Di samping sebagai bahan ajar, modul ini juga bisa menjadi jembatan
(bridging) antara teori dan praktek karena dikemas dalam bentuk kombinasi
antara teori dan aplikasinya di semua unit kerja yang ada di Kedeputian Statistik
Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS). Oleh karenanya maka
pembahasan awal pada modul ini lebih difokuskan pada pemahaman tentang
pengertian official statistics secara umum, official statistics di bidang statistik
distribusi dan jasa dan kedudukkan statistik distribusi dan jasa di dalam struktur
organisasi Kedeputian Statistik Distribusi dan Jasa di BPS. Pembahasan
selanjutnya disusun per bab dengan kesamaan struktur pembahasan yaitu dimulai
dari : (i) Arti dan Kegunaan Data, (ii) Ruang Lingkup dan Cakupan, (iii) Metode
Pengumpulan Data, (iv) Jenis Data, (v) Metode Analisa Data di masing-masing
unit kerja di Kedeputian Statistik Distribusi dan Jasa BPS.
Berdasarkan isi dan cara penyajiannya, modul ini bisa digunakan bukan
saja oleh mahasiswa Program D-IV STIS tetapi juga oleh pengguna data statistik
distribusi dan jasa yang lain. Pengguna umum (users with a general interest)
seperti media masa, media cetak, media elektronik dan pengguna umum lainnya,
dapat menggunakan modul ini untuk mendapatkan pengetahuan (knowledge)
tentang suatu topik tertentu misalnya penghitungan inflasi, defisit neraca
perdagangan termasuk perkembangannya (trend) baik di tingkat daerah, provinsi
maupun nasional atau antar negara di pasar internasional.
i
Pengguna dengan kepentingan bisnis (users with a business interest)
mencakup pengambil keputusan, pengusaha dan pengguna dengan interes tertentu
bisa memanfaatkan modul ini untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang
arti dan pentingnya statistik distribusi dan jasa dalam perekonomian Indonesia.
Dengan memahami konsep dan definisi penting yang digunakan pada setiap unit
kerja di statistik distribusi dan jasa, formula yang dipakai untuk penghitungan
inflasi dan formula lainnya akan sangat membantu mereka dalam pengambilan
keputusan penting di dalam lingkup bisnis ataupun pekerjaannya. Pengguna
dengan kepentingan untuk riset atau penelitian (users with a research interest)
misalnya dosen, peneliti, konsultan dan peneliti pada lembaga pemerintahan
lainnya, mereka telah memahami metode statistik dan berbagai teori statistik yang
ada tetapi ingin lebih mendalami lagi bagaimana aplikasinya di dalam dunia nyata
atau penelitian yang lebih konkrit, bisa menggunakan modul ini sebagai bahan
rujukan atau referensi.
Penyusun menyadari bahwa Modul Statistik Distribusi dan Jasa ini masih
memerlukan banyak masukan, baik kritik maupun saran yang konstruktif dan
membangun dari berbagai pihak untuk penyempurnaan Modul ini. Oleh
karenanya maka penyusun menerima kritik dan saran dengan senang hati dan
lapang dada.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab 1. Pendahuluan 1
1.1.Pengertian Statistik Pemerintahan (official statistics)................................................. 1
1.2.Pentingnya Statistik Distribusi dan Jasa ..................................................................... 4
1.3.Struktur Organisasi Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS ..................................... 6
1.4.Pengorganisasian Penulisan ...................................................................................... 7
iii
Bab 4. Statistik Transportasi ........................................................................................ 38
4.1. Arti dan Kegunaan Data .......................................................................................... 38
4.2. Ruang Lingkup dan Cakupan ................................................................................... 39
4.3. Metode Pengumpulan Data....................................................................................... 39
4.4. Jenis Data ................................................................................................................. 41
4.5. Metode Analisa Data ................................................................................................ 44
iv
7.4. Jenis Data ................................................................................................................. 73
7.5. Metode Analisa Data ................................................................................................ 75
v
Bab 11. Statistik Harga Perdesaan ............................................................................... 107
11.1. Arti dan Kegunaan Data ........................................................................................ 107
11.2. Ruang Lingkup dan Cakupan ................................................................................. 108
11.3. Metode Pengumpulan Data..................................................................................... 109
11.4. Jenis Data ............................................................................................................... 110
11.5. Metode Analisa Data .............................................................................................. 111
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan Komisi Statistik di PBB tahun 1994 dan ditegaskan kembali
tahun 2013, official statistics harus mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:
2
dengan prosedur kaidah ilmiah yang standar sehingga dapat
menghasilkan interprestasi statistik yang benar.
Principle 5. Data for statisticals purposes may be drawn from all types of
sources, be they statisticals surveys or administrative records.
Statisticals agencies are to choose the source with regard to
quality, timeliness, costs and the burden on respondents.
Prinsip kelima memberikan penekanan bahwa data yang
dijadikan sumber dari suatu statistik harus mempertimbangkan
kualitas, waktu, biaya dan beban dari responden.
Principle 7. The laws, regulations and measures under which the statisticals
systems operate are to be made public.
Prinsip ketujuh sebagai dasar dari peraturan dan undang-undang
statistik bahwa undang-undangnya bersifat terbuka dan dapat
diketahui umum.
3
Principle 8. Coordination among statisticals agencies within countries is
essential to achieve consistency and efficiency in the statisticals
system.
Prinsip kedelapan mengandung makna perlunya setiap lembaga
statistik pemerintah saling bekerjasama untuk menjamin sistem
yang digunakan konsisten dan efisien.
Principle 9. The use by statisticals agencies in each country of international
concepts, classifications and methods promotes the consistency
and efficiency of statisticals systems at all official levels.
Prinsip kesembilan mengadung pengertian bahwa semua konsep,
klasifikasi dan metode statistik yang digunakan setiap negara
harus konsisten dan efisien dalam semua lingkup level statistik
pemerintah.
4
keseimbangan yang sangat tepat. Ketidakseimbangan fiskal dan neraca
pembayaran misalnya tetap sejalan dengan stabilitas ekonomi asalkan dapat
dibiayai secara berkesinambungan. Perekonomian yang tidak stabil menimbulkan
biaya yang tinggi bagi perekonomian dan masyarakat. Ketidakstabilan akan
menyulitkan masyarakat, baik rumah tangga maupun swasta. Ketidakstabilan,
semisal pasokan barang berkurang akan menyebabkan harga meningkat (inflasi),
beban terberat akibat inflasi yang tinggi akan dirasakan oleh penduduk miskin
yang mengalami penurunan daya beli.
Dari sisi asal usul barang dan distribusi barang yang keluar wilayah negara
juga perlu menjadi catatan, apakah barang tersebut berasal dari produksi dalam
negeri atau produksi luar negeri dan apakah barang tersebut di ekspor-impor.
Pencatatan ini menjadi bagian dari kegiatan statistik ekpor impor. Selain
distribusi/pergerakan barang dan jasa, aktifitas penduduk yang keluar masuk
5
wilayah negara dalam aktifitas pariwisata juga menjadi bagian dari pencatatan
statistik pariwisata disamping penunjang jasa pariwisata seperti hotel, restoran.
BPS mengapresiasi peran vital statistik distribusi dan jasa bagi pembangunan
nasional dengan memberikan rilis resmi kompilasi statistik distribusi dan jasa
melalui BRS (Berita Resmi Statistik) setiap awal bulan. Kompilasi rilis statistik
distribusi dan jasa tersebut selalu ditunggu dan menjadi bahan para stakeholder
dalam mengambil kebijakan.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS
6
Untuk melaksanakan kegiatan distribusi dan jasa, berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik dan Peraturan
Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan Pusat Statistik. Susunan organisasi Deputi Bidang Statistik Distribusi
dan jasa BPS adalah seperti bagan struktur di atas.
Penulisan modul statistik distribusi dan jasa terdiri dari 12 (dua belas bab)
yang mencakup Bab Pendahuluan dan Bagian Isi. Setiap bab dalam bagian isi
akan menjelaskan mengenai arti dan kegunaan data, ruang lingkup dan cakupan,
metode pengumpulan data, jenis data dan metode analisis data. Secara rinci
organisasi penulisan modul statistik distribusi dan jasa adalah sebagai berikut:
Bab 1. Pendahuluan
(Mencakup Pengertian Statistik Pemerintahan (official statistics),
Pentingnya Statistik Distribusi dan Jasa, Struktur Organisasi Deputi
Statistik Distribusi dan Jasa BPS, serta Pengorganisasian Penulisan)
7
BAGIAN 2 STATISTIK KEUANGAN, PARIWISATA, KOMUNIKASI
DAN TEKNOLOGI INFORMATIKA
Bab 5. Statistik Keuangan
Bab 6. Statistik Pariwisata
Bab 7. Statistik Komunikasi dan Teknologi Informatika
8
BAGIAN I
STATISTIK DISTRIBUSI
9
BAB 2
STATISTIK PERDAGANGAN DALAM NEGERI
10
perdagangan memiliki kontribusi penting dalam pertumbuhan perekonomian saat
ini. Karenanya, seraya tetap berupaya meningkatkan ekspor, perdagangan dalam
negeri harus diperhatikan agar kita tidak terlalu bergantung pada ekonomi dunia.
Kebijakan dan strategi kita menyangkut perekonomian tidak hanya berorientasi
pada ekspor, artinya perdagangan dalam negeri juga memiliki peran penting,
Sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh Presiden Yudhoyono, Menteri
Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa pun kembali mengingatkan tentang
pentingnya membangun pasar domestik dalam rangka menunjang perekonomian
dalam negeri sehingga kebal terhadap goncangan ekonomi global. Ekspor akan
turun, dan di sisi lain market kita besar, sehingga pasar domestik akan dijadikan
incaran pasar impor,
11
perusahaan berani memasang target pertumbuhan yang cukup tinggi di tahun 2013
ini. Fenomena itu terjadi karena fakta di lapangan menunjukkan adanya gairah be-
lanja konsumen Indonesia yang cukup tinggi selama beberapa tahun terakhir. Hal
ini bisa dilihat secara kasat mata dari munculnya mal-mal baru di sejumlah per-
kotaan dan adanya tren masyarakat yang menjadikan pusat perbelanjaan tak hanya
sebagai pusat belanja tapi juga pusat rekreasi keluarga. (dikutip dari situs resmi
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan RI)
12
ini dengan bentangan geografis dan besarnya penduduk yang kita miliki tidak
boleh diabaikan," katanya sekalipun selama masih ada ruang dan potensi untuk
tumbuh maka upaya untuk meningkatkan ekspor tetap harus dijalankan.
a. Perdagangan Besar
i. Perdagangan Besar Dalam Negeri
ii. Perdagangan Besar Ekspor
iii. Perdagangan Besar Impor
b. Perdagangan Eceran
i. Pedagang Eceran di Toko/Kios, termasuk di toko modern seperti
hypermarket, supermarket, mini market, department store, dan
sejenisnya.
ii. Pedagang Eceran Kaki Lima di Los, Koridor/ Emperan Toko.
iii. Pedagang Eceran Keliling
Perdagangan
adalah kegiatan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang baru maupun
bekas. meliputi: penjualan mobil dan sepeda motor, serta penjualan eceran bahan
13
bakar kendaraan, perdagangan besar dalam negeri, perdagangan eceran,
perdagangan ekspor, dan perdagangan impor.
14
masyarakat umum untuk penggunaan atau konsumsi perorangan atau
rumahtangga.
Hypermarket
adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan
rumahtangga termasuk sembilan bahan pokok secara eceran langsung kepada
konsumen akhir. Didalamnya terdiri dari pasar swalayan, toko serba ada yang
menyatu dalam satu bangunan dan pengelolaannya dilakukan secara tunggal serta
memiliki luas lantai usahanya lebih dari 4.000 m2 dan paling besar (maksimal)
8.000 m2. Seperti: Hypermart, Carrefour, Giant, The Club Store, dan lain-lain.
Supermarket
adalah sarana/tempat usaha untuk melakukan penjualan barang-barang kebutuhan
rumahtangga termasuk kebutuhan sembako secara eceran dan langsung kepada
konsumen akhir dengan cara swalayan yang luas lantainya maksimal 4.000 m2.
Seperti: Hero Supermarket, Tip Top, dan lain-lain.
15
Di samping melalui sensus ekonomi, data statistik perdagangan dalam
negeri juga diperoleh melalui kegiatan survei dengan unit penelitian adalah
perusahaan/ usaha perdagangan dengan skala usaha disesuaikan dengan tujuan
masing-masing survei. Sementara itu data statistik perdagangan dalam negeri ada
juga yang diperoleh melalui kompilasi data administrasi dari instansi terkait,
seperti dari Asosiasi dan KADIN,
16
iv. Survei Tenaga Kerja Asing 2003
v. Survei Jejaring Perusahaan/ Usaha 2009
Berikut adalah salah satu contoh kegiatan survei yang pernah dilakukan
oleh Subdirektorat Perdagangan Dalam Negeri yaitu Survei Pola Distribusi
Perdagangan Beberapa Komoditi, 2009 di 15 Provinsi.
Latar Belakang Survei
Selama ini BPS sudah lama meneliti tentang data harga barang/komoditi,
tetapi data tentang distribusinya belum ada yang meneliti. Untuk itu BPS sejak
tahun 2009 telah melakukan Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa
Komoditi.
Data distribusi perdagangan sangat penting untuk dijadikan acuan berbagai hal
diantaranya untuk mengetahui kenapa tiba-tiba suatu barang menghilang dari
pasaran, kenapa harga barang di suatu tempat mahal. Bagaimana pola
distribusinya?
Diharapkan data dari survei ini bisa digunakan sebagai upaya untuk
mendapatkan gambaran pola distribusi perdagangan dalam negeri dan dapat
dibangun sistem pola distribusi perdagangan yang lebih baik.
Tujuan Survei
Cakupan Provinsi
Survei Pola Distribusi Perdagangan Beberapa Komoditi 2009 dilaksanakan di 15
Provinsi (59 Kab/Kota) yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua.
17
Cakupan Komoditi
Ban mobil, ban sepeda motor, tepung terigu, beras, minyak goreng, gula pasir,
garam, kedelai, cabe merah, bawang merah, ikan segar, daging sapi, daging ayam
ras, pupuk, besi beton, dan semen (sampel:12.490).
Penentuan komoditi dalam survei ini adalah komoditi strategis, yaitu komoditi-
komoditi yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Komoditi yang dalam SBH paling banyak dikonsumsi
b. Komoditi yang dalam pembentukan inflasi cukup berperan
c. Komoditi yang dalam pembentukan PDB mempunyai kontribusi cukup besar
terhadap kebutuhan masyarakat
Kuesioner yang digunakan
a. VPDP10 - PEDAGANG
b. VPDP10 - PRODUSEN
18
f. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut klasifikasi lapangan usaha
dan kelompok banyaknya pekerja
g. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut provinsi dan jaringan usaha
h. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut klasifikasi lapangan usaha
dan jaringan usaha
i. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut provinsi dan tahun mulai
beroperasi secara komersial
j. Banyaknya perusahaan perdagangan menurut klasifikasi lapangan usaha
dan mulai beroperasi secara komersial
k. Karakteristik perusahaan/usaha perdagangan skala mikro dan kecil
l. Karakteristik perusahaan/usaha perdagangan skala menengah dan besar
Papua
Sumatera Barat
19
Gambar 2.2
Peta Distribusi Produksi Beras di Jawa Tengah
Kota
Denpasar
Gambar 2.3.
Peta Distribusi Perdagangan Beras di Jawa Tengah
Batang Semarang
20
Gambar 2.4.
Pola Distribusi Perdagangan Beras di Jawa Tengah
Kegiatan Usaha
Agen Lainnya
Pedagang
Pengumpul
(beras)
21
penawaran selanjutnya dapat dilakukan analisa lebih lanjut tentang
elastisitas masing-masing komoditi yang diperdagangkan.
c. Analisa Asal dan Tujuan Barang (Origin and Destination Analysis)
yaitu untuk menganalisa dari mana asal dan tujuan barang yang
diperdagangkan. Dengan analisa ini akan terlihat jelas pola konsumsi,
pola perdagangan dan sekaligus potensi atau kemampuan suatu
wilayah tertentu dalam memasok (supply) barang yang dibutuhkan
oleh masyarakat, baik di wilayahnya sendiri maupun ke wilayah lain di
luar wilayahnya sendiri.
d. Analisa Marjin Perdagangan dan Transportasi (Trade and
Transport Margin Analysis) yaitu untuk menganalisa berapa besar
keuntungan yang diperoleh dari kegiatan perdagangan yang telah
dilakukan dan sekaligus kemampuan menutup biaya transportasi yang
telah terjadi dalam proses perdagangan barang tersebut.
e. Pemetaan (Mapping) yaitu melakukan analisa dengan menggunakan
peta, baik peta sentra produksi, peta distribusi produksi, peta distribusi
perdagangan, peta pola distribusi perdagangan, dan sebagainya.
f. Berbagai analisa lainnya, yaitu analisa-analisa di luar yang telah
disebutkan di atas yang terkait dengan penggunaan data dan informasi
perdagangan dalam negeri.
22
BAB 3
STATISTIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini yang ditengarai dengan adanya
keterbukaan ekonomi, keterkaitan atau ketergantungan, dan persaingan yang
semakin ketat, kegiatan ekspor dan impor yang merupakan bagian dari
perdagangan internasional menjadi semakin penting. Globalisasi juga dapat
diartikan sebagai upaya yang berkelanjutan untuk memadukan perekonomian
suatu negara ke dalam perekonomian global termasuk kegiatan ekspor dan impor.
Dalam kaitannya dengan kegiatan perdagangan ekspor dan impor saat ini
selanjutnya dunia sedang mengarah kepada konsep liberalisasi perdagangan.
Artinya setiap negara melakukan perdagangan ekspor dan impor antar negara
tanpa ada hambatan pajak, tarif atau kuota. Selanjutnya jika ini disepakati oleh
masyarakat dunia berarti akan terjadi integrasi ekonomi dalam bidang
perdagangan antar negara. Ekspor dan impor akan terjadi antara suatu kelompok
negara dengan kelompok negara lainnya.
23
Menurut Adam Smith, perdagangan antar negara yang bebas akan
memberikan hasil yang maksimal karena akan mengarah pada spesialisasi.
Dengan demikian, setiap negara akan melakukan perdagangan internasional
karena memiliki keunggulan absolut dalam ketersediaan faktor produksi atau cara
memproduksi. Keunggulan mutlak (absolute advantage) dapat diartikan secara
sederhana bahwa suatu negara mengekspor barang tertentu karena negara tersebut
memiliki keunggulan jenis barang yang tidak dimiliki oleh negara lain dan bisa
menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih murah
dibandingkan dengan negara lain.
24
diperlukan oleh kementerian atau lembaga pemerintahan saja tetapi juga
dibutuhkan oleh pengguna data lainnya (stakeholders) dan para akademisi atau
pengamat ekonomi yang lain.
25
internasional, misalnya kebijakan ekspor di dalam negeri, kebijakan ekspor di
luar negeri, tarrif barrier dan non tariff barrier, dan kebijakan lainnya.
f. Untuk keperluan lain yang akan dilakukan oleh pemerintah
Pencatatan statistik perdagangan international atau ekspor dan impor
diperlukan untuk mengetahui pola arus kinerja perdagangan international
Indonesia dengan negara lain, memberikan informasi kinerja perdagangan luar
negeri Indonesia dalam bentuk volume dan nilai yang dirinci menurut jenis
barang/komoditi, negara tujuan/asal, dan pelabuhan muat/bongkar, Dari hasil
pencatatan ekspor impor ini bisa terlihat apakah suatu negara lebih aktif atau
pasif dalam kegiatan perdagangan international. Bila ekspor suatu negara lebih
besar dibandingkan impor maka ekonomi negara tersebut akan kuat,
sebaliknya bila ekspor lebih kecil dari impor maka negara tersebut akan
bergantung pada negara lain.
26
data ekspor impor ini mereka bisa menganalisa apakah masih ada peluang
untuk melakukan ekspor ke suatu negara tertentu.
Selanjutnya bagi para akademisi atau cendekiawan dan pengamat
ekonomi, data ekspor dan impor selain dapat digunakan seperti apa yang
dilakukan oleh pemerintah maupun penggunan non pemerintah (stakeholders),
bisa menggunakan data ekspor impor ini untuk berbagai keperluan analisa,
misalnya untuk :
a. Menganalisa daya saing (competitiveness) produk ekspor (X)
b. Menganalisa keunggulan komparatif (comparative advantage) produk
ekspor (X) .
c. Mengetahui asal dan tujuan barang ekspor (X) dan impor (M)
d. Untuk keperluan analisa lainnya
27
Tidak Termasuk Dalam Statistik Ekspor :
1. Barang-barang dan perhiasan penumpang yang bepergian ke Luar Negeri
2. Barang-barang yang dikirim untuk perwakilan negara tersebut di Luar
Negeri
3. Barang-barang untuk eksebisi/pameran
4. Peti kemas untuk diisi kembali
5. Uang dan surat-surat berharga
6. Barang-barang contoh/sample
7. Barang-barang yang dikirim ke Luar Negeri untuk diperbaiki
28
dalam bentuk softcopy dan hardcopy. Dokumen PEB softcopy didapatkan dari
27 KPBC di pelabuhan laut maupun pelabuhan udara di seluruh Indonesia.
Tabel 3.1. Daftar Dokumen PEB Softcopy Menurut KPBC dan Pelabuhan
29
Seperti dijelaskan sebelumnya dokumen PEB adalah dokumen PEB dalam
bentuk softcopy yang diterima dari Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) di
seluruh pelabuhan di Indonesia, baik pelabuhan laut maupun pelabuhan udara.
Dengan demikian dokumen PEB hardcopy adalah dokumen PEB yang berasal
dari KPBC di luar KPBC softcopy.
30
Tabel 2.2. Daftar Dokumen PIB Softcopy Menurut KPBC dan Pelabuhan
Sementara itu untuk data impor sama seperti data ekspor, data
dikumpulkan dan didapatkan oleh petugas BPS dari dokumen Pemberitahuan
Impor Barang (PIB) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy. Dokumen
31
PIB soft copy didapatkan dari 23 Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) di
pelabuhan, baik pelabuhan laut maupun pelabuhan udara melalui Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) di seluruh Indonesia. Sedang dokumen PIB
hardcopy didapatkan dari KPBC di luar KPBC PIB softcopy. Berikut ini adalah
daftar dokumen PIB softcopy yang diperoleh dari 23 KPBC di 23 pelabuhan laut
dan pelabuhan udara di seluruh Indonesia.
Seperti dijelaskan sebelumnya dokumen PIB tersebut di atas adalah
dokumen PIB dalam bentuk softcopy yang diterima dari Kantor Pelayanan Bea
dan Cukai (KPBC) di seluruh pelabuhan di Indonesia, baik pelabuhan laut
maupun pelabuhan udara. Dengan demikian dokumen PIB hardcopy adalah
dokumen PIB yang berasal dari KPBC di luar KPBC softcopy.
32
Dinilai pada harga CIF (cost, insurance and freight) yaitu harga
sampai di pelabuhan tujuan sehingga telah termasuk ongkos kapal
dan asuransi.
Gambar 3.1.
33
Tabel 3.3 Contoh Komoditi Hasil Laut dan Kode HS nya :
34
3.4. Jenis Data
Data dan informasi yang dihasilkan oleh Subdirektorat Ekspor dan Impor
dapat dilihat pada buku publikasi bulanan, tahunan dan publikasi lainnya.
Publikasi bulanan berbentuk Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri (Ekspor
dan Impor), sedang publikasi tahunan berbentuk Buku Publikasi Statistik
perdagangan Luar Negeri (Ekspor dan Impor). Sementara publikasi lain yang
dihasilkan seperti Indeks unit Value Ekspor (tahunan), Analisa Komoditi Ekspor,
dan Direktori Eksportir.
Bentuk penyajian data statistik ekspor impor menurut komoditi dibedakan
menurut HS 2 dijit, 9 dijit dan 10 dijit, SITC 1, 2, 3, 8 dijit, komoditi HS 9 dijit
dan negara tujuan/asal, komoditi HS 9 dijit dan pelabuhan bongkar/ muat. Selain
itu juga ekspor impor menurut kelompok komoditi (21 golongan barang), impor
menurut golongan penggunaan barang, ekspor menurut golongan barang ISIC.
Publikasi statistik ekspor impor menurut Negara tujuan/asal dan komoditi
berdasarkan SITC 3 digit; menurut Negara tujuan/asal dan komoditi berdasarkan
komoditi HS 9 digit; menurut Negara tujuan/asal komoditi migas/non migas;
menurut kelompok Negara ekonomi; menurut kelompok Negara ekonomi
migas/non migas; non migas menurut Negara tujuan/asal utama berdasarkan 9
negara asal utama. Publikasi ekspor impor menurut pelabuhan muat/bongkar
menurut propinsi berdasarkan komoditi SITC 3 digit; menurut pelabuhan
muat/bongkar migas/non migas.
Di samping berbagai data dan informasi yang dihasilkan tersebut,
pengguna data statistik ekspor dan impor juga bisa membuat berbagai indikator
untuk keperluan analisis perdagangan internasional (ekonomi) yaitu antara lain
Rasio Ekspor dan Impor terhadap PDB, Pertumbuhan Nilai Ekspor dan Impor,
Persentase Sumbangan Ekspor Impor, Indeks Spesialisasi Perdagangan, Ekspor
Produk Dinamik, dan Revealed Comparative Advantage (RCA Index).
35
untuk keperluan analisis perdagangan internasional maupun analisis ekonomi
berupa indikator-indikator dan indeks sebagai berikut :
Rasio ekspor impor terhadap PDB ini digunakan untuk mengetahui derajat
keterbukaan perdagangan international kegiatan ekonomi domestik suatu negara:
36
dengan : Xi nilai ekspor pada kelompok komoditi (i)
Xt nilai total ekspor
Dengan :
Xij nilai ekspor komoditi suatu Negara
Xtj nilai total ekspor Negara
Xiw nilai total ekspor untuk seluruh dunia
Xtw nilai total ekspor dunia
37
BAB 4
STATISTIK TRANSPORTASI
38
2. Dibutuhkan pengembangan data statistik transportasi berkualitas yang
relevan dan representatif untuk mewujudkan perencanaan transportasi
yang handal, efektif dan efisien.
3. Pengembangan data statistik transportasi berkualitas merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Sistem Statistik Nasional.
4. Data statistik transportasi merupakan informasi strategis bagi para
pengguna data dan pengambil keputusan.
39
Sejak tahun 2008, fungsi koordinasi dalam Subdit Stat. Transportasi terbagi dalam
tiga seksi kegiatan yaitu:
a. Seksi Penyiapan Statistik Transportasi
b. Seksi Pengolahan Statistik Transportasi
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan Statistik Transportasi
Sebagai penanggung jawab teknis dan administrasi dalam pengumpulan
data statistik transportasi di daerah adalah Kepala Bidang Statistik Distribusi dan
Jasa BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota. Sedangkan petugas lapangan
data statistik transportasi adalah Seksi Statistik Niaga dan Jasa atau Seksi Statistik
Distribusi di kabupaten/kota.
40
2. Statistik Angkutan Laut
dikumpulkan dengan sensus dari pelabuhan laut komersial dan non
komersial seluruh Indonesia.
41
Tabel 4.1. Jenis dan Sumber Data Statistik Angkutan Darat
Jenis
Jenis Data Sumber Periode Publikasi
Formulir
2. Jumlah Bis Umum AJR II/2 (Bis) Dinas Perhubungan Tahunan Statistik
dgn trayek AKDP Kab/Kota, dan Transportasi
dan Truk Provinsi
AJR II/3
Dit. Angkutan
(Truk)
Jalan, Kemhub
42
Tabel 4.2. Jenis dan Sumber Data Stat. Angk - Laut
Jenis
Jenis Data Sumber Periode Publikasi
Formulir
43
asal tujuan, pergerakan pesawat udara, penumpang, bagasi, barang dan pos/paket
dikumpulkan dari bandar udara baik yang dikelola oleh PT. (Persero) Angkasa
Pura maupun Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Jenis
.Jenis Data Sumber Periode Publikasi
Formulir
44
Berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan oleh Subdirektorat
Statistik Transportasi beberapa cara atau metode dilakukan untuk menganalisa
data tersebut, antara lain yang paling sederhana:
1. Kepadatan Lalu Lintas Penerbangan Dalam Negeri Indonesia, yaitu untuk
menganalisa kepadatan lalu lintas penerbangan dalam negeri dalam bandar
udara di kawasan Indonesia.
2. Kepadatan Lalu Lintas Penerbangan Luar Negeri Indonesia. yaitu untuk
menganalisa kepadatan lalu lintas penerbangan luar negeri dalam bandar
udara di kawasan Indonesia.
3. Pola Keberangkatan Penumpang dan Barang di Bandara Indonesia, yaitu
untuk dapat menganalisa pola perjalanan penumpang dan barang di Bandar
udara Indonesia.
4. Kemampuan Pelayanan Produksi Perusahaan Penerbangan Berjadwal
untuk Penerbangan Dalam Negeri Indonesia, yaitu kemampuan pelayanan
perusahaan penerbangan dalam mengangkut penumpang rute dalam
negeri.
5. Kemampuan Pelayan Produksi Perusahaan Penerbangan Berjadwal untuk
Penerbangan Luar Negeri Indonesia, yaitu kemampuan pelayanan
perusahaan penerbangan dalam mengangkut penumpang rute luar negeri.
6. Kemampuan dan Pola Jumlah Barang yang Dimuat pada Penerbangan
Domestik di Bandara Utama Indonesia, yaitu untuk mendapatkan pola
jumlah barang yang diangkut sehingga dalam suatu runtun waktu (time
series) tertentu.
7. Kemampuan dan Pola Jumlah Barang yang Dimuat pada Penerbangan
Internasional di Bandara Utama Indonesia, yaitu untuk mendapatkan pola
jumlah barang yang diangkut dalam penerbangan internasional sehingga
didapatkan pola data runtun waktunya (time series).
8. Pola Jumlah Penumpang yang Berangkat pada Penerbangan Domestik di
Bandara Utama Indonesia pada suatu kurun waktu tertentu.
9. Pola Jumlah Penumpang yang Berangkat pada Penerbangan Internasional
di Bandara Utama Indonesia pada suatu kurun waktu tertentu.
45
10. Presentase dan Proporsi Panjang Jalan Dirinci Menurut Tingkat
Kewenangan
11. Perbandingan dan Komposisi Panjang Jalan Dirinci Menurut Jenis
Permukaan antar daerah di Indonesia, yaitu untuk mendapatkan
perbandingan antar daerah tertentu dalam hal komposisi jenis permukaan
jalan.
12. Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya, yaitu
untuk menganalisis trend kecenderungan pembelian kendaraan oleh
masyarakat.
13. Pola Perkembangan Jumlah Penumpang dan Barang Melalui Transportasi
Kereta Api Indonesia, yaitu untuk mendapatkan tren kepadatan
penumpang dan barang dalam suatu kurun waktu (time series) perjalanan
kereta api.
14. Mencari Pola Jumlah Kecelakaan, Koban Mati, Luka Berat, Luka Ringan,
dan Kerugian Materi yang Diderita dalam suatu kurun waktu tertentu.
15. Perkembangan dan Pola Jumlah Barang Melalui Transportasi Kereta Api
Menurut Pulau.
16. Pola Perkembangan Bongkar Muat Barang Antar Pulau dan Luar Negeri di
Pelabuhan Indonesia
17. Pola Perkembangan Jumlah Penumpang Kapal di Pelabuhan Yang
Diusahakan dan Tidak Diusahakan Tahun
46
2. Km-ton
Kilometer Ton adalah jumlah kilometer semua ton barang yang diangkut.
Dengan perumusan dari penjumlahan jarak asal tujuan masing-masing barang
dalam ton. Indikator ini berfungsi untuk memperoleh informasi
perkembangan/ trend jumlah barang setiap bulannya.
Interprestasi : Pertumbuhan arus barang yang meningkat menjadi indikator
utama yang menunjukkan bahwa kinerja perdagangan mengalami peningkatan
pula.
Sebelum melakukan analisa data, terdapat beberapa permasalahan yang
muncul dalam mendapatkan data statistik transportasi. Permasalahan ini dapat
terjadi dalam tahapan pengumpulan, pengolahan atau penyajian data.
Permasalahan yang biasanya dihadapi dalam pengumpulan dan pengolahan data
statistik transportasi yaitu :
1. Ketidaklengkapan pengumpulan dokumen statistik transportasi (terlihat
pada data bulanan yang belum diterima, sehingga dalam setahun dokumen
tidak mencapai 12)
2. Pengiriman kuesioner statistik transportasi dari daerah yang sekaligus
untuk beberapa bulan, seperti dokumen angkutan udara (III/1) untuk bulan
Juli-September 2013 dikirim pada bulan November 2013.
3. Data isian kuesioner tidak konsisten, atau data fluktuatif-berubah
drastis/ekstrim jika dibandingkan dengan data yang sama pada bulan/tahun
sebelumnya, dan tanpa disertai penjelasan (catatan) tentang fenomena
fluktuatif tersebut. Contoh data panjang jalan (PJ II/5 dan PJ II/6) yang
sangat berbeda isiannya tiap tahun.
4. Satuan dari data yang dikumpulkan tidak jelas/tidak diperhatikan, seperti
panjang jalan (dalam kilometer bukan dalam 000 km), jumlah penumpang
angkutan udara (dalam orang bukan dalam 000 orang) dan jumlah barang
(dalam kg bukan dalam ton ).
5. Hambatan dalam pengumpulan data, seperti penyebab keterlambatan
pengiriman dokumen tidak diinformasikan, atau dalam kolom catatan tidak
ada penjelasan.
47
Permasalahan yang terjadi dapat membuat waktu penyajian menjadi lebih
lama. Sehingga dapat bermuara pada akurasi dan aktualitas data statistik yang
dipublikasikan BPS baik di pusat maupun di daerah yang dapat berakibat salahnya
penarikan kesimpulan dalam analisa statistik angkutan udara.
48
BAGIAN 2
STATISTIK KEUANGAN,
PARIWISATA, KOMUNIKASI DAN
TEKNOLOGI INFORMATIKA
49
BAB 5
STATISTIK KEUANGAN
50
yang dimiliki dan kebijakan pemerintah pusat dalam desentralisasi fiskal dibatasi.
Diharapkan dengan adanya kewenangan tersebut daerah otonom dapat
memperoleh sumber pembiayaan dalam melaksanakan otonominya.
Salah satu usaha untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan berbagai
upaya perbaikan dan penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah, melalui
pelaksanaan Anggaran Pendapata Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan
Kabupaten Kota serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang
dikelola secara efektif dan effisien.
51
Statistik Lembaga Keuangan
Saat ini jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia meliputi:
Perbankan, perusahaan pembiayaan, lembaga pasar modal, perasuransian, dana
pensiun, pegadaian, pedagang valuta asing, serta koperasi. Mengingat jenis
lembaga keuangan saat ini telah berkembang sangat pesat serta mempunyai arti
penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka secara bertahap
pemerintah telah mengatur pengembangan usahanya melalui Peraturan
Pemerintah maupun Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia.
52
Statistik Keuangan Pemerintah
Statistik Keuangan Pemerintah terdiri dari:
1. Statistik Keuangan Pemerintah Pusat.
Pemerintah pusat mencakup seluruh departemen dan institusi pusat lainnya
yang kegiatannya dibiayai APBN.
2. Statistik Keuangan Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah Tingkat I, Tingkat II, dan Pemerintah Desa secara
terpisah dibiayai oleh APBD masing-masing wilayah.
53
5.3 Metode Pengumpulan Data
54
g. Data realisasi penerimaan/pengeluaran pemerintah Desa
h. Data Pendapatan Asli Daerah (PAD)
i. Data Dana Perimbangan
j. Data Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
k. Data Belanja Daerah
55
d. Asuransi
1) Perkembangan asuransi menurut jenis asuransi
2) Rata-rata laba perusahaan asuransi menurut jenis asuransi
3) Rata-rata aset perusahaan asuransi menurut jenis asuransi
4) Rata-rata banyaknya tertanggung dan nilai tertanggung sektor usaha
asuransi jiwa
5) Rata-rata banyaknya pengurangan tertanggung, nilai klaim sektor usaha
asuransi jiwa
6) Rata-rata premi dan komisi
e. Dana Pensiun
1) Perkembangan jumlah perusahaan dana pensiun
2) Pekembangan peserta dana pensiun
3) Portopolio Investasi Perusahaan Dana Pensiun
f. Pegadaian
1) Rata-rata nilai pinjaman yang diberikan, Nilai Sisa Pinjaman Yang Belum
dibayar
2) Banyaknya Nasabah Menurut Lapangan Usaha
3) Rata-rata Pekerja tetap dan pekerja kontrak perum pegadaian menurut
jenjang pendidikan
4) Rata-rata balas jasa pekerja tetap dan pekerja kontrak perum pegadaian
g. Pedagang Valuta Asing
1) Rata-rata volume dan Nilai Transaksi Valas Menurut jenis valas
2) Persentase volume jual transaksi valas menurut jenis valas
3) Persentase volume beli transaksi valas menurut jenis valas
4) Rata-rata jumlah pekerja perusahaan pedagang valas menurut pendidikan
dan status pekerja
5) Rata-rata balas jasa pekerja perusahaan pedagang valas
6) Rata-rata laba perusahaan pedagang valas
7) Rata-rata total aset perusahaan pedagang valas
h. Koperasi Simpan Pinjam
1) Rasio keuangan koperasi simpan pinjam
2) Perkembangan Nilai Aset Koperasi Simpan Pinjaman
56
3) Persentase sumber pembiayaan koperasi simpan pinjam menurut sumber
pembiayaan
4) Rata-rata rugi laba koperasi simpan pinjam
Current Ratio =
Quick Ratio =
Cash Ratio =
.
2) Analisis Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
Tingkat kemandirian keuangan daerah menggambarkan ketergantungan
daerah terhadap sumber dana ekstern. Tingkat kemandirian keuangan daerah
biasa disebut rasio kemandirian keuangan daerah didapat dari rasio PAD dan
57
Bantuan Pemerintah Pusat atau Provinsi dan Pinjaman. Menurut Halim
(2008), semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat
ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal (terutama pemerintah
pusat dan provinsi) semakin rendah dan demikian juga sebaliknya. Rasio
Kemandirian Keuangan Daerah (KKD) dirumuskan:
Dengan,
KKD = Kemandirian Keuangan Daerah
PAD = Pendapatan Asli Daerah
BPP = Bantuan Pemerintah Pusat atau
Provinsi dan Pinjaman
58
5) Analisis Aktivitas Keuangan Daerah
Efektivitas Keuangan Daerah menggambarkan bagaimana pemerintah daerah
memprioritaskan alokasi dananya pada belanja rutin dan belanja pembangunan
secara optimal. Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk
belanja rutin berarti persentase belanja investasi (belanja pembangunan) yang
digunakan untuk sarana prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin
kecil. Rasio Aktivitas dirumuskan:
Dengan,
BP = Belanja Pembangunan
BR = Belanja Rutin
Dengan,
59
Statistik Lembaga Keuangan
Analisis rasio keuangan suatu lembaga keuangan dapat dilakukan melalui statistik
lembaga keuangan, sehingga akan dapat dilihat gambaran umum kinerja keuangan
masing-masing lembaga keuangan. Beberapa analisis rasio keungan antara lain:
1) Rata-rata Rasio BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional)
berdasarkan jenis Bank, merupakan rasio yang dapat memberikan
penilaian atas efisiensi Lembaga keuangan, yang dirumuskan
PO = Pendapatan Operasional
BO = Biaya Operasional
60
BAB 6
STATISTIK PARIWISATA
Wisatawan
Wisatawan dimaksud adalah wisatawan baik wisatawan Nusantara
maupun wisatawan mancanegara dan wisatawan Nasional
a. Wisatawan nusantara (wisnus) adalah penduduk Indonesia yang melakukan
perjalanan di wilayah teritori Indonesia bukan untuk bekerja atau sekolah,
kurang dari 6 bulan ke:
1. Objek wisata komersial (dengan membayar) dan atau
2. Menginap di akomodasi komersial (dengan membayar), dan atau
61
3. Jarak perjalanan lebih dari 100 km pulang pergi yang bukan
merupakan lingkungan sehari-hari
Gambar 6.1
Konsep dan Definisi Wisata Nusantara
62
Hotel dan Akomdasi Lainnya
Cakupan statistik pariwisata adalah data akomodasi, akomodasi yang
tercakup dalam statistik pariwisata meliputi hotel berbintang dan hotel tidak
berbintang (melati), penginapan remaja dan pondok wisata.
63
1. Tidak semua WNI yang menginap di hotel adalah penduduk Indonesia
2. Tidak semua WNA yang menginap di hotel adalah penduduk Luar Negeri
3. Orang yang menginap di beberapa hotel akan terhitung lebih dari dua kali
(double counting)
4. Orang yang tidak menginap di hotel tidak akan tercatat
Data kunjungan tamu hotel didapatkan dari pengumpulan data primer pada
setiap hotel, Dilakukan pengumpulan secara sensus untuk hotel berbintang dan
secara sampel untuk hotel non bintang.
64
g. WNI yang berangkat ke Luar negeri menurut jenis paspor (dinas, pribadi,
kunjungan khusus)
h. Tingkat Penghunian Kamar (TPK)/Room Occupancy Rate
Tingkat penghunian Hotel (TPK) menunjukan rasio malam kamar terjual dan
malam kamar tersedia, penyajian TPK adalah perbulan, dengan rumus sebagai
berikut:
Rata-rata menginap tamu asing merupakan rasio banyaknya malam tamu asing
dan tamu asing yang datang dan menginap yang disajikan tiap bulan, dengan
rumus sebagai berikut:
65
l. Rata-rata Tamu Per Kamar
Merupakan rasio jumlah tamu asing dan jumlah total tamu, dirumuskan
sebagai berikut:
66
6.5. Metode Analisis Data
Secara umum analisis yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode
analisis deskriptif, yaitu menjelaskan gambaran suatu indikator berdasarkan hasil-
hasil perhitungan sederhana seperti menggunakan rata-rata hitung (mean), rasio
atau persentase dan lain-lain; seperti berikut:
1. Tingkat perkembangan jumlah wisatawan,
Perkembangan jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara
menjadi suatu ukuran kinerja sektor pariwisata. Perkembangan jumlah
wisatawan dapat dilihat dari penambahan jumlah wisatawan dibanding
tahun sebelumnya atau periode tertentu.
2. Kualitas dan daya tarik wisata
kualitas dan daya tarik wisata dapat dilihat melalui lamanya kunjungan
wisatawan. Ukuran statistik yang biasa digunakan adalah rata-rata lamanya
tinggal wisatawan .
3. Perkembangan Akomodasi
Kecukupan akomodasi menjadi syarat penting dalam upaya
pengembangan sektor pariwisata. Perkembangan akomodasi dapat dilihat
melalui indikator seperti Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel.
4. Penerimaan Devisa Sektor Pariwisata
Besarnya penerimaan devisa dari sektor pariwisata memiliki beberapa
persamaan dalam usaha untuk melakukan perhitungannya. Cara-cara
perhitungan penerimaan devisa memiliki beberapa persyaratan data yang
harus tersedia sebelum dapat diperkirakan berapa besarnya pendapatan
dari sektor pariwisata. Data-data statistik yang dibutuhkan Antara lain:
Jumlah wisatawan, rata-rata lamanya tinggal dan rata-rata pengeluaran per
hari wisatawan. Persamaan yang dipergunakan untuk menghitung devisa
seperti berikut:
Dengan :
Y adalah Pendapatan (income),
Y = NxLxe N adalah jumlah wisatawan yang datang
L dalah rata-rata Lamanya tinggal
e adalah rata-rata pengeluaran wisatawan per hari
67
BAB 7
STATISTIK
KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI
68
televisi antara lain dikarenakan kecepatan penyampaian informasi yang tidak
perlu menunggu dicetak. Bahkan, sebagian informasi dan komunikasi dapat
disampaikan secara langsung (live). Terlebih lagi beberapa daerah di Indonesia
sejak 2012 telah memasuki era penyiaran TV digital terestrial free-to-air. Sistem
penyiaran televisi digital ini mampu memancarkan sinyal gambar dan suara
dengan kualitas penerimaan yang lebih tajam serta jernih di layar TV
dibandingkan siaran analog. Seperti halnya penyiaran, untuk jasa multimedia,
khususnya warung internet (warnet) merupakan sarana KTI yang paling luas
dimanfaatkan pada saat ini. Dari sini perkembangan KTI dapat dilihat akan
tersedianya sarana dan prasarana informasi, baik informasi suara (audio), video
maupun data, juga beberapa indikator lain seperti jumlah pelanggan.
Perkembangan KTI ini dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan untuk
menentukan strategi pembangunan yang terkait dengan teknologi informasi dan
komunikasi baik secara nasional maupun regional.
Perkembangan kegiatan KTI sangat pesat baik infrastruktur maupun
penggunanya, namun data dan informasi tentang statistik KTI masih sangat
minim. Maka perlu diadakan survei yang berkaitan dengan statistik KTI yang
secara umum mampu mendapatkan data indikator produksi, pendapatan,
pengeluaran perusahaan KTI.
BPS melakukan pengumpulan, pemrosesan dan penyajian analisis statistic
KTI dengan tujuan untuk mendapatkan data indikator produksi, pendapatan,
pengeluaran perusahaan KTI.
69
2. perusahaan penyiaran meliputi perusahaan penyiaran radio serta
perusahaan penyiaran dan pemrograman televisi dengan indikator yang
diteliti meliputi : program/acara unggulan/favorit, persentase durasi siaran
per program/acara, rata-rata biaya pemasangan iklan per spot, dan lain-
lain.
3. jasa multimedia meliputi perusahaan jasa internet service provider/isp dan
warung internet (warnet) dengan indikator yang diteliti meliputi : data
kapasitas bandwidth, rata-rata pemakaian per perusahaan ISP, persentase
warung internet menurut lokasi usaha, rata-rata lama akses internet, dan
lain-lain.
Beberapa kegiatan statistik KTI yang dilaksanakan oleh BPS antara lain
Survei Perusahaan Komunikasi, Survei Penggunaan dan Penyerapan Sarana
Komunikasi dan Teknologi Informasi Sektor Pendidikan, Survei Perusahaan
Informasi dan Komunikasi Penyiaran dan Pemrograman.
70
Sebagai penanggung jawab pelaksanaan pencacahan statistik Komunikasi
dan Teknologi Informasi di daerah adalah Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan pencacahan
di wilayahnya dan pengiriman hasilnya ke BPS RI. Sebagai penanggung jawab
teknis dan administrasi dalam pengumpulan data statistik Komunikasi dan
Teknologi Informasi di daerah adalah Kepala Bidang Statistik Distribusi dan Jasa
dibantu oleh Kepala Seksi Statistik Niaga dan Jasa BPS Provinsi sekaligus yang
mengkoordinasikan pelaksanaan pencacahan di wilayahnya. Sedangkan Kepala
Seksi Statistik Distribusi di BPS Kabupaten bertugas membantu Kepala BPS
Kabupaten/Kota dalam menanggulangi masalah teknis dan administrasi sehingga
pencacahan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat waktu. Petugas lapangan
data statistik transportasi adalah staf Seksi Seksi Statistik Distribusi dan atau KSK
yang bertugas di kecamatan yang terpilih.
71
Pencacahan dilakukan secara serentak di seluruh indonesia dengan
menggunakan pemilihan sampel berdasarkan metode probability proportional to
size (pps) berdasarkan tiga kerangka sampel, yaitu kerangka sampel perusahaan
penerbitan, kerangka sampel perusahaan penyiaran dan pemrograman, dan
kerangka sampel perusahaan jasa multimedia. Metode penelitian menggunakan
sampel probabilitas dengan unit statistik sampelnya Perusahaan KTI (Perusahaan
Penerbitan, Perusahaan Penyiaran dan Pemrograman, Perusahaan Jaringan
Telekomunikasi, dan Perusahaan Jasa Multimedia).
Unit Analisis dalam sampel adalah Penerbitan Buku (KBLI: 58110),
Penerbitan Surat Kabar, Jurnal, dan Buletin atau Majalah (KBLI: 58130),
Perusahaan Jaringan Telekomunikasi Dengan Kabel (KBLI:61100), Perusahaan
Jaringan Tanpa Kabel (KBLI:61200), Jasa Internet Service Provider/ISP (KBLI:
61921), Warung Internet/Warnet (KBLI: 61924), TV Kabel/ TV Berbayar,
Penyiaran Radio oleh Swasta (KBLI: 60102, Penyiaran dan Pemrograman
Televisi oleh Swasta (KBLI: 60202)
Contoh kegiatan statistik KTI di BPS adalah Survei Perusahaan
Komunikasi 2012 dengan metode sebagai berikut:
1. Kerangka sampel perusahaan/usaha penerbitan dibentuk dari daftar usaha
hasil listing SE 2006, daftar perusahaan/usaha dari asosiasi seperti Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI), Serikat Penerbit Surat Kabar Indonesia
(SPSI), dan dari sumber lain yaitu internet.
2. Kerangka sampel perusahaan/usaha penyiaran dan pemrograman dibentuk
dari daftar usaha hasil listing SE 2006, daftar perusahaan/usaha dari
asosiasi seperti Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), Asosiasi
Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Persatuan Radio Siaran Swasta
Nasional Indonesia (PRSSNI) dan dari sumber lain yaitu internet.
3. Kerangka sampel perusahaan/usaha jasa multimedia (ISP dan warnet)
dibentuk dari daftar perusahaan/usaha hasil listing SE 2006, updating
perusahaan KTI 2009, dan dari sumber lain yaitu internet
72
dilakukan dengan mempertimbangkan distribusi usaha per
provinsi. Pengalokasian sampel menurut kelompok
perusahaan/usaha dilakukan untuk masing-masing provinsi.
Kemudian dialokasikan menurut KBLI 5 digit untuk masing-
masing usaha dengan mempertimbangkan populasi usaha
tersebut.
Metode pemilihan sampel dilakukan secara sistematik pada setiap
kelompok perusahaan/usaha dengan mempertimbangkan jumlah populasi
perusahaan/usaha tersebut. Untuk Metode pengumpulan datanya menggunakan
tehnik wawancara langsung narasumber.
Kuesioner V-TERBIT
Variable yang digunakan:
i. Jenis buku yang diterbitkan,
ii. banyaknya judul dan oplah buku yang diterbitkan tiap jenis/kategori,
iii. berapa judul buku kategori best seller yang diterbitkan,
iv. periode terbit,
v. oplah (tiras) per periode terbit,
vi. cakupan berita,
vii. area distribusi,
viii. apakah menyediakan media online.
Kuesioner V-MULMED
Variable yang digunakan:
i. Jumlah Pelanggan,
ii. kapasitas jaringan dan pemakaiannya,
iii. jumlah pelanggan berdasarkan layanan akses internet yang digunakan,
73
iv. kapasitas bandwith,
v. jumlah pengguna/pengakses internet,
vi. rata-rata lama akses internet per pengguna/pengakses internet,
vii. tarif internet per jam,
viii. jumlah client komputer,
ix. lokasi usaha.
Kuesioner V-SIAR
Variable yang digunakan:
i. Durasi siaran (termasuk iklan) dalam sehari,
ii. rata-rata banyaknya spot iklan dalam sehari,
iii. rata-rata tarif pemasangan iklan per spot menurut waktu tayang,
iv. rata-rata persentase waktu penyiaran program/acara dalam sebulan
(selain iklan),
v. Program/acara unggulan/ favorit dalam sebulan.
Kuesioner V-JARKOM
Variable yang digunakan:
i. Jumlah pelanggan menurut produk pelayanan,
ii. Lalu lintas layanan,
iii. Jumlah BTS,
iv. Rasio keberhasilan panggilan,
v. Nilai ARPU (Average Revenue per User) - pendapatan rata-rata per
pengguna
Kuesioner V-TVKABEL
Variable yang digunakan:
i. Jenis paket,
ii. harga paket,
iii. jumlah saluran/channel,
iv. jumlah pelanggan.
74
7.5 Metode Analisa Data
Analisa statistik KTI dengan metode penelitian menggunakan sampel
probabilitas melakukan penanganan umum terhadap outlier mengggunakan
metode imputasi. Kemudian penanganan terhadap sampel responden yang non
respon dilakukan dengan sistem penggantian sampel.
Metode analisa data terhadap kegiatan statistik KTI dapat dilakukan secara
deskriftif sesuai dengan tujuan dari pelaksaan kegiatan statistik KTI tersebut. Pada
kegiatan Survei Perusahaan Komunikasi tujuannya untuk mendapatkan data
indikator produksi, pendapatan, pengeluaran perusahaan KTI, maka output
keluaran yang dihasilkan adalah indikator KTI, pendapatan, pengeluaran dan
tenaga kerja.
Analisa yang ada dapat digunakan untuk menjabarkan karakteristik
tentang perkembangan perusahaan KTI di Indonesia. Beberapa analisis sederhana
dari statistik KTI antara lain:
a. Menganalisis laju pertumbuhan perusahaan informasi dan komunikasi,
yaitu untuk mengetahui bagaimana prospek perkembangan perusahaan
yang bergerak di bidang KTI di Indonesia.
b. Menganalisis pertumbuhan pekerja perusahaan informasi dan
komunikasi, yaitu untuk mengetahui daya serap sektor perusahaan KTI
dalam mengurangi pengangguran.
c. Menganalisis segmen pertumbuhan judul buku atau oplah buku yang
diterbitkan menurut jenis/kategori, yaitu untuk mendapatkan analisis
trend pola perkembangan segmen ketegori buku yang beredar atau
digemari oleh pembaca.
d. Menganalisis pertumbuhan perusahaan penerbitan buku yang
menerbitkan dan tidak menerbitkan e-book, yaitu untuk mendapatkan
perkembangan pola perbandingan pertumbuhan penerbitan antara
paperless dengan yang tetap menggunakan paper (kertas).
e. Menganalisis pertumbuhan perusahaan penerbitan berkala yang
menyediakan media elektronik dalam melakukan penyebaran informasi
atau menerbitkan suatu publikasinya.
75
f. Menganalisis pola pertumbuhan perusahaan penyiaran dan
pemrograman menurut program/acara unggulan/favorit yaitu untuk
menganalisis pola kegemaran dan tingkat rating dari suatu segmen
acara di masyarakat.
g. Menganalisis rata-rata persentase waktu penyiaran program/acara
radio, yaitu untuk mendapatkan suatu pola penyiaran dan perbandingan
dalam suatu daerah.
h. Menganalisis rata-rata tarif per spot per perusahaan penyiaran radio,
sehingga mampu didapatkan formulasi keuntungan bagi suatu
perusahaan penyiaran radio.
i. Menganalisis pertumbuhan pelanggan internet perusahaan jasa ISP
menurut jenis pelanggan, sehingga mampu didapatkan prospek dari
suatu perusahaan dan segmen dari pelanggan.
j. Menganalisis rata-rata kapasitas bandwidth per perusahaan jasa ISP
menurut jenis sambungan, yaitu untuk mendapatkan kemampuan
pelayanan perusahaan jasa ISP dalam menyediakan pelayanannya bagi
para pelanggan.
76
k.
BAGIAN 3
STATISTIK HARGA
77
BAB 8
STATISTIK HARGA KONSUMEN
78
8.2. Ruang Lingkup dan Cakupan
79
1. Paket Komoditas (diperoleh dari SBH)
adalah sekelompok (sekeranjang) barang dan jasa pada umumnya
dikonsumsi oleh masyarakat di suatu kota untuk periode tertentu.
2. Diagram Timbang (diperoleh dari SBH)
adalah bobot/nilai masing-masing jenis barang/jasa yang termasuk dalam
paket komoditas dibandingkan dengan sub kelompok/kelompok/total
seluruh barang/jasa.
3. Nilai Konsumsi Tahun Dasar = PoQo (diperoleh dari SBH)
adalah nilai konsumsi yang diperoleh berdasarkan Survei Biaya Hidup.
4. Harga Berjalan (diperoleh dari Survei Harga Konsumen, Survei Volume
Penjualan Komoditas, Survei Harga Penunjang Lainnya)
adalah harga yang diperoleh pada periode pencacahan (mingguan, dua
mingguan, dan bulanan).
80
8.3. Metode Pengumpulan Data
Data harga masing-masing komoditi diperoleh dari 3 (tiga) atau 4 (empat)
tempat penjualan, yang didatangi oleh petugas pengumpul data dengan
wawancara langsung terhadap responden yang merupakan pedagang eceran/retail
baik di pasar tradisional, gerai-gerai atau outlet maupun pasar modern. Untuk data
upah pembantu rumah dilakukan melalui wawancara langsung ke rumah tangga.
Sedangkan data tarif sekolah dilakukan melalui wawancara ke sekolah, universitas
dan lembaga pendidikan lainnya.
Frekuensi pengumpulan data harga berbeda dari satu item dengan item
lainnya tergantung pada karakteristik item-item tersebut, sebagai berikut:
a) Pengumpulan data harga beras di Jakarta adalah harian
b) Beberapa item yang termasuk ke dalam kebutuhan pokok, data harga
ke-10.
h) Upah baby sitter dan pembantu rumah tangga diamati bulanan pada hari
81
8.4. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan berupa harga per komoditi di tingkat
konsumen. Jenis data harga tersebut dibedakan berdasarkan tujuh kelompok
pengeluaran yaitu:
I. Data kelompok Bahan makanan, yaitu terdiri dari data tentang
harga makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau;
II. Data harga tentang Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar;
III. Data harga tentang sandang;
IV. Data harga tentang kesehatan;
V. Data harga tentang pendidikan,
VI. Data harga tentang rekreasi dan olah raga;
VII. Data harga tentang transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
IHK n
NK n
100
NK 0
Dengan :
IHKn = Indeks Harga Konsumen periode ke-n
NKn = Nilai Konsumsi periode ke-n.
NK0 = Nilai Konsumsi dasar
82
ni
.{n1}i .Q0 i
{ n1}i
k
i 1
HK n 100
k
.Q0 i
i 1
0i
Keterangan :
b. Untuk Tahunan:
IHK bulan n tahun (A) IHK bulan n tahun (A-1) x 100 %
IHK bulan n tahun (A-1)
83
BAB 9
STATISTIK
HARGA PERDAGANGAN BESAR
84
Konsumen non
rumahtangga
85
Alur produsenagenpengecerkonsumen, di sini produsen memilih agen
sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran
distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer
besar. Alur terpanjang dan paling komplek adalah alur produsenagenpedagang
besarpengecerkonsumen, dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan
agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang
kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran
distribusi ini terutama agen penjualan.
86
3. Survei pengumpulan data penunjang IKK
Untuk menghitung IKK memerlukan data-data penunjang yaitu: paket
komoditas IKK, tidak semua komoditas bahan bangunan tercakup dalam paket
komoditas IKK, hanya komoditas terpilih yang menjadi paket komoditas IKK.
Dengan tahapan memilih barang dan jasa yang nilainya dominan digunakan pada
sektor konstruksi dengan koreksi proxy kesulitan geografis.
Ada beberapa jenis harga dalam harga pada suatu transaksi perdagangan
antara penjual dan pembeli antara lain:
Harga lokal adalah harga transaksi yang terjadi atas suatu barang antara penjual dan
pembeli di dalam negeri, yang terdiri dari harga loko gudang dan harga prangko
gudang.
Harga lokal loko gudang ialah harga transaksi yang terjadi atas suatu barang di
gudang penjual, tidak termasuk ongkos transport/angkutan barang tersebut dari
gudang penjual ke gudang pembeli.
Harga lokal prangko gudang yaitu harga transaksi yang terjadi atas suatu barang
sampai di tempat pembeli, termasuk ongkos transpor dari gudang penjual ke gudang
pembeli. Pencatatan dalam pengumpulan data HPB adalah harga lokal loko gudang.
Harga f.o.b (free on board), yaitu harga transaksi yang terjadi antara eksportir
dengan pembeli di luar negeri atas suatu barang sampai di atas kapal di pelabuhan
eksportir. Harga free on board meliputi:
a. Harga f.o.b kontrak, yaitu harga f.o.b atas dasar perjanjian/persetujuan antara
eksportir dengan pembeli di luar negeri.
b. Harga f.o.b realisasi, yaitu harga f.o.b penutupan/realisasi atas kontrak yang telah
disetujui setelah barang dikapalkan.
87
Yang dicatat dalam pengumpulan data HPB adalah harga f.o.b kontrak bruto,
yaitu harga atas dasar perjanjian/persetujuan antara eksportir dengan pembeli di luar
negeri sebelum dikurangi sumbangan pemerintah.
Responden dipilih secara purposive, yaitu perusahaan besar yang terdiri dari
perusahaan industri/produsen, pedagang besar, ekspor dan impor. Responden terpilih
adalah perusahaan yang menjual/mengusahakan banyak ragam komoditas dan data
harga komoditas tersebut dapat dipantau secara berkesinambungan. Pengumpulan
data harga dilakukan dengan cara kunjungan dan wawancara langsung terhadap
responden/perusahaan.
Data Harga Perdagangan Besar yang dikumpulkan adalah data harga pada
level perdagangan besar untuk barang pertanian, pertambangan dan penggalian,
industri, impor, ekspor, dan konstruksi. Periode pengumpulan data adalah bulanan
dengan periode referensi satu bulan yang lalu (n-1). Output berupa indeks yang
mencerminkan perkembangan harga.
88
9.5. Metode Analisis
P
j
Pni
P( n 1)i Qoi
Il
i 1 ( n 1) i
P Q
j
x100
i 1
oi oi
Keterangan :
Pni = Harga Barang i pada periode yang berlaku, bulan n
P(n-1)i = Harga barang i pada periode sebelumnya
Relatif harga (RH) jenis barang i pada bulan n
IHPB yang telah dibentuk/dihitung dapat disajikan dalam beberapa bentuk penyajian
antara lain:
1. IHPB menurut komponen penyediaan/penawaran (Component of supply)
Komponen penyediaan terdiri dari penyediaan/penawaran domestik dan
barang impor. Penyediaan domestik meliputi barang lokal (sektor pertanian,
89
sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri) dan barang ekpor .
Sehingga IHPB menurut komponen penyediaan/penawaran (Component of
supply) dibagi menjadi 5 sektor yaitu: Sektor pertanian, Sektor pertambangan
dan penggalian, Sektor Industri, Sektor Ekspor dan Sektor Impor.
Pengelompokan disajikan menurut : sektor, sub sektor, dan jenis barang
90
c. Produk Akhir
Meliputi barang jadi yang tidak digunakan sebagai bahan baku maupun
bahan penolong dalam proses produksi
(TKK kab ) j Pi Q ij
m
i 1
Dimana,
i = jenis barang/bahan bangunan
j = kelompok jenis bangunan
Pi = harga jenis barang/bahan bangunan i
Qij = kuantitas/volume bahan bangunan i
kelompok jenis bangunan j
91
b. Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan rata-rata
Nasional (TKKnj)
TKKkj
m
TKKnj k 1
m
dengan,
n = nasional
k = kabupaten/kota
j = Jenis bangunan ke-j
m = jumlah kabupaten/kota
IKK kj
TKK kj
x100
TKK nj
dengan,
n = nasional
k = kabupaten/kota
j = Jenis bangunan ke-j
j1
dengan,
92
Tabel 9. 1 Beberapa perbedaan mendasar antara IKK dan IHPB
IKK IHPB
No No
(Spatial Index) (Periodical Index)
4 Perbedaan struktur harga relatif besar 4 Perubahan struktur harga relatif kecil
93
BAB 10
STATISTIK HARGA PRODUSEN
94
Tujuan yang dilakukan BPS dalam kegiatan Statistik Harga Produsen adalah
untuk mendapatkan data harga bulanan di tingkat produsen sesuai dengan paket
komoditas dan klasifikasi yang ditentukan. Tujuan spesifiknya antara lain:
1. Survei Harga Produsen (HP-S) digunakan untuk menyusun indeks harga
komoditas non-pertanian dan non-konstruksi di tingkat produsen.
2. Survei Harga Produsen Bahan Bangunan/Konstruksi (HP-K) digunakan untuk
menyusun indeks harga komoditas bahan bangunan/konstruksi.
3. Survei Monitoring Produsen Harga Gabah digunakan untuk mengamankan
tingkat harga berdasarkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sekaligus sebagai
sistem peringatan dini (early warning system) bagi institusi pemerintah terkait
guna mengantisipasi anjloknya harga gabah agar tidak merugikan petani.
Ruang lingkup cakupan dari kegiatan statistik harga produsen antara lain
mencakup:
1. Sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri serta konstruksi
2. Komoditas yang disurvei adalah komoditas yang ditetapkan dalam paket
komoditas
3. Khusus konstruksi, survei dilakukan terhadap 58 jenis komoditas yang
dikelompokkan dalam 24 kelompok barang.
4. Responden adalah perusahaan produsen terpilih di 33 provinsi
95
10.3 Metode Pengumpulan Data
96
b. Kabupaten/kota yang banyak ditemukan perusahaan produsen
c. Pertimbangan variasi jenis komoditas yang dihasilkan
97
c. Metode Penelitian : menggunakan sampel non probabilitas
d. Unit statistik : perusahaan yang menghasilkan komoditas yang
menjadi sampel,
e. Unit analisis : merupakan perusahaan yang memproduksi
komoditas sampel.
98
Survei Monitoring Harga Produsen Gabah
Teknis dari Kegiatan Survei Monitoring Harga Produsen Gabah melakukan
pengumpulan data dengan rancangan sebagai berikut :
i. Bila panen raya, pengumpulan data dilakukan secara mingguan. Bila tidak
panen raya, pengumpulan data dilakukan bulanan
ii. cakupan responden : Petani produsen padi yang sedang melakukan transaksi
penjualan gabah, melakukan panen sendiri (tidak dengan panen sistem
tebasan), menghasilkan gabah cukup besar menurut ukuran setempat.
iii. Cakupan wilayah : seluruh wilayah Indonesia
iv. Metode Penelitian : menggunakan sampel non probabilitas
v. Unit statistik : petani padi yang sedang melakukan transaksi penjualan gabah,
vi. Unit analisis : petani padi yang sedang melakukan transaksi penjualan gabah.
99
f. Estimasi Sampel Probabilitas
Perlakuan Terhadap Outlier : tidak digunakan
Penyesuaian Non Respon : tidak ada penggantian sampel
g. Estimasi Sampel Non-Probabilitas
Metode Non-Probabilitas Sampel Survei : Purposive
100
Variabel utama yang digunakan dalam survei ini antara lain :
a. lokasi transaksi penjualan gabah,
b. harga di tingkat petani/penggilingan,
c. ongkos angkut ke penggilingan,
d. varietas gabah,
e. komponen mutu gabah (kadar air dan kadar hampa/kotoran),
f. kualitas gabah,
g. sistem panen,
h. pengadaan penggilingan,
i. situasi transaksi penjualan gabah, dan
j. perkiraan perkembangan panen
dari variabel-variabel yang ada tersebut, dapat disajikan publikasi-publikasi sebagai
berikut:
1) Jumlah observasi menurut kelompok kualitas gabah
2) Rata-rata harga gabah menurut kelompok kualitas dan provinsi
3) Kasus harga gabah di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
4) Harga gabah tertinggi/terendah level nasional
5) Indeks kedalaman harga gabah di bawah HPP
6) Indeks keparahan harga gabah di bawah HPP
101
Pencatatan dilakukan dengan 2 (dua) dua sistem pendekatan, yakni periode
mingguan dan bulanan. Pencatatan periode mingguan dilakukan jika terjadi panen
raya pada wilayah sampel terpilih. Musim panen raya memberikan indikasi bahwa
produksi padi berlimpah yang diikuti oleh banyaknya transaksi penjualan gabah oleh
petani. Informasi mengenai terjadinya panen raya biasanya didasarkan pada laporan
petugas tingkat kecamatan. Pencatatan periode bulanan dilakukan tiap tanggal 10-15
tiap bulan, yang diterapkan saat panen raya berakhir.
Kriteria kecamatan terpilih adalah kecamatan yang memiliki luas panen yang
cukup besar dan memiliki kelebihan produksi yang dapat dijual (marketable surplus)
paling besar dibandingkan kecamatan lainnya. Dalam satu kecamatan, dipilih 3 (tiga)
responden yang berasal dari desa berbeda.
Responden adalah petani sebagai produsen padi yang cukup besar menurut
ukuran setempat (tiga - lima petani) yang memiliki volume penjualan terbesar di
antara petani lain di sekitarnya. Pencatatan data harga dilakukan pada saat terjadinya
transaksi penjualan gabah dengan kualitas apa adanya.
Beberapa analisis yang penting dari kegiatan statistik harga produsen melalui
Survei Monitoring Harga Produsen Gabah antara lain:
1. Analisis Indeks Harga Produsen (IHP) dan Angka Inflasi Produsen Indonesia
2. Analisis tentang Jumlah Observasi dan Persentase Harga Gabah di Bawah
Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
3. Analisis Rata-rata Harga Gabah (Rp/Kg) menurut Provinsi dan Kualitas
4. Analisis Rata-rata Harga Gabah menurut Kualitas, Komponen Mutu dan HPP
di Tingkat Penggilingan
5. Analisis Rata-rata Harga Gabah Menurut Kualitas, Komponen Mutu dan HPP
di Tingkat Petani
6. Analisis Kejadian Jumlah Kasus Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian
Pemerintah (HPP) Menurut Provinsi dan Kualitas
102
7. Analisis Pola Jumlah Kasus Harga Gabah di Bawah Harga Pembelian
Pemerintah (HPP) Menurut Provinsi dan Kualitas
Rumusan:
Dengan
z = nilai HPP
yi = harga gabah yang berada di bawah HPP (i= 1, 2, q), yi < z
q = jumlah observasi harga gabah yang berada di bawah HPP
n = jumlah seluruh observasi
Interpretasi : Semakin Tinggi indeks, semakin jauh perbedaan antara harga hasil
observasi dibandingkan HPP
103
Dengan
z = nilai HPP
yi = harga gabah yang berada di bawah HPP (i= 1, 2, q), yi < z
q = jumlah observasi harga gabah yang berada di bawah HPP
n = jumlah seluruh observasi
104
Rumusan
105
Tahun dasar yang digunakan untuk menghitung IHP adalah 2010=100. Hal ini
berkaitan dengan sumber data yang digunakan untuk menyusun diagram timbang
yaitu Tabel Input-Output 2010 Updating.
Data IHP (2010=100) disajikan BPS secara triwulanan, dan baru sampai
tingkat/level nasional. Indeks yang dihasilkan terdiri dari indeks sektor pertanian,
indeks sektor pertambangan dan penggalian, dan indeks sektor industri
pengolahan. Selain indeks sektoral, juga disajikan indeks gabungan dari ketiga
sektor tersebut. Jumlah komoditas/produk yang masuk dalam paket komoditas
IHP sebanyak 238 komoditas, dengan pemilihan komoditas menggunakan kriteria
cut off point.
Harga yang digunakan untuk menghitung IHP (2010) bersumber dari Survei yang
dilaksanakan BPS dan data sekunder. Pengumpulan harga dilakukan setiap bulan
(tanggal 1-15) dengan jumlah sampel responden 4.686 perusahaan. Penghitungan
IHP Indonesia menggunakan formula Modified Laspeyres.
106
BAB 11
STATISTIK HARGA PERDESAAN
107
9. variabel untuk menghitung variabel upah riil buruh tani
108
b) Untuk mengetahui rata-rata tingkat upah harian buruh tani di
masing-masing subsektor pertanian.
4. Inflasi Perdesaan
a) Sebagai proksi perubahan biaya hidup (proxy of cost living) di
perdesaan.
b) Salah satu variabel untuk menghitung variabel upah riil buruh tani
Ruang lingkup cakupan dari kegiatan statistik harga perdesaan antara lain
mencakup:
1) Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan (TBM) seperti: padi, palawija,
2) Sub Sektor Hortikultura seperti : Sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman
hias & tanaman obat-obatan
3) Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) seperti: kelapa, kopi
robusta, cengkeh, tembakau, dan kapuk odolan. Jumlah komoditas ini
juga bervariasi antara daerah.
4) Sub Sektor Peternakan seperti : ternak besar (sapi, kerbau), ternak kecil
(kambing, domba, babi, dll), unggas (ayam, itik, dll), hasil-hasil ternak
(susu sapi, telur, dll).
5) Sub Sektor Perikanan, baik perikanan laut maupun perikanan darat.
109
11.3 Metode Pengumpulan Data
110
Kegiatan statistik harga perdesaan menggunakan kerangka sampel dari sensus
pertanian dan pemilihan sampel menggunakan purposive sampling, dengan metode
penelitian sampel non-probabilitas. Unit statistiknya adalah pasar di kecamatan
sampel dan unit analisisnya adalah provinsi.
111
Analisis Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Ib adalah Indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga dalam suatu
periode dari suatu paket jenis barang dan jasa biaya produksi dan penambahan barang
modal serta konsumsi rumah tangga di daerah perdesaan dengan dasar suatu periode
tertentu.
dengan :
Interprestasi :
Semakin tinggi nilai Ib, maka semakin tinggi nilai konsumsi yang digunakan petani,
sedangkan bila semakin turun maka konsumsi yang dikeluarkan petani rendah.
Misalnya Ib Nas Sep08 = 116,05 artinya tingkat harga kebutuhan petani (biaya
produksi dan penambahan barang modal, serta konsumsi rumah tangga) pada bulan
September 2008 mengalami kenaikan secara rata-rata 1,16 kali lipat dibandingkan
dengan produk yang sama pada tahun dasar (2007).
112
(produk) yang dihasilkan petani di perdesaan terhadap barang/jasa yang dibutuhkan
untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam proses produksi pertanian.
Interprestasi
a. NTP > 100 : berarti petani mengalami surplus. Pendapatan petani naik lebih besar
dari pengeluarannnya, dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik
dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya.
b. NTP = 100 : berarti petani mengalami impas/break even. Tingkat kesejahteraan
petani tidak mengalami perubahan.
c. NTP < 100 : berarti petani mengalami defisit. Tingkat kesejahteraan petani pada
suatu periode mengalami penurunan dibanding tingkat kesejahteraan petani pada
periode sebelumnya.
Analisis Upah Nominal Buruh Tani dan Upah Riil Buruh Tani
Upah nominal buruh tani adalah rata-rata upah harian yang diterima buruh
tani sebagai balas jasa pekerjaan yang telah dilakukan.
Upah riil buruh tani menggambarkan daya beli dari pendapatan/upah yang
diteria buruh tani.
113
Interprestasi
a. Upah nominal buruh tani nasional pada Maret sebesar Rp40.002,00, sedangkan
pada April 2012 sebesar Rp40.082,00 perhari, artinya upah harian yang diterima
buruh tani pada bulan Maret rata-rata sebesar Rp40.002,- sedangkan pada April
rata-rata sebesar Rp40.082,00, atau naik 0,2 persen.
b. Upah riil buruh tani pada Maret 2012 sebesar Rp28.607,00, pada April 2012
sebesar Rp28.579,00, artinya daya beli buruh tani mengalami penurunan sebesar
0,1 persen (walaupun upah yang diterima buruh tani mengalami kenaikan).
Inflasi Perdesaan
Inflasi perdesaan adalah persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang
dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga di Indonesia.
Interprestasi:
a. INFDn < 0; tingkat harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum
dikonsumsi rumah tangga perdesaan pada waktu (bulan atau tahun) (n)
mengalami penurunan dibandingkan waktu (bulan atau tahun) (n-1), dan disebut
juga terjadi deflasi.
b. INFDn = 0; tingkat harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum
dikonsumsi rumah tangga perdesaan pada waktu (bulan atau tahun) (n)
mengalami sama dengan waktu (bulan atau tahun) (n-1).
c. INFDn > 0; tingkat harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum
dikonsumsi rumah tangga perdesaan pada waktu (bulan atau tahun) (n)
mengalami peningkatan dibandingkan waktu (bulan atau tahun) ke (n-1), hal
tersebut disebut juga terjadi inflasi.
114
Lampiran
115
Konsep & Definisi
Statistik Distribusi dan Jasa
Aircraft-Km
Aircraft-Km adalah jumlah jarak penerbangan (km) selama periode waktu tertentu
(satu tahun).
Asuransi
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau
bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa,
properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-
kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan,
kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam
jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.
Asymetric Digital Subscriber Line (ADSL)
Asymetric Digital Subscriber Line (ADSL) adalah salah satu bentuk dari teknologi
DSLl. Bersifat asimetrik, yaitu bahwa data ditransferkan dalam kecepatan yang
berbeda dari satu sisi ke sisi yang lain.
116
B
Badan hukum
Badan hukum adalah bentuk pengesahan suatu perusahaan pada waktu pendirian
yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang berwenang yang diperkuat dengan
bukti tertulis atau akte.
Badan usaha
Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomi yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Badan usaha yang disebut badan hukum adalah usaha
yang modalnya dipisahkan seperti : PT, koperasi, dan yayasan. Badan Usaha yang
disebut bukan badan hukum adalah usaha yang modalnya tidak dipisah seperti : CV,
firma (fa), dan perorangan.
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Pajak adalah bagian daerah yang berasal dari pendapatan pajak bumi
bangunan (PBB), pendapatan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB),
pajak penghasilan (PPh) pasal 25 dan Pasal 29 wajib pajak pribadi dalam negeri dan
PPh pasal 21 orang pribadi (termasuk PPh pasal 21), dan lain-lain
Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
Pendapatan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam berasal dari pendapatan
sumber daya alam kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak
bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi
Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak
117
Bank Konvensional
Bank Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara
konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional dan
Bank Perkreditan Rakyat.
Bank Syariah
Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip
Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah.
Bongkar/Impor Barang
Bongkar/Impor Barang adalah pembongkaran barang dari kapal, baik barang yang
diangkut dari pelabuhan asal di Indonesia ataupun dari luar negeri.
Bursa Efek
Bursa Efek adalah lembaga/perusahaan yang menyelenggarakan atau menyediakan
fasilitas sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual beli efek. (Undang-
Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995)
Butir Hampa
Butir hampa adalah butir gabah yang tidak berkembang secara sempurna akibat
serangan hama, penyakit, atau sebab lain sehingga tidak berisi butir beras meskipun
kedua tungkup sekamnya tertutup ataupun terbuka. Butir gabah setengah hampa
tergolong dalam butir hampa.
Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah
satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas
pada buku disebut sebuah halaman.
Buku Elektronik (Disingkat Buku-e)
Buku elektronik (disingkat buku-e) atau buku digital adalah versi elektronik dari
buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan
teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat
berwujud teks atau gambar. Dewasa ini buku elektronik diminati karena ukurannya
yang kecil bila dibandingkan dengan buku, dan juga umumnya memiliki fitur
118
pencarian, sehingga kata-kata dalam buku elektronik dapat dengan cepat dicari dan
ditemukan. Terdapat berbagai format buku elektronik yang populer, antara lain
adalah teks polos, pdf, jpeg, lit dan html. Masing-masing format memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing, dan juga bergantung dari alat yang digunakan untuk
membaca buku elektronik tersebut.
Buletin
Buletin adalah publikasi organisasi yang mengangkat perkembangan suatu topik atau
aspek tertentu dan diterbitkan/dipublikasikan secara teratur (berkala) dalam waktu
yang relatif singkat (harian hingga bulanan). Buletin ditujukan kepada khalayak yang
lebih sempit, yang berkaitan dengan bidang tertentu saja. Tulisan dalam buletin
umumnya singkat dan padat (mirip berita) dimana digunakan bahasa yang formal dan
banyak istilah teknis berkaitan dengan bidang tersebut.
Bandwidth
Bandwidth adalah lebar pita atau kapasitas saluran informasi atau besaran yang
menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui
sebuah network dalam satuan waktu detik. Dikenal juga dengan perbedaan atau
interval, antara batas teratas dan terbawah dari suatu frekuensi gelombang transmisi
dalam suatu kanal komunikasi. Satuan yang digunakan Hertz untuk sirkuit analog dan
detik dalam satuan digital.
119
D
Dana Perimbangan
Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan daerah terdiri dari Bagi Hasil
Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Umum adalah transfer dana dari pemerintah pusat ke pemerintah
daerah yang dimaksud untuk menutup kesenjangan fiskal dan pemerataan
kemampuan fiskal antar daerah dalam rangka membantu kemandirian pemerintah
daerah menjalankan fungsi dan tugasnya melayani masyarakat.
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang disediakan kepada daerah untuk
memenuhi kebutuhan khusus, yaitu kebutuhan yang tidak dapat diperhitungkan
dengan menggunakan rumus dana alokasi umum; kebutuhan merupakan komitmen
atau prioritas nasional; kebutuhan untuk membiayai kegiatan reboisasi dan
penghijauan oleh daerah penghasil.
Dana Pensiun
Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun. Berdasarkan UU No 11 tahun 1992, di Indonesia
mengenal 3 jenis dana pensiun yaitu: dana pensiun pemberi kerja, dana pensiun
lembaga keuangan, dana pensiun berdasarkan keuntungan.
Dana Pensiun Pemberi Kerja
Dana pensiun pemberi kerja, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau
badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan
120
program pensiun manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti, bagi kepentingan
sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta, dan menimbulkan kewajiban
terhadap pemberi kerja.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Dana pensiun lembaga keuangan, adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau
perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, bagi
perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun
pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa.
Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan
Dana pensiun berdasarkan keuntungan, adalah dana pensiun pemberi kerja yang
menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, dengan iuran hanya dari pemberi
kerja yang didasarkan pada rumus yang dikaitkan dengan keuntungan pemberi kerja.
Dial-Up
Dial-up adalah akses internet dengan menggunakan jalur telepon tetap atau telepon
bergerak.
Digital Subscriber Line
Digital Subscriber Line (DSL) adalah satu set teknologi yang menyediakan
penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari
jaringan telepon setempat.
Dedicated
Dedicated adalah layanan internet dengan menggunakan leased line eksklusif atau
microwave radio set. Dedicated line ini menghubungkan network Local Area
Network (LAN) perusahaan dengan server sesuai dengan jenis paket dan kapasitas
bandwidth yang digunakan.
121
E
Ekspor
Perdagangan ekspor adalah kegiatan penjualan barang baru maupun bekas, atau jasa
dari dalam ke luar negeri dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Ekspor Barang
Ekspor barang adalah seluruh barang yang dibawa keluar dari wilayah suatu Negara,
baik bersifat komersial maupun bukan komersial (hibah, sumbangan, hadiah),
termasuk barang bergerak seperti ; kapal laut, pesawat, satelit, serta barang yang akan
diluar negeri yang hasilnya dimasukkan kembali ke Negara ini. Tidak termasuk
dalam statistik ekspor adalah barang-barang dan perhiasan penumpang yang
berpergian ke luar negeri ; barang-barang yang dikirim untuk perwakilan Negara
tersebut di luar negeri ; barang untuk ekspedisi ; peti kemas untuk diisi kembali ;
uang dan surat-surat berharga ; barang-barang sampel ; barang-barang yang dikirim
keluar negeri untuk diperbaiki.
Firma
Firma adalah perusahaan yang memiliki 2 (dua) pemodal atau lebih yang masing-
masing merupakan sekutu aktif. Para sekutu harus menyerahkan kekayaannya sesuai
yang tertera di akta pendirian.
122
G
Gabah
Gabah adalah bulir buah hasil tanaman padi (Oryza Sativa Linaeus) yang telah
dilepaskan dari tangkainya dengan cara dirontokkan.
Gabah Kering Giling (GKG)
Gabah kering giling adalah gabah yang mengandung kadar air maksimum sebesar
14,0 persen dan hampa/kotoran maksimum 3,0 persen.
Gabah Kering Panen (GKP)
Gabah kering panen adalah gabah yang mengandung kadar air maksimum sebesar
25,0 persen dan hampa/kotoran maksimum 10,0 persen.
Gross Ton (GT)
Gross Ton (GT) adalah volume ruangan kapal dalam m kubik meliputi volume
ruangan kapal kecuali tunnel(terowongan), lubang poros baling-baling, chain locker
(tempat jangkar) dan alas ganda.
123
Daerah Air Minum (PDAM), bagian laba Lembaga Keuangan Bank, Bagian Laba
Keuangan Non Bank, Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah lainnya, serta bagian
laba atas penyertaan modal/investasi kepada pihak ketiga.
Harga Dasar
Harga dasar adalah harga yang diterima oleh produsen dari pembeli untuk suatu
barang atau jasa yang diproduksi. Atau harga pembelian dikurangi semua pajak
ditambah semua subsidi yang diterima. Harga tidak termasuk semua biaya transport.
Harga Dasar = Harga Pembelian pajak nilai tambah pajak produksi + subsidi
Harga Produsen
Harga produsen adalah harga yang diterima oleh produsen dari pembeli untuk suatu
barang atau jasa yang diproduksi. Atau harga pembelian dikurangi pajak nilai tambah.
Harga tidak termasuk semua biaya transport.
Harga Produsen = Harga Pembelian Pajak Nilai Tambah
Harga di Tingkat Petani
Harga ditingkat petani adalah harga yang disepakati pada waktu terjadinya transaksi
antara petani dengan pedagang pengumpul/tengkulak/pihak penggilingan yang
ditemukan pada hari dilaksanakannya observasi dengan kualitas apa adanya, sebelum
dikenakan ongkos angkut pasca panen.
Harga di Tingkat Penggilingan
Harga di Tingkat Penggilingan adalah harga di tingkat petani ditambah dengan
besarnya biaya ke penggilingan terdekat (termasuk biaya bongkar/muat dan sewa
kendaraan) ditambah ongkos lainnya (retribusi,konsumsi, dsb).
Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
Harga Pembelian Pemerintah adalah harga minimal yang harus dibayarkan pihak
penggilingan kepada petani sesuai dengan kualitas gabah sebagaimana yang telah
ditetapkan Pemerintah. Penetapan harga dilakukan secara kolektif antara Departemen
Pertanian, Menko Bidang Perekonomian, dan Bulog.
124
I
Impor
Perdagangan impor adalah kegiatan penjualan barang baru maupun bekas, atau jasa
dari luar ke dalam negeri dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Impor Barang
Impor barang adalah seluruh barang yang masuk ke dalam wilayah suatu Negara
(custom area), baik bersifat komersial maupun bukan komersial, termasuk barang
bergerak seperti di atas. Tidak termasuk dalam statistik impor adalah pakaian dan
barang-barang perhiasan penumpang yang berpergian ke luar negeri; barang-barang
yang dikirim untuk perwakilan Negara tersebut dari luar negeri; barang untuk
ekspedisi; peti kemas untuk diisi kembali; uang dan surat-surat berharga; barang-
barang contoh ; barang-barang yang dikirim keluar negeri untuk diperbaiki.
Indeks Harga Produsen (IHP)
Indeks Harga Produsen-IHP (Producer Price Index-PPI) adalah perubahan harga
yang diterima oleh perusahaan produsen dari pembeli tingkat pertama dalam rantai
perdagangan
Inflasi/Deflasi Produsen
Inflasi/Deflasi Produsen adalah angka persentase perubahan indeks harga produsen
yang menggambarkan kenaikan atau penurunan harga barang maupun jasa secara
umum di tingkat produsen.
Internet
Internet merupakan sistem komputer umum yang berhubungan secara global dan
menggunakan perangkat protokol pertukaran paket.
125
Internet Service Provider (ISP)
Internet Service Provider (ISP), mencakup usaha jasa pelayanan yang ditawarkan
suatu perusahaan kepada pelanggannya untuk mengakses internet dengan
menyediakan antar muka ke jaringan internet.
Internet Broadband Cable
Internet broadband cable merupakan salah satu layanan internet yang menggunakan
media kabel koaksial sebagai media aksesnya.
Jadwal Penerbangan
Jadwal penerbangan adalah penerbangan yang dilakukan secara teratur dengan rute
dan jadwal yang tetap.
Jalan
Jalan adalah jalan dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalu lintas kendaraan
umum. Data yang disajikan dalam publikasi ini adalah semua jalan di Indonesia baik
di bawah wewenang pemerintah pusat maupun tingkat I dan tingkat II.
Jenis Pelayaran Untuk Yang Tidak Diusahakan atau Pelabuhan Dibawah
Naungan Ditjen Perhubungan Laut
adalah berdasarkan jenis bendera kapal. Bendera RI didefinisikan sebagai jenis
pelayaran dalam negeri, sedangkan bendera asing didefinisikan sebagai jenis
pelayaran luar negeri.
Jurnal
Jurnal adalah majalah yang khusus memuat artikel dalam suatu bidang ilmu tertentu.
126
Jasa Telekomunikasi
Jasa telekomunikasi adalah layanan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan
bertelekomunikasi dengan menggunakan jaringan telekomunikasi. Jasa tekomunikasi
mencakup kegiatan penyelenggaraan jasa teleponi dasar (telepon, telegrap, teleks,
faksimili, dan wartel), jasa nilai tambah telepon (jasa jaringan pintar, kartu panggil,
jasa-jasa teknologi interaktif, dan radio panggil untuk umum), jasa multimedia (voice
over internet protocol/voip, internet/ intranet, komunikasi data, konferensi video, jasa
video hiburan, dan warnet).
Jasa Multimedia
Jasa multimedia adalah sebuah jasa akan penyediaan kebutuhan orang akan banyak
media. Kegiatan jasa multimedia meliputi penyediaan akses internet lewat jaringan
antara klien dengan ISP yang tidak dimiliki atau diatur oleh isp, penyediaan akses
internet dalam fasilitas terbuka untuk masyarakat, penyediaan jasa telekomunikasi
lewat koneksi telecom, dan penyediaan jasa multimedia lainnya.
127
Kendaraan Bermotor
Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik
yang ada pada kendaraan tersebut, biasanya digunakan untuk angkutan orang atau
barang diatas jalan raya selain kendaraan yang berjalan di atas rel. Kendaraan
bermotor yang dicatat adalah semua jenis kendaraan kecuali kendaraan bermotor
TNI/Polri dan Korps Diplomatik.
Kereta Api
Kereta Api adalah kendaraan dengan tenaga gerak (listrik, diesel, atau tenaga uap)
yang berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lain, yang akan atau
sedang bergerak diatas rel, terdiri dari kereta penumpang dan kereta barang.
Kilometer penumpang
Kilometer penumpang adalah jumlah kilometer dari semua penumpang yang
berangkat. Besaran ini merupakan penjumlahan jarak tujuan masing-masing
penumpang.
Kilometer Ton
Kilometer Ton adalah jumlah kilometer semua ton yang diangkut. Besaran ini
merupakan hasil penjumlahan jarak asal tujuan masing-masing dalam ton.
Koperasi
Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan
orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan
ekonomi sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan.
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku
mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di indonesia, yang dirinci menurut
kategori. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan ekonomi
tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis badan hukum, formal
atau informal. Kategori merupakan garis pokok penggolongan kegiatan ekonomi.
penggolongan ini diberi kode satu digit dengan kode alphabet. Dalam KBLI seluruh
kegiatan ekonomi di indonesia digolongkan menjadi 18 kategori. kategori-kategori
128
tersebut diberi kode huruf a sampai dengan q, dan x sebagai kegiatan yang belum
jelas batasannya.
Kantor Administrator Pelabuhan (ADPEL)/Kantor Pelabuhan (KANPEL)
Kantor Administrator Pelabuhan (ADPEL)/ Kantor Pelabuhan (KANPEL) adalah unit
pelaksana teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
Kunjungan Kapal
Kunjungan Kapal adalah kapal yang datang di pelabuhan baik untuk berlabuh di
perairan maupun bersandar di dermaga.
Koran atau Surat Kabar
Koran atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang,
biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi
berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik,
kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Jenis surat kabar umum biasanya
diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat kabar sore juga umum di
beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih
kecil dan kurang prestisius dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya
biasanya lebih bersifat hiburan.
Kotoran (dalam konteks survei monitoring harga produsen gabah)
Kotoran adalah segala benda asing yang tidak tergolong bagian dari gabah, misalnya
debu, butiran tanah, butiran pasir, batu kerikil, potongan kayu, potongan logam,
tangkai padi, biji bijian lain, bangkai serangga, dan lain sebagainya. Termasuk dalam
kategori kotoran adalah butiran gabah yang telah terkelupas (beras pecah kulit) dan
gabah patah.
129
L
Lembaga Penyiaran
Lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik,
lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran
berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya
berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Lembaga Penyiaran Publik (LPP)
Lembaga Penyiaran Publik (LPP) adalah lembaga penyiaran berbentuk badan hukum
yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan
berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. LPP terdiri atas Radio
Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang stasiun pusat
penyiarannya berada di ibukota Negara Republik Indonesia, sedangkan di daerah
provinsi, kabupaten, atau kota dapat didirikan lembaga penyiaran publik lokal
(LPPL). Sumber pembiayaan lembaga penyiaran publik berasal dari : iuran
penyiaran; Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN) atau Aanggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); sumbangan masyarakat; siaran iklan;
dan usaha lain yang sah yang terkait dengan penyelenggaraan penyiaran
Lembaga Penyiaran Swasta
Lembaga penyiaran swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial
berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan
jasa penyiaran radio atau televisi. Sumber pembiayaan lembaga penyiaran swasta
diperoleh dari: a. siaran iklan; dan/atau b. usaha lain yang sah yang terkait dengan
penyelenggaraan penyiaran
130
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah terdiri dari hasil penjualan aset daerah
yang tidak dipisahkan, penerimaan jasa giro, penerimaan bunga, penerimaan ganti
rugi atas kekayaan daerah (TGR), komisi, potongan dan keuntungan selisih nilai
tukar, denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, denda pajak, denda retribusi, hasil
eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas
umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dapelatihan, pendapatan dari
angsuran/cicilan penjualan dan lai-lain.
Lembaga Pasar Modal
Lembaga pasar modal adalah suatu badan usaha yang terlibat dalam pasar modal
antara lain: bursa efek. Lembaga Kliring Dan Penjaminan (LKP), Lembaga
Penyimpanan Dan Penyelesaian (LPP) dan Perusahaan Efek
Lembaga Kliring Dan Penjaminan (LKP)
Lembaga Kliring Dan Penjaminan (LKP) merupakan lembaga di pasar modal yang
memberikan jasa kliring dan penjaminan atas transaksi yang terjadi di bursa.
Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian (LPP)
Lembaga Penyimpanan Dan Penyelesaian adalah lembaga yang menyelenggarakan
kegiatan kustodian sentral (tempat penyimpanan terpusat) bagi Bank Kustodian dan
Perusahaan Efek.
Bank Kustodian adalah bank yang bertindak sebagai tempat penyimpanan dan
penitipan uang, surat berharga, maupun barang-barang berharga lainnya.
131
M
Mobil Penumpang
Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan tempat
duduk untuk sebanyak-banyaknya delapan orang, tidak termasuk tempat duduk untuk
pengemudi, baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi.
Mobil Bus
Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan tempat duduk
untuk lebih dari delapan orang, tidak termasuk tempat duduk untuk pengemudi, baik
dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi.
Mobil Truk
Mobil Truk adalah setiap kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan
barang, selain mobil penumpang, mobil bus, dan kendaraan bermotor roda dua.
Muat/Ekspor Barang
Muat/Ekspor Barang adalah pemuatan barang ke kapal untuk diangkut ke pelabuhan
tujuan di Indonesia atau ke luar negeri.
Multimedia
Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan
teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link)
sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi.
Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. selain dari dunia hiburan,
multimedia juga diadopsi oleh dunia game.
Modal ventura
Modal ventura adalah merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa
penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha
(investee company) untuk jangka waktu tertentu.
132
Majalah
Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam
subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan atau
bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik populer yang ditujukan
kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti
oleh banyak orang. Publikasi akademis yang menulis artikel padat ilmu disebut
jurnal.
Mobile
Mobile adalah layanan akses internet yang dilakukan melalui jaringan telepon seluler
baik GSM maupun CDMA.
Negara Tujuan
Negara Tujuan adalah negara dimana barang-barang tersebut dikonsumsi/dihasilkan
setelah diperiksa oleh pejabat bea&cukai sesuai dengan peraturan yang berlaku.
133
P
Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pungutan yang dilakukan pemerintah daerah berdasarkan
peraturan perudang-undangan yang berlaku.
Perdagangan
Perdagangan adalah kegiatan penjualan kembali barang baru maupun bekas yang
meliputi penjualan kendaraan bermotor, penjual eceran BBM, perdagangan besar
dalam negeri, perdagangan eceran, perdagangan ekspor impor.
Perdagangan Besar
Perdagangan besar adalah kegiatan penjualan kembali barang baru maupun bekas
dalam partai besar kepada pedagang eceran, perusahaan industry, kantor, rumah sakit,
rumah makan, akomodasi, atau kepada pedagang besar lainnya, atau kegiatan sebagai
agen atau perantara dalam pembelian atau penjualan barang dagangan dari/kepada
orang lain atau perusahaan sejenis di dalam negeri.
Perdagangan Eceran
Perdagangan eceran adalah kegiatan penjualan kembali barang baru maupun bekas
yang pada umumnya dalam partai kecil oleh toko, toserba, kios, tempat penjualan
melalui pesanan, pedagang keliling, perusahaan konsumen, tempat pelelangan,
kepada masyarakat umum untuk digunakan dalam rumah tangga.
Performed Seat-Km
Performed Seat-Km adalah hasil perkalian antara jumlah tempat duduk yang tersedia
dengan jarak penerbangan (Km) dari tiap-tiap penerbangan selama periode waktu
tertentu.
134
Performed Total-Km
Performed Total-Km adalah jumlah perkalian berat barang (ton) dengan jarak (Km)
dari tiap-tiap penerbangan selama periode waktu tertentu (satu tahun)
Penilaian
Nilai barang untuk ekspor dinyatakan dalam FOB/Free on Board (US$). Untuk
keseragaman dalam pencatatan nilai barang digunakan satuan mata uang dollar
Amerika Serikat (US$)
Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi
yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang
dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra
dan antar moda transportasi.
Pelabuhan Umum
Pelabuhan Umum adalah pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan
pelayanan masyarakat umum.
Pelabuhan laut
Pelabuhan Laut adalah pelabuhan umum yang menurut kegiatannya melayani
kegiatan angkutan laut.
Pelabuhan Bongkar/Muat
Pelabuhan bongkar/muat adalah pelabuhan dimana barang tersebut memiliki surat ini
untuk di muat/bongkar
Pelabuhan Yang Diusahakan
Pelabuhan yang diusahakan adalah pelabuhan yang dikelola secara komersial oleh
PT (Persero) Pelabuhan Indonesia, untuk memberikan fasilitas pelayanan yang
diperlukan bagi kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar
muat barang dan lain-lain.
135
Pelabuhan Yang Tidak Diusahakan
Pelabuhan yang tidak diusahakan adalah pelabuhan laut yang dikelola oleh Unit
Pelaksana Teknis/Satuan Kerja pelabuhan di lingkungan Kantor Wilayah Departemen
Perhubungan yang pembinaan teknis operasional dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut. Sedangkan tugas dan fungsinya sama dengan pelabuhan
yang diusahakan, tetapi fasilitas yang dimiliki belum selengkap pelabuhan yang
diusahakan.
Pelayaran Antar Pulau
Pelayaran Antar Pulau adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan pelayaran
antar pelabuhan di Indonesia
Pelayaran Luar Negeri
Pelayaran Luar Negeri adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan angkutan
laut ke atau dari luar negeri yang dilakukan secara tetap dan teratur dan atau dengan
pelayaran tidak tetap dan tidak teratur dengan menggunakan semua jenis kapal.
Pelabuhan Strategis
Pelabuhan Strategis adalah pelabuhan yang dianggap telah dilengkapi dengan
berbagai fasilitas modern, diantaranya fasilitas untuk pelayaran angkutan peti kemas,
barang curah, barang umum dan penumpang serta mempunyai kepadatan pergerakan
kapal.
Penumpang Naik
Penumpang Naik adalah penumpang yang naik ke kapal untuk berangkat ke
pelabuhan tujuan.
Penumpang Turun
Penumpang Turun adalah penumpang yang turun dari kapal yang diangkut dari
pelabuhan asal.
Pendapatan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
Pendapatan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah hak pemerintah daerah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan.
Pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan
Umum (DAU). Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah (retribusi dsb)
136
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
untuk mengumpulkan dana guna keperluan daerah yang bersangkutan dalam
pembiayaan kegiatannya. PAD terdiri dari pajak daerah, hasil perusahaan milik
daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah.
Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha yang bersifat
tetap, terus menerus, yang didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah
Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.
Prinsip Syariah
Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan
fatwa yang dikeluar-kan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan
fatwa di bidang syariah.
Perusahaan Efek
Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin
Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek dan/atau Manajer Investasi
Perum Pegadaian
Perum Pegadaian adalah sebuah BUMN di Indonesia yang usaha intinya adalah
bidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.
Pedagang Valuta Asing
Pedagang Valuta Asing adalah money changer yaitu bank atau perusahaan bukan
bank yang mempunyai kegiatan usaha memperjual-belikan valuta asing, seperti uang
kertas bank, uang logam, cek bank, dan cek bepergian; perusahaan tersebut tidak
boleh melakukan pengiriman uang dan menagih sendiri ke luar negeri; di Indonesia
perusahaan semacam ini harus mendapat izin dari Bank Indonesia.
137
Perseroan Komanditer/Commanditair Venootschap (CV)
Perseroan komanditer/commanditair venootschap (cv) adalah perusahaan yang
memiliki 2 (dua) pemodal atau lebih yang terdiri dari sekutu aktif dan sekutu pasif.
Sekutu aktif adalah sekutu yang bertanggung jawab memberikan modal (uang) dan
tenaganya untuk kelangsungan perusahaan, sedangkan sekutu pasif hanya
menyetorkan modalnya saja.
Perusahaan/Usaha Dengan Ijin Khusus Dari Instansi Terkait
ijin khusus dari instansi terkait: ijin yang dikeluarkan oleh departemen/instansi yang
membina, baik dinas tingkat propinsi maupun dinas tingkat kota/kabupaten kepada
perusahaan/usaha untuk melakukan kegiatan usaha.
Penerbitan
Penerbitan adalah suatu usaha atau kegiatan yang berkaitan dengan proses editorial,
produksi, dan pemasaran barang-barang, naskah yang tercetak yang didistribusikan
kepada pembaca.
Penerbitan Buku
Penerbitan buku mencakup kegiatan penerbitan buku dalam bentuk cetakan,
elektronik (cd, cd room, dvd, dll), suara atau pada internet.
Penerbitan Surat Kabar, Jurnal dan Buletin/Majalah
penerbitan surat kabar, jurnal, & buletin/majalah mencakup usaha penerbitan surat
kabar & surat kabar iklan, jurnal, buletin, majalah umum & teknis, komik termasuk
penerbitan jadwal radio & televisi, dan sebagainya.
Penyiaran
Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran
dan/atau sarana transmisi darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan
spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel dan/atau media lainnya untuk dapat
diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima
siaran.
138
Penyiaran Radio
Penyiaran radio mencakup penyiaran sinyal suara melalui studio penyiaran radio dan
fasilitas untuk transmisi program yang berhubungan dengan masyarakat, termasuk
mengumpulkan dan menyalurkan program melalui kabel atau satelit, internet (stasiun
radio internet), termasuk penyiaran data yang terintregasi dengan penyiaran radio.
Penyiaran dan Pemrograman Televisi
Penyiaran dan pemrograman televisi mencakup pembuatan program saluran televisi
lengkap dari komponen program yang dibeli (seperti film, dokumenter, dan lain-lain),
komponen program yang dihasilkan sendiri (seperti berita lokal, laporan langsung)
atau kombinasi keduanya, pemrograman dari saluran video atas dasar permintaan,
dan penyiaran data yang diintegrasikan dengan siaran televisi. Program televisi
lengkap dapat disiarkan sendiri atau melalui distribusi pihak ke tiga, seperti
perusahaan kabel atau provider televisi satelit. Pemrograman dapat bersifat umum
atau khusus (misalnya format terbatas seperti program berita, olah raga, pendidikan
atau program yang ditujukan untuk anak muda), dapat dibuat dengan bebas tersedia
untuk pemakai atau dapat hanya tersedia atas dasar langganan
Penyelenggara Jasa Telekomunikasi
Penyelenggaraan jasa telekomunikasi, adalah kegiatan penyediaan dan atau pelayanan
jasa telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi.
Pekerja Tetap
Pekerja tetap adalah pekerja yang bekerja pada perusahaan dengan mendapat
upah/gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut, dan
apabila diberhentikan biasanya mendapat pesangon.
Pekerja Kontrak
Pekerja kontrak adalah pekerja yang bekerja dengan perjanjian tertentu dan tidak
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti jenjang karir yang berlaku di perusahaan.
139
R
Sepeda Motor
Sepeda Motor adalah setiap kendaraan bermotor yang beroda dua.
140
Surat Ijin Mengemudi (SIM)
Surat Ijin Mengemudi (SIM) adalah surat yang dikeluarkan oleh kepolisian sebagai
tanda kelayakan seseorang mengendarai suatu kendaraan bermotor. Data yang
disajikan terdiri dari surat yang dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan, baik SIM
baru, perpanjangan maupun SIM penggantian akibat hilang atau rusak. SIM dibagi
menjadi beberapa jenis yaitu SIM A, SIM BI, SIM BII dan SIM C.
SIM A
SIM A adalah surat ijin untuk mengemudikan mobil penumpang, mobil bus, dan
mobil barang yang mempunyai berat tidak lebih dari 3500 kilogram.
SIM BI
SIM BI adalah surat ijin untuk mengemudikan mobil bus dan mobil barang yang
mempunyai berat diatas 3500 kilogram.
SIM BII
SIM BII adalah surat ijin untuk mengemudikan traktor atau kendaraan bermotor
dengan menarik kereta tempelan atau gandengan dengan berat yang diperbolehkan
untuk kereta tempelan atau kereta gandengan lebih dari 1000 kilogram.
SIM C
SIM C adalah surat ijin untuk mengemudikan sepeda motor yang dirancang mampu
mencapai kecepatan lebih dari 40 kilometer per jam.
Surat Kabar Online
Surat kabar online adalah surat kabar yang berbasis internet. Keunggulan utama surat
kabar online adalah kecepatan dan kebaruan berita yang terjaga sepanjang waktu,
namun di sisi lain kecepatan tak jarang mengabaikan akurasi pemberitaan.
Siaran
Siaran adalah pesan/rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan
gambar atau yang berbentuk grafis, karakter baik yang bersifat interaktif maupun
tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.
Siaran Iklan
Siaran iklan adalah siaran informasi yang bersifat komersial, non komersial dan
layanan masyarakat tentang tersedianya jasa, barang dan gagasan yang dapat
141
dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran
yang bersangkutan.
Satuan Berat Barang
Satuan berat barang adalah berat bersih barang dan dinyatakan dalam KG. Untuk
jenis barang tertentu dicantumkan satuan unitnya, seperti buah, ekor, dll
Tabloid
Tabloid adalah istilah suatu format surat kabar yang lebih kecil (597 mm 375 mm)
dari ukuran standar koran harian. Istilah ini biasanya dikaitkan dengan penerbitan
surat kabar reguler non harian (bisa mingguan, dwi mingguan, dll), yang terfokus
pada hal-hal yang lebih "tidak serius", terutama masalah selebritas, olah raga,
kriminal, dll.
Usaha
usaha adalah suatu kegiatan ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang/jasa untuk
diperjualbelikan atau ditukar dengan barang lain, dan ada seorang atau lebih yang
bertanggung jawab/menanggung resiko.
142
Usaha perorangan
Usaha perorangan: suatu kegiatan usaha yang ditangani secara perorangan ataupun
lebih tanpa bentuk badan hukum.
Yayasan
Yayasan adalah suatu badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan
pendiriannya dititikberatkan pada usaha-usaha sosial dan bukan untuk mencari
keuntungan.
143