Oleh
HAFIZH MEYZAR AQIL, SST
ABSTRAK
Sumber penerimaan daerah dalam konteks otonomi dan desentralisasi untuk
saat ini masih didominasi oleh bantuan dan sumbangan dari pemerintah pusat baik
dalam bentuk Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil,
sedangkan proporsi PAD masih relatif kecil. Sampai dengan tahun 2014, PAD
Kabupaten Simeulue masih 5,5 persen dari pendapatan daerah dan jauh lebih kecil
dibandingkan Dana Perimbangan dan dana lain-lainya dari pendapatan daerah yang
sah. Hal ini menunjukkan walaupun sudah menjadi daerah otonomi tapi Kabupaten
Simeulue masih sangat bergantung pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.
Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Secara
bersama sama seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah. Variabel-variabel tersebut mampu menjelaskan variasi
Pendapatan Asli Daerah sebesar 71,96 persen. Secara parsial variabel PMTB dan
Jumlah perusahaan yang memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) berpengaruh
positif dan signifikan, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka berpengaruh negatif
dan tidak signifikan. Pengaruh terbesar diberikan oleh PMTB, setiap kenaikan satu
persen PMTB menyebabkan kenaikan PAD sebesar 3,5746 persen (ceteris paribus).
Hanya variabel Tingkat Pengangguran Terbuka yang tidak sesuai dengan hipotesis
penelitian. Pemerintah Daerah sebaiknya memerhatikan komponen komponen
pembentukan PMTB agar lebih ditingkatkan untuk meningkatkan PAD Kabupaten
Simeulue, dan mengembangkan potensi-potensi usaha produktif yang ada di
Kabupaten Simeulue agar penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka dapat berperan
lebih baik dalam menyumbang PAD di Kabupaten Simeulue.
Kata kunci : Pendapatan Asli Daerah (PAD), PMTB, Jumlah perusahaan yang
memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tingkat Pengangguran Terbuka,
Regresi Linear berganda.
I.
PENDAHULUAN
dana lain-lainya dari pendapatan daerah yang sah. Hal ini menunjukkan walaupun
sudah menjadi daerah otonomi tapi Kabupaten Simeulue masih sangat bergantung
pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.
72%
PAD
Dana
6% Perimbangan
23%
Lain-Lain
Oleh karena itu, dari pemaparan yang telah disampaikan perlu diketahui
variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Simeulue agar dapat menjadi daerah otonom yang mandiri dan dapat memajukan
ekonomi masyarakatnya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh
variabel
PMTB,
jumlah
perusahaan
perdagangan
dan
Tingkat
KAJIAN TEORI
barang modal pada tahun tertentu. PMTB disebut sebagai bruto karena di dalamnya
masih terkandung unsur penyusutan, atau nilai barang modal sebelum diperhitungkan
nilai penyusutannya. PMTB adalah semua pengadaan barang modal untuk
digunakan/dipakai sebagai alat yang tetap (fixed assets). Salah satu pendorong dari
PAD adalah adanya investasi yang digambarkan dengan nilai PMTB dalam penelitian
ini.
2.3 Tingkat Pengangguran Terbuka
Penduduk terbagi menjadi dua bagian yaitu penduduk usia kerja dan bukan
usia kerja. Sesuai dengan UU No. 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan, maka telah
ditetapkan batas usia kerja penduduk Indonesia menjadi 15 tahun. Penduduk usia
kerja terdiri atas angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari
(a) golongan yang bekerja, dan (b) golongan yang menganggur dan mencari
pekerjaan. Golongan yang tidak termasuk dalam angkatan kerja adalah mereka yang
khusus melakukan kegiatan bersekolah, mengurus rumah tangga, atau melakukan
kegiatan lainnya dan sama sekali tidak bekerja atau mencari pekerjaan. Penggolongan
penduduk tersebut dapat dilihat pada diagram ketenagakerjaaan sebagai berikut:
Penduduk
Usia Kerja
Sekolah
Mengurus RuTa
Bekerja
Angkatan kerja
Mencari Kerja
Lain-lain
Menurut BPS (2008), bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan tujuan
memperoleh nafkah atau membantu memperoleh nafkah paling sedikit satu jam
secara terus menerus selama seminggu yang lalu. Kegiatan bekerja ini mencakup baik
yang sedang bekerja maupun yang memiliki pekerjaan tetapi dalam seminggu yang
lalu sementara tidak aktif bekerja, misalnya karena cuti, sakit dan sejenisnya.
Sementara yang dimaksud dengan mencari pekerjaan adalah upaya yang dilakukan
untuk
memperoleh
pekerjaan.
Sedangkan
Tingkat
Pengangguran
Terbuka
menunjukkan seberapa banyak angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja.
Cara menghitung TPT adalah Sebagai berikut:
TPT =
Jumlah Pengangguran
x 100
Jumlah Angkatan Kerja
barang konsumsi (kecuali alusista). Satuan dalam miliar rupiah. Data diambil
dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue tahun 2006-2014.
3. Jumlah Perusahaan adalah jumlah perusahaan yang memiliki Surat Izin Usaha
Perdagangan di Kabupaten Simeulue. Data diambil dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Simeulue tahun 2006-2014.
4. Tingkat Pengangguran Terbuka menunjukkan seberapa banyak angkatan kerja
yang tidak terserap pada pasar kerja. Data diambil dari Badan Pusat Statistik
Kabupaten Simeulue tahun 2006-2014.
2.9 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Ghozali (2009)
mengatakan Ordinary Least Square (OLS) adalah untuk menguji pengaruh dua atau
lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen, dinyatakan dalam bentuk
fungsi sebagai berikut:
Y = f (X1, X2, X3, X4)
Secara eksplisit dapat dinyatakan dalam fungsi Cobb-Douglas berikut:
Y = X11 X22 X33 X44 e (5X5+)
Untuk mengestimasi koefisien regresi, Feldstein (1988) mengadakan
transformasi ke bentuk linear dengan menggunakan logaritma natural (ln) guna
menghitung nilai elastisitas dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat ke dalam model, dengan penyesuaian nama variabel diperoleh persamaan
sebagai berikut:
lnPAD = ln + 1 lnPMTB + ln3 lnUSH + ln ln4TPT +
Dimana:
PAD
TPT
A. Uji Statistik
a. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur kebaikan-suai
(goodness of fit) suatu model regresi artinya seberapa baik garis regresi sampel fit
(cocok) pada data (goodness of fit) atau secara verbal koefisien determinasi
memberikan arti persentase variasi total yang mampu dijelaskan oleh variable bebas
terhadap variabel terikatnya secara bersama-sama. Koefisien determinasi dirumuskan
sebagai berikut:
R 2=
SSR
SSE
=1
SST
SST
SSR adalah sum square regression, SST adalah sum square total dan SSE
adalah sum square error. Yang perlu menjadi catatan dalam hal ini adalah
meningkatnya nilai koefisien determinasi sangat dipengaruhi oleh meningkatnya
jumlah variabel bebas sehingga dibutuhkan penyesuaian agar efek dari penambahan
variabel dapat hilang dari koefisien determinasi. Adapun koefisien determinasi yang
telah disesuaikan (Adjusted R2) memiliki rumus sebagai berikut:
AdjR 2=1(1R2 )
NT1
NT N K
variabel dependen (tidak signifikan) dengan kata lain perubahan yang terjadi pada
variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen dan
sebaliknya, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 10 persen.
c. Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Uji t-test statistik)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel
dependen secara nyata.
Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara
individu dapat dilihat hipotesis berikut: H0 : 1 = 0, tidak berpengaruh, H 1 : 1 > 0,
berpengaruh positif, H1 : 1 < 0, berpengaruh negatif. Dimana 1 adalah koefisien
variabel independen ke-1 yaitu nilai parameter hipotesis. Biasanya nilai dianggap
nol, artinya tidak ada pengaruh variabel X 1 terhadap Y. Bila thitung > ttabel maka H0
diterima (signifikan) dan jika thitung < ttabel H0 diterima (tidak signifikan). Uji t
digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana
tingkat signifikan yang digunakan yaitu 10 persen.
B. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah suatu kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat diantara
variabel-vaiabel bebas (X) yang diikutsertakan dalam pembentukan model regresi
linear (Gujarati, 1991). Untuk mendeteksi multikolinearitas dengan menggunakan
Eviews-6 dapat dilakukan dengan melihat korelasi antar variabel bebas (Correlation
Matrix).
b. Uji Non-Autokorelasi
10
Autokorelasi.
c. Uji Heteroskedasitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Heteroskedastisitas terjadi apabila variabel gangguan tidak mempunyai varian yang
sama untuk semua observasi. Akibat adanya heteroskedastisitas, penaksir OLS tidak
bias tetapi tidak efisien (Gujarati dan Porter, 2003). Cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Breusch-PaganGodfrey yang tersedia dalam program Eviews 6.
d. Uji Normalitas
Menurut Gujarati (2004) dalam bukunya Basic Econometric uji normalitas
dapat dilakukan dengan melihat histogram dari residual, Normal Probability Plot
(NPP) dan Jarque-Bera test. Namun, penggunaan secara histogram dan plot untuk
melihat kenormalan sering bersifat subjektif tergantung penilaian dan pemahaman
masing-masing individu sehingga dalam pengujian asumsi normalitas, digunakan
melalui pengujian secara angka statistik, dalam penelitian ini dipakai uji Jarque-Bera.
Uji normalitas Jarque-Bera (JB) bersifat asimtotik, atau tes yang diberlakukan dalam
11
sampel besar yang juga berdasarkan residual OLS. Hipotesis dari pegujian normalitas
adalah sebagai berikut:
H 0 : it N (0, 2) atau residual berdistribusi normal
H 0 : it N (0, 2) atau residual tidak berdistribusi normal
Prosedur awal dari pengujiannya adalah dengan menghitung skewness dan
kurtosis yang digunakan untuk mengukur residual OLS dengan menggunakan uji
statistik sebagai berikut:
JB=
[ ( )]
n 2 K3
S+
6
4
12
45
40
35
30.41
26.38
30
32.82
39.84 39.25
41.86
36.24
26.88
25
miliar rupiah 20
15
34.80
38.05
pad
10
4.58 4.51
5
7.88
10.67
14.07
14.79 14.08
PMTB
7.23
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun
Gambar 3. PAD, dan PMTB Simeulue Tahun 2006 - 2014 (miliar rupiah)
13
Tahun
14
438.00
483.00
300
200
100
0
2006
79.00
2007
2008
178.00 166.00
153.00 128.00
127.00
2009
2010
2011
2012
2013
204.00
2014
Tahun
15
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
LNPMTB
LNTPT
LNUSH
-11.10583
3.574593
-0.186805
0.680190
6.390601
1.291341
0.528433
0.320622
-1.737838
2.768125
0.353507
0.250107
0.1427
0.0395
0.7381
0.0995
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.719604
0.551367
0.439660
0.966505
-2.729627
4.277315
0.075793
2.334378
0.656404
1.495473
1.583128
1.306313
1.740721
16
PAD
USH
TPT
17
Keterangan:
* = signifikan pada 10 persen.
0.960906
3.291310
1.225820
Prob. F(3,5)
Prob. Chi-Square(3)
Prob. Chi-Square(3)
0.4793
0.3489
0.7468
LNPMTB
0.026167
1.000000
LNUSH
LNUSH
-0.043843
-0.492670
0.302645
1.000000
LNTPT
-0.029923
-0.537159
0.008798
0.046438
LNTPT
0.118589
1.000000
Series: Residuals
Sample 2006 2014
Observations 9
0
-0.75
-0.50
-0.25
0.00
0.25
0.50
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
-1.96e-15
-0.030707
0.600015
-0.684761
0.347582
-0.300339
3.413420
Jarque-Bera
Probability
0.199399
0.905109
0.75
0.032095
0.188537
Prob. F(2,3)
Prob. Chi-Square(2)
0.9687
0.9100
Dari data yang diolah dengan menggunakan eviews 6 , maka didapatkan hasil
uji autokorelasi dengan LM (Lagrange Multiplier) Test Prob F(2,3) = 0,9687 atau
dapat juga disebut sebagai nilai probabilitas F hitung model regresi adalah sebesar
0,9687. Nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,10 (10%) sehingga,
berdasarkan uji hipotesis, H0 diterima yang artinya tidak terjadi autokorelasi
pada model regresi.
B. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan model estimasi regresi linear berganda yang terbentuk, diperoleh
nilai Adjusted R-squared sebesar 0.7196. Hal ini menunjukkan bahwa variasi
Pendapatan Asli Daerah dapat dijelaskan oleh variable variabel independent sebesar
71,96 persen, sedangkan sisanya (28,64 persen) dijelaskan oleh variable diluar
model.
C. Pengujian Signifikan Simultan (Uji F-test statistik)
Hasil pengujian statistik menggunakan uji F, jika dilihat dari nilai p-value =
0.0758, dapat disimpulkan bahwa minimal ada satu variabel independen yang
berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi listrik rumah tangga dengan taraf
nyata () 10 persen dan juga menunjukkan bahwa dengan tingkat kepercayaan 90
persen secara bersama-sama seluruh variabel independen tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Simeulue.
D. Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Uji t-test statistik)
a. Hubungan Pembentukan Modal Tetap Bruto Terhadap Pendapatan Asli
Daerah
Estimasi yang diperoleh menggunakan Eviews 6 menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel Pembentukan Modal Tetap Bruto (ln PMTB) dan
Pendapatan Asli Daerah (ln PAD) adalah positif. Variabel PMTB juga berpengaruh
secara signifikan terhadap PAD ditunjukkan dengan nilai p-value (0.0395) lebih
kecil dari 0,1 (tolak H0). Dengan demikian, dapat dikatakan hipotesis satu terbukti.
Dari persamaan tersebut koefisien regresi variabel ln PMTB adalah 3.5746,
sehingga dapat dikatakan bahwa dengan tingkat kepercayaan 90 persen, ketika PMTB
naik sebesar satu persen, maka akan menaikkan PAD sebesar 3,2178 persen dengan
asumsi ceteris paribus. Hal ini juga menunjukkan nilai elastisitas yang lebih besar
dari satu, yang berarti PAD adalah elastis terhadap PMTB.
b. Hubungan Jumlah Perusahaan Perdagangan Terhadap Pendapatan Asli
Daerah
Estimasi yang diperoleh menggunakan Eviews 6 menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel Jumlah Perusahaan Perdagangan (ln USH) dan Pendapatan
Asli Daerah (ln PAD) adalah positif. Variabel jumlah perusahaan perdagangan juga
berpengaruh secara signifikan terhadap PAD ditunjukkan dengan nilai p-value =
0.0995 lebih kecil dari 0,1 (tolak H 0). Dengan demikian, dapat dikatakan hipotesis
dua terbukti. Dari persamaan tersebut koefisien regresi variabel ln USH adalah
0,6802, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan tingkat kepercayaan 90 persen,
ketika Jumlah Perusahaan Perdagangan yang memiliki SIUP naik sebesar satu persen,
akan menaikkan PAD sebesar 0,6802 persen dengan asumsi ceteris paribus. Hal ini
juga menunjukkan nilai elastisitas yang lebih kecil dari satu, yang berarti PAD adalah
inelastis terhadap jumlah perusahaan dagang.
c. Hubungan Tingkat Pengangguran Terbuka Terhadap Pendapatan Asli
Daerah
Estimasi yang diperoleh menggunakan Eviews 6 menunjukkan bahwa
hubungan antara variabel Tingkat Pengangguran Terbuka (ln TPT) dengan
Pendapatan Asli Daerah (ln PAD) adalah negatif. Variabel jumlah perusahaan
perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PAD ditunjukkan dengan
nilai p-value = 0,7381 lebih besar dari 0,1 (terima H0). Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa hipotesis empat tidak terbukti. Dari persamaan tersebut koefisien
regresi variabel ln TPT adalah -0,2503, sehingga dapat dikatakan ketika Tingkat
Pengangguran Terbuka naik sebesar satu persen, akan menurunkan PAD sebesar
0,1868 persen dengan asumsi ceteris paribus. Hubungan yang tidak signifikan
dikarenakan banyaknya penyerapan tenaga kerja di sektor sektor yang kurang
produktif dibandingkan sektor yang lebih produktif.
Pemerintah
Daerah
sebaiknya
memperhatikan
komponen
komponen
potensi usaha produktif yang ada di Kabupaten Simeulue yang diharapkan akan
menyediakan lapangan usaha bagi para pencari kerja yang produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim & Mujib Ibnu. (2009). Problem Desentralisasi dan Perimbangan
Keuangan Pemerintah Pusat-Daerah. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana UGM.
Aceh Journal National Network. (2015). Napak Tilas PDKS Simeulue. Diakses
tanggal
8
November
2015
pukul
21:00
WIB
melalui
http://www.ajnn.net/2015/10/napak-tilas-pdks-simeulue/
Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue. Berbagai Edisi. Simeulue Dalam Angka.
Simeulue: Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue. Berbagai Edisi. Statistik Daerah
Kabupaten Simeulue. Simeulue: Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue. Berbagai Edisi. Produk Domestik
Regional Bruto Kabupaten Simeulue. Simeulue: Badan Pusat Statistik
Kabupaten Simeulue.
BBC Indonesia. (2008). Gempa guncang Aceh-Simeulue. Diakses tanggal 8
November
2015
pukul
22.00
WIB
melalui
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/02/080220_simeuluequake.s
html.
Gujarati, Damodar. (2004). Basic Econometrics, Fourth Edition. New York: The
McGrawHill Companies.
Muchtolifah. (2010). Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) di Kota Surabaya. Jawa Timur: Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional.
Muhammad Marthunis. (2014). Kebijakan Invest in Amazing Aceh. Aceh: Bappeda
Aceh
Ohyver Margaretha. (2013). Penerapan Metode Transformasi Logaritma Natural dan
Partial Least Squares untuk Memperoleh Model Bebas Multikolinier dan
Outlier. Jakarta: Binus University.
Alamat
No. HP
: 082245058771