PROYEKSI PENDUDUK
Kelompok 5:
Fadila Indriasari (20/467912/PMU/10518)
Fauziah Lestari (20/467913/PMU/10519)
Hafizh Meyzar Aqil (20/467914/PMU/10520)
Pendahuluan
• Migrasi merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam
menyusun proyeksi penduduk selain dari fertilitas dan mortalitas.
• Pola, arah, dan besaran migrasi sangat dinamis sehingga dalam
menentukan rate migrasi saat ini dan masa yang akan datang perlu
kehati-hatian.
• Pengklasifikasian migrasi didasarkan pada konsep penduduk yang
digunakan oleh BPS (sampai dengan SUPAS 2015), yaitu dengan
menggunakan batasan 6 bulan. Sehingga, seseorang dianggap
sebagai migran jika telah tinggal di wilayah lain selama 6 bulan atau
lebih atau kurang dari enam bulan tetapi berniat menetap.
Pendahuluan (lanjutan…)
• Dalam menghitung proyeksi penduduk digunakan migrasi risen
sebagai pendekatan perhitungan angka atau tingkat migrasi suatu
wilayah.
• Data migrasi risen didapatkan dari pertanyaan terkait tempat tinggal 5
tahun yang lalu.
• Penggunaan data migrasi risen dapat dibagi menjadi 2 macam
tergantung dari cakupan wilayah proyeksi penduduk yang dikehendaki.
Proyeksi penduduk Indonesia (level nasional) menggunakan migrasi risen
internasional
Proyeksi penduduk level provinsi menggunakan migrasi risen antar provinsi.
Migrasi Internasional
(Migrasi Risen Internasional)...(1)
• Migrasi internasional merupakan perpindahan penduduk yang melintasi batas negara.
Terdapat 2 (dua) pendekatan untuk menghitung migrasi internasional yaitu:
A. Pertama, metode langsung dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari
kementrian terkait (Kementrian Luar Negeri, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
dan Dirjen Imigrasi Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia).
Keterbatasan : perbedaan konsep, perbedaan referensi waktu, kelengkapan data
terkait kerahasiaan data
B. Kedua, metode tidak langsung yaitu dengan memanfaatkan data dari hasil Survei/Sensus.
Menurut panduan UN (2017), ada 2 metode yang dapat dipakai untuk mengestimasi net
migrasi dengan menggunakan data dua sensus (sensus terakhir dan sensus sebelumnya),
yaitu:
Migrasi Internasional
(Migrasi Risen Internasional)…(2)
•1. Metode Net International Migration using Intercensal Component Method
Pada metode ini dibutuhkan data jumlah penduduk hasil kedua sensus. Selain itu, metode
ini membutuhkan data kelahiran dan kematian yang tepat yang biasanya diperoleh dari
catatan vital statistik. Metode ini sulit diterapkan jika data kelahiran dan kematian tidak
tersedia dengan baik seperti halnya Indonesia.
Dimana :
I-O = migrasi netto
= perubahan penduduk antara dua sensus
= pertambahan alamiah penduduk antara dua sensus
Migrasi Internasional
(Migrasi Risen Internasional)…(3)
2. Metode ”Net Migration using the Intercensal Cohort Component
Method”.
Metode ini juga membutuhkan dua data sensus penduduk namun tidak
membutuhkan data vital statistik terutama data kematian menurut umur dan
jenis kelamin. Namun, metode ini membutuhkan data survival ratio untuk
setiap jenis kelamin dan kelompok umur. Jadi perlu Life Table yang cocok
utamanya yang disusun dari data sensus itu sendiri.
Ketersediaan Data di Indonesia
• Data migrasi migrasi internasional yang bersumber dari survei/sensus berbasis rumah
tangga hanya dapat diperoleh melalui Sensus Penduduk dan Survei Penduduk Antar
Sensus (SUPAS).
• Sampai dengan Sensus Penduduk 2010 data yang ada terbatas hanya pada jumlah migran
yang masuk ke Indonesia, belum ada jumlah penduduk yang pindah keluar Indonesia.
• Akibatnya, tidak dapat dihasilkan migrasi internasional neto sehingga digunakanlah net
migasi internasioanl = 0 atau diasumsi jumlah orang yang masuk dan keluar Indonesia
hampir sama. Dengan kata lain, migrasi internasional dianggap tidak signifikan
mempengaruhi dinamika penduduk Indonesia. Indonesia diasumsikan sebagai negara
tertutup (closed country).
Ketersediaan Data (lanjutan…)
• Faktanya, Indonesia merupakan salah satu negara pengirim migran
keluar internasional terbesar terutama pekerja migran (Tenaga Kerja
Indonesia /TKI).
• Untuk itu, BPS menginisiasi pembangunan statistik migrasi internasional
dengan pendekatan survei berbasis rumah tangga melalui Survei
Penduduk Antar Sensus tahun 2015 (SUPAS2015).
• Karena data terkait migrasi internasional sementara hanya ada dari
SUPAS 2015 saja maka kedua metode rekomendasi UN belum dapat
dilakukan penghitungannya. Angka net migrasi internasional yang
dihitung hanya berdasarkan data migrasi masuk dan keluar
internasional dari data SUPAS 2015 saja.
Menghitung migrasi internasional
(berdasarkan data hasil SUPAS 2015)
Migrasi keluar internasional
dimana :
ASNMRi = Ini − Outi / ( 5 x Pi mid 10-15 ) x 1000
Ini = Migrasi masuk di provinsi i
Outi = Migrasi keluar di provinsi i
Pi mid 10-15 = Penduduk pertengahan tahun 2010-2015
Perhitungan Migrasi Risen Antar Provinsi (1)
•• Sedangkan ASNMR untuk penduduk 0-4 tahun dihitung dengan rumus:
Dimana:
ASNMR0-4P = ASNMR untuk penduduk perempuan umur 0-4 tahun
ASNMR0-4L = ASNMR untuk penduduk laki-laki umur 0-4 tahun
M15-49P = jumlah migran perempuan umur 15-49 tahun
P0-4P = jumlah penduduk perempuan umur 0-4 tahun
P0-4L = jumlah penduduk laki-laki umur 0-4 tahun
Perhitungan Migrasi Risen Antar Provinsi (1)
• Migrasi Neto yang diperoleh dari data sensus penduduk/ SUPAS menurut
kelompok umur diperoleh dari migrasi risen lima tahunan. Untuk itu, angka
migrasi yang akan dipakai untuk asumsi perlu dibuat menjadi migrasi neto
pertahun.
• Angka migrasi yang bertanda negatif berarti bahwa pada kelompok umur tersebut
lebih banyak penduduk yang keluar dibandingkan yang masuk ke Provinsi X.
• Sebaliknya angka migrasi neto positif menandakan bahwa penduduk pada
kelompok umur tersebut lebih banyak yang masuk ke Provinsi X ketimbang yang
keluar
• Keterbatasan kemampuan untuk memprediksi keadaan migrasi dimasa yang akan
datang menjadi penyebab bahwa asumsi migrasi dianggap selalu sama untuk
periode awal proyeksi hingga masa yang akan datang.
Perhitungan Migrasi Risen Antar Provinsi (2)
Catatan : Berlaku apabila sensus dilakukan setiap 10 tahun sekali (dalam permisalan ini diasumsikan
kita ingin memproyeksikan migrasi netto penduduk pada kelompok umur 10-14 tahun pada tahun
2010)
Kemudian untuk perkiraan Migrasi Netto penduduk Umur 10-14 pada tahun 2010 digunakan rumus
:
Dimana :
= Migrasi Netto penduduk Umur 10-14 pada tahun 2010
= jumlah penduduk tahun 2010 pada kelompok umur 10-14
= jumlah penduduk tahun 2000 pada kelompok umur 0-4
b.
• Reverse Census Survival Ratio (RCSR)
Pada metode ini terlebih dulu kita menghitung Reverse Census Survival Ratio (RCSR) dengan
rumus:
Catatan : Berlaku apabila sensus dilakukan setiap 10 tahun sekali (dalam permisalan ini
diasumsikan kita ingin memproyeksikan migrasi netto penduduk pada kelompok umur 0-4 tahun
pada tahun 2000)
Kemudian untuk perkiraan Migrasi Netto penduduk Umur 0-4 pada tahun 2000 digunakan
rumus :
Dimana :
= Migrasi Netto penduduk Umur 0-4 pada tahun 2000
= jumlah penduduk tahun 2010 pada kelompok umur 10-14
= jumlah penduduk tahun 2000 pada kelompok umur 0-4
Simulasi Perhitungan (Jawa Tengah)
Provinsi : Jawa Tengah
Migran Masuk Migran Keluar
Umur
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
5 4 998 5 095 7 547 4 547
• Keterangan :
Jumlah Migran Perempuan 15-49 masuk = 192 995
Jumlah Migran Perempuan 15-49 keluar = 282 585
Net migrasi Perempuan 15-49 = -89 590
Penduduk perempuan 0-4 = 1 353 700
Penduduk laki-laki 0-4 = 1 431 000
Provinsi : Jawa Tengah
ASNMR
Umur
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3)
0-4 -1.60 -1.61
5- 9 0.51 1.15
10 - 14 0.44 0.98 • Sehingga didapatkan ASNMR ditiap
15 - 19 -2.23
-9.53
-4.74
-9.15
kelompok umur yang akan
dimasukan sebagai input dalam
2 0- 24
2 5- 29 -2.45 -1.79
3 0- 34 -1.11 0.19 proyeksi penduduk
3 5- 39 1.62 0.33
4 0- 44 1.40 0.76
4 5- 49 0.92 0.56
5 0- 54 1.20 0.55
5 5- 59 0.96 0.04
6 0- 64 0.72 0.52
6 5- 69 0.50 0.13
7 0- 74 -0.37 -0.98
75-79 -0.04 -1.07
80+ 0.01 -0.17
TERIMA KASIH