Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISIS TIPOLOGI KLASSEN

EKONOMI WILAYAH DAN KOTA (PL 2271)

Studi Kasus : Provinsi Papua Barat

Dosen :

Isye Susana Nurhasanah, S.T., M.Si.

Oleh :

Dila Febriani Yuniar (22116115)

Kelas RB

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2018
I. Tabel Data Laju Pertumbuhan dan Pendapatan Perkapita Provinsi
Papua Barat

Provinsi Papua Barat adalah salah satu Provinsi yang terletak di Pulau
Papua, tepatnya di bagian yang paling Barat Pulau Papua. Provinsi Papua Barat
yang sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi Irian Jaya di masa Order Baru
ini dimekarkan pada tanggal 04 Oktober 1999 berdasarkan UU Nomor 45 Tahun
1999 menjadi Provinsi yang berdiri sendiri. Sebelum diganti namanya menjadi
Provinsi Papua Barat pada tanggal 18 April 2007 (Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2007), Provinsi ini bernama Provinsi Irian Jaya Barat (Irjabar).

Secara Geografis, Provinsi Papua Barat berada di lokasi 0° – 4° Lintang


Selatan dan 124° – 132° Bujur Timur. Di sebelah Timur, Provinsi Papua Barat
berbatasan dengan Provinsi Papua sedangkan di sebelah Baratnya adalah Laut
Seram, Provinsi Kepulauan Maluku dan Provinsi Maluku Utara. Di sebelah
Selatan Provinsi Papua Barat adalah Laut Banda dan di sebelah Utaranya adalah
Samudera Pasifik.Provinsi Papua Barat memiliki Luas Wilayah sebesar
99.671,63 Km2 dengan jumlah penduduk sebanyak 1.069.498 Jiwa. Ibukota
Provinsi Papua Barat adalah Kota Sorong.Provinsi Papua Barat merupakan
wilayah yang termasuk dalam zona waktu Indonesia Timur atau WIT. Zona
Waktu Indonesia Timur (WIT) ini sama dengan waktu Internasional GMT +9 atau
UTC +9.

Provinsi Papua Barat kaya akan sumber daya alam berupa hutan, mineral,
minyak dan gas bumi, maupun kelautan. Pemanfaatan sumber daya alam
tersebut mampu meningkatkan perekonomian Papua Barat dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat meskipun belum merata.Berikut adalah data kondisi
perkonomian dilihat dari laju pertumbuhan produk domestik regional bruto dan
pendapatan perkapita wilayah provinsi Papua Barat
Tabel 1
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000
menurut Kabupaten/Kota (dalam satuan persen) 2009-2013

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-Rata


Kabupaten/Regency
1. Fakfak 6,91 7,75 5,68 7,79 8,44 7,314
2. Kaimana 9,56 7,95 3,14 9,54 7,72 7,582
3. Teluk Wondama 9,8 5,8 3,35 7,52 7,22 6,738
4. Teluk Bintuni 82,04 145,3 6,36 2,73 5,41 48,368
5. Manokwari 10,09 8,59 5,49 -2,87 10,42 6,344
6. Sorong Selatan 8,11 6,71 7,57 7,11 6,75 7,25
7. Sorong 4,6 18,3 2,08 -1,33 0,15 4,76
8. Raja Ampat 1,9 -1,32 -5,78 4,27 4,84 0,782
9. Tambrauw 4,02 2,67 4,36 6,1 5,93 4,616
10. Maybrat 5,85 4,44 3,95 4,41 5,25 4,78
Manokwari
11.
Selatan 5,44 5,44
Pegunungan
12.
Arfak 4,41 4,41
Kota / Municipality

13. Sorong 8,78 9,52 6,54 9,65 11,83 9,264


Papua Barat 13,87 28,47 27,01 15,9 9,3 18,91

Sumber :BPS Papua Barat


Tabel 2
PDRB Perkapita Papua Barat 2009-2013

No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-Rata


Kabupaten/Regency
1. Fakfak 26,87 29,51 30,42 31,62 34,35 30,55
2. Kaimana 24,38 24,37 24,09 25,49 26,84 25,03
3. Teluk Wondama 25,93 24,65 24,54 25,46 27,00 25,52
4. Teluk Bintuni 134,01 349,94 359,34 356,86 373,31 314,69
5. Manokwari 21,52 22,01 14,78 20,97 31,13 22,08
6. Sorong Selatan 10,90 19,20 19,87 20,30 21,78 18,41
7. Sorong 60,84 73,31 100,23 98,15 94,41 85,39
8. Raja Ampat 45,04 43,77 40,36 40,55 43,00 42,54
9. Tambrauw 14,68 15,31 15,61 7,91 13,38
10. Maybrat 8,71 8,71 8,70 9,19 8,83
11. Manokwari Selatan 20,72 20,72
12. Pegunungan Arfak 3,62 3,62
Kota / Municipality
13. Sorong 26,44 26,21 26,67 28,26 30,81 27,68
Papua Barat 97,96 12,31 15,06 16,88 18,18 32,08

Sumber :BPS Papua Barat


II. Tabel Tipologi Klassen

Tabel 3
Tabel tipologi klassen laju pertumbuhan dan pendapatan perkapita Provinsi Papua Barat

PDRB Perkapita (y)


Laju
Y1> y Y1< y
Pertumbuhan
PDRB (r)
Daerah cepat maju Daerah Berkembang
R1> r dan cepat tumbuh Cepat
(Teluk Bintuni)
Daerah Maju Tapi Daerah Relatif Tertinggal (Fakfak,
Tertekan (Raja Ampat , Kaimana, Teluk Wondama, Manokwari,
Kabupaten Sorong)
Sorong Selatan, Tambrauw, Maybrat,
R1< r Manokwari, Selatan, Pegunungan Arfak,

dan Kota Sorong

Sumber :Hasil Analisis


III. Analisis Tipologi Klassen

Saya menggunakan Analisis Tipologi Klaassen untuk mengetahui


bagaimana keadaan pertumbuhan PDRB wilayah Papua Barat . Mungkin dari
hasil analisis ini akan ada hal yang kurang tepat karena kurangnya data yang
ada. Dapat dilihat dari tabel tipologi klasen laju pertumbuhan dan pendapatan
perkapita provinsi Papua Barat, daerah yang dapat dikatagorikan kedalam
daerah cepat maju dan cepat tumbuh adalah Kabupaten Teluk Bintuni, oleh
karena itu dari tabel tipologi klasen dapat disimpulkan bahwa daerah Teluk
Bintuni merupakan daerah kuadran satu, yaitu daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan yang lebih tinggi dibanding rata-
rata kabupaten karena Teluk Bintuni merupakan daerah yang memiliki potensi
sangat besar dalam sektor sektor pertanian, kelautan dan pertambangan. Saat
ini Teluk Bintuni memiliki sektor industri pertambangan yang dimana industri
tersebut menjadi sumbangan utama APBN atau penyumbang kas negara.
Daerah yang dapat dikatagorikan kedalam daerah Maju tapi tertekan adalah
Raja Ampat dan Kabupaten Sorong, daerah tersebut masuk ke dalam wilayah
kuadran kedua yaitu daerah yang memiliki pendapatan perkapita lebih tinggi,
tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding dengan rata-rata
kabupaten, Raja Ampat merupakan daerah yang memiliki banyak potensi dari
aspek pariwisatanya . Raja Ampat juga merupakan daerah yang memiliki sektor
industri pertambangan yang maju tetapi pemerintah dan masyarakat setempat
lebih memilih mengembangkan aspek pariwisata karena dirasa akan lebih
bertahan dalam jangka waktu yang lama. Wilayah Kabupaten Sorong memiliki
potensi dan keunggulan secara geoekonomi dan geostraegi. Keunggulan
geokonomi antara lain lokasi yang terletak di Selat Sele yang mempunyai potensi
di sektor perikanan dan perhubungan laut. Lokasi tersebut juga sangat strategis
untuk pengembangan industri logistik, industri pengolahan ekspor, dan industri
yang berbasis pariwisata bahari, pertanian serta pertambangan. Keunggulan
geostrategis dari wilayah Kabupaten Sorong yaitu berada pada jalur lintasan
perdagangan internasional Asia Pasifik dan Australia. Daerah maju tapi tertekan
(retarted region) adalah daerah-daerah yang relatif maju tetapi dalam beberapa
tahun terakhir laju pertumbuhannya menurun akibat tertekannya kegiatan utama
daerah yang bersangkutan. Karena itu, walaupun daerah ini merupakan daerah
telah maju tetapi dimasa mendatang diperkirakan pertumbuhannya tidak akan
begitu cepat, walaupun potensi pembangunan yang dimiliki pada dasarnya
sangat besar.Daerah berkembang cepat (growing region) pada dasarnya adalah
daerah yang memiliki potensi pengembangan sangat besar, tetapi masih belum
diolah secara baik. Di Provinsi Papua Barat sendiri jika dilihat dari laju
pertumbuhan pdrb dan pdrb perkapitanya tidak terdapat daerah yang masuk
dalam katagori daerah berkembang cepat. Karena itu dimasa mendatang daerah
ini diperkirakan mampu berkembang dengan pesat untuk mengejar
ketertinggalannya dengan daerah maju.
Sedangkan untuk daerah relatif tertinggal adalah Fakfak, Kaimana, Teluk
Wondama, Manokwari, Sorong Selatan, Tambrauw, Maybrat, Manokwari,
Selatan, Pegunungan Arfak, dan Kota Sorong. Hampir semua kabupaten yang
ada di Provinsi Papua Barat termasuk dalam daerah yang tertinggal dan
dikatagorikan kuadran keempat yaitu adalah daerah yang memiliki tingkat
pertumbuhan dan pendapatan perkapita yang lebih rendah dibandingkan dengan
rata-rata kabupaten. Daerah-daerah ini memiliki tingkat pertumbuhan dan
pendapatan per kapita yang berada dibawah rata-rata dari seluruh daerah. Ini
berarti bahwa baik tingkat kemakmuran masyarakat maupun tingkat
pertumbuhan ekonomi di daerah ini masih relatif rendah. Tetapi hal ini tidak
berarti bahwa didaerah ini tidak akan berkembang di masa mendatang.
Provinsi Papua Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki
banyak sekali potensi baik itu sektor pariwisata maupun industri pertambangan.
Namun meskipun potensi yang ada sangatlah besar tetspi karena ketersedian
sarana dan prasarananya masih sangat kurang serta tingkat pendidikan yang
kurang menyebabkan pertumbuhan perekonomian Provinsi Papua Barat rendah
dan masih banyak daerah-daerah yang tertinggal. Provinsi Papua Barat
seharusnya dapat menjadi slah satu provinsi yang berkembang jika
pengembangan sarana dan prasarana perekonomian daerah berikut tingkat
pendidikan dan pengetahuan masyarakat setempat. Jika pengembangan daerah
ini diperhatikan maka diperkirakan daerah ini secara bertahap akan dapat pula
mengejar ketertinggalannya.

Anda mungkin juga menyukai