Dosen :
DR. Ir. Dewi Sawitri Tjokroprandojo, M.T.
Fikri Zul Fahmi ST,M.Sc.,Ph.D
Daftar Referensi
1. Anderson, B.F., Deane, D.H., Hammond, K.R., and McClelland, G.H.. 1981. Concepts and Judgement in Decision
Research. New York: Praeger.
2. Clemen, Robert T. 1952. Making Hard Decisions: An Introduction to Decision Analysis. Boston: PWS-KENT Publishing.
3. Churcill, Geoffrey and Whalen Thomas. Decision Under Uncertainty.
4. Filho, Fernando Ferrari and Conceicao, Octavio Augusto Camargo. 2005. The Concept of Uncertainty in Post
Keynesian Theory and in Institutional Economics. Journal of Economic Issues Vol XXXIX No. 3 September 2005
5. Harrison, E. F.. 1995. The managerial decision-making process. USA: Houghton-Mifflin
6. Pazek, Karmen and Rozman C. 2008. Decision Making Under Conditions of Uncertainty in Agriculture: A Case
Study of Oil Crops.
7. Peterson, Martin, 2007, An Introduction to Decision Theory, Cambridge Introductions to Philosophy - 1st Edition,
8. Sawitri, Dewi , 2007, Materi Kuliah Metode Analisis Optimasi dan Keputusan, Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Bandung,
9. Supranto,J. 2005. Teknik Pengambilan Keputusan. Rineka Cipta
10. Taghavifard, M.T., K. Khalili Damghani, dan R. Tavakkoli Moghaddam. 2009. Decision Making Under Certainty and
Risky Situations. Society of Actuaries.
11. Taha, Hamdy A. 2007. Operations Research An Intoduction Eighth Edition. Singapore: Pearson Education.
Outline Presentasi
Studi Kasus
Kesimpulan
PENGERTIAN TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan adalah tindakan memilih satu dari sekian
Rick Griffin, 2006 banyak alternatif
Diawali dengan:
1.Menyadari bahwa suatu keputusan harus dibuat
2.Mengidentifikasi alternatif kemungkinan
DESKRIPSI
Perencanaan yang terkait dengan pengambilan
keputusan tercipta setiap hari melalui suatu proses yang
KARAKTERISTIK kompleks, seringkali penuh dengan tekanan politis yang
melibatkan beragam kepentingan
Data & Informasi
Wilayah Untuk mencapai tujuan pembangunan dapat
dicapai dengan berbagai alternatif pilihan
PERAMALAN tindakan:
MASA DEPAN Perlu diambil keputusan cara tindakan
mana yang sebaiknya dilakukan
Kendala-kendala persoalan: yang
menentukan kelayakan setiap alternatif
tindakan
Perumusan OPTIMASI &
Kriteria sasaran: apa yang hendak dicapai
Rencana KEPUTUSAN
dengan dilaksanakan tindakan
Pegambilan keputusan ini terjadi saat diketahui apa saja kondisi yang mungkin terjadi, namun
tidak diketahui seberapa mungkin masing-masing kondisi tersebut akan terjadi
Ada beberapa kriteria pengambilan keputusan dalam kondisi ini tetapi sifatnya tidak
mengikat.
Tidak ada pedoman umum sebaiknya kriteria mana yang diterapkan, karena perubahan
suasana hati dari pengambil keputusan yang didikte oleh ketidakpasatian keadaan
barangkali merupakan faktor utama dalam pemilihan kriteria yang sesuai.
Lanjutan...
Juga terdapat pemahaman bahwa kemungkinan-kemungkinan kondisi tersebut menjadi
tidak pasti karena tidak ada kemampuan intervensi pengambil keputusan di dalamnya
Adalah kondisi dimana alternative tindakan yang dapat diambil tidak diketahui probabilitas
terjadinya. Yang diketahui hanya kemungkinannya, tanpa ada besaran probabilitas dari
setiap hasil.
Asumsi: Pengambil Keputusan tidak mempunyai Inteligent Opponent Lawan yang berpikir
untuk yang sama.
Beberapa Teknik Analisis Optimasi Kondisi Tidak
Pasti Menurut Ahli
Mengambil keputusan dengan harapan yang pesimis dimana pemilihan alternative berdasarkan
hasil pay-off terbesar dari setiap alternative yang ada atau secara sederhana, memilih yang
memberikan hasil maksimum diantara nilai-nilai minimum yang ada.
Pertama-tama dapat dihitung keuntungan marjinal (marjinal profit) masing-masing produk bila
n m, dimana :
n = kuantitas yang diminta
m= kuantitas yang di produksi
Jika kasus n < m, kerugian marjinal (marjinal loss) akibat produk yang tidak terjual adalah sebagai
berikut :
A1 : (1/2) 4 - 3 = 1,00 (MLA1 =1,00)
A2 : (1/2) 5,5 4 = - 1,25 (MLA2 = 1,25)
A3 : (1/2) 6 - 5 = -2,00 (MLA3 = 2,00)
Oleh karena itu kondisional dari setiap produk adalah : Lanjutan Kriteria
Maksimin (1)
Sebagai contoh dalam kasus A1 = 3000 dan 3 = 1000 maka hasil bersihnya :
(1,00 x 1000) (1,00x2000) = - 1000 (mengalami kerugian 1000).
Dengan perhitungan seperti diatas, maka hasil yang diperoleh dapat ditunjukkan
seperti dibawah ini :
Dengan menggunkan kriteria maksimin, maka
Keadaan Permintaan (Unit) pertama-tama kita perlu menetukan nilai-nilai
Alternatif Pilihan
minimum hasil yang mungkin diperoleh dari
Produksi (Unit) Tinggi Normal Rendah masing-masing alternatif produksi.
(1 =3000) (2=2000) (3 =1000) Dari nilai-nilai minimum ini kemudian dipilih
A1 = 3000 3000 1000 -1000 alternatif yang memberikan nilai maksimum, jadi
merupakan maksimum dari minimum (maka
A2 = 2000 3000 3000 250 disebut maksimin) dan untuk itu terpilih alternatif
A3 = 1000 1000 1000 1000 A3.
Lanjutan Kriteria
Maksimin (2)
Mengambil keputusan dengan harapan yang sangat optimis dimana pemilihan alternative
berdasarkan hasil pay-off terbesar dari setiap alternative yang ada atau secara sederhana, memilih
yang memberikan hasil maksimum diantara nilai-nilai maksimum yang ada.
Kaidah Hurwicz merupakan suatu indeks relatif yang mewakili kriteria yang bersifat optimis dan
pesimis. Suatu sikap netral diantara optimise dan pesimisme dicerminkan melalui kaidah Hurwicz
yang mengijinkan pembuat keputusan untuk memilih suatu indeks sehingga
01
Jika
= 0 : mencerminkan sikap pesimisme
= 1 : mencerminkan sikap optimisme
Pilihan terhadap nilai yang lain akan mencerminkan sikap pembuat keputusan apakah
mengarah ke optimis atau pesismis. apabila telah ditentukan, maka berdasarkan
kaidah Hurwicz perlu dilakukan perhitungan :
maks Ai { (maks j Pij) + (1- ) (min j Pij )}
dimana Pij : adalah hasil yang diperoleh dari pilihan alternatif Ai pada
situasi j
Lanjutan Kriteria
Nilai ditentukan dengan cara berikut : Hurwicz (1)
Misalkan kita memgambil kasus permintaan barang seperti di atas, terlihat bahwa nilai hasil paling
tinggi yang mungkin diperoleh adalah 3000 sedangkan hasil terendah yang mungkin diperoleh
adalah -1000. Misalkan kita menganggap situasi ini sebagai pilihan yang tidak pasti, artinya dalam
memproduksi barang lalu dijual, maka ia mungkin memperoleh kerugian sebesar 1000 (-1000).
sekarang kita tanyakan kepada pembuat keputusan berapa nilai uang yang akan membuat dia
tidak dapat memilih antara pilihan tidak pasti dan nilai uang yang bersifat pasti itu. jadi kita
melakukan gambling dengan menganggap bahwa pilihan yang tidak pasti yang akan
menghasilkan keuntungan 3000 atau kerugian (-1000) sebagai pilihan yang bersifat gambling .
serta nilai uang tertentu yang bersifat pasti yang membuat sehingga antara pilihan gambling dan
pilihan pasti tidak berbeda (indefferent).
Misalkan pembuat keputusan menyatakan nilai tersebut adalah 1500. dengan demikian pembuat
keputusan tidak dapat memilih mana yang ia sukai atara pilihan gambling menghasilkan
keuntungan 3000 atau menghasilkan kegugian 1000 dengan pilihan pasti nilai uang 1500. dengan
kata lain, jika ia disodorkan dua pilihan ini, yaitu :
Pilihan gambling : memproduksi barang dengan kemungkinan untung 3000 atau rugi 1000
Pilihan Pasti : memperoleh keuntungan sebesar 1500
Berdasarkan pencarian nilai pasti yang membuat pembuat keputusan indifferent, maka kita dapat
memperkirakan nilai bagi pembuat keputusan ini memiliki :
Lanjutan Kriteria
Hurwicz (1)
E (pilihan gambling untung 3000 atau rugi 1000) = E (pilihan pasti memperleh uang
1500)
Dengan mengetahui baha pembuat keputusan memiliki nilai = 0,625 ; maka kita
dapat menerapkan kaidah Hurwicz untuk pembuat keputusan kasus di atas. Maka
dilakukan perhitungan :
Dengan demikian berdasarkan kaidah Hurwicz, terpilih alternatif A2 karena memiliki nilai paling
tinggi diantara nilai-nilai perhitungan yang ada.
4. Kriteria Laplace
Kriteria ini disebut juga kriteria equal likelihood. Menurut kriteria ini, pk mengasumsikan bahwa
probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya. Pada kriteria ini, pengambil
keputusan tidak dapat menentukan/mengetahui probabilitas terjadinya berbagai hasil sehingga
diasumsikan bahwa semua kejadian mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi.
dengan demikian setiap kejadian memiliki peluang terjadi sebesar 1/n ; dimana n adalah jumlah
kejadian yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.
D=Dalam kasus ini, memiliki peluang sebesar 1/3 . maka menurut kriteria Laplace dapat
ditentukan nilai harapan dari setiap alternatif segai berikut :
Maka yang terpilih adalah alternatif A2 karena memiliki harapan tertinggi. Dengan demikian
terlihat bahwa kriteria Laplace tidak lain merupakan rata-rata hasil dan pilihan dijatuhkan
pada alternatif yang memberikan nilai rata-rata keuntungan terbesar.
5. Kriteria Regret/Savage
Kriteria ini menitik beratkan pada minimalisir kerugian yang mungkin terjadi.
Kondisi ini bertujuan untuk meminimalisir penyesalan yang akan terjadi.
Penyesalan ini dinilai berdasarkan nilai opportunity loss. Optimasi menurut kriteria ini adalah
pilihan yang nilai kehilangannya paling kecil.
min Ai (maks j Rij ) Dimana : Rij adalah nilai penyesalan yang diperoleh
akibat pilihan alternatif Ai jika situasi j yang terjadi.
Lanjutan Kriteria
Regret (1)
A3 2000
Keputusan dalam kondisi tidak pasti pengambil keputusan harus mengambil keputusan dalam
kondisi tidak ada informasi akan kondisi mendatang
Keputusan dalam kondisi risiko probabilitas kejadian dapat diperkirakan berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan orang yang ahli tentang kondisi yang akan dihadapi.
ANALISIS OPTIMASI DAN KEPUTUSAN DALAM
KONDISI RISIKO
Definisi Resiko
Risk stand for the combination of random or uncertain events with negative consequences for human health, life and
welfare and for the environment together with some measures of the likelihood of such events. (Nasman, 2005)
1
Risk implies a degree of uncertainty and an inability to fully control the outcomes or consequences of such an action.
4 (Taghavifard dkk, 2009):
Suatu kondisi yang berpotensi memberikan dampak negatif, dimana informasi yang tersedia tidak
sempurna, namun peluang kejadiannya dapat diketahui atau diperkirakan
Syarat dan Proses Kondisi Resiko
Syarat Pengambilan Keputusan di Bawah Kondisi Risiko
3 Nilai payoff yang merupakan hasil kombinasi suatu tindakan dan suatu
kejadian tak tentu
Setiap tindakan memiliki payoff yang dapat Memililih tindakan dengan nilai minimal atau
dihitung untuk masing-masing peluang kejadian. maksimal.
Sintesa Literatur Memilih Kriteria Analisis Keputusan Dalam Kondisi Resiko
(Taha, 1987) (Damghani, 2009)
Nilai yang diperkirakan (Expected Value) Expected Payoff
berdasarkan total peluang dan payoff yang dimiliki masing-masing kejadian
Gabungan nilai yang diperkirakan dan varians (Combined Expected
Value and Varian) The Most Probable States of Nature
berdasarkan payoff terbesar pada peluang terbesar
Tingkat aspirasi yang diketahui (Known Aspiration Level)
Expected Opportunity Loss (EOL)
berdasarkan peluang yang hilang dari nilai yang diekspektasi
Pemunculan kejadian di masa mendatang yang paling mungkin (Most
Likely Occurance of Future State)
We know nothing
berdasarkan total payoff dari peluang yang sleuruhnya dianggap sama
P1 P2 P3 EV
Memilih alternatif dengan nilai harapan (Pay Off) terbesar (Maximum Expected Pay Off)
Tabungan 15 10 5
Z Begitu ukuran sampel besar (n mendekati tak hingga) maka variansi akan
mendekati nol sehingga nilai expected value akan mendekati rata-rata
2
Namun sebelum proyek tersebut dilaksanakan Dewan Direksi perusahaan tersebut ingin mengetahui
dari kedua proyek tersebut, proyek A atau B yang memiliki resiko lebih tinggi jika dilaksanakan nantinya.
Sehingga perusahaan dapat mengetahui langkah strategis yang dapat dilakukan kedepan.
Sehingga dilakukan perhitungan sebagai baerikut.
Contoh Expected Value-Variance
Mempertimbangkan keputusan beradasarkan tingkat Keputusan didasarkan bukan pada kondisi optimal
(memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan
aspirasi yang dimilikinya kerugian) tetapi kepada alternatif-alternatif yang
dapat diterima
memberikan kepuasan tertentu
Kriteria dengan menganggap peluang dari masing- mengganti setiap peluang kejadian
masing kejadian adalah sama dengan nilai yang sama
40
Konsep Pohon Keputusan
Mampu menstrukturkan permasalahan,
sehingga dapat dimunculkan berbagai
alternatif keputusan berikut dengan
dampak atau keuntungan yang dimilikinya
Pohon sehingga solusi dapat lebih mudah untuk
Data Rule
keputusan dibayangkan
41
Contoh Kasus Menggunakan Pohon Keputusan
42
Tahapan Model Pohon Keputusan
Titik keputusan
Peluang kejadian
Pemanfaatan Pohon Keputusan
Single stage
Kriteria keputusan untuk mengevaluasi pilihan Satu
Tahap tidak ada keputusan masa depan yang
bergantung pada keputusan yang diambil sekarang.
Dapat menggunakan matriks pay off
Multi stage
Ada persoalan yang perlu diselesaikan dengan
proses pengambilan keputusan Banyak Tahap
keputusan-keputusan tidak bebas dibuat
secara bersambung.
Lebih terstruktur dengan pohon keputusan
44
Contoh Kasus (Soal)
Contoh Kasus (Soal)
Contoh Kasus (Soal)
Contoh Kasus (Jawaban Menggunakan Model Pohon Keputusan)
Contoh Kasus (Jawaban Menggunakan Model Pohon Keputusan)
Contoh Kasus (Jawaban Menggunakan Model Pohon Keputusan)