Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan


PT Adaro Indonesia berdiri sejak 11 November 1982 yang terletak di provinsi

Kalimantan Selatan. Awalnya saham PT Adaro Indonesia merupakan milik


perusahaan pemerintahan Spanyol ENADIMSA (Empresa Nacional Adaro De
Investigaciones Mineras S.A) yang artinya Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Adaro bidang eksplorasi mineral. ENADIMSA melaksanakan kegiatan eksplorasi di
area perjanjian dari tahun 1983 hingga 1989, ketika konsorsium yang terdiri dari
perusahaan Australia dan Indonesia membeli 80% kepemilikan Adaro Indonesia dari
ENADIMSA. Nama Adaro dipilih oleh perusahaan ENADIMSA dalam rangka
menghormati keluarga Adaro yang sangat terkenal dalam sejarah Spanyol yang
berperan besar dalam kegiatan penambangan di Spanyol selama beberapa abad.
Dengan demikian lahirlah PT Adaro Indonesia.
PT Adaro Indonesia melakukan kegiatan eksplorasi dan penambangan
batubara serta pemasaran hasil produksinya berdasarkan Perjanjian karya
pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) nomor J2/J.I.DU/52/82 tanggal 16
November 1982 antara PT Adaro Indonesia dengan Perum Tambang Batubara
sebagai principal dan pemegang kuasa pertambangan atas wilayah tersebut.
Berdasarkan kontrak ini, Adaro berhak melakukan eksplorasi, penambangan, dan
pemasaran batubara untuk jangka waktu 30 tahun sejak tahun pertama produksi
komersial.
Selama tahun 1990, dikembangkan suatu program pemasaran yang berfokus
pada pasar potensial dimana batubara Adaro yang mengandung tingkat sulfur dan abu
yang sangat rendah dapat menawarkan manfaat yang besar. Untuk membantu
kegiatan pemasaran, diputuskan untuk mengadopsi merek dagang untuk batubara
yang akan mencerminkan kualitas-kualitas tersebut dan setelah aquacoal
didiskusikan lalu ditolak, nama envirocoal terpilih untuk digunakan sebagai merek
batubara Adaro.
2-1

Penjualan pertama batubara Adaro yaitu pada Krupp Industries dari Jerman
yang tertarik dengan karakter ramah lingkungan (envirocoal). Kapal perusahaan, MV
Maersk Tanjong, yang memiliki peralatan roda gigi dan pengeruknya sendiri berlayar
ke Eropa pada tanggal 22 Oktober dengan 68,750 ton envirocoal. Setelah uji coba
lebih lanjut, pengiriman dilakukan pada tahun 1992 kepada beberapa pelanggan
potensial dan dengan penyelesaian pembangunan infrastruktur batubara dan
pembentukan basis pelanggan, Adaro dinyatakan beroperasi secara komersil pada
tanggal 22 Oktober 1992.
2.2

Keadaan Umum Daerah

2.2.1

Lokasi dan Kesampaian Daerah


Daerah operasional PT Adaro Indonesia secara geografis terletak pada

koordinat 115o3105 Bujur Timur dan 2o1720 Lintang Selatan di daerah


administratif Kalimantan Selatan yang berada di Kabupaten Tabalong (Kecamatan
Muara Harus, Murung Pudak, Upau, Tanta, dan Kelua), Kabupaten Balangan
(Paringin, Lampihong, Awayan, dan Batumandi). Untuk mencapai lokasi tersebut
dapat dilakukan melewati 2 jalur, yaitu jalur darat dan jalur udara. Jika melewati
jalur darat, maka dapat menggunakan motor, mobil atau jenis lainnya yang melewati
jalan Trans Kalimantan antara Kota Banjarmasin dan Kota Balikpapan. Dari Kota
Banjarmasin dapat ditempuh sekitar + 4 jam perjalanan melalui jalan darat sejauh
+ 200 km ke Kota Paringin Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kemudian dari Kota
Paringin ke lokasi pengamatan dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan jarak
+ 20 km. Jika melewati jalur udara, maka dapat menggunakan pesawat udara dari
Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin dan mendarat di Bandara Warukin Tanjung
yang ditempuh sekitar 45 menit. Kemudian dari Bandara Warukin menuju lokasi
pengamatan menggunakan jalur darat yang dapat ditempuh sekitar 15 menit. Untuk
daerah pengolahan, pemasaran atau pengapalan batubara terletak di Desa Kelanis
Kecamatan Dusun Hilir/Mangkatip dan Desa Rangga Ilung Kecamatan Jenamas
serta Pasar Panas Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Untuk
mengangkut batubara dari ROM tutupan ke tempat pengapalan dibuat Hauling Road
oleh PT Adaro Indonesia dengan kondisi jalan beraspal dengan lebar 16 meter
sepanjang 76 km ke arah barat. Kemudian hasil dari pengolahan tersebut ditimbun
dalam stockpile di Kelanis selanjutnya dilakukan pengangkutan lewat jalur Sungai
Barito dengan menggunakan tongkang kapasitas 8000 sampai 13000 ton.
2-2

Gambar 2.1
Peta Kesampaian Daerah PT Adaro Indonesia

2-3

2.2.2 Kondisi Iklim dan Cuaca


Iklim adalah kondisi rata-rata suatu daerah atau tempat selama bertahuntahun, dimana iklim dipengaruhi oleh letak lintang, letak ketinggian, relief terhadap
benua, dan samudera, serta kondisi geografis lokal. Cuaca adalah keadaan atmosfir
pada waktu tertentu atau dalam periode pendek ditandai dengan fenomena
meteorolis.
Iklim dan cuaca juga sangat mempengaruhi dalam aktivitas pertambangan
yang apabila tingkat curah hujannya tinggi maka tingkat produksi akan menurun
karena semua aktivitas dihentikan selama hujan turun. Selama kami melakukan
kerja praktek ada hujan turun ke lapangan.
Tabel 2.1
Tabel Curah Hujan PT Adaro Indonesia bulan 2014-2016
2014
2015
2016
No
Bulan
Rainfall Rainfall Rainfall
(mm)
(mm)
(mm)
1
Januari
219.4
242.39
160
2
Februari
184.67
233.31
332
3
Maret
366.31
252.56
340
4
April
291.73
270.61
238
5
Mei
103.96
185.04
6
Juni
124.56
72.45
7
Juli
129.35
201.7
8
Agustus
108.56
116.63
9
September
38.96
49.45
10
Oktober
118.26
136.12
11 November
174.15
243.69
12 Desember
408.46
345.46
*Sumber: PT Adaro Indonesia, 2016

2.3

Keadaan Geologi

2.3.1

Morfologi
Ada beberapa klasifikasi satuan morfologi yang digunakan untuk

menentukan kondisi morfologi suatu daerah, salah satu di antaranya adalah


Klasifikasi Satuan Morfologi menurut Van Zuidam, 1985.
Tabel 2.2
2-4

Klasifikasi Satuan Morfologi


Kemiringan
Lereng (%)

Perbedaan
Ketinggian (m)

Datar - Hampir datar

02

<5

Berombak
Berombak- Bergelombang

37
8 -13

5 - 25
25 75

Bergelombang Berbukit

14 20

Berbukit Pegunungan

21 55

75 200
200 500

Pegunungan Curam

55 140
> 140

500 1.000
> 1.000

Kelas Relief

Pegunungan sangat Curam


*Sumber : Van Zuidam, 1985

Morfologi regional daerah tambang Paringin dan sekitarnya terbagi


menjadi tiga satuan, yaitu Satuan Morfologi Dataran, Satuan Morfologi
Bergelombang, dan Satuan Morfologi Perbukitan. Satuan Morfologi Dataran
memiliki beda tinggi profil relief topografi sebesar < 5 meter dengan kemiringan
lereng berkisar pada 0 - 2%. Satuan Morfologi Bergelombang memiliki beda
tinggi profil relief topografi sebesar 30 meter dengan kemiringan lereng berkisar
pada 8 - 13%. Sedangkan Satuan Morfologi Perbukitan memiliki beda tinggi
profil relief topografi sebesar 200 meter dengan sudut kemiringan lereng berkisar
antara 14 - 20%. Pada daerah yang lebih rendah dipenuhi oleh sawah masyarakat,
perkebunan karet, dan padang rumput, sedangkan daerah perbukitannya dipenuhi
dengan hutan.
2.3.2 Stratigrafi
Secara regional, kondisi stratigrafi pada lokasi IUP PT Adaro Indonesia
dan sekitarnya tersusun oleh lima formasi batuan, yaitu Formasi Tanjung, Formasi
Berai, Formasi Warukin, Formasi Dahor, dan Formasi Alluvium. Empat formasi
tersebut berumur dari Eosen sampai Miosen. Adapun urutan stratigrafi formasi SubCekungan Barito berdasarkan waktu terbentuknya adalah :
a. Formasi Tanjung
Formasi ini berumur Eosen dan diendapkan pada lingkungan fluviatil
sampai laut dangkal, dengan ketebalan 750 meter. Formasi ini disusun oleh
batupasir kuarsa dan batulempung dengan sisipan batubara, setempat
bersisipan batugamping, mengandung fosil Palatispira provaleae (Yabe),
Discoclyclina ompalus (Fritsch).
b.

Formasi Berai
2-5

Formasi ini berumur Oligosen sampai miosen awal dan diendapkan


pada lingkungan neritik dan mempunyai ketebalan sekitar 1000 meter.
Formasi ini disusun oleh batugamping yang mengandung fosil foraminifera
besar seperti Spiroclyepeus

orbitodeus dan Spiroclyepeus serta bersisipan

napal.
c. Formasi Warukin
Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai dengan Miosen Akhir dan
diendapkan pada lingkungan fluviatil dengan ketebalan sekitar 400 meter.
Formasi ini disusun oleh batupasir kuarsa dan batulempung dengan sisipan
batubara.
d. Formasi Dahor
Formasi ini berumur Plioplistosen dan diendapkan pada lingkungan
fluviatil dengan ketebalan sekitar 250 meter. Formasi ini disusun oleh batupasir
kuarsa lepas berbutir sedang terpilah buruk, konglomerat lepas dengan
komponen

kuarsa berdiamater 1-3 cm, batulempung lunak, setempat dijumpai

lignit dan limonit.


e. Formasi Alluvium
Formasi ini merupakan endapan termuda yang merupakan hasil erosi dari
batuan yang lebih tua berupa aluvium terdiri dari endapan sungai dan rawa,
gambut, lempung, pasir halus dan kerikil. Formasi yang mengandung endapan
batubara pada PT Adaro Indonesia adalah formasi Warukin.
2.3.3 Struktur Geologi
Bukit Tutupan dengan panjang sekitar 20 km tersebar dari timur laut ke
barat daya. Bukit ini dibentuk oleh adanya pergerakan dua struktur sesar yang
berdekatan satu dengan lainnya. Sesar tersebut diintepretasikan seperti terletak pada
batas antara Formasi Dahor di sebelah barat dan Formasi Warukin di sebelah timur.
Formasi Warukin terdorong diatas Formasi Dahor. Kejadian sesar-sesar ini telah
dibuktikan lewat data seismik dan pengeboran pada sumur minyak.

Tabel 2.3
2-6

S T R A T IG R A F I C E K U N G A N B A R IT O
(A D A R O R E S O U R C E S R E P O R T, 1 9 9 9 )

UMUR

S T R A T IG R A F I

KU AR TER

A L L U V IU M

KO LO M
S T R A T IG R A F I

F A S IE S

TEBAL
(m )

B a t u a n k la s t ik , k o n g l o m e r a t , b a t u p a s ir ,
b a t u la n a u d a n b a t u le m p u n g .

LOW ER
D E LTA
P L A IN

le b ih d a
840

S e a m b a t u b a r a b e r k e t e b a la n 3 0 - 4 0 m ,
in t e r b e d d e d d a r i b a t u l e m p u n g c a lc a r e o u s
d a n p a s ir h a lu s .

UPPER
D E LTA
P L A IN

850

L a p is a n t e b a l d a r i s a n g a t h a lu s h i n g g a
k a s a r, b a tu la n a u , b a tu le m p u n g d a n
b e b e r a p a s e a m b a tu b a r a , k o n g lo m e ra t
s e b a g a i d a s a r.

LOW ER
D E LTA
P L A IN

500

I n t e r k a la s i d a n p a s ir h a lu s , b a t u la n a u ,
b a t u le m p u n g d a n b e b e r a p a s e a m
b a tu b a ra tip is .

LOW ER
D E LTA
P L A IN

600

S e rp ih , k a d a n g - k a d a n g c a lc a re o u s ,
p a s ir h a lu s d a n m a r l.

D E LTA
FRO NT

450

M a r l , l e m p u n g , la n a u d a n in t e r b e d d e d
d a r i la p i s a n b a t u g a m p i n g t i p i s , b e r is i
p it a - p i t a b a t u b a r a .

P R O D E LTA

225

B a t u g a m p in g k r is t a l in , i n t e r b e d d e d
la p is a n t i p i s m a r l.

P R O D E LTA

600

M a r l , b a t u g a m p in g , s e r p ih , la n a u d a n
b e b e r a p a in te r b e d d e d s e a m b a tu b a r a .

P R O D E LTA

250

I n t e r k a la s i d a r i s e r p ih d a n p a s ir d e n g a n
b e b e ra p a s e a m b a tu b a ra tip is .

M A R IN E

L IT O L O G I
D e p o s it s u n g a i d a n ra w a

P L IO S E N
FORM ASIDAHOR
ATA S
A N G G O TA

ATA S

BATUBARA
A N G G O TA

FO RM ASI

P A S IR

TENGAH
TENGAH

M IO S E N

W A R U K IN

ATA S
AN G G O TA

P A S IR
BAW AH
BAW AH

AN G G O TA
LEM PUN G
AN G G O TA

MARL

BAW AH

ATAS

FORM ASI
BERAI

A N G G O TA
B A T U G A M P IN G

A N G G O TA

O L IG O S E N

MARL

BAW AH

EOSEN

P R A T E R S IE R

FO RM ASI

ATA S

TA N JU N G

BAW AH

B A S E M E N T P R A T E R S IE R

S e r p i h , p a s ir d a n k o n g lo m e r a t

D E LTA F R O N T

S e rp ih , k u a r s it d a n b a tu a n b e k u

Stratigrafi Cekungan Barito

2-7

900

*Sumber : PT Adaro Indonesia, 2016

2.4

Kegiatan Penambangan
Penambangan batubara PT Adaro Indonesia menggunakan metode tambang

terbuka (open pit) yang dilakukan oleh tiga kontraktor pertambangan yaitu PT

2-8

Pamapersada Nusantara (PAMA), PT Saptaindra Sejati (SIS) dan PT Bukit Makmur


Utama Mandiri Utama (BUMA) dengan menggunakan alat muat gali dan alat
angkut.
Adapun urutan kegiatan penambangan yang dilakukan oleh kontraktor dari
PT Adaro Indonesia antara lain :
1. Pembukaan lokasi penambangan dan pembersihan lahan (land clearing)
2. Pengupasan tanah pucuk (top soil)
3. Pembongkaran lapisan tanah penutup (overburden)
4. Penimbunan tanah penutup ke disposal
5. Pengupasan dan pengangkutan batubara
6. Pengangkutan batubara dari pit ke ROM
Sedangkan kegiatan selanjutnya dilakukan oleh dua kontraktor PT Adaro
Indonesia yang lainnya, yaitu PT

Pamapersada Nusantara (PAMA) dan PT

Saptaindra Sejati (SIS), meliputi :


1. Pengangkutan batubara dari ROM ke Crushing Plant
2. Pengolahan batubara di Kelanis (crushing dan sizing)
3. Pengapalan di Kelanis
2.4.1

Pembersihan Lahan (Land Clearing)


Pembersihan lahan adalah tahap awal kegiatan penambangan, lahan yang

semula

hutan

untuk,

mempersiapkan

tempat

kegiatan

penambangan

dan

mempermudah kegiatan penambangan perlu dibersihkan dari semak-semak,


pohon-pohon, rawa-rawa, dan binatang buas dengan terlebih dahulu menebang
pohon-pohon besar. Kemudian dengan menggunakan bulldozer yang naik di atas
bukit mendorong kayu-kayu, semak-semak ke bawah. Pembersihan lahan dilakukan
dengan bertahap dengan luas tertentu sesuai dengan kemajuan penambangan yang
telah direncanakan. Gambar 2.2. menyajikan bagian dari kegiatan pembersihan lahan
pada lokasi penambangan PT Adaro Indonesia.

2-9

Gambar 2.2
Pembersihan Lahan (Land Clearing)
2.4.2

Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil)

Setelah pembukaan dan pembersihan lahan, kegiatan selanjutnya adalah


pengupasan lapisan tanah pucuk (top soil) yang sangat kaya akan unsur hara.
Biasanya ketebalan tanah pucuk adalah 10 sampai 30 cm. Pengupasan tanah pucuk
ini bertujuan untuk menemukan lapisan penutup batubara dan menyimpan tanah
subur (top soil ini untuk keperluan reklamasi). Untuk kegiatan ini diperlukan alat
mekanis yaitu bulldozer, backhoe dan power shovel sebagai alat gali muat. Pada
gambar 2.3 menyajikan kegiatan pengupasan tanah pucuk oleh unit bulldozer.

Gambar 2.3
Pengupasan Tanah Pucuk (Top Soil)

2-10

2.4.3

Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden)

Pengupasan tanah penutup harus sesuai dengan desain yang sudah


direncanakan oleh perusahaan, biasanya pengupasan tanah penutup dibuat jenjang
per jenjang dengan tinggi rata-rata 12 meter, lebar 5 meter, dengan kemiringan untuk
low wall 40 atau mengikuti kemiringan batubara, sedangkan untuk high wall
biasanya lebih curam yaitu antara 50 sampai 60 bahkan jika masih dirasa aman
untuk sisi high wall pengupasan tanah penutup bisa dibuat single slope dengan tinggi
jenjang

48 m. Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara,

yaitu :
1. Direct-Digging
Pengupasan tanah penutup dapat dilakukan dengan penggalian shovel
atau backhoe. Penggalian langsung ini hanya untuk material tanah penutup yang
bersifat sangat lunak sampai lunak seperti tanah lempung. Gambar 2.4.
menggambarkan unit backhoe sedang mengupas tanah penutup atau overburden,
lalu melakukan loading ke dump truck.

Gambar 2.4
Pembongkaran Tanah Penutup (Overburden)
2. Riping dan Dozing
Pengupasan

tanah

penutup

dilakukan

dengan

ripper

untuk

menghancurkan tanah hingga tanah terbongkar dan dozzer untuk mendorong


tanah yang sudah hancur tadi.
3. Drilling dan Blasting
Metode peledakan dipakai jika dengan cara di-ripping tidak bisa lagi
ataupun tidak efisien, maka akan dilakukan cara terakhir yaitu dengan
melakukan kegiatan blasting dimana pembongkaran overburden dilakukan
2-11

dengan cara meledakan batuan yang keras. Kegiatan drilling merupakan


kegiatan pemboran lubang ledak yang bertujuan membuat lubang-lubang di area
yang akan diledakkan, selanjutnya diisi bahan peledak dan dilakukan kegiatan
peledakan atau blasting. Blasting bertujuan untuk membongkar batuan penutup
atau overburden yang sifatnya keras dan tidak dapat dibongkar dengan alat
mekanis.

Gambar 2.5
Pemboran Lubang Ledak (Drilling)

Gambar 2.6
Peledakan (Blasting)

2-12

2.4.4

Penimbunan Tanah Penutup ke Disposal

Setelah tanah penutup dikupas maka perlu suatu tempat untuk lokasi
penumpukan dan penyimpanan tanah penutup tersebut (disposal) dari lokasi
penambangan (pit). Untuk pengangkutan dari pit ke area disposal digunakan dump
truck yang besarnya disesuaikan dengan volume lapisan tanah penutup.

Gambar 2.7
Penimbunan Tanah Penutup ke Disposal
2.4.5

Pengupasan dan Pengangkutan Batubara

Batubara dikupas setelah lapisan tanah penutup di atasnya diambil. Untuk


mendapatkan batubara yang bersih dari pengotor dan batubara halus, maka lapisan
batubara biasanya disisakan sekitar 30 cm dengan menggunakan alat gali ukuran
kecil untuk mencegah kontaminasi cara ini disebut cleaning batubara.

Gambar 2.8
Pengupasan dan Pengangkutan Batubara

2-13

2.4.6

Pengangkutan Batubara dari ROM ke Crushing Plant

Dari ROM batubara diangkut ke crushing plant di Kelanis menggunakan


trailer yang biasanya membawa 2, dengan kapasitas satu vessel rata-rata 40 ton
sampai 60 ton menggunakan haul road sejauh 76 km.

Gambar 2.9
Pengangkutan Batubara ke Crushing Plant
2.4.7

Pengolahan Batubara

Dalam perjalanan ke crushing plant di Kelanis pada kilometer 35 akan ada


penimbangan batubara pada tiap vessel, sekaligus untuk menentukan crusher yang
akan digunakan untuk dumping batubara. Selanjutnya batubara ditumpahkan ke
hopper.

Gambar 2.10
Pengolahan Batubara

2-14

2.4.8

Pengapalan

Batubara yang telah di crushing dapat ditimbun di stockpile atau langsung


dimasukkan menggunakan conveyor ke tongkang yang kemudian akan ditarik oleh
kapal motor. Tongkang membawa batubara menyusuri sungai Barito sepanjang
240 km ke hilir, sebelum dialihkan ke kapal-kapal dengan kapasitas besar bagi
konsumen internasional, sedangkan untuk konsumen domestik tongkang dapat
langsung berlayar menuju pelabuhan tujuan di Indonesia.

Gambar 2.11
Pengapalan

2-15

Anda mungkin juga menyukai