Anda di halaman 1dari 79

TRANSPORTASI

STATISTIK DISTRIBUSI DAN JASA


Why Transportation Data to be collected ??

❑ Government ??
❑ Stakeholders or Data Users ??

❑ Academic purpose ??

2
Arti dan Pentingnya Data Statistik Transportasi
untuk semua pengguna data

❖ Pembangunan dan penyelenggaraan transportasi nasional harus


didukung oleh peningkatan kualitas administrasi negara di sektor
transportasi.
❖ Untuk itu dibutuhkan pengembangan data transportasi
berkualitas yg relevan dan representatif utk mewujudkan
perencanaan transportasi yg andal, efektif dan efisien.
❖ Pengembangan data transportasi berkualitas merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Sistem Statistik Nasional.
❖ Diharapkan dengan tersedianya data transportasi tsb, menjadi
informasi strategis bagi para pengguna data dan pengambil
keputusan.
Arti dan Pentingnya Data Statistik Transportasi
untuk semua pengguna data

❑ Data statistik transportasi diperlukan guna mendukung


perencanaan pembangunan sektor transportasi (darat, laut,
dan udara)
❑ Data statistik transportasi diperlukan untuk mendukung
keputusan melakukan investasi baru di suatu wilayah dan juga
mendorong ekspansi usaha
❑ Data statistik transportasi diperlukan untuk melakukan
penelitian tentang peran infrastruktur khususnya transportasi
terhadap pertumbuhan ekonomi
❑ Kondisi infrastruktur jalan sebagai salah satu indikator daerah
tertinggal
Penjelasan Umum

• Salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan adalah


terwujudnya kelancaran arus barang dan jasa >> Transportasi
yang baik dapat melancarkan pengiriman bahan baku sampai
ke pabrik atau untuk distribusi ke pasar hingga sampai kepada
masyarakat.
• Kondisi jalan raya yang buruk atau kurangnya sarana jalan raya
bisa menjadi penghambat serius pertumbuhan investasi dan
sebaliknya
• Transportasi yang baik dapat mendorong investasi dan ekspor
• Transportasi yang baik dapat menstimulasi tumbuh dan
terdistribusi ekonomi masyarakat
Peran sektor transportasi:
• Merangsang tumbuhnya sektor-sektor perekonomian yang baru.
Menggerakkan perekonomian daerah yang didahului dengan
pembangunan infrastruktur transportasi. Dilakukan dalam rangka
pembangunan wilayah atau daerah-daerah terpencil, dimana
kegiatan ekonomi dan perdagangan belum berjalan dengan baik
(kebijakan diarahkan pada pembangunan jalan baru atau pembuatan
jalan interkoneksi)
• Mengembangkan sektor-sektor perekonomian yang sudah ada.
Pada wilayah atau daerah-daerah dimana kegitan-kegiatan sektor
perekonomian sudah berjalan, infrastruktur transportasi berfungsi
sebagai roda penggerak perekonomian (ship follows the trade).
Pembangunan infrastruktur transportasi di daerah ini diarahkan
untuk menambah kapasitas transportasi dalam mendukung
pertumbuhan dan perkembangan sektor-sektor ekonomi. Dalam
konteks pembangunan infrastruktur jalan, kebijakan lebih difokuskan
pada pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan jalan yang sudah
ada, dengan tetap mengupayakan pembangunan jalan baru.
Hubungan Transportasi dengan
Pertumbuhan Ekonomi
• Kondisi jalan yang rusak telah menyebabkan high cost economy bagi para
pelaku eksportir Indonesia, karena kelancaran arus barang terganggu.
• Keterbatasan infrastruktur meyebabkan perusahaan-perusahaan yang
sudah ada tidak akan terdorong melakukan ekspansi dan investor baru
juga tidak tertarik melakukan investasi yang selanjutnya akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
• Dalam laporan World Economic Forum, Executive Opinion Survey (2011),
disebutkan bahwa infrastruktur yang tidak memadai merupakan faktor
keempat yang menjadi hambatan masuknya investasi di Indonesia.
• Peran investasi di bidang infrastruktur transportasi pada pertumbuhan
ekonomi tidak dapat disangkal. Semakin mudahnya akses penduduk
untuk dapat menggunakan infrastruktur transportasi dengan biaya
terjangkau merupakan bagian dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri
(Peraih Nobel Ekonomi 1998 Amartya Sen)
• Perlu dikembangkan sistem transportasi nasional dan sistem
transportasi daerah dengan prinsip keterpaduan inter dan
antar moda serta keterpaduan antar wilayah
• Sistem transportasi intermoda adalah perencanaan dan
pembangunan satu moda transportasi yang terintegrasi
sehingga bisa menghubungkan satu wilayah dengan wilayah
lain, baik dari desa ke kota, antar kecamatan, antar
kabupaten, antar provinsi dan nasional.
• Sistem transportasi antarmoda merupakan sistem yang
terintegrasi antara moda transportasi yang berbeda dan
saling mendukung, sehingga tercipta sistem distribusi yang
lancar baik regional, nasional maupun internasional
Transportasi sebagai bagian dari
Pembangunan infrastruktur

• Pembangunan ekonomi Indonesia tertinggal akibat lemahnya


pembangunan infrastruktur
• Menurunnya pembangunan infrastruktur yang ada di Indonesia dapat
dilihat dari pengeluaran pembangunan infrastruktur yang terus
menurun dari 5,3% terhadap GDP (Gross Domestic Product) tahun
1993/1994 menjadi sekitar 2,3% (2005 hingga sekarang). Bagaimana
dengan negara berkembang lainnya?
• Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan
vital untuk mempercepat proses pembangunan nasional.
Infrastruktur juga memegang peranan penting sebagai salah satu
roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini mengingat gerak laju dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat pisahkan dari
ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi,
sanitasi, dan energi
Usaha OJEK

• Jenis usaha baru di Sensus Ekonomi 2016: transportasi ojek online

• Ojek di Sensus Ekonomi 2006 didata di pangkalan dengan kuesioner L1


• Ojek di Sensus Ekonomi 2016 didata di rumah tangga pemilik usaha

• Jenis usaha transportasi ojek


• Pemilik sekaligus Driver (1 usaha sektor transportasi)
• Pemilik dan Driver (2 usaha sektor transportasi)
• Pemilik aplikasi ojek online (1 usaha sektor komunikasi dan informasi)
Dampak adanya GOJEK terhadap perekonomian

Hasil riset kerja sama antara LD FEB UI dengan GO-JEK Indonesia


1. Berapa belanja pemerintah di APBN untuk infrastruktur khususnya
infrastruktur transportasi?
2. Bagaimana akses jalan menuju pelabuhan? (meminimalisir biaya
logistik)
3. Apa kaitan transportasi dengan masalah lingkungan dan
kelangkaan energi?
4. Apakah pembangunan Jalan Trans Papua dapat membuka isolasi
wilayah-wilayah terpencil dan meningkatkan perekonomian?
5. Apakah pembangunan jembatan Merah Putih (menghubungkan
Bandara Pattimura dan Kota Ambon) meningkatkan potensi
ekonomi di Ambon ?
6. Apakah pembangunan Bandara Letung di Anambas Kepulauan Riau
dan Bandara Morowali Sulawesi Tengah dapat meningkatkan
output dan pendapatan rumah tangga masyarakat?
Permasalahan

•Apakah data sudah tersedia


up to date?
•Apakah data sudah tersedia
sampai level kabupaten/kota
secara lengkap?
STRUKTUR ORGANISASI
SUBDIT. STATISTIK TRANSPORTASI

Deputi Bidang Statistik Distribusi


dan Jasa

Direktorat Statistik Direktorat Stat. Keuangan, TI, dan


Direktorat Statistik Harga Pariwisata
Distribusi

Statistik PDN Statistik Transportasi Statistik Impor Statistik Ekspor

Evaluasi dan
Penyiapan Pengolahan
Pelaporan

Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf Staf


Sektor Transportasi dalam
KBLI 2005
Sektor Transportasi dalam
KBLI 2015
H. PENGANGKUTAN DAN PERGUDANGAN
49 Angkutan darat dan angkutan 491 Angkutan Jalan Rel
melalui saluran pipa
492 Angkutan bus
493 Angkutan melalui saluran pipa
494 Angkutan darat bukan bus
50 Angkutan perairan 501 Angkutan laut
Angkutan sungai, danau dan
502
penyeberangan
51 Angkutan Udara 511 Angkutan Udara untuk Penumpang
512 Angkutan Udara untuk Barang
52 Pergudangan dan Aktivitas
Penunjang Angkutan
53 Aktivitas Pos dan Kurir
Aktivitas Penunjang Angkutan
Aktivitas Pos dan Kurir
Pos Universal
• Kelompok ini mencakup usaha jasa pelayanan pengiriman surat, warkat pos, kartu pos, barang
cetakan, surat kabar, bungkusan kecil, paket pos, wesel pos dan giro pos, baik dalam negeri
maupun luar negeri. Termasuk juga kegiatan yang berkaitan dengan pencetakan, pemrosesan
dan pengiriman surat-surat bisnis, brosur dan tagihan yang dikelola oleh Pos Nasional.
Pos Komersial
• Kelompok ini merupakan seluruh kegiatan penyelenggaraan layanan pos yang dilaksanakan
oleh penyelenggara pos dan tarifnya ditetapkan oleh penyelenggara pos berdasarkan formula
perhitungan berbasis biaya yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri.
Agen Pos
• Kelompok ini mencakup usaha jasa swasta sebagai mitra usaha penyelenggara pos yang
menyelenggarakan kegiatan penerimaan barang baik domestik maupun internasional.
Kelompok ini tidak mencakup pemrosesan, pengangkutan, dan pengantaran.
Aktivitas Kurir
• Kelompok ini mencakup usaha jasa pelayanan pengiriman barang yang dilakukan oleh swasta
selain kegiatan pengiriman yang dlakukan oleh pos universal. Kegiatannya mencakup
pengumpulan, pemrosesan, pengangkutan dan pengantaran baik domestik maupun
internasional. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui satu atau lebih moda transportasi baik
dengan angkutan milik sendiri maupun angkutan umum.
Aktivitas Agen Kurir
• Kelompok ini mencakup usaha jasa swasta sebagai mitra usaha penyelenggara kurir yang
menyelenggarakan kegiatan pengumpulan barang baik domestik maupun internasional.
Kelompok ini tidak mencakup pemrosesan, pengangkutan, dan pengantaran
Sektor Transportasi dalam
Sensus Ekonomi
• Usaha angkutan ojek motor,
• Usaha angkutan pariwisata
• Usaha angkutan tidak bermotor untuk penumpang/barang
umum
• Angkutan antar jemput
• Angkutan sewa: penyewaan mobil dengan sopir
• Aktivitas terminal/stasiun/jalan tol
• Jasa perpakiran
• Pos/agen pos/jasa kurir
• Penyewaan mobil atau angkutan pribadi lainnya
dengan sopir
Sektor Transportasi dalam
Sensus Ekonomi
SOPIR TEMBAK dengan setoran tertentu termasuk pengusaha,
sedangkan yang tanpa setoran tertentu bukan termasuk usaha

Seseorang dianggap berusaha atau mempunyai usaha sendiri bila


memenuhi syarat:
• Menanggung sebagian atau seluruh input
• Memproduksi/output barang maupun jasa
• Melakukan kegiatan pemasaran barang dan jasa yang dihasilkan
• Menanggung resiko usaha

Buruh/karyawan tidak dikategorikan sebagai orang yang berusaha


sendiri atau pengusaha. Buruh/karyawan adalah orang yang bekerja
pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan dengan mendapatkan
upah atau gaji, baik berupa uang maupun barang.
Pengeluaran khusus Kategori “H”
Pengangkutan dan Pergudangan:
 Pengeluaran khusus usaha sektor transportasi adalah biaya bahan bakar
 Angkutan Darat, seperti: biaya ijin trayek; biaya masuk terminal, uji
kelayakan kendaraan (kir).
 Angkutan Jalan Rel, seperti: biaya perijinan dan sertifikasi Kereta api (KA);
biaya stasiun/langsiran.
 Angkutan Laut dan Angkutan Sungai, Danau, Penyeberangan (ASDP),
seperti: biaya pelayanan, penumpukan, dan bongkar muat barang kapal;
biaya dokumen kapal dan perlengkapan kapal; biaya pelabuhan (biaya
sandar, biaya tambat/labuh); biaya izin trayek.
 Angkutan Udara: biaya operasi dan fasilitas penerbangan seperti biaya
jasa ground handling pesawat, biaya pendaratan dan parkir, biaya hanggar,
biaya jasa pelayanan penumpang.
 Kegiatan Pos, seperti: biaya pengadaan alat-alat dan benda pos.
Pendapatan

❑Pendapatan usaha/perusahaan pengangkutan adalah pendapatan dari jasa


mengangkut penumpang dan atau barang.
Contoh:
Usaha angkutan barang Pak Sugiyanto, mempunyai 5 armada mobil truk box.
Rata-rata orderan per bulan untuk setiap armadanya (mengangkut barang milik
perusahaan distributor) sebanyak 60 order. Tarif setiap ordernya Rp.
500.000,-.
Sehingga pendapatan dari usaha Pak Sugiyanto selama 1 bulan adalah:
[ 5 x 60 x Rp. 500.000,-) = Rp. 150.000.000,-
Dengan demikian pendapatannya selama 1 tahun (tahun 2015) adalah:
Rp. 150.000.000,- x 12 = Rp. 1.800.000.000,-
❑Pendapatan usaha/perusahaan jasa penunjang angkutan adalah penerimaan
dari jasa yang seharusnya diterima sesuai dengan jenis kegiatannya, misalnya
perparkiran/penitipan kendaraan berupa pendapatan dari pembayaran parkir
kendaraan.
❑Pendapatan usaha/perusahaan pergudangan adalah penerimaan dari
penyewaan gudang.
Pengumpulan Data Transportasi oleh
Subdit Transportasi
Kompilasi Data Transportasi

Tujuan:
• Menyediakan data angkutan darat, laut, dan udara secara
periodik dan berkesinambungan dalam:
– Berita Resmi Statistik (BRS), Indikator Ekonomi, dan Laporan Bulanan
Data Sosial Ekonomi, yang disajikan bulanan;
– Publikasi Statistik Transportasi dan Publikasi Statistik Indonesia yang
disajikan tahunan, dan
– Penyajian dalam bentuk lainnya, seperti penyajian dalam website
• Sebagai masukan dalam perencanaan pembangunan
khususnya di bidang transportasi, baik di Pemerintahan
Provinsi (Pemprov), Pemerintahan Kabupaten/Kota
(Pemkab/Pemkot) maupun Nasional.
Kompilasi Data Transportasi

▪ Unit observasi: Perusahaan/pengelola pelabuhan/


bandara/kereta api/instansi pemerintah terkait
▪ Pengumpulan data: swacacah
▪ Terdiri dari:
1. Statistik Angkutan Darat
2. Statistik Angkutan Laut
3. Statistik Angkutan Udara
Statistik Angkutan Darat
I. Cakupan Pengumpulan Data
Kementerian Kantor Pusat PT. KAI
Pekerjaan Umum (Persero)
Dinas Perhubungan
dan Dinas Pekerjaan Korlantas POLRI dan
Prov/Kab/Kota
Umum PT. KAI Commuter
Prov/Kab/Kota Jabodetabek
Km penumpang
Jumlah kendaraan
bermotor
Jumlah Penumpang
Berangkat

Banyaknya SIM Jumlah Barang


(Surat Ijin Daftar perusahaan dimuat,
Panjang Jalan
Mengemudi) yang Bus AKDP dan Truk Jumlah Barang
dikeluarkan dibongkar

Km penumpang
Jumlah Kecelakaan
lalu lintas Km-ton barang
angkutan kereta api
II. Jenis dan Sumber Data Stat. Angk - Darat

Jenis Data Jenis Sumber Periode Publikasi


Formulir
1. Panjang Jalan PJ.II/5 dan Dinas PU Kab/Kota, Tahunan Statistik Indonesia,
(Negara, Prov, Kab/ PJ.II/6 Dinas PU Provinsi, Statistik Transportasi
Kota) Kementerian PU

2. Jumlah Kendaraan Ditlantas POLRI Tahunan Statistik Indonesia,


bermotor, Form Korlantas Jakarta Statistik Transportasi
kecelakaan lalu
lintas, dan SIM yang
dikeluarkan

3. Jumlah Bis Umum AJR II/2 (Bis) Dinas Perhubungan Tahunan Statistik Transportasi
dgn trayek AKDP dan AJR II/3 (Truk) Kab/Kota, dan
Truk Provinsi
Dit. Angkutan Jalan,
Kemhub

4. Jumlah penumpang, PT. KAI (Persero) Bulanan BRS, Rakortas,


km-penumpang, Form KAI Pusat dan Indikator Ekonomi,
jumlah barang, PT. KAI Commuter Statistik Indonesia,
km-ton barang yang Jabodetabek Statistik Transportasi
diangkut kereta api
Konsep definisi
• Jalan Kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem
jaringan jalan primer yang tidak termasuk pada jalan
nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota
kabupaten dgn ibukota kecamatan.
• Jalan Provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi
dengan ibukota kabupaten/ kota, atau antaribukota
kabupaten/ kota, dan jalan strategis provinsi
• Jalan Negara/Nasional merupakan jalan arteri dan jalan
kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis
nasional, serta jalan tol.
• Besarnya panjang jalan dengan kondisi rusak ringan dan
rusak berat di suatu wilayah mencerminkan bahwa
kemampuan pembiayaan pembangunan infrastruktur jalan
masih terbatas
• Penyajian:
1. Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan (km)
2. Panjang Jalan Menurut Tingkat Kewenangan (km)
Statistik Komuter
• Komuter adalah seseorang yang melakukan suatu kegiatan
bekerja/sekolah/kursus di luar kabupaten/kota tempat
tinggal dan secara rutin pergi dan pulang (PP) ke tempat
tinggalnya pada hari yang sama.
• Komuter Jabodetabek adalah komuter yang bertempat
tinggal di wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, Kota Bogor,
Kota Depok, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota
Tangerang Selatan, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi.
• Komuter Mebidang adalah komuter yang bertempat tinggal
di wilayah Medan, Binjai, dan Deli Serdang.
Kegiatan Utama Komuter
Kegiatan utama komuter adalah kegiatan yang dilakukan komuter
dengan menggunakan waktu terbanyak dibandingkan kegiatan
lainnya. Waktu terbanyak diperhitungkan dengan membandingkan
waktu yang digunakan untuk bekerja, sekolah, dan kursus.
• Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau
keuntungan paling sedikit satu jam dalam seminggu terakhir.
Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut
dan tidak terputus.
• Sekolah adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal baik
pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi,
termasuk yang sedang libur atau sakit.
• Kursus adalah kegiatan untuk mendapatkan pelajaran/
pengetahuan/keterampilan yang diselenggarakan oleh suatu
lembaga pendidikan baik mendapatkan sertifikat maupun tidak,
seperti kursus komputer, kecantikan, kesehatan, dan lain-lain
Statistik Angkutan Laut
STATISTIK ANGKUTAN LAUT

• Pelabuhan adalah pintu gerbang suatu negara.


• Infrastruktur pelabuhan merupakan kunci daya saing,
terlebih bagi arus ekspor-impor barang.
• Bila pelabuhan tidak efisien, maka logisitik akan terganggu,
yang pada gilirannya akan memperlemah perekonomian
bangsa.
• Sebagai negara kepulauan, prioritas pembangunan
infrastruktur di Indonesia adalah infrastruktur antarpulau
guna mengintegrasikan kepulauan seolah-olah menjadi satu
daratan, seperti memperbanyak dan memperbesar kapasitas
pelabuhan laut.
STATISTIK ANGKUTAN LAUT

• Data bongkar muat barang dan penumpang


dilaksanakan di seluruh pelabuhan setiap bulan,
baik di pelabuhan yang diusahakan maupun
pelabuhan yang tidak diusahakan.
1. Pelabuhan yang diusahakan dikelola oleh PT (Persero)
Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I s.d. IV,
2. Pelabuhan yang tidak diusahakan dikelola oleh Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Pelabuhan (KANPEL).
• Data tersebut mencakup data pelayaran dalam
negeri dan pelayaran luar negeri.
Konsep dan definisi
• Pelabuhan yang diusahakan adalah pelabuhan yang dikelola secara
komersial oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia, untuk memberikan
fasilitas pelayanan yang diperlukan bagi kapal yang memasuki pelabuhan
untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang dan lain-lain.
• Pelabuhan yang tidak diusahakan adalah pelabuhan laut yang dikelola
oleh Unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja pelabuhan di lingkungan Kantor
Wilayah Kementerian Perhubungan yang pembinaan teknis operasional
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Sedangkan
tugas dan fungsinya sama dengan pelabuhan yang diusahakan, tetapi
fasilitas yang dimiliki belum selengkap pelabuhan yang diusahakan.
• Berdasarkan 455 pelabuhan terdiri dari:
• 111 cabang pelabuhan di bawah PT. (Persero) Pelindo I sampai dengan IV dan
• 344 Kantor Pelabuhan di bawah Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan
Laut, Kementerian Perhubungan
Konsep dan definisi
• Bongkar/Impor Barang adalah pembongkaran barang dari kapal,
baik barang yang diangkut dari pelabuhan asal di Indonesia
(bongkar) atau dari luar negeri (impor).
• Muat/Ekspor Barang adalah pemuatan barang ke kapal untuk
diangkut ke pelabuhan tujuan di Indonesia (muat) atau ke luar
negeri (ekspor).
Konsep dan definisi
• Gross Ton (GT) adalah volume ruangan kapal dalam
m3 meliputi volume ruangan kapal kecuali tunnel
(terowongan), lubang poros baling-baling, chain
locker (tempat jangkar) dan alas ganda.
• Syahbandar adalah pejabat pemerintah di
pelabuhan yang diangkat oleh menteri dan memiliki
kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan
melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk
menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.
II. Jenis dan Sumber Data
Statistik Angkutan Laut

Jenis Data Jenis Sumber Periode Publikasi


Formulir
1. Di pelabuhan yang diusahakan Dokumen -PT (Persero) Bulanan BRS, Rakortas,
-Jumlah kunjungan kapal, SIMOPPEL Pelabuhan Indikator Ekonomi,
-jumlah penumpang, T.II.01 s/d Indonesia Statistik Indonesia,
T.II.09 (Pelindo) I– IV Statistik Transportasi
-jumlah bongkar muat barang
-Cabang
pelabuhan,

2. Di pelabuhan yang tidak T.II.UPT Unit Pelaksana Bulanan BRS, Rakortas,


diusahakan Teknis (UPT) Indikator Ekonomi,
-Jumlah kunjungan kapal, Kantor Pelabuhan Statistik Indonesia,
-jumlah penumpang, Statistik Transportasi
-jumlah bongkar muat barang

NOTE:
SIMOPPEL: Sistem Informasi Manajemen Operasional Pelabuhan
Statistik Angkutan Udara
Angkutan Udara

• Indonesia dengan statusnya sebagai negara


kepulauan yang sangat luas dengan jumlah
penduduk yang besar, dihadapkan pada tantangan
yang cukup berat di sektor transportasi.
• Permintaan akan jasa transportasi udara sangat
besar seiring dengan jumlah penduduk yang relatif
besar dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
• Angkutan udara mempunyai peranan yang sangat
dominan, terutama jika dikaitkan dengan
kebutuhan akan waktu tempuh yang singkat, pilihan
satu-satunya adalah transportasi udara.
Tujuan
• untuk memberikan informasi kepada pengguna
data, baik instansi pemerintah maupun swasta
mengenai aktivitas penerbangan baik domestik
maupun internasional seluruh bandara di Indonesia
serta perkembangannya dalam beberapa tahun
• Sebagai bahan pengambilan kebijakan yang terkait
dengan pembangunan dan pengembangan
transportasi udara di masa datang.
• Menghasilkan data lalu lintas pesawat, penumpang, barang,
bagasi, dan pos/paket menurut Bandar udara asal dan tujuan
• Produksi suatu bandar udara dapat dilihat dari indikator-indikator
yang dihasilkan seperti: jumlah pesawat yang berangkat dan
datang, penumpang yang berangkat, datang maupun transit, serta
bagasi, barang dan pos/paket yang dibongkar dan dimuat di suatu
bandar udara.
• Makin tinggi tingkat aktifitas yang terjadi di suatu bandar udara,
akan tergambarkan melalui indikator karena semakin besar
tingkat produksi, demikian pula dengan tingkat utilisasi fasilitas
bandar udara tersebut.
Pada pelaksanaan aktivitas angkutan udara, ada dua subsistem
yang perlu disoroti antara lain:
• Bandar udara sebagai pengelola sarana dan prasarana pendukung
• Perusahaan penerbangan yang mengoperasikan pesawat terbang
sebagai armadanya.
II. Jenis dan Sumber Data Stat. Angk - Udara

Jenis Publikasi
Jenis Data Sumber Periode
Formulir
1. Lalu Lintas Angkutan Model III/1 Bandar udara yang Bulanan BRS, Rakortas,
Udara dikelola oleh PT. (Persero) Indikator
(Jumlah pesawat Angkasa Pura maupun Unit Ekonomi,
berangkat datang, Pelaksana Teknis (UPT) yang Statistik
penumpang berangkat berada langsung dibawah Indonesia,
datang transit, barang Kantor Wilayah Kementerian Statistik
dibongkar muat) Perhubungan setempat Transportasi

2. Produksi perusahaan Direktorat Jenderal Bulanan Statistik


penerbangan - Perhubungan Udara, Indonesia,
(km pesawat, km- Kementerian Perhubungan Statistik
penumpang, km-ton Transportasi
barang, faktor muatan
penumpang, dan faktor
muatan barang.)

3. Registrasi pesawat - Direktorat Tahunan Statistik


terbang (mencakup berbagai Jenderal Perhubungan Udara, Indonesia,
tipe pesawat yang dimiliki Kementerian Perhubungan Statistik
oleh seluruh operator Republik Indonesia Transportasi
penerbangan yang ada di
Indonesia.
• Berdasarkan KM 44 tahun 2002 tentang tatanan
kebandarudaraan nasional, KM 7 tahun 2008 tentang
organisasi dan tata kerja UPT bandara, dan KM 25 tahun
2008 tentang penyelenggaraan angkutan udara, terdapat
289 bandara aktif di Indonesia.
• Bandara yang dikelola PT (Persero) Angkasa Pura I (PAP I)
terdapat 13 bandara
• Bandara yang dikelola PT (Persero) Angkasa Pura II (PAP II)
ada 13 bandara
• Bandara lainnya dikelola Unit Pelaksana Teknis dilingkungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
• Sertifikat Operator Pesawat Udara adalah tanda bukti terpenuhinya
standar dan prosedur dalam pengoperasian pesawat udara oleh
perusahaan angkutan udara niaga
• Sertifikat Pengoperasian Pesawat Udara adalah tanda bukti
terpenuhinya standar dan prosedur dalam pengoperasian pesawat
udara untuk kegiatan angkutan udara bukan niaga.
Produksi Perusahaan Penerbangan

• Informasi tentang kinerja perusahaan penerbangan nasional,


diamati melalui produksi perusahaan penerbangan yang
digambarkan oleh indikator-indikator produksi seperti
km-penumpang terpakai, ton-km terpakai, penumpang
maupun barang yang diangkut.
• Disamping itu, masih terdapat indikator-indikator lain yang
secara tidak langsung dapat menunjukkan kinerja
transportasi udara yaitu km-pesawat, jam terbang pesawat,
km-tempat duduk tersedia, ton-km tersedia, persentase
muat barang, serta persentase muat penumpang
Indikator yang dihasilkan:

Km-Pesawat
• adalah jumlah jarak kilometer yang ditempuh oleh semua pesawat terbang.
Km-Tempat Duduk Tersedia
• adalah jumlah kilometer dari seluruh tempat duduk yang tersedia.
Km-penumpang
• Kilometer Penumpang adalah jumlah kilometer dari semua penumpang yang berangkat
(penjumlahan jarak asal tujuan masing-masing penumpang)
• Kegunaan: Untuk memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah penumpang setiap
bulannya
• Interpretasi: Peningkatan jumlah km penumpang biasanya terlihat pada musim-musim
liburan atau hari libur nasional.
Km-ton
• Kilometer Ton adalah jumlah kilometer semua ton barang yang diangkut.
• Kegunaan: Untuk memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah barang setiap
bulannya.
• Interpretasi: Pertumbuhan arus barang yang meningkat menjadi indikator utama yang
menunjukkan bahwa kinerja perdagangan mengalami peningkatan pula.
• Ton-Km Terpakai adalah produksi ton-km dari seluruh angkutan
(penumpang, bagasi, barang, dan pos).
• Ton-Km Tersedia adalah jumlah kapasitas ton yang tersedia (dilihat
dari kapasitas pesawat terbang dan jumlah km pesawat).
• Penumpang Diangkut adalah jumlah/banyaknya penumpang yang
diangkut
• Barang Diangkut adalah jumlah/banyaknya barang yang diangkut
• Keberangkatan Pesawat adalah jumlah keberangkatan pesawat
terbang.
• Jam Terbang Pesawat adalah jumlah jam terbang dari seluruh tempat
duduk yang tersedia.
• Faktor Muat Penumpang adalah persentase dari produksi kilometer
penumpang terhadap kilometer dari seluruh tempat duduk yang
tersedia.
• Faktor Muat Barang adalah persentase dari produksi ton-km
terhadap total ton-km yang tersedia.

• Faktor muatan penumpang (passenger load factor)


• Untuk persentase muat penumpang/tingkat penggunaan tempat duduk,
tahun 2009 mencapai 71,50 persen dan tahun 2010 mengalami peningkatan
menjadi 72,15 persen
• Faktor muatan barang (weight load factor)
• untuk persentase muat barang tahun 2009 mencapai 34,78 persen dan tahun
2010 mengalami penurunan menjadi 29,95 persen
POTENSI DESA (PODES)
• Pendataan Potensi Desa (Podes) telah dilaksanakan sejak tahun 1980.
• Pengumpulan data Podes dilakukan sebanyak tiga kali dalam kurun waktu sepuluh tahun,
sebagai bagian dari siklus sepuluh tahunan kegiatan sensus
• Tujuan PODES 2018:
1) menyediakan data yang mendukung perencanaan kegiatan sensus penduduk 2020
2) sebagai sarana untuk pemutakhiran Master File Desa (MFD)
3) menyediakan data tentang keberadaan dan perkembangan potensi yang dimiliki
desa/kelurahan yang meliputi: sosial, ekonomi, sarana, dan prasarana wilayah
4) menyediakan data bagi keperluan pemutakhiran klasifikasi/tipologi desa, misalnya
perkotaan-perdesaan, pesisir non pesisir, dsb
5) sumber data pemutakhiran peta wilayah kerja statistik
6) menyediakan data pokok bagi penyusunan statistik wilayah kecil
7) menyediakan data bagi penyusunan berbagai analisis seperti identifikasi dan
penentuan desa tertinggal, variabel konteks dalam PMT, identifikasi desa rawan
bencana, dan identifikasi desa yang mempunyai kesulitan geografis
8) menyediakan data bagi penghitungan indikator-indikator pembangunan/kemajuan
desa
Data Angkutan PODES 2018

•Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Jenis


Prasarana Transportasi dan Ketersediaan
Angkutan Umum
•Banyaknya Desa/Kelurahan yang
Menggunakan Prasarana Transportasi Darat
atau Darat dan Air Menurut Jenis Permukaan
Jalan Darat Terluas
•Banyaknya Desa/Kelurahan yang
Menggunakan Prasarana Transportasi Darat
atau Darat dan Air Menurut Keberadaan Jalan
yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda Empat
Permasalahan

❖ Ketidaklengkapan dokumen (dokumen setahun tdk


lengkap 12 bulan)
❖ Pengiriman dokumen sekaligus utk bbrp bulan
seblm nya.
❖ Isian data berfluktuasi/tdk konsisten jika
dibandingkan dgn data seblm nya (dok seblm nya);
tdk ada keterangan / pen jelasan.
❖ Tdk memanfaatkan ruang catatan apabila terjadi
keterlambatan atau fluktuasi data.
❖ Satuan tdk ada, atau kurang jelas
(contoh: ribuan, km, kg, ton).
Publikasi Statistik Transportasi

❑Statistik Transportasi Darat


❑Statistik Transportasi Laut
❑Statistik Transportasi Udara

• Level terendah penyajian data: Propinsi


• Data yang disajikan untuk statistik angkutan darat meliputi data panjang
jalan, kendaraan bermotor, SIM yang dikeluarkan, kecelakaan lalu lintas, dan
angkutan kereta api.
• Statistik angkutan laut meliputi data mengenai kunjungan kapal, penumpang
yang naik dan turun, serta bongkar muat barang.
• Statistik angkutan udara mencakup data lalu lintas pesawat, penumpang,
barang, bagasi, dan pos menurut bandar udara asal dan tujuan serta
produksi perusahaan penerbangan.
58
• Inflasi
• Pertumbuhan PDB
• Ekspor
• Impor
• Kependudukan
• Ketenagakerjaan
• Upah Buruh
• NTP, Inflasi Pedesaan, NTUP
• Harga Pangan
• Indeks HP, PPB
• Indeks Tendensi Bisnis dan Konsumen
• Produksi Tanaman Pangan ASEM
• Industri
• Pariwisata
• Transportasi
• Kemiskinan dan Ketimpangan Pengeluaran
• Produksi Hortikultura
• Struktur Ongkos
• Indeks Perilaku Anti Korupsi
• Perdagangan Komoditas Strategis
• Indeks Kebahagiaan
• Tipologi Wilayah Hasil PODES
• Perkembangan Nilai Tukar Eceran Rupiah
Perubahan yang terjadi

• Mulai Publikasi 2008, data yang disajikan dalam Publikasi


Statistik Transportasi sudah tidak termasuk data Pos dan
Telekomunikasi.
• Mulai tahun 2009, judul publikasi berubah dari Statistik
Perhubungan menjadi Statistik Transportasi.
• Mulai Tahun 2015 Publikasi Statistik Transportasi dipecah
menjadi 3 (tiga) publikasi yaitu:
• Statistik Transportasi Darat
• Statistik Transportasi Laut
• Statistik Transportasi Udara
• Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
keanekaragaman data dari masing-masing moda.
STKU TERINTEGRASI
• Menyediakan data tentang indeks nilai
produksi/pendapatan/output perusahaan/usaha pada sektor
perdagangan, sektor transportasi dan pergudangan,
informasi, serta sektor keuangan yang berkesinambungan
(triwulanan)
• Memberikan gambaran tentang perkembangan
perusahaan/usaha untuk mendukung penyusunan PDB dan
PDRB Triwulanan
• Memperoleh informasi terkini dan tercepat dalam bentuk
data kuantitas mengenai indikator produksi triwulanan dan
data kualitas sebagai pendukung data kuantitas.
STKU Terintegrasi (Sektor Tranportasi)
• Barang yang dimuat: Banyaknya barang yang dimuat oleh
angkutan barang (truk, pick up) dan ASDP

• Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah barang


yang dimuat setiap triwulannya sebagai pendukung
penyusunan PDB.
• Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya
pertumbuhan positif dari jumlah barang yang dimuat,
sebaliknya jika angka indeks kurang dari 100.
STKU Terintegrasi (Sektor Tranportasi)

• Penumpang yang diangkut: Banyaknya penumpang yang


diangkut, baik dengan angkutan bus, mobil penumpang umum,
taksi, dan ASDP.

• Memperoleh informasi perkembangan/trend jumlah


penumpang setiap triwulannya sebagai pendukung
penyusunan PDB.
• Angka indeks lebih dari 100 menunjukkan terjadinya
pertumbuhan positif dari jumlah pnp yg diangkut, sebaliknya
jika angka indeks.
Kegiatan Utama
• Angkutan penumpang, terdiri dari angkutan bus dan angkutan non bus (mobil
penumpang umum, taksi).
• Angkutan barang, terdiri dari angkutan barang umum dan barang khusus,
menggunakan truk dan pick up. - ASDP, yang dicakup disini adalah perusahaan
selain PT ASDP Indonesia Ferry (Persero).
• Pergudangan, dapat berupa gudang tertutup dan gudang terbuka, termasuk
cold storage
• Perparkiran, terdiri dari perparkiran di badan jalan (on street ) dan di luar
badan jalan (off street ).
• Bongkar muat, mencakup kegiatan memuat dan membongkar barang atau
bagasi (barang penumpang).
• Ekspedisi, terdiri dari Jasa Pengurusan Transportasi (JPT), EMKA & EAD, EMKL,
dan EMPU.
• Kurir, mencakup usaha jasa pelayanan kirim mengirim barang cetakan, surat
kabar, paket, dan uang
Perkembangan
Usaha
• Untuk mendapatkan
informasi mengenai
perkembangan
perusahaan.
• Informasi yang
ditanyakan adalah
jumlah pekerja, nilai
balas jasa pekerja,
pendapatan, dan
produksi
perusahaan per
bulan pada triwulan
sebelumnya dan
triwulan sekarang
SURVEI WAKTU TUNGGU (DWELLING TIME)
DI PELABUHAN

• Pemerintah bertekad mewujudkan perubahan menuju


Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam
bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan,
dengan merumuskan sembilan agenda prioritas dalam
pemerintahan ke depan yang disebut nawa cita.
• Perubahan ini merupakan upaya untuk merealisasikan visi
terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong-royong yang ditempuh
melalui tujuh misi, diantaranya misi mewujudkan bangsa
yang berdaya saing.
SURVEI WAKTU TUNGGU (DWELLING TIME)
DI PELABUHAN

• Bangsa yang berdaya saing dapat diwujudkan antara lain


dengan mewujudkan ketersediaan infrastruktur dan sarana
transportasi yang memadai agar dapat menghilangkan atau
paling tidak mengurangi terjadinya hambatan kelancaran
arus distribusi barang dalam negeri maupun luar negeri dan
dapat menurunkan biaya logistik yang mesti ditanggung para
pelaku usaha terkait.
• Kelancaran arus distribusi barang sulit dicapai tanpa
didukung oleh peningkatan efisiensi tata laksana melalui
cara-cara seperti mempersingkat waktu tunggu (dwelling
time) barang di pelabuhan.
SURVEI WAKTU TUNGGU (DWELLING TIME)
DI PELABUHAN
• Untuk itu, dalam rangka penyediaan informasi
dwelling time di pelabuhan yang merupakan salah
satu indikator efisiensi pengelolaan pelabuhan
maka diperlukan suatu survei untuk mendapatkan
informasi waktu lamanya barang berada (tertahan)
di pelabuhan berdasarkan data arus kunjungan
kapal dan arus barang di pelabuhan, melengkapi
muatan informasi data simoppel yang selama ini
sudah rutin setiap bulan dikumpulkan dari pihak
pengelola pelabuhan.
SURVEI WAKTU TUNGGU (DWELLING TIME)
DI PELABUHAN
Survei ini penting dilakukan untuk dapat
• melengkapi ketersediaan data statistik transportasi yang
bermanfaat bagi para pemangku kepentingan yang berkaitan
dengan usaha kepelabuhanan, khususnya terkait dengan
kelancaran arus distribusi barang di pelabuhan.
• melengkapi keragaman data statistik transportasi khususnya
dalam rangka penyediaan dan pengembangan data statistik
logistik dan transportasi kemaritiman.
• digunakan sebagai rujukan untuk penyusunan rencana dan
pengembangan kegiatan statistik transportasi pada masa
yang akan datang.
SURVEI WAKTU TUNGGU (DWELLING TIME)
DI PELABUHAN
• Dwelling time pada umumnya diartikan sebagai lamanya
waktu sejak barang dibongkar dari kapal sampai dengan
barang keluar dari pelabuhan
• Responden:
• Pengelola pelabuhan
• Perusahaan bongkar muat, EMKL (Ekspedisi Muatan
Kala Laut), freight forwarding (badan usaha), jasa
ekspor impor, jasa kepabeanan, dan perusahaan
trucking
• Kuesioner: Pelabuhan & Perusahaan
SURVEI WAKTU TUNGGU (DWELLING TIME)
DI PELABUHAN

• Tujuan:
• Mendapatkan dan menyajikan data/informasi waktu lamanya barang
berada (tertahan) di pelabuhan.
• Mendapatkan dan menyajikan data/informasi fasilitas dan kinerja
layanan kepelabuhanan.
• Mendapatkan dan menyajikan data/informasi prospek usaha
kepelabuhanan.
• Variabel Utama:
• Fasilitas Dermaga, Fasilitas Gudang yang dimiliki/dioperasikan,
• Fasilitas lapangan penumpukan petikemas (container yard),
• Rata-rata lama kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan,
• Dwelling Time,
• Kinerja operasional Kapal , dan
• Utilisasi Fasilitas Pelabuhan.
Statistik Sektoral:
Survei Pemakaian Energi Sektor Transportasi

• Tujuan survei: Mengetahui penggunaan bahan


bakar pada sektor transportasi (khususnya
transportasi darat) sebagai bagian penting dalam
perkiraan kebutuhan bahan bakar minyak secara
keseluruhan
• Peubah yang dikumpulkan: Konsumsi bahan bakar
menurut jenis bahan bakar dan jenis kendaraan,
serta jarak tempuh kendaraan, dengan periode
enumerasi setahun yang lalu
Statistik Sektoral:
Survei Pemakaian Energi Sektor Transportasi
• Responden: Kendaraan bermotor jenis tertentu
yang terpilih pada lokasi-lokasi pelaksanaan survei
• Kerangka sampel:
• Tahap I. Data dan informasi konsumsi energi di Indonesia;
• Tahap II. Daftar jumlah kendaraan setiap jenis kendaraan
setiap kota tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai