Anda di halaman 1dari 31

A.

Latar belakang

Latar belakang dibuat nya tulisan ini yang pertama adalah untuk memenuhi tugas
ekonomi pembangunan mengenai analisis kondisi ekonomi di Provinsi NTT. Lalu
sebagai penambah pengetahuan mengenai provinsi NTT dari segi pendapatan, mata
pencarian , struktur ekonomi dan lain sebagainya. Provinsi Nusa Tenggara Timur
merupakan Provinsi yang termasuk kategori paling miskin di Indonesia. Penduduk di
Provinsi Nusa Tenggara Timur diperkirakan saat ini berjumlah 4,446,433 jiwa (BPS
NTT, 2007). Selama periode 1996-1999, jumlah penduduk miskin di Provinsi Nusa
Tenggara Timur mengalami kenaikan yaitu 1.395.100 jiwa pada tahun 1996 menjadi
1.779.000 jiwa (46,73%) pada tahun 1999. Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi
Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik pada Tahun 2003, jumlah penduduk
miskin di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Tahun 2003 turun menjadi 1.165.900
jiwa dan pada Tahun 2004 turun lagi menjadi 1.152.100 jiwa.

Berdasaran data Komisi Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2008, dari 905.058


Rumah Tangga di Nusa Tenggara Timur terdapat Rumah Tangga Rentan sebanyak
187.899 (20,76%); Rumah Tangga Miskin sebanyak 297.983 (32,92%) dan Rumah
Tangga Sangat Miskin sebanyak 137.224 (15,16%). Dengan terjadinya kenaikan
harga BBM dan harga-harga bahan kebutuhan pokok lainnya menyebabkan rumah
tangga rentan di Nusa Tenggara Timur berpotensi untuk jatuh ke dalam kondisi rumah
tangga miskin sedangkan rumah tangga miskin akan terperosok masuk ke dalam
kondisi rumah tangga sangat miskin.
Kemiskinan di Nusa Tenggara Timur ini disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-
faktor tersebut antara lain : sumber daya alam yang terbatas dan kondisi geografis
yang rawan bencana; kualitas sumber daya manusia yang relatif terbatas serta
kesenjangan alokasi pembangunan antar Daerah di Indonesia. Krisis multi
dimensional dan berbagai kebijakan Pemerintah yang kurang pro rakyat miskin
menyebabkan Nusa Tenggara Timur semakin sulit untuk menggeliat dari kemiskinan
yang membelenggunya.

B. Permasalahan
1. Menggambarkan secara umum Perkembang Ekonomi,Kondisi Kemiskinan dan
Perubahan Struktur Ekonomi di NTT

1
2. Menganalisis perkembangan ekonomi, kondisi kemiskinan, dan perubahan
struktur ekonomi di NTT
3. Data-data

C. Pembahasan
1. Gambaran Umum Nusa Tenggara Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdiri dari pulau-pulau yang memiliki
penduduk yang beraneka ragam, dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 2008 tanggal 31 Januari
2008, luas daerah Provinsi NTT adalah 48.718,10 kilometer persegi atau sebesar 2,55
persen dari total luas daerah wilayah Indonesia (BPS, 2009). Provinsi NTT terletak
antara 80-1200 Lintang Selatan dan 1180-1250 Bujur Timur dan memiliki 1.192 pulau
(42 pulau dihuni dan 1.150 pulau tidak dihuni). Sebagian besar wilayahnya bergunung
dan berbukit, hanya sedikit dataran rendah. Memiliki sebanyak 40 sungai dengan
panjang antara 25-118 kilometer (BPS, 2010). Sebagai bagian dari negara maritim,
Provinsi NTT dikelilingi oleh perairan maupun daratan. Provinsi NTT di sebelah utara
berbatasan dengan Laut Flores, di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera
Indonesia, sebelah barat berbatasan dengan pulau Sumbawa dan Provinsi NTB, dan di
sebelah timur berbatasan dengan negara Timor Leste.

Secara administratif, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun


2008, Provinsi NTT terdiri dari 20 kabupaten, 1 kota, 254 kecamatan, 297 kelurahan
dan 2.387 desa.

Total PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun 2000 menurut
kabupaten/kota di Provinsi NTT menunjukkan peningkatan dari tahun 2007 sampai
2010 (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut


Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun 2007-2010 (Miliar Rupiah)

2
Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010
1. Sumba Barat 258,72 270,85 284,83 300,69
2. Sumba Timur 613,75 655,13 682,57 715,50
3. Kupang 893,99 931,23 969,88 1.009,56
4. Timor Tengah Selatan 843,14 879,82 915,56 954,25
5. Timor Tengah Utara 416,49 446,62 471,67 498,97
6. Belu 813,19 930,31 974,40 1.022,05
7. Alor 375,48 393,00 409,23 429,13
8. Lembata 134,53 139,37 145,60 152,44
9. Flores Timur 545,45 571,07 590,41 624,82
10. Sikka 742,62 789,83 821,37 858,01
11. Ende 687,85 721,01 757,64 797,81
12. Ngada 344,02 364,56 382,95 403,88
13. Manggarai 512,29 534,94 562,82 595,47
14. Rote Ndao 289,59 315,77 330,54 347,51
15. Manggarai Barat 359,29 381,36 394,79 408,24
16. Sumba Barat Daya 336,00 351,76 369,06 385,17
17. Sumba Tengah 91,97 94,60 97,56 101,20
18. Nagekeo 266,47 280,66 293,95 307,23
19. Manggarai Timur 338,83 350,93 369,28 385,78
20. Sabu Raijua 126,17 128,89 136,32 146,97
21. Kota Kupang 1.860,99 2.000,22 2.122,33 2.296,92
NTT 10.850,85 11.531,95 12.082,77 12.741,62
Sumber: BPS, 2011

PDRB per kapita kabupaten/kota di Provinsi NTT mencerminkan nilai PDRB


ADHK masing-masing kabupaten/kota dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTT.

Tabel 4.2 PDRB per Kapita menurut Kabupaten/Kota di Provinsi NTT


Tahun 2007-2010 (Juta Rupiah)

3
Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010
1. Sumba Barat 2,35 2,40 2,47 2,55
2. Sumba Timur 2,62 2,74 2,84 2,96
3. Kupang 2,58 2,92 3,03 3,16
4. Timor Tengah Selatan 1,93 1,98 1,96 2,02
5. Timor Tengah Utara 1,92 1,91 1,98 2,06
6. Belu 1,82 2,76 2,82 2,90
7. Alor 2,00 2,03 2,10 2,11
8. Lembata 1,22 1,19 1,21 1,24
9. Flores Timur 2,23 2,41 2,46 2,57
10. Sikka 2,59 2,55 2,62 2,70
11. Ende 2,82 2,67 2,78 2,89
12. Ngada 2,50 2,52 2,59 2,69
13. Manggarai 1,98 1,81 1,86 1,93
14. Rote Ndao 2,53 2,73 2,73 2,75
15. Manggarai Barat 1,72 1,72 1,73 1,75
16. Sumba Barat Daya 1,24 1,22 1,25 1,27
17. Sumba Tengah 1,45 1,49 1,50 1,53
18. Nagekeo 2,06 2,11 2,17 2,22
19. Manggarai Timur 1,23 1,35 1,39 1,42
20. Sabu Raijua 2,32 2,09 1,97 1,92
21. Kota Kupang 5,51 5,46 5,61 5,91
NTT 2,30 2,42 2,48 2,56
Sumber: BPS (diolah), 2011

Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa selama periode pengamatan Kota Kupang
mempunyai PDRB per kapita tertinggi yakni sebesar 5,91 juta rupiah sekaligus di atas
PDRB per kapita Provinsi NTT sebesar 2,56 juta rupiah, bahkan jauh melampaui
PDRB per kapita kabupaten/kota lain di Provinsi NTT. Gambaran ini menunjukkan

4
bahwa Kota Kupang menempati peringkat konsentrasi perekonomian yang
paling tinggi di antara kabupaten/kota lain di Provinsi NTT. Kondisi ini disebabkan
karena kontribusi PDRB di sektor jasa yang cukup signifikan. Sedangkan PDRB per
kapita terendah ditunjukkan oleh Kabupaten Lembata (1,24 juta rupiah) dibandingkan
dengan PDRB per kapita Provinsi NTT maupun dengan PDRB per kapita
kabupaten/kota lain di Provinsi NTT pada tahun 2010.

Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT sebagai salah satu indicator


keberhasilan pembangunan yang dihitung berdasarkan persamaan 3.1 mengalami
fluktuasi (Tabel 4.3). Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTT relatif
meningkat dari tahun 2007-2010. Hanya saja pada tahun 2009, rata-rata laju
pertumbuhan melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Lambatnya laju
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 dipengaruhi adanya krisis moneter
(keuangan) global pada tahun 2008.

Selama periode 2007-2010 rata-rata laju pertumbuhan ekonomi tertinggi


didominasi oleh kota Kupang sebesar 8,19 persen. Sedangkan rata-rata laju
pertumbuhan ekonomi terendah ditempati oleh Kabupaten Kupang sebesar 0,71
persen. Hal ini mengindikasikan adanya kontribusi sektor jasa-jasa di Kota Kupang
sangat mendominasi, sedangkan pada Kabupaten Kupang pernah mengalami
pertumbuhan ekonomi minus 9,56 persen pada tahun 2007.

Tabel 4.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi NTT Tahun


2007-2010

Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 Rataan


1. Sumba Barat 7,87 4,69 5,16 5,57 5,82
2. Sumba Timur 4,74 6,74 4,19 4,83 5,12

5
3. Kupang -9,56 4,16 4,15 4,09 0,71
4. Timor Tengah Selatan 3,86 4,35 4,06 4,23 4,13
5. Timor Tengah Utara 3,02 7,23 5,61 5,79 5,41
6. Belu 5,77 14,40 4,74 4,89 7,45
7. Alor 4,93 4,67 4,13 4,86 4,65
8. Lembata 5,76 3,60 4,47 4,70 4,63
9. Flores Timur 3,49 4,70 3,39 5,83 4,35
10. Sikka 1,91 6,36 3,99 4,46 4,18
11. Ende 2,93 4,82 5,08 5,30 4,53
12. Ngada 5,19 5,97 5,05 5,46 5,42
13. Manggarai 6,91 4,42 5,21 5,80 5,59
14. Rote Ndao 2,00 9,04 4,68 5,14 5,21
15. Manggarai Barat 4,29 6,14 3,52 3,41 4,34
16. Sumba Barat Daya 6,00 4,69 4,92 4,37 4,99
17. Sumba Tengah 6,00 2,86 3,13 3,73 3,93
18. Nagekeo 4,59 5,32 4,74 4,52 4,79
Kabupaten/Kota 2007 2008 2009 2010 Rataan
19. Manggarai Timur 1,43 3,57 5,23 4,47 3,67
20. Sabu Raijua 0,01 2,16 5,76 7,82 3,93
21. Kota Kupang 10,96 7,48 6,10 8,23 8,19
Rataan 3,91 5,59 4,63 5,12 4,81
Sumber: BPS (diolah), 2011

Tabel 4.3 juga menunjukkan secara umum bahwa rata-rata laju pertumbuhan
ekonomi pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi NTT cenderung stabil
mendekati rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT bahkan ada beberapa
kabupaten/kota di atas rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT.

Jumlah penduduk Provinsi NTT dari tahun 2007 sampai dengan 2010 mengalami
peningkatan. Berdasarkan data sensus penduduk BPS, jumlah penduduk Provinsi

6
NTT tahun 2010 sebanyak 4.683.827 jiwa (2,01 persen dari total penduduk Indonesia)
dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki jumlah penduduk terbanyak (9,42
persen dari total penduduk Provinsi NTT) sedangkan Kabupaten Sumba Tengah
adalah kabupaten yang paling sedikit jumlah penduduknya (1,33 persen dari total
penduduk Provinsi NTT.

Menurut tingkat kepadatan penduduknya, Kota Kupang tetap menjadi kota


terpadat (12.843 jiwa per kilometer persegi) dibandingkan kabupaten/kota lainnya di
Provinsi NTT. Sebaliknya, Kabupaten Sumba Timur merupakan kabupaten dengan
kepadatan penduduk paling rendah yaitu sebesar 33 jiwa per kilometer persegi pada
tahun 2010.

Kemiskinan dan kesenjangan merupakan dua masalah dalam konteks


pembangunan setiap bangsa.

Tabel 4.4 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi NTT Tahun 2010

7
Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin Peringkat
1. Sabu Raijua 41,16 1
2. Sumba Tengah 34,05 2
3. Rote Ndao 32,81 3
4. Sumba Timur 32,42 4
5. Sumba Barat 31,73 5
6. Sumba Barat Daya 29,88 6
Timor Tengah
7. Selatan 28,71 7
8. Lembata 26,76 8
Kabupaten/Kota Persentase Penduduk Miskin Peringkat
9. Manggarai Timur 25,94 9
10. Manggarai 22,91 10
11. Timor Tengah Utara 22,73 11
12. Ende 21,65 12
13. Alor 21,17 13
14. Kupang 20,79 14
15. Manggarai Barat 20,40 15
16. Belu 15,48 16
17. Sikka 13,38 17
18. Nagekeo 12,70 18
19. Ngada 12,05 19
20. Kota Kupang 10,57 20
21. Flores Timur 9,61 21
Sumber: BPS (diolah), 2011

Kabupaten Sabu Raijua merupakan kabupaten penyumbang terbesar penduduk


miskin di Provinsi NTT yang menduduki peringkat pertama dibandingkan
kabupaten/kota lain di Provinsi NTT, yakni sebesar 41,16 persen penduduknya

8
dikategorikan penduduk miskin. Kondisi ini dimungkinkan karena kabupaten Sabu
Raijua adalah kabupaten termuda yang merupakan pemekaran dari kota Kupang.

Adapun yang menduduki peringkat terakhir adalah Kabupaten Flores Timur, yakni
sebesar 9,61 persen penduduknya dikategorikan penduduk miskin. Hal ini
mengindikasikan adanya pemerataan pembangunan yang dapat dinikmati segenap
lapisan masyarakat Kabupaten Flores Timur.

Tabel 4.4 juga menyajikan adanya tingkat kemiskinan yang cukup signifikan di
antara kabupaten/kota di Provinsi NTT dengan rata-rata persentase penduduk miskin
sekitar 23 persen. Hal ini mengindikasikan adanya trickle down effect berjalan lambat
atau tingkat pertumbuhan ekonomi tidak sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat
lapisan bawah.

Oleh karena itu program pengentasan kemiskinan sangat penting, di samping


program pemerintah lainnya guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibarengi
pemerataan pembangunan yang senantiasa dinikmati berbagai lapisan masyarakat
(growth with equity).

2. Analisis Perkembangan ekonomi, kondisi kemiskinan, dan perubahan


struktur ekonomi di NTT
a) Perkembang Ekonomi
Nusa Tenggara Timur dengan keanekaragaman sumberdaya alam yang
beragam berpotensi untuk meningkatkan perekonomian wilayahnya. Kinerja
perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) selama periode 2011-
2014 cenderung meningkat dengan laju pertumbuhan ekonomi rata-rata 1,19
persen, lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi nasional pada periode
yang sama sebesar 5,9 persen (Gambar 1). Pada tahun 2011 dan 2012
perekonomian di NTT mengalami perlambatan (pertumbuhan ekonomi
negatif) karena pengaruh dari kegiatan ekspor impor.

9
Kinerja pertumbuhan ekonomi daerah yang diukur dari besarnya PDRB
per kapita di NTT selama kurun waktu 2010 2014 cenderung meningkat,
yang menunjukkan meningkatnya tingkat kesejahteraan di provinsi ini
walaupun masih jauh dari rata-rata nasional pada periode tersebut.
Jika pada tahun 2010 rasio antara PDRB perkapita NTT dan PDB nasional
sebesar 32,37 persen, maka pada tahun 2014 rasionya sedikit menurun
menjadi 32,10 persen (Gambar 2). Tantangan yang dihadapi pemerintah
daerah adalah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
landasan ekonomi daerah yang memperluas kesempatan kerja dan
mempercepat peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

10
Berdasarkan realise pertumbuhan ekonomi triwulan I ekonomi NTT tumbuh
5,06 persen secara year on year dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini masih lebih tinggi dari pertumbuhan nasional.

b) Tingkat Kemiskinan
Perkembangan angka kemiskinan di Nusa Tenggara Timur mencerminkan
beratnya beban pemerintah dalam pengentasan kemiskinan penduduknya.
Berdasarkan data yang didapat dari BPS, kabupaten yang memiliki jumlah
penduduk miskin tertinggi di provinsi NTT yaitu kabupaten Timor Tengah
Selatan dengan jumlah penduduk miskin tahun 2010 sebanyak 126.600 jiwa
(28,69 persen) dari total penduduk 441.155 jiwa.

Tingginya tingkat kemiskinan di Kabupaten Timor Tengah Selatan


dikarenakan, secara topografis wilayah kabupaten TTS memiliki curah hujan
yang rendah sehingga lahan di wilayah tersebut umumnya kering dan tandus,
selain itu sektor pertanian (95,3 persen) masih memegang peranan penting
karena sebagian besar penduduk bekerja dan mengandalkan hidupnya dari
pertanian (Amelia, 2012). Selama kurun waktu 2010-2014 kemiskinan di
NTT berkurang sebesar 3,03 persen (Gambar 4). Persentase penduduk miskin
di NTT tergolong tinggi, pada tahun 2014 persentase penduduk miskin di
nasional mencapai 10,96 persen, sedangkan di NTT sebesar 19,8 persen.
Kemiskinan dipengaruhi oleh sikap dan kebiasaan hidup yang tidak
produktif, rendahnya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan, di samping
terbatasnya lapangan kerja serta terbatasnya dukungan sistem kelembagaan
sosial dan ekonomi.

11
Faktor Yang Memengaruhi Kemiskinan di NTT Secara umum faktor-faktor
yang memengaruhi tingkat kemiskinan antara lain : pertumbuhan ekonomi,
pendidikan, pengangguran, kependudukan kesehatan (Siregar dan
Wahyuniarti, 2008 ; Prasetyo, 2010 ; Wongdesmiwati,2009 ; Myrdal,2000).

Variabel Jumlah penduduk dan angka harapan hidup mepunyai pengaruh


yang besar terhadap penurunan tingkat kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi,
dan jumlah penduduk lulusan SMP memiliki pengaruh yang relatif kecil
terhadap penurunan tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan rata-rata Provinsi
NTT diatas 20%. Kemiskinan terbesar terdapat di Kabupaten Timor Tengah
Selatan. Kabupaten Timor Tengah Selatan menjadi kabupaten termiskin di
Provinsi NTT dikarenakan, umumnya wilayah ini memiliki curah hujan yang
rendah dan tandus, selain itu sektor pertanian ( 95,3 persen ) masih memiliki
peran penting, karena sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian (80
persen). Selain itu, diketahui factor yang berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kemiskinan di Provinsi NTT yaitu : pertumbuhan ekonomi, jumlah
penduduk yang lulus SMP dan angka harapan hidup.

c) Perubahan struktur ekonomi


Pengembangan Sektor Pangan
Pengusahaan tanaman pangan bertujuan untuk mewujudkan kondisi
terpenuhinya kebutuhan pangan dengan gizi yang cukup bagi penduduk
untuk menjalani hidup yang sehat dan produktif dari hari ke hari. Seiring
dengan bertambahnya penduduk dan perubahan pola makan penduduk di
NTT maka ketersediaan pangan harus ditingkatkan, baik dalam jumlah,
kualitas maupun keragamannya. Terkait dengan hal ini, maka masalah
utama pembangunan pangan di NTT adalah optimalisasi pemanfaatan
sumber daya domestik dan peningkatan kapasitas produksi pangan daerah
agar produksi pangan domestik dapat tumbuh seiring dengan
perkembangan kebutuhan pangan yang meningkat. Kendala yang dihadapi
pada pengembangan tanaman pangan di NTT adalah masalah kekeringan
atau pasokan air yang tidak menentu.
Untuk merealisasikan program pemerintah mengenai ketahanan
pangan di NTT masyarakat didorong untuk meningkatkan pencapaian
produksi bahan pangan seperti padi, jagung, maupun kedelai. Padi
merupakan bahan makanan utama di NTT. Produksi padi di Provinsi NTT

12
cenderung meningkat selama 2011 2015 (Gambar 12). Pada tahun 2014
produksi padi mengalami penurunan sebesar 3,51 persen atau 77.061 ton.
Hal ini sejalan dengan penurunan luas panen padi yaitu sebesar 0,99
persen atau 4.345 ha. Selama sepuluh tahun terakhir produksi padi di NTT
cenderung meningkat 4,95 persen per tahun. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya produktivitas sebesar 1,31 persen dan luas panen 3,43
persen.

Produksi padi di NTT pada 2015 sebesar 943.020 ton gabah kering
giling atau meningkat 13,17 persen dibandingkan tahun sebelumya.
Peningkatan ini disebabkan karena luas panen padi pada musim tanam
tahun ini meningkat sebesar 8,97 persen dan produktivitas juga meningkat
hingga 4,80 persen. Untuk memenuhi target panen padi NTT telah
memiliki sejumlah sentra produksi padi. Secara akumulatif target tersebut

13
dapat dicapai dengan memanfaatkan lahan seluar 126.000 hektar yang
tersebar di seluruh kabupaten dan kota.

Di Kabupaten Manggarai panen padi mencapai 9,6 ton/hektar pada


tahun 2015. Pemerintah juga mengupayakan pembangunan infrastruktur
dan perbaikan di bidang pengairan, seperti irigasi terseier, waduk, dan
bendungan. Bantuan peralatan pertanian seperti mesin giling, mesin
perontok, traktor, dan pompa air juga diperlukan untuk meningkatkan
produksi dan produktivitas padi.

Peningkatan produksi jagung dan kedelai juga menjadi prioritas


pemerintah Provinsi NTT. Produksi dan produkstivitas jagung di Provinsi
NTT selama tahun 2011-2015 berfluktuatif dan mencapai produksi
tertinggi pada tahun 2012, yaitu sebesar 707.642 ton (Gambar 13). Pada
tahun 2014 dan tahun 2015 produksi dan produktivitas jagung kembali
meningkat namun peningkatannya belum sebesar produksi pada tahun
2012. Produksi jagung tahun 2015 sebanyak 690.710 ton pipilan kering,
mengalami kenaikan sebesar 43.602 ton (6,74 persen) jika dibanding tahun
2014 sebesar 647.108 ton pipilan. Jagung merupakan produksi andalan di
NTT, kenaikan produksi pada tahun 2015 terjadi karena produktivitas dan
luas panen meningkat.

Untuk komoditas kedelai, kontribusi produksi kedelai di NTT tidak


sebesar jagung dan padi. Produksi kedelai tahun 2015 sebanyak 2.713 ton

14
biji kering meningkat sebanyak 3 ton (0,01 persen) dibanding tahun 2014
sebanyak 2.710 ton biji kering.

Naiknya produksi kedelai disebabkan bertambahnya luas panen dan


meningkatnya produktivitas. Daerah yang potensial untuk pengembangan
kedelai di NTT adalah di Pulau Flores. Kendala yang dihadapi pada
pengembangan kedelai adalah tingkat curah hujan yang rendah serta
kemampuan tanah dalam menyerap dan menyimpan air. Agar mencapai
produkstivitas tinggi petani perlu memperhatikan pengolahan tanah, pola
tanam, dan manajemen organisme pengganggu tanaman.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di NTT peningkatan


luas lahan pertanian diperlukan untuk menjamin stabilitas dan ketahanan
pangan. Provinsi NTT memiliki potensi lahan kering yang dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif lahan produksi pangan. Kendala yang
dihadapi dalam mengembangkan usaha pertanian di lahan kering antara
lain kesuburan tanah di lahan kering relatif rendah, akses irigasi terbatas,
serta biaya pengelolaan lebih tinggi dibandingkan dengan pertanian
konvensional.

Upaya ketahanan pangan yang didukung dengan dana APBN perlu


disalurkan ke petani dalam bentuk bantuan sosial untuk memilij bibit
unggul, pupuk, perbaikan irigasi, serta pemberian alat mesin pertanian
sehingga petani mampu meningkatkan produktivitas dan memperluas areal
tanamnya.

Pengembangan Sektor Pariwisata dan Industri

Pesona keindahan alam serta keunikan budaya yang dimiliki Nusa


Tenggara Timur memiliki potensi pariwisata yang diminati oleh wisatawan
baik mancanegara maupun wisatawan nusantara. Perkembangan
infrastruktur dan fasilitas pariwisata di NTT mengalami peningkatan
secara bertahap seiring dengan dilakukannya berbagai bentuk kegiatan
yang berkaitan dengan pariwisata baik berskala nasional maupun
internasional. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata di
NTT juga meningkat setiap tahunnya,

15
Hal ini juga terlihat dari jumlah tamu yang menginap di hotel dan
akomodasi lainnya di Provinsi NTT dibandingkan Indonesia secara
keseluruhan Tahun 2010-2014 (Gambar 19). Rata-rata jumlah tamu asing
dan domestik pada hotel dan akomodasi lain di NTT sebesar 500 ribu
orang pengunjung selama tahun 2010-2014. Penyebaran lokasi hotel di
NTT masih belum merata, yaitu sebagian besar berada di Kota Kupang
(19,5 persen), Manggarai Barat (15,41 persen), dan Sikka (9,75 persen)
sementara masih ada kabupaten yang tidak memiliki fasilitas hotel yaitu
Kabupaten Sumba Tengah.

Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki potensi pariwisata, kesenian


dan budaya. Untuk itu, perlu dukungan dari berbagai pihak, baik pelaku
usaha pariwisata maupun lembaga terkait untuk upaya pengembangan
pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur mendorong sektor pariwisata untuk
menjadi sektor unggulan, dengan terus mempromosikan keragaman wisata
daerah ini melalui media massa. Jika pariwisata dijadikan sebagai sektor
unggulan, maka sektor-sektor lainnya juga tumbuh menyertainya dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Peran sektor industri pada pembentukan PDRB NTT tidak dominan


karena kontribusi terbesar perekonomian adalah pada pertanian dan jasa-
jasa.

Kontribusi sektor industri pengolahan dalam perekonomian sebesar 1,42


persen, mengindikasikan ketergantungan NTT terhadap suplai produk

16
olahan dari daerah lain sangat tinggi. Oleh karena itu, industri pengolahan
berbasis pengembangan sumberdaya alam perlu ditingkatkan dengan
optimalisasi potensi alam NTT. Dengan berkembanganya sektor industri,
aktivitas di sektor- sektor lain akan turut meningkat karena sektor industri
membutukan pasokan bahan baku baik dari sector pertanian maupun dari
sektor lainnya, termasuk hasil dari sektor industri itu sendiri. Naik
turunnya sektor industri akan mempengaruhi sektor lainnya.

Industri yang berkembang di NTT terdiri atas industri makanan dan


minuman, industri tekstil, industri percetakan dan reproduksi media
rekaman, industri furniture, dan industri barang galian bukan logam.
Industri tersebut merupakan industri besar dan sedang. Sebagian besar
perusahaan industri sedang besar di NTT berusaha di bidang industri
makanan dan yang paling sedikit adalah industri tekstil dan industri barang
galian bukan logam.

Pada tahun 2014 jumlah perusahaan industri besar dan sedang yang
aktif di Nusa Tenggara Barat tercatat sebanyak 33 unit, hanya bertambah 4
perusahaan/usaha dari tahun sebelumnya. Sementara itu jumlah tenaga
kerja yang bekerja di perusahaan sektor industri besar sedang
menunjukkan kenaikan dari 1.681 pekerja pada tahun 2012 menjadi 1.985
pekerja pada tahun 2014 (Tabel 6). Jika dilihat dari besaran nilai tambah
yang dihasilkan oleh perusahaan di sektor industri, terlihat bahwa
kinerjanya menunjukkan perbaikan, meskipun belum mampu menaikan
nilai kontribusinya dalam struktur perekonomian Nusa Tenggara Timur.
Nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor industri pengolahan pada tahun
2014 mencapai 843,71 milyar rupiah, meningkat dibanding tahun
sebelumnya yang mencapai 758,82 milyar rupiah.

17
Tidak seluruh kabupaten dan kota di NTT memiliki usaha industri
dalam perekonomiannya. Jumlah perusahaan yang bergerak di sektor
industri di NTT hanya sebanyak 33 perusahaan dengan jumlah total tenaga
kerja sebanyak 1.965 pada tahun 2014 (Gambar 20).

Jumlah perusahaan terbanyak yang mengusahakan industri terdapat di


Kota Kupang sebanyak 14 perusahaan, begitu pula dengan penyerapan
tenaga kerja terbesar sebanyak 895 orang. Daerah yang tidak memiliki
industri di NTT meliputi Kabupaten Sumba Barat, Timor Tengah Selatan,
Alor, Lembata, Rote Ndao, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Nagekeo,
Manggarai Timur, dan Sabu Raijua.

Industri pengolahan berbasis pengembangan sumberdaya alam perlu


ditingkatkan dengan optimalisasi potensi alam NTT. Dengan wilayah laut
yang luas, potensi industri garam bisa dikembangkan di NTT, meliputi
Kabupaten Nagekeo, Ende, Kupang, Sumba, dan Rote. Wilayah NTT
memiliki potensi areal lahan yang dapat dikembangkan sebagai lahan
pertambakan garam yang potensial. Luas lahan keseluruhan seluas
8.953,25 Ha dan luas yang telah dieksploitasi seluas 151 hektar. NTT
memiliki musim kemarau yang relatif lebih panjang antara 7-8 bulan
dalam setahun sehingga mampu meningkatkan produksi garam yang
ditargetkan sampai 1,3 juta ton per tahun (Bank Indonesia, 2015).

18
D. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Persentase penduduk miskin


di perdesaan Nusa Tenggara Timur relatif lebih besar dibandingkan dengan daerah
perkotaannya. Dibandingkan dengan Provinsi lain, pada tahun 1996 jumlah penduduk
miskin di Provinsi Nusa Tenggara Timur menempati urutan ketiga setelah Maluku dan
Irian Jaya. Pada tahun 1999 Provinsi Nusa Tenggara Timur menempati urutan kedua
setelah Irian Jaya. Namun hal ini dapat diatasi mengingat kondisi geografis provinsi
NTT yang menguntungkan,dengan keanekaragaman sumberdaya alam yang beragam.

19
NTT terdiri dari 22 kabupaten dengan sturuktur ekonominya pertanian dan industry.
Jumlah penduduk di provinsi ini adalah 4.683.827 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk sebesar 2,07%. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.326.487 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 2.357.340 jiwa (2010). Kepadatan penduduk di Nusa
Tenggara Timur sebesar 96 jiwa/km2, dengan presentasi penduduk yang tinggal di
perkotaan kurang lebih 20%, dan sisanya sebesar 80% mendiami kawasan pedesaan.
Menurut berbagai standar ekonomi, ekonomi di provinsi ini lebih rendah dari pada
rata-rata Indonesia, dengan tingginya inflasi (15%), pengangguran (30%) dan tingkat
suku bunga (22-24%).

E. Daftar Pustaka
Ntt.bps.go.id
simreg.bappenas.go.id/view/publikasi/clickD.php?id=48
http://kupang.tribunnews.com/2016/05/12/perkembangan-perekonomian-ntt-
tunjukan-trand-yang-baik

http://www.kompasiana.com/yos08/faktor-faktor-yang-memengaruhi-kemiskinan-di-
ntt_589208f39593733f2023f72a

http://accounting-media.blogspot.co.id/2014/05/struktur-ekonomi-indonesia.html#
bappeda.nttprov.go.id/index.../rpjmd-provinsi-ntt-2013-2018?...RPJMD%202013.
simreg.bappenas.go.id/view/profil/clickD.php?id=18

20
F. Lampiran Data-data
1. Data Jumlah Penduduk total Provinsi NTT

Total Penduduk Hasil Sensus Penduduk (Jiwa)


Proyeksi Penduduk 2010-2015 Menurut Kabupaten/Kota
Wilayah
(Perempuan+Laki-Laki) (Jiwa)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumba Barat 110993 113691 115672 117787 119907 121921
Sumba Timur 227732 232594 236494 240190 243009 246294
Kupang 304548 312215 319895 328688 338415 348010
Timor Tengah
441155 446002 448693 451922 456152 459310
Selatan
Timor Tengah Utara 229803 233718 236703 239503 242082 244714
Belu 352297 192808 196330 199990 203284 206778
Alor 190026 192807 194719 196613 198200 199915
Lembata 117829 120783 123977 126704 129482 132171
Flores Timur 232605 236505 239314 241590 244485 246994
Sikka 300328 304221 306431 309008 311411 313509
Ende 260605 263505 265304 266909 268314 269724

21
Ngada 142393 145503 147891 150186 152519 154693
Manggarai 292451 299006 304441 309614 314491 319607
Rote Ndao 119908 126009 131467 137182 142106 147778
Manggarai Barat 221703 228912 234811 240905 245817 251689
Sumba Tengah 62485 63983 65070 66314 67393 68515
Sumba Barat Daya 284903 292798 299534 306195 312510 319119
Nagekeo 130120 132575 134427 136201 137919 139577
Manggarai Timur 252744 257877 261777 264979 268418 272514
Sabu Raijua 72960 76223 78592 80897 83501 85970
Malaka - 168210 171303 174391 177398 180382
Kota Kupang 336239 348673 358382 368199 380084 390877
Nusa Tenggara 512006
4683827 4788618 4871227 4953967 5036897
Timur 1

2. Data Jumlah Penduduk Miskin Provinsi NTT

Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota


Wilayah (Ribu Jiwa)
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumba Barat 35.3 34.08 34.6 34.2 33.47 37.35
Sumba Timur 74 71.54 72.5 68.8 67.4 77.95
Kupang 63.1 61.02 61.9 101.5 64.96 80.98
Timor Tengah Selatan 126.6 122.32 124 126 122.49 144.01
Timor Tengah Utara 52.2 50.49 51.2 51.8 50.72 61.96
Belu 54.7 52.81 53.5 29.3 54.46 34.75
Alor 40.3 38.91 39.4 39.6 38.72 45.83
Lembata 31.5 30.51 30.9 29.6 29.07 35.93
Flores Timur 22.4 21.63 21.9 19.6 19.21 24.02
Sikka 40.2 38.91 39.4 39.2 38.28 44.64

22
Ende 56.4 54.55 55.3 56.2 54.74 63.23
Ngada 17.2 16.61 16.8 16.9 16.47 19.85
Manggarai 67.1 64.78 65.7 65.2 63.86 74.01
Rote Ndao 39.5 38.23 38.7 39.1 38.55 45.01
Manggarai Barat 45.3 43.83 44.4 44.1 42.55 50.98
Sumba Tengah 21.3 20.56 20.9 21.3 21.26 24.69
Sumba Barat Daya 85.1 82.16 83.3 82.7 81.01 96.54
Nagekeo 16.5 16.03 16.2 16.5 16.64 20
Manggarai Timur 65.7 63.53 64.4 66.1 64.72 77.67
Sabu Raijua 30.5 29.54 29.9 25.3 24.8 28.43
Malaka - - - - - 32.28
Kota Kupang 35.6 34.47 35 33.8 33.3 39.73
Nusa Tenggara Timur 1020.6 986.5 1000.3 1006.9 994.68 1159.84

3. Data PDRB ADHK 2010 Provinsi NTT Berdasarkan Lapangan Usaha

23
Lanjutan

24
Lanjutan

25
4. Data Jumlah Tenaga Kerja per Sektor (Lapangan Usaha)

26
Jumlah Penduduk 15+ Yang Bekerja Selama Seminggu Yang
Lapangan Pekerjaan Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama (Jiwa)
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian Kehutanan
1472627 1333638 1360265 1291191 1284591 1321274
Perkebunan Perikanan
Pertambangan Dan
35570 30166 23627 29537 23052 19050
Penggalian
Industri Pengolahan 134591 143972 124697 158501 150998 166194
Listrik Dan Gas 2661 1731 2420 2176 3734 5038
Bangunan 56557 62472 59405 81634 76341 79317
Perdagangan Besar
Dan Eceran Rumah 149160 150765 147439 154124 165532 177571
Makan
Angkutan
Pergudangan 91958 98318 87407 95738 104267 90815
Komunikasi
Keuangan Asuransi
Usaha Persewaan Dan 12864 9766 20810 18484 22371 23528
Bangunan
Jasa Kemasyarakatan 204745 230401 270189 264298 273621 291441
Lainnya/ Tidak
- - - - - -
Menjawab
Jumlah 2160733 2061229 2096259 2095683 2104507 2174228

27
5. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi per Sektor terhadap PDRB

28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai