Anda di halaman 1dari 62

LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI PENANGANAN AIR ASAM TAMBANG

DI SUNGAI ASEI KECIL,BUPER WAENA, DISTRIK HERAM,


KOTA JAYAPURA,PROVINSI PAPUA

Disusun Oleh:
DIAH ISMI PERBAWATI
NIM: 20160611044032

Telah Dinyatakan Lengkap dan Memenuhi Syarat Untuk Diajukan Dalam Ujian
Sidang Skripsi pada Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Tanggal: …..Januari 2021


Lia Medy Tandy, ST., MT
NIP. 19810104 200801 2 009

Pembimbing II

Tanggal : …..Januari 2021

DR. Maran Gultom, M.Si


NIP. 19560614 198203 1 011

ii
LEMBAR PENGESAHAN
STUDI PENANGANAN AIR ASAM TAMBANG
DI SUNGAI ASEI KECIL, BUPER WAENA,
DISTRIK HERAM, KOTAJAYAPURA,
PROVINSI PAPUA
Disusun Oleh:

DIAH ISMI PERBAWATI


NIM: 20160611044032

Telah Disetujui dan Diajukan pada Ujian Skripsi Untuk Program Studi
Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih
Tanggal …..Januari 2021

Dewan Penguji :

Pembimbing 1 Lia Medy Tandy, ST., MT (…………)


(Ketua Sidang) NIP. 19810104 200801 2 009
Pembimbing 2 DR. Maran Gultom, M.Si (…………)
NIP. 19560614 198203 1 011
Penguji 1 Dr. Endang Hartiningsih, S.T, M.T (…………)
NIP. 19740117 200012 2 001
Penguji 2 Frans Tambing, S.T, M.T (…………)
NIP. 196510192003121001
Penguji 3 Djuardrensi Patabang, S.T, M.Eng (…………)
NIP. 19690602 200312 1 001

Mengetahui :
Ketua Jurusan
Dekan Fakultas Teknik
Teknik Pertambangan dan Geologi

Dr. Johni Jonatan Numberi, M.Eng Djuardrensi Patabang, S.T, M.Eng


NIP. 19760826 200912 1 002 NIP. 19690602 200312 1 001

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Diah Ismi Perbawati

NIM : 20160611044032

Program Studi : Teknik Pertambangan

Fakultas : Teknik

Universitas : Cenderawasih

Judul : “STUDI PENANGANAN AIR ASAM TAMBANG DI


SUNGAI ASEI KECIL, BUPER WAENA, DISTRIK
HERAM, KOTA JAYAPURA, PROVINSI PAPUA”

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini


merupakan hasil karya tulis ilmiah atau pemikiran saya sendiri, bukan hasil karya
intelektual orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat di buktikan
bahwa sebagian atau seluruh skripsi ini adalah hasil karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Jayapura, …..Januari 2021

Yang menyatakan

Diah Ismi Perbawati

iv
ABSTRAK

Dalam kegiatan penambangan terbentuknya air asam tambang tidak dapat


dihindari. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya penambangan merupakan
kegiatan pembongkaran mineral dari batuan induk untuk kemudian diangkut,
diolah, dan dimanfaatkan sehingga dalam proses penambangan terajadi
penyingkapan batuan.

Air asam tambang juga mengandung logam berat, yang mengalir ke danau
dan sungai. Berdasarkan kualitas air dan lingkungan yang baik dasar-dasarnya
mengacu pada Kepmen LH No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan
Status Mutu air dan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengolahan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.

Adapun kualitas kapur tohor terutama ditentukan oleh kandungan CaO nya
dan reaktifitasnya, apabila direaksikan dengan seumlah air dan umlah material
yang mengendap (grit materials) bila direaksikan dengan air menjadi suspensi.
Kapur tohor juga biasa digunakan dalam suatu proses penetralan pH air asam
tambang dengan jumlah yang tepat agar sesuai dengan standar baku mutu
lingkungan.

Kata Kunci : Kualitas Air, CaO, Air Asam Tambang

v
ABSTRACT
In mining activities the formation of acid mine drainage cannot be avoided.
This is because mining is basically an activity of unloading minerals from the
source rock to then be transported, processed and utilized so that the rock
exposures occur during the mining process.

Acid mine drainage also contains heavy metals, which flow into lakes and
rivers. Based on good water quality and environment, basically it refers to the
Minister of Environment Decree No. 115 of 2003 concerning Guidelines for
Determining the Status of Water Quality and Government Regulation No. 82 of
2001 concerning Water Quality Treatment and Water Pollution Control.

The quality of quicklime is mainly determined by its CaO content and


reactivity, when reacted with a certain amount of water and the amount of
material that settles (grit materials) when reacted with water becomes a
suspension. Quicklime is also commonly used in a pH neutralizing process for
acid mine drainage in the right amount to comply with environmental quality
standards.

Keywords: Water Quality, CaO, Acid Mine Water

vi
MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN

MOTTO

“Karena Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Pasti ada Kemudahan”

(Q.S Al-Insyirah : 5-6)

PERSEMBAHAN

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih


yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT karena berkat Rahmat serta Karunia-Nya yang memberikan


kekuatan dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua saya yang paling saya sayangi, Bapak Rudi Harjo dan Ibu
Lasminah yang tak pernah berhenti memberikan dukungan, motivasi, serta
kasih sayangnya selama ini. Tanpa itu semua peneliti tidak akan bisa
menyelesaikan skripsi seperti sekarang ini. Tak lupa untuk adek ku
tersayang Dika Anjar Pratama yang juga selalu memberikan semangat
sepanjang proses pembuatan skripsi ini.
3. Bapak Gustaf Adolf Ohee, Bapak Frans Ohee, dan Bapak Jhon Ohee
selaku pengelola pertambangan rakyat di Buper Waena. Serta kakak Fadli
yang selalu mendampingi di saat melakukan penelitian.
4. Keluarga besar yang tak pernah lupa memberikan doa dan semangatnya
5. Kakak-Kakak saya Triana Sinurat, Carolina Arya Setiani, Anna Jikwa, dan
Miratul Hasanah yang selalu menyemangati.
6. Sahabat-Sahabat tersayang saya Seneca Lydia Dalle, Natalia Mali, Frilisa
Bella Imelda Waroi, dan Madelyn J.M Simbiak yang selama kurang lebih
hampir 5 tahun ini selalu bersama dan saling mendukung.

vii
7. Mohammad Nur Rois seseorang yang setia menemani dan memberikan
semangat serta dukungan yang tak pernah henti-hentinya.
8. Teman-teman saya Prisma Dini, Asep Irianto, Muhammad Ilham, dan
Achmad Nur Diansyah, serta teman-teman Mabes Squad yang selalu
memberi semangat.

viii
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan


Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih, dan terbuka untuk umum dengan
ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang, Referensi kepustakaan
diperkenakan dicatat, tetapi pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan
seizing pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan
sumbernya.

Usaha memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh skripsi


harus seizin tertulis Dekan Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih.
Perpustakaan yang meminjamkan skripsi ini untuk keperluan anggotanya harus
mengisi nama dan tanda tangan peminjam serta tanggal pinjaman.

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas pertolongan dan kasihnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan
baik, adapun Skripsi ini berjudul : “Studi Penanganan Air Asam Tambang Di
Sungai Asei Kecil, Buper Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Provinsi
Papua” Penulisan Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik
Pertambangan Fakultas Teknik.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih


yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT selaku Rektor Universitas
Cenderawasih.
2. Bapak Drs. Ir. Johni Jhonatan Numberi, S.T., M.Eng selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih.
3. Bapak Djuardrensi Patabang, S.T. M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan dan Geologi Universitas Cenderawasih.
4. Bapak Bevie M. Nahumury., S.T., M.T, selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan yang telah mendukung dan memberikan saran
selama proses penyusunan Skripsi ini.
5. Ibu Lia Medy Tandy, S.T., M.T dosen Pembimbing I yang sudah
memberikan bimbingan mulai dari awal penyusunan sampai selesainya
Skripsi ini.
6. Bapak DR. Maran Gultom, M.Si selaku Pembimbing II yang sudah
memberikan bimbingan mulai dari awal penyusunan sampai selesainya
Skripsi ini.
7. Bapak Patrick M. Fandy, S.T., M.T., selaku Wakil Dekan III Fakultas
Teknik Universitas Cenderawasih, dan sekaligus Dosen Wali selama
penulis menuntut ilmu dibangku perkuliahan,

x
8. Seluruh Staf dan Dosen pengajar di Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik, terima kasih untuk semua bantuan jasa yang begitu besar
selama dalam perkuliahan sampai ke tahap penulisan Proposal ini.
9. Kedua Orang Tua Tercinta serta seluruh Keluarga Besar Penulis yang
telah memberikan doa dan dukungan selama proses pembuatan Skripsi ini,
10. Keluarga Besar Teknik Pertambangan UNCEN angkatan 2016, terima
kasih atas kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin harmonis selama
kita berada dibangku perkuliahan. Kalian semua luar biasa, suatu
kehormatan berada dalam barisan kalian.

Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun material
yang penulis kenal tetapi penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, penulis hanya
bisa mengucapkan agar semua jasa baik saudara sekalian dibalas langsung oleh
Allah SWT. Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan Skripsi ini.

Jayapura, Januari 2021

Diah Ismi Perbawati

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...........................................................................iv
ABSTRAK .......................................................................................................................... v
ABSTRACT..........................................................................................................................vi
MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN ...................................................................vii
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ............................................................................ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xvi
DAFTAR TABEL............................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Permasalahan ...................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 3
1.6 Lokasi dan Kesampaian Daerah .......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6
2.1 Pengertian Tambang Rakyat ............................................................................... 6
2.2 Emas Aluvial ....................................................................................................... 6
2.3 Air Asam Tambang ............................................................................................. 7
2.4 Tipe Air Tambang ............................................................................................... 7
2.5 Pembentukan dan Karakteristik Air Asam Tambang.......................................... 8

xiv
2.6 Parameter Yang Diukur Dalam Mengolah Air Asam ......................................... 8
2.7 Dampak Terhadap Lingkungan ......................................................................... 10
2.8 Pencemaran Lingkungan ................................................................................... 10
2.9 Parameter Kualitas Air ...................................................................................... 11
2.7 Kualitas Air ...................................................................................................... 14
2.8 Kapur Tohor (CaO) ........................................................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 19
3.1 Rencana Penelitian ............................................................................................ 19
3.2 Bahan dan Peralatan .......................................................................................... 19
3.2.1 Bahan Penelitian ....................................................................................... 19
3.2.2 Peralatan Penelitian ................................................................................... 19
3.3 Prosedur Pengambilan Sample.......................................................................... 19
3.4 Metode Penelitian ............................................................................................. 20
3.4.1 Persiapan Penelitian .................................................................................. 20
3.4.2 Pengumpulan Data .................................................................................... 20
3.4.3 Pengolahan Data ....................................................................................... 21
3.4.4 Jadwal Penelitian....................................................................................... 21
3.4.5 Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 22
3.4.6 Tahapan Penelitian .................................................................................... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 25
4.1 Hasil .................................................................................................................. 25
4.1.1 Penelitian di lapangan ...................................................................................... 25
4.1.2 Penelitian di Laboratorium............................................................................... 26
4.2 Pembahasan............................................................................................................. 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 33
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 33
5.2 Saran ................................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 35
LAMPIRAN...................................................................................................................... 36

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Peta Lokasi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) ......................... 4

Gambar 1. 2 Peta Layout Tambang Rakyat Buper Waena Kota Jayapura ............. 5

Gambar 2. 1 Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Pengolahan Bijih Emas dan
Tembaga .................................................................................................................. 9

Gambar 2.2 Kapur Tohor (CaO) ........................................................................... 18

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ................................................................... 22

Gambar 4. 1Grafik Hasil Pengukuran pH dilapangan .......................................... 25

Gambar 4. 2 Grafik Kenaikan pH dengan Penambahan Kapur Tohor ................. 27

Gambar 4. 3 Grafik hasil uji laboratorium penambahan kapur tohor ................... 29

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1Kriteria Baku Mutu Air Berdasarkan Kelas .......................................... 15

Tabel 3. 1 Tabel Penelitian.................................................................................... 21

Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran pH di lapangan pada Sungai Asei Distrik Heram


Kota Jayapura ........................................................................................................ 25

Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Lab dengan Penambahan Kapur Tohor ..................... 26

Tabel 4 .3 Penambahan Kapur Tohor Untuk Penetralan ...................................... 30

xvii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tambang Rakyat adalah suatu usaha pertambangan bahan galian mineral
batubara (Minerba) dan Migas yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-
kecilan atau secara gotong royong dengan alat sederhana untuk mata pencaharian.
Tujuan tambang rakyat ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada rakyat
setempat. Adapun tambang rakyat di Buper Waena ini menggunakan sistim
semprot.

Air asam tambang adalah air yang terbentuk sebagai hasil proses oksidasi
dari mineral sulfida tertentu yang ada didalam batuan, yang bereaksi dengan
oksigen pada lingkungan berair (Sayoga, 2012). Dalam kegiatan penambangan
terbentuknya air asam tambang tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan karena
pada dasarnya penambangan merupakan kegiatan pembongkaran mineral dari
batuan induk untuk kemudian diangkut, diolah, dan dimanfaatkan sehingga dalam
proses penambangan teradi penyingkapan batuan. Air asam tambang juga
mengandung logam berat, yang mengalir ke danau dan sungai.

Sungai adalah aliran air alami dari daerah hulu ke hilir. Aliran alami sungai
merupakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air bagi manusia. Adapun
hutan yang ada dipegunungan merupakan daerah tangkapan hujan. Secara alami,
sungai mengalir satu sama lain dan saling berhubungan. Aktivitas tersebut, antara
lain erosi (pengikisan), pengangkutan (transportasi), dan pengendapan
(sedimentasi). Ketiga aktivitas tersebut tergantung pada faktor kemiringan daerah
aliran sungai, volume air sungai, dan kecepatan.

Kota Jayapura merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumber
daya alam yang melimpah. Salah satunya adalah tambang emas yang ada di
Distrik Heram Kota Jayapura. Potensi tambang emas ini cukup menjanjikan bagi
sebagian masyarakat sekitar untuk dapat dikelola serta dijual guna mencukupi

1
kebutuhan hidup. Pada sungai Asei yang alirannya bersumber dari gunung siklop
mengalir sepanjang aktifitas penambangan terlihat berwarna coklat merah hal ini
menjelaskan bahwa adanya penurunan pada kualitas air tersebut.

Kualitas air menurun bisa disebabkan oleh adanya air sisa penambangan
yang tidak netral yaitu mempunyai pH rendah yang disebut air asam tambang
(Acid Mine Dranage). Air dengan kondisi ini dapat mencemari lingkungan. Untuk
mengantisipasi adanya hal tersebut maka perlu dilakukan perencanaan dalam
proses penetralan air asam tambang. Sehingga air sisa dari penambangan tersebut
diharapkan tidak akan merusak lingkungan, sementara kegiatan penambangan
juga dapat terus berjalan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana


cara untuk penetralan air asam tambang pada sungai Asei di Distrik Heram Kota
Jayapura dengan judul penelitian “Potensi Terbentuknya Air Asam Tambang
Di Sungai Asei Kecil, Buper Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Provinsi
Papua”

1.2 Rumusan Permasalahan


Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka
didapat rumusan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana menentukan kadar pH pada sungai Asei ?


2. Bagaimana cara menetralkan air pada sungai Asei ?

1.3 Batasan Masalah


Batasan-batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Mengukur kadar pH pada sungai Asei di Distrik Heram Kota Jayapura,


2. Menetralkan air pada lokasi penelitian, yaitu sungai Asei di Distrik Heram
Kota Jayapura.

2
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui kadar pH pada sungai Asei di lokasi peneletian,
2. Menetralkan air pada lokasi penelitian yaitu sungai Asei di Distrik
Heram kota Jayapura.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Instansi Terkait
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan
kebijakan terhadap Tambang Rakyat Buper Waena khususnya Tambang
Rakyat Di Papua pada umumnya.
2. Bagi Penulis
Memberikan pengetahuan dan menambah pengalaman untuk mengetahui
mutu kualitas air pada sungai Asei di Buper Distrik Heram sebagai bahan
untuk pembuatan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar strata satu (S1) di Jurusan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik, Universitas Cenderawasih, Papua.

3. Bagi Penambang
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang dampak negatif
terbentuknya dan cara penanganan Air Asam Tambang terhadap
lingkungan sekitar akibat adanya aktifitas penambangan tersebut..

3
1.6 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi tambang rakyat Buper Waena, Kota Jayapura terletak pada 140˚ 37′
45.52″ BT, 2˚ 34′ 12.55″ LS. Area tambang rakyat berjarak ± 5 Km dari jalan
utama Ekspo Waena, Kota Jayapura, ditempuh menggunakan kendaraan motor
dan mobil dan berjalan kaki ± 300 meter dari areal IPDN Jayapura apabila terjadi
hujan karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk di lewati oleh
kendaraan.

(Sumber : Dinas Energi & Sumber Daya Mineral Provinsi Papua,2019)

Gambar 1. 1 Peta Lokasi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI)

4
(Sumber : AbrahamsWildo, 2021)

Gambar 1. 2 Peta Layout Tambang Rakyat Buper Waena Kota Jayapura

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tambang Rakyat
Tambang rakyat adalah suatu usaha pertambangan bahan-bahan galian
Minerba dan Migas yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau
secara gotong royong dengan alat-alat sederhana untuk mata pencaharian.
Pertambangan rakyat didasarkan pada izin pertambangan rakyat (IPR), yaitu izin
untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat
yang luas. Tujuan pertambangan rakyat adalah untuk memberikan kesempatan
kepada rakyat setempat dalam mengusahakan bahan galian di bidang
pertambangan dengan bimbingan pemerintah.

2.2 Emas Aluvial


Emas aluvial dapat membentuk sumber daya yang besar, apabila permukaan
bijih yang tererosi merupakan sumber dispersi luas. Emas aluvial biasa disebut
dengan “emas placer” yang bernilai ekonomis. Emas aluvial merupakan emas
yang diendapkan bersama dengan endapan gravel hasil dari proses pengendapan
dan pemilahan dari berbagai macam mineral yang telah mengalami pelapukan dari
batuan asalnya oleh arus sungai yang kemudian terakumulasi dan tersedimentasi
pada suatu tempat.

Metode penambangan dapat dilakukan baik secara konvensional, maupun


dengan cara mekanis (menggunakan alat berat). Untuk cebakan dengan potensi
sebaran relatif kecil tidak bisa menggunakan peralatan berat tetapi dapat
dikembangkan untuk pertambangan skala kecil atau pertambangan rakyat
menggunakan peralatan sederhana seperti, sistem tambang semprot
(hydraulicking). Metode tambang semprot dilakukan dengan cara semi mekanis
menggunakan mesin pompa dan alat semprot untuk memberaikan batuan.

6
2.3 Air Asam Tambang
Air asam tambang (AAT) atau disebut uga dengan Acid Mine Drainage
adalah air yang bersifat asam (tingkat keasaman yang tinggi) dan di tandai dengan
pH rendah yaitu ≥ 6, karena sesuai dengan baku mutu air pH normal adalah 6-9
(Hidayat, 2017). Adapun sumber-sumber air asam tambang antara lain berasal
dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Tambang terbuka
2. Air dari unit pengolahan batuan buangan
3. Air dan lokasi penimbunan batuan
4. Air dari pengolahan limbah tailing.

Air asam tambang dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu air, oksigen ,
dan batuan yang mengandung mineral-mineral sulfida seperti pirit, kalkopirit,
markasit, dll. Air asam tambang (AAT) terbentuk sebagai hasil oksidasi mineral
sulfida tertentu yang terkadang dalam batuan yang terdapat pada lingkungan
berair.

2.4 Tipe Air Tambang


Tipe air tambang merupakan hasil reaksi kimia yang menghasilkan berbagai
macam senyawa kimia yang mengalami degradasi secara alami dan
mengakibatkan ditemukannya berbagai macam tipe atau bentuk senyawa air
tambang tersebut (Said, 2014).

Menurut Skousen dan Ziemkiewicz (1996) air tambang dapat


dikelompokkan ke dalam 5 tipe yaitu :

1. Air Tambang Tipe 1 (pH < 4,5) dan mengandung Air tambang tipe ini
disebut air asam tambang (Acid Mine Drainage).
2. Air Tambang Tipe 2 (pH > 6). Pada kondisi teroksidasi, pH air tipe ini
dapat turun secara tajam, sehingga berubah menjadi air tipe 1.
3. Air Tambang Tipe 3 (pH > 6 dan alkalinitas lebih besar dari keasaman
acidity). Umumnya disebut juga dengan air tambang alkali.

7
4. Air Tambang Tipe 4 adalah air asam tambang tipe 1 yang dinetralkan
hingga pH-nya > 6 dan mengandung partikel tersuspensi dengan
konsentrasi yang tinggi.
5. Air Tambang Tipe 5 adalah air asam tambang yang telah dinetralkan
sehingga pH-nya > 6 dan mengandung zat padat terlarut dengan
konsentrasi yang tinggi.

2.5 Pembentukan dan Karakteristik Air Asam Tambang


Air asam tambang timbul apabila mineral-mineral sulfida yang terkandung
dalam batuan pada saat penambangan berlangsung membentuk, bereaksi dengan
air dan oksigen. Oksidasi pirit (FeS2) akan ion ferro (Fe2+), sulfat , dan bebrapa
proton membentuk keasaman, sehingga kondisi lingkungan menjadi asam.

Reaksi Pembentukan Air Asam Tambang :

Pyrite + Oxygen + Air → Yellowboy + Sulfure Acid

Reaksi antara besi, oksigen dan air akan membentuk asam sulfat dan
endapan besi hidroksida. Warna kekuningan yang mengendap didasar saluran
tambang atau pada dinding kolam pengendapan lumpur merupakan gambaran
visual dari endapan besi hidroksida (Yellowboy). Didalam reaksi umum
pembentukan air asam tambang terjadi empat reaksi pada pirit yang menghasilkan
ion-ion negatif dapat membentuk asam.

2.6 Parameter Yang Diukur Dalam Mengolah Air Asam


1. pH (Power Of Hydrogen)

pH merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan intensitas asam


atau basa dari suatu larutan. Nilai pH merupakan nilai yang menunjukkan
konsentrasi ion hidrogen. Secara definisi pH adalah ukuran aktifitas hidrogen
bebas dalam air dan dapat dinyatakan sebagai pH = -log (H+). pH diukur pada
skala 0-14, larutan dengan pH kurang dari 7,0 adalah asam, sementara larutan
dengan pH lebih besar dari 7,0 adalah basa.

8
Air limbah dengan pH rendah dapat dinetralkan dengan berbagai jenis
bahan kimia misalnya sodium hidroksida atau sodium karbonat, yang walaupun
cukup mahal banyak digunakan untuk pengolahan yang skalanya tidak begitu
besar.

Adapun Kepmen LH. No 202 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Lingkungan
Kegiatan Pertambangan Emas dan Tembaga adalah sebagai berikut :

Parameter Satuan Kadar Maksimum Metode Analisis


pH 6-9 SNI 06-6989-11-2004
TSS mg/L 200 SNI 06-6989-3-2004
Cu mg/L 2 SNI 06-6989-6-2004
Cd mg/L 0,1 SNI 06-6989-18-2004
Zn mg/L 5 SNI 06-6989-7-2004
Pb mg/L 1 SNI 06-6989-8-2004
As mg/L 0,5 SNI 06-2913-1192
Ni mg/L 0,5 SNI 06-6989-22-2004
Cr mg/L 1 SNI 06-6989-14-2004
CN mg/L 0,5 SNI 19-1504-1989
Hg mg/L 0,005 SNI 06-2462-1991
(Sumber :KepmenLH202)
Gambar 2. 1 Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegiatan Pengolahan Bijih Emas
dan Tembaga

9
2.7 Dampak Terhadap Lingkungan
1) Sumberdaya Air
Munawar 2017 menyatakan bahwa Air Asam Tambang (AAT) merupakan
satu satunya sumber polusi non point paling besar, karena tingkat
kemasaman yang tinggi sehingga makhluk hidup tidak mampu bertahan
hidup. Karena tingkat kemasamannya ekstrim AAT dapat memobilisasi
logam-logam seperti Al, Fe, dan Mn serta logam-logam berat lainnya
seperti Cu, Hg, Ni, Pb, dan Zn. Air sungai yang tercemar AAT dapat
menyebabkan korosi pada pipa , merusak dinding, dan membunuh
tumbuhan serta organisme lainnya.
2) Sumberdaya Tanah
Akibatnya AAT dapat terbentuk didalam tanah tersebut, yang kemudian
dapat meningkatkan tingkat kemasaman tanah. Pada kondisi yang sangat
masam ini, mineral-mineral didalam tanah mudah larut dan dapat
membebaskan logam-logam seperti Fe, Mn, Al, Cu, Zn, Cd, Ni, dan Hg
(Jenning dkk, 2008)

2.8 Pencemaran Lingkungan


Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena
perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara, dan air) yang tidak
menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan
tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,
limbah industri, minyak, logam berbahaya, dll) sebagai akibat perbuatan dari
manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti
semula (Susilo, 2003).

Berdasarkan kualitas air dan lingkungan yang baik dasar-dasarnya mengacu


pada Kepmen LH No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu
air dan PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air dan Pencemaran air sungai terjadi karena adanya proses alam.
Proses alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadi pada
gunung meletus, erosi , dan iklim. Gunung meletus dan erosi dapat membawa

10
berbagai bahan pencemaran salah satunya berupa endapan/sedimen seperti tanah
dan lumpur yang dapat menyebabkan air sungai menjadi keruh, serta masuknya
sinar matahari menjadi berkurang. Iklim juga berpengaruh pada tingkat
pencemaran air sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada sungai
akan berkurang, sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan
pencemaran juga berkurang. Pencemaran air dapat berdampak sangat luas,
misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi
penyebab ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau.

Ada dua dampak akibat pencemaran air antara lain :

1. Dampak Terhadap Kesehatan


Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara
lain :
1. Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
3. Jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak
dapat membersihkan diri
4. Air sebagai media untuk hidup berbagai vektor penyakit.
2. Dampak Terhadap Estetika Lingkungan
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan
perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai
dengan bau yang sangat menyengat disamping tumpukan yang dapat
mengurangi estetika lingkungan. Limbah juga dapat menyebabkan tempat
sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan
menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak.

2.9 Parameter Kualitas Air


Ada 3 jenis parameter yang mempengaruhi kualitas air yaitu parameter
Fisika, Kimia, dan Biologi. Dimana faktor-faktor tersebut saling berkaitan untuk
mengetahui bagaimana kualitas air secara detail dan dapat diuji dilaboratorium.
Adapun 3 parameter tersebut antara lain :

11
1. Parameter Fisika

Faktor-faktor fisika yang mempengaruhi kualitas air yang dapat terlihat


langsung melalui fisik air tanpa harus melakukan pengamatan yang lebih jauh
pada air tersebut. Adapun faktor-faktor fisika pada air meliputi :

(a) Kekeruhan
Kekeruhan pada air ini disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik dan
anorganik yang terandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang
dihasilkan oleh buangan industri.
(b) Temperatur
Temperatur disini ada hubungannya dengan kualitas air, dimana apabila
temperatur naik maka akan menyebabkan turunnya kadar oksigen yang
terlarut dalam air. Perlu diketahui bahwa kadar oksigen terlarut dalam air
yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
(c) Warna
Warna pada air dapat ditimbulkan oleh adanya kehadiran organisme serta
bahan-bahan tersuspensi yang berwarna pada senyawa-senyawa organik
serta tumbuh-tumbuhan.
(d) Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat dapat menimbulkan bau, serta dapat menyebabkan
turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi
sinar matahari kedalam air.
(e) Bau dan Rasa
Organisme dalam air seperti alga dan senyawa-senyawa organik tertentu
dapat menimbulkan bau dan rasa yang akan mempengaruhi kualitas air.

12
2. Parameter Kimia

Beberapa senyawa kimia yang terdapat didalam air dapat dianalisa dengan
beberapa parameter kualitas air. Parameter kualitas air tersebut dapat digolongkan
sebagai berikut:

(a) Cu (Tembaga)
Cu merupakan unsur yang banyak terdapat dialam. Manusia juga turut
menyebarkan tembaga ke lingkungan melalui aktivitas pertambangan,
produksi logam, produksi kayu, dan produksi pupuk fosfat. Selain karena
aktivitas manusia, tembaga juga dilepaskan ke lingkungan akibat peristiwa
alami, seperti akibat pelapukan tanaman dan kebakaran hutan. Sebagian
besar senyawa tembaga akan menetap dan terikat ditanah atau terserap
dalam sumber air yang bisa menimbulkan ancaman kesehatan manusia.
Biasanya akan terjadi kerusakan pada selaput lendir dihidung kemudian
mengendap diparu-paru dan dapat menyebabkan kanker.
(b) Merkuri
Merkuri merupakan logam berat yang berbentuk cair, berwarna putih
perak, dan mudah menguap pada suhu ruangan. Kebanyakan logam
metaloid yang terdapat di alam tersebar dalam batu-batuan, tanah, air dan
udara. Merkuri merupakan elemen alami, oleh sebab itu sering mencemari
lingkungan.
(c) Tingkat Keasaman (pH)
Kualitas air yang baik harus memiliki pH yang netral, tidak terlalu asam
ataupun basa. parameter ini memiliki pengaruh tingkat kesuburan perairan
dan kehidupan mahkhluk hidup.

(d) Salinitas
Merupakan total konsentrasi dari semua ion terlarut didalam air.
(e) Alkalinitas
Merupakan kapasitas air dalam menetralkan tambahan dari asam tanpa
menurunkan tingkat pH.

13
3. Parameter Biologi

(a) Plankton
Organisme yang memiliki ukuran sangat kecil dan bergerak sesuai arus
air. Terdiri dari zooplankton (hewan) dan fitoplankton (tumbuhan). jika
Jumlah plankton diperairan tinggi, maka keberlangsungan hidup seluruh
organisme akan terjaga.
(b) Ikan
Jumlah ikan sangat menentukan kualitas air dalam didalam suatu perairan.

2.7 Kualitas Air


Menurut Ismoyo (1994) kualias air adalah suatu keadaan dan sifat-sifat
fisika, kimia dan biologi suatu perairan yang dapat di bandingkan dengan
persyaratan untuk keperluan tertentu. Seperti kualitas air untuk diminum,
pertanian, perikanan, industri, dan lain sebagainya.

Salah satu metode untuk menentukan Baku Mutu Air yang baik atau
tercemar dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP) berdasarkan Baku
Mutu Lingkungan Kepmen LH. No 202 Tahun 2004 tentang Emas dan Tembaga.

14
Tabel 2. 1 Kriteria Baku Mutu Air Berdasarkan Kelas

Kelas
Parameter Satuan
I II III IV
pH 6-9 6-9 6-9 5-9
Besi (Fe) mg/l 0,3 (-) (-) (-)
Mangan (Mn) mg/l 0,1 (-) (-) (-)
Tembaga (Cu) mg/l 0,02 0,02 0,02 0,2
Kadmium (Cd) mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01
Seng (Zn) mg/l 0,05 0,05 0,05 2
Timbal (Pb) mg/l 0,03 0,03 0,03 1
Kromium (Cr) mg/l 0,05 0,05 0,05 1
Arsen (As) mg/l 0,05 1 1 1
Air Raksa (Hg) mg/l 0,001 0,002 0,002 0,005

Keterangan : Kelas I = Bahan baku mutu air minum


Kelas II = Sarana rekreasi air, budi daya ikan air tawar, dan
peternakan
Kelas III = Budi daya ikan tawar dan peternakan
Kelas IV = Pengairan
Adapun pembagian peruntukan air berdasarkan kelas telah diatur dalam Pasal
8 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4
(empat) kelas :

1. Kelas satu (I) : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
2. Kelas dua (II) : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,

15
air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
3. Kelas tiga (III) : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan airtawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut;
4. Kelas empat (IV) : air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.

2.8 Batu Gamping (Batu Kapur)


Batugamping atau batu kapur termasuk batuan sedimen. Batu ini berwarna
putih, kelabu, atau warna lain yang terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3). Batu
kapur ini pada dasarnya berasal dari sisa-sisa organisme laut seperti kerang, siput
laut, radiolarit, tumbuhan/ binatang karang (koral), dsb yang telah mati.
Berdasarkan hal tersebut, maka batuan kapur adalah batuan sedimen yang berbasis
dari laut. karena hal itu, batuan kapur berdasarkan tenaga alam yang
mengangkutnya dan batuan kapur itu diendapkan.

1. Teknik Pengolahan Batu Kapur dengan Tungku Bakar (Kalsinasi)


Batu kapur dapat langsung digunakan sebagai bahan baku, misal
pada industri semen, fondasi jalan, rumah dan sebagainya. Untuk hal
lain perlu pengolahan terlebih dahulu, salah satunya dengan
pembakaran. Cara ini dimaksud untuk memperoleh kapur tohor (CaO),
kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan gas CO2.
Kata kalsinasi berasal dari bahasa latin yaitu Calcinare yang
artinya membakar kapur. Proses kalsinasi yang paling umum
diaplikasikan untuk dekomposisi kalsium karbonat (batu kapur , CaCO3)
menjadi kalsium oksida (kapur tohor, CaO) dan gas karbon dioksida
atau CO2. Produk dari kalsinasi biasanya disebut sebagai kalsin yaitu
mineral yang telah mengalami proses pemanasan.

16
2.9 Kapur Tohor (CaO)
Menurut Haynes (2011) Kalsium Oksida (CaO) secara umum dikenal
sebagai kapur bakar, merupakan senyawa kimia yang digunakan secara luas
berupa kristal basa, kaustik dan zat padat putih. Pada suhu pembakaran 900-
1000°C terjadi penguraian batu kapur (CaCO3) menjadi kapur tohor (CaO) dan
gas CO2, menurut reaksi :

CaCO3(p) → CaO(p) + CO2

Dimana, batu harus dipanaskan sampai suhu penguraian karbonat, suhu minimum
ini harus dipertahankan selama waktu tertentu, dan gas CO2 yang dihasilkan harus
dikeluarkan. Kapur padam dibuat dengan mereaksikan CaO hasil kalsinasi dengan
air (H2O) sehingga terbentuk senyawa Calsium Hidroksida (Ca(OH)2, proses
inilah yang disebut juga dengan hidratasi kapur tohor. Pada hidratasi kapur tohor
(CaO) terjadi reaksi kimia sebagai berikut :

CaO(p) + H2O → Ca (OH)

Dimana, dilepaskan sejumlah panas selama reaksi berlangsung. Setiap 1 Kg CaO


akan mengeluarkan panas sebesar 284 kkal (Boynton, 1999).

Kualitas kapur tohor terutama ditentukan oleh kandungan CaO nya dan
reaktifitasnya, apabila direaksikan dengan seumlah air dan umlah material yang
mengendap (grit materials) bila direaksikan dengan air menjadi suspensi. Kapur
tohor juga biasa digunakan dalam suatu proses penetralan pH air asam tambang
dengan jumlah yang tepat agar sesuai dengan standar baku mutu lingkungan.

17
(Sumber : PerbawatiDiah, 2021)

Gambar 2.2 Kapur Tohor (CaO)

18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rencana Penelitian


Rencana penelitian yang dirancang dan direncanakan adalah penelitian akan
dilakukan pada lokasi penambangan emas di Buper Waena, Distrik Heram, Kota
Jayapura untuk menganalisis air asam tambang pada lokasi tersebut. Waktu
penelitian diperkirakan ± 1 bulan untuk mengambil data-data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini dengan bentuk data kuantitatif yang terbagi menjadi data
primer dan data sekunder.

3.2 Bahan dan Peralatan

3.2.1 Bahan Penelitian


Adapun bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Botol sample
2. Papan data
3. Kertas HVS
4. Handphone untuk dokumentasi

3.2.2 Peralatan Penelitian


Peralatan-peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. GPS Garmin 78s
2. pH meter
3. Spidol permanent
4. Bulpen dan pensil

3.3 Prosedur Pengambilan Sample


Pengambilan sampel dapat dilakukan secara umum dengan cara, yaitu :

1. Siapkan botol yang bersih dilengkapi dengan penutup botolnya,


2. Celupkan botol dengan hati-hati kedalam air dengan posisi mulut botol
searah dengan aliran air, sehingga air masuk kedalam botol dengan tenang,
3. Isi botol sampai penuh sesuai kebutuhan, lalu botol ditutup

19
4. Untuk mengurangi penguapan pada sampel maka tutup botol dapat
direkatkan dengan menggunakan flakban ataupun bisa di simpan didalam
kulkas atau coolbox,
5. Sample siap untuk digunakan.

3.4 Metode Penelitian

3.4.1 Persiapan Penelitian


Beberapa persiapan sebelum penelitian dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mencari beberapa Jurnal ataupun Skripsi kaka tingkat terdahulu sebagai
referensi dalam pemilihan topik serta udul penelitian,
2. Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai penelitian
yang akan kita lakukan, dan
3. Mengurus administrasi dan perizinan penelitian.

3.4.2 Pengumpulan Data


Adapun data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
dikelompokkan ke dalam dua jenis data, yaitu data primer dan data
sekunder.

1. Data Primer
Data primer adalah data utama yang harus disediakan dalam
suatu penelitian. Data primer pada penelitian ini adalah data
hasil perhitungan pH dilaboratorium dam sampel air sungai
pada lokasi penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk menunjang
data primer. Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini
adalah peta lokasi dan hasil wawancara dengan pihak terkait.

20
3.4.3 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara uji laboratorium sample air pada sungai
menggunakan alat pH meter berdasarkan data-data yang telah diperoleh
berupa data primer dan data sekunder. Kemudian kita melihat berapa pH
yang terkandung pada air disungai tersebut.

3.4.4 Jadwal Penelitian


Adapun jadwal penelitian yang dijadwalkan adalah sebagai berikut.

Tabel 3. 1 Tabel Penelitian

November Desember Januari Februari


No. Waktu kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Pengambilan
2
Data
3 Pengolahan data
Penyusunan
4
Laporan

21
3.4.5 Diagram Alir Penelitian

Persiapan

 Pemilihan judul yang akan diambil


 Konsultasi kepada dosen pembimbing
 Pengurusan administrasi serta perizinan penelitian

Pengambilan Data

Data Primer Data Sekunder


 Data pengukuran pH  Peta Lokasi
 Sampel air sungai  Hasil wawancara oleh pihak terkait

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara uji laboratorium sample air


pada sungai menggunakan alat pH meter. Kemudian dilihat
berapa pH yamg terkandung pada air sungai tersebut.

Pembahasan

 Jika pH yang terkandung pada sungai sangat tinggi


maka bagaimana cara mentralkannya agar tidak terjadi
pencemaran.

Hasil

perubahan pH dengan cara penambahan kapur tohor.

Penutup

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

22
3.4.6 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian dilakukan untuk memperoleh tujuan dan sasaran antara
lain :

1. Persiapan
Persiapan awal yang dilakukan adalah pemilihan judul yang akan
diambil, setelah itu konsultasi kepada dosen pembimbing dalam
pembuatan tugas akhir. Kemudian melakukan pengurusan administrasi
serta perizinan untuk melakukan penelitian.
2. Teknik Pengambilan Data

Merupakan sumber data dalam pemberian informasi dilakukan


secara langsung pada suatu penelitian, yaitu :

(a) Data Primer


1. Pengukuran pH
Pengukuran pH pada penelitian ini adalah guna untuk mengetahui
air yang terkandung tingkat keasamannya berapa, jika 6-7
dikategorikan sebagai air yang netral. Tetapi jika ≤ 6-7 maka
dikategorikan sebagai air yang asam. Alat yang digunakan untuk
pengukuran pH adalah pH meter.
2. Pengambilan Sample Air
Pengambilan sample air ini guna untuk melakukan pengujian
kembali di laboratorium.
(b) Data Sekunder
Jenis data tambahan yang tidak diperoleh dari sumber utama, yaitu :
1. Peta Lokasi
Peta lokasi merupakan suatu gambaran yang dibuat menggunakan
aplikasi dimana untuk membuat peta tersebut kita harus mengambil
koordinat terlebih dahulu, kemudian menentukan skala yang akan
dipakai.

23
2. Wawancara Dengan Pihak Terkait
Sumber data melalui percakapan langsung kepada masyarakat,
dimana peneliti mengajukan pertanyaan guna untuk mendapatkan
suatu informasi. Bentuk informasi yang diperoleh dari hasil
wawancara berupa tulisan atau rekaman menggunakan handphone.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data sample air pada sungai dilakukan secara uji
laboratorium di Fakultas MIPA Universitas Cenderawasih menggunakan
alat pH meter. Kemudian akan dilihat berapa pH yang terkandung pada air
sungai tersebut.
4. Pembahasan

Peneliti melakukan pengujian di laboratorium guna untuk


menegetahui perubahan pada pH air tersebut. Setelah itu dilakukan
penambahan kapur tohor untuk pentralannya.

5. Hasil

Merupakan capaian atau nilai akhir yang memberikan jawaban atas


permasalahan yang terjadi sehingga menjadi tolak ukur dalam sebuah
analisis.

24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 pH Awal Dilapangan


Analisis air asam tambang di Sungai Asei Kecil dilakukan pada bulan
Januari 2021 dengan menggunakan alat pH meter untuk mengetahui berapa
pH yang terkandung pada sungai tersebut. Berikut adalah hasil pengukuran
pH dengan 7 titik pengambilan sampel disajikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4. 1 Hasil Pengukuran pH di lapangan pada Sungai Asei Distrik


Heram Kota Jayapura

TITIK KE
NO PARAMETER SATUAN
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7
1. pH Unit 4,45 4,41 4,27 4,65 7,18 5,6 6,69
(Sumber : PerbawatiDiah,2021)

pH Awal di Lapangan
8
7
6
5
4
3
2
1
0
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7
TITIK KE
pH Unit 4,45 4,41 4,27 4,65 7,18 5,6 6,69

(Sumber : PerbawatiDiah, 2021)

Gambar 4. 1Grafik Hasil Pengukuran pH dilapangan

25
Berdasarkan hasil dari pengukuran pH dilapangan dengan 7 titik yang
diambil terdapat 5 titik yang memiliki sifat asam dan 2 netral. Titik yang
mengandung sifat asam adalah T1,T2,T3,T4, dan T6, sedangkan titik yang netral
adalah T5 dan T7.

4.1.2 Pengujian di Laboratorium


Setelah melakukan pengukuran pH dilapangan, masing masing titik
diambil sampel airnya untuk dilakukan pengujian dilaboratorium. Pengujian
sampel di laboratorium ini guna untuk melakukan penetralan pada air
sampel yang sudah terbukti bersifat asam pada saat pengukuran dilapangan.
Kemudian dinetralkan menggunakan kapur tohor. Berikut adalah hasil dari
pengujian lab dengan penambahan kapur tohor :

Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Lab dengan Penambahan Kapur Tohor

Kode Jumlah Kapur


No pH Air Ket
Sampel Tohor CaO (gr)

1. S1 0,035 7,3 Netral


2. S2 0,036 6,27 Netral
3. S3 0,01 6,46 Netral
4. S4 0,019 6,5 Netral
5. S5 - 7,01 Netral
6. S6 0,01 6,59 Netral
7. S7 - 6,89 Netral
(Sumber : PerbawatiDiah,2021)

26
pH Air Dengan Penambahan Kapur
Tohor
7,4
7,2
7
6,8
6,6
6,4
6,2 Series1
6
5,8
5,6
0,035 0,036 0,01 0,019 - 0,01 -
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7

(Sumber : PerbawatiDiah, 2021)

Gambar 4. 2 Grafik Kenaikan pH dengan Penambahan Kapur Tohor


Penetralan air asam tambang ini bertujuan untuk menaikkan nilai pH air
yang berada pada aliran sungai asei. Dapat disimpulkan bahwa S1,S2,S3,S4,dan
S6 yang sebelumnya bersifat asam sekarang menjadi netral dengan adanya
penambahan kapur tohor tersebut.

27
4.2 Pembahasan

Adapun hasil yang didapat adalah di sungai asei ada beberapa titik yang
mengandung asam. Diantaranya terdapat pada Titik ke 1,2,3,4, dan 6, sedangkan
di Titik ke 5 dan 7 bersifat netral. Adapun pH nya sekitar 4-5 pada ke lima titik
tersebut, sedangkan pH netral sekitar 6-7. Titik ke-1 pada pengukuran pH
dilapangan adalah (4,45), titik ke-2 (4,41) , titik ke-3 (4,27), titik ke-4 (4,65), dan
titik ke-6 (5,6). Sedangkan titik ke-5 pengukuran pH dilapangan adalah (7,18) dan
titik ke-7 (6,69).

Adapun air yang mengandung asam dapat mengakibatkan penurunan


kualitas air, air permukaan, dan air tanah. Selain itu apabila dialirkan ke sungai
akan berdampak terhadap masyarakat yang tinggal disepanjang aliran sungai serta
akan mengganggu biota yang hidup didarat maupun diperairan. Maka dari itu
untuk mencegah atau menetralkan air asam adalah dengan cara menambahkan
kapur tohor. Sedangkan dapat dilihat bahwa pH pada setiap titik berbeda, hal itu
dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah cahaya dan
suhu (apabila suhu naik maka pH juga akan naik). Pada titik 1 dan 2 bersifat asam
karena aliran airnya langsung berdekatan dengan Quarry yang kemudian airnya
masuk kedalam settling pond, hanya pada titik ke 2 pengukurannya berjarak
sedikit jauh dari titik 1. Titik 3 bersifat asam karena tempat tersebut merupakan
bekas tempat melakukan penambangan. Pada titik ke 4 bersifat asam dikarenakan
pada titik pengukuran ini merupakan tempat melakukan penambangan yang
semua penambangannya dilakukan papa titik ini, dan juga aliran airnya semua
berpatok dari titik ke 4. Kemudian pada titik ke 5 bersifat Netral, dikarenakan
juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya cahaya pada tempat ini
yang mana terdapat pohon tepat di bawah pengukuran pH. Pada titik ke 6 bersifat
asam karena air pada titik ini airnya tidak terlalu keruh dan bisa jadi warna pada
air mempengaruhi kenaikan pH nya. Sedangkan pada titik ke 7 bersifat netral
dikarenakan aliran penampungan nya jauh dengan penampungan yang ada pada
titik ke 1 dan 2 (Lihat Lampiran Peta Layout Tambang Rakyat Buper Waena Kota
Jayapura).

28
Hasil Pengujian Air Asam Tambang Menggunakan Kapur Tohor

Peneliti menerapkan penambahan kapur tohor tersebut pada pengujian


dilaboratorium. Secara aktual penggunaan kapur tohor dalam proses pengapuran
tidak menggunakan perhitungan yang tepat melainkan hanya menggunakan
perkiraan, tidak menggunakan perbandingan dikarenakan pada saat dilakukan
percobaan menggunakan perbandingan ternyata pH diawal justru melebihi netral
dan menjadi basa. Hasil pengujian perbandingan dilaboratorium dapat dilihat pada
gambar grafik dibawah ini :

8
7
6
5
pH Awal
pH

4
3
2 pH Setelah Penambahan
1 Kapur Tohor
0
1 2 3 4 5 6 7
Sample

(Sumber : PerbawatiDiah, 2021)

Gambar 4. 3 Grafik hasil uji laboratorium penambahan kapur tohor

29
Penambahan
Kode pH Akhir di pH Akhir
No. Kapur Tohor Keterangan
Sample Laboratorium Penetralan
(CaO)

1. S1 0,035 4,53 7,3 Netral

2. S2 0,036 4,44 6,27 Netral

3. S3 0,01 4,29 6,64 Netral

4. S4 0,019 4,8 6,50 Netral

5. S6 0,01 5,9 6,59 Netral


(Sumber : PerbawatiDiah,2021)

Tabel 4 .3 Penambahan Kapur Tohor Untuk Penetralan

Jadi, jumlah keseluruhan kapur tohor yang digunakan untuk menetralkan air
asam tambang adalah sebesar 0,11 gr untuk 500 liter air.

Contoh, Pada sampel 1, jika untuk 100 ml air menggunakan kapur tohor
sebanyak 0,035 gr. Maka untuk 1 liter air menggunakan kapur tohor sebanyak :

100 X = 1.000 x 0,035

100 X = 35

X=

= 0,35 gr (untuk 1 liter air)

30
Sampel 2, jika untuk 100 ml air menggunakan kapur tohor sebanyak 0,036 gr.
Maka untuk 1 liter air menggunakan kapur tohor sebanyak :

100 X = 1.000 x 0,036

100 X = 36

X=

= 0,36 gr (untuk 1 liter air)

Sampel 3, jika untuk 100 ml air menggunakan kapur tohor sebanyak 0,01 gr.
Maka untuk 1 liter air menggunakan kapur tohor sebanyak :

100 X = 1.000 x 0,01

100 X = 10

X=

= 0,1 gr (untuk 1 liter air)

Sampel 4, jika untuk 100 ml air menggunakan kapur tohor sebanyak 0,019 gr.
Maka untuk 1 liter air menggunakan kapur tohor sebanyak :

100 X = 1.000 x 0,019

100 X = 19

X=

= 0,19 gr (untuk 1 liter air)

31
Sampel 6, jika untuk 100 ml air menggunakan kapur tohor sebanyak 0,01 gr.
Maka untuk 1 liter air menggunakan kapur tohor sebanyak :

100 X = 1.000 x 0,01

100 X = 10

X=

= 0,1 gr (untuk 1 liter air)

Perhitungan Biaya Penggunaan Kapur Tohor

Untuk perhitungan biaya pemakaian kapur tohor, harga 1 kg nya kurang


lebih Rp.225.000. Jadi, untuk 5 sample air hanya menggunakan 0,11 gr kapur
tohor saja. Jika direkapitulasi maka didapatkan biaya yang digunakan pada 5
sampel tersebut sebesar Rp. 24.750. Caranya adalah sebagai berikut :

Banyak kapur tohor (kg) x Harga kapur tohor CaO (Rp/kg)

= 0,00011 x Rp.225.000

= Rp. 24. 750

32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :

1. Penetralan air asam tambang di Sungai Asei menggunakan kapur tohor


dengan proses penambahannya menggunakan perkiraan dilakukan dengan uji
laboratorium. Berdasarkan hasil pengujian dilaboratorium di peroleh penambahan
kapur tohor pada sampel 1 sebanyak 0,035 gr per 100 ml dengan nilai pH akhir
4,53 menjadi (7,3), sampel 2 sebanyak 0,036 gr per 100 ml dengan nilai pH akhir
4,44 menjadi (6,27), sampel 3 sebanyak 0,01 gr per 100 ml dengan nilai pH akhir
4,29 menjadi (6,46), sampel 4 sebanyak 0,019 gr per 100 ml dengan nilai pH akhir
4,78 menjadi (6,50), dan sampel 6 sebanyak 0,01 gr per 100 ml dengan nilai pH
akhir (6,59).
2. Jumlah kapur tohor yang digunakan untuk menetralkan air asam tambang
pada keseluruhan pengujian sampel adalah 0,11 gr. Untuk 5 sample air hanya
menggunakan 0,11 gr kapur tohor saja. Jika direkapitulasi maka didapatkan biaya
yang digunakan pada 5 sampel tersebut sebesar Rp. 24.750.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan penulis memberikan saran untuk pihak
terkait, antara lain sebagai berikut :

1. Apabila perusahaan ingin melakukan penetralan dengan kapur dan biaya


kapur tohor yang sedikit mahal serta harus membutuhkan banyak kapur, maka
perusahaan dapat membuat kapur itu. Caranya dengan mengkalsinasi atau
melakukan proses pembakaran pada batu kapur.

2. Diharapkan kepada pemerintah agar memberikan perhatian lebih pada para


penambang agar untuk menetapkan standar penambangan yang baik , sehingga
para penambang lebih safety lagi.

33
3. Kegiatan pertambangan rakyat ini memang memberikan pengaruh positif
terhadap sosial ekonomi masyarakat dan dijadikan sebagai pekerjaan, sehingga
diperlukan campur tangan pemerintah dalam menangani pertambangan ini dengan
memberi Izin Usaha Pertambangan (IUP).

34
DAFTAR PUSTAKA
Kajian Penanggulangan Air Asam Tambang. (2016). Susan Nadya Irawan, 50-59.

Aziz, M. (2010). Batu Kapur dan Peningkatan Nilai Tambah Serta Spesifikasi
Untuk Industri , 16.

Identifikasi Limbah Air Raksa Dari Pengolahan Bijih Emas Tambang Rakyat Di
Sungai Asei Kecil, B. W. (2020). Vinensius Ardi Samperante.

Irawan, S. N. (2016). Kajian penanggulangan air asam tambang. 50-60.

Kajian Teknik dan Nilai Ekonomi Pengolahan Batu Kapur Pada Pertambangan
Batu Kapur Rakyat Bukit Tui, P. P. (t.thn.). Randa Septian Putra, 14.

Orun, M. M. (2019). Studi Kualitas Air Sungai Asei Kecil Di DIstrik Heram Kota
Jayapura.

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. (t.thn.). Tentang Pengelolaan Kualitas


Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Putra, R. S. (t.thn.). Kajian Teknik dan Nilai Ekonomi Pengolahan Batu Kapur
Pada Pertambangan Batu Kapur Rakyat Bukit Tui, Padang Panjang,
Sumatera Barat. Jurnal Bina Tambang Vol. 5, No. 2, 14.

Sari, E. I. (2015). Studi Penggunaan Kapur Tohor dalam Proses Penetralan Air
Asam. 6.

Supropto, S. J. (t.thn.). Tinjauan Cebakan Emas Aluvial diIndonesia dan Potensi


Pengembangan. 11.

Tambang, K. P. (2016). Susan Nadya Irawan, 50-59.

Wahyudi, R. (2019). Perhitungan Biaya Penggunaan Kapur Tohor (CaO) pada


Pengelolaan Air Asam Tambang, 67.

Weven, J. H. (2018). Penegakan Hukum Terhadap Kegiatan Pertambangan Emas


Ilegal . 10.

35
LAMPIRAN A
( Pengukuran dan pengambilan sampel dilapangan)

Gambar 1. Pengukuran pH dilapangan menggunakan pH meter

36
Gambar 2. Pengukuran pH dan pengambilan sample di titik 1

Gambar 3. Pengukuran pH dan pengambilan sample di titik 2

37
Gambar 4. Pengukuran pH dan pengambilan sample di titik 3

38
Gambar 5. Pengukuran pH dan pengambilan sample di titik 4

Gambar 6. Pengukuran pH dan pengambilan sample di titik 5

39
Gambar 7. Sample Air

40
Gambar 8. Alat pH meter

Gambar 9. Air Aquades

41
Gambar 10. GPS Garmin 78s

42
LAMPIRAN B
(Pengujian di Laboratorium)

Gambar 1. Pengujian sample dilaboratorium

Gambar 2. Kapur tohor (CaO)

43
Gambar 3. Timbangan Analitik

Gambar 4. Gelas Beaker

44
Gambar 5. Kaca Arloji, Spatula, dan Pengaduk Kaca

45
Gambar 6. Air Aquades

Gambar 7. Sampel 1 setelah di tambahkan kapur tohor

46
Gambar 8. Sampel 2 setelah di tambahkan kapur tohor

Gambar 9. Sampel 3 setelah di tambahkan kapur tohor

47
Gambar 10. Sampel 4 setelah di tambahkan kapur tohor

Gambar 11. Sampel 6 setelah di tambahkan kapur tohor

48

Anda mungkin juga menyukai