Anda di halaman 1dari 28

Skalogram Guttman

Konsep dan Dasar Perhitungan


Eko Anton Rubiantoro, ST,MT
SKALOGRAM GUTTMAN

 Louis Guttman (1950)


 salah satu skala satu dimensi
 menggambarkan respon subyek terhadap obyek
tertentu menurut tingkatan yang sempurna
 orang yang mampu menjawab semua pertanyaan
dengan baik akan lebih baik dibandingkan dengan
yang mampu menjawab sebagian saja
SKALOGRAM GUTTMAN

 Analisis Skalogram merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk


mengetahui kemampuan suatu daerah dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
 Semakin tinggi perkembangan suatu wilayah berarti wilayah tersebut
semakin mampu memberikan pelayanan kepada masyarakatnya.
 Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah ketersediaan fasilitas-
fasilitas yang ada didaerah itu seperti fasilitas yang berkaitan dengan
aktivitas ekonomi, aktivitas sosial dan pemerintahan.
 Dengan analisis skalogram dapat ditentukan daerah ataupun kecamatan
yang dapat dijadikan sebagai pusat pertumbuhan. Kecamatan yang
memiliki kelengkapan fasilitas tertinggi dapat ditentukan sebagai pusat
pertumbuhan.
Dasar analisis skalogram #1

contoh: ada problem aritmatik seperti ini

(1) 2 (2) 12 (3) 28 (4) 86 (5) 228


3 15 24 88 894
+ + + + +

▪ Jika subyek A mampu menjawab soal (5), dia pasti akan


mampu menjawab soal (1) s/d (4)
▪ Jika subyek B hanya mampu soal (2) tapi tidak mampu soal
(3), kemungkinan akan tidak mampu menjawab soal (4),
apalagi soal (5)
Dasar analisis skalogram #2

Jika jawaban benar dan salah subyek A dan B digambarkan dalam


skala 1 dan 0, maka akan muncul matriks sebagai berikut

Item (Obyek)
Jumlah
1 2 3 4 5
Subyek A punya skala  1 1 1 1 1 5
Subyek B punya skala  1 1 0 0 0 2

▪ Jika ada lima obyek (item) pertanyaan yang diberikan, maka


kemungkinan yang akan muncul adalah ada 6 tipe skala
▪ Dengan kata lain, jika ada K obyek, maka jumlah skala yang
muncul adalah (K + 1)
Contoh perhitungan skalogram #1

 Ada lima pertanyaan diberikan kepada 12 subyek, tentang


pendapat mereka (setuju dan tidak setuju) terhadap 6 obyek
atau item pertanyaan.
 Rangkuman hasil adalah sebagai berikut, dengan 1
menandakan setuju dan 0 menandakan tidak setuju.

Subyek A B C D E F Jumlah
1 0 1 1 1 1 0 4
2 1 1 1 0 0 0 3
3 1 0 0 0 0 1 2
4 1 1 0 0 0 0 2
5 0 0 1 1 1 0 3
6 0 1 0 1 1 0 3
7 0 1 0 0 1 0 2
8 0 1 1 0 0 0 2
9 1 1 0 1 1 1 5
10 0 1 1 1 0 0 3
11 0 0 1 0 0 0 1
12 0 1 1 0 1 0 3
4 9 7 5 6 2 33
Contoh perhitungan skalogram #2
Dari tabel tersebut dapat dihitung kesalahan dari setiap subyek.
Misal saja subyek 9 dengan 5 obyek. Kesalahannya adalah sebagai
berikut

Jumlah
Tipe skala sempurna 1 1 1 1 1 0 5
Subyek 9 1 0 1 1 1 1 5
Perbedaan 1 -1

Jumlah mutlak perbedaan adalah 2 = 1 + |-1|

 Dengan langkah yang sama, subyek lain juga dihitung dan


menghasilkan matriks sebagai berikut.
 Sebelumnya dilakukan pengurutan (sorting) baik dalam
kolom maupun baris
Contoh perhitungan skalogram #3

Subyek B C E D A F Jumlah Salah


9 1 0* 1 1 1 1* 5 2
1 1 1 1 1 0 0 4 0
2 1 1 0* 0 1* 0 3 2
5 0* 1 1 1* 0 0 3 2
6 1 0* 1 1* 0 0 3 2
10 1 1 0* 1* 0 0 3 2
12 1 1 1 0 0 0 3 0
3 0* 0* 0 0 1* 1* 2 4
4 1 0* 0 0 1* 0 2 2
7 1 0* 1* 0 0 0 2 2
8 1 1 0 0 0 0 2 0
11 0* 1* 0 0 0 0 1 2
9 7 6 5 4 2 33 20
* menandakan obyek yang salah
Perhitungan kesalahan #1

▪ Jumlah maksimum kesalahan yang mungkin adalah N x K, di


mana N adalah subyek dan K adalah obyek
▪ Karena ada 12 subyek dan 6 obyek, maka kesalahan
maksimum adalah 72
▪ Dari tabel terdapat kesalahan (error) sejumlah 20, sehingga
kesalahan yang terjadi menurut Goodenough adalah

20kesalahan
1  0,723
72maks

PENYUSUNAN KEMBALI MATRIKS


▪ Dari tabel kelihatan bahwa obyek C mempunyai kesalahan
yang besar (6 dari kemungkinan 12, atau 50%)
▪ Perlu dilakukan pengurangan obyek untuk mendekati skala
yang mendekati sempurna
▪ Jika obyek C dihilangkan, maka matriknya akan menjadi
sebagai berikut
Perhitungan kesalahan #2
Subyek B E D A F Jumlah Salah
9 1 1 1 1 1 5 0
1 1 1 1 0 0 3 0
6 1 1 1 0 0 3 0
12 1 1 0 0 0 2 0
7 1 1 0 0 0 2 0
2 1 0* 0 1* 0 2 2
10 1 0* 1* 0 0 2 2
4 1 0* 0 1* 0 2 2
5 0* 1 1* 0 0 2 2
3 0* 0* 0 1* 1* 2 4
8 1 0 0 0 0 1 0
11 0 0 0 0 0 0 0
9 6 5 4 2 26 12
p 0.75 0.50 0.42 0.33 0.17
q 0.25 0.50 0.58 0.67 0.83

▪ Setelah penyusunan kembali baris dan kolom sebagaimana tercantum


di atas, maka jumlah kesalahan menjadi mengecil menjadi: 1 – 12/60 =
0,80

Tingkat kesalahan yang dihitung sebelumnya disebut sebagai


coefficient of reproducibility (CR)
Perhitungan kesalahan #2

 Penyusunan kembali matriks tidak diperlukan lagi apabila


sudah tidak terjadi penambahan dalam angka CR
 Guttman mengatakan bahwa batas CR yang ditoleransi adalah
0,90, jika kurang 0,90 maka hasilnya tidak mendekati skala yang
sebenarnya.
 Studi lain menganjurkan angka 0,93 dengan 0,05 tingkat
signifikansi sebagai angka minimal.
 Indikator lain yang bisa dipergunakan adalah coefficient of
scalability (CS), dengan batas toleransi 0,60.
Indikator/uji kesahihan skala

(1) Coefficient of reproducibility (CR) = 1   e


NxK
(2) Minimum marginal of reproducibility (MMR)
K
 pi
i 1
pi atau qi adalah nilai maksimum
K
(3) Percentage of improvement (PI) = CR – MMR

PI
(4) Coefficient of scalability (CS) =
1  MMR
ANALISIS SKALOGRAM

 Pada umumnya skalogram dipergunakan untuk menganalisis pusat-


pusat permukiman, khususnya hirarki atau orde pusat-pusat
permukiman
 Subyek dalam hal ini diganti dengan pusat permukiman (settlement),
sedangkan obyek diganti dengan fungsi atau kegiatan
 Analisis skalogram biasanya kemudian diberikan tambahan bobot
untuk menghasilkan analisis yang lebih baik
 Dengan beberapa tambahan analisis, misalnya: aturan Marshall,
atau algoritma Reed-Muench, tabel skalogram menjadi indikasi awal
analisis jangkauan pelayanan setiap fungsi dan pusat permukiman
yang dihasilkan
TAHAPAN ANALISIS SKALOGRAM

 Identifikasi semua kawasan perkotaan yang ada


 Perhitungan jumlah penduduk di setiap kawasan
perkotaan
 Identifikasi fungsi-fungsi perkotaan yang ada di setiap
kawasan perkotaan
 Proses tabulasi dan pengurutan, sehingga keluar tabel
hirarki pusat permukiman
FASILITAS YANG DIPERHITUNGKAN

 Fasilitas-fasilitas yang digunakan di dalam analisis skalogram


yakni fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan sosial, ekonomi
dan pemerintahan.
 Fasilitas sosial yang digunakan terdiri dari fasilitas untuk
pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, puskesmas
pembantu, posyandu), untuk pelayanan pendidikan (SD, SLTP,
SLTA, Perguruan Tinggi) dan pelayanan keagamaan (mesjid,
mushola, langgar, gereja, klenteng).
 Fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi yang
digunakan antara lain: pasar, supermarket, KUD, non KUD, bank
dan non bank serta objek wisata. Sementara itu, untuk
menggambarkan pelayanan pemerintahan diwakili oleh
keberadaan kantor pos dan kantor pemerintahan.
Analisis Skalogram
Fasilitas Pendidikan Fasilitas Peribadatan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Perekonomian

Toko/Warung/Kedai
Minimarket/ Toko

Rumah Makan
SMA/SMK/MA

Industri Besar

Super Market
Industri Kecil
Puskesmas

Menengah
SMP/MTS

Klenteng
Mushola

Modern
Gereja

Vihara
Masjid
SD/MI

Pasar
No Kecamatan Jml

Pustu

BKIA
Pura

RSU
RB
1 Getasan 1 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 - - 1 1 1 - 1 1 1 15
2 Tengaran 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 - - 1 1 1 - 1 1 1 16
3 Susukan 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 - - - - 1 - - 1 1 - 12
4 Kaliwungu 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 - - - 1 1 1 - 1 1 - 14
5 Suruh 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 - - 1 1 1 - 1 1 - 15
6 Pabelan 1 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 - - - 1 1 - 1 1 - 13
7 Tuntang 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 - - 1 1 1 - 1 1 - 15
8 Banyubiru 1 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 - - 1 1 1 - 1 1 1 15
9 Jambu 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 - - 1 1 1 - 1 1 1 16
10 Sumowono 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 - - - 1 1 - 1 1 - 14
11 Ambarawa 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 19
12 Bandungan 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 15
13 Bawen 1 1 1 1 1 1 - 1 - 1 1 1 - - 1 1 1 - - 1 1 15
14 Bringin 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 - - - - 1 1 - 1 1 - 13
15 Bancak 1 1 1 1 - 1 - - - 1 1 - - - - 1 1 - 1 1 - 11
16 Pringapus 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 - - 1 1 1 - 1 1 - 15
17 Bergas 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 - 1 1 1 1 - 1 1 1 17
Ungaran
18 1 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
Barat
Ungaran
19 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 3 - - 1 1 1 1 1 1 19
Timur

Jumlah 19 19 19 19 18 19 12 2 1 19 19 15 5 3 12 19 18 3 18 19 9 287
Analisis Skalogram

Minimarket/ Toko

Industri Besar
Toko/Warung/
SMA/SMK/MA

Super Market
Industri Kecil
Puskesmas

Kesalahan
Menengah
SMP/MTS

Mushola

Modern
Masjid

Gereja
SD/MI

Pustu

Pasar
Kedai

RSU

RB
No Kecamatan Jumlah

1 Ambarawa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 16
2 Ungaran Barat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 16
3 Bergas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 14
4 Ungaran Timur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 2 14
5 Bawen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
6 Tengaran 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
7 Jambu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
8 Getasan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
9 Suruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
10 Tuntang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
11 Banyubiru 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
12 Pringapus 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
13 Kaliwungu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
14 Bandungan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 12
15 Sumowono 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 12
16 Pabelan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 12
17 Bringin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 12
18 Bancak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - - 11
19 Susukan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 - - - - 1 11
Jumlah 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 18 18 12 3 3 3 3 247
Analisis Skalogram

Minimarket/ Toko

Industri Besar
Toko/Warung/
SMA/SMK/MA

Super Market
Industri Kecil
Puskesmas

Kesalahan
Menengah
SMP/MTS

Mushola

Modern
Masjid

Gereja
SD/MI

Pustu

Pasar
Kedai

RSU

RB
No Kecamatan Jumlah

1 Ambarawa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 16
2 Ungaran Barat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 16
3 Bergas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 14
4 Ungaran Timur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 2 14
5 Bawen 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
6 Tengaran 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
7 Jambu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
8 Getasan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
9 Suruh 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
10 Tuntang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
11 Banyubiru 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
12 Pringapus 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
13 Kaliwungu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - 13
14 Bandungan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 12
15 Sumowono 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 12
16 Pabelan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 12
17 Bringin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 12
18 Bancak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - - 11
19 Susukan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 - - - - 1 11
Jumlah 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 18 18 12 3 3 3 3 247
Analisis Indeks Sentralitas Marshall

Rumus yang digunakan untuk menilai bobot


dari suatu fasilitas, adalah:
t
C=
T
Dimana
C = bobot dari atribut suatu fasilitas
t = nilai sentralitas gabungan dalam ini 100
T = jumlah total dari atribut fasilitas
Matriks Indeks Sentralitas

 Matriks indeks sentralitas merupakan bagian dari matriks fungsi wilayah atau
yang sering disebut dengan analisis fungsi yang merupakan analisis
terhadap fungsi-fungsi pelayanan yang tersebar di wilayah studi, dalam
kaitannya dengan berbagai aktivitas penduduk/masyarakat, untuk
memperoleh/memanfaatkan fasilitas-fasilitas tersebut.
 Indeks sentralitas dimaksudkan untuk mengetahui struktur/hierarki pusat-
pusat pelayanan yang ada dalam suatu wilayah perencanaan pembangunan,
seberapa banyak fungsi yang ada, berapa jenis fungsi dan berapa jumlah
penduduk yang dilayani serta seberapa besar frekuensi keberadaan suatu
fungsi dalam satu satuan wilayah permukiman.
 Frekuensi keberadaan fungsi menunjukkan jumlah fungsi sejenis yang ada dan
tersebar di wilayah tertentu, sedangkan frekuensi kegiatan menunjukkan
tingkat pelayanan yang mungkin dapat dilakukan oleh suatu fungsi tertentu di
wilayah tertentu.
Matriks Indeks Sentralitas

 Untuk mengukur daya tarik yang dimiliki oleh suatu daerah atau besarnya
interaksi antar daerah dapat dilakukan dengan analisis gravitasi.
 Analisis gravitasi dilandaskan pada asumsi bahwa interaksi antara dua pusat
mempunyai hubungan proporsional langsung dengan “massa” dari pusat-pusat
bersangkutan dan mempunyai hubungan proporsional terbalik dengan “jarak”
antara pusat-pusat tersebut.
 Variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur “massa” dan “jarak” adalah
tergantung pada persoalan yang hendak dicapai dan ketersediaan data.
 Variabel yang dapat mewakili “massa” antara lain; penduduk, kesempatan kerja,
pendapatan, pengeluaran, sementara variabel yang dapat mewakili “jarak”
dinyatakan dalam ukuran phisik, waktu, harga dan lain-lain.
 Pada perkembangannya variabel yang sering digunakan untuk mengetahui daya
tarik atau kekuatan interaksi yang dimiliki oleh suatu daerah dapat dilihat dari
jumlah penduduk dan jarak kedua daerah tersebut.
RUMUS

Rumus gravitasi yang pada umumnya


digunakan yaitu (Tarigan, 2010. 105)

Semakin besar angka interaksi yang diperoleh oleh suatu wilayah maka semakin erat
hubungan wilayah tersebut dengan daerah lainnya. Dalam hal ini berarti semakin potensial
daerah tersebut untuk berkembang karena keterkaitan antar kegiatan ekonominya erat.
Analisis Pembobotan/ Indeks Sentralitas
Analisis Pembobotan/ Indeks Sentralitas
lanjutan
Analisis Pembobotan/ Indeks Sentralitas
lanjutan

HASIL ANALISIS PEMBOBOTAN

Kota hirarki I Kecamatan Ungaran Barat


Kota hirarki III Kecamatan Ambarawa dan Bergas
Kota hirarki IV Kecamatan Ungaran Timur, Tengaran, dan Suruh
Kota hirarki V Kecamatan Ungaran Getasan, Tuntang, Pringapus,Bringin, Susukan, Pabelan, Bandungan, Bawen, Banyubiru, Jambu, Sumowono,
Kaliwungu, dan Bancak
Hierarki 1

Hierarki 3

Hierarki 4

Hierarki 5
Sekian
Tugas
Membuat Analisis
Skalogram + Marshall
untuk tingkat kekotaan
di kabupaten

Anda mungkin juga menyukai