakang dibuat nya tulisan ini yang pertama adalah untuk memenuhi tugas
ekonomi pembangunan mengenai analisis kondisi ekonomi di Provinsi NTT. Lalu
sebagai penambah pengetahuan mengenai provinsi NTT dari segi pendapatan, mata
pencarian , struktur ekonomi dan lain sebagainya. Provinsi Nusa Tenggara Timur
merupakan Provinsi yang termasuk kategori paling miskin di Indonesia. Penduduk di
Provinsi Nusa Tenggara Timur diperkirakan saat ini berjumlah 4,446,433 jiwa (BPS
NTT, 2007). Selama periode 1996-1999, jumlah penduduk miskin di Provinsi Nusa
Tenggara Timur mengalami kenaikan yaitu 1.395.100 jiwa pada tahun 1996 menjadi
1.779.000 jiwa (46,73%) pada tahun 1999. Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi
Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik pada Tahun 2003, jumlah penduduk
miskin di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun 2003 turun menjadi 1.165.900
jiwa dan pada Tahun 2004 turun lagi menjadi 1.152.100 jiwa.
B. Permasalahan
1. Menggambarkan secara umum Perkembang Ekonomi,Kondisi Kemiskinan dan
Perubahan Struktur Ekonomi di NTT
1
2. Menganalisis perkembangan ekonomi, kondisi kemiskinan, dan perubahan
struktur ekonomi di NTT
3. Data-data
C. Pembahasan
1. Gambaran Umum Nusa Tenggara Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki
penduduk yang beraneka ragam, dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2008 tanggal 31 Januari
2008, luas daerah Provinsi NTT adalah 48.718,10 kilometer persegi atau sebesar 2,55
persen dari total luas daerah wilayah Indonesia (BPS, 2009). Provinsi NTT terletak
antara 80-1200 Lintang Selatan dan 1180-1250 Bujur Timur dan memiliki 1.192 pulau
(42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni). Sebagian besar wilayahnya bergunung
dan berbukit, hanya sedikit dataran rendah. Memiliki sebanyak 40 sungai dengan
panjang antara 25-118 kilometer (BPS, 2010). Sebagai bagian dari negara maritim,
Provinsi NTT dikelilingi oleh perairan maupun daratan. Provinsi NTT di sebelah utara
berbatasan dengan Laut Flores, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera
Indonesia, sebelah barat berbatasan dengan pulau Sumbawa dan Provinsi NTB, dan di
sebelah timur berbatasan dengan negara Timor Leste.
Total PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun 2000 menurut
kabupaten/kota di Provinsi NTT menunjukkan peningkatan dari tahun 2007 sampai
2010 (Tabel 4.1).
2
Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010
1. Sumba Barat 258,72 270,85 284,83 300,69
2. Sumba Timur 613,75 655,13 682,57 715,50
3. Kupang 893,99 931,23 969,88 1.009,56
4. Timor Tengah Selatan 843,14 879,82 915,56 954,25
5. Timor Tengah Utara 416,49 446,62 471,67 498,97
6. Belu 813,19 930,31 974,40 1.022,05
7. Alor 375,48 393,00 409,23 429,13
8. Lembata 134,53 139,37 145,60 152,44
9. Flores Timur 545,45 571,07 590,41 624,82
10. Sikka 742,62 789,83 821,37 858,01
11. Ende 687,85 721,01 757,64 797,81
12. Ngada 344,02 364,56 382,95 403,88
13. Manggarai 512,29 534,94 562,82 595,47
14. Rote Ndao 289,59 315,77 330,54 347,51
15. Manggarai Barat 359,29 381,36 394,79 408,24
16. Sumba Barat Daya 336,00 351,76 369,06 385,17
17. Sumba Tengah 91,97 94,60 97,56 101,20
18. Nagekeo 266,47 280,66 293,95 307,23
19. Manggarai Timur 338,83 350,93 369,28 385,78
20. Sabu Raijua 126,17 128,89 136,32 146,97
21. Kota Kupang 1.860,99 2.000,22 2.122,33 2.296,92
NTT 10.850,85 11.531,95 12.082,77 12.741,62
Sumber: BPS, 2011
3
Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010
1. Sumba Barat 2,35 2,40 2,47 2,55
2. Sumba Timur 2,62 2,74 2,84 2,96
3. Kupang 2,58 2,92 3,03 3,16
4. Timor Tengah Selatan 1,93 1,98 1,96 2,02
5. Timor Tengah Utara 1,92 1,91 1,98 2,06
6. Belu 1,82 2,76 2,82 2,90
7. Alor 2,00 2,03 2,10 2,11
8. Lembata 1,22 1,19 1,21 1,24
9. Flores Timur 2,23 2,41 2,46 2,57
10. Sikka 2,59 2,55 2,62 2,70
11. Ende 2,82 2,67 2,78 2,89
12. Ngada 2,50 2,52 2,59 2,69
13. Manggarai 1,98 1,81 1,86 1,93
14. Rote Ndao 2,53 2,73 2,73 2,75
15. Manggarai Barat 1,72 1,72 1,73 1,75
16. Sumba Barat Daya 1,24 1,22 1,25 1,27
17. Sumba Tengah 1,45 1,49 1,50 1,53
18. Nagekeo 2,06 2,11 2,17 2,22
19. Manggarai Timur 1,23 1,35 1,39 1,42
20. Sabu Raijua 2,32 2,09 1,97 1,92
21. Kota Kupang 5,51 5,46 5,61 5,91
NTT 2,30 2,42 2,48 2,56
Sumber: BPS (diolah), 2011
Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa selama periode pengamatan Kota Kupang
mempunyai PDRB per kapita tertinggi yakni sebesar 5,91 juta rupiah sekaligus di atas
PDRB per kapita Provinsi NTT sebesar 2,56 juta rupiah, bahkan jauh melampaui
PDRB per kapita kabupaten/kota lain di Provinsi NTT. Gambaran ini menunjukkan
4
bahwa Kota Kupang menempati peringkat konsentrasi perekonomian yang
paling tinggi di antara kabupaten/kota lain di Provinsi NTT. Kondisi ini disebabkan
karena kontribusi PDRB di sektor jasa yang cukup signifikan. Sedangkan PDRB per
kapita terendah ditunjukkan oleh Kabupaten Lembata (1,24 juta rupiah) dibandingkan
dengan PDRB per kapita Provinsi NTT maupun dengan PDRB per kapita
kabupaten/kota lain di Provinsi NTT pada tahun 2010.
5
3. Kupang -9,56 4,16 4,15 4,09 0,71
4. Timor Tengah Selatan 3,86 4,35 4,06 4,23 4,13
5. Timor Tengah Utara 3,02 7,23 5,61 5,79 5,41
6. Belu 5,77 14,40 4,74 4,89 7,45
7. Alor 4,93 4,67 4,13 4,86 4,65
8. Lembata 5,76 3,60 4,47 4,70 4,63
9. Flores Timur 3,49 4,70 3,39 5,83 4,35
10. Sikka 1,91 6,36 3,99 4,46 4,18
11. Ende 2,93 4,82 5,08 5,30 4,53
12. Ngada 5,19 5,97 5,05 5,46 5,42
13. Manggarai 6,91 4,42 5,21 5,80 5,59
14. Rote Ndao 2,00 9,04 4,68 5,14 5,21
15. Manggarai Barat 4,29 6,14 3,52 3,41 4,34
16. Sumba Barat Daya 6,00 4,69 4,92 4,37 4,99
17. Sumba Tengah 6,00 2,86 3,13 3,73 3,93
18. Nagekeo 4,59 5,32 4,74 4,52 4,79
Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 Rataan
19. Manggarai Timur 1,43 3,57 5,23 4,47 3,67
20. Sabu Raijua 0,01 2,16 5,76 7,82 3,93
21. Kota Kupang 10,96 7,48 6,10 8,23 8,19
Rataan 3,91 5,59 4,63 5,12 4,81
Sumber: BPS (diolah), 2011
Tabel 4.3 juga menunjukkan secara umum bahwa rata-rata laju pertumbuhan
ekonomi pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTT cenderung stabil
mendekati rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT bahkan ada beberapa
kabupaten/kota di atas rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT.
Jumlah penduduk Provinsi NTT dari tahun 2007 sampai dengan 2010 mengalami
peningkatan. Berdasarkan data sensus penduduk BPS, jumlah penduduk Provinsi
6
NTT tahun 2010 sebanyak 4.683.827 jiwa (2,01 persen dari total penduduk Indonesia)
dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki jumlah penduduk terbanyak (9,42
persen dari total penduduk Provinsi NTT) sedangkan Kabupaten Sumba Tengah
adalah kabupaten yang paling sedikit jumlah penduduknya (1,33 persen dari total
penduduk Provinsi NTT.
7
Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin Peringkat
1. Sabu Raijua 41,16 1
2. Sumba Tengah 34,05 2
3. Rote Ndao 32,81 3
4. Sumba Timur 32,42 4
5. Sumba Barat 31,73 5
6. Sumba Barat Daya 29,88 6
Timor Tengah
7. Selatan 28,71 7
8. Lembata 26,76 8
Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin Peringkat
9. Manggarai Timur 25,94 9
10. Manggarai 22,91 10
11. Timor Tengah Utara 22,73 11
12. Ende 21,65 12
13. Alor 21,17 13
14. Kupang 20,79 14
15. Manggarai Barat 20,40 15
16. Belu 15,48 16
17. Sikka 13,38 17
18. Nagekeo 12,70 18
19. Ngada 12,05 19
20. Kota Kupang 10,57 20
21. Flores Timur 9,61 21
Sumber: BPS (diolah), 2011
8
dikategorikan penduduk miskin. Kondisi ini dimungkinkan karena kabupaten Sabu
Raijua adalah kabupaten termuda yang merupakan pemekaran dari kota Kupang.
Adapun yang menduduki peringkat terakhir adalah Kabupaten Flores Timur, yakni
sebesar 9,61 persen penduduknya dikategorikan penduduk miskin. Hal ini
mengindikasikan adanya pemerataan pembangunan yang dapat dinikmati segenap
lapisan masyarakat Kabupaten Flores Timur.
Tabel 4.4 juga menyajikan adanya tingkat kemiskinan yang cukup signifikan di
antara kabupaten/kota di Provinsi NTT dengan rata-rata persentase penduduk miskin
sekitar 23 persen. Hal ini mengindikasikan adanya trickle down effect berjalan lambat
atau tingkat pertumbuhan ekonomi tidak sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat
lapisan bawah.
9
Kinerja pertumbuhan ekonomi daerah yang diukur dari besarnya PDRB
per kapita di NTT selama kurun waktu 2010 2014 cenderung meningkat,
yang menunjukkan meningkatnya tingkat kesejahteraan di provinsi ini
walaupun masih jauh dari rata-rata nasional pada periode tersebut.
Jika pada tahun 2010 rasio antara PDRB perkapita NTT dan PDB nasional
sebesar 32,37 persen, maka pada tahun 2014 rasionya sedikit menurun
menjadi 32,10 persen (Gambar 2). Tantangan yang dihadapi pemerintah
daerah adalah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
landasan ekonomi daerah yang memperluas kesempatan kerja dan
mempercepat peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
10
Berdasarkan realise pertumbuhan ekonomi triwulan I ekonomi NTT tumbuh
5,06 persen secara year on year dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini masih lebih tinggi dari pertumbuhan nasional.
b) Tingkat Kemiskinan
Perkembangan angka kemiskinan di Nusa Tenggara Timur mencerminkan
beratnya beban pemerintah dalam pengentasan kemiskinan penduduknya.
Berdasarkan data yang didapat dari BPS, kabupaten yang memiliki jumlah
penduduk miskin tertinggi di provinsi NTT yaitu kabupaten Timor Tengah
Selatan dengan jumlah penduduk miskin tahun 2010 sebanyak 126.600 jiwa
(28,69 persen) dari total penduduk 441.155 jiwa.
11
Faktor Yang Memengaruhi Kemiskinan di NTT Secara umum faktor-faktor
yang memengaruhi tingkat kemiskinan antara lain : pertumbuhan ekonomi,
pendidikan, pengangguran, kependudukan kesehatan (Siregar dan
Wahyuniarti, 2008 ; Prasetyo, 2010 ; Wongdesmiwati,2009 ; Myrdal,2000).
12
cenderung meningkat selama 2011 2015 (Gambar 12). Pada tahun 2014
produksi padi mengalami penurunan sebesar 3,51 persen atau 77.061 ton.
Hal ini sejalan dengan penurunan luas panen padi yaitu sebesar 0,99
persen atau 4.345 ha. Selama sepuluh tahun terakhir produksi padi di NTT
cenderung meningkat 4,95 persen per tahun. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya produktivitas sebesar 1,31 persen dan luas panen 3,43
persen.
Produksi padi di NTT pada 2015 sebesar 943.020 ton gabah kering
giling atau meningkat 13,17 persen dibandingkan tahun sebelumya.
Peningkatan ini disebabkan karena luas panen padi pada musim tanam
tahun ini meningkat sebesar 8,97 persen dan produktivitas juga meningkat
hingga 4,80 persen. Untuk memenuhi target panen padi NTT telah
memiliki sejumlah sentra produksi padi. Secara akumulatif target tersebut
13
dapat dicapai dengan memanfaatkan lahan seluar 126.000 hektar yang
tersebar di seluruh kabupaten dan kota.
14
biji kering meningkat sebanyak 3 ton (0,01 persen) dibanding tahun 2014
sebanyak 2.710 ton biji kering.
15
Hal ini juga terlihat dari jumlah tamu yang menginap di hotel dan
akomodasi lainnya di Provinsi NTT dibandingkan Indonesia secara
keseluruhan Tahun 2010-2014 (Gambar 19). Rata-rata jumlah tamu asing
dan domestik pada hotel dan akomodasi lain di NTT sebesar 500 ribu
orang pengunjung selama tahun 2010-2014. Penyebaran lokasi hotel di
NTT masih belum merata, yaitu sebagian besar berada di Kota Kupang
(19,5 persen), Manggarai Barat (15,41 persen), dan Sikka (9,75 persen)
sementara masih ada kabupaten yang tidak memiliki fasilitas hotel yaitu
Kabupaten Sumba Tengah.
16
olahan dari daerah lain sangat tinggi. Oleh karena itu, industri pengolahan
berbasis pengembangan sumberdaya alam perlu ditingkatkan dengan
optimalisasi potensi alam NTT. Dengan berkembanganya sektor industri,
aktivitas di sektor- sektor lain akan turut meningkat karena sektor industri
membutukan pasokan bahan baku baik dari sector pertanian maupun dari
sektor lainnya, termasuk hasil dari sektor industri itu sendiri. Naik
turunnya sektor industri akan mempengaruhi sektor lainnya.
Pada tahun 2014 jumlah perusahaan industri besar dan sedang yang
aktif di Nusa Tenggara Barat tercatat sebanyak 33 unit, hanya bertambah 4
perusahaan/usaha dari tahun sebelumnya. Sementara itu jumlah tenaga
kerja yang bekerja di perusahaan sektor industri besar sedang
menunjukkan kenaikan dari 1.681 pekerja pada tahun 2012 menjadi 1.985
pekerja pada tahun 2014 (Tabel 6). Jika dilihat dari besaran nilai tambah
yang dihasilkan oleh perusahaan di sektor industri, terlihat bahwa
kinerjanya menunjukkan perbaikan, meskipun belum mampu menaikan
nilai kontribusinya dalam struktur perekonomian Nusa Tenggara Timur.
Nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor industri pengolahan pada tahun
2014 mencapai 843,71 milyar rupiah, meningkat dibanding tahun
sebelumnya yang mencapai 758,82 milyar rupiah.
17
Tidak seluruh kabupaten dan kota di NTT memiliki usaha industri
dalam perekonomiannya. Jumlah perusahaan yang bergerak di sektor
industri di NTT hanya sebanyak 33 perusahaan dengan jumlah total tenaga
kerja sebanyak 1.965 pada tahun 2014 (Gambar 20).
18
D. Kesimpulan
19
NTT terdiri dari 22 kabupaten dengan sturuktur ekonominya pertanian dan industry.
Jumlah penduduk di provinsi ini adalah 4.683.827 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk sebesar 2,07%. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.326.487 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 2.357.340 jiwa (2010). Kepadatan penduduk di Nusa
Tenggara Timur sebesar 96 jiwa/km2, dengan presentasi penduduk yang tinggal di
perkotaan kurang lebih 20%, dan sisanya sebesar 80% mendiami kawasan pedesaan.
Menurut berbagai standar ekonomi, ekonomi di provinsi ini lebih rendah dari pada
rata-rata Indonesia, dengan tingginya inflasi (15%), pengangguran (30%) dan tingkat
suku bunga (22-24%).
E. Daftar Pustaka
Ntt.bps.go.id
simreg.bappenas.go.id/view/publikasi/clickD.php?id=48
http://kupang.tribunnews.com/2016/05/12/perkembangan-perekonomian-ntt-
tunjukan-trand-yang-baik
http://www.kompasiana.com/yos08/faktor-faktor-yang-memengaruhi-kemiskinan-di-
ntt_589208f39593733f2023f72a
http://accounting-media.blogspot.co.id/2014/05/struktur-ekonomi-indonesia.html#
bappeda.nttprov.go.id/index.../rpjmd-provinsi-ntt-2013-2018?...RPJMD%202013.
simreg.bappenas.go.id/view/profil/clickD.php?id=18
20
F. Lampiran Data-data
1. Data Jumlah Penduduk total Provinsi NTT
21
Ngada 142393 145503 147891 150186 152519 154693
Manggarai 292451 299006 304441 309614 314491 319607
Rote Ndao 119908 126009 131467 137182 142106 147778
Manggarai Barat 221703 228912 234811 240905 245817 251689
Sumba Tengah 62485 63983 65070 66314 67393 68515
Sumba Barat Daya 284903 292798 299534 306195 312510 319119
Nagekeo 130120 132575 134427 136201 137919 139577
Manggarai Timur 252744 257877 261777 264979 268418 272514
Sabu Raijua 72960 76223 78592 80897 83501 85970
Malaka - 168210 171303 174391 177398 180382
Kota Kupang 336239 348673 358382 368199 380084 390877
Nusa Tenggara 512006
4683827 4788618 4871227 4953967 5036897
Timur 1
22
Ende 56.4 54.55 55.3 56.2 54.74 63.23
Ngada 17.2 16.61 16.8 16.9 16.47 19.85
Manggarai 67.1 64.78 65.7 65.2 63.86 74.01
Rote Ndao 39.5 38.23 38.7 39.1 38.55 45.01
Manggarai Barat 45.3 43.83 44.4 44.1 42.55 50.98
Sumba Tengah 21.3 20.56 20.9 21.3 21.26 24.69
Sumba Barat Daya 85.1 82.16 83.3 82.7 81.01 96.54
Nagekeo 16.5 16.03 16.2 16.5 16.64 20
Manggarai Timur 65.7 63.53 64.4 66.1 64.72 77.67
Sabu Raijua 30.5 29.54 29.9 25.3 24.8 28.43
Malaka - - - - - 32.28
Kota Kupang 35.6 34.47 35 33.8 33.3 39.73
Nusa Tenggara Timur 1020.6 986.5 1000.3 1006.9 994.68 1159.84
23
Lanjutan
24
Lanjutan
25
4. Data Jumlah Tenaga Kerja per Sektor (Lapangan Usaha)
26
Jumlah Penduduk 15+ Yang Bekerja Selama Seminggu Yang
Lapangan Pekerjaan Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama (Jiwa)
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian Kehutanan
1472627 1333638 1360265 1291191 1284591 1321274
Perkebunan Perikanan
Pertambangan Dan
35570 30166 23627 29537 23052 19050
Penggalian
Industri Pengolahan 134591 143972 124697 158501 150998 166194
Listrik Dan Gas 2661 1731 2420 2176 3734 5038
Bangunan 56557 62472 59405 81634 76341 79317
Perdagangan Besar
Dan Eceran Rumah 149160 150765 147439 154124 165532 177571
Makan
Angkutan
Pergudangan 91958 98318 87407 95738 104267 90815
Komunikasi
Keuangan Asuransi
Usaha Persewaan Dan 12864 9766 20810 18484 22371 23528
Bangunan
Jasa Kemasyarakatan 204745 230401 270189 264298 273621 291441
Lainnya/ Tidak
- - - - - -
Menjawab
Jumlah 2160733 2061229 2096259 2095683 2104507 2174228
27
5. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi per Sektor terhadap PDRB
28
29
30
31